STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI GERIN
Strategi Komunikasi Politik Partai Gerindra (Studi Kasus
Strategi Pemenangan Pemilu Legislatif Kota Malang 2014)
Bramantyo PSH
105120504111002
Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya, Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAC
The Research is to examine political communication strategies use by political
party to win Kota Malang’s legislative election 2014. This research uses
descriptive qualitative research through interviews with people who are considere
to have the competence to these problems. After the collapse of New Order in
1998, Indonesian politics has not mastere one political party. Reform era, allowing
for a variety of political parties with different ideologies.birth of the various
parties make tougher competition in winning elections. This situation imposes
various political parties to be able to compete with a variety of exciting programs.
Gerindra Party in Kota Malang also uses political communication in the electoral
process.
Begins with figures holding public figures, Gerindra Party in Kota Malang
also formulate a political message tailored to thee various type of voters. By using
multiple channels of political to convey to thee communicant. So that the results
obtained were as expected. Voters won a major target in this process. So the spike
is the result of the vote is expected in the process of political communication
Kata-kata Kunci:
Kata Kunci: Komunikasi Politik, Partai Politik, Pileg Kota Malang 2014
Pendahuluan
Partai politik merupakan bagian penting dari proses demokrasi. Demokrasi
masih dinilai sebagai cara dan metode yang tepat dalam menerapkan kedaulatan
rakyat. Partai Politik sebagai penyalur kedaulatan rakyat tetap berjalan.
Partai politik hadir dan ifungsikan disesuaikan dengan kebutuhan yang
berbeda-beda. Sebagian partai difungsikan sebagai alat perjuangan rakyat,
sebagian lainnya sebagai alat mobilisasi dan pelanggengan kekuasaan. Dalam
perkembangan bangsa ini, partai politik berjalanan sesuai dengan tuntutan tiap
jamannya.
Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuab Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Ayat 1 Pasal 1 UU Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik).
Dalam perkembangan Indonesia, pada era orde baru, Golkar merupakan
satu-satunya pemimpin pasar politik di Indonesia. melalui program pembangunan
ekonomi, Golkar menawarkan berbagai produk kevijakan yang hanya berfokus
pada pertumbuhan ekonomi. Namum kemudian, reformasi memberikan berbagai
tawaran program kebijakan yang beragam dari partai peserta pemilu 1999.
Sehingga, para pemilih memiliki alternatif pilihan yang beragam dan memiliki
kebebasan dalam mendukung partai-partai yang sesuai dengan pilihan masingmasing.
Pasca runtuhnya orde baru tahun 1998, peta kekuatan politik sudah tidak
dikuasai oleh satu partai. Hal ini dapat dilihat pada pemilu 1999 hingga pemilu
209 (Marzukie Alie, 2013:14). Mulai dari pemilu 1999, bermunculan berbagai
partai baru dengan ideology yang beragam seperti PAN, PKB, PBB, PKS, dan
lain-lain, telah melahirkan persaingan dan ancaman baru bagi partai lama. Selain
itu, muncul berbagai program yang bervariasi dari partai era reformasi.
Partai-partai baru ini mampu menarik simpati masyarakat dengan
ketokohan atau simbol partai yang dominan, misalkan saja Partai Hanura dengan
ketokohan Wiranto dan Partai Gerindra dengan ketokohan Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto menjadi salah satu inisiator pembentukan Partai
Gerindra. Gagasan pembentukan partai diwacanakan di lingkaran dalam Prabowo.
Rupanya, tidak semua setuju. Ada pula yang menolak, dengan alasanbila ingin
terlibat pada proses politik sebaiknya ikut saja dalam partai politik yang telah ada.
Saat itu Prabowo adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, sehingga bisa
mencalonkan diri maju sebagai ketua umum (Dioalah dari news.viva.co.id).
Tabel.1. Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif Nasional 2009
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Partai Politik
Partai Demokrat (PD)
Partai Golongan Karya (P.Golkar)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai Gerakan Indonesia Raya (P. Gerindra)
Partai Hati Nurani Rakyat (P. Hanura)
Perolehan Suara
20,85 %
14,45 %
14,03 %
7,88 %
6,01 %
5,32 %
4,49 %
4,46 %
3,77 %
Sumber: Marzukie Alie (2013,28)
Keikutsertaan Partai Gerindra pada pemilu legislatif 2009 meraih suara
yang cukup memuaskan sebagai partai politik baru. Partai politik yang bersaing
secara bebas dan sehat mulai mengadopsi komunikasi politik yang lebih modern,
yang mengadopsi dari berbagai negara lainnya. Iklan politik berkembang pesat
dalam kurun era reformasi, menandakan era baru dalam persaingan politik dalam
negeri.
Sebagian partai politik, bahkan calon legislatif, telah menggunakan kajian
komunikasi politik dalam proses pemilihan umum. Hal ini dilakukan dengan
bungkusan pesan yang lebih menarik dan disesuaikan dengan kelompok
masyarakat, sehingga menarik perhatian para calon pemilih.
Pembahasan kajian komunikasi politik dalam pemilu legislative, kepala
daerah maupun presiden menjadi sangat menarik di tengah ketatnya persaingan
antara partai politik. Meski pada kenyataannya di Indonesia masih belum
menerapkan kajian tersebut secara utuh, melainkan kajian ini juga tumbuh subur
ditengah hiruk pikuk politik negeri ini.
Menurut Dan Nimmo, yang dikutip oleh Roni Tabroni (2012:19),
komunikasi politik adalah aktivitas komunikasi yang bermuatan politik untuk
tujuan kebijakan dengan berbagai konsekuensi yang mengatur tingkah laku
manusia dalam keadaan konflik.
Kerangka pemikiran ini melibatkan teori komunikasi politik, yang
menganalisa proses dari komunikator politik, pesan politik, saluran komunikasi
politik kepada komunikan politik, yang menghasilkan akibat politik. Suatu proses
yang dimulai dari komunikator politik yang membawa pesan politik kepada
komunikan politik. Pesan-pesan politik tersebut disampaikan melalui berbagai
saluran komunikasi politik yang tersedia. Sehingga kemudian pesan tersebut
mampu ditangkap oleh komunikan dan menjadi citra politik bagi sang
komunikator. Dari citra tersebut timbullah opini publik yang kemudian
berpengaruh kepada partisipasi politik komunikan politik, sebagaimana yang
diharapkan oleh komunikator politik. Sehingga pada akhirnya akan
mengahasilkan akibat politik.
Komunikator Politik
Dalam memenangkan pemilihan umum legislative maupun presiden, calon
legislative atau partai politik diharuskan melakukan proses komunikasi politik.
Menurut Dan Nimmo, yang dikutip oleh Roni Tabroni (2012:19), komunikasi
politik adalah aktifitas komunikasi yang bermuatan politik untuk tujuan kebajikan
dengan berbagai konsekuensi yang mengatur tingkah laku manusia dalam keadaan
konflik.
Pramono Anung Wibowo (2013:80), mengatakan komunikator politik pada
dasarnya adalah semua orang yang berkomunikasi tentang politik, mulai dari
obrolan warung kopi hingga sidang parlemen untuk membahas konstitusi ngara.
Komunikator politik terdiri dari tiga kategori: politisi, professional dan aktifis.
Juru kampanye, saat kampanye politik, sering terdiri dari orang-orang
yang berada dikalangan sosial lebih tinggi. Biasanya mereka adalah tokoh
masyarakaat, tokoh politik atau tokoh yang dihormati dilingkungannya.
Komunikator politik adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dibidangnya,
sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh publik dan
masyarakat.
Komunikator yang baik harus mampu menerjemahkan pesan politik
menjadi bahasa yang mudah dimngerti oelh masyarakat. Kemampuan
berkomunikasi ini juga dipengaruhi oleh bahasa tubuh dan kharisma komunikator
tersebut. Sehingga keberhasilan komunikator juga dipengaruhi komunikasi verbal
maupun non-verbal. Juga kemampuan yang dimiliki dapat mempengaruhi
argument yang dibawakan oleh sang komunikator. Kmudian komunikator politik
menjadi salah satu bagian terpenting dalam proses komunikasi politik yang
dijalankan oleh personal maupun partai politik.
DPC Partai Gerindra Kota Malang juga menggunakan komunikator politik
dalam proses kampanyenya. Strategi yang digunakan oleh DPC Partai Gerindra
Kota Malang adalah dengan menggandeng tokoh-tokoh masyarakat setempat
dalam penyampaian pesan politik. Pengurus dan caleg yang bukan tokoh
didaerahnya juga dianjurkan untuk menggandeng tokoh masyarakat setempat.
Dengan harapan masyarakat dapat menerima pesan dengan baik dan tepat sasaran.
DPC Partai Gerindra Kota Malang berharap dengan menggunakan pengurus
partai, caleg yang bersangkutan dan tokoh masyarakat, mampu menarik rasa
simpati pemilih yang kemudian akan memilih Partai Gerindra.
Tidak hanya tokoh-tokoh masyarakat lokal yang digunakan sebagai
komunikator politik. Figure Prabowo Subianto masih menjadi magnet penting
bagi pemilih. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota
Malag, Widya Farid Iskandar. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah bosan
dengan sosok yang kurang tegas dalam mengambil keputusan. Sosok Prabowo
dianggap sebagai figure yang pas untuk mengisi kekosongan figure yang
diinginkan oleh masyarakat. Keunggulan Prabowo Subianto juga dituangkan
dalam Laporan Bapilu DPC Partai Gerindra Kota Malang Pileg 2014. Mampu
menagkap isu masyarakat tentang criteria calon presiden yang berkembang
didaerah pemilihan dan mengemas komunikasi yang tepat untuk Braning Image
Prabowo Subianto. Kriteria inilah yang juga menunjang sosok Prabowo sebagai
komunikator politik utama Partai Gerindra.
Pesan Politik
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah terkait dengan materi
kampanye yang dibawakan. Serta bagaimana sebuah komunikasi politik dapat
berperan dalam kampanye. Menentukan pesan politik menjadi salah satu hal
penting dalam proses komunikasi politik. Pesan politik akan mnentukan dan
berpengaruh kepada sikap publik. Untuk menentukan pesan politik dalam sebuah
kampanye tidak bisa sembarangan. Semua materi pesan politik pun harus diambil
dari realitas masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi sebuah bahan kajian yang
kemuian akan menjadi program kerja yang dikemas dalam pesan politik.
Secara garis besar, grand Strategy yang diharapkan oleh Bapilu Partai
Gerindra adalah dengan Branding image Prabowo Subianto, manifesto partai, visi
misi partai serta program-program unggulan partai. Dari Grand Strategy yang aa,
kemudian diharapkan mampu membentuk citra positif partai dimata masyarakat.
Yang pada akhirnya diharapkan menjadi pendukung maupun simpatisan partai.
Ekspos keunggulan program Partai Gerindra salah satunya dengan
mensosialisasikan sistem ekonomi kerakyatan, yang dianggap menjadi obat bagi
masyarakat yang dirugikan oleh sistem ekonomi liberal. Ekpos sosok Prabowo
Subianto pun dilakukan dengan mengemas bahasa komunikasi yang tepat bagi
Branding Image Prabowo dengan isu masyarakat tentang criteria presiden yang
tegas dan berwibawa.
Partai Gerindra juga merumuskan enam (6) program aksi untuk
kemakmuran rakyat. Membangun ekonomi yang kuat dengan menciptakan
lapangan kerja dengan semangat kemandirian bangsa. Sektor ekonomi juga
menjadi prioritas dengan program ekonomi kerakyatan. Membangun ketahanan
pangan dan energy sehingga Indonesia mampu swasembada pangan dan energy.
Pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, dan infrastruktur juga menjadi sektor yang
diperhatikan dan akan dikembangkan. Terakhir adalah membangun Indonesia
yang bebas korupsi, kuat, tegas, dan efektif. Program-program ini dirancang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dilapangan. Berbagai program ini
diharapkan mampu tepat sasaran dan menjadi pesan politik yang efektif bagi
partai.
Saluran Komunikasi Politik
Saluran komunikasi politik berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan politik dari aktor politik kepada masyarakat yang dituju. Beragam serta
banyaknya pesan yang disampaikan, membuat saluran komunikasi politik sangat
dibutuhkan hingga pesan politik yang ingin disampaikan mampu diterima publik
sesuai kinginan. Pesan yang disalurkan biasanya merupakan symbol, kata, gambar
maupun kata-kata yang berkaitan dengan misi yang dibawa oleh sang aktor
politik.
Berkaitan dengan strategi komunikasi politik, Partai Gerindra
menginstruksikan kepada seluruh caleg untuk all out turun kemasyarakat. Yang
dimaksud turun ke masyarakat adalah dengan turun atau bertatap muka langsung
kepada masyarakat di masing-masing daerah pemilihan yang bersangkutan.
Kegiatan tatap muka ini dimaksudkan sebagai bentuk sosialisasi caleg dan visi
misi partai yang akan disampaikan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, proses
tatap muka ini juga dimaksdukan sebagai jaringan aspirasi masyarakat sehingga
caleg yang bersangkutan mengerti dan tahu keadaan masyarakat di lapangan yang
akan diwakilinya.
Lazimnya, partai politik bisa mengadakan rapat umum terbuka, atau yang
biasa disebut panggung politik, dalam masa kampanyenya. Pada umumnya, rapat
umum terbuka dijadikan sebagai panggung orasi politik, atau penyampaian pesan
politik kepada masyarakat luas.
DPC Partai Gerindra Kota Malang, juga memperkuat komunikasi dan
kordinasi DPC dengan PAC maupun Pengurus Ranting. Peran PAC dan Pengurus
Ranting menjadi salah satu saluran komunikasi organisasi, yang bertujuan
memperkuat konsolidasi internal partai sampai tingkat paling rendah. Lebih luas
lagi, peran-peran yang dilakukan oleh organisasi internal partai juga
dikembangkan kepada organisasi informal yang dimiliki para caleg Partai
Gerindra. Organisasi informal, seperti komunitas atau kelompok sebaya, juga
menjadi saluran komunikasi politik bagi para masing-masing caleg.
Organisasi Sayap Partai Gerindra juga berperan aktif dalam penggalangan
massa dan saluran komunikasi politik. Untuk media kampanye luar ruang caleg,
secara umum DPC Partai Gerindra Kota Malang menyerahkan kepada caleg yang
bersangkutan. Para caleg dibebaskan membuat media kampanye luar ruang
dengan aturan-aturan yang sudah diterapkan oleh KPU.
Komunikan Politik
Laporan Bapilu DPC Partai Gerindra Kota Malang pada Pileg Tahun 2014,
menjelaskan terdapat Sembilan (9) pemilih potensil atau kelompok strategis
sebagai penerima pesan politik. Diantarnya adalah perempuan, pemuda, pemilih
pemula, tani/nelayan, buruh, tenaga pendidikan, keagamaan, pensiunan/veteran
TNI-Polri, dan pedagang. Pengelompokan komunikan, atau sang penerima pesan
politik, dimaksudkan agar strategi yang digunakan dapat tepat sasaran menyentuh
masyarakat dan hasil yang didapat mampu sesuai target. Tidak hanya terkait
dengan pengelompokkan komunikan politik, tetapi juga melakukan kegiatan
analisis cirri dan permasalahan yang terdapat pada setiap kelompok strategis
tersebut.
Pemilih atau kelompok prempuan menjadi salah satu dari pemilih
potensial yang dikelompokkan oleh Partai Gerindra. Dilihat dari cirri atau
anatominya, pemilih perempuan dinilai emosional, sensitive, mudah terpengaruh
serta menjai penetu bagi penanaman nilai-nilai yang berkualitas kepada generasi
muda. Dalam analisisnya, masalah yang biasa terdapat pada pemilih ini adalah
terkait pengembangan karir, pendiikan anak, kbutuhan pokok rumah tangga, serta
pelatihan keterampilan. Sehingga tokoh atau pengaruh yang dianggap cocok bagi
tipe pemilih ini adalah tokoh bidang perlinungan dan perjuangan hak-hak
perempuan.
Akibat Politik
Secara umum, hasil yang diperoleh DPC Partai Gerindra Kota Malang dapat
dikatakan bagus. Dari serangkaian proses komunikasi politik yang dilakukan,
komunikator politik berharap pesan politik yang dibawa mampu diterima oleh
komunikan politik, yang kemudian akan diimplikasikan oleh sang komunikan
politik sesuai dengan harapan komunikator politik. Pada awal proses tersebut,
komunikator politik, dengan dibekali berbagai kemampuan komunikator,
membawa pesan-pesan politik yang telah disiapkan. Pesan politik tersebut akan
disampaikan melalui saluran-saluran komunikasi politik yang ada kepada
komunikan politik.
Partisipasi politik inilah yang menjadi akibat politik. partisipasi lahir dengan
adanya opini public dari citra politik, yang diterjemahkan oleh komunikan politik
dari pesan politik. Komunikator politik atau pembawa pesan, berharap pesan yang
disampaikan mampu diterima komunikan politik, yang kemudia akan
mempengaruhi tindakan-tindakan politik yang dilakukan. Dalam konteks ini,
tindakan partisipasi atau akibat politik yang diharapkan adalah memilih caleg yang
bersangkutan atau Partai Gerindra.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Malang, Widya Farid Iskandar, menilai
Partai Gerindra telah bekerja keras dalam memenagkan pemilu legislative tahun
ini. Kenaikan suara yang diperoleh Partai Gerindra naik 178 % dari Pileg Tahun
2009. Pada pileg tahun 2009, Partai Gerindra memperoleh 14.267 suara, sedangan
pada pileh tahun 2014 mampu memperoleh 39.785 suara
Sehingga secara keseluruhan, terjadi keloonjakan perolehan suara sebesar 178
%. Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan kinerja pengurus, bapilu, kader,
caleg serta simpatisan Partai Gerindra Kota Malang pada Pileg Tahun 2014.
Penutup
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DPC Partai Gerindra Kota
Malang, maka apresiasi pantas diberikan kepada DPC Partai Gerindra Kota
Malang yang telah melaksanakan strategi komunikasi politik dalam pemenangan
pemilu legislative tahun 2014. Dalam rangka meningkatkan strategi komunikasi
politik DPC Partai Partai Gerindra Kota Malang dalam strategi pemenangan
pemilu legislative tahu 2014, perlu melakukan hal-hal berikut: Lebih
menggandeng tokoh masyarakat di Kota Malang demi memaksimalkan potensi
peningkatan suara pada pemilihan legislative mendatang. Perlu adanya upaya
pengemasan pesan politik yang lebih merakyat disesuaikan dengan kebutuhan
maupun keinginan masyarakat Kota Malang. Optimalisasi komunikasi dan
koordinasi antara pengurus DPC, PAC, maupun ranting guna memaksimalkan
fungsi saluran komunikasi yang digunakan. Pemetaan komunikan politik dalam
masyarakat yang lebih rinci dan jelas agar strategi yang dirumuskan sesuai dengan
kebutuhan lapangan. Meningkatkan kedisiplinan pengurus, calon legislative,
anggota Bapilu, maupun simpatisan guna menghindari konflik internal terkait
pemenangan pemilu legislative, dengan cara memaksimalkan pendataan serbaserbi daerah pemilihan dan masyarakat yang menjadi target strategi.
Daftar Pustaka
Budiadrjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia, 2008.
Tabroni, Roni. Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2012.
Junaedi, Fajar. Komunikasi Politik: Teori, Aplikasi dan Strategi Di Indonesia.
Yogyakarta : Buku Litera Yogyakarta, 2013.
Pamungkas, Sigit. Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta :
Institute for Democracy and Welfarism, 2011.
Alie, Marzuki. Pemasaran Politik Di Era Multi Partai. Jakarta: Expose (PT
Mizan Publika), 2013.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Filsafat, Paradigma, Teori, Tukjuan, Strategi
dan Komunikasi Politik di Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik-Komunikator, Pesandan Media. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005.
Hikmat, Mahi. Komunikasi Politik-Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010.
Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta, 2013.
Dokumen Resmi dan Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
AD/ART Partai Gerindra
Data DPC Partai Gerindra Kota Malang 2014
Laporan Bapilu DPC Partai Gerindra Kota Malang Pileg 2014
Internet
Sejarah
Partai
Gerindra,
diakses
secara
online
dari
http:/www.partaigerindra.or.id/ pada tanggal 20 April 2014
Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif Kota Malang Tahun 2009, diakses
secara online dari http:/www.kpud-malangkota.go.id/ pada tanggal 20
April 2014
Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif Nasional 2014, diakses secara online
dari http://m.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014/ pada tanggal 10 Juni 2014
Wawancara
Narasumber
: Ir. Hardi Prajitno (Ketua Bapilu DPC Partai Gerindra Kota
Malang Pileg 2014, Hari: Senin, 7 Julu 2014, Pukul 19.13 – 20.21
WIB. Bertempat Di Sekretariat DPC Partai Gerindra Kota Malang
Narawumber : Widya Farid Iskandar (Ketua DPC Partai Gerindra Kota Malang),
Hari Senin, 7 Juli 2014, Pukul 14.02 – 15.43 WIB. Bertempat Di
Narasumber
Sekretariat Partai Gerindra Kota Malang
: Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, DCOMM. (Dosen Komunikasi
Politik Universitas Brawijaya), Hari: Kamis, 26 Juni 2014, Pukul
13.20 – 14.14 WIB. Bertempat Di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
Narasumber
Ub.
: Dr. Antoni (Dosen Komunikasi Universitas Brawijaya), Hari:
Kamis, 26 Juni 2014, Pukul 10.04 – 10.56 WIB. Bertempat DI
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB.
Strategi Pemenangan Pemilu Legislatif Kota Malang 2014)
Bramantyo PSH
105120504111002
Mahasiswa Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya, Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia
ABSTRAC
The Research is to examine political communication strategies use by political
party to win Kota Malang’s legislative election 2014. This research uses
descriptive qualitative research through interviews with people who are considere
to have the competence to these problems. After the collapse of New Order in
1998, Indonesian politics has not mastere one political party. Reform era, allowing
for a variety of political parties with different ideologies.birth of the various
parties make tougher competition in winning elections. This situation imposes
various political parties to be able to compete with a variety of exciting programs.
Gerindra Party in Kota Malang also uses political communication in the electoral
process.
Begins with figures holding public figures, Gerindra Party in Kota Malang
also formulate a political message tailored to thee various type of voters. By using
multiple channels of political to convey to thee communicant. So that the results
obtained were as expected. Voters won a major target in this process. So the spike
is the result of the vote is expected in the process of political communication
Kata-kata Kunci:
Kata Kunci: Komunikasi Politik, Partai Politik, Pileg Kota Malang 2014
Pendahuluan
Partai politik merupakan bagian penting dari proses demokrasi. Demokrasi
masih dinilai sebagai cara dan metode yang tepat dalam menerapkan kedaulatan
rakyat. Partai Politik sebagai penyalur kedaulatan rakyat tetap berjalan.
Partai politik hadir dan ifungsikan disesuaikan dengan kebutuhan yang
berbeda-beda. Sebagian partai difungsikan sebagai alat perjuangan rakyat,
sebagian lainnya sebagai alat mobilisasi dan pelanggengan kekuasaan. Dalam
perkembangan bangsa ini, partai politik berjalanan sesuai dengan tuntutan tiap
jamannya.
Partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuab Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Ayat 1 Pasal 1 UU Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik).
Dalam perkembangan Indonesia, pada era orde baru, Golkar merupakan
satu-satunya pemimpin pasar politik di Indonesia. melalui program pembangunan
ekonomi, Golkar menawarkan berbagai produk kevijakan yang hanya berfokus
pada pertumbuhan ekonomi. Namum kemudian, reformasi memberikan berbagai
tawaran program kebijakan yang beragam dari partai peserta pemilu 1999.
Sehingga, para pemilih memiliki alternatif pilihan yang beragam dan memiliki
kebebasan dalam mendukung partai-partai yang sesuai dengan pilihan masingmasing.
Pasca runtuhnya orde baru tahun 1998, peta kekuatan politik sudah tidak
dikuasai oleh satu partai. Hal ini dapat dilihat pada pemilu 1999 hingga pemilu
209 (Marzukie Alie, 2013:14). Mulai dari pemilu 1999, bermunculan berbagai
partai baru dengan ideology yang beragam seperti PAN, PKB, PBB, PKS, dan
lain-lain, telah melahirkan persaingan dan ancaman baru bagi partai lama. Selain
itu, muncul berbagai program yang bervariasi dari partai era reformasi.
Partai-partai baru ini mampu menarik simpati masyarakat dengan
ketokohan atau simbol partai yang dominan, misalkan saja Partai Hanura dengan
ketokohan Wiranto dan Partai Gerindra dengan ketokohan Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto menjadi salah satu inisiator pembentukan Partai
Gerindra. Gagasan pembentukan partai diwacanakan di lingkaran dalam Prabowo.
Rupanya, tidak semua setuju. Ada pula yang menolak, dengan alasanbila ingin
terlibat pada proses politik sebaiknya ikut saja dalam partai politik yang telah ada.
Saat itu Prabowo adalah anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, sehingga bisa
mencalonkan diri maju sebagai ketua umum (Dioalah dari news.viva.co.id).
Tabel.1. Hasil Perolehan Suara Pemilu Legislatif Nasional 2009
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Partai Politik
Partai Demokrat (PD)
Partai Golongan Karya (P.Golkar)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Partai Amanat Nasional (PAN)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Partai Gerakan Indonesia Raya (P. Gerindra)
Partai Hati Nurani Rakyat (P. Hanura)
Perolehan Suara
20,85 %
14,45 %
14,03 %
7,88 %
6,01 %
5,32 %
4,49 %
4,46 %
3,77 %
Sumber: Marzukie Alie (2013,28)
Keikutsertaan Partai Gerindra pada pemilu legislatif 2009 meraih suara
yang cukup memuaskan sebagai partai politik baru. Partai politik yang bersaing
secara bebas dan sehat mulai mengadopsi komunikasi politik yang lebih modern,
yang mengadopsi dari berbagai negara lainnya. Iklan politik berkembang pesat
dalam kurun era reformasi, menandakan era baru dalam persaingan politik dalam
negeri.
Sebagian partai politik, bahkan calon legislatif, telah menggunakan kajian
komunikasi politik dalam proses pemilihan umum. Hal ini dilakukan dengan
bungkusan pesan yang lebih menarik dan disesuaikan dengan kelompok
masyarakat, sehingga menarik perhatian para calon pemilih.
Pembahasan kajian komunikasi politik dalam pemilu legislative, kepala
daerah maupun presiden menjadi sangat menarik di tengah ketatnya persaingan
antara partai politik. Meski pada kenyataannya di Indonesia masih belum
menerapkan kajian tersebut secara utuh, melainkan kajian ini juga tumbuh subur
ditengah hiruk pikuk politik negeri ini.
Menurut Dan Nimmo, yang dikutip oleh Roni Tabroni (2012:19),
komunikasi politik adalah aktivitas komunikasi yang bermuatan politik untuk
tujuan kebijakan dengan berbagai konsekuensi yang mengatur tingkah laku
manusia dalam keadaan konflik.
Kerangka pemikiran ini melibatkan teori komunikasi politik, yang
menganalisa proses dari komunikator politik, pesan politik, saluran komunikasi
politik kepada komunikan politik, yang menghasilkan akibat politik. Suatu proses
yang dimulai dari komunikator politik yang membawa pesan politik kepada
komunikan politik. Pesan-pesan politik tersebut disampaikan melalui berbagai
saluran komunikasi politik yang tersedia. Sehingga kemudian pesan tersebut
mampu ditangkap oleh komunikan dan menjadi citra politik bagi sang
komunikator. Dari citra tersebut timbullah opini publik yang kemudian
berpengaruh kepada partisipasi politik komunikan politik, sebagaimana yang
diharapkan oleh komunikator politik. Sehingga pada akhirnya akan
mengahasilkan akibat politik.
Komunikator Politik
Dalam memenangkan pemilihan umum legislative maupun presiden, calon
legislative atau partai politik diharuskan melakukan proses komunikasi politik.
Menurut Dan Nimmo, yang dikutip oleh Roni Tabroni (2012:19), komunikasi
politik adalah aktifitas komunikasi yang bermuatan politik untuk tujuan kebajikan
dengan berbagai konsekuensi yang mengatur tingkah laku manusia dalam keadaan
konflik.
Pramono Anung Wibowo (2013:80), mengatakan komunikator politik pada
dasarnya adalah semua orang yang berkomunikasi tentang politik, mulai dari
obrolan warung kopi hingga sidang parlemen untuk membahas konstitusi ngara.
Komunikator politik terdiri dari tiga kategori: politisi, professional dan aktifis.
Juru kampanye, saat kampanye politik, sering terdiri dari orang-orang
yang berada dikalangan sosial lebih tinggi. Biasanya mereka adalah tokoh
masyarakaat, tokoh politik atau tokoh yang dihormati dilingkungannya.
Komunikator politik adalah orang-orang yang memiliki kapasitas dibidangnya,
sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh publik dan
masyarakat.
Komunikator yang baik harus mampu menerjemahkan pesan politik
menjadi bahasa yang mudah dimngerti oelh masyarakat. Kemampuan
berkomunikasi ini juga dipengaruhi oleh bahasa tubuh dan kharisma komunikator
tersebut. Sehingga keberhasilan komunikator juga dipengaruhi komunikasi verbal
maupun non-verbal. Juga kemampuan yang dimiliki dapat mempengaruhi
argument yang dibawakan oleh sang komunikator. Kmudian komunikator politik
menjadi salah satu bagian terpenting dalam proses komunikasi politik yang
dijalankan oleh personal maupun partai politik.
DPC Partai Gerindra Kota Malang juga menggunakan komunikator politik
dalam proses kampanyenya. Strategi yang digunakan oleh DPC Partai Gerindra
Kota Malang adalah dengan menggandeng tokoh-tokoh masyarakat setempat
dalam penyampaian pesan politik. Pengurus dan caleg yang bukan tokoh
didaerahnya juga dianjurkan untuk menggandeng tokoh masyarakat setempat.
Dengan harapan masyarakat dapat menerima pesan dengan baik dan tepat sasaran.
DPC Partai Gerindra Kota Malang berharap dengan menggunakan pengurus
partai, caleg yang bersangkutan dan tokoh masyarakat, mampu menarik rasa
simpati pemilih yang kemudian akan memilih Partai Gerindra.
Tidak hanya tokoh-tokoh masyarakat lokal yang digunakan sebagai
komunikator politik. Figure Prabowo Subianto masih menjadi magnet penting
bagi pemilih. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPC Partai Gerindra Kota
Malag, Widya Farid Iskandar. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah bosan
dengan sosok yang kurang tegas dalam mengambil keputusan. Sosok Prabowo
dianggap sebagai figure yang pas untuk mengisi kekosongan figure yang
diinginkan oleh masyarakat. Keunggulan Prabowo Subianto juga dituangkan
dalam Laporan Bapilu DPC Partai Gerindra Kota Malang Pileg 2014. Mampu
menagkap isu masyarakat tentang criteria calon presiden yang berkembang
didaerah pemilihan dan mengemas komunikasi yang tepat untuk Braning Image
Prabowo Subianto. Kriteria inilah yang juga menunjang sosok Prabowo sebagai
komunikator politik utama Partai Gerindra.
Pesan Politik
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah terkait dengan materi
kampanye yang dibawakan. Serta bagaimana sebuah komunikasi politik dapat
berperan dalam kampanye. Menentukan pesan politik menjadi salah satu hal
penting dalam proses komunikasi politik. Pesan politik akan mnentukan dan
berpengaruh kepada sikap publik. Untuk menentukan pesan politik dalam sebuah
kampanye tidak bisa sembarangan. Semua materi pesan politik pun harus diambil
dari realitas masyarakat. Hal tersebut dapat menjadi sebuah bahan kajian yang
kemuian akan menjadi program kerja yang dikemas dalam pesan politik.
Secara garis besar, grand Strategy yang diharapkan oleh Bapilu Partai
Gerindra adalah dengan Branding image Prabowo Subianto, manifesto partai, visi
misi partai serta program-program unggulan partai. Dari Grand Strategy yang aa,
kemudian diharapkan mampu membentuk citra positif partai dimata masyarakat.
Yang pada akhirnya diharapkan menjadi pendukung maupun simpatisan partai.
Ekspos keunggulan program Partai Gerindra salah satunya dengan
mensosialisasikan sistem ekonomi kerakyatan, yang dianggap menjadi obat bagi
masyarakat yang dirugikan oleh sistem ekonomi liberal. Ekpos sosok Prabowo
Subianto pun dilakukan dengan mengemas bahasa komunikasi yang tepat bagi
Branding Image Prabowo dengan isu masyarakat tentang criteria presiden yang
tegas dan berwibawa.
Partai Gerindra juga merumuskan enam (6) program aksi untuk
kemakmuran rakyat. Membangun ekonomi yang kuat dengan menciptakan
lapangan kerja dengan semangat kemandirian bangsa. Sektor ekonomi juga
menjadi prioritas dengan program ekonomi kerakyatan. Membangun ketahanan
pangan dan energy sehingga Indonesia mampu swasembada pangan dan energy.
Pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, dan infrastruktur juga menjadi sektor yang
diperhatikan dan akan dikembangkan. Terakhir adalah membangun Indonesia
yang bebas korupsi, kuat, tegas, dan efektif. Program-program ini dirancang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dilapangan. Berbagai program ini
diharapkan mampu tepat sasaran dan menjadi pesan politik yang efektif bagi
partai.
Saluran Komunikasi Politik
Saluran komunikasi politik berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan politik dari aktor politik kepada masyarakat yang dituju. Beragam serta
banyaknya pesan yang disampaikan, membuat saluran komunikasi politik sangat
dibutuhkan hingga pesan politik yang ingin disampaikan mampu diterima publik
sesuai kinginan. Pesan yang disalurkan biasanya merupakan symbol, kata, gambar
maupun kata-kata yang berkaitan dengan misi yang dibawa oleh sang aktor
politik.
Berkaitan dengan strategi komunikasi politik, Partai Gerindra
menginstruksikan kepada seluruh caleg untuk all out turun kemasyarakat. Yang
dimaksud turun ke masyarakat adalah dengan turun atau bertatap muka langsung
kepada masyarakat di masing-masing daerah pemilihan yang bersangkutan.
Kegiatan tatap muka ini dimaksudkan sebagai bentuk sosialisasi caleg dan visi
misi partai yang akan disampaikan kepada masyarakat. Tidak hanya itu, proses
tatap muka ini juga dimaksdukan sebagai jaringan aspirasi masyarakat sehingga
caleg yang bersangkutan mengerti dan tahu keadaan masyarakat di lapangan yang
akan diwakilinya.
Lazimnya, partai politik bisa mengadakan rapat umum terbuka, atau yang
biasa disebut panggung politik, dalam masa kampanyenya. Pada umumnya, rapat
umum terbuka dijadikan sebagai panggung orasi politik, atau penyampaian pesan
politik kepada masyarakat luas.
DPC Partai Gerindra Kota Malang, juga memperkuat komunikasi dan
kordinasi DPC dengan PAC maupun Pengurus Ranting. Peran PAC dan Pengurus
Ranting menjadi salah satu saluran komunikasi organisasi, yang bertujuan
memperkuat konsolidasi internal partai sampai tingkat paling rendah. Lebih luas
lagi, peran-peran yang dilakukan oleh organisasi internal partai juga
dikembangkan kepada organisasi informal yang dimiliki para caleg Partai
Gerindra. Organisasi informal, seperti komunitas atau kelompok sebaya, juga
menjadi saluran komunikasi politik bagi para masing-masing caleg.
Organisasi Sayap Partai Gerindra juga berperan aktif dalam penggalangan
massa dan saluran komunikasi politik. Untuk media kampanye luar ruang caleg,
secara umum DPC Partai Gerindra Kota Malang menyerahkan kepada caleg yang
bersangkutan. Para caleg dibebaskan membuat media kampanye luar ruang
dengan aturan-aturan yang sudah diterapkan oleh KPU.
Komunikan Politik
Laporan Bapilu DPC Partai Gerindra Kota Malang pada Pileg Tahun 2014,
menjelaskan terdapat Sembilan (9) pemilih potensil atau kelompok strategis
sebagai penerima pesan politik. Diantarnya adalah perempuan, pemuda, pemilih
pemula, tani/nelayan, buruh, tenaga pendidikan, keagamaan, pensiunan/veteran
TNI-Polri, dan pedagang. Pengelompokan komunikan, atau sang penerima pesan
politik, dimaksudkan agar strategi yang digunakan dapat tepat sasaran menyentuh
masyarakat dan hasil yang didapat mampu sesuai target. Tidak hanya terkait
dengan pengelompokkan komunikan politik, tetapi juga melakukan kegiatan
analisis cirri dan permasalahan yang terdapat pada setiap kelompok strategis
tersebut.
Pemilih atau kelompok prempuan menjadi salah satu dari pemilih
potensial yang dikelompokkan oleh Partai Gerindra. Dilihat dari cirri atau
anatominya, pemilih perempuan dinilai emosional, sensitive, mudah terpengaruh
serta menjai penetu bagi penanaman nilai-nilai yang berkualitas kepada generasi
muda. Dalam analisisnya, masalah yang biasa terdapat pada pemilih ini adalah
terkait pengembangan karir, pendiikan anak, kbutuhan pokok rumah tangga, serta
pelatihan keterampilan. Sehingga tokoh atau pengaruh yang dianggap cocok bagi
tipe pemilih ini adalah tokoh bidang perlinungan dan perjuangan hak-hak
perempuan.
Akibat Politik
Secara umum, hasil yang diperoleh DPC Partai Gerindra Kota Malang dapat
dikatakan bagus. Dari serangkaian proses komunikasi politik yang dilakukan,
komunikator politik berharap pesan politik yang dibawa mampu diterima oleh
komunikan politik, yang kemudian akan diimplikasikan oleh sang komunikan
politik sesuai dengan harapan komunikator politik. Pada awal proses tersebut,
komunikator politik, dengan dibekali berbagai kemampuan komunikator,
membawa pesan-pesan politik yang telah disiapkan. Pesan politik tersebut akan
disampaikan melalui saluran-saluran komunikasi politik yang ada kepada
komunikan politik.
Partisipasi politik inilah yang menjadi akibat politik. partisipasi lahir dengan
adanya opini public dari citra politik, yang diterjemahkan oleh komunikan politik
dari pesan politik. Komunikator politik atau pembawa pesan, berharap pesan yang
disampaikan mampu diterima komunikan politik, yang kemudia akan
mempengaruhi tindakan-tindakan politik yang dilakukan. Dalam konteks ini,
tindakan partisipasi atau akibat politik yang diharapkan adalah memilih caleg yang
bersangkutan atau Partai Gerindra.
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Malang, Widya Farid Iskandar, menilai
Partai Gerindra telah bekerja keras dalam memenagkan pemilu legislative tahun
ini. Kenaikan suara yang diperoleh Partai Gerindra naik 178 % dari Pileg Tahun
2009. Pada pileg tahun 2009, Partai Gerindra memperoleh 14.267 suara, sedangan
pada pileh tahun 2014 mampu memperoleh 39.785 suara
Sehingga secara keseluruhan, terjadi keloonjakan perolehan suara sebesar 178
%. Hal ini menunjukkan adanya keberhasilan kinerja pengurus, bapilu, kader,
caleg serta simpatisan Partai Gerindra Kota Malang pada Pileg Tahun 2014.
Penutup
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di DPC Partai Gerindra Kota
Malang, maka apresiasi pantas diberikan kepada DPC Partai Gerindra Kota
Malang yang telah melaksanakan strategi komunikasi politik dalam pemenangan
pemilu legislative tahun 2014. Dalam rangka meningkatkan strategi komunikasi
politik DPC Partai Partai Gerindra Kota Malang dalam strategi pemenangan
pemilu legislative tahu 2014, perlu melakukan hal-hal berikut: Lebih
menggandeng tokoh masyarakat di Kota Malang demi memaksimalkan potensi
peningkatan suara pada pemilihan legislative mendatang. Perlu adanya upaya
pengemasan pesan politik yang lebih merakyat disesuaikan dengan kebutuhan
maupun keinginan masyarakat Kota Malang. Optimalisasi komunikasi dan
koordinasi antara pengurus DPC, PAC, maupun ranting guna memaksimalkan
fungsi saluran komunikasi yang digunakan. Pemetaan komunikan politik dalam
masyarakat yang lebih rinci dan jelas agar strategi yang dirumuskan sesuai dengan
kebutuhan lapangan. Meningkatkan kedisiplinan pengurus, calon legislative,
anggota Bapilu, maupun simpatisan guna menghindari konflik internal terkait
pemenangan pemilu legislative, dengan cara memaksimalkan pendataan serbaserbi daerah pemilihan dan masyarakat yang menjadi target strategi.
Daftar Pustaka
Budiadrjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia, 2008.
Tabroni, Roni. Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2012.
Junaedi, Fajar. Komunikasi Politik: Teori, Aplikasi dan Strategi Di Indonesia.
Yogyakarta : Buku Litera Yogyakarta, 2013.
Pamungkas, Sigit. Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta :
Institute for Democracy and Welfarism, 2011.
Alie, Marzuki. Pemasaran Politik Di Era Multi Partai. Jakarta: Expose (PT
Mizan Publika), 2013.
Arifin, Anwar. Komunikasi Politik: Filsafat, Paradigma, Teori, Tukjuan, Strategi
dan Komunikasi Politik di Indonesia. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.
Nimmo, Dan. Komunikasi Politik-Komunikator, Pesandan Media. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005.
Hikmat, Mahi. Komunikasi Politik-Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010.
Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta, 2013.
Dokumen Resmi dan Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
AD/ART Partai Gerindra
Data DPC Partai Gerindra Kota Malang 2014
Laporan Bapilu DPC Partai Gerindra Kota Malang Pileg 2014
Internet
Sejarah
Partai
Gerindra,
diakses
secara
online
dari
http:/www.partaigerindra.or.id/ pada tanggal 20 April 2014
Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif Kota Malang Tahun 2009, diakses
secara online dari http:/www.kpud-malangkota.go.id/ pada tanggal 20
April 2014
Hasil Rekapitulasi Suara Pemilu Legislatif Nasional 2014, diakses secara online
dari http://m.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014/ pada tanggal 10 Juni 2014
Wawancara
Narasumber
: Ir. Hardi Prajitno (Ketua Bapilu DPC Partai Gerindra Kota
Malang Pileg 2014, Hari: Senin, 7 Julu 2014, Pukul 19.13 – 20.21
WIB. Bertempat Di Sekretariat DPC Partai Gerindra Kota Malang
Narawumber : Widya Farid Iskandar (Ketua DPC Partai Gerindra Kota Malang),
Hari Senin, 7 Juli 2014, Pukul 14.02 – 15.43 WIB. Bertempat Di
Narasumber
Sekretariat Partai Gerindra Kota Malang
: Anang Sujoko, S.Sos, M.Si, DCOMM. (Dosen Komunikasi
Politik Universitas Brawijaya), Hari: Kamis, 26 Juni 2014, Pukul
13.20 – 14.14 WIB. Bertempat Di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
Narasumber
Ub.
: Dr. Antoni (Dosen Komunikasi Universitas Brawijaya), Hari:
Kamis, 26 Juni 2014, Pukul 10.04 – 10.56 WIB. Bertempat DI
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB.