Hubungan antara Hipertensi dengan Fungsi Kognitif di Wilayah Kerja Posyandu Lansia Kecamatan Medan Amplas Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyebab kematian sekitar 9,4 juta jiwa setiap

tahunnya di seluruh dunia dan kejadiannya diperkirakan akan terus meningkat
seiring perubahan gaya hidup dan teknologi manusia. Lebih dari satu miliar orang
hidup dengan penyakit hipertensi. Secara global prevalensi hipertensi (termasuk
yang mendapatkan pengobatan) pada orang yang berumur di atas 25 tahun di
dunia adalah sekitar 40% (World Health Organization/WHO, 2013).
Daerah dengan angka kejadian hipertensi terbesar adalah Afrika yaitu
46% dan yang terendah adalah Amerika sebesar 35%. Prevalensi hipertensi di
daerah Asia sendiri adalah sekitar 36%. Di negara-negara dengan pendapatan
tinggi, kebijakan

dalam


bidang

kesehatan

yang baik, upaya pencegahan

multisektorial, dan baiknya penegakan diagnosis serta pengobatan telah
mengurangi prevalensi hipertensi. Sebaliknya, di negara-negara berkembang
beban penyakit akibat hipertensi meningkat dari waktu ke waktu. (WHO, 2013).
Di Indonesia sendiri hipertensi masih menjadi masalah kesehatan yang
perlu diperhatikan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2013 menunjukkan

bahwa, berdasarkan wawancara (apakah pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan
minum obat hipertensi) terjadi peningkatan prevalensi hipertensi pada umur ≥ 18
tahun dari 7,6 % pada tahun 2007 menjadi 9,5 % pada tahun 2013. Di Sumatera
Utara sendiri,


prevalensi hipertensi pada umur

≥ 18 tahun

berdasarkan

wawancara adalah 6,7 % (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia/ Kemenkes
RI, 2014).
Namun, berdasarkan

hasil pengukuran tekanan darah

prevalensi

hipertensi pada umur ≥ 18 tahun di Indonesia mengalami penurunan sekitar
5,9%, yaitu dari 31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% pada tahun 2013.
Penurunan ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti alat ukur tekanan darah

Universitas Sumatera Utara


2

yang berbeda atau kesadaran masyarakat yang meningkat terhadap hipertensi
(Kemenkes RI, 2014 ).
Walaupun demikian, angka prevalensi sebesar

25,8% ini masih

merupakan angka yang sangat tinggi. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar
252.124.458 jiwa, maka terdapat 65.045.110 jiwa yang menderita hipertensi,
suatu kondisi harus cukup mendapat perhatian mengingat hipertensi merupakan
penyakit yang memiliki morbiditas yang tinggi baik bersifat akut maupun kronis
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia/Depkes RI, 2014).
Hipertensi yang berlangsung lama dapat menimbulkan berbagai masalah
di tubuh manusia. Tekanan darah yang tinggi merupakan kondisi patologis yang
dapat menyababkan kelainan di berbagai organ seperti di jantung, pembuluh
darah, ginjal, mata, dan otak. Otak sendiri merupakan organ yang berfungsi
dalam hal intelegensi. Masalah-masalah di otak

akan berkaitan dengan


intelegensi yang terdiri dari aspek fungsi kognitif yang meliputi memori, atensi,
visuospasial, bahasa dan fungsi eksekutif. (Lee et al., 2010; Kemenkes RI, 2010).
Menurut penelitian Kilander (1998), hipertensi berkontribusi terhadap
perburukan fungsi kognitif . Perburukan fungsi kognitif akan menggangu kualitas
hidup, menjadi prediktor terjadinya demesia dan meningkatkan mortalitas.
Perburukan fungsi kognitif tersebut selanjutnya memengaruhi pola
interaksi mereka dengan lingkungan tempat tinggal, dengan anggota keluarga lain,
juga pola aktivitas sosialnya, sehingga akan menambah beban keluarga,
lingkungan dan masyarakat.
Di seluruh dunia, diperkirakan 47,5 juta orang mengalami demensia dan
ada setidaknya 7,7 juta kasus baru tiap tahunnya. Demensia akan menyebabkan
perburukan dalam hal memori, berpikir, perilaku, dan kemampuan melakukan
aktifitas sehari-hari (WHO, 2015).
Dengan adanya latar belakang masalah-masalah di atas, peneliti ingin
meneliti bagaimana hubungan antara hipertensi dengan fungsi kognitif pada usia
lanjut.

Universitas Sumatera Utara


3

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana hubungan antara hipertensi
dengan fungsi kognitif pada usia lanjut?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan antara hipertensi dengan fungsi kognitif di
posyandu lansia

1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik lansia dan fungsi kognitifnya
2. Untuk mengetahui faktor rokok dan riwayat penyakit lain terhadap
fungsi kognitif.

1.4.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menjadi bahan masukan bagi dinas kesehatan kota medan dan
pemerintah agar lebih memerhatikan masalah hipertensi pada usia
lanjut.
2. Menjadi bahan rujukan penelitian – penelitian berikutnya yang
berkaitan dengan masalah hipertensi dan fungsi kognitif.

Universitas Sumatera Utara