Politik Anggaran Berbasis Pengarusutamaan Gender (Studi Kasus: Anggaran di Pemerintah Kota Lhokseumawe)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU POLITIK

HAYATUN NUFUS (110906059)
POLITIK ANGGARAN BERBASIS PENGARUSTAMAAN GENDER
(Studi Kasus : Anggaran di Pemerintah Kota Lhokseumawe)
Rincian isi Skripsi, 84 halaman, 10 tabel, 1 gambar, 11 buku, 9 jurnal, 5 situs internet.

ABSTRAK

Penelitian ini mencoba menjelaskan tentang politik anggaran yang berbasis
pengarusutamaan gender di Lhokseumawe. Pengarustamaan gender ini hadir dalam
bentuk Inpres Nomor 9 tahun 2000 tentang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan
dalam segi pembangunan maupun politik.Masalah ini menarik diteliti karena kita
dapat melihat bagaimana proses pengalokasian anggaran agar laki-laki dan
perempuan memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya pembangunan tanpa
membedakan jenis kelamin.
Penelitian ini menggunakan tiga teori dalam alat untuk menganalisa
masalah.Teori pertama adalah teori politik anggaran. Teori ini digunakan untuk
melihat bagaimana elit-elit politik menyusun dan menetapkan anggaran yang akan

dalokasikan. Teori kedua adalah teori gender yang terbagi dalam teori nurture, teori
nature dan teori equilibrium. Akan tetapi yang digunakan hanyalah teori nurture.
Teori ini digunakan untuk mengkaji bagaimana perbedaan perempuan dan laki-laki
pada hakikatnya adalah hasil konstruksi sosial budaya sehingga menghasilkan peran
tugas yang berbeda. Dan yang ketiga dalah teori Kebijakan publik dari James
Anderson.teori ini digunakan untuk mengkaji bagamana dalam proses perumusan
kebijakan akor-aktor politik memiliki maksud dan tujuan tertentu.. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan studi pustaka.
Informan di dalam penelitian ini adalah Bapedda Kota Lhokseumawe, Badan Dinas
Pemberdayaan Perempuan Kota Lhokseumawe, DPRK Lhokseumawe, LSM JARI,
dan LSM APIC Aceh Kota Lhokseumawe.
Pengarusutamaan gender yang dilaksanakan di Lhokseumawe mempunyai
beberapa tujuan yaitu meningkatkan kesadaran pemahaman dan komitmen para
pengambilan keputusan tentang pentingnya keadilan dan kesetaraan gender,

pengintegrasian,aspirasi dan kebutuhan laki-laki dan perempuan di berbagai sektor
pembangunan dalam mewujudkan kualitas pembangunan daerah yang berkeadilan
gender. Serta meningkatkan peran kelembagaan pengarusutamaan gender untuk
mempercepat pelaksanaan perencanaan dan penganggaran responsif gender. Dalam

proses anggaran yang dimulai perencanaan dan penyusunan seperti pada program
pengarusutamaan gender yang tidak terlepas dalam anggaran yang responsif gender.
Anggaran tersebut ada proses penyusunan dalam program pengarusutamaan gender
untuk mengingkatkan sumberdaya dan pembangunan antara laki-laki dan perempuan.
Namun di Kota Lhokseumawe sendiri belum ada anggaran yang khusus untuk gender
khususnya dalam program pengarusutamaan gender ini sendiri. Dikarenakan program
pengarustamaan gender ini dari tahun 2013 sampai dengan sekarang masih dalam
tahap sosialisasi. Sehingga politik anggaran yang berbasis pengarusutamaan gender di
Kota Lhokseumawe belum berjalan dengan baik di kalangan masyarakat Kota
Lhokseumawe.
( Kata Kunci : Politik Anggaran, Kebijakan, alokasi, Pengarusutamaan gender )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE
DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE

HAYATUN NUFUS (110906059)
POLITIC OF BUDGET BASED ON GENDER MAINSTREAM
LHOKSEUMAWE.
Content: 84 pages, 10 tables, 1 pictures, 11 books, 9 journals, 5 websites.


IN

ABSTRACT

This research is trying to explain about political budgeting based on gender
mainstream in Lhokseumawe. The gender mainstream is exist in the form of
President Instruction (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000. This issue is interesting to be
researched because we can see how budget allocation process was executed so that
men and women gain the same access of resource development regardless of gender.
This research used 3 theories to analyze the issue. The first theory is politic of
budget theory. This theory is used to explain how political elites arrange and establish
the budget that would be allocated. The second is gender theory which is divides into
3 subtheory such as nurture, nature, and equilibrium. But in this research only nurture
theory was used. This theory will explain how the differences between women and men
is essentially the result of socio-cultural construction so as to produce the role of different
tasks. And the third is public policy theory from James Anderson. This theory is used to
examine how political elites have their own intent and purposes in public policy formulation
process. The methods used in this research is qualitative. Data was collected by interview


and literature study. Informants in this study is Bapedda Lhokseumawe, Badan Dinas
Pemberdayaan Perempuan Kota Lhokseumawe, DPRK Lhokseumawe, LSM JARI,
dan LSM APIC Aceh Kota Lhokseumawe.
Gender mainstreaming implemented in Lhokseumawe has several objectives,
namely to increase awareness and understanding of the commitment of decisionmaking about the importance of fairness and gender equality, integration, aspirations
and needs of men and women in various sectors of development in realizing quality
gender-equitable local development. And increasing the role of institutional gender
mainstreaming to accelerate the implementation of gender responsive planning and
budgeting. In a budget process that begins the planning and preparation of such
programs are not independent of gender mainstreaming in gender responsive budgets.
But in Lhokseumawe itself has no specific budget for gender mainstreaming

programs especially in gender. Due to this gender mainstreaming program from 2013
until now is still in the stage of socialization. So that budget-based politics of gender
mainstreaming in the city of Lhokseumawe not run well among people in
Lhokseumawe.
(keywords: Politic of Budget, Policy, Allocation, Gender Mainstream)