Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara Chapter III V

karena semakin rendah nilai C/N, semakin baik kandungan unsur hara N
disebabkan oleh kemampuan bakteri nitrogen pada serasah daun untuk melakukan
fiksasi nitrogen.
METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2016 - Januari 2017 di
Desa Percut, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.Penimbangan
serasah dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.Analisis unsur hara karbon (C), nitrogen
(N), dan fosfor (F) dilakukan di Laboratorium Riset & Teknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.Lokasi penelitian dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Desa Percut Kabupaten Deli Serdang
Bahan dan Alat

Universitas Sumatera Utara

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serasah S.caseolarisyang
diambil dari hutan mangrove Desa Percut Kabupaten Deli Serdang.

Alat yang digunakan berupa kantong serasah (litter bag) berukuran 40 x
30 cm yang terbuat darinilon, kantong plastik, jarum, benang, oven, timbangan
analitik, kamera digital, tali plastik, patok bambu, amplop sampel, cutter, Hand
Refractometer, alat tulis dan koran.
Prosedur Penelitian
Penentuan zona salinitas
Penentuan zona salinitas dilakukan dengan pengukuran tingkat salinitas
yang dilakukan dari arah darat menuju ke laut dengan menggunakan Hand
refractometer. Lokasi penelitian terdiri atas 2 zona yaitu, zona 1 dengan salinitas
0-10 ppt, zona 2 dengan salinitas 11-20 ppt.
Pengambilan Sampel Serasah Daun
Pengambilan serasah daun S.caseolarisdilakukan di hutan mangrove
Percut Sei Tuan yang berupa jenis S.caseolaris.Pengambilan serasah langsung
dilakukan dari lantai hutan.Kemudian serasah daun S.caseolarisdimasukkan ke
dalam kantong plastik/karung plastik dan dibawa ke laboratorium untuk
ditimbang.
Selanjutnya serasah daun S.caseolarisyang sudah dimasukkan kedalam
kantong serasah dengan berat 50 g untuk setiap kantong serasah.Kantong serasah
dipasang pada setiap zona salinitas yang telah ditentukan dengan jumlah total 42
kantong serasah.Di setiap zona salinitas diletakkan kantong serasah secara acak.

Semua kantong serasah tersebut akan diikatkan pada bambu agar tidak terbawa
arus pasang.

Universitas Sumatera Utara

Pengambilan kantong serasah akan dilakukan 15 hari sekali sebanyak 3
buah kantong serasah untuk setiap zona salinitas selama 90 hari. Kemudian
serasah daun S.caseolarisdari kantong serasah tersebut dikeluarkan dan ditiriskan
(dikeringanginkan), untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong kertas HVS
Folio.Kantong kertas yang berisi serasah daun S.caseolaristersebut dimasukkan
kedalam oven bersuhu 105˚C selama 2 x 24 jam.Setelah dioven serasah tersebut
ditimbang untuk mengetahui berat keringnya.Dekomposisi serasah daun
S.caseolarisdihitung dari penyusutan bobot serasah yang terdekomposisi dalam
satu satuan waktu.
Penempatan Serasah daun S.caseolarisdilapangan
Sebanyak 50 g serasah daun S.caseolarisdimasukkan kedalam kantong
serasah yang terbuat dari nilon.Kantong serasah dipasang pada dua titik salinitas
yang telah ditentukan, masing-masing sebanyak 18 kantong dan ditambah 6
kantong sebagai antisipasi terbawa ombak pada setiap titik salinitas. Total
keseluruhan kantong yang digunakan adalah 42kantong. Selama penelitian

kantong serasah diikat pada pancang yang ditancapkan ditanah dengan kedalaman
berkisar 40 cm. Penempatan kantong serasah dilakukan pada saat air laut sedang
surut. Penempatan kantong serasah dilapangan dapat dilihat pada Gambar 3.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Penempatan kantong serasah di lapangan
Analisis serasah daun S.caseolaris
Contoh serasah daun S.caseolarisdari setiap zona salinitas yang telah
diketahui berat keringnya sebanyak 5 g dibawa ke laboratorium untuk dianalisis
unsur hara karbon (C), nitrogen (N) dan fosfor (P).
Pengolahan Data
Laju dekomposisi serasah daun S.caseolaris
Pendugaan nilai laju dekomposisi serasah dilakukan menurut persamaan
berikut Olson, 1963 :
-kt

X /X =e
t


0

Penentuan lama masa serasah terdapat (resiedence time) di lantai hutan digunakan
rumus :
keterangan :

1/k
Xt = Berat serasah setelah periode pengamatan ke-t
X0 = Berat serasah awal
e = Bilangan logaritma natural (2,72)
t = Periode pengamatan
k = Laju dekomposisi Serasah

Analisis unsur hara karbon (C), nitrogen (N) dan fosfor (P)
a. Karbon (C)
Penentuan kadar

unsur hara Cdilakukan dengan metode Walkey dan

Black (Mukhlis, 2007). Ditimbang 0,1 gram daun kering oven, dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer 500 cc, ditambahkan 5 ml K2CrO7 1 N (menggunakan pipet)
digoncang dengan tangan. Ditambahkan 10 mL H2SO4 pekat, kemudian
digoncang 3 – 4 menit, selanjutnya diamkan 3o menit. Ditambahkan 100 ml air

Universitas Sumatera Utara

suling dan 5 ml H3PO4 85%, NaF 4% 2,5 ml, kemudian ditambahkan 5 tetes
Diphenylamine dan digoncang hingga larutan berwarna biru tua kehijauan kotor.
Dititrasikan dengan Fe (NH4)2 (SO4) 0,5 N dari buret hingga warna berubah
menjadi hijau terang. Dilakukan kerja ini lagi (tanpa daun) untuk mendapat
volume titrasi Fe (NH4)2(SO4) 0,5 N untuk blanko.


C-Organik (%) = 5 x ( 1 - ) X 0,003 X


keterangan :

1
0,07


X

100
���

T

= Volume titrasi Fe (NH4)2(SO4) 0,5 N dengan daun

S

= Volume titrasi Fe (NH4)2 0,5 N blanko (tanpa daun)

0,003 = 1 mL K2Cr2O7 N + H2SO4 mampu mengoksidasi 0,003 g C-organik
1/0,77 = Metode ini hanya 77% C-organik yang dapat dioksidasi
BCT

= Berat Contoh Tanaman


b. Nitrogen (N)
Penentuan kadar nitrogen daun dilakukan dari ekstraksi destruksi basah.
Ditempatkan 20 ml cairan destruksi pekat kedalam tabung destilasi dan tambahan
H2O 50 ml ditempatkan tabung destilasi di alat destilasi N, ditambahkan
NaOH40% ±15 ml (langsung pada alat). Ditampung hasil destilasi berupa
amoniak pada Erlenmeyer 250 cc yang berisi 25 mL H3BO3 4% dan ditetesi
indikator campuran. Titrasi berakhir bila H3BO3 telah berwarna hijau dan
volumenya telah mencapai 75 ml. Amonika hasil destilasi diukur dengan
menitrasi dengan HCL 1 N sampai warna berubah dari hijau kemerahan
(Muklis, 2007).
N daun(%) =

mLHCI ×NHCL
berat contoh ×1000

× 14 × 50 ×

20
50


× 100

= mL HCl x N HCl x 11,2
c. Fosfor (F)

Universitas Sumatera Utara

Diambil dengan pipet 5 ml cairan destruksi encer dari ekstraksi destruksi
basah atau cairan dari ekstraksi pengabuan kering tempatkan pada tabung
reaksi.Ditambahkan 10 ml reagen fosfot B biarkan ± 10 menit, kemudian diukur
transmittance (absorbence) pada spectronic dengan � 660 nm. Dilakukan pada

larutan standar 0-2-4-6-8 dan 10 ppm P, dengan cara mengambil masing-masing 5

ml dan ditambahkan 10 ml reagen fosfat B dan diukur pada spectronic
(Mukhlis, 2007).
Perhitungan :
P daun (%) = P larutan x

50

5

x

50
5

x 10-4

= P larutan x 0,02

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dekomposisi
Serasah daunS.caseolaris mengalami proses dekomposisi pada setiap
tingkat salinitas mulai hari ke-15 sampai hari ke-90 sehingga terjadi penurunan
bobot kering. Data diambil pada setiap 15 hari sehingga dilakukan 6 kali
pengambilan data pada setiap salinitas.Perubahan bobot kering serasah daun

S.caseolaris dari berbagaitingkat salinitas menunjukkan bahwa tingkat 0-10 ppt
lebih cepat mengalami dekomposisi dibandingkan dengan tingkat salinitas 11-20
ppt. Bobot kering serasah daun S.caseolaris dapat dilihat pada Lampiran 3.
Berdasarkan data hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa serasah daun
S.caseolaris mengalami proses dekomposisi dengan berkurangnya bobot kering
sersasah seiring berjalannya waktu pengamatan. Persentase bobot kering serasah
daun S.caseolaris yang telah mengalami proses dekomposisi dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Sisa daun S.caseolaris terbanyak terdapat pada salinitas 11-20 ppt yaitu
sebesar 18,23 g bobot kering dan sisa serasah daun S.caseolaris yang terkecil
terdapat pada salinitas 0-10 ppt sebesar 14,26 g. Bobot kering sisa serasah daun
S.caseolaris dapat dilihat pada Gambar 4.

Universitas Sumatera Utara

60

Bobot kering sisa serasah (gram)

50 50


50
40
30,33

30
20,85
20,91

20

21,19
14,55

20,61
19,38
16,43

20,94
18,12

Hari ke 45

Hari ke 75

18,23
14,26

10
0
Kontrol

Hari ke 15

Hari ke 30

Salinitas 0-10 ppt

Gambar

Hari ke 60

Hari ke 90

Salinitas 11-20 ppt

4.Bobot kering sisa serasah daun S.caseolarisrata-rata yang
telahmengalami proses dekomposisi selama 90 hari dengan berbagai
tingkat salinitas.

Nilai dekomposisi serasah daun S.caseolaris yang didapat selama 90 hari
pada setiap tingkat salinitas menunjukkan perbedaan, yaitu pada tingkat salinitas
0-10 ppt dengan bobot kering 0.309 dan tingkat salinitas 11-20 ppt dengan bobot
kering 0.249. Serasah daun S.caseolaris yang paling cepat mengalami
dekomposisi adalah serasah yang berada pada tingkat salinitas0-10 ppt.
Sebaliknya, dekomposisi serasah daun S.caseolaris yang paling lama berada pada
tingkat salinitas 11-20 ppt. Perhitungan dan nilai dekomposisi dapat dilihat pada
Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Dekomposisi tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu
dengan nilai 0,309 (Gambar 5).Dekomposisi serasah diketahui dari kecepatan
penyusutan bobot kering serasah yang telah mengalami perubahan dari hari ke 15

Universitas Sumatera Utara

hingga hari ke 90. Menurut Aprianis (2011) perubahan bobot serasah per satuan
waktu disebabkan terjadinya proses dekomposisi dimana mikroorganisme tanah
memanfaatkan karbon serasah sebagai bahan makanan dan membebaskannya
sebagai CO .

Daun serasah terdekomposisi (gram)

0,35
0,309
0,3
0,249
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
salinitas 0-10 ppt

salinitas 11-20 ppt

Gambar 5. Dekomposisi serasah daun S.caseolaris selama 90 hari pada berbagai
tingkat salinitas.

Kantong serasah yang diambil pada tingkat salinitas 0-10 ppt tersebut
ditemukan beberapa jenis organisme dengan jumlah lebih sedikit jika di
bandingkan dengan jumlah organisme yang berada pada tingkat salinitas 11-20
ppt. Pada tingkat salinitas 0-10 ppt, cacing berjumlah 209 dan kepiting berjumlah
5. Sedangkan pada tingkat salinitas 11-20 ppt, cacing berjumlah 129 dan kepiting
berjumlah 113.Jumlah cacing pada salinitas 0-10 ppt lebih banyak di bandingkan
pada tingkat salinitas 11-20 ppt. Banyak nya jumlah cacing dapat menjadi faktor
cepatnya dekomposisi serasah. Informasi didukung oleh Kuter (1986 di acuh oleh
Yunasfi, 2006) yang mengatakan bahwa keberadaan cacing pada serasah daun
menyebabkan pemecahan serasah daun tersebut lebih cepat berlangsung.

Universitas Sumatera Utara

Peletakkan serasah pada salinitas 0-10 ppt juga mendapat sinar matahari
secara langsung sehingga mempercepat dekomposisi itu terjadi.Informasi ini
sesuai dengan pernyataan Soenardjo (1999) bahwa faktor yang mempengaruhi
laju dekomposisi adalah faktor lingkungan perairan (suhu, salinitas, pH, kecepatan
arus, kecerahan, oksigen terlarut (DO) dan faktor lingkungan substrat atau fraksi
substrat dan mikroorganisme substrat.
Laju dekomposisi terbesar serasah daun S.caseolaris yang mengalami
proses dekomposisi adalah pada tingkat salinitas 0-10 ppt dengan nilai k sebesar
0,309 dan terkecil dapat pada tingkat salinitas 11-20 ppt sebesar 0,249. Data dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Laju dekomposisi serasah terdapat di lingkungan pada berbagai tingkat
salinitas.
No
Tingkat salinitas
K (tahun-1)
Lama masa serasah terdapat
(tahun)
1
0-10 ppt
0,309
3,23
2

11-20 ppt

0,249

4,01

K = Laju Dekomposisi
Sisa serasah daun S.caseolaris yang telah mengalami dekomposisi dari
pengamatan hari ke-15 sampai hari ke-90 mengalami penurunan bobot basah dan
bobot kering.Penurunan bobot basah dan kering dapat dilihat dari perubahan
bentuk yang menunjukkan cercahan daun S.caseolaris pada hari ke-90.Untuk
lebih jelasnya, perubahan bentuk serasah daun S.caseolaris yang mengalami
dekomposisi dapa dilihat pada Gambar 6.

Universitas Sumatera Utara

a

c

e

b

d

f

g

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.Sisa serasah daun S.caseolaris yang mengalami dekomposisi dari
hari ke-15 sampai hari ke-90. (a) Kontrol, (b) 15 hari, (c) 30
hari, (d) 45 hari, (e) 60 hari, (f) 75 hari dan (g) 90 hari pada
salinitas 0-10 ppt.
Makrobentos
Makrobentos adalah organisme yang hidup aktif di perairan yang
menhancurkan sisa-sisa daun dalam proses dekomposisi. Jenis makrobentos
terdapat yang terdapat pada serasah daun S.caseolaris yang mengalami
dekomposisi dapat dilihat pada Gambar 7.

a

b

Gambar 7.Makrobentos yang ditemukan di dalam kantong serasah daun
S.caseolaris adalah (a) Cacinglaut (Lumbricus terrestris), (b)
Kepiting (Uca pugnas).
Makrobentos merupakan salah satu faktor dekomposer yang akan
menguraikan serasah daun S.caseolaris menjadi karbohidrat dan protein.
Mikroorganisme dapat menguraikan bahan organik menjadi karbohidrat dan
protein. Serasah daun Sonneratia caseolaris dapat bermanfaat sebagai bahan
makanan pada cacing dan kepiting. Keanekaragaman makrobentos terdapat pada
berbagai salinitas.Data di lapangan menjelaskan bahwa mikroorganisme
terbanyak berada pada tingkat salinitas 11-20 ppt yang di dominan dengan
kepiting. Sedangkan tingkat salinitas 11-20 ppt lebih dominan cacing sehingga
dekomposisi lebih cepat terjadi pada tingkat salinitas 0-10 ppt. Banyaknya

Universitas Sumatera Utara

makrobentos yang terdapat pada serasah tiap hari ke 15 dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Kelimpahanmakrozoobentos lebih dipengaruhi oleh keadaansubstrat tanah
yaitu tekstur, pH tanah dan kandungankarbon yang merupakan dampak dari
bertambahnya umur tanaman (Onrizal dkk.,2009). Pada salinitas 0-10 ppt hari ke
90, unsur hara karbon lebih rendah jika di bandingkan dengan tingkat salinitas 1120 ppt. Rendahnya karbon akan menghasilkan organisme yang sedikit. Sesuai
dengan jumlah makrobentos yang lebih sedikit pada tingkat salinitas 0-10 ppt hari
ke 90 sebanyak 43 organisme.Dekomposisi serasah lebih cepat pada salinitas 0-10
ppt dikarenakan jumlah cacing yang lebih banyak. Keahlian cacing dalam
menguarai serasah mempercepat proses dekomposisi pada serasah daun
S.caseolaris.
Kandungan unsur hara Karbon (C), Nitrogen (N) dan Fospor (F)
Serasah daun S.caseolaris mengandung unsur hara karbon (C), nitrogen
(N) dan fosfor (F). Bukan hanya jenis daun S.caseolaris, pada jenis serasah
mangrove lainnya juga mengandung unsur hara karbon, nitrogen dan fosfor yang
tinggi dan terlarut dalam air sehingga menunjang proses pertumbuhan dengan
memberi nutrisi terhadap fitoplankton. Sesuai dengan pernyataan Arifin (2003)
bahwa unsur hara yang di kandung oleh daun-daun mangrove adalah karbon,
nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium.
Proses dekomposisi serasah daun S.caseolaris terjadi mulai hari ke-15
hingga hari ke-90. Pengamatan unsur hara dilakukan pada hari ke-30, hari ke-60
dan hari ke-90.Hari ke-90 merupakan hari terakhir dan perlu dibandingkan
perubahan unsur haranya dengan hari ke-30 dan hari ke-60.Berdasarkan hasil

Universitas Sumatera Utara

penelitian Laboratorium Riset dan Teknologi, nilai kandungan unsur hara karbon
lebih tinggi dibandingkan unsur hara nitrogen dan fospor.Persentase unsur hara
karbon, nitrogen dan fosfor pada setiap ulangan dapat dilihat pada lampiran
4.Kandungan unsur hara karbon (C) pada serasah daun S.caseolaris dapat dilihat
pada Gambar 8.
2,5

2

1,5

1

0,5

0
30 hari

60 hari
0-10 ppt

90 hari
11-20 ppt

Gambar 8.Kandungan unsur hara karbon (C) serasah daun S.caseolarispada tingkat
salinitas.
Pada Gambar 8, dapat diketahui bahwa nilai persen (%) unsur hara karbon
pada sersah daun S.caseolaris menunjukkan perbedaan sesuai dengan lamanya
pengamatan serasah di lingkungan. Rata-rata persen (%) kadar unsur hara karbon
serasah daun S.caseolaris pada tingkat salinitas 0-10 ppt dan 11-20 ppt adalah
15,75% dan 15,62%. Kadar karbon tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 0-10
ppt dan terendah pada tingkat salinitas 11-20 ppt. Persentase karbon tertinggi ratarata terdapat pada hari ke 30 yaitu sebesar 17,06% dan terendah terdapat pada hari
ke 60 yaitu sebesar 15,25% pada setiap tingkat salinitas.

Universitas Sumatera Utara

Kadar unsur hara karbon (C) pada hari ke 30 dan 60 pada tingkat salinitas
0-10 ppt dan 11-20 ppt mengalami penurun. Hal tersebut disebabkan banyaknya
organisme yang menggunakan karbon dari serasah daun S.caseolaris untuk diubah
dalam bentuk biomassa dan dimanfaatkan oleh organisme dalam bentuk
CO 2 .Menurut Effendi (2003) kadarkarbondioksida di perairan dapat mengalami
penurunan akibat proses fotosintesis dan evaporasi yang terjadi. Tingginya tingkat
CO bebas dalam air dihasilkan dari proses perombakan bahan organik dan
mikroba.
Unsur hara karbon (C) pada hari ke 90 tingkat salinitas 0-10 ppt dan 11-20
ppt mengalami kenaikan. Hal tersebut disebabkan karena pada pengamatan
tersebut intensitas hujan tinggi yang diduga sebagai penyebab dari tingginya unsur
hara carbon.Hal ini sesuai dengan pendapat Effendi (2003) yang menyatakan
bahwa hujan merupakan salah satu sumber penambahan karbon di perairan karena
hujan tersebut

mengandung karbondioksida yang terdapat di atmosfer.

Berbeda dengan kadar unsur hara karbon yang mengalami penurunan dari
tingkat salinitas 0-10 ppt ke tingkat salinitas 11-20 ppt, unsur hara nitrogen
mengalami kenaikan. Diketahui bahwa nilai persen (%) unsur hara nitrogen pada
serasah daun S.caseolaris menunjukkan perbedaan sesuai dengan lamanya
pengamatan serasah di lingkungan. Rata-rata persen (%) kadar unsur hara nitrogen
serasah daun S.caseolaris pada tingkat salinitas 0-10 ppt dan 11-20 ppt adalah
1,72% dan 1,86%. Kadar nitrogen tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 11-20
ppt dan terendah pada tingkat salinitas 0-10 ppt. Persentase nitrogen tertinggi ratarata terdapat pada hari ke 30 yaitu sebesar 1,86% dan terendah terdapat pada hari
ke 60 dan hari ke 90 yaitu sebesar 1,49% pada setiap tingkat salinitas. Kandungan

Universitas Sumatera Utara

unsur hara nitrogen pada serasah daun S.caseolaris berbagai tingkat salinitas dapat
dilihat pada Gambar 9.
Nitrogen merupakan unsur yang penting dalam penyusunan asam amino,
asam nukleat, dan protein yang berperan besar dalam metabolisme tanaman
(Thaher, 2013). bertambahnya waktu, kadar nitrogen organik berkurang karena di
konversi menjadi amonia (Effendi, 2003). Hasill pengamatan unsur hara Nitrogen
dari pengamatan selama 90 hari pada berbagai salinitas mengalami penurunan
pada tingkat salinitas 0-10 ppt hari ke 30, hari ke 60 dan hari ke 90. Hal ini dapat
disebabkan pelepasan unsur hara hara nitrogen dari serasah dalam bentuk amonia.
Menurut Riski (2016) nitrogen harus mengalami fiksasi dahulu menjadi NH 3 ,
NH 4 dan NO 3 , sebagian nitrogen terlibat dalam proses biologi yang berasal dari
atmosfer dalam kesetimbangan nitrogen yang dilepaskan oleh organisme unsur
hara N dimanfaatkan oleh organisme dalam bentuk NO-3.
Pada pengamatan hari ke 90 pada tingkat salinitas 11-20 ppt mengalami
peningkatan unsur hara nitrogen.Tingginya kandungan unsur hara nitrogen diduga
disebabkan oleh adanya perandari aktivitas bakteri. Menurut Steinke dkk (1983)
tingginya kandungan unsur hara nitrogen disebabkan oleh kemampuan bakteri
nitrogen pada serasah daun mangrove untuk melakukan fiksasi nitrogen.Faktor
lain yang diduga penyebab meningkatnya nitrogen adalah karenamakrobentos
yang ada di dalam kantong serasah mengalami penguraian (mati) sehingga
banyaknya organisme yang terdapat pada salinitas 11-20 ppt lebih sedikit dan
diduga

juga

menjadi

penyebab

naiknya

jumlah

kandungan

nitrogen

dimanamakrobentos memanfaatkan nitrogen di perairan dalam jumlah yang besar.

Universitas Sumatera Utara

2,5

2

1,5
0-10 ppt
11-20 ppt

1

0,5

0
30 hari

60 hari

90 hari

Gambar 9.Kandungan unsur hara nitrogen pada serasah daun S.caseolaris
berbagai tingkat salinitas.
Hasil analisis fosfor, diketahui bahwa nilai persen (%) unsur hara fosfor
pada sersah daun S.caseolaris menunjukkan perbedaan sesuai dengan lamanya
pengamatan serasah di lingkungan. Rata-rata persen (%) kadar unsur hara fosfor
serasah daun S.caseolaris pada tingkat salinitas 0-10 ppt dan 11-20 ppt adalah
4,21% dan 3,38%. Kadar fosfor tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 0-10 ppt
dan terendah pada tingkat salinitas 11-20 ppt. Persentase karbon tertinggi rata-rata
terdapat pada hari ke 60 yaitu sebesar 3,90% dan terendah terdapat pada hari ke
90 yaitu sebesar 3,58% pada setiap tingkat salinitas. Kandungan unsur hara fosfor
pada serasah daun S.caseolaris berbagai tingkat salinitas dapat dilihat pada
Gambar 10.
Kandungan unsur hara fosfor mengalami penurunan pada tingkat salinitas
0-10 ppt mulai hari ke 30 hingga hari ke 90. Penurunan kadar unsur hara fosfor
terjadi karena dibutuhkan unsur hara fosfor oleh organisme sebagai sumber
makanan dan penggunaan fosfor oleh bakteri yang digunakan untuk pertumbuhan.

Universitas Sumatera Utara

Kadar fosfor di perairan secara alami lebih sedikit bila dibandingkan
dengan nitrogen yang berada di perairan.Akan tetapi fosfor pada salinitas 11-20
ppt mengalami peningkatan dari hari 30 hingga hari ke 90.Unsur hara fosfor
meningkat dengan peningkatan salinitas.Kadar fosfat yang tinggi diduga berasal
dari penguraian senyawa-senyawaorganik(hewan, tumbuhan dan sebagainya)
disertai dengan pertumbuhan lumutyang berada di perairan. Menurut Effendi
(2003) bahwa keberadaan fosfor yangberlebihan dapat diakibatkan oleh
pertumbuhan alga di perairan.
12
10
8
0-10 ppt

6

11-20 ppt
4
2
0
30 hari

60 hari

90 hari

Gambar 10.Kandungan unsur hara fosfor pada serasah daun S.caseolaris berbagai
tingkat salinitas.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam laju dekomposisi serasah
daun S.caseolarismenunjukkan bahwa rata-rata C/N yang tertiggi adalah pada
tingkat salinitas 1-10 ppt dan pada hari pengamatan ke 90 yaitu sebesar 10,35.
Sedangkan rata-rata C/Nyang terendah adalah pada tingkat salinitas 11-20 ppt dan
pada hari ke 30 yaitu sebesar 7,01. Menurut Hairiah dan Rahayu (2007) bahwa
C/N merupakan salah satu indikator untuk melihat laju dekomposisi bahan

Universitas Sumatera Utara

organik, dimana semakin tinggi C/N maka akan semakin lama bahan organik itu
terdekomposisi.
Lama

dekomposisi

serasah

daun

berhubungan

dengan

tingkat

kandunganfenol dan tinggi nisbah C/N yang cendrung membuat serasah tidak
disukai dantidak dapat dimanfaatkan sebagai makanan hewan tanah. Rasio C/N
yang tinggimenujukkan tingkat kesulitan substrat terdekomposisi. Menurut Dix
dan Webster (1995) dalam Yunasfi (2006), C/N merupakan salah satu indikator
untuk melihat laju dekomposisi bahan organik, dimana semakin tinggi C/N maka
akan semakin lama bahan organik itu terdekomposisi

karena berpengaruh

terhadap jumlah organisme yang memanfaatkan sebagai sumber makanannya.
Nilai rasio C/N dapat dilihat pada Gambar 11.
kontrol

14,13

0-10 ppt

14,13

11-20 ppt

14,13
10,35

8,7
8,51

10,04

8,64

7,01

30 hari

60 hari

90 hari

Gambar 11.Kandungan unsur hara C/N serasah daun S.caseolaris pada berbagai
tingkat salinitas.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Nilai dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu 0,309, pada tingkat
salinitas 11-20 ppt yaitu 0,249. Dekomposisi tertinggi adalah pada tingkat
salinitas 0-10 ppt yaitu 0,301.
2. Kadar rata-rata unsur hara karbon tertinggi terdapat pada tingkat salinitas 0-10
ppt yaitu 15,75%. Unsur hara nitrogen tertinggi pada tingkat salinitas 11-20 ppt
yaitu 1,86%. Unsur hara fasfor tertinggi pada tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu
4,21%.
Saran
Perlu dilakukan uji lanjutan mengenai pengamatan kriteria hidup
dekomposer yang lebih spesifik dan mikroorganisme seperti bakteri yang berperan
dalam proses dekomposisi serasah daun Sonneratia caseolaris.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Dekomposisi Serasah daun Rhizophora apiculata Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kawasan Hutan Mangrove di Desa Bagan Percut Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Chapter III V

0 0 24

Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara

0 0 11

Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara

0 1 2

Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara

0 0 3

Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara

0 0 8

Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara

0 3 3

Dekomposisi Serasah Daun Sonneratiacaseolarispada Berbagai Tingkat Salinitas Dikawasan Hutan Mangrove Desa Percut, Kabupaten Deli Serdangprovinsi Sumatera Utara

0 0 9