Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

(1)

Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

SKRIPSI Oleh:

Adelia Utari Arsa 091101033

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia” sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dorongan semangat kepada peneliti.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Eryunita Lubis, S.Kep, Ns selaku dosen penguji I. 4. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen penguji II.

5. Bapak Iwan Rusdi S.Kp MNS selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan kepada penulis.


(3)

sekarang kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga besar penulis, Kak Dini, Astri, Mbah Putri, Om Jatmiko Arsa, Bu’lek Neng, atas seluruh motivasi yang diberikan kepada penulis.

8. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih dirasakan kurang sempurna. Karena itu peneliti menerima segala kritik dan saran dari semua pihak guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Juli 2013


(4)

Title : Main Water Resources and Family Health Status at

Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict

Name : Adelia Utari Arsa

Std.ID Number : 091101033 Study Program : Nursing Academic Year : 2013

Abstract

About 60% of the population in the developing countries lives in unhealthy environment, particularly due to the lack of clean water. World Health Organization (WHO) states that 1.1 million people consume insecure water. Clean water service in many towns in Indonesia until 2000 had only achieved 39% or 33 million people; in the country sides it had achieved 8% or nine million people so that all together it had achieved 47% or 42 million people in Indonesia. It indicates that it is likely that clean water service is not unequally distributed and beneficial for the majority of the people. The improvement of the quality and the quantity of water, sanitation, and personal hygiene will significantly reduce the dissemination of diseases related to water. The study used descriptive design which was aimed to know the main water source used by families and to see the quality and the quantity of the water source and the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict. The samples consisted of 95 families. The research was conducted at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict from April to May, 2013. The result of the research showed that the main source of water was PAM water which is used by 60 families (63.2%) and well water which was used by 35 families (36.8%). The quality and the quantity of water used by families at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was in good criteria (64.2%). It can be concluded that the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was not disturbed (65.3%). It is recommended that good water source used by families should meet the quality and the quantity standard so that family health family status will not be disturbed. The next research is expected to study the influence of the quality and the quantity of water source used by families on family health status.


(5)

Judul : Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga

di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Nama : Adelia Utari Arsa

NIM : 091101033

Jurusan : S1-Keperawatan Tahun Akademik : 2013

Abstrak

Sekitar 60% penduduk di negara yang sedang berkembang hidup dalam lingkungan yang tidak sehat terutama karena kurangnya persediaan air bersih. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 1,1 juta orang mengkonsumsi air yang tidak aman. Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau 9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk Indonesia. Keadaan ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Perbaikan kualitas dan kuantitas air, sanitasi serta kebersihan perorangan (personal hygiene) secara signifikan akan mengurangi penyebaran dari penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan air. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Sampel yang diteliti yaitu 95 kepala keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013 di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air utama yang digunakan keluarga yaitu air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia termasuk dalam kriteria baik (64,2%). Dapat disimpulkan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tidak terganggu (65,3%). Sumber air utama yang baik digunakan keluarga harus dapat memenuhi syarat kualitas dan kuantitas air agar status kesehatan keluarga tidak terganggu. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang pengaruh kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga terhadap status kesehatan keluarga.


(6)

DAFTAR ISI

Prakata ... ….i

Daftar Isi... ….iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Skema ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 4

3. Pertanyaan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga ... 6

1.1 Pengertian Keluarga ... 6

1.2 Struktur Keluarga ... 6

1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga ... 7

1.4 Fungsi Keluarga ... 8

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga ... 9

1.6 Tugas Kesehatan Keluarga ... 12

1.7 Peran Keluarga ... 14

2. Air ... 17

2.1 Pengertian Air ... 17

2.2 Sumber Air ... 17

2.3 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan ... 21

2.4 Perlindungan Sumur Gali Terhadap Pencemaran ... 26

2.5 Syarat Air Minum ... 28

BAB III KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... 32

2. Definisi Operasional... 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 34

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

4. Pertimbangan Etik ... 35

5. Instrumen Penelitian... 36

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 37

7. Pengumpulan Data ... 38

8. Analisa Data ... 39

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian ………...………... 40


(7)

1.1Data Demografi Responden ………….……… 40

1.2Sumber Air Utama Keluarga……… .42

1.3Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama Keluarga…...……….42

1.4Status Kesehatan Keluarga……… 43

2. Pembahasan………. 44

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan………...50

2. Saran………...51

2.1PendidikanKeperawatan……….………..………...51

2.2Praktek Keperawatan………...51

2.3Penelitian Selanjutnya………....51

2.4Instansi Terkait………...………51

DAFTAR PUSTAKA………...………52 LAMPIRAN

1. Lembar Izin Penelitian

2. Lembar Persetujuan Reponden 3. Kuisioner Data Demografi

4. Kuisioner Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga 5. Lembar Reliabilitas dan Validitas


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional ………..33 Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Kepala

Keluarga yang Menjadi Responden ………...41 Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sumber Air Utama yang

Digunakan Keluarga ……….………..42 Tabel 4 Distribusi Frekuensi Persentase Kualitas dan Kuantitas

Sumber Air di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan

Medan Helvetia ………..42 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Persentase Status Kesehatan Keluarga


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

Title : Main Water Resources and Family Health Status at

Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict

Name : Adelia Utari Arsa

Std.ID Number : 091101033 Study Program : Nursing Academic Year : 2013

Abstract

About 60% of the population in the developing countries lives in unhealthy environment, particularly due to the lack of clean water. World Health Organization (WHO) states that 1.1 million people consume insecure water. Clean water service in many towns in Indonesia until 2000 had only achieved 39% or 33 million people; in the country sides it had achieved 8% or nine million people so that all together it had achieved 47% or 42 million people in Indonesia. It indicates that it is likely that clean water service is not unequally distributed and beneficial for the majority of the people. The improvement of the quality and the quantity of water, sanitation, and personal hygiene will significantly reduce the dissemination of diseases related to water. The study used descriptive design which was aimed to know the main water source used by families and to see the quality and the quantity of the water source and the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict. The samples consisted of 95 families. The research was conducted at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict from April to May, 2013. The result of the research showed that the main source of water was PAM water which is used by 60 families (63.2%) and well water which was used by 35 families (36.8%). The quality and the quantity of water used by families at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was in good criteria (64.2%). It can be concluded that the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was not disturbed (65.3%). It is recommended that good water source used by families should meet the quality and the quantity standard so that family health family status will not be disturbed. The next research is expected to study the influence of the quality and the quantity of water source used by families on family health status.


(11)

Judul : Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga

di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Nama : Adelia Utari Arsa

NIM : 091101033

Jurusan : S1-Keperawatan Tahun Akademik : 2013

Abstrak

Sekitar 60% penduduk di negara yang sedang berkembang hidup dalam lingkungan yang tidak sehat terutama karena kurangnya persediaan air bersih. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 1,1 juta orang mengkonsumsi air yang tidak aman. Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau 9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk Indonesia. Keadaan ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Perbaikan kualitas dan kuantitas air, sanitasi serta kebersihan perorangan (personal hygiene) secara signifikan akan mengurangi penyebaran dari penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan air. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Sampel yang diteliti yaitu 95 kepala keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013 di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air utama yang digunakan keluarga yaitu air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia termasuk dalam kriteria baik (64,2%). Dapat disimpulkan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tidak terganggu (65,3%). Sumber air utama yang baik digunakan keluarga harus dapat memenuhi syarat kualitas dan kuantitas air agar status kesehatan keluarga tidak terganggu. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang pengaruh kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga terhadap status kesehatan keluarga.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Air merupakan zat paling penting dalam kehidupan setelah udara. sekitar ¾ bagian tubuh kita terdiri atas air, tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak, mencuci, mandi, untuk keperluan industri, pertanian, transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit dimana-mana (Mubarak, 2009).

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Air sebagai sumber daya dini lebih disadari merupakan salah satu unsur penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan, termasuk terhadap pembangunan kesehatan (Luo, 2010).

Ketersediaan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang selayaknya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan. Hingga saat ini penyediaan air bersih oleh pemerintah menghadapi keterbatasan (Pardino, 2005).

Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya


(13)

penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter/35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat. Berdasarkan analisis WHO pada negara-negara maju, setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari (Mubarak, 2009).

Sekitar 60% penduduk di negara yang sedang berkembang hidup dalam lingkungan yang tidak sehat terutama karena kurangnya persediaan air bersih dan menyebabkan 1.000 sampai 2.500 anak balita meninggal tiap jam karena diare (Asmustawa 2003). Menurut “ water and sanitation news review, IRC, 2001 “ lebih dari 2 juta penduduk dunia (sebagian besar anak-anak) meninggal setiap tahun akibat terkena diare yang disebabkan karena kurangnya penyediaan air bersih. Sebagian lain meninggal akibat terkena malaria. Perbaikan kualitas dan kuantitas air, sanitasi serta kebersihan perorangan (personal hygiene) secara signifikan akan mengurangi penyebaran dari penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan air atau water related desease (Asmustawa 2003).

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 1,1 juta orang mengkonsumsi air yang tidak aman (Luo, 2010) dan konsumsi air yang terkontaminasi, sanitasi, dan higienik yang tidak optimal merupakan penyebab diare (80%) di dunia (Luo, 2010).

Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau 9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk Indonesia. Keadaan ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum


(14)

dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan air sungai, danau, sumber-sumber air, atau hanya mengandalkan air hujan (Safii, 2012).

Medan merupakan kota nomor tiga terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk di atas 2 juta jiwa ditambah ± 566 ribu jiwa penduduk yang tidak tetap, dengan tingkat konsumsi air minum rata-rata 2,1 – 2,8 liter per orang per hari, maka dibutuhkan sebanyak 5,5 – 7,2 juta liter per hari. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan air khususnya air minum juga semakin meningkat. Sebagaimana diketahui, kualitas air sumur dan air sungai di Medan juga sudah tercemar. Air tanah di Kota Medan sudah tercemar, sementara pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi belum menjangkau semua warga (Indirawati, 2009).

Penyediaan air bersih hendaknya juga memperhatikan sumber, kualitas dan kuantitasnya. Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena itu perlu dan harus diupayakan menjaga keberadaan dan keberlanjutannya. Sedangkan kualitas merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan air bersih (Pardino, 2005).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai sumber air utama yang digunakan keluarga yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia.


(15)

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia.

3. Pertanyaan Penelitian

3.1 Darimana sumber air utama yang dimanfaatkan setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia ?

3.2 Bagaimana kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia ?

3.3 Bagaimana status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia ?

4. Manfaat Penelitian

4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan yang berkaitan dengan sumber air utama dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia.


(16)

4.2 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar bagi praktek keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk meningkatkan status kesehatan keluarga terkait dengan kualitas dan kuantitas sumber air utama yang digunakan.

4.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian keperawatan berikutnya, terutama yang berhubungan dengan sumber air utama dan status kesehatan keluarga.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga

Menurut depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Friedman 1998, keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004). Sedangkan menurut Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Setiawati, 2008).

1.2 Struktur Keluarga

Elemen struktur keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008) adalah sebagai berikut:


(18)

a. Struktur peran keluarga

Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.

b. Nilai atau norma keluarga

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.

c. Pola komunikasi keluarga

Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga besar.

d. Struktur kekuatan keluarga

Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah positif.

1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga a. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan keluarga dapat tercapai yang ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota keluarga sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan (Setiawati, 2008).


(19)

b. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bias semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga (Setiawati, 2008).

c. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak (Setiawati, 2008).

1.4 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008) adalah:

a. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.


(20)

d. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya.

e. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga

Keluarga sebagai sistem sosial di dalamnya berlangsung interaksi secara terus-menerus antara anggota keluarga dan lingkungan. Sebagai dampak perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal, maka dengan sendirinya keluarga akan melakukan kompensasi sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut sehingga fungsi kesehatannya dapat terjaga. Kesehatan keluarga dipengaruhi oleh anggota keluarga dalam menjalankan fungsinya dengan baik (Setiawati, 2008). Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga:

1) Faktor Fisik

Ross, Mirowsaky dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contohnya: seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan pola makan lebih teratur, begitu sebaliknya yang terjadi pada istri.


(21)

2) Faktor Psikis

Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tenteram dan terarah setelah menikah, begitupun sebaliknya.

3) Faktor Sosial

Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga.

4) Faktor Budaya

- Keyakinan dan praktek kesehatan

Setiap suku atau bahkan bangsa memiliki keyakinan dan penilaian yang berbeda-beda terhadap fungsi kesehatan. Keyakinan keluarga terhadap fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan yang dibawa sebelumnya. Perbedaan generasi dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi keyakinan keluarga bahhkan seringkali menimbulkan konflik tentang fungsi kesehatan yang akan digunakan dalam keluarga tersebut.


(22)

- Nilai-nilai keluarga

Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi kesehatan keluarga yang bersangkutan. Misalnya sebuah keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan keluarganya terjaga, maka keluarga akan kuat meyakininya, tetapi keluarga tersebut akan mengalami kesulitan jika suatu waktu nilai yang diyakininya ternyata salah dan terbukti bahwa kesehatan keluarganya terganggu.

- Peran dan pola komunikasi keluarga

Dampak budaya terhadap peran, kekuatan dan komunikasi keluarga berbeda-beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan terhadap budaya dengan semestinya terjadinya pergeseran peran, aturan-aturan, kekuatan dan pola komunikasi.

- Koping keluarga

Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya, keluarga akan berusaha beradaptasi dengan perubahan budaya. Koping diartikan sebagai respon positif baik kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada keluarga.


(23)

1.6 Tugas Kesehatan Keluarga

Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut :

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan. Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahanya.

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya.


(24)

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.


(25)

1.7 Peran Keluarga

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarrak, dkk. 2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran dalam situasi sosial tertentu (Mubarrak, dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiadi, 2008).

Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Menurut Mubarrak, dkk (2009) terdapat dua peran yang mempengaruhi keluarga yaitu peran formal dan peran informal.


(26)

a. Peran Formal

Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran-perannya menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan peran sosial.

b. Peran Informal keluarga

Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga. Peran adaptif antara lain :

- Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong, memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk di dengarkan.

- Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.

- Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.


(27)

- Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.

- Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya.

- Perawatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota keluarga jika ada yang sakit.

- Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan memonitori kemunikasi dalam keluarga.

- Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah asing mendapat pengalaman baru.

- Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.

- Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.


(28)

2. Air

2.1 Pengertian Air

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air (Chandra, 2007). Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80% (Notoatmojdo, 2007). Air adalah unsur yang penting bagi kehidupan, keberadaannya menutupi 70% permukaan bumi.

Air bersih menurut permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Menurut EG. Wagner dan J.N Lanix air yang sehat adalah air yang tidak merugikan bagi kesehatan pemakainya. Sedangkan menurut Fair dan Geyer air yang sehat harus bebas dari pengotoran sehingga tidak sempat menyebabkan kerugian bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak mengandung mineral dan bahan-bahan organik yang berbahaya.

2.2 Sumber Air

Menurut Chandra (2007) air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi


(29)

1) Air hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida, nitrogen, dan ammonia (Chandra, 2007). Pada dasarnya air hujan adalah air murni namun akibat adanya pengotoran udara akibat industri, gas buangan kendaraan bermotor, debu dan lain sebagainya telah menyebabkan air hujan terkontaminasi sehingga membutuhkan pengolahan khusus untuk dapat dipergunakan sebagai air minum (Faisal, 2010).

2) Air permukaan

Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi. Karena mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air permukaan akan mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur, batang–batang kayu, daun–daun limbah industri kota dan lain sebagainya. Pencemaran yang terjadi berbeda–beda tergantung pada daerah pengaliran air permukaan tersebut.

3) Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah


(30)

dan tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah biasa disebut dengan air sumur.

Air tanah memiliki beberapa kelebihan disbanding sumber air lain. Pertama air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air (Chandra, 2007). Menurut Faisal (2010) air tanah dapat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu:

a. Air tanah dalam / air artesis.

Air tanah dalam / air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur artesis. Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan


(31)

pipa ke dalamnya hingga mencapai suatu kedalaman tertentu (biasanya antara 100 - 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.

Pada umumnya air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri. Susunan unsur – unsur kimianya tergantung pada lapis – lapis tanah yang dilalui.

b. Air tanah dangkal / air freatis

Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.

Pada umumnya pada sumur air freatis, lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk masing – masing lapisan tanah. Lapis tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah.

Di Indonesia umumnya pada air tanah dangkal dan air tanah dalam dapat dijumpai kandungan Fe, Mn dan Sulfur (Belerang) yang tinggi sehingga menyebabkan air berbau busuk.


(32)

Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Disamping itu juga, pada air tanah terjadi penyaringan sebagian besar mikroorganisme sewaktu air meresap dalam tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak terjadi penyaringan mikroorganisme yang terdapat didalamnya (Mulia, 2005).

2.3 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan

Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatan sendiri, tetapi harus dilihat dari segala segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat (Suherman, 2001).

Menurut terori Blum (1974) ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor tersebut disamping berpengaruh langsung terhadap kesehatan juga saling mempengaruhi satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Apabila salah satu faktor terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser dibawah optimal (Suherman, 2001).


(33)

Faktor lingkungan adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Yang dimaksud dengan lingkungan yaitu lingkungan fisik, biologi, sosial budayam ekonomi, dan lain-lain. Salah satu upaya yang dilakukan untuk pengendalian lingkungan adalah upaya kesehatan lingkungan, yaitu suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. Ruang lingkup kesehatan mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dan lain sebagainya (Suherman, 2001).

Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-45 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007).

Penyediaan air bersih merupakan salah satu aspek yang diperhatikan dalam kesehatan lingkungan. Air adalah salah satu unsur lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Disamping air merupakan kebutuhan pokok manusia,air juga merupakan alat perpindahan sebagian besar jenis penyakit yang berasal dari mikroba, seperti penyakit demam thypoid, kolera dan disentri. Virus yang ditularkan melalui air seperti hepatitis A dan polio (Suherman, 2001).

Temperatur yang optimum sepamjang tahun di Indonesia ini menyebabkan air di alam terbuka selalu mengandung mikroorganisme yang beberapa


(34)

diantaranya bersifat patogen pada manusia (Suherman, 2001). Menurut Suherman (2001) ada beberapa mikroorganisme patogen yang dapat dibawakan air yaitu: a. Shalmonella typhosa yang dapat menyebabkan penyakit typus perut selain itu

dikenal juga dengan S. Paratyphi (A, B, C) yang masing-masing dapat menimbulkan penyakit paratipus (A, B, C).

b. Shalmonella dysenteriae yang dapat menyebabkan penyakit disentri.

c. Entamoeba histolytica (termasuki protozoa) yang dapat menyebabkan penyakit disentri.

d. Vibrio comma dapat menyebabkan penyakit kolera. e. Clostridium tetani dapat menyebabkan penyakit tetanus.

Penyakit menular dipindahkan melalui air yang digunakan untuk minum, mencuci, dan penyediaan makanan sudah terkontaminasi. Sarana atau sumber air terkontaminasi karena menerima kotoran manusia dan hewan. Sumur dangkal juga dapat terkontaminasi karena jarak tanah yang dilalui air tidak cukup untuk menyaring bakteri (Suherman, 2001).

Menurut Suherman (2001) alam memindahkan penyakit-penyakit pada manusia, air berperan dalam 4 cara:

a. Cara “water borne”

Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka akan dapat terjadi penjangkitan penyakit pada yang bersangkutan. Penyakit-penyakit tersebut antara lain kolera, typhoid, hepatitis infeksiosa,


(35)

disentri basiler. Bagi penyakit-penyakit ini perlu diketahui bahwa air bukan satu-satunya jalur yang dipakai dalam penularan. Segala jalur lain yang memungkinkan adanya kontak tinja dan mulut manusia merupakan jalur penularan penyakit. Oleh karena itu pengawasan penularan penyakit ini tidak cukup dengan penyediaan air bersih saja. Masih diperlukan pengawasan jalur-jalur yang dapat menularkan.

b. Cara “water washed”

Cara penularan ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum alat-alat terutama alat-alat dapur dan kebersihan perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan dengan tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Kelompok penyakit-penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis. Kelompok penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan

Penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat faecal-oral. Karena itu penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui jalur air (water borne) dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed). Contoh penyyakit ini adalah sama dengan yyang terdapat pada jalur “water borne” yaitu kolera, typhoid, hepatitis infeksiosa, disentri basiler. Berjangkitnya penyakit-penyakit ini erat dengan kurangnya tersedia air untuk makan, minum dan memasak serta untuk kebersihan alat-alat makan.


(36)

2) Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir

Kelompok ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perorangan yang buruk. Pada umumnya dapat diturunkan dengan angka penyakit dengan jalan menyediakan air yang cukup untuk kebersihan perorangan. Mutu mikrobiologis air tidak seketat mutu bagi air minum, namun perlu diperhatian syarat mutu air bersih sehingga air tidak mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkan penyakit seperti : septis kulit bacterial, infeksi fungus pada kulit, penyakit konjungtivitis. Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok ini sangat erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk kebersihan perorangan.

3) Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir

Kelompok ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk kebersihan perorangan yang ditujukan untuk mencegah investigasi insekta parasit pada tubuh dan pakaian. Insekta parasit akan mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan umum tidak terjamin.

c. Cara “water based”

Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu (host) perantara. Pejamu perantara ini hidup di air, contoh penyakit ini adalah scistosomiasis. Larva scistomiasis hidup dalam keong-keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi cercaria dan


(37)

menembus kaki (kulit) manusia yang berada dalam air tersebut. Air yang mengandung cercaria ini sangat berbahaya bagi manusia. Air yang terdapat di alam sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia seperti menangkap ikan, mencuci, mandi, dan sebagainya.

d. Cara “water related deseases”

Air merupakan tempat beberapa insekta yang merupakan vector beberapa penyakit. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh insekta ini adalah : malaria, yellow fever, dengue. Nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vector penyakit dengue, berkembang biak di lingkungan seperti: gentong air, pot, barang-barang bekas, dan sebagainya.

Pengaruh air yang diuraikan di atas terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia baru sebagian, yang sebenarnya jauh lebih luas lagi. Bila diperhatikan peranan air dalam rantai makanan suatu ekosistem, maka nampak jelas pengaruh air secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia (Suherman, 2001).

2.4 Perlindungan Sumur Gali Terhadap Pencemaran

Menurut Suherman (2001) salah satu penyebab dari kurang baiknya kualitas air sumur gali adalah karena sumur gali tidak terlindung dari pencemaran. Untuk melindungi ini maka sumur gali harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


(38)

a. Lokasi

- Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur gali dan diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur gali maka jarak minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11 meter.

- Jika jarak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur gali maka jarak minimal sumur gali itu 9 meter.

- Yang termasuk sumber pencemar adalah jamban, air kotor/comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan sumur/saluran peresapan.

b. Lantai sumur gali harus kedap air, minimum lebarnya 1 meter dari pinggir sumur, tidak tergenang air (kemiringan 1-5%).

c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) harus kedap air, tidak menimbulkan genangan dan kemiringan minimal 2%.

d. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat dan rapat air.

e. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak dan longsor).

f. Tutup sumur jika pengambilan air dengan pompa tangan/listrik, sumur harus ditutup rapat.

g. Jika pengambilan air dengan timba, harus ada timba khusus. Untuk mencegah pencemaran, timba harus selalu digantung dan tidak boleh di lantai.


(39)

2.5 Syarat Air Minum

Menurut Ginting (2000) rencana penyediaan air bersih sebagai air minum harus diperhatikan syarat-syarat dari air tersebut, maka langkah yang perlu diperhatikan adalah antara lain:

a. Syarat Kuantitas

Jumlah air minum untuk keperluan rumah tangga perorang per hari tidak sama pada setiap negara. Pada umumnya negara-negara yang sudah maju pemakaian air perorang per hari akan lebih besar daripada negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena kegiatan lebih kompleks dan lebih rumit disbanding negara yang sedang berkembang.

Di Indonesia diperlukan 40-60 liter perorang per hari pada daerah pedesaan dan 100 liter perorang per hari pada daerah perkotaan.

Menurut Dirjen Pemberantasan Pencegahan Penyakit Menular (P2M) Departemen Kesehatan RI kebutuhan air perorang per hari di daerah pedesaan antara 40-60 liter dengan perincian sebagai berikut:

- Minum dan masak : 5 – 8 liter/orang/hari

- Mandi : 20 – 25 liter/orang/hari

- Mencuci : 10 – 15 liter/orang/hari - Kebersihan : 1 – 3 liter/orang/hari

- WC : 4 – 9 liter/orang/hari

Jumlah : 40 – 60 liter/orang/hari +


(40)

Pada daerah perkotaan di Indonesia diperluka 100 liter/orang/hari dengan rincian sebagai berikut:

- Minum : 5 liter/orang/hari

- Masak : 5 liter/orang/hari

- Membersihkan/Cuci : 15 liter/orang/hari

- Mandi : 30 liter/orang/hari

- WC : 45 liter/orang/hari

Jumlah : 100 liter/orang/hari

+

b. Syarat Kualitas

Menurut Ginting (2000) secara umum syarat-syarat kualitas air meliputi:

1. Syarat fisika adalah air bebas dari pencemaran dalam arti kekeruhan, warna, rasa, dan bau.

a. Kekeruhan

Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh (Faisal, 2010).


(41)

b. Tidak berwarna

Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan (Faisal, 2010).

c. Tidak Berasa

Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Polusi dapat dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki (Panjaitan, 2010). Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik (Faisal, 2010).

d. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme air (Faisal, 2010).

e. Temperaturnya normal

Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20 - 29 0C). Air yang secara mencolok mempunyai


(42)

mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air (Faisal, 2010).

f. Tidak mengandung zat padatan

Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 0C (Faisal, 2010).

2. Syarat kimia adalah dalam air minum tidak boleh mengandung zat kimia yang beracun sehingga dapat mengganggu kesehatan.

3. Syarat bakteriologi adalah air yang dipengaruhi sebagai air minum bebas dari kuman penyakit, dimana termasuk bakteri, protozoa, virus, cacing dan jamur.

4. Syarat radioaktif adalah air minum tang bebas dari sinar alfa dan beta yang dapat merugikan kesehatan.


(43)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka penelitian dapat dilihat bahwa peneliti akan mendeskripsikan status kesehatan keluarga berdasarkan sumber air utama yang digunakan keluarga tersebut. Kerangka konseptual dapat digambarkan pada skema 1.1 dibawah ini:

Skema 1.1 Kerangka Konseptual Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Keluarga

Status Kesehatan Keluarga : - Terganggu

- Tidak Terganggu

Sumber Air Utama Keluarga ditinjau dari:

1. Kualitas Air 2. Kuantitas Air


(44)

2. Defenisi Operasional Variabel Defenisi

Operasional

Indikator Alat Ukur Hasil Ukur Skala Sumber air utama keluarga Status kesehatan keluarga Sumber air utama yang digunakan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang ditinjau dari kualitas dan kuantitas sumber air tersebut Status kesehatan keluarga yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan -kualitas air -kuantitas air Kuesioner dengan 8 pernyataan dalam bentuk choice dengan 2 pilihan jawaban: a.Ya b.Tidak Kuesioner dengan 6 pernyataan dalam bentuk choice dengan 2 pilihan jawaban: a.Ya b.Tidak 1.Baik (1-4) 2.Buruk (5-8) 1. Tidak terganggu (1-3) 2. Terganggu (4-6) Ordinal Ordinal


(45)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia.

2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah keluarga di lingkungan XII dan lingkungan XXII Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia dengan jumlah populasi 952 kepala keluarga.

2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2009). Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil responden secara yang tersedia pada saat itu dan telah memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu.


(46)

Berdasarkan populasi di atas, penentuan jumlah sampel dilakukan menurut Arikunto (2006) yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah besar dapat diambil antara 10-15 %. Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi yaitu 95 kepala keluarga.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :

a. Keluarga yang menggunakan air PAM dan air sumur

b. Bersedia menjadi responden penelitian

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Alasan pemilihan lokasi karena Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia ini memungkinkan untuk mendapatkan sampel yang memadai sesuai dengan kriteria penelitian dan juga lokasi ini sering terjadi krisis air bersih. Penelitian ini dilaksanakan mulai April-Mei 2013.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan menjadi responden serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik maupun tekanan psikologis. Lembaran persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti. Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud, tujuan


(47)

dan prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden. Jika responden bersedia maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan (informed concent). Jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dan berpedoman pada konsep teori yang ada pada tinjauan pustaka. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 4 bagian. Pertama, kuesioner data demografi mencakup data mengenai usia kepala keluarga tersebut, agama, pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan. Kedua, kuesioner tentang sumber air utama yang digunakan keluarga yang terdiri dari 1 pertanyaan. Ketiga, kuesioner tentang kualitas dan kuantitas sumber air utama keluarga yang terdiri dari 8 pernyataan dimana skor tertinggi bernilai 8 dan skor terendah 0. Kuesioner ini terdapat dua pernyataan yaitu 5 pernyataan positif dan 3 pernyataan negatif. Keempat, kuesioner tentang status kesehatan keluarga (keluhan kesehatan) yang terdiri dari 6 pertanyaan dimana skor tertinggi bernilai 6 dan skor terendah 0. Untuk pernyataan tersebut jika dijawab ya diberi nilai 1


(48)

(2002) dengan P = rentang / banyak kelas maka di dapat rentang = 6 dan banyak kelasnya = 2 sehingga P = 3. Dengan demikian status kesehatan keluarga yang terganggu (0-3), status kesehatan keluarga tidak terganggu (4-6).

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen di katakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat (Nursalam, 2009).

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas instrumen dilakukan oleh dosen Keperawatan Komunitas di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi,2007). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar 2003). Uji reliabilitas untuk kuesioner sumber air utama dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Medan setelah pengumpulan data terhadap seluruh responden. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden diluar dari jumlah responden yang telah ditentukan, yakni pengambilan responden diambil dari kelurahan yang berbeda yaitu Kelurahan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia, hasil data diolah dengan menggunakan


(49)

komputerisasi. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi yaitu Cronbach Alfa. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai alpha untuk kuisioner sumber air utama dan status kesehatan keluarga sebesar 0,737. Polit dan Beck (2003) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas >0,70.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah mengikuti langkah-langkah pengumpulan data yaitu: (1) mengajukan permohonan izin pelaksanaan kepada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), (2) mengirimkan permohonan izin survey awal atau pengambilan data ke Dinas Kesehatan, (3) setelah mendapat izin dari Dinas Kesehatan, peneliti melakukan survey awal dan pengambilan data ke Puskesmas Helvetia, (4) mengirimkan permohonan izin kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, (5 ) mengirimkan permohonan izin yang diperoleh kepada kepala Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia, (6) setelah mendapat izin dari kepala Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian, (7) menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian, (8) calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar persetujuan, (9) menjelaskan kepada responden tentang prosedur pengisian kuesioner, (10) responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembar kuesioner yang diberikan oleh


(50)

kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami, (11) setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya (12) pengolahan dan analisa data dilakukan setelah data terkumpul sesuai dengan keperluan.

8. Analisa Data

Analisa data penelitian dilakukan dengan tahapan yang dimulai dari memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi, dilanjutkan dengan member kode pada kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Data yang diperoleh diidentifikasi dengan mentabulasi data yang terkumpul. Selanjutnya data diolah dengan program komputerisasi SPSS untuk mengetahui frekuensi, persentase, mean dan standar deviasi untuk data demografi, sumber air utama keluarga, kualitas dan kuantitas sumber air keluarga dan status kesehatan keluarga.


(51)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data yang dilakukan sejak tanggal 22 April 2013 sampai 29 Mei 2013 di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Hasil penelitian ini mendeskripsikan karakteristik responden, sumber air utama keluarga, kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga, dan status kesehatan keluarga.

1.1Data Demografi Responden

Berdasarkan data yang diperoleh responden paling banyak adalah yang berusia 43-53 tahun sebanyak 43,2%. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 48,4%. Berdasarkan jenis pekerjaan, responden paling banyak memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 31,6%. Berdasarkan suku, responden paling banyak adalah suku batak yaitu 48,4%. Berdasarkan agama, responden paling banyak adalah agama Islam yaitu 58,9%. Berdasarkan penghasilan, responden paling banyak berpenghasilan sebesar Rp.1305.000 – Rp.2.610.000 yaitu 54,7%. Hasil penelitian tentang karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 2.


(52)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Kepala Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia (n=95)

Karakteristik Jumlah (n) Persen

tase (%) Usia

- 21-31 7 7,4

- 32-42 17 17,9

- 43-53 41 43,2

- 54-64 21 22,1

- 65-75 9 9,5

Pendidikan

- SD 16 16,8

- SMP 22 23,2

- SMA 46 48,4

- Perguruan Tinggi 11 11,6

Pekerjaan

- Pegawai Swasta 24 25,3

- Buruh 22 23,2

- Wiraswasta - PNS 30 19 31,6 20,0 Suku

- Jawa 28 29,5

- Batak 46 48,4

- Melayu 13 13,7

- Minang 5 5,3

- Aceh 3 3,2

Agama

- Islam 56 58,9

- Kristen 39 41,1

Penghasilan

- Rp. 1.305.000 28 29,5

- Rp. 1.305.000-Rp.2.610.000 52 54,7


(53)

1.2Sumber Air Utama Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang menggunakan air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Sumber Air Utama yang Digunakan Keluarga

Sumber Air Jumlah (n) Persentase

(%)

- Air PAM 60 63,2

- Air Sumur 35 36,8

Total 95 100.0

1.3 Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia termasuk kriteria baik sebanyak 61 keluarga (64,2%) dan yang buruk sebanyak 34 keluarga (35,8%). Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persentase Kualitas dan Kuantitas Sumber Air di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia (n=95)

Kualitas dan Kuantitas Sumber Air

Jumlah (n) Persentase (%) 1. Baik

2. Buruk

61 34

64,2 35,8


(54)

1.4 Status Kesehatan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan keluarga yang tidak terganggu di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 62 keluarga (65,3%) dan yang terganggu sebanyak 33 keluarga (34,7%). Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persentase Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia (n=95)

Status Kesehatan Keluarga

Jumlah (n) Persentase (%) 1. Tidak terganggu

2. Terganggu

62 33

65,3 34,7


(55)

2. Pembahasan

2.1Sumber Air Utama di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan hasil penelitian, sumber air utama yang digunakan keluarga, yaitu yang menggunakan air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan yang menggunakan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Air PAM termasuk air permukaan yaitu air yang mengalir di permukaan bumi. Karena mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air permukaan akan mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur, batang–batang kayu, daun–daun limbah industri kota dan lain sebagainya (Chandra, 2007). Air sumur merupakan air yang berasal dari tanah. Air tanah adalah air yang bersumber dari tanah dan biasanya dilakukan pengeboran maupun penggalian sumur guna memperoleh air bersih (Faisal, 2010). Menurut Suherman (2001) salah satu penyebab dari kurang baiknya kualitas air sumur adalah karena sumur tidak terlindung dari pencemaran, untuk melindungi ini maka sumur harus memenuhi persyaratan, salah satunya dengan memperhatikan jarak sumur dari sumber pencemar.

Penghasilan keluarga berkaitan dengan pemilihan penggunaan sumber air. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan ekonomi masyarakat dalam membayar biaya penggunaan air yang dikonsumsi sehari-hari, contohnya dalam penggunaan air PAM (Fauzi, 2010). Pekerjaan kepala keluarga juga menentukan pemilihan penggunaan sumber air, karena pekerjaan akan berpengaruh pada penghasilan keluarga.


(56)

2.2Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sebagian besar keluarga menggunakan kualitas dan kuantitas sumber air yang baik yaitu sebanyak 61 keluarga (64,2%), sedangkan keluarga yang menggunakan kualitas dan kuantitas sumber air yang buruk yaitu sebanyak 34 keluarga (35,8%). Menurut Ginting (2000), air yang sehat adalah air yang tidak merugikan bagi kesehatan pemakainya. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005). Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan, makin banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akan semakin besar. Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan air bersih (Pardino, 2005).

Penelitian Faisal (2010) menyatakan hasil analisa secara visual air tidak berbau dan tidak berasa. Menurut Hutagaol (2010), air yang dikonsumsi oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari selain harus mencukupi, juga harus memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia dan bakeriologis. Salah satu persyaratan fisik air yaitu air tidak berasa. Rasa dalam air biasanya akibat adanya garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Polusi


(57)

Air yang baik (normal) sebenarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa biasanya disebabkan adanya pencemaran (Parapat, 2008).

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Secara fisik air harus jernih. Air dikatakan tidak jernih atau keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/ rupa yang berlumpur dan kotor (Panjaitan, 2010). Bila jumlah zat padat terlarut bertambah, maka kesadahan air akan naik, dan akhirnya berdampak terhadap kesehatan. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik (Indirawati, 2009).

Hasil penelitian Jumani (2011) bahwa sebanyak 78 responden (92,9%) air yang digunakan dapat memenuhi kebutuhan untuk mandi. Menurut Pardino (2005), kebutuhan pelayanan air bersih untuk masyarakat khususnya keluarga hendaknya memperhatikan kualitas dan kuantitasnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga misalnya untuk mandi. Kekurangan air bersih, sering menimbulkan gangguan kesehatan, seperti penyakit kulit, iritasi, dan gangguan penyakit perut.

2.3Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sebagian besar status kesehatan keluarga yang tidak terganggu di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 62 keluarga (65,3%) sedangkan status kesehatan keluarga yang terganggu sebanyak 33 keluarga (34,7%). Penelitian


(58)

Panjaitan (2010) sebanyak 67 orang (83,8 %) responden yang menggunakan air mengalami keluhan kesehatan (status kesehatan terganggu). Menurut penelitian Jumani (2011), sebanyak 73,3% responden yang menggunakan air dengan tindakan baik tidak mengalami keluhan kesehatan.

Menurut Indirawati (2009), peranan air bersih dalam kehidupan masyarakat begitu penting, karena selain menjadi bahan konsumsi yang dibutuhkan untuk minum dan memasak, air juga dapat menjadi media dalam menimbulkan berbagai gangguan kesehatan misalnya penyakit kulit yang salah satu gejalanya yaitu terasa panas pada kulit.

Penelitian Panjaitan (2010), ada sebanyak 35 responden (43,8%) yang menggunakan air mengalami kulit gatal dan merah-merah disebabkan karena kualitas air yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang akan dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Menurut Faisal (2010), water washed disease, cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum, terutama alat-alat dapur, makanan dan kebersihan perorangan. Kelompok penyakit ini adalah penyakit menular saluran pencernaan, kulit dan mata. Hal ini dapat diatasi dengan terjaminnya kebersihan, yaitu tersedianya air yang cukup untuk mencuci, mandi dan kebersihan perorangan.

Penelitian Jumani (2011), sebanyak 23 orang (27,4%) pengguna air di Pondok Pesantren di Kota Dumai mengalami gangguan diare disebabkan karena prilaku tidak bersih dan kualitas air yang tidak memenuhi syarat. Menurut Musran (2009), pada umumnya penyebab utama kasus diare tersebut adalah rendahnya


(59)

penyebab penyakit diare sering dijumpai pada sumber-sumber air yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit, air yang sudah tercemar apabila digunakan oleh orang sehat bisa membuat terpapar dengan agent penyebab penyakit diare. Itulah sebabnya penyakit diare sebagai salah satu penyakit yang ditularkan melalui air masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan tindakan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keluhan kesehatan pengguna air (Jumani, 2011).

Tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat pengetahuan, menurut penelitian Felix dalam Jumani (2011) menjelaskan bahwa pengetahuan masyarakat tentang air berpengaruh secara signifikan terhadap gangguan kesehatan. Demikian juga dengan penelitian Emilijiati dalam Jumani (2011) yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang penggunaan air bersih dengan penyakit kulit di Desa Tiang Layar Kecamatan Pancur Batu tahun 2007.

Bila dihubungkan dengan kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia yang berdasarkan penelitian termasuk dalam kategori baik, maka status kesehatan keluarga tidak akan terganggu. Status kesehatan keluarga yang terganggu dapat disebabkan karena menggunakan sumber air yang kualitas dan kuantitas menurun yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menurut Hutagaol (2010), air sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan hidup, maka manusia berupaya memperoleh air yang cukup bagi dirinya, Namun dalam banyak hal air yang digunakan tidak selalu sesuai dengan


(60)

syarat kesehatan, sering ditemukan air tersebut mengandung bibit penyakit atau pun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia. Walaupun air kelihatan jernih dan bersih, tetapi hanya terkontaminasi dengan mikroorganisme patogen dapat membahayakan kesehatan, dengan demikian sangat penting menjamin agar air dapat dikonsumsi (Ginting 2000).

Dari sisi pemenuhan kesehatan keluarga, pemenuhan air bersih merupakan kebutuhan yang sangat penting. Kekurangan air bersih sering menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat, seperti penyakit kulit, iritasi, dan gangguan penyakit perut misalnya diare. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia/masyarakat dapat terjadi akibat mengkonsumsi air dengan kualitas air yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yang tercemar untuk berbagai kegiatan sehari-hari (Jumani, 2011).

Jadi sumber air yang digunakan keluarga harus diperhatikan sesuai syarat kualitas dan kuantitasnya agar status kesehatan keluarga khususnya di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tidak terganggu.


(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan tentang sumber air utama dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden mayoritas berusia pada rentang 43-53 tahun sebanyak 41 responden (43,2%), pendidikan terakhir SMA sebanyak 46 responden (48,4%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 30 responden (31,6%), suku batak sebanyak 46 responden (48,4%), agama Islam sebanyak 56 responden (58,9%), berpenghasilan sebesar Rp.1305.000 – Rp.2.610.000 sebanyak 52 responden (54,7%).

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa sumber air utama yang digunakan keluarga yaitu air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia termasuk kriteria baik yaitu sebanyak 61 keluarga (64,2%). Dan dapat disimpulkan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tidak terganggu yaitu


(62)

2. Saran

2.1Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga yang terkait dengan kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga.

2.2Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi praktek keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk meningkatkan status kesehatan keluarga.

2.3Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengembangan penelitian pengaruh kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga terhadap status kesehatan keluarga tersebut.

2.4Instansi Terkait

Kepada instansi terkait agar lebih melakukan pemantauan terhadap kualitas dan kuantitas dalam penyediaan air bersih.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Asmustawa. (2003). Perilaku Anggota Kelompok Pemakai Air (POKMAIR) dalam pengelolaan sarana air bersih di Kecamatan Pelepat Ilir Kabupaten Bungo Propinsi Jambi tahun 2003. Diambil pada tanggal 24 September

2012 dari

Azwar, S.(2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Chandra, B. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Dempsey, P.A., Dempsey, A.D. (2002). Buku Ajar dan Latihan. Edisi 4. Jakarta EGC.

Faisal, F. (2010). Evaluasi terhadap upaya peningkatan kualitas air bersih pada PDAM Tirta Mon Pase Instalasi Meunasah Reudeup Kabupaten Aceh Utara. Diambil pada tanggal 27 Oktober 2012 dari

Faisal, T. (2010). Pengaruh kualitas air sumur dan perilaku pengguna terhadap keluhan penyakit pada pesantren tradisional di Kota Langsa. Diambil pada tanggal 28 Oktober 2012 dari

Fauzi, M. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk membayar (Wilingness to Pay) sebagai respon atas tingkat pelayanan pasokan air bersih yang diberikan oleh UPT PAM Kota Metro. Diambil pada tanggal 28 Juli 2013 dari http://lontar.ui.ac.id

Ginting, A. (2000). Pembangunan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sumur gali di Desa Medan Krio Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Diambil pada tanggal 24 Oktober 2012 dari

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hutagaol, E. (2010). Perilaku masyarakat meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penggunaan air sungai Lau Gerbong dan keluhan kesehatan kulit di Desa Perbesi Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo. Diambil pada tanggal 8 Juli 2013 dari

Indirawati, S.M. (2009). Analisis higiene sanitas dan Kualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU) berdasarkan sumber air baku pada depot air minum di


(64)

Kota Medan. Diambil pada tanggal 24 September 2012 dari

Jumani. (2011). Hubungan perilaku pengguna air sumur dengan keluhan kesehatan dan pemeriksaan kualitas air sumur pada pondok pesantren di Kota Dumai tahun 2011. Diambil pada tanggal 14 November 2012 dari

Luo, G.S. (2010). Kontaminasi sumber air oleh parasit dan tindakan penduduk menjaga sanitasi sumber air di Desa Sidolmuyo, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara tahun 2010. Diambil pada tanggal 24 September 2012 dari

Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Musran. (2009). Hubungan perilaku masyarakat dalam mengelola air minum dengan kasus diare di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah tahun 2008. Diambil pada tanggal 8 Juli 2013 dari

Nasution, I.P.N. (2012). Peran keluarga dan gaya belajar anak usia sekolah di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung. Diambil pada tanggal 26 Oktober 2012 dari

Notoadmojo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Panjaitan, E.W.R. (2010). Kualitas air dan keluhan kesehatan pemakai air Danau Toba di sekitar keramba jaring apung di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir tahun 2010. Diambil pada tanggal 27 Oktober 2012 dari

Parapat, P. (2002). Pengaruh sludge waste aluminium industries terhadap kualitas sumur penduduk. Diambil pada tanggal 22 Oktober 2012 dari

Pardino. (2005). Modul pelatihan pemberdayaan masyarakat bidang pekerjaan umum. Diambil pada tanggal 24 September 2012 dari


(65)

Polit, D.F, Beck C.T., & Hungler, B.P. (2001). Essensials of nursing research: methods, appraisal, and untilization. 5th edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Safii, A. (2012). Evaluasi jaringan sistem penyediaan air bersih di PDAM Kota Lubuk Pakam. Diambil pada tanggal 24 September 2012 dari

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu.

Setiawati, S., Dermawan, A.C. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

Sudjana. (2001). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suherman. (2001). Pengaruh tingkat resiko pencemaran terhadap kualitas air sumur gali dilihat dari segi bakteriologis. Diambil pada tanggal 28 Oktober 2012 dari

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.

WHO. (2001). Planet Kita Kesehatan Kita : Laporan Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press


(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia

Tengah Kecamatan Medan Helvetia Oleh : Adelia Utari Arsa / 091101033

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sumber air utama dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Penelitian ini juga merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya harapkan jawaban yang Bapak/Ibu berikan sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak dipergunakan untuk maksud lain.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Bapak/Ibu berhak untuk ikut atau tidak ikut dalam penelitian ini tanpa berpengaruh kepada pelayanan yang akan diberikan nantinya. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi partisipan penelitian ini akan diberi cendera mata sebagai ucapan terimakasih.

Jika Bapak/Ibu bersedia silahkan menandatangani formulir ini: Tanda Tangan :

Tanggal :


(71)

INSTRUMEN PENELITIAN

Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Petunjuk Umum Pengisian :

Menjawab pertanyaan yang tersedia dengan mengisi dan memberikan tanda checklist (√) pada setiap tempat yang disediakan.

I. Data Demografi

1. Usia : __________

2. Pendidikan : Tidak Sekolah SD

SMP SMA

Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan :

Pegawai Swasta Buruh Wiraswasta PNS

4. Suku bangsa : _____________________________

5. Agama : Islam Katholik

Kristen Hindu

Budha

6. Penghasilan Keluarga : < Rp. 1.305.000,-


(72)

Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

Berilah tanda silang (x) pada kolom pada masing-masing butir pernyataan sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu.

II. Sumber Air Utama (Kualitas Air dan Kuantitas Air)

1. Darimana sumber air utama yang Bapak/Ibu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari?

a. Air PAM b. Air Sumur

c. Lainnya. Sebutkan ___________________________

III.Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama 1. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut

berwarna jernih. a. Ya b. Tidak

2. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut berbau.

a. Ya b. Tidak

3. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut mempunyai rasa.

a. Ya b. Tidak

4. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut mengandung lumpur.


(1)

5. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga untuk mandi.

a. Ya b. Tidak

6. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga untuk mencuci.

a. Ya b. Tidak

7. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga untuk minum.

a. Ya b. Tidak

8. Selama Bapak/Ibu menggunakan air yang ada di rumah, air tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga untuk Buang Air Kecil (BAK)/Buang Air Besar (BAB).


(2)

IV.Status Kesehatan Keluarga (Keluhan Kesehatan)

Berilah tanda silang (x) pada kolom pada masing-masing butir pernyataan sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu.

1. Selama menggunakan air yang ada di rumah, keluarga Bapak/Ibu pernah mempunyai keluhan sakit perut/diare.

a. Ya b. Tidak

2. Selama menggunakan air yang ada di rumah, keluarga Bapak/Ibu pernah mempunyai keluhan gatal-gatal pada kulit.

a. Ya b. Tidak

3. Selama menggunakan air yang ada di rumah, keluarga Bapak/Ibu pernah mempunyai keluhan kemerahan pada kulit.

a. Ya b. Tidak

4. Selama menggunakan air yang ada di rumah, keluarga Bapak/Ibu pernah mempunyai keluhan terasa panas pada kulit.

a. Ya b. Tidak

5. Penyakit yang sering dialami keluarga Bapak/Ibu dalam waktu kurang dari 6 bulan terakhir.


(3)

6. Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga Bapak/Ibu. Jawab: 1. ______________________

2. ______________________ 3. ______________________ 4. ______________________ 5. ______________________


(4)

Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama

No. Kualitas Air dan Kuantitas Air

Jawaban

Ya Tidak

N % N %

1. Menggunakan air yang berwarna jernih

41 43,2 54 56,8

2. Menggunakan air yang berbau

41 43,2 54 56,8

3. Menggunakan air yang memiliki rasa

14 14,7 81 85,3

4. Menggunakan air yang mengandung lumpur

36 37,9 59 62,1

5. Air memenuhi kebutuhan keluarga untuk mandi

78 82,1 17 17,9

6. Air memenuhi kebutuhan keluarga untuk mencuci

74 77,9 21 22,1

7. Air memenuhi kebutuhan keluarga untuk minum

54 56,8 41 43,2

8. Air memenuhi kebutuhan keluarga untuk BAK dan BAB


(5)

Status Kesehatan Keluarga (Keluhan Kesehatan)

Jenis Keluhan Kesehatan Jumlah (n) Persentase (%)

1.Sakit perut/diare

1. Ya 35 36,8

2. Tidak 60 63,2

Total 95 100,0

2.Gatal-gatal pada kulit

1. Ya 27 28,4

2. Tidak 68 71,6

Total 95 100,0

3.Kemerahan pada kulit

1. Ya 17 17,9

2. Tidak 78 82,1

Total 95 100,00

4.Kulit terasa panas

1. Ya 16 16,8

2. Tidak 79 83,2

Total 95 100,0

5. keluhan penyakit yang paling sering dialami keluarga (kurang dari 6 bulan terakhir)

1. Ya 2. Tidak 67 28 70,5 29,5

Total 95 100,0

6.Keluarga yang riwayat penyakit (penyakit keturunan)

1. Ya 51 53,7

2. Tidak 44 46,3


(6)

Daftar Riwayat Hidup

1. Nama lengkap : Adelia Utari Arsa 2. NIM : 091101033 3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Tempat/tgl. Lahir : Medan, 5 November 1990

5. Alamat lengkap : Jl. Tanjung 10 No.159 Blok IV Perumnas Helvetia Medan

Telp/Fax : -

Hp. : 085766092807/087766055321 E-mail : adeliautari05@yahoo.com

URL/ : facebook Adelia Utari Arsa/ twitter @adeliaarsa 6. Riwayat pendidikan :

a. SD (sederajat) : SD N 066045 Medan , lulus tahun 2003 b. SMP (Sederajat) : SMP N 18 Medan , lulus tahun 2006 c. SMA (sederajat) : SMA N 3 Medan , lulus tahun 2009


Dokumen yang terkait

Pengetahuan Ibu dalam Pemenuhan Gizi Balita dan Status Gizi Balita di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia

4 46 71

Pengaruh Media Transnasional Terhadap Penyimpangan Perilaku Remaja Di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan

0 51 129

ANALISIS POSITIVE DEVIANCE STATUS GIZI BALITA PESERTA TAMAN KANAK-KANAK PADA KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN HELVETIA TIMUR KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

0 2 18

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR POSITIVE DEVIANCE STATUS GIZI ANAK TK PADA KELUARGA MISKIN DI KELURAHAN HELVETIA TIMUR KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

0 3 21

Analisis Perilaku Keluarga dan Keberadaan Jentik pada Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah di Lingkungan XX Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015

0 0 16

Analisis Perilaku Keluarga dan Keberadaan Jentik pada Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah di Lingkungan XX Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015

0 0 2

Analisis Perilaku Keluarga dan Keberadaan Jentik pada Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah di Lingkungan XX Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015

0 0 10

Analisis Perilaku Keluarga dan Keberadaan Jentik pada Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah di Lingkungan XX Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia Tahun 2015

0 0 50

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga 1.1 Pengertian Keluarga - Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

0 1 26

Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia

0 0 9