Hubungan Hemodialisis dan Skor Pruritus pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III V

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi analitik korelatif dengan rancangan potong
lintang (cross sectional study).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Rencana penelitian dimulai tanggal 01 Desember 2015 dan pelaksanaan
penelitian dimulai pada tanggal 01 Maret 2016 sampai 31 Agustus 2016, bertempat di
Unit Hemodialisis SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.3 Populasi penelitian
3.3.1 Populasi
3.3.1.1

Populasi target:
Pasien-pasien berusia 18 tahun atau lebih yang menjalani
hemodialisis.

3.3.1.2


Populasi terjangkau:
Pasien-pasien dengan usia 18 tahun atau lebih yang menjalani
hemodialisis di Unit Hemodialisis Staf Medik Fungsional (SMF)
Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan sejak
tanggal 1 Maret 2016 sampai 31 Agustus 2016.

Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Subyek Penelitian
Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1

Kriteria inklusi:
1. Pasien yang menjalani hemodialisis oleh karena penyakit ginjal kronik
2. Berusia > 18 tahun
3. Bersedia ikut serta dalam penelitian dan menandatangani informed
consent


3.4.2 Kriteria eksklusi:
1. Pasien hemodialisis yang menderita penyakit kulit lainnya yang
menimbulkan gatal seperti eksema atopi, psoriasis, skabies, dermatitis
kontak, insect bite, liken planus, dermatomikosis, pedikulosis,
folikulitis, urtikaria dan liken simpleks kronis.
2. Pasien hemodialisis yang menderita penyakit sistemik lainnya yang
dapat menimbulkan gatal seperti kolestasis, limfoma Hodgkin,
polisitemia vera, infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
hipertiroidisme.
3. Pasien hemodialisis yang dicurigai menderita penyakit neuropatik
seperti pruritus brakioradial, parestetika notalgia dan gatal pada pasca
herpetika.

Universitas Sumatera Utara

4. Pasien hemodialisis yang dicurigai menderita penyakit psikogenik
seperti

gangguan


obsesif

kompulsif,

delusi

parasitosis

dan

penyalahgunaan obat.
5. Pasien hemodialisis yang menggunakan obat-obat antihistamin selama
24 jam terakhir, contohnya cetirizine.
6. Pasien hemodialisis yang menggunakan obat-obat sistemik/topikal
yang bersifat anti pruritus, contohnya steroid; anestesi, contohnya
lidokain; atau zat-zat emolien, contohnya minyak zaitun, selama 1
minggu terakhir.
7. Pasien hemodialisis yang menggunakan obat-obat penenang atau anti
ansietas selama 1 minggu terakhir, contohnya antagonis opioid dan

sebagainya.

3.5 Besar Sampel
Besar sampel ditentukan dengan rumus:
(Z 1-α/2 + Z 1-β )
n = --------------------

2

+3

0,5 ln [(1+r)/(1-r)]

Z (1−α / 2 )

= deviat baku alpha. utk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96

Z (1− β )

= deviat baku betha. utk β = 0,10maka nilai baku normalnya 1,282


r

= nilai korelasi minimal antara durasi hemodialisis dengan skor
pruritus yang dianggap bermakna ditetapkan sebesar 0,5

Maka sampel minimal untuk penelitian ini adalah 38 pasien yang menjalani
hemodialisis.

Universitas Sumatera Utara

3.6 Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel dilakukan menggunakan consecutive sampling.

3.7 Identifikasi Variabel
3.7.1

Variabel bebas

: Lama menjalani hemodialisis


3.7.2

Variabel terikat : Skor pruritus

3.8 Definisi Operasional
3.8.1 Pruritus uremikum:
Pruritus atau rasa gatal yang dirasakan oleh pasien-pasien yang sedang
menjalani hemodialisis, yang diteliti dengan cara wawancara oleh peneliti
dengan skala ukur nominal.
3.8.2 Skor Pruritus:
Penilaian derajat keparahan pruritus dengan menggunakan metode
modifikasi Duo dan Mettang yang dilakukan oleh peneliti. Hasil
pengukuran berupa skor 0 sampai 48, dengan skala ukur interval.
3.8.3 Lama menjalani hemodialis:
Lama menjalani hemodialisis adalah waktu antara awal pasien menjalani
hemodialisis hingga saat penelitian dilakukan, yang diukur dengan cara
wawancara oleh peneliti dan dituliskan dalam status penelitian. Hasil
pengukuran ditentukan dalam satuan bulan, dengan skala ukur rasio.


Universitas Sumatera Utara

3.9 Alat dan Cara Kerja
3.9.1 Alat:
1. Status penelitian
2. Kuesioner panduan
3. Rekam medik pasien

3.9.2 Cara kerja:
3.9.2.1 Pencatatan data dasar:
Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di Unit Hemodialisis
SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.
Pencatatan data dasar meliputi identitas pasien (nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, alamat).
3.9.2.2 Anamnesis
Anamnesis dilakukan oleh peneliti di Unit Hemodialisis RSUP Haji
Adam Malik Medan, yang meliputi adanya rasa gatal atau tidak,
sifat-sifat gatal, lokasi gatalnya dan lamanya menderita pruritus
penyakit yang menyertai dan riwayat pengobatan. Pemeriksaan Fisik
dilakukan oleh peneliti meliputi status generalisata dan status

dermatologi. Penyakit penyerta ditentukan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik oleh peneliti dan dikonfirmasi dengan rekam
medik pasien. Jika dicurigai ada suatu penyakit tertentu maka pasien
akan dirujuk ke bagian dengan spesialisasi terkait untuk menegakkan
diagnosis.

Universitas Sumatera Utara

3.9.2.3 Penentuan skor pruritus
Penentuan skor pruritus dilakukan dengan wawancara lebih lanjut
oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dengan metode
modifikasi Duo dan Mettang. Skor adalah antara 0 (tidak ada
pruritus) sampai dengan maksimal 48.
3.9.2.4 Pencatatan dan pengolahan data hasil wawancara dan pemeriksaan

3.9.3 Uji validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
menggunakan metode modifikasi Duo dan Mettang, yang sebelumnya telah diuji
terlebih dahulu pada 20 pasien yang diambil dari populasi yang memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan subyek penelitian dengan nilai Alpha

Cronbach 0,873.

Universitas Sumatera Utara

3.10 Kerangka Operasional

Pasien
Hemodialisis

Kriteria
Inklusi

Kriteria
Eksklusi

Sampel

Skor
pruritus


Lama
menjalani
hemodialisis
Gambar 3.1 Kerangka Operasional

3.11 Pengolahan dan Analisis Data
3.11.1

Variabel-variabel penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan dideskripsikan.

3.11.2

Untuk melihat hubungan lama menjalani hemodialisis dengan skor
pruritus digunakan Uji Korelasi Spearman, dimana data tidak
terdistribusi dengan normal dengan Uji Shapiro-Wilk.

Universitas Sumatera Utara

3.12 Ethical Clearance

Penelitian ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari komite etik
kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan RSUP Haji Adam
Malik Medan dengan Nomor:189/KOMET/FK USU/2016.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan pengukuran skor pruritus dan lama
menjalani hemodialisis terhadap 40 orang subyek yang menjalani hemodialisis di
Unit Hemodialisis RSUP HAM dari tanggal 1 Maret sampai 31 Agustus 2016.

4.1

Karakteristik Subyek Penelitian
4.1.1 Distribusi berdasarkan proporsi pruritus
Tabel 4.1 Proporsi pruritus pada pasien hemodialisis
Kelompok pruritus/
tidak pruritus
Pruritus
Tidak pruritus
Total

n

%

30
10
40

75
25
100

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang
menjalani hemodialisis di RSUP Haji Adam Malik Medan mengalami
pruritus yaitu 75%. Prevalensi pruritus uremikum pada penelitian-penelitian
sebelumnya berkisar antara 41,9% hingga 67% pada pasien-pasien yang
menjalani hemodialisis.12,13 Satu penelitian yang dilakukan oleh Kavurmaci
di Turki pada tahun 2014 melaporkan 85,4% pasien hemodialisis mengalami
pruritus.40 Hasil penelitian ini berada diantara rentang penelitian-penelitian
sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Karakteristik berdasarkan usia
Tabel 4.2 Distribusi subyek penelitian berdasarkan usia
Kelompok Usia
21-30
31-40
41-50
51-60
> 60
Total

n
3
5
10
15
7
40

%
7,5
12,5
25,0
37,5
17,5
100

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien
hemodialisis yang turut serta dalam penelitian ini terdapat dalam rentang
usia 51-60 tahun (37,5%), diikuti rentang usia 41-50 tahun (25%). Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mirnezami dan Rahimi di Iran
pada tahun 2010, dari 100 pasien hemodialisis yang diikutsertakan dalam
penelitian didapatkan prevalensi tertinggi adalah pada usia 50 sampai 70
tahun.12 Penelitian yang dilakukan di RSUP H Adam Malik Medan pada
tahun 1999 oleh Simanungkalit melaporkan bahwa pasien hemodialisis
didapatkan paling banyak pada kelompok usia 40-49 tahun dan usia 50-59
tahun yaitu masing-masing 32%.15

4.1.3 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

n
28
12
40

%
70
30
100

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pasien hemodialisis berjenis kelamin
laki-laki (70%) lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (30%). Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Simanungkalit yaitu 69% lakilaki dan 31% perempuan.15 Beberapa penelitian lain juga melaporkan bahwa
prevalensi laki-laki lebih besar dari perempuan pada pasien-pasien
hemodialisis yang diikutsertakan, misalnya seperti penelitian yang dilakukan
oleh Duque et al serta Jamal dan Subramanian.21,41

4.1.4 Karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi subyek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan
SD/Sederajat
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
Total

n
6
2
22
10
40

%
15
5
55
25
100

Dari tabel 4.4 pasien hemodialisis pada penelitian ini terbanyak
memiliki tingkat pendidikan SLTA sebanyak 55%, diikuti oleh Perguruan
Tinggi sebanyak 25%.

Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Karakteristik berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.5 Distribusi subyek penelitian berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI/BUMN
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Tidak Bekerja
Total

n
3
2
19
1
15
40

%
7,5
5,0
47,5
2,5
37,5
100

Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa pasien hemodialisis pada
penelitian ini paling banyak bekerja sebagai wiraswasta (47,5%), diikuti
oleh pasien-pasien yang tidak bekerja (37,5%).

4.1.6 Karakteristik berdasarkan derajat keparahan pruritus
Tabel 4.6. Distribusi subyek penelitian berdasarkan derajat keparahan
pruritus
Derajat keparahan pruritus
Tidak pruritus
Ringan
Sedang
Berat
Total

n
10
10
12
8
40

%
25
25
30
20
100

Dari tabel 4.6 didapatkan pasien hemodialisis pada penelitian ini
terbanyak adalah pasien dengan pruritus derajat sedang (30%) diikuti oleh
derajat ringan (25%), derajat berat (20%) dan tidak pruritus (25%). Dari
75% pasien hemodialisis yang mengalami pruritus didapatkan yang
terbanyak adalah pruritus sedang (40%), diikuti oleh pruritus ringan (33,3%)

Universitas Sumatera Utara

dan pruritus berat (26,7%). Penelitian Mirnezami dan Rahimi melaporkan
hal yang berbeda bahwa dari 45% pasien yang mengalami pruritus yang
terbanyak adalah pruritus ringan (55,6%), diikuti oleh pruritus sedang
(33,3%) dan pruritus berat (11,1%).12

4.1.7 Karakteristik berdasarkan lama menjalani hemodialisis
Tabel 4.7 Distribusi subyek penelitian berdasarkan lama menjalani
hemodialisis
Lama menjalani hemodialisis
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
10-12 tahun
Total

n
29
7
2
2
40

%
72,5
17,5
5,0
5,0
100

Tabel 4.8 Distribusi subyek pruritus berdasarkan lama menjalani
hemodialisis
Lama menjalani hemodialisis
1-3 tahun
4-6 tahun
7-9 tahun
10-12 tahun
Total

n
21
5
2
2
30

%
70,0
16,6
6,7
6,7
100

Dari tabel 4.7 didapatkan lama menjalani hemodialisis pada pasien
hemodialisis pada penelitian ini terbanyak adalah 1-3 tahun (72,5%). Tabel
4.8 menunjukkan bahwa lama menjalani hemodialisis dari 30 pasien
hemodialisis yang mengalami pruritus terbanyak adalah 1-3 tahun (70%).
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 40 pasien hemodialisis, lama

Universitas Sumatera Utara

menjalani hemodialisis memiliki rentang 1 bulan sampai 125 bulan, dan
didapatkan rerata lama pasien menjalani hemodialisis adalah 28,1 bulan (SD
31,3). Menurut penelitian Dyachenko et al dari 70 pasien hemodialisis, lama
menjalani hemodialisis memiliki rentang 3 bulan sampai 156 bulan, dimana
rerata durasi hemodialisis adalah 36 bulan (SD 28,8).13

4.2

Karakteristik Skor Pruritus
4.2.1 Karakteristik berdasarkan usia
Tabel 4.9 Distribusi skor pruritus berdasarkan usia

Kelompok
Usia
21-30
31-40
41-50
51-60
> 60
Total

n
3
5
10
15
7
40

Skor Pruritus Subyek Penelitian
Mean
4,7
8,2
20,6
20,7
21,9
18,1

SD
8,1
8,6
13,5
14,3
15,9
14,1

Dari tabel 4.9 di atas rerata skor pruritus tertinggi didapatkan pada
kelompok usia > 60 tahun yaitu 21,9 (SD 15,9), diikuti oleh usia 51-60
tahun yaitu 20,7 (SD 14,3), usia 41-50 tahun yaitu 20,6 (SD 13,5). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Mirnezami dan Rahimi, pruritus lebih berat
didapatkan pada pasien-pasien yang berusia lebih dari 70 tahun.12 Walaupun
demikian, pada penelitian lain, Narita et al melaporkan tidak ditemukan
hubungan antara usia dengan derajat keparahan pruritus.9 Hubungan antara
derajat keparahan pruritus dengan usia kemungkinan disebabkan oleh karena

Universitas Sumatera Utara

pada pasien-pasien yang lebih tua dapat ditemukan keadaan kulit yang lebih
kering.12

4.2.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.10 Distribusi skor pruritus berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan

n
28
12

Skor Pruritus Subyek Penelitian
SD
Mean
13,8
19,1
14,9
15,7

Dari tabel 4.10 di atas rerata skor pruritus tertinggi pada kelompok
jenis kelamin laki-laki yaitu 19,1 (SD 13,8), sedangkan pada perempuan
adalah 15,7 (SD 14,9). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Narita et al dimana pruritus yang berat secara signifikan ditemukan lebih
tinggi pada pasien laki-laki.9
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Szepietowski dimana dilaporkan bahwa pruritus lebih banyak ditemukan
pada pasien wanita.42 Mirnezami dan Rahimi melaporkan bahwa ditemukan
derajat pruritus yang lebih berat ditemukan pada pasien wanita namun tidak
signifikan secara statistik, dimana hal ini sama dengan beberapa penelitian
lainnya.12,43

Universitas Sumatera Utara

4.3

Karakteristik Lama Menjalani Hemodialisis
4.3.1

Karakteristik berdasarkan usia

Tabel 4.11 Distribusi lama menjalani hemodialisis berdasarkan usia
Kelompok
Usia
21-30
31-40
41-50
51-60
> 60
Total

Lama Hemodialisis Subyek Penelitian
SD
N
Mean
17,1
3
30,0
5
17,8
14,9
10
48,2
40,6
15
22,5
32,6
7
17,7
14,3
40
28,1
31,3

Dari tabel 4.11 didapatkan bahwa rerata lama menjalani hemodialisis
tertinggi pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu 48,2 bulan (SD 0,6), diikuti
oleh kelompok usia 21-30 tahun yaitu 30 bulan (SD 17,1) dan kelompok
usia 51-60 tahun yaitu 22,5 bulan (SD 33,6).

4.3.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.12 Distribusi lama menjalani hemodialisis berdasarkan jenis
kelamin
Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempuan

Lama Hemodialisis Subyek Penelitian
SD
n
Mean
35,1
28
30,3
20,3
12
22,8

Dari tabel 4.12 rerata lama menjalani hemodialisis tertinggi pada
kelompok jenis kelamin laki-laki yaitu 30,3 bulan (SD 35,1), sedangkan
perempuan adalah 22,8 bulan (SD 20,3).

Universitas Sumatera Utara

4.4 Hubungan lama menjalani hemodialisis dan pruritus
Uji kenormalan yang dilakukan dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk
menunjukkan bahwa distribusi data tidak normal, sehingga untuk mendapatkan
nilai koefisien korelasi digunakan Uji Spearman.

Tabel 4.13 Hubungan lama menjalani hemodialisis dan skor pruritus
Variabel
Lama hemodialisis dengan skor pruritus
*koefisien korelasi Spearman

n
40

r
0,263*

p
0,102

Dari tabel 4.13 didapatkan bahwa koefisien korelasi lama menjalani
hemodialisis dan skor pruritus adalah 0,263 dengan nilai p 0,102. Dari data
statistik tersebut didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara lama
menjalani hemodialisis dengan skor pruritus.
Tabel 4.14 Hubungan lama menjalani hemodialisis dan pruritus
Variabel
Lama hemodialisis dengan skor pruritus
*koefisien korelasi Spearman

n
30

r
0,221*

p
0,241

Dari tabel 4.14 didapatkan bahwa koefisien korelasi lama menjalani
hemodialisis dan pruritus adalah 0,221 dengan nilai p 0,241. Dari data statistik
tersebut didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara lama menjalani
hemodialisis dengan skor pruritus pada pasien-pasien yang mengalami pruritus.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.15 Hubungan lama menjalani hemodialisis dan derajat keparahan pruritus
Variabel

N

Tidak pruritus
10
Pruritus ringan
10
Pruritus sedang
12
Pruritus berat
8
Total
40
Kruskal Wallis Test; df=3, p=0,181

Lama Hemodialsis
Mean Rank
16,9
16,4
25,9
22,1

Tabel 4.16 Hubungan lama menjalani hemodialisis dan derajat keparahan pruritus
pada pasien pruritus
Variabel

N

Pruritus ringan
10
Pruritus sedang
12
Pruritus berat
8
Total
30
Kruskal Wallis Test; df=2, p=0,166

Lama Hemodialisis
Mean Rank
11,5
18,6
15,8

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa hubungan dinilai dengan Uji Kruskal
Wallis oleh karena distribusi data yang tidak normal dengan Uji Shapiro-Wilk.
Nilai p=0,181menunjukkan tidak ada hubungan antara derajat keparahan pruritus
dengan lama hemodialisis. Dari tabel 4.16 didapatkan nilai p=0,166 dan
disimpulkan tidak ada hubungan antara derajat keparahan pruritus dengan lama
hemodialisis pada pasien hemodialisis yang mengalami pruritus.
Hemodialisis bermanfaat dalam proses pengeluaran zat yang tidak
diinginkan dengan cara difusi melalui membran semipermeabel.2 Namun dialisis
juga dilaporkan sebagai suatu pemicu penting dari pruritus. Hal ini kemungkinan

Universitas Sumatera Utara

besar disebabkan oleh deposit atau akumulasi yang lambat dari pruritogen alami
yang belum jelas diketahui.22
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Khan
dan Tareen yang melaporkan bahwa 80% pasien pruritus didapati pada pasien
yang sudah menjalani hemodialisis lebih dari tiga tahun.13 Narita et al juga
melaporkan bahwa kelompok pruritus yang berat memiliki proporsi yang secara
signifikan lebih tinggi pada pasien yang menjalani hemodialisis dalam waktu yang
lebih lama.1 Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya juga menyatakan
bahwa pasien-pasien dengan pruritus cenderung ditemukan pada yang menjalani
hemodialisis dalam periode waktu yang lebih lama.21,42,44,45
Sesuai dengan hasil penelitian ini, Dyachenko et al melaporkan bahwa
tidak ditemukan hubungan antara durasi hemodialisis dengan derajat keparahan
pruritus.13 Pisoni et al melaporkan bahwa tidak ditemukan hubungan yang
signifikan dari pruritus uremikum yang dialami pasien yang menjalani dialisis
kurang dari 3 bulan dengan yang kurang dari 1 tahun.8 Mirnezami dan Rahimi
melaporkan bahwa rerata skor pruritus tertinggi didapatkan pada pasien yang
menjalani hemodialisis 1-5 tahun yaitu 9,4+12,9 diikuti oleh durasi hemodialisis
5 tahun yaitu 6,6+12,5.12
Hubungan lama menjalani hemodialis dan skor pruritus tidak ditemukan
pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh kualitas membran hemodialisis yang
lebih baik belakangan ini. Membran dengan kualitas yang lebih baik mungkin
dapat mengurangi terjadinya akumulasi dari zat-zat pruritogen pada pasien,
namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Hasil yang berbeda dari beberapa

Universitas Sumatera Utara

penelitian ini juga dapat disebabkan oleh keterlibatan banyak faktor dalam
patogenesis pruritus uremikum sehingga sulit untuk menilai secara mutlak dan
menilai hubungan yang signifikan secara statistik.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis
dengan skor pruritus pada 40 pasien yang menjalani hemodialisis dengan
kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Tidak ditemukan hubungan antara lama hemodialisis dengan skor
pruritus pada pasien hemodialisis maupun pada pasien hemodialisis
yang mengalami pruritus di Unit Hemodialisis RSUP H. Adam Malik
Medan.

2.

Proporsi pasien yang mengalami pruritus adalah 75% dari seluruh
subyek penelitian.

3.

Lama menjalani hemodialisis pada pasien hemodialisis pada penelitian
ini terbanyak adalah 1-3 tahun. Rerata lama menjalani hemodialisis
tertinggi pada kelompok usia 41-50 tahun, diikuti oleh kelompok usia
21-30 tahun dan kelompok usia 51-60 tahun secara beruturut-turut.

4.

Derajat keparahan pruritus yang terbanyak adalah pruritus derajat
sedang, diikuti oleh derajat ringan, derajat berat dan tidak pruritus
secara berturut-turut. Rerata skor pruritus tertinggi didapatkan pada
kelompok usia > 60 tahun, diikuti oleh usia 51-60 tahun dan usia 41-50
tahun secara berturut-turut. Rerata skor pruritus tertinggi pada
kelompok jenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan.

Universitas Sumatera Utara

5.

Tidak ditemukan hubungan antara lama hemodialisis dengan derajat
keparahan pruritus pada pasien hemodialisis maupun pada pasien
hemodialisis yang mengalami pruritus di Unit Hemodialisis RSUP H.
Adam Malik Medan.

5.2

Saran
1.

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian lain yang bersifat
kohort untuk meminimalkan bias.

2.

Penelitian lain dapat meneliti tentang faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi

keadaan

pruritus

yang

berkaitan

dengan

lama

hemodialisis seperti kualitas membran hemodialisis yang digunakan.
3.

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan penelitian yang
bersifat multi-centre dengan subyek penelitian yang lebih banyak dan
lebih bervariasi.

Universitas Sumatera Utara