Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Peran
2.1.1 Pengertian peran
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Sedangakan

status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang, Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka hal ini
berarti ia menjalankan sebuah peran. Kedua nya tidak dapat dipisah-pisahkan dan
saling bertentangan satu sama lain, Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam
masyarakat, merupakan hubungan antara peran-peran individu dalam masyarakat.
Sementara peran itu sendiri diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Jadi seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peran.
Setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola-pola
pergaulan hidupnya. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa
yang diperbuatnya bagi masyarakat kepadanya. Peran lebih banyak menekankan
pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses (soerjono soekanto, 1990:
268-269). Menurut Mead setiap anggota masyarakat harus mempelajari peran-peran

yang ada dalam masyarakat, suatu proses yang dinamakan pengambilan peran (role
taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus
dijalankannya serta peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan
peran yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang
lain.(sunarto,2004:22)
Dari beberapa pengertian diatas peneliti menyimpulkan, peran merupakan
status yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang dimasyarakat berdasarkan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dimiliki/dijalankannya.
14
Universitas Sumatera Utara

2.1.2

Peran ibu

Sering dikatakan bahwa ibu adalah jantung dari keluarga. Jantung dalam tubuh
merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Apabila jantung
berhenti berdenyut maka orang itu tidak bisa melangsungkan hidupnya. Perumpaan
ini menyimpulkan bahwa kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral dan sangat
penting untuk melaksanakan kehidupan. Pentingnya seorang ibu terutama terlihat

sejak kelahiran anaknya (Gunarsa, 2000 : 122).
peran ibu didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengasuh, mendidik dan
menentukan nilai kepribadian. Peran pengasuh adalah peran dalam memenuhi
kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya terpelihara sehingga
diharapkan mereka menjadi anak – anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan
spiritual. Selain itu peran pengasuh adalah peran dalam memberikan kasih sayang,
perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya (Friedman dalam
Effendy 1998 : 100).
Dapat dikatakan peran ibu sangat banyak, peran ibu sebagai istri dan ibu dari
anak- anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak –
anaknya, dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu, ibu juga dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya.

2.2

Orang Tua Tunggal
2.2.1


pengertian orang tua tunggal

Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.Ayah dan ibu
berperan sebagai orang tua bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata
sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada lagi. Keadaan ini
15
Universitas Sumatera Utara

menimbulkan apa yang disebut dengan keluarga dengan orang tua tunggal. Orang tua
tunggal adalah kondisi diamana seorang ayah atau ibu yang memikul tugasnya
sendiri sebagai kepala rumah rumah tangga sekaligus sebagai ibu rumah
tangga.orang tua tunggal adalah salah satu fenomena yang banyak dijumpai dalam
masayarakat kita saat ini. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka
sendiri tanpa bantuan dari pasangannya, baik itu pihak suami maupun istri.
Sepertinya tak mudah untuk menyandang status ini di tengah-tengah masayarakat
kita yang masih memandang sebelah mata akan keberadaan mereka. Belum lagi
mereka harus menerima pandangan negatif dari lingkungannya.
Orang tua tunggal adalah keluarga yang terdiri dari baik ayah atau ibu
sebagai akibat perceraian dan kematian. Orang tua tunggal. dapat terjadi pada
lahirnya seseorang anak tanpa ikatan perkawinan yang sah dan pemeliharaannya

menjadi tanggung jawab itu. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai
keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada lagi. Keadaan ini menimbulkan
apa yang disebut dengan keluargadengan orang tua tunggal. (Hunrlock, dalam Hendi,
Dkk. 2001:140).
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa keluarga dengan
orang tua tunggal adalah keluarga yang hanya terdiri dari satu orang tua yang dimana
mereka secara sendirian membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran, dukungan,
tanggung jawab pasangannya dan hidup bersama dengan anak-anaknya dalam satu
rumah.orang tua tunggal bertugas memegang peran ganda baik itu sebagai ibu dan
juga sebagai ayah.
2.2.2

Penyebab Adanya Orang Tua Tunggal

Orang tua tunggal adalah orang yang melakukan tugas sebagai orang tua
(ayah atau ibu) seorang diri, karena kehilangan atau terpisah dengan pasangannya.

16
Universitas Sumatera Utara


(Gunawan,

http://sosbud.kompasiana.com/2011/11/11/single-parent-struktur-

keluarga-dan-kompleksitas-peran-411600.html)
Berdasarkan pasal 38 undang-undang republik Indonesia nomor 1 tahun 1974
tentang perkawinan disebutkan bahwa Perkawinan dapat putus karena:
a. kematian,
b. perceraian dan
c. atas keputusan Pengadilan.
2.2.2.1 kematian
Putusnya perkawinan karena kematian terjadi karena salah satu pihak
dalam perkawinan meninggal dunia apakah itu suami atau istri, mana yang lebih dulu
atau pun para pihak suami dan istri secara bersamaan meninggal dunia.Putusnya
perkawinan karena kematian merupakan kejadian yang berada diluar kehendak atau
kuasa dari para pihak dalam perkawinan. Tidak terdapat campur tangan dari
pasangan yang hidup lebih lama ataupun campur tangan pengadilan dalam hal ini.
Putusnya perkawinan karena kematian sepenuhnya merupakan kehendak atau kuasa
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Putusnya perkawinan karena kematian lazim disebut
dalam masyarakat kita dengan istilah cerai mati.

2.2.2.2 Perceraian
Dalam pasal 39 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan disebutkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di
depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak
berhasil mendamaikan kedua belah pihak.Untuk melakukan perceraian harus ada
cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai
suami isteri.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan putusnya karena perceraian diantaranya :

17
Universitas Sumatera Utara

a)

Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat penjudi,dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
b)

Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa


izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.
c)

Salah satu pihak mendapat hukuman kurungan (penjara) 5 tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.
d)

Salah satu pihak melakukan penganiayaan berat yang membahayakan pihak

yang lain.
e)

Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami istri.
f)

Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran


dan tidak ada

harapan akan hidup rukun lagi

dalam

rumah tangga.(

http://www.jurnalhukum.com/putusnya-perkawinan/ diakses pada minggu 14 februari
2016 23:23 WIB)
2.2.2.3 Putusan Pengadilan
Putusnya perkawinan karena putusan pengadilan dapat terjadi, karena
adanya seseorang yang meninggalkan tempat kediamana bersama, sehingga perlu
diambil langkah-langkah terhadap perkawinan orang tersebut, untuk kepentingan
keluarga yang ditinggalkan. Perceraian membawa akibat yang luas bagi perkawinan,
bagi suami-isteri, harta kekayaan perkawinan maupun bagi anak-anak yang
dilahirkan dalam perkawinan tersebut.
Putusnya perkawinan atas putusan pengadilan juga bisa terjadi karena
adanya permohonan dari salah satu pihak suami atas istri atau para anggota keluarga

yang tidak setuju dengan perkawinan yang dilangsungkan oleh kedua calon
mempelai. Atas permohonan ini pengadilan memperbolehkan perkawinan yang telah
berlangsung dengan alasan bertentangan dengan syara’ atau perkawinan tidak sesuai
18
Universitas Sumatera Utara

dengan syarat yang telah ditentukan baik dalam Undang-Undang perkawinan
maupun menurut hukum agama.
Putusnya Perkawinan atas Putusan Pengadilan dapat terjadi apabila
dilakukan di depan Pengadilan Agama, baik itu karena suami yang menjatuhkan
cerai (talak), ataupun karena isteri yang menggugat cerai atau memohon hak talak.
Dalam pasal 39 ayat 1 disebutkan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di depan
sidang Pengadilan, setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha mendamaikan
kedua

belah pihak. Perceraian bagi pemeluk agama

Islam

proses dan


penyelesaiannya dilakukan di depan Pengadilan Agama (Undang-undang N0. &
tahun 1989 tentang Peradilan Agama), sedangkan bagi pemeluk agama non Islam
proses dan penyelesaiannya dilakukan di depan Pengadilan Negeri.
Walaupun perceraian itu adalah urusan pribadi baik atas kehendak bersama
maupun kehendak salah satu pihak yang seharusnya tidak perlu adanya campurtangan dari Pemerintah, namun demi menghindarkan tindakan sewenang-wenang
terutama dari pihak suami dan juga demi kepastian hukum, maka perceraian harus
melalui saluran lembaga Pengadilan. dalam perceraian baik bapak atau ibu tetap
berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan
kepentingan anak. Ketika suatu saat ada perselisihan mengenai hak penguasaan atas
anak, maka Pengadilan akan memberikan keputusannya. Dan keputusan tersebut
harus diterima kedua belah pihak. Dalam hal ini kekuasaan orang tua menurut
Undang-undang No. 1 tahun 1974 bersifat tunggal. Artinya, walaupun telah terjadi
perceraian, kekuasaan orang tua atas anak yang masih di bawah umur tetap berjalan,
tidak berubah menjadi perwalian seperti pengaturan dalam KUH Perdata pasal 298
dan 299.
Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat
atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin ditimbulkan,
19
Universitas Sumatera Utara


Pengadilan dapat mengizinkan suami-isteri tersebut untuk tidak tinggal dalam satu
rumah.Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat atau
tergugat, Pengadilan dapat:
1.

Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami,

2.

Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan

pendidikan anak,
3.

Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-

barang yang menjadi hak bersama suami-isteri atau barang-barang yang menjadi hak
isteri (pasal 24 PP No. 9 tahun 1975)
Suami yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan
yang diperlukan anak itu, apabila bapak dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi
kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya
tersebut. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya
penghidupan dan / atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isterinya (pasal
41 PP No. 9 tahun 1975)
Perwalian tidak timbul setelah terjadinya perceraian, pewalian menurut
Undang-undang Perkawinan ialah bagi anak yang belum mencapai usia genap 18
tahun atau belum melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di bawah kekuasaan
orang tua. Mereka yang di bawah kekuasaan orang tua adalah anak sah yang belum
genap berumur 18 tahun.

2.3

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal
Sebelum membahas mengenai peran ibu sebagai orang tua tunggal (single

mother), perlu diketahui bagaimana Penyebab seorang wanita menjadi orang tua
tunggal. Secara umum, kebanyakan orang hanya mengetahui penyebabnya adalah
karena pertama Pasangan hidup meninggal dunia, otomatis itu akan menjadikan kita
20
Universitas Sumatera Utara

sebagai orang tua tunggal, dan kedua karena perceraian. Namun sebenarnya ada
penyebab lain hingga wanita menjadi seorang orang tua tunggal, yaitu Pasangan
hidup meninggalkan kita untuk waktu yang sementara, namun dalam kurun waktu
yang panjang, contohnya seorang istri dengan suami yang bekerja sebagai nelayan
yang terkadang dalam melaut perlu waktu berbulan-bulan, atau yang memiliki suami
yang bekerja diluar pulau atau luar negeri yang jangka waktu kontrak kerjanya
bertahun-tahun. Kedua yaitu wanita yang mengadopsi anak, namun ia belum
menikah, tidak pernah menikah. Dan yang terakhir adalah wanita yang membesarkan
anak dari hasil hubungan diluar nikahnya, baik mereka yang menjadi korban
pemerkosaan maupun yang memang melakuakan hubungan diluar nikah. Namun
pada penelitian ini peneliti hanya membahas ibu yang menajadi orang tua tunggal
dikarenakan kematian dan juga perceraian.
Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Sedangakan
status merupakan sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang, Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka hal ini
berarti ia menjalankan sebuah peran. Mead juga mengungkapkan bahwa setiap
anggota masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat,
suatu proses yang dinamakan pengambilan peran (role taking). Dalam proses ini
seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran yang
harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat
ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain.(sunarto,2004:22)
Terdapat banyak tugas dan peran yang harus dilaksanakan sebagai orangtua,
dan hal tersebut membutuhkan kerjasama masing-masing pasangan. Dalam keluarga
sendiri sudah memiliki peranan yang harus di jalankan oleh kedua orang tua itu
sendiri, Peranan – peranan itu adalah sebagai berikut :

21
Universitas Sumatera Utara

1. Keluarga berperanan sebagai pelindung bagi pribadi – pribadi yang menjadi
anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut.
2. Keluarga merupakan unit sosial ekonomis yang secara materil memenuhi
kebutuhan anggotanya.
3. Keluarga menumbuhkan dasar – dasar bagi kaidah – kaidah pergaulan hidup.
4. Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi awal,
yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah – kaidah yang
berlaku dalam masyarakat. (Soerjono Soekanto, 2009 : 213)
Suami atau istri dalam rumah tangga yang normal merupakan partner yang
sanggup memberikan rasa aman dan nyaman. Selain itu dengan adanya pasangan
seseorang dapat berbagi tugas dalam menjawab berbagai kebutuhan hidup, dalam
mengatasi berbagai masalah dan tanggung jawab, Menjadi orang tua tunggal
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan dimana seseorang harus berperan ganda
menjadi ibu dan ayah sekaligus. Dengan kata lain ibu yang menjadi orang tua
tunggal harus bisa menjalankan peran yang ada di dalam keluarga itu seorang diri.

2.4 Sosial Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial
dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada
departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang
ruanglingkup pekerjaan dan kesejahteraan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat
(KBBI,1996:958). Sedangkan dalam konsep sosiologi, manusia sering disebut
sebagai makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya

22
Universitas Sumatera Utara

bantuan orang lain disekitarnya. Kata sosial sering diartikan sebagai hal-hal yang
berkenaan dengan masyarakat.
Sementara istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu “oikos”
yang berarti keluarga atau rumah tangga dan “nomos” yaitu peraturan, aturan,
hukum. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga atau
manajemen rumah tangga. Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik
moral maupun material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang
sangat

penting

guna

kelangsungan

hidup

manusia.

Abraham

Maslow

mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai
dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.
Menurut Melly G Tan bahwa kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga)
faktor yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh
MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas
Development Council mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi di titik beratkan
pada pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung
oleh pekerjaan yang layak. Menurut Krench dalam Saragih (2009:32) kehidupan
sosial ekonomi seseorang atau keluarga diukur melalui pekerjaan, tingkat
pendidikan, dan pendapatan. Tingkat perkembangan masyarakat pula selanjutnya
dapat menyebabkan perubahan dalam pola relasi masyarakat serta aspek ekonomi
masyarakat terutama berkaitan dengan pendapatan.
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah
kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya
sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan
kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil mencukupi
kebutuhan hidupnya. Pemenuhan Sosial ekonomi merupakan salah satu peran
23
Universitas Sumatera Utara

keluarga yang juga harus dipenuhi ibu yang menjadi orang tua tunggal untuk anak
anaknya (keluarga) oleh karena itu ibu yang menjalani peran ganda harus mengetahui
apa yang harus dilakukannya guna memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga.
untuk melihat kondisi sosial ekonomi keluarga atau masyarakat itu dapat dilihat
melalui tiga aspek yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan.

1.

Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktivitas manusia guna mempertahankan hidup

dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sesuai dengan pendapat
Bintarto (1986: 27) yang mengemukakan bahwa mata pencaharian merupakan
aktivitas manusia guna mempertahankan hidupnya dan guna memperoleh taraf hidup
yang lebih layak dimana corak dan ragamnya berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan dan tata geografi daerahnya. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa
keragaman golongan sosial ditunjukkan dengan adanya perbedaan mata pencaharian
yang berpengaruh pada kemampuan ekonomi. Ditinjau dari aspek ekonomis, bekerja
adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan
barang dan jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan baik berupa uang
atau barang dalam kurun waktu tertentu.
Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan
lebih terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi.
Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi yang dilihat dari pekerjaan, maka jenis
pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:
a.

Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin
dalam ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga
administrasi tata usaha.

b.

Pekerjaan yang berstatus sedang yaitu pekerjaan dibidang penjualan dan jasa.
24
Universitas Sumatera Utara

c.

Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel.
dalam memenuhi sosial ekonomi keluarga orang tua tunggal memiliki
beberapa peran/tugas yang harus dijalankan yakni:
1.Pemenuhan kebutuhan hidup, seperti bekerja untuk memenuhi pangan,sandang,
dan papan. Kegiatan belajar untuk anak, penyediaan dan pemeliharaan pangan,
sandang, papan serta kegiatan lain yang menyangkut kebutuhan rumah tangga .
2. Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat. Kegiatan ini
meliputi penyediaan dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan surat-surat
penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah tangga (kartu keluarga,
surat nikah, ijazah, dan sebagainya).
3.Berhubungan dengan pihak luar dari rumah tangga, yaitu kegiatan bernegosiasi,
kegiatan berhubungan antar keluarga dan kegiatan sosial lainnya
(Murniati, 2004:206)

2. Penghasilan
Sehubungan dengan tingkat pendapatan/pengasilan berikut kriteria golongan
pendapatan/penghasilan menurut Koentjaraningrat, yaitu:
a. Golongan Berpenghasilan Rendah
Yaitu keluarga yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk
memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman
dari orang lain karena tuntutan kehidupan yang keras, perkembangan anak
dari keluarga itupun menjadi agresif. Sementara itu orang tua yang sibuk
mencari nafkah memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan
bimbingan dan pengawasan terhadap perilaku anaknya.
b. Golongan Berpenghasilan Sedang.
Yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.
25
Universitas Sumatera Utara

c. Golongan Berpenghasilan Tinggi
Yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sebagian dari pendapatan
yang diterima dapat ditabung dan digunakan untuk kebutuhan lain ataupun
kebutuhan dimasa mendatang.
Kebutuhan pokok disini sama halnya dengan tingkat hidup minimal mencakup
kebutuhan pokok primer yakni kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial
ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan, antara
lain pendidikan, pekerjaan, dan pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan
penghasilan.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok (primer) yang dibutuhkan oleh
manusia. Kebutuhan manusia yang terus meningkat menyebabkan ilmu pengetahuan
dan teknologi juga semakin meningkat. Kebutuhan pokok manusia adalah sandang,
pangan dan papan dan juga kesehatan.
A. Sandang
Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai mahluk
berbudaya. Pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan
hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi
pemintal kapas menjadi benang untuk ditenun menjadi bahan pakaian.
Pakaian berfungsi sebagai pelindung dari panas dan dingin. Lama kelamaan
fungsi pakaian berubah, yakni untuk memberi kenyamanan sesuai dengan
jenis-jenis kebutuhan seperti pakaian kerja, pakaian rumah, untuk tidur dan
sebagainya.
B. Pangan
Pangan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah
penduduk yang terus berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus terus
26
Universitas Sumatera Utara

bertambah melebihi jumlah penduduk sehingga tercapai kecukupan pangan.
Pengertian Pangan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan
bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan
atau pembuatan makanan atau minuman.
Melalui survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), adapun kebutuhan
dasar yang termasuk komoditas pangan yaitu:
a) Padi-padian dan hasilnya
b) Ubi-ubian dan hasilna
c) Daging
d) Telur
e) Susu
f) Sayur-sayuran
g) Kacang-kacangan
h) Buah-buahan
i) Makanan yang sudah jadi
j) Minuman mengandung alkohol
k) Tembakau
l) Sirih
Adapun indikator yang digunakan dalam kajian pangan menurut BPS, yaitu frekuensi
makan dalam per-harinya dan frekuensi mengkonsumsi daging/susu/ayam perminggunya. (Siagian, 2012: 81).

27
Universitas Sumatera Utara

C. Papan/ Perumahan
Perumahan juga merupakan suatu unsur kesejahteraan rakyat, di samping
sandang dan pangan. Perumahan merupakan bahagian dari pembangunan nasional
yang mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya. Dalam undang-undang No. 1
Tahun 2011 tentang perumahan dan permukiman, perumahan adalah kumpulan
rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya
pemenuhan rumah yang layak huni. Dalam hal ini perumahan tersebut harus
memenuhi syarat rumah sehat yaitu tersedianya sarana air minum, tersedianya sarana
penerangan, dan tersedianya sarana MCK.
Adapun kriteria perumahan berdasarkan konstruksi dalam UU No. 1 Tahun 2011
yaitu;
a) Permanen: memiliki pondasi, dinding terbuat dari batu bata atau batako, atap
terbuat dari genteng dan lantai sudah diplester atau dikeramik
b) Semi permanen: memiliki pondasi, dinding berbahan campuran (setengah
tembok dan setengah kayu/bambu, atap terbuat dari genteng dan lantai sudah
diplester/dikeramik
c) Non permanen: tidak memiliki pondasi, dinding terbuat dari kayu/bambu ,
atap menggunakan bahan lain selain genteng dan lantai masih tanah.
D. Kesehatan
Berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Pasal 1 Kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
dan masyarakat.
E. Rekreasi
28
Universitas Sumatera Utara

Menurut Krippendorf (1994), kegiatan rekreasi merupakan salah satu
kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali
dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di
lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah,
sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman, bersantai
sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan, mempunyai
teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa aman dari resiko
buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat disimpulkan sebagai
suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang untuk satu atau beberapa
tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan, penyegaran sikap dan mental yang
dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun mental.

3. Pendidikan
Tingkat
merupakan

pendidikan

dengan

status

“cross

cutting”

untuk

pendidikan individu dianggap

sebagai

cadangan

prestasi

fenomena

sesuai

dalam

Akibatnya,

hidup,

pendidikan

sosial

semua

ekonomi

individu.

untuknya

karena

Pencapaian
atas

semua

yang tercermin melalui nilai-nilai atau derajatnya.
memainkan peran

dalam

sebuah

pendapatan.

Pendidikan memainkan peran penting dalam mengasah keteranpilan seseorang
individu yang membuat dia sebagai orang yang siap

untuk

mencari

dan

memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi khusus yang mengelompokkan orang
dengan

setatus

sosial

ekonomi terendah.

Menurut UU NO.20 tahun 2003

tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

29
Universitas Sumatera Utara

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang ditemukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai
pengalaman belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar
dalam perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan diartikan sebagai
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga seseorang memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
(Muhibinsyah, 2003:10). Seorang anak normal yang tumbuh dewasa maka secara
otomatis pemikirannya pun akan berkembang dan lebih bijak dalam mengambil
suatu keputusan, jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya diimbangi dengan
pendidikan yang baik. Adapun defenisi jenjang pendidikan menurut UU NO. 20
tahun 2003 yaitu tahapan pendidikan yang di tetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang di
kembangkan.
Pendidikan pada dasarnya adalah:
a. Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan kelakuan
yang berlaku dalam masyarakat.
b. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin misalnya sekolah sehingga dapat mencapai kesadaran sosial serta
dapat mengembangkan pribadinya. (Siti Meichati, 1980 ; 6)
Berdasarkan dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pendidikan itu
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas manusia ditinjau dari tumbuhnya rasa
percaya diri serta memiliki sikap yang inovatif dan kreatif untuk mengembangkan
dan membangun daerahnya. Dan semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang
memungkinkan seseorang tersebut mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, jalur pendidikan dibagi menjadi:
30
Universitas Sumatera Utara

1. Jalur Formal
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan madrasah Ibtidaiyah atau
bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) atau bentuk yang lebih sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan
menengah jurusan, seperti: SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan
universitas.
2. Jalur Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal paling
banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman
Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di Masjid dan Sekolah Minggu, yang
terdapat di semua Gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus
musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
31
Universitas Sumatera Utara

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket
A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),
lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan
lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
3. Jalur Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan
bertanggung jawab. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan
formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional
pendidikan.
Alasan pemerintah mengagas pendidikan informal adalah:
• Pendidikan dimulai dari keluarga
• Informal diundangkan juga karena untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
dimulai dari keluarga
• Homeschooling: pendidikan formal tapi dilaksanakan secara informal.
• Anak harus dididik dari lahir

2.5

Keluarga
2.5.1

Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Menurut
Iver dan Page keluarga dirumuskan sebagai kelompok sosial yang terkecil yang
umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan unit terkecil yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari
satuan yang merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum,
32
Universitas Sumatera Utara

terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Disimpulkan
bahwa keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada
didalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut karena
tumbuhnya mereka kearah pendewasaan.
Beberapa pengertian tentang keluarga, pada hakikatnya keluarga merupakan
hubungan seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan
perkawinan bersama searah dengan keturunannya yang merupakan satuan yang
khusus. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari
suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan
dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak dalam keluarga tersebut. (Su’adah,
2005: 22-23).
2.5.2

Ciri-ciri Keluarga

Selanjutnya Iver dan Page memberikan ciri-ciri umum keluarga yang
meliputi:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3. Suatu sistem tata-tata norma termasuk perhitungan garis keturunan.
4. Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-angta kelompok yang
mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga
(Su’adah, 2005: 22).
Disamping memiliki ciri-ciri umum sebagai suatu lazimnya keluarga juga
memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut:
33
Universitas Sumatera Utara

1. Universalitas artinya merupakan bentuk yang universal dari seluruh organisasi
sosial.
2. Dasar emosional artinya rasa kasih sayang, kecintaan sampai kebanggan suatu ras.
3. Pengaruh yang normatif artinya keluarga merupakan lingkungan sosial yang
pertama-tama bagi seluruh bentuk hidup yang tertinggi, dan membentuk watak
daripada individu.
4. Besarnya keluarga terbatas.
5. Kedudukan yang sentral dalam struktur sosial.
6. Pertanggung jawab daripada anggota-anggota.
7. Adanya aturan-aturan sosial yang homogen (Ahmadi, 2007: 222).

2.5.3

Tipe Keluarga

Keluarga dibagi menjadi dua bagian yaitu keluarga inti (nuclear family) dan
keluarga besar (extended family). Keluarga inti dapat kita definisikan dengan
keluarga atau kelompok yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum
dewasa atau belum kawin. Terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua
pihak orang tua, sedangkan keluarga luas adalah satuan keluarga yang meliputi lebih
dari satu generasi dan suatu lingkungan kaum keluarga yang lebih luas daripada
hanya ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara bibi,
paman, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

2.5.4
1.

Tugas dan Peran Keluarga

Tugas Keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

1.

Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2.

Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
34
Universitas Sumatera Utara

3.

Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing-masing.
4.

Sosialisasi antar anggota keluarga.

5.

Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6.

Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7.

Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8.

Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

2.

Fungsi Keluarga
Sebagaimana halnya dengan institusi lain, maka keluarga pun menjalankan

fungsi. Fungsi yang dijalankan keluarga diantaranya adalah:
1)

Fungsi Pendidikan dilihat dari

bagaimana keluarga mendidik dan

menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2)

Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak

menjadi anggota masyarakat yang baik.
3)

Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak

sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
4)

Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan

perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama
lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5)

Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan
keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia
6)

Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,

mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhankebutuhan keluarga.
35
Universitas Sumatera Utara

7)

Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang

menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dan lainnya
8)

Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan

sebagai generasi selanjutnya
9)

Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman diaantara keluarga, serta

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.5.5

Peran Keluarga

Dalam keluarga sendiri sudah memiliki peranan yang harus di jalankan oleh kedua
orang tua itu sendiri, Peranan – peranan itu adalah sebagai berikut :
1. Keluarga berperanan sebagai pelindung bagi pribadi – pribadi yang
menjadi anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah
tersebut.
2. Keluarga merupakan unit sosial ekonomis yang secara materil memenuhi
kebutuhan anggotanya.
3. Keluarga menumbuhkan dasar – dasar bagi kaidah – kaidah pergaulan
hidup.
4. Keluarga merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi
awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah
– kaidah yang berlaku dalam masyarakat. (Soerjono Soekanto, 2009 : 213)
2.6

Kerangka Pemikiran
Ibu sebagai orang tua tunggal di Indonesia sendiri dapat disaksikan secara

kasat mata dan keberadaan mereka lebih banyak daripada mereka yang menjadi ayah
tunggal. Fenomena ini juga tak luput dari kota medan dimana ibu sebagai orang tua
tunggal di kota ini lebih banyak dibandingkan ayah yang menjadi orang tua tunggal.
36
Universitas Sumatera Utara

Beberapa hal yang membuat seseorang menjadi orang tua tunggal yaitu kematian,
perceraian, dan putusan pengadilan.
Ibu sebagai orang tua tunggal tentu mengalami kesulitan-kesulitan, ia harus
bisa memenuhi kebutuhan hidup bersama anak-anaknya dan ia harus bisa melewati
itu semua tanpa ada suami di sisinya lagi. Saat ini keluarga dengan orang tua tunggal
memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan hanya ada satu orangtua
yang membesarkan anak. Kemandirian dalam jiwa Ibu tunggal sangat dibutuhkan
untuk menjalankan peran ganda di sektor domestik, yaitu bertugas dalam urusan
rumah tangga seperti memasak, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah,
menyiapkan makanan untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anakanaknya dan di sektor publik yaitu bertugas secara ekonomi agar kebutuhan tetap
terpenuhi yaitu dengan mencari nafkah bagi keluarganya dan secara sosial yaitu
bersosialisasi dengan masyarakat. Keseimbangan peran domestik dan publik perlu
dicapai dengan usaha ekstra, hal demikian melalui proses kesabaran, ilmu, dan
konsistensi untuk menjalankannya. Sebagai seorang Ibu tunggal untuk bekerja
mencari nafkah tentunya dengan banyak yang harus dipertimbangkan mulai dari
sumber penghasilan yang relatif, waktu yang efisien agar tetap dapat menjalankan
tugas utama sebagai seorang ibu tunggal tanpa mengesampingkan tugas-tugas rumah
tangga.
Walaupun demikian Ibu sebagai orang tua tunggal masih mempunyai
kemampuan untuk bertahan dalam berbagai kondisi. Mereka telah mempunyai
strategi yang handal dalam menghadapi goncanagan, walaupun di satu sisi strategi
yang dibangun berdampak hal yang lain misalnya anak yang tidak mampu
disekolahkan atau berdampak pada keterlantaran anak. Suharto dalam Edi (2009:29),
strategi bertahan hidup (coping strategies) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang

dalam

menerapkan

seperangkat

cara

untuk

mengatasi

berbagi
37

Universitas Sumatera Utara

permasalahan yang melingkupi kehidupannya. Strategi penanganan masalah ini pada
dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola
segenap aset yang dimilikinya. Bila diukur dengan angka, mungkin lebih sedikit
sifat positif yang ada dalam diri suatu keluarga dengan satu orangtua dibandingkan
keluarga dengan orang tua lengkap, karena orang tua tunggal ini tidak mempunyai
pasangan untuk saling menopang. ibu memiliki beberapa peran sebagai orang tua
tunggal dalam keluarga diantara beberpa peran tersebut didalam nya termasuk peran
sosial ekonomi. masalah sosial dan masalah ekonomi timbul karena semua beban
masalah itu ditanggung sendirian. ibu yang menjadi orang tua tunggal harus bekerja
guna memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarganya agar keluarganya bisa
menjalankan fungsi sosialnya sebagaimana seharusnya. Kondisi sosial ekonomi yang
dimaksud melalui beberapa aspek yaitu penghasilan, pendidikan dan pekerjaan.
Selanjutnya lebih memudahkan kita dalam memahami bagaimana Peran Ibu Sebagai
Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi keluarga (Studi
Kasus : Daerah Pinggir Rel Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota
Medan)

38
Universitas Sumatera Utara

Bagan 1.1
Bagan Alir Pemikiran

Peran Ibu sebagai Orang Tua Tunggal

Kondisi Sosial Ekonomi

1. Pekerjaan

: Mata pencaharian sesuai dengan kemampuan

dan ketrampilan yang berpengaruh pada kemampuan ekonomi.
2. Pendidikan : Pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
laku (interaksi sosial) yang sesuai dengan kebutuhan dalam
masyarakat
3. Penghasilan : Pemenuhan sandang, pangan, perumahan,
kesehatan dan juga rekreasi.

39
Universitas Sumatera Utara

2.7

Definisi Konsep
Konsep adalah bagian penting dari metodologi penelitian, karena apabila konsep

penelitian, dibagun secara asal-asalan maka akan mengacaukan bagian penting
lainnya. Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya
menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Konsep adalah
proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian.
Cara untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep dalam suatu penelitian,
maka seorang peneliti harus menegaskan dan mebatasi makna konsep-konsep yang
diteliti (Siagian, 2011: 136-138). Pengertian mengenai konsep-konsep yang akan
digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:
1. Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang
atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau
kedudukan tertentu.
2. Ibu sebagai orang tua tunggal adalah wanita yang sudah menikah namun
menjadi orang tua tunggal karena perceraian, kematian, dan keputusan
pengadilan
3. Sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan
diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas
apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan
usaha dan berhasil mencukupi hidupnya.
4. Keluarga adalah suatu organisasi terkecil di dalam masyarakat yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak. Namun dikarenakan ibu menjadi orang tua tunggal
maka yang masuk dalam keluarga hanyalah ibu dan anak.

40
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

0 37 7

Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

2 67 78

Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

14 94 75

Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak (Studi Deskriptif Tentang Strategi Orang Tua Dalam Mendidik Anak di Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia)

4 94 91

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

2 24 131

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 0 10

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 0 2

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 0 10

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

1 1 3

Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi Keluarga (studi kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan).

0 1 8