Pengaruh Aplikasi Protokol Caring Padapenerimaan Pasien Baru Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berfikir, merasakan dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati
terhadap pasien.Caring adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan
sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang
lain dilakukan dengan memberikan tindakan nyata kepedulian dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut (Porter et al,
2009). Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena Caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis dimana perawat bekerja untuk lebih
meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Caring berarti mengandung tiga hal
yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian,tanggung jawab dan dilakukan dengan
ikhlas (Kozier & Erb, 1998).
Menurut Leininger (1986) Caring adalah inti dari keperawatan dan
merupakan karakteristik yang paling penting dari seorang perawat (Watson,
2007). Perawat yang profesional tidak hanya duduk dibelakang meja sementara
keluarga pasien mengambil peran dengan sepenuh hati mendampingi pasien.
Aplikasi protokol Caringyang mengena dan diperlukan pasien adalah protokol

Caringyang memuat hubungan bersifat terapeutik dengan pasien (Post, 1998).

1

Universitas Sumatera Utara

2

Protokol Caring dibangun/dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan
Caring yang profesional dan digunakan sebagai panduan atau pedoman dalam
membangun dan membentuk kultur Caring pada rumah sakit (Luk, 2009).
Protokol Caring memuat 3 elemen penting dari Caring yang profesional yaitu
image, atitude dan perilaku. Ketiga elemen Caring ini diterapkan untuk
mengetahui efektifitas dari protokol Caringdi rumah sakit dengan objek sasaran 1)
untuk mendapatkan response dari pasien dan keluarga pasien, 2) untuk
mengetahui feedback dari perawat dan staf pendukung.
Menurut Wolf, et al. (2003) menyatakan didalam penelitiannya bahwa
harapan pasien akan asuhan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang
mencakup perilaku Caring perawat didalamnya. Valentine (1997) menyatakan
bahwa perilaku Caring merupakan bagian dari praktik keperawatan professional

yang holistik, dan pasien memiliki kesempatan dalam mencari pusat pelayanan
kesehatan yang dipengaruhi oleh pengalaman positif terhadap perilaku Caring
perawat. Watson (2004) menyatakan bahwa kenyataan yang dihadapi saat ini
adalah bahwa kebanyakan perawat terlibat aktif dan memusatkan diri pada
fenomena medic seperti cara diagnostik dan cara pengobatan.
Tanking (2010) dalam penelitiannya di Taiwan mengatakan ada perbedaan
perilaku profesional Caring perawat di Barat dengan di Taiwan. Memberikan
informasi di awal untuk rencana tindakan kepada pasien agar dapat
mempersiapkan diri secara mental biasa dilakukan di daerah Barat tetapi di
Taiwan tidak. Jam bertamu di Taiwan juga tidak ada kecuali di ruang ICU,
sehingga perawat memanfaatkan keluarga pasien untuk memonitor infus pasien,

Universitas Sumatera Utara

3

mencari tiang infus bila pasien hendak ke kamar mandi dan mengecek infus
tersebut secara berkala. Bila pasien tidak memiliki keluarga yang dapat
mendampingi maka mereka akan mencari jasa sukarelawan. Perawat yang keliling
mengontrol infus pasien pada malam hari sehingga keluarganya dapat beristirahat

dianggap sebagai Caring.
Barbara (2004), dalam penelitiannya di ruang ICU sebuah rumah sakit di
Amerika Serikat menemukan bahwa perilaku Caring perawat tidak hanya
diberikan kepada pasien tetapi anggota keluarganya juga. Perilaku Caring perawat
yang ditemukan adalah adanya perpaduan yang tepat antara keterampilan,
pengetahuan, dan sikap Caring perawat yang akan mempengaruhi respons stress
keluarga karena anggota keluarga yang sedang mengalami penyakit kritis atau
cedera. Mizuno, et al. (2005) dalam penelitiannya di Jepang menemukan bahwa
perilaku Caring yang terpenting adalah mendengarkan pasien, membantu pasien
untuk tidak merasa bersalah dengan memberikannya informasi yang adekuat dan
memperlakukan pasien sebagai seorang individu. Perilaku yang terpenting dari
semua itu adalah bertanya kepada pasien dengan nama apa dia lebih senang
dipanggil.
Perilaku Caring merupakan suatu sikap, rasa peduli, hormat dan menghargai
orang lain dalam arti memberikan perhatian yang lebih kepada seseorang dan
bagaimana seseorang itu bertindak, karena perilaku. Caring merupakan
perpaduan perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan
dalam membantu pasien yang sakit. Perilaku Caring sangat penting untuk
mengembangkan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup


Universitas Sumatera Utara

4

manusia. Perilaku Caring identik dengan tindakan asuhan keperawatan sedangkan
curing adalah pengobatan terhadap penyakit klien. Diagnosa dalam konsep Caring
dilakukan dengan menggungkapkan penyakit yang diderita sedangkan diagnosa
dalam konsep Caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien(Valizadeh et al.,2012).
Memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah
lembut, sentuhan dengan penuh kasih, memberikan harapan, selalu berada di
samping pasien dan bersikap Caring sebagai media pemberi asuhan (Sitorus,
2011).Perilaku Caring perawat akan memungkinkan terjalinnya hubungan
interpersonal yang harmonis antara perawat-pasien, dapat membantu dan
memenuhi kebutuhan pasien, yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan
kepada pasien (Sartika & Nanda, 2011).
Sesuai penelitian Husein (2006) didapatkan bahwa 90% pasien mengatakan
tidak merasa nyaman berbicara dengan perawat, 84% dari jumlah tersebut
memiliki pengalaman negatif karena perawat tidak memperhatikan kebutuhan
pasien terutama di malam hari.Hal yang sama dikatakan dalam penelitiannya

masih diperoleh adanya kritikan akan pelayanan keperawatan yang dirasakan
pasien, pasien mengatakan perawat kurang ramah saatberinteraksi dengan pasien,
tidak memberikan penjelasan tentang perkembangan kesehatan pasien, tidak
memperkenalkan diri saat pertama kali bertemu dengan pasien dan pasien juga
mengatakan kurang mendapat penjelasan dari perawat saat di tanya tentang
kondisi penyakit pasien.

Universitas Sumatera Utara

5

Novayanti (2011) menemukan bahwa perilaku Caring perawat akan
berpengaruh terhadap kepuasan pasien namun masih diperoleh keluhan pasien
yang mengatakan perawat tidak Caring seperti kurang ramah saat berinteraksi
dengan pasien, tidak memperkenalkan diri, tidak memberikan penjelasan terkait
tindakan yang akan dilakukan.Perilaku perawat yang tidak Caring akan
mempengaruhi kepuasan pasien dan juga loyalitasnya terhadap rumah sakit
Asuhan keperawatan di ruang rawat inap dilakukan kepada pasien mulai dari saat
ia diterima di ruang rawat inap oleh perawat(Rahman et al., 2013).
Penampilan dan sambutan awal perawat merupakan hal pertama yang

diperhatikan pasien, kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama
(Sitorus,2011). Perawat meyakini bahwa Caring sebagai fundamental dari
keperawatan maka perawat akan menggunakan setiap kesempatan (apakah satu
menit

atau

satu

jam)

untuk

menerapkan

filosofi

Caring

pada


pasien(Watson,2004).
Forough (2007) menemukan bahwa penekanan peningkatan pada aspek
moral,etika dan agama perawat merupakan atribut yang lebih penting untuk
perawat muslim yang ada di Teheran untuk meningkatkan kepuasan pasien
terhadap perilaku Caring perawat. Hasil penelitian Jane (2005), mengatakan
bahwa aplikasi dan evaluasi Caring code dalam pendidikan keperawatan klinik
menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kelompok experimen. Fini, et al
(2012), dalam penelitian yang dilakukannya di Iran menemukan bahwa perilaku
Caring perawat dan pendidikan pasien dapat meningkatkan kepuasan pasien. Jane
(2004) menemukan bahwa gaji yang rendah dan beban kerja yang tinggi

Universitas Sumatera Utara

6

menyebabkan perawat tidak Caring. Sementara Mizuno et al. (2005) menemukan
bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap perilaku Caring perawat dengan
latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja. Hal ini juga didukung oleh
penelitian Prompahakul et al. (2011), yang menunjukkan bahwa pengalaman,

pengetahuan dan tingkat pendidikan perawat mempengaruhi perilaku Caring
perawat (91,6%). Valizadeh et al. (2012) menemukan bahwa pengalaman perawat
sangat berpengaruh terhadap perilaku Caringnya kepada pasien.
Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin adalah rumah sakit swasta yang
mempunyai 136 tempat tidur.Rata-rata pasien baru masuk untuk rawat inap
sebanyak 15 orang perhari (Rekam Medik, 2014).Perawat berjumlah 176 orang
dengan latar belakang pendidikan D 3 Keperawatan sebesar 70 % dan Sarjana
Keperawatan 30%.Sebagian perawat yang bekerja di RSU Bunda Thamrin adalah
perawat yang belum sepenuhnya mengaplikasikan protokol Caring dalam
memberikan pelayanan keperawatankepada pasien sehingga sangat membutuhkan
treatment protokol Caring yang nantinya dijadikan panduandasar yang benar agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang memuaskan pasien.
Terkait dengan perilaku Caring yang merupakan inti dari keperawatan dan
pentingnya kesan pertama yang muncul dalam waktu 20 detik sampai 4 menit
pertama pada saat penerimaan pasien baru, penulis merasa masih sangat kurang
dipahami oleh perawat.Hal ini dapat tergambar berdasarkan hasil observasi dan
analisis awal penulis di lapangan bahwa perawat kelihatan kaku, tidak ramah dan
merasa terbebani saat menerima pasien baru masuk.Perawat yang tidak

Universitas Sumatera Utara


7

Caringpada saat pertama kali pasien masuk tidak akan mengerti kebutuhan dasar
pasien sehingga ia masuk untuk rawat inap di rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh aplikasi protokol Caringpada penerimaan pasien baru terhadap
perilaku Caring perawat di RSU Bunda Thamrin Medan.

1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah apakah
ada pengaruh aplikasi Protokol Caring pada penerimaan pasien baru terhadap
perilaku Caring perawat di ruang rawat inap RSU Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh aplikasi Protokol Caring pada penerimaan
pasien baru terhadap perilaku Caring perawat di ruang rawat inap.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1.

Untuk menganalisis perilaku Caring perawat sebelum aplikasi protokol
Caring pada saat penerimaan pasien baru di ruang rawat inap.

2.

Untuk menganalisis perilaku Caring perawat sesudah aplikasi protokol
Caring pada saat penerimaan pasien baru di ruang rawat inap.

3.

Untuk menganalisis pengaruh aplikasi Protokol Caring pada penerimaan
pasien baru terhadap perilaku Caring perawat di ruang rawat inap.

Universitas Sumatera Utara

8

1.4. Hipotesa Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh aplikasi Protokol
Caring pada penerimaan pasien baru terhadap perilaku Caring perawat di ruang
rawat inap

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian untuk dapat
menghasilkan Caring protokol penerimaan pasien baru yang dapat digunakan di
rumah sakit.
1.5.2. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai bahan kajian di
pendidikan untuk pengembangan ilmu perilaku Caring perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
1.5.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan menjadi
dasar (evidence base) untuk penelitian selanjutnya terkait dengan aplikasi Caring
di Rumah Sakit.

Universitas Sumatera Utara