Pengaruh Pencemaran Logam PB terhadap Biota

(1)

1 LAPORAN AKHIR PENELITIAN

Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb Terhadap

Biota Laut dan konsumennya di Kelurahan Bagan

Deli Belawan

Oleh :

Ir. Lestina Siagian,M.si NIDN : 0120125901

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN


(2)

2 DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Permusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesa Penelitian ... 4

Mamfaat Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Pencemaran Laut ... 5

Indikator Biologis ... 9

Pencemaran Logam Berat ... 10

Sifat-sifat Logam Berat ... 13

Bioindikator Rambut ... 17

Pencemaran Logam Berat Di Sungai Deli ... 18

Kelurahan Bagan Deli Sebagai Lokasi Penelitian ... 21

METODE PENELITIAN ... 24


(3)

3

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

Pengumpulan Data ... 25

Biota Laut ... 26

Bahan dan Alat ... 26

Tahap Analisis Laboratorium ... 27

Analisa Statistik ... 30

Pengujian Hipotesis Secara Statistiks ... 34

HASIL PEMBAHASAN ... 36

Konsentrasi Logam Berat Pada Biota Laut Sampel ... 39

Pengujian Hipotesis Secara Statistik ... 40

Konsentrasi Logam Pb Pada Rambut ... 42

Analisa Hasil Pengujian Regresi Berganda ANOVA .... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

Kesimpulan ... 46

Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(4)

4 DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Konsentrasi Ion-ion Logam (mg/l) yang Matematika

Beberapa Biota laut Pada Pernapasan 96 jam ... 8

2. Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya ... 13

3. Kadar Pb dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak Pepapar oleh Pb ... 16

4. Industri yang mengeluarkan Limbah Logam Berat Sepanjang DAS Sungai Deli dari Hulu ke Hilir ... 19

5. Kandungan Logam Berat pada Limbah Industri ... 21

6. Data Kependudukan Kelurahan Bagan Deli Belawan ... 22

7. Komposisi Mata Pencaharian ... 22

8. Kandungan Logam Pb pada Contoh Biota Laut Belawan ... 38

9. Hasil Uji Statistik Konsentrasi Logam Berat Pb dengan Standart kesehatan ... 41


(5)

5 DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Proses Perjalanan Logam berat dari Sumber Pancemar

sampai ke Tubuh Manusia ... 12

2. Dinamika metabolisme Pb pada Tubuh Manusia ... 16

3. Industri Sepanjang Sungai Deli ... 20


(6)

6 DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Gambar Kerangka Pemikiran ... 53

2. Gambar Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut ... 54

3. Tabel Baku Mutu Limbah Logam Berat Untuk Industri ... 56

4. Tabel Kandungan Rata-rata dari Beberapa Logam erat Penting yang Dihasilkan Berbagai Industri ... 58

5. Logam Beracun dan Organ Target ... 59

6. Organ Target yang dirusak oleh Berbagai Logam ... 59

7. Gambar-gambar Kegiatan Peneltian di lapangan ... 60

8. Hasil Analisis terhadap Rambut Responden Dengan Program SPSS 10,05 ... 64

9. Kuesioner Penelitian ... 75

10. Tabel Distribusi Normal ... 77

11. Tabel Distribusi t ... 78

12. Peta Lokasi Kelurahan Bagan Deli ... 79

13. Hasil Analisis Sampel ... 80


(7)

7 PENDAHULUAN

Latar Belakang

“Hanya dalam lingkungan yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang baik, lingkungan hidup dapat berkembang kearah yang

iptimal”(Sastrawijaya, 2000)

Pencemaran lingkungan semakin banyak menarik perhatian karena dampak yang ditimbulkannya.Aktivitas kehidupan yang sangat tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupana manusiia dan tatanan lingkungan hidupnya. Pencemaran yang dapat menghacurkan tatanan lingkungan hidup biasanya berasal dari limbah-limbah yang memiliki toksisitas yang tinggi seperti limbah logam berat.

Sungai merupakan temapat yang paling mudah untuk membuang limbah yang akhirnya sampai ke laut dan menjadi temapat terakumulasinya bahan pencemar. Di laut hidup sejumlah biota laut seperti jenis ikan dan kerang; jika ikan-ikan dan kerang ini dimakan oleh manusia, bahan cemaran tersebut akan masuk ke tubuh mansuia.

Perairan Belawan terletak di Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara, sebagian berada di wilayah Kota Medan dan sebagian lagi merupakan wilayah kabupaten Deli Serdang.Secara geografis terletak pada koordinat 03o47’00” LU dan 98o42’00” BT diapit oleh muara Sungai Belawan dan Sungai Deli. Sungai-sungai ini menerima limbah logam berat baik yang berasal dari limbah domestik maupun limbah non domestik. Limbah domestik yang masuk ke Sungai Deli berasal dari


(8)

8 limbah kota, limbah rumah tangga, rumah sakit, laboratorium, pasar, jalan dan terminal. Sedang limbah non domestik berasal dari pabrik/industri, pertanian, perikanan, peternakan dan transprotasi.Disepanjang Sungai Deli banyak terdapat industri yang terdiri dari 35% industri organik, 33% industri logam, 25% industri kimia, 10% undustri semendan 1% industri pupuk dari 85 buah industri (Masaulina, 1992).

Masyarakat kelurahan Bagan Deli yang berlokasi di muara Sungai Deli sehari-harinya mengkonsumsi biota laut yang mereka tangkap dari perairan disekitarnya. Untuk mengetahui apakah biota laut yang mereka konsumsi telah tercemar ligam berat, maka dilakukan pengukuran konsentrasilogam berat tertentu pada jenis biota laut tersebut dan membandingkan dengan buku mutu kesehatan yang dikeluarkan oleh WHO

Apabila Biota laut tersebut sudah tercemar oleh logam berat Pb dan dikonsumsi oleh manusia,akan terjadi proses biomagnifikasi pada tubuh manusia. Sebagian akan dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh manusia, sedang sisanya akan terakumulasi pada logam tubuh seperti rambut, ginjal, kuku, darah, hati; sehingga untuk mengetahui kadar logam berat yang sudah terakumulasi pada tubuh mansuia dapat diukur melalui organ-organ tersebut.

Penelitian ini akan mengambil batasan daerah Kelurahan Bagan Deli sebagai muara Sungai Deli, pengukuran logam berat Pb terhadap


(9)

9 jenis biota laut yang dikomsumsi masyarakat, pengukuran konsentrasi logam berat pada rambut konsumen sebagai indikator pencemaran. Sebagai kontrol diambil dari masyarakat bukan nelayan dari Kelurahan Sicanang dan masyarakat pegunungan dari Desa Sabungan Ni Huta Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara dengan asumsi jenis biota laut yang dikonsumsi adalah sama.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tesebut diatas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah biota laut perairan Belawan telah tercemar logam Pb? 2. Apakah konsumen (penduduk ) telah tercemar logam Pb?

3. Apakah ada pengaruh tingkat konsumsi biota laut, usia konsumen terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen ?

Tujuan Penelitian

1. Utuk mengetahui kandungan (konsentrasi) logam berat pada biota laut Belawan.

2. Untuk mengetahui konsentrasi Pb yang terakumulasi pada rambut konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi biota laut dan usia konsumen terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen.


(10)

10 Hipotesa Penelitian

1. Biola laut perairan Belawan telah tercemar logam berat Pb.. 2. Konsumen biota laut telah tercemar logam Pb.

3. Ada pengaruh tingkat konsumsi biota laut, usia konsumen terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai kelayakan biota laut perairan Belawan untuk dikonsumsi

2. Sebagai informasi bagi Departemen Perikanan Dan Kelautan mengenai tingkat kotaminasi logam berat Pb pada biota laut diperairan Belawan.

3. Sebagai informasi bagi Depperindag dalam kaitan pemberian surat izin usaha bagi industri yang menghasilkan limbah logam berat. 4. Sebagai informasi bagiBapedalda dalam kaitannya dengan masalah

penyusunan AMDAL dan ANDAL bagi industri yang menghasilkan limbah logam berat.


(11)

11 TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran laut

Gejala pencemaran laut telah berlangsung sepanjang zaman. Beberapa dasawarsa akhir ini laut mendapat tambahan zat-zat pencermar baik yang berupa limbah padat maupun berupa limbah cair, sehingga laut tidak mampu lagi melakukan purifikasi karena telah melampaui daya dukungnya. Sebagai akibatnya, laut menjadi kotor bahkan kadang sangat kotor. Kotoran tersebut tersebar merata sehingga mempengaruhi lingkungan laut tersebut. Karena faktor-faktor diatas laut berada dalam situasi dan kondisi yang dapat dikatakan sebagai keadaan tercemar (Saptarini, 1996).

Menurut peraturan RI N0. 19 Tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut, Pencemaran Laut adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/ atau fungsinya.

GESAMP (Group of Expert on the Scientific Aspect on Marine pollution) mendefinisikan Pencemaran Laut adalah masuknya atau dimasukkannya zat atau energi oleh manusia baik secara langsung maupun tidak langsung ke lingkunagan laut yang menyebabkan efek merugikan kerena merusak sumber daya hayati, membahayakan kesehatan manusia, menghalangi aktifitas di laut termasuk perikanan,


(12)

12 menurunkan mutu air laut yang digunakan serta mengurangi kenyamanan dilaut (Fahmi, 2000).

Pencemaran laut menurut Mc. Connacghey (1974) dalam Sumadhiharga (1995) adalah disebabkan 7 hal yaitu:

1) Perubahan-perubahan estuarina, gobe, habibat-habibat pantai oleh pencemaranyang berasal dari daratan atu adanya pencemaran akibat pengerukan, pembangunan, perkapalan dan aktivitas lainnya dilaut. 2) Penyebaran pestisida dan zat-zat kimia lainnya yang meluas hampir

keseluruh dunia. 3) Pencemaran minyak.

4) Sumber-sumber mineral didasar laut

5) Konta minasi zat-zat radio aktif yang terbesar luas

6) Perubahan-perubahan atmosfir yang mempengaruhi keseimbangan karbondioksida, oksigen dan karbonat yang merusak biota di seluruh dunia

7) Pencemaran panas.

Sedangkan menurut Fahmi (2000) sumber pencemara laut secara umum disebabkan oleh kegiatan atau aktivitas di darat (land based pollution) maupun kegiatan di laut (sea based pollution). Diperkirakan sekitar 80% sumber percemaran laut berasal dari aktivitas didaratan seperti penebangan hutan, buangan limba industri, limba pertanian dan budaya, limba cair domestik, limba padat serta reklamasi pantai. Sedangkan aktifitas di laut yang berpotensi mencemari lingkungan laut


(13)

13 adalah laut adalah kegiatan transportasi pelayanan, pertambangan, eksplorasi dan eksplotasi minyak dan gas bumi

Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi maupun biologis banyak menghasilkan racun bagi biotan laut dan manusia.Menurut Ginting (1992) limba industri mengandung limbah B3 (bahan beracun berbahaya).Yang termasuk racun-racun dari limbah industri adalah logam berat, zat-zat organik minyak bumi, zat-zat petrokimia, zat-zat organik dan pestida (Idler, 1972 dalam Sumadhiharga, 1995).Banyak dari zat-zat ini menjadi racun bagi biota laut dan manusia.Bila zat-zat tersebut masuk kelaut menjadi sumber daya perikanan sangat terancam, menurunnya harga ikan karena manjadi kurang baik warnanya, rasanya bahkan kadang-kadang jenis tertentu beracun.Pencemaran laut juga dapat mengakibatkan bekurangnya produksi ikan yang disebabkan kerusakan ekologis (Sumadhiharga, 1995).

Pencemaran sumber daya ikan adalah tercampurnya sumber daya ikan dengan makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain akibat perbuatan manusia sehingga sumber daya ikan menjadi kurang atau tidak berfungsi sebagaimana seharusnya dan / atau berbahaya bagi yang memanfaatkan (Men. Pertanian, 1985).

Undang- undang No. 9 tahun 1985 Menteri Pertanian Pasal 1 Butir 2 menguraikan jenis-jenis ikan dan biota perairan lainnya:


(14)

14 2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dsb).

3. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput). 4. Colenterata (ubur-ubur dan sebangsanya)

5. Echinodermata (tripang, bulu babi) 6. Ampihibia (kodok dan sebangsanya)

7. Reptillia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dsb) 8. Mammalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung)

9. Algae(rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup didalam air).

10. Biota perairan lainnya ada yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut diatas.

Tabel 1 : Konsentrasi Ion logam (mg/I) yang mematikan beberapa Biota laut pada pernapasan 96 jam

Jenis Logam

Berat

Jenis Biota Laut

Ikan Udang Krang Polyeheta

Cd Cr Cu Hg Ni Pb Zn

22 – 55 91 2,5 – 3,5 0,23 – 0,8

350 188 60

0,15 – 47 10 0,17 -100 0,05 – 0,5

6 -47 - 0,5 - 50

22 – 35 14 – 105 0,14 – 2,4

0,58 – 32 722 – 320

- 10 -50

2,5 -12,1 2,0 – 9,0 0,16 – 0,5 0,20 – 0,09

25 – 72 7,7 – 20 1,8 -55 Sumber : Jackimetral (1970) dalam Palar (1994)


(15)

15 Indikator Biologis

Indikator bologis merupakan petunjuk ada tidaknya kenaikan kedaan lngkungan dari keadaan garis dasar malaui analisis kandungan logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat didalam hewan maupun tanaman atau suatu hasil dari hewan (susu, keju) maupun tanaman (buah, umbi). Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan atau tanaman yang terletak pada dasar pencemaran lingkungan sebelum sampai ke manusia. Indikator biologis yang ada pada jalur air baik air sungai, air danau maupun air laut dan akan sampai kepada manusia (Wardhana, 1995) adalah:

1. Phytoplankton, jenis plankton tanaman.

Indikator biologisnya: Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), plutonium (Pu),Cesium (Cs), Yrtium (Y), Tritium (H3)

2. Zooplankton, jenis plankton hewan.

Indikator biologisnya : Ytrium (Y), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan (Mn), Strontium (Sr), Nikel (Ni), Zirkonium (Zr).

3. Mollusca, jenis kerang-kerangan

Indikator biologisnya : Seng (Zn), Nikel(Ni), Tembaga (Cu),

Kadmium (Cd), Cromium (Cr), Mangan (Mn), Cesium (Cs), Kobalt (Co)


(16)

16 Indikator biologisnya: Srtontium (Sr), Tritium (H3), Ytirum (Y), Cesium (Cs), Kobalt (Co), Seng (Zn), Tritium(Y), Cesium (Cs), Kobalt (Co), Seng (Zn), Manga ( Mn).

5. Ikan dan sejenisnya

Indikator biologisnya : Kadminum (Cd), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Cesium (Cs), Seng (Zn)< Besi (Fe)< Kobalt (Co).

Pencemaran Logam Berat

Pencemaran yang disebabkan logam berat sangat perlu mendapat perhatian karena adanya sifat-sifat logam berat yang tahan pelapukan (non degradable) dan mudah diadsorbsi oleh biota laut baik secara langsung maupun melalui rantai makanan. Pencemaran suatu perairan oleh unsur-unsur logam berat selain dapat mengganggu ekosistem juga secara tidak langsung dapat merusak perikanan dan kesehatan manusia (Mansur,1982 dalam Sumadhiharga, 1995).

Umumnya logam berat dalam industri dipakai sebagai bahan baku, aditif dan ktalisator. Unsur-unsur logam berat ini sebagai besar masuk ke lingkungan laut melalui aliran sungai.Hanya unsur-unsur yang menguap saja yang banyak dibawa oleh udara seperti metkuri dan selinium. Unsur logam berat dapat masuk kedalam tubuh biota laut melalui 3 cara yauitu melalui permukaan tubuh, terserang insang dan rantai makanan (Sumadhiharga, 1995). Merkuri termagnifikasi oleh ikan-ikan yang lebih besar melalui ikan-ikan kecil (Lasut& Lumyar, 1998).


(17)

17 Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat beberapa macam penyakit pada manusia akibat memakan makanan yang mengandung logam berat seperti kanker, gangguan saluran cerna, ginjal, dll. Pencemaran merkuri di Minamata Jepang (1953- 1960 ) dan Niaga Jepang (1968) berasal dari limbah industri plastik yang memakai katalisator merkuri clorida menyebabkan tingginya kadar merkuri pada ikan yang berasal dari hasil laut sekitarnya dan menyebabkan masyarakat yang mengkomsumsikannya keracunan merkuri. Akibatnya timbul berbagai penyakit seperti depresi, gangguan jiwa dan cacat. Tercatat pada periode 1953-1960 di Minamata 111 orang meninggal dan di Nigata (1968) 5 orang meninggal 25 cacat ( Palar, 1994),

Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak LON (Lembaga Oceanologi Nasional- Lipi) Pada Tahun 1983 menunjukkan bahwa kadar mercuri dalam perairan Teluk Jakarta telah mencapai 0,027 ppm, berarti hampir empat kali dari jumlah hasil penelitian yang dilakukan dua tahun sebelumnya. Peningkatan itu mengakibatkan bencana. Tercatat satu orang telah meninggal dan beberapa orang mengalami kelupuhan, lidah keluh, dan sama sekali tidak memiliki daya (Sastrawijaya, 1991)

Hasil penelitian tehadap kerang-kerangan di teluk Buyat dan teluk Minahasa (1999) menujukan terdapat konsentrasi logam berat Cd 0,228 ppm, Hg 0,138 ppm dan Fe 5,28 ppm, sedang untuk jenis Gastropoda konsentrasi Cd 0,111 ppm, Hg 3,745 ppm dan FE 5,847 ppm (poliiii dkk, 1999) Hasil penelitian Bapedal (2000) menemukan pada 10 ekor ikan


(18)

18 sampel yang dianalisa yang ditangkap dari peraian Teluk Buyat, diperoleh hati dan perut ikan merupakan organ mengakumulasi logam Arsen tertinggi, yaitu sekitar 2,772 ppb-5, 1365 ppb, konsentrasi logam besi (Fe) terakumulasi paling banyak pada daging ikan, yaitu sekitar 1,03- 1,86 ppm. Dan hasil pengukuran kosentrasi logam berat Arsen terhadap ikan lemutu sebesar 22,7 mg/kg dan ikan kapas-kapas mengandung 5,33 mg/kg merkuri (Hg) melampaui toleransi WHO sebesar 30 ppb. Tingginya konsentrasi logam berat tersebut diduga karena Teluk Buyat telah mengalami pencemaran yang berasal dari pembuangan tailing oleh perusahaan tambang emas PT. Newmont Minahasa Raya (Walhi, 2004)

Gambar 1 : Proses perjalanan logam berat dari sumber pencemar sampah ke tubuh manusia

Sumber : Surwirma (1998) Industri Limbah

logam

Sungai Laut

Air Minum

Pertanian Ikan Ikan benthos, dll

Manusia

Irigasi Tambak

Fitoplankton Xoopnakton


(19)

19 Sifat-Sifat Logam Berat Pb

Sifat – Sifat Fisika dan Kimia Pb

Timbal atau timah hitam dalam bahasanya ilmiahnya dinamakan Plumbum dan dilambangkan dengan Pb. Nomor atom 82, bobot atom 207,2 dan titik lebur 327,5oC. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam golongan IVA pada tabel periodik unsur kimia.Timbal dan persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam unsur baterai digunakan sebagai grik yang merupakan alloy dengan logam bismut (Pb-Bi) dengan perbandingan 93 : 7.Timbal Oksida (PbO4)

dan logam timbal dalam industri baterei digunakan sebagai bahan aktif dalam pengaliran arus elektron. Bentuk persenyawaan Pb dengan unsur kimia lainnya serta kegunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 2 : Bentuk persenyawaan Pb dan Kegunaannya

Bentuk Persenyawaan Kegunaan

Pb – Sn

PB + As + Sm + Bi Pb + Ni

Pb + Cr + Mo + Ce Pb – Asetat

Pb + te

(CH3)4 Pb – Tetramil Pb}

(C2H5)4 Pb – Tetramil Pb

Kabel telepon Kabel listrik

Senyawa azida untuk bahan peledak

Untuk pewarnaan pada cat

Pengkilap keramik dan bahan anti api


(20)

20 Addtitive untuk kendaraan bermotor

Sumber : Palar (1994)

Limbah dari industri-industri di atas mengandung Pb. Sedang bahan additive yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada umumnya terdiri dari 62% tertracil Pb, atau timbal tertracil sebagai anti knocking. Setelah pembakaran akan keluar sebagai senyawa PbCl2 atau PbBr2.

Pb dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas mansuia. Secara alami pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Disamping itu proses herotifikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang yang merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk ke badan perairan lalu ke laut. Akibat aktivitas kehidupan manusia diantaranya adalah air buangan (limbah) industri dan dari pertambangan biji timah hitam.Senyawa Pb dalam badan perairan dalam bentuk Pb2+, Pb4. Ikan dapat mengadsorbsi Pb dapat permukaan tubuh dan makanan yang dikonsumsinya. Kerang dapat mengakumulasi Pb dalam jumlah besar (Palar, 1994).

Toksikologi Logam Berat Pb

Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Namun demikian jumlah Pb yang masuk bersama makanan dan/atau minuman


(21)

21 masih mungkin ditolerir oleh lambung disebkan oleh asam lambung (HCI) mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb, walupun pada kenyataannya Pb lebih banyak dikeluarkan bersama tinja, pada jaringan dan/atau organ tubuh, logam Pb terakumulasi pada tulang dan rambut karena logam ini dalam bentuk ion (Pb2+) mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan dikeluarkan bersama air susu. Keracunan Pb dapat pempengaruhi sistem syaraf, inteligasia dan pertumbuhan anak-anak serta kerusakan ginjal. Keluhan sakit kepala, gelisah, gugup, lemas, mudah tersinggung merupakan beberapa tanda yang mendahului efek keracunan sebelum terjadinya koma, kemudian kematian (Palar, 1994). Dinamika metabolisme Pb pada tubuh manusia digambarkan oleh Rabinowitz, et al. (1974):


(22)

22 Gambar 2 : Dinamika metabolisme Pb pada tubuh manusia

Kadar Pb dalam jaringan tubuh orang yang tidak tepapar oleh Pb dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3: Kadar Pb dalam 9 jaringan tubuh orang-orang yang tidak tepapar oleh Pb

Jaringan Mg Pb/100gr jaringan basah Rambut

Tulang Hati Paru-paru Ginjal Limpa Jantung

0,07 – 1,17 0,67 – 3,59 0,04 -0,28 0,03 – 0,09 0,05 – 0,16 0,01 – 0,07 0,04

Pb. Dalam makanan Pb. di udara

Darah

Jaringan keras Jaringan Lunak

Urine

Sekresi

Rambut


(23)

23 Otak

Gigi

0,01 – 0,09 0,28 – 31,4 Sumber : Palar (1994)

Biondikator Rambut

Rambut mengandung protein struktural terdiri dari asam-asama amino sistem yang mengandung ikatan disulfida sistein (-S-S-) dan gugus sulfihidril (-SH) yang berkembang mengikat logam berat yang masuk ke dalam tubuh, jumlah logam berat pada rambut bekorelasi dengan jumlah yang diadsorbsi oleh tubuh. Oleh karena itu rambut dapat dijadikan sebagai bahan biopsi.(Saeni, 1997).

Keuntungan digunakannya rambut sebagai bioindikator adalah : 1. Dapat dengan mudah dikumpulkan

2. Tidak merugikan donor

3. Dapat disimpan dalam waktu relatif lama sebelum dianalisis tanpa menimbulkan kerusakan pada contoh

4. Konsentrasi sebagian besar unsur renik relatif tinggi terkandung pada rambut dibandingkan pada bagian tubuh lainnya (Laker, 1982).


(24)

24 Pencemaran Logam Berat di Sungai Deli

Sungai Deli terletak pada 2o574’ – 3o16’ LS dan 98o33’ BT – 99o44’BB.Sepanjang DAS Sungai Deli terdapat 85 buah industri dan 13 diantaranya adalah industri yang menghasilkan limbah logam berat (lihat table 6).Dari jenis limbah logam berat yang dihasilakan sebahagian besar jmengandung logam berat Pb (lihat Tabel 7).

Hasil penelitian terdahulu tentang kadar beberapa logam berat termasuk Pb di Sungai Deli di sekitar daerah industri lapis dan industri baja sudah melampaui bakumutu atau Nilai Ambang Batas (NAB). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kada logam Pb = 1,14 ppm (NAB = 0,1 ppm) (Putra, 2002). Berdasarkan data tersebut dipilih limbah logam berat Pb, untuk diteliti konsentrasinya.


(25)

25 Tabel 4: Industri Yang mengeluarkan Limbah Logam berat

Sepanjang DAS Sungai Deli (dari hulu ke hilir)

No Nama Perusahaan Jenis Industri

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13.

PT. Intan Sua kartika PT. Karya Plastik PT. Kim Sari Paper PT. Karya Elektroplating CV. Tri Murni

PT. Sumatex PT. Golgon PT. SICO

PT. Intan Nasional PT. Growth Sumatera PT. Wira Mustika PT. Ahli Teknik PT. Baja Garuda

Baja Plastik Kertas Elektroplating Teksstil Tekstil Baja Cat Baja Baja Baja Elektroplating Baja


(26)

26 Gambar 3 : Industri Sepanjang Sungai Deli


(27)

27 Tabel 5: Kandungan Logam Berat pada Limbah Industri

No. Jenis Industri Limbah Logam Berat

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Baja Elektropolating Tekstil dan zat warna Cat

Penyamakan kulit

Percetakan dan tinta cetak Minyak pelumas

Logam & kawat

Gela, keramik, ubin dan Teraso

Baterei kering dan aki Plastik PVC

Cu, Pb, Zn, Cd Cu, Cr, Ni, Zn

Pb, Cr, Cd, Ni, Mo, CI Hg, Pb, Zn, Ni, Cr Pb, Cr,Zn

Pb, Te Cd, Pb Cr, Pb, Zn Cy. Pb

Cd, Hg, Pb, Zn, Ni Cr, Cd

Pb, Zn, Ni, Cr Sumber : Palar, 1994

Kelurahan Bagan Deli Sebagai Lokasi Penelitian

Kelurahan Bagan Deli di Pantai Timur perairan Belawan terletak di muara Sungai Deli pada kemiringan 0 – 2% dengan evaksi 0 -3,9 m diatas permukaan laut. Muara Sungai Deli mempunyai konfigurasi dasar laut relatif landai dengan kemiringan rata-rata 0 – 40% dan kedalaman perairan antara 1 -2,20m.(Silalahi, 2001).


(28)

28 Kelurahan Bagan Deli dihuni oleh 3.017 rumah tangga dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 6: Data kependudukan kelurahan Bagan Deli Belawan

Jenis Kelamin Jumlah Orang %

- Laki-laki dewasa - Perempuan dewasa

- Anak laki-laki - Anak perempuan

4.038 4.669 3.958 2.701 26,3 30,51 25,86 17,65

Jumlah 15.306 100,4

Tabel 7 : Komposisi mata pencharian

Mata Pencaharian Jumlah orang %

- Pengawal negeri - Pegawai swasta - TNI/polri - Nelayan - Pedagang - Pensiunan 42 1.682 6 1,269 186 21 13,10 52,46 0,19 39,58 5,80 0,66

Jumlah 3 . 206 100,00

Sumber : BPS (2002)

Data diatas menunjukkan populasi masyarakat nelayan di kelurahan Bagan Deli sebesar ± 40%.Sehari-hari mereka mengkonsumsi biota laut yangditangkap dari perairan disekitarnya seperti jenis ikan dan


(29)

29 kerang. Untuk mengetahui apakah biota laut yang mereka konsumsi telah tercemar logam berat, maka dilakukan pengukuran konsentrasi dengan bakumu WHO untuk kandungan logam berat yang diizinkan pada biota laut. Sedang dari penelitian terdahulu terhadap jenis kerang-kerang di muara Sungai Deli didapatkan bahwa kadar Cadmium (Cd) sebesar 1,706 ppm (Hutabarat, 1997) sedang NAB untuk konservasi biota laut bagi logam Cd adalah 0,05 ppm (WHO, 1998).


(30)

30 METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis studi kasus. Metode deskriptif di rancang untuk mencari fakta dengan interprestasi yang tepat dan bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis faktual dan akurat menganai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomensa yang diselediki (Nazir, M, 1983).

Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari seluruh personalistas (Macfild, 1930 dalam Nazir, M, 1983).Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang hkas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat yang khas lebih menahankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil (Nazir, M, 1983).

Jenis data yang duikumpulkan dalam penelitian ni adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang berkaitan dengan tingkat konsumsi atau pola konsumsi biota laut, usia konsumen dan kandungan logam berat Pbpada biota dan rambut konsumen responden. Data sekunder berupa data penduduk serta hasil wawancara. Dengan mehubungkan antara data kandungan logam berat Pb pada biota laut, tingkat konsumen biota laut, usia konsumen dengan data kandungan logam berta yang terkamulasi pada rambut responden serta data


(31)

31 pendukung lainnya, ingin diketahui sejauh mana pengaruh pencemaran logam berat di Laut Belawan telah samapi kepada mansuia sebagai konsumen biota lautnya.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Responden dan donor rambut dipilih secara acak dari tiga lokasi. Lokasi pertama adalah nelayan pemilik maupun nelayan buruh penduduk Kelurahan Bagan Deli, lokasi kedua adalah masyarakat bukan nelayan dari Kelurahan Sicanang Belawan, sedang lokasi ke tiga adalah masyarakat pegunungan dari Desa Sabungan Ni Huta Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara.

Biota laut diperoleh dari hasil tangkapan nelayan Bagan Deli.Untuk analisa rambut dan biota laut dilakukan di laboratorium Lingkungan Hidup BAPEDALDA Sumut. Penelitian dilakukan selama bulan Januari s/d Maret 2004.

Pengumpulan Data

Data tingkat konsumsi ikan dan kerang diperoleh dari responden dan data kandungan logam berat pada rambut dan biota laut serta data pendukung lainnya merupakan data hasil analisis di laboratorium; data yang diperoleh dari Departemen kelautan dan perikanan, Badan POM, isntansi lain yang terkait serta studi kepustakaan. Data tingkat konsumen biota laut berdasarkan konsumsi dalam satu minggu terakhir, usia konsumen dan lain-lain di peroleh melalui hasil wawancara terhadap responden berdasarkan kuesioner yang telah disusun. Sedangkan data


(32)

32 kandungan logam berat (Pb, Cd, Cr) diperoleh melalui pengukuran sampel biota laut serta rambut responden

Biota Laut Sampel

Contoh biota laut yang dianalisis adalah dari jenis yang dikonsumsi oleh reponden sehari-harinya yaitu jenis ikan pelagis seperti ikan dencis (sardeinella sirm), ikan kepe-kepe atau ikan ketang-ketang (scatophangus argus), jenis ikan demersial seperti ikan gulamah atau ikan samgeh (pseudocelinia amoyensis), cumi-cumi (loligo vulgaris), udang windu (penaeus monodon), jenis kerang-kerangan seperti kerang darah (anadarah indica) dan kerang bulu (anadara granosa). Data kandungan logam berat pada rambut dengan usia konsumen antara 1 tahun – 70 tahun, yaitu masing-masin 28 data dari keluarga nelayan yang bersedia di ambil rambutnya dan sebagai kontrol diambil 28 data dari keluarga non nelayan dan 28 data dari keluarga di daerah pegunungan.

Bahan Dan Alat Bahan

a. Sampel biota laut berupa ikan dan kerang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan

b. Rambut diperoleh dari responden c. Larutan standard Pb 1000 ppm d. HNO3 pekat (65%)


(33)

33 f. Aquadest

Alat

a. AAS (Atomic Absorbtion Emission Spectrophotometer) model AA 630 -12.

b. Neraca Analitik listrik c. Cawan porselen d. Muffle furnace e. Breaker gelas f. Batang pengandung g. Gelas ukur 10 ml h. Erlenmeyer i. Sendok j. Kaca arloji k. Pipet volume l. Corong m. Kertas sarin n. Labu ukur 50 ml

Tahapan Analisis Laboratorium

a. penyediaan larutan standard logam berat. Stock larutan standard Pb masing-masing 1000 ppm di pipet sebanyak 1 ml, masing-masing dimasukkan kedalam labu ukur dan diencerkan sampai 100 ml. Larutan tersebut mengandung 10 ppm masing-masing logam berat. Dengan


(34)

34 pengeceran larutan standard tersebut disesuaikan dengan batas baku mutu untuk konsentrasi biota laut yaitu Pb 0,05 ppm (WHO, 1988)

b. Penyediaan sampel 1. Biota Lut

a) Kerang dan ikan diambil dagingnya, dikeringkan dalam oven pada temperatur 105ºC selama 12 jam untuk menghilangkan kadar airnya.

b) Sampel kering ditimbang sebanyak 3 gram dan ditempatkan pada cawa porselen.

c) Tambahkan 10 ml HNO 65% +25 ml air suling.

d) Panaskan di hot plate selama 30 menit = 120 c sampai volume berkurang 10 ml.

e.) Diangkat keluar, setelah dingin ditambahkan 3 ml HCIO 2%, kemudian ditambahkan 5 ml HNO (p) sampai timbul asap putih dan filtra kelihatan jernih.

f) Setelah asap putih timbul teruskan pemanasan = 30 menit. g) Dinginkan, saring dengan menggunakan kertas saring wattman

dan ditampung dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquadest hingga tanda garis.

h) Analisa dengan AAS. 2. Rambut

a. Rambut diambil sebanyak 1,2 gram kemudian ditambahkan 5ml HNO 65% tambah 12,5 air suling.


(35)

35 b. Panaskan diatas hot plate selama 15 menit = 120 C HCIO volume

berkuran 5 ml.

c. Dinginkan, tambahkan 2,5 HNO sampe timbul asap puih dan filtra kelihata jernih kemudian teruskan pemanasan = 15 menit.

d. Dinginkan, saring masukkan ke dalam labu ukur 50 ml sampai tanda garis

e. Analisa dengan AAS 3. Penentuan Kadar Berat

a. Ambil larutan standard logam berat yang telah disediakan dengan kosentrasi tertentu, kemudian diukur absorbennya dengan kondisi alat ukur AAS yang sesuai dengan penentuan masing-masing logam

b. Ambil larutan sampai yang telah disiapkan sebanyak= kemudian diukur absorbansinya, untuk logam Pb panjang gelombang 283,3 nm.

c. Masukkan cawan yang telah berisi contoh uji ke dalam oven suhu pemanasan 195o C selama 2 jam.

d. Pndahkan dan masukkan ke dalam Desikator selama 30 menit/samapi dingin.

e. Tembang cawan tersebut dan catat beratnya.

f. Dari hasil pengukuran obsorbansi larutan standard logam berat tersebut dibuat kurva kalibrasinya maka dapat ditentukan konsentrasi logam berat tersebut dalam larutan contoh.


(36)

36 Gambar 4 : Tahap Analisis Laboratorium

Analisa Statisik

Analisa Regresi

Analisa regresi adalah metode statisik yang digunakan untuk menetukan hubungan antara faktor-faktor perubahan yang mempengaruhi suatu keadaan dalam bentuk matematika yang dapat dinyatakan dalam persamaan garis.

Tujuan pokok metode ini adalah untuk memperkirakan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya dengan analisa regresi, dari keseluruhan faktor-faktor pengaruh yang menyangkut analisa suatu psikala dinyatakan ke dalam dua faktor pengaruh bebas (varibel bebas) dan faktor pengaruh terikat (variabel terikat).

Penyediaan Larutan standard

Pb

Penyediaan Sampel

Biodata Laut

Rambut

Ukur Absorbsinya

Kurva Kalibrasi

Konsentrasi Logam Berat


(37)

37 Sebagai besaran untuk menyatakan faktor-faktor pengaruh bebas dan faktor-faktor pengaruh terikat adalah:

a. Variabel bebas, variabel yang diteliti pengaruhnya, variabel bebas ini sering juga disebut dengan variabel eksperimen dengan notasi X. b. Variabel terikat, variabel yang akan diramalkan akan muncul dalam

hubungan fungsional sebagai pengruh dari variabel bebas. Variabel terikat ini dikenal dengan nama variabel control yang diberi notasi Y.

Regrasi Linear (Sederhana)

Untuk menentukan kadar logam berat pada biota laut dilakukan melalui analsisi regresi linear (sederhana), dengan persamaan :

Y = a + bx Dimana :

Y = Angka absorbansi A = Konstanta

B = Koefisien regresi

X = Konsentrasi logam berat

Berdasarkan model regresi tersebut dapat dihitung: a. Koefisien korelasi (r)

Ukuran yang diopakai untuk menyatakan seberapa kuat hubungan antara variabel digunakan koefisien korelasi Person (Nazir, 1988) dengan persamaan

SSy SSx

SP r

.


(38)

38 Dimana : SP : Sum of Product

SSx: Sum Swuare dari variabel X Ssy: Sum Square dari variabel Y r : Koefisien korelasi Pearson berdasarkan indeks korelasi -1 ≤ r ≤ 1. Interprestasi koefisien korelasi:

r = 1 maka kedua variabel dikatakan berhubungan erat secara positif, artinya main besar nilai variabel pertama dari suatu individu tertentu, makin besar pula nilai variabel kedua pada indidvidu yang sama

r = - 1 Maka kedua variabel berkaitan erat secara negatif, artinya makin besar nilai variabel pertama dari suatu individu tertentu, makin besar pula nilai variabel kedua pada individu yang sama. r = O maka kedua variabel tidak berhubungan sama sekali.

b. t- test

yaitu menguji significancy absorbansi terhadap kadar logam berat, dengan menggunakan rumus:

t – h = b / se (b) t – h = t- hitung


(39)

39 Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh usia responden dan tingkat konsumsi terhadap konsentrasi logam berat dilakukan melalui analisis regresi berganda, berdasarkan model regresi sebagai berikut:

Y = bo + b1X1 + b2X2

Dimana :

Y = konsentrasi logam berat bo = konstanta

b1 = koefisien regresi umur

b2 = koefisien regresi tingkat konsumsi

X1 = umur responden

X2 = tingkat konsumsi

Berdasarkan model regresi tersebut dapat dihitung: a. Koefisien determinal (R2)

Fungsinya adalah untuk menetukan besarnya sumbangan (peranan) dari variabel bebas (X1) terhadap varibel terikat Y, dihitung dengan

Rumus:

R2 = SSR/SSt

R2 = Koefisien determinasi SSR = Sum of Square Regression SST = Sum of Square Total. b. t – test

Yaitu untuk menguji significancy variabel bebas secara individual, dengan menggunakan rumus:


(40)

40 t – h = bi/se (bi), dimana:

t- h = t-hitung

bi = koefisien regresi ke-1

se (bi)= standar error koefisien regresi ke-1

c. F – h

Yaitu untuk significancy variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, dengan menggunakan rumus;

F hitung =

 

 

n k I RSS

k I

ESS 1

k = Jumlah variabel n = jumlah sampel ESS = Expained of Square RSS = Residual Sum of Square

Pengujian Hipotesa Secara Statistik

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah biota laut telah tercemar atau melewati nilai bakumutu, dilakukan dengan uji satu pihak yaitu pihak kanan dengan harga level of significant (α) = 0,05, dimana hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : X ≤ µo : berarti kadar logam berat dalam biota tidak melewati batas maksimum kandungan logam berat yang diizinkan dalam makanan.


(41)

41 H1 : X >µo: berarti kadar logam berat dalam laut melewati batas maksimum kandungan logam berat yang diperbolhkan dalam makanan.

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah Ho diterima bila Z hit ≤ Z table, Ho ditolak bila Z hit > Z tabel

Untuk mempermudah analisis data, pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer, program SPSS (Statistical Product and Service Solution) Versi 10.05. (Santoso, 2000). Sedang untuk melihat kuat lemahnya korelasi digunakan skala sebagai berikut: Nilai 0,00 – 0, 19 menyatakan hubungan rendah sekali

Nilai 0,20 – 0,39 menyatakan hubungan rendah tapi pasti Nilai 0,40 – 5,59 menyatakan hubungan yang cukup berarti Nilai 0,60 – 0,79 menyatakan hubungan yang kuat dan tinggi Nilai 0,80 – 0,99 menyatakan hubungan yang mutlak


(42)

42 HASIL DAN PEMBAHASAN

Masyarakat kelurahan Bagan Deli terdiri dari keluarga nelayan.(± 40%). Ketergantungan mereka terhadap keberadaan sumber daya alam hayati perairan Belawan adalah sangat besar, sedangkan penurunan kualitas perairan sebagai akibat dari pencemaran akan berpengaruhi terhadap kualitas biota laut.

Dari hasil wawancara dengan 28 responden yang diambil dari keluarga nelayan, diambil kesimpulan bahwa hasil tangkapan menurun dari tahun ke tahun akibat seriusnya terjadi kematian ikan dan kerang dalam humlah besar.Menurut responden, hal terebut diakibatkan pencemaran yang masuk ke perairan terutama dari limbah pabrik yang ada di sekitar daerah tersebut.

Untuk membuktikan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan mengukur kandungan logam berat Pb pada contoh biota laut yang diambil dari hasil tangkapan nelayan daerah tersebut meliputi jenis ikan pelagis seperi ikan dencis (sardinella sirm), jenis ikan demersal seperti ikan kepekepe atau disebut juga ikan ketang-ketang (spcatophagus argus), ikan gulamah atau ikan samgeh (pseudosenia amoyensis), jenis molluska seperti cumi-cumi (loligo vulgaris), kerang bulu (anadara indica sp), kerang darah (ananda granosa sp).

Penelitian kandungan logam berat Pb pada biota laut Belawan perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang pasti mengenai apakah biota laut


(43)

43 tersebut masih aman untuk dikonsumsi, juga untuk membuktikan apakah ada hubungannya dengan pencemaran logam berat di laut Belawan.

Kandungan logam berat Pb pada ikan dipengaruhi oleh cara ikan dalam mengekresikan logam tersebut dari tubuhnya. Semakin baik eskresi kadar logam tersebut semakin kecil kandungan dalam tubuhnya dan sebaliknya laju absorbsi logam dari perairan di pengaruhi oleh kondisi kelaparan hewan, fase siklus hidup, habitat, besar organisme, jenis kelamin dan kemampuan hewan menghindar dari kondisi buru (Darmono, 1982).

Pada tabel di bawah ini tercatum kadar logam Pb dari beberapa contoh biota laut yang sehari- hari dikonsumsi oleh masyarakat Kelurahan Bagan Deli. Pengambilan contoh dilakukan pada bulan Maret 2004.


(44)

44 Tabel 8 : Kandungan Logam Pb pada Contoh Biota Laut Belawan

No. Nama biota laut Kode Sampel Pb (ppm) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Udang Kerang bulu Cumi-cumi Ikan Gulamah Ikan kepe-kepe Kerang darah ikan dancis I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 0,1625 0,1377 0,0093 0,1624 0,1886 0,2738 0,1374

Buku mutu yang ditetapkan oleh UNEP/FO/WHO

0,05

Kerang mendapatkan makanan dengan menjaring (filter feed) jasad-jasad renik terutama plankton nabati antara hewani, sehingga apabila lingkungan temapat kerang tersebut tercemar logam berat maka pada tubuh kerang akan terakumulasi logam berat dalam jumlah tinggi. Terlihat kadar Pb pada kerang darah sebesar 0,2798 ppm sedang pada kerang bulu 0,1625 ppm.

Ikan pelagis kecil yang hidup di ciolomatry atau permukaan air umumnya pemangsa zooplankton sehingga apabila makanannya sudah terkontaminasi logam berat, maka pada ikan tersebut akan terakumulasi


(45)

45 logam berat dalam jumlah yang lebih besar.Ikan demersal seperti ikan kepe-kepe dan ikan gulamah adalah jenis ikan yang biasanya tinggal di dasar perairan (Nikijuluw, 2002). Terlihat bahwa konsetrasi Pb pada ikan ini tinggi.

Konsentrasi Logam Berat Pb Pada Biota Laut Sampel

Pengukuran konsentrasi Pb pada biota laut sample adalah untuk mengetahui apakah jenis biota laut yang dikonsumsi masyarakat nelayan Bagan Deli sehari-harinya sudah tercemar bila dibandingkan dengan baku mutu yang diizinkan untuk biota laut.

Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb.

Konsentrasi tertinggi pada kerang darah = 0,2738 ppm, kemungkinan disebkan faktor sifat kerang yang berdiam di suatu tempat misalnya di muara sungai, sehingga menerima lebih banyak zat pencemar yang di bawa sungai itu. Konsentrasi tertinggi ke dua pada ikan kepe-kepe. Ikan kepe-kepe mengandung Pb 0,1886 ppm, kemungkinan disebakan habitat hidup ikan ini yang berada di muara-muara sungai yang besarnya berlumpur. Keadaan di atas membeli petunjuk bahwa muara Sungai Deli telah tercemar logam Pb yang terkumulasi dalam tubuh biota laut tersebut. Kemungkinan logam Pb berasal dari limbah industri kabel telepon dan listrik, pewarna pada cat secara luas sebagai pigmen chrom. Senyawa PbCrO4 untuk mendapatkan chrom, senyawa Pb


(46)

46 yang dibentuk dari Pb304 digunakan untuk mendapatkan warna timah

merah, sedang senyawa silikat timbal sebagai bahan pengkilap keramik. Dalam industri baterei PbO4 digunakan sebagai bahan aktif dalam

pengaliran arus elektron (Palar, 1994).

Pengujian Hipotesis Secara Statistik

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah biota laut telah tercemar atau melewati nilai bakumutu, dilakukan dengan uji satu pihak yaitu pilih kanan dengan harga level of significant (α) = 0,05 dimana hipotesis yang diajukan adalah:

Ho : X ≤ µo : Berati kadar logam berat dalam biota laut tidak melewati batas maksimum kandungan logam berat yang diizinkan dalam biota laut (baku mutu Who).

H1 : X > µo : Berarti kadar logam berat dalam laut melewati batas maksimum kandungan logam berat yang diperolehkan dalam biota laut (baku mutu WHO).

Harga µo untuk Pb = 0,05

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah : Ho diterima bila Z hit ≤ Z tabel Ho ditolak bila Z hit > Z table


(47)

47 Tabel 9 : Hasil Uji Statistik Konsentrasi Logam Berat Pb dengan

Standard Kesehatan (µ = 0,05, n = 3) Kode

Samp el

∑ X2

(z 2X) X Standa

rd Deviasi Z Hitun g Z tabel Keteranga n

I1 0,0801 0,2376 0,1625 0,0212 9,22 2,92 Ho ditolak

I2 0,0570 0,4700 0,1377 0,0129 11,69 2,92 Ho ditolak

I3 0,0239 0,0712 0,0093 0,0091 -7,68 2,92 Ho ditolak

I4 0,0754 0,2222 0,1624 0,0258 7,54 2,92 Ho ditolak

I5 0,1069 0,3201 0,1886 0,0100 25,90 2,92 Ho ditolak

I6 0,2255 0,6747 0,2738 0,0173 22,38 2,92 Ho ditolak

I7 0,0569 0,1701 0,1274 0,0100 15,07 ,2,92 Ho ditolak

Hasil Uji Statistik menyatakan sebagian hipotesa Ho ditolak yang artinya biota laut telah terancar logam berat tersebut, konsentrasi Pb pada cumi-cumi (Ho diterima) artinya jenis biota laut tersebut belum tercemar logam Pb. Untuk mengetahui apakah biota laut tersebut masih aman untuk diokonsumsi, maka dilakukan perhitungan berapa banyak kadar logam berat tersebut yang masuk ke dalam tubuh konsumen dan membandingkannya dengan Accepted Daily Intake (ADI) yang dikeluarkan oleh WHO. Sebagai contoh untuk logam Pb, Adi dewasa = 480 ug/g/h dan ADI anak-anak = 300 ug/g/h. bila seorang dewasa di daerah dewasa di daerah Bagan Deli dengan tingkat konsumsi 290 g/h


(48)

48 mengkonsumsi kerang darah (konsentrasi Pb tertinggi 0,2738 ug/g; maka jumlah Pb yang ikut dikonsumsinya (Food Intake) adalah 290 g/h x 0,2738 ug/g = 79,402 ug/h = 480 ug/h (ADI WHO). Begitu juga dengan seorang anak dengan tingkat konsumsi 50 g/h, maka Food Intake nya adalah 50g/h x 0,2738 ug/h = 13,69 ug/h < 300 ug/g (ADI WHO). Dari hasil perhitungan ini disimpulkan bahwa walaupun biota laut tersebut sudah tercemar, ternyata masih aman untuk dikonsumsi.

Konsentrasi Logam Pb pada rambut

Pengukuran kadar logam Pb pada rambut responden adalah untuk mengetahui sejauh mana pencemaran Pb pada tubuh manusia akibat mengkonsumsi biota laut tersebut, sebab pencemaran biota laut akan berpengaruh terhadap kesehatan mansuia melalui rantai makanan. Keberadaan logam berat pada manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat absorbsi dan ekskresi..Daya toksisitasnya lebih ditentukan oleh masing-masing individu untuk menetralisir bahan-bahan beracun yang masuk ke dalam tubuhnya (Palar, 1994).

Dari tabel Lampiran 7 diketahui kandungan logam Pb pada rambut responden Bagan Deli bervariasi antara 4,667 s/d 6,150 pp, dengan tingkat konsumsi biota laut harian 20,00 s/d 290,00 g/h/orang. Responden berusia antara 3 s/d 65 tahun dibandingkan dengan kontrol yang diambil dari rambut responden bukan nelayan dari kelurahan Sicanang dari usia 1 s/d 70 tahun dengan kandungan Pb 2,291 s/d 3,183 ppm dengan tingkat konsumsi berkisar 12,75 s/d 190,50 g/hari/orang.


(49)

49 Sedang responden dari daerah pegunungan yaitu masyarakat Desa Sabungan Ni Huta kecamatan Sipahutar dengan tingkat konsumsi berkisar 1,75 s/d 31,80 g/h/orang, konsentrasi logam berat pada rambut responden dengan usia 3 s/d 70 tahun adalah Pb 0,193 s/d4,796 ppm. Kandungan Pb pada anak-anak bisa menyerap 50 % lebih tinggi orang dewasa.Kadar penyerapan itu meningkat bila seorang anak mengalami kekurangan gizi (Darmono, 1995).

Analisa Hasil Pengujian Regresi berganda ANOVA 1. Hasil analisa regresi pengaruh umur dan tingkat konsumsi

terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Bagan Deli Variabel Koefisien

Regresi

Standard Error

t

hitung Korelasi r

2 Sign Umur Tingkat Konsumsi Konstanta -0,22 0,007 5,076 0,014 0,003 0,128 -1,591 2,204 39,576 0,415 * 0,487** -1,185 1,642 0,124 0,037 0,000

Adjusted R squared = 0,252 R Squared = 0,307 Multiple R = 0,554 F hitung = 5,543

Keterangan : * = nyata pada taraf kepercayaan 95% ** = nyata pada taraf kepercayaan 91% tn = tidak nyata


(50)

50 Persamaan garis Regresi Linear Berganda yang diproleh berdasarkan hasil analisa tersebut adalah:

Y = 5,076 – 0,22 X1 + 0,007 X2

Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) 0,252 menjlaskan bahwa perubahan konsentrasi Pb dirambut responden Bagan Deli diterangkan oleh perubahan umur dan tingkat konsumsi sebesar 25,2%. Nilai ini menunjukkan suatu hubungan yang cukup berarti. Sedang 74,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat dalam model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang tersedia dalam penelitian ini.

Nilai F hitung sebesar 5,543 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 :df 2 :25) sebesar 0,437. Nilai ini menunjukkan bahwa serempak variabel umur dan tingkat konsumsi berpengaruh sangat nyata terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Bagan Deli dengan taraf kepercayaan 99%.

Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi PB pada rambut konsumen Bagan Deli dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb rambut konsumen Bagan Deli.

Koefisien regresi b1 (koefisien variabel umur) sebesar – 0,22 dengan t hitung sebesar – 1,591 dan probabilitas 0,124 > 0,05 yang


(51)

51 berarti Ho diterima, artinya koefisien regresi significant umur tidak berpengaruh terhadap konsentrasi Pb.

Nilai koefisien korelasi ® parsial umur secara 0,415 menunjukkan hubungan yang significant dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan umur sebesar 41,5%. Nilai ini menunjukkan hubungan yang cukup berarti.

b. Pengaruh tingkat konsumsi terhadap konsentrasi Pb rambut responden Bagan Deli.

Koefisien regresi b2 (koefisien variabel tingkat konsumsi) sebesar 0,007 dengan t hitung sebesar 2,204 dan probabilitas 0,037 berarti Ho ditolak, artinya bariabel tingkat konsumsi mempengaruhi konsentrasi Pb di rambut karena nilai probabilitasnya < 0,50. Nilai koefisien korelasi ® parsial tingkat konsumsi sebesar 0,487 menunjukkan hubungan yang significant pada tingakt kepercayaan 99 %. Dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan tingkat konsumsi sebesar 48,7%. Nilai ini menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Demikian seterusnya dilakukan analisa terhadap hasil pengujian Regresi berganda ANOVA terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sicanang dan Sipahutar (Lihat Lampiran 8).


(52)

52 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan di peroleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsetrasi logam berat Pb pada biota laut perairan Belawan yaitu konsntrasi tertinggi pada kerang darah 0,2738 ppm:Variabel terhadap konsentrasi Pb pada biota sampel dengan µo = 0, 05 ppm menunukan

Ho ditolak. Kesimpulanbiota laut sampel sudah tercemar logam berat Pb kecuali pada cumi-cumi Ho diterima, artinya biota laut tesebut belum tercemar logam berat Pb.

2. Konsentrasi Pb yang terkamulasi pada rambut konsumen

a) Untuk konsumen dan keluarga nelayan Bagan Deli dengan usia dari 3 s/d 65 tahun dan tingkat konsumsi antara 20,00 s/d 290,00 g/h/orang, konsentrasi Pb bervariasi antara 4,667 s/d 6,150 ppm,

b) Untuk konsumen dari keluarga bukan nelayan dari kelurahan Sicanang dengan usia dari 1 s/d 70 tahun dan tingkat konsumsi berkisar 12,75 s/d 190,50 g/h/orang, konsentrasi logam berat Pb pada rambutnya adalah antara 2,291 s/d 3,358 ppm

c) Untuk konsumen dari masyarakat pengunungan Desa Sabungan Ni Huta dengan tingkat konsumsi 1,75 s/d 31,80 g/h/orang, konsentrasi logam berat pada rambutnya adalah untuk Pb antara 0,193 s/d 4,796 ppm. Kesimpulan, pencemaran tertinggi dialami oleh konsumen dari keluarga nelayan Bagan Deli Belawan.


(53)

53 3. Hasil Uji F dan Uji t menunjukkan bhwa usia dan tingkat konsumsi mempunyai pengaruh positifterhadap konsetrasi Pb terhadap rambut konsumen, artinya pertambahan usia dari tingkat konsumsi diikuti dengan kenaikan konsentrasi Pb pada rambut konsumen.

4. Berdasarkan nilai standardlized coefisien diketahui: a. Untuk Konsumen Bagan Deli

Secara parsial tingkat konsumsi memiliki pengaruh dominan (48,7%) disebanding dengan variable umur (41,5%)., sedang koefisien determinasi R2 hasil regresi 0,252 menunjukkan bahwa variabel umur dan tingkat konsumen dapat mempengaruhi 25,2% variabel konsentrasi Pb.

b. Untuk konsumen Sicanang

Untuk dominan (75,0%) dibandingkan dengan variabel umur (72,5%) sedang R2 sebesar 0,530 menunjukkan bahwa variabel umur dan tingkat konsumsi dapat mempengaruhi 53,0% konsentrasi Pb.

c. Untuk konsumen Sipahutar

Variabel umur memiliki pengaruh dominan (8,9%) dibanding dengan variabel tingkat konsumsi (7,4%0, sedang R2 sebesar 0,905 menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi Pb dipengaruhi oleh perubahan umur dan tingkat konsumsi sebesar 90,5%.

c. Dari hasil perhitungan yang kemudian dibandingkan dengan Accepted Daily Intake (ADI-WHO) didaptkan hasil yang menujukkan bahwa jenis biota laut sampel masih aman untuk dikonsumsi


(54)

54 Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi masyarakat mengenai kelayakan biota laut perairan Belawan untuk dikonsumsi.

2. Walaupun hasil perhitungan menunjukkan jenis bota laut samapai masih aman untuk dikonsumsi, tetapi karena hasil penelitian menunjukkan bahwa beberpa jenis biota laut sampel telah tercemar logam berat, maka disarankan supaya masyarakat tetap berhati-hati dalam memilih dan mengkonsumsi biota laut tersebut.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas dari hasil perikanan laut Belawan.

4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi bagi Depperindag dalam kaitan pemberian surat izin usaha bagai industri-industri yang menghasilkan limbah logam berat.

5. Disarankan kepada Bapedalda suppaya hasil penelitian ini dapat di pakai sebagai informasi dalam kaintannya dengan masalah penyusunan AMDAL dan ANDAL bagai industri-industri yang menghasilkan logam berat.

6. Disarankan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui sejauh mana pencemaran logam berat Pb ini berpengaruh terhadap kesehaan konsumennya.


(55)

55 7. Disarakan adanya penelitian terhadap konsentrasi logam berat pada

konsumen dengan indikator darah

8. Disarankan adanya penelitian lanjutan berhadap konsentrasi logam berat pada biota laut berdasarkan fase sikulus hidup (waktu musim pasang naik dan musik pasang surut) untuk melihat perbedaan konsentrasi pencemaran logam berat tersebut.


(56)

56 DAFTAR PUSTAKA

Anwar, H, Nazaraini .2000. Instrumen AAS dan kimia Analisis, PTKI Depperindag, Medan

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Cetakan pertama, UI Press, Jakarta.

Dartius, 1994. K, Lingkungan Sungai Asahan, Jurnal Lingkungan dan Pembangunan LPFE UI, Jakarta

Dermon, Richard A 1987. Experimental Design, Anova

Fahmi A., 2000, Pencemaran Laut, Status dan Dampaknya Pada Ekosistem Laut, Nuansa Lingkungan, Majalah Bapedal Wilayah I no 04 tahun II, Pekanbaru

Fardiaz, Srikandi ,1992. Polusi Air & Udara, Kanisius, Yogyakarta Frieberg, L., Gunnar, 1974, Hand book of Toxicology of Metals,

Elsevier, Neherlands.

Gintings, Perdana, Ir 1982, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Handmer, J,W,T,W. Nirton, S.R Dovers.2001, Ecology, Uncertainty and policy manaing Ecosytems for Susantaibility, Prentice Hall, person Education Lt

Hutabarat. Dewi Sari, M. 1997. Penetuan kadar Logam Berat kadmium Pada Kerang dan kerang Batu Secara Spekrotometri Serapan koeng-Koeng atau Kerang-kerang laut itu Berwarna, Pewarta Oseana, LIPI lembaga oseanologi nasional vol 6 Jakarta

Laker, Mt & Lc Lumigar, 1998, Akumulasi logam pada beberapa jenis biota laut diperairan sepanjang Semenanjung Minahasa Prop Sulut, laporan Penelitian F. Perikanan & Ilmu Kelautan, Manado

LCMEP, 2001 Heavy metal conttent in the fish Orreohronmis Nilotticus from mwanza gulf of lake Victoria, Tanzania

Marsaulina, Irnawati. 1992 distribusi kelimpahan makroisobenthos sebagai indikator pemantangan damapak industri dan pemukiman diperairan sungai Deli Kotamadya Medan, Thesis PPS IPB, Bogor


(57)

57 Mustofa, Drs, H.A, 2000, Kamus Likungan, Rineka Cipta Jakarta

Nikijuluw, Viktor P.H, Dr, Ir, Msc. 2002 Rezim pengolaan Sumber Daya perikanan, PT Pusataka Cisendo, Jakarta

Nonci Anugerah, dr. 1993, Laut Nusantara penerbit Djambatan, Jakarta Palar Heryando Drs. 1994. Pencernaan & Toksikologi Logam berat, PT.

Rineka Cipta, Jakarta

Pemda Tk. I SU Bapedalda, 1999. Laporan Prokasih Prop. SU Tahun ke X (1998/1999), Medan

Polii, B., LAJ Waworuntu, V.A Kumurru, MT. Lasut & H. Simanjuntak 1999, Status pencegahan logam & Sianida di Perairan Teluk Buyat dan sekirtanya, prop Sulawesi Utara

Prawiroatmodjo, Denda Surono,, prof Dr. 1997.pendidikan Lingkugan kelautan, Rineka Cipta, jakarta

Putra, Eka Adi. 2002. Analisis Limbah Industri Logam Terhadap Kualitas Sungai Deli, Tehsis, PSL USU, Medan

Rabinowitz, MB, G.W Wetherill, dan Dj Kopple, 1974. Studies of Human lead Metabolisme by use of stable Isoto[, Tracer. Environ. Health perspect, 7

Razak, H. 1980 Pengaruh lOgam Berat Terhadap Lingkungan, pewarta Oseana, lembaga oseanologi Nasioan- LIPI, Vol 2 hal 15 -19 Rominmohtharto, Kasijan, Juwana. 2001, Ilmu Pengetahuan tentang

Biologi Laut, Penerbit Djambatan, Jakarta Saeni,MS. 1989. Kimia Lingkungan, IPB Bogor

_________1997. Penetuan Tingkat Pencemaran Logam Berat Dengan Analisis Rambut, FIMIPA IPB Bogor

_________2000. Sifat-Sifat Fisik, Kimia, Mikrobiologi Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), IPB Bogor

Santosa,S. 2000 . Buku latihan SPSS Statisitik parametrik, PT Elex media Komputindo, Jakarta

Sastrawijaya, A. Tresna, MSc, 2000, Pencemaran LingkunganM rineka Cipta Jakarta.


(58)

58 Sekretaiat Bapedal. 1999. PP RI No. 19 Tahun 199 Tentang pengadilan

pencemaran dan/atau Perusakan laut, Jakarta

Seminar pencemaran laut . 1974, Laporan Seminat Pencemaran Laut, Pewarta Oseana-LIPI Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta, vol 24 -25

Silalahi, Parmintaran, 2001, Kondisi lingkungan fisik kimia perairan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air Budaya Tambak, Tesis PSL USU, Medan Soerharyadi Saraswati 2000. Potensi sumberdaya hayati laut di perairan Indonesia dan usaha pelestariannya, Pilar Bambu Kuning Soemarwoto, Otto. 1997, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

Penerbit Djambatan, Jakarta

Subani Waluyo, Sahabi M mahaswara, W. kastoro siti Nuraini 1991 Potensi dan penyebaran sumber daya ikan laut di perairan Indonesia , Dirjen perikanan, pusitbang perikanan pustitbang oseanologi LIPI, Bandung.

Sudjana, Prof, DR, MA, MSc. 1992. Medan Statistik, Edisi Kelima,Tersito Bandung

Sumadhiharga, Kurnaen. 1994 zat-zat yang menyebabkan pencemaran di laut, Jurnali Lingkungan Hidup dan Pembangunan vol 15 no,1 1995, LPFE, UI, Jakarta.

Stuman, Werner, James Morgan, 1981, Auatic chemistry, John Wiley & Sons, New York

Surwirma, S. 1988. Distribusi kandungan logam berat di aliran sungai Cakung , Jakarta

Tole, Mwakio P. and Jenipher Suhalulukhu shitsama, 2003, Concentation of heavy Metal in water, fish, and sediments of the winam Gulf, Lake Vitoria Moi University Eladoret Kenya


(59)

59 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(60)

60 Lampiran 2 : Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut


(61)

(62)

62 Lampiran 3 : Tabel Baku Mutu Limbah Logam Berat Untuk

Industri

No Jenis Industri Paremeter Kadar Max (mg/l) Beban Pencernaan max (gram/ton) 1 2 3 4 5 Pestisida a. Pembuatan b. Pengemasan Cat Baterei kering a. Alkaline Mangan

b. Karbon Seng

Tekstil Elektroplating Cu Hg Zn Pb Cu Cr+6 Ti Cd Hg Zn Cr Ni Hg Zn Mn Cr Cu Cr+6 Pb Zn 1,0 0 0,01 1,0 0,30 0,80 0,20 0,40 0,08 0,01 0,20 0,30 0,06 0,01 0,3 0,3 1,0 0,6 0,1 0,1 1,0 0,02 0,005 0,50 0,15 0,40 0,10 0,20 0,04 0,015 0,3 0,45 0,60 0,0025 0,075 0,075 0,1 0,012 0,02 0,002 0,0


(63)

63 6 7 Caustic soda Penyamakan kulit a. Menggunakan krom b. Menggunakan daun-daun Cr Ni Cd Hg Pb Cu Zn Cr Ni Cr Cr 0,5 1,0 0,05 0,004 0,8 1,0 1,0 0,5 1,2 0,60 0,10 0,075 0,020 0,001 0,012 2,4 3,0 3,0 1,5 3,6 0,24 0,004


(64)

64 Lampiran 4 : Tabel Kandungan Rata-rata dari Beberapa Logam

Berat Penting Yang dihasilkan Sebagai Industri

Jenis Industri Kandungan rata-rata dalam mg/L

Zn Cu Cr Ni Cd

1 2 3 4 5 6

Pembuatan roti Bir Pengolahan ikan Penyamakan kulit Es krim Laundry Pengolahan daging Bahan kimia Makanan

Minuman ringan Pencelupan tekstil

0,28 0,47 1,60 1,73 0,78 1,75 0,46 0,80 1,10 2,99 0,50 0,15 0,41 0,24 7,04 2,70 1,70 0,15 0,16 0,35 2,04 0,04 0,33 0,06 0,23 20,14 0,05 1,22 0,15 0,28 0,15 0,18 0,82 0,43 0,04 0,14 0,74 0,11 0,10 0,07 0,10 1,11 0,22 0,25 0,002 0,005 0,014 0,115 0,031 0,134 0,011 0,027 0,006 0,003 0,030 Sumber : Agarwal, S. K. (2002)


(65)

65 Lampiran 5 : Logam Beracun dan Organ Target

Nama Logam Organ Target

Cadmium (Cd2+) Timah hitam

Merkuri dalam bentuk uap Methyl merkuri

Mangan Chromium

Ginjal, paru-paru, hati

Jaringan pembentuk darah, sistem saraf pusat dan peripel dan ginjal Sistem saraf pusat dan ginjal Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat Kulit

Sumber : Agarwal, S. K. (2002)

Lampiran 6 : Organ Target yang Dirusak Oleh Berbagai Logam

Organ Target Polutan

Darah Tulang / gigi Otak

Hati Paru-paru Ginjal

Arsen, cadmium, timah hitam, merkuri Cd, Se

As, Pb, Hg As, Hg, Mo, Se As, Cd, Hg As, Hg, Pb


(66)

66

Lampiran 7

Gambar-Gambar Kegiatan Penelitian Di

Lapangan


(67)

67 i

Gambar 3 .


(68)

68 Gambar 4


(69)

69 Gambar 5 : Sampel Biodata laut


(70)

70 Lampiran 8 :

HASIL ANALISIS STATISTIK TERHADAP RAMBUT RESPONDEN DENGAN PROGRAM SPSS 10,05


(71)

71 Korelasi umur dan tingkat konsumsi terhadap Pb Pada Rambut Responden Bagan Deli


(72)

(73)

73 Analisa Statistik Terhadap Konsentrasi Pb

Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Tingkat Konsumsi, Umura . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Konsentrasi Pb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .752a .565 .530 .20285

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.336 2 .668

.041

16.233 .000a

Residual 1.029 25

Total 2.365 27

a. Predictors: (Constant), Motivasi

b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations

B Std. Error Beta

Zerro-order Partial Part

1 (Constant)

umur

2.420 .004

.077

.010 .269

82.026 .441

.000 .694

.

.725 079 .052

Tingkat konsentrasi

.005 .004 .652 1.013 .175 .750 .287 .198


(74)

(75)

75 Hasil analisa pengaruh umur dan tingkat konsumsi

Terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Sicanang.

Variabel Konfensien Regresi Standard Error t Hitung

Korelasi r2 Parasial Sign Umur Tingkat Konsumsi konstanta 0.004 0.005 2.420 0.010 0.004 0.077 - 0.398 1.500 31.45 6 0.725** 0.750** - 0.26 9 1.01 3 0.694 0.146 0.000

Adjusted R squared = 0.530 R squared = 0.565

Multiple R = 0.752 F hitung = 16.233

Keterangan :* = nyata pada taraf kepercayaan 95% **= nyata pada taraf kepercayaan 99% tn = tidak nyata

Persamaan garis regresi Linear Berganda yang diperoleh berdasarkan hasil analisa tersebut adalah :

Y = 2.420 – 0, 004 X1 + 0.005X2.

Terilhat bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted) R2) adalah 0.530, menjelaskan bahwa perubahan konsentrasi Pb dirambut responden Sicanang


(76)

76 diterangkan oleh perubahan umur dan tingakt konsumsi sebesar 53,0%. Nilai ini menunjukkan suatu hubungan yang cukup berarti sedangkan sisanya sebesar 47,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat dalam model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang tersedia dalam penelitian ini.

Nilai F hitung sebesar 16,233 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 ; df 2 : 25) sebesar 0,437. nilai ini menunjukkan bahwa serempak vriabel umur Pb pada rambut konsumen Sicanang dengan taraf kepercayaan 99%.

Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sicanang dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb rambut konsumen Sicanang. Koefisien regresi b1 (koefisien fariabel umur) sebesar -0,004 dengan t dihitung sebesar -0.398 dan probalitas 0,694 menunjukkan Ho diterima, artinya variabel umur tidak berpengaruh terhadap konsentrasi Pb karena nilai probalitas >0,05.


(77)

(78)

(79)

79 Hasil analisa regresi pengaruh umur dan tingkat konsumsi

Terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Sipahutar.

Variabel Konfensien Regresi Standard Error t Hitung

Korelasi r2 Parasial Sign Umur Tingkat Konsumsi konstanta 0,086 0,448 0,307 0,470 0,028 1,714 -0,183 16,057 0,179 0,089** 0,074** -0,037 0,955 0,856 0,000 0,859

Adjusted R squared = 0,905 R squared = 0,912

Multiple R = 0,955 F hitung = 129,692

Keterangan :* = nyata pada taraf kepercayaan 95% **= nyata pada taraf kepercayaan 99% tn = tidak nyata

persamaan gris Regresi Linear Berganda yang diperoleh berdasarkan hasil analisa tersebut adalah :

Y = 0,307 – 0, 086 X1 + 0,448 X2.

Terlihat bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted R2) adalah 0,905, menjelaskan bahwa perubahan konsnetrasi Pb disambut responden Sicanang diterangkan oleh perubahan umur dan tingkat konsumsi sebesar 90,5%. Nilai ini


(80)

80 menunjukkan suatu hubungan yang mutlak. Sedangkan sisanya sebesar 9,5% dipengaruhi oleh varibel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat dalam model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang tersedia dalam penelitian ini.

Nilai F hitungsebesar 129,692 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 ; df 2 : 25) sebesar 0,437. nilai ini menunjukkan bahwa serempak variabel umur dan tingkat konsumsi berpengaruh dangat nyata terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar dengan taraf kepercayaan 99%.

Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar, dijelaskan sebagai berikut :

a. pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar.

Koefisien regresi b1 (kopefisien variabel umur) sebesar -0,086 dengan t hitung sebesar 0,183 dan probalitas 0,856 menunjukkan Ho diterima, artinya variabel umur tidak berpengaruh terhadap konsentrasiPb karena nilai probalitas >0,05.

Nilai koefisien korelasi (r) parsial umur sebesar 0,089 pada taraf tidak nyata menunjukkan hubungan yang significant pada dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan umur sebesar 8,9%. Nilai ini menunjukkan keeratan yang rendah sekali.


(81)

81 b. pengaruh tingkat konsumsi terhadap konsentrasi Pb pada rambut

responden Sipahutar

Koefisien regresi b2 (koefisien variabel tingkat konsumsi) sebesar 0,448 dengan t hitung sebesar 16,057 dan probalitas 0,000 berarti Ho ditolak, artinya variabel tingkat konsumsi mempengaruhi konsnetrasiPb di rambut karena nilai probalitasnya <0,05. Nilai koefisien korelasi (r) parsial tingkat konsumsi sebesar 0,074 menunjukkan hubungan yang segnificant pada taraf tidak nyata 99%. Dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan tingkat konsumsi sebesar 7,4%.nilai ini menunjukkan hubungan yang rendah sekali.

Lampiran 9 : Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian

II. Karakteristik Individu

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita (lingkari yang dianggap sesuai)

4. Suku Bangsa :

5. Agama :

6. Pendidikan :

7. Pekerjaan :

8. Jumlah Anggota keluarga : II. Kuesioner

1. Jenis hasil laut yang di konsumsi. a. Kerang bulu

b. Kerang btu c. Kerang hijau d. Ikan kembung e. Ikan sarden


(82)

82 f. Ikan selar

g. Ikan belanak

2. Beberapa kli makan lauk ikan /kerang setiap hari? a. Satu kali

b. Sua kali c. Tiga kali

3. Beberapa ekor sekali makan ? a. Satu

b. Dua c. Tiga d. Empat

4. Khusus untuk kerang, berapa banyak setiap makan? a. sepuluh

b. dua puluh c. tiga puluh

5. Bila frekwensi makan ikan dalam satuan minggu berapa kali dalam satu minggu?

a. Satu b. Dua c. Tiga d. Empat

6. Berapa ekor setiap kali makan ? a. Satu

b. Dua c. Tiga

7. Dari mana ikan diperoleh ?

a. Ditangkap sendiri dari laut Belawan

b. Dibeli dari pasar, tetapi hasil tangkapan nelayan Bagan Deli c. Dibeli dipasar tidak tau asalnya

d. Kombinasi a, b dan c 8. Sejak usia berapa makan ikan

a. 1-10 tahun b. 11-20 tahun c. 21-30 tahun d. 31-40 tahun e. 41-50 tahun f. 51-60 tahun g. > 60 tahun


(83)

83 Lampiran 10


(84)

(85)

(86)

86

Lampiran 13

Hasil Analisis Sampel Biota Laut dan Rambut Responden dari Laboratorium Lingkungan Bapedalda


(87)

(88)

(89)

(90)

(91)

(1)

86

Lampiran 13

Hasil Analisis Sampel Biota Laut dan Rambut Responden dari Laboratorium Lingkungan Bapedalda


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)