Peranan Dinas Pasar Terhadap Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional di Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Anderson, James E, 2004, Public Policy Making: An Introduction Fifth Edition Boston: Houghton Miffin Company. Edisi II. Penerbit Penerbit: PT. Gelora Aksara Pratama

Badudu J.S dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Boediono, Pelayanan Prima Perpajakan. 2003. Jakarta: Rineka Cipta Effendi, Sofian Tungkiran, Metode Penelitian Survei. 2012. Jakarta: LP3ES Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data. 2010. Jakarta: Rajawali

Rasyid, M. Ryaas. Makna Pemerintahan: Tinjauan dari Segi Etika dan Kepemimpinan, Jakarta: Yusuf Watampoe


(2)

Soefaat, Kamus Tata Ruang, Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum dan Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Edisi I

Kusumanegara, Solahuddin, Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik, Cet. 1. 2010.Yogyakarta: Gava Media.

Poerwardarminta W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1976, PN Balai Pustaka, Jakarta 

Sedarmayanti, Good Governance dalam Rangka Otonomi Daerah. 2003. Bandung: Mandar Maju

Sinambela, Lijan Poltak, dkk, Reformasi Pelayanan Publik. Cet. 1. 2006. Jakarta: PT Bumi Aksara

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survei LP3S. 1995. Jakarta. Nanawi, Hadari Sujarto, Djoko, Pengantar Planologi, Departemen Perencanaan Wilayah Kota, ITB :

1998

Suyanto, Metode Penelitian Sosial. 2005. Jakarta: Prenada Media

Parson, Wayne, Public Policy: Pengantar Teori & Praktik Analisis Kebijakan, 1993. Jakarta: Kencana

Sumber Undang-undang dan Peraturan

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman dan Pembinaan Pasar Tradisional

Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 688 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa dan Retribusi Umum.

Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 787 Tahun 2013 tentang Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional.


(3)

Sumber Jurnal

Jurnal Tukar Menukar di Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Volume 3 Thn. 2012 M. Darwis, Penataan Kembali Pasar Kotagede. Jurnal S-1. Fak. Teknik. Jur. Arsitektur,

Universitas Gajah Mada. 1984

Jurnal Penataan Ulang Pasar Tradisional Kranggan di Yogyakarta. Program Studi Arsitektur Universitas Atmajaya. Thn. 2007

Jurnal Departemen Perdagangan, Peraturan, Pengelolaan, dan Pengembangan Citra Pasar Tradisional di Wilayah Perkotaan dan Perdesaan. 2007 : 35-38

Jurnal Perbandingan Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kabupaten Berau dengan Provinsi DKI Jakarta. 2014

E-Journal Graduate Unpar, S2 Konsep Manajemen Modern di Pasar Tradisional Bumi Serpong Damai,. Vol 1, No. 2 2014

Jurnal PMI Vol. X. No. 2, hal 1, Melindungi Pasar Tradisional Kabupaten Klaten, Tatik Setyorini, 2013

www.e-jurnal.uay.ac.id   

www.e-jurnal.usu.ac.id

(Jurnal Ilmiah, Implikasi Kebijakan Relokasi Pasar terhadap Usaha PKL Kota Malang, Erditya Rahmadi, 2008

Sumber Internet

http://articontohnya.co.id/2013/06/apa-arti-konsep-penataan.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2015.

http://www.Kompas.com/utama/news/0503/02/055919.htm. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.

http://www.arsitekturindis,com/index.php./archieves/2010/09. Diakses pada tanggal 5 November 2015


(4)

http://www.pasartradisional.com/news/2013/08. diakses pada tanggal 7 November 2015 , diakses pada tanggal 27 November 2015

http://waspada.co.id/medan/relokasi-pedagang-pasar-delitua-ricuh. Diakse pada tangga 20 Maret 2016


(5)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif menyajikan data yang dikumpulkan terutama dalam bentuk kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang studi kasusnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya dilapangan. (H.B Sutopo, 2002:111)

Dengan demikian metode ini memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional akurat. Dimana penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek


(6)

penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba menganalisis untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. Oleh karenanya dalam penelitian ini sendiri, penulis akan mencari gejala, fakta-fakta kejadian yang berhubungan dengan penataan pasar tradisional dalam mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di publik, khususnya dalam bidang pelayanan atau jasa.

3.2 Lokasi Penelitian

Guna memperoleh data sebagai bahan dalam penelitian ini sekaligus guna menjawab permasalahan yang telah dikemukakan, maka lokasi penelitian ini akan dimulai pada Kantor Dinas Pasar Jl. Mawar No.14 Lubuk Pakam dan Pasar Tradisional-Modern Old Town Delpi di Jalan Pamah Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.

3.3 Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hendarso (dalam Usman,2009:50), menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitan inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.


(7)

Informan penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan peneliti meliputi beberapa macam yaitu:

1. Informan Kunci (Key Informan), yaitu mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan oleh peneliti. Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah :

a. Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar di Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.

2. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pelaksana kebijakan yaitu:

a. Staf pegawai UPT Pasar, b. Pedagang Tradisional dan c. PKL (Pedagang Kaki Lima).

3. Informan tambahan, yaitu dalam mereka yang memberikan informasi

walaupun tidak terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun informan tambahan yaitu:

a. Konsumen (pembeli), mempunyai pandangan positif dan negatif

mengenai kebijakan pemerintah dalam penataan pasar tradisional. Artinya, memiliki kelemahan dan kekurangan, akan tetapi konsumen tersebut lebih menilai poitif, karena berdampak positif bagi kalangan masyarakat dan menjadi solusi terhadap gejala atau masalah sosial yang selama ini menjadi masalah publik.


(8)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, keterangan, informasi yang diperlukan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan melalui:

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

tanya jawab secara langsung dan mendalam untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam kepada pihak-pihak yang terkait.

b. Observasi, yaitu pengamatan langsung pada suatu objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh melalui pengumpulan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian atau sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku, karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang akan diteliti.


(9)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah peneliti mengkonfirmasi seluruh existing data sekunder dan data primer (wawancara dan observasi) dan menyajikannya dengan analisis kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang mulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.


(10)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang secara geografis, terletak diantara 2057 – 3016’ Lintang Utara dan 98033’ – 99027’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan luas wilayah 2.497,72 km2 dari luas Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, dengan batas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kabupaten Deli Serdang

No Kecamatan

Luas Wilayah ( Km2)


(11)

(1) (2) (3)

1 Gunung Meriah 76.65

2 STM Hulu 223.38

3 Sibolangit 179.96

4 Kutalimbaru 174.92

5 Pancur batu 122.53

6 Namo Rambe 62.30

7 Biru-biru 89.69

8 STM Hilir 190.50

9 Bangun Purba 129.95

10 Galang 150.29

11 Tanjung Morawa 131.75

12 Patumbak 46.79

13 Deli Tua 9.36

14 Sunggal 92.52

15 Hamparan Perak 230.15

16 Labuhan Deli 127.23

17 Percut Sei Tuan 190.79

18 Batang Kuis 40.34

19 Pantai Labu 81.85

20 Beringin 52.69

21 Lubuk Pakam 31.19


(12)

Jumlah 2.497.72 Sumber Kab. Deli Serdang Dalam Angka Tahun 2008

Menurut data yang diperoleh dari situs pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, luas wilayah Kabupaten Deli Serdang saat ini adalah 2.497,72 Km2, terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34 persen dari luas Sumatera Utara.

Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu Kota Medan yang menjadi ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai dan Kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 KM2 terdiri dari 33 kecamatan dan 902 kampung.

4.1.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli Serdang

Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta distribusi penduduk sangat menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi kependudukan akan mempengaruhi berbagai kebijaksanaan pembangunan dari berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang terus tumbuh secara relatif cepat dan hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara keseluruhan.

Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang TA. 2007 tercatat sebanyak 1.686.366 jiwa, kemudian meningkat menjadi 1.738.431 jiwa pada Tahun 2008 (dengan peningkatan sebesar 3,09%). Dimana komposisi penduduk menurut umur


(13)

sebagai berikut : penduduk kelompok umur 0 s/d 14 Tahun sebanyak 588.035 jiwa (33,83 %) dan penduduk kelompok umur 15 s/d 64 Tahun sebanyak 1.092.947 jiwa (62,87 %), sedangkan jumlah penduduk kelompok umur 65 Tahun keatas adalah 57.449 jiwa (3,30 %). Jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang ini merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini akan dapat memperkuat SDM Kabupaten Deli Serdang dimasa yang akan datang guna mempercepat pengembangan daerah Kabupaten Deli Serdang.

Dilihat dari distribusi dan kepadatan penduduk, maka rata-rata kepadatan penduduk telah mencapai ± 696 jiwa/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Deli Tua yaitu 6.244 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Gunung Meriah yaitu 32 jiwa/km2.

4.1.2 Sejarah Singkat Kabupaten Deli Serdang

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang terbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan menuju Tebing Tinggi.

Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyar secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatera Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se-Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat


(14)

Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional. Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tidak bersedia.

Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasae 1945. Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang yang beribukota di Lubuk Pakam.

4.2 Profil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

A. Sejarah Ringkas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama PERPAS (Perusahaan Pasar) yang merupakan bagian dari Dinas Pendapatan untuk pertama kali diatur oleh Peraturan Daerah Tingkat II Deli Serdang No. 10 Tahun 1979 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tingkat II Deli Serdang. Mengingat bahwa pengelolaan, pembinaan, serta pengurusan aturan pasar sebagai salah satu sumber pendapatan daerah untuk lebih ditingkatkan serta dikembangkan sesuai dengan perkembangan wilayah maka Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 10 Tahun 1979 tersebut perlu diadakan suatu penyempurnaan.


(15)

Pada tanggal 25 Agustus 1986 terbitlah Peraturan Daerah yang baru yakni Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang No. 10 Tahun 1986 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pasar. Pada Tahun 2002 terbitlah Peraturan Daerah No.14 Tahun 2002 tentang perubahan Kedua Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No.46 Tahun 2000 tentang Organisasi Dinas-Dina Daerah Kabupaten Deli Serdang. Peraturan Daerah yang baru yakni Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang No. 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang.

B. Sejarah Pasar Tradisional Deli Tua

Pada tahun 1960 para pedagang sudah berdagang di pasar tradisional Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang. Kemudian sejak Peraturan Pemerintah dikeluarkan mengenai penggusuran pasar tradisional yang berdasarkan penataan pasar, pedagang menolak direlokasi. Dalam penanganan ini pemerintah sudah memperingatkan kepada para pedagang agar tidak berjualan menggunakan fasilitas jalan umum atau di badan Jalan Besar Deli Tua. Akan tetapi, para pedagang setempat menghiraukan teguran tersebut sehingga banyak para pedagang yang kembali berjualan menggunakan fasilitas jalan umum. Pada tahun 1962 hingga 1964, dilaksanakan pembangunan kios secara swadaya oleh masyarakat di Deli Tua Timur, yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Deli Tua.

4.2.1 Lokasi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dan Penataan Pasar Deli Tua


(16)

I. Lokasi Penelitian Pertama ini dilakukan di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Jl. Mawar No. 14 Lubuk Pakam. Telepon (061) 7955819.

II. Lokasi Penelitian Kedua ini dilakukan di Pasar Tradisional Modern Deli Old Town Jl. Pamah Deli Tua.

4.2.2 Gambaran Umum Pasar Tradisional Deli Old Town 4.2.2.1 ASSET/FISIK PASAR

- Luas Tanah : 8.988 meter - Status tanah : Sertifikat - Luas Bangunan : 3.036 meter

- Jumlah Kios : 107 Unit Terisi : 100 Unit

- Jumlah Losd : 6 Unit 280 Stand Terisi : 80 Stand

- Kios Layang : 96 Stand Terisi : 50 Stand

- Barang Inventaris Bergerak : 3 Unit - Jenis pasar Yang dikelola : Harian


(17)

4.3 Visi dan Misi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah, serta yang mengarahkan pada visi Kabupaten Deli Serdang, maka rumusan visi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang adalah : Tersedianya Pasar Bagi Kebutuhan Masyarakat dengan Citra Pasar yang Bersih, Tertib, dan Nyaman.

Maka dari visi tersebut adalah Pasar Tradisional yang selama ini dianggap kumuh, jorok harus bisa menjadi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman. Dari Visi tersebut Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang menetapkan Misi, yaitu:

a. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar b. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha

c. Meningkatkan kebersihan, ketertiban, dan keamanan pasar d. Meningkatkan omzet para pedagang

e. Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang

Adapun Motto Dinas Pasar : “BAIK” (Berdaya Guna, Amanah, Inovatif, Kreatif).

4.4 Tugas dan Fungsi Bidang Pengelolaan Pasar dalam Penataan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

A. Kepala Bidang Pengelolaan Pasar, mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan. 2. Mendisposisikan surat kepada bawahan.


(18)

3. Membagi tugas kepada para bawahan sesuai dengan bidang tugasnya, seperti fasilitas pasar, kebersihan, ketertiban, penyuluhan dan pengawasan hasil bumi.

4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan Pengelolaan Pasar. 5. Mengkoordinir pelaksanaan tugas kepala seksi di Pengelolaan Pasar

6. Membuat dan menyusun rencana pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan pasar serta pendistribusian kios dan loods dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Untuk kutipan tarif retribusi jasa dan umum pasar di Pasar-Modern Deli Old Town ditentukan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 tentang retribusi jasa dan umum.

7. Membuat rencana pembagian tempat berjualan menurut jenis dagangan di setiap pasar.

8. Membuat rencana pembagian tempat berjualan menurut jenis dagangan di setiap pasar.

9. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku.

10. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas.

11. Menilai prestasi kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan.


(19)

B. Kepala Seksi Pengelolaan Pasar, mempunyai rincian tugas dan fungsi, yaitu :

1. Menerima petunjuk dan arahan sesuai disposisi atasan;

2. Memberikan petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

3. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencanakan kegiatan pelaksanaan tugas;

4. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengelolaan pasar; 5. Membuat serta memelihara data-data bangunan kios dan loods;

6. Melaksanakan proses pendaftaran dan perubahan nama penyewa kios dan loods;

7. Membuat serta memelihara buku daftar nama-nama pedagang yang ada di masing-masing pasar se-Kabupaten Deli Serdang;

8. Menyusun konsep dan rencana pendistribusian kios dan loods kepada pedagang;

9. Memberikan bimbingan dan arahan kepada para pedagang tentang pengelolaan pasar yang baik;

10. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

11. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;

12. Menilai prestasi kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 bawahan;


(20)

C. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Deli Tua

Pola koordinasi yang terjalin menempatkan Kepala Dinas Pasar sebagai implementor dimana setiap bagian-bagian organisasi pasar terhubung dengan rantai komando langsung ke Kepala Dinas Pasar. Sementara itu pelaksana kebijakan secara teknis operasional dan/atau kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu diserahkan kepada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) masing-masing pasar tradisional di Deli Serdang. Adapun tugas dan fungsi (tupoksi) dari UPT, yaitu:

1. Penyusunan program dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pengelola pasar.

2. Pelaksana kegiatan dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dan

retribusi pasar.

3. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka pemeliharan dan pengawasan

keamanan, ketertiban dan kebersihan pasar serta peningkatan retribusi pasar.

4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan unit terkait dalam rangka peningkatan kinerja pasar.

5. Pelaksanaan tata usaha dan pelaporan dalam rangka penyelenggaraan

pengelolaan pasar.

6. Pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(21)

BAB V

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data

Pada Bab ini penulis akan mengolah data-data yang diperoleh dari tabel, gambar, dokumen berupa peraturan-peraturan pemerintah dan hasil wawancara melalui penelitian untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang telah ada di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dan KUPT (Kantor Unit Pelaksana Unit) Pasar di Pasar Trasisional Deli Tua yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Data tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer.


(22)

5.1.1 Pelaksanaan Wawancara

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dan Kantor Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar di Pasar Tradisional Modern Deli Old Town Jalan Pamah Deli Tua, Pedagang Tradisional Deli Tua dan pembeli/pengunjung. Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu : Pertama, peneliti diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen tertulis tentang gambaran umum Deli Serdang, sejarah singkat Kabupaten Deli Serdang, profil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, gambaran kerja Dinas Pasar dalam Bidang Pengelolaan Pasar Deli Tua Kabupaten Deli Serdang dan bagan struktur organisasi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Perda Nomor 5 Tahun 2007. Kedua, penelitian ini dilakukan dengan wawancara kepada Kepala Bidang Pengelolaan Pasar di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, wawancara kepada Kantor Unit Pelaksana Teknis (KUPT) Pasar di Pasar Tradisional Modern Deli Old Town Jalan Pamah dan wawancara kepada pedagang dan pembeli. Ketiga, mencari data seperti gambar dan fakta-fakta yang diteliti oleh peneliti.

5.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang paling penting dan berdampak langsung pada sebuah organisasi atau instansi dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Salah satu peran konkrit yang dilakukan oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang adalah untuk mewujudkan peningkatan upaya kinerja pegawai melalui suatu pengembangan pendidikan dan pelatihan jabatan oleh Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.


(23)

Tabel 5.1 Nama-nama Pegawai Berdasarkan Jabatan, Golongan dan Latihan Jabatan

No. Nama Jabatan Gol/Ruang Latihan

Jabatan 1. Nelson, SH Kabid Trantib IV/b Diklat Pin III 2. Syiblul, SH Sekretaris IV/b Diklat Pin III 3. Rustam Abadi, SE Kabid Kebersihan

Pasar

IV/a Diklat Pim III

4. Samuel P. Sinaga, SE Kabid Intensifikasi III/d Diklat Pim III 5. Asnan Nasution, SH,

S, Sos, MSP

Kabid Pengelolaan Pasar

III/d Diklat Pim IV

6. S. H. Rumahorbo, S. Sos

Ka.Seksi

Pengangkutan Sampah

III/d Diklat Pim IV

7. Espita Sinaga, S.Sos Kasi Kebersihan Pasar

III/d Diklat Pim IV

Sumber : Daftar Urut Kepangkatan PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015

Berdasarkan nama-nama pegawai yang mengikuti pelatihan pada tahun 2015 di atas berjumlah 7 (tujuh) orang. Latihan jabatan pegawai yang dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang berfungsi sebagai :


(24)

1. Menghasilkan pegawai yang handal dan cakap dalam bekerja. 2. Disiplin dengan waktu berkerja.

3. Meningkatkan kualitas kerja pegawai.

4. Menciptakan pegawai yang kreatif, inovatif dan aktif. 5. Meningkatkan pelayanan dalam pasar.

Jabatan, golongan dan jabatan latihan dilakukan oleh setiap PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Setiap pelatihan jabatan dilatih dan diajarkan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Menurut analisis penulis, fungsi latihan jabatan ini adalah untuk meningkatkan kinerja pegawai menurut fungsi di atas dan dinilai “cukup baik”, karena berdasarkan jabatan, golongan dan jabatan latihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Deli Serdang bekerja dengan baik terutama dalam pelayanan terhadap penataan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua.

5.2.1 Jumlah Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Jumlah Pegawai Dinas Pasar Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 61 Orang Perempuan 63 Orang Total Keseluruhan 124 Orang

Sumber : Daftar Urut PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015

Berdasarkan tabel 5.2, jumlah pegawai yang ada di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada jenis kelamin


(25)

laki-laki. Setiap pegawai memiliki tugas dan fungsinya masing-masing serta jumlah pegawai disesuaikan dengan kebutuhan dalam pekerjaan di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Perbedaan jumlah pegawai laki-laki dan perempuan tidak mempengaruhi kinerja pegawai. Total jumlah keseluruhan pegawai 124 orang, total ini cukup efektif melihat kinerja pegawai yang dinilai “cukup baik” memberikan pelayanan dalam penataan pasar Deli Tua.

5.2.2 Jumlah Rekapitulasi Golongan Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

Tabel 5.3 Jumlah Rekapitulasi Golongan Pegawai

Golongan Jumlah Golongan IV 4 Orang

Golongan III 71 Orang Golongan II 47 Orang Golongan I 2 Orang Jumlah Keseluruhan 124 Orang

Sumber : Rekapitulasi Golongan PNS Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, semua pegawai yang berada di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang sudah memiliki jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sesuai dengan golongan. Untuk mengetahui tingkatan golongan ini berfungsi sebagai tingkatan pendidikan seseorang, lama bekerja serta penghargaan prestasi kerja yang dinilai cukup baik. Adapun Golongan I (satu) sebanyak 2 (dua) orang,


(26)

bertugas di bidang kebersihan pasar. Hal ini berguna untuk meningkatkan kebersihan pasar dan menjaga pemeliharaan pasar agar tetap nyaman dan aman.

Untuk setiap kepala bidang pasar, memiliki golongan yang tertinggi di Dinas Pasar Deli Serdang yaitu Golongan IV. Dalam Golongan IV ini, pegawai sudah menguasai tugas dan fungsi dengan baik. Sama halnya dengan pegawai-pegawai lainnya yang memiliki fungsi dan tugas sesuai dengan bidang pekerjaannya. Sehingga dapat meningkatkan peranan Dinas Pasar terhadap pelayanan pasar tradisional, salah satunya adalah Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua.

5.2.3 Jenjang Pendidikan Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dalam memicu perubahan ekonomi suatu daerah diperlukan sumber daya yang berkualitas yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), hal ini dapat diukur dengan angka tetapi dapat dilihat dari apa yang dihasilkan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa untuk mencapai pembangunan yang baik tidak dilihat dari kuantitas SDM melainkan kualitas SDM nya. Besarnya infestasi yang dilakukan disektor sumber daya manusia tidak akan membawa hasil bagi pertumbuhan ekonomi tanpa disertai peningkatan kualitas SDM serta prasarana penunjang yang sangat dibutuhkan. Salah satu indikator paling penting dalam peningkatan SDM adalah tingkat pendidikan.

Tabel 5.4 Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal

No. Jenjang Pendidikan Jumlah


(27)

2. Sarjana (S1) 61 Orang 3. Sarjana Muda 1 Orang

4, SMA 56 Orang

5. SMK 1 Orang

6. SMP 1 Orang

7. SD 1 Orang

Jumlah 124 Orang

Sumber : Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang 2015

Berdasarkan tabel 5.4, jenjang pendidikan berpengaruh dalam pelaksanaan tugas terutama dalam pendidikan. Dimana setiap pegawai masing-masing memiliki bagian-bagian bidang pekerjaan tertentu. Hal ini dapat dilihat dari jenjang pendidikan pegawai dimana pasca sarjana menempati kedudukan yang teratas di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Untuk pendidikan SD dan SMP berjumlah 2 (dua) orang yang memiliki tugas sebagai kebersihan dan pengawasan pasar tradisional.

Dengan demikian, jabatan fungsional di Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ini menunjukkan tugas dan bertanggung jawab, wewenang dan hak seseorang PNS dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan dan menciptakan pelayanan prima dalam penataan pasar.

5.2.4 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pasar Deli Tua

Pola koordinasi yang terjalin menempatkan Kepala Dinas Pasar sebagai implementor dimana setiap bagian-bagian organisasi pasar terhubung dengan


(28)

rantai komando langsung ke Kepala Dinas Pasar. Sementara itu pelaksana kebijakan secara teknis operasional dan/atau kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu diserahkan kepada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) masing-masing pasar tradisional di Deli Serdang.

Berdasarkan data nama pegawai UPTD berjumlah 11 orang. Jumlah pegawai di pasar tradisional Deli Tua ini cukup efektif karena UPTD memiliki fungsi pokok sebagai penyusunan program dan petunjuk teknis yang berkaitan dengan pengelolaan pasar di Deli Tua. Selain jumlah pegawai, UPTD menggunakan jasa orang lain untuk membantu staf kebersihan dan pemeliharaan pasar. Dengan demikian nama staf pembantu dalam kebersihan pasar belum tercantum pada nama-nama pegawai di atas karena tidak staf tetap di Kantor Unit Pelayanan Pasar.

5.3 Jumlah Pedagang Pasar Tradisional Modern Deli Old Town

Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan. Pedagang dapat dikategorikan menjadi; pedagang grosir, beroperasi dalam rantai distribusi antara produsen dan pedagang eceran.

Pedagang di Pasar Deli Tua ini merupakan pedagang tradisional yang menjual berbagai jenis macam barang yang didagangkan. Berikut ini adalah klasifikasi jenis jualan di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di Deli Tua.

Tabel 5.5 Klasifikasi Jenis Jualan dan Jumlah Pedagang “Los” Harian


(29)

1 Sayur 95 Orang 2 Mie Sayur 4 Orang

3 Tahu 5 Orang

4 Tahu/Tempe 9 Orang

5 Ikan 12 Orang

6 Ikan Teri 9 Orang 7 Ayam Potong 7 Orang

8 Kelapa 3 Orang

9 Bumbu 5 Orang

10 Pecah Belah 2 Orang

11 Es Batu 2 Orang

12 Daging lembu, sapi dan kambing

10 Orang

Jumlah Pedagang Keseluruhan

161 Orang

Sumber : Kantor Unit Pelaksana Teknis 2015

Berdasarkan tabel 5.5 di atas, jenis jualan yang paling banyak berjualan di Pasar-Modern Deli Old Town di Deli Tua adalah sayur-sayuran. Yang paling sedikit adalah jenis jualan pecah belah dan es batu.

Meskipun memiliki konsep bangunan modern pada pasar tradisional tersebut, tidak menutup kemungkinan pasar tradisional sama bersihnya dengan pasar modern. Akan tetapi, karena perilaku buruk pedagang yang menghiraukan kebersihan pasar, pasar tradisional Deli Tua tetap terlihat kotor dan bau. Jenis


(30)

jualan yang menyebabkan keadaan fisik pasar terlihat kotor dan bau adalah jenis jualan ikan basah dan daging.

Konsep bangunan modern berlantaikan keramik, sangat membahayakan pembeli atau pengunjung karena lantai basah dan selalu berair. Hal ini disebabkan karena para pedagang ikan basah menggunakan air yang banyak untuk menyegarkan ikan tersebut.

Bau yang tersebar di kawasan pasar menyebabkan terganggunya saluran pernafasan pedagang lain, pembeli dan pengunjung. Sehingga pembeli tidak ingin terlalu betah berbelanja. Perilaku seperti ini sangat mempengaruhi keadaan fisik pasar yang terkesan buruk.

Tabel 5.6 Klasifikasi Jenis Jualan dan Jumlah Pedagang “Kios” NO. Jenis Jualan Jumlah Pedagang

1 Bunga 2 Orang

2 Sembako 2 Orang

3 Kelontong 14 Orang

4 Kain 3 Orang

5 Salon 1 Orang

Jumlah Keseluruhan Pedagang

20 Orang

Sumber : Kantor Unit Pelaksana Teknis 2015

Berdasarkan tabel 5.6, jumlah pedagang yang paling banyak menggunakan kios adalah 14 orang dengan jenis jualan kelontong. Yang paling sedikit berjumlah 1 orang dengan jenis jualan salon. Untuk jenis jualan di atas, tidak


(31)

menyebabkan pasar kelihatan kumuh dan bau. Pedagang yang menggunakan kios tetap menjaga dan memelihara kebersihan pasar daripada pedagang yang menggunakan los.

5.4 Tarif Retribusi Pemakaian Tempat Berjualan untuk Jenis Jualan

pada Pasar-Pasar se-Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Sedangkan jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Bentuk retribusi pelayanan pasar yang diberikan oleh Dinas Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, Los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. Berikut ini adalah tarif retribusi jasa dan umum di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua.

Tabel 5.7 Tarif Retribusi Jasa dan Umum Pasar

No .

Jenis Jualan

Tarif / Rp Pasar

Harian / M2 /

Pasar Mingguan/

m2/Hari

Pasar Sementara/


(32)

Hari Hari

Kios Los Kios Los

1 Sayur, ubi,

rempah,

bunga, beras, buah-buahan, cabe, kue, hasil bumi dan sejenisnya.

500 400 400 300 300

2 Unggas, telur ayam, ikan asin/kering

dan sejenisnya

900 800 800 700 700

3 Tukang pangkas,

tukang jahit, obat-obatan/ jamu, peti es, imitasi,

kerajinan

tangan, tilam dan kelambu serta

sejenisnya.


(33)

4 Souvenir 1100 1000 1000 900 900 5 Daging

lembu/kambin g/babi, dan hasil ternak lainnya.

900 800 800 700 700

6 Ikan basah 800 700 700 600 600

7 Kain, alat

sembahyang sepatu, selop, tas, tembakau/ rokok, salon dan

sejenisnya.

700 600 600 500 500

8 Besi/kunci/patri/ra dio, tukang sepeda, alat tulis, plastik, P3D pecah belah,

klontong,

mebel, jam, kaca mata, bunga plastik,


(34)

mainan anak, boneka,

tempat permainan

anak dan sejenisnya.

9 Mas/perak suasa,

besi bekas, stensil, alat elektronik,

komputer, sparepart dan sejenisnya.

900 800 800 700 700

10 Gilingan kopi/cabe, kukuran

kelapa dan sejenisnya.

1000 900 900 800 800

11 Ruang promosi, photo studio, photo copy perkantoran dan

sejenisnya.


(35)

12 Reklame dilokasi pasar

1000 900 900 800 800

13 Makanan/minuma n tradisional dan sejenisnya

900 800 800 700 700

14 Makanan/minuma n, sea food, pizza,

hamburger, dan

sejenisnya.

1100 1000 1000 900 900

Sumber: Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum

Dalam Retribusi Pelayanan Pasar di Deli Tua dijelaskan struktur dan besaran tarif retribusi yang berbunyi:

1. Retribusi pasar yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) sebesar Rp 500,- per meter per segi (M2) per bulan dan jenis objek retribusi harus ditetapkan. 2. Retribusi parkir kendaraan diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri Rp

2000 per kendaraan.

3. Retribusi kamar mandi/WC ditetapkan sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah) sekali pakai.

4. Setiap pemanfaatan instalasi listrik dikenakan biaya pemakaian listirk sesuai ketentuan yang berlaku.


(36)

5. Setiap pemanfaatan sarana air dikenakan biaya pemakaian air bersih sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Dikenakan tarif pada retribusi sampah dan dihitung dari setiap kios atau tapak dagang dengan kutipan biaya sebesar Rp 700,- per hari.

Tarif retribusi di atas disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang sudah ditetapkan dan diberlakukan. Meskipun tarif sudah menjadi ketetapan dan kewajiban setiap pedagang, tetapi UPTD Pasar sering mengalami kendala pengutipan retribusi. Kesulitan ini berupa penundaan pembayaran retribusi pelayanan pasar dan retribusi pemakaian tempat berjualan oleh pedagang tradisional dalam membayar tarif retribusi. Dengan demikian, terjadi penumpukan hutang yang harus di bayar oleh pedagang tradisional.

Adapun sanksi yang diberikan kepada pedagang yang tidak membayar retribusi pasar yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional Kabupaten Deli Serdang ayat ke 4b berisikan tentang : Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU) dicabut apabila pedagang tidak membayar Retribusi Pelayanan Pasar dan Retribusi Pemakaian Tempat berjualan selama 30 (tiga puluh) hari.

5.5 Penyajian Data Menggunakan Gambar Pasar Tradisional Modern

Deli Old Town dengan Pasar Tradisional Lama 2015-2016


(37)

Kebijakan pemerintah dalam penataan Pasar Tradisional Deli Old Town, sangat memberikan dampak yang positif untuk kesejahteraan pedagang dan pembeli serta meminimalisir permasalahan yang terjadi di Deli Tua, yaitu kemacetan. Pemerintah sudah menyediakan lokasi untuk para pedagang tradisional lama dan para PKL dan/atau pedagang yang ingin berjualan secara “gratis”. Pasar tradisional Deli Tua dengan konsep modern di bangun Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan biaya Rp 30 Milliar.

Gambar 5.1 Bangunan Pasar Tradisional Modern Deli Old Town

Berdasarkan gambar 5.1, bangunan ini berkonsepkan modern. Dengan dilengkapi sarana dan prasarana yang lengkap. Bangunan ini dirancang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk mampu bersaing dengan pasar-pasar modern dan memberikan tempat usaha dagang kepada pedagang sebelumnya yang tidak memiliki lapak untuk berjualan. Pasar tradisional ini mampu menampung 1.105 orang pedagang yang ingin membuka usaha dagang di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di Jalan Pamah Deli Tua.


(38)

Gambar 5.2 Aktivitas Pasar Tradisional Deli Old Town

Pada gambar 5.2 merupakan gambaran keadaan fisik bangunan Pasar Tradisional Modern Deli Old Town dan dapat dilihat berbagai macam aktivitas transaksi jual beli yang terdapat di dalamnya. Keuntungan dari penataan pasar tradisional ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk pedagang dan pembeli, seperti memberikan kenyamanan, keamanan, kebersihan, ketertiban, meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha, serta meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang. Dari beberapa keuntungan tersebut adalah suatu penegasan terhadap penyelesaian suatu urusan yang dipedomani dengan baik oleh aparatur pelayanan dengan Standar Pelayanan Prima yang sedapat mungkin memuaskan dan menguntungkan masyarakat atau pelanggan.


(39)

Gambar 5.3 Pasar Tradisional

Gambar di atas merupakan pedagang yang berjualan di pasar tradisional sebelum di relokasi ke pasar baru. Para pedagang pasar tradisional Deli Tua sedang melakukan kegiatan aktivitas jual beli di pasar.

Gambar 5.4 Kemacetan Deli Tua Gambar 5.5 PKL yang Berdagang Pada gambar 5.4 dan gambar 5.5 di atas dapat dilihat bagaimana kondisi pasar tradisional Deli Tua yang pada akhirnya mengalami penyempitan jalan sehingga sering terjadi kemacetan Jalan lalu lintas. Hal ini disebabkan karena para PKL berlomba-lomba menempati badan pasar. Pasar tradisional di Deli Tua kelihatan semrawut seperti pasar tumpah. Permasalahan ini menjadi faktor utama kemacetan Jalan lalu lintas yang sangat meresahkan masyarakat apabila melewati kawasan pasar Deli Tua.

5.6 Hasil Wawancara

Pengolahan data dalam penelitian berikutnya adalah wawancara. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data secara langsung di lapangan melalui informan kunci, informan utama dan informan tambahan untuk memperkuat data secara kredibel. Wawancara ini dapat menjawab suatu


(40)

permasalahan yang ada di Pasar Tradisional Deli Tua. Adapun permasalahan yang terjadi mengenai penolakan pedagang pada saat direlokasi ke pasar lama adalah mengenai “penghasilan” para pedagang. Menurut Fitri seorang pedagang tradisional di Pasar Deli Tua, mengatakan bahwa :

“Penghasilan kami dulu disana Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu per hari karena di pasar lama pembeli hanya tahu berbelanja sehingga di pasar tradisional baru pembeli malas datang kesana, terus disana jauh dan tempatnya pun sangat kecil hanya berukuran 2 x 2,5 meter dan tidak memiliki pentilasinya”.

Pedagang Deli Tua merasa kecewa atas sikap Pemkab Deli Serdang yang merelokasi pasar tradisional Deli Tua. Mereka berupaya untuk mempertahankan lokasi pasar tradisional Deli Tua dan tidak mau direlokasi ke pasar tradisional baru sebelum penggusuran dilakukan. Ketua Himpunan Pedagang Pasar Deli Tua (HPPD), Sabar Bangun, mengatakan :

“Siap memperjuangkan hak mereka hingga titik darah penghabisan, jadi untuk itu hendaknya Dinas PD Pasar Pemkab Deli Serdang jangan menjual para pedagang untuk kepentingan mereka”.

Wacana dari Bapak Sabar Bangun kemudian didukung oleh Terang Bangun, yang menyatakan bahwa :

“Kami menginginkan renovasi pasar bukan relokasi tempat yang tidak sebanding dan jauh dari layak”.

Para pedagang lama di Pasar Deli Tua tidak setuju dengan relokasi ke pasar baru, mereka mengharapkan Pemkab Deli Serdang untuk mempertimbangkan penggusuran. Menurut pendapat T. Tarigan, salah seorang pemilik kios pasar lama, mengatakan bahwa :


(41)

Deli Tua yang baru bukanlah pedagang yang berjualan di Pasar Deli Tua”

Penggusuran ini dilakukan secara paksa, yang diungkapkan oleh Balasen Tarigan yang mengatakan bahwa :

“Saat direlokasi April lalu kami terkejut, sama sekali tidak ada sosialisasi. Kami ini manusia atau anjing ! kalau direlokasi ke pasar yang baru sulit pembeli masuk ke dalam”.

Pedagang sangat kuatir dengan keadaan ekonomi mereka yang akan berkurang. Mereka hanya ingin direnovasi bukan direlokasi. Pada saat kejadian penggusuran Pasar Deli Tua banyak penolakan dari pedagang sehingga Pemkab Kabupaten Deli Serdang mengkerahkan Polri, TNI dan Satpol PP untuk mengamankan pedagang yang berontak atau tidak mau direlokasi. Salah satu pedagang pasar Deli Tua bernama Pungkas Tarigan, mengatakan bahwa :

“Ukuran kios di tempat yang baru kecil, lokasi Pasar Deli Tua yang baru ini tidak strategis juga jauh dari keramaian, dikelilingi bangunan ruko yang megah sehingga dapat menyebabkan sepi pengunjung. Belum lagi 500 meter harus masuk ke dalam, kalau sudah seperti ini apa layak disitu berjualan. Gak terima aku direlokasi. Seharusnya bangunan kami harus diganti rugi. Pasar baru terlalu kecil ukurannya, sampai hari ini kami terus menunggu Pemkab Deli Serdang memberi kejelasannya”.

Ungkapan dari pendapat pedagang di atas dapat disimpulkan bahwa pedagang menolak direlokasi ke pasar baru dan mengharapkan renovasi di pasar tradisional sebelumnya. Berbagai upaya dan cara yang mereka lakukan untuk mengharapkan pengertian Pemerintah Kabupaten Deli Serdang untuk tidak digusur. Mereka hanya ingin direnovasi bukan direlokasi. Menurut mereka tempat pasar baru terlalu kecil ukurannya, tidak strategis dan jauh dari pengunjung. Meskipun demikian relokasi tersebut terus dilaksanakan. Dalam penataan pasar tradisional ini pemerintah berharap akan lebih baik lagi untuk kesejahteraan


(42)

pedagang dan pembeli. Memberikan pelayanan yang terbaik dalam bentuk sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh Pemkab Kabupaten Deli Serdang untuk kepentingan bersama serta meminimalisir permasalahan yang terjadi di pasar Deli Tua. Berbeda dengan pendapat Kabid Penindakan Satpol PP Deli Serdang, Suryadi yang mengatakan bahwa :

“Ulah para pedagang membuat jalan macet, biasalah penertiban untuk pedagang kaki lima yang nakal. Mereka juga sudah disediakan lokasi baru. Sebab, sasarannya pedagang yang berjualan di badan jalan. Trotoar maupun di atas parit. Mereka jelas mengganggu ketertiban umum. Dalam penertiban yang kami lakukan, masyarakat pasti banyak yang senang, sebaliknya para pedagang ada yang kesal dan mengumpat”.

Lokasi pasar lama kini sudah menjadi rata dengan tanah. Lokasi tersebut tidak hanya dibiarkan begitu saja melainkan akan digunakan sebagai taman kota. Menurut Lokot Ismail, Seksi Pengelolaan Pasar mengatakan bahwa :

“Penertiban dilakukan karena di sekitar lokasi itu akan dibangun taman kota. Penertiban rencananya akan ada pembangun taman kota untuk memperindah pasar Deli Tua, sekaligus mengantisipasi para pedagang yang selalu menggunakan trotoar sebagai tempat jualan mereka. Bangunan taman akan dibuat tinggi agar tidak dapat ditempati para pedagang untuk berjualan. Akan kami tananami berbagai jenis tanaman bunga”.

Dalam penataan pasar ini ada yang pro dan kontra. Pandangan setiap orang berbeda-beda mengenai penataan pasar Deli Tua. Apabila dilihat dari sisi positif, permasalahan yang ada di pasar Deli Tua membuat para pengguna jalan lintas merasa nyaman karena tidak ada kemacetan, para pembeli merasa nyaman, aman dan pasar tertata dengan rapi. Sedangkan sebagian pedagang tidak merasa aman, nyaman dan sebaliknya mereka tidak menginginkan relokasi ini terjadi. Seperti salah satu seorang pembeli yang melihat pandangan dari sisi positif dan negatif


(43)

dari penataan Pasar Tradisional Modern Deli Old Town, bernama Tri Surya Tarigan (26), mengatakan bahwa :

“Menurut saya dari sisi positif dibangunnya pasar tradisional Deli Tua Jalan Pamah, tempatnya lebih teratur, tidak becek seperti pasar yang lama, tidak macet dan angkutan umum untuk menuju pasar tersebut sudah terjangkau. Dari sisi negatif, menurut saya pasar tersebut jauh dari jalan umum dan beberapa kebutuhan pokok belum lengkap karena pedagang masih belum banyak menempati tempat berjualan”.

Salah satu bentuk pelayanan Dinas Pasar dalam penataan pasar Deli Tua adalah kenyamanan, keamanan dan ketertiban. Menurut pendapat Mini br Sitepu salah satu pembeli (52), mengatakan :

“Kalau menurut saya, pelayanan pemerintah dalam penataan pasar tradisional yang baru sudah baik, bagus dan tertata dengan rapih karena para pedagang berjualan sesuai jenis dagangannya sehingga saya yang berbelanja disini tidak perlu bersusah payah mencari kebutuhan pokok atau jenis barang yang ingin saya beli”.

Pernyataan di atas merupakan pendapat informan mengenai permasalahan sebelum direlokasi dan sesudah direlokasi. Para pedagang pada awalnya tidak menyetujui hal ini, akan tetapi suatu kebijakan harus dilaksanakan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Kebijakan pemerintah ini merupakan kebaikan bersama untuk semua orang meskipun adanya perubahan yang terjadi dan penolakan.

5.7 Indikator Penataan atau Pengelolaan Pasar yang Berhasil dalam Memberikan Pelayanan yang Efektif kepada Masyarakat

Dalam penyajian data ini penulis beranjak dari indikator pasar yang berhasil dalam penataan atau pengelolaan pasar tradisional berdasarkan data-data


(44)

yang diperoleh dari informan melalui wawancara. Berikut merupakan indikator pengelolaan atau penataan pasar yang berhasil, yaitu :

1. Manajemen yang transparan dan profesional

Konsekuen dengan peraturan yang ditegakkannya dan tegas dalam menegakkan sanksi jika terjadi pelanggaran.

Menurut Rasmita Debora br Tarigan, sebagai staf bendahara penerima mengatakan bahwa :

“Setiap ada kerusakan Kios atau Los di pasar Deli Tua, kami akan menghentikan aktivitas pedagang yang melakukan kerusakan tersebut paling lama 1 bulan sebelum saat penghentian bagi pemilik SIPTU, masa berlaku SIPTU yang sudah habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang selambat-lambatnya satu bulan akan diambil kembali oleh Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, apabila tidak membayar Retribusi Pasar dan Retribusi Tempat berjualan selama 30 hari SIPTU akan dicabut oleh Dinas Pasar, serta setiap pedagang yang melanggar peraturan Perundang-undangan yang berlaku akan dicabut Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha oleh Bupati Deli Serdang melalui Dinas Pasar”.

2. Keamanan

Satuan pengamanan pasar bekerja dengan penuh tanggung jawab dan bisa melakukan koordinasi dan kerjasama dengan para penyewa/pedagang. Para penghuni memiliki kesadaran yang tinggi untuk terlihat dalam menjaga keamanan bersama.

Menurut Asnan Nasution, SH, S.sos, MSP Ka. Bidang Pengelolaan Pasar Kabupaten Deli Serdang, mengatakan bahwa :

“Keamanan Pasar Tradisional di Deli Tua merupakan bentuk kerja sama antara pedagang dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar untuk terlibat langsung menjaga keamanan dalam pasar. Di Pasar Tradisonal di Deli Tua, terbentuk Ikatan Pedagang yang memiliki SK dari Dinas Pasar. Tujuannya adalah menjaga penertiban pasar dan mengantisipasi premanisme yang ada di pasar. Bentuk pengamanan itu sendiri seperti


(45)

pendukung seperti CCTV di berbagai tempat dan pintu masuk Pasar Tradisional Modern dijaga oleh Satpam. Inilah bentuk pengamanan kami di pasar tradisional tersebut”.

3. Sampah

Sampah tidak bertebaran di sembarang tempat. Para pedagang membuang sampah pada tempatnya. Tong sampah tersedia di berbagai tempat, sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk membuang sampahnya. Pembuangan sampah sementara selalu tidak menumpuk dan tidak membusuk karena selalu diangkut oleh armada pengangkut sampah pembuangan akhir secara berkala.

Menurut Lokkot Ismail Kasi Pengelolaan Pasar Kabupaten Deli Serdang, mengatakan bahwa:

“ Setiap hari petugas kebersihan membersihkan sampah pedagang. Akan tetapi, perilaku pedagang di Deli Tua berbeda jauh dengan pasar tradisional di Jawa. Saya dan rekan pernah studi banding ke daerah Jawa meninjau pasar-pasar tradisional yang ada disana, di Jawa dan Bali sangat bersih kondisi pasarnya tidak kalah saing dengan pasar modern. Makanya turis-turis di luar negeri maupun turis lokal tertariknya berbelanja di pasar tradisional tersebut. Disana kebersihan, kenyamanan dan keamanan sangat di jaga, berbeda dengan pasar-pasar disini khususnya di pasar tradisional di Deli Tua. Drainase tempat saluran air saja penuh dengan sampah, padahal setiap hari petugas kebersihan mengangkut sampah pedagang tapi herannya kok ada sampah di buang di tempat saluran air tersebut. Inilah perilaku masyarakat yang ada disana sangat berbeda jauh dengan daerah Jawa meskipun setiap tahunnya petugas dari Dinas Pasar melakukan sosialisasi kepada pedagang di Deli Tua. Sebenarnya untuk kebersihan sampah maupun kebersihan pasar itu mulai dari kesadaran sendiri saja. Mungkin sudah membudaya pada mereka dan setiap hari petugas kebersihanlah yang membersihkan saluran air tersebut”.


(46)

Tercipta ketertiban di dalam pasar. Ini terjadi karena para pedagang telah mematuhi semua aturan main yang ada dan dapat menegakkan disiplin serta bertanggung jawab atas kenyamanan para pengunjung atau pembeli. Menurut Jonrait, Sekretaris UPTD pasar Deli Tua mengatakan bahwa : “Dalam pengurusan SIPTU, kami sudah mencantumkan peraturan Perundang-undangan mengenai Izin Pemakaian Tempat Usaha, Retribusi pasar, pelanggaran atau sanksi kepada pedagang yang tidak berdasarkan peraturan yang dibuat. Sejauh ini masalah yang sering kami hadapi adalah masalah kebersihan, kami sudah mensosialisasikan kepada pedagang bahwa kebersihan itu adalah suatu bentuk nyata kenyamanan untuk pembeli. Akan tetapi perilaku pedagang tersebut tetap saja membuang sampah sembarangan dan membuang sampah disaluran air. Bagaimana pengunjung atau pembeli merasa nyaman kalau pasar ini kelihatan jorok dan bau? Nah inilah kendala yang setiap hari kami hadapi”.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan bangunan pasar dapat dilakukan oleh pedagang maupun pengelola. Dalam hal ini telah timbul kesadaran yang tinggi dari pedagang untuk membantu managemen pasar memelihara sarana dan prasarana seperti saluran air, ventilasi udara, lantai pasar, kondisi kios dan lain sebagainya.

Menurut Jonrait, Sektetaris UPTD pasar Deli Tua mengatakan bahwa : “Setiap hari kami selalu mengontrol setiap sisi bangunan pasar. Apabila terjadi kerusakan dari bangunan pasar ini kami akan segera memperbaikinya. Inilah yang kami lakukan setiap harinya untuk memelihara Pasar Tradisional Deli Old Town Deli Tua”.

6. Pasar sebagai sarana/fungsi interaksi sosial

Pasar yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai suku di tanah air menjadi sarana yang penting untuk berinteraksi dan berekreasi. Tercipta suasana damai dan harmonis di dalam pasar.


(47)

Menurut Teti staf KUPTD pasar Deli Tua, mengatakan bahwa :

“Setiap orang yang datang disini berbagai suku seperti Karo, Batak, Jawa dan bahkan kemaren ada turis yang berkunjung kesini. Bervariasi tujuan orang yang datang kesini, ada yang ingin membeli, berekreasi, melihat-lihat harga, dan lain-lain. Sejauh ini tidak ada masalah mengenai perbedaan suku atau apapun. Semua pedagang disini harmonis dan bersaing secara sehatlah”.

7. Pemeliharaan pelanggan

Para penjual memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga agar para pelanggan merasa betah berbelanja dan merasa terpanggil untuk selalu berbelanja di pasar. Tidak terjadi penipuan dalam hal penggunaan timbangan serta alat ukur lainnya. Harga kompetitif sesuai dengan kualitas dan jenis barang yang dijual, serta selalu tersedia sesuai kebutuhan para pelanggan.

Menurut pedagang yang bernama Susiani Saragih, mengatakan bahwa : “Harga barang dagangan di pasar ini sudah ditentukan oleh pedagang sendiri sehingga sama, kecuali pembeli kan bisa melihat barang dagangannya kalau bagus atau kurang bagus pasti harganya akan berbeda sedikit”.

8. Produktifitas pasar cukup tinggi

Pemanfaatan pasar untuk berbagai kegiatan transaksi menjadi optimal. Terjadi pembagian waktu yang cukup rapi dan tertib.

Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town ini dibuka mulai Pukul 05.00 wib s/d 18.00 wib. Tidak diperkenankan Pedagang Kaki Lima berjualan di sekitar area pasar karena petugas UPT (Unit Pelaksana Teknis) menjaga keadaan fisik pasar agar tidak kelihatan semrawut atau tidak tertata dengan


(48)

rapi. Di pasar tradisional tersebut sudah disediakan tempat usaha dagang untuk masyarakat yang ingin berjualan.

9. Penyelenggaraan kegiatan (event)

Sering diselenggarakan kegiatan peluncuran produk-produk baru dengan membagikan berbagai hadiah menarik kepada pengunjung. Ini dilakukan bekerja sama dengan pihak produsen.

Menurut Febriyanti Limbong, mengatakan bahwa :

“Untuk saat ini belum ada kegiatan apapun dari pedagang seperti peluncuran produk-produk baru dsb. Yang saya tahu mungkin pemberian diskon atau bonus lah bagi pembeli yang banyak membeli barang dagangan dari pedangang tersebut.”

10. Promosi dan “Hari Pelanggan”

Daya tarik pasar tercipta dengan adanya karakteristik dan keunikan bagi pelanggan. Daya tarik ini harus dikemas dalam berbagai hal, mulai dari jenis barang dan makanan yang dijual hingga pada berbagai program promosi. Manajemen pasar bekerjasama dengan para pedagangnya menentukan hari-hari tertentu sebagai “Hari Pelanggan”, dimana dalam satu waktu tertentu para pedagang melakukan kegiatan yang unik seperti berpakaian seragam daerah atau menyelenggarakan peragaan pakaian atau makanan daerah tertentu dan lain sebagainya.

Menurut Febriyanti Limbong, mengatakan bahwa :

“Belum ada kegiatan tersebut kami lakukan karena kan pasar ini baru saja dioperasikan”.


(49)

A. Faktor Pendukung

Berdasarkan hasil wawancara yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan yang menjadi faktor pendukung yang dapat membantu terselenggaranya penataan pasar tradisional Deli Old Town di Jalan Pamah adalah sebagai berikut :

1. Luas lahan

Kawasan Pusat Perdagangan Deli Tua “Deli Old Town” dibangun di atas lahan yang seluas 6 (enam) Ha. Luas tanah untuk bangunan pasar yakni 6.000 meter. Sedangkan luas bangunan berlantai dua 10.000 meter.

2. Daya tampung SDM

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara merelokasi para pedagang lama ke pasar baru yang mampu menampung 1.105 orang pedagang.

3. Konsep bangunan

Konsep dan fisik bangunan ini merupakan pasar modern, berlantai dua dan dilengkapi berbagai fasilitas sesuai konsep pasar modern, seperti loading area (turun naik barang) sayuran dan ikan.

4. Tempat Usaha Pemakaian

Di pasar tersebut sudah disiapkan 225 kios, los 398, los non halal 8, PKL 474, sementara untuk PKL mingguan yang buka setiap Kamis di pinggir badan jalan sudah disiapkan tempat dilantai dua.

5. Sarana dan Prasarana

Dilengkapi terminal angkutan umum dengan tujuan berbagai kecamatan yang ada di Deliserdang, termasuk tujuan Medan dan Belawan,


(50)

penyediaan Tempat Sampah Sementara (TPS) dan Tempat Sampah Akhir (TPA), kamar mandi, musollah, loading area yang berfungsi untuk para pedagang dapat mencuci drum ikan maupun sayuran, kemudian tempat pembuangan sampah dari lantai dua ke lantai satu yang langsung tertampung kedalam bak truk sampah untuk langsung dibawa ketempat pembuangan akhir (TPA) dan dilengkapai CCTV di sejumlah lokasi, sehingga kepala Pasar Delitua dapat memantau seluruh pasar, demikian juga dengan mesin pompa air guna mengantisipasi terjadinya kebakaran. 6. Pelayanan Pasar

Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang memberikan wewenang kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar di Deli Tua untuk melayani Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU), kebersihan, keamanan dan kenyamanan pedagang dan pembeli.

7. Pemakaian Tempat Usaha Dagang “Gratis”

Pemakaian Tempat Usaha dagang di Pasar Tradisional Deli Old Town diberikan secara “Gratis”. Pedagang hanya membayar distribusi jasa dan umum.

B. Faktor Penghambat

Dengan kelebihan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di atas yang mendukung penataan pasar tradisional tersebut, menjadi nilai positif pemerintah untuk memberi pelayanan yang lebih efektif kepada masyarakat. Akan tetapi, sebagian orang memiliki pandangan negatif mengenai pasar tradisional baru ini. Hal inilah yang menjadi faktor penghambat dalam penataan pasar tradisional.


(51)

Berikut ini adalah faktor-faktor penghambat dalam pasar tradisional melalui data-data dan wawancara, yaitu:

1. Sebagian pedagang lama masih berjualan di pinggir pasar Deli Tua. Meskipun berkali-kali mendapat teguran dan penggusuran oleh Satpol PP. 2. Di sekitar pasar Deli Tua, terdapat Los atau jambur yang kini sudah

dijadikan menjadi pasar tempat berjualannya para pedagang tradisional sehingga sebagian pindah ke Los tersebut. Hal ini menyebabkan tempat usaha dagang yang disediakan oleh Pemkab Deli Serdang belum sepenuhnya ditempati oleh pedagang.

3. Stigma perilaku buruk dari pedagang tradisional yang kurang memperhatikan kebersihan pasar, seperti membuang sampah ke saluran air sehingga terjadi penyumbatan.

4. Keluhan pedagang mengenai pembeli atau pengunjung yang tidak sebanyak di pasar tradisional lama.

5. Keluhan pedagang mengenai tempat usaha dagang yang ukurannya terlalu kecil.

6. Keterlambatan pedagang membayar retribusi jasa dan retribusi umum.

5.9 Bentuk Peranan Dinas Pasar terhadap Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional

A. Menetapkan dan Memberikan Izin Pemakaian Tempat Usaha kepada


(52)

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional Kabupaten Deli Serdang, memiliki 5 (lima) peraturan mengenai pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua, salah satunya adalah Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha yang selanjutnya disebut SIPTU adalah pemberian izin tempat usaha kepada orang pribadi atau badan lokasi pasar tradisional. Kewajiban pemakai tempat usaha antara lain:

a. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban tempat usaha; b. Menempatkan dan menyusun barang dagangan secara teratur; c. Menyediakan tempat sampah pada ruang usahanya;

d. Membayar retribusi pelayanan pasar tepat waktu dan mematuhi peraturan yang dikeluarkan pengelola.

Relokasi pasar tradisional baru yang disebut dengan Pasar Tradisional-Modern Old Town Deli, izin pemakaian usaha tempat yang diberikan kepada pedagang sebelumnya harus memenuhi persyaratan pemakaian tempat usaha. Hasil dari kebijakan penataan pasar tradisional oleh Pemerintah Dinas Pasar tersebut, merupakan hasil penataan Pasar Tradisional-Modern yang direlokasi. Pemakaian tempat usaha ini diberikan “gratis” kepada pedagang Pasar Tradisional Deli Tua. Untuk menentukan tempat atau posisi pemakaian tempat usaha dagang, pedagang melakukan undian atau cabut nomor. Kemudian, pedagang dapat menentukan pemakaian tempat usaha dagang sesuai dengan peraturan berlaku yang ditetapkan oleh Pemkab Deli Serdang. Jangka waktu pengurusan SIPTU ini dilakukan paling lama 2 minggu.


(53)

B. Dalam Penataan Pasar Tradisional, Dinas Pasar Menciptakan Pasar

Tradisional yang Tertib, Teratur, Aman, Bersih dan Sehat dengan

Menetapkan Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang memberikan wewenang kepada Dinas Pasar dalam menata dan mengelola pasar tradisional berdasarkan konsep teoretis sebagaimana yang telah diuraikan, memiliki tanggung jawab yang besar baik dalam suatu organisasi pemerintah maupun swasta. Dapat dilihat dalam hal ini peran dan peranan seorang pemimpin Kepala Dinas Pasar dalam pelaksanaan Kepala Dinas Pasar sebagai motorik implementor penataan dan pengelolaan pasar tradisional, yang memiliki rincian tugas dan fungsi sebagai :

1. Mendisposisi surat-surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya; 2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran

pelaksanaan tugas;

3. Menyusun kebijakan teknis di bidang pengelolaan pasar; 4. Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengelolaan pasar;

5. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pengelolaan pasar;

6. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan pasar;

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang pasar;

8. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi di bidang pasar;


(54)

9. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis di bidang pengelolaan pasar; 10. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang

langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

11. Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksana tugas;

12. Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3.

Dalam memberikan pelayanan pasar, pemerintah menetapkan retribusi yang wajib dibayar oleh pedagang setiap harinya sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 tentang Retribusi Jasa Umum dan Retribusi Jasa Usaha. Untuk tarif retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha sudah dilampirkan pada bab sebelumnya sesuai dengan ketetapan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 Tahun 2012 tentang retribusi Jasa Umum dan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 787 Tahun 2013 tentang Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional. Untuk tarif kebersihan dikutip sebesar Rp 700,- dan setiap pemakaian tempat usaha dagang per M2 dikenakan biaya sebesar Rp 500,-.

Bentuk kompensasi yang dihasilkan dari pelayanan pasar tradisional atau pasar yang dikelola oleh pemerintah, retribusi yang akan dijadikan sebagai sumber PAD (Pajak Asli Daerah) Kabupaten Deli Serdang.

Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Sedangkan jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah


(55)

untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Bentuk retribusi pelayanan pasar yang diberikan oleh Dinas Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, Los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. Bentuk retribusi pelayanan pasar tradisional dalam pemanfaatannya, adalah:

1. Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah menyediakan fasilitas pasar

tradisional/sederhana berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.

2. Subjek retribusi pelayanan pasar adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan sarana dan fasilitas pasar milik Pemerintah Daerah.

3. Dikecualikan dari objek retribusi adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

4. Retribusi Pelayanan Pasar termasuk golongan retribusi jasa umum.

Selain fungsi retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha yang dijelaskan di atas, Dinas Pasar juga memiliki tanggung jawab kepada pedagang untuk melindungi dan menciptakan ekonomi kreatif di pasar tradisional dalam persaingan antar pedagang tradisional dengan pedagang modern agar mampu bersaing. Dengan demikian, Pemerintah Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang membuat suatu strategi dalam meningkatkan kualitas jasa atau pelayanan, baik untuk pedagang maupun konsumen pasar Deli Tua adalah sebagai berikut:

1) Pemberian bimbingan dan penyuluhan, 2) Pelaksanaan pelayanan umum,


(56)

3) Peningkatan kualitas aparat Dinas Pasar dalam pelayanan terhadap masyarakat,

4) Pembinaan hubungan organisasi terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas

dengan hubungan terhadap pedagang, dan

5) Pengelolaan urusan administrasi, seperti pengurusan SIPTU (Surat Izin Pemakaian Usaha Dagang).

Penerimaan Retribusi Pasar yang dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut:

a. Mekanisme pemungutan retribusi pasar di Dinas Pasar Kabupaten Deli

Serdang, dapat diketahui dan diukur dari dua hal sebagai berikut : 1. Tata cara pemungutan retribusi pasar, seperti :

a. Membuat surat permohonan calon pedagang untuk Izin Pemakaian Tempat Usaha kepada Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang. Dengan mencantumkan nama, alamat, No. KTP, lokasi pasar, kecamatan, No. Kios/Los, luas tempat berjualan, jenis jualan dan klasifikasi pasar.

b. Kemudian, petugas UPT mendata pedagang dan setiap data

pedagang sudah tertera Retribusi Pemakaian Tempat Berjualan, Retribusi Kebersihan Pasar dan Tarif Jenis Jualan.

c. Dari data tersebut petugas UPT mengetahui data-data pedagang dengan identitas pedagang pada saat pengurusan SIPTU (Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha).

2. Penetapan Tarif retribusi pasar yang dikenakan bagi para pedagang. Tarif retribusi ini berupa retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha yang


(57)

sudah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 2 dan Nomor 3 tentang retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha.

3. Hambatan-hambatan dalam mekanisme pemungutan retribusi pasar,

seperti penundaan pembayaran retribusi oleh pedagang.

Kontribusi retribusi pasar terhadap PAD Kabupaten Deli Serdang untuk mengetahui kontribusi rertribusi pasar terhadap PAD dapat dilihat dari perkembangan target dan realisasi penerimaan retribusi pasar apakah mengalami peningkatan atau tidak, sehingga dapat dibandingkan dengan PAD di Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah, serta yang mengarahkan pada visi Kabupaten Deli Serdang, maka rumusan visi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang adalah terwujudnya citra pasar yang bersih, tertib, aman, dan nyaman. Makna dari visi tersebut adalah Pasar Tradisional yang selama ini dianggap kumuh, jorok harus bisa menjadi pasar yang bersih, tertib, aman, dan nyaman. Dari definisi tersebut Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang menetapkan misi, yaitu:

1. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha,

2. Meningkatkan kebersihan, ketertiban, dan keamanan pasar, 3. Meningkatkan pelayanan pedagang dan pengunjung, dan 4. Meningkatkan kualitas SDM pengelola dan pedagang.

Peran Dinas Pasar dalam menetapkan visi dan misi sebagai implementor penataan pasar tradisional, terlihat dari tugas Kepala Dinas Pasar adalah:


(58)

2. Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan untuk kelancaran pelaksanaan tugas,

3. Menyusun kebijakan teknis di bidang pengelolaan pasar, 4. Merumuskan kebijaksanaan teknis di bidang pengelolaan pasar,

5. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

pengelolaan pasar,

6. Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan

pasar,

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi di bidang pasar,

8. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi di bidang pasar,

9. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis di bidang pengelolaan pasar, 10.Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang

langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku,

11.Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, dan

12.Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku cacatan penilaian

sebagai bahan penilaian DP-3.

Berpedoman pada Peraturan Daerah yang berlaku, kebijakan dan upaya penertiban pedagang tradisional Deli Tua adalah:

c. Kebijakan penertiban pedagang tradisional, terdiri dari: 5. Perizinan untuk Berjualan bagi pedagang


(59)

Perizinan merupakan bentuk legalitas yang harus dimiliki oleh pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya tercantum dalam Keputusan Kepala Dinas Kabupaten Deli Serdang Nomor 594 Tahun 2015 tentang Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha di Pasar Tradisional Kabupaten Deli Serdang (SIPTU).

6. Kewajiban dan Larangan bagi pedagang

Pada umumnya kebijakan mengenai kewajiban dan larangan ini bertujuan untuk mengatur keberadaan pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya agar tidak mengganggu ketertiban umum. Setiap pemegang SIPTU wajib :

a. Membayar retribusi pelayanan pasar tepat waktu

b. Memelihara kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan,

kenyamanan dan kesehatan di lingkungan pasar serta fungsi fasilitas umum lainnya di lokasi kegiatan usaha

c. Menjaga keutuhan sarana dan prasarana fisik yang menjadi

tanggung jawab serta lingkungan sekitar kegiatan usaha

d. Melaporkan setiap ada kerusakan Kios atau Los kepada Bupati

Deli Serdang melalui Dinas Pasar Kab. Deli Serdang paling lama 3 hari setelah terjadi kerusakan bagi pemilik SIPTU.

Setiap pemegang SIPTU dilarang :

a. Dilarang mengalihkan SIPTU kepada pedagang atau pihak lain b. Meninggalkan Kios atau Los dalam satu bulan


(60)

c. Menginap dan atau bertempat tinggal di lokasi pasar. 7. Pembinaan bagi pedagang

Pembinaan merupakan bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pedagang dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pembinaan pedagang tradisional di Pasar Tradisional Deli Old Town Deli Tua dilakukan setahun sekali. Dan pembinaan ini dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang bersama dengan pegawai-pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.

8. Penetapan Lokasi Berjualan bagi pedagang

Pemerintah menetapkan kebijakan mengenai penetapan lokasi berjualan pedagang. Sehingga pedagang tidak akan berjualan disembarang tempat dan lebih paham mengenai lokasi-lokasi mana saja yang boleh dipergunakan dan yang mana yang tidak boleh. UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pasar selalu mengawasi para pedagang agar tidak melanggar aturan-aturan berdagang sesuai dengan zona yang telah ditetapkan.

d. Upaya penertiban pedagang, terdiri dari: 1. Pendataan pedagang yang Akan Ditertibkan

Pendataan merupakan sebuah proses awal yang harus dilakukan dalam upaya penertiban pedagang. Dari proses pendataan ini maka akan diketahui jumlah keseluruhan pedagang kaki lima yang akan ditertibkan sehingga akan mempermudah pemerintah dalam melaksanakan proses selanjutnya. Di Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town Deli Tua untuk saat ini tidak ada pedagang kaki lima yang


(61)

berjualan disekitar pasar. Akan tetapi, di Jalan Besar Deli Tua masih terdapat beberapa pedagang yang masih berjualan di sekitarnya. Untuk hal yang demikian ini, hanya Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang berhak mengeluarkan peraturan mengenai sanksi kepada PKL (Pedagang Kaki Lima) di Deli Tua.

2. Relokasi

Dalam proses ini, seluruh pedagang tradisional dan PKL yang berjualan di area terlarang dan sebelumnya telah di data akan dipindahkan ke lokasi yang baru yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Proses relokasi ini sudah berjalan dengan lancar. Pedagang Tradisional lama berserta PKL telah menempati tempat usaha dagang berdasarkan klasifikasi jenis jualan dagangannya dan dilakukan secara musyawarah antar pedagang dan petugas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang untuk melakukan undian atau cabut nomor. Oleh karena itu, Pasar Tradisional Deli Old Town ini sudah melakukan kegiatan aktivitas transaksi jual-beli mulai pada bulan April tahun 2015.

3. Peremajaan Lokasi Berjualan yang Baru

Peremajaan merupakan proses dimana pemerintah melakukan sejumlah perbaikan-perbaikan dilokasi berjualan yang baru bagi pedagang. Setiap hari petugas UPT selalu mengawasi dan memelihara lokasi tempat usaha dagang. Apabila ada kerusakan kios/los pedagang wajib melaporkan kepada petugas UPT agar segera diperbaiki. Dan apabila pedagang melakukan perusakan dengan sengaja maka akan


(62)

dikenakan sanksi berupa pencabutan Izin Pemakaian Tempat Usaha dagang.

4. Pengawasan Pasca Relokasi

Dalam proses ini, pemerintah melalui petugasnya melakukan pemantauan terhadap lokasi eks relokasi. Tujuannya adalah agar dapat langsung menindaklanjuti apabila ada padagang yang kembali berjualan di daerah tersebut. Dalam penelitian ini, penulis melihat fakta yang terjadi di kawasan pasar Deli Tua mengenai pedagang tradisional Deli Tua, masih ada 15 orang pedagang yang berjualan di kawasan trotoar pasar Deli Tua. Jenis jualan yang diperdagangkan adalah buah-buahan, kue dan sayur-sayuran. Pedagang sudah diberikan sanksi dan peringatan agar tidak melakukan transaksi jual beli di trotoar jalan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan dibantu oleh Satpol PP, akan tetapi hanya 2 atau 3 hari saja pergi dari lokasi tersebut kemudian kembali lagi berjualan di area trotoar Jalan Besar Deli Tua. Perilaku ini menyebabkan dampak negatif karena akan ada pedagang berikutnya yang akan bertambah dan dapat menyebabkan Jalan Besar Deli Tua mengalami masalah macet kembali.

Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dinilai belum efektis untuk menertibkan seluruh pedagang tradisional di Deli Tua agar tidak berjualan di kawasan jalan trotoar dan/atau melarang pemilik pribadi yang memanfaatkan membuka kawasan berdagang seperti Jambur atau Los untuk pedagang tradisional. Kurangnya pengawasan dan ketidaktegasan pemerintah


(63)

terhadap pedagang kaki lima yang masih berjualan di lokasi trotoar Jalan Besar Deli Tua akan menimbulkan suatu masalah publik yang baru.

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Di dalam pasar terdapat suatu interaksi sosial dan transaksi jual beli barang dan jasa antara penjual-pembeli. Pada awalnya masyarakat hanya mengenal pasar tradisional sebelum berdirinya pasar-pasar modern. Pasar modern yang terkesan kumuh, bau, becek dan semrawut membuat pembeli dan pengunjung enggan berbelanja ke pasar tradisional. Akibatnya pembeli beralih ke pasar modern. Ancaman internal dalam pasar tradisional itu sendiri adalah para pedagang kaki lima dan pedagang keliling yang tidak memiliki lapak untuk berjualan. Sehingga para PKL dan pedagang keliling berjualan di jalan pinggiran masuk pasar tradisional dan memanfaatkan badan pasar Jalan Besar Deli Tua dan


(64)

menyebabkan penyempitan jalan. Hal ini membuat keadaan fisik pasar yang terlihat buruk dan membuat pembeli atau pengunjung enggan berbelanja ke dalam pasar tradisional. Dampaknya adalah penghasilan pedagang tradisional menurun dan hampir setiap harinya Jalan Besar Deli Tua terjadi kemacetan.

Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengeluarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 688 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Dalam peraturan ini bertujuan untuk penataan pasar tradisional yang akan direlokasi ke pasar tradisional baru yang disebut Pasar Tradisional Modern Deli Old Town di Deli Tua dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat baik penjual maupun pembeli yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang.

Oleh karena itu, pasar tradisional Deli Tua kini sudah tertata dengan rapi sesuai dengan visi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, yaitu Tersedianya Pasar Bagi Kebutuhan Masyarakat dengan Citra Pasar yang Bersih, Tertib dan Nyaman.

6.2 Saran

Adapun saran penulis setelah melakukan penelitian ini adalah:

a. Dalam penataan pasar tradisional Deli Tua yang direlokasi ke pasar tradisional baru, Pemerintah Daerah harus tegas terhadap pedagang yang berjualan di area kawasan jalan lintas dan trotoar atau membuka lahan swasta seperti Los atau Jambur di sekitar pasar tradisional yang menyediakan tempat berjualan untuk pedagang tradisional.


(65)

b. Untuk Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang, penyuluhan atau sosialisasi kepada pedagang sebaiknya dilakukan tidak hanya setahun sekali melainkan 4 (empat) kali dalam setahun, karena dengan adanya sosialisasi antar pedagang dan pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang berdampak positif kepada pedagang untuk mensosialisasikan persaingan yang terjadi di dalam pasar dengan cara meningkatkan kualitas keadaan pasar dan kualitas barang dagangan dengan menjaga kebersihan pasar, kenyaman, keamanan dan ketertiban dalam pasar.

c. Untuk pedagang pasar tradisional Deli Tua, sebaiknya pedagang mengetahui tempat dan lokasi berjualan yang sudah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang nyaman dan aman agar pasar Deli Tua dapat tertata dengan baik dan mampu meningkatkan persaingan yang terjadi dengan pasar modern lainnya.

d. Mengubah strategi manajemen pasar tradisional menjadi manajemen pasar modern, dengan mengedepankan pelayanan, kenyamanan, keamanan dan ketertiban pasar.

e. Memperbanyak tempat pembuangan sampah di sekitar area pasar agar pedagang dan pembeli dapat membuang sampah pada tempatnya.


(1)

2.3.2 Dinas Pasar ... 25

2.4 Penataan Pasar Tradisional ... 28

2.4.1 Pengertian Penataan ... 28

2.5 Kebijakan dan Upaya Penertiban Pedagang Kaki Lima ... 31

2.6 Pengertian Pasar ... 33

2.6.1 Jenis Pasar Tradisional ... 34

2.7 Hasil Penelitian Terdahulu ... 36

2.8 Definisi Konsep ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Bentuk Penelitian ... 42

3.2 Lokasi Penelitian ... 43

3.3 Informan Penelitian ... 43

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.5 Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 47

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Deli Serdang ... 47

4.1.1 Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli serdang ... 49

4.1.2 Sejarah Singkat Kabupaten Deli Serdang ... 50

4.2 Profil Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 51

4.2.1 Lokasi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang dan Penataan Pasar Deli Tua... 52

4.2.2 Gambaran Umum Pasar Tradisional Deli Old Town ... 53

4.2.2.1 Asset/Fisik Pasar ... 53


(2)

7   

4.4 Tugas dan Fungsi Bidang Pengelolaan Pasar dalam Penataan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town di Deli Tua Kabupaten

Deli Serdang ... 54

4.5 Bagan Struktur Organisasi Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Perda Nomor 5 Tahun 2007 ... 58

BAB V PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS ... 59

5.1 Pengolahan Data... 59

5.1.1 Pelaksanaan Wawancara ... 59

5.2 Sumber Daya Manusia ... 60

5.2.1 Jumlah Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62

5.2.2 Jumlah Rekapitulasi Golongan Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 62

5.2.3 Jenjang Pendidikan Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang... 63

5.2.4 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pasar Deli Tua ... 65

5.3 Jumlah Pedagang Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town ... 65

5.4 Tarif Retribusi Pemakaian Tempat Berjualan untuk Jenis Jualan pada Pasar-pasar se-Kabupaten Deli Serdang ... 68

5.5 Penyajian Data Menggunakan Gambar Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town dengan Pasar Tradisional Lama 2015-2016 ... 72

5.5.1 Gambaran Fisik Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town ... 72

5.5.2 Gambaran Fisik Pasar Tradisional Deli Tua Sebelum di Relokasi ... 74


(3)

5.6 Hasil Wawancara ... 75

5.7 Indikator Penataan atau Pengelolaan Pasar yang Berhasil dalam Memberikan Pelayanan yang Efektif kepada Masyarakat ... 79

5.8 Faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat dalam Penataan Pasar Tradisional-Modern Deli Old Town ... 84

5.9 Bentuk Peranan Dinas Pasar terhadap Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional ... 87

BAB VI PENUTUP ... 99

6.1 Kesimpulan ... 99

6.2 Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA


(4)

9   

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Pedagang di Pasar Kabupaten Deli Serdang ... 6 Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Deli Serdang ... 47 Tabel 5.1 Nama-nama Pegawai Berdasarkan Jabatan, Golongan dan

Latihan Jabatan ... 60 Tabel 5.2 Jumlah Pegawai Dinas Pasar ... 62 Tabel 5.3 Jumlah Rekapitulasi Golongan Pegawai ... 62 Tabel 5.4 Pegawai Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Formal ... 64 Tabel 5.5 Klasifikasi Jenis Jualan dan Jumlah Pedagang “Los” Harian .... 66 Tabel 5.6 Klasifikasi Jenis Jualan dan Jumlah Pedagang “Kios” ... 67 Tabel 5.7 Tarif Retribusi Jasa dan Umum Pasar ... 69


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Bangunan Pasar Tradisional Modern Deli Old Town ... 73

Gambar 5.2 Aktivitas Pasar Tradisional Deli Old Town ... 73

Gambar 5.3 Pasar Tradisional ... 74

Gambar 5.4 Kemacetan Deli Tua ... 74


(6)

11   

PERANAN DINAS PASAR TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DALAM PENATAAN PASAR TRADISIONAL

(Studi Pasca Penggusuran Pasar Tradisional Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang)

AFRYLIA SITORUS 1209093130

Departemen Ilmu Administrasi Negara ABSTRAK

Berdasarkan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 688 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, menjadi pusat perhatian Pemerintah Daerah mengenai penataan Pasar Tradisional Deli Tua yang dinilai tidak efektif. Pasar Tradisional ini terkesan buruk sehingga kondisi fisik pasar terlihat semrawut, kotor, bau dan becek. Tidak hanya kondisi fisik pasar saja yang menjadi masalah internal dalam pasar, melainkan hampir setiap harinya terjadi kemacetan. Hal ini disebabkan karena para PKL dan pedagang keliling yang tidak memiliki lapak berjualan di pasar tradisional, berjualan di pinggiran jalan masuk pasar tradisional dan di badan pasar Jalan Besar Deli Tua sehingga terjadi penyempitan jalan yang berkepanjangan.

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan Dinas Pasar terhadap Pelayanan Publik dalam Penataan Pasar Tradisional di Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Selain itu penulis juga ingin mengetahui respon masyarakat, pedagang dan pembeli dan/atau pengunjung mengenai kebijakan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam menyelenggarakan penataan pasar tradisional baru.

Metode peneliitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan data-data seperti gambar, fakta-fakta di lapangan, tabel dan wawancara yang kemudian penelitian ini mengarah kepada pendeskripsian secara rinci dengan menganalisis setiap data-data yang diperoleh penulis dan mendalam menurut dengan kondisi apa sebenarnya yang terjadi di lapangan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan melalui data-data yang diperoleh maka Dinas Pasar Deli Serdang memiliki peranan utama sebagai melayani pedagang dalam pengurusan izin usaha dalam pembuatan Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU), pemeliharaan pasar, mengutip retribusi jasa umum dan jasa usaha di Pasar Tradisional-modern Deli Old Town sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci : Dinas Pasar terhadap Pelayanan Publik, Penataan Pasar Tradisional