EFEK PENCEMARAN LOGAM BERAT TERHADAP LIN

EFEK PENCEMARAN LOGAM BERAT TERHADAP
LINGKUNGAN DAN KESEHATAN HIDUP

Apa itu Logam Berat ?
Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal dan
metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3. Jenis-jenis logam tersebut meliputi :
Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsen (As), Kadmium (Cd), Khromium (Chromium), Cuprum
(Cu), dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut sering dihubungkan dengan adanya masalah
pencemaran dan toksitas perairan (pesisir dan laut), karena keberadaannya yang
membahayakan dan sering mencemari lingkungan baik berupa pencemaran udara maupun
pencemaran air. Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu “Trace metal”.
Sejauh itu logam berat yang sering mengkontaminasi air yaitu merkuri dan timbal. Ikan yang
mengkonsumsi merkuri dan timbal tidak mampu menguraikannya, sehingga apabila ikan
tersebut dikonsumsi, juga masih mengandung merkuri dan timbal yang membahayakan bagi
manusia.Meskipun manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa jenis logam seperti
Mn, Fe, Cu dan Zn dalam jumlah yang sangat kecil karena logam-logam tersebut merupakan
mikronutrien yang sangat esensial, namun ada beberapa jenis logam lain seperti Hg, Cd, Pb
dan Ni yang sangat tidak diharapkan keberadaanya dalam tubuh makhluk hidup meskipun
dalam jumlah yang sangat kecil. Logam-logam tersebut sangat beracun.

Sumber Logam Berat di Laut

Sumber logam berat di laut dapat dibagi 2, yaitu sumber yang bersifat alami dan buatan.
Logam berat yang masuk ke laut secara alami berasal dari 3 sumber, yaitu :
1. Masukan dari daerah pantai (coastal supply), yang berasal dari sungai dan hasil abrasi
pantai oleh aktivitas gelombang ;
2. Masukan dari laut dalam (deep sea supply), meliputi logam-logam yang dibebaskan
aktivitas gunung berapi di laut dalam dan logam-logam yang dibebaskan dari partikelatau
sedimen oleh proses kimiawi ;
3. Masukan dari lingkungan dekat daratan pantai, termasuk logam-logam yang ditransportasi
ikan dari atmosfer sebagai partikel-partikel debu.
Sedangkan sumber-sumber buatan adalah logam-logam yang dibebaskan oleh proses-proses
industri logam dan batu-batuan.

Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut
• Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami
proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme
perairan.
• Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat
dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme dalam cara memakan makanannya (feeding
habit), sebagai berikut:
- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)

- Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)
- Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)

- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)
- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva serangga air
tawar dan ikan)
• Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya
racunnya dibagi menjadi 2 yaitu : (1) yang bersifat lethal atau mematikan à LC50 (median
lethal concentration), dan (2) yang bersifat sublethal. Pengaruh sublethal dibedakan atas 3
macam yaitu :
a. menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
b. menyebabkan terjadinya perubahan morfologi
c. merubah tingkah laku organisme.

Pengaruh Logam Berat terhadap Kesehatan Manusia
Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan beberapa logam seperti : Mn, Fe, Cu, Zn dalam
jumlah yang sangat kecil. Tetapi ada beberapa logam lain yang tidak dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu Hg, Cd, Pb, dan Ni. Logam-logam tersebut bersifat sangat toksik (beracun). Logam
berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui rantai makanan, inhalasi, maupun
penetrasi melalui kulit. Logam tersebut terakumulasi dalam tubuh, dan meracuni manusia.

Berikut adalah berapa contoh kasus keracunan pada manusia akibat pencemaran logam berat.

Dampak Pencemaran Merkuri(Hg)
Sifat-sifat kimia dan fisik logam merkuri dibutuhkan untuk berbagai keperluan industri
maupun penelitian. Menurut Sunu (2001) merkuri mempunyai beberapa sifat, diantaranya :
1). Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua makhluk hidup ;
2). Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu 25o C dan
mempunyai titik beku terendah dari semua logam yaitu sekitar – 39 oC.
3). Bentuk murninya, zat cair putih keperakan yang mudah menguap seperti banyak
digunakan dalam thermometer ;
Lebih lanjut dikatakan bahwa limbah merkuri yang terbuang ke sungai, danau dan laut dapat
mengkontaminasi ikan-ikan dan makhluk air lainnya seperti ganggang dan tanaman air. Ikanikan kecil dan makhluk air lainnya yang telah terkontaminasi merkuri dimakan hewan air
yang lebih besar, atau merkuri masuk masuk ke tubuh melalui insang. Sementara merkuri
masuk ke dalam tubuh manusia dapat lewat udara, air, atau makanan yang terserap dalam
jumlah yang bervariasi. Biota air yang paling banyak mengkonsumsi merkuri adalah ikan dan
kerang. Tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk merkuri monometil sehingga
merkuri tersebut tinggal dalam tubuh relatif lama, tinggal dalam hati, ginjal, otak, dan darah
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan akut dan kronis.
Contoh kasus keracunan merkuri adalah kasus yang terjadi di Teluk Minamata, Jepang pada
tahun 1953 sampai dengan 1960. Kasus ini merupakan kasus keracunan merkuri terbesar

yang pernah terjadi. Ciri-ciri penderita : korban terjadi kelemahan otot, kehilangan
penglihatan, kelumpuhan, bahkan ada yang koma dan meninggal. Penyebab : akibat makan
hasil laut seperti : ikan, kerang yang telah terkontaminasi metil-merkuri dari limbah industri
petrokimia Chisso Minamata Factory, Jepang. Penyakit ini dikenal dengan penyakit
Minamata. Metil-merkuri dapat meracuni janin, merusah sistem saraf pusat, hambatan
mental, dan gangguan pergerakan.
Kasus keracunan merkuri lainnya adalah yang terjadi di Irak (1961), di Pakistan barat (1963),
di Guatemala (1966), di Nigata, Jepang (1968). Keracunan tersebut terutama disebabkan oleh

konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau mengkonsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan
dengan merkuri.
Selain gejala tersebut keracunan merkuri ditandai dengan sakit kepala, sukar menelan,
penglihatan menjadi kabur dan daya dengar menurun. Selain itu orang yang keracunan
merkuri merasa tebal di bagian kaki dan tangannya, mulut terasa tersumbat logam, gusi
membengkak disertai pula dengan diare. Selanjutnya kematian dapat terjadi karena kondisi
tubuh yang semakin lemah. Wanita yang mengandung akan melahirkan bayi yang cacat
apabila keracunan merkuri (Wardhana, 2004).

Dampak Perncemaran Timbal (Pb)
Timbal (Pb) adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam

kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain, terutama seng dan tembaga.
Timbal merupakan logam yang amat beracun yang pada dasarnya tidak dapat dimusnahkan
serta tidak terurai menjadi zat lain dan bila berakumulasi dalam tanah akan tersimpan relatif
lama. Karena itu apabila timbal yang terlepas ke lingkungan akan menjadi ancaman bagi
makhluk hidup (Sunu, 2001).
Timbal digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Sampai dengan tahun
2000, bensin menggunakan timbal masih digunakan di Indonesia, sementara di negara-negara
yang peduli lingkungan sudah melarang penggunaan bensin yang mengandung timbal.
Timbal juga digunakan untuk produk-produk logam seperti : amunisi, pelapis kabel, bahan
kimia, pewarna, pipa, solder, dan sebagainya. Pencemaran timbal dapat terjadi di udara
maupun tanah.
Timbal dapat tersimpan dalam tulang dan dapat mempengaruhi kesehatan secara menyeluruh
selama masa ketegangan (stres), kehamilan, penderita osteoporosis (tulang keropos). Dampak
utama pencemaran timbal dalam dosis yang banyak dapat berpotensi mengganggu kesehatan,
antara lain :
- Kelambanan dalam pengembangan neurologis saraf dan fisik pada anak ;
- Keguguran kandungan, dan kerusakan sistem reproduksi pria ;
- Penyakit saraf, perubahan daya pikir dan perilaku ;
- Tekanan darah tinggi, dan anemia.


Dampak Pencemaran Kadmium (Cd)
Kadmium (Cd) sebagai unsur alami dalam tanah merupakan logam lunak yang berwarna
keperakan dan bersifat tidak pecah atau terurai menjadi bagian-bagian yang kurang beracun.
Kadmium pada kadar rendahpun masih beracun, karena kemampuannya berkumpul dalam
tanah (Sunu, 2001). Sebagian besar limbah kadmium dalam air diakibatkan oleh kegiatan
proses penyepuhan secara elektrolisis. Sedangkan sumber pencemaran kadmium di udara
sebagian besar karena adanya kegiatan industri yang menggunakan seng.
Dampak lainnya dari menghirup maupun memakan / meminum unsur kadmium dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan berupa : (1) gangguan pernafasan, (2) gangguan pada
ginjal dan hati. Menurut Wittman (1979) dalam Supriharyono (2002), Kadmium masuk ke
dalam tubuh manusia melalui pernafasan atau tertelan bersama makanan. Hampir semua
organ tubuh dapat mengabsorbsi kadmium, dan konsentrasi yang paling tinggi biasanya
terjadi di dalam hati dan ginjal. Racun kadmium menimbulkan penyakit sebagai berikut :
kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan dalam internal sekresi, penuaan, kekurangan kalsium,

indra penciuman, mulut kering, kerusakan sumsum tulang, paru-paru basah, dan lain lain
Pada th 1947, masyarakat Jepang disekitar Sungai Jintsu, Toyama dijangkiti penyakit aneh,
yaitu semacam rematik. Penderitanya meraung keras-keras karena rasa nyeri pada tulang.
Penyalit ini disebut Ïtai-itai”, yang artinya “auch-auch”. Tahun 1968 diketahui bahwa
penyakit tersebut berasal dari racun kronis Cadmium, limbah perusahaan tambang Mitsui.

Cadmium masuk kedalam tubuh melalui pernafasan dan makanan. Konsentrasi tertinggi pada
hati dan ginjal.

Dampak Pencemaran Chromium (Cr)
Logam chromium dilaporkan juga beracun terhadap manusia. Pengaruh racun ini pada
awalnya diketahui di Jepang. Ittman (1979) dalam Supriharyono (2002) menulis bahwa pada
tahun 1960 masyarakat yang tinggal didaerah sekitar Pabrik Kiryama, Nippon-Denko
Concern di Pulau Hokaido, Jepang, banyak yang menderita kanker paru-paru.
Pada akhirnya, berdasarkan penelitian yang intensif diketahui bahwa penyakit tersebut
sebagai akibat masyarakat menghirup debu yang mengandung chromium valensi IV
(Chromium 4+) dan valensi VI (Chromium 6+).

http://www.bppp-tegal.com/web/index.php/artikel/99-artikel/artikel-konservasi/104pengaruh-pencemaran-air-oleh-logam-berat-terhadap-manusia