TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI AKAD MURA>BAH}AH SEBAGAI PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN LOGAM MULIA PADA PEGADAIAN SYARIAH UNIT KETINTANG SURABAYA.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI AKAD
MURA>BAH}AH SEBAGAI PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN
LOGAM MULIA PADA PEGADAIAN SYARIAH UNIT
KETINTANG SURABAYA

SKRIPSI
Oleh:
MUHAMMAD ALEQ FIRDAUS
NIM. CO2210022

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Muamalah
Surabaya
2015

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI AKAD
MURA>BAH}AH SEBAGAI PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN
LOGAM MULIA PADA PEGADAIAN SYARIAH UNIT
KETINTANG SURABAYA


SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syari’ah dan Hukum

Oleh
MUHAMMAD ALEQ FIRDAUS
NIM: C02210022

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Muamalah
Surabaya
2015

ABSTRAK

Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen untuk

memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, dari semangat tersebut maka terciptalah
sebuah produk pembiayaan mura>bah}ah kepemilikan logam mulia atau yang disebut
dengan MULIA untuk memenuhi minat masyarakat yang ingin berinvestasi secara aman.
Dalam pembiayaan tersebut menerapkan dua akad yaitu mura>bah}ah dan rahn. Untuk
menghindari wanprestasi maka Pegadaian Syariah menerapkan jaminan dan denda atas
keterlambatan pembayaran. Skripsi ini menerapkan hasil penelitian lapangan atau field
research untuk menjawab pertanyaan; 1)Apa dasar pertimbangan pegadaian syariah unit
ketintang Surabaya mewajibkan objek pembiayaan sebagai jaminan atas pembiayaan
kepemilikan logam mulia?, 2)Bagaimana aplikasi akad mura>bah}ah} dalam pembiayaan
kepemilikan logam mulia pada pegadaian syariah unit ketintang Surabaya?,
3)Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad mura>bah}ah} sebagai
pembiayaan kepemilikan logam mulia pada pegadaian syariah unit ketintang Surabaya?
Dalam rangka menjawab pertanyaan di atas, penulis mengumpulkan data yang
dibutuhkan melalui teknik dokumentasi dan melakukan wawancara semi terstruktur
dengan informan kunci atau responden, yaitu pimpinan atau staff lembaga yang terkait
dengan pelaksanaan Pembiayaan Mura>bah}ah Kepemilikan Logam Mulia. Data yang
selanjutnya dianalisis dengan hukum Islam sebagai suatu metodologi istinbat hukum
Islam dengan teknik deskriptif kemudian dianalisis dengan analisis deduktif.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, ditemukan studi bahwa dalam
mekanisme pembiayaan mura>bah}ah kepemilikan logam mulia di Pegadaian Syariah

masih berlandaskan prinsip gadai (rahn), pembiayaan tersebut berjalan menggunakan
dua akad yaitu mura>bah}ah untuk menetapkan keuntungan (margin) serta menetapkan
uang muka yang telah disepakati oleh kedua belah pihak dan rahn, penyerahan objek
pembiayaan berupa logam mulia untuk dijadikan jaminan (marhu>n) apabila pembayaran
dilakukan dengan cara angsuran serta terdapat denda keterlambatan pembayaran sebesar
2% dengan kelipatan per 7 harinya, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Hal
ini diberlakukan semata-mata hanya sebagai unsur kehati-hatian dari resiko tidak
terbayarnya (wanprestasi) objek pembiayaan serta sebagai sarana edukasi bagi nasabah
agar selalu bersungguh-sungguh dalam melunasi sisa pembayaran hutangnya.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa aplikasi pembiayaan
mura>bah}ah kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit Ketintang Surabaya
jika dilihat dari segi hukum Islam sudah sesuai. Hal ini dikarenakan akad mura>bah}ah dan
rahn yang digunakan bukan merupakan transaksi dengan dua harga dalam satu akad,
akan tetapi merupakan akad yang jelas sebab dalam penerapannya akad rahn
diberlakukan secara cuma-cuma tanpa disertai upah (ujrah). Selain itu dalam
pelaksanaan dilakukan dengan wajar dan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak tanpa
melupakan unsur-unsur kejujuran, adil, transparan dan tidak merugikan pihak lain. Hal
ini diperbolehkan dengan berlandaskan dalil hadis dari simak. Mengenai denda
keterlambatan yang diberlakukan maka disarankan kepada Pegadaian Syariah untuk
meninjau kembali karena dirasa cukup memberatkan mengingat objek pembiayaan masih

berada di bawah kuasa Pegadaian Syariah.

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM .............................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................

iii

PENGESAHAN ..................................................................................................

iv


ABSTRAK ..........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ........................................................................................

vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................

xi

DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................

xii


BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah...............................................

8

C. Rumusan Masalah .......................................................................

9


D. Kajian Pustaka ............................................................................

9

E. Tujuan Penelitian ........................................................................

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian .........................................................

13

G. Definisi Operasional ...................................................................

14

H. Metode Penelitian .......................................................................

15


I. Sistematika Pembahasan ...........................................................

20

TEORI MURA>BAH{AH DAN RAHN ............................................

22

A. Mura>bah}ah ..................................................................................

22

1. Pengertian Mura>bah}ah ..........................................................

22

2. Prinsip Mura>bah}ah ................................................................

24


BAB III

3. Macam-macam Mura>bah}ah ..................................................

24

4. Landasan Hukum Mura>bah}ah ...............................................

26

5. Rukun Mura>bah}ah.................................................................

33

6. Syarat Mura>bah}ah............................................................ .....

34

7. Unsur-unsur Mura>bah}ah………………………………… ...


35

8. Objek Mura>bah}ah....................................................................

36

9. Tujuan Mur>bah}ah………………………................................

37

10. Fungsi Mura>bah}ah…………………………………….. ........

37

11. Berakhirnya Muraba>h}ah................................................... ......

38

B. Rahn ..............................................................................................


39

1. Pengertian Rahn................................................................. ...

39

2. Landasan Syariah......................................................... ........

39

3. Rukun Rahn....................................................................... ...

42

4. Syarat Rahn...........................................................................

42

5. Manfaat Rahn................................................................... ....

43

6. Resiko Barang Gadai........................................................ ....

44

7. Berakhirnya Akad Rahn........................................................

45

8. Aplikasi Dalam Pegadaian.......................................... ..........

45

APLIKASI AKAD MURA>BAH}AH SEBAGAI PEMBIAYAAN
KEPEMILIKAN LOGAM MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH . UNIT
KETINTANG SURABAYA ...........................................................
47
A. Tinjauan Umum Pegadaian Syariah Unit Ketintang .................

47

1. Sejarah Pegadaian Syariah Unit Ketintang ..........................

47

2. Tujuan

didirikannya

Pegadaian

Syariah

Syariah

Unit

Ketintang ..............................................................................

52

3. Visi dan Misi Pegadaian Syariah Syariah Unit Ketintang...

53

4. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Syariah Unit Ketintang 53
5. Deskripsi Pekerjaan ..............................................................

55

6. Produk Yang Ditawarkan Oleh Pegadaian Syariah Syariah
Unit Ketintang .....................................................................

56

B. Tinjauan Umum Produk MULIA (Mura>bah}ah Logam Mulia
Untuk Investasi Abadi) ...............................................................

58

1.

Persyaratan Pembiayaan MULIA ........................................

58

2.

Bentuk Kontrak Perjanjian Pembiayaan MULIA ................

58

3.

Prosedur Pembiyaan MULIA………………………………

59

4.

Mekanisme Pembiayaan MULIA ........................................

60

5.

Aplikasi Akad Mura>bah}ah dan Rahn dalam Pembiayaan
MULIA…………………………………………… .............

62

6.

Penaksiran Harga Logam Mulia ..........................................

62

7.

Tarif Biaya Administrasi dan Uang Muka.............. ............

63

8.

Margin Pembiayaan Mulia...................................................

63

9.

Jaminan Dalam Pembiayaan MULIA...................................

65

10. Alasan Nasabah Memilih Pembiayaan Logam Mulia……..

65

11. Keuntungan dari Pembiayaan MULIA di Pegadaian

BAB IV

Syariah..................................................................................

66

12. Kepemilikan Logam Mulia………………………… ..........

67

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI AKAD
MURA>BAH}AH SEBAGAI PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN
LOGAM MULIA DI PEGADAIAN SYARIAH .............................

68

A. Analisis

Dasar

Pertimbangan

Pegadaian

Syariah

Unit

Ketintang Surabaya Mewajibkan Objek Pembiayaan sebagai
jaminan atas pembiayaan kepemilikan logam mulia..................

69

B. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah sebagai pembiayaan
kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit
Ketintang Surabaya... .................................................................

71

C. Analisis Hukum Islam Tehadap Aplikasi Akad Mura>bah}ah
sebagai pembiayaan logam mulia pada Pegadaian Syariah unit
Ketintang Surabaya ....................................................................

74

BAB V

PENUTUP ........................................................................................

78

A. Kesimpulan .................................................................................

78

B. Saran ...........................................................................................

79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.1

Halaman

Struktur Organisasi Pegadaian Syariah .....................................................

54

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdirinya lembaga keuangan syariah baik perbankan maupun non
bank yang terus mengalami perkembangan pesat memberi efek yang
sangat baik dalam tatanan sistem keuangan di Indonesia. Lembaga
keuangan syariah telah menjadi bagian dari kegiatan kehidupan
perekonomian masyarakat. Lembaga keuangan syariah berperan dalam
usaha-usaha pembangunan ekonomi, guna meningkatkan taraf hidup
masyarakat Indonesia, salah satunya adalah Pegadaian Syariah.
Saat ini Pegadaian Syariah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2011 tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perum
Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan setelah sebelumnya terdapat
dua Peraturan Pemerintah yang mengatur Pegadaian Syariah yaitu PP No.
10 Tahun 1990 tentang Perubahan Bentuk Perjan Pegadaian Menjadi
Perum dan PP No. 103 Tahun 2000 tentang Perum Pegadaian.1
Pegadaian Syariah merupakan pegadaian yang dalam menjalankan
operasionalnya berpegang kepada prinsip syariah, keberadaan Pegadaian
Syariah tidak terlepas dari tujuan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat, yaitu berupa kemudahan dalam penyaluran pembiayaan dan
meminimalisasi terjadinya ketidakadilan melalui praktik riba (usury) dan

1

Ade Sufyan Mulazid, Kedudukan Sistem Pegadaiaan Syariah Dalam Sistem Hukum Nasional Di
Indonesia, Cet. 1, (Jakarta: Departemen Agama, 2012), 107.

1

2

ketidakpastian (gharar). Dengan adanya lembaga tersebut diharapkan
dapat menjadi jalan keluar bagi masyarakat yang sedang membutuhkan
uang agar tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau
tukang rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian
Mengajukan pinjaman ke perum pegadaian bukan saja karena prosedurnya
yang mudah dan cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan
jika dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon.
Pegadaian Syariah berperan sebagai lembaga keuangan alternatif bagi
masyarakat guna menetapkan pilihan dalam pembiayaan. Biasanya
masyarakat yang berhubungan dengan pegadaian adalah masyarakat
menengah ke bawah yang membutuhkan pembiayaan jangka pendek
dengan margin yang rendah. Oleh karena itu, barang jaminan pegadaian
dari masyarakat ini memiliki karakteristik barang sehari – hari yang
mempunyai nilai2. Selain itu, Pegadaian Syariah juga memfasilitasi
kepemilikan emas batangan melalui penjualan secara tunai atau dengan
pola angsuran dengan proses cepat dalam jangka waktu tertentu yang
fleksibel. Jenis emas batangan yang disediakan oleh Pegadaian Syariah
berupa logam mulia dengan kadar 99,99 % dengan berat 5 gr, 10 gr, 25 gr,
50 gr, 100 gr, 250 gr dan 1 kg.
Investasi logam mulia di Indonesia saat ini memang sedang
mengalami perkembangan yang sangat pesat, sampai saat ini logam mulia
masih dianggap investasi paling aman selain karena nilainya yang stabil,
2

Jasri Firdaus, “Mekanisme Pegadaian Syariah”, dalam http://jasrifirdaus.blogspot.com/2013/04/
mekanisme–pegadaian-syariah.html, diakses pada 17 Mei 2014.

3

investasi logam mulia juga dianggap sebagai instrumen yang tidak pernah
lekang oleh waktu. Alasan inilah yang yang kemudian dilirik oleh banyak
orang. Banyak orang yang mengalokasikan dana mereka untuk membeli
logam mulia. Tetapi bagi sebagian orang, keinginan ini masih belum bisa
terealisasi karena dana yang belum mencukupi untuk membeli logam
mulia.
Tapi saat ini hal itu bukan menjadi masalah, seiring dengan kemajuan
lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan non bank3,
diantaranya

adalah

Pegadaian

Syariah

yang

telah

menyediakan

pembiayaan kredit logam mulia.
Jual beli logam mulia yang ditawarkan oleh Pegadaian Syariah
bernama Pembiayaan MULIA (Mura>bah}ah Logam Mulia Untuk Investasi
Abadi) dengan menggunakan akad Mura>bah}ah

Mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang telah disepakati4. Pengertian lain Mura>bah}ah adalah
penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yang diketahui5.

Pada Mura>bah}ah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi.
Sementara pembayarannya dapat dilakukan secara tunai, tangguh ataupun

3

Andita Araisa, “Kredit emas: karakteristik dan resiko emas”, dalam http://www.ekonoomi.com/
20\14/03/kredit-emas-karakteristik-dan-resiko-emas.html, diakses pada 17 mei 2014.
4
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
101.
5
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Terjemah, Jilid 12, , Terjemahan Kamaluddin A.M., (Bandung: PT.
Al-Ma’arif,1988), 82.

4

dicicil6. Dalam al-Quran dasar hukum berlakunya Mura>bah}ah secara
umum dijelaskan sebagai berikut:

...‫َحل اهُ الْبَ ْي َع َو َحرَم الِربَوأ‬
َ ‫وأ‬...
َ
Artinya:
“...Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...” (Qs.
Al-Baqarah: 275)7

ِ
‫ين ءَ َامنُ ْوا اَ تَأْ ُكلُ ْوا أ َْم َولَ ُكم بَْي نَ ُكم بِالْبَ ِط ِل إِا أَ ْن تَ ُكو َن ََِِرًة َع ْن‬
َ ‫يَأَي َها الذ‬
ِ ِ
ِ ٍ ‫تَر‬
ِ
‫يما‬
ً ‫اض مْن ُك ْم َواَ تَ ْقتُلُ ْوا أَنْ ُف َس ُك ْم إن اهَ كاَ َن ب ُك ْم َرح‬
َ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (QS. An-Nisa 29)8

ِ
‫صدقُ ْوا َخْي ُرل ُك ْم إِن ُكْنتُ ْم‬
َ َ‫َوإِ ْن َكا َن ذُو عُ ْسَرةٍ فَنَظَرةٌ إِ ََ َمْي َسَرةٍ َوأَن ت‬
‫تَ ْعلَ ُم ْو َن‬
Artinya:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.” (QS. AlBaqarah: 280)9

6

Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum , (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009), 122.
7
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 47.
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 83.
9
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 47.

5

Adapun dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No: 04/DSNMUI/IV/2000,

Mura>bah}ah adalah akad jual-beli barang dengan

menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati
oleh penjual dan pembeli.

ِ ‫يأَي ها ال‬
‫ذ‬
‫ين ءَ َامنُ ْوا اَ تَأْ ُكلُ ْوا أ َْم َولَ ُكم بَْي نَ ُكم بِالْبَ ِط ِل إِا أَ ْن تَ ُكو َن ََِِرًة َع ْن‬
َ َ
َ
ٍ ‫تََر‬
...‫اض ِمْن ُك ْم‬
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (Qs. An-Nisaa:
29)10

ِ ‫يأَيه ال ِذين ءامنُوا أَوفُوا بِالْع ُق‬
...‫ود‬
ُ ْ ْ ْ ََ َ َ َ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu...” (Qs. AlMaaidah: 5)11.
Dalam implementasi jual beli logam mulia di Pegadaian Syariah ada
tiga pihak yang berperan, yaitu pihak pegadaian sebagai penjual, nasabah
sebagai pembeli dan PT>. ANTAM (Aneka Tambang) sebagai pemasok.
Dalam penerapan jual beli logam mulia ini akad yang digunakan adalah
akad Mura>bah}ah, harga beli dan keuntungannya diberitahukan oleh
Pegadaian Syariah kepada pihak nasabah selaku pembeli, setelah ada
10
11

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (tp. 2005), 83.
Fatwa Dewan Syariah Nasioanal Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Mura>bah}ah}.

6

kesepakatan, kemudian pihak Pegadaian Syariah sebagai penjual
melakukan pemesanan emas logam mulia kepada pihak pemasok yaitu
PT.ANTAM dengan spesifikasi sesuai dengan permintaan pihak nasabah
sebagai pembeli. Dalam transaksi MULIA ini, pihak Pegadaian Syariah
memberikan fasilitas pembiayaan kepada pihak nasabah dengan akad

Mura>bah}ah. Apabila pihak nasabah mengambil transaksi secara angsuran
maka pihak nasabah harus membayar uang muka sesuai dengan
kesepakatan atau minimal 20% (sesuai dengan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 14/16/DPbs tanggal 13 Mei 2014), ditambah biaya
administrasi dan biaya distribusi serta denda sebesar 2% apabila terjadi
keterlambatan dalam pembayaran angsuran. Selama pembayaran angsuran
belum lunas, maka pihak nasabah diwajibkan menyerahkan barang
jaminan sebagai pelunasan pembiayaan Mura>bah}ah

berupa objek

pembiayaan Mura>bah}ah tersebut, objek pembiayaan Mura>bah}ah tidak
diserahkan langsung kepada pihak nasabah, melainkan ditahan, tetap
berada di bawah penguasaan pihak Pegadaian Syariah sebagai barang
jaminan (marhu>n) sampai pembayaran angsuran lunas, sehingga pihak
nasabah belum bisa mengambil emas miliknya12.
Dari pelaksanaan Mura>bah}ah logam mulia di Pegadaian Syariah
sebagaimana tersebut di atas, ada beberapa permasalahan yang perlu
diperhatikan, yaitu adanya denda keterlambatan pembayaran, adanya
ketidakpastian (gharar) dalam akad dimana pihak nasabah tidak
12

Imam Syufa’at, wawancara pra penelitian, surabaya, 9 Mei 2014.

7

mengetahui secara pasti akad mana yang berlaku antara akad Mura>bah}ah
atau akad Rahn, dan juga dalam akad Rahn nasabah tidak dibebani biaya
penitipan barang jaminan, dan adanya unsur pemaksaan, dimana tidak ada
kebebasan bagi pihak nasabah, kecuali harus menyerahkan atau merelakan
emas yang dibeli dijadikan jaminan hutang.
Dalam penelitian ini nantinya akan tampak apakah implementasi
akad Mura>bah}ah sebagai pembiayaan kepemilikan logam mulia pada
Pegadaian Syariah unit ketintang surabaya sesuai dengan hukum Islam.
Sebab akan dilihat dari mekanisme penerapan akad pembiayaan oleh
Pegadaian Syariah terhadap nasabah. Kemudian dalam hal penentuan
kebijakan

oleh

Pegadaian

Syariah

terhadap

implementasi

akad

Mura>bah}ah, pertimbangan-pertimbangan apa saja yang dijadikan landasan
dari implementasi akad Mura>bah}ah sebagai akad pembiayaan kepemilikan
logam mulia.
Dengan adanya latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin
memaparkan secara jelas mengenai “Tinjauan Hukum Islam terhadap
Aplikasi Akad Mura>bah}ah sebagai Akad Pembiayaan Kepemilikan Logam
Mulia Pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya.”

8

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari

latar

belakang

permasalahan

di

atas,

maka

penulis

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Prosedur pembiayaan Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia di
Pegadaian Syariah.
2. Ketentuan dalam pelaksanaan pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia.
3. Aplikasi akad Mura>bah}ah kepemilikan logam mulia di Pegadaian
Syariah.
4. Pendapat Ulamabah}ah sebagai kepemilikan
logam mulia oleh Pegadaian Syariah.
5. Analisis Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Pasal 127 dan
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No: 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang pembiayaan Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia.
Dari beberapa identifikasi masalah tersebut di atas, perlu diperjelas
batasan-batasan atau ruang lingkup persoalan yang akan dikaji dalam
penelitian ini agar skripsi ini dapat terarah pembahasannya, maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1. Dasar pertimbangan Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya
mewajibkan objek pembiayaan sebagai jaminan atas pembiayaan
kepemilikan logam mulia.
2. Aplikasi pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia yang dilaksanakan oleh
Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya.

9

3. Tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan pembiayaan Mura>bah}ah
kepemilikan logam mulia yang dilaksanakan oleh Pegadaian Syariah
unit ketintang surabaya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa dasar pertimbangan Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya
mewajibkan objek pembiayaan sebagai jaminan atas pembiayaan
kepemilikan logam mulia?
2. Bagaimana aplikasi akad Mura>bah}ah dalam pembiayaan kepemilikan
logam mulia pada Pegadaian Syariah unit Ketintang Surabaya?
3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad Mura>bah}ah
sebagai pembiayaan kepemilikan logam mulia pada Pegadaian
Syariah unit Ketintang Surabaya?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau
penelitian yang sudah dilakukan diseputar masalah yang diteliti, sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang sedang dilakukan ini tidak merupakan

10

pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang ada13. Adapun
kajian pustaka ini dibutuhkan untuk membedakan hasil skripsi ini dengan
hasil penelitian yang sebelumnya, penulis menelusuri kajian pustaka yang
menurut penulis permasalahannya sedikit hampir sama dengan penelitian
yang akan diteliti oleh penulis. Penelitian sebelumnya sebagai berikut:
Pertama, “Analisis Hukum Islam Terhadap Produk Rahn Investasi
(Gadai Investasi) di PT>. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah
Surabaya” yang ditulis oleh Meita Swavi Diana Sari.14 Di dalam
penulisannya ia berpendapat bahwa Produk Rahn investasi (gadai
investasi) yang diluncurkan oleh PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Syariah Surabaya menggunakan 3 akad yang merupakan rangkaian yang
tidak terpisahkan. Pertama, pemberian pinjaman (uang) oleh bank untuk
pembelian emas logam mulia menggunakan akad qard}. kedua, penyerahan
jaminan logam mulia sebagai pembayaran pinjaman pada akad pertama
yang menggunakan akad Rahn, dan ketiga berupa penitipan logam mulia
yang dijaminkan dengan ketentuan nasabah berkewajiban membayar sewa
tempat dengan akad ija>rah. Ketiga akad tersebut bukanlah transaksi yang
menyebabkan ketidakpastian (gharar) karena tiap akad telah memenuhi
rukun dan syarat serta adanya kejelasan diantara ketiganya. Adapun
berkenaan dengan ketidakjelasan atau ketidakpastian besarnya return dari

13

Surat Kepustakaan Dekan Fak. Syariah IAIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan

Fakultas Syariah, (tp. 2012), 9.
14

Meita Swavi Diana Sari, “Analisis Hukum Islam Terhadap Produk Rahn Investasi (Gadai
Investasi) di PT>. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya”, (Skripsi--IAIN Sunan
Ampel, Surabaya, 2011).

11

investasi emas yang dilakukan nasabah dikarenakan terjadinya fluktuasi
harga emas di pasaran bukan merupakan penyimpangan yang masuk
kategori ketidakpastian (gharar) atau kegiatan spekulasi yang dilarang
dalam Islam, karena hal itu merupakan konsekuensi dari suatu investasi.
Selain itu, pada Rahn investasi tidak ditemukan ciri-ciri dari kegiatan
spekulasi, yaitu tidak adanya manipulasi dan pemanfaatan informasi yang
simpang siur oleh para pihak. Dengan adanya kejelasan pada masingmasing akad yang sesuai hukum Islam dan tidak adanya unsur spekulasi,
maka produk Rahn investasi (gadai invetasi) yang terdapat di PT. Bank
BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya telah sah dilakukan.
Sejalan dengan penelitian ini, bagi para pelaku pembiayaan
khususnya para nasabah dan Pegadaian Syariah, hendaknya melakukan
semua kegiatan perekonomian tetap berpijak kepada prinsip-prinsip
ekonomi Islam, undang-undang yang berlaku dan berdasarkan pada
kemaslahatan serta tolong menolong. Bagi pimpinan Dewan Syariah
Nasional atau lembaga yang berkompeten dalamnya hendaknya
memberikan peraturan tersendiri secara khusus berkenaan dengan produk
Rahn investasi ini, sehingga produk tersebut mempunyai dasar hukum
yang kuat dan tidak tumpang tindih dengan produk gadai emas biasa.
Berikutnya adalah penelitian yang ditulis oleh Ahmad Sifaul Qulub15
yaitu “Analisis hukum Islam terhadap produk Kepemilikan Logam Mulia

15

Ahmad Sifaul Qulub, “Analisis hukum Islam terhadap produk Kepemilikan Logam Mulia
(KLM) di PT Bank BRI Syariah KCP Sidoarjo”, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2012).

12

(KLM) di PT Bank BRI Syariah KCP Sidoarjo”. Dalam penulisannya ia
berpendapat bahwa produk Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT. BRI
Syariah KCP Sidoarjo, dalam menjalankan mekanisme operasionalnya
menggunakan dua akad yaitu akad qard} dan ija>rah. Dimana dalam kedua
akad tersebut nasabah diharuskan membayar uang muka dan obyek
komoditi (LM emas) dijadikan sebagai jaminan. Kedua, terkait
penggunaan istilah margin pada upah sewa tempat penyimpanan LM
KLM seharusnya menggunakan istilah qard}, karena upah dari ijarah
dalam ekonomi Islam disebut qard}. ketiga, bank BRI Syariah KCP
Sidoarjo dalam penetapan dua akad (qard} dan ija>rah) pada produk
Kepemilikan Logam Mulia (KLM) bukan merupakan s}afqatayni fi<

s}afqatin wa>hi} dah yang mana akad pembiayaan kepemilikan logam mulia
merupakan akumulasi dua akad yang tidak mengandung unsur

ketidakpastian (gharar). Hal ini dikuatkan dengan dasar dalil kuat (ra>jih),
yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Sima mengenai s}afqatayni fi< s}afqatin

wa>hi} dah. Serta selama masih dalam ketentuan wajar dan yang penting
selama kedua belah pihak telah menyepakati perjanjian yang mereka buat
pada awal transaksi (saling rela), maka hukum jual beli menjadi sah.
Adapun penelitian yang akan penulis laksanakan ini berbeda dari
yang sebelumnya, sebab titik tekan penelitian ini adalah pada
implementasi akad Mura>bah}ah yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah
terhadap kepemilikan logam mulia ditinjau dari salah satu segi tinjauan
hukum Islamnya. Sehingga kesimpulan yang nantinya akan diperoleh

13

adalah apakah sudah sesuai dengan syariat agama atau belum proses
implementasi pembiayaan murabahah kepemilikan logam mulia yang
dilakukan oleh Pegadaian Syariah.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendiskripsikan konsep Mura>bah}ah dalam pembiayaan
kepemilikan logam mulia.
2. Untuk mendiskripsikan aplikasi akad Mura>bah}ah pada Pegadaian
Syariah Unit Ketintang Surabaya.
3. Untuk mendiskripsikan Tinjauan Hukum Islam terhadap aplikasi
akad Mura>bah}ah sebagai kepemilikan logam mulia pada Pegadaian
Syariah Unit Ketintang Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Secara teoritis riset ini dapat di jadikan bahan perbendaharaan ilmu
pengetahuan bagi peneliti berikutnya dalam menyusun karya
ilmiahnya.
2. Secara praktis peneliti dapat memberikan perubahan sikap ketidak
kesesuaian dalam aplikasi akad Mura>bah}ah.

14

a. Riset ini dapat di jadikan sebagai acuan dalam melakukan
aktivitas

ekonomi,

khususnya

bagi

umat

Islam

yang

menggunakan jasa Pegadaian Syariah dalam produk pembiayaan
kepemilikan logam mulia yang menggunakan akad Mura>bah}ah.
b. Sebagai

sumbangsih

terhadap

Universitas

dalam

rangka

mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu melakukan
penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
lembaga keuangan syariah khususnya mengenai aplikasi akad

Mura>bah}ah.
c. sebagai

informasi

bagi

nasabah

dan

praktisi

mengenai

implementasi akad Mura>bah}ah dalam kepemilikan logam mulia
di Pegadaian Syariah.

G. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam memahami judul skripsi “Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Implementasi Akad Mura>bah}ah Sebagai
Kepemilikan Logam Mulia Pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang
Surabaya”. Maka dirasa perlu untuk menjelaskan secara operasional agar
terjadi kesepahaman dalam memahami judul skripsi ini. Beberapa istilah
dalam penelitian ini yaitu:
Hukum Islam

: Pendapat para ulama@’ fiqh mengenai peraturanperaturan dan ketentuan-ketentuan yang berkenaan

15

dengan akad Mura>bah}ah berdasarkan Al-Qur’an,
hadith dan pendapat beberapa imam madzhab.
Akad Mura>bah}ah

: Jual-beli barang dimana pada harga pokok barang
di tambah dengan harga atau margin (keuntungan
penjual) yang disepakati antara penjual dan
pembeli.

Logam Mulia

: Logam yang tahan terhadap korosi maupun
oksidasi. Logam Mulia atau biasa disingkat LM
juga dikenal sebagai merek dagang emas yang
diproduksi oleh PT. ANTAM (Aneka Tambang)
Tbk.

H. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian yang diteliti merupakan penelitian yang bersifat field

research (penelitian lapangan) yakni penelitian yang dilakukan dalam
kehidupan sebenarnya.16 Adapun lokasi penelitiannya akan dilakukan
di Pegadaian Syariah unit ketintang Surabaya yang terletak di jalan
ketintang No. 99 Surabaya.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah mengenai akad Mura>bah}ah},
sedangkan subjek penelitian sebenarnya adalah semua pihak yang
16

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

16

terkait dalam kontrak Mura>bah}ah antara lain nasabah, Pegadaian
Syariah dan PT. ANTAM (Aneka Tambang). Akan tetapi karena
pembiayaan Mura>bah}ah ini berskala besar maka penulis hanya bisa
menjadikan Pegadaian Syariah Unit Ketintang sebagai subjek
penelitian dalam riset ini.
3. Sumber Data
Sumber pengambilan data berasal dari:
a. Sumber Primer
Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari
objek penelitian17 di Pegadaian Syariah, data ini berupa dua hal :
Pertama, hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait
dalam pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia, yaitu:
1. Bagian Penaksiran Pegadaian Syariah Unit Ketintang
Surabaya
2. Bagian Kasir Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya
3. Nasabah Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya
Kedua, arsip dan dokumen Pegadaian Syariah Unit
Ketintang Surabaya yang berkaitan dengan aplikasi akad

Mura>bah}ah pada produk Mulia.
b. Sumber Sekunder
Sumber

sekunder

adalah

data

yang

diperoleh

atau

dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data ini
17

Samiaji Serosa, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), 59.

17

biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan
penelitian terdahulu.18 Data yang diambil dari literatur-literatur
berupa buku-buku dan kitab-kitab yang terkait dengan penelitian
ini, diantaranya:
1. Ade Sufyan Mulazid, Kedudukan Sistem Pegadaiaan Syariah

Dalam Sistem Hukum Nasional Di Indonesia, Cet. 1.
Jakarta: Departemen Agama, 2012.
2. Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa

Segi Hukum. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
3. Ahmad Sifaul Qulub, Analisis hukum Islam terhadap produk

Kepemilikan Logam Mulia (KLM) di PT Bank BRI Syariah
KCP Sidoarjo, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2012).
4. Meita Swavi Diana Sari, Analisis Hukum Islam Terhadap

Produk Rahn Investasi (Gadai Investasi) di PT>. Bank BNI
Syariah Kantor Cabang Syariah Surabaya, (Skripsi--IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2011).
5. Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke

Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001.
6. Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah. Terjemah, Jilid 12, Terjemahan

Kamaluddin A.M., Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1988.

18

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 19.

18

4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.19 Teknik ini
dipakai untuk memperoleh data dari informan secara langsung,
yang dimaksud sebagai informan adalah subjek yang terlibat
dalam proses terjadinya pembiayaan Mura>bah}ah kepemilikan
logam mulia yaitu antara peneliti dengan responden yang terdiri
atas tenaga penaksir selaku pimpinan unit Pegadaian Syariah
ketintang dan kasir Pegadaian Syariah.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan bukti-bukti dan
keterangan yang memuat garis besar data yang akan dicari dan
berkaitaan dengan judul penelitian.20 Dalam hal ini data-data
yang akan dikumpulkan oleh penulis adalah form akad
murabahah dan form akad Rahn yang dipergunakan dalam
pembiayaan Mura>bah}ah logam mulia.

19

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 72.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif,
(Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 135.

20

19

5. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data, baik itu dari segi penelitian lapangan
maupun hasil pustaka terkumpul, maka dilakukan analisa data secara

kualitatif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Editing
Sebelum data diolah (mentah), data tersebut perlu diedit
lebih dahulu dengan perkataan lain, data atau keterangan yang
telah dikumpulkan dalam record book, daftar pertanyaan ataupun

interview

perlu dibaca sekali lagi, jika di sana sini masih

terdapat hal-hal yang salah atau masih meragukan. Kerja
memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keraguankeraguan data dinamakan mengedit data.21
2. Organizing
Pengaturan dan penyusunan data yang diperoleh sedemikian
rupa sehingga menghasilkan bahan untuk menyusun laporan
skripsi dengan baik.22
3. Penemuan Hasil
Pada tahap ini penulis menganalisa praktek yang terjadi
dilapangan dengan data-data pendukung yang telah penulis
kumpulkan, apakah dalam pelaksanaan pembiayaan Mura>bah}ah
kepemilikan logam mulia ini telah sesuai dengan teori tentang

21
22

Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), 406.
Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 66.

20

Mura>bah}ah yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai solusi
atas rumusan masalah.
6. Teknik Analisis Data
Data-data yang telah berhasil dikumpulkan, selanjutnya akan
dianalisis

secara

deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang
telah ditentukan.23 Adapun pola pikir yang digunakan dalam
menganalisis adalah pola pikir dedukftif, yaitu metode berdasarkan
peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini
dan berakhir pada kesimpulan yang bersifat lebih khusus.24 Metode
ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang implementasi
akad Mura>bah}ah sebagai akad pembiayaan kepemilikan Logam Mulia
pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang Surabaya yang akan ditinjau
dari perspektif hukum Islam mengenai proses pengelolaannya.

I. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi lima bab yang
sistematis. Bab-bab ini merupakan bagian dari penjelasan dari penelitian
ini sebagaimana yang diuraikan dalam rangkaian sebagai berikut :

23

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial..., 143.
Ines, Pengertian Penalaran Deduktif Hipoteis, dalam http://inesworld.blogspot.com/
2013/03/pengertian-penalaran-deduktif-hipotesis _3723.html diakses pada 11 Januari 2015

24

21

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan landasan teori tentang akad Mura>bah}ah dan
akad Rahn dalam fiqh muamalah, Kompilasi Hukum Ekonomi Islam dan
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No: 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Mura>bah}ah berdasarkan sumber-sumber pustaka yang mencakup tentang
pengertian, dasar hukum, dan ketentuan umum.
Bab ketiga, merupakan hasil penelitian yang berisi tentang gambaran
umum PT Pegadaian (PERSERO) meliputi sejarah Pegadaian, visi misi,
lokasi perseroan, struktur organisasi, job deskripsi, produk, mekanisme
dan implementasi akad Mura>bah}ah pada Pegadaian Syariah Indonesia.
Bab keempat, merupakan analisa terhadap hasil penelitian lapangan
yang terdiri dari analisis implementasi akad Mura>bah}ah sebagai
kepemilikan logam mulia pada Pegadaian Syariah Unit Ketintang
Surabaya. Tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akad Mura>bah}ah
sebagai akad pembiayaan kepemilikan logam mulia pada Pegadaian
Syariah unit Ketintang Surabaya.
Bab kelima, merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan
saran. Dengan demikian bab kelima ini merupakan sarana untuk
menjawab rumusan masalah.

22

BAB II
TEORI MURA>BAH{AH DAN RAHN

A. Mura>bah}ah
1. Pengertian Mura>bah}ah

Mura>bah}ah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu
bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan
barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin)
yang diinginkan.1
Sedangkan menurut Ibnu Rusyd dalam bukunya yang berjudul

Bidayatul Mujtahid adalah:

َْ‫س ْعلَة‬
ِْ ‫اَنْ ْالْ ُمَر َابَْةَ ْ ِ َي ْاَ ْن ْيَ ْد ُكَرالْبَ ْي ُ ْا ْستَ َرى ْاللَ َم َن ْال ِذي ْاَ ْشتَ َري ْبِِْ ْال‬
ُ
ْ ‫ْعلَْي ِْ ِرْبَا‬
َ ‫َويَ ْس ََِ ُط‬
2

Artinya:
“Sesungguhnya Mura>bah{ah adalah apabila penjual menyebutkan
harga barang kepada pembeli disertai dengan adanya keuntungan”
Menurut UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, akad

Mura>bah}ah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan
harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga
yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.3

1

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 82.
Ibnu Rusyd, Bidayat al-Mujtahid IX, 199.
3
Penjelasan Pasal 19 huruf c UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

2

23

Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Mura>bah}ah adalah
pembiayaan saling menguntungkan yang dilakukan oleh shahib al-mal
dengan pihak yang membutuhkan melalui transaksi jual beli dengan
penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai
lebih yang merupakan keuntungan atau laba bagi shahib al-mal dan
pengembaliannya dilakukan secara tunai atau angsur.4
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Mura>bah}ah adalah
menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli
dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba, baik
dibayar tunai maupun angsur, dengan tujuan untuk membantu orang lain
atau masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.5
Tingkat keuntungan (laba) dalam Mura>bah}ah ini bisa berbentuk

lumpsum (sekaligus) atau presentase tertentu dari biaya perolehan.6
Pembayaran bisa dilakukan secara spot (tunai) atau bisa dilakukan di
kemudian hari yang disepakati bersama.7 Oleh karena itu, Mura>bah}ah
tidak dengan sendirinya mengandung konsep pembayaran tertunda
(deferred payment), seperti yang secara umum dipahami oleh sebagaian
orang yang mengetahui Mura>bah}ah hanya dalam hubungannya dengan
transaksi pembiayaan di perbankan syariah, tetapi tidak memahami Fikih
Islam.8

4

Pasal 20 ayat (6) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 124.
6
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 82.
7
Ibid.
8
Ibid.
5

24

2. Prinsip Mura>bah}ah

Mura>bah}ah adalah akad yang sangat penting dalam jual beli, prinsip
Mura>bah}ah merupakan produk yang mendominasi dalam perbankan
maupun lembaga keuangan yang berlandaskan hukum Islam. Dalam
Islam jual beli merupakan sarana tolong menolong sesama umat manusia
yang diridhai Allah SWT, sebagaimana didasarkan pada beberapa hal
dibawah ini:9
a. Pada dasarnya segala bentuk Mu’a>malah adalah mubah, kecuali yang
telah ditentukan al-Qur’an dan as-Sunnah.
b. Mu’a>malah harus dilakukan secara suka rela dan tidak mengandung
unsur paksaan.
c. Mu’a>malah dilakukan dengan dasar pertimbangan mendatangkan
manfaat dan tidak menimbulkan mudharat bagi bagi masyarakat.
d. Mu’a>malah dilaksanakan dengan nilai-nilai keadilan, menghindari
unsur-unsur penganiayaan dan tidak mengambil kesempatan dalam
kesempitan.
3. Macam-macam Muraba>h}ah

Mura>bah}ah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:10
a. Muraba>h}ah Tanpa Pesanan
Yaitu jual beli Mura>bah}ah yang tidak melibatkan pesanan,
sehingga penyediaan objek Mura>bah}ah merupakan inisiatif dari

9

Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalah, (Yogyakarta: UII Press, 2000), 10.
Wiroso, Jual Beli Mura>bah}ah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), 25.

10

25

bank syariah atau lembaga lainnya tanpa harus melalui proses
pemesanan terlebih dahulu
b. Muraba>h}ah

berdasarkan

pesanan

(KPP/Kepada

Pemesan

Pembelian)
Yaitu jual beli Mura>bah}ah dengan kesepakatan bahwa
nasabah meminta kepada pihak bank untuk membeli objek

Mura>bah}ah yang telah dipesan oleh nasabah sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.
Dalam mura>bah{ah melalui pesanan ini, si penjual boleh
meminta uang muka kepada nasabah, hal ini bertujuan untuk
menunjukkan keseriusan nasabah terhadap objek Mura>bah}ah
yang telah dia pesan. Dengan begitu

apabila nasabah

membatalkan pesanannya maka uang muka tersebut dapat
digunakan untuk mengganti kerugian penjual.11
Jika berdasarkan sumber dana yang digunakan maka
pembiayaan mura>bah{ah secara garis besar dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu:12
a. Pembiayaan Mura>bah}ah yang didanai URIA(Unrestricted

Investment Account atau Investasi Tidak Terikat)
b. Pembiayaan

Mura>bah}ah

yang

didanai

dengan

RIA

(Restricted Investment Account atau Investasi Terikat)

11

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), 115.
12
Ibid.

26

c. Pembiayaan Mura>bah}ah yang dibiayai dengan modal Instansi
(Bank atau Pegadaian).
4. Landasan Hukum Mura>bah}ah
a. Al Quran
Al-Quran tidak memuat acuan langsung berkenaan dengan

Mura>bah}ah, walaupun ada beberapa acuan di dalamnya untuk
menjual, keuntungan, kerugian, dan perdagangan. Demikian juga
tidak ada hadis yang memiliki acuan langsung kepada Mura>bah}ah.13
Para ulama awal Islam seperti Malik dan Syafi>’i secara khusus
menyatakan bahwa penjualan Mura>bah}ah} berlaku, tetapi tidak
menyebutkan refrensi hadis yang jelas.14 Hukum jual beli sendiri
adalah mubah (boleh)15. Hal ini berdasarkan kepada dalil dari Al
Quran. Adapun dalil dari Al Quran terdapat dalam :
1. QS Al Baqarah ayat 275

ِ
ْ‫وم ْو َن ْإِا ْ َك َماْيَ ُق ُم ْال ِذىْيَتَ َخبطُ ُ ْالشْي ْطَ ُن‬
ُ ‫ْاَلذيْ َن ْيَأْ ُكلُو َن ْالِربَوأْاَْيَ ُق‬
ِ
ِ
ِ َ ِ‫سْذَل‬
ِ
ْ‫َحلْاهُْالْبَ ْي َ َْو َحرَم‬
ِ ‫م َنْالْ َم‬
َ ‫أْوأ‬
َ ‫كْبأَن ُه ْمْقَالُْواْإَّاْالْبَ ْي ُ ْملْ ُلْالِربَو‬
ِ
ِ ‫الِربوأْمَمنْجاء‬
ِْ‫ىْاه‬
ْ َ‫ف َْوأ َْمُرُْإِلل‬
َ َ‫اْسل‬
َ ُ َ‫ْم ْوعظَةَْ ِم ْنْربِ ْمَانْتَ َهىْمَل‬
َ َُ َ ْ َ َ
َ ‫ْم‬
ِ
ْ ‫اْجلِ ُد ْو َْن‬
َ ِ‫ْع َادْمَأ ُْولَئ‬
َ ‫َوَم ْن‬
ْ ‫كْأ‬
َ ‫بْالّا ِرْ ُ ْمْمْي َه‬
ُ ‫َص َح‬
ْ
13

Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 124.
Abdul Ghafur Andhari, Aspek Hukum Reksadana Syariah di Indonesia, (Bandung: Refika
Aditama, 2008), 20.
15
Mardani, Hukum Perikatan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 84.
14

27

Artinya :
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang Telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”. ( QS Al Baqarah ayat 275)16
2. QS Al Baqarah ayat 198

ٍ َ‫ضتُم ْ ِمن ْعرم‬
ِ
ْ‫ت‬
ْ َ‫اح ْأَ ْن ْتَْبتَ غُ ْواْم‬
َ ‫س‬
‫ْجَ و‬
ُ ‫ْعلَْي ُك ْم‬
ََ ْ ْ ْ َ‫ضاًْ ِم ْن ْربِ ُك ْْم ْمَإ َذاْأَم‬
َ ‫لَْْي‬
ِ ‫مَاذْ ُكرواْاه‬
ْ‫ْعْ َد ْالْ َم ْش َع ِر ْا ََرِام َْواذْ ُكُروُ ْ َك َماْ َ َدى ُك ْم َْوإِ ْن ْ ُكْتُ ْم ْ ِم ْن‬
َ ُْ
ْ‫ي‬
َْ ْ ِ‫قَ ْبلِ ِْلَ ِم َنْالضال‬
Artinya :
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu Telah bertolak dari
'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. dan
berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang
ditunjukkan-Nya kepadamu; dan Sesungguhnya kamu sebelum itu
benar-benar termasuk orang-orang yang sesat”. (QS Al Baqarah ayat
198)17
3. QS An Nisa ayat 29

ِ
ًْ.‫ينْءَ َامُ ْواْاَْتَأْ ُكلُ ْواْأ َْم َولَ ُكمْبَْي َ ُكمْبِالْبَ ِط ِلْإِاْأَ ْنْتَ ُكو َن ََِِْر‬
َ ‫يَْأَيُ َهاْالذ‬
ِ ِ
ِ ٍ ‫عنْتَر‬
ِ
ْ ‫يما‬
ً ‫اضْمْ ُك ْم َْواَْتَ ْقتُلُ ْواْأَنْ ُف َس ُك ْمْإنْاهَْكاَ َنْب ُك ْم َْرح‬
َ َْ
ْ

16
17

Departemen Agama, Al-Quran dan terjemahnya, 36.
Departemen Agama, Al-Quran dan terjemahnya, 24.

28

Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”. (QS An Nisa ayat 29)18
b. Al-Hadith
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang
berbunyi :

ِ
ِِ
ِ
ْ‫صُر‬
ْ َ‫ْحدثََاْن‬
َ ‫ْحد ْثََاْب ْشُربْ ُن ْثَابت ْالبَ ز ُار‬
َ ‫َحدثَن ا َ َس ُْن َعل ِي ْا َا ُل‬
ِ ‫ْالقاْس ِم ْعن ْعب ِدر ْْ ِن ْب ِن ْداود ْعن‬
ِ
ِ ‫ْص َحْي‬
ِْ ‫ْع ْن ْابِْي‬
‫بْ ُن‬
َ ‫ب‬
ُ ‫ْصل ِح ْبْ ِن‬
َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َْ ْ َ
ِْ ‫ال ْرسو‬
ََْ ِ‫ث ْمِْي ِهن ْالبََْرَكةُ ْالبَْْي ُ ْا‬
ْ ْ‫صلى‬
َْ َ‫ق‬
‫اهُ َعلَْي ِ َْو َسلَ َم ْثَاَ و‬
َ ‫اه‬
ْ ُ َ َ َ‫ْق‬.‫ال‬
ِ ‫ْالب ْبِاالشِيعِ ِ ْلِْلب ي‬
ْ‫ت ْالِلبَ ْي ِ ْ(روا ْابن‬
ِِْ ‫اخا ُط‬
َ ‫اخ ٍل َْوال َق َار‬
ْ ‫ضةُ َْو‬
َ
َْ ْ ْ
19
) ‫ماج‬

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25