Kepastian Hukum Pemegang Hak Atas Tanah Di Kawasan Hutan (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45 Puu-Ix 2011 Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P Hum 2011)

KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK
ATAS TANAH DI KAWASAN HUTAN
(Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45/PUU-IX/2011
Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor
47 P/HUM/2011)

TESIS

Oleh

ENNI SYARIFAH HARAHAP
127011066/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK
ATAS TANAH DI KAWASAN HUTAN
(Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45/PUU-IX/2011

Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor
47 P/HUM/2011)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada
Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara

Oleh

ENNI SYARIFAH HARAHAP
127011066/M.Kn

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Judul Tesis


Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

: KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS
TANAH
DI KAWASAN HUTAN (ANALISIS
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR
45/PUU-IX/2011
DIHUBUNGKAN
DENGAN
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 47
P/HUM/2011)
: ENNI SYARIFAH HARAHAP
: 127011066
: Kenotariatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing


(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN)

Pembimbing

(Prof.Dr.Syafruddin Kalo,SH.,MHum)

Pembimbing

(Dr.Faisal Akbar Nasution,SH,MHum)

Ketua Program Studi,

(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN)

Tanggal lulus : 28 Juli 2015

Dekan,

(Prof.Dr.Runtung,SH,MHum)


Telah diuji pada
Tanggal : 28 Juli 2015
____________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Prof.Dr.Muhammad Yamin Lubis,SH.,MS.,CN

Anggota

: 1. Prof.Dr.Syafruddin Kalo,SH.,M.Hum
2. Dr.Faisal Akbar Nasution,SH.,M.Hum
4. Dr.T.Keizerina Devi A,SH.,CN.,M.Hum
5. Notaris Syafnil Gani,SH.,M.Hum

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: ENNI SYARIFAH HARAHAP

Nim

: 127011066

Program Studi

: Magister Kenotariatan FH USU

Judul Tesis

: KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS
KAWASAN HUTAN ( Analisis Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 45/PUU-IX/2011 Dihubungkan Dengan
Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P/HUM/2011 )

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yag saya buat adalah asli karya saya sendiri

bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.

Medan,
Yang membuat Pernyataan

Nama : ENNI SYARIFAH HARAHAP
Nim

: 127011066

ABSTRAK
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan yang lahir di
awal reformasi merupakan payung hukum dalam pengaturan penguasaan dan
pengelolaan hutan di Indonesia. Namun dalam perkembangannya penerapan UU
Kehutanan ini telah menimbulkan permasalahan dalam hubungan antara pemerintah

sebagai penyelenggara negara dengan warga masyarakat yang tinggal di dalam dan
sekitar kawasan hutan yang secara turun temurun menggantungkan hidupnya dari
pemanfaatan hutan dan sumber daya alam yang ada didalamnya. Keadaan yang
demikian mendorong berbagai elemen masyarakat untuk mengajukan uji materi
terhadap UU Kehutanan kepada MK yang salah satu putusannya dituangkan dalam
Putusan No.45/PUU-IX/2011 yang mengabulkan permohonan para pemohon .
Kemudian berdasarkan UU Kehutanan tersebut Menteri Kehutanan telah
mengeluarkan SK Menhut 44/2005 tentang penunjukan kembali kawasan hutan di
Provinsi Sumatera Utara yang juga dalam penerapannya telah memunculkan konflik
dengan para pemegang hak atas tanah di kawasan hutan . Uji materi terhadap SK
Menhut 44/2005 pun dimohonkan kepada MA dan dikenal dengan Putusan MA 47
P/HUM/2011 yang putusannya membatalkan SK Menhut tersebut.
Permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam tesis ini adalah, Apakah
Putusan MK 45/2011 telah memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak atas
tanah di kawasan hutan, apakah Putusan MA 47/2011 terkait penunjukan kawasan
hutan di Sumatera Utara juga telah memberikan kepastian hukum bagi pemegang hak
atas tanah di kawasan hutan termasuk pemerintah daerah sebegai pemegang Hak
Pengelolaan, dan bagaimana akibat hukum bagi pemegang hak atas tanah di kawasan
setelah adanya kedua putusan tersebut? Penelitian ini menggunakan teori kepastian
hukum dari Jan Michael Otto dan teori efektifitas hukum dari Anthony Allot.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis dengan jenis kajian yuridis
normatif.
Dari penelitian yang dilakukan Putusan MK 45/2011 secara yuridis telah
memberi ruang bagi penguatan kepastian hukum pemegang hak atas tanah di
kawasan hutan, tetapi dalam penerapannya secara faktual belum bisa dilaksanakan.
Putusan MA 47/2001 secara yuridis juga telah memberi kepastian hukum bagi
pemegang hak atas tanah di kawasan hutan khususnya di wilayah propinsi Sumatera
Utara, tetapi keberadaan SK Menhut No. 579/2014 secara faktual belum sepenuhnya
mengakomodasi kepentingan para pemegang hak atas tanah dengan kata lain kedua
putusan tersebut belum memberi kepastian hukum yang nyata bagi para pemegang
hak atas tanah di kawasan hutan.
Kata kunci: kepastian hukum, uji materi, undang-undang kehutanan

ABSTRACT

Law No.41/1999 on Forestry, issued at the beginning of the
reformation era, is a legal umbrella in regulating authority and
managing firestry in Indonesia.However, in its development, the
implementation of this Forestry Law has aroused problems in the relation
between the government as the administrator of the State and the people

who live from generation to generation in the vicinity of forrest; the
latter live on forest and its natural resources. This condition has
encouraged them to file judicial review on Forestry Law to the
Constitutional Court with its Rulling No.45/PUU-IX/2011 accepts their
request. Based on this Forestry Law, the Minister of Forestry has issued
the Decree of the Minister of Forestry No.44/2005 on reappointing forest
area in North Sumtera Province wich, in its implementation has caused
conflict with the people entitled to the land right in the forest area.
Judicial Review on the Decree of Minister of Foretry No. 44/2005 was
filed to the Supreme Court which in its Ruling No. 47 P/HUM/2011
cancelled the Decree of the Minister of Forestry.
The problems of the research were as follows: whether the Ruling
of the Constitutional Court No. 45/2011 has provided legel certainty for
the people entitled to the land rights in the forest area, whether the
Ruling of the Supreme Court No. 47/2011,related to the appointment of
the forest area in Nort Sumatera has provided legal certainty for the
people entitled to the land rights in the forest area, including local
government as the management holder, and how about the legal
consequence for the people antitled to the land rights after the second
Ruling is issued. The research used the theory of legel certainty from Jan

Michael Otto and the theory of legel effectiveness from Anthony Allot.
The research was descriptive analytic with judicial normative study.
The result of the research showed that the Ruling of the
Constitutional Court No.45/2011 has judicially reinforced legal certainty
for the people entitled to the land rights in the forest area, but it is
factually not implemented yet. The Rulling of the Supreme Court No.
47/2011 has also judicially provided legal certainty for the people
entitled to the land rights in the forest area, especially in Nort Sumatera.
However, the Decree of the Minister of Forestry does not factually
accommodate the interest of the people entitled to the land rights. In
other words the Decree actually has not yet provided legal certainty for
the people entitled to the land rights in the forest area.
Keywords: Legal Certainty, Judicial Review, Forestry Law

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil‟alamin Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sebagai
rasa syukur yang tak terhingga atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga dapat
menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulisan tesis yang berjudul “KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK

ATAS TANAH DI KAWASAN HUTAN“(Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 45/PUU-IX/2011 Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor
47 P/HUM/2011), merupakan bagian dari tahapan yang wajib dipenuhi oleh setiap
mahasiswa untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi dan
mendapatkan gelar Magister Kenotariatan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara. Dalam proses penulisan tesis ini banyak rintangan yang harus dilalui namun
niat dan semangatlah yang menjadi modal untuk menyelesaikan tesis ini.
Sebagai salah satu mahasiswa Program Magister Kenotariatan, dari awal
mengikuti perkuliahan dan sampai tahap akhir penulisan tesis ini, sepantasnyalah
penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak

Prof.Subhilhar,Ph.D, sebagai Pj.Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak
Prof.Dr,Runtung Sitepu,SH,M.Hum sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara. Kepada Bapak Prof.Dr.Muhammad Yamin,Lubis,SH.,MS.,CN,
sebagai Ketua Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara sekaligus dosen pembimbing I, Bapak Prof.Dr.Syafruddin Kalo,SH.,M.Hum,
sebagai dosen pembimbing II, Bapak Dr.Faisal Akbar Nasution,SH.,M.Hum, sebagai
dosen pembimbing III, Ibu Dr. T.Keizerina Devi Azwar,SH.,CN.,M.Hum, sebagai
Sekretaris Program Magister Kenotariatan

sekaligus sebagai dosen penguji, dan

Bapak Notaris Syafnil Gani,SH.,M.Hum juga sebagai dosen penguji, terima kasih
yang tulus atas semua masukan dan arahan yang telah banyak membantu dalam
penulisan tesis ini. Dan kepada para dosen yang tidak dapat disebutkan satu persatu
terima kasih yang tak terhingga, telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat

selama masa perkuliahan.

Kepada seluruh staf administrasi di biro pendidikan

Program Magister Kenotariatan yang telah melayani dan membantu segala keperluan
administrasi, dan kepada teman-teman angkatan 2012 khususnya grup B tidak luput
dari ucapan terima kasih, semoga kalian semua dapat menyelesaikan tesis secepatnya.
Akhirnya ucapan terima kasih khusus kepada suami Zulkifli Lubis, yang juga
sedang menjalani studi jauh di pulau seberang, walaupun dalam suasana saling
berjauhan tetapi senantiasa tetap membantu, memberi semangat, arahan dalam
penulisan tesis ini, dan semoga penulisan disertasinya juga cepat selesai. Anak-anak
tersayang, Ammar Yasser Lubis, Bania Ahmad Ridho Lubis, Chairunnisa Zulfitasari
Lubis dan Danis Juangga Habibie Lubis, yang selalu menjadi penyemangat hidup,
selama bunda kuliah, dengan bertambahnya kesibukan tidak berarti perhatian kepada
kalian jadi berkurang, terima kasih atas pengertiannya semoga kalian bisa menjadi
anak-anak yang soleh/soleha, sukses dan membanggakan keluarga.
Penulis menyadari dengan keterbatasan yang ada walaupun segala
kemampuan telah dicurahkan dalam penulisan tesis ini tentunya masih banyak
kekurangan baik dari substansinya maupun teknik penulisannya, untuk itu mohon
masukan dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan tesis ini,

sekali lagi

Alhamdulillah semoga tesis ada manfaatnya.

Medan, Juni 2015

Enni Syarifah Harahap
NIM:127011066

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama

:

ENNI SYARIFAH HARAHAP

Tempat/Tanggal Lahir

:

Pasar Ujung Batu, 12 Mei 1971

Alamat

:

Jl.Eka Suka 7 No.20 Medan Johor

Jenis Kelamin

:

Perempuan

Kewarganegaraan

:

Indonesia

Agama

:

Islam

Nama Bapak

:

Panusunan Siddik Harahap

Nama Ibu

:

Nadimah Lubis

Nama Suami

:

Zulkifli Lubis

Nama Anak

:

1. Ammar Yasser Lubis
2. Bania Ahmad Ridho Lubis
3. Chairunnisa Zulfitasari Lubis
4. Danis Juangga Habibie Lubis

Sekolah Dasar

:

SDN 16 Padang Sidimpuan (lulus 1984)

Sekolah Menengah Pertama

:

SMPN 3 Padangsidimpuan (lulus 1987)

Sekolah Menenga Atas

:

SMAN 2 Padangsidimpuan (lulus 1990)

Universitas

:

S1 Fakultas Hukum Universitas

PENDIDIKAN

Sumatera Utara (lulus 1999)
:

D1 Akta IV Kependidikan Universitas
Negeri Medan (lulus 2003)

:

S2 Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara
(lulus 2015)

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................

i

ABSTRACT ......................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................

v

DAFTAR ISI ....................................................................................................

vi

DAFTAR ISTILAH ASING ...........................................................................

ix

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................

xi

BAB I.

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Latar Belakang..........................................................................

1

B. Rumusan Masalah.....................................................................

16

C. Tujuan Penelitian......................................................................

17

D. Manfaat Penelitian....................................................................

17

E. E. Keaslian Penelitian...................................................................

18

F. F. Kerangka Teori dan Konsepsi..................................................

20

1. Kerangka Teori...................................................................

20

2. Kerangka Konsep ...............................................................

25

G. Metode penelitian .....................................................................

27

1. Jenis dan Sifat Penelitian ...................................................

27

2. Teknik Pengumpulan Data .................................................

29

3. Analisis Data ......................................................................

30

BAB II.

BAB III.

KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH
DIKAWASAN HUTAN PASCA PUTUSAN MK 45/PUUIX/2011 .........................................................................................

31

A. Pengaturan Hak Atas Tanah dalam Perundang-undangan ......

31

1. Pengaturan Hak Atas Tanah Sebelum UUPA ...................

32

2. Pengaturan Hak Atas Tanah Setelah UUPA .....................

33

B. Hak Penguasaan Tanah di Kawasan Hutan .............................

39

1. Pengertian Hutan dan Kawasan Hutan ...............................

39

2. Pengukuhan Kawasan Hutan ..............................................

46

C. Uji Materi Terhadap Undang-undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan...........................................................
1. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Terkait Uji Materiil ..

48

2. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45/PUU-IX/2011 ..

54

D. Analisis Putusan MK Nomor 45/PUU-IX/2011 .....................

63

1. Kepastian Hukum Pemegang Hak atas Tanah di Kawasan
Hutan setelah Putusan MK 45/PUU-IX/2011 ...................
2. Tindak Lanjut yang dilakukan Pemerintah Pasca Putusan
MK 45/PUU-IX/2011..........................................................
E. Putusan Mahkamah Konstitusi Lainnya terkait dengan
Kepastian Hukum Pemegang Hak atas Tanah di Kawasan
Hutan .......................................................................................

64

51

71

73

KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH
DI KAWASAN HUTAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH
AGUNG
NOMOR
47
P/HUM/2011
TERKAIT
PENUNJUKAN HUTAN DI WILAYAH PROVINSI
SUMATERA UTARA .................................................................

80

A. Perkembangan Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Utara ...

80

BAB IV.

BAB V.

B. Implikasi Penunjukan Kawasan Hutan Berdasarkan SK
Menteri Kehutanan Nomor 44/Menhut-II/2005 .......................
C. Uji Materiil terhadap SK Menhut Nomor 44/Menhut-II/2005.

82
87

1. Kewenangan Mahkamah Agung dalam Menguji
Peraturan Perundang-undangan dibawah Undang-undang
2. Putusan Mahkamah Agung No. 47 P/HUM/2011...............

87
88

D. Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P/HUM/2011

91

1. Tanggapan Publik terhadap Putusan MA 47 P/HUM/2011

91

2. Keputusan Menteri Kehutanan tentang Kawasan Hutan
Provinsi Sumatera Utara pasca Putusan MA 47/2011 .......
3. Analisis Kepastian Hukum Pemegang Hak Atas Tanah di
Kawasan Hutan Pasca Putusan MA 47 P/HUM/2011 .......

101

KONSEKWENSI
PUTUSAN MK NO. 45/PUU-IX/2011
DAN PUTUSAN MA NO. 47 P/HUM/2011
TERHADAP
KEPASTIAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH
DI KAWASAN HUTAN ..............................................................

115

97

A. Putusan MK No.45/PUU-IX/2011 dihubungkan dengan
Putusan MA No.47 P/Hum/2011 Terkait Uji Materiil............
B. Pengaturan Kawasan Hutan Pasca Putusan MK No. 45/PUUIX/ 2011 dan Putusan MA No. 47 P/HUM/2011.....................
C. Konsekwensi Putusan MK No. 45/PUU-IX/2011 dan
Putusan MA No. 47 P/HUM/2011 Terhadap Kepastian
Hukum Pemegang Hak Atas Tanah di Kawasan Hutan .......
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

127
130

A. Kesimpulan .............................................................................

130

B. Saran .......................................................................................

131

DAFTAR PUSTAKA

115
117

133

DAFTAR ISTILAH ASING

Agrarisch eigendom

:

Hak atas tanah yang dimiliki rakyat
Indonesia asli yang bersumber dari
tanah adat yang kemudian dibaratkan

Agrarische Besluit

:

Peraturan Pelaksana Agrarische Wet

Agrarische Wet

:

Undang-undang Agraria yang dibuat di
Negeri Belanda pada tahun 1870 dan
diberlakukan di Indonesia

sebagai

ayat-ayat tambahan dari pasal 62 dari
Regerings Reglement
Beheersrecht

:

Hak penguasaan

Bosch Ordonantie

:

Undang - Undang Kehutanan

yang

dibuat oleh Belanda pada tahun 1927
Checks and balances

:

Suatu sistem aturan adanya mekanisme
saling kontrol

Control

:

Pengawasan
dan mengambil keputusan

Declaratoir constitutive

:

Putusan hakim yang menerangkan suatu
keadaan hukum sekaligus meniadakan
atau melahirkan hukum baru

Discretionary power

:

Kekuasaan untuk bertindak

Eigendom

:

Hak atas tanah yang pemiliknya punya
Kekuasaan mutlak atas tanah tersebut
(dikonversi menjadi Hak Milik)

Enclave

:

Mencakup seluruhnya

Erfpacht

:

Hak untuk mengusahakan tanah orang
lain dan mengambil hasil dari tanah
tersebut (dikonversi menjadi HGU)

Final and binding

:

Final dan mengikat

Formale toetsingrecht

:

Hak menguji formal

Freies Ermessen

:

Kebebasan untuk menilai, menimbang
dan mengambil keputusan

Grant Sultan

:

Hak untuk mengusahakan tanah yang
:

Independent and impartial judges

Hakim-hakim yang mandiri dan tidak
berpihak

Judicial Review

:

Uji Materiil

Judicial

:

Pengujian
keadaan hukum sekaligus meniadakan
kekuasaan mutlak atas tanah tersebut
kepada orang Timur Asing sebagai
Keputusan Agraria
lain dan mengambil hasil dari tanah

Landerijen bezitrecht

:

Hak ciptaan Belanda yang diberikan
kepada golongan Timur Asing sebagai
pemegang hak di atas tanah partikelir

Law enforcement

:

Penegakan hukum

Legal certainty

:

Kepastian hukum

Legal standing

:

Kedudukan hukum

Library Risearch

:

Penelitian kepustakaan

Materiele toetsingrecht

:

Hak menguji materiil

Non retroaktive

:

Tidak berlaku surut

Opstal

:

Suatu hak kebendaan untuk memiliki
bangunan dan tanaman di atas tanah
milik orang lain (dikonversi menjadi
HGU)

Real Legal Certainty

:

Kepastian hukum yang nyata

Rechtsgemeenschap

:

Masyarakat hukum adat

Rechtsgerechtigheid

:

Keadilan hukum

Rechtsutiliteit

:

Kemanfaatan hukum

Rechtszekerheid

:

Kepastian hukum

Right of disposal

:

Objek hak tanggungan

Right to use

:

Hak penggunaannya yang lebih luas

Uitspraak

:

Putusan hakim di persidangan

Verordenende macht

:

Kekuasaan tertentu

Victims of development

:

Korban-korban pembangunan

DAFTAR SINGKATAN
AMAN

:

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara

APHI

:

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia

Apkasindo

:

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia

BPN

:

Badan Pertanahan Nasional

BPPN

:

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

CDK

:

Cabang Dinas Kehutanan

HGB

:

Hak Guna Bangunan

HGU

:

Hak Guna Usaha

HL

:

Hutan Lindung

HP

:

Hutan Produksi

HPK

:

Hutan Produksi yang bisa di Konversi

HPT

:

Hutan Produksi Terbatas

HTI

:

Hutan Tanaman Industri

IP4T

:

Inventarisasi Penguasaan Pemilikan Penggunaan dan

Kepmenhut

:

Keputusan Menteri Kehutanan

LIRA

:

Lumbung Informasi Rakyat

LSM

:

Lembaga Swadaya Masyarakat

MA

:

Mahkamah Agung

Menhut

:

Menteri Kehutanan

MK

:

Mahkamah Konstitusi

NKB12KL

:

Nota Kesepakatan Bersama 12 Kementerian dan Lembaga
Pemanfaatan Tanah

Perda

:

Peraturan Daerah

PP

:

Peraturan Pemerintah

PPT

:

Panitia Pengadaan Tanah

RTRW

:

Rencana Tata Ruang Wilayah

SK

:

Surat Keputusan

SP2FBT

:

Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah

SP3

:

Surat Perintah Penghentian Penyidikan

TGHK

:

Tata Guna Hutan Kesepakatan

TPL

:

Toba Pulp Lestari

UU

:

Undang-Undang

UUD

:

Undang-Undang Dasar

UUPA

:

Undang-Undang Pokok Agraria

VOC

:

Verenigde Oost Indische Compagnie

Walhi

:

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia

Dokumen yang terkait

Hak dan Kewajiban Kurator Pasca Putusan Pembatalan Pailit Pada Tingkat Kasasi Oleh Mahkamah Agung (Studi Kasus Kepailitan PT. Telkomsel vs PT. Prima Jaya Informatika)

1 38 128

Efektivitas Penerapan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 179/K/SIP/1961 Di Dalam Persamaan Hak Mewaris Anak Laki-Laki Dan Anak Perempuan Pada Masyarakat Suku Batak Toba Perkotaan (Studi Di Kecamatan Medan Baru)

2 68 122

Eksekusi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 609 K/Pdt/2010 Dalam Perkara Perdata Sengketa Tanah Hak Guna Bangunan Dilaksanakan Berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri

3 78 117

Analisis Hukum Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Tentang Calon Independen Di Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

0 68 130

Penetapan Luas Tanah Pertanian (Studi Kasus : Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 11/Puu-V/2007 Mengenai Pengujian Undang-Undang No: 56 Prp Tahun 1960 Terhadap Undang-Undang Dasar 1945)

4 98 140

Efektifitas Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilukada oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

3 55 122

Kepastian Hukum Pemegang Hak Atas Tanah Di Kawasan Hutan (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45 Puu-Ix 2011 Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P Hum 2011)

0 0 2

Kepastian Hukum Pemegang Hak Atas Tanah Di Kawasan Hutan (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45 Puu-Ix 2011 Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P Hum 2011)

1 1 30

Kepastian Hukum Pemegang Hak Atas Tanah Di Kawasan Hutan (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45 Puu-Ix 2011 Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P Hum 2011)

0 1 50

Kepastian Hukum Pemegang Hak Atas Tanah Di Kawasan Hutan (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 45 Puu-Ix 2011 Dihubungkan Dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 47 P Hum 2011)

0 0 6