PERTANGGUNGJAWABAN SOSIO YURIDIS ADVOKAT TERHADAP KLIEN DALAM MENANGANI PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT | AMIRUDDIN | Legal Opinion 8941 29363 1 PB

PERTANGGUNGJAWABAN SOSIO YURIDIS ADVOKAT TERHADAP
KLIEN DALAM MENANGANI PERKARA TINDAK PIDANA
KORUPSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT
AMIRUDDIN /D 101 10 368
Pembimbing:
1. Achmad Allang, SH., MH
2. Harun Nyak Itam Abu., SH.,MH
ABSTRAK
Karya ilmiah ini membahas mengenai pertanggungjawaban Advokat yang
merintangi penegakan hukum tindak pidana korupsi, Permasalahan dalam penelitian
ini bagaimanakah kedudukan dan fungsi Advokat terhadap klien dalam perkara
tindak pidana korupsi dan bagaimanakah pertanggungjawaban sosio yuridis
terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan Tindak Pidana Korupsi, penulis
mempergunakan penelitian normatif.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa, kedudukan dan fungsi Advokat adalah
sejajar dengan klien dan penegak hukum lainnya, fungsi Advokat mendampingi klien,
memberikan nasehat hukum, serta semua kepentingan klien agar mendapatkan
kesempatan dan kesamaan hak di muka hukum, tugas dan tanggungjawab advokat
yaitu mewakili klien, menjunjung tinggi keadilan, kejujuran, serta membantu hakim
dalam proses penegakan kebenaran dan keadilan. Proses penegakan hukum

terhadap advokat yang merintangi proses penyidikan tindak pidana korupsi sangat
jelas bertentangan dengan etikat baik dalam menjalankan tugas profesinya atau
dengan etikat tidak baik atau melanggar hukum, pembelaan tersebut menghalangi
proses penegakan hukum, sehingga hak imunitas tidak berlaku.
Disarankan hendaknya Advokat dalam menjalankan profesinya harus
berpedoman pada kede etik profesi Advokat dan mengutamakan menegakkan hukum
dan tidak membela dan mendapangi klien dengan merintangi proses peradilan
korupsi.
Kata Kunci: Anjungan Tunai Mandiri, Pengrusakan, Penegakan Hukum
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Advokat sebagai salah satu

supremasi

hukum

dan

hak


asasi

unsur sistem peradilan merupakan

manusia. Advokat merupakan profesi

salah satu pilar dalam menegakkan

yang memberi jasa hukum, dimana

1

saat menjalankan tugas dan fungsinya

pelaksanaan hukum di lapangan masih

dapat berperan sebagai pendamping,

ada


pemberi pendapat hukum atau menjadi

pelanggaran

kuasa hukum untuk dan atas nama

tersebut. Penerapan kode etik dalam

kliennya1.

profesi hukum sangat penting karena

Profesi adalah pekerjaan tetap

Advokat

yang

kode


etik

melakukan
Advokat

dipakai sebagai salah satu bentuk

bidang tertentu berdasarkan keahlian

ketahanan

khusus

secara

dengan menjelaskan tentang fungsi

bertanggung jawab dengan tujuan


kode etik tersebut di dalam masyarakat

memperoleh

tentang penegakan dan penerapan kode

yang

dilakukan

penghasilan.

Apabila

moral

profesi itu berkenaan dengan bidang

etik tersebut.


hukum, maka profesi itu disebut

Akan

profesi

Advokat

tetapi,

pada

hukum

kenyataannya tingkah laku sebagian

merupakan salah satu profesi yang

Advokat sering jauh dari kesan “luhur


menuntut pemenuhan nilai moral dari

dan mulia”. Seperti, seorang pengacara

pengembannya.

ditangkap

profesi

hukum.

merupakan

Profesi

Nilai

moral


kekuatan

itu
yang

petugas

Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) karena

mengarahkan dan mendasari perbuatan

bersama

luhur2. Profesi hukum meliputi profesi

Mahkamah Agung tengah berupaya

legislator,


hukum,

menyuap “Ketua Mahkamah Agung”,

hukum,

seorang

konsultan
notaris,

administrator
hukum,
polisi,

dosen

jaksa,


hakim

dan

advokat3.

lima

orang

pengacara

pegawai

tertangkap

di

pinggir jalan setelah menyerahkan
uang suap kepada seorang hakim


harus

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara,

berpegang teguh kepada kode etik

atau Advokat senior OC Kaligis

Advokat, namun dalam kenyataannya,

ditangkap

Seorang

Advokat

karena

melakukan

penyuapan. Kejadian-kejadian seperti
1

E. Sumaryono, Etika Profesi
Hukum, Norma Bagi Penegak Hukum,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1995. Hlm. 33
2
Abdulkadir Muhammad, Etika
Profesi Hukum, cetakan ke-3, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2006, Hlm. 74.
3
Ibid, Hlm. 62

ini membuat masyarakat bertanyatanya, dimana letak sifat “mulia dan
terhormat” dan kode etik Advokat.

2

atau

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah

kedudukan

dan
klien

fungsi

Advokat

terhadap

dalam

perkara

tindak

pidana

hukum4.

segi

Dapat

disimpulkan tinjauan yuridis berarti
mempelajari

dengan

cermat,

memeriksa (untuk memahami), suatu
pandangan atau pendapat dari segi

korupsi?
2. Bagaimanakah pertanggungjawaban
sosio yuridis terhadap advokat yang
merintangi

dari

proses

penyidikan

Tindak Pidana Korupsi, penulis
mempergunakan

penelitian

hukum. Hukum adalah seperangkat
kaidah atau ukuran yang tersusun
dalam suatu sistem yang menentukan
apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh manusia sebagai warga
dalam kehidupan bermasyarakatnya5.

normatif?

Pengertian dan kajian sosio
II. PEMBAHASAN

yuridis berkaitan erat dengan sosiologi

A. Kedudukan
Dan
Fungsi
Advokat Terhadap Klien
Dalam Perkara Pidana

hukum.

Sosiologi

Hukum

memperkenalkan ruang lingkup dan
objek kajian sosio yuridis serta adanya

Arti kata sosio adalah bentuk
terikat berhubungan

dengan

masyarakat. Sosio berasal dari bahasa
Inggris socios/ social yang artinya
perhimpunan/

masyarakat

untuk

kepentingan sosial dan nilai-nilai yang
berkaitan

dengan

kemajuan,

kepercayaan, kebiasaan dan tradisi

pengaruh disiplin ilmu filsafat hukum,
ilmu hukum dan sosiologi hukum.
Filsafat hukum menjadi penyebab
lahirnya sosiologi hukum yaitu aliran
positivisme yang artinya hukum itu
tidak

boleh

ketentuan

bertentangan
yang

lebih

dengan
tinggi

6

derajatnya .

yang berorientasi pada akar sosial
masyarakat yang telah ada.
Kata yuridis berasal dari kata
Yuridisch yang berarti menurut hukum

4

M. Marwan dan Jimmy P, Kamus
Hukum, Reality Publisher, Surabaya, 2009,
Hlm. 651
5
Achmad Ali, Menguak Tabir
Hukum, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor,
2008, Hlm. 30
6
Nadjib, Tinjauan Kriminologi
terhadap Kejahatan Pengedaran Uang Palsu
yang Dilakukan oleh Anak, Makassar, 2013,
Hlm. 6

3

pidana

apa yang terjadi pada diri korban, yang

adalah suatu perbuatan yang tercela

kemudian harus menjalani hukuman

oleh

yang tidak diperbuat oleh diri korban,

Pertanggungjawaban

masyarakat

yang

dipertanggungjawabkan
pembuatnya

atas

harus

pada

perbuatan

si
yang

tetapi

diperuntukkan

Disinilah

peran

kepadanya.

Advokat

untuk

dilakukan. Dengan mempertanggung

menegakkan Hak asasi manusia yang

jawabkan perbuatan yang tercela itu

diatur dalam Undang-undang Nomor

pada

39 Tahun1999 tentang Hak Asasi

si

pembuatnya,

apakah

si

pembuatnya juga dicela ataukah si

Manusia.

pembuatnya tidak dicela. Padahal yang

Kenyataan tersebut di atas,

pertama maka si pembuatnya tentu

kaitannya dengan arti penting atau

dipidana, sedangkan dalam hal yang

kedudukan dan fungsi Advokat, maka

kedua si pembuatnya tentu tidak

jelas

dipidana7.

tersangka/terdakwa

Peran

dan

fungsi

Advokat

mereka

secara

umum

semua

tak

terkecuali

yang mengerti

hukumpun

sangat dibutuhkan apabila ada atau

mutlak harus didampingi advokat.

telah terjadi penyimpangan penyidik

Selain itu seharusnyalah diketahui dan

sebagai

diakui pula bahwa selama ini melalui

aparat

dalam

penegakan

hukum, seperti kesalahan penyidik

bantuan

dalam melakukan proses penyelidikan

terbuka tabir tentang adanya berbagai

dan penyidikan karena tidak sesuai

pelanggaran

prosedur yang ada. Akibatnya orang

khususnya dalam penyelesaian perkara

yang seharusnya tidak bersalah bisa

pidana. Tak kalah pentingnya harus

menjadi tersangka, sebaliknya orang

secara tegas dipahami pula, bahwa

yang

hukum

advokat yang membela kepentingan

bersalah bebas dari hukumannya. Ini

terdakwa itu seharusnya dapat selalu

jelas sangat tidak adil bagi si korban

berdiri tegak, bukan saja pada tahap

salah tangkap, yang tidak mengetahui

pengadilan

seharusnya

menurut

hukumlah

Hak

tetapi

telah

Asasi

sejak

banyak

Manusia,

tahap

penyidikan dengan pasca persidangan
7

Roeslan Saleh. Pikiran-pikiran
Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1982. Hlm. 177.

pengadilan.

4

Hak

untuk

bantuan

hukum

berkaitan

erat

memperoleh
dari

dengan

Advokat,
tercapainya

atapun

orang-orang

yang

secara

insidentil dapat memberikan bantuan
hukum;

sedangkan

dalam

perkara

suatu proses hukum yang adil (Due

perdata dan tata usaha negara, pemberi

Process of law) dan guna menghindari

bantuan hukum juga disebut kuasa

terjadinya

hukum.

proses

hukum

sewenang-wenang

yang

yang

Pentingnya

hanya

Advokat

dalam

berdasar kuasa aparat penegak hukum

sistem peradilan pidana tidak terlepas

(arbitrary process )8. Meski hak untuk

dari

didampingi oleh Advokat ini berkaitan

seorang

erat dengan tercapainya suatu proses

hukum. Dalam hal ini, perbedaan

hukum

guna

antara keduanya terletak pada cara-

menghindari terjadinya proses yang

cara kerja, intensitas hubungan dengan

sewenang-wenang

pengadilan serta jenis perkara yang

yang

adil

dan

dalam

proses

peran

yang

advokat

ditanganinya.

peradilan pidana.
Pasal 54 Kitab Undang-undang

dijalankan
atau

oleh

penasihat

Menurut

Satjipto

Rahadjo, hanya advokat profesional

Hukum Acara Pidana mengatur bahwa

yang

demi

memiliki intelejensia tinggi, keahlian

kepentingan

pembelaan

setiap

mendampingi

klien,

berhak

dan spesialisasi, hubungan pribadi

mendapatkan bantuan hukum dari

yang luas dengan berbagai instansi,

seorang atau lebih penasihat hukum

berpegang pada kode etik profesi,

(advokat) selama dalam waktu dan

kredibilitas serta reputasi,

pada setiap tingkat pemeriksaan.

secara optimal dengan sedikit kerugian

tersangka

atau

terdakwa

Dalam perkara pidana Advokat

bekerja

serta kemampuan litigasi yang baik9.

adalah pemberi bantuan hukum dalam

Dalam kaitannya dengan arti

Kitab Undang-undang Hukum Acara

penting atau peran advokat, maka jelas

Pidana disebut penasihat hukum, ia

secara

dapat

terdakwa tak terkecuali mereka yang

seorang advokat,

8

pengacara

Frans Hendra Winarta, Advokat
Indonesia, Cita, Idealisme, dan Keprihatinan,
Sinar Harapan, Jakarta, 1995, Hlm. 63

umum

semua

tersangka/

9

Satjipto
Rahardjo,
Masalah
Penegakan
Hukum:
Suatu
Tinjauan
Sosiologis, Sinar Baru, Jakarta, 1995, Hlm. 1

5

biasa seperti banding dan
kasasi, juga upaya hukum
luar biasa untuk peninjauan
kembali.
6. Hak tersangka atau terdakwa
untuk
menuntut
ganti
kerugian dan rehabilitasi.
7. Hak
terdakwa
setelah
putusan
pengadilan
diucapkan di persidangan.

mengerti hukumpun mutlak harus
didampingi

advokat.

pentingnya

harus

Tak

kalah

secara

tegas

dipahami pula, bahwa advokat yang
membela kepentingan terdakwa itu
seharusnya dapat selalu berdiri tegak,
bukan saja pada tahap pengadilan
tetapi sejak tahap penyidikan dengan
pasca persidangan pengadilan untuk
menjamin tegaknya hak-hak, tersangka
dan terdakwa.

diduga telah melakukan tindak pidana,
mempunyai berbagai hak sekurangkurangnya ada 7 (tujuh) kelompok
hak-hak tersangka dan terdakwa yang
tegas

melaksanakan

hak

tersebut di atas, apakah dilaksanakan
atau ada penyimpangan dalam setiap
proses peradilan pidana atau dalam

Tersangka dan terdakwa yang

secara

Untuk

diatur

dalam

Kitab

Undang-undang Hukum Acara Pidana,

sistem peradilan pidana, dibutuhkan
seorang

yang

mengetahui

hukum

untuk memperjuangkan pemenuhan
hak-hak

tersangka

dan

Disinilah

kedudukan

Advokat

dalam

terdakwa.

dan

sistem

fungsi
peradilan

pidana.

10

sebagai berikut :
1. Hak untuk segera diperiksa;
2. Hak
untuk
melakukan
pembelaan, yang diatur
antara lain dalam Pasal 51
sampai dengan Pasal 57
Kitab
Undang-undang
Hukum Acara Pidana;
3. Hak tersangka dan terdakwa
selama
berada
dalam
penahanan;
4. Hak terdakwa selama masa
persidangan;
5. Hak
terdakwa
untuk
melakukan upaya hukum
10

Nikolas Simanjuntak, Acara
Pidana Indonesia Dalam Sirkus Hukum,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2009, Hlm. 119.

Berkaitan dengan apa yang
dikemukakan di atas, dapat diketahui
bahwa tugas dan fungsi advokat dalam
sebuah pekerjaan atau profesi apa pun
tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang

lain.

tugasnya,

Dalam

seorang

menjalankan
advokat

harus

berfungsi11:
a. Sebagai pengawal konstitusi
dan hak asasi manusia;

11

Rahmat
Rosyadi,
Advokat
dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif,
Ghalia Indonesia, Bogor, 2002, Hlm. 85

6

b. Memperjuangkan hakhak asasi manusia dalam ne
gara hukum Indonesia;
c. Melaksanakan kode etik
advokat;
d. Memberikan
nasehat
hukum; (legal advice);
e. Memberikan
konsultasi
hukum (legal consultation);
f. Memberikan
pendapat
hukum (legal opinion);
g. Menyusun kontrak-kontrak
(legal drfting);
h. Memberikan
informasi
hukum (legal information);
i. Membela kepentingan klien
(litigation);
j. Mewakili klien di muka
pengadilan
(legal
representation);
k. Memberikan bantuan hukum
dengan cuma-cuma kepada
masyarakat yang lemah dan
tidak mampu (legal aid).

perundang-undangan

Berhubungan

B. Pertanggungjawaban
Sosio
Yuridis Terhadap Advokat
Yang
Merintangi
Proses
Penyidikan
Tindak
Pidana
Korupsi

dengan

kedudukan atau fungsinya advokat
sebagaimana tersebut di atas, maka
advokat

juga

tentunya

memiliki

tanggung jawab dalam penegakan
hukum

setidaknya

menurut Ismu

1. Tanggung
jawab
pada
Tuhan
2. Tanggung Jawab kepada
kode Etik advokat
3. Tanggung jawab kepada
Undang-Undang Advokat.
4. Tanggung jawab kepada
masyarakat.
Berdasarkan

menjamin makna serta hakekat tujuan
sistem

peradilan

pada

hukum acara pidana khususnya dan
menegakkan Hak Asasi Manusia.

Seorang

Advokat

yang

melanggar kode etik belum tentu

yaitu

Advokat

kepada

pidana

umumnya, maupun asas-asas dalam

undangan,

bertanggungjawab

yang

bahwa advokat, dapat menjaga dan

bertanggung jawab kepada empat hal
:

apa

dikemukakan di atas dapat diketahui

melanggar

Widodo, advokat

terkahir

kepada masyarakat12 sebagai berikut;

harus

Gunadi

dan

peraturan
tetapi

perundang-

apabila

melanggar

seorang
peraturan

Tuhan Yang Maha Esa, Kepada Kode

perundang-undangan seperti hukum

Etik

pidana sudah pasti termasuk juga

Advokat,

kepada

aturan

pelanggaran kode etik profesi advokat.
12

Ismu
Gunadi
Widodo,
Tanggungjawab Advokat Dalam Penegakan
Hukum, Kencana, Jakarta, 2009, Hlm. 6

7

Sehingga Advokat yang melanggar

kenyataannya banyak Advokat yang

peraturan perundang-undangan dapat

berhasil memenangkan kliennya tetapi

dikenakan sanksi berdasarkan putusan

dibelakangnya

pengadilan dan sanksi kode etik

terlibat

berdasarkan

bekerja sama dengan makelar kasus,

sidang

etik

yang

dijatuhkan oleh organisasinya.
Berkaitan
pelanggaran

kode

adanya

etik,

dalam

penyuap,

hukum,

termasuk

mafia

menelantarkan

dengan

menjadi

kliennya

perbuatan

tersebut termasuk juga dalam kategori
malpraktik advokat.

kenyataanya, seorang advokat dalam

Akhir-akhir ini sering didengar

menjalankan profesinya, juga bisa

dalam berbagai media cetak dan

melakukan sebuah tindak pidana yang

elektronik, seorang Advokat diperiksa,

diatur di dalam Kitab Undang-undang

disidik, ditetapkan sebagai tersangka

Hukum Pidana

maupun Undang-

dan dipidana karena terlibat perkara

undang

20

2001

pidana baik langsung maupun tidak

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

langsung menghalangi, atau sengaja

Korupsi,

telah

menghalangi proses penegakan hukum

melakukan tindak pidana tersebut akan

atau dengan sengaja merintangi proses

dikenai tindakan dengan alasan bahwa

penyidikan tindak pidana korupsi.

Nomor

advokat

advokat

Tahun

yang

tersebut

melakukan

Seringkali advokat dihadapkan

peraturan

pada pembelaan terhadap klien yang

perundang-undangan sesuai Pasal 6

tersangkut tindak pidana korupsi yang

kode etik profesi Advokat: huruf e

mana hal itu adalah bagian dari

melakukan

tugasnya sebagai bagian dari sistem

pelanggaran

peraturan

terhadap

pelanggaran

terhadap

perundang-undangan

dan

atau perbuatan tercela.

pidana korupsi tersangka berusaha

Walaupun sudah ada Undangundang

Advokat

dan

peradilan pidana. Dalam kasus tindak

Kode

semaksimal mungkin untuk lepas dan

Etik

bebas dari segala tuntutan, sehingga

Advokat sebagai rambu-rambu supaya

berbagai cara digunakan, termasuk

Advokat berjalan lurus sesuai dengan

advokat

koridor profesinya baik secara yuridis

berbagai cara yang bertetangan dengan

maupun secara etis, namun pada

undang-undang.

dengan

mempergunakan

8

Ambarita,ST

Advokat berada pada kondisi

yang

merupakan

dimana ia dihadapkan pada pilihan

tersangka tiga kasus dugaan korupsi

untuk menggunakan kemampuannya

proyek pemeliharaan

dalam

atau

jembatan di Kabupaten Kepulauan

membebaskan kliennya dari tuduhan

Mentawai, yang akhirnya ditahan

tindak pidana korupsi dengan cara

penyidik Kejaksaan Negeri Tua

menghalang-halangi penyidikan tindak

Pejat,

pidana

mempengaruhi

meringankan

korupsi.

Menghalangi

jalan dan

diindikasikan

sengaja

kliennya untuk

penyidikan tindak pidana korupsi oleh

tidak

advokat harus diproses secara hukum,

pemeriksaan dan menyembunyikan

akan tetapi proses tersebut harus

keberadaan kliennya.

dalam

proses

peradilan

merintangi proses penyidikan tindak

tindak pidana korupsi, tidak sedikit

pidana

orang

bentuk-bentuk

yang

panggilan

Perbuatan yang dikategorikan

berdasarkan prosedur.
Di

menghadiri

dengan

sengaja

korupsi

berdasarkan

pada

perbuatan

yang

menghambat atau merintangi proses

melangar unsur-unsur tindak pidana

peradilan tersebut dengan berbagai

pada Pasal 21 Undang-undang Nomor

cara sehingga menghambat proses

20

peradilan

Pemberantasan

dikarenakan

adanya

Tahun

2001
Tindak

Tentang
Pidana

kepentingan kepentingan tertentu. Hal

Korupsi. Merintangi proses penyidikan

ini dapat dilihat melalui perkara

tindak

korupsi sebagai berikur:

merupakan

1. Gayus

Tambunan,

dimana

ia

pidana

korupsi

bukan

pidana

korupsi

tindak

tetapi merupakan tindak pidana yang

melakukan tindakan menyuap Jaksa

berkaitan

Cirus Sinaga dan Advokat Haposan

korupsi karena pelaku tidak terlibat

Hutagalung

langsung

rencana

untuk

hukuman

mengubah
yang

akan

korupsi.

dengan

tindak

dengan
Namun

tindak
timbul

pidana

pidana
masalah

dibacakan Jaksa pada sidang di

apabila tindak pidana ini dilakukan

Pengadilan Negeri Tangerang.

oleh seorang advokat yang merupakan

2. Advokat Manatap Ambarita, SH
yaitu penasihat hukum dari Afner

seorang

penegak

melaksanakan

tugas

hukum

dalam

pembelaannya
9

terhadap

kliennya.

Maka

terjadi

tetapi merupakan tindak pidana yang

keraguan apakah perbuatan advokat

berkaitan

tersebut

korupsi karena pelaku tidak terlibat

sesuai

ataukah

melanggar

dalam Pasal
Nomor

dengan

21

20

delik-delik

Undang-undang

Tahun

Pemberantasan

tugasnya

2001

Tindak

langsung

dengan

pidana

tindak

pidana

korupsi.
Namun timbul masalah apabila

Pidana

tindak pidana ini dilakukan oleh
seorang

ketentuan

tindak

Tentang

Korupsi.
Sesuai

dengan

Pasal

21

seorang

advokat

yang

penegak

merupakan

hukum

dalam

Undang-undang Nomor 20 Tahun

melaksanakan

2001 Tentang Pemberantasan Tindak

terhadap

Pidana

keraguan apakah perbuatan advokat

Korupsi mengatur

tentang

tersebut

dengan tindak pidana korupsi sebagai

ataukah

berikut:

dalam Pasal
Nomor

sesuai

tindak

pidana

merupakan

tindak

Maka

dengan

melanggar

20

21

Pemberantasan

terjadi

tugasnya
delik-delik

Undang-undang

Tahun

2001

Tentang

Tindak

Pidana

Korupsi.
Untuk

pertanggungjawaban

pidana advokat dalam menghalanghalangi atau merintangi penyidikan
tindak pidana korupsi, maka dapat
ditunjukkan ketentuan hukum yang
meniadakan adanya unsur kesalahan
tersebut atau perbuatan tersebut dalam
menjalankan

tugas

profesi

yang

dijamin oeh undang-undang Advokat.
Dalam

Merintangi proses penyidikan

pembelaannya

kliennya.

tindak pidana lain yang berkaitan

Setiap seseorang yang dengan
sengaja mencegah, merintangi,
atau menggagalkan secara
langsung atau tidak langsung
penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan
di
sidang
pengadilan terhadap tersangka
atau terdakwa ataupun para
saksi dalam perkara korupsi,
dipidana dengan pidana penjara
paling sedikit 3(tiga) tahun dan
paling lama 12(dua belas)
tahun dan atau denda paling
sedikit Rp. 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah)
dan
paling banyak
Rp.
600.000.000,00 (enam ratus
juta rupiah).

tugas

profesionalnya,

menjalankan
advokat

tugas
sebagai

korupsi

bukan

profesi yang bebas, mandiri, dan

pidana

korupsi

bertanggung jawab dalam menegakkan
10

hukum, dijamin dan dilindungi oleh

mengeluarkan profesi advokat dari

undang-undang demi terselenggaranya

unsur merintangi penyidikan tindak

upaya penegakan supremasi hukum.

pidana korupsi.

Undang-undang

Nomor

18

Adanya

unsur

kesalahan

Tahun 2003 tentang Advokat ini dapat

Advokat

diketahui bahwa fungsi advokasi yang

merintangi proses penyidikan apabila

dilakukan

dalam

Advokat,

menyembunyikan

melaksanakan tugas sebagai salah satu

membuat

alasan-alasan

dari empat pilar penegak hukum

kliennya

termasuk

yaitu

mempengaruhi saksi supaya berkata

melaksanakan undang-undang. Pasal

tidak benar, atau segala perbuatan

16 Advokat tidak dapat dituntut baik

yang berkaitan dengan mafia proses

secara perdata maupun pidana dalam

peradilan.

seorang

advokat

didalamnya

menjalankan tugas profesinya dengan
iktikad

baik

pembelaan

untuk

klien

kepentingan

dalam

tersebut

tidak

Advokat

dapat

dapat

yang

dikatakan

klien,
sehingga

diperiksa,

melakukan

tindak pidana khususnya menghalang-

sidang

halangi atau merintangi penyidikan

pengadilan. Pasal 50 Kitab Undang-

tindak pidana korupsi, maka ia juga

undang

yang

harus diproses secara pidana walaupun

menegaskan bahwa “Barang siapa

ia adalah seorang penegak hukum

melakukan

perbuatan

untuk

yang sedang menjalankan tugasnya.

melaksanakan

ketentuan

undang-

Hukum

Pidana

di atas, Mahkamah Konstitusi dalam

undang, tidak dipidana”.
Berdasarkan
tersebut,

ketentuan

seorang

Berkaitan dengan hal tersebut

Advokat

dalam

Putusan

Nomor

26/PUU-XI/2013

dalam

putusannya,

Mahkamah

memberikan bantuan hukum bagi klien

menyatakan Pasal 16 Undang-undang

meskipun

Advokat

sang

klien

merupakan

harus

dimaknai

bahwa

tersangka / terdakwa tindak pidana

advokat tidak dapat dituntut secara

korupsi merupakan alasan pembenar

pidana

tindakan advokat yang bersangkutan.

menjalankan tugas dan profesinya

Keberadaan

alasan

pembenar

dengan iktikad baik di dalam maupun

sebenarnya

sudah

cukup

ini

untuk

atau

perdata

selama

di luar persidangan.
11

Berdasarkan
Mahkamah

putusan

yang

Nomor

dipertanggungjawabkan.

Konstitusi

26/PUU-XI/2013 tersebut maka Pasal

efektif,

efisien,

dan

dapat

Dari paparan di atas, dapat

16 Undang-undang Advokat bahwa

disimpulkan

advokat diberi perlindungan dalam

memang dibutuhkan oleh Advokat

menjalankan profesinya baik di dalam

dalam menjalankan profesinya, tetapi

maupun di luar persidangan, dan tidak

penggunaannya tidak bisa sesuka hati.

dapat dituntut secara perdata dan

Ketentuan hukum dalam Pasal 16

pidana,

menjalankan

Undang-undang Nomor 18 Tahun

tugas profesinya harus dengan iktikad

2003 tentang Advokat, dan Pasal 50

baik untuk kepentingan pembelaan

Kitab Undang-undang Hukum Pidana

klien, baik di dalam maupun di luar

menegaskan beberapa syarat definitif

sidang. Etikad baik disini adalah dalam

yang harus dipertimbangkan dalam

rangka

penggunaan hak imunitas seorang

tetapi

dalam

menjalankan

bertentangan

profesi

dengan

tidak

peraturan

perundang-undangan yang berlaku.
Advokat
baik

dalam

mempunyai
memberikan

Advokat

bahwa

dalam

hak

imunitas

melaksanakan

profesinya tidak dapat dituntut. Dua

itikad
bantuan

syarat yang utama adalah tindakan
advokat

tersebut

terkait

dengan

dan

fungsi

hukum dan sesuai dengan standar

pelaksanaan

bantuan hukum yang diberikannya

profesinya. Selain itu, tindakan itu

bertujuan

dan

juga harus didasari itikad baik yang

memenuhi hak bagi Penerima Bantuan

secara sederhana dapat didefinisikan

Hukum untuk mendapatkan akses

“tindakan

keadilan,

hukum.

untuk,

menjamin

mewujudkan

hak

konstitusional segala warga negara
sesuai

dengan

prinsip

persamaan

tugas

yang

tidak

melanggar

Pada prakteknya, hak imunitas
memang

kerap

“dimanfaatkan”

kedudukan di dalam hokum, menjamin

sebagai tameng oleh advokat yang

kepastian penyelenggaraan Bantuan

tersangkut masalah hukum. Tepat atau

Hukum dilaksanakan secara merata di

tidak penerapan hak imunitas advokat

seluruh

dapat diuji merujuk pada norma

wilayah

Negara

Republik

Indonesia; dan mewujudkan peradilan

hukum

nasional

yang

berlaku.
12

Tindakan advokat yang membantu
kliennya

memenangkan

2. Penyidik harus membuat dan dapat

perkara

menunjukkan surat penangkapan

dengan cara “tidak halal” (melanggar

dan penahanan yang resmi terhadap

hukum) tidak dapat berlindung di balik

advokat yang merintangi proses

hak imunitas advokat.

penyidikan tindak pidana korupsi.

Berkaitan

dengan

proses

3. Penyidik

harus

memberikan

penegakan hukum terhadap advokat

kesempatan kepada advokat untuk

yang merintangi proses penyidikan

memberikan

laporan

tindak pidana korupsi sangat jelas

organisasi

advokat

bertentangan dengan etikat baik dalam

bersangkutan

menjalankan tugas profesinya atau

penangkapan dirinya oleh penyidik

dengan

karena

etikad

tidak

baik

atau

melanggar hukum, pembelaan tersebut
menghalangi

proses

berlaku dalam kasus tersebut.
penegakan

penyidikan

korupsi

harus

hukum

tindak

pidana

memperhatikan

ketentuan perundang-undangan yang
berlaku yaitu:

proses

penyidikan tindak pidana korupsi.
III PENUTUP

1. Kedudukan dan fungsi Advokat
adalah sejajar dengan klien dan
penegak hukum lainnya, sehingga
advokat ikut menegakkan hukum
secara

profesional

berdasarkan

keadilan dan kebenaran, fungsi

1. Penyidik yang menyidik advokat
yang merintangi proses penyidikan
tindak pidana korupsi adalah Polisi
karena

merintangi

hal

A. Kesimpulan

terhadap advokat yang merintangi
proses

dalam

yang

penegakan

hukum, sehingga hak imunitas tidak

Prosedur

terhadap

merintangi

proses

penyidikan tindak pidana korupsi
adalah tindak pidana a-quo dimana
advokat dalam arti materil tidak
melakukan tindak pidana korupsi.

Advokat mendampingi klien mulai
dari

proses

di

tingkat

awal,

memberikan nasehat hukum, serta
semua

yang

kepentingan
mendapatkan

terkait

dengan

klien

agar

kesempatan

dan

kesamaan hak di muka hukum,
tugas dan tanggungjawab advokat

13

yaitu berhubungan antara mewakili

perundang-undangan.

klien, menjunjung tinggi keadilan,

yang merintangi proses penyidikan

kejujuran dan Hak Asasi Manusia,

tindak pidana korupsi bertentangan

serta

dengan

membantu

hakim

dalam

etikat

Advokat

baik,

dan

proses penegakan kebenaran dan

bertentangan Pasal 21 dan Pasal 22

keadilan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun

2. Dalam

melaksanakan

profesinya

Advokat

tugas

2001

selalu

Tindak Pidana Korupsi.

Tentang

Pemberantasan

berlindung dibalik hak imunitas
yaitu tidak dapat dituntut baik
secara

perdata

maupun

dalam

melaksanakan

pidana

profesinya

B. Saran
1. Hendaknya
menjalankan

Advokat

dalam

profesinya

harus

dijamin undang-undang, sehingga

berpedoman pada kede etik profesi

ada advokat menghalang-halangi

Advokat

atau merintangi penyidikan tindak

menegakkan

pidana korupsi, menjadi tanggung

membela dan mendapangi klien

jawabnya yang dilakukan dengan

dengan motif ekonomi semata.

iktikad baik di dalam maupun di
luar

sidang

peraturan
dan/atau

pengadilan

sesuai

perundang-undangan
Kode

Etik

Advokat.

2. Bagi

dan

mengutamakan

hukum

masyarakat

bersama-sama
membantu
dengan

dan

hendaknya

berperan
upaya

melaporkan

tidak

aktif

pemerintah
tindakan-

Advokat tidak dapat dituntut secara

tindakan yang merintangi proses

pidana

peradilan korupsi, yang diketahui

atau

perdata

selama

menjalankan tugas dan profesinya

bahwa

dengan iktikad baik tetapi tidak

mengganggu jalannya suatu proses

boleh

peradilan.

bertentangan

dengan

tindakan

tersebut

14

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku:
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor, 2008
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum, Norma Bagi Penegak Hukum, Penerbit
Kanisius, Yogyakarta, 1995
Frans Hendra Winarta, Advokat Indonesia, Cita, Idealisme, dan Keprihatinan, Sinar
Harapan, Jakarta, 1995
Ismu Gunadi Widodo, Tanggungjawab Advokat Dalam Penegakan Hukum, Kencana,
Jakarta, 2009
M. Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, Reality Publisher, Surabaya, 2009
Nadjib, Tinjauan Kriminologi terhadap Kejahatan Pengedaran Uang Palsu yang
Dilakukan oleh Anak, Makassar, 2013
Nikolas Simanjuntak, Acara Pidana Indonesia Dalam Sirkus Hukum, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2009
Rahmat Rosyadi, Advokat dalam Perspektif Islam dan Hukum Positif, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2002
Roeslan Saleh. Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1982
Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum: Suatu Tinjauan Sosiologis, Sinar
Baru, Jakarta, 1995
B. Undang-undang:
Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Lembaran Negara Nomor 127 Tahun 1958
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 135
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 26/PUU-XI/2013 Tanggal 25 Februari 2013
15

BIODATA

NAMA

: AMIRUDDIN

TEMPAT/TANGGAL LAHIR

: BALABONDA 05 OKTOBER 1989

ALAMAT

: JL DARUSSALAM PALU

NOMOR TELEPON

: 0853 4370 6442

EM@IL

: amranyuldirga@gmail.com

16