RANCANG BANGUN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSA (4)
RANCANG BANGUN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN
SISWA BARU DENGAN PENDEKATAN METODE PADA SMA
DHARMAWANGSA MEDAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Dedi Heriansyah
09.11.3277
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
DESIGN OF DECISION SUPPORT SYSTEM NEW STUDENT ADMISSION WITH AHP
METHOD APPROACH IN SENIOR HIGH SCHOOL DHARMAWANGSA MEDAN
RANCANG BANGUN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU
DENGAN PENDEKATAN METODE AHP PADA SMA DHARMAWANGSA MEDAN
Dedi Heriansyah
Kusrini
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Every year senior high school will open for the admission of new students who just
graduated from junior high school students to continue their education to a higher level.
Sometimes the number of students who enroll beyond the capacity of schools and make the
schools confused in selecting new students. Each school would have provisions in the
selection of new students. One of them is holding the exam tests for prospective students.
Certainly in the assessment or screening is better to use the method of decision-making.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a decision-making method to the problem of
determining the priority of choice of many alternatives. The use of AHP begins by creating a
hierarchical structure of the problem to be observed. Basically, the decision making process
is to choose an alternative. The main equipment AHP is a functional hierarchy with the main
input of human perception.
Analytical results obtained by the method of Analytical Hierarchy Process (AHP) is
certainly more subjective and more detailed than the usual method, because AHP gives a
priority value to each variable to be compared. From these considerations then performed
synthesis to define variables that have a high priority and role is to influence the outcome of
the system being designed.
Keywords :: School, Decision Support Systems, AHP
1.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita,
dengan pendidikan memaksa pikiran kita untuk memperluas pengetahuan dan wawasan kita,
bahkan merubah total daya berfikir kita menjadi lebih bijak. Pengetahuan yang luas dan cara
berfikir kita sebagai seorang yang berpendidikan inilah yang akan mengantarkan kita untuk
membangun kemajuan Negara kita yang tercinta ini. Sekolah adalah salah satu lembaga
penyedia pendidikan yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid dibawah pengawasan
guru.
Seperti halnya pada SMA Dharmawangsa adalah salah satu sekolah yang setiap
tahunnya dibanjiri siswa-siswa baru. SMA Dharmawangsa setiap tahunnya melakukan ujian
seleksi dalam menyaring para siswa baru. Kegiatan ini dilakukan demi meningkatkan kualitas
siswa yang menjadi salah satu tujuan sekolah ini.
Proses penerimaan siswa baru sekolah SMA Dharmawangsa dalam menyeleksi
siswa-siswa barunya, yaitu dengan menguji beberapa mata pelajaran dan uji kemampuan
lainnya yang dijadikan indikator penilaian layak atau tidaknya siswa baru tersebut. Sehingga
didapatkan suatu nilai atau value yang biasa dijadikan bahan perbandingan. Melihat proses
yang dilakukan oleh sekolah SMA Dharmawangsa membuat saya sebagai peniliti ingin
membuat berupa aplikasi/program yang dapat mengolah proses-proses penyeleksian siswa
baru tersebut secara terkomputerisasi, dikarenakan melihat sekolah SMA Dharmawangsa
masih menggunakan cara manual. Peneliti berharap dengan menjadikan sekolah SMA
Dharmawangsa menjadi objek penelitian dalam membangun sistem pengambilan keputusan
(SPK) berupa aplikasi/program dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Peneliti
berharap dengan membangun aplikasi/program ini dapat membantu mempermudah kinerja
Tim Seleksi Penerimaan Siswa Baru dalam penyeleksian, dan diharapkan dapat diperoleh
hasil seperti yang diinginkan.
1
2.
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semistruktur dan situasi yang tidak terstruktur,
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusannya seharusnya dibuat.
2.2
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut:
1.
Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
2.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
3.
Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan
efesiensinya.
4.
Kecepatan komputasi. Computer memungkinkan para pengambil keputusan untuk
melakukan banyak komputasi secara tepat dengan biaya yang rendah.
5.
Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan
terutama para pakar, bisa sangat mahal.
6.
Dukungan kualitas. Computer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
7.
Berdaya saing. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan
menjadi sulit.
8.
2.3
Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Macam-macam Sistem Penunjang Keputusan (SPK)
SPK terdiri dari beberapa metode atau model, diantaranya sebagai berikut:
1. Metode Pencocokan Profil (GAP Kompetensi)1
Maksud dari pencocokan profil (profil matching) adalah sebuah mekanisme
pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variable
predictor yang ideal yang harus dimiliki atau dilewati. Dalam pencocokan profil,
dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para
karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian.
1
Kusrini, M.Kom Konsep dan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007, Hal 53
2
2. Metode Simpleks (Program Linier)2
Program linier menggambarkan bahwa fungsi dalam model matematika adalah
linier dan tekhnik pemecahan masalah terdiri atas langkah-langkah matematika yang
telah ditetapkan yang disebut program. Algoritma simpleks merupakan salah satu
algoritma untuk memecahkan program linier.
3. Metode Analytical Hierarkhi Proses (AHP)
AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau
tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk
hierarki.
2.4
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran
(Saaty, T.L., 1990a). empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara
adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan
menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per bulan yang
berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala ordinal atau
kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika padasaat
dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala
lebih tinggi tidak dapat diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu.3
AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan
berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut
dapat diperoleh melalui pengukuran actual maupun pengukuran relative dari derajat
kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metoda ini sangat berguna
untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti
pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan.
Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari
permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria,
subkriteria-subkriteria
dan
alternative-alternatif
yang
akan
dibahas.
Perbandingan
berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari
perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam
2
Kusrini, M.Kom Konsep dan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007, Hal 113
3
Eko Prasetyo,Teknik Informatika UMG, Manajemen Sains, 2011, Modul 7, Hal 94
3
bentuk eigenvector utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan,
yakni aij = 1/aji.
2.5
Konsep Basis Data
Basis data adalah suatu susunan atau kumpulan data operasi lengkap dari suatu
organisasi atau perisahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara integrasi
dengan metode tertentu mengguanakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi
optimal yang diperlukan pemakainnya. (Marlinda, 2004).
Ada beberapa definisi yang umum digunakan dalam basis data, yaitu:
1.
Entitas
: Entitas merupakan obyek nyata yang mampu dibedakan dengan
obyek lain. Misalnya orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya
direkam
2.
Atribut
: Atribut merupakan informasi yang berkaitan dengan entitas.
Misalnya atribut entitas pegawai diterangkan oleh nama, umur, alamat,
pekerjaan.
3.
Data value (Nilai Data)
: Data Value adalah data actual yang disimpan pada
tiap data, elemen, atau atribut.
4.
File/Table : Kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang
sama, atribut yang sama, namun berbeda nilai datanya.
5.
Record/Tuple
:
Kumpulan
elemen-
elemen
yang
saling
berkaitan
menginformasikan tentang suatu entitas secara lengkap. Satu record mewakili
satu data atau informasi
2.6
Software Yang Digunakan
2.6.1
Java (Netbeans 6.9)
Java adalah bahasa pemrograman serbaguna. Java dapat digunakan untuk
membuat suatu program sebagaimana kita membuatnya dengan bahasa seperti Pascal atau
C++. Java juga mendukung sumber daya internet yang saat ini populer, yaitu World Wide
Web atau yang sering disebut Web saja. Java juga mendukung aplikasi klien/server, baik
dalam jaringan lokal (LAN) maupun jaringan berskala luas (WAN).
Program java bersifat tidak bergantung pada platform: Artinya, Java dapat dijalankan
pada
sembarang
komputer
dan
bahkan
pada
sembarang
sistem
operasi.
Ketidakbergantungan terhadap platform sering dinyatakan dengan istilah portabilitas. Tingkat
portabilitas Java tidak hanya sebatas pada program sumber (source code), melainkan juga
pada tingkat kode biner yang disebut bytecode. Kode yang disebut bytecode dapat
dijalankan pada berbagai sistem operasi karena kode ini berbeda dengan kode mesin. Kode
4
mesin sangat bergantung platform, sedangkan bytecode dapat dimengerti oleh semua
platform yang telah dilengkapi dengan interpreter Java. Mengingat bahwa hasil kompilasi
Java dapat dijalankan pada sembarang sistem operasi ataupun prosesor, Java sering
dikatakan bersifat netral terhadap arsitektur computer.
2.6.2
MySQL Server
Sistem basis data adalah sistem yang terdiri atas kumpulan tabel/file yang saling
berhubungan dalam sebuah basis data dan sekumpulan program berupa DBMS (Database
Management System) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk
mengakses dan memanipulasi file-file/tabel-tabel tersebut.
Sistem database dapat terbagi dalam empat komponen penting yakni:
1. Data
Merupakan informasi yang disimpan dalam suatu struktur tertentu yang
terintegrasi.
2. Hardware
Merupakan perangkat keras berupa komputer dengan media penyimpanan
sekunder yang digunakan untuk menyimpan data karena pada umumnya
database memiliki ukuran yang besar.
3. Software
Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pengelolaan
database. Perangkat lunak ini sering disebut sebagai database management
system (DBMS).
4. User
Merupakan pengguna yang menggunakan data yang tersimpan dan terkelola.
User dapat berupa seorang yang mengelola database tersebut yaitu disebut
dengan database administrator (dba) bisa juga end user yang mengambil hasil
dari pengelolaan database melalui bahasa query. User juga dapat menggunakan
seorang programer yang membangun aplikasi yang terhubung ke database
dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti C, Visual Basic dan lainlain.
5
3.
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1.
Analisis Sistem
Anaslisis sistem (System Analysis) dapat didefinisikan penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi
dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang
terjadi dan kebutuhan yang dihadapkan sehinnga dapat diusulkan perbaikannya. (Jogianto.
HM , 1999 Halaman 129)
Terdapat beberapa pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk memahami sistem rumit kemudian melakukan
memodifikasi dengan beberapa cara. Hasil modifikasi dapat berupa komponen baru atau
serangkaian transformasi yang baru dan lain-lain, tujuannya adalah untuk memperbaiki
bebrapa fungsi dari sistem agar lebi efesiensi, untuk mengubah sasaran sistem.
3.2.
Analisis Kebutuhan Sistem
Sejalan dengan perencanaan sistem yang akan dibuat, dibutuhkan perangkat
teknologi pendukungnya. Analisis kebutuhan sistem ini bertujuan untuk mengetahui seperti
apa yang cocok diterapkan, perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan
serta siapa saja pengguna yang akan menggunakan sistem ini.
1. Kebutuhan Fungsional
a. Kebutuhan fungsional berisi informasi dan proses yang harus dilakukan
oleh sistem. Berikut proses-proses yang dilakukan oleh sistem aplikasi
ini. Sistem mampu menampilkan data calon siswa secara keseluruhan .
b. Sistem berbasis aplikasi java yang dapat diakses oleh admin.
c.
Sistem mampu menampilkan data nilai calon siswa.
d. Sistem mampu menampilkan data user/admin.
e. Sistem mampu menampilkan data hasil seleksi.
f.
Sistem mampu menampilkan laporan.
2. Kebutuhan Nonfungsional
a. Oprasional
1. Digunakan minimal pada sistem operasi Windows XP.
2. Spesifikasi Komputer minimal menggunakan pentium 4.
3. Kebutuhan memori minimal 1GB RAM.
4. Adanya printer untuk mencetak laporan.
5. Database yang digunakan MySQL.
6
b. Sistem aplikasi dilengkapi password.
c.
Admin mempunyai password sendiri untuk masuk ke sistem.
d. Admin yang akan melakukan login harus menggunakan akun dan
password yang sudah terdaftar agar bisa mendapat hak akses.
3.3.
Analisis Data
Sebuah sekolah biasanya menerapkan suatu aturan yang dipakai untuk seleksi
penerimaan siswa baru. Berikut ini adalah contoh aturan atau pesyaratan dalam seleksi
penerimaan siswa baru. Pertimbangan yang diambil biasanya disesuaikan dengan kondisi
sekolah. Data yang diperlukan oleh sekolah terbagi menjadi tiga bagian yaitu data eksternal,
data internal, dan data private. Data eksternal adalah data yang diperoleh dari luar sekolah.
Data internal adalah data yang berasal dari sekolah itu sendiri seperti data karyawan, guru,
ataupun pihak sekolah yang nantinya menjadi tim seleksi. Data private merupakan nilai-nilai
yang diberikan oleh seorang pengambil keputusan (tim seleksi) misalnya pemberian bobot
atau prioritas kriteria untuk bagian yang diperlukan sekolah tersebut.
3.4.
Kriteria Seleksi
Dalam seleksi penerimaan siswa selain data diri, maka pertimbangan lainnya adalah
test seleksi yang akan dilakukan oleh siswa.
Kriteria untuk proses seleksi penerimaan siswa baru yang akan diterapkan
menggunakan kriteria global. Kriteria global merupakan jenis test (kriteria) yang digunakan
dalam seleksi penerimaan siswa misalnya, pengetahuan umum seperti matematika dasar
dan kewarganegaraan, lalu psikotest, kemampuan bahasa asing untuk proses seleksi yang
akan dilakukan.
Nilai ataupun range dari masing-masing kriteria global, misalnya:
1. Matematika Dasar
Nilai yang digunakan adalah:
1. Nilai A: Sangat Baik, merupakan nilai > 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
7
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai
SISWA BARU DENGAN PENDEKATAN METODE PADA SMA
DHARMAWANGSA MEDAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Dedi Heriansyah
09.11.3277
Kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2013
DESIGN OF DECISION SUPPORT SYSTEM NEW STUDENT ADMISSION WITH AHP
METHOD APPROACH IN SENIOR HIGH SCHOOL DHARMAWANGSA MEDAN
RANCANG BANGUN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU
DENGAN PENDEKATAN METODE AHP PADA SMA DHARMAWANGSA MEDAN
Dedi Heriansyah
Kusrini
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Every year senior high school will open for the admission of new students who just
graduated from junior high school students to continue their education to a higher level.
Sometimes the number of students who enroll beyond the capacity of schools and make the
schools confused in selecting new students. Each school would have provisions in the
selection of new students. One of them is holding the exam tests for prospective students.
Certainly in the assessment or screening is better to use the method of decision-making.
Analytical Hierarchy Process (AHP) is a decision-making method to the problem of
determining the priority of choice of many alternatives. The use of AHP begins by creating a
hierarchical structure of the problem to be observed. Basically, the decision making process
is to choose an alternative. The main equipment AHP is a functional hierarchy with the main
input of human perception.
Analytical results obtained by the method of Analytical Hierarchy Process (AHP) is
certainly more subjective and more detailed than the usual method, because AHP gives a
priority value to each variable to be compared. From these considerations then performed
synthesis to define variables that have a high priority and role is to influence the outcome of
the system being designed.
Keywords :: School, Decision Support Systems, AHP
1.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita,
dengan pendidikan memaksa pikiran kita untuk memperluas pengetahuan dan wawasan kita,
bahkan merubah total daya berfikir kita menjadi lebih bijak. Pengetahuan yang luas dan cara
berfikir kita sebagai seorang yang berpendidikan inilah yang akan mengantarkan kita untuk
membangun kemajuan Negara kita yang tercinta ini. Sekolah adalah salah satu lembaga
penyedia pendidikan yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid dibawah pengawasan
guru.
Seperti halnya pada SMA Dharmawangsa adalah salah satu sekolah yang setiap
tahunnya dibanjiri siswa-siswa baru. SMA Dharmawangsa setiap tahunnya melakukan ujian
seleksi dalam menyaring para siswa baru. Kegiatan ini dilakukan demi meningkatkan kualitas
siswa yang menjadi salah satu tujuan sekolah ini.
Proses penerimaan siswa baru sekolah SMA Dharmawangsa dalam menyeleksi
siswa-siswa barunya, yaitu dengan menguji beberapa mata pelajaran dan uji kemampuan
lainnya yang dijadikan indikator penilaian layak atau tidaknya siswa baru tersebut. Sehingga
didapatkan suatu nilai atau value yang biasa dijadikan bahan perbandingan. Melihat proses
yang dilakukan oleh sekolah SMA Dharmawangsa membuat saya sebagai peniliti ingin
membuat berupa aplikasi/program yang dapat mengolah proses-proses penyeleksian siswa
baru tersebut secara terkomputerisasi, dikarenakan melihat sekolah SMA Dharmawangsa
masih menggunakan cara manual. Peneliti berharap dengan menjadikan sekolah SMA
Dharmawangsa menjadi objek penelitian dalam membangun sistem pengambilan keputusan
(SPK) berupa aplikasi/program dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Peneliti
berharap dengan membangun aplikasi/program ini dapat membantu mempermudah kinerja
Tim Seleksi Penerimaan Siswa Baru dalam penyeleksian, dan diharapkan dapat diperoleh
hasil seperti yang diinginkan.
1
2.
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan
informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam situasi yang semistruktur dan situasi yang tidak terstruktur,
dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusannya seharusnya dibuat.
2.2
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan
Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut:
1.
Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
2.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan
untuk menggantikan fungsi manajer.
3.
Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil manajer lebih daripada perbaikan
efesiensinya.
4.
Kecepatan komputasi. Computer memungkinkan para pengambil keputusan untuk
melakukan banyak komputasi secara tepat dengan biaya yang rendah.
5.
Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan
terutama para pakar, bisa sangat mahal.
6.
Dukungan kualitas. Computer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
7.
Berdaya saing. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan
menjadi sulit.
8.
2.3
Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Macam-macam Sistem Penunjang Keputusan (SPK)
SPK terdiri dari beberapa metode atau model, diantaranya sebagai berikut:
1. Metode Pencocokan Profil (GAP Kompetensi)1
Maksud dari pencocokan profil (profil matching) adalah sebuah mekanisme
pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variable
predictor yang ideal yang harus dimiliki atau dilewati. Dalam pencocokan profil,
dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para
karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian.
1
Kusrini, M.Kom Konsep dan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007, Hal 53
2
2. Metode Simpleks (Program Linier)2
Program linier menggambarkan bahwa fungsi dalam model matematika adalah
linier dan tekhnik pemecahan masalah terdiri atas langkah-langkah matematika yang
telah ditetapkan yang disebut program. Algoritma simpleks merupakan salah satu
algoritma untuk memecahkan program linier.
3. Metode Analytical Hierarkhi Proses (AHP)
AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau
tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk
hierarki.
2.4
Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan teori umum mengenai pengukuran
(Saaty, T.L., 1990a). empat macam skala pengukuran yang biasanya digunakan secara
adalah skala nominal, ordinal, interval dan rasio. Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan
menjadi skala yang lebih rendah, namun tidak sebaliknya. Pendapatan per bulan yang
berskala rasio dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan yang berskala ordinal atau
kategori (tinggi, menengah, rendah) yang berskala nominal. Sebaliknya jika padasaat
dilakukan pengukuran data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal, data yang berskala
lebih tinggi tidak dapat diperoleh. AHP mengatasi sebagian permasalahan itu.3
AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari beberapa perbandingan
berpasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan berpasangan tersebut
dapat diperoleh melalui pengukuran actual maupun pengukuran relative dari derajat
kesukaan, atau kepentingan atau perasaan. Dengan demikian metoda ini sangat berguna
untuk membantu mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula sulit diukur seperti
pendapat, perasaan, perilaku dan kepercayaan.
Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki atau jaringan dari
permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam hirarki terdapat tujuan utama, kriteria-kriteria,
subkriteria-subkriteria
dan
alternative-alternatif
yang
akan
dibahas.
Perbandingan
berpasangan dipergunakan untuk membentuk hubungan di dalam struktur. Hasil dari
perbandingan berpasangan ini akan membentuk matrik dimana skala rasio diturunkan dalam
2
Kusrini, M.Kom Konsep dan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007, Hal 113
3
Eko Prasetyo,Teknik Informatika UMG, Manajemen Sains, 2011, Modul 7, Hal 94
3
bentuk eigenvector utama atau fungsi-eigen. Matrik tersebut berciri positif dan berbalikan,
yakni aij = 1/aji.
2.5
Konsep Basis Data
Basis data adalah suatu susunan atau kumpulan data operasi lengkap dari suatu
organisasi atau perisahaan yang diorganisir atau dikelola dan disimpan secara integrasi
dengan metode tertentu mengguanakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi
optimal yang diperlukan pemakainnya. (Marlinda, 2004).
Ada beberapa definisi yang umum digunakan dalam basis data, yaitu:
1.
Entitas
: Entitas merupakan obyek nyata yang mampu dibedakan dengan
obyek lain. Misalnya orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya
direkam
2.
Atribut
: Atribut merupakan informasi yang berkaitan dengan entitas.
Misalnya atribut entitas pegawai diterangkan oleh nama, umur, alamat,
pekerjaan.
3.
Data value (Nilai Data)
: Data Value adalah data actual yang disimpan pada
tiap data, elemen, atau atribut.
4.
File/Table : Kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang
sama, atribut yang sama, namun berbeda nilai datanya.
5.
Record/Tuple
:
Kumpulan
elemen-
elemen
yang
saling
berkaitan
menginformasikan tentang suatu entitas secara lengkap. Satu record mewakili
satu data atau informasi
2.6
Software Yang Digunakan
2.6.1
Java (Netbeans 6.9)
Java adalah bahasa pemrograman serbaguna. Java dapat digunakan untuk
membuat suatu program sebagaimana kita membuatnya dengan bahasa seperti Pascal atau
C++. Java juga mendukung sumber daya internet yang saat ini populer, yaitu World Wide
Web atau yang sering disebut Web saja. Java juga mendukung aplikasi klien/server, baik
dalam jaringan lokal (LAN) maupun jaringan berskala luas (WAN).
Program java bersifat tidak bergantung pada platform: Artinya, Java dapat dijalankan
pada
sembarang
komputer
dan
bahkan
pada
sembarang
sistem
operasi.
Ketidakbergantungan terhadap platform sering dinyatakan dengan istilah portabilitas. Tingkat
portabilitas Java tidak hanya sebatas pada program sumber (source code), melainkan juga
pada tingkat kode biner yang disebut bytecode. Kode yang disebut bytecode dapat
dijalankan pada berbagai sistem operasi karena kode ini berbeda dengan kode mesin. Kode
4
mesin sangat bergantung platform, sedangkan bytecode dapat dimengerti oleh semua
platform yang telah dilengkapi dengan interpreter Java. Mengingat bahwa hasil kompilasi
Java dapat dijalankan pada sembarang sistem operasi ataupun prosesor, Java sering
dikatakan bersifat netral terhadap arsitektur computer.
2.6.2
MySQL Server
Sistem basis data adalah sistem yang terdiri atas kumpulan tabel/file yang saling
berhubungan dalam sebuah basis data dan sekumpulan program berupa DBMS (Database
Management System) yang memungkinkan beberapa pemakai dan atau program lain untuk
mengakses dan memanipulasi file-file/tabel-tabel tersebut.
Sistem database dapat terbagi dalam empat komponen penting yakni:
1. Data
Merupakan informasi yang disimpan dalam suatu struktur tertentu yang
terintegrasi.
2. Hardware
Merupakan perangkat keras berupa komputer dengan media penyimpanan
sekunder yang digunakan untuk menyimpan data karena pada umumnya
database memiliki ukuran yang besar.
3. Software
Merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pengelolaan
database. Perangkat lunak ini sering disebut sebagai database management
system (DBMS).
4. User
Merupakan pengguna yang menggunakan data yang tersimpan dan terkelola.
User dapat berupa seorang yang mengelola database tersebut yaitu disebut
dengan database administrator (dba) bisa juga end user yang mengambil hasil
dari pengelolaan database melalui bahasa query. User juga dapat menggunakan
seorang programer yang membangun aplikasi yang terhubung ke database
dengan menggunakan bahasa pemrograman seperti C, Visual Basic dan lainlain.
5
3.
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1.
Analisis Sistem
Anaslisis sistem (System Analysis) dapat didefinisikan penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud mengidentifikasi
dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan yang
terjadi dan kebutuhan yang dihadapkan sehinnga dapat diusulkan perbaikannya. (Jogianto.
HM , 1999 Halaman 129)
Terdapat beberapa pendekatan untuk analisis sistem dan pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk memahami sistem rumit kemudian melakukan
memodifikasi dengan beberapa cara. Hasil modifikasi dapat berupa komponen baru atau
serangkaian transformasi yang baru dan lain-lain, tujuannya adalah untuk memperbaiki
bebrapa fungsi dari sistem agar lebi efesiensi, untuk mengubah sasaran sistem.
3.2.
Analisis Kebutuhan Sistem
Sejalan dengan perencanaan sistem yang akan dibuat, dibutuhkan perangkat
teknologi pendukungnya. Analisis kebutuhan sistem ini bertujuan untuk mengetahui seperti
apa yang cocok diterapkan, perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang dibutuhkan
serta siapa saja pengguna yang akan menggunakan sistem ini.
1. Kebutuhan Fungsional
a. Kebutuhan fungsional berisi informasi dan proses yang harus dilakukan
oleh sistem. Berikut proses-proses yang dilakukan oleh sistem aplikasi
ini. Sistem mampu menampilkan data calon siswa secara keseluruhan .
b. Sistem berbasis aplikasi java yang dapat diakses oleh admin.
c.
Sistem mampu menampilkan data nilai calon siswa.
d. Sistem mampu menampilkan data user/admin.
e. Sistem mampu menampilkan data hasil seleksi.
f.
Sistem mampu menampilkan laporan.
2. Kebutuhan Nonfungsional
a. Oprasional
1. Digunakan minimal pada sistem operasi Windows XP.
2. Spesifikasi Komputer minimal menggunakan pentium 4.
3. Kebutuhan memori minimal 1GB RAM.
4. Adanya printer untuk mencetak laporan.
5. Database yang digunakan MySQL.
6
b. Sistem aplikasi dilengkapi password.
c.
Admin mempunyai password sendiri untuk masuk ke sistem.
d. Admin yang akan melakukan login harus menggunakan akun dan
password yang sudah terdaftar agar bisa mendapat hak akses.
3.3.
Analisis Data
Sebuah sekolah biasanya menerapkan suatu aturan yang dipakai untuk seleksi
penerimaan siswa baru. Berikut ini adalah contoh aturan atau pesyaratan dalam seleksi
penerimaan siswa baru. Pertimbangan yang diambil biasanya disesuaikan dengan kondisi
sekolah. Data yang diperlukan oleh sekolah terbagi menjadi tiga bagian yaitu data eksternal,
data internal, dan data private. Data eksternal adalah data yang diperoleh dari luar sekolah.
Data internal adalah data yang berasal dari sekolah itu sendiri seperti data karyawan, guru,
ataupun pihak sekolah yang nantinya menjadi tim seleksi. Data private merupakan nilai-nilai
yang diberikan oleh seorang pengambil keputusan (tim seleksi) misalnya pemberian bobot
atau prioritas kriteria untuk bagian yang diperlukan sekolah tersebut.
3.4.
Kriteria Seleksi
Dalam seleksi penerimaan siswa selain data diri, maka pertimbangan lainnya adalah
test seleksi yang akan dilakukan oleh siswa.
Kriteria untuk proses seleksi penerimaan siswa baru yang akan diterapkan
menggunakan kriteria global. Kriteria global merupakan jenis test (kriteria) yang digunakan
dalam seleksi penerimaan siswa misalnya, pengetahuan umum seperti matematika dasar
dan kewarganegaraan, lalu psikotest, kemampuan bahasa asing untuk proses seleksi yang
akan dilakukan.
Nilai ataupun range dari masing-masing kriteria global, misalnya:
1. Matematika Dasar
Nilai yang digunakan adalah:
1. Nilai A: Sangat Baik, merupakan nilai > 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
7
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai 80
2. Nilai B: Baik, merupakan nilai 71-80
3. Nilai C: Cukup, merupakan nilai 60-70
4. Nilai D: Kurang, merupakan nilai