Program Studi Teknik Informatika Fakulta

Disusun Oleh :
Nama

:

Made Wahyu Kharisma Candra Kirana

No Mhs. / Kelas

:

150708205 / A

Program Studi

: Teknik Informatika

Dosen Pembimbing

:


Dra. Ch. Suryanti, M.Hum.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
2015

KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.Dalam makalah ini saya membahas mengenai Agama Hindu,makalah ini
dibuat dengan mengutip informasi-informasi dari sumber yang terpercaya dan bantuan dari
pihak lainnya untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu saya mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini,oleh karena itu saya mengundang pembaca agar memberi kritik dan saran terhadap
penyusunan makalah ini,agar nantinya makalah ini dapat disempurnakan selanjutnya.

x


DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar……………………………………………………………………….x
BAB I
Latar Belakang……………………………………………………………….1
Rumusan Masalah……………………………………………………………1
Tujuan Penelitian…………………………………………………………….1
BAB II
Sejarah Agama Hindu………………………………………………………..2
Keyakinan dalam Agama Hindu……………………………………………..2
Kitab Suci Agama Hindu…………………………………………………….3
Tempat Suci Agama Hindu…………………………………………………..3-4
Pemimpin Upacara Keagamaan……………………………………………...4
Pemujaan dalam Agama Hindu………………………………………………4-5
Karya Suci Agama Hindu……………………………………………………5-6
Hari Raya Agama Hindu…………………………………………………….6-7
BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………………..8
Saran…………………………………………………………………………8
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..9


xi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan

budaya,dengan beragamnya budaya serta tradisi yang ada tidak lepas juga kaitannya dengan
agama. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh Pemerintah
Indonesia yaitu Agama Islam, Agama Protestan, Agama Katolik, Agama Hindu, Agama
Buddha, dan Agama Khonghucu.
Keberagaman ini tentunya diharapkan agar dapat saling memahami satu sama
lain,menciptakan

kerukunan

antar


agama

yang

sesungguhnya

ajaran-ajarannya

menghantarkan pada kebaikan dan ketentraman.

1.2

1.3

Rumusan Masalah
1.2.1

Bagaimana perkembangan Agama Hindu di Indonesia?

1.2.2


Apakah manfaat mengenal Agama Hindu?

Tujuan Penulisan
1.3.1 Diharapkan mahasiswa lebih mengetahui perkembangan Agama Hindu di
Indonesia.
1.3.2 Agar mahasiswa mengetahui manfaat mengenal Agama Hindu.

BAB II
LANDASAN
1 TEORI

2.1

Sejarah Perkembangan Agama Hindu
Kata Hindu (melalui bahasa Persia) berasal dari kata Sindhu dalam bahasa Sanskerta,

yaitu nama sebuah sungai di sebelah barat daya subbenua India. Masuknya agama Hindu ke
Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis
atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa

peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar,
misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam
kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga
munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai
(Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan
diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi,
Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai
huruf Pallawa.

2.2

Keyakinan dalam Agama Hindu
Dalam Agama Hindu kita mengenal lima kepercayaan yang disebut dengan Panca

Sradha,adapun bagian-bagiannya sebagai berikut :
1). Percaya terhadap adanya Tuhan (Widha Tattwa)
2). Percaya terhadap adanya Atman (Atma Tattwa)
3). Percaya terhadap adanya Hukum Karma (Karma Phala)
4). Percaya terhadap adanya Punarbhawa (Samsara)

5). Percaya terhadap adanya Moksa (Bersatunya atman denganBrahman).

2.3

Kitab Suci Agama Hindu
2
Kitab Suci Agama Hindu adalah Weda,yaitu kitab yang berisi ajaran-ajaran yang telah

di wahyukan oleh Sang Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda secara
ethimologinya berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya mengetahui atau
pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan kekal abadi serta
berasal dari Sang Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda dikenal pula dengan Sruti, yang
artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang diterima melalui pendengaran suci dengan
kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyiannyanyian pujaan (Kidung). Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan
merupakan kitab yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi
Wasa

2.4

Tempat Suci Agama Hindu

Tempat suci Agama Hindu adalah Pura.Pura terbagi lagi menjadi dua yaitu pura umum

dan pura pribadi,
2.4.1. Pura Umum
Pura umum adalah tempat suci untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa dalam
segala Prabawa dan Atma Sidha Dewata (Roh Suci Leluhur). Di samping
dipergunakan istilah Pura untuk menyebut tempat suci atau tempat pemujaan,
dipergunakan

juga

istilah

Kahyangan

atau

Parhyangan.Pura

umum


juga

dikelompokkan dalam beberapa bagian diantaranya :
a) Berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi dua kelompok :


Pura Jagat yaitu Pura yang berfungsi sebagai tempat suci untuk
memuja Hyang Widhi Wasa dalam segala Prabawa- NYA (manifestasiNYA).



Pura Kawitan yaitu Pura yang berfungsi sebagai tempat suci untuk
memuja Atma Sidha Dewata (Roh Suci Leluhur).

b) Berdasarkan karakterisasi digolongkan menjadi empat kelompok :



Pura Kahyangan Jagat yaitu Pura tempat pemujaan Hyang Widhi

Wasa dalam segala Prabawa- NYA (manifestasi- NYA) seperti Pura Sad
Kahyangan dan Pura Jagat lainnya.



Pura Kahyangan Desa (territorial) yaitu Pura yang disungsung oleh
Desa Adat.



Pura Swagina (Pura Fungsional) yaitu Pura yang penyiwinya terikat
oleh ikatan swaginanya (Kekaryaannya) yang mempunyai profesi sama
dalam sistem mata pencaharian hidup seperti Pura Subak, Pura
Melanting dan yang sejenisnya.



Pura Kawitan yaitu Pura
yang penyiwinya ditentukan oleh ikatan
3

"wit" atau Leluhur berdasarkan garis kelahiran (genealogies), seperti
Sanggah/ Merajan, Pretiwi, Ibu, Panti, Dadia, Batur, Dadia, Penataran
Dadia, Dalem Dadia, Dadia, Pedharman dan yang sejenisnya.

2.4.1. Pura Pribadi (Merajan)
Merupakan pura yang berada pada masing-masing rumah, fungsinya sama
yaitu memuja Sang Hyang Widhi Wasa,terdapat dua jenis pura pribadi yaitu pura
keluarga kecil (Sanggah) serta pura keluarga besar (Merajan Gede),bedanya adalah
pura keluarga kecil hanya untuk keluarga yang mendiami rumah itu saja,namun pura
keluarga besar merupakan tempat bersembahyang seluruh keluarga serta sanak
saudara saat upacara-upacara keagamaan.

2.5

Pemimpin Upacara Keagamaan
Orang suci adalah manusia yang memiliki kekuatan mata batin dan dapat

memancarkan kewibawaaan rohani serta peka akan getaran-getaran spiritual dan memiliki
kemurnian batin dalam mengamalkan ajaran-ajaran agama. Orang Suci dalam Agama Hindu
sering disebut dengan nama Sulinggih atau Ida Pedanda,masing-masing orang suci dalam
Agama Hindu memiliki tugasnya masing-masing.

2.6

Pemujaan Dalam Agama Hindu
Dalam Agama Hindu dalam persembahyangan memuja banyak dewa serta masing-

masing dewa memiliki makna yang berbeda-beda,berikut penjelasannya:
1. Dewa Wisnu (Hitam) menurut budaya hindu berarti gunung, dengan fungsi sebagai
pemelihara.

2. Dewa Brahma (Merah) dengan pusaka Gada dan tanda api memiliki makna budaya
laut, pencipta dan kekuatan.
3. Dewa Iswara (Putih) yang bersenjata Bajra, berada di sebelah Timur, dan dengan tanda
jantung mempunyai makna matahari, pelebur, dan sumber kebangkitan.
4. Dewa Mahadewa (Kuning) dengan senjata Nagasapah dan tanda lingkungan kabut
memiliki makna budaya matahari terbenam, penjaga keseimbangan dan kekuasaan.
5. Dewa Sangkara (Hijau) , senjata angkus, dengan tanda lingkungan mendung memiliki
makna budaya penyatuan matahari terbenam & laut, keseimbangan, kesempurnaan.
6. Dewa Sambu (Biru) bersenjata Trisula, dengan tanda lingkungan awan tebal memiliki
makna budaya penyatuan matahari & laut, keseimbangan alam, penyatuan kebangkitan, pemeliharaan dan pemusnahan.
4
7. Dewa Mahesora (Merah Muda) bersenjata dupa dan tanda lingkungan rambu (awan
tipis) memiliki makna budaya penyatuan antara gunung dan matahari, keseimbangan
alam, pembunuh indria.
8. Dewa Rudra (Jingga) bersenjata Moksala yang berada di sebelah barat daya dengan
tanda lingkungan halilintar, memiliki makna budaya penyatuan matahari terbenam dan
gunung, pembasmi, kedahsyatan, sumber kemurkaan.
9. Dewa Ciwa (Brumbun) bersenjata Padma dan tanda lingkungan topan memiliki makna
budaya pusat, pemusnah dan dasar dari semua unsur, kesucian.

2.7

Karya Suci Agama Hindu

Panca Yadnya adalah lima jenis karya suci yang diselenggarakan oleh umat Hindu di
dalam usaha mencapai kesempurnaan hidup. Adapun Panca Yadnya atau Panca Maha Yadnya
tersebut terdiri dari:
a) Dewa Yadnya
Merupakan Persembahan suci kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan seluruh
manifestasi- Nya. Korban suci tersebut dilaksanakan pada hari- hari suci, hari
peringatan (Rerahinan), hari ulang tahun (Pawedalan) ataupun hari- hari raya lainnya
seperti: Hari Raya Galungan dan Kuningan, Hari Raya Saraswati, Hari Raya Nyepi
dan lain- lain.
b) Pitra Yadnya
Merupakan suatu korban suci/ persembahan suci yang ditujukan kepada Roh- roh suci
dan Leluhur (pitra) dengan menghormati dan mengenang jasanya dengan
menyelenggarakan upacara Jenasah (Sawa Wedana) sejak tahap permulaan sampai
tahap terakhir yang disebut Atma Wedana.

c) Manusa Yadnya
Merupakan suatu korban suci/ pengorbanan suci demi kesempurnaan hidup manusia.
Di dalam pelaksanaannya dapat berupa Upacara Yadnya ataupun selamatan, di
antaranya ialah:
1. (Jatasamskara/ Nyambutin) guna menyambut bayi yang baru lahir.
2. (Nelubulanin) untuk bayi (anak) yang baru berumur 3 bulan (105 hari).
3. (Oton/ weton/ 210 hari) setelah anak berumur 6 bulan.
4. Upacara perkawinan (Wiwaha) yang disebut dengan istilah Abyakala/ Citra
Wiwaha/ Widhi-Widhana.
d) Rsi Yadnya
Adalah suatu Upacara Yadnya berupa karya suci keagamaan yang ditujukan kepada
para Maha Rsi, orang- orang suci, Rsi, Pinandita, Guru yang di dalam pelaksanaannya
dapat diwujudkan dalam bentuk:
1. Penobatan calon sulinggih (Pemimpin Agama) menjadi sulinggih yang disebut
5
Upacara Diksa.
2. Membangun tempat- tempat pemujaan untuk Sulinggih.
3. Menghaturkan/ memberikan punia pada saat- saat tertentu kepada Sulinggih.
4. Mentaati, menghayati, dan mengamalkan ajaran- ajaran para Sulinggih.
5. Membantu pendidikan agama di dalam menggiatkan pendidikan budi pekerti
luhur, membina, dan mengembangkan ajaran agama.
e) Bhuta Yadnya
Adalah suatu korban suci/ pengorbanan suci kepada sarwa bhuta yaitu makhlukmakhluk rendahan, baik yang terlihat (sekala) ataupun yang tak terlihat (niskala),
hewan (binatang), tumbuh- tumbuhan, dan berbagai jenis makhluk lain yang
merupakan ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa.

2.9

Hari raya Agama Hindu
Agama Hindu mememiliki begitu banyak hari raya yang dilaksanakan berdasarkan

kurun waktu tertentu. Beberapa hari Besar Agama Hindu sebagai berikut :
1. Hari Raya Galungan

Kata “Galungan” berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya menang atau bertarung.
Galungan jugasama artinya dengan Dungulan, yang juga berarti menang. Karena itu
di Jawa,

wuku yang kesebelas

disebut

Wuku

Galungan,

sedangkan

di Bali wuku yang kesebelas itu disebut Wuku Dungulan. Namanya berbeda, tapi
artinya sama saja. Seperti halnya di Jawa dalam rincian pancawara ada sebutan Legi
sementara di Bali disebut Umanis, yang artinya sama: manis. Perayaan (upacara)
Hari Raya Galungan itu pertama-tama adalah pada hari Rabu Kliwon, (Wuku)
Dungulan sasih kapat tanggal 15, tahun 804 Saka. Keadaan Pulau Bali bagaikan Indra
Loka.
2. Hari Raya Saraswati
Hari Raya Saraswati adalah perayaan hari diturunkannya ilmu pengetahuan (vidya)
dan Tuhan Yang Maha Esa melalui sinar suci-Nya Dewi Saraswati. Pada hari ini
adalah waktu yang sangat baik dan tepat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha
Esa agar dianugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan, sehingga kita akan
terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan atau kebahagiaan abadi.
3. Hari Raya Banyupinaruh
6
Sehari setelah perayan hari raya Saraswati
selalu di ikuti dengan Banyupinaruh yang
banyak di lakukan umat Hindu dengan mandi ke laut atau sumber-sumber air guna
menyucikan diri atau Melukat. Banyu Pinaruh asal kata banyu (air), Pinaruh atau
Pengeruwuh (pengetahuan) secara nyata umat membersihkan badan dan keramas.
Akan tetapi prosesi berkasud membersihkan kotoran atau kegelapan pikiran yang
melakat pada tubuh manusia, dengan ilmu pengetahuan atau mandi dengan ilmu
pengetahuan.
4. Hari Raya Pagarwesi
Hari raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari
raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan hari raya Galungan,
Pagerwesi juga termasuk rerainan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat,
baik pendeta maupun umat walaka. Kata “Pagerwesi” artinya pagar dari besi. Ini
melambangakan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti
sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak. Hari raya
pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang

dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya
ini adalah Sanghyang Pramesti Guru.
5. Hari Raya Nyepi
Hari raya Nyepi adalah perayaan hari tahun baru saka yang jatuh pada penanggal
apisan sasih Kedasa (eka sukla paksa Waisak) sehari setelah tilem Kesanga (panca dasi
Krsna Paksa Caitra). Bermakna penyucian bhuwana agung dan bhuwana alit (makro
dan mikrokosmos) untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir batin
(jagadhita dan moksa), terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran),
siwam (kesucian), dan sundaram (keharmonisan/ keindahan).
6. Hari Raya Siwaratri
Siwaratri berarti malam renungan suci atau malam peleburan dosa. Hari Siwaratri
jatuh pada Purwanining Tilem ke VII (Kapitu), yaitu sehari sebelum bulan mati sekitar
bulan Januari. Pada hari ini kita melakukan puasa dan yoga samadhi dengan maksud
untuk memperoleh pengampunan dari Hyang Widhi atas dosa yang diakibatkan oleh
awidya (kegelapan).

BAB III
7

PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Agama

Hindu adalah salah satu dari enam Agama yang diakui di Indonesia. Masuknya Agama Hindu
ke Indonesia membawa pengaruh yang cukup besar. Agama hindu memiliki Kitab Suci yang
disebut Weda, Tempat Suci Pura dan pemimpin agama yang memiliki fungsinya masingmasing. Agama Hindu khususnya di Indonesia memiliki banyak hari besar keagamaan serta
banyak Dewa yang disembah.

3.2

Saran

Setelah penjelasan diatas,mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengerti
sekilas mengenai Agama Hindu.Diharapkan pembaca tetap selalu menjaga solidaritas antar
umat beragama.

8

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Internet :
1. http://kmhd.lk.ipb.ac.id/2010/11/06/sejarah-agama-hindu-di-indonesia/
2. https://www.academia.edu/4766010/KONSEP_KETUHANAN_DALAM_AG

AMA_HINDU
3. http://ajegbali.org/node/43
4. http://www.babadbali.com/canangsari/hkt-pura-fungsi.htm
5. https://iputuswardiyasa.wordpress.com/2012/08/31/nawa-sanga/
6. http://www.babadbali.com/canangsari/pa-panca-yadnya.htm
7. https://phartyca.wordpress.com/hari-raya-hindu/

9