Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah salah satu komponen penting dalam penelitian
yang berguna untuk membatasi penelitian dengan batasan-batasan yang sangat
cermat untuk menjaga agar pengetahuan yang diperoleh dari penelitian dapat
memiliki keilmiahan yang tinggi (Hadi, 2000).

A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012). Menurut Azwar (2012) variabel adalah suatu konsep mengenai atribut atau
sifat yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif
dan kualitatif.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan, yaitu :
a. Dependent Variable (DV)

: organizational citizenship behavior (OCB).

b. Independent Variable (IV)


: kualitas kehidupan kerja.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1.

Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) merupakan perilaku ekstra atau

perilaku pilihan yang tidak termasuk dalam kewajiban kerja formal pegawai
namun memiliki tingkat efektifivitas yang tinggi dalam suatu organisasi.
Organizational citizenship behavior (OCB) ini dapat diukur dengan menggunakan

27
Universitas Sumatera Utara

skala organizational citizenship behavior (OCB) yang dikemukakan oleh Organ,
Podsakoff, dan Mackenzie (2006) dengan beberapa dimensi didalamnya, yaitu:
conscientiousness, sportsmanship, civic virtue, dan helping behavior, yang terdiri
dari gabungan beberapa dimensi, seperti: altruism, cheerleading, courtesy, dan
peacemaking. Apabila skor yang didapat dari skala organizational citizenship

behavior (OCB) semakin tinggi, maka perilaku organizational citizenship
behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu itu akan semakin tinggi juga.
Sebaliknya, apabila skor yang didapat dari skala organizational citizenship
behavior (OCB) semakin rendah, maka perilaku organizational citizenship
behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu itu akan semakin rendah.

2.

Kualitas Kehidupan Kerja
Kualitas kehidupan kerja merupakan persepsi yang dimiliki oleh pegawai

dalam suatu organisasi terhadap suasana dan pengalaman pegawai dalam bekerja
yang dapat memberikan kepuasan kerja dan juga menciptakan rasa aman bagi
pegawai sehingga tujuan dan efektivitas dari suatu organisasi dapat tercapai.
Kualitas kehidupan kerja ini dapat diukur dengan menggunakan skala kualitas
kehidupan kerja yang dikemukakan oleh Walton (1975) dengan beberapa dimensi
didalamnya, yaitu: kompensasi kerja pegawai yang memadai dan wajar, kondisi
lingkungan kerja yang aman dan sehat, kesempatan untuk mengembangkan dan
menggunakan kapasitas dari individu dalam organisasi, kesempatan untuk
pertumbuhan dan jaminan kerja yang jelas dan berkesinambungan, perasaan

termasuk dalam bagian kelompok, hak-hak pegawai dalam perusahaan, pekerjaan
dan ruang kerja secara keseluruhan, dan relevansi sosial terhadap kehidupan kerja.

28
Universitas Sumatera Utara

Apabila skor yang didapat dari skala kualitas kehidupan kerja semakin tinggi,
maka kualitas kehidupan kerja individu itu akan semakin tinggi juga. Sebaliknya,
apabila skor yang didapat dari skala kualitas kehidupan kerja semakin rendah,
maka kualitas kehidupan kerja individu itu akan semakin rendah.

C. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel
1.

Populasi dan Sampel
Azwar (2010) mengungkapkan bahwa populasi adalah sekelompok subjek

yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi mempunyai karakteristik
yang dapat diklasifikasikan dan diperkirakan sesuai dengan keperluan peneliti
dalam penelitian. Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti untuk

menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian kecil
dari keseluruhan populasi yang akan dijadikan sebagai subjek dalam penelitian,
atau yang lebih dikenal dengan nama sampel penelitian.
Sampel merupakan bagian dari populasi, sehingga sampel yang akan
digunakan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi. Selain itu, Hadi
(2000) juga mengungkapkan bahwa syarat utama agar hasil penelitian dapat
digeneralisasikan

maka

sebaiknya

sampel

penelitian

harus

benar-benar


menggambarkan keadaan dari populasinya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang
bekerja di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
Karakteristik populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai yang
menyandang status pegawai negeri (BUMN), bukan pegawai honorer. Dalam hal

29
Universitas Sumatera Utara

ini, jumlah populasi secara keseluruhan sebanyak 260 orang dan subjek yang
sesuai dengan karakteristik tersebut sebanyak 211 orang.

2.

Metode Pengambilan Sampel
Sampling merupakan suatu cara untuk dapat menentukan sampel dalam

suatu penelitian. Dalam menentukan sampel yang akan digunakan harus
diperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar mendapatkan sampel yang
representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
salah satu teknik nonprobability sampling, yaitu purposive sampling. Hadi (2000)
mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
dimana peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada
pertimbangan tertentu. Sampel yang digunakan adalah individu-individu yang
memenuhi karakteristik penelitian yaitu pegawai yang menyandang status
pegawai negeri (BUMN) di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara.

3.

Jumlah Sampel
Sampel adalah perwakilan atau sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel

merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan telah mewakili
karakteristik dari populasi. Menurut Arikunto (2010) mengungkapkan bahwa
apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 orang maka sampel yang
diambil adalah keseluruhan dari populasi, tetapi apabila populasi penelitian

30

Universitas Sumatera Utara

berjumlah lebih dari 100 orang maka subjek yang dapat dijadikan sampel minimal
10% dari keseluruhan populasi.
Dalam hal ini, jumlah sampel yang sesuai dengan karakteristik tersebut
sebanyak 211 orang. Tetapi, ketika penelitian dilaksanakan, jumlah subjek
menjadi 130 orang. Hal ini disebabkan karena pegawai PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara memiliki beberapa kantor cabang dan
responden penelitian yang berada di kantor cabang tersebut tidak mengembalikan
skala yang diberikan tanpa alasan yang jelas. Dengan demikian, peneliti hanya
menggunakan sebesar 61,6% dari keseluruhan sampel yang ada dalam penelitian
ini.

D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada kegiatan penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Metode skala
adalah suatu metode pengumpulan data yang terdiri dari sejumlah peryataan yang
disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon yang diberikan oleh
subjek terhadap pernyataan tersebut (Azwar, 2012).

Metode

pengumpulan data

yang digunakan dalam

penelitian ini

menggunakan skala dengan model skala Likert yang terdiri dari dua buah skala,
yaitu skala organizational citizenship behavior (OCB) dan skala kualitas
kehidupan kerja. Model item yang digunakan, yaitu item favorable dan
unfavorable. Terdapat lima kategori respon yang dapat diberikan oleh subjek,

31
Universitas Sumatera Utara

yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), nertal (N), sesuai (S), sangat
sesuai (SS).
Skor subjek untuk item favorable jika memberikan respon sangat tidak
sesuai adalah 1, tidak sesuai adalah 2, netral adalah 3, sesuai adalah 4, dan sangat

sesuai adalah 5. Sebaliknya, skor subjek untuk item unfavorable jika memberikan
respon sangat tidak sesuai adalah 5, tidak sesuai adalah 4, netral adalah 3, sesuai
adalah 2, dan sangat sesuai adalah 1.

Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)

1.

Tabel blue print dari skala organizational citizenship behavior (OCB) yang
disusun menggunakan dimensi organizational citizenship behavior (OCB) yang
dikemukakan

oleh

Organ,

Podsakoff,

dan


Mackenzie

(2006),

yaitu

conscientiousness, sportsmanship, civic virtue, dan helping behavior, yang terdiri
dari gabungan beberapa dimensi, seperti: altruism, cheerleading, courtesy, dan
peacemaking.
Tabel 1
Blue Print Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) Sebelum Uji
Coba
No
1
2
3
4

Dimensi
Conscientiousness

Sportsmanship
Civic Virtue
Helping Behavior
a. Altruism
b. Cheerleading
c. Courtesy
d. Peacemaking

Pernyataan
Favorable
Unfavorable
1, 3, 14
7, 10, 24
8, 13, 23
2, 4, 11
12, 17, 18
9, 15, 16
22
20
6
Total

21
5
19

Jumlah
Item
6
6
6

6

24

32
Universitas Sumatera Utara

2. Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Tabel blue print dari skala kualitas kehidupan kerja yang disusun
menggunakan dimensi kualitas kehidupan kerja yang dikemukakan oleh Walton
(1975), yaitu kompensasi kerja pegawai yang memadai dan wajar, kondisi
lingkungan kerja yang aman dan sehat, kesempatan untuk mengembangkan dan
menggunakan kapasitas dari individu dalam organisasi, kesempatan untuk
pertumbuhan dan jaminan kerja yang jelas dan berkesinambungan, perasaan
termasuk dalam bagian kelompok, hak-hak pegawai dalam perusahaan, pekerjaan
dan ruang kerja secara keseluruhan, dan relevansi sosial.
Tabel 2
Blue Print Skala Kualitas Kehidupan Kerja Sebelum Uji Coba
No

Dimensi

1

Kompensasi kerja pegawai
yang memadai dan wajar.
Kondisi lingkungan kerja
yang aman dan sehat.
Kesempatan untuk
mengembangkan dan
menggunakan kapasitas dari
individu dalam organisasi.
Kesempatan untuk
pertumbuhan dan jaminan
kerja yang jelas dan
berkesinambungan.
Perasaan termasuk dalam
bagian kelompok
Hak-hak pegawai dalam
perusahaan.
Pekerjaan dan ruang kerja
secara keseluruhan.
Relevansi sosial.
Total

2
3

4

5
6
7
8

Pernyataan
Favorable
Unfavorable
1, 9
17

Jumlah
Item
3

18

2, 10

3

3, 11

19

3

20

4, 12

3

5, 13

21

3

22

6, 14

3

7, 15

23

3

24

8, 16

3
24

33
Universitas Sumatera Utara

E. Uji Instrumen Penelitian
1.

Validitas Alat Ukur
Alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur itu dapat mengukur apa

yang hendak diukur oleh peneliti (Sugiono, 2012). Bentuk validitas yang
digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity).
Validitas isi akan mengukur sejauh mana item yang terdapat dalam alat tes dapat
mencakup objek yang ingin diukur secara keseluruhan.
Teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi (content validity) dalam
penelitian ini adalah professional judgement (Azwar, 2012), pendapat profesional
diperoleh dari dosen pembimbing peneliti.

2.

Uji Daya Beda Item
Uji daya beda item digunakan untuk melihat sejauh mana setiap item dapat

membedakan antara individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang ingin
diukur (Azwar, 2012). Dalam uji daya beda item ini dengan melihat nilai
corrected item total correlastion yang dilakukan dengan bantuan komputerisasi
SPSS version 17.0 for Windows. Item yang dianggap memuaskan apabila
koefisien korelasi minimal 0,30.

3.

Reliabilitas Alat Ukur
Alat ukur yang memiliki kualitas baik adalah alat ukur yang reliabel

(Azwar, 2012). Alat ukur yang reliabel adalah sejauh mana alat ukur itu dapat
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012). Dalam uji reliabilitas ini

34
Universitas Sumatera Utara

menggunakan metode internal consistency dengan melakukan sekali uji coba
instrumen dan kemudian dianalisis dengan teknik alfa cronbach. Teknik alfa
cronbach dapat dilakukan dengan bantuan komputerisasi SPSS version 17.0 for
Windows untuk menguji reliabilitas alat ukur.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur
1.

Hasil Uji Coba Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Jumlah item yang diujicobakan sebanyak 24 item dan terdapat 20 item yang

memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0,3. Azwar (2012) mengungkapkan bahwa
kriteria berdasarkan korelasi item total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,3.
Semua item yang mencapai korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap
memuaskan. Jumlah item yang dinyatakan gugur sebanyak 4 item, yaitu item
dengan nomor 3, 4, 16, dan 17. Item-item yang memiliki daya beda tinggi
bergerak dari rix = 0,321 sampai dengan rix = 0,539. Distribusi item-item yang
memiliki daya beda tinggi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3
Blue Print Skala Organizational Citizenship Behavior (OCB) Setelah Uji Coba
No
1
2
3
4

Pernyataan
Favorable
Unfavorable
1, 14
7, 10, 24
8, 13, 23
2, 11
12, 18
9, 15

Dimensi
Conscientiousness
Sportsmanship
Civic Virtue
Helping Behavior
a. Altruism
b. Cheerleading
c. Courtesy
d. Peacemaking

22
20
6
Total

21
5
19

Jumlah
Item
5
5
4

6

20

35
Universitas Sumatera Utara

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 20 item dalam skala organizational
citizenship behavior (OCB). Hasil uji coba reliabilitas item adalah sebesar 0,834.

2.

Hasil Uji Coba Skala Kualitas Kehidupan Kerja
Jumlah item yang diujicobakan sebanyak 24 item dan terdapat 23 item yang

memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0,3. Azwar (2012) mengungkapkan bahwa
kriteria berdasarkan korelasi item total biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,3.
Semua item yang mencapai korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap
memuaskan. Jumlah item yang dinyatakan gugur sebanyak 1 item, yaitu item
dengan nomor 11. Item-item yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari r ix =
0,314 sampai dengan rix = 0,640. Distribusi item-item yang memiliki daya beda
tinggi dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4
Blue Print Skala Kualitas Kehidupan Kerja Setelah Uji Coba
No

Dimensi

1

Kompensasi kerja pegawai yang
memadai dan wajar.
Kondisi lingkungan kerja yang
aman dan sehat.
Kesempatan untuk
mengembangkan dan
menggunakan kapasitas dari
individu dalam organisasi.
Kesempatan untuk pertumbuhan
dan jaminan kerja yang jelas dan
berkesinambungan.
Perasaan termasuk dalam bagian
kelompok
Hak-hak pegawai dalam
perusahaan.
Pekerjaan dan ruang kerja secara
keseluruhan.
Relevansi sosial.
Total

2
3

4

5
6
7
8

Pernyataan
Favorable
Unfavorable
1, 9
17

Jumlah
Item
3

18

2, 10

3

3, 11

19

3

20

4, 12

3

5, 13

21

3

22

6, 14

3

7, 15

23

3

24

16

2
23
36

Universitas Sumatera Utara

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 23 item dalam skala kualitas kehidupan
kerja. Hasil uji coba reliabilitas item adalah sebesar 0,874.

G. Prosedur Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan di lapangan, maka peneliti harus
melakukan beberapa prosedur, yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap
pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.
1.

Persiapan Penelitian
Sebelum alat-alat dalam penelitian ini digunakan pada sampel yang

sebenarnya,

maka

terlebih

dahulu

dilakukan

beberapa

tahapan

untuk

mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Pencarian Informasi
Pada tahap pencarian informasi, peneliti melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mencari informasi mengenai organisasi atau perusahaan yang tepat untuk
dijadikan tempat pengambilan data dalam penelitian.
2) Peneliti mendatangi perusahaan dan menemui pihak Manager Sumber
Daya Manusia dan meminta izin untuk melakukan penelitian dan
pengambilan data di perusahaan tersebut.
3) Setelah pihak perusahaan memberikan izin, peneliti mengurus surat izin
untuk melakukan penelitian dari pihak Fakultas Psikologi USU.
4) Setelah menerima surat dari pihak Fakultas Psikologi USU, peneliti
kembali mendatangi perusahaan untuk memberikan surat keterangan
akan melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

37
Universitas Sumatera Utara

b. Pembuatan Alat Ukur
Menyusun alat ukur penelitian merupakan awal dari tahap persiapan
penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
organizational citizenship behavior (OCB) dan kualitas kehidupan kerja.
Pembuatan alat ukur diawali dengan mengkaji teori-teori ataupun hasil
penelitian yang terkait dengan variabel yang diteliti dan dilanjutkan dengan
membuat

aspek-aspek

untuk

mempermudah

dalam

penjabarannya.

Penyusunan skala ini dilakukan dengan membuat blue print dan kemudian
dituangkan dalam bentuk item-item penyataan. Setelah semua item tersusun,
peneliti meminta penilaian dari profesional judgement yaitu pada dosen
pembimbing untuk mendiskusikan apakah item yang telah dibuat bisa
diterima oleh subjek penelitian dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

2.

Pelaksanaan Penelitian
Setelah item yang terdapat dalam skala direvisi, peneliti melakukan

pengambilan data ke PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara. Pengambilan data dilakukan dengan bantuan Bapak Yudi selaku
Asisten Manager Internal dan Eksternal di kantor tersebut. Peneliti beserta Bapak
Yudi kemudian melakukan penyebaran data kepada pegawai yang bekerja di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan sistem try out
terpakai. Penggunaan try out terpakai dilakukan untuk efektivitas waktu, tenaga
dan biaya peneliti dalam melangsungkan penelitian. Selain itu juga, penggunaan

38
Universitas Sumatera Utara

try out terpakai dilakukan agar tidak terlalu mengganggu aktivitas kerja pegawai
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

3.

Pengolahan Data
Pengolahan data dilaksanakan setelah semua skala terkumpul. Dalam

pengolahan data ini, peneliti menggunakan bantuan program aplikasi komputer
SPSS version 17.0 for Windows.

H. Metode Analisis Data
Azwar (2012) mengungkapkan bahwa pengolahan data penelitian yang
sudah diperoleh bertujuan untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa agar
dapat dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisa regresi sederhana.
Teknik analisa regresi sederhana digunakan untuk menguji pengaruh
kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB)
dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b (X)
Dimana :
a

= Konstanta

b

= Koefisien Regresi

Y

= Variabel Tergantung (OCB)

X

= Variabel Bebas (Kualitas Kehidupan Kerja)

39
Universitas Sumatera Utara

Sebelum analisa data dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
terhadap hasil penelitian termasuk didalamnya uji normalitas dan uji linearitas
(Andy Field, 2009).

1.

Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan bahwa

nilai yang diperoleh dari setiap variabel yang diukur dapat tersebar secara normal
sehingga dapat digeneralisasikan pada populasi. Dalam penelitian ini, untuk
melakukan uji normalitas menggunakan uji

Skewness dengan bantuan

komputerisasi SPSS version 17.0 for Windows.

2.

Uji Linearitas
Uji linearitas dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah variabel

bebas ataupun variabel tergantung yang diukur memiliki hubungan yang linear
atau tidak. Menurut Hadi (2000) mengatakan bahwa hubungan yang linear antara
variabel bebas dan variabel tergantung dapat dilihat apabila nilai p < 0,05 dan
sebaliknya, apabila nilai p > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan
variabel tergantung dikatakan tidak linear. Uji linearitas dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik uji F dalam program komputerisasi SPSS version
17.0 for Windows.

40
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah
dilaksanakan secara keseluruhan sesuai dengan data yang telah didapatkan.
Pembahasan akan diawali dengan memberikan gambaran mengenai subjek dalam
penelitian, dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa terhadap hasil
penelitian.

A. Analisa Data
1.

Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang berjumlah
130 orang. Berikut ini deskripsi umum dari subjek penelitian berdasarkan jenis
kelamin, usia, dan masa kerja.
a.

Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Penyebaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapar dilihat dan

diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 5
Penyebaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total

Jumlah (N)
87
43
130

Persentase (%)
66,92 %
33,08 %
100 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang berjenis
kelamin pria berjumlah 87 orang (66,92 %) dan berjenis kelamin wanita
41
Universitas Sumatera Utara

berjumlah 43 orang (33,08%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa subjek
yang berjenis kelamin pria lebih banyak daripada yang berjenis kelamin wanita.

b.

Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia dikategorikan

menggunakan teori Papalia, Old, dan Feldman (2007) yang mengungkapkan
bahwa kategori dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu: dewasa awal (20–40 tahun),
dewasa tengah/madya (41–65 tahun), dan dewasa akhir (> 65 tahun). berdasarkan
kategori ini, maka gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia dapat
dilihat dan diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 6
Penyebaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia
Dewasa Awal (20-40 tahun)
Dewasa Tengah (41-65 tahun)
Dewasa Akhir (> 65 tahun)
Total

Jumlah (N)
79
51
130

Persentase (%)
60,77 %
39, 23 %
100 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang berada
pada periode dewasa awal (20-40 tahun) berjumlah 79 orang (60,77 %), subjek
penelitian yang berada pada periode dewasa tengah/madya (41-65 tahun)
berjumlah 51 orang (39,23 %), dan tidak ada subjek penelitian yang berada pada
periode dewasa akhir (> 65 tahun). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
subjek yang berada pada periode dewasa awal (20-40 tahun) lebih banyak
daripada subjek yang berada pada periode dewasa tengah/madya.

42
Universitas Sumatera Utara

c.

Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Gambaran

umum

subjek

penelitian

berdasarkan

masa

kerja,

dikategorisasikan dengan menggunakan teori Morrow dan Mcelroy (1987) yang
terdiri dari 3 tahap, yaitu establishment stage, advancement stage, dan
maintenance

stage.

Tahap

pertama

adalah

establishment

stage

(tahap

perkembangan), yaitu masa kerja yang kurang dari 2 tahun. Tahap kedua adalah
advancement stage (tahap lanjutan), yaitu masa kerja yang berkisar antara 2
sampai 10 tahun. Tahap ketiga adalah maintenance stage (tahap pemeliharaan),
yaitu masa kerja yang lebih dari 10 tahun.
Tabel 7
Penyebaran Subjek Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
< 2 Tahun
2 – 10 Tahun
> 10 Tahun
Total

Jumlah (N)
56
74
130

Persentase (%)
43,08 %
56,92 %
100 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah subjek penelitian yang masa
kerjanya di bawah 2 tahun tidak ada (0%), subjek penelitian yang masa kerjanya 2
sampai 10 tahun berjumlah 56 orang (43,08%), dan subjek penelitian yang masa
kerjanya lebih dari 10 tahun berjumlah 74 orang (56,92%).

2.

Hasil Uji Asumsi Penelitian
Untuk melakukan analisis data, terdapat beberapa persyaratan yang harus

dilaksanakan terlebih dahulu, yaitu uji asumsi normalitas pada data residu variabel
berupa skor dan uji linearitas untuk mengetahui bentuk korelasi antara tiap-tiap

43
Universitas Sumatera Utara

sampel. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS
version 17.0 for Windows.
a.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual yang

dianalisis telah terdistribusi sesuai dengan dasar-dasar dari distribusi normal
sehingga dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Dalam penelitian ini,
menggunakan uji normalitas Z-Skewness. Hasil dari pengujian ini dapat dikatakan
berdistribusi normal jika:
 Data memiliki nilai Z-Skewness < -1,96, berarti data memiliki kecondongan
kanan.
 Data memiliki nilai Z-Skewness < +1,96, berarti data memiliki
kecondongan kiri.
 Data memiliki nilai Z-Skewness antara -1,96 dan +1,96, berarti data
mendekati simetris.
Tabel 8
Hasil Uji Asumsi Normalitas
Descriptive Statistics
N

Skewness

Statistic
OCB
KualitasKehidupanKerja
Valid N (listwise)

130
130
130

Statistic
-.121
-.091

Std. Error
.212
.212

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai Z-Skewness yang
diperoleh dari variabel organizational citizenship behavior (OCB) adalah -0,563
dan nilai Z-Skewness yang diperoleh dari variabel kualitas kehidupan kerja adalah
-0,423. Nilai Z-Skewness dari kedua variabel terletak antara -1,96 dan +1,96,

44
Universitas Sumatera Utara

maka kecondongan data adalah simetris atau dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal.

b.

Uji Linearitas
Dalam penelitian ini dilakukan uji linearitas yang bertujuan untuk

mengetahui apakah kedua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak
secara signifikan. Teknik uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik statistik Uji F. Data penelitian dapat dikatakan linear apabila hubungan
antara variabel bebas dan variabel tergantung memiliki nilai signifikansi (p) <
0,05. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9
Hasil Uji Linearitas
Variabel

p
Linearity

Pengaruh kualitas kehidupan kerja
terhadap organizational citizenship
behavior (OCB)

0,000

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi linearitas yang
diperoleh adalah 0,000. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini menunjukan hubungan yang linear karena nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05.

3.

Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan serta landasan teori yang telah dikemukan dalam bab II,

bahwa terdapat hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu ada pengaruh
positif kualitas kehidupan kerja terhadap OCB.

45
Universitas Sumatera Utara

Tabel 10
Tabel Anova Organizational Citizenship Behavior (OCB)
b

ANOVA

Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

1927.859

1

1927.859

Residual

7731.371

128

60.401

Total

9659.231

129

F
31.917

Sig.
.000

a

Berdasarkan hasil analisis pada tabel Anova di atas, dapat diketahui bahwa
nilai p < 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
kehidupan kerja memiliki pengaruh yang signifikan dengan organizational
citizenship behavior (OCB). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis
utama dalam penelitian ini diterima, yaitu ada pengaruh positif kualitas kehidupan
kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada pegawai PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara. Sehingga
semakin tinggi kualitas kehidupan kerja, maka semakin tinggi pula organizational
citizenship behavior (OCB) pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi
Regional I Sumatera Utara. Dan sebaliknya, semakin rendah kualitas kehidupan
kerja, maka semakin rendah pula organizational citizenship behavior (OCB)
pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

46
Universitas Sumatera Utara

Tabel 11
Tabel Koefisien Determinan (R2)
Model Summary

Model
1

R

R Square
a

.447

Adjusted R
Square

.200

Std. Error of the
Estimate

.193

7.772

Dari hasil pengujian koefisien determinan pada tabel di atas, maka dapat
diketahui bahwa koefisien determinan (R-square) yang diperoleh dari pengaruh
kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pada
pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara
adalah sebesar 0,200 (R-square/R2 = 0,200). Hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship behavior
(OCB) pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara adalah sebesar 20% yang berati bahwa kualitas kehidupan kerja
memberikan sumbangan efektif sebesar 20% dalam memunculkan organizational
citizenship behavior (OCB), sedangkan sisanya yang sebesar 80% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 12
Hasil Regresi Kualitas Kehidupan Kerja dengan OCB
Coefficients

a

Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)
K3

Std. Error
62.916

6.437

.382

.068

Standardized
Coefficients
Beta

t

.447

Sig.
9.774

.000

5.650

.000

47
Universitas Sumatera Utara

Selain itu, pada tabel di atas juga dapat dilihat bahwa persamaan garis
regresi yang dihasilkan adalah Y = 62,916 + 0,382 X. Persamaan ini menunjukkan
bahwa apabila kualitas kehidupan kerja (X) tidak terdapat di lingkungan kerja atau
memiliki nilai 0, maka organizational citizenship behavior (OCB) (Y) memiliki
nilai positif sebesar 62,916. Koefisien regresi sebesar 0,382 menunjukkan bahwa
setiap penambahan satu satuan kualitas kehidupan kerja, maka akan meningkatkan
organizational citizenship behavior (OCB) pegawai PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

4.

Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian ini dilampirkan guna mengetahui karakteristik data

pokok yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan. Deskripsi data
pokok yang dilampirkan adalah perbandingan rerata empiris dan rerata hipotetik
penelitian serta distribusi skor perolehan berdasarkan kategori tertentu. Rerata
empiris diperoleh dari respon yang diberikan oleh subjek, sedangkan rerata
hipotetik diperoleh dari respon yang kemungkinan diperoleh subjek untuk
jawaban yang diberikan pada skala. Dalam penelitian ini, skala yang diberikan
adalah skala organizational citizenship behavior (OCB) dan skala kualitas
kehidupan kerja.

48
Universitas Sumatera Utara

a. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Organizational Citizenship
Behavior (OCB)
1) Deskripsi Data Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Setelah uji reliabilitas dilakukan, terdapat 20 item yang memenuhi
persyaratan untuk kemudian dapat dianalisis dengan rentang nilai 1-5.
Dengan rintang nilai ini, maka total skor minimum yang diperoleh adalah
20, sedangkan total skol maksimum adalah 100. Sementara, berdasarkan
data hasil penelitian di lapangan diperoleh skor minimum 60 dan skor
maksimum 100. Perbandingan antara nilai empirik dan hipotetik untuk skala
organizational citizenship behavior (OCB) dapat diketahui dari tabel
berikut:
Tabel 13
Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Organizational Citizenship
Behavior (OCB)

Variabel

N

Organizational
Citizenship
Behavior
(OCB)

20

Data Hipotetik
Skor
Mean
SD
Min Max
20

100

60

13,3

Data Empirik
Skor
Mean
Min Max
60

100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa

80

SD

6,7

mean hipotetik

organizational citizenship behavior (OCB) adalah 60 dengan SD sebesar
13,3 dan mean empirik adalah 80 dengan SD sebesar 6,7. Apabila dilihat
dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik, maka lebih
besar mean empirik daripada mean hipotetik dengan selisih sebesar 20. Hal

49
Universitas Sumatera Utara

ini berarti bahwa tingkat organizational citizenship behavior (OCB) subjek
dalam penelitian ini tergolong tinggi atau dapat dikatakan sudah cukup baik.

2) Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Kategorisasi data organizational citizenship behavior (OCB) subjek
dibagi kedalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Besar skor
mean hipotetik organizational citizenship behavior (OCB) adalah 60 dan
SD adalah 13,3, sehingga diperoleh kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 14
Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi

Rentang Nilai
X < 47
47 ≤ X ≤ 73
X > 73
Total

N
15
115
130

Persentase (%)
0%
11,54 %
88,46 %
100 %

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek
memiliki organizational citizenship behavior (OCB) yang berada di
kategori tinggi, yaitu sebanyak 115 orang (88,46%), sedangkan sisanya
memiliki organizational citizenship behavior (OCB) yang berada di
kategori sedang, yaitu sebanyak 15 orang (11,54%).

b. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
1) Deskripsi Data Kualitas Kehidupan Kerja
Setelah uji reliabilitas dilakukan, terdapat 23 item yang memenuhi
persyaratan untuk kemudian dapat dianalisis dengan rentang nilai 1-5.
Dengan rintang nilai ini, maka total skor minimum yang diperoleh adalah

50
Universitas Sumatera Utara

23, sedangkan total skol maksimum adalah 115. Sementara, berdasarkan
data hasil penelitian di lapangan diperoleh skor minimum 64 dan skor
maksimum 110. Perbandingan antara nilai empirik dan hipotetik untuk skala
kualitas kehidupan kerja dapat diketahui dari tabel berikut:
Tabel 15
Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Kualitas Kehidupan Kerja

Variabel

N

Kualitas
Kehidupan
Kerja

23

Data Hipotetik
Skor
Mean
SD
Min Max
23

115

69

15,3

Data Empirik
Skor
Mean
Min Max
64

110

87

SD
7,7

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean hipotetik kualitas
kehidupan kerja adalah 69 dengan SD sebesar 15,3 dan mean empirik
adalah 87 dengan SD sebesar 7,7. Apabila dilihat dari perbandingan antara
mean hipotetik dan mean empirik, maka lebih besar mean empirik daripada
mean hipotetik dengan selisih sebesar 18. Hal ini berarti bahwa tingkat
kualitas kehidupan kerja subjek dalam penelitian ini tergolong tergolong
tinggi atau dapat dikatakan sudah cukup baik.

2) Kategorisasi Data Kualitas Kehidupan Kerja
Kategorisasi data kualitas kehidupan kerja subjek dibagi kedalam tiga
kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Besar skor mean hipotetik
kualitas kehidupan kerja adalah 69 dan SD adalah 15,3, sehingga diperoleh
kategorisasi sebagai berikut:

51
Universitas Sumatera Utara

Tabel 16
Kategorisasi Data Kualitas Kehidupan Kerja
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi

Rentang Nilai
X < 54
54 ≤ X ≤ 84
X > 84
Total

N
32
98
130

Persentase (%)
0%
24,62 %
75,38 %
100 %

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek
memiliki kualitas kehidupan kerja yang berada di kategori tinggi, yaitu
sebanyak 98 orang (75,38%), sedangkan sisanya memiliki kualitas
kehidupan kerja yang berada di kategori sedang, yaitu sebanyak 32 orang
(24,62%).

B. Pembahasan
Menurut Organ, Podsakoff, dan Mackenzie (2006) organizational
citizenship behavior (OCB) merupakan suatu perilaku ekstra yang dilakukan oleh
individu dan melebihi tanggung jawab dari pekerjaan mereka yang seharusnya
dalam organisasi serta dapat meningkatkan efektivitas dari organisasi dalam
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, organizational citizenship behavior (OCB)
merupakan hal yang sangat penting dan organisasi atau perusahaan diharapkan
dapat

memberikan

perhatian

lebih

terhadap

faktor-faktor

yang

dapat

mempengaruhi tingkat organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki
oleh setiap individu dalam suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, telah dilakukan
analisa mengenai pengaruh kualitas kehidupan kerja terhadap organizational
citizenship behavior (OCB) pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Divisi Regional I Sumatera Utara.

52
Universitas Sumatera Utara

Kualitas kehidupan kerja sebagai salah satu variabel yang diteliti dalam
penelitian ini dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat meningkatkan peran
serta kontribusi dari setiap individu dalam organisasi yang memiliki pengaruh
terhadap kepuasan kerja individu sehingga akan berpengaruh juga terhadap
kinerja dari individu tersebut (Husnawati, 2006). Penelitian ini dilakukan di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara yang berada di
Jalan Prof. HM. Yamin SH No.44 dengan meminta partisipasi dari 130 orang
pegawainya untuk menjadi sampel dalam penelitin ini.
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah analisis data dilakukan, diketahui
bahwa hipotesis utama dalam penelitian ini diterima yang berarti adanya pengaruh
positif kualitas kehidupan kerja dengan organizational citizenship behavior
(OCB) pada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara. Dari hasil penelitian ini juga didapatkan data bahwa kualitas
kehidupan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap organizational
citizenship behavior (OCB) sebesar 20% dan sisa sebesar 80% merupakan
pengaruh dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti
gaya kepemimpinan, masa kerja, emosi, kepuasan kerja, iklim organisasi, dan
lain-lain.
Dalam perusahaan, ketika kualitas kehidupan kerja yang baik dapat tercipta,
maka juga akan memberikan dampak-dampak yang positif bagi organisasi atau
perusahaan. Menurut Riggio (1990) apabila suatu perusahaan dengan pegawai
yang memiliki tingkat kualitas kehidupan kerja yang baik, maka dapat
meningkatkan

kualitas

kerja

individu,

meningkatkan produktivitas,

dan

menurunkan tingkat turn over serta tingkat absensi dari para pekerja dalam

53
Universitas Sumatera Utara

organisasi atau perusahaan tersebut. Organizational citizenship behavior (OCB)
yang dimiliki oleh individu akan meningkat ketika kualitas kehidupan kerja
individu dalam organisasi juga semakin positif atau semakin tinggi. Apabila
perilaku organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki oleh individu
dalam perusahaan itu meningkat, maka juga akan meningkatkan produktivitas dari
perusahaan tersebut, baik itu dalam hal individu sebagai pekerja maupun untuk
tujuan dari perusahaan agar terus dapat berkembang dan semakin maju sehingga
dapat bersaing dengan perusahaan atau organisasi lainnya. Robbins dan Judge
(2008) juga mengungkapkan bahwa salah salah satu faktor penentu munculnya
perilaku organizational citizenship behavior (OCB) dari individu dalam
perusahaan adalah dengan adanya kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja
yang dimiliki oleh setiap pekerja.
Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan pada kedua variabel yang
diteliti, yaitu Y = 62,916 + 0,382 X. Dalam hal ini, X melambangkan variabel
kualitas kehidupan kerja dan Y melambangkan variabel organizational citizenship
behavior (OCB), yaitu ketika dalam lingkungan kerja tidak terdapat kualitas
kehidupan kerja atau memiliki nilai 0, maka organizational citizenship behavior
(OCB) dari pegawai memiliki nilai positif sebesar 62,916 dan setiap adanya
penambahan satu satuan kualitas kehidupan kerja, maka juga akan meningkatkan
organizational citizenship behavior (OCB) pegawai PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sebesar 0,382. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi persepsi pegawai mengenai kualitas kehidupan kerja di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara, maka juga akan

54
Universitas Sumatera Utara

semakin mempermudah untuk dapat meningkatkan organizational citizenship
behavior (OCB).
Berdasarkan analisa deskripsi dari data penelitian, tingkat kualitas
kehidupan kerja dan organizational citizenship behavior (OCB) dapat dilihat
melalui kategorisasi nilai mean empirik. Dari perbandingan antara mean empirik
dan mean hipotetik variabel kualitas kehidupan kerja, diketahui bahwa mean
empirik subjek penelitian lebih besar dibandingkan mean hipotetik, yaitu 87 > 69.
Artinya, kualitas kehidupan kerja yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi
daripada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera
Utara secara umum. Sebanyak 98 orang atau sekitar 75,38% subjek penelitian
memiliki persepsi yang tinggi terhadap kualitas kehidupan kerja, sebanyak 32
orang atau sekitar 24,62% subjek penelitian memiliki persepsi yang sedang
terhadap kualitas kehidupan kerja, dan tidak terdapat subjek penelitian yang
memiliki persepsi rendah terhadap kualitas kehidupan kerja. Hasil penelitian ini
menunjukkan jika persepsi terhadap kualitas kehidupan kerja yang ada di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sudah baik dan
juga membuktikan bahwa pihak perusahaan telah mampu memberikan kualitas
kehidupan kerja yang sesuai dengan yang diharapkan oleh para pegawainya.
Dari perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik variabel
organizational citizenship behavior (OCB), diketahui bahwa mean empirik subjek
penelitian lebih besar dibandingkan mean hipotetik, yaitu 80 > 60. Artinya,
organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki subjek penelitian lebih
tinggi daripada pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara secara umum. Sebanyak 115 orang atau sekitar 88,46% subjek

55
Universitas Sumatera Utara

penelitian memiliki kategorisasi yang tinggi terhadap organizational citizenship
behavior (OCB), sebanyak 15 orang atau sekitar 11,54% subjek penelitian
memiliki kategorisasi yang sedang terhadap organizational citizenship behavior
(OCB), dan tidak terdapat subjek penelitian yang memiliki kategorisasi rendah
terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Hasil penelitian ini
menunjukkan jika organizational citizenship behavior (OCB) yang ada di PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sudah baik.
Namun, pihak perusahaan tetap berusaha untuk dapat mempertahankan
organizational citizenship behavior (OCB) yang dimiliki oleh setiap pegawai agar
dapat menambah keefektifan dan kinerja kerja yang lebih baik lagi guna untuk
mencapai tujuan dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I
Sumatera Utara menjadi salah satu perusahaan transportasi darat terbaik di
Indonesia.

56
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran-saran yang
berhubungan dengan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian. Di bagian awal,
akan menjabarkan hasil penelitian dan dilanjutkan dengan mengemukakan saransaran yang mungkin berguna untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
dengan tema yang sama.

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang telah diperoleh dalam penelitian ini,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.

Adanya pengaruh positif kualitas kehidupan kerja terhadap organizational
citizenship behavior (OCB), yang artinya semakin tinggi kualitas kehidupan
kerja yang dipersepsikan oleh pegawai, maka semakin tinggi juga
organizational citizenship behavior (OCB) pegawai dalam suatu perusahaan.

2.

Sumbangan efektif yang diberikan oleh kualitas kehidupan kerja terhadap
organizational citizenship behavior (OCB) adalah sebesar 20%, yang artinya
bahwa dalam penelitian ini variabel bebas (independent variable)
mempengaruhi variabel tergantung (dependent variable) sebesar 20%.

3.

Berdasarkan deskripsi data penelitian terhadap variabel bebas (independent
variable), yaitu kualitas kehidupan kerja, dapat diketahui bahwa rata-rata
tingkat kualitas kehidupan kerja pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Divisi Regional I Sumatera Utara tergolong tinggi, yaitu sebesar 75,38%.

57
Universitas Sumatera Utara

4.

Berdasarkan

deskripsi

data

penelitian

terhadap

variabel

tergantung

(dependent variable), yaitu organizational citizenship behavior (OCB), dapat
diketahui bahwa rata-rata tingkat organizational citizenship behavior (OCB)
pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera
Utara tergolong tinggi, yaitu sebesar 88,46%.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisa dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti
mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang serupa.
1.

Saran Metodologis
Dalam penelitian ini, skala yang peneliti sebar sebanyak 211 buah
skala, tetapi skala yang kembali hanya sebanyak 130 buah skala atau dengan
kata lain, peneliti hanya memperoleh data sebesar 61,6%. Dengan demikian,
peneliti ingin memberikan saran kepada peneliti selanjutnya untuk lebih
memperhatikan

teknis

dalam

pengambilan

data

sehingga

dapat

memaksimalkan jumlah skala yang kembali.
2.

Saran Praktis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pegawai PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara mempersepsikan
kualitas kehidupan kerja dan organizational citizenship behavior (OCB) yang
tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas kehidupan kerja
dan organizational citizenship behavior (OCB) pada pegawai PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara sudah baik. Oleh

58
Universitas Sumatera Utara

karena

itu,

perusahaan

diharapkan

untuk

memperhatikan

dan

mempertahankan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja
dan organizational citizenship behavior (OCB) dalam hal waktu kerja,
tuntutan pekerjaan, gaji, lingkungan kerja, rasa aman, dan kepuasan pegawai
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.

59
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Pengurus DPD Partai Golkar Sumatera Utara

2 42 94

Pengaruh Persepsi Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Karyawan PT. Perkebunan Nusantara II (persero) Kebun Limau Mungkur Medan

5 85 136

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan Auto2000 Cabang Gatot Subroto Medan

1 28 91

Pemeliharaan Dan Pengamanan Arsip Pada PT. Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

1 35 56

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 1 11

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 4

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Pegawai PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara

0 0 46