UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS SISWA SMK NEGERI I BANYUDONO TAHUN AJARAN 2015 2016 | - | Jurnal Pendidikan Bisni
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
(TPS) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA
MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI
DAN BISNIS SISWA SMK NEGERI I
BANYUDONO TAHUN AJARAN
2015/2016
Eka Febrianto
Prodi Pendidikan Ekonomi-BKK Tata Niaga, FKIP UNS
Surakarta, 57126, Indonesia
ekafebrianto43@gmail.com
ABSTRAK
Eka Febrianto. UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
(TPS) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA MATA
PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS SISWA SMK
NEGERI I BANYUDONO TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pada siswa kelas
X Pemasaran 1 SMK Negeri I Banyudono dengan menerapkan model
pembelajaran think pair share berbantuan media power point.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) perencanaan
tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1
Banyudono yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui kegiatan: (a) wawancara, (b) observasi, (c) dokumentasi, dan (d) tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran think pair share berbantuan media power point dapat meningkatkan
keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus I dan dari
siklus I ke siklus II. Hal ini terbukti pada siklus I keaktifan peserta didik dari segi
visual activities meningkat (presentase pra siklus 13,79% dan siklus I 27,59%),
keaktifan peserta didik dari segi oral activities meningkat (presentase pra siklus
0,00% dan siklus I 30,79%), keaktifan peserta didik dari segi writing activities
meningkat (presentase pra siklus 0,00% dan siklus I 58,62%), keaktifan peserta
didik dari segi mental activities meningkat (presentase pra siklus 0,00% dan siklus
I 30,90%), keaktifan peserta didik dari segi emotional activities meningkat
(presentase pra siklus 31,00% dan siklus I 44,69%). Hasil belajar peserta didik
juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,77 (nilai rata-rata pra siklus 73,96
dan nilai rata-rata siklus I 80,73) dan presentase ketuntasan meningkat 17,24%
(presentase pra siklus 48,28% dan siklus I 65,52%). Pada siklus II keaktifan
peserta didik terus meningkat, terbukti keaktifan peserta didik dari segi visual
activities meningkat 48,09% (presentase siklus I 27,59% dan siklus II 75,86%),
keaktifan peserta didik dari segi oral activities meningkat 45,07% (presentase
siklus I 30,79% dan siklus II 75,86%), keaktifan peserta didik dari segi writing
activities meningkat 24,4% (presentase siklus I 58,62% dan siklus II 82,76%),
keaktifan peserta didik dari segi mental activities meningkat 31,17% (presentase
siklus I 30,90% dan siklus II 62,07%), keaktifan peserta didik dari segi emotional
activities meningkat 27,72% (presentase siklus I 44,69% dan siklus II 72,41%).
Hasil belajar peserta didik pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu
sebesar 4,55 (nilai rata-rata siklus I 80,73 dan nilai rata-rata siklus II 85,28) dan
presentase ketuntasan meningkat 20,69% (presentase siklus I 65,52% dan siklus II
86,21%).
Kata kunci: think pair share (TPS), media power point, keaktifan siswa, hasil
belajar pengantar ekonomi dan bisnis
ABSTRACT
Eka Febrianto. EFFORTS TO IMPROVE LEARNING ACTIVENESS AND
LEARNING OUTCOMES THROUGH THINK PAIR SHARE (TPS)
TEACHING MODEL COMBINED WITH POWER POINT MEDIA IN
THE SUBJECT MATTER OF INTRODUCTION TO ECONOMICS AND
BUSINESS IN ACADEMIC YEAR 2015/2016. Skripsi: The Faculty of Teacher
Training and Education, Sebelas Maret University, July 2016.
The objective of research is to improve the learning activeness and
learning outcomes in the subject matter of Introduction to Economics and
Business of the students in Grade X of Marketing Department of State Vocational
High School 1 of Banyudono in Academic Year 2015/2016 through the
application of think pair share teaching combined with power point media.
This study used the classroom action research (CAR) with two cycles.
Each cycle consisted of four phases i.e. planning, implementation, observation,
and analysis & reflection. Its subjects were 29 students of the aforementioned
school. The data of research were collected through (a) in-depth interview, (b)
observation, (c) documentation, and (d) test.
The application of the think pair share teaching combined with power
point media can improve the learning activeness and learning outcomes in the
Introduction to Economics and Business subject matter from Pre-cycle to Cycle I
and from Cycle I to Cycle II. The percentage of the students’ learning activeness
in visual activities is 13.79% in Pre-cycle, and it becomes 27.59% in Cycle I and
75.86% in Cycle II respectively; the percentage of the students’ learning
activeness in oral activities is 0.00% in Pre-cycle, and it becomes 30.79% in Cycle
I and 75,86% in Cycle II respectively; the percentage of the students’ learning
activeness in writing activities is 0.00% in Pre-cycle, and it becomes 58.62% in
Cycle I and 82.76% in Cycle II respectively; the percentage of the students’
learning activeness in mental activities is 0.00% in Pre-cycle, and it becomes
30.90% in Cycle I and 62.07% in Cycle II respectively; the percentage of the
students’ learning activeness in emotional activities is 31.00% in Pre-cycle, and it
becomes 44.69% in Cycle I and 72.41% in Cycle II respectively. Furthermore, the
students’ average score is 73.96 in Pre-cycle, and it becomes 80.73 in Cycle I and
85.28 in Cycle II respectively. Finally, the percentage of the students’ learning
completeness is 48.28% in Pre-cycle, and it becomes 65.52% in Cycle I and
86.21% in Cycle II.
Keywords: Think pair share teaching, learning activeness, learning outcome in the
subject matter of Introduction to Economics and Business
PENDAHULUAN
Sumber daya
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan
yang
yang berkualitas sangat diperlukan untuk
berkualitas menentukan maju mundurnya
mendukung terciptanya manusia yang
suatu bangsa. Di era globalisasi ini,
cerdas serta mampu bersaing di era
sumber daya manusia sangat dibutuhkan
globalisasi.
terlebih dari aspek ilmu pengetahuan.
peranan
Menghadapi
tersebut,
membentuk karakter, perkembangan ilmu
untuk
dan mental seorang anak, yang nantinya
membentuk generasi penerus bangsa yang
akan tumbuh menjadi seorang manusia
berkualitas, menjadi salah satu kebutuhan
dewasa
yang sangat penting. Generasi penerus
melakukan
yang berkualitas itulah yang kelak akan
lingkungannya,
meneruskan tongkat estafet pembangunan,
maupun sebagai makhluk sosial.
pendidikan
manusia
perkembangan
sebagai
upaya
Pendidikan
yang
yang
sangat
akan
besar
dalam
berinteraksi
banyak
baik
mempunyai
dan
hal
terhadap
secara
individu
sehingga bangsa dan negara ini mampu
bersaing dengan bangsa dan negara lain
serta bertahan di tengah era globalisasi.
Tujuan pendidikan dapat tercapai
apabila ada kerjasama antara pemerintah,
masyarakat, serta pelaku pendidikan. Salah
Pendidikan
merupakan
pilar
utama terhadap pengembangan kualitas
sumber daya manusia dan masyarakat
suatu bangsa. Dalam dunia pendidikan
perubahan demi perubahan telah dilakukan
dengan
tujuan
menghasilkan
lulusan
satu kerjasama yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan
tercapainya
tujuan
pendidikan adalah proses kegiatan belajar
mengajar. Keberhasilan pendidikan dalam
mencapai
tujuan
tidak
terlepas
dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
pembelajaran
November 2015, bahwa dalam observasi
merupakan salah satu alat untuk mencapai
yang dilakukan kepada guru, guru dalam
tujuan pendidikan.
proses pembelajaran hanya menerapkan
kelas.
Jadi,
proses
metode ceramah dan tanya jawab. Tanya
Siswa
sebagai
subjek
belajar
harus aktif dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk
kegiatan
siswa
bekerja
dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan
dari
guru
ke
pembelajaran
siswa.
aktif
mengembangkan
Pendekatan
adalah
kemampuan
untuk
berpikir
tingkat tinggi siswa. Siswa diminta untuk
memecahkan masalah dengan cara ilmiah.
Mereka
mengumpulkan,
menganalisa,
menafsirkan dan menggambarkan data,
dan mengandalkan prosedur ini untuk
untuk merancang suatu sistem, komponen,
atau proses untuk memenuhi kebutuhan
yang diinginkan (Pundak, Hershkowitz,
Shacham & Wiser-Biton, 2009: 217).
Kondisi pembelajaran yang kondusif dan
jawab diberikan guru kepada siswa, namun
siswa yang merespon sangat sedikit. Hal
ini mempengaruhi keaktifan belajar siswa.
Karena keberhasilan belajar siswa juga
sangat dipengaruhi oleh guru sebagai
orang tua kedua di sekolah yang mengajar,
membimbing dan mendidik siswa agar
menjadi manusia yang berguna kelak.
Guru
dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran di kelas, mengharapkan
dapat terciptanya proses pembelajaran
yang optimal. Harapan guru tentunya akan
direalisasikan kepada siswa melalui model
pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas. Model pembelajaran adalah pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelompok
maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46).
menyenangkan diharapkan mampu untuk
memotivasi peserta didik untuk aktif
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil tujuan pembelajaran
Pembelajaran yang sering terjadi
saat ini adalah pembelajaran dengan satu
arah yaitu guru yang lebih aktif berperan
dalam
pembelajaran.
Seperti
hasil
observasi yang dilakukan saat menjalani
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMK N 1 Banyudono Boyolali pada bulan
September
sampai
dengan
bulan
yang maksimal. Salah satunya adalah
pembelajaran Pengantar Ekonomi dan
Bisnis, peserta didik harus aktif agar dapat
berpartisipasi
langsung
dalam
proses
pembelajaran Pengantar Ekonomi dan
Bisnis agar proses pembelajaran Pengantar
Ekonomi dan Bisnis dapat berjalan dengan
optimal. Proses pembelajaran pengantar
ekonomi dan bisnis akan lebih bermakna
elastisitas penawaran menunjukkan bahwa
apabila menggunakan model pembelajaran
tingkat keaktifan peserta didik masih
yang menyenangkan yang melibatkan
rendah, pada saat proses pembelajaran di
siswa dalam berpikir secara langsung dan
kelas guru lebih banyak menerangkan
menggunakan media pembelajaran yang
materi dan siswa hanya mendengar saja.
menarik sehingga siswa merasa senang
Diskusi antar kelompok jarang dilakukan
atau mudah mendalami
sehingga interaksi dan komunikasi antar
materi
yang
siswa dengan siswa lainnya maupun
disampaikan dalam pembelajaran.
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan di kelas X Pemasaran I, kondisi
dengan guru masih belum terjalin selama
proses pembelajaran.
kelas saat kegiatan belajar mengajar masih
Keaktifan siswa yang kurang
sering pasif. Siswa kurang memperhatikan
dalam proses pembelajaran tentu akan
guru yang sedang mengajar di depan kelas.
berdampak pada hasil belajar. Hal ini
Keaktifan
sangat
dapat dilihat dari hasil belajar ulangan
yang
akhir semester mata pelajaran Pengantar
menjawab pertanyaan dari guru. Pada saat
Ekonomi dan Bisnis kelas X Pemasaran I
guru menerangkan di depan kelas, terdapat
dengan
siswa yang mengobrol dengan temannya.
Minimum) sebesar 75. Nilai siswa hanya
Sangat sulit untuk terjadinya interaksi aktif
berkisar pada batas tuntas KKM atau di
baik antara siswa dengan siswa maupun
bawahnya. Dari total 29 siswa kelas X
antara siswa dengan guru dalam kegiatan
Pemasaran
pembelajaran. Hal tersebut juga terlihat
didapatkan menunjukkan bahwa 14 siswa
pada saat observasi pra tindakan kelas,
atau 48,28% siswa telah tuntas KKM
observasi
kelas
sedangkan 15 siswa atau 51,72% siswa
dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2016
tidak tuntas KKM. Berdasarkan kondisi
yang dilakukan peserta didik kelas X
yang
Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Banyudono
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dapat diketahui bahwa keaktifan peserta
masih rendah, hal tersebut disebabkan
didik dalam pembelajaran masih rendah.
siswa kurang menguasai materi pelajaran.
Pada
sedang
Keadaan
tersebut,
menerangkan materi tentang elastisitas
ternyata
tidak
penawaran. Hasil observasi keaktifan pada
pembelajaran yang digunakan. Selama
saat guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran guru hanya menggunakan
kurang,
belajar
hanya
saat
awal
siswa
beberapa
pra
observasi
juga
siswa
tindakan
guru
KKM
I,
(Kriteria
nilai
dipaparkan
Ketuntasan
kognitif
tersebut
setelah
lepas
dari
yang
dapat
dicermati
model
metode ceramah dan tanya jawab. Siswa
sehingga
memberikan
dampak
positif
menjadi kurang aktif dalam pembelajaran.
terhadap
kualitas
interaksi
dan
Proses pembelajaran yang kurang berhasil
komunikasi,
pada
tentu akan berdampak pada hasil belajar.
memotivasi
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
meningkatkan
rendahnya hasil belajar siswa kelas X
pembelajaran kooperatif yang diajarkan
Pemasaran I tersebut tidak terlepas dari
adalah keterampilan-keterampilan khusus
model pembelajaran yang kurang kreatif
agar dapat bekerja sama dengan baik di
dan inovatif.Berdasarkan pandangan di
dalam
atas, maka permasalahan yang muncul
pendengar yang baik dan peserta didik
adalah bagaimana guru dapat menciptakan
diberi
suatu proses pembelajaran yang dinamis.
pertanyaan atau tugas yang direncanakan
Pembelajaran yang melibatkan peran siswa
untuk
secara
pembelajaran kooperatif adalah: 1) setiap
aktif
mengajar.
dalam
kegiatan
Pembelajaran
tersebut
belajar
juga
akhirnya
dapat
peserta
didik
untuk
hasil
belajarnya.
Pada
kelompoknya,
lembar
kegiatan
diajarkan.
anggota
seperti
yang
Beberapa
memiliki
menjadi
peran,
berisi
ciri
2)
dari
terjadi
harus dapat meningkatkan pemahaman
hubungan interaksi langsung di antara
siswa pada materi sehingga hasil belajar
peserta didik, 3) setiap anggota kelompok
pun
cara
bertanggung jawab atas belajarnya dan
memperbaiki proses pembelajaran adalah
juga teman-teman sekelompoknya, 4) guru
dengan penerapan model pembelajaran
membantu mengembangkan keterampilan-
inovatif dan kreatif.
keterampilan interpersonal kelompok, dan
meningkat.
Pilihan
Salah
model
satu
pembelajaran
sangat beragam dan dapat divariasikan
sesuai
kebutuhan.
Variasi
model
5)
guru
hanya
berinteraksi
dengan
kelompok saat diperlukan (Isjoni, 2009:
20).
guru
Pembelajaran think pair share
maupun peserta didik lebih inovatif dan
adalah salah satu jenis pembelajaran
kreatif, sehingga suasana belajar di kelas
kooperatif untuk belajar aktif yang sangat
menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
efektif dan banyak digunakan untuk
Dari beragam pilihan model pembelajaran
pembelajaran di pendidikan tinggi (Lom,
tersebut salah satunya adalah model
2012: A66; Khalid & Halten, 2011: 4).
pembelajaran
Model
pembelajaran
memungkinkan
kooperatif.
Dalam
pembelajaran
pada
siswa,
sederhana
namun
yang
pembelajaran kooperatif, peserta didik
berpusat
sangat
terlibat aktif pada proses pembelajaran
bermanfaat ini dikembangkan pertama kali
oleh Frank Lyman dari University of
Penerapan model pembelajaran think pair
Maryland (Slone & Mitchell, 2014: 102).
share akan dapat meningkatkan keaktifan
Strategi think pair share atau berpikir
siswa di dalam kelas, karena siswa akan
berpasangan berbagi adalah merupakan
berdiskusi dengan pasanganya (pair) untuk
jenis pembelajaran yang dirancang untuk
memecahkan masalah yang diberikan oleh
memengaruhi pola interaksi peserta didik.
guru, kemudian siswa juga berbagi (share)
Pada pembelajaran ini diawali dengan guru
kepada teman-teman sekelasnya dengan
mengajukan pertanyaan atau isu terkait
mempresentasikan hasil diskusinya dengan
dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh
pasangannya. Selain itu dengan penerapan
peserta didik, selanjutnya guru meminta
model pembelajaran ini siswa akan lebih
peserta didik berpasangan untuk berdiskusi
menguasai materi, karena siswa harus
kemudian
tiap-tiap
berpikir
(think)
pasangan hasilnya dibicarakan dengan
masalah
yang
pasangan
Prinsip
Penguasaan materi yang baik pada siswa
pembelajaran think pair share adalah: 1)
akan mengakibatkan hasil belajar siswa
Berpikir, siswa berpikir tentang tugas dan
memuaskan. Beberapa dampak positif
bagaimana
model pembelajaran ini diharapkan dapat
hasil
ke
diskusi
seluruh
di
kelas.
mengatasinya
individual.
Kemudian,
secara
langkah,
2)
memperbaiki
untuk
menyelesaikan
ditugaskan
kualitas
kepadanya.
peserta
didik.
Berpasangan, siswa dipasangkan dengan
Penerapan model pembelajaran think pair
mitra kelompok, siswa harus membentuk
share
kelompok sepasang dengan temannya.
tindakan
Kemudian
ke
pembelajaran mata pelajaran pengantar
meminta
ekonomi dan bisnis. Menurut Trianto
pasangan untuk berbagi jawaban mereka
(2009: 81), Prosedur yang digunakan
dalam grup, kemudian, keseluruh kelas
dalam think pair share dapat memberi
(Azlina, 2010: 21; Lom, 2012: A66).
siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
langkah,
mereka
3)
harus
Berbagi,
pindah
guru
Pembelajaran think pair share
(TPS)
merupakan
salah
memperbaiki
satu
proses
merespon dan saling membantu.
Dalam
diyakini tidak hanya meningkatkan belajar
pembelajaran
sangat
siswa tetapi juga melibatkan semua siswa
diperlukan perhatian penuh dari siswa.
dalam diskusi, termasuk mereka yang
Untuk
mungkin lebih pendiam dan cenderung
siswa terhadap penjelasan materi yang
tidak ingin berbagi di kelas (Karge,
disampaikan oleh guru diperlukan suatu
Phillips, Jessee, & McCabe, 2011: 55).
media pembelajaran. Media pembelajaran
meningkatkan
minat
perhatian
adalah sebuah pengaturan yang disengaja
warna menarik, membuat siswa tertarik
dalam ruang pembelajaran, ruang kelas,
untuk mempelajarinya, cukup populer dan
laboratorium, bengkel dan lain-lain yang
yang penting dapat menjelaskan konsep
bertujuan membantu peserta didik untuk
bagi siswa. Software power point adalah
mencapai
aplikasi komputer yang memungkinkan
perubahan
yang
diinginkan
dalam perilaku atau kinerja (Adekola,
untuk
2010:
gambar,
64).
sebagai
Pemanfaatan
media
multimedia
pembelajaran
dapat
mengatasi beberapa hambatan bagi siswa
yang memiliki daya abstraksi rendah.
Hanafiah
dan
Suhana
(2009:
59)
menyatakan bahwa “media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan
alat
yang
disediakan
guru
untuk
mendorong siswa belajar sacara cepat,
tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya
verbalisme”.
pembelajaran
Salah
satu
multimedia
media
melalui
komputer yaitu dengan menggunakan
power point. Power point merupakan
bagian dari Microsoft Office. Power point
adalah suatu program presentasi yang
menarik dan enak di pandang. Program
menggabungkan
dan
presentasi
suara
teks,
untuk
multimedia
grafik,
membuat
yang
canggih
(Alkash & Al-Dersi, 2013: 5).
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan di kelas X Pemasaran I, fasilitas
multimedia pembelajaran yang ada di
kelas yaitu komputer dan proyektor LCD
(Liquid Crystal Display) belum bisa
dimanfaatkan dengan maksimal oleh guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
Guru hanya menggunakan papan tulis
sebagai media pembelajaran selama proses
belajar mengajar di kelas. Hal ini kurang
menarik perhatian para siswa untuk aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan
uraian di atas, maka
Microsoft Office Power point adalah salah
penelitian tindakan
kelas
yang akan
satu software yang dirancang khusus untuk
dilakukan berjudul: “Upaya Peningkatan
mampu menampilkan program multimedia
Keaktifan dan Hasil Belajar melalui Model
dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
mudah dalam penggunaan dan relatif
berbantuan Media Power Point pada Mata
murah karena tidak membutuhkan bahan
Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
baku selain alat untuk menyimpan data
Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Tahun
(Susilana, 2013: 100-101). Power point ini
Ajaran 2015/2016”
di pilih karena media ini memiliki ciri-ciri
Tujuan dari penelitian ini adalah
yang mampu membangkitkan minat siswa
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
untuk belajar yaitu antara lain bentuk dan
belajar pengantar ekonomi dan bisnis bagi
siswa SMK Negeri 1 Banyudono tahun
sebagai uji validitas data. Teknik analisis
pelajaran 2015/2016 dengan penerapan
data yang digunkan dalam penelitian
model pembelajaran Think Pair Share
tindakan
berbantuan media Power Point.
menggunakan teknik analisis deskriptif
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Banyudono yang beralamat di Jl.
57373.
No.03
Kelas
Banyudono
yang
penelitian
adalah
Penelitian
ini
X
akan
Boyolali
digunakan
Pemasaran
merupakan
tindakan kelas.
1.
penelitian
Masing-masing siklus
terdiri empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subjek dari penelitian ini adalah
guru mata pelajaran ekonomi dan peserta
didik kelas X Pemasaran I tahun ajaran
2015/2016 yang berjumlah 29 siswa.
Pertimbangan pemilihan kelas tersebut
didasarkan
pada
keaktifan
peserta
pembelajaran
peserta
rendahnya
tingkat
didik
berlangsung
didik
pada
mata
selama
dan
hasil
pelajaran
pengantar ekonomi dan bisnis yang rendah
pula.
Jenis data pada penelitian ini adalah
data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini diperoleh dari siswa
dan guru yakni melalui observasi dan
wawancara. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini melalui metode
observasi,
tes,
ini
adalah
dengan
untuk data kuantitaif, dan data kualitatif
METODE PENELITIAN
Kuwiran
kelas
dokumentasi,
dan
wawancara dengan memakai triangulasi
berupa data hasil belajar, hasil observasi
keterampilan guru dan aktivitas siswa yang
dipaparkan dalam kalimat yang diperlukan
menurut
kategori
untuk
memperoleh
kesimpulan.
Indikator
adalah
keaktifan
pembelajaran
bisnis
kinerja
siswa
pengantar
dengan
penelitian
ini
dalam
ekonomi
menggunakan
dan
model
pembelajaran think pair share (TPS)
berbantuan media power point meningkat
dengan
kriteria
minimal
B
(baik).
Sekurang-kurangnya 80% siswa X PM 1
SMK Negeri 1 Banyudono mengalami
ketuntasan
pembelajaran
bisnis.
belajar
individual
pengantar
ekonomi
dalam
dan
meningkat 13,69% (presentase pra siklus
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data menunjukkan
keaktifan belajar siswa sebagai berikut:
31% dan siklus I 44,69%). Presentase
keaktifan peserta didik siklus II pada aspek
visual activities dengan kriteria minimal B
Keaktifan Peserta Didik
meningkat 48,27% (keaktifan siklus I
27,59% dan siklus II 75,86%), aspek oral
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 45,07% (keaktifan siklus I
30,79% dan siklus II 75,86%), aspek
Emosi
onal
Activiti
es
31%
writing activities dengan kriteria minimal
Siklus I
27,59% 30,79% 58,62% 30,90% 44,69%
mental activities dengan kriteria minimal
Siklus II
75,86% 75,86% 82,76% 62,07% 72,41%
Visual
Activiti
es
Oral
Activiti
es
Pra Siklus 13,79%
0%
Writin
g
Activiti
es
0%
Menta
l
Activiti
es
0%
B meningkat 24,4% (keaktifan siklus I
58,62% dan siklus II 82,76%), aspek
B meningkat 31,17% (keaktifan siklus I
30,90% dan siklus II 62,07%), aspek
Sistem
pembelajaran
dengan
penerapan model pembelajaran think pair
share berbantuan media power point
emosional
peserta
didik
siklus
I
aspek
visual
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 13,80% (presentase pra siklus
13,79% dan siklus I 27,59%), aspek oral
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 30,79% (presentase pra siklus
0% dan siklus I 30,79%), aspek writing
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 58,62% (presentase pra siklus
0% dan siklus I 58,62%), aspek mental
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 30,90% (presentase pra siklus
0% dan siklus I 30,90%), aspek emosional
activities dengan kriteria minimal B
dengan
kriteria
minimal B meningkat 27,72% (keaktifan
siklus I 44,69% dan siklus II 72,41% ).
terbukti dapat meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik. Pada aspek keaktifan
activities
Model pembelajaran think pair share
berbantuan media power point adalah
penerapan model pada Penelitian Tindakan
Kelas
(PTK)
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
peserta
didik
dalam
mata
pelajaran
pengantar ekonomi dan bisnis. Hal ini
didukung dengan apa yang diungkapkan
oleh Lie (2008: 57) think pair share (TPS)
adalah
teknik
memberikan
siswa
pembelajaran
yang
kesempatan
untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang
lain
dan
mengoptimalisasikan
partisipasi siswa. Hal ini senada dengan
pendapat
Lom
(2012:
A66)
yang
mengemukakan bahwa Pembelajaran think
pair share atau berpikir, berpasangan, dan
animasi
berbagi merupakan suatu cara yang efektif
Program
untuk membuat variasi suasana pola
menampilkan
diskusi kelas. Terkait dengan penggunaan
tulisan, gambar, animasi, serta suara
media pembelajaran sebagai alat bantu
sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam
pembelajaran, penelitian ini didukung
mengikuti pelajaran. Software Power Point
dengan teori Sudjana dan Rivai (2002: 2)
adalah
media mempunyai kontribusi dalam proses
memungkinkan
belajar siswa yaitu: 1) Pembelajaran akan
teks, grafik, gambar, dan suara untuk
lebih menarik perhatian siswa sehingga
membuat
dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2)
canggih (Alkash & Al-Dersi, 2013: 5).
Bahan pembelajaran akan lebih jelas
Media power point menurut Munadi
maknanya sehingga dapat lebih dipahami
(2013: 150) mempunyai kelebihan, antara
oleh siswa sehingga memungkinkannya
lain: 1) Mampu menampilkan objek-objek
menguasai
tujuan
yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau
pembelajaran, 3) Metode mengajar akan
diistilahkan dengan imagery, 2) Memiliki
lebih
semata-mata
kemampuan dalam menggabungkan semua
komunikasi verbal melalui penuturan kata-
unsur media seperti teks, video, animasi,
kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
image, grafik dan sound menjadi satu
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
kesatuan penyajian yang terintegrasi, 3)
bila guru mengajar pada setiap jam
Memiliki
pelajaran, 4) Siswa dapat lebih banyak
mengakomodasi
melakukan kegiatan belajar sebab tidak
modalitas
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
mereka yang memiliki tipe visual, auditif,
juga aktivitas lain seperti mengamati,
kinestetik atau yang lainnya, 4) Mampu
melakukan
mengembangkan
dan
bervariasi,
mencapai
tidak
mendemonstrasikan,
dan
gambar
Power
yang
Point
informasi
aplikasi
menarik.
ini
dapat
yang
berupa
komputer
untuk
presentasi
yang
menggabungkan
multimedia
kemampuan
siswa
belajarnya,
materi
yang
dalam
sesuai
terutama
dengan
bagi
pembelajaran
memamerkan, dan lain-lain. Perpaduan
terutama membaca dan mendengarkan
model pembelajaran think pair share
secara mudah. Hal ini relevan dengan
dengan media power point ini terbukti
model pembelajaran think pair share,
dapat memberikan efektivitas dan manfaat
bahwa model pembelajaran ini merupakan
yang baik dalam pembelajaran. Peserta
model pembelajaran yang memberikan
didik antusias karena dilatarbelakangi
kesempatan yang sama kepada peserta
dengan adanya penayangan materi yang
didik untuk berpikir secar individu serta
disajikan pada slide Power Point dengan
belajar bekerja sama secara berpasangan
Hasil analisis belajar peserta didik
untuk mendiskusikan persoalan yang ada
pada mata pelajaran pengantar ekonomi
sebagai berikut:
dan bisnis dan membagi hasil diskusi
pasangan tersebut keseluruh siswa.
Hasil Belajar
Hal ini sejalan dengan penelitian
100,00%
yang dilakukan oleh Sugiharti dan Suyitno
(2015:
381)
penerapan
80,00%
model
60,00%
pembelajaran think pair share dalam
40,00%
pelajaran matematika bisa meningkatkan
20,00%
kemandirian, keaktifan, dan keterampilan
0,00%
Tidak Tuntas
pemecahan masalah matematika. Siswa
Tuntas
dibiasakan untuk tidak bergantung pada
Pra Siklus
51,72%
Siklus I
34,48%
Siklus II
13,79%
48,28%
65,52%
86,21%
gurunya. Mereka dapat berdiskusi dengan
Penerapan
temannya secara berpasangan, sehingga
model
pembelajaran
siswa lebih paham terhadap materi dan
cooperative learning tipe STAD terbukti
secara tidak langsung dapat meningkatkan
dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini
kemampuannya
terbukti dari peningkatan nilai hasil belajar
terhadap
materi.
Pembelajaran think pair share melibatkan
peserta
semua siswa dalam diskusi, termasuk
presentase ketuntasan hasil belajar 65,52%
siswa yang pasif. Pembelajaran think pair
dan nilai rata-rata kelas sebesar 80,73,
share diyakini tidak hanya meningkatkan
sehingga terjadi peningkatan pada nilai
belajar siswa tetapi juga melibatkan semua
rata-rata kelas sebesar 6,77 (nilai pra siklus
siswa dalam diskusi, termasuk mereka
73,96 dan nilai siklus I 80,73) dan
yang
dan
ketuntasan sebesar 17,24% (pada pra
cenderung tidak ingin berbagi di kelas
siklus 48,28% dan siklus I 65,52%).
(Karge, Phillips, Jessee, & McCabe, 2011:
Sementara untuk hasil belajar siklus II
55).
nilai
mungkin
lebih
pendiam
Keaktifan yang meningkat tersebut
diikuti
dengan
meningkat
pula.
didik pada
rata-rata
siklus I dengan
kelas
mengalami
peningkatan sebesar 4,55 (nilai siklus I
hasil
belajar
yang
80,73 dan siklus II 85,28) dan ketuntasan
Hasil
belajar
yang
sebesar 20,69% (pada siklus I 65,52% dan
meningkat karena peserta didik lebih aktif
siklus II 86,21%).
dan lebih mudah memahami materi ajar
Peningkatan hasil belajar siswa saat
menggunakan model pembelajaran think
proses pembelajaran yang terjadi pada
pair share berbantuan media power point.
siklus I dan siklus II di atas terjadi karena
dipengaruhi
oleh
langkah-langkah
c. Memberikan
soal
permasalahan
pembelajaran think pair share berbantuan
berkaitan dengan topik pelajaran. Pada
media power point yang diterapkan oleh
sintaks III pembelajaran think pair
guru, yaitu:
share berbantuan media power point ini
a. Mempersiapkan psikis, fisik peserta
menunjukkan
bahwa
sintaks
yang
tujuan
ketiga ini mempengaruhi hasil belajar
pembelajaran. Pada sintaks pertama
peserta didik yakni kinerja peserta
didik
dan
menyampaikan
think
pembelajaran
berbantuan
media
pair
share
didik.
power
point
mendorong
Pada
sintaks
peserta
ketiga
didik
ini
untuk
menunjukkan bahwa sintaks pertama ini
memperhatikan penjelasan dari guru.
mempengaruhi hasil belajar sikap dan
Hasil belajar kinerja peserta didik
kinerja. Hasil belajar sikap peserta didik
terlihat
terlihat dari kesiapan peserta didik
memperhatikan penjelasan dari guru
dalam mengikuti pembelajaran. Hasil
terkait tujuan pembelajaran.
belajar kinerja peserta didik terlihat dari
sikap
sikap
peserta
memperhatikan
dan
mendengarkan
pada
didik
dalam
dari
sikap
siswa
dalam
d. Mengarahkan dan memotivasi siswa
untuk
bekerja
sama
dalam
satu
bersemangat
kelompok pasangan. Pada sintaks IV
saat
pembelajaran
guru
think
pair
share
berbantuan media power point ini
menjelaskan materi.
b. Menyajikan materi pembelajaran di
menunjukkan
bahwa
sintaks
yang
slide power point. Pada sintaks II
keempat ini mempengaruhi hasil belajar
think
pembelajaran
berbantuan
media
menunjukkan
pair
share
peserta didik yakni sikap dan kinerja
power
point
peserta
didik.
Hasil
sintaks
yang
peserta
didik
dapat
bahwa
terlihat
dari
kecekatan
peserta didik yakni kinerja peserta
dengan kelompok. Hasil belajar kinerja
didik.
peserta didik terlihat dari sikap peserta
mendorong
sintaks
peserta
kedua
didik
ini
untuk
didik
dalam
dalam
sikap
kedua ini mempengaruhi hasil belajar
Pada
siswa
belajar
bergabung
memperhatikan
dan
bersemangat, memperhatikan, bertanya,
bersemangat mendengarkan penjelasan
dan
pendapat,
dari guru, kemampuan peserta didik
kecekatan siswa dalam mengangkat
dalam mengemukakan pendapat dalam
tangan,
kelompok (diskusi).
mengemukakan
serta
sikap
memperhatikan
dan
siswa
dalam
bersemangat
mendengar uraian materi dari guru.
e. Meminta pasangan kelompok untuk
berbagi jawaban dengan keseluruhan
kelas. Pada sintaks V pembelajaran
hasil belajar peserta didik yakni kinerja,
think pair share berbantuan media
produk, dan portofolio. Hasil belajar
power point ini menunjukkan bahwa
kinerja siswa mencakup kemampuan
sintaks yang kelima ini mempengaruhi
siswa
hasil belajar peserta didik yakni hasil
memperhatikan penjelasan dari guru.
belajar sikap, kinerja, dan portofolio.
Relevansi isi tugas dengan materi yang
Hasil
didik
disampaikan oleh guru, pengembangan
tercermin dari kesiapan peserta didik
isi tugas dan pengumpulan tugas akan
dalam
memunculkan
belajar
sikap
peserta
mempresentasikan
jawaban.
dalam
bersemangat
hasil
dan
belajar
produk
Hasil belajar kinerja peserta didik
peserta didik. Hasil belajar portofolio
tercermin
peserta
diproleh dari kelengkapan tugas peserta
didik dalam mengemukakan pendapat,
didik, kualitas tugas dan pengumpulan
kesiapan
tugas.
dari
kemampuan
peserta
didik
dalam
Dasar empiris mengenai efektivitas
melakukan presentasi, sikap peserta
dan
pembelajaran think pair share berbantuan
mendengarkan
media power point bagi peningkatan hasil
penjelasan dari guru/kelompok yang
belajar siswa telah diberikan oleh banyak
presentasi.
portofolio
peneliti antara lain Widodo dan Martono
terlihat dari hasil laporan diskusi yang
(2012: 5) proses pembelajaran dengan
mencakup kelengkapan tugas, kualitas
model pembelajaran think pair share
tugas, dan pengumpulan tugas tersebut.
menekankan pada proses belajar mandiri,
didik
dalam
bersemangat
memperhatikan
dalam
Hasil
belajar
f. Mengevaluasi kegiatan belajar. Pada
bekerjasama
dalam
kelompok,
dan
sintaks VI pembelajaran think pair
presentasi sehingga berpengaruh terhadap
share berbantuan media power point ini
hasil
menunjukkan
yang
meningkatkan hasil belajar dengan cara
keenam ini mempengaruhi hasil belajar
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
peserta didik yakni kinerja. Hasil
pembelajaran. Selain itu menurut Narzoles
belajar
mencakup
(2012: 22) pembelajaran think pair share
kemampuan siswa dalam bersemangat
dapat meningkatkan kinerja dan motivasi
dan memperhatikan penjelasan guru.
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
g. Penutup. Pada sintaks VII pembelajaran
belajar siswa. Rata-rata hasil belajar tes
think pair share berbantuan media
siswa sebelum penerapan pembelajaran
power point ini menunjukkan bahwa
think pair share adalah 8,28, setelah
sintaks yang ketujuh ini mempengaruhi
penerapan pembelajaran think pair share,
bahwa
kinerja
sintaks
siswa
belajar
siswa.
Siswa
mampu
rata-rata hasil belajar tes siswa menjadi
kelompok-kelompok
8,36. Hal ini senada dengan pendapat
informasi pada saat penyampaian hasil
Slone & Mitchell (2014: 103) yang
diskusi. Pada saat diskusi, setiap anggota
mengemukakan bahwa pembelajaran think
kelompok masing-masing berdiskusi dan
pair share memberikan kesempatan bagi
berusaha
siswa untuk mendapatkan pemahaman
permasalahan yang ada. Setiap anggota
yang lebih mendalam terhadap materi
dalam suatu kelompok harus memahami
pelajaran. Penguasaan materi yang baik
materi dan cara-cara pemecahan masalah
pada siswa akan mengakibatkan hasil
dengan baik. Saat guru menunjuk siswa
belajar
Dengan
secara acak, maka siswa tersebut mampu
demikian semakin memperkuat keyakinan
mengerjakan dengan baik, karena pada
bahwa implementasi pembelajaran think
saat diskusi sudah paham. Selain itu,
pair
pembelajaran
setelah penyampaian hasil diskusi, maka
Pengantar Ekonomi dan Bisnis, akan
selanjutnya adalah pengerjaan soal tes
mampu meningkatkan hasil belajar siswa
secara individu. Pada saat pengerjaan soal
yang terlihat dari peningkatan hasil belajar
tes individu, letak tempat duduk setiap
siswa dari tiap-tiap siklusnya.. Dengan
siswa tidak akan berdekatan dengan teman
demikian semakin memperkuat keyakinan
sebelahnya. Hal tersebut untuk mengatasi
bahwa implementasi pembelajaran think
kecurangan atau adanya kerjasama dengan
pair
pembelajaran
anggota dari kelompoknya. Hal ini untuk
dan bisnis, akan
melihat, apakah masing-masing siswa
mampu meningkatkan hasil belajar siswa
memang sudah betul-betul menguasai
yang terlihat dari peningkatan hasil belajar
materi tersebut. Oleh karena itu, model
siswa dari tiap-tiap siklusnya.
pembelajaran think pair share berbantuan
siswa
share
share
memuaskan.
ini
ini
dalam
dalam
pengantar ekonomi
untuk
untuk
membagi
memecahkan
Berdasarkan data siklus I dan siklus
media power point dapat meningkatkan
II, diperoleh data yang menunjukkan
hasil belajar peserta didik dan keaktifan
bahwa keaktifan dan hasil belajar peserta
belajar peserta didik.
didik
selalu
mengalami
peningkatan.
Model pembelajaran think pair share
berbantuan media power point melibatkan
peserta didik dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat membagi
informasi yang diperoleh saat diskusi.
Memberikan kesempatan pula kepada
SIMPULAN
Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan penelitian, dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media Power
Point dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Hal
ini
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran
ditunjukkan dengan perilaku siswa yang
akan
lebih fokus dalam memperhatikan uraian
kemampuan
materi,
materi yang dipelajari sehingga dapat
mengajukan
pertanyaan,
berakibat
pada
siswa
meningkatkan
dalam
berpendapat, berdiskusi, membuat laporan,
meningkatkan
memecahkan masalah, dan bersemangat
Penggunaaan media Power Point dalam
dalam pembelajaran. Model pembelajaran
proses pembelajaran dapat
Think Pair Share berbantuan media Power
guru dalam menyampaikan materi dan
Point ini dapat meningkatkan keaktifan
membantu untuk menarik perhatian siswa
siswa
hasil
selama proses pembelajaran. Perhatian
penelitian yang mengalami peningkatan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat
pada
berdampak
pada
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
kemampuan
memahami
media Power Point diterapkan keaktifan
dipelajari sehingga dapat meningkatkan
siswa belum dimunculkan oleh guru. Hal
hasil belajar. Sebelum penerapan model
tersebut terlihat dari keaktifan siswa pada
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
aspek visual activities, oral activities,
media Power Point, nilai rata-rata kelas
aspek writing activities, aspek mental
dan presentase ketuntasan hasil belajar
activities, dan aspek emosional activities
masih rendah. Setelah penerapan model
yang mengalami peningkatan pada setiap
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
siklusnya. Peningkatan keaktifan siswa ini
media Power Point, nilai rata-rata kelas
disebababkan
dan presentase ketuntasan hasil belajar
yang
setiap
ditunjukkan
siklus.
oleh
dari
Sebelum
penerapan
model
model
hasil
memahami
belajar
siswa.
membantu
meningkatnya
materi
yang
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
mengalami
media Power Point karena dalam proses
siklusnya dan memenuhi target yang
pembelajaran, siswa dilibatkan secara aktif
direncanakan sebelumnya.
dalam pembelajaran sehingga memacu
siswa untuk belajar secara mandiri dan
berkelompok untuk mempelajari materi
yang ada.
peningkatan
Penelitian
gambaran
ini
bahwa
pada
setiap
memberikan
keberhasilan
pembelajaran tergantung pada beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan
Peningkatan hasil belajar siswa
yang lain. Faktor-faktor tersebut berasal
juga dapat ditingkatkan melalui penerapan
dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari
model pembelajaran Think Pair Share
segi guru antara lain kemampuan guru
berbantuan
media
Power
Point.
mendorong, membina gairah belajar dan
partisipasi siswa secara aktif, memberikan
bekerja
kesempatan kepada siswa untuk belajar
pasangan,
menurut cara dan keadaan masing-masing,
kelompok untuk berbagi jawaban dengan
menggunakan berbagai kegiatan metode
keseluruhan kelas. Tahap-tahap tersebut
mengajar serta pendekatan multimedia.
akan memberikan kesempatan kepada
Faktor dari siswa antara lain keinginan dan
peserta didik untuk bertanya, berdiskusi,
keberanian menampilkan minat kebutuhan,
bersemangat,
permasalahannya,
mengeluarkan
berpartisipasi
dalam
sama
dalam
dan
satu
kelompok
meminta
pasangan
memperhatikan,
pendapat,
memecahkan
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan
masalah, dan membuat laporan. Selain itu,
belajar,
adanya
menampilkan
belajar
dalam
berbagai
menjalani
usaha
dan
kewajiban
pasangan
agar
suatu
semua
kelompok
anggotanya
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar
memahami betul materi yang sedang
sampai mencapai keberhasilan.
dibahas, maka hal tersebut akan memberi
Hasil penelitian ini juga dapat
menjadi
alternatif
pilihan
model
pembelajaran bagi guru untuk dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Penerapan model pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media Power
Point juga dapat meningkatkan motivasi
dan semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran serta dapat melibatkan peran
kesempatan
kepada
setiap
anggota
kelompok untuk saling berbagi informasi
terkait dengan materi yang sedang dibahas
dengan
anggota
lain.
Selain
itu,
peningkatan keaktifan belajar tersebut juga
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik pada aspek sikap, kinerja, portofolio,
produk,
dan
tes
yang
mengalami
peningkatan.
aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Think Pair
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar
Share berbantuan media Power Point
siswa dipengaruhi oleh langkah-langkah
menjadikan siswa menjadi lebih aktif
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
dalam
media Power Point. Langkah-langkah
pembelajaran siswa tidak lagi sebagai
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
obyek belajar melainkan menjadi subyek
media Power Point yang diterapkan oleh
belajar.
guru yang paling dominan mempengaruhi
pasanganya (pair) untuk memecahkan
keaktifan dan hasil belajar siswa adalah
masalah
langkah
yaitu
kemudian siswa juga berbagi (share)
mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
kepada teman-teman sekelasnya dengan
keempat
dan
kelima
pembelajaran
Siswa
yang
karena
berdiskusi
diberikan
oleh
selama
dengan
guru,
mempresentasikan hasil diskusinya dengan
dilakukan dengan benar agar peningkatan
pasangannya. Selain itu dengan penerapan
keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh
model pembelajaran Think Pair Share
siswa
berbantuan media Power Point ini siswa
pembelajaran
lebih menguasai materi, karena siswa
meningkatkan antusias, semangat dan
berpikir
(think)
keaktifan
masalah
yang
untuk
menyelesaikan
ditugaskan
kepadanya.
maksimal.
Penerapan
dengan
tepat
siswa.
pembelajaran
yang
model
akan
Penyampaian
menarik
Penguasaan materi yang baik pada siswa
menyenangkan
akan mengakibatkan hasil belajar siswa
antusias
yang meningkat. Model pembelajaran
pembelajaran. Peningkatan semangat dan
Think Pair Share berbantuan media Power
antusias siswa akan mempermudah siswa
Point
dan
dalam memahami materi, yang pada
memberikan kesempatan kepada peserta
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar
didik untuk dapat membagi informasi yang
siswa secara maksimal.
melibatkan
diperoleh
kesempatan
saat
peserta
diskusi.
pula
didik
Memberikan
kepada
kelompok-
kelompok untuk membagi informasi pada
saat penyampaian hasil diskusi. Pada saat
diskusi, setiap anggota kelompok masingmasing berdiskusi dan berusaha untuk
siswa
akan
dan
dalam
meningkatkan
mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Alkash, K.A. & Al-Dersi, Z.E.M. (2013).
Advantages of Using Power point
Presentation in EFL Classroom & the
Status of its Use in Sebha University.
International Journal of English
Language & Translation Studies, 1
(1), 3-16.
memecahkan permasalahan yang ada.
Setiap anggota dalam suatu kelompok
harus memahami materi dan cara-cara
pemecahan masalah dengan baik. Suasana
belajar yang tidak monoton, karena dalam
penyampaian materi guru menggunakan
bantuan media
Power
Point
dengan
ditambahi tampilan animasi yang menarik,
menjadikan peserta didik lebih berminat
Adekola, G. (2010). The Impact of
Instructional Media on the Education
of Youths on HIV/AIDS in Nigeria
Urban Communities. International
Journal of Scientific Research in
Education, 3 (1), 64-72.
Azlina, N.A. (2010). CETLa: Supporting
Collaborative
Activies
Among
Students and Teachers Through the
Use of Think-Pair-Share Techniques.
Internatonal Journal of Computer
Science Issues,7 (5), 18-29.
dan antusias dalam pembelajaran
Langkah-langkah dalam penerapan
model pembelajaran Think Pair Share
berbantuan media Power Point harus
Hanafiah, N dan Suhana, C. (2009).
Konsep
Strategi
Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama.
Isjoni. (2009). Cooperative Learning
(Mengembangkan
Kemampuan
Belajar Berkelompok). Bandung:
Alfabeta
Karge, B.D., Phillips, K.M., Jessee, T. &
McCabe, M. (2011). Effective
strategies for engaging adult learners.
Journal of College Teaching &
Learning, 8 (12), 53-56.
Khalid, A. & Halten, B.N. (2011).
Enhancing Learning at the Polytechnic
University: Interactive Classroom
Techniques. International Journal of
Polytechnic Studies, 1 (2).
Sudjana, N. & Rivai, A. (2002). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Sugiharti, E. & Suyitno, A. (2015).
Improving of Problem Solving Ability
of Senior High School Students
Through Application of TPS Based on
E-Learning in Mathematics Lesson
(Case Study on Students at Semarang
– Indonesia). International Journal of
Education and Research. 3 (2), 381392.
Suprijono, A. (2011). Cooperative
Learning. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Lie, A. (2008). Kooperatif Learning.
Jakarta: PT. Grasindo
Susilana, R. (2013). Media Pembelajaran.
Bandung: CV Wacana Prima
Lom, B. (2012). Classroom Activities:
Simple Strategies to Incorporate
Student Centered Activities within
Undergraduate Science Lectures. The
Journal
of
Undergraduated
Neuroscience Education,11(1), A64A71.
Trianto.
(2009).
Model-Model
Pembelajaran Inovatif –Progresif.
Surabaya: Prenada Media Group
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi
Narzoles, D.T.G. (2012). Think-PairShare: its Effect on The Academic
Performance of ESL Students.
International Journal of Literature,
Linguistics
&
Interdiscpiplinary
Studies, 1 (4), 22-26.
Pundak, D., Hershkowitz, O., Shacham &
Biton, R.W. (2009). Instructors'
Attitudes toward Active Learning.
Interdisciplinary Journal of ELearning and Learning Objects, 5,
216-232.
Slone, N.C. & Mitchell, N.G. (2014).
Technology-Based Adaptation of
Think-Pair Share Utilizing Google
Drive. Journal of Teaching and
Learning with Technology, 3 (1), 102104.
Widodo, J. & Martono, S. (2012).
Implementasi Model Think Pair Share
(TPS) Berbantuan Media Power Point
pada pembelajaran Kewirausahaan
Pokok Bahasan Proposal Usaha untuk
Menigkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Dukuhturi
Kabupaten
Tegal.
Economic
Education
Analysis
Journal, 1 (2), 2-7.
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
(TPS) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA
MATA PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI
DAN BISNIS SISWA SMK NEGERI I
BANYUDONO TAHUN AJARAN
2015/2016
Eka Febrianto
Prodi Pendidikan Ekonomi-BKK Tata Niaga, FKIP UNS
Surakarta, 57126, Indonesia
ekafebrianto43@gmail.com
ABSTRAK
Eka Febrianto. UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE
(TPS) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT PADA MATA
PELAJARAN PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS SISWA SMK
NEGERI I BANYUDONO TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran pengantar ekonomi dan bisnis pada siswa kelas
X Pemasaran 1 SMK Negeri I Banyudono dengan menerapkan model
pembelajaran think pair share berbantuan media power point.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) perencanaan
tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan
refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran 1 SMK Negeri 1
Banyudono yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui kegiatan: (a) wawancara, (b) observasi, (c) dokumentasi, dan (d) tes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model
pembelajaran think pair share berbantuan media power point dapat meningkatkan
keaktifan belajar dan hasil belajar peserta didik dari pra siklus ke siklus I dan dari
siklus I ke siklus II. Hal ini terbukti pada siklus I keaktifan peserta didik dari segi
visual activities meningkat (presentase pra siklus 13,79% dan siklus I 27,59%),
keaktifan peserta didik dari segi oral activities meningkat (presentase pra siklus
0,00% dan siklus I 30,79%), keaktifan peserta didik dari segi writing activities
meningkat (presentase pra siklus 0,00% dan siklus I 58,62%), keaktifan peserta
didik dari segi mental activities meningkat (presentase pra siklus 0,00% dan siklus
I 30,90%), keaktifan peserta didik dari segi emotional activities meningkat
(presentase pra siklus 31,00% dan siklus I 44,69%). Hasil belajar peserta didik
juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 6,77 (nilai rata-rata pra siklus 73,96
dan nilai rata-rata siklus I 80,73) dan presentase ketuntasan meningkat 17,24%
(presentase pra siklus 48,28% dan siklus I 65,52%). Pada siklus II keaktifan
peserta didik terus meningkat, terbukti keaktifan peserta didik dari segi visual
activities meningkat 48,09% (presentase siklus I 27,59% dan siklus II 75,86%),
keaktifan peserta didik dari segi oral activities meningkat 45,07% (presentase
siklus I 30,79% dan siklus II 75,86%), keaktifan peserta didik dari segi writing
activities meningkat 24,4% (presentase siklus I 58,62% dan siklus II 82,76%),
keaktifan peserta didik dari segi mental activities meningkat 31,17% (presentase
siklus I 30,90% dan siklus II 62,07%), keaktifan peserta didik dari segi emotional
activities meningkat 27,72% (presentase siklus I 44,69% dan siklus II 72,41%).
Hasil belajar peserta didik pada siklus II juga mengalami peningkatan yaitu
sebesar 4,55 (nilai rata-rata siklus I 80,73 dan nilai rata-rata siklus II 85,28) dan
presentase ketuntasan meningkat 20,69% (presentase siklus I 65,52% dan siklus II
86,21%).
Kata kunci: think pair share (TPS), media power point, keaktifan siswa, hasil
belajar pengantar ekonomi dan bisnis
ABSTRACT
Eka Febrianto. EFFORTS TO IMPROVE LEARNING ACTIVENESS AND
LEARNING OUTCOMES THROUGH THINK PAIR SHARE (TPS)
TEACHING MODEL COMBINED WITH POWER POINT MEDIA IN
THE SUBJECT MATTER OF INTRODUCTION TO ECONOMICS AND
BUSINESS IN ACADEMIC YEAR 2015/2016. Skripsi: The Faculty of Teacher
Training and Education, Sebelas Maret University, July 2016.
The objective of research is to improve the learning activeness and
learning outcomes in the subject matter of Introduction to Economics and
Business of the students in Grade X of Marketing Department of State Vocational
High School 1 of Banyudono in Academic Year 2015/2016 through the
application of think pair share teaching combined with power point media.
This study used the classroom action research (CAR) with two cycles.
Each cycle consisted of four phases i.e. planning, implementation, observation,
and analysis & reflection. Its subjects were 29 students of the aforementioned
school. The data of research were collected through (a) in-depth interview, (b)
observation, (c) documentation, and (d) test.
The application of the think pair share teaching combined with power
point media can improve the learning activeness and learning outcomes in the
Introduction to Economics and Business subject matter from Pre-cycle to Cycle I
and from Cycle I to Cycle II. The percentage of the students’ learning activeness
in visual activities is 13.79% in Pre-cycle, and it becomes 27.59% in Cycle I and
75.86% in Cycle II respectively; the percentage of the students’ learning
activeness in oral activities is 0.00% in Pre-cycle, and it becomes 30.79% in Cycle
I and 75,86% in Cycle II respectively; the percentage of the students’ learning
activeness in writing activities is 0.00% in Pre-cycle, and it becomes 58.62% in
Cycle I and 82.76% in Cycle II respectively; the percentage of the students’
learning activeness in mental activities is 0.00% in Pre-cycle, and it becomes
30.90% in Cycle I and 62.07% in Cycle II respectively; the percentage of the
students’ learning activeness in emotional activities is 31.00% in Pre-cycle, and it
becomes 44.69% in Cycle I and 72.41% in Cycle II respectively. Furthermore, the
students’ average score is 73.96 in Pre-cycle, and it becomes 80.73 in Cycle I and
85.28 in Cycle II respectively. Finally, the percentage of the students’ learning
completeness is 48.28% in Pre-cycle, and it becomes 65.52% in Cycle I and
86.21% in Cycle II.
Keywords: Think pair share teaching, learning activeness, learning outcome in the
subject matter of Introduction to Economics and Business
PENDAHULUAN
Sumber daya
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan
yang
yang berkualitas sangat diperlukan untuk
berkualitas menentukan maju mundurnya
mendukung terciptanya manusia yang
suatu bangsa. Di era globalisasi ini,
cerdas serta mampu bersaing di era
sumber daya manusia sangat dibutuhkan
globalisasi.
terlebih dari aspek ilmu pengetahuan.
peranan
Menghadapi
tersebut,
membentuk karakter, perkembangan ilmu
untuk
dan mental seorang anak, yang nantinya
membentuk generasi penerus bangsa yang
akan tumbuh menjadi seorang manusia
berkualitas, menjadi salah satu kebutuhan
dewasa
yang sangat penting. Generasi penerus
melakukan
yang berkualitas itulah yang kelak akan
lingkungannya,
meneruskan tongkat estafet pembangunan,
maupun sebagai makhluk sosial.
pendidikan
manusia
perkembangan
sebagai
upaya
Pendidikan
yang
yang
sangat
akan
besar
dalam
berinteraksi
banyak
baik
mempunyai
dan
hal
terhadap
secara
individu
sehingga bangsa dan negara ini mampu
bersaing dengan bangsa dan negara lain
serta bertahan di tengah era globalisasi.
Tujuan pendidikan dapat tercapai
apabila ada kerjasama antara pemerintah,
masyarakat, serta pelaku pendidikan. Salah
Pendidikan
merupakan
pilar
utama terhadap pengembangan kualitas
sumber daya manusia dan masyarakat
suatu bangsa. Dalam dunia pendidikan
perubahan demi perubahan telah dilakukan
dengan
tujuan
menghasilkan
lulusan
satu kerjasama yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan
tercapainya
tujuan
pendidikan adalah proses kegiatan belajar
mengajar. Keberhasilan pendidikan dalam
mencapai
tujuan
tidak
terlepas
dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
pembelajaran
November 2015, bahwa dalam observasi
merupakan salah satu alat untuk mencapai
yang dilakukan kepada guru, guru dalam
tujuan pendidikan.
proses pembelajaran hanya menerapkan
kelas.
Jadi,
proses
metode ceramah dan tanya jawab. Tanya
Siswa
sebagai
subjek
belajar
harus aktif dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam
bentuk
kegiatan
siswa
bekerja
dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan
dari
guru
ke
pembelajaran
siswa.
aktif
mengembangkan
Pendekatan
adalah
kemampuan
untuk
berpikir
tingkat tinggi siswa. Siswa diminta untuk
memecahkan masalah dengan cara ilmiah.
Mereka
mengumpulkan,
menganalisa,
menafsirkan dan menggambarkan data,
dan mengandalkan prosedur ini untuk
untuk merancang suatu sistem, komponen,
atau proses untuk memenuhi kebutuhan
yang diinginkan (Pundak, Hershkowitz,
Shacham & Wiser-Biton, 2009: 217).
Kondisi pembelajaran yang kondusif dan
jawab diberikan guru kepada siswa, namun
siswa yang merespon sangat sedikit. Hal
ini mempengaruhi keaktifan belajar siswa.
Karena keberhasilan belajar siswa juga
sangat dipengaruhi oleh guru sebagai
orang tua kedua di sekolah yang mengajar,
membimbing dan mendidik siswa agar
menjadi manusia yang berguna kelak.
Guru
dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran di kelas, mengharapkan
dapat terciptanya proses pembelajaran
yang optimal. Harapan guru tentunya akan
direalisasikan kepada siswa melalui model
pembelajaran yang dilakukan di dalam
kelas. Model pembelajaran adalah pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelompok
maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46).
menyenangkan diharapkan mampu untuk
memotivasi peserta didik untuk aktif
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil tujuan pembelajaran
Pembelajaran yang sering terjadi
saat ini adalah pembelajaran dengan satu
arah yaitu guru yang lebih aktif berperan
dalam
pembelajaran.
Seperti
hasil
observasi yang dilakukan saat menjalani
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di
SMK N 1 Banyudono Boyolali pada bulan
September
sampai
dengan
bulan
yang maksimal. Salah satunya adalah
pembelajaran Pengantar Ekonomi dan
Bisnis, peserta didik harus aktif agar dapat
berpartisipasi
langsung
dalam
proses
pembelajaran Pengantar Ekonomi dan
Bisnis agar proses pembelajaran Pengantar
Ekonomi dan Bisnis dapat berjalan dengan
optimal. Proses pembelajaran pengantar
ekonomi dan bisnis akan lebih bermakna
elastisitas penawaran menunjukkan bahwa
apabila menggunakan model pembelajaran
tingkat keaktifan peserta didik masih
yang menyenangkan yang melibatkan
rendah, pada saat proses pembelajaran di
siswa dalam berpikir secara langsung dan
kelas guru lebih banyak menerangkan
menggunakan media pembelajaran yang
materi dan siswa hanya mendengar saja.
menarik sehingga siswa merasa senang
Diskusi antar kelompok jarang dilakukan
atau mudah mendalami
sehingga interaksi dan komunikasi antar
materi
yang
siswa dengan siswa lainnya maupun
disampaikan dalam pembelajaran.
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan di kelas X Pemasaran I, kondisi
dengan guru masih belum terjalin selama
proses pembelajaran.
kelas saat kegiatan belajar mengajar masih
Keaktifan siswa yang kurang
sering pasif. Siswa kurang memperhatikan
dalam proses pembelajaran tentu akan
guru yang sedang mengajar di depan kelas.
berdampak pada hasil belajar. Hal ini
Keaktifan
sangat
dapat dilihat dari hasil belajar ulangan
yang
akhir semester mata pelajaran Pengantar
menjawab pertanyaan dari guru. Pada saat
Ekonomi dan Bisnis kelas X Pemasaran I
guru menerangkan di depan kelas, terdapat
dengan
siswa yang mengobrol dengan temannya.
Minimum) sebesar 75. Nilai siswa hanya
Sangat sulit untuk terjadinya interaksi aktif
berkisar pada batas tuntas KKM atau di
baik antara siswa dengan siswa maupun
bawahnya. Dari total 29 siswa kelas X
antara siswa dengan guru dalam kegiatan
Pemasaran
pembelajaran. Hal tersebut juga terlihat
didapatkan menunjukkan bahwa 14 siswa
pada saat observasi pra tindakan kelas,
atau 48,28% siswa telah tuntas KKM
observasi
kelas
sedangkan 15 siswa atau 51,72% siswa
dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2016
tidak tuntas KKM. Berdasarkan kondisi
yang dilakukan peserta didik kelas X
yang
Pemasaran 1 SMK Negeri 1 Banyudono
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
dapat diketahui bahwa keaktifan peserta
masih rendah, hal tersebut disebabkan
didik dalam pembelajaran masih rendah.
siswa kurang menguasai materi pelajaran.
Pada
sedang
Keadaan
tersebut,
menerangkan materi tentang elastisitas
ternyata
tidak
penawaran. Hasil observasi keaktifan pada
pembelajaran yang digunakan. Selama
saat guru sedang menjelaskan materi
pembelajaran guru hanya menggunakan
kurang,
belajar
hanya
saat
awal
siswa
beberapa
pra
observasi
juga
siswa
tindakan
guru
KKM
I,
(Kriteria
nilai
dipaparkan
Ketuntasan
kognitif
tersebut
setelah
lepas
dari
yang
dapat
dicermati
model
metode ceramah dan tanya jawab. Siswa
sehingga
memberikan
dampak
positif
menjadi kurang aktif dalam pembelajaran.
terhadap
kualitas
interaksi
dan
Proses pembelajaran yang kurang berhasil
komunikasi,
pada
tentu akan berdampak pada hasil belajar.
memotivasi
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
meningkatkan
rendahnya hasil belajar siswa kelas X
pembelajaran kooperatif yang diajarkan
Pemasaran I tersebut tidak terlepas dari
adalah keterampilan-keterampilan khusus
model pembelajaran yang kurang kreatif
agar dapat bekerja sama dengan baik di
dan inovatif.Berdasarkan pandangan di
dalam
atas, maka permasalahan yang muncul
pendengar yang baik dan peserta didik
adalah bagaimana guru dapat menciptakan
diberi
suatu proses pembelajaran yang dinamis.
pertanyaan atau tugas yang direncanakan
Pembelajaran yang melibatkan peran siswa
untuk
secara
pembelajaran kooperatif adalah: 1) setiap
aktif
mengajar.
dalam
kegiatan
Pembelajaran
tersebut
belajar
juga
akhirnya
dapat
peserta
didik
untuk
hasil
belajarnya.
Pada
kelompoknya,
lembar
kegiatan
diajarkan.
anggota
seperti
yang
Beberapa
memiliki
menjadi
peran,
berisi
ciri
2)
dari
terjadi
harus dapat meningkatkan pemahaman
hubungan interaksi langsung di antara
siswa pada materi sehingga hasil belajar
peserta didik, 3) setiap anggota kelompok
pun
cara
bertanggung jawab atas belajarnya dan
memperbaiki proses pembelajaran adalah
juga teman-teman sekelompoknya, 4) guru
dengan penerapan model pembelajaran
membantu mengembangkan keterampilan-
inovatif dan kreatif.
keterampilan interpersonal kelompok, dan
meningkat.
Pilihan
Salah
model
satu
pembelajaran
sangat beragam dan dapat divariasikan
sesuai
kebutuhan.
Variasi
model
5)
guru
hanya
berinteraksi
dengan
kelompok saat diperlukan (Isjoni, 2009:
20).
guru
Pembelajaran think pair share
maupun peserta didik lebih inovatif dan
adalah salah satu jenis pembelajaran
kreatif, sehingga suasana belajar di kelas
kooperatif untuk belajar aktif yang sangat
menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
efektif dan banyak digunakan untuk
Dari beragam pilihan model pembelajaran
pembelajaran di pendidikan tinggi (Lom,
tersebut salah satunya adalah model
2012: A66; Khalid & Halten, 2011: 4).
pembelajaran
Model
pembelajaran
memungkinkan
kooperatif.
Dalam
pembelajaran
pada
siswa,
sederhana
namun
yang
pembelajaran kooperatif, peserta didik
berpusat
sangat
terlibat aktif pada proses pembelajaran
bermanfaat ini dikembangkan pertama kali
oleh Frank Lyman dari University of
Penerapan model pembelajaran think pair
Maryland (Slone & Mitchell, 2014: 102).
share akan dapat meningkatkan keaktifan
Strategi think pair share atau berpikir
siswa di dalam kelas, karena siswa akan
berpasangan berbagi adalah merupakan
berdiskusi dengan pasanganya (pair) untuk
jenis pembelajaran yang dirancang untuk
memecahkan masalah yang diberikan oleh
memengaruhi pola interaksi peserta didik.
guru, kemudian siswa juga berbagi (share)
Pada pembelajaran ini diawali dengan guru
kepada teman-teman sekelasnya dengan
mengajukan pertanyaan atau isu terkait
mempresentasikan hasil diskusinya dengan
dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh
pasangannya. Selain itu dengan penerapan
peserta didik, selanjutnya guru meminta
model pembelajaran ini siswa akan lebih
peserta didik berpasangan untuk berdiskusi
menguasai materi, karena siswa harus
kemudian
tiap-tiap
berpikir
(think)
pasangan hasilnya dibicarakan dengan
masalah
yang
pasangan
Prinsip
Penguasaan materi yang baik pada siswa
pembelajaran think pair share adalah: 1)
akan mengakibatkan hasil belajar siswa
Berpikir, siswa berpikir tentang tugas dan
memuaskan. Beberapa dampak positif
bagaimana
model pembelajaran ini diharapkan dapat
hasil
ke
diskusi
seluruh
di
kelas.
mengatasinya
individual.
Kemudian,
secara
langkah,
2)
memperbaiki
untuk
menyelesaikan
ditugaskan
kualitas
kepadanya.
peserta
didik.
Berpasangan, siswa dipasangkan dengan
Penerapan model pembelajaran think pair
mitra kelompok, siswa harus membentuk
share
kelompok sepasang dengan temannya.
tindakan
Kemudian
ke
pembelajaran mata pelajaran pengantar
meminta
ekonomi dan bisnis. Menurut Trianto
pasangan untuk berbagi jawaban mereka
(2009: 81), Prosedur yang digunakan
dalam grup, kemudian, keseluruh kelas
dalam think pair share dapat memberi
(Azlina, 2010: 21; Lom, 2012: A66).
siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
langkah,
mereka
3)
harus
Berbagi,
pindah
guru
Pembelajaran think pair share
(TPS)
merupakan
salah
memperbaiki
satu
proses
merespon dan saling membantu.
Dalam
diyakini tidak hanya meningkatkan belajar
pembelajaran
sangat
siswa tetapi juga melibatkan semua siswa
diperlukan perhatian penuh dari siswa.
dalam diskusi, termasuk mereka yang
Untuk
mungkin lebih pendiam dan cenderung
siswa terhadap penjelasan materi yang
tidak ingin berbagi di kelas (Karge,
disampaikan oleh guru diperlukan suatu
Phillips, Jessee, & McCabe, 2011: 55).
media pembelajaran. Media pembelajaran
meningkatkan
minat
perhatian
adalah sebuah pengaturan yang disengaja
warna menarik, membuat siswa tertarik
dalam ruang pembelajaran, ruang kelas,
untuk mempelajarinya, cukup populer dan
laboratorium, bengkel dan lain-lain yang
yang penting dapat menjelaskan konsep
bertujuan membantu peserta didik untuk
bagi siswa. Software power point adalah
mencapai
aplikasi komputer yang memungkinkan
perubahan
yang
diinginkan
dalam perilaku atau kinerja (Adekola,
untuk
2010:
gambar,
64).
sebagai
Pemanfaatan
media
multimedia
pembelajaran
dapat
mengatasi beberapa hambatan bagi siswa
yang memiliki daya abstraksi rendah.
Hanafiah
dan
Suhana
(2009:
59)
menyatakan bahwa “media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan
alat
yang
disediakan
guru
untuk
mendorong siswa belajar sacara cepat,
tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya
verbalisme”.
pembelajaran
Salah
satu
multimedia
media
melalui
komputer yaitu dengan menggunakan
power point. Power point merupakan
bagian dari Microsoft Office. Power point
adalah suatu program presentasi yang
menarik dan enak di pandang. Program
menggabungkan
dan
presentasi
suara
teks,
untuk
multimedia
grafik,
membuat
yang
canggih
(Alkash & Al-Dersi, 2013: 5).
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan di kelas X Pemasaran I, fasilitas
multimedia pembelajaran yang ada di
kelas yaitu komputer dan proyektor LCD
(Liquid Crystal Display) belum bisa
dimanfaatkan dengan maksimal oleh guru
selama proses pembelajaran berlangsung.
Guru hanya menggunakan papan tulis
sebagai media pembelajaran selama proses
belajar mengajar di kelas. Hal ini kurang
menarik perhatian para siswa untuk aktif
dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan
uraian di atas, maka
Microsoft Office Power point adalah salah
penelitian tindakan
kelas
yang akan
satu software yang dirancang khusus untuk
dilakukan berjudul: “Upaya Peningkatan
mampu menampilkan program multimedia
Keaktifan dan Hasil Belajar melalui Model
dengan menarik, mudah dalam pembuatan,
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
mudah dalam penggunaan dan relatif
berbantuan Media Power Point pada Mata
murah karena tidak membutuhkan bahan
Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis
baku selain alat untuk menyimpan data
Siswa SMK Negeri 1 Banyudono Tahun
(Susilana, 2013: 100-101). Power point ini
Ajaran 2015/2016”
di pilih karena media ini memiliki ciri-ciri
Tujuan dari penelitian ini adalah
yang mampu membangkitkan minat siswa
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
untuk belajar yaitu antara lain bentuk dan
belajar pengantar ekonomi dan bisnis bagi
siswa SMK Negeri 1 Banyudono tahun
sebagai uji validitas data. Teknik analisis
pelajaran 2015/2016 dengan penerapan
data yang digunkan dalam penelitian
model pembelajaran Think Pair Share
tindakan
berbantuan media Power Point.
menggunakan teknik analisis deskriptif
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Banyudono yang beralamat di Jl.
57373.
No.03
Kelas
Banyudono
yang
penelitian
adalah
Penelitian
ini
X
akan
Boyolali
digunakan
Pemasaran
merupakan
tindakan kelas.
1.
penelitian
Masing-masing siklus
terdiri empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Subjek dari penelitian ini adalah
guru mata pelajaran ekonomi dan peserta
didik kelas X Pemasaran I tahun ajaran
2015/2016 yang berjumlah 29 siswa.
Pertimbangan pemilihan kelas tersebut
didasarkan
pada
keaktifan
peserta
pembelajaran
peserta
rendahnya
tingkat
didik
berlangsung
didik
pada
mata
selama
dan
hasil
pelajaran
pengantar ekonomi dan bisnis yang rendah
pula.
Jenis data pada penelitian ini adalah
data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini diperoleh dari siswa
dan guru yakni melalui observasi dan
wawancara. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini melalui metode
observasi,
tes,
ini
adalah
dengan
untuk data kuantitaif, dan data kualitatif
METODE PENELITIAN
Kuwiran
kelas
dokumentasi,
dan
wawancara dengan memakai triangulasi
berupa data hasil belajar, hasil observasi
keterampilan guru dan aktivitas siswa yang
dipaparkan dalam kalimat yang diperlukan
menurut
kategori
untuk
memperoleh
kesimpulan.
Indikator
adalah
keaktifan
pembelajaran
bisnis
kinerja
siswa
pengantar
dengan
penelitian
ini
dalam
ekonomi
menggunakan
dan
model
pembelajaran think pair share (TPS)
berbantuan media power point meningkat
dengan
kriteria
minimal
B
(baik).
Sekurang-kurangnya 80% siswa X PM 1
SMK Negeri 1 Banyudono mengalami
ketuntasan
pembelajaran
bisnis.
belajar
individual
pengantar
ekonomi
dalam
dan
meningkat 13,69% (presentase pra siklus
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data menunjukkan
keaktifan belajar siswa sebagai berikut:
31% dan siklus I 44,69%). Presentase
keaktifan peserta didik siklus II pada aspek
visual activities dengan kriteria minimal B
Keaktifan Peserta Didik
meningkat 48,27% (keaktifan siklus I
27,59% dan siklus II 75,86%), aspek oral
100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 45,07% (keaktifan siklus I
30,79% dan siklus II 75,86%), aspek
Emosi
onal
Activiti
es
31%
writing activities dengan kriteria minimal
Siklus I
27,59% 30,79% 58,62% 30,90% 44,69%
mental activities dengan kriteria minimal
Siklus II
75,86% 75,86% 82,76% 62,07% 72,41%
Visual
Activiti
es
Oral
Activiti
es
Pra Siklus 13,79%
0%
Writin
g
Activiti
es
0%
Menta
l
Activiti
es
0%
B meningkat 24,4% (keaktifan siklus I
58,62% dan siklus II 82,76%), aspek
B meningkat 31,17% (keaktifan siklus I
30,90% dan siklus II 62,07%), aspek
Sistem
pembelajaran
dengan
penerapan model pembelajaran think pair
share berbantuan media power point
emosional
peserta
didik
siklus
I
aspek
visual
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 13,80% (presentase pra siklus
13,79% dan siklus I 27,59%), aspek oral
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 30,79% (presentase pra siklus
0% dan siklus I 30,79%), aspek writing
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 58,62% (presentase pra siklus
0% dan siklus I 58,62%), aspek mental
activities dengan kriteria minimal B
meningkat 30,90% (presentase pra siklus
0% dan siklus I 30,90%), aspek emosional
activities dengan kriteria minimal B
dengan
kriteria
minimal B meningkat 27,72% (keaktifan
siklus I 44,69% dan siklus II 72,41% ).
terbukti dapat meningkatkan keaktifan
belajar peserta didik. Pada aspek keaktifan
activities
Model pembelajaran think pair share
berbantuan media power point adalah
penerapan model pada Penelitian Tindakan
Kelas
(PTK)
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
peserta
didik
dalam
mata
pelajaran
pengantar ekonomi dan bisnis. Hal ini
didukung dengan apa yang diungkapkan
oleh Lie (2008: 57) think pair share (TPS)
adalah
teknik
memberikan
siswa
pembelajaran
yang
kesempatan
untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan
orang
lain
dan
mengoptimalisasikan
partisipasi siswa. Hal ini senada dengan
pendapat
Lom
(2012:
A66)
yang
mengemukakan bahwa Pembelajaran think
pair share atau berpikir, berpasangan, dan
animasi
berbagi merupakan suatu cara yang efektif
Program
untuk membuat variasi suasana pola
menampilkan
diskusi kelas. Terkait dengan penggunaan
tulisan, gambar, animasi, serta suara
media pembelajaran sebagai alat bantu
sehingga siswa dapat lebih tertarik dalam
pembelajaran, penelitian ini didukung
mengikuti pelajaran. Software Power Point
dengan teori Sudjana dan Rivai (2002: 2)
adalah
media mempunyai kontribusi dalam proses
memungkinkan
belajar siswa yaitu: 1) Pembelajaran akan
teks, grafik, gambar, dan suara untuk
lebih menarik perhatian siswa sehingga
membuat
dapat menumbuhkan motivasi belajar, 2)
canggih (Alkash & Al-Dersi, 2013: 5).
Bahan pembelajaran akan lebih jelas
Media power point menurut Munadi
maknanya sehingga dapat lebih dipahami
(2013: 150) mempunyai kelebihan, antara
oleh siswa sehingga memungkinkannya
lain: 1) Mampu menampilkan objek-objek
menguasai
tujuan
yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau
pembelajaran, 3) Metode mengajar akan
diistilahkan dengan imagery, 2) Memiliki
lebih
semata-mata
kemampuan dalam menggabungkan semua
komunikasi verbal melalui penuturan kata-
unsur media seperti teks, video, animasi,
kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
image, grafik dan sound menjadi satu
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi
kesatuan penyajian yang terintegrasi, 3)
bila guru mengajar pada setiap jam
Memiliki
pelajaran, 4) Siswa dapat lebih banyak
mengakomodasi
melakukan kegiatan belajar sebab tidak
modalitas
hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
mereka yang memiliki tipe visual, auditif,
juga aktivitas lain seperti mengamati,
kinestetik atau yang lainnya, 4) Mampu
melakukan
mengembangkan
dan
bervariasi,
mencapai
tidak
mendemonstrasikan,
dan
gambar
Power
yang
Point
informasi
aplikasi
menarik.
ini
dapat
yang
berupa
komputer
untuk
presentasi
yang
menggabungkan
multimedia
kemampuan
siswa
belajarnya,
materi
yang
dalam
sesuai
terutama
dengan
bagi
pembelajaran
memamerkan, dan lain-lain. Perpaduan
terutama membaca dan mendengarkan
model pembelajaran think pair share
secara mudah. Hal ini relevan dengan
dengan media power point ini terbukti
model pembelajaran think pair share,
dapat memberikan efektivitas dan manfaat
bahwa model pembelajaran ini merupakan
yang baik dalam pembelajaran. Peserta
model pembelajaran yang memberikan
didik antusias karena dilatarbelakangi
kesempatan yang sama kepada peserta
dengan adanya penayangan materi yang
didik untuk berpikir secar individu serta
disajikan pada slide Power Point dengan
belajar bekerja sama secara berpasangan
Hasil analisis belajar peserta didik
untuk mendiskusikan persoalan yang ada
pada mata pelajaran pengantar ekonomi
sebagai berikut:
dan bisnis dan membagi hasil diskusi
pasangan tersebut keseluruh siswa.
Hasil Belajar
Hal ini sejalan dengan penelitian
100,00%
yang dilakukan oleh Sugiharti dan Suyitno
(2015:
381)
penerapan
80,00%
model
60,00%
pembelajaran think pair share dalam
40,00%
pelajaran matematika bisa meningkatkan
20,00%
kemandirian, keaktifan, dan keterampilan
0,00%
Tidak Tuntas
pemecahan masalah matematika. Siswa
Tuntas
dibiasakan untuk tidak bergantung pada
Pra Siklus
51,72%
Siklus I
34,48%
Siklus II
13,79%
48,28%
65,52%
86,21%
gurunya. Mereka dapat berdiskusi dengan
Penerapan
temannya secara berpasangan, sehingga
model
pembelajaran
siswa lebih paham terhadap materi dan
cooperative learning tipe STAD terbukti
secara tidak langsung dapat meningkatkan
dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini
kemampuannya
terbukti dari peningkatan nilai hasil belajar
terhadap
materi.
Pembelajaran think pair share melibatkan
peserta
semua siswa dalam diskusi, termasuk
presentase ketuntasan hasil belajar 65,52%
siswa yang pasif. Pembelajaran think pair
dan nilai rata-rata kelas sebesar 80,73,
share diyakini tidak hanya meningkatkan
sehingga terjadi peningkatan pada nilai
belajar siswa tetapi juga melibatkan semua
rata-rata kelas sebesar 6,77 (nilai pra siklus
siswa dalam diskusi, termasuk mereka
73,96 dan nilai siklus I 80,73) dan
yang
dan
ketuntasan sebesar 17,24% (pada pra
cenderung tidak ingin berbagi di kelas
siklus 48,28% dan siklus I 65,52%).
(Karge, Phillips, Jessee, & McCabe, 2011:
Sementara untuk hasil belajar siklus II
55).
nilai
mungkin
lebih
pendiam
Keaktifan yang meningkat tersebut
diikuti
dengan
meningkat
pula.
didik pada
rata-rata
siklus I dengan
kelas
mengalami
peningkatan sebesar 4,55 (nilai siklus I
hasil
belajar
yang
80,73 dan siklus II 85,28) dan ketuntasan
Hasil
belajar
yang
sebesar 20,69% (pada siklus I 65,52% dan
meningkat karena peserta didik lebih aktif
siklus II 86,21%).
dan lebih mudah memahami materi ajar
Peningkatan hasil belajar siswa saat
menggunakan model pembelajaran think
proses pembelajaran yang terjadi pada
pair share berbantuan media power point.
siklus I dan siklus II di atas terjadi karena
dipengaruhi
oleh
langkah-langkah
c. Memberikan
soal
permasalahan
pembelajaran think pair share berbantuan
berkaitan dengan topik pelajaran. Pada
media power point yang diterapkan oleh
sintaks III pembelajaran think pair
guru, yaitu:
share berbantuan media power point ini
a. Mempersiapkan psikis, fisik peserta
menunjukkan
bahwa
sintaks
yang
tujuan
ketiga ini mempengaruhi hasil belajar
pembelajaran. Pada sintaks pertama
peserta didik yakni kinerja peserta
didik
dan
menyampaikan
think
pembelajaran
berbantuan
media
pair
share
didik.
power
point
mendorong
Pada
sintaks
peserta
ketiga
didik
ini
untuk
menunjukkan bahwa sintaks pertama ini
memperhatikan penjelasan dari guru.
mempengaruhi hasil belajar sikap dan
Hasil belajar kinerja peserta didik
kinerja. Hasil belajar sikap peserta didik
terlihat
terlihat dari kesiapan peserta didik
memperhatikan penjelasan dari guru
dalam mengikuti pembelajaran. Hasil
terkait tujuan pembelajaran.
belajar kinerja peserta didik terlihat dari
sikap
sikap
peserta
memperhatikan
dan
mendengarkan
pada
didik
dalam
dari
sikap
siswa
dalam
d. Mengarahkan dan memotivasi siswa
untuk
bekerja
sama
dalam
satu
bersemangat
kelompok pasangan. Pada sintaks IV
saat
pembelajaran
guru
think
pair
share
berbantuan media power point ini
menjelaskan materi.
b. Menyajikan materi pembelajaran di
menunjukkan
bahwa
sintaks
yang
slide power point. Pada sintaks II
keempat ini mempengaruhi hasil belajar
think
pembelajaran
berbantuan
media
menunjukkan
pair
share
peserta didik yakni sikap dan kinerja
power
point
peserta
didik.
Hasil
sintaks
yang
peserta
didik
dapat
bahwa
terlihat
dari
kecekatan
peserta didik yakni kinerja peserta
dengan kelompok. Hasil belajar kinerja
didik.
peserta didik terlihat dari sikap peserta
mendorong
sintaks
peserta
kedua
didik
ini
untuk
didik
dalam
dalam
sikap
kedua ini mempengaruhi hasil belajar
Pada
siswa
belajar
bergabung
memperhatikan
dan
bersemangat, memperhatikan, bertanya,
bersemangat mendengarkan penjelasan
dan
pendapat,
dari guru, kemampuan peserta didik
kecekatan siswa dalam mengangkat
dalam mengemukakan pendapat dalam
tangan,
kelompok (diskusi).
mengemukakan
serta
sikap
memperhatikan
dan
siswa
dalam
bersemangat
mendengar uraian materi dari guru.
e. Meminta pasangan kelompok untuk
berbagi jawaban dengan keseluruhan
kelas. Pada sintaks V pembelajaran
hasil belajar peserta didik yakni kinerja,
think pair share berbantuan media
produk, dan portofolio. Hasil belajar
power point ini menunjukkan bahwa
kinerja siswa mencakup kemampuan
sintaks yang kelima ini mempengaruhi
siswa
hasil belajar peserta didik yakni hasil
memperhatikan penjelasan dari guru.
belajar sikap, kinerja, dan portofolio.
Relevansi isi tugas dengan materi yang
Hasil
didik
disampaikan oleh guru, pengembangan
tercermin dari kesiapan peserta didik
isi tugas dan pengumpulan tugas akan
dalam
memunculkan
belajar
sikap
peserta
mempresentasikan
jawaban.
dalam
bersemangat
hasil
dan
belajar
produk
Hasil belajar kinerja peserta didik
peserta didik. Hasil belajar portofolio
tercermin
peserta
diproleh dari kelengkapan tugas peserta
didik dalam mengemukakan pendapat,
didik, kualitas tugas dan pengumpulan
kesiapan
tugas.
dari
kemampuan
peserta
didik
dalam
Dasar empiris mengenai efektivitas
melakukan presentasi, sikap peserta
dan
pembelajaran think pair share berbantuan
mendengarkan
media power point bagi peningkatan hasil
penjelasan dari guru/kelompok yang
belajar siswa telah diberikan oleh banyak
presentasi.
portofolio
peneliti antara lain Widodo dan Martono
terlihat dari hasil laporan diskusi yang
(2012: 5) proses pembelajaran dengan
mencakup kelengkapan tugas, kualitas
model pembelajaran think pair share
tugas, dan pengumpulan tugas tersebut.
menekankan pada proses belajar mandiri,
didik
dalam
bersemangat
memperhatikan
dalam
Hasil
belajar
f. Mengevaluasi kegiatan belajar. Pada
bekerjasama
dalam
kelompok,
dan
sintaks VI pembelajaran think pair
presentasi sehingga berpengaruh terhadap
share berbantuan media power point ini
hasil
menunjukkan
yang
meningkatkan hasil belajar dengan cara
keenam ini mempengaruhi hasil belajar
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
peserta didik yakni kinerja. Hasil
pembelajaran. Selain itu menurut Narzoles
belajar
mencakup
(2012: 22) pembelajaran think pair share
kemampuan siswa dalam bersemangat
dapat meningkatkan kinerja dan motivasi
dan memperhatikan penjelasan guru.
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil
g. Penutup. Pada sintaks VII pembelajaran
belajar siswa. Rata-rata hasil belajar tes
think pair share berbantuan media
siswa sebelum penerapan pembelajaran
power point ini menunjukkan bahwa
think pair share adalah 8,28, setelah
sintaks yang ketujuh ini mempengaruhi
penerapan pembelajaran think pair share,
bahwa
kinerja
sintaks
siswa
belajar
siswa.
Siswa
mampu
rata-rata hasil belajar tes siswa menjadi
kelompok-kelompok
8,36. Hal ini senada dengan pendapat
informasi pada saat penyampaian hasil
Slone & Mitchell (2014: 103) yang
diskusi. Pada saat diskusi, setiap anggota
mengemukakan bahwa pembelajaran think
kelompok masing-masing berdiskusi dan
pair share memberikan kesempatan bagi
berusaha
siswa untuk mendapatkan pemahaman
permasalahan yang ada. Setiap anggota
yang lebih mendalam terhadap materi
dalam suatu kelompok harus memahami
pelajaran. Penguasaan materi yang baik
materi dan cara-cara pemecahan masalah
pada siswa akan mengakibatkan hasil
dengan baik. Saat guru menunjuk siswa
belajar
Dengan
secara acak, maka siswa tersebut mampu
demikian semakin memperkuat keyakinan
mengerjakan dengan baik, karena pada
bahwa implementasi pembelajaran think
saat diskusi sudah paham. Selain itu,
pair
pembelajaran
setelah penyampaian hasil diskusi, maka
Pengantar Ekonomi dan Bisnis, akan
selanjutnya adalah pengerjaan soal tes
mampu meningkatkan hasil belajar siswa
secara individu. Pada saat pengerjaan soal
yang terlihat dari peningkatan hasil belajar
tes individu, letak tempat duduk setiap
siswa dari tiap-tiap siklusnya.. Dengan
siswa tidak akan berdekatan dengan teman
demikian semakin memperkuat keyakinan
sebelahnya. Hal tersebut untuk mengatasi
bahwa implementasi pembelajaran think
kecurangan atau adanya kerjasama dengan
pair
pembelajaran
anggota dari kelompoknya. Hal ini untuk
dan bisnis, akan
melihat, apakah masing-masing siswa
mampu meningkatkan hasil belajar siswa
memang sudah betul-betul menguasai
yang terlihat dari peningkatan hasil belajar
materi tersebut. Oleh karena itu, model
siswa dari tiap-tiap siklusnya.
pembelajaran think pair share berbantuan
siswa
share
share
memuaskan.
ini
ini
dalam
dalam
pengantar ekonomi
untuk
untuk
membagi
memecahkan
Berdasarkan data siklus I dan siklus
media power point dapat meningkatkan
II, diperoleh data yang menunjukkan
hasil belajar peserta didik dan keaktifan
bahwa keaktifan dan hasil belajar peserta
belajar peserta didik.
didik
selalu
mengalami
peningkatan.
Model pembelajaran think pair share
berbantuan media power point melibatkan
peserta didik dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk dapat membagi
informasi yang diperoleh saat diskusi.
Memberikan kesempatan pula kepada
SIMPULAN
Berdasarkan
analisis
dan
pembahasan penelitian, dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media Power
Point dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Hal
ini
Keterlibatan siswa dalam pembelajaran
ditunjukkan dengan perilaku siswa yang
akan
lebih fokus dalam memperhatikan uraian
kemampuan
materi,
materi yang dipelajari sehingga dapat
mengajukan
pertanyaan,
berakibat
pada
siswa
meningkatkan
dalam
berpendapat, berdiskusi, membuat laporan,
meningkatkan
memecahkan masalah, dan bersemangat
Penggunaaan media Power Point dalam
dalam pembelajaran. Model pembelajaran
proses pembelajaran dapat
Think Pair Share berbantuan media Power
guru dalam menyampaikan materi dan
Point ini dapat meningkatkan keaktifan
membantu untuk menarik perhatian siswa
siswa
hasil
selama proses pembelajaran. Perhatian
penelitian yang mengalami peningkatan
siswa dalam mengikuti pembelajaran dapat
pada
berdampak
pada
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
kemampuan
memahami
media Power Point diterapkan keaktifan
dipelajari sehingga dapat meningkatkan
siswa belum dimunculkan oleh guru. Hal
hasil belajar. Sebelum penerapan model
tersebut terlihat dari keaktifan siswa pada
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
aspek visual activities, oral activities,
media Power Point, nilai rata-rata kelas
aspek writing activities, aspek mental
dan presentase ketuntasan hasil belajar
activities, dan aspek emosional activities
masih rendah. Setelah penerapan model
yang mengalami peningkatan pada setiap
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
siklusnya. Peningkatan keaktifan siswa ini
media Power Point, nilai rata-rata kelas
disebababkan
dan presentase ketuntasan hasil belajar
yang
setiap
ditunjukkan
siklus.
oleh
dari
Sebelum
penerapan
model
model
hasil
memahami
belajar
siswa.
membantu
meningkatnya
materi
yang
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
mengalami
media Power Point karena dalam proses
siklusnya dan memenuhi target yang
pembelajaran, siswa dilibatkan secara aktif
direncanakan sebelumnya.
dalam pembelajaran sehingga memacu
siswa untuk belajar secara mandiri dan
berkelompok untuk mempelajari materi
yang ada.
peningkatan
Penelitian
gambaran
ini
bahwa
pada
setiap
memberikan
keberhasilan
pembelajaran tergantung pada beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan
Peningkatan hasil belajar siswa
yang lain. Faktor-faktor tersebut berasal
juga dapat ditingkatkan melalui penerapan
dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari
model pembelajaran Think Pair Share
segi guru antara lain kemampuan guru
berbantuan
media
Power
Point.
mendorong, membina gairah belajar dan
partisipasi siswa secara aktif, memberikan
bekerja
kesempatan kepada siswa untuk belajar
pasangan,
menurut cara dan keadaan masing-masing,
kelompok untuk berbagi jawaban dengan
menggunakan berbagai kegiatan metode
keseluruhan kelas. Tahap-tahap tersebut
mengajar serta pendekatan multimedia.
akan memberikan kesempatan kepada
Faktor dari siswa antara lain keinginan dan
peserta didik untuk bertanya, berdiskusi,
keberanian menampilkan minat kebutuhan,
bersemangat,
permasalahannya,
mengeluarkan
berpartisipasi
dalam
sama
dalam
dan
satu
kelompok
meminta
pasangan
memperhatikan,
pendapat,
memecahkan
kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan
masalah, dan membuat laporan. Selain itu,
belajar,
adanya
menampilkan
belajar
dalam
berbagai
menjalani
usaha
dan
kewajiban
pasangan
agar
suatu
semua
kelompok
anggotanya
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar
memahami betul materi yang sedang
sampai mencapai keberhasilan.
dibahas, maka hal tersebut akan memberi
Hasil penelitian ini juga dapat
menjadi
alternatif
pilihan
model
pembelajaran bagi guru untuk dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Penerapan model pembelajaran
Think Pair Share berbantuan media Power
Point juga dapat meningkatkan motivasi
dan semangat siswa dalam mengikuti
pembelajaran serta dapat melibatkan peran
kesempatan
kepada
setiap
anggota
kelompok untuk saling berbagi informasi
terkait dengan materi yang sedang dibahas
dengan
anggota
lain.
Selain
itu,
peningkatan keaktifan belajar tersebut juga
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik pada aspek sikap, kinerja, portofolio,
produk,
dan
tes
yang
mengalami
peningkatan.
aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran Think Pair
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar
Share berbantuan media Power Point
siswa dipengaruhi oleh langkah-langkah
menjadikan siswa menjadi lebih aktif
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
dalam
media Power Point. Langkah-langkah
pembelajaran siswa tidak lagi sebagai
pembelajaran Think Pair Share berbantuan
obyek belajar melainkan menjadi subyek
media Power Point yang diterapkan oleh
belajar.
guru yang paling dominan mempengaruhi
pasanganya (pair) untuk memecahkan
keaktifan dan hasil belajar siswa adalah
masalah
langkah
yaitu
kemudian siswa juga berbagi (share)
mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
kepada teman-teman sekelasnya dengan
keempat
dan
kelima
pembelajaran
Siswa
yang
karena
berdiskusi
diberikan
oleh
selama
dengan
guru,
mempresentasikan hasil diskusinya dengan
dilakukan dengan benar agar peningkatan
pasangannya. Selain itu dengan penerapan
keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh
model pembelajaran Think Pair Share
siswa
berbantuan media Power Point ini siswa
pembelajaran
lebih menguasai materi, karena siswa
meningkatkan antusias, semangat dan
berpikir
(think)
keaktifan
masalah
yang
untuk
menyelesaikan
ditugaskan
kepadanya.
maksimal.
Penerapan
dengan
tepat
siswa.
pembelajaran
yang
model
akan
Penyampaian
menarik
Penguasaan materi yang baik pada siswa
menyenangkan
akan mengakibatkan hasil belajar siswa
antusias
yang meningkat. Model pembelajaran
pembelajaran. Peningkatan semangat dan
Think Pair Share berbantuan media Power
antusias siswa akan mempermudah siswa
Point
dan
dalam memahami materi, yang pada
memberikan kesempatan kepada peserta
akhirnya akan meningkatkan hasil belajar
didik untuk dapat membagi informasi yang
siswa secara maksimal.
melibatkan
diperoleh
kesempatan
saat
peserta
diskusi.
pula
didik
Memberikan
kepada
kelompok-
kelompok untuk membagi informasi pada
saat penyampaian hasil diskusi. Pada saat
diskusi, setiap anggota kelompok masingmasing berdiskusi dan berusaha untuk
siswa
akan
dan
dalam
meningkatkan
mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Alkash, K.A. & Al-Dersi, Z.E.M. (2013).
Advantages of Using Power point
Presentation in EFL Classroom & the
Status of its Use in Sebha University.
International Journal of English
Language & Translation Studies, 1
(1), 3-16.
memecahkan permasalahan yang ada.
Setiap anggota dalam suatu kelompok
harus memahami materi dan cara-cara
pemecahan masalah dengan baik. Suasana
belajar yang tidak monoton, karena dalam
penyampaian materi guru menggunakan
bantuan media
Power
Point
dengan
ditambahi tampilan animasi yang menarik,
menjadikan peserta didik lebih berminat
Adekola, G. (2010). The Impact of
Instructional Media on the Education
of Youths on HIV/AIDS in Nigeria
Urban Communities. International
Journal of Scientific Research in
Education, 3 (1), 64-72.
Azlina, N.A. (2010). CETLa: Supporting
Collaborative
Activies
Among
Students and Teachers Through the
Use of Think-Pair-Share Techniques.
Internatonal Journal of Computer
Science Issues,7 (5), 18-29.
dan antusias dalam pembelajaran
Langkah-langkah dalam penerapan
model pembelajaran Think Pair Share
berbantuan media Power Point harus
Hanafiah, N dan Suhana, C. (2009).
Konsep
Strategi
Pembelajaran.
Bandung: Refika Aditama.
Isjoni. (2009). Cooperative Learning
(Mengembangkan
Kemampuan
Belajar Berkelompok). Bandung:
Alfabeta
Karge, B.D., Phillips, K.M., Jessee, T. &
McCabe, M. (2011). Effective
strategies for engaging adult learners.
Journal of College Teaching &
Learning, 8 (12), 53-56.
Khalid, A. & Halten, B.N. (2011).
Enhancing Learning at the Polytechnic
University: Interactive Classroom
Techniques. International Journal of
Polytechnic Studies, 1 (2).
Sudjana, N. & Rivai, A. (2002). Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Sugiharti, E. & Suyitno, A. (2015).
Improving of Problem Solving Ability
of Senior High School Students
Through Application of TPS Based on
E-Learning in Mathematics Lesson
(Case Study on Students at Semarang
– Indonesia). International Journal of
Education and Research. 3 (2), 381392.
Suprijono, A. (2011). Cooperative
Learning. Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Lie, A. (2008). Kooperatif Learning.
Jakarta: PT. Grasindo
Susilana, R. (2013). Media Pembelajaran.
Bandung: CV Wacana Prima
Lom, B. (2012). Classroom Activities:
Simple Strategies to Incorporate
Student Centered Activities within
Undergraduate Science Lectures. The
Journal
of
Undergraduated
Neuroscience Education,11(1), A64A71.
Trianto.
(2009).
Model-Model
Pembelajaran Inovatif –Progresif.
Surabaya: Prenada Media Group
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi
Narzoles, D.T.G. (2012). Think-PairShare: its Effect on The Academic
Performance of ESL Students.
International Journal of Literature,
Linguistics
&
Interdiscpiplinary
Studies, 1 (4), 22-26.
Pundak, D., Hershkowitz, O., Shacham &
Biton, R.W. (2009). Instructors'
Attitudes toward Active Learning.
Interdisciplinary Journal of ELearning and Learning Objects, 5,
216-232.
Slone, N.C. & Mitchell, N.G. (2014).
Technology-Based Adaptation of
Think-Pair Share Utilizing Google
Drive. Journal of Teaching and
Learning with Technology, 3 (1), 102104.
Widodo, J. & Martono, S. (2012).
Implementasi Model Think Pair Share
(TPS) Berbantuan Media Power Point
pada pembelajaran Kewirausahaan
Pokok Bahasan Proposal Usaha untuk
Menigkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 1
Dukuhturi
Kabupaten
Tegal.
Economic
Education
Analysis
Journal, 1 (2), 2-7.