Hubungan Tolerance of Ambiguity dengan Job Involvement pada Karyawan PT. X yang Bergerak Dibidang Penyiaran Televisi Regional Sumatera Utara Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan serangkaian prosedur atau kegiatan ilmiah
tersistematis yang dipersiapkan secara matang dalam rangka mencapai sasaran
serta tujuan pemecahan masalah dalam sebuah penelitian yang dilakukan.
Didalam metodologi penelitian akan diuraikan metode-metode yang merupakan
pendekatan praktis dalam sebuah penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan
pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah menggunakan metode
statistika (Azwar, 2013). Selanjutnya jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian korelasional yang tujuannya untuk melihat ada atau tidaknya
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Dalam
penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara variabel bebas yaitu
tolerance of ambiguity dengan variabel tergantung job involvement terhadap
karyawan PT. X yang bergerak di bidang penyiaran televisi Regional
Sumatera Utara.
B. Identifikasi Variabel
Variabel merupakan atribut dari suatu bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari sehingga

diperoleh infromasi, kemudian dapat ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).
23

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian yang digunakan terdiri dari
variabel dependen dan variabel independen.
Berikut diidentifikasi variabel-variabel penelitian:
1. Variabel Dependen
Variabel tergantung atau variabel dependen merupakan suatu variabel
yang akan dipengaruhi variabel lain (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel independennya yaitu job involvement.
2. Variabel Independen
Variabel bebas atau variabel independen merupakan suatu variabel
penelitian yang diukur untuk mengetahui efeknya atau pengaruh terhadap
variable lain (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen yaitu tolerance of ambiguity.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari variabel tersebut yang

dapat diamati (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini definisi operasional dari
variable-variabelnya adalah sebagai berikut:
1. Job Involvement
Job Involvement adalah tingkat keterlibatan karyawan dalam menekuni
atau

memandang

serta

menggunakan

waktu

dan

tenaga

untuk


pekerjaannya, menganggap bahwa pekerjaan yang dimilikinya adalah satu

24

Universitas Sumatera Utara

hal yang penting. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala job
involvement. Total skor yang dihasilkan menggambarkan tingkat job
involvement yang dimiliki oleh karyawan. Semakin tinggi total skor yang
diperoleh pada skala job involvement maka semakin tinggi tingkat job
involvement yang ditampilkan karyawan dalam bekerja. Sebaliknya,
semakin rendah total skor pada skala job involvement maka semakin
rendah tingkat job involvement yang ditampilkan karyawan saat bekerja.

2. Tolerance of Ambiguity
Tolerance of Ambiguity adalah respon yang dimunculkan individu dalam
bentuk sikap dan perilaku terhadap situasi atau kondisi ambigu yang
dihadapi

saat


bekerja.

Tolerance

of

ambiguity

diukur

dengan

menggunakan skala tolerance of ambiguity. Skor yang diperoleh dari skala
menunjukkan tinggi atau rendahnya tolerance of ambiguity karyawan.
Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala, semakin tinggi pula
tolerance of ambiguity karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor yang
diperoleh dari skala, semakin rendah pula tolerance of ambiguity
karyawan.


D. Subjek Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah yang dikenai generalisasi yang terdiri atas
subyek atau obyek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan

25

Universitas Sumatera Utara

oleh pihak peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya melalui
penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, populasi
adalah seluruh karyawan PT. X yang bergerak di bidang penyiaran televisi
Regional Sumatera Utara yang berjumlah 86 orang.

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, metode pengumpulan data mempunyai
tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti (Azwar,
2013). Untuk itu, peneliti penting untuk mempertimbangkan metode
pengumpulan data yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan Skala Likert yang disajikan dalam bentuk pernyataan yang
favorable dan sebagian yang unfavorable dengan empat alternatif jawaban
yang terdiri dari: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat
tidak sesuai (STS). Subjek penelitian akan diminta untuk memberikannya
respon terkait kesesuaian dan ketidaksesuaian dirinya dengan pernyataan yang
ada atau diajukan kepadanya.

1. Skala Job Involvement

Skala job involvement disusun berdasarkan dimensi pekerjaan yang
dikemukakan oleh Lodahl & Kejner (dalam Govender 2010), yaitu
Reponse to work, Expression of being job involved, Sense of duty, dan
Feeling about unfinished work and absenteeism. Skala ini terdiri dari
pernyataan yang berbentuk favorable dan unfavorable. Pernyataan

26

Universitas Sumatera Utara

favourable merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung atribut

yang sedang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan
pernyataan yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut yang diukur
(Azwar, 2012). Skor pilihan berada pada nilai 4 -1 untuk setiap pernyataan
yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Bobot
penilaian untuk pernyataan mendukung (favorable) yaitu: SS=4, S=3,
TS=2, STS=1. Sedangkan, bobot penilaian untuk pernyataan yang tidak
mendukung (unfavorable) yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4.
Tabel 1. Blue Print Skala Job Involvement
Aitem
Variabel

Dimensi

Jumlah

Bobot

12,18

7


25 %

16,22

7

25 %

3,13,20,23

7,10,26

7

25 %

4,8,14,17

11,24,27


7

25 %

28

100

Favorable
Reponse to

1,5,15,

work

21,28

Expression of
being job


2,6,9,19,2
5

involved
Job
Involvement

Sense of duty

Unfavorable

Feeling
about
unfinished
work and
absenteeism
Total

27


Universitas Sumatera Utara

2. Skala Tolerance of ambiguity
Skala tolerance of ambiguity disusun berdasarkan teori tolerance of
ambiguity yang dikemukakan oleh Budner (1962). Skala ini terdiri dari
pernyataan yang berbentuk favorable dan unfavorable. Pernyataan
favourable merupakan pernyataan yang sesuai atau mendukung atribut
yang diukur, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan pernyataan
yang tidak sesuai atau tidak mendukung atribut yang diukur (Azwar,
2012). Skor pilihan berada pada nilai 4 -1 untuk setiap pernyataan yang
mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Bobot
penilaian untuk pernyataan mendukung (favorable) yaitu: SS=4, S=3,
TS=2, STS=1. Sedangkan, bobot penilaian untuk pernyataan yang tidak
mendukung (unfavorable) yaitu: SS=1, S=2, TS=3, STS=4.
Tabel 2.Blue Print Skala Tolerance of Ambiguity
No.Aitem
Variabel

Aspek

Bobot

12,15,17

7

30%

1,8,10,13,18,21

4,23

8

35%

2,5,7,14,16,20

11,22

8

35%

23

100%

Unfavorable

3,6,9,,19

Complexity
Insolubility

Novelty
Tolerance
Of
Ambiguity

Jumlah

Favorable

Total

28

Universitas Sumatera Utara

F. Uji Coba Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Validitas alat ukur adalah sejauh mana skala tersebut dapat
menghasilkan data yang akurat dan cermat sesuai dengan tujuan ukurnya.
Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat
ukur tersebut menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran.
Sebaliknya alat ukur yang tidak menghasilkan data yang sesuai dengan
tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah
(Azwar, 2012).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
tampang (face validity) dan validitas isi (content validity). Validitas
tampang merupakan hal yang penting dalam membuat skala karena
tampilan skala akan membangkitkan minat subjek untuk menjawab dengan
kesungguhan hati. Sedangkan validitas isi merupakan suatu estimasi untuk
melihat sejauh mana aitem-aitem skala mewakili aspek-aspek dalam
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana
aitem-aitem skala mencerminkan indikator keperilakuan yang hendak
diukur (Azwar, 2012).
Validitas tampang berusaha dicapai dengan penyajian alat ukur
yang rapi, jelas, serta menarik agar subjek dapat mengisi aitem-aitem
dalam skala dengan konsisten. Validitas isi diusahakan dengan pengujian
aitem melalui professional judgement (Azwar, 2012). Professional

29

Universitas Sumatera Utara

judgement dilakukan dengan cara berkonsultasi dengan pihak lain yang
lebih mengerti tentang pembuatan alat ukur dan variabel yang akan diukur.

2. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil yang diperoleh dari suatu
pengukuran dapat dipercaya. Menurut Azwar (2012), reliabilitas dicapai
apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang
sama diperoleh hasil yang relatif sama. Uji reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan konsistensi internal (Cronbach’s
Alpha Coeffecient), yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu
kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek
dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian
dalam skala menggunakan SPSS 17.0 for Windows.

3. Uji Daya Diskriminasi Aitem
Daya diskriminasi aitem merupakan sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut
yang diukur. Parameter daya diskriminasi aitem adalah koefisien korelasi
aitem total, yaitu koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan
distribusi skor skala total, yang menunjukkan kesesuaian fungsi aitem
dengan fungsi skala. Dengan demikian, pemilihan aitem didasarkan pada
koefisien korelasi aitem total yang diperoleh (Azwar, 2012).

30

Universitas Sumatera Utara

Pengujian daya diskriminasi aitem ini dilakukan dengan komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu
kriteria yang relevan, yang dianalisis dengan bantuan komputerisasi SPSS
17.0 for Windows. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem (Azwar,
2012).
Kriteria

pemilihan

menggunakan batasan rix

aitem

berdasarkan

korelasi

aitem-total

0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,30, dianggap memiliki daya diskriminasi yang
memuaskan. Aitem yang memiliki harga rix < 0,30 diinterpretasikan
sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar, 2012).
G. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1. Hasil Uji Coba Skala Job involvement
Hasil uji coba skala job involvement menunjukkan bahwa dari 28 aitem
terdapat 24 aitem yang memiliki daya beda yang memuaskan dengan nilai
reliabilitas sebesar 0,860. Hasil uji daya beda aitem ini menggunakan
batasan rix ≥ 0,30. Skor aitem yang telah diukur bergerak dari 0.308-0.514
untuk setiap masing-masing aspek dari job involvement, yaitu aspek
reponse to work, aspek expression of being job involved, aspek sense of
duty dan aspek feeling about unfinished work and absenteeism.

31

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Blue Print Skala Job Involvement setelah Uji Coba
Variabel

Reponse to
work
Expression of
being job
involved
Job
Involvement

Aitem

Dimensi

Jumlah

F%

12,18

6

25 %

2,6,9,19,25

16,22

7

29,2 %

3,13,23

7,10,26

6

25 %

4,17

11,24,27

5

20,8 %

24

100 %

Favorable

Unfavorable

1,5, 21,28

Sense of duty
Feeling
about
unfinished
work and
absenteeism
Total

2. Hasil Uji Coba Skala Tolerance of Ambiguity
Hasil uji coba skala tolerance of ambiguity menunjukkan bahwa dari 23
aitem terdapat 21 aitem yang memiliki daya beda yang memuaskan
dengan nilai reliabilitas sebesar 0,866. Hasil uji daya beda aitem ini
menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Skor aitem yang telah diukur bergerak
dari 0.313 - 0.600 untuk setiap masing-masing aspek tolerance of
ambiguity, yaitu aspek novelty, aspek insolubility, dan aspek complexity.

32

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Blue Print Skala Tolerance of Ambiguity setelah Uji Coba
No.Aitem
Variabel

Aspek

F%

12,15,17

7

33,33%

1,13,18,21

4,23

6

28,57%

2,5,7,14,16,20

11,22

8

38,09%

21

100%

Unfavorable

3,6,9,19

Complexity
Insolubility

Novelty
Tolerance
Of
Ambiguity

Jumlah

Favorable

Total

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap
tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan alat ukur
Proses pembuatan alat ukur dimulai dengan menentukan dimensi
job involvement dan tolerance of ambiguity, kemudian peneliti
merumuskannya ke dalam indikator perilaku dan sejumlah aitem.
b. Evaluasi alat ukur
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah mengevaluasi atau
memeriksa kembali aitem-aitem dalam alat ukur.Aitem- aitem
tersebut dievaluasi secara kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi
kualitatif dilakukan dengan bantuan professional judgement
untuk menilai apakah indikator dan aitem yang ada sesuai dengan

33

Universitas Sumatera Utara

aspek variabel. Evaluasi kuantitatif dilakukan dengan menguji
coba alat ukur pada sejumlah partisipan.
c. Revisi alat ukur
Tahap selanjutnya, peneliti menguji reliabilitas aitem dan daya
beda aitem skala dengan menggunakan SPSS version 17 for
windows yang mana aitem-aitem yang memenuhi kriteria tetap
digunakan dan yang tidak akan dibuang.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah

memperoleh

aitem

yang memenuhi

syarat

untuk

digunakan, peneliti kemudian melakukan pengambilan data ke PT. X
dengan memberikan skala tolerance of ambiguity dan skala job
involvement. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak HRD di
perusahaan tersebut, penyebaran skala dilakukan oleh pihak HRD.
Skala penelitian diberikan peneliti kepada salah satu staff HRD dari
PT. X. Staff HRD tersebutlah yang nantinya akan membagikan skala
ke masing-masing karyawan di tiap divisi.
Penelitian ini menggunakan tryout terpakai yaitu data yang sudah
diperoleh dalam penyebaran skala juga digunakan sebagai data dalam
penelitian. Pertimbangan peneliti menggunakan tryout terpakai adalah
subjek penelitian merupakan orang yang sama, efisiensi waktu, biaya,
dan tenaga peneliti dalam pengambilan data.

34

Universitas Sumatera Utara

3. Tahap Pengolahan Data
Setelah data semua subjek terkumpul, maka data yang terkumpul akan
dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS version 17
for windows.

I. Metode Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Analisa Data Deskriptif
Analisa data deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi
mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh
tanpa bermaksud untuk menguji hipotesa (Azwar, 2012). Dalam penelitian
ini analisa deskriptif berupa data mean dan standar deviasi yang digunakan
untuk mengetahui kategorisasi job involvement dan tolerance of ambiguity
karyawan. Analisa data deskriptif pada penelitian menggunakan program
SPSS version 17.0 for Windows.
2. Analisa Data Inferensial
Analisa data inferensial bertujuan untuk mengambil kesimpulan
dengan pengujian hipotesis (Azwar, 2012). Analisa inferensial dalam
penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Analisa regresi digunakan
untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen
apabila variabel independen dimanipulasi atau diubah-ubah. Regresi

35

Universitas Sumatera Utara

sederhana didasarkan pada hubungan kausal satu variabel independen
dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2012).
Sebelum dilakukan analisa data inferensial dengan regresi
sederhana, dilakukan uji asumsi terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan
uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji regresi sederhana tidak dapat digunakan apabila data tidak
memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa
skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan
kaidah normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode
statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan
program SPSS 17.0 for Windows.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah garis regresi antara
variabel kriteria dan variabel prediktor membentuk garis linear atau
tidak. Apabila tidak memenuhi asumsi linearitas maka analisa regresi
tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2012). Uji linearitas dilakukan
dengan metode statistik Uji F melalui bantuan program SPSS 17.0 for
Windows.

36

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan memberikan gambaran umum mengenai subjek penelitian
danhasil penelitian yang berkaitan dengan analisa terhadap data penelitian.
Analisa data pada bab ini berkaitan dengan masalah yang akan dijawab maupun
variabel yang diteliti oleh peneliti serta berkaitan dengan analisa tambahan.
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah karyawan kantor PT. X yang bergerak
dibidang penyiaran televisi Regional Sumatera Utara yang berjumlah 86 orang.
Berikut ini deskripsi umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia,
dan masa kerja.
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Penyebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
melalui tabel berikut:
Tabel 5. Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah (N)

Persentase (%)

Laki-Laki

75

87,21

Perempuan

11

12,79

Total

86

100

37

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek
penelitian yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 75 (87,21%) orang
dan berjenis kelamin wanita berjumlah 11 (12,79%) orang.

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, subjek penelitian dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu dewasa awal dan dewasa madya. Menurut Havighurst
(Papalia, Olds, & Feldman, 2007) rentang usia 20 - 40 tahun disebut masa
dewasa awal, sedangkan rentang usia 40 - 60 tahun disebut masa dewasa
madya. Deskripsi subjek berdasarkan usia terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Persentase

Usia

Jumlah (N)

20-40 tahun

76

88,37

40-60 tahun

10

11,63

Total

86

100

(%)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa subjek penelitian
yang berusia antara 20 - 40 tahun berjumlah 76 orang (88,37%),
sedangkan subjek penelitian yang berusia antara 40 - 60 tahun berjumlah
10 orang (11,63%).

38

Universitas Sumatera Utara

3. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan masa kerja, berikut ini dijelaskan gambaran umum
subjek penelitian berdasarkan masa kerjanya di PT.X.
Tabel 7. Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja

Jumlah (N)

Persentase (%)

1 – 4 tahun

69

80,23

5 – 8 tahun

17

19,77

Total

86

100

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 69 orang yang masa
kerjanya berkisar antara 1 sampai 4 tahun (80,23%) dan 17 orang yang
masa kerjanya antara 5 sampai 8 tahun (19,77%).

B. Hasil Uji Asumsi
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linear
sederhana. Sebelum melakukan analisis tersebut maka terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana
distribusi data penelitian. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji linieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel
yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar secara
normal. Uji normalitas sebaran dilakukan dengan metode statistik One

39

Universitas Sumatera Utara

Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Prinsip yang digunakan yaitu jika p >
0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran
data tidak normal.

Tabel 8. Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel

p

Job Involvement

0,316

Tolerance of ambiguity

0,374

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa nilai p pada variabel job
involvement adalah 0,316 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi
secara normal. Nilai p pada variabel tolerance of ambiguity yaitu 0,374
menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal.

2. Uji Linieritas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas, yakni
tolerance of ambiguitymemiliki hubungan linear atau tidak terhadap
variabel tergantung, yaitu job involvement. Prinsip yang digunakan dalam
uji linearitas adalah jika p < 0,05 maka hubungan antaravariabel bebas
dengan variabel tergantung dinyatakan linear, sebaliknya jika p > 0,05
berarti hubungan antar variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan
tidak linear (Azwar, 1999). Hasil uji linearitas dapat dijelaskan pada tabel
berikut:

40

Universitas Sumatera Utara

Tabel 9. Uji Linieritas Tolerance of Ambiguity dengan Job Involvement
P
Hubungan Tolerance of
ambiguity dengan Job
involvement

Linearity

Deviation from linearity

0,024

0,700

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai p untuk linearity <
0,05 yaitu sebesar 0,024 dan nilai p untuk deviation from linearity > 0,05,
yaitu sebesar 0,700.

Dengan demikian,

tolerance of

ambiguity

berhubungan secara linear dengan job involvement.

C. Hasil Utama Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada
karyawan

PT.

X.

Untuk

menguji

hubungan

antara

tolerance

of

ambiguitydengan job involvement, peneliti menggunakan analisis regresi
sederhana dengan bantuan aplikasi komputer SPSS 17.0 for Windows. Hasil
pengolahan data dijelaskan dengan tabel berikut:
Tabel 10. Hasil Analisis Regresi Sederhana
Model
1

Koefisien
Korelasi (R)
-0,252

Koefisien
Determinan (R2)
0,064

p

F

0.019

55,716

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel tolerance of ambiguity
berkorelasi sebesar -0,252 terhadap job involvement pada karyawan. Hasil
analisis regresi pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa nilai koefisien

41

Universitas Sumatera Utara

determinan (R2) sebesar 0,064 atau 6,4%. Hal ini berarti bahwa variabel
tolerance of ambiguity memberikan pengaruh sebesar 6,4% terhadap job
involvement karyawan. Sedangkan sisanya 93,6% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh bahwa nilai F sebesar 5,716 dan
nilai p < 0,05, yaitu sebesar 0,019. Hal ini menunjukkan bahwa tolerance of
ambiguity memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan job involvement.
Dengan demikian, hipotesis utama dalam penelitian ini ditolak dan hipotesa
null diterima, yaitu tidak ada hubungan positif antara tolerance of ambiguity
dengan job involvement pada karyawan PT.X. Selanjutnya hasil analisis
koefisien regresi adalah sebagai berikut.
Tabel 11. Hasil Analisis Koefisien Regresi
Koefisien Regresi
Model
Konstan

92,269

Kualitas Layanan

-0,235

Persamaan garis regresi linear sederhana adalah Y = a + bX dengan Y
melambangkan job involvement, X melambangkan tolerance of ambiguity, a
merupakan harga konstan ketika X = 0, dan b merupakan koefisien regresi
yang menunjukkan peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada perubahan variabel independen.
Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan garis regresi linear
sederhana dalam penelitian ini adalah Y = 92,269 - 0,235X. Persamaan ini

42

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan bahwa jika tolerance of ambiguity (X) bernilai nol, maka job
involvement (Y) bernilai positif sebesar 92,269. Koefisien regresi -0,235
menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan tolerance of ambiguity akan
menurunkan job involvement karyawan sebesar 0,235.
D. Hasil Analisa Tambahan
1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dilampirkan untuk mengetahui karakteristik
data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi
data pokok yang dilampirkan adalah perbandingan rerata empiris dan
rerata hipotetik penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan
kategori tertentu.
Rerata empiris diperoleh dari respon subjek, sedangkan rerata
hipotetik diperoleh dari rerata yang kemungkinan diperoleh subjek atas
jawaban skala yang diberikan. Dalam penelitian ini skala yang diberikan
adalah skala job involvement dan skala tolerance of ambiguity.
a. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Job Involvement
Setelah dilakukan uji reliabilitas, dihasilkan sebanyak 24 aitem yang
memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data
penelitian dengan rentang skor 1 sampai 4 sehingga dihasilkan skor
minimum 24 dan skor maksimum 96. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh total skor minimum 53 dan skor maksimum 94. Hasil
perhitungan mean empirik dan mean hipotetik job involvement
dijelaskan pada tabel berikut:

43

Universitas Sumatera Utara

Tabel 12. Data Hipotetik dan Data Empirik Job Involvement
Data Hipotetik
Variabel

N

Data Empirik

Skor

Skor
Mean

Job Involvement

86

Min

Maks

24

96

60

SD

12

Min

Maks

53

96

Mean

SD

77,05

7,560

b. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Tolerance of Ambiguity
Setelah dilakukan uji reliabilitas, dihasilkan sebanyak 21 aitem yang
memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data
penelitian dengan rentang skor 1 sampai 4 sehingga dihasilkan skor
minimum 21 dan skor maksimum 84. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh total skor minimum 45 dan skor maksimum 83. Hasil
perhitungan mean empirik dan mean hipotetik tolerance of ambiguity
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 13.Data Hipotetik dan Data Empirik Tolerance of Ambiguity
Data Hipotetik
Variabel

N

Data Empirik

Skor

Skor
Mean

Tolerance

Min

Maks

21

84

SD
Min

Maks

45

83

Mean

SD

64.78

8.120

of
86

52,5

10,5

Ambiguity

2. Kategorisasi Data Penelitian
a. Kategorisasi Job Involvement
Norma kategorisasi yang digunakan pada job involvement adalah
sebagai berikut.

44

Universitas Sumatera Utara

Tabel 14. Norma Kategorisasi Job Involvement
Rentang Nilai

Kategorisasi

X < (µ-1.0 SD)

Rendah

(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD)

Sedang

X > (µ+1.0 SD)

Tinggi

Besar mean hipotetik job involvement adalah 60 dengan
standar deviasi 12 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
Tabel 15. Kategorisasi Job Involvement
Rentang

Persentase

Kategorisasi

Jumlah

X < 48

Rendah

-

-

48 ≤ X ≤ 72

Sedang

21

24,42%

X > 72

Tinggi

65

75,58%

86

100

Nilai

Total

(%)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada
subjek memiliki job involvement yang rendah, 24,42% subjek
penelitian memiliki job involvement sedang, dan 75,58% subjek
penelitian memiliki job involvement tinggi.
b. Kategorisasi Tolerance of Ambiguity
Norma kategorisasi dalam penelitian ini menggunakan
pertimbangan standar error pengukuran. Norma kategorisasi dari
variabel tolerance of ambiguity adalah sebagai berikut:

45

Universitas Sumatera Utara

Tabel 16. Norma Kategorisasi Tolerance of Ambiguity
Rentang Nilai

Kategorisasi

X ≥ X ± Zα/2 (Se)

Tolerance of Ambiguity

X ± Zα/2 (Se) ≤ X ≤ X ± Zα/2 (Se)

Tidak Tergolongkan
Intolerance of

X ≤ X ± Zα/2 (Se)

Ambiguity

Berdasarkan nilai mean empiric sebesar 64,78 dan nilai
standart deviasi sebesar 8,12, dan nilai α = 0,05, maka kategorisasi
dari variabel tolerance of ambiguity adalah sebagai berikut:

Tabel 17. Kategorisasi Tolerance of Ambiguity
Rentang Nilai
X ≥ 71
71 ≤ X ≤ 59
X ≤ 59

Persentase

Kategorisasi

Jumlah

Tolerance of

20

23,26%

Tidak Tergolongkan

46

53,48%

Intolerance of

20

23,26%

86

100%

(%)

Ambiguity

Ambiguity
Total

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek yang
memiliki tolerance of ambiguity sebesar 23,26% dan subjek yang
memiliki intolerance of ambiguity sebesar 23,26%. Untuk kategori
yang

tidak

tergolongkan

tidak

perlu

dijelaskan

atau

diklasifikasiakan karena tujuan awal dari penelitian ini hanya ingin
membagi subjek ke dalam 2 (dua) kategori saja (Azwar, 1999).

46

Universitas Sumatera Utara

E. Pembahasan
Job involvement adalah sikap seseorang untuk menilai atau
memandang pekerjaannya sebagai suatu hal yang sangat penting dan
mengerjakan pekerjaanya dengan sebaik mungkin serta mengoptimalkan
segalatenaga, bakat, pengetahuan, dan waktu yang dimilikinya (Lodahl dan
Kejner dalam Asnawi & Bachroni; 1999). Oleh karena itu, perusahaan harus
mampu mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi karyawan sehingga memiliki job involvement yang tinggi atau
rendah dalam bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan untuk
terlibat dengan pekerjaannya adalah bagaimana karyawan dalam merespon
pekerjaan yang dimiliki khususnya dalam situasi yang ambigu.
Tolerance of ambiguity adalah bentuk respon yang dibutuhkan
karyawan sehingga dapat bekerja dengan optimal. Tolerance of ambiguity
adalah suatu kecenderungan untuk memandang situasi yang ambigu sebagai
suatu situasi yang diinginkan dan mengatur suatu tindakan akan hal tersebut
(Budner, 1962). McLain (1993) juga menetapkan definisi tolerance
ofambiguity sebagai reaksi individu terhadap ransangan yang dianggap asing,
kompleks, tidak pasti, atau memiliki multitafsir (memiliki definisi ganda).
Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan positif antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada
karyawan PT. X. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hipotesa alternative
ditolak dan hipotesa null diterima dengan nilai r sebesar -0,252, yaitu tidak
ada hubungan positif antara tolerance of ambiguity dengan job involvement
47

Universitas Sumatera Utara

pada karyawan PT.X. Hal ini berarti bahwa semakin baik tolerance of
ambiguity yang dimunculkan karyawan saat bekerja, maka job involvement
karyawan justru akan semakin rendah.
Dari hasil di atas dapat dijelaskan penyebab dari hubungan negatif
antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada karyawan PT.X,
yaitu kondisi ambigu dianggap sebagai kondisi yang negaitif dan dapat
menurunkan performa kerja karyawan sehingga perlu diminimalisir atau
dihilangkan. Tolerance of ambiguity sebagai respon yang muncul dari dalam
diri individu dinilai tidak dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap
peningkatan job involvement karyawan dan justru menurunkan tingkat job
involvement karyawan. Hal ini dapat disebabkan karena dalam merespon
kondisi ambigu tersebut, individu akan cenderung mengalami stress, bingung,
dan membutuhkan waktu dalam menghadapi situasi ambigu dan ketika
menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dapat berpengaruh terhadap penurunan
performa dan keterlibatan kerja karyawan (Brockner, Grover, & Blonder
dalam Srivastava 2005).
Kemudian, kondisi demokrafis berupa budaya juga dapat menjadi
salah satu faktor penyebab atau yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat
job involvement karyawan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sahni
dan Chadha (dalam Srivastava, 2005), terdapat perbedaan faktor yang
mempengaruhi job involvement pada orang india dan orang inggris. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa tingkat job involvement subjek yang berasal dari
india lebih dipengaruhi karena tolerance of ambiguity yang mereka miliki.

48

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan subjek dari Inggris, tingkat Job involvement mereka lebih
dipengaruhi oleh locus of control yang mereka miliki. Dengan demikian,
kondisi demografis juga dapat menjadi salah satu alasan atau faktor penyebab
hubungan negatif antara tolerance of ambiguity dengan job involvement pada
karyawan PT.X.
Selanjutnya dalam Srivastava (2005) dijelaskan bahwa tingkat job
involvement individu atau karyawan cenderung lebih dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan kerjanya. Dengan kata lain, kemungkinan variabel situasional
dalam mempengaruhi tingkat job involvement karyawan lebih besar daripada
variabel personal yang dimiliki karyawan, salah satunya adalah tolerance of
ambiguity. Variabel situasional, seperti kejelasan/hasil pekerjaaan, jenis
pekerjaan, hubungan baik sesama rekan kerja, perilaku positif dari supervisor
terhadap karyawan, kepercayaan dan dukungan atasan terhadap kinerja
karyawan, dan iklim organisasi yang baik merupakan faktor yang cenderung
lebih mempengaruhi tingkat job involvement karyawan dibandingkan variabel
tolerance of ambiguity yang merupakan faktor dari dalam diri individu (Mehta
dalam Srivastava 2005).
PT.X sendiri telah melakukan pengontrolan, pengelolaan dan
pencegahan agar karyawan dapat terhindar dari kondisi atau situasi ambigu
yang dapat menurunkan tingkat job involvement dari karyawan. Salah satunya
dengan cara membuat standar pekerjaan dan penilaian kerja karyawan atau
membuat job deskripsi yang jelas. Sehingga karyawan hanya perlu untuk
mengikuti standar atau job deskripsi tersebut. Seperti yang telah dijelaskan

49

Universitas Sumatera Utara

oleh salah satu pihak HRD dari hasil wawancara berikut bahwa pihak
perusahaan telah melakukan pengontrolan dan pengelolaan terhadap semua
hal yang berkaitan dengan tugas-tugas karyawan dalam bekerja. Hasil
wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
“perusahan sudah mengatur dan mengontrol serta menstandartkan
semua pekerjaan dari masing-masing karyawan di setiap divisi yang
ada. SOP yang dibuat perusahaan dijelaskan dengan sejelas-jelasnya.
Jadi pekerjaan dari masing-masing karyawan itu baik dan punya
evaluasi yang positif setiap bulannya. Mereka mampu mengerjakan
pekerjaan mereka dengan baik”
“Terus pimpinan juga nggak membiarkan karyawannya bekerja
sendiri dan menghadapi masalah dipekerjaannya sendiri. Pasti ada
kondisi atau situasi ambigu yang nggak diinginkan muncul. Tapi itu
tarafnya udah kecil dan bisa didiskusikan dengan karyawan dalam
timnya atau langsung sama atasan. Kalau udah yang besar, itu
langsung didiskusikan sama atasan. Suasana kerja juga udah diatur
dari awal supaya nyaman dan enak buat kerja. Jadi sebelum situasi
ambigu itu muncul, perusahaan udah coba mengontrol dan
meminimalisir supaya nggak muncul. Yang terkadang buat mereka
bingung paling urusan administrasi aja. Tapi sekarang juga udah
nggak ada, mungkin karna udah terbiasa juga dibantu atau diajarkan
sama temannya”
(wawancara, 28 Juli 2016)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa pihak
perusahaan telah melakukan upaya pengendalian agar hal-hal ambigu tidak
perlu muncul ketika karyawan sedang bekerja. Namun meski demikian, akan
muncul juga kondisi ambigu dengan taraf yang kecil dan dapat diselesaikan
secara cepat oleh masing-masing karyawan. Hal ini mempengaruhi tingginya
job involvement karyawan yang merasa nyaman bekerja ketika pekerjaan
mereka dapat berjalan dengan lancar tanpa harus berhadapan dengan situasi
atau kondisi ambigu yang tidak diharapkan.

50

Universitas Sumatera Utara

Selain hasil wawancara dengan pihak HRD, peneliti juga melakukan
wawancara kepada dua karyawan dari PT.X. Berikut hasil wawancara yang
telah dilakukan kepada dua orang karyawan dari PT.X:
“gimana yah dek, kerjaan kami urusannya kan langsung sama
masyarakat karena TV kabel ini. Terus kami kerjanya juga pake
instruksi-instruksi gitu, dek. Jadi kerjanya juga harus detail dan sesuai
dengan yang dimau sama atasan. Dari pada kenapa-kenapa atau
kerjaan kami dibilang nggak beres, mending tunggu perintah dari bos
aja dan sesuaikan sama kerjaannya. Kalau nanti ada yang aneh-aneh,
kami laporkan sama atasan. Ntar dikasih solusinya sama mereka dan
kami tinggal sesuaikan dan tambah-tambah sedikit kalau memang
harus perlu dan nggak ada pilihan lain. Kami juga sering sih kerjain
kerjaan itu sesuai sama apa yang kami pahami dan ngerti aja. Kayak
nanti tiba-tiba ada masalah sama masyarakat, yah kami hadapi aja
dek selagi kami bisa. Kalau memang udah nggak ada perubahan baru
kami minta tolong atasan. Biar nggak ambigu atau aneh-aneh, kerjain
sesuai SOP ajalah. Kurang lebihnya maklumnya atasan itu dan
dikasih tau dia juganya itu”
(wawancara, 19 Juli 2016)
“Aduh yang begituan lagi. kerjakan ajalah apa yang harus dikerjakan,
dek. Kalau abang prinsipnya gitu. Kalo bukan kerjaan kita, dibantu
sih dibantu tapi sebisa kita aja. Jangan sok-sok lebih tahu dan ngerti.
Nanti ternyata nggak sesuai, malah kita yang dimarah-marahi sama
atasan. Mau kerjaan yang baru atau susah atau yang biasa, kerjain
aja gitu. Bener atau nggaknya itu belakangan. Paling kalau salah
diperbaiki lagi. Bos marahnya juga bentar ajanya, asalkan jangan
dibantah aja dia gampang semuanya. Mudah kan dek? ambigu atau
nggaknya tergantung kita yang memandangnya. Kalau abang
semuanya sama ajanya itu. Kami pun paham juganya sama situasi
kerja kami. Tahu mana yang jelas kerjaannya dan mana yang butuh
kami fokus untuk selesaikannya. Cuma terkadang nanti nggak sesuai
sama yang diinginkan bos. Makanya kalau abang mana yang mudah
ajalah buat kerjaan beres. Kalo harus lurus-lurus, yah lurus. Kalau
mesti rapi, yah rapi dikerjain. Mana bagusnya aja, dek.”
(wawancara, 19 Juli 2016)
Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh bahwa subjek merasa
pekerjaan itu perlu untuk mereka kerjakan dengan sebaik mungkin.

51

Universitas Sumatera Utara

Mengerjakan pekerjaan sesuai intruksi yang diberikan atasan adalah bentuk
melaksanakan pekerjaan dan keterlibatan kerja yang baik. Sehingga subjek
menunggu perintah atau instruksi atasan untuk dapat melaksanakan
pekerjaannya.
Dari hasil analisis deskriptif variabel tolerance of ambiguity, diperoleh
bahwa 23,26% subjek yang memiliki tolerance of ambiguity dan sisanya
tergolong ke dalam subjek yang memiliki intolerance of ambiguity dan subjek
yang tidak tergolongkan. Dari hasil analisis deskriptif variabel job
involvement, diperoleh bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki tingkat job
involvement yang tinggi.
Hasil penelitian ini harus diinterpretasikan berdasarkan situasi saat
penelitian berlangsung. Data dikumpulkan pada awal bulan maret sampai
tanggal 19 Juli2016, sehingga hasil yang diperoleh mengenai tolerance of
ambiguity dan job involvement karyawan PT. X menggambarkan fenomena
yang saat itu berlangsung diarea lingkungan kerja karyawan.

52

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan
hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama dijabarkan hasil
penelitian, kemudian pada bagian terakhir akan dikemukakan saran-saran yang
mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan tema serupa.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara tolerance of ambiguity
dengan job involvement pada karyawan PT.X.
2.

Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel job involvement,
diperoleh hasil bahwa rata-rata karyawan PT. X memiliki job involvement
yang tinggi.

3.

Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel tolerance of
ambiguity, diperoleh sebesar 23,26% subjek memiliki tolerance of
ambiguity dan selebihnya subjek tergolong ke dalam kategori intolerance
of ambiguity dan yang tidak tergolong ke dalam kedua kategori.

B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan
beberapa saran. Saran-saran ini diharapkan dapat berguna untuk penelitian

53

Universitas Sumatera Utara

selanjutnya yang berhubungan dengan job involvement dan tolerance of
ambiguity.
1. Saran Metodologis
a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti hubungan
antara tolerance of ambiguity dengan job involvement, disarankan
untuk melakukan penelitian dengan subjek yang berbeda dengan
lingkungan kerja yang berbeda. Untuk mengetahui apakah terdapat
hasil yang berbeda pada subjek penelitian yang berbeda.
b. Peneliti selanjutnya perlu untuk memperhatikan kondisi budaya
dari individu yang akan dijadikan subjek, karena kemungkinan
terdapat perbedaan hasil antara tingkat tolerance of ambiguity
individu dengan budaya yang berbeda.
c. Berdasarkan pengukuran diketahui sumbangan variabel tolerance
of ambiguity sebesar 6,4% dan 93,6% dipengaruhi oleh faktor
lainnya yang tidak diteliti. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat
meneliti variabel job involvement untuk dapat mengkaji faktorfaktor lain yang mempengaruhi variabel job involvement.

2. Saran Praktis
Berdasarkan hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan positif antara tolerance of ambiguity dengan job
involvement pada karyawan, sehingga tolerance of ambiguity tidak
memberikan sumbangan untuk meningkatkan job involvement karyawan.

54

Universitas Sumatera Utara

Namun terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat job
involvement karyawan, baik dari faktor personal maupun dari faktor
situasional. Sehingga perusahaan dapat mengontrol faktor-faktor tersebut
untuk dapat meningkatkan job involvement karyawannya.

55

Universitas Sumatera Utara