Pemanfaatan Tepung Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.) Fermentasi Terhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

DAFTAR PUSTAKA

Ali, U dan Badriyah. 2010. Intensifikasi Pemeliharaan Kelinci Penghasil Daging
Menggunakan Limbah Industry Tempe dan Onggok Terfermentasi Dalam
Pakan Komplit. Dosen Fakultas Peternakan. Universitas Islam Malang.
Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Anon, 2011. Kebiasaan Kelinci Memakan Kotoran Sendiri (Coprophagy)
http://dinooblog.blogspot.com/2011/01/kebiasaan-kelinci
memakan
kotoran.html. Diakses pada tanggal 02 Maret 2016
Balasubramaniam, K. 1976. Polysacharides of the Kernel of Maturing and
Matured Coconuts, Jurnal of Food Science, Page : 41.
Bamikole, M. A and Osemwenkhoe, A. E. 2004. Coverting Bush to Meat : Acase
of Chromolaena odorata Feeding to Rabbits. Pakistan Journal of
Nutrition. Vol 3(4):258-261. Disitasi skripsi Esterlina. 2009. Pemanfaatan
Semak Bunga Putih (Chromolaena odorata) Dalam Ransum Terhadap
Pertumbuhan Kelinci Jantan Umur 8-18 Minggu. USU-Press. Medan
Behnke, K. C. 2001. Processing Factors Influencing Pelet Quality. Feed Tech. 5
(4): 1-7. Disitasi Skripsi Rizqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong
Jantan Lokal Peranakan New Zeland WhiteYang Diberi Pakan Silase Atau

Pelet Ransum Komplit. Institut Pertanian Bogor-Press. Bogor.
Blakely, J. and Bade D. H. 1992. Ilmu Peternakan. Edisi Ke-4. Terjemahan B.
Srogandono. UGM-Press. Yogyakarta.
Bonzon, J. A and Velasco J.R. 1982. Coconut Production and Utilization, Metro
Manila, Philippines, 1882.
Buckle, Edwars, Fleet, Wooton. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta: UI. Press.
Universitas Indonesia.
Campbell, J.R. dan J.F. Lasley. 1985. The Science of Animal that Serve
Humanity. 2nd Ed., Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi.
Cheeke, R.B., N.M. Patton., S.D. Lukefahr and J.I. Mcniit. 1987. Rabbit
production. Sixth Edition. The Interstate Printers and Publisher, Inc.
Danville, Illinois. Pdf. Aritonang et al. 2003. Laju Pertumbuhan Kelinci
Rex, Satin dan Persilangannya yang Diberi Lactosym@ dalam Sistem
Pemeliharaan Intensif. [10 Maret 2014].
Cheeke, P. R. 1994. Nutrition and Nutritional Diseases. In: P. J. Man-ning, D. H.
Ringler and C. E. Newcomer (ed.) The Biology of the Laboratory Rabbit.
2nd ed. p 321. Academic Press, New York.
39
Universitas Sumatera Utara


Dali, S., Patong, A.R., Jalaludin, M.N dan Pirman, A.P. 2009. Pengaruh Substrat
Dan Non Logam Terhadap Aktifitas Enzim Lipase Dari Aspergillus niger
pada kopra jamur. Universitas Hasanudin. Makasar.
Devendra, C. 1978. Utilization of Feedingstuffs From The Oil Palm. Interaksi :
Feedingstuffs For Livestock In South East Asia. Malysia Society Of
Animal Production. Serdang Selangor. Malaysia.
El-Raffa, A. M. 2004. Rabbit Production In Hot Climates. J. 8th World Rabbit
Congres.
Ensminger, M. E., J. E. Oldfield & W. W. Hineman. 1991. Feed and Nutrition
(Formaly Feed and Nutrition Complete). 2nd Edition. The Ensminger
Publishing Company. California
Erika, P. 2010. Perlakuan Penyeduhan Air Panas Pada Proses Fermentasi
Singkong Dengan Aspergilus niger. Laporan Penelitian.Universitas
Katolik Indonesia. Jakarta.
Fiberty, E. 2002. Pengaruh Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh Dalam
Ransum Bentuk Pelet Tehadap Performan Kelinci Persilangan Lepas
Sapih. Skripsi. Fakultas Peternakan. IPB. Bogor.
Ikram-ul-haq, M. M. Javed, T. S. Khan and Z. Siddiq. 2005. Cotton Saccharifying
Activity Of Cellulases Produced by Co-culture OF Aspergillus niger and
Trichoderma Viride. Res. J. Agric & Biol. Sci. 1(3):241-245.

Kartadisastra, H. R. 1994. Komposisi Kandungan Bahan Penyusun Ransum.
Kanisius. Yogyakarta.
___________. 1997. Ternak Kelinci. Teknologi Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.
Kofli, N. T and Dayaon, S. H. M. 2010. Identification Of Microorganism From
Ragi For Bioethanol Production by API Kit. J. Applied Science 10
(21):2751-2753. Disitasi dari Arnata, I. W dan Anggreni, A. A. M. D.
2013. Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol Dari Ubi kayu Dengan
Teknik Ko-Kultur Ragi Tape dan Saccharomyces cerevisiae. PS.
Teknologi Industri Pertanian FTP UNUD.
Kurniawan, H. 2016. Kualitas Nutrisi Ampas Kelapa (Cocos nucifera L.)
Fermentasi Menggunakan Aspergillus niger. Buletin Peternakan : Vol. 40
(1) : 25-32. Universitas Gajahmada. Yogyakarta.
Lubis, D. A. 1993. Ilmu Makanan Ternak. PT. Pembagunan. Jakarta.
Marzuki. 2013. Metode Pemanfaatan Limbah Sebagai Pakan. Malang. Univesritas
Brawijaya.

Universitas Sumatera Utara

Masanto, R., dan Agus, A. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya.

Jakarta.
Media Komunikasi Permi Malang, 2007. Kecil Itu Indah (Aspergillus niger).
http://permimalang.wordpress.com/2007/12/12/aspergillus-niger/
Merican, Z and Queeland, Y. 2004. Tapi Processing In Malaysia : A Technology
In Transtition, Industrialization Of Indigeneous Fermented Foods, pp.
247-270. Marcel Dekker Inc., New York. Disitasi dari Arnata, I. W dan
Anggreni, A. A. M. D. 2013. Rekayasa Bioproses Produksi Bioetanol Dari
Ubi kayu Dengan Teknik Ko-Kultur Ragi Tape dan Saccharomyces
cerevisiae. PS. Teknologi Industri Pertanian FTP UNUD.
Mirwandhono, E. dan Z. Siregar. 2004. Pemanfaatan hidrolisat tepung kepala
udang dan limbah kelapa sawit yang difermentasi dengan Aspergillus
niger, Rhizopus oligosporus dan Trichoderma viridae dalam ransum ayam
pedaging. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Miskiyah, Mulyawati I, dan Haliza W. 2006. Pemanfaatan Ampas Kelapa Limbah
Pengolahan Minyak Kelapa Murni Menjadi Pakan. Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Muhsafaat, L. A., H. A. Sukria dan Suryahadi. 2015. Kualitas Protein dan
Komposisi Asam Amino Ampas Sagu Hasil Fermentasi Aspergillus niger
dengan Penambahan Urea dan Zeolit. Jurnal Ilmu Peternakan Indonesia
20(2):125-127.

National Research Council. 1977. Dalam http://www.kelinci.co/2013/09/
Pedoman-Kebutuhan-Gizi-Kelinci.html. Diakses tanggal 8 Maret 2016.
Nugroho, S. S., Subur, P. S. dan B., Panjono. 2012. Pengaruh Penggunaan
Konsentrat Dalam Bentuk Pelet Dan Mash Pada Pakan Dasar Rumput
Lapangan Terhadap Palatabilitas Dan Kinerja Produksi Kelinci Jantan.
Jurnal Peternakan : UGM. Yogyakarta
Piliang, W. G. dan S. Djojosoebagio. 2000. Fisiologi Nutrisi. Volume I. Ed ke-2.
InstitutPertanian Bogor Press, Bogor
Prasetyo. S. 2002. Antar Hobi dan Bisnis Ternak kelinci Bisa Menghasilkan
Devisa. http://www.sinarharapan.co.id.
Priyatna, N. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. PT Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Purawisastra, S., 2001. Pengaruh isolat galaktomannan kelapa terhadap penurunan
kadar kolesterol serum kelinci. Warta litbang kesehatan. vol.5 (3&4).
http://www.digilib@litbang.depkes.go.id
Putri, M. F. 2010. Kandungan Gizi dan Sifat Fisik Tepung Ampas Kelapa Sebagai
Bahan Pangan Sumber Serat. Fakultas Teknik UNNES. Semarang.

Universitas Sumatera Utara


Rasyaf, M. 1997. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius.
Yogyakarta.
Rasyid, Hafidz. 2009. Performa Produksi Kelinci Lokal Jantan Pada Pemberian
Rumput Lapang Dan Berbagai Level Ampas Tahu. Institut Pertanian
Bogor.
Raudati, E., Mahakka dan E. Sahara, 2001. Peningkatan mutu daging biji buah
pinang (Pendium eduk) sebagai pakan ternak melalui proses fermentasi
dengan penambahan dedak halus. Jurnal peternakan dan lingkungan.
Vol. 70. Universitas Andalas, Padang.
Rizqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong Jantan Local Peranakan New Zealan
White Yang Diberi Pakan Silase Atau Ransum Komplit. Departemen Ilmu
Nutrisi Dan Teknologi Pakan. Fakultas Peternakan. Institute Pertanian
Bogor
Rokhmani, S.I.W. 2005. Peningkatan Nilai Gizi Bahan Pakan Dari Pertanian
Melalui Fermentasi. Prosiding. Lokakarya Nasional. Potensi dan Peluang
Pengembangan Usaha kelinci. Bandung 30 September 2005. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Badan penelitian dan
Pengembangan Pertanian dan Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran. Hal 66-74.
Rony, P. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta : Penebar Swadaya.

Rukmana. 2005. Prospek Beternak Kelinci. http://www.
online.com/news. Diakses tanggal 28 Februari 2016.

suarakarya

Sari, F. K. 2010. Pengaruh Penggunaan Kulit Nenas Dalam Ransum Terhadap
Performan Kelinci New Zealand White Jantan. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sarwono, B. 1996. Beternak Ayam Kampung. Penebar Swadaya. Jakarta.
_______. 2001. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Kelinci Potong dan Hias.
Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal :36-41.
_______, 2007. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.
SNl. 1996. SNI Bungkil Kelapa Bahan Baku Pakan No 01- 2904-1996
Suhardiman, P. 1999. Bertanam Kelapa Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta
Suhardikono, L. 1995. Tanaman Kelapa, Budidaya dan Pemanfaatannya.
Kanisius. Yogyakarta.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi Cet-1. UNESA University Press.
Semarang.

Universitas Sumatera Utara


Susanto, T. dan B. Saneto, 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina
Ilmu, Surabaya.
Susilorini, T. E. Manik, E. S., dan Murharlien. 2007. Budidaya 22 Ternak
Potenisal Cet-1. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal : 73-74.
Thomas, M., & A. F. B. Van der Poel. 1997. Physical quality of peleted animal
feed 2. contribution of processes and its conditions. Animal Feed Science
and Technology. 61 (1): 89-109.
Tillman AD. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Umiyasih, U dan Y. N. Anggraeny. 2008. Pengaruh Fermentasi Saccharomyces
cerevisiae Terhadap Kandungan Nutrisi dan Kecernaan Ampas Pati Aren
(Arenga pinnata MERR.).Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.
Winarno, F. G dan D. Fardiaz., 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
PT. Gramedia. Jakarta.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta.
Yulvyanti, M., Widya E., Tarsono, dan Alfian, M., 2015. Pemanfaatan Ampas
Kelapa Sebagai Bahan Baku Tepung Kelapa Dengan Metode Freeze

Drying. Jurnal Intergrasi Proses Vol. 5, No. 2 (Juni 2015) 101-107

Universitas Sumatera Utara