IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

(1)

Muhamad Imanudin, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh : Muhamad Imanudin

0902132

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE

(TPS) MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTUAN

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA

MATA PELAJARAN TIK

Oleh

Muhamad Imanudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Muhamad Imanudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Muhamad Imanudin, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) MELALUI PENDEKATAN INKUIRI BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK

SKRIPSI

Oleh : Muhamad Imanudin

NIM. 0902132

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing 1,

Drs. Waslaludin, M.T NIP. 196302071991031002

Pembimbing 2,

Prof. Dr. H. Munir, M.IT. NIP. 196603252001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer

Enjang Ali Nurdin, Dr., M.Kom NIP. 196711211991011001


(4)

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian eksperimen semu mengenai implementasi model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) yang dilakukan melalui pendekatan Inkuiriberbantuan multimedia pembelajaran dalam mengatasi rendahnya hasil belajar TIK di tingkat SMP/MTs. Penelitian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh peningkatkan hasil belajar kognitif siswa dengan implementasi model pembelajaran TPS melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia pada topikmateri perangkat pengolah angka Ms. Excel 2007mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan bagaimana pengembangan multimedia model pembelajaran TPS melalui pendekatan Inkuiri. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelasVIII di MTs Negeri Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Desain penelitian menggunakan non-equivalent control group design yang akan dilakukan pada satu kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran TPS melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran dan satu kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional yang biasa digunakan di sekolah.Penelitian mendapatkan hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen gain rata-rata sebesar 35,56 dan nilai <g> sebesar 0,52 pada klasifikasi sedang, sedangkan untuk kelas kontrol gain rata-rata sebesar 20,69 dan nilai <g> sebesar 0,31pada klasifikasi sedang. Rata-rata gain yang dinormalisasi <g> dari tes hasil belajar pada ranah kognitif kemudian dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata serta pengujian hipotesis satu pihak dengan taraf signifikansi 5% didapatkan hasil

thitung8,74>ttabel1,99 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

signifikan peningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sikap siswa terhadap model pembelajaranTPS melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran menunjukkan hasil yang positif.

Kata kunci : Think Pair Share, inkuiri, multimedia pembelajaran, hasil belajar kognitif


(5)

ii ABSTRACT

The quasi-experimentalresearchabout implementation ofThink-Pair-Share (TPS) learningmodel trough inquiryapproach assestedlearning multimedia toovercomes lowlearningoutcomesin degree of SMP/MTs has been done. This experiment was didtoexaminehow far theimprovement ofcognitive learningoutcomesof studentswithimplementation of TPS learning modelthrough inquiryapproach assested learning multimediaon materials of spreadsheetdevicenamely MsExcel 2007on lesson of InformationandCommunicationTechnology(ICT) andhow thedevelopment ofmultimediaof TPSlearning modelthroughinquiryapproach. Theresearch conducted on8th grade studentsat MTsPalimanan, Cirebon District, West Java. The researchdesignusenon-equivalent control group designwhich oneinaexperimental classusing TPS learning modelthroughinquiry approachassested learning multimediaandthe other one acontrol classusingconventional learningwhich usuallyusedinschools. Theresearchresults is cognitivelearning outcomes of studentsinthe experimental classhave gain index mean value is35.56and<g>valueis0.52on the classification ofmedium, while thegain index mean value ofcontrolclass is20.69and<g>valueis 0,31 onclassificationmedium. The normalizedgain<g>meanvalue fromcognitivelearning outcomes testthen testingindependent sample t test of one tailed using significance of 5%, it get t8.74>ttable1.99 socanbe concluded that theresignificantdifference onimprovement ofcognitive learning outcomes in theexperimental classwiththe controlclass. The student’s attitudes show positive attitude to Think-Pair-Share (TPS) learningmodel trough inquiryapproach assestedlearning multimedia.

Keyword : Think Pair Share, inquiry, learning multimedia, cognitive learningoutcomes


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Tujuan Penelitian ... 9

1.5. Manfaat Penelitian ... 9

1.6. Definisi Operasional ... 10

1.7. Hipotesis Penelitian ... 13

BAB IIKAJIAN TEORI 2.1 Pembelajaran Kooperatif ... 14

2.2 Think-Pair-Share(TPS) ... 15

2.3 Pendekatan Inkuiri ... 17

2.4 Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui Pendekatan Inkuiri ... 21

2.5 Multimedia Pembelajaran ... 22

2.5.1 Definisi Multimedia ... 22

2.5.2 Karakteristik media dalam Multimedia Pembelajaran ... 23

2.5.3 Multimedia Berbasis Komputer ... 26


(7)

vi

Muhamad Imanudin, 2013

2.6 Metodologi Pengembangan Multimedia ... 33

2.7 Hasil Belajar Kognitif ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran... 38

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 40

3.3 Populasi dan Sampel ... 40

3.4 Bahan Ajar ... 41

3.4.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

3.4.2. Multimedia Pembelajaran ... 41

3.5 Instrumen Penelitian ... 41

3.5.1. Instrumen Tes ... 42

3.5.2. Instrumen Non-Tes ... 42

3.5.2.1.Angket ... 42

3.5.2.2.Lembar Observasi ... 42

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 43

3.7 Uji Coba Instrumen ... 45

3.7.1. Validitas ... 45

3.7.2. Reliabilitas ... 46

3.7.3. Daya Pembeda ... 47

3.7.4. Indeks Kesukaran ... 47

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen ... 48

3.8.1. Analisis Validitas Instrumen ... 49

3.8.2. Analisis Reliabilitas Instrumen... 50

3.8.3. Analisis Daya Pembeda ... 50

3.8.4. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 51

3.9 Analisis Data ... 53

3.9.1. Data Kuantitatif ... 53

3.9.1.1.Data Skor Tes ... 53


(8)

3.9.1.3.Uji homogenitas dengan menggunakan distribusi F ... 57

3.9.1.4.Uji-t ... 57

3.9.1.5.Uji Wilcoxon ... 58

3.9.2. Data Kualitatif ... 59

3.9.2.1.Angket ... 59

3.9.2.2.Lembar Observasi ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HasilPenelitian ... 62

4.1.1 Pengembangan Multimedia PembelajaranSebagaiAlat Bantu padaModel PembelajaranThink-Pair-Share (TPS) MelaluiPendekatanInkuiri ... 62

4.1.2 PelaksanaanPenelitian ... 71

4.1.3 Hasil BelajarRanahKognitif ... 73

4.1.4 ResponSiswaTerhadap Model PembelajaranThink-Pair-Share MelaluiPendekatanInkuiriBerbantuan Multimedia Pembelajaran . 78 4.2 Pembahasan ... 81

4.2.1 Pelaksanaan Pembelajaran ... 81

4.2.2 Hasil Belajar pada Ranah Kognitif ... 82

4.2.3 Sikap Siswa Terhadap Model Pembelajaran Think-Pair-ShareMelalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 85


(9)

viii

Muhamad Imanudin, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 87

5.2 Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN : LAMPIRAN A. STUDI PENDAHULUAN ... 92

LAMPIRAN B. PERANGKAT PEMBELAJARAN ... 96

LAMPIRAN C. INSTRUMEN PENELITIAN ... 140

LAMPIRAN D. ANALISIS TES UJI COBA ... 202

LAMPIRAN E. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ... 213

LAMPIRAN F. DOKUMENTASI PENELITIAN ... 226


(10)

DAFTAR TABEL

1.1 Langkah-Langkah Model PembelajaranThink-Pair-Share

(TPS)melaluiPendekatanInkuiri ... 11

3.1 KriteriaValiditasButirSoal ... 45

3.2 KriteriaReliabilitasTes ... 46

3.3 KlasifikasiDayaPembeda ... 47

3.4 KlasifikasiIndeksKesukaran ... 48

3.5 RekapitulasiAnalisisValiditasButirSoalUjiInstrumenPertama ... 49

3.6 RekapitulasiAnalisisValiditasButirSoalUjiInstrumenKedua ... 49

3.7 RekapitulasiDayaPembedaButir SoalInstrumen Uji Instrumen Pertama ... 51

3.8 RekapitulasiDayaPembedaButir SoalInstrumen Uji Instrumen Kedua .... 51

3.9 Rekapitulasi Tingkat KesukaranButirSoalUjiInstrumenPertama ... 52

3.10 Rekapitulasi Tingkat KesukaranButirSoalUjiInstrumenKedua ... 52

3.11 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ... 53

3.12 Bobot Pernyataan Favorable ... 59

3.13 Bobot Pernyataan Unfavorable... 59

3.14 Kriteria Persentase Pernyataan ... 60

4.1 RekapitulasiHasilPenyebaranAngketKesulitanBelajarSiswapada Mata Pelajaran TIK... 63

4.2 JadwalPelaksanaanPenelitian ... 71

4.3 PersentaseKeterlaksanaan Model PembelajaranThink-Pair-Share melaluipendekataninkuiriBerbantuan Multimedia Pembelajaran... 73


(11)

x

Muhamad Imanudin, 2013

4.5 HasilUjiNormalitas Gain HasilBelajarpadaRanahKognitif ... 76

4.6 HasilUjiHomogenitasVariansi Data Gain

HasilBelajarpadaRanahKognitif ... 76 4.7 HasilUjiHipotesisMenggunakanUji-t ... 77 4.8 PersentaseRekapitulasiHasilResponSiswaTerhadapModel

PembelajaranThink-Pair-Share melaluipendekataninkuiriBerbantuan Multimedia Pembelajaran ... 78 4.9 Persentase Rekapitulasi Hasil Respon Siswa Terhadap Model

Pembelajaran Think-Pair-Share Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran ... 79


(12)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Start Page atau Halaman Awal Macromedia Flash 8 ... 30

2.2 User Interface Macromedia Flash 8 ... 30

2.3 Actionscript Macromedia Flash 8 ... 33

3.1 PolaDesainPenelitian ... 40

3.2 AlurPenelitian ... 44

3.3 AlurUjiStatistik ... 54

4.1 Bagan multimedia dalamtiapfase model pembelajaranThink-Pair-Share melaluipendekataninkuiri ... 66

4.2 Flowchart Multimedia PembelajaranSebagaiAlat Bantu Model PembelajaranThink-Pair-Share melaluipendekataninkuiri ... 68

4.3 StoryboardTampilan Menu UtamaMultimedia Pembelajaran... 69

4.4 StoryboardTampilanMateriMultimediaPembelajaran ... 69

4.5 Diagram BatangNilai Rata-rata KelompokEksperimendanKelompokKontrol ... 75

4.6 Diagram BatangKeterlaksanaan Model PembelajaranThink-Pair-Share MelaluiPendekatanInkuiriBerbantuan Multimedia PembelajaranOleh Guru... 81

4.7 Diagram BatangPeningkatanRata-rata Nilai Gain Hasil Belajar pada Ranah Kognitif yang Dinormalisasi ... 82


(13)

Muhamad Imanudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu hal yang penting dalam tatanan kehidupan manusia. Pendidikan bermula disaat manusia terlahir dan berlangsung seumur hidup dengan tujuan agar menjadi manusia berkembang yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sanjaya,2009:2) yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan diperoleh dari proses pembelajaran. Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. Belajar adalah aktifitas yang didalamnya terdapat proses dimana yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Gagne (Hariyanto,2010) menyatakan bahwa:

Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perlikau yang bersifat naluriah.

Salah satu sarana seseorang untuk mengalami perubahan tersebut adalah melalui jenjang pendidikan formal yaitu sekolah. Oleh karena kemajuan-kemajuan orang terdidik di masa depan salah satunya adalah bergantung pada belajar mereka di sekolah di masa sekarang maka keberhasilan proses pembelajaran di sekolah menjadi tujuan utama dari pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat di ukur dari penilaian hasil belajar siswa di sekolah sehingga dapat ditinjau apakah materi yang diberikan terserap oleh siswa atau tidak.


(14)

Pembagian jenis mata pelajaran di sekolah merupakan hal yang sangat penting mengingat banyaknya bidang kajian ilmu sesuai dengan perkembangan jaman serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu kajian ilmu yang terdapat dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (2006:211) menyatakan bahwa:

Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika.Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini banyak tergantung kepada teknologiinformasi dan komunikasi. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasidimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu mengantisipasi pesatnyaperkembangan tersebut.

Melihat perkembangan dunia kerja secara global yang dewasa ini didominasi oleh kinerja perkembangan teknologi, maka mata pelajaran TIK menjadi tumpuan utama dalam mempersiapkan generasi yang matang dalam persaingan mencari atau menciptakan lapangan pekerjaan. Sebagaimana berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (2006:211) :

Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja.

Berdasarkan tujuan tersebut belajar TIK merupakan sesuatu yang penting.Maka yang harus diperhatikan dari proses belajar mata pelajaran TIK adalah hasil belajar TIK itu sendiri sebagai indikator berhasil tidaknya pembelajaran TIK di sekolah.


(15)

3

Muhamad Imanudin, 2013

Beberapa hasil penelitian mengindikasikan masih rendahnya hasil belajar TIK. Pertama, hasil penelitian Azimatul (2010) terhadap SMP Negeri 4 Jombang terdapat salah satu masalah rendahnya hasil belajar TIK yang dilihat dari nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran TIK untuk KD 2.2 dibawah KKM 65 yaitu 57,64. Dari 32 siswa hanya 12 siswa yang telah memenuhi SKM.

Kedua, hasil penelitian Lubis (2010) terhadap SMP Negeri 1 Babalan, pada tiga tahun terakhir di sekolah ini tercatat bahwa pada tahun pelajaran 2006/2007 terdapat 40% siswa tidak tuntas dengan KKM sebesar 65, kemudian tahun pelajaran 2007/2008 terdapat 50% siswa tidak tuntas dengan KKM sebesar 65 dan pada tahun pelajaran 2008/2009 terdapat 55% siswa tidak tuntas dengan KKM sebesar 60. Hasil belajar seperti itu memperlihatkan masih minimnya kompetensi siswa untuk dapat menyerap materi pelajaran, setelah diteliti ternyata alasannya adalah dikarenakan jumlah siswa yang banyak sementara guru kurang mampu memberikan bantuan individu kepada setiap siswa karena pendekatan pembelajaran yang berpusat di guru, semua siswa di dalam kelas bergantung kepada guru, dengan kondisi setiap individu siswa yang berkemampuan heterogen akan sangat sulit bagi guru untuk melayani perbedaan tersebut, karena ada siswa yang memiliki kemampuan menyerap yang baik ada juga yang tidak.

Ketiga, hasil penelitian Suparwo(2012) terhadap kelas 7 SMPN 6 Rembang Kabupaten Rembang, dalam kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tradisional yaitu model pembelajaran konvensional sehingga materi pembelajaran tidak kontekstual dan kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk belajarnya.

Rendahnya hasil belajar juga terungkap dengan meninjau kenyataan yang ada di lapangan,data hasil belajar yang terdapat di MTs Negeri Palimanan menunjukkan hasil belajar yang rata-rata masih di bawah standar kelulusan siswa pada mata pelajaran TIK. Sebagai sampel melihat hasil dalam Ujian Akhir Semester Ganjil kelas VIIIF hanya 4 siswa yang lulus dari 35 siswa pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Yang berarti tujuan pembelajaran masih


(16)

belum tercapai setelah proses pembelajaran. Dari hasil wawancara terhadap seorang guru TIK di MTs negeri Palimanan, disamping faktor lingkungan dan faktor ekonomi keluarga siswa yang rata-rata dari kalangan menengah ke bawah, terungkap bahwa guru disekolah tersebut masih menggunakan metode pembelajaran praktikum dengan ceramah dalam pembelajaran TIK di sekolah.

Dari penemuan-penemuan di atasdapat dipahami bahwa terjadinya kegagalan dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana menurut Wahyuni & Maureen (2010:77) :

Permasalahan yang terjadi pada proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan suatu tujuan pembelajaran. Salah satu hasil belajar yang menjadi tolak ukur adalah nilai. Proses belajar mengajar dikatakan gagal apabila hasil akhir yang diperoleh siswa melalui tes tidak sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Dari penemuan-penemuan di atas pula, guru menerapkan metode pembelajaran konvensional sehingga pemberian materi berpusat pada guru. Siswa hanya dituntut untuk menerima materi yang diberikan oleh guru yang menyebabkan siswa tidak aktif. Padahal dengan kenyataan kemampuan masing-masing siswa yang tidak homogen, seharusnya guru memberikan ruang kepada masing-masing siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran agar masing-masing siswa timbul keinginan untuk belajar, sebagaimana menurut Sanjaya (2010:196) “Proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu” . Setelah timbul keinginan untuk belajar maka akan timbul keinginan untuk menemukan fakta dan konsep sendiri berdasarkan kemampuan masing-masing siswa sehingga dapat sekaligus melatih kemampuan siswa agar terbiasa aktif, berpikir secara sistematis, logis dan kritis dibanding hanya mengingat materi yang guru sampaikan.

Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka perlu adanya usaha perbaikan pada proses pembelajaran di kelas. Faktor yang berpengaruh paling kuat pada proses pembelajaran adalah guru. Eggen dan Kauchak (2010) mengatakan bahwa “Guru lebih penting daripada kurikulum, teknologi,


(17)

5

Muhamad Imanudin, 2013

pengaturan ruang kelas, rekan sebaya, pendanaan, ukuran sekolah dan ruang kelas, atau kepala sekolah”. Oleh karena itu, seharusnya guru kreatif dan inovatif dalam penyampaian pembelajaran di sekolah. Guru perlu menciptakan suasana belajar sedemikian rupa dan berusaha membantu siswa mencapai tujuan-tujuan belajar dengan cara menerapkan model dan strategi belajar yang baik. Guru juga harus melatih siswa untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran baik dalam interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Salah satu aktivitas yang memfasilitasi siswa agar dapat aktif dalam berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan kegiatan kelompok. Pada kegiatan kelompok, antar siswa dapat saling membelajarkan dengan saling tukar pikiran, pengalaman, maupun gagasan – gagasan.Dalam pembelajaran, strategi tersebut dikenal sebagai Cooperative Learning atau model pembelajaraan kooperatif. Pada model pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu bergantung pada guru, akan tetapi mereka berlatih untuk percaya kepada kemampuannya sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain sehingga siswa dituntut untuk aktif.

Model pembelajaran kooperatifakan lebih efektif dalam proses pembelajaran jika pengelompokkan anggota kelompok berpasangan terdiri dari 2 orang dikarenakan agar adanya optimalisasi kerja masing-masing anggota apabila anggotanya hanya sedikit, maka diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share(TPS), selain optimalisai kerja antar anggota kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang, keefektifan model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain sehingga mereka benar-benar dituntut untuk aktif.

Adapun penelitian yang relevan terkait dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatifThink-Pair-Share (TPS)mampu meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya adalah sebagai berikut :

 Penelitian oleh M. Iqbal dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair ShareTerhadap Kemampuan Kognitif Siswa


(18)

Pada Konsep Ekosistem”. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan peningkatan pemahaman konsep yang signifikan antara kelas eksperimen dengan model pembelajaran Think-Pair-Share dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. (Iqbal,2005).

 Penelitian yang dilakukan oleh Iin Anggraini dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS Untuk Meningkatkan Hasil belajar Biologi Siswa Kelas VII di SMP

Muhammadiah 2 Surakarta”. Mendapatkan kesimpulan bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (Anggraini,2009).

 Penelitian yang dilakukan oleh Nunur Nurlaela dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Cooperative learning Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Akutansi”. Mendapatkan kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS). (Nurlaela,2009).

Model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) ini didekati melalui pendekatan inkuiri yang merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, pada inkuiri seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri, hal tersebut berguna untuk menunjang keefektifan pembelajaran siswa pada saat bekerja sendiri atau bekerja kelompok dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Sebagaimana dalam penelitian Rulianti (2012) terkait pendekatan Inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa adalah : “Penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA konsep perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.

Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah jugamenuntut guru untuk mengerti cara berpikir siswa agar siswa tidak bosan dan jenuh sehingga proses pembelajaran tetap kondusif, maka pemanfaatan media dalam


(19)

7

Muhamad Imanudin, 2013

pembelajaran akan sangat membantu dalam hal tersebut. Oemar Malik (Ardiansyah,2011) mengatakan bahwa “Beberapa manfaat dari penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah mengurangi verbalism guru dan memperbesar perhatian siswa dalam proses belajar mengajar”. Pemilihan media pembelajaran harus dipikirkan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah dengan tujuan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat dipilih untuk berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik agar siswa memberikan perhatian terhadap proses pembelajaran adalah multimedia. Multimedia merupakan salah satu media pembelajaran yang bervariatif, dengan adanya berbagai paduan antara teks, suara, video, animasi, dan interaksi sehingga terjadi kesinambungan penggunaan pancaindera yang dapat memudahkan materi terserap secara optimal. Munir (2008:190) mengatakan bahwa:

Kelengkapan media dalam teknologi multimedia melibatkan pendayagunaan seluruh panca indera, sehingga daya imajinasi, kreatifitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang ke arah yang lebih baik. Berbagai kajian lepas telah menunjukkan, bahwa proses pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu indera akan lebih efektif dibandingkan hanya satu indera saja

Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran multimedia ini menunjang dalam proses pembelajaran untuk melibatkan siswa belajar aktif serta menarik siswa memberikan perhatian dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)melalui pendekatan inkuiri.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK


(20)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanapengembanganmultimediasebagai alat bantumodel

pembelajaranThink-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan inkuiri pada mata pelajaran TIK?

2. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK antara siswa yang belajar denganModel pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional ?

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran ?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari agar masalah tidak terlalu luas dan menyimpang, maka dibuat pembatasan masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Pengembanganmultimedia sebagai alat bantu pembelajaran model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri

diindikasikan dariadanyabantuan multimedia

dalambeberapatahappembelajaranThink-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan Inkuiripadakelaseksperimen. Multimedia sebagai bahan ajardimaksudkanuntukmembantu agar tiaptahapandalam model pembelajarandapattersampaikansecara optimal.

2. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dilihat dari gain rata-rata skor pretes – postes antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri


(21)

9

Muhamad Imanudin, 2013

berbantuan multimedia pembelajaran dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

3. Materi yang terdapat dalam bahan ajar pada penelitian ini adalah materi yang dipelajari di MTs kelas VIII pada semester genap yaitu perangkat lunak pengolah angka Ms. Excell2007.

4. Penelitian ini meneliti hasil belajar kognitif yang meliputi aspek recall / ingatan (C1), aspek comphrehension / pemahaman (C2), dan Application / penerapan (C3) disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dibahas.

5. Instrumen soal yang dikembangkan berbentuk tes pilihan ganda berjumlah 20 soal dengan empat pilihan jawaban pada setiap soalnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian iniadalah untuk mengetahui:

1. Bagaimanapengembanganmultimedia sebagai alat bantu pembelajaran model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri padamatapelajaran TIK.

2. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran.

1.5 Manfaat Penelitian


(22)

1. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk siswa, khususnya yang mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran TIK.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia dalam mengajarkan TIKyang merupakan salah satu model mengajar alternatif dan upaya untuk meningkatkan hasil siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang baik dan berguna bagi sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK pada pada khususnya.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian, rujukan, atau pembanding bagi penelitian yang sedang atau akan dilakukan.

1.6 Definisi Operasional

Sesuai dengan judul penelitian, terdapat istilah yang perlu diberikan penjelasan untuk menyamakan persepsi dalam penelitian ini. Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran Think-Pair-Share(TPS)

Model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) termasuk kedalam model pembelajaran kooperatif yang didalam proses pembelajarannya dilakukan pengelompokan peserta didik yang terdiri dari dua orang. Langkah-langkah model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS)terdiri dari lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu think, pair, dan share adalah pendahuluan, think, pair, share, penutup.

2. Pendekatan Inkuiri

Pendekatan inkuiri adalah suatu bentuk pendekatan pembelajaran yang didalamnya terdapat penemuan oleh peserta didik terhadap pemecahan


(23)

11

Muhamad Imanudin, 2013

masalah yang dihadapinya. Pendekatan ini terdiri dari 6 tahap yaitu : orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan.

3. Multimedia Pembelajaran

Multimedia pembelajaran adalah alat bantu selama proses pembelajaran. Multimedia pembelajaran terdiri dari teks berupa materi, video, suara, animasi dan interaksi dari siswa.

4. Pengembangan multimedia didasarkanpadametodepengembangan multimedia yang diadopsidariMunir (2008: 195), yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi, evaluasi.

5. Think-Pair-ShareMelalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia

Kelima tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS)melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia dapat dilihat pada tabel 1.1, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui Pendekatan Inkuiri

Think-Pair-Share (TPS) Inkuiri

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah-langkah

Tahap 1

Pendahuluan

- Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk tiap kegiatan.

- Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

- Guru menjelaskan topik dan tujuan pembelajaran. - Guru menjelaskan pentingnya topik pembelajaran dan hasil belajar siswa.

Orientasi

- Guru memberikan materi pembuka yang

menunjang dengan materi yang akan disampaikan. - Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui


(24)

kegiatan demonstrasi pada perangkat pengolah angka Microsoft Excell.

- Guru memberikan Multimedia Pembelajaran kepada siswa sebagai sarana pembelajaran yang didalamnya terdapat sebuah atau beberapa permasalahan.

Tahap 2

Think

- Guru memberikan permasalahan kepada siswa yang terdapat dalam multimedia.

- Guru memberikan waktu kepada siswa

menganalisis permasalahan yang tertuang dalam multimedia secara individu.

Merumuskan Masalah

- Guru memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertuang dalam multimedia secara individu.

Mengajukan Hipotesis

Tahap 3

Pair

- Guru mengelompokkan siswa dengan teman disampingnya.

- Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi dengan pasangannya terkait permasalahan yang akan dipecahkan.

Mengumpulkan Data

Tahap 4

Share

- Guru memandu dan menunjuk satu pasang siswa secara acak untuk dipanggil ke depan dan berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas.

- Guru memandu dan memberikan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk memberikan tanggapan mengenai jawaban kelompok yang dijelaskan sebelumnya.

Menguji Hipotesis

Tahap 5

Penutup

- Guru memberikan klarifikasi terhadap jawaban yang telah dijawab oleh siswa.

- Siswa dinilai secara individu dan kelompok

Merumuskan Kesimpulan


(25)

13

Muhamad Imanudin, 2013

- Siswa diberikan penghargaan atas jawabannya

6. Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan Taksonomi Bloom (Suherman & Sukjaya,1990:031) , hasil belajar kognitif mencakup 6 aspek yang terdiri dari Recall/ Ingatan (C1), Comphrehension/ Pemahaman (C2), Application/ Penerapan (C3), Analysis/ Analisis (C4), Synthesis/ Sintesis (C5), Evaluation/ Evaluasi (C6).

7. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif

Peningkatan hasil belajar kognitif siswa diindikasikan oleh peningkatan skor hasil postest terhadap pretest dari soal pilihan ganda antara kelas kontrol dan eksperimen. Perhitungan pengaruh peningkatan adalah dengan pengujian hipotesis satu pihak dari uji perbedaan dua rata-rata antara kedua kelas tersebut.

1.7 Hipotesis

Setelah melakukan kajian teori, maka didapatkan hipotesis penelitiansebagai berikut:

H0 Tidak ada perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar ranahkognitif setelah diterapkan model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimediapembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. H1 Ada perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar

ranahkognitif setelah diterapkan model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimediapembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Pengembangan multimedia didasarkan pada metode pengembangan multimedia yang diadopsi dari Munir (2008: 195) sebagaimana telah dipaparkan pada kajian teoritik.Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengembangan instrumen multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Tahap I. Analisis

Analisis merupakan langkah awal dalam pembuatan multimedia. Menurut Munir (2008: 196), pada tahap ini ditetapkan tujuan pengembangan software, baik bagi pelajar, guru dan maupun bagi lingkungan.Dalam tahapan ini, hal pertama yang dilakukan adalah studi literatur dengan cara mempelajari kurikulum TIK di sekolah bersama dengan guru dan wawancara terhadap guru TIK di sekolah. Setelah itu, permasalahan yang didapat dianalisis untuk mencari beberapa solusi alternatif sesuai dengan tujuan pencapaian dari pembuatan multimedia.

2. Tahap II. Desain

Setelah memperoleh beberapa alternatif pemecahan masalah, penulis memilih salah satu model pembelajaran Tink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiri sebagai salah satu pemecahan masalahnya untuk pencapaian tujuan.Penulis membutuhkan alat bantu dalam penyampaian materi dalam penerapan model pembelajaranTink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiri. Maka dari itu, penulis memilih multimedia sebagai alat bantu model pembelajaran Tink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiri dalam penyampaian materi. Desain multimedia dirancang berdasarkan tahap-tahap model pembelajaran Tink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiridan disesuaikan materinya dengan RPP yang telah dibuat. RPP terlebih dahulu dibimbingkan melalui proses bimbingan dengan pembimbing skripsi.

3. Tahap III. Pengembangan


(27)

39

akan dijadikan acuan dalam pembuatan multimedia pembelajaran. Selain itu, pada tahapan ini penulis mempertimbangkan beberapa unit yang akan dituangkan dalam multimedia pembelajaran, seperti suara, audio, video, grafik, animasi , teks, dan kegiatan pembelajaran di dalamnya. Setelah selesai, multimedia pembelajaran yang telah dibuat kemudian dinilai oleh ahli multimedia.Hal ini berdasarkan pendapat Munir (2008:199) yang mengemukakan bahwa setelah pengembangan software selesai, maka penilaian terhadap unit-unit software tersebut dilakukan dengan menggunakan rangkaian penilaian software multimedia.Hasil penilaian oleh ahli akandiperbaiki jika ahli mengemukakan kekurangan dalam multimedia pembelajaran sebelum digunakan sebagai alat bantu model pembelajaran Tink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiri.

4. Tahap IV. Implementasi

Pada tahap implementasi, multimedia pembelajaran yang sah, sudah di revisi (jika terdapat kekurangan yang dikemukakan oleh ahli) dan sudah menghadapi judgement akan digunakan sebagai alat bantu pembelajaran model Tink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiri di kelas eksperimen. Peserta didik dapat menggunakan software multimedia di dalam kelas secara kreatif dan interaktif melalui pendekatan individu atau kelompok (Munir, 2008: 200). Pengimplementasian multimedia dilakukan pada saat pemberian perlakuan sebagai alat bantu dalam penyampaian materi pada penelitian yaitu setelah pretes dan sebelum postes dengan guru sebagai fasilitator dan mengontrol peserta didik secara objektif.

5. Tahap V. Evaluasi

Pada tahap ini penulis melakukan evaluasi terhadap multimedia pembelajaran untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang telah dikembangkandengan cara menganalisis keberhasilan dan efektivitasnya sebagai alat bantu model pembelajaran Tink-Pair-Share melalui pendekatan Inkuiridan melihat respon siswa terhadap multimedia itu sendiri. Keberhasilan dan efektivitas diperoleh dari analisis peningkatan pretes dan postes pada kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Respon siswa diperoleh dari hasil penyebaran angket setelah pembelajaran berakhir.


(28)

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian. Namun dalam dunia pendidikan di sekolah, penelitian ini tidak selalu memungkinkan mengingat penelitian eksperimen dilakukan dengan cara melakukan subjek secara acak. Hal ini dikarenakan subjek penelitian di sekolah telah terbentuk secara utuh dalam satuan kelas. Terkait hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Penelitian kuasi eksperimen dilakukan untuk memungkinkan pemberian perlakuan dalam satu kelompok belajar yang sudah terbentuk (kelas), bukan pemilihan secara acak.

Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakannon-equivalent control group design(Russefendi,2001) yang akan dilakukan pada satu kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Sharemelalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran dan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional atau pembelajaran biasa. Desain Penelitiannya dapat di lihat di bawah ini :

O X O

O O

Gambar 3.1 Pola Desain Penelitian

(Russefendi,2001) Keterangan :

O = Pre-test, post-test

X = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas VIII MTs Negeri Palimanan tahun pelajaran 2012/2013. Banyaknya batasan yang menghalangi


(29)

41

random sampling (sampel acak), akan menyulitkan peneliti. Maka sampel yang dijadikan subjek penelitian ini diambil menggunakan teknik Purposif Sampling (Sudjana,2005) dengan memilih 2 kelas yang sudah terbentuk untuk dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Purposif Sampling merupakan teknik pengambilan sampel bertujuan. Dikatakan bertujuan dalam penelitian ini dikarenakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran. Sehingga pertimbangan peneliti dalam penentuan sampel terhadap tujuan penelitian menjadi tolok ukur dalam pemilihan sampel penelitian. Menurut Sudjana (2005:168) : “Sampling Porpusif terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau

pertimbangan peneliti”.

3.4 Bahan Ajar

3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajarran (RPP) disusun untuk tiga pertemuan, dimana masing-masing kelas kontrol tiga pertemuan dengan model pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen tiga pertemuan dengan model pembelajaran Think-Pair-Share melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran.

3.4.2 Multimedia Pembelajaran

Multimedia pembelajaran dikembangkan sebagai alat bantu pembelajaran pada kelas eksperimen. Sedangkan kelas kontrol hanya dengan model pembelajaran konvensional tanpa alat bantu pembelajaran.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat evaluasi hendaknya dapat mengukur keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana menurut Suherman

(1990:009) : “Fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan adalah untuk

mengukur seberapa jauh tujuan instruksional dapat dicapai setelah kegiatan


(30)

Hal ini juga dapat dijadikan acuan untuk dijadikan syarat dalam perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, ketika hasil pembelajaran masih kurang dari tujuan yang diharapkan.

Instrumen dalam penelitian ini disusun menjadi dua jenis, yaitu :

3.5.1 Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif siswa. Instrumen tes dalam penelitian ini berbentuk tes soal pilihan ganda berjumlah 20 soal, dimana jumlah soal kemampuaningatan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3) disesuaikan dengan indikator pembelajaran.

3.5.2 Instrumen Non-Tes 3.5.2.1. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran. Angket yang dibuat mengacu pada skala sikap yang merupakan sekumpulan pernyataan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi.

Angket skala sikap yang digunakan adalah skala sikap tertutup artinya alternatif jawaban yang sudah disediakan dan siswa hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya. Skala sikap ini terdapat dan terdiri pernyataan yang berupa pernyataan negatif, yang disusun menurut skala sikap dan model skala sikap yang digunakan adalah skala sikap Likert (Suherman,1990). Pilihan jawaban dari setiap pernyataan ada 4 yaitu sangat setuju (SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

3.5.2.2. Lembar Observasi


(31)

43

oleh guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi keterlaksanaan pembelajaran berbentuk checklist(√), artinya observer hanya memberikan tanda checklist jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi terlaksana.

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Membuat rancangan penelitian dilanjutkan dengan proposal penelitian.

b. Perizinan penelitian.

c. Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran. d. Menyusun instrumen penelitian.

Dalam tahap ini penyusunan instrumen termasuk dalam pembuatan multimedia yang akan digunakan dalam proses penelitian dalam kelas. e. Judgement

Judgement instrumen, RPP beserta multimedia kepada dosen Pendidikan Ilmu Komputer dan guru TIK di sekolah yang akan diujikan.

f. Melakukan Uji Coba Instrument untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas.

g. Melakukan Revisi atau perbaikan instrumen

Jika pada tahap judgement dinyatakan kurang layak untuk diujicobakan atau pada tahap ujicoba mendapat hasil yang kurang signifikan dalam tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen.

c. Memberikan post-test setelah pembelajaran. d. Memberikan Angket pada kelas eksperimen.


(32)

3. Tahap Analisis Data

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pre-test dan post-test. b. Menganalisis hasil penelitian.

4. Tahap Pembuatan Kesimpulan

a. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.

b. Membuat saran.

Diagram alur Prosedur penelitian:

perbaikan Membuat rancangan

penelitian beserta proposal Perizinan penelitian

Menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran Menyusun instrumen

Mengolah data Menganalisis data Merumuskan kesimpulan Kelas eksperimen

pre-test

post-test

Memberikan perlakuan

Kelas kontrol pre-test

post-test Judgement

Uji Coba Instrumen


(33)

45

3.7 Uji Coba Instrumen

Instrumen merupakan alat evaluasi terhadap pembelajaran. Maka dari itu pembuatan instrumen harus tepat sesuai indikator pada pembelajaran. Menurut

Suherman (1990:134), “untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan alat evaluasi yang kualitasnya baik pula”.Pembuatan instrumen yang baik hendaknya memperhatikan beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria yang harus dipenuhi tersebut diantaranya :

3.7.1 Validitas

Validitas alat evaluasi dihitung dengan perhitungan angka kasar (raw score) (Suherman,1990):

= − ( )

( 2−( )2)( 2− 2)

Keterangan :

: koefesien validitas : jumlah siswa

: jumlah skor total soal dikalikan jumlah skor total siswa : jumlah skor total soal

: jumlah skor total siswa

2 : jumlah skor total soal dikuadratkan 2 : jumlah skor total siswa dikuadratkan

Kriteria koefesien validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Butir Soal Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < rxy≤ 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik), 0,60 < rxy≤ 0,80 validitas tinggi (baik),


(34)

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,20 < rxy≤ 0,40 validitas rendah (kurang), 0,00 < rxy≤ 0,20 validitas sangat rendah, dan

rxy≤ 0,00 tidak valid.

(Suherman,1990)

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas soal tipe pilihan ganda dihitung dengan menggunakan rumus KR-20 (Suherman, 1990):

11 = −

1

� 2

�2

Keterangan :

11 : koefisien reliabilitas alat evaluasi n : banyak butir soal

: proporsi banyak subjek yang menjawab benar pada butir soal ke-i

: proporsi banyak subjek yang menjawab salah pada butir soal ke-i, jadi = 1−

�2

: varians skor total

Derajat reliabilitas menurut J.P.Guilford (Suherman,1990) :

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Tes Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

11≤ 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah, 0,20 < 11≤ 0,40 derajat reliabilitas rendah, 0,40 < 11≤ 0,60 derajat reliabilitas sedang, 0,60 < 11≤ 0,80 derajat reliabilitas tinggi, 0,80 < 11≤ 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi.


(35)

47

3.7.3 Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda menggunakan teknik korelasi biserial titik (point biserial correlation) (Suherman,1990) dengan rumus :

= −

Keterangan :

= Indeks Daya Pembeda

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

= Banyaknya peserta tes kelompok atas

= Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda :

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Pembeda Indeks daya Pembeda Klasifikasi

DP ≤ 0,00 sangat jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 baik

0,70 < DP ≤ 1,00 sangat baik

(Suherman,1990)

3.7.4 Indeks Kesukaran

Derajat kesukaran untuk soal pilihan berganda (Suherman,1990) dihitung menggunakan rumus :

=

� Keterangan:


(36)

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran:

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0,00 soal terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 soal sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 soal sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 soal mudah

IK = 1,00 soal terlalu mudah

(Suherman,1990)

3.8 Hasil Uji Coba Instrumen

Instrumen yang telah disusunterlebih dahulu dipertimbangkan (di-judgement)kemudian diuji coba dengan tujuan mendapatkan instrumen yang benar-benar dapat mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa. Pertimbangan instrumen (judgement) hasil belajar pada ranah kognitif dilakukan oleh satu orang dosen dan satu guru bidang studi di sekolah tempat penelitian berlangsung. Instrumen yang telah dipertimbangkankemudian diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan uji coba. Untuk lembar judgement dapat dilihat pada lampiran. Uji coba dilakukan pada 4 Mei 2013 di kelas IX yang telah mendapat materi terlebih dahulu di salah satu MTs Negeri Palimanan di KabupatenCirebon Propinsi Jawa Barat yang merupakan sekolah dimana penelitian dilakukan. Pada penelitian ini digunakan instrumen tes belajar ranah kognitif yang diuji coba sebanyak 20 butir soal pilihan ganda.Data hasil uji coba instrumen tes ranah kognitif kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan reliabilitas tes.Instrumen yang telah diujicoba dan dianalisis akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian yang dilakukan di kelas VIII. Namun setelah melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing, terdapat empat butir soal yang


(37)

49

pada empat butir soal tersebut, dilakukan uji coba instrumen untuk kedua kalinyadi kelas IX yang berbeda pada 6 Mei 2013. Untuk instrumen tes uji coba pertama dan kedua dapat dilihat pada lampiran.

3.8.1 Analisis Validitas Instrumen

Berdasarkan analisis validitas instrumen yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar (lihat lampiran), maka hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Rekapitulasi Analisis Validitas Butir Soal Uji Instrumen Pertama Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Tinggi - -

Tinggi 4 11 , 12 , 17 , 18

Cukup 12 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 13, 14, 15, 16, 19

Rendah 4 4 , 8 , 10 , 20

Sangat Rendah - -

Tidak Valid - -

Dari hasil analisis validitas instrumen, didapatkan empat soal dengan kategori validitas tinggi, 12 soal dengan kategori validitas cukup, empat soal dengan kategori validitas rendah. Setelah melakukan perbaikan pada empat butir soal dengan validitas rendah kemudian diuji cobakan kembali di kelas yang berbeda dan diperoleh hasil analisis validitas yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Analisis Validitas Butir Soal Uji Instrumen Kedua Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Tinggi 1 9


(38)

Kategori

Validitas Jumlah Soal Nomor Soal

Cukup 17 1,2,3,4,5,6,7,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20

Rendah - -

Sangat Rendah - -

Tidak Valid - -

Jika dilihat dari hasil uji coba instrumen kedua, jumlah butir soal yang memiliki validitas dengan kategori cukup berjumlah 17 butir soal.Kemudian 2 butir soal memiliki validitas dengan kategori tinggi dan 1 butir soal yang memiliki kategori daya pembeda sangat tinggi.

3.8.2 Analisis Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R20 (lihat lampiran) diperoleh koefisien korelasi hasil uji coba tes hasil belajar ranah kognitif pertama adalah r11 = 0,816 dan setelah melakukan uji coba kedua diperoleh r11 = 0,853 . Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi standar/kriteria yang telah ditentukan, sehingga diperoleh kriteria reliabilitas tes tersebut adalah sangat tinggi.

3.8.3 Analisis Daya Pembeda

Setelah data hasil uji instrumen diperoleh, kemudian dilakukan analisis instrumen yang salah satunya adalah analisis daya pembeda yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan butir soal untuk membedakan kelas atas dan bawah dalam suatu kelompok.Rekapitulasi analisis daya pembeda untuk tiap butir soal instrumen tes pada uji coba pertama ditunjukan oleh Tabel 3.7.


(39)

51

Tabel 3.7

Rekapitulasi Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Uji Instrumen Pertama Kategori Daya

Pembeda

Jumlah Soal

Nomor Soal

Sangat Jelek/Dibuang

- -

Jelek - -

Cukup 3 8, 10, 20

Baik 16 1,2,3,4,5,6,7,9,11,12,13,14,15,16,18,19

Sangat Baik 1 17

Setelah melakukan perbaikan pada empat butir soal dengan validitas rendah kemudian diuji cobakan kembali di kelas yang berbeda dan diperoleh hasil daya pembeda yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Daya Pembeda Butir Soal Instrumen Uji Instrumen Kedua Kategori Daya Pembeda Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Jelek/Dibuang - -

Jelek - -

Cukup 4 5, 12, 17, 18

Baik 6 2, 3, 4, 6, 11, 14

Sangat Baik 10 1, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 19, 20 Jika dilihat dari hasil uji coba instrumen tes kedua, jumlah butir soal yang memiliki daya pembeda dengan kategori cukup berjumlah 4 butir soal.Kemudian 6 butir soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik dan 10 butir soal yang memiliki kategori daya pembeda sangat baik.


(40)

Berdasarkan analisis tingkat kesukaran butir soal yang telah dilakukandengan membandingkan banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar terhadap jumlah seluruh siswa peserta tes (lihat lampiran), maka hasil yang diperoleh pada uji coba instrumen tes pertama dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Instrumen Pertama Kategori Tingkat

Kesukaran Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Sukar - -

Sukar 8 5, 7, 9, 11, 12, 16, 17, 18

Sedang 10 2, 3, 4, 6, 8, 10, 13, 14, 15, 19

Mudah 2 1, 20

Sangat Mudah - -

Setelah melakukan perbaikan pada empat butir soal dengan validitas rendah kemudian diuji cobakan kembali di kelas yang berbeda dan diperoleh hasil tingkat kesukaran butir soal yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.10

Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Uji Instrumen Kedua Kategori Tingkat

Kesukaran Jumlah Soal Nomor Soal

Sangat Sukar - -

Sukar 5 5, 11, 12, 17, 18

Sedang 15 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 19, 20

Mudah - -

Sangat Mudah - -

Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran instrumen dari uji coba di atas, didapatkan terdapat lima soal sukar, 15 soal sedang.


(41)

53

3.9 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari perhitunggan hasil tes postes dan pretes. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa.

3.9.1 Data Kuantitatif 3.9.1.1 Data Skor Tes

Setelah instrumen yang telah diketahui validitas dan reliabilitasnya diujikan pada siswa maka diperoleh data skor-skor tes siswa.Tes yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu pre-test dan post-test untuk kelompok eksperimen dan kontrol. Kemudian ditentukan besarnya gain dengan perhitungan sebagai berikut :

G = skor post test skor pre test

Peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif siswa setelah pembelajaran dengan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia pembelajarandicari dengan menghitung rata – rata gain yang dinormalisasi berdasarkan kriteria menurut Hake R.R (1997) (Suherman,1990). Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah :

= −

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi Nilai <g> Klasifikasi

0,7 Tinggi

0,7 > 0,3 Sedang


(42)

(Suherman,1990) Setelah nilai rata-rata gain yang dinormalisasi untuk kedua kelompok diperoleh, maka selanjutnya dapat dibandingkan untuk melihat peningkatan hasil belajar padaranah kognitif dalam penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran.

Alur pengolahan data untuk membuktikan hipotesis mengenai hasil belajar pada ranah kognitif ditunjukan oleh Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Alur Uji Statistik

Data skor tes yang diperoleh dari penelitian ini berupa skor pretes dan postes dari tes hasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dan angket respon siswa yang diberikan pada kelas eksperimen. Untuk menguji hipotesis, maka digunakan rumus uji-t untuk mengetahui adanya perbedaan skor tes hasil belajar ranah kognitif dan tes minat belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi tritmen.

3.9.1.2 Uji normalitas distribusi

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran distribusi data yang diperoleh. Melalui Uji Normalitas peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi ataukah tidak. Uji normalitas dilakukan pada

DATA

UJI NORMALITAS UJI WILCOXON

UJI HOMOGENITAS

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN UJI -t

KESIMPULAN

Tidak


(43)

55

Menurut Panggabean (2001, 132), langkah-langkah penyelidikan distribusi normal adalah:

1) Hitung mean skor kelompok kontrol. 2) Hitung standar deviasi.

3) Buat daftar frekuensi observasi (Oi) dan frekuensi (Ei) sebagai berikut: a. Tentukan banyaknya kelas (k) dengan rumus:

k = 1 + 3,3 log n

keterangan :

k = banyaknya kelas n = banyaknya sampel

b. Tentukan panjang kelas (p) dengan rumus:

=

keterangan : p = panjang kelas r = rentang skor

c. Menghitung rata-rata dan standar deviasi dari data yang akan diuji normalitasnya.

Untuk mengitung nilai rata-rata (mean) dari gain digunakan persamaan:

=

Sedangkan untuk menghitung besarnya standar deviasai dari gain digunakan persamaan:

�= − 2

1

keterangan:

= nilai rata-rata gain

= nilai gain yang diperoleh siswa n = jumlah siswa


(44)

d. Menentukan nilai baku z dengan menggunakan persamaan :

=

keterangan: bk = batas kelas

= nilai rata-rata gain S = standar deviasi Z = nilai baku

e. Mencari luas daerah dibawah kurva normal (l) untuk setiap kelas interval.

= 2− 1

keterangan:

l = luas kelas interval

l1= luas daerah batas bawah kelas interval l2= luas daerah batas atas kelas interval

f. Mencari frekuensi observasi (Oi) dengan menghitung banyaknya respon yang termasuk pada interval yang telah ditentukan.

g. Mencari frekuensi harapan Ei dengan persamaan berikut :

=

keterangan:

n = banyaknya siswa l = luas kelas interval

h. Hitung Chi Square χ2 dengan rumus:

�2 = − 2

=1

keterangan:

�2= chi square hasil perhitungan (X2

hitung) Oi = frekuensi observasi

Ei = frekuensi yang diharapkan i. Tentukan derajat kebebasan dengan rumus:


(45)

57

k = banyaknya kelas v = derajat kebebasan

4) Tentukan nilai χ2 dari daftar tabelchi square. 5) Menentukan nilai normalitas.

 Bila χ2hitung < χ2

tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal.

 Bila χ2hitung > χ2

tabel, maka disimpulkan bahwa data sampel tidak berdistribusi normal.

3.9.1.3 Uji homogenitas dengan menggunakan distribusi F

Menurut Panggabean (2001, 132), untuk menguji homogenitas variansi digunakan formula:

=

2

2

Dimana s2b = variansi yang lebih besar s2k = variansi yang lebih kecil

Dan derajat kebebasan : v = (ni– 1) ; n = banyaknya sampel

Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah variansi homogen atau tidak adalah bila F hitung< F tabel, maka variansi homogen.

3.9.1.4 Uji-t

Menurut Panggabean (2001, 132), untuk mengetahui ada perbedaan mean (M) antara dua kelompok dengan sampel besar (n ≥ 30) digunakan formula:

= 1− 2

12

1 +

22

2

Dimana M1 : mean sampel kelompok eksperimen M2 : mean sampel kelompok kontrol N1 : jumlah sampel kelompok eksperimen N2 : jumlah sampel kelompok kontrol s12 : variansi sampel kelompok eksperimen


(46)

s22 : variansi sampel kelompok kontrol

Setelah mendapatkan hasil dari uji-t kemudian melakukan pengujian hipotesis dengan melihat mengkonsultasikan thitung dengan ttabel.

H0 : Tidak adanya perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dalam penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran dengan model pembelajaran biasa atau konvensional.

thitung = ttabel

H1 : Adanya perbedaan signifikan antara peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif dalam penerapan model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan Inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran dengan model pembelajaran biasa atau konvensional.

thitung >ttabel

3.9.1.5 Uji Wilcoxon

Apabila pada Uji Normalitas menghasilkan data dengan distribusi yang tidak normal, maka pengolahan data dilakukan secara statistik non parametrik yaitu dengan menggunakan Uji Wolcoxon. Langkah – langkah yang dilakukan dengan Uji Wilcoxon adalah :

1) Membuat daftar rank (tingkatan).

2) Menentukan nilai W, yaitu bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif dan jumlah rank negatif. nilai W diambil salah satunya.

3) Menentukan nilai W dari tabel. Jika > 25, maka nilai W dihitung dengan rumus :

�( ) = +1

4 −

+1 2 +1 24

= 2,5758 untuk taraf signifikasi 1%

= 1,96 untuk taraf signifikasi 5% 4) Pengujian Hipotesis


(47)

59

3.9.2 Data Kualitatif 3.9.2.1 Angket

Setelah angket siswa terkumpul, dilakukan penskoran. Pembobotan yang sering dipakai dalam mentransfer skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif menurut Suherman (1990 : 236) adalah sebagai berikut:

Pembobotan untuk data kualitatif untuk pernyataan favorable dinyatakan dalam skala seperti pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Bobot Pernyataan Favorable Kategori Bobot

SS 4

S 3

TS 2

STS 1

(Suherman,1990) Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable dinyatakan dalam skala seperti pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Bobot Pernyataan Unfavorable Kategori Bobot

SS 1

S 2

TS 3

STS 4

(Suherman,1990) Kemudian dilakukan penghitungan rata-rata skor dengan menggunakan rumus menurut Suherman (1990) sebagai berikut:


(48)

=

Keterangan: X : Rata-rata

W : Nilai setiap kategori

F : Jumlah siswa yang memilih setiap kategori Berikut kesimpulan dari hasil rata-rata skor angket:

X.>3 Siswa memiliki sikap positif terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran.

X=3 Siswa memiliki sikap netral terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran.

X<3 Siswa memiliki sikap negatif terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan inkuiri berbantuan multimedia pembelajaran.

Persentase respon siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Persentase jawaban = 100%

Besarnya perhitungan ditafsirkan menggunakan kriteria Kuntjaraningrat (Rohaeti, 2009:46) yang dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.14 Kriteria Persentase Pernyataan

Persentase Kriteria

0% Tidak Ada

1% - 25% Sebagian Kecil 26% – 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% – 75% Sebagian Besar 76% – 99% Pada Umumnya


(49)

61

Persentase Kriteria

100% Seluruhnya

(Rohaeti, 2009)

3.9.2.2 Lembar Observasi

Data hasil observasi yaitu keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru dan siswa dihitung dengan:

% =

� 100%

Persentase yang didapat kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Data hasil observasi diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Observasi aktivitas guru dan siswa ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa. Dalam lembar observasi aktivitas guru disediakan kolom keterangan. Hal ini dilakukan agar kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pembelajaran bisa diketahui sehingga diharapkan pembelajaran selanjutnya bisa lebih baik.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasilpenelitian kemudianpengolahan data dananalisisserta pembahasan data makakesimpulanyang diperolehsebagai berikut: 1. Desain pengembangan multimediapembelajaranyang digunakansebagaialat

bantu model pembelajaranThink-Pair-Share(TPS)

melaluipendekatanInkuiripada tahap I yaitumenciptakankonflikkonseptual, pada tahapII mengupayakanterjadinyaakomodasikognitif, pada tahap IIIpengumpulan konsepyang diperlukanbaik dari teman kelompok dan multimedia, dan pada tahap V perumusan kesimpulan disertai evaluasi pembelajaran dengan multimedia.

2. Terdapat perbedaan signifikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran TIK terhadap implementasi model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melaluipendekatanInkuiri berbantuan multimedia dengan model pembelajaran konvensional. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa denganmodel pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melaluipendekatanInkuiri berbantuan multimediamemperoleh gain rata-rata sebesar 35,56 dan nilai <g> sebesar 0,52 pada klasifikasi sedang dari rata-rata pretes sebesar 31,94 dan postes sebesar 67,50. Sedangkan untuk kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional memperoleh gain rata-rata sebesar 20,69 dan nilai <g> sebesar 0,31 pada klasifikasi sedang dari rata-rata pretes sebesar 32,64 dan postes sebesar 53,33. Dari perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dan pengujian hiotesis satu pihak dengan taraf signifikansi 5% didapatkan hasil t hitung 8,74 > t tabel 1,99.

3. ModelpembelajaranThink-Pair-Share(TPS)

melaluipendekataninkuiriberbantuan multimedia mendapatkan sikap positif dari siswa dengan perolehan nilai rata-rata respon sebesar 3,15. Dalam hal ini berarti bahwa model pembelajaranThink-Pair-Share


(51)

88

Muhamad Imanudin, 2013

melaluipendekataninkuiriberbantuan multimedia pembelajaran diterima sebagai sebuah model pembelajaran yang baik dan menyenangkan bagi siswa.

5.2 Saran

Dari hasilpenelitian yang telahdilakukan, dapatdiajukanbeberapa saran, antara lain:

1. Multimedia yang digunakansebagaialatbantudalam model pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan inkuiriinihendaknyadiperbaikilagi agar dapatmencapaitujuansecara optimal. Hasilnilai rata-rata peningkatanpretesdanpostesyang

diperolehpadatahappenilaiandalampengembangan multimedia menghasilkan nilai rata-rata gain yang ternormalisasidengankategorisedang. Olehkarenaitu, perludilakukanpengkajian dan perbaikanuntukmencapainilai rata-rata gain yang ternormalisasidengankategoritinggi.

2. Hendaknya siswa mendapat rentang waktu yang cukup lama (setidaknya seminggu karena siswa harus membagi waktunya dengan pelajaran yang lain) sebelum pelaksanaan postes agar siswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi postes sehingga diharapkan nilai rata-rata postes siswa akan memenuhi KKM.

3. Penerapkan modelpembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan inkuiriberbantuan multimedia pembelajaran hendaknya memerhatikan waktu yang dialokasikan agar setiap kegiatan dapat terlaksana dalamupaya optimalisasi tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Multimedia yang

digunakanhendaknyaselaluberkembangsesuaidenganperkembanganzaman baik secara desain, tampilan, dan pembuatan. Materi, kurikulum, dantujuanharusdisesesuaiandengansituasidankondisipadamasaitu.Sebagai contoh dalam penelitian ini perangkat lunak pengolah angka padamateri yang diberikanadalahMs.Excel 2007, yang sangatpesatperkembangannya di masakinidan akan terus berkembang dimasamendatang.


(52)

Sehinggapenyesuaiandengankondisizamandimana multimedia tersebutakandigunakan sangat disarankan.


(53)

Muhamad Imanudin, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. (2009).Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS Untuk Meningkatkan Hasil belajar Biologi Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiah 2 Surakarta. Skripsi Pendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan.

Ardiansyah.(2011). Manfaat Media Pembelajaran [Online]. Tersedia:

http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/manfaat-media-pembelajaran.html [25 Januari 2013]

Azimatul.(2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Pembelajaran TIK. Jurnal Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya[Online]. Vol 10(2) halaman 27. Tersedia: http://jurnal- teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pengaruh-penerapan-pembelajaran-tutor-sebaya-terhadap-hasil-belajar-tik.pdf [25 Januari 2013]

BSNP.(2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

“Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta

Dahar, Ratna Willis. (1991).Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Eggen, Paul dan Kauchak Don.(2012).Strategie and Models for teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition.Boston: Pearson Education, Inc. Satrio Wahono (Penterjemah).(2012).Strategi dan Model Pembelajaran:Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : PT Indeks

Erman Suherman & Yayat Sukjaya. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah 157.

Hariyanto.(2010). Pengertian Belajar Menurut Ahli [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [25 Januari 2013]

Iqbal,M. (2005). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Ekosistem. SkripsiPendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning. Jakarta: Alfabeta.

Killen, Roy. (1989). Effective teaching strategies : lessons from research and practice.Katoomba: Social Science Press.


(1)

Muhamad Imanudin, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasilpenelitian kemudianpengolahan data

dananalisisserta pembahasan data makakesimpulanyang diperolehsebagai berikut:

1. Desain pengembangan multimediapembelajaranyang digunakansebagaialat

bantu model pembelajaranThink-Pair-Share(TPS)

melaluipendekatanInkuiripada tahap I yaitumenciptakankonflikkonseptual,

pada tahapII mengupayakanterjadinyaakomodasikognitif, pada tahap

IIIpengumpulan konsepyang diperlukanbaik dari teman kelompok dan multimedia, dan pada tahap V perumusan kesimpulan disertai evaluasi pembelajaran dengan multimedia.

2. Terdapat perbedaan signifikan peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada

mata pelajaran TIK terhadap implementasi model pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melaluipendekatanInkuiri berbantuan multimedia dengan model pembelajaran konvensional. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa denganmodel pembelajaran Think-Pair-Share(TPS) melaluipendekatanInkuiri berbantuan multimediamemperoleh gain rata-rata sebesar 35,56 dan nilai <g> sebesar 0,52 pada klasifikasi sedang dari rata-rata pretes sebesar 31,94 dan postes sebesar 67,50. Sedangkan untuk kelas kontrol yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran biasa atau konvensional memperoleh gain rata-rata sebesar 20,69 dan nilai <g> sebesar 0,31 pada klasifikasi sedang dari rata-rata pretes sebesar 32,64 dan postes sebesar 53,33. Dari perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dan pengujian hiotesis satu pihak dengan taraf signifikansi 5% didapatkan hasil t hitung 8,74 > t tabel 1,99.

3. ModelpembelajaranThink-Pair-Share(TPS)

melaluipendekataninkuiriberbantuan multimedia mendapatkan sikap positif dari siswa dengan perolehan nilai rata-rata respon sebesar 3,15. Dalam hal ini


(2)

Muhamad Imanudin, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaluipendekataninkuiriberbantuan multimedia pembelajaran diterima sebagai sebuah model pembelajaran yang baik dan menyenangkan bagi siswa. 5.2 Saran

Dari hasilpenelitian yang telahdilakukan, dapatdiajukanbeberapa saran, antara lain:

1. Multimedia yang digunakansebagaialatbantudalam model

pembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan inkuiriinihendaknyadiperbaikilagi agar

dapatmencapaitujuansecara optimal. Hasilnilai rata-rata

peningkatanpretesdanpostesyang

diperolehpadatahappenilaiandalampengembangan multimedia menghasilkan nilai rata-rata gain yang ternormalisasidengankategorisedang. Olehkarenaitu, perludilakukanpengkajian dan perbaikanuntukmencapainilai rata-rata gain yang ternormalisasidengankategoritinggi.

2. Hendaknya siswa mendapat rentang waktu yang cukup lama (setidaknya

seminggu karena siswa harus membagi waktunya dengan pelajaran yang lain) sebelum pelaksanaan postes agar siswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi postes sehingga diharapkan nilai rata-rata postes siswa akan memenuhi KKM.

3. Penerapkan modelpembelajaranThink-Pair-Share (TPS) melalui pendekatan

inkuiriberbantuan multimedia pembelajaran hendaknya memerhatikan waktu yang dialokasikan agar setiap kegiatan dapat terlaksana dalamupaya optimalisasi tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Multimedia yang

digunakanhendaknyaselaluberkembangsesuaidenganperkembanganzaman baik

secara desain, tampilan, dan pembuatan. Materi, kurikulum,

dantujuanharusdisesesuaiandengansituasidankondisipadamasaitu.Sebagai contoh dalam penelitian ini perangkat lunak pengolah angka padamateri yang

diberikanadalahMs.Excel 2007, yang sangatpesatperkembangannya di


(3)

89

Muhamad Imanudin, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehinggapenyesuaiandengankondisizamandimana multimedia


(4)

Muhamad Imanudin, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anggraini. (2009).Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TPS Untuk Meningkatkan Hasil belajar Biologi Siswa Kelas VII di SMP Muhammadiah 2 Surakarta. Skripsi Pendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan.

Ardiansyah.(2011). Manfaat Media Pembelajaran [Online]. Tersedia:

http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/manfaat-media-pembelajaran.html [25 Januari 2013]

Azimatul.(2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Pembelajaran TIK. Jurnal Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya[Online]. Vol 10(2) halaman 27. Tersedia: http://jurnal- teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pengaruh-penerapan-pembelajaran-tutor-sebaya-terhadap-hasil-belajar-tik.pdf [25 Januari 2013]

BSNP.(2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

“Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta

Dahar, Ratna Willis. (1991).Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Eggen, Paul dan Kauchak Don.(2012).Strategie and Models for teachers: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition.Boston: Pearson Education, Inc. Satrio Wahono (Penterjemah).(2012).Strategi dan Model Pembelajaran:Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta : PT Indeks

Erman Suherman & Yayat Sukjaya. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusumah 157.

Hariyanto.(2010). Pengertian Belajar Menurut Ahli [Online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [25 Januari 2013]

Iqbal,M. (2005). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Konsep Ekosistem. SkripsiPendidikan Biologi. Tidak Diterbitkan.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning. Jakarta: Alfabeta.

Killen, Roy. (1989). Effective teaching strategies : lessons from research and practice.Katoomba: Social Science Press.


(5)

90

Muhamad Imanudin, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lubis.(2010). Meningkatkan Kemampuan dan Kreatifitas Belajar Siswa melalui Tutor Sebaya. Jurnal Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran di

Kelas[Online]. Vol 2(2) halaman 44-45.Tersedia:

http://jurnalagfi.org/meningkatkan-kemampuan-dan-kreatifitas-belajar-siswa-melalui-metode-tutor-sebaya/ [25 Januari 2013]

Munir.(2008). KurikulumBerbasisTeknologiInformasidanKomunikasi. Bandung: SPS UniversitasPendidikan Indonesia

Nur, Muhammad. (2005). Pembelajaran Kooperatif. Suarabaya: Pusat Sains danMatematika Sekolah UNESA

Nur, Muhammad. dan Wikandari P.R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa Dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.

Nurlaela, N. (2009). Pengaruh Penggunaan Model Cooperative learning Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata pelajaran Akutansi.Skripsi Pendidikan Akutansi. Tidak Diterbitkan.

Panggabean, Luhut P., Drs. M.Pd. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Rohaeti, Ai. (2009). Pengaruh Peneraan Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA. Suatu Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lembang. Skripsi Pendidikan Matematika. Tidak Diterbitkan.

Rulianti, Intan. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa pada Pembelajaran Melalui Pendekatan Inkuiri tentang IPA Konsep Perubahan Lingkungan fisik dan Pengaruhnya terhadap Daratan.Skripsi PGSD.Tidak Diterbitkan.

Runtukahu, Tombokan. (1996). Pengajaran Matematika Bagi Anak

BerkesulitanBelajar. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Guru, Depdikbud.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.


(6)

Muhamad Imanudin, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantuan Multimedia Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran TIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suciadi, Andreas Adi. (2003). Menguasai Pembuatan Animasi Flash macromedia MX. Jakarta:Elex Media Komputindo

Sudjana. (2005). Metoda Statistika (Edisi 6). Bandung: Tarsito Bandung.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.

Suparwo.(2012). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran TIK melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Kelas

VII SMPN 6 Remban [Online]. Tersedia:

http://www.infodiknas.com/upaya-peningkatan-hasil-belajar-dan-

aktivitas-siswa-dalam-pembelajaran-tik-melalui-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-kelas-viii-smpn-6-rembang.html[25 Januari 2013]

Suyanto, M. (2004). Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran. Yogyakarta : Andi

Wahyuni,Nanik dan Maureen, IY.(2010). Pemanfaatan Media Puzzle Metamorfosis dalam Pembelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Sawunggaling I/382 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan [Online]. Vol 10(2) halaman 77. Tersedia:

http://jurnal-teknologi-pendidikan.tp.ac.id/pemanfaatan-media-puzzle- metamorfosis-dalam-pembelajaran-sains-untuk-meningkatkan-hasil-belajar-siswa-kelas-ii-sdn-sawunggaling-i-382-surabaya.pdf [25 Januari 2013]


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENGARUH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

2 35 47

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA.

0 8 52

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN ARIAS BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 0 41