Peranan Dinas Pasar Terhadap Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional di Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1

Pelayanan Publik
Istilah publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti umum,

masyarakat, negara. Kata “public” sebenarnya sudah diterima menjadi Bahasa
Indonesia Baku menjadi “Publik” yang berarti umum, orang banyak dan ramai.
Padanan yang tepat digunakan adalah praja yang sebenarnya bermakna rakyat
sehingga lahir istilah pamong praja yang berrati pemerintah yang melayani
kepentingan seluruh rakyat. Menurut Sinambela, dkk (2006:45). Publik adalah
sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap
dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa
memiliki. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa pelayanan publik sebagai setiap
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik.
Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut
Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

24 
 

Universitas Sumatera Utara

peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pelayanan publik adalah
pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara.
Negara didirikan oleh publik (masyarakat) dengan tujuan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Ada empat indikator pelayanan publik, yaitu:
1. Reliability yang ditandai dengan pemberian pelayanan yang tepat dan
benar.
2. Tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.
3. Responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen

dengan cepat.
4. Assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam
memberikan pelayanan dan empati, yang ditandai tingkat kemauan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.
Empat indikator pelayanan publik di atas merupakan tolak ukur yang dapat
dijadikan sebagai gambaran suatu penegasan terhadap penyelesaian suatu urusan
yang dipedomani dengan baik oleh aparatur pelayanan yang disebut dengan
pelayanan prima (service excellence). Oleh karena itu, standar pelayanan prima ini
sedapat mungkin memuaskan masyarakat atau pelanggan.

2.1.1

Variabel dan Prinsip Pelayanan Prima
Menurut Boediono dalam buku Pelayanan Prima Perpajakan (2013:11)

mengatakan bahwa untuk mewujudkan pelayanan prima sebagai tolak ukur aparat
pelayanan hendaknya memahami variabel pelayanan sebagai berikut:
1. Pemerintah bertugas melayani.

25 

 

Universitas Sumatera Utara

2. Masyarakat dilayani oleh masyarakat.
3. Kebijakan yang dijadikan landasan pelayanan publik.
4. Menggunakan sarana pelayanan yang canggih.
5. Sumber daya yang tersedia dikemas dalam bentuk kegiatan pelayanan.
6. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan standar
dan asas pelayanan masyarakat.
7. Pelaku yang terlibat dalam pelayanan yaitu pejabat dan masyarakat.
Variabel pelayanan prima tersebut tentu dapat diimplementasikan apabila
aparatur pelayanan berhasil mendahulukan kepuasan pelanggan sebagai tujuan
utama. Di samping itu, cara terbaik dalam mengatasi setiap permasalahan di
instansi pemberi jasa layanan adalah dengan cara pemerintah mengeluarkan
kebijakan pelayanan umum. Kebijakan untuk mewujudkan pelayanan umum yang
terfokus pada kepuasan masyarakat atau pelanggan diformulasikan dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Dalam rangka pelaksanaan dari kebijakan di atas aparatur pemerintahan

dituntut untuk menguasai berbagai keahlian, baik keahlian manajerial maupun
keahlian

keterampilan

teknikal,

serta

kemampuan

kepemimpinan

yang

berorientasi untuk lebih mengutamakan kepentingan masyarakat sebagai
kewajiban aparatur pemerintahan itu sendiri. Sebagai penyelenggara pelayanan
publik, sudah sepantasnya pemerintah memperbaiki fungsi pelayanan publik
dengan berkewajiban melayani warganya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
rangka pelayanan publik, salah satunya dalam mekanisme pasar. Pelayanan dalam

pasar yang diberikan oleh aparat pemerintah dapat berupa barang maupun jasa.

26 
 

Universitas Sumatera Utara

Bentuk pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan pembangunan dalam pasar.

2.1.2

Hubungan Pelayanan Publik dengan Pasar
Peranan pemerintah harus terfokuskan pada upaya meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat selain pemberdayaan dan pembangunan. Tugas
pokok pemerintahan modern menurut Rasyid (1997: 11) pada hakekatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat dengan kata lain, ia tidak diadakan untuk melayani
dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan

kreativitasnya demi tercapainya tujuan bersama. Perimbangan utama untuk
memberikan kekuasaan kepada mekanisme pasar dalam penyediaan dan
pendistribusian kebutuhan masyarakat adalah mekanisme kerjanya sangat efisien.
Kekuatan-kekuatan di dalam pasar bekerja dengan sangat efisien karena mereka
dirancang oleh profit. Hanya mereka yang bisa bekerja secara efisien akan dapat
menikmati profit. Mekanisme kerja pasar yang ditentukan oleh harga sangat
berbeda dengan mekanisme kerja birokrasi karena birokrasi bekerja berdasar atas
kewenangan dan monopoli. Oleh karena itu, mekanisme birokrasi cenderung tidak
efisien.
Namun demikian, tidak semua kebutuhan masyarakat dapat disediakan
oleh pasar secara efisien. Adakalanya mekanisme pasar secara ekonomis tidak
efisien dan secara sosial tidak dapat diterima sebagai sumber pelayanan publik
(economic and social market failures). Dalam penyediaan barang-barang
kebutuhan umum (public goods and social goods) mekanisme pasar seringkali

27 
 

Universitas Sumatera Utara


tidak bekerja secara efisien, karena mekanisme harga tidak bisa bekerja dengan
baik atau karena adanya eksternalitas atau karena persyaratan yang dibutuhkan
untuk bekerjanya mekanisme pasar tidak terpenuhi..
Kebutuhan manusia yang tidak dapat diperoleh melalui mekanisme pasar
antara lain adalah layanan civil yang hanya disediakan oleh pemerintah. layanan
civil tersebut diberikan oleh pemerintah atas dasar “civil right” yang dimiliki oleh
setiap warga Negara. Dalam situasi seperti ini tentunya menjadi tugas pemerintah
untuk mewujudkan pelayanan itu. Dalam hal ini pemerintah adalah lembaga yang
memproduksi, mendistribusikan atau memberikan alat pemenuhan kebutuhan
rakyat yang berupa pelayanan publik. Dengan demikian secara eksplisit dapat
dikatakan bahwa pemberian pelayanan publik merupakan jenis pelayanan yang
dimonopoli oleh pemerintah. hal ini dapat dipahami mengingat pelayanan civil
merupakan bagian dari fungsi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Sebagai fungsi pemerintah maka pelayanan publik tidak hanya
semata bersifat “profit orientied” tetapi lebih beorientasi sosial, yaitu penguatan
dan pemberdayaan masyarakat. karena itu penentuan dari proses pelayanan publik
tidak bisa dilakukan dengan pendekatan bisnis, tetapi pendekatan yang paling
tepat adalah pendekatan sosial (social approach), karena yang paling tahu akan
baiknya pelayanan yang diberikan adalah masyarakat. Untuk itu fungsi
pemerintah bukan hanya terbatas pada aktivitas pemberian pelayanan kepada

masyarakat, tetapi juga harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat betul-betul berkualitas.
Untuk menentukan pelayanan itu berkualitas atau tidak, dapat diukur
melalui indikator pelayanan yang sudah dijelaskan di atas. Dalam mekanisme

28 
 

Universitas Sumatera Utara

pasar, pemerintah memiliki wewenang dalam pengelolaan pasar. Pengelolaan
pasar ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara pasar modern dan pasar
tradisional dalam penghasilan pedagang, tempat usaha dagang, kenyamanan dan
keamanan pasar, serta fasilitas pasar guna mendukung suatu kegiatan dalam pasar
melalui pendekatan sosial dan pendekatan bisnis. Akan tetapi, pendekatan yang
sering berhasil dalam pasar adalah pendekatan sosial, karena melalui pendekatan
ini sektor pasar dapat mengetahui kebutuhan apa saja yang masyarakat butuhkan.
Oleh karena itu, untuk mengetahui pengelolaan mekanisme pasar bagaimana yang
dikatakan pasar berhasil adalah melalui indikator-indikator pengelolaan pasar
yang digunakan sebagai pedoman pemerintah dan masyarakat.


2.1.3 Indikator Pengelolaan Pasar yang Berhasil
Menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu
dalam jurnal Penataan Kembali di Kotagede (2007), indikator pengelolaan pasar
yang berhasil adalah:
1. Manajemen yang transparan dan profesional
Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam
menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.
2. Keamanan
Satuan pengamanan pasar bekerja dengan punuh tanggung jawab dan bisa
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para penyewa/pedagang.
Para penghuni memiliki kesadaran yang tinggi untuk terlihat dalam
menjaga keamanan bersama.
3. Sampah

29 
 

Universitas Sumatera Utara


Sampah tidak bertebaran di sembarang tempat. Para pedagang membuang
sampah pada tempatnya. Tong sampah tersedia di berbagai tempat,
sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk membuang sampahnya.
Pembuangan sampah sementara selalu tidak menumpuk dan tidak
membusuk karena selalu diangkut oleh armada pengangkut sampah
pembuangan akhir secara berkala.
4. Ketertiban
Tercipta ketertiban di dalam pasar. Ini terjadi karena para pedagang telah
mematuhi semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan disiplin
serta bertanggung jawab atas kenyamanan para pengunjung atau pembeli.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan oleh pedagang maupun
pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi dari pedagang
untuk membantu managemen pasar memelihara sarana dan prasarana
seperti saluran air, ventilasi udara, lantai pasar, kondisi kios dan lain
sebagainya.
6. Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi sosial
Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai
suku di tanah air menjadi sarana yang penting untuk berinteraksi dan
berekreasi. Tercipta suasana damai dan harmonis di dalam pasar.

7. Pemeliharaan pelanggan
Para penjual memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga agar
para pelanggan merasa betah berbelanja dan merasa terpanggil untuk
selalu berbelanja di pasar. Tidak terjadi penipuan dalam hal penggunaan

30 
 

Universitas Sumatera Utara

timbangan serta alat ukur lainnya. Harga kompetitif sesuai dengan kualitas
dan jenis barang yang dijual, serta selalu tersedia sesuai kebutuhan para
pelanggan.
8. Produktifitas pasar cukup tinggi
Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal.
Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib:
9. Penyelenggaraan kegiatan (event)
Sering diselenggarakan kegiatan peluncuran produk-produk baru dengan
membagikan berbagai hadiah menarik kepada pengunjung.Ini dilakukan
bekerja sama dengan pihak produsen.
10. Promosi dan “Hari Pelanggan”
Daya tarik pasar tercipta dengan adanya karakteristik dan keunikan bagi
pelanggan. Daya tarik ini harus dikemas dalam berbagai hal, mulai dari
jenis barang dan makanan yang dijual hingga pada berbagai program
promosi. Manajemen pasar bekerjasama dengan para pedagangnya
menentukan hari-hari tertentu sebagai “Hari Pelanggan”, dimana dalam
satu waktu tertentu para pedagang melakukan kegiatan yang unik seperti
berpakaian seragam daerah atau menyelenggarakan peragaan pakaian atau
makanan daerah tertentu dan lain sebagainya.
Indikator pengelolaan pasar di atas diterapkan sebagai ukuran keberhasilan
pasar dan cara memecahkan masalah publik yang selama ini terjadi di pasar.
Tuntutan gencar yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah untuk
melaksanakan penyelenggaraan pemerintah, yaitu memberi pelayanan yang
efektif untuk meningkatkan daya saing pasar dengan menyediakan bangunan

31 
 

Universitas Sumatera Utara

pasar yang layak, memberi jarak antara pasar modern dan pasar tradisional,
memberi penyuluhan atau sosialisasi kepada pedagang untuk menciptakan
kretivitas, inovatif dan aktif.

Kini harus menyesuaikan dengan tatanan

masyarakat yang telah berubah. Oleh karena itu, tuntutan ini merupakan hal yang
wajar dan sudah seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan
perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang baik
(Good Governance).
Oleh karena itu, institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state
(negara atau pemerintah), private sector (sektor swasta atau dunia usaha), dan
society (masyarakat), yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masingmasing. State berfungsi menciptakan lingkungan politik dan hukum yang
kondusif, private sector menciptakan pekerjaan dan pendapatan, sedangkan
society berperan positif dalam interaksi sosial, ekonomi dan politik, termasuk
mengajak kelompok dalam masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas
ekonomi, sosial dan politik.

2.2

Pengertian Good Governance
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan
negara. Good governance adalah proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam
melaksanakan penyediaan public goods and service disebut governance
(pemerintah atau kepemerintahan), sedangkan praktek terbaik disebut “good
governance” (kepemerintahan yang baik). Agar “good governance” dapat menjadi
kenyataan dan berjalan dengan baik, maka dibutuhkan komitmen dan keterlibatan

32 
 

Universitas Sumatera Utara

semua pihak yaitu pemerintahan dan masyarakat. Good governance yang efektif
menuntut adanya “alignment” (koordinasi) yang baik dan integritas, profesional
serta etos kerja dan moral yang tinggi. Dengan demikian penerapan konsep “good
governance” dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintah negara merupakan
tantangan tersendiri.
Menurut Sedarmayanti dalam buku “Good Governance dalam Rangka
Otonomi Daerah” (2003:34) dalam kajian di atas mengenai penyelenggaraan
kekuasaan pemerintah, sasaran dan tujuan yang dicapai harus memiliki kaitan
pembiayaan pelayanan publik dan pembangunan, pemerintah mengemban tiga
fungsi utama, yaitu :
1. Fungsi alokasi (atas sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan
jasa pelayanan publik).
2. Fungsi distributif (pendapatan dan kekayaan masyarakat, pemerataan
pembangunan).
3. Fungsi stabilitas (pertahanan, keamanan, ekonomi dan moneter).

2.2.1

Konsep Good Governance
Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu sentral yang

paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini.
Governance mempunyai tiga kaki, yaitu:
1. Economic governance meliputi proses pembuatan keputusan (decision
making processes) yang memfasilitasi terhadap equity, poverty dan quality
of live.
2. Political governance adalah proses keputusan untuk formulasi kebijakan.

33 
 

Universitas Sumatera Utara

3. Administrative governance adalah sistem implementasi proses kebijakan.

Karakteristik good governance, yaitu:
1. Participation. Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan
keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi
legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun
atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara
konstruktif.
2. Rule of law. Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa
perbedaan, terutama hukum asasi manusia.
3. Transparency. Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.
Proses lembaga dan informasi. Proses lembaga dan informasi secara
langsung dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan. Informasi harus
dapat dipahami dan dipantau.
4. Responsiveness. Lembaga dan proses harus mencoba untuk melayani
setiap stakeholders.
5. Consensus orientation. Good governance menjadi perantara kepentingan
yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang
lebih luas, baik dalam hal kebijakan maupun prosedur.
6. Effectiveness and efficiency. Proses dan lembaga menghasilkan sesuai
dengan apa yang telah digariskan dengan menggunakan sumber yang
tersedia sebaik mungkin.
7. Accountability. Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor
swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik

34 
 

Universitas Sumatera Utara

dan lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini bergantung pada organisasi
dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut untuk
kepentingan internal atau eksternal organisasi.
8. Strategic vision. Para pemimpin dan publik harus mempunyai prespektif
good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh ke
depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam
ini.
Good governance (pemerintahan yang baik) merupakan salah satu peran
pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya dalam sektor
pasar. Dalam hal ini pemerintah memiliki kedudukan untuk membuat suatu
kebijakan yang membimbing seseorang dalam kehidupan sosial. Keseluruhan dari
aktifitas yang menyangkut hak dan kewajiban yang berhubungan dengan status
pada kelompok masyarakat tertentu pada situasi sosial yang khas. Setiap posisi
dalam struktur kelompok mempunyai peran yang saling berhubungan antara satu
sama lain yang menimbulkan satu proses yang berjalan berkesinambungan antar
unsur yang satu dengan unsur yang lain. Oleh karena itu, aparat pemerintah
mempunyai peranan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, cita-cita dan harapan
bangsa melalui Good Governance dengan cara mengetahui tugas utama
implementor yang membuat suatu kebijakan khususnya dalam sektor pasar.

2.3

Peranan Dinas Pasar

2.3.1

Pengertian Peranan
Peranan berasal dari kata “peran”, yang artinya seperangkat tingkat suatu

kewenangan yang

diharapkan dan dimiliki oleh yang berkedudukan di

35 
 

Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus
dilaksanakan. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka dia menjalankan peranan”. Menurut Poerwadarminta
(1991:735) memberikan definisi bahwa peranan adalah sesuatu yang jadi bagian
atau yang memegang pimpinan terutama sesuatu hal yang terjadi atau peristiwa.
Menurut Soekanto (1987:268 dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia)
peranan meliputi norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat sebagai rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan sosial. Peranan menyangkut tiga hal diantaranya adalah:
1. Peranan meliputi hal-hal yang berhubungan dengan posisi atau tempat
seseorang di dalam masyarakat.
2. Peran merupakan serangkaian peraturan-peraturan yang nantinya akan
membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.
3. Peran dapat dikatakan juga sebagai perilaku yang ada di dalam masyarakat
dimana seseorang itu berada.

2.3.2

Dinas Pasar
Sesuai dengan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 688 Tahun 2012

tentang Pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern,
yang menetapkan kedudukan, tugas, pokok, dan fungsi Dinas Pasar Kabupaten
Deli Serdang adalah sebagai berikut:
1. Kedudukan
a. Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Kebupaten Deli Serdang.

36 
 

Universitas Sumatera Utara

b. Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dipimpin oleh seorang kepala
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
2. Tugas
Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan otonomi daerah di bidang pasar.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang
mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis pemberian bimbingan dan pembinaan,
pengelolaan Pasar dan Pekan Kabupaten Deli Serdang.
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan umum.
c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas
di bidang Pasar Kabupaten Deli Serdang.
d. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas.
Pasar tradisional ini ditujukan untuk pedagang kecil, menengah, swadaya
masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan proses jual
beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Dalam Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 688 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, pengertian
pengelolaan pasar tradisional adalah penataan pasar tradisional yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pasar tradisional. Pemerintah
merancang suatu perencanaan agar pasar tradisional mampu bersaing dengan
pusat perbelanjaan dan toko modern dan upaya pemerintah daerah melindungi

37 
 

Universitas Sumatera Utara

keberadaan pasar tradisional agar mampu berkembang lebih baik, hal ini disebut
dengan pemberdayaan pasar tradisional.
Adapun tujuan pengelolaan/penataan dan pemberdayaan pasar tradisional
meliputi:
1. Menciptakan pasar tradisional yang tertib, teratur, aman, bersih dan sehat;
2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;
3. Menjadikan pasar tradisional sebagai penggerak roda perekonomian
daerah; dan
4. Menciptakan pasar tradisional yang berdaya saing dengan pusat
perbelanjaan dan toko modern.
Struktur birokrasi pada di Dinas Pengelolaan Pasar Deli Serdang
mencakup aspek-aspek seperti struktur organisasi, pembagian kewenangan serta
hubungan antara unit-unit organisasi yang ada. Dalam struktur tersebut terlihat
bahwa terdapat pemisah kegiatan antara satu bagian dengan bagian yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Pola koordinasi yang terjalin
menempatkan kepala dinas sebagai pejabat tertinggi dimana setiap bagian-bagian
organisasi terhubung dengan rantai komando langsung ke kepala dinas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peranan dinas pasar adalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penataan ruang pasar
dan pengelolaan pasar yang nyaman dan aman, tertib, penggerak roda
perekonomian masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, memberikan tempat
usaha dagang dan melayani urusan pasar khususnya dalam pembuatan SIPTU
(Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha) dagang. Penataan ruang pasar tradisional
pada suatu wilayah merupakan bagian dari peran pemerintah dalam rangka

38 
 

Universitas Sumatera Utara

menjamin keamanan, kenyamanan, keserasian dan ketertiban dan juga dalam
rangka mewujudkan tujuan negara.

2.4

Penataan Pasar Tradisional

2.4.1

Pengertian Penataan
Penataan merupakan suatu proses perencanaan dalam upaya meningkatkan

keteraturan, ketertiban, dan keamanan. Penataan menjadi bagian dari suatu proses
penyelenggaraan pemerintah dimana dalam proses penataan tersebut dapat
menjamin terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Penataan dapat dirumuskan
sebagai hal cara hasil atau proses menata (Badudu, Zein, 1996:132 dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia). Penataan ini membutuhkan suatu proses yang panjang
dimana dalam proses penataan ini perlu ada perencanaan dan pelaksanaan yang
lebih teratur demi pencapaian tujuan. Dalam kamus Tata Ruang dikemukakan
bahwa:
“Penataan merupakan suatu proses perencanaan , pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan untuk semua kepentingan secara terpadu, berdaya
guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan serta
keterbukaan , persamaan keadilan dan perlindungan hukum”. (Kamus Tata
Ruang, Edisi I :1997)
Proses penataan ini juga mencakup penataan ruang dimana penduduk
menempati daerah tertentu. Wilayah penempatan penduduk juga perlu ditata
dan diatur agar dapat menciptakan suatu lingkungan masyarakat yang tertib
dan teratur dalam rangka mewujudkan pembangunan. Dalam UU RI No. 24

39 
 

Universitas Sumatera Utara

tentang penataan ruang dikatakan bahwa penataan ruang adalah wujud
struktural dari pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak.
Penataan ruang adalah proses perencanaan ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Sujarto dalam bukunya Pengantar Planologi
mengemukakan bahwa
“penataan sebagai proses perencanaan , pemanfaatan, dan pengendalian
pemanfaatan merupakan satu kesatuan sisem yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lainnya. Kebutuhan suatu penataan pada berbagai tingkat
wilayah pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari semakin banyaknya
permasalahan pembangunan”. (Sujarto, 1998:40)
Permasalahan pembangunan ini tidak terlepas dari peran penataan ruang.
Penataan ruang menjadi sangat penting karena dengan penataan ruang tersebut
dapat menjamin terciptanya keadaan masyarakat yang tertib dan teratur. Keadaan
masyarakat yang tertib dan teratur akan mampu mendukung terselenggaranya
pembangunan.
Pembangunan akan berjalan dengan lancar bila didukung oleh kondisi
lingkungan yang aman dan teratur. Di samping itu juga peran partisipatif dari
masyarakat akan dapat memberikan dukungan dalam menciptakan keadaan yang
lebih terarah pada pencapaian tujuan pembangunan.
Dalam rencana kerja tata ruang Pemerintah juga menetapkan strategi
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa untuk meningkatkan perekonomian
daerah serta memperluas kesempatan kerja yang meliputi:
1. Menyediakan prasarana dan sarana yang mendukung fungsi perdagangan
dan jasa,

40 
 

Universitas Sumatera Utara

2. Memisahkan antara perdagangan dan jasa yang bersifat umum dengan
yang bersifat pelayanan permukiman,
3. Mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa bersifat umum pada
kawasan pusat pelayanan kota serta perdagangan dan jasa bersifat
permukiman pada sub pusat pelayanan dan pusat perbelanjaan lingkungan,
dan
4. Mendorong pembangunan kawasan perdagangan dan jasa secara vertikal.
Dengan demikian, rencana kerja tata ruang Pemerintah dalam kawasan
pasar tradisional menitikberatkan pada masalah internal dalam pasar tradisional,
yaitu para PKL dan pedagang keliling. Keadaan ini menimbulkan suatu masalah
dalam pasar tradisional yang menyebabkan pasar terlihat tidak rapi, kumuh, bau,
becek dan macet. Pada kawasan pasar tradisional biasanya terletak di sekitar area
jalan lintas umum. Hal ini disebabkan karena agar pembeli atau pengunjung yang
melintasi jalan tersebut dapat singgah dan/atau berbelanja di pasar tradisional.
Para PKL dan pedagang keliling memanfaatkan situasi berdagang
dimana mereka berjualan di badan pasar, trotoar dan jalan masuk pasar
tradisional. Hal inilah yang menyebabkan banyak pasar tradisional terkesan buruk
seperti pasar tumpah.

2.5

Kebijakan dan Upaya Penertiban Pedagang Kaki Lima
Di dalam meningkatkan pelayanan publik, ada suatu kebijakan publik yang

mengatur dan mengarahkan pelayanan tersebut. Sebagai suatu konsep, kebijakan
memiliki makna yang luas dan multi interpretasi. James Anderson (2004:34),
memberi makna kebijakan sebagai perilaku aktor dalam bidang kegiatan tertentu.

41 
 

Universitas Sumatera Utara

Pengertian di atas sangat luas dan bisa diartikan bermacam-macam, misal, sang
“aktor” dapat berupa individu atau organisasi, dapat pemerintah maupun non
pemerintah yang memiliki bentuk kegiatan luas dan multi interpretasi misalnya
dapat berupa pencapaian tujuan, perencanaan, program dan sebagainya.
Berpedoman pada Peraturan Daerah yang berlaku, kebijakan dan
upaya penertiban pedagang kaki lima:
a. Kebijakan penertiban pedagang kaki lima, terdiri dari:
1. Perizinan untuk Berjualan bagi PKL
Perizinan merupakan bentuk legalitas yang harus dimiliki oleh PKL
dalam menjalankan kegiatan usahanya.
2. Kewajiban dan Larangan bagi PKL
Pada umumnya kebijakan mengenai kewajiban dan larangan ini
bertujuan untuk mengatur keberadaan PKL dalam menjalankan
kegiatan usahanya agar tidak mengganggu ketertiban umum.
3. Pembinaan bagi PKL
Pembinaan merupakan bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan
kualitas PKL dalam menjalankan kegiatan usahanya.
4. Penetapan Lokasi Berjualan bagi PKL
Pemerintah menetpkan kebijakan mengenai penetapan lokasi berjualan
PKL. Sehingga PKL tidak akan berjualan disembarang tempat dan
lebih

paham

mengenai

lokasi-lokasi

mana

saja

yang

boleh

dipergunakan dan yang mana yang tidak boleh.

b. Upaya penertiban PKL, terdiri dari:

42 
 

Universitas Sumatera Utara

1. Pendataan PKL yang Akan Ditertibkan
Pendataan merupakan sebuah proses awal yang harus dilakukan dalam
upaya penertiban PKL. Dari proses pendataan ini maka akan diketahui
jumlah keseluruhan pedagang kaki lima yang akan ditertibkan sehingga
akan mempermudah pemerintah dalam melaksanakan proses selanjutnya.
2. Relokasi
Dalam proses ini, seluruh PKL yang berjualan di area terlarang dan
sebelumnya telah didata akan dipindahkan ke lokasi yang baru yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
3. Peremajaan Lokasi Berjualan yang Baru
Peremajaan merupakan proses dimana pemerintah melakukan sejumlah
perbaikan-perbaikan dilokasi berjualan yang baru bagi PKL.
4. Pengawasan Pasca Relokasi
Dalam proses ini, pemerintah melalui petugasnya melakukan pemantauan
terhadap lokasi eks relokasi. Tujuannya adalah agar dapat langsung
menindaklanjuti apabila ada padagang yang kembali berjualan di daerah
tersebut.
Kebijakan penertiban para PKL yang terjadi di pasar tradisional merupakan
peraturan yang diberikan kepada para PKL agar tidak mengganggu ketertiban
pasar tradisional. PKL pada umumnya tidak memiliki lapak untuk berjualan di
pasar. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan banyak para PKL yang
berjualan di sembarang tempat. Akibatnya bagi pedagang tradisional adalah
menurunnya pendapatan/penghasilan. Hal ini dikarenakan pembeli/pengunjung

43 
 

Universitas Sumatera Utara

enggan berbelanja ke dalam pasar tradisional, becek dan bau. Keuntungan PKL
bagi pembeli adalah mudah dan terjangkau.

2.6 Pengertian Pasar
Pasar sebagai alat tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari
satu yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,
plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar dalam pengertian
ekonomi adalah situasi seseorang atau lebih pembeli (konsumen) dan penjual
(produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah
mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang
dengan kualitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak pembeli dan
penjual mendapat manfaat adanya transaksi dalam pasar. Pihak pembeli mendapat
barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya
sedangkan penjual mendapat imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan
untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.
Di dalam pasar proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran
(penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan
harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.
Berdasarkan definisi di atas pasar adalah area tempat jual beli barang/jasa
dengan penjual lebih dari satu orang yang didalamnya terjadi proses interaksi
antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) sehingga menetapkan harga
dan jumlah yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Menurut Colebatch dan Larmour (1993:23) dalam buku Public Policy,
model organisasi pasar, yaitu:

44 
 

Universitas Sumatera Utara

a. banyak pembeli dan penjual
b. mereka tahu apa yang mereka inginkan
c. mereka mampu membayarnya
d. mereka bisa bertindak independen
e. mereka bebas untuk keluar dan masuk
f. informasi tersedia bebas
g. tak ada biaya untuk membuat kesepatan dan menjaga perjanji
2.6.1

Jenis Pasar Tradisional
Menurut Hasan (2016:14), pasar tradisional adalah tempat pasar yang

dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha
Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah yang merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli dalam proses transaksi jual beli secara langsung
dalam bentuk eceran dengan proses tawar menawar dan bangunannya biasanya
terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka . Pasar tradisional
biasanya ada dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas.
a. Menurut lokasi dan kemampuan pelayanannya, pasar digolongkan menjadi
lima jenis:
1. Pasar regional
Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis dan luas, bangunan
permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh
wilayah kota bahkan sampai keluar kota, serta barang yang
diperjualbelikan

lengkap

dan

dapat

memenuhi

kebutuhan

masyarakatnya.
2. Pasar kota

45 
 

Universitas Sumatera Utara

Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis dan luas, bangunan
permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi seluruh
wilayah kota, serta barang yang diperjualbelikan lengkap. Melayani
200.000-220.000 penduduk. Yang termasuk pasar ini adalah pasar
induk dan pasar grosir.
3. Pasar wilayah (distrik)
Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang cukup strategis dan luas,
bangunan permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan meliputi
seluruh wilayah kota, serta barang yang diperjualbelikan cukup
lengkap. Melayani 10.000-15.000 penduduk. Yang termasuk pasar ini
adalah pasar eceran.
4. Pasar lingkungan
Yaitu pasar yang terletak di lokasi strategis, bangunan permanen/semi
permanen, dan mempunyai pelayan meliputi pemukiman saja, serta
barang yang diperjualbelikan kurang lengkap. Melayani 10.000-15.000
penduduk saja. Yang termasuk pasar ini adalah pasar eceran.
5. Pasar khusus
Yaitu pasar yang terletak di lokasi yang strategis, bangunan
permanen/semi permanen, dan mempunyai kemampuan pelayanan
meliputi wilayah kota, serta barang yang diperjualbelikan terdiri dari
satu macam barang khusus seperti pasar bunga, pasar burung, atau
pasar hewan.

2.7

Hasil Penelitian Terdahulu

46 
 

Universitas Sumatera Utara

Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan salah satu contoh ekonomi
rakyat dan pekerjaan yang paling nyata dikebanyakan kota di negara-negara
berkembang. PKL membuat tata ruang menjadi kacau, keberadaan PKL tidak
sesuai dengan visi daerah yang mengedepankan aspek kebersihan, keindahan
dan kerapian kota. PKL bisa disebut sebagai katup pengaman untuk menutupi
sebagian dari masalah pengangguran, namun disisi lain banyak kalangan yang
mengeluhkan keberadaan mereka karena dianggap mengganggu ketertiban
umum. Seperti yang ada di Jalan Dr. Soetomo Kabupaten Berau,
keberadaannya banyak dikeluhkan warga karena dianggap mengganggu
kelancaran lalu lintas dan mengurangi keindahan wajah kota. Melihat
permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Berau harus banyak
belajar terhadap berbagai kota yang berhasil menata PKL nya. Salah satu
daerah yang dianggap berhasil adalah Provinsi DKI Jakarta, karena mampu
menata PKL liar yang berada di sejumlah titik di Provinsi DKI Jakarta, seperti
di Pasar Tanah Abang.
Menertibkan PKL tidak hanya sekedar menggusur pedagang dari
badan jalan, tetapi juga harus memberi ruang kepada PKL untuk tetap
berjualan di wilayah yang tidak melanggar hukum dan ramai pembeli. Maka
dari itu diperlukan kebijakan serta upaya-upaya untuk mengatur dan membina
keberadaan mereka, yang pada akhirnya mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat serta dapat menciptakan ketertiban umum yang diidam-idamkan
selama ini.

A.

Perbandingan Kebijakan PKL antara Kabupaten Berau dengan Provinsi
DKI Jakarta
1. Perizinan untuk Berjualan bagi PKL
Dilihat dari jumlah pedagang kaki lima dan jumlah lokasi berjualan untuk
pedagang kaki lima.
a. Rumitnya persyaratan yang harus dilengkapi pedagang kaki lima di
Provinsi DKI Jakarta karena jumlah PKL yang mendaftar lebih besar
dibandingkan dengan jumlah lokasi yang tersedia.
b. Berbeda dengan sistem kepengurusan izin berjualan PKL di Kabupaten
Berau yang sangat mudah, karena masih banyaknya lahan yang

47 
 

Universitas Sumatera Utara

tersedia untuk pedagang kaki lima yang bisa mereka jadikan sebagai
tempat berjualan.
2. Kewajiban dan Larangan yang Harus Dipatuhi PKL
a.

Kabupaten

Berau,

PKL yang melanggar akan dicabut izin

berjualannya, sedangkan
b.

Provinsi DKI Jakarta, pemerintah memberikan ancaman kurungan dan
denda bagi pedagang kaki lima yang berani melanggar laranganlarangan yang telah ditetapkan serta masyarakat atau konsumen
diberikan sanksi/denda bagi masyarakat yang berani membeli barang
dagangan pedagang kaki lima yang berjualan di jalan atau trotoar.

3. Pembinaan terhadap PKL
Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan, Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta lebih kreatif sehingga menarik perhatian banyak pedagang kaki
lima untuk berpartisipasi. Sedangkan pelaksanaan pembinaan yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Berau secara rutin hanya ditujukan
kepada PKL yang memiliki izin saja.
4. Penetapan Lokasi Berjualan
Pemerintah DKI memiliki inisiatif untuk memberikan Penzonaan Lahan
pada sejumlah wilayah berjualan bagi PKL karena melihat cukup banyak
pedagang kaki lima liar yang seharusnya masih dapat dikontrol dan mudah
untuk dilakukan penataan.

B.

Perbandingan Upaya Penertiban PKL antara Kabupaten Berau dengan
Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat

48 
 

Universitas Sumatera Utara

1. Pendataan
Kegiatan pendataan ini untuk mendapatkan data yang akurat dan terbaru
sehingga pelaksanaan relokasi dapat lebih seragam, cepat, dan efisien..
a. Kabupaten Berau hanya perlu melakukan pendataan dalam satu tahap
dan dapat selesai dengan cepat, sedangkan
b. Provinsi DKI Jakarta melakukan proses pendataan tersebut dilakukan
agar mendapatkan jumlah PKL secara pasti sehingga dapat
mempermudah pemerintah dalam penyediaan kios baru.
2. Keseluruhan proses relokasi dilakukan oleh Petugas Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) dibantu oleh aparat lainnya seperti Polisi dan TNI.
a. Petugas Satpol PP khususnya Pemerintah di Kabupaten Berau belum
cukup berhasil dalam proses relokasi ini. Karena tidak seluruh lapak
PKL yang ada disepanjang Jalan Dr. Soetomo berhasil mereka
tertibkan.
b. Berbanding terbalik dengan yang terjadi di Pasar Tanah Abang.
Walaupun jumlah PKL mencapai ratusan orang namun seruluh lapak
yang ada dibongkar oleh petugas tanpa pilih kasih. Dan paling penting
proses relokasi tersebut berjalan dengan tertib dan aman tanpa disertai
dengan kekerasan.
3. Peremajaan dan Pembangunan Fasilitas pada Lokasi Berjualan yang Baru
Upaya peremajaan lokasi berjualan merupakan proses yang penting,
karena lokasi berjualan bagi PKL akan dilakukan proses perbaikan.
a. Hal ini tidak dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Berau, alasannya
karena lokasi berjualan PKL yang baru, yaitu Pasar Sanggam Adji

49 
 

Universitas Sumatera Utara

Dilayas masih dalam kondisi yang baik. Pasar ini sudah beroperasi
selama empat (4) tahun. Kelayakan dilihat dari sarana dan prasarana
yang masih bagus dan masih layak digunakan.
b. Namun hal di atas tidak sama yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta yang berada di Blog G. Pemerintah bekerja sama dengan
PD (Pusat Dagang) Pasar Jaya melakukan peremajaan di Blok G
secara total. Hal ini dikarenakan kondisi Blok G yang kurang menarik
dan minim fasilitas sehingga membuat pedagang enggan untuk
berjualan disana. Untuk itu pemerintah dibantu PD Pasar Jaya
melakukan sejumlah perbaikan dibeberapa titik di Blok G.
4. Pengawasan Pasca Relokasi
Di Pasar Tanah Abang, petugas yang dikerahkan cukup banyak
dibandingkan yang ada di Jalan Dr. Soetomo Kabupaten Berau. Selain itu, cara
pengawasannya pun berbeda.
a. Di pasar Tanah Abang, petugas disiagakan 24 jam di pos jaga terpadu,
sedangkan
b. Di Jalan Soetomo Kabupaten Berau proses pengawasan dilakukan oleh
petugas dengan hanya mengunjungi area eks relokasi sesekali saja.

2.8

Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara absrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan
menghindari

terjadinya

interpretasi

ganda

dari

variabel

yang

diteliti.

50 
 

Universitas Sumatera Utara

(Singarimbun, 1995:37). Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas
dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan
definis konsep dari penelitian ini yaitu:
1. Pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat
oleh penyelenggara negara. Empat indikator pelayanan publik, yaitu:
a.

Reliability yang ditandai dengan pemberian pelayanan yang tepat dan
benar.

b. Tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.
c. Responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen
dengan cepat.
d. Assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam
memberikan pelayanan dan empati, yang ditandai tingkat kemauan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Good
governance adalah proses penyelenggaraan kekuasaan negara dalam
melaksanakan penyediaan public goods and service disebut governance
(pemerintah atau kepemerintahan), dan praktek terbaik disebut “good
governance” (kepemerintahan yang baik).
3. Peranan dinas pasar adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat
dalam bentuk penataan ruang pasar dan pengelolaan pasar yang nyaman
dan aman, tertib, penggerak roda perekonomian masyarakat, membuka
lapangan pekerjaan, memberikan tempat usaha dagang dan melayani

51 
 

Universitas Sumatera Utara

urusan pasar khususnya dalam pembuatan SIPTU (Surat Izin Pemakaian
Tempat Usaha) dagang.
4. Penataan Pasar Tradisional adalah sebagai proses perencanaan ,
pemanfaatan,

dan

pengendalian

pemanfaatan

pasar

rakyat

yang

merupakan satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya yang memiliki kegunaan untuk memperbaiki ekonomi rakyat
dalam perdagangan atau pemasaran dengan pembangunan ke arah yang
lebih baik dengan tata ruang yang lebih baik tanpa menghilangkan unsurunsur kebudayaan dalam pasar tradisional tersebut.
5. Indikator penataan pasar yang berhasil adalah manajemen yang transparan
dan profesional, keamanan, sampah, ketertiban, pemeliharaan, pasar
sebagai

sarana/fungsi

interaksi

sosial,

pemeliharaan

pelanggan,

produktivitas pasar yang cukup tinggi, penyelenggaraan (event), dan
promosi hari pelanggan.

52 
 

Universitas Sumatera Utara