PENGARUH LOGAM BERAT TERHADAP PENCEMARAN

PENGARUH LOGAM BERAT TERHADAP
PENCEMARAN LINGKUNGAN AIR

Disusun Oleh :
Yudha Adipratama (7)

1406552465

Astari Indarsari (8)

1406552467

Kelas Kimdas 10 Pararel Kelompok 4

Universitas Indonesia
Depok

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………………


i

Daftar Isi…………………………………………………………………………….

ii

BAB I LATAR BELAKANG…………………………………………………........

1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………....

3

1. Definisi Logam………………………………………………………….
2. Sumber-sumber Pencemaran Logam Berat……………………………..
3. Contoh Logam Berat dan Dampaknya pada Kawasan Perairan………..
a. Merkuri (Hg)………………………………………………………...
b. Kadmium (Cd)………………………………………………………
c. Tembaga (Cu)……………………………………………………….7

d. Nikel (Ni)……………………………………………………………
4. Upaya Penanggulangan Pencemaran Logam Berat……………………..
a. Rehabilitasi Vegetasi Mangrove…………………………………….
b. Metode Biji Kelor……………………………………………………
c. Mengelola Air yang Terkena Pencemaran………………………......

3
4
4
5
6
8
8
9
9
10

BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………

12


Daftar Pustaka……………………………………………………………………….

13

1

BAB I LATAR BELAKANG

Seperti yang kita tahu, air merupakan senyawa yang penting bagi semua makhluk hidup di Bumi.
71 persen dari permukaan bumi ditutup oleh air. Terjadinya perkembangan IPTEK memacu
terjadinya pencemaran air, yaitu berubahnya kondisi air oleh kegiatan manusia atau melalui
proses alami, sehingga mutu kualitas air sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
berfungsi sebagai mestinya. Terganggunya kualitas air ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan
warna. Terjadinya pencemaran air dapat menimbulkan berbagai masalah dalam kehidupan
makhluk hidup, seperti terganggunya kehidupan organisme air karena keracunan, hingga dapat
menyebabkan punahnya biota air. Salah satu factor dan tanda terjadinya pencemaran air adalah
terdapatnya logam berat di dalam suatu ekosistem perairan
Dari setiap ekosistem perairan, kawasan pesisir merupakan wilayah perairan yang perlu
diperhatikan, karena kawasan ini merupakan wilayah dimana masuk dan keluarnya berbagai

macam hal, termasuk zat pencemar yang berasal dari darat maupun laut. Wilayah pesisir juga
merupakan salah satu fungsi yang menunjang sumber daya perikanan dan kelautan.

Gambar 1 : Kawasan pesisir merupakan wilayah yang rawan mengalami pencemaran.

Dari sekian banyak jenis pencemaran lingkungan pesisir dan laut, logam berat merupakan salah
satu pencemaran yang sangat berbahaya apabila tidakdilakukan pengendalian danpenanganan

2

yang serius. Karena sifatnya yang tidak mudah diuraikan sehingga jika dibiarkan secara terus
menerus maka akan terakumulasi dan akan mencemari area kosistem perairan secara luas.
Berdasarkan kondisi itu maka perlu untuk dilakukan tindakan sebaik mungkinagar pencemaran
logam berat tersebut tidak berlangsung lebih jauh. Salah satu cara adalah dengan mengetahui
penyebab dan ancaman serta bagaimana melakukan pengendalian terhadap keberadaan logam
berat tersebut. Dengan begitu baik keberlangsungan kegiatan masyarakat dan industri tetap
berjalan serta yang paling utama agar kelestarian lingkungan baik darat dan laut juga tetap
terjaga.

Gambar 2 : Pembungan limbah industry ke perairan.


Logam berat merupakan salah satu pencemar lingkungan yang paling berbahaya. Terdapat
banyak laporan yang memberikan fakta tentang bahaya pencemaran lingkungan terutama oleh
logam di kawasan perairan, baik akibat penggunaan air nya untuk konsumsi makhluk hidup
sehari-hari, maupun ketika mengkonsumsi biota yang hidup di ekosistem perairan yang tercemar.
Kasus pertama dari pencemaran air dilaporkan pertama kali di Jepang, yaitu timbulnya penyakit
“itai-itai” yang menyebabkan para nelayan beserta keluarga mengalami keracunan kronis akibat
logam berat Cd yang telah mengakibatkan kematian manusia sebanyak 100 orang.

BAB II PEMBAHASAN

3

1. Pengertian Logam dan Logam berat
Logam sendiri merupakan bahan atau zat murni organik dan anorganik yang berasal dari
kerak bumi. Secara alami siklus perputaran logam adalah dari kerak bumi kelapisan tanah, ke
makhluk hidup, ke dalam air, selanjutnya mengendap dan akhirnya kembali ke kerak bumi
lagi (Darmono. 1995).
Sedangkan logam berat menurut Connell dan Miller (1995), merupakan suatu logam dengan
berat jenis lebih besar dari 5 gr/cm3 dan mempunyai nilai atom lebih besar dari 21 dan

terletak di bagian tingah daftar periodik. Memiliki karakter yang lunak, berkilau, daya hantar
panas dan listrik yang tinggi, bersifat kimiawi, yaitu sebagai dasar pembentukan reaksi
dengan asam. Palar (2004) menambahkan, bahwa apabila akumulasi logam berat yang masuk
ke dalam tubuh berlebihan maka akan menjadi racun bagi tubuh.
Logam berat merupakan salah satu komponen alami pada bumi yang tidak dapat didegradasi
atau dihancurkan. Pada konsentrasi kecil, logam berat dapat memasuki tubuh melalui
makanan, minuman, dan udara. Menurut Darmono (1995), dalam tubuh makhluk hidup
logam berat termasuk dalam trace mineral atau mineral yang jumlahnya sangat sedikit.
Sebagai trace element, beberapa logam berat penting untuk mengatur metabolisme dalam
tubuh manusia. Namun pada konsentrasi tinggi, logam ini berbahaya dan beracun karena
cenderung mengalami bioakumulasi, yaitu kenaikkan konsentrasi bahan kimia dalam
organisme seiring dengan waktu dibandingkan dengan konsentrasi di lingkungan (Akoto,
dkk., 2008).

4

Gambar 3 : Salah satu contoh logam berat berbahaya (Cd).

2. Sumber-sumber Pencemaran Logam Berat
Sumber dari pencemaran logam berat dapat dibagi menjadi dua sumber, yaitu yang berasal

dari lingkungan itu sendiri (alami) :
a. Berasal dari daerah pantai (coastal supply), yaitu berasal dari sungai, dan abrasi pantai
oleh aktifitas gelombang
b. Logam yang dibebaskan oleh aktivitas gunung berapi dan logam yang dibebaskan oleh
proses kimiawi
c. Berasal dari lingkungan daratan dan dekat pantai , salah satunya adalah logam yang
berasal dari biota laut
Selain sumber alami, terdapat sumber pencemaran logam berat yang berasal dari manusia
(buatan), yang berasal dari proses industry atau kegiatan pertambangan.

3. Contoh Logam Berat dan Dampaknya pada Kawasan Perairan
Salah satu penyumbang logam berat sebagai pencemar ekosistem perairan adalah limbah
industry yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke air. Logam-logam berat dalam
badan perairan umumnya ada dalam wujud ion-ion, baik tunggal atau berpasangan. Beberapa
logam yang menjadi pencemar air beserta bahayanya antara lain adalah :
3.a Merkuri (Hg)
Merkuri atau raksa adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 80 dan memiliki symbol
Hg di tabel periodik. Merkuri merupakan elemen yang menempati urutan ke-67

5


kelimpahannya di bumi, dan banyak terkandung di laut. Selain itu merkuri dan komponenkomponennya bersifat toksik terhadap makhluk hidup. Effendi (2003), menyatakan bahwa
kadar Hg yang diperbolehkan dalam perairan tidak boleh lebih dari 0,3 µg/liter.

Merkuri organic (RHg, R2Hg, ArHg) merupakan contoh senyawa merkuri yang berbahaya,
karena sebagian besar kasus keracunan di Dunia berasal dari senyawa ini. Senyawa ini dapat
terbentuk dari metabolisme merkuri metalik atau dari merkuri anorganik dengan bantuan
mikroorganisme tertentu baik dalam lingkungan perairan ataupun dalam tubuh manusia.
Senyawa Hg organik yang paling umum adalah methyl mercury, suatu zat yang dapat diserap
oleh sebagian besar organisme dengan cepat dan diketahui berpotensi menyebabkan
toksisitas terhadap sistem saraf pusat. Karena itulah senyawa ini dapat menyebar dan
menyebabkan keracunan karena biota air yang membawa senyawa ini sehingga dampak
keracunan dapat terjadi ketika dikonsumsi.

Gambar 4 : Kematian massal akibat kandungan merkuri di air.

Salah satu alasan mengapa teradap merkuri di perairan selain limbah industry adalah karena
penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk memisahkan butir-butir emas
dengan batuan. Air sisa-sisa penambangan dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi
untuk lahan pertanian.


3.b Kadmium (Cd)

6

Kadmium merupakan logam yang berwarna keperakan, mengkilap, mudah ditempa, dan
memiliki titik lebur yang rendah. Kadmium juga tidak mudah larut dalam basa, larut dalam
H2SO4 encer, tidak amfoter, memiliki ketahanan korosi yang tinggi, serta merupakan logam
yang cukup aktif. Di laut, kadmium akan mengendap karena senyawa sulfitnya sulit
dilarutkan. Sumber kadium ini biasa berasal dari limbah pertambangan timah dan seng, air
bilasan elektroplating, endapan sampah, dan industri logam non ferrous.
Kadmium sangat beracun, bahkan dalam konsentrasi rendah. Senyawa cadmium banyak
banyak diyakini

karsinogenik. Kadmium berbahaya bagi organisme air dan pabrik

pengolahan air. Dalam tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus
mengalami peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di badan air. Kadmium juga
lebih mudah diakumulasi oleh tanaman disbanding dengan ion logam berat lainnya. Di
samping itu, tingkatan biota dalam sistem rantai makanan turut menentukan jumlah kadmium

yang terakumulasi. Dimana pada biota yang lebih tinggi stratanya akan ditemukan akumulasi
kadmium yang lebih banyak.

Gambar 5 : Dampak kadium jika terkonsumsi oleh manusia.

3.c Tembaga (Cu)

7

Logam tembaga (Cu) merupakan salah satu logam essensial yang diperlukan dalam
pertumbuhannya. Cu banyak terdapat dalam air, tanah, dan udara baik dalam bentuk ion
maupun persenyawaan. Semakin meningkatnya aktifitas dan tuntutan kesejahteraan manusia
akan berdampak pada peningkatan pencemaran berbagai macam logam berat, diantaranya
adalah Cu.

Gambar 6 : Wujud tembaga dalam bentuk solid.

Dalam kondisi normal, keberadaan Cu dalam perairan ditemukan dalam bentuk senyawa ion
CuCO3+, CuOH+, dan lain-lain. Biasanya jumlah Cu yang terlarut dalam badan perairan
adalah 0,002 ppm sampai 0,005 ppm. Bila dalam badan perairan terjadi peningkatan

kelarutan Cu, sehingga melebihi nilai ambang yang seharusnya, maka akan terjadi peristiwa
biomagnifikasi terhadap biota-biota perairan. Peristiwa biomagnifikasi ini akan dapat
ditunjukkan melalui akumulasi Cu dalam tubuh biota perairan tersebut. Akumulasi dapat
terjadi sebagai akibat dari telah terjadinya konsumsi Cu dalam jumlah berlebihan, sehingga
tidak mampu dimetabolisme tubuh.
3.d

Nikel (Ni)

Nikel merupakan salah satu logam berat yang mencemari air tanah maupun air permukaan
baik dalam laut maupun perairan sungai, waduk, dll. Timbulnya nikel dalam perairan berasal
dari limbah industry pelapisan nikel, industry kertas, industry pupuk, dan industry baja.
Limbah industry ini mengandung senyawa nikel berbahaya seperti NiSO4 dan NiCl2.

8

Secara luas masih banyak lagi sumber logam berat lainnya yang terdapat dalam perairan dan
memiliki potensi untuk menjadi pencemar. Akumulasi logam yang berlebihan tentunya akan
mengakibatkan pencemaran yang akan merusak ekosistem perairan.

4. Upaya Penanggulangan Pencemaran Logam Berat
Pencemaran air merupakan hal yang harus ditanggulangi karena air adalah salah satu hal
yang paling esensial dalam kehidupan makhluk hidup. Melihat betapa rawannya kasus
pencemaran ini maka perlu dilakukan upaya untuk dapat mengendalikan keberadaan logam
berat di ekosistem perairan. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
dampak dari pencemaran logam berat :
4.a Rehabilitasi Vegetasi Mangrove
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan rehabilitasi dan konservasi
terhadap ekosistem mangrove. Seperti diketahui bersama bahwa ekosistem mangrove
merupakan ekosistem utama di kawasan pesisir. Sebab, keberadaannya yang memiliki nilai
ekologis dan ekonomis. Selain itu fungsinya juga yang dapat menyerap akumulasi logam
berat yang terdapat di air maupun di sedimen menjadikan ekosistem mangrove mempunyai
peran penting dalam pengendalian limbah logam berat. Darmiyati (1995) juga menyatakan
bahwa vegetasi mangrove mempunyai kemampuan menyerapa bahan pollutan, termasuk
logam berat. Saepulloh (1995) membuktikan, bahwa pada daun Avicennia marina ditemukan
akumulasi Pb sebesar ≥ 15 ppm, Cd ≥ 0,5 ppm, dan Ni ≥ 2,4 ppm.

9

Gambar 6 : Vegetasi mangrove di daerah pesisir.

Melihat fakta tersebut maka pemanfaatan mangrove di kawasan estuaria sangatlah perlu
untuk dilakukan karena limbah-limbah logam berat yang mengalir melalui sungai menuju
muara akan tertampung di area tumbuhnya mangrove ini. Apalagi variasi logam berat yang
semakin beragam membuat perairan akan semakin teracam oleh pencemaran logam berat.
Oleh karena itu, upaya rehabilitasi dan konservasi lahan mangrove perlu ditingkatkan secara
terus-menerus karena volume masuknya limbah logam berat ini bertambah setiap harinya dan
semakin meningkat.
4.b Metode Biji Kelor
Biji buah kelor mengandung zat aktif yaitu rhamnosyloxy-benzil-isothiocyanate, yang
memiliki kemampuan untuk mengadopsi dan menetralisir logam berat yang terdapat di dalam
air limbah, dengan partikel kotoran yang melayang di dalam air.

Gambar 7 : Biji Kelor

10

Sebagai bukti dalam air sungai Mahakam yang memiliki kandungan sebelumnya mencapai
3,23 mg/L, setelah dilakukan proses metode biji kelor dapat menurun mencapai 0,13 mg/L,
dan telah memenuhi standar baku mutu air dapat diminum.
Hal yang sama juga terjadi saat penyaringan tembaga yang sebelum dilakukan penyaringan
1,15 mg/L, dapat menjadi 0,12 mg/L. Begitu juga juga dengan kandungan mangan yang
semulanya sebesar 0,24 mg/L dapat menjadi 0,04 mg/L, telah memenuhi standar baku mutu
air dapat diminum.
4.c Mengelola Air yang Terkena Pencemaran


Penyaringan dan perebusan : Meski tampak bersih, air yang akan diminum harus
disaring dan direbus hingga mendidih setidaknya 5-10 menit. Hal ini dapat
membunuh bakteri, spora, ova, kista, dan mensterilkan air. Proses penyaringan ini
juga menghilangkan karbondioksida dan pengendapan kalsium karbonat.



Disinfeksi kimia : Hal ini berguna untuk memurnikan air yang disimpan pada tempat
seperti genangan air , tangki, atau sumur.



Bubuk pemutih : Proses ini merupakan diklorinasi kapur. 2,3 gram bubuk pemutih
diperlukan untuk mendisinfeksi 1 meter kubik (1.000 liter) air. Tapi air yang sangat
tercemar dan keruh tidak bisa dimurnikan lagi.



Tablet klorin : Dipasaran, tablet klorin dijual dengan nama tablet halazone. Senyawa
ini mungkin cukup mahal tetapi efektif untuk memurnikan air dalam skala kecil.



Filter : Ada beberapa jenis filter, yaitu filter keramik dan UV filter. Bagian utama dari
filter keramik adalah lilin yang terbuat dari porselin atau tanah infusional.
Permukaannya dilapisi dengan katalis perak sehingga bakteri yang masuk ke dalam
akan dibunuh. Metode ini menghilangkan bakteri yang biasanya ditemukan dalam
minuman, tetapi tidak efektif dengan firus yang bisa lolos saringan.

11

BAB III KESIMPULAN

Logam sendiri merupakan bahan atau zat murni organik dan anorganik yang berasal dari kerak
bumi. Secara alami siklus perputaran logam adalah dari kerak bumi kelapisan tanah, ke makhluk
hidup, ke dalam air, selanjutnya mengendap dan akhirnya kembali ke kerak bumi . akumulasi
logam berat yang masuk ke dalam tubuh berlebihan maka akan menjadi racun bagi tubuh.
Sumber dari pencemaran logam berat dapat dibagi menjadi dua sumber, yaitu yang berasal dari
lingkungan itu sendiri (alami), dan yang berasal dari manusia (buatan), yang berasal dari proses
industry atau kegiatan pertambangan.
Salah satu penyumbang logam berat sebagai pencemar ekosistem perairan adalah limbah
industry yang secara sengaja maupun tidak sengaja dibuang ke air. Logam-logam berat dalam
badan perairan umumnya ada dalam wujud ion-ion, baik tunggal atau berpasangan. Beberapa
logam yang menjadi pencemar air beserta bahayanya antara lain adalah Merkuri, Kadmium,
Tembaga, Nikel, dll.

12

Pencemaran air merupakan hal yang harus ditanggulangi karena air adalah salah satu hal yang
paling esensial dalam kehidupan makhluk hidup. Melihat betapa rawannya kasus pencemaran ini
maka perlu dilakukan upaya untuk dapat mengendalikan keberadaan logam berat di ekosistem
perairan. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari
pencemaran logam berat yaitu dengan rehabilitasi tanaman mangrove, metode biji kelor, dan
pengelolaan air yang tercemar.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Purnomo, Dony. 2009. Logam Berat Sebagai Penyumbang Pencemaran Air Laut. Program
Pascasarjana. ITB
Edi M., Rudi Laksmono, Dewi Aprianti, 2011. Fungsi Mangrove Sebagai Pengendali
Pencemaran Logam Berat. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP UPN “Veteran” Jatim. Surabaya.
Cecep K, 2009. Pengelolaan Sistem Mangrove Secara Terpadu. Dept. Silvikultur Fakultas
Kehutanan IPB. Bogor
http://mandorkawat2009.com/tag/pencemaran-lingkungan-akibat-logam-berat/
http://pollutiononmyearth.weebly.com/pencemaran-air.html
http://irwantoshut.net/pencemaran_air.html
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/khelasi-merkuri/merkuri-organik/
http://yukiwaterfilter.com/in/artikel-159-bahaya-logam-berat-dalam-air.html
http://www.mineraltambang.com/dampak-pencemaran-merkuri.html

13