Politik Anggaran Berbasis Pengarusutamaan Gender (Studi Kasus: Anggaran di Pemerintah Kota Lhokseumawe)

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman wawancara
A. Pedoman wawancara untuk pemerintah Kota Lhokseumawe
Arah kebijakan
1. Nama:
2. Umur:
3. Pendidikan:
4. Jabatan:
5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender di
Kota Lhokseumawe ?
6. Apa saja program kegiatan di Kota Lhokseumawe yang dapat di akses
antara laki-laki dan perempuan ?
7. Apa saja program-program yang diperioritaskan dalam pengarusutamaan
gender ?
8. Dalam penyusunan, siapa saja yang terlibat ? apakah masyarakat umum
dilibatkan dalam penyusunan program ?
9. Bagaimana kerjasama antara pemerintah Kota Lhokseumawe dengan
lembaga legislatif dalam program pengarusutamaan gender ?
10. Bagaimana akses laki-laki dan perempuan dalam proses pembuatan
kebijakan pengarusutamaan gender ?
Implementasi

11. Bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe menyusun anggaran tiap
program pengarsutamaan gender ?

12. Apakah kebijakan anggaran pengarusutamaan gender sesuai dengan
kepentingan masyarakat ?
13. Apakah dalam anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, sesuai
kebutuhan anggaran?
14. Seadainya tidak sesuai, bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe
mengatasi kekurangan anggaran? Apakah progam dihapuskan atau
anggaran yang ada diminimalkan?
15. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?

B. Pedoman wawancara untuk anggota legislatif Kota Lhokseumawe
Pandangan terkait pengarusutamaan gender
1. Nama:
2. Umur:
3. Pendidikan:
4. Jabatan:
5. Menurut


saudara,

seberapa

penting

program

yang

berspektif

pengarusutamaan gender?
6. Dalam membuat anggaran, siapa saja yang dilibatkan?
7.

Apakah

anggaran


yang

sudah

disahkan

oleh

DPRK,

adakah

mempertimbangkan unsur gender didalam pembuatan anggaran?
8. Sejauh mana alokasi anggaran dalam program pengarusutamaan gender di
Kota Lhokseumawe ?
9. Untuk menindak lajuti inpres nomor 9 tahun 2000, apakah ada terbentuk
perda pengarusutamaan gender? Atau hanya mengikuti inpres nomor 9
tahun 2000 saja ?
Pengawasan dalam tugas dan fungsi sebagai anggota dewan


10. Bagaimana DPRK Lhokseumawe mengawasi program tersebut?
11. Apa sanksi yang ditetapkan oleh DPRK Lhokseumawe apabila program
yang telah dianggarkan tidak sesuai rencana ?
12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender?

C. Pedoman wawancara untuk LSM dan tokoh masyarakat
1. Nama:
2. Umur:
3. Pendidikan:
4. Pekerjaan:
5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender ?
6. Sejauh ini, program pengarusutamaan gender apa yang berjalan sesuai
harapan di Kota Lhokseumawe ?
7. Program apa yang menurut saudara penting dalam pengarusutamaan
gender ?
8. Bagaimana akses dan kontrol laki-laki dan perempuan terhadap
sumberdaya pembangunan dalam pengarustamaan gender ?
9. Bagaimana manfaat dan dampak sumberdaya usaha yang dijalankan oleh
masyarakat kota Lhokseumawe ?
10. Bagaimana program yang dibuat oleh pemerintah Kota Lhokseumawe

apakah sudah mempengaruhi pengarusutamaan gender ?
11. Bagaimana pandangan saudara mengenai isu gender, hubungannya dengan
isu-isu aktual seperti kemiskinan ?
12. Dalam perumusan program maupun anggaran, apakah masyarakat ikut
dilibatkan ?
13. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?

Lampiran 2: Transkrip wawancara dengan ibu Yulia
Hasil wawancara pada tanggal 31 agustus 2015 pukul 09.45 WIB di kantor Dinas
Pemberdaya perempuan Kota Lhokseumawe.
1. Nama: Yulia
2. Umur: 34 Tahun
3. Pendidikan: s1 hukum
4. Jabatan: Kasubid Pengarusutamaan gender
5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender di Kota
Lhokseumawe ?
Jawaban : Penting, karena dengan adanya di keluarkan program
pengarusutamaan gender dalam inpres nomor 9 tahun 2000 kita bisa melihat
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan meningkatkan aspirasi-aspirasi
terhadap kaum-kaum perempuan

6. Apa saja program kegiatan di Kota Lhokseumawe yang dapat di akses antara
laki-laki dan perempuan ?
Jawaban : program yang dijalankan seperti sosialisasi dengan terbentuknya
program-program UKM dengan melihat jumlah peserta yang ada. Pada
sosialisasi sekarang ini, phak pemberdaya perempuan, apabila berbicara
tentang gender tidak hanya berbicara perempuan saja. Tetapi berbicara
tentang laki-laki juga, dimana di bentuk dengan 60 % laki-laki dan 40 %
perempuan. Namun dalam pembagian kuota ini yang lebih di fokuskan pada
pemberdaya

ekonomi

terhadap

perempuan.

Dimana

pihak


dinas

pemberdayaan perempuan ingin meningkatkan ekonomi terhadap kaum
perempuan, dikarenakan monoritar bukan hanya laki-laki saja yang berkerja
tetapi juga perempuan juga bisa berkerja sebagai penopang bagi keluarga.
Maka dari pihak dinas pemberdayaan perempuan bersosialisai dengan cara

memberikan pelatihan-pelatihan usaha dan meningkatkan mutu bagi kaum
perempuan

di

Kota

lhokseumawe.

namun

program-program


dalam

pengarusutamaan gender ini bertahap dijalankan di Kota Lhokseumawe.
7. Apa saja program-program yang diperioritaskan dalam pengarusutamaan
gender ?
Jawaban : yang lebih di utamakan untuk saat ini dalam bidang ekonomi dan
kesehatan bagi ibu dan anak.
8. Dalam penyusunan, siapa saja yang terlibat ? apakah masyarakat umum
dilibatkan dalam penyusunan program ?
Jawaban : dalam penyusunan program tersebut tidak dilibatkan masyarakat
karena melalui program RPJM. apabila dari pihak Gampong (desa) dilibatkan
melalui musrembang.
9. Bagaimana kerjasama antara pemerintah Kota Lhokseumawe dengan lembaga
legislatif dalam program pengarusutamaan gender ?
Jawab : Belum pernah ada kerjasama dengan lembaga legisatif yang
membahas masalah pengarusutamaan gender. Namun pihak dinas ingin
membuat diskusi dengan lembaga legislatif dengan terkait program-program
pengarusutamaan gender.
10. Bagaimana akses laki-laki dan perempuan dalam proses pembuatan kebijakan
pengarusutamaan gender ?

Jawab : dalam proses kebijakan yang dikeluarkan ialah program berbasis
gender, tetapi pada saat ini kebijakan gender itu belum dikeluarkan oleh
pemerintah Kota lhokseumawe. dan di Kota Lhokseumawe pengarusutamaan
gender tersebut baru mulai dengan diadakan sosialisasi.
Implementasi
11. Bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe menyusun anggaran tiap program
pengarsutamaan gender ?

Jawab : untuk anggaran di pemerintah Kota lhokseumawe dana yang
dikeluarkan cukup, mulai dari kesehatan ibu dan anak, pemberdayaan
perempuan, pendidikan. Sehinggan memperoleh alokasi dana yang cukup di
kota Lhokseumawe. anggaran yang di alokasi dari provinsi ke daerah
mencapai 1 % untuk gender dari total APBK yaitu 100 Juta untuk Kota
Lhokseumawe.
12. Apakah kebijakan anggaran pengarusutamaan gender sesuai dengan
kepentingan masyarakat ?
Jawab : tapi dari kebijakan anggaran dengan program yang ajukan oleh dinas
pemberdayaan perempuan banyak yang sesuai dan terpenuhi oleh pemerintah
kota lhokseumawe. Walaupun yang tidak terpenuhi hanya beberapa kegiatan
saja.

13. Apakah dalam anggaran yang sudah disahkan oleh DPRK, sesuai kebutuhan
anggaran?
Jawab : sesuai.
14. Seadainya tidak sesuai, bagaimana pemerintah Kota Lhokseumawe mengatasi
kekurangan anggaran? Apakah progam dihapuskan atau anggaran yang ada
diminimalkan?
Jawab : ada kekurangan dalam anggaran, dan apabila anggaran yang kurang
dari 5 program hanya 3 program pengarusutamaan gender yang dapat
terpenuhi, 2 program lagi diajukan pada kegiatan tahun depan. Sehingga
dengan harapan program yang belum terealisasi program tahun ini dapat di
realisasikan pada tahun berikutnya. Dan tidak ada pengurangan atau
penghapusan dalam program yang sudah dibentuk.
15. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?
Jawab : harapan saya sedikit demi sedikit bisa dimulai dan dijalankan
pengarusutamaan gender di kota Lhokseumawe dengan mulai terbentuknya

perda atau qanun di Kota lhokseumawe. dan program pengarusutamaan
gender tersebut tidak hanya di dinas pemberdayaan perempuan saja tetapi di
semua dinas pemerintah kota Lhokseumawe, sehingga anggaran berspektif
gender merupakan anggaran menyeluruh didalam setiap dinas.


Lampiran 3: Transkrip wawancara dengan ibu Roslina S.kom
Hasil wawancara pada tanggal 2 september 2015 pukul 14.00 WIB di Kantor DPRK
Lhokseumawe
Pandangan terkait pengarusutamaan gender
1. Nama: Roslina S.kom
2. Umur: 30 Tahun
3. Pendidikan: S1
4. Jabatan: Wakil ketua komis D (bidang syariat islam dan kesejahteraan rakyat)
5. Menurut saudara, seberapa penting program yang berspektif pengarusutamaan
gender?
Jawaban : penting, karena ada kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan
dari segi umum maupun anggaran.
-

Pertanyaan tambahan : untuk di kota Lhokseumawe apa sudah terlihat
kesetaraan gender dan sekarang juga sudah ada yang namanya affirmatif
action yaitu kuaota 30 % terhahap perempuan ?
Jawaban: kalau terpenuhi kuota dalam tahap pendaftaran calon legislatif
pada tahun 2014 sudah terpenuhi, namun kemenangan belum semua
terpenuhi berpihak pada perempuan, dimana belum terpenuhinya kuota 30
% pada perempuan yang duduk di DPRK Lhokseumawe.

6. Dalam membuat anggaran, siapa saja yang dilibatkan?

Jawaban : tidak ada yang di khususkan anggaran untuk gender setiap ada
pembahasan, tetapi, setiap keperluan perempuan itu akan diperjuangkan
sehingga hak-hak perempuan di wakilkan. Biasanya anggaran yang di
salurkan melalui dinas-dinas terkait tetapi program yang di ajukakan oleh
dinas ada yang berbasis gender.
-

Sekarang sedang adanya penambahan anggaran untuk tahun 2015, ada
tidak di kaitkan dalam anggaran untuk pengarusutamaan gender ?
Jawaban : kalau pembahasan anggaran 2015 tidak ada dimasukkan untuk
khusus gender.

7.

Apakah

anggaran

yang

sudah

disahkan

oleh

DPRK,

adakah

mempertimbangkan unsur gender didalam pembuatan anggaran?
Jawaban : ada, namun anggaran yang khusus untuk gender belum ada di kota
lhokseumawe.
8. Sejauh mana alokasi anggaran dalam program pengarusutamaan gender di
Kota Lhokseumawe ?
Jawaban : belum ada
9. Untuk menindak lajuti inpres nomor 9 tahun 2000, apakah ada terbentuk
perda pengarusutamaan gender? Atau hanya mengikuti inpres nomor 9 tahun
2000 saja ?
Jawaban : belum ada perda atau qanun yang di keluarkan
Pengawasan dalam tugas dan fungsi sebagai anggota dewan
10. Bagaimana DPRK Lhokseumawe mengawasi program tersebut?
Jawaban : ada pertanggung jawaban walikota di bidang pemberdayaan
perempuan, dilihat berapa persen program yang berhasil diajukan oleh pihak
dinas pemberdayaan perempuan tersebut yang terkait dalam pengarusutamaan
gender tersebut, dan anggaran yang dibutuhkan oleh kegiatan antara laki-laki

dan perempuan. Tetapi dalam anggaran untuk gender tidak ada, namum
anggaran tersebut di berikan untuk program-program yang terkait dalam
pengarusutamaan gender.
11. Apa sanksi yang ditetapkan oleh DPRK Lhokseumawe apabila program yang
telah dianggarkan tidak sesuai rencana ?
Jawaban : kalau ada yang tidak sesuai program yang direncanakan, pada tahun
selanjutnya tidak disetujui lagi untuk program-program selanjutnya.
12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender?
Jawaban : kawan-kawan yang di DPRK Lhokseumawe bisa lebih memahami
tentang pengarusutamaan gender, dan di dukung oleh masyarakat kota
Lhokseumawe dengan adanya hak-hak yang sama antara laki-laki dan
perempuan.
Lampiran 4: Transkrip wawancara dengan bapak Jamaluddin S.sos
Hasil wawancara pada tanggal 2 september 2015 pukul 16.30 WIB di kantor DPRK
Lhokseumawe
1. Nama: Jamaluddin S.sos
2. Umur: 37 tahun
3. Pendidikan: S1
4. Jabatan: Ketua komisi B
5. Menurut saudara, seberapa penting program yang berspektif pengarusutamaan
gender?
Jawaban : penting untuk diterapkan, agar adanya kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan
6. Dalam membuat anggaran, siapa saja yang dilibatkan?
Jawaban : dalam pembuatan anggaran, kami dari pihak DPRK mengundang
dinas-dinas terkait, dimana anggaran yang di berikan untuk gender ada pada

dinas-dinas terkait seperti pada bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi
maupun pembangunan di kota lhokseumawe adanya anggaran yang diberikan
oleh DPRK untuk membangun atau mensosialisikan program-program yang
sudah dibentuk.
-pertanyaan

tambahan:

anggaran

yang

sudah

dikeluarkan

untuk

pembangunangan kota Lhokseumawe sekitar berapa persen :
Jawaban :kalau persentasenya kurang tahu, tetapi yang lebih besar di
perhatikan dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Hamper 30 % untuk
pendidikan dan kesehatan.
7.

Apakah

anggaran

yang

sudah

disahkan

oleh

DPRK,

adakah

mempertimbangkan unsur gender didalam pembuatan anggaran?
Jawaban : ada, namun anggaran yang khusus untuk gender itu belum ada di
kota lhokseumawe.
8. Sejauh mana alokasi anggaran dalam program pengarusutamaan gender di
Kota Lhokseumawe ?
Jawaban : belum ada
9. Untuk menindak lajuti inpres nomor 9 tahun 2000, apakah ada terbentuk
perda pengarusutamaan gender? Atau hanya mengikuti inpres nomor 9 tahun
2000 saja ?
Jawaban : belum ada perda atau qanun yang dikeluarkan dalam
pengarusutamaan gender
Pengawasan dalam tugas dan fungsi sebagai anggota dewan
10. Bagaimana DPRK Lhokseumawe mengawasi program tersebut?
Jawaban : begitu pemerintah kota Lhokseumawe mengajukan program ke
pihak DPRK yang sudah di sahkan anggaran. Sesuai anggaran setelah itu di
buat pansus, apakah yang sudah di sahkan ada di kegiatan. Namun apabila

dalam sebuah program tersebut tidak di jalankan dengan baik akan
mendapatkan sanksi dari pemerintah kota lhokseumawe sendiri.
11. Apa sanksi yang ditetapkan oleh DPRK Lhokseumawe apabila program yang
telah dianggarkan tidak sesuai rencana ?
Jawaban : program yang telah di anggaran namun tidak sesuai dengan
rencana, program tersebut akan di hapus, sesuai dengan hukum.
12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender?
Jawaban : harapan saya program yang telah ditetapkan lebih difokuskan
kepada pendidikan dan ekonomi. Dengan adanya diterapkan qanun atau perda
di kota Lhokseumawe pasti adanya kesataraan gender antara laki-laki dan
perempuan dan ekonomi pendidikan terhadap perempuan dan laki-laki lebih
di perhatian dan tidak ada lahi kekesaran seksual terhadap perempuan.

Lampiran 5: transkrip wawancara dengan ibu Roslina Rasyid
Hasil wawancara pada tanggal 2 oktober 2015 pukul 10.07 WIB di LBH APIK Aceh
1. Nama: Roslina Rasyid
2. Umur: 43 tahun
3. Pendidikan: S1
4. Pekerjaan: sekretaris eksekutif LBH APIK Aceh
5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender ?
Jawaban : sebenarnya itu penting karena itu terkait tentang bagaimana
pemerintah lhokseumawe mendukung badan pemberdayaan perempuan,
sebenarnya itu badan yang dibentuk dalam pemerintah Indonesia untuk
mendukung

mempromosikan

perlindungan

dan

kekerasan

terhadap

perempuan. Itu kewajiban bagi pemerintah untuk memenuhi hak-hak
konsitusi perlindungan terhadap perempuan. Kalau di lihat dari konsitusional

dari 14 rumput itu antara lain : hak atas kewarganegaraan, hak atas hidup, hak
unutk mengembangkan diri, hak atas kemerdekaan pikiran dan kebebasan
memilih, hak atas informasi,hak atas kerja dan penghidupan layak, hak atas
kepemilikan dan perumahan, hak atas kesehatan dan lingkungan sehat,hak
berkeluarga,ha katas kepastian hukum dan keadilan,hak bebas dari
ancaman,diskriminasi

dan

kekerasan,ha

katas

perllindungan,hak

atas

memperjuangkan hak, hak atas pemerintah. Kalau dilihat dari 14 rumput di
atas bahwasanya perempuan dan laki-laki itu sama dalam pengambilan
keputusan dan pendapatan hak-hak kewajiban. Pemerintah daerah ini punya
kewajiban untuk terus mendukan hak-hak laki-laki dan perempuan. Kalau
dilembaga swadaya masyarakat dalam kapasitas bukan yang wajib melakukan
tetapi bagian dari masyarakat dan kemudia mendorong sehingga pemerintah
daerah bertanggung jawab untuk dilindungi hak-hak perempuan. Namun
dalam 14 rumput tersebut tidak berbicara untuk perempuan, tetapi
diberlakukan sama antara laki-laki dan perempuan. Karena kebijakan itu
bersikap diskriminatif baik anggaran maupun yang lain-lain. namun kenapa
Negara dalam prekateknya banyak menimbulkan diskriminasi termasuk
anggaran, kenapa dalan kebutuhan perempuan anggaran itu tidak berpihak
terhadap perempuan. Alokasi anggaran terhadap perempuan itu sangat
minimal, kalau dilihat dari APBN anggaran hanya 1 % dan itu di bagi rata
dalam setiap provinsi. Bahwa anggaran yang khusus untuk gender itu belum
ada. Kalau bebicara tentang anggaran ketika pemerintah berkomitmen harus
di ikutin dengan anggaran yang berpihak juga, dan prasaranan dan saranan
harus

di

buat

dengan

sebaik

mungkin

sehingga

program-program

pengarusutamaan gender tersebut dapat berjalan dengan baik dan bukan hanya
berkomitmen saja tetapi harus di jalankan atau diterapkan di daerah
khususnya di kota lhokseumawe. sehingga budaya patriaki atau kesenjangan

yang terus menurus di berikan terhadap kaun perempuan akan hilang baik di
tingkat eksekutif maupun di pemerintah. Sehingga kelompok-kelompok
perempuan yang sekarang ini memperjuangakan hak-hak perempuan dengan
adanya kuaota 30 % itu tidak sia-sia, terpenuhi dan tidak menurun.
6. Sejauh ini, program pengarusutamaan gender apa yang berjalan sesuai
harapan di Kota Lhokseumawe ?
Jawaban : belum
Pertanyaan tambahan : - bagaimana dengan tingkat ekonomi terhadap
perempuan ?
Jawaban : kalau ada program yang cukup mendukung seperti usaha-usaha
home industri yang dikelola dengan baik dari rumah kerumah itu bisa
didukung dengan pemasaran dengan baik. Dimana pemerintah memiliki
jaringan dan dana dengan baik yang bisa mendukung seperti koperasi. Namun
di kota lhokseumawe sendiri tidak berjalan dengan baik. Seperti adanya
anggaran desa yang banyak terutama di kota Lhokseumawe, namun hal itu
tidak berjalan dengan baik.
7. Program apa yang menurut saudara penting dalam pengarusutamaan gender ?
Jawaban : semuanya dalam program tersebut itu penting, berharap pemerintah
mendukung semuanya dan keterpihakan anggarannya yang dilihat dalam
programnya serius untuk dijalankan oleh pemerintah.
8. Bagaimana manfaat dan dampak sumberdaya usaha yang dijalankan oleh
masyarakat kota Lhokseumawe ?
Jawabannya : kalau sumber daya usaha, seperti UKM sendiri belum
sepenuhnya terpenuhi bagi ibu-ibu rumah tangga, dimana kita lihat pada
Negara-negara berkembang lainnya, Industri yang diberikan sangat oleh
pemerintah dinegara luar itu sangat baik untuk bisa mensejahterakan
masyakarat. Di bandingkan dengan aceh khususnya kota lhokseumawe sendiri

belum bisa memenuhi syarat yang baik untuk bisa memajukan industuriindustri rumah yang baik.
9. Bagaimana program yang dibuat oleh pemerintah Kota Lhokseumawe apakah
sudah mempengaruhi pengarusutamaan gender ?
Jawaban : belum dijalankan, karena pihak-pihak dinas-dinas terkait masih
dalam tahap sosialisasi.
10. Bagaimana pandangan saudara mengenai isu gender, hubungannya dengan
isu-isu aktual seperti kemiskinan ?
Jawaban : kalau di lihat dalam kemiskinan, bahwa perempuan lebih besar
terdapat kemiskinan di bandingkan dengan laki-laki. Dimana masih adanya
pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Seperti pada sekarang
ini terdapat kasus tentang pelecahan seksual di dalam pengungsian di
rohingnya. Kasus tersebut masih dalam penanganan.
11. Dalam perumusan program maupun anggaran, apakah masyarakat ikut
dilibatkan ?
Jawaban : tidak semua dalam program di libatkan oleh pihak dinas yang
terkait.
12. Apa harapan saudara tentang program pengarusutamaan gender ?
Jawaban : Agar semua masyarakat di Lhokseumawe mampu memahami
tentang PUG dan mampu melaksanakan kebijakan PUG ini dengan baik agar
tercipta kesetaraan gender dan kebijakan ini juga diharapkan agar secepatnya
di realisasikan sehingga tujuan-tujuan mengenai maksud PUG ini juga dapat
dipahami oleh masyarakat.

Lampiran 6: Transkrip wawancara dengan ibu Khairul hasni
1. Nama: Khairul hasni
2. Umur:3. Pendidikan: S2
4. Pekerjaan: Direktur LSM JARI
5. Menurut saudara, seberapa penting program pengarusutamaan gender ?
Jawaban : kalau di lihat dari yang sudah di tetapkan, bahwa
pengarusutamaan gender itu penting. Dan diperjuangkan hak-hak antara
laki-laki dan perempuan.
6. Sejauh ini, program pengarusutamaan gender apa yang berjalan sesuai
harapan di Kota Lhokseumawe ?
Jawaban : belum sesuai, karena pemerintah terlalu lambat dalam menjalankan
program pengarusutamaan gender.
7. Program apa yang menurut saudara penting dalam pengarusutamaan gender ?
Jawaban : pemerintah harus lebih memerhatikan ekonomi, kesehatan dan
pendidikan terhadap masyarakat lhokseumawe. dimana pada bidang ekonomi
pemerintah harus lebih memerhatikan usaha usaha kecil yang di kelola oleh
ibu-ibu rumah tangga.
8. Bagaimana manfaat dan dampak sumberdaya usaha yang dijalankan oleh
masyarakat kota Lhokseumawe ?
Jawaban :
9. Bagaimana program yang dibuat oleh pemerintah Kota Lhokseumawe apakah
sudah mempengaruhi pengarusutamaan gender ?
Jawaban : belum di jalankan dengan baik.
10. Bagaimana pandangan saudara mengenai isu gender, hubungannya dengan
isu-isu aktual seperti kemiskinan ?