Bentuk Fisik Ransum Terhadap Performans dan Efisiensi Ransum Pada Ayam Broiler

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia khususnya Indonesia yang semakin
meningkat yang mana peningkatan pendapatan per kapita masyarakat juga naik sehingga
daya beli masyarakat akan meningkat juga maupun pola konsumsi bahan pangan asal
nabati yang semula mendominasi berangsur-angsur berubah menjadi pola konsumsi bahan
pangan asal hewani. Untuk mengantisipasi peningkatan pola konsumsi bahan pangan asal
hewani maka diperlukan ketersediaan yang cukup melalui pembangunan sektor peternakan
yang berkelanjutan.
Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian
yang bertujuan untuk menyediakan pangan hewani berupa daging, susu dan telur,
meningkatkan pendapatan peternak, meningkatkan devisa dan memperluas kesempatan
kerja, sehingga pada masa yang akan datang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
nyata dalam pembangunan perekonomian bangsa (Cahyono, 2001).
Usaha peternakan ayam pedaging di Indonesia berkembang dengan pesat, hal ini
dikarenakan ayam pedaging sangat efisien dalam mengubah bahan pakan menjadi daging.
Namun krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 yang sampai sekarang belum pulih
menyebabkan perkembangan usaha peternakan khususnya ayam pedaging menjadi
terhambat, sehingga populasinya terutama yang bersifat peternakan rakyat menurun drastis.
Hal ini diakibatkan oleh sebagian besar bahan baku pakan unggas masih di import sehingga
harganya menjadi sangat mahal (Mahfudz, 2000).

Kartasudjana dan Suprijatna (2006) menyatakan bahwa secara nasional, peternakan
ayam potong berkembang dengan pesat, hal ini didasari pengertian masyarakat akan nilai
gizi terutama dari bahan daging semakin tinggi. Itu dapat diketahui dari lonjakan usaha
waralaba yang menunya daging ayam (fried chicken). Masa produksinya yang hanya 4 – 5
minggu saja, membuat banyak orang tertarik untuk melakukan bisnis ayam broiler.
Keberhasilan produksi suatu usaha peternakan khususnya usaha peternakan ayam
pedaging sangat ditentukan beberapa faktor, diantaranya sifat genetis ternak yang
dipelihara, manajemen pemeliharaan dan pakan. Terpenuhinya kebutuhan pakan baik
kualitas maupun kuantitas, sangat menentukan penampilan produksi ternak yang
dibudidayakan. Pakan dapat dikatakan berkualitas baik jika mampu memberikan seluruh
kebutuhan nutrisi secara tepat, baik jenis jumlah, serta imbangan nutrisi tersebut bagi
ternak .

Universitas Sumatera Utara

Ayam broiler mempunyai pertumbuhan yang cepat, konsumsi ransum yang efisien
dan biaya produksi yang lebih murah. Salah satu faktor yang menentukan efisien tidaknya
produksi ternak adalah jumlah ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu kilogram
berat badan yang biasa disebut konversi ransum, semakin kecil rasionya berarti semakin
efisien produksi ternak tersebut. Namun biaya produksi merupakan biaya terbesar dalam

suatu usaha peternakan yaitu sekitar 60 – 70 % berasal dari pakan dan selebihnya berasal
dari biaya produksi lainnya. Untuk menekan biaya pakan yang tinggi, perlu adanya usahausaha yang efisiensi dalam pemanfaatan ransum oleh ternak, supaya peningkatan
pendapatan dapat dicapai sesuai yang diharapkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk memperbaiki efisiensi pakan adalah pemilihan bentuk partikel size pakan yang
disesuaikan dengan umur dari broiler (Axe, 2000). Pengukuran retensi nitrogen dan energi
metabolisme pada ayam pedaging dapat juga dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu
ransum yang diberikan.
Ada beberapa variasi bentuk fisik pakan yang dapat diberikan pada ayam broiler
yaitu tepung (all mash), remah (crumble), dan pellet. Secara naluri, ayam broiler lebih
menyukai pakan yang berbentuk butiran. Meskipun demikian, dalam menentukan pakan
yang dihasilkan akan lebih efisien penggunaanya , perlu dikaji lebih lanjut khususnya yang
menyangkut pengaruh ukuran partikel size pakan yang digunakan selama periode
pemeliharaan (Lindblom, 2008)
Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti

pengaruh dari bentuk fisik

ransum terhadap performans ayam broiler dan efisiensi penggunaan ransumnya.

Perumusan Masalah

Ada beberapa permasalahan yang menjadi kajian utama dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh bentuk fisik ransum berbentuk tepung, fine crumble, crumble,
coarse crumble dan pellet terhadap konsumsi ransum ayam broiler.
2. Bagaimana pengaruh bentuk fisik ransum berbentuk tepung, fine crumble, crumble,
coarse crumble dan pellet terhadap pertambahan bobot badan ayam broiler.
3. Bagaimana pengaruh bentuk fisik ransum berbentuk tepung, fine crumble, crumble,
coarse crumble dan pellet terhadap konversi ransum ayam broiler.
4. Bagaimana pengaruh bentuk fisik ransum berbentuk tepung, fine crumble, crumble,
coarse crumble dan pellet terhadap efisiensi penggunaan ransum yang meliputi
income over feed cost, ransum terbuang, energi metabolisme dan retensi nitrogen
dari ransum yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bentuk fisik
ransum yang berbentuk tepung, fine crumble, crumble, coarse crumble dan pellet terhadap
performans (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum) dan efisiensi
penggunaan ransum (income over feed cost, ransum terbuang, energi metabolisme dan
retensi nitrogen) dari ransum ayam broiler.


Hipotesis Penelitian
Ukuran bentuk fisik ransum yang berbentuk tepung, fine crumble, crumble, coarse
crumble dan pellet memberikan pengaruh terhadap performans (konsumsi ransum,
pertambahan bobot badan, konversi ransum) dan efisiensi penggunaan ransum (income
over feed cost, ransum terbuang, energi metabolisme dan retensi nitrogen) dari ransum
ayam broiler.

Manfaat Penelitian
1. Bahan informasi kepada peternak ayam broiler tentang pengaruh bentuk fisik
ransum yang berbentuk tepung, fine crumble, crumble, coarse crumble dan pellet
terhadap ayam broiler.
2. Bahan perbandingan kepada pelaku usaha industri makanan ternak agar lebih berani
memberikan informasi interval tingkat umur yang lebih pendek dari ayam broiler
dalam pemberian ransumnya yang berbentuk tepung, fine crumble, crumble, coarse
crumble dan pellet kepada masyarakat peternak.
3. Bahan informasi kepada pihak peneliti dan akademisi mengenai hubungan bentuk
fisik ransum (tepung, fine crumble, cumble, coarse crumble dan pellet) terhadap
ayam broiler.


Universitas Sumatera Utara