Pelaksanaan Program Kesetan dan Kesehatan Kerja di Bagian Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Gunung Bayu Tahun 2017 Chapter III VI

33

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan
secara objektif dan sistematis dengan menelaah dokumen-dokumen yang
berisikan pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu Tahun 2017.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV
Gunung Bayu, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2017. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan karena

belum pernah dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan program keselamatan
dan kesehatan kerja di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2017 sampai dengan Mei
2017.
3.3

Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah program-program Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di Bagian Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Gunung Bayu Tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara

34

3.4

Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Jenis Data
a. Data Primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi secara langsung
dengan objek penelitian yaitu tentang pelaksanaan program keselamatan
dan kesehatan kerja di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung
Bayu dan wawancara dengan pihak manajemen K3 yaitu Masinis Kepala,
Seketaris P2K3, dan Mantri..
b. Data Sekunder dalam penelitian ini diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan programprogram Keselamatan dan Kesehatan Kerja di bagian pengolahan kelapa
sawit PTPN IV Gunung Bayu, karya tulis ilmiah, buku atau referensi yang
diperoleh dari perpustakaan, yang berhubungan dengan topik penelitian.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi lapangan, yaitu dilakukan dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap objek penelitian yaitu pelaksanaan program K3 di
perusahaan.
b. Wawancara yang dilakukan terhadap pihak manajemen.
c. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari
dokumen dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan
masalah K3.

Universitas Sumatera Utara


35

3.5

Definisi Istilah
1. Program Keselamatan Kerja adalah program pencegahan kecelakaan kerja
yang meliputi kegiatan inspeksi dan investigasi, simulasi keadaan darurat
(kebakaran, huru-hara, dan gempa bumi), menajemen risiko, safety talk,
pemeriksaan lingkungan kerja, pelatihan pekerja, dan alat pelindung diri
(APD) pada pengolahan kelapa sawit.
2. Program Kesehatan Kerja adalah program pencegahan penyakit akibat
hubungan kerja berupa pemeriksaan kesehatan.
3. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah gabungan dari program
keselamatan kerja dan kesehatan kerja bagian pengolahan kelapa sawit
PTPN IV Gunung Bayu.

3.6

Metode Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan secara deskriptif yaitu teknik yang

dipakai untuk menganalisa data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data-data yang sudah diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian selanjutnya dianalisa
sesuai dengan pedoman-pedoman tentang pelaksanaan program K3, kemudian
data dapat disajikan kedalam bentuk naratif.

Universitas Sumatera Utara

36

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Geografis PTPN IV Gunung Bayu
PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Gunung Bayu terletak di

Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara yang
berada sekitar 48 meter di atas permukaan laut.
Perkiraan Jarak yaitu :
Kota Medan ke Gunung Bayu

= 150 KM

Kota Pematang Siantar ke Gunung Bayu

= 49 KM

Kantor GUU I,II,III,IV,V, Bah Jambi ke Gunung Bayu

= 36 KM

Topografi keadaan tanah secara umum datar, sedikit bergelombang dan
berbukit. Jenis tanah Padsolik Coklat Kuning (PCK) dan Padsolik Coklat (PC).
4.1.2 Luas Areal PTPN IV Gunung Bayu
Kebun Gunung Bayu memiliki luas HGU No. 21/HGU/BPN/2003 tanggal
04 Maret 2003 (8470,83 Ha) terdiri daari IX Afdeling. Tanaman Kelapa Sawit,

Pabrik, Kolam Limbah dan lain-lain.
PKS Gunung Bayu berdiri pada Tahun 1989 dengan Sertifikat sebagai berikut:
Kapasitas Olah

: 30 Ton TBS/JAM

Bahan Baku

: Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit

Hasil Produksi

: Crude Palm Oil (CPO) dan Inti (Kernel)

Universitas Sumatera Utara

37

4.1.3 Sejarah Singkat PTPN IV Gunung Bayu


Gambar 4.1 Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV Gunung Bayu
Kebun Gunung Bayu adalah salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan
Nusantara IV yang berkantor pusat di Jalan Letjen Suprapto No. 2 Medan,
Provinsi Sumatera Utara, bergerak dibidang Usaha Perkebunan Kelapa Sawit
(Elaesis Guinensis Jacq). Awal keberadaan Kebun Gunung Bayu adalah milik
Swasta Asing dengan nama NV. RCMA (Rubber Cultuur Maatschappij
Amsterdam) dari Negeri Belanda dengan usaha budi daya karet dan kelapa sawit,
yang dibuka pada Tahun 1917 oleh VAN LEUWEN BOOMKAMP. Pada tanggal
10 Februari 1924 dibangun Pabrik Kelapa Sawit Gunung Bayu yang bertujuan
untuk mengolah buah kelapa sawit dan tahun 1947/1948 Areal Kebun Gunung
Bayu yang ditanami karet diganti dengan tanaman kelapa sawit, dengan demikian
sejak tahun 1949 keseluruhan Areal Kebun Gunung Bayu telah ditanami satu jenis
tanaman yaitu kelapa sawit.

Universitas Sumatera Utara

38

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1958 dan UndangUndang No. 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi dan Perubahan yang diatur pada
Peraturan Pemerintah No. 19 dalam lembaran Negara No. 31 Tahun 1959, NV.

RCMA diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan pada Tahun 1960
beralih status menjadi PPN baru Cabang Sumut, Tahun 1961 berubah menjadi
PPN SUMUT VI, Tahun 1963 menjadi PPN Aneka Tanaman IV, Tahun 1968
menjadi PNP-VII dan pada Tahun 1975 dilikwidasi menjadi PTP-VII.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1996 pada tanggal 11
Maret 1996 PTP-VII dialihkan menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV yang
merupakan penggabungan dari PTP-VI, PTP-VII, dan PTP-VIII. Pada mulanya
Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit Gunung Bayu merupakan satu bagian Unit Kerja,
namun berdasarkan SK Direksi PTP-VII No. 07.01/Kpts/ORG/04/V/1993 tanggal
11 Mei 1993 pada Kebun Gunung Bayu diadakan pemekaran secara administratif
efektif dimulai tanggal 21 Juni 1993. Kemudian SK Direksi PTPN IV No.
04.13/Kpts/53/VIII/2001 tanggal 31 Agustus 2001 pada Kebun Gunung Bayu
diadakan penggabungan kembali antara Kebun Gunung Bayu dan PKS Gunung
Bayu menjadi satu, pelaksanaan penggabungan secara administrative efektif
dimulai tanggal 01 Oktober 2001.
4.1.4 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Gunung Bayu

menjadi


Perusahaan agribisnis perkebunan yang handal dan mampu bersaing baik
di sektor hulu dan hilir di tingkat Regional dan Nasional.

Universitas Sumatera Utara

39

b. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Gunung Bayu.
1) Menjalankan usaha agribisnis perkebunan di bidang Perkebunan
Kelapa Sawit (Komoditi Utama), menghasilkan minyak sawit, serta
produk turunannya yang berkualitas tinggi untuk memberikan
kepuasan bagi pelanggan.
2) Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung
oleh sistem, cara kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan
inovasi untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi.
3) Menghasilkan
pertumbuhan,

laba


yang

berkesinambungan

perkembangan

dan

kesehatan

untuk

menjamin

perusahaan

serta

memberikan manfaat dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang
Usaha, Karyawan dan Stakeholder lainnya.

4) Mengelola usaha secara profesioanl untuk meningkatkan nilai
perusahaan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan
senantiasa berpedoman pada tata kelola perusahaan secara sehat.
5) Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam
membangun kemitraan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Universitas Sumatera Utara

40

4.2

Struktur Organisasi

4.2.1 Struktur Organisasi PTPN IV Gunung Bayu
Struktur organisasi dan manajemen yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dimana struktur organisasi tersebut
harus berkembang, hidup dan bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan. Berdasarkan pembagian tugas dan tanggung
jawab maka struktur organisasi pada PT. Perusahaan Nusantara IV Unit Gunung Bayu dapat dilihat pada gambar struktur organisasi.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PTPN IV Gunung Bayu

Universitas Sumatera Utara

41

Salah satu sarana agar organisasi dapat berjalan dengan baik, sehat dan
efisiensi haruslah melaksanakan azas-azas organisasi yaitu seperti pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Adapun tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat di PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Gunung Bayu adalah sebagai berikut:
1.

Manager Unit
a.

Bertanggung jawab kepada direksi dan manajer GUU atas efektivitas dan
efisiensi tugas Unit Usaha.

b.

Bertanggung jawab merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
unit usaha untuk mencapai kinerja (hasil usaha) ssecara efektif dan
efisien.

c.
2.

Bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya di Unit Usaha.

Kepala Dinas Tanaman
a.

Bertanggung jawab langsung kepada manajer unit atas efektifitas dan
efisiensi tugas dinas tanaman.

b.

Bertanggung jawab untuk mengkoordinir, membina, serta mengendalikan
pengelolaan kegiatan operasional dan anggaran serta pengawasan dinas
tanaman untuk mencapai kinerja masing-masing afdeling dalam kesatuan
Unit Usaha secara efektif dan efisien.

c.

Bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya dinas tanaman di
Unit Usaha.

d.

Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di dinas
tanaman Unit Usaha.

Universitas Sumatera Utara

42

3.

Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
a.

Bertanggung jawab langsung kepada manajer Unit atas efektifitas dan
efisiensi tugas dinas teknik dan pengolahan.

b.

Bertanggung jawab untuk mengkoordinir, membina, serta mengendalikan
pengelolaan kegiatan operasional dan anggaran serta pengawasan dinas
teknik dan pengolahan secara efektif dan efisien.

c.

Bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya dinas teknik dan
pengolahan di Unit Usaha.

d.

Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di dinas
teknik dan pengolahan.

4.

Kepala Dinas Tata Usaha
a.

Bertanggung jawab langsung kepada manajer Unit atas efektifitas dan
efisiensi tugas dinas tata usaha.

b.

Bertanggung jawab untuk mengkoordinir, membina, serta mengendalikan
pengelolaan kegiatan operasional dan anggaran serta pengawasan dinas
tata usaha secara efektif dan efisien.

c.

Bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya dinas tata usaha di
Unit Usaha.

d.

Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di dinas tata
usaha.

5.

Asisten SDM dan Umum
a.

Bertanggung jawab langsung kepada manajer Unit atas efektifitas dan
efisiensi tugas SDM dan Umum.

Universitas Sumatera Utara

43

b.

Bertanggung jawab untuk mengendalikan perencanaan, pengelolaan
kegiatan operasional dan anggaran serta pengawasan di bidang SDM dan
umum untuk mencapai kinerja dalam kesatuan unit usaha secara efektif
dan efisien.

c.

Bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya di SDM dan
Umum

6.

d.

Bertanggung jawab atas pembinaan SDM di Unit.

e.

Terpeliharanya kualitas pelayanan kepada pelanggan/klien di Unit.

Perwira Pengaman (Pa-pam)
a.

Mengkoordinir segala kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban
pabrik dan perkebunan.

b.

Menjaga keamanan informasi dan invertaris perusahaan.

c.

Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan
perkebunan.

d.
7.

Bertanggung Jawab kepada Manager Unit.

Asisten Transport
Mengkoordinir kegiatan di bidang tugas pengangkutan yang meliputi

kendaraan truck terutama untuk pengangkutan produksi TBS. Kelapa Sawit dari
Afdeling Tanaman ke Tempat Pengolahan secara tepat waktu .
8.

Tugas Asisten
a.

Mengkoordinir pelaksanaan tugas mandor dan bawahannya masingmasing.

Universitas Sumatera Utara

44

b.

Mengawasi kelancaran tugas-tugas pembaruan sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing yang terdiri dari :
1) Assisten Afdeling Tanaman
2) Asisten SDM
3) Asisten Hama
4) Asisten Teknik Pabrik
5) Asisten Teknik Bangunan
6) Asisten Pengolahan

Universitas Sumatera Utara

45

4.2.2 Struktur Organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) PTPN IV Gunung Bayu
KETUA
MANAGER UNIT

SEKETARIS
AHLI K3 Unit Kebun

KETUA-I

KETUA-II

KETUA-III

KETUA-IV

KDTU

KDTP

KD TAN

KD TAN

DOKUMEN

FIRE CHIEF

TIM

TIM INSPEKSI

MANAJEMEN

DAN

RISIKO

INVESTIGASI

KONTROL

TIM

TIM

INTERNAL

PEMADAM

TIM

TIM

AUDIT

KEBAKARAN

PENYELAMAT

EVAKUASI /

(RESQUE)

KESEHATAN /
MEDIS

TIM LOGISTIK
DAN
KONSUMSI

ANGGOTA

Gambar 4.3 Struktur Organisasi P2K3 PTPN IV Gunung Bayu

Universitas Sumatera Utara

46

4.3

Proses Pengolahan TBS PTPN IV Gunung Bayu
Bahan baku pengolahan kelapa sawit adalah tandan buah segar (TBS)

dengan hasil produksi yaitu CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil).
Bahan baku dihasilkan dari perkebunan PTPN IV Kebun Gunung Bayu, dari
kebun seinduk, dan pihak ketiga (kebun masyarakat) yang berada disekitar
perkebunan PTPN IV Gunung Bayu. Kapasitas yang dihasilkan setiap harinya
bisa mencapai 500 ton perharinya.
Proses pengolahan TBS yaitu :
1. Penerimaan Buah
a. Penimbangan TBS
Proses yang dilakukan berupa Penimbangan TBS. TBS yang datang
dari kebun sendiri, dari kebun seinduk, dan dari pihak ketiga. Setelah
tarra dan brutonya, kemudian melakukan pengecekan truck,
pengecekan truck yang dimaksud yaitu isi truck 100% TBS dan
pengecekan surat izin masuk apabila TBS berasal dari pihak ke III.
Pada proses ini buah dipilih dengan kualitas terbaik sesuai spesifik
dari PTPN IV Gunung Bayu.
b. Sortasi
Sortasi TBS adalah memilih TBS seleksi buah sesuai fraksi dan
kriteria matang panen.

Universitas Sumatera Utara

47

Tabel 4.1 Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Yang Diterima di PTPN IV
PKS Unit Usaha Kebun Gunung Bayu
TBS KEBUN/SEINDUK
(SESUAI
SE.DIRUTNO.04.04/SE/05/IV/2009)
1. fraksi 00
= nihil
2. fraksi 0
= nihil
3. tandan kosong
= nihil
4. brondolan
= >7%
5. TBS kecil < 3kg
= nihil

TBS PIHAK KE III
1. fraksi mentah = nihil
2. tandan kosong = nihil
3. TBS kecil > 8Kg =
nihil
4. Brondolan Busuk =
nihil
5. TBS jenis Dura

2. Perebusan
Pada proses ini TBS di rebus selama 105 menit di dalam lori, dengan
kapasitas 1 lori 2,5 ton dalam sekali perebusan buah kelapa sawit.
Peralatan yang digunakan untuk merebus TBS seperti stelizier, nanometer,
termometer dan jam stopwatch dengan masa rebus 130 -135’C dengan
tekanan 2.8-3 kg/cm.
3. Penebahan
Pada proses ini buah yang sudah direbus di banting untuk memisahkan
antara tandan dan buah kelapa sawit. TBS dibanting dalam drum Thresher.
Buah terpisah dari tandan. Buah lekat di tangkos 2.3 – 2.5 thd.
4. Kempa
Pada proses ini buah kelapa sawit ini dilakukan pelumatan buah dan
pengepresan, di peras, dan di pisahkan antara biji (kernel) dengan serat
kelapa sawit, yang di peras adalah serat kelapa sawit. Teknik pressing 40 –
60 BAR dengan temperatur Digaster 90 − 95℃ dengan tekanan uap
3kg/

kemudian dengan temperatur supply Air 90 − 95℃. Dalam

Universitas Sumatera Utara

48

proses kempa akan di hasilkan kernel dengan inti pecah < 8% dengan
minyak yang dihasilkan 43% dan kernel 13% dalam proses kempa juga
dihasilkan serat fibre, serat fibre yang dihasilkan max 14%thdp dan supply
air 20% thdp TBS.
5. Pemurnian Minyak
Proses ini dalah proses pemisahan minyak dari Sludge. Proses merupakan
proses pemisahan minyak dari air dan kotoran. Dengan suhu kerja stasiun
90 − 95℃. ALB CPO yang telah di murnikan 2.5 – 3 %. Peralatan yang
digunakan berupa manometer, termometer dan peralatan Laboratorium.

6. Pengolahan Biji
Pada aktivitas pengolahan kernel, dimana kernel dihasilkan dari biji
brondolan yang telah di olah dan dipisahkan dari sampah dan tandan dan
kemudian terpisah dari inti dan cangkang.. Pemecahan biji di lakukan di
Ripple Mill. Dari proses presan biji di olah ke dalam fiber, kemudian
dilakukan proses pemisahan biji dengan fiber dalam drum. Nut kemudian
di tampung di Ripple Mill untuk memecahkan dan memisahkan antara
kernel dengan dengan cangkang.
Kadar air inti 16 – 19 %, kadar kotoran inti max 8% , Kadar air inti maks
7% dan ALB inti maks 2%. Proses pengolahan biji tersebut melaluli boiler
kemudian kernel biji terpisah dari cangkang masuk ke kompoyer, setelah
dari mitore kompoyer di angkut dengan timba – timba masuk ke pemisah
LTDS1 dan 2 dalam mesin ini sampah terpisah dari kernel dan kernel
masuk ke silo KD dengan suhu panas 3kg. Kemudian masuk ke tangki

Universitas Sumatera Utara

49

Bunker untuk di turunkan dan di angkut ke PT yang menrima seperti
PTPN IV Kebun Pabatu.
7. Penyimpanan CPO
Setelah dilakukan pemurnian minyak yang telah selesai di olah di
masukkan ke dalam tangki timbun. Suhu penyimpanan berkisar 40 −
45 C

8. Penyimpanan Kernel (Inti)
Penyimpanan kernel di simpan dalam Bunker sebelum di angkut ke PT
yang mengolah kernel tersebut.
9. Transfer CPO
Setelah dilakukan pengolahan terhadap TBS dan menghasilkan CPO yang
sudah di olah dan dimasukkan ke tangki yang akan dikirim.
10. Transfer Inti
Pengisian inti dari bunker ke truck. Dengan keadaan truck kosong dan
bersih, dengan kadar air inti maks 8,5%, kadar kotoran inti maks 6 % ALB
inti maks 2%.
11. Pengiriman CPO dan Kernel
Kriteria CPO yang layak untuk di kirim setelah di lakukan analisis di
Laboratorium yaitu sebanyak 2,3 ALB. Dan kriteria kernel yang layak
untuk dikirim yaitu ALB maks 2%. Dan telah dilakukan pengecekan Locis
truck dan Pengecekan SPB.

Universitas Sumatera Utara

50

4.4

Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di Bagian Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV
Gunung Bayu

4.4.1 Pelaksanaan Program Keselamatan Kerja di Bagian Pengolahan
Kelapa Sawit PTPN IV Gunung Bayu
Berdasarkan observasi lapangan, wawancara dengan pihak manajemen
yaitu Masinis Kepala dan Seketaris P2K3 juga berdasarkan data-data perusahaan,
PTPN IV Gunung Bayu telah melaksanakan program keselamatan kerja yang
dalam pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik. Program keselamatan kerja di
bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu tahun 2017 meliputi
inspeksi dan investigasi, simulasi keadaan darurat (kebakaran, huru-hara, dan
gempa bumi), manajemen risiko, safety talk, pemeriksaan lingkungan kerja,
pelatihan pekerja, dan alat pelindung diri.
1.

Inspeksi dan Investigasi
Berdasarkan hasil dari data-data perusahaan dan wawancara untuk

program keselamatan kerja berupa inspeksi meliputi kegiatan pengecekan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan pengecekan tempat kerja yang
dilakukan setiap satu bulan sekali pada minggu ke-2 yang seharusnya pada
program kerja dilakukan pada minggu pertama setiap bulannya oleh
Penanggung Jawab TIM Inspeksi dan Investigasi serta anggota P2K3,
sedangkan untuk kegiatan pengecekan hydrant dilakukan setiap per
triwulan sekali pada minggu ke-2 yang seharusnya dalam program kerja

Universitas Sumatera Utara

51

dilakukan pada minggu pertama setiap per triwulannya oleh Penanggung
Jawab TIM Inspeksi dan Investigasi serta anggota P2K3.
Tujuan dari program ini adalah untuk mengurangi risiko kerugian
perusahaan yang disebabkan oleh terjadinya peristiwa kecelakaan, adanya
kondisi maupun tindakan yang dapat membahayakan bagi keselamatan
manusia, untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa kecelakaan
sehingga dapat ditentukan tindakan yang diperlukan agar dapat mencegah
dan menanggulangi kejadian sejenis di masa yang akan datang.
Pelaksanaan program inspeksi dan investigasi berdasarkan prosedur
yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan, yaitu :
a. Membentuk tim penyelidik kecelakaan yang meliputi petugas yang
ahli dibidangnya dari divisi atau tenaga ahli dari luar perusahaan yang
ditugaskan oleh pimpinan perusahaan untuk menganalisa dan
menentukan sebab kecelakaan yang terjadi.
b. Pelaksanaan program ini dilakukan oleh tim inspeksi dan investigasi
serta dibantu oleh tenaga ahli K3 diperusahaan yang telah memiliki
sertifikat ahli K3 yang juga merupakan bagian dari anggota organisasi
P2K3.
c. Dalam melakukan penyelidikan kecelakaan harus mengikuti cara-cara
penyelidikan yang efektif agar tercapai maksud dan tujuan
penyelidikan tersebut. Metode penyelidikan dilakukan dengan
melakukan observasi lapangan, wawancara petugas terkait, dan
pemeriksaan dokumen.

Universitas Sumatera Utara

52

d. Hasil penyelidikan harus berdasarkan fakta yang ada seperti kerusakan
barang, peralatan, mesin, luka-luka / cidera manusia. Informasi
diperoleh

dari

hasil

wawancara

dengan

pihak-pihak

yang

bersangkutan seperti petugas, saksi, dan korban.
e. Penyelidikan harus dapat menentukan kesalahan secara ril dan tidak
boleh mencari keselahan orang lain.
f. Penyelidik harus bisa membuat analisa sebab akibat dari kejadian
tersebut.
Kegiatan inspeksi K3 di PTPN IV Gunung Bayu diantaranya
meliputi, inspeksi hydrant kebakaran yang dilakukan setiap triwulan sekali
oleh tim inspeksi, inspeksi tempat kerja yang meliputi material, pekerja
dan cara kerja, mesin, dan lingkungan kerja menggunakan lembar check
list setiap 1 bulan sekali oleh tim inspeksi, inspeksi APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) seperti pemeriksaan tabung APAR, identifikasi APAR, berat
isi (perlu ditimbang), indikator tekanan, dan corong penyemprotan
menggunakan lembar check list setiap 1 bulan sekali oleh Asisten Teknik,
dan inspeksi rambu-rambu K3 yang dilakukan setiap akhir tahun oleh tim
inspeksi. Inspeksi tersebut dilakukan secara rutin dibagian pengolahan
kelapa sawit, dan untuk kegiatan inspeksi harian tempat kerja berupa
pemeriksaan mesin dilakukan setiap hari oleh karyawan mandor sebelum
memulai pekerjaan.
Untuk kegiatan investigasi K3 di PTPN IV Gunung Bayu yaitu
meliputi laporan penyelidikan kecelakaan atau insiden (laporan kecelakaan

Universitas Sumatera Utara

53

tahap 1 dan surat keterangan dokter) yang dilakukan oleh tim investigasi
dan anggota P2K3.
2.

Simulasi Keadaan Darurat
Berdasarkan hasil dari data-data perusahaan dan wawancara untuk

program keselamatan kerja berupa simulasi keadaan darurat meliputi
kegiatan simulasi kebakaran, simulasi huru-hara, dan simulasi gempa bumi
yang dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh penanggung jawab SDM Umum
(Sumber Daya Manusia Umum) dan Pa-pam. Beberapa peralatan yang
digunakan untuk mengatasi suatu kejadian darurat yang tidak diduga-duga
di areal bagian pengolahan kelapa sawit seperti APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) yang berisi gas CO2 dan Hydrant.
Tujuan

program

simulasi

keadaaan

darurat

adalah

untuk

mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua karyawan, baik
karyawan pelaksana maupun karyawan pimpinan pada saat itu mengetahui
hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat. Karena dalam
keadaan darurat segala sesuatu berjalan sangat cepat dan melelahkan
sehingga menimbulkan dampak yang merugikan jika tidak ditangani
secara tepat. Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Penanggulangan Keadaan
Darurat yang merupakan kebijakan manajemen perusahaan agar keadaan
darurat bisa ditangani dengan cepat dan tepat. Tim penanggulangan
keadaan darurat merupakan Tim Inti bagian dari unit Bakortiba, unit UGD,
unit Keamanan, dan unit Investigasi.

Universitas Sumatera Utara

54

Prosedur dalam pelaksanaan program simulasi keadaan darurat ini
meliputi :
a. Jika terjadi keadaan darurat di bagian pengolahan kelapa sawit
PTPN IV Gunung Bayu, pihak keamanan langsung membunyikan
lonceng atau alarm agar karyawan yang berada dilokasi kejadian
untuk berkumpul dititik evakuasi.
b. Hubungi pihak-pihak terkait.
c. Petugas yang bertanggung jawab untuk program ini merupakan
petugas senior yang terdiri dari tim inti yang langsung mengambil
sikap sigap mengambil segala macam peralatan yang digunakan
untuk mengatasi keadaan darurat tersebut.
d. Setelah selesai melakukan evakuasi, penangung jawab wajib
membuat laporan tentang kejadian keadaan darurat tersebut dalam
waktu 1x24 jam kecuali ada hari libur, tetapi untuk laporan secara
lisan harus dilaporkan pada saat itu juga.
Sarana yang digunakan bila terjadi keadaan darurat meliputi :
a. Nomor Telepon Darurat Internal
-

Bakortiba

-

Ambulance

-

P2K3

b. Nomor Telepon Darurat Eksternal
-

Koramil

-

Kepolisian

Universitas Sumatera Utara

55

-

PLN

c. Secara manual dengan bunyi lonceng
3.

Manajemen Risiko
Berdasarkan hasil dari data-data perusahaan dan wawancara untuk

program keselamatan kerja berupa manajemen risiko dilakukan disetiap
stasiun bagian pengolahan kelapa sawit dengan menggunakan formulir
hirac (hazard identification, risk assasment, and control) setiap 1 tahun
sekali pada Februari minggu ke 1 – 3 yang seharusnya di program kerja
dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan Januari dan awal Februari
oleh penanggung jawab Tim Manajemen Risiko.
Tujuan

program

manajemen

risiko

ini

untuk melindungi

perusahaan dari risiko-risiko yang dapat menghambat pencapaian
perusahaan dan menanggulangi risiko yang ada. Laporan dari hasil
manajemen risiko harus disetujui oleh Kepala Dinas Teknik / Pengolahan
dan disahkan oleh Manager Unit.
Prosedur kegiatan manajemen risiko ini dilakukan disetiap stasiun
bagian pengolahan, dimana dalam setiap stasiun tim manajemen risiko
menentukan konteks kegiatan atau fasilitas yang digunakan pada proses
pengolahan, lalu melihat potensi bahaya apa yang dapat terjadi dengan
cara mengidentifikasinya, selanjutnya mengetahui resiko apa yang dapat
ditimbulkan akibat dari potensi bahaya tersebut, kemudian memberikan
penilaian risiko yang terdiri dari (akibat, peluang, dan tingkat risiko)
berdasarkan tingkatan dengan cara mengevaluasi, kemudian membuat

Universitas Sumatera Utara

56

pengendalian risiko yang ditemukan untuk mengurangi kerugian
perusahaan yang akan ditimbulkan dari kegiatan tersebut, setelah itu
lakukan pemantauan dan telaah ulang terhadap hasil yang didapat, dan
mengkoordinasi dan mengkomunikasikan hasil dari manajemen risiko
tersebut.
4.

Safety Talk
Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara untuk program

keselamatan kerja berupa safety talk dilakukan setiap hari di kantor bagian
pengolahan kelapa sawit dengan penanggung jawab Maskep (Masinis
Kepala) / Kepala Dinas Teknik / Pengolahan dengan para Asisten
Pengolahan, dan Mandor Pengolahan. Kegiatan ini dimulai pada pukul
06.30 WIB sampai selesai sesuai dengan pembahasan masalah yang
ditemukan selama satu hari pengolahan pada pergantian shift malam ke
shift pagi.
Tujuan dari dilaksanakannya program ini adalah untuk mengetahui
apa saja masalah yang di temui pada tenaga kerja, membahas hasil olahan
yang kemarin oleh Asisten Pengolahan shift malam, memberikan
informasi dan mengatasinya apabila ditemukan adanya kegagalan dalam
proses pengolahan oleh Asisten Pengolahan, dan informasi lainnya
mengenai K3.
.

Berdasarkan wawancara Masinis Kepala mengatakan “untuk

brefing tiap pagi yang kami lakukan ini kami jarang sekali membahas
mengenai masalah K3 yang ada di bagian pengolahan, terkadang kami

Universitas Sumatera Utara

57

hanya memfokuskan tentang hasil pengolahan kami yang harus sesuai
dengan target yang telah direncanakan sebelum proses pengolahan dimulai
itu pada tabel rencana olah, kalau tidak sesuai hasilnya akan diganti setelah
brefing pagi selesai, tapi sebelum brefing selesai saya kasih kesempatan
kepada para mandor sebagai wakil dari tenaga kerja untuk menyampaikan
keluhan-keluhan dari para pekerja di bagian pengolahan sehingga dapat
kami berikan solusinya secara bersama-sama secara tepat agar tidak ada
lagi keluhan-keluhan”.
Prosedur kegiatan program safety talk yang dipimpin oleh seorang
Maskep / Masinis Kepal dan kemudian kepada para Asisten Pengolahan
untuk menyampaikan hasil produksi dan juga masalah yang ditemukan
pada tenaga kerja saat bertugas melakukan pengecekan secara rotasi
disetiap stasiun. Kegiatan ini tidak ada diikuti oleh karyawan-karyawan
pelaksana bagian pengolahan dan hanya diwakilkan melalui karyawan
mandor yang nantinya selesai brefing karyawan mandor menyampaikan
kepada tiap-tiap kepala bagian stasiun dan kemudian kepala bagian stasiun
menyampaikan kepada masing-masing tenaga kerja hasil dari kegiatan
tersebut. Selesai brefing selalu dilakukan tanya jawab oleh anggota yang
hadir.
5.

Pemeriksaan Lingkungan Kerja
Berdasarkan hasil dari data-data perusahaan, observasi, dan

wawancara untuk program pemeriksaan lingkungan kerja yaitu berupa
kegiatan HIPERKES (Higiene Perusahaan dan Kesehatan) secara berkala

Universitas Sumatera Utara

58

setiap 1 tahun sekali pada bulan Februari minggu ke 3 oleh penanggung
jawab bagian SDM Umum dan tim dari Balai K3 Medan. Kegiatan dari
pemeriksaan lingkungan ini meliputi pemeriksaan kebisingan, iklim kerja,
penerangan, getaran seluruh tubuh, dan kadar debu total. Pelaksanaan dari
program ini masih belum sesuai dengan jadwal program kerja yang telah
dibuat oleh pihak P2K3 dan untuk hasil pemeriksaan lingkungan kerja ini
tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Tujuan dari dilakukannya program ini adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada tenaga kerja dan
kerugian perusahaan akibat dari kejadian tersebut. Kegiatan pemeriksaan
lingkungan kerja ini dilakukan oleh perusahaan secara berkala setiap satu
tahun sekali dari Balai K3 Medan dan didampingi oleh pihak perusahaan
yaitu Seketaris P2K3 yang merupakan Asisten SDM perusahaan.
Kegiatan program ini dilakukan di sepuluh stasiun yang ada di
bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu. Setiap stasiun
dilakukan pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan kebisingan, iklim kerja,
penerangan, getaran seluruh tubuh, dan kadar debu total. Hasil pengukuran
pemeriksaan lingkungan kerja dari setiap stasiun akan disajikan dalam
bentuk laporan dari tiap-tiap hasil analisis pengukuran oleh pihak Balai K3
Medan dan diserahkan kepada bagian organisasi P2K3 untuk dievaluasi.
6.

Pelatihan Pekerja
Berdasarkan data perusahan untuk program keselamatan kerja

berupa pelatihan pekerja dilakukan setiap satu tahun sekali dengan

Universitas Sumatera Utara

59

penanggung jawab adalah Seketaris P2K3. Tujuan dari pelaksanaan
pelatihan pekerja yang diadakan di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN
IV Gunung Bayu adalah suatu usaha perusahaan untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pekerja agar dapat
meningkatkan kinerja karyawan dan selalu mengutamakan safety first
dalam bekerja. Pemberian materi pelatihan pekerja ini pun berbeda-beda
sesuai dengan jabatan dan kebutuhan pekerja, yaitu :
Asisten Pengolahan

: Pelatihan KMPD (Kursus Manajemen Perkebunan

Dasar)
Op. Hosting Crane

: Operator Hosting Crane

Op. Rebusan

: Operator Rebusan

Op. Kamar Mesin

: Operator Turbin Uap / Genset

Op. Lab

: Operator Analisa Air Ketel

Mandor I

:

Mandor

Pengolahan,

Pengoperasian,

dan

Perawatan Boiler
Petugas Bengkel Listrik dan Umum : Instalasi Panel Induk dan Otomatis,
Juru Las / Potong, Membubut, dan
Pelumas.
Metode yang digunakan dalam pengajaran adalah training, praktek
langsung, penyuluhan, dan pembinaan. Program pelatihan pekerja berupa
pelatihan eksternal ini tidak diikuti semua karyawan bagian pengolahan
dari setiap stasiun, keikutsertaan karyawan ditentukan oleh pihak
perusahaan, dimana pihak perusahaan memilih karyawan yang jabatannya

Universitas Sumatera Utara

60

sebagai mandor untuk mengikuti pelatihan tersebut dikarenakan mandor
sebagai penanggung jawab disetiap stasiun dan nanti mandorlah yang akan
menyampaikan kepada karyawan lainnya di setiap stasiun yang dipimpin
untuk menyampaikan hasil pelatihan yang didapatkan. Tetapi untuk
pelatihan internalnya semua karyawan mendapatkannya melalui mandor
pengolahan yang memberikan informasi kepada karyawan lainnya.
7.

Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri adalah upaya perlindungan terakhir yang

digunakan oleh karyawan untuk melindungi seluruh karyawan bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu dari seluruh potensi
bahaya yang ada di tempat kerja agar karyawan dapat bekerja dengan
aman, nyaman sesuai dengan komitmen perusahaan tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Berdasarkan data dokumen dan observasi APD yang digunakan di
bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu masih ada yang
belum sesuai dengan standart yang telah ditetapkan oleh pemerintah baik
nasional maupun daerah dan atau lembaga internasional. Walaupun ada
juga APD yang disediakan telah disesuaikan dengan potensi bahaya tugas
dan tempat kerja.
Berdasarkan

wawancara

dengan

Bapak

Masinis

Kepala

mengatakan “untuk program keselamatan kerja berupa APD ini selama 2
tahun terakhir belum terealisasikan dengan baik sesuai dengan kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

61

berdasarkan permintaan pembeliaan (PP) untuk barang-barang pada
perusahaan”.
Beberapa jenis APD sesuai permintaan pembelian bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu, antara lain :
1) Safety Boot
2) Topi Helm
3) Kacamata Pengaman
4) Sarung Tangan Kulit dan Kimia
5) Masker Abu dan Masker Bahan Kimia
6) Sumbat Telinga
7) Ikat Pinggang
4.4.2 Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja di Bagian Pengolahan Kelapa
Sawit PTPN IV Gunung Bayu
Berdasarkan observasi lapangan, wawancara dengan Mantri, dan
berdasarkan data-data perusahaan, PTPN IV Gunung Bayu telah melaksanakan
program kesehatan kerja yang dalam pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik
sesuai dengan peraturan. Program kesehatan kerja di bagian pengolahan kelapa
sawit PTPN IV Gunung Bayu tahun 2017 berupa pemeriksaan kesehatan.
1.

Pemeriksaan Kesehatan
Berdasarakan hasil data perusahaan dan wawancara untuk

pelaksanaan dari program pemeriksaan kesehatan di PTPN IV Gunung
Bayu terdiri dari pemeriksaan kesehatan oleh Hiperkes,

poliklinik

perkebunan (Polibun), dan BPJS Ketenagakerjaan.

Universitas Sumatera Utara

62

Program pemeriksaan kesehatan oleh HIPERKES (Higiene
Perusahaan dan Kesehatan) dilakukan setiap 1 tahun sekali pada bulan
Februari minggu ke 3 oleh penanggung jawab bagian SDM Umum,
Mantri, dan tim dari Balai K3 Medan. Kegiatan dari pemeriksaan
kesehatan ini meliputi pemeriksaan audiometri dan pemeriksaan spirometri
yang dilakukan oleh dokter Balai K3 Medan.
Tujuan dari dilakukannya program ini adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit akibat hubungan kerja yang dapat terjadi pada tenaga
kerja dan kerugian perusahaan akibat dari kejadian tersebut. Kegiatan
pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh perusahaan secara berkala setiap
satu tahun sekali oleh pihak perusahaan. Dalam pelaksanaannya kegiataan
ini dilakukan oleh seorang dokter dan tim dari Balai K3 Medan dan
didampingi oleh pihak perusahaan yaitu Seketaris P2K3 yang merupakan
Asisten SDM perusahaan dan juga Mantri dari poliklinik perusahaan.
Kegiatan program ini dilakukan pada 23 Maret 2016 oleh beberapa
orang karyawan yang diambil dari setiap stasiun bagian pengolahan kelapa
sawit PTPN IV Gunung Bayu secara acak oleh pihak perusahaan yaitu
setiap tahunnya berjumlah 17 orang. Pemilihan peserta pemeriksaan
kesehatan disesuaikan dengan potensi bahaya yang terjadi oleh pihak
karyawan. Setelah itu karyawan yang terpilih sebanyak 17 orang tersebut
dikumpulkan di aula perusahaan untuk diperiksa kesehatannya oleh
seorang dokter yang merupakan pihak dari Balai K3 Medan.

Universitas Sumatera Utara

63

Program poliklinik perkebunan (Polibun) untuk membantu
memberikan pelayanan kesehatan terutama bidang pelayanan kesehatan
kerja minimal (peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan)
kepada para karyawan / tenaga kerja dan tanggungannya (suami/istri dan 3
orang anak). Poliklinik perkebunan (polibun) buka Senin – Sabtu dari
pukul 07.00 – 15.00 WIB dan

ditanggung jawabi oleh karyawan

perusahaan yaitu seorang mantri kesehatan dan seorang bidan sebagai
tenaga honorer pembantu. Apabila karyawan yang sakit tidak dapat
ditangani di polibun dapat dirujuk ke RS Laras yang merupakan rumah
sakit perusahaan untuk wilayah PTPN IV Gunung Bayu.
Hasil data polibun dari pemeriksaan yang dilakukan oleh karyawan
bagian pengolahan kelapa sawit pada tahun 2016 sampai dengan awal
tahun 2017 diketahui rata-rata karyawan bagian pengolahan banyak yang
mengalami hipertensi. Menurut Mantri Polibun mengatakan “hipertensi
diakibatkan karena lingkungan kerja bagian pengolahan itu kan dek
sangat bising, panas, gelap, kotor, bau, jadi gak heranlah kalau
lingkungan kerja yang kayak gitu bisa buat karyawan cepat naik darah,
emosian ditambah lagi beban kerjanya yang berat”.
Perusahaan juga memberikan asuransi kesehatan berupa Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yang sekarang sudah berganti menjadi
BPJS Ketenagakerjaan kepada seluruh karyawan perusahaan. Program
BPJS Ketenagakerjaan di PTPN IV Gunung Bayu meliputi program

Universitas Sumatera Utara

64

jaminan hari tua (JHT), program jaminan pensiun (JP), program jaminan
kematian (JKM), dan program jaminan kecelakaan kerja (JKK).
Tujuan dari dilakukannya program ini adalah untuk melindungi
semua karyawan perusahaan dalam sistem asuransi, sehingga kebutuhan
dasar kesehatan para karyawan dapat terpenuhi dan layak, seperti :
a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada
karyawan perusahaan dan tanggungannya (suami/istri dan 3 orang
anak).
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada karyawan perusahaan
secara menyeluruh dan dengan sistem pengelolaan yang terkendali
mutu dan biaya.
c. Karyawan dapat dengan tenang dan nyaman dalam menjalankan
tugas-tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

65

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bagian
Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Gunung Bayu
Hasil dari data-data perusahaan, observasi, dan wawancara diketahui

bahwa pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah
satu program yang dimiliki perusahaan untuk meminimalkan angka kecelakaan
kerja yang dapat terjadi di perusahaan dari suatu proses produksi pengolahan
kelapa sawit di PTPN IV Gunung Bayu.
Program keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya bersifat spesifik
yang artinya program keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru,
atau dikembangkan semuanya. Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja
dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan
potensi bahaya, sifat kegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya. Program
keselamatan dan kesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing
perusahaan sehingga tidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan
pedoman dari pihak lain.
Pelaksanaan Program K3 di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV
Gunung Bayu terdiri dari pelaksanaan program keselamatan kerja yaitu program
inspeksi dan investigasi, simulasi keadaan darurat, manajemen risiko, safety talk,
pemeriksaan lingkungan kerja, pelatihan pekerja, dan alat pelindung diri (APD),
sedangkan untuk program kesehatan kerjanya merupakan program pemeriksaan
kesehatan.

Program-program

tersebut

dibentuk

dengan

Universitas Sumatera Utara

66

tujuan untuk dapat meminimalkan angka kecelakaan kerja, melindungi karyawan,
aset perusahaan, mesin, gedung, dan lain-lain. Selain itu program juga dilakukan
untuk memperbaiki perilaku karyawan. Sasaran program K3 meliputi dari
manajemen, fasilitas, dan manusia yang memasuki area kerja. Dimana penerapan
program K3 ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang kebijakan
K3, perlindungan tenaga kerja, keselamatan tenaga kerja, dan kesehatan tenaga
kerja.
5.1.1 Pelaksanaan Program Keselamatan Kerja di Bagian Pengolahan
Kelapa Sawit PTPN IV Gunung Bayu
1.

Inspeksi dan Investigasi
Menurut Syukri Sahab dalam Indria (2009) salah satu sasaran dari

manajemen K3 adalah untuk mengurangi dan menghilangkan faktor-faktor
yang berperan dalam kejadian kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
tempat kerja yang aman, nyaman, dan sehat yang dapat mendukung proses
produksi yang efisien dan produktif.
Hasil penelitian untuk kegiatan inspeksi di bagian pengolahan
kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu dilakukan untuk mengidentifikasi
adanya potensi-potensi bahaya yang dapat ditemukan di tempat kerja baik
berupa tindakan tidak aman maupun kondisi tidak aman serta melakukan
tindakan pengendalian dengan cara mengontrol potensi bahaya tersebut
agar tidak terjadinya kecelakaan kerja. Pelaksanaan kegiatan inspeksi yang
dilaksanakan di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu
terhadap potensi bahaya kecelakaan di tempat kerja telah sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

67

Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 3
ayat 1 yang menyatakan bahwa “Mencegah dan mengendalikan timbul
atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara, dan getaran”.
Berdasarkan hasil laporan triwulan I Tahun 2017 untuk kegiatan inspeksi
rekapitulasi laporan kebakaran triwulan bagian pabrik/pengolahan berupa
nihil kejadian, untuk kegiatan check list umum tempat kerja dan check list
APAR untuk kegiatan Disnaker adalah nihil
Sementara untuk kegiatan investigasi yang dilakukan di bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-03/MEN/1998 Tentang Tata
Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan disebutkan bahwa pengurus
atau pengusaha wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan kepada
Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu tidak
lebih dari 2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam) terhitung sejak
terjadinya kecelakaan dengan formulir laporan kecelakaan. Sesuai dengan
Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 11
kecelakaan yang terjadi di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV
Gunung Bayu juga telah dilaporkan oleh pihak perusahaan kepada pejabat
yang telah ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. Dimana dalam pelaporan
kecelakaan tersebut dilakukan dalam bentuk form laporan kecelakaan,
form laporan jam kerja hilang, dan form evaluasi kecelakaan.

Universitas Sumatera Utara

68

Pelaksanaan inspeksi dan investigasi telah dilakukan baik dari
dalam perusahaan sendiri oleh pihak P2K3 dan dari pihak luar perusahaan
oleh Disnakertrans Pemerintah Kota Medan. Pelaksanaan

inspeksi

dan

investigasi di bagian pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu
sudah berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada tetapi untuk
jadwal pelaksanaannya masih sering terlambat dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh bagian P2K3. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. PER 50/MEN/2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu “Inspeksi Tempat Kerja dan Cara
Kerja Dilakukan Secara Teratur” dan “Perusahaan Harus Menetapkan dan
Memelihara Prosedur Inspeksi, Pengujian dan Pemantauan yang Berkaitan
dengan Tujuan dan Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
2.

Simulasi Keadaan Darurat
Tujuan dari kegiatan simulasi keadaan darurat adalah untuk

menyediakan perlindungan langsung untuk personil, lingkungan dan
properti di tempat kerja dalam situasi darurat. Sasaran dari kegiatan ini
adalah untuk menyediakan suatu sistem yang melibatkan semua pekerja,
menugaskan tim darurat, dan fasilitas pendukung guna mengantisipasi dan
menangani segala jenis situasi darurat.
Hasil penelitian menunjukkan untuk penanggung jawab dari
pelaksanaan kegiatan simulasi keadaan darurat di bagian pengolahan
kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu terdiri dari beberapa divisi yaitu
bagian SDM Umum yaitu termasuk K3, keamanan (security) dan pa-pam,

Universitas Sumatera Utara

69

tenaga kesehatan (mantri). Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
bagian SDM Umum yang merupakan Seketaris dari organisasi P2K3
bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu untuk memberikan
pemahaman dan tindakan apabila terjadi keadaan darurat di lokasi tempat
kerja kepada para karyawan agar dapat dengan sigap mencegah keadaan
darurat tersebut dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pernyataan ini
sesuai dengan PP No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan

Bencana

Pasal

2

yaitu



penyelenggaraan

penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya
pelaksanaan

penanggulangan

bencana

secara

terencana,

terpadu,

terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan
kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana”.
Penyelenggaraan simulasi keadaan darurat di bagian pengolahan
kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu merupakan bagian dari tahap pertama
dari kejadian penanggulangan bencana yang sesuai dengan PP RI No 21
Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Pasal 3.
Pelaksanaan Simulasi keadaan darurat ini dimulai dari petugas inti yang
bertugas untuk membunyikan alarm sebagai tanda bahwa terjadinya suatu
keadaan darurat untuk mengumpulkan para tenaga kerja di bagian titik
evakuasi, lalu petugas inti lainnya untuk bersiap mengambil sikap sigap
untu mengambil semua peralatan untuk mengatasi keadaan darurat
tersebut, dan setelah selesai melakukan itu tim penanggung jawab wajib
membuat laporan dari kegiatan simulasi keadaan darurat sebagai evaluasi

Universitas Sumatera Utara

70

pelaksanaannya agar semua anggota dari tim tanggap darurat menjadi
familiar

dengan

tugas

dan

tanggung

jawab,

serta

semua

sistem/sarana/peralatan darurat selalu siap pakai jika dibutuhkan.
Simulasi keadaan darurat di PTPN IV Gunung Bayu meliputi
kegiatan simulasi kebakaran yang dilakukan di areal sekitar pabrik dengan
menggunakan alat bantu pemadam seperti APAR dan hydrant. Kegiatan
simulasi gempa bumi juga dilakukan oleh para karyawan kantor dan juga
karyawan areal pabrik dengan membunyikan lonceng sebagai tanda untuk
berkumpul dititik evakuasi, dan untuk kegiatan simulasi huru-hara atau
demonstrasi biasanya para pendemonstrasi melakukannya ke kantor bagian
administrasi yang berada diluar area pabrik.
3.

Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur

risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya
yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko
pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko, dan
menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
Hasil penelitian untuk pelaksanaan manajemen risiko di bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu dilakukan disetiap
stasiun bagian pengolahan yang meliputi stasiun klarifikasi, stasiun
penebah,

stasiun

vit-vut,

stasiun

kamar

mesin,

pabrik,

stasiun

timbangan/penerimaan buah, stasiun watertreatment, stasiun ketel uap,
stasiun rebusan, stasiun loading ramp, stasiun kempa, dan stasiun pabrik

Universitas Sumatera Utara

71

biji. Pelaksanaan manajemen risiko ini menggunakan formulir hirarc yang
terdiri dari mengidentifikasi kejadian risiko, mengukur dampak dan
frekuensinya, memitigasi (mencari solusi untuk mencegahnya atau
mengantisipasinya), dan monitoring.
Sumber-sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan
maupun kesehatan tenaga kerja yang terdapat di tempat kerja tersebut
seharusnya

dikendalikan

atau

dimanajemen

dengan

baik

agar

keberadaannya tidak sampai mengakibatkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja. Sumber bahaya yang teridentifikasi harus dinilai
dan untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolak ukur dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja.
Identifikasi sumber bahaya menurut Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. 05/MEN/1996 dalam lampiran 1 harus mempertimbangkan :
a. Kondisi kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
4.

Safety Talk
Safety Talk adalah suatu cara untuk mengingatkan karyawan atau

pekerja bahwa K3 merupakan bagian yang sangat penting dalam
pekerjaan. Safety Talk adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara
karyawan atau pekerja dan oleh karyawan yang merupakan ahli K3
ataupun paham akan K3 untuk membicarakan hal-hal mengenai K3
(OHSAS: 18001). Sementara berdasarkan hasil observasi di lapangan

Universitas Sumatera Utara

72

ditemui bahwa untuk kegiatan safety talk yang dilakukan di bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu belum sesuai dengan
yang seharusnya. Kegiatan safety talk di bagian pengolahan kelapa sawit
ini dihadiri sekitar 6 – 8 orang yang terdiri dari karyawan pimpinan dan
karyawan pelaksana dan lebih cenderung membahas mengenai hasil
produksi yang di peroleh setiap sekali proses produksi dan jarang
membahas mengenai masalah K3 di bagian pengolahan kelapa sawit
tersebut. Pembahasan mengenai masalah K3 apabila ditemui kesalahan
ataupun kejanggalan pada karyawan dalam proses kerja yang ditemui di
stasiun pengolahan oleh pihak Asisten Pengolahan saat melakukan
pengecekan secara rotasi yang kemudian disampaikan pada saat dilakukan
safety talk di pagi hari.
Safety talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya
mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja, serta berbagai masalah
pekerjaan dapat didiskusikan, yang kemudian dapat diterapkan dan
dipraktekkan di lapangan. Tujuan utama dari safety talk adalah untuk
mengingatkan karyawan atau pekerja akan potensi-potensi bahaya di
tempat kerja dan membantu karyawan atau pekerja untuk mengenali dan
mengendalikan bahaya tersebut.
5.

Pemeriksaan Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dapat

memberikan motivasi karyawan dalam bekerja. Untuk menciptakan
lingkungan yang aman, sehat, dan nyaman juga diperlukan peran dari

Universitas Sumatera Utara

73

semua pihak. Hasil penelitian untuk kegiatan yang dilakukan dari program
keselamatan kerja berupa pengukuran lingkungan kerja di bagian
pengolahan kelapa sawit PTPN IV Gunung Bayu oleh Balai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Medan yang merupakan UPTP Kementerian
Ketenagakerjaan yang beralamat di Jl. Medan Belawan Km. 11,5 No. 64
Medan.
Pengukuran lingkungan kerja ini terdiri dari pengukuran faktor
fisik yaitu pengujian kebisingan, pengujian iklim kerja, pengujian
penerangan, dan pengujian getaran seluruh tubuh, sedangkan untuk
pengukuran faktor kimia yaitu pengujian debu total seperti yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER
13/MEN/X/2011.
Menurut Per