Masa Depan Politik Indonesia (1)

Masa Depan Perpolitikan di Indonesia
Sebelum kita masuk tentang bahasan masa depan politik di Indonesia, maka perlu kita ketahui
terlebih dahulu apa itu politik, mengapa ada politik, dan bagaimana politik itu seharusnya.
Apa itu politik?
Seperti yang kita ketahui, orang-orang awam mungkin menganggap politik itu identik dengan
korupsi, penyelewengan kekuasaan, penyalahgunaan wewenang, dan masih banyak lagi. Perlu
kita ketahui apa hakikat dari politik itu sendiri agar kita tau dan paham untuk apa sebenarnya
politik itu, dan kenapa politik itu bisa ada di masyarakat dari generasi ke generasi.
Jika ditinjau dari etimologi politik berarti polites yaitu warga negara kemudian berkembang lagi
menjadi politikos yaitu kewarganegaraan. Jika ditinjau menurut ilmuwan politik yaitu usaha
menggapai kehidupan yang lebih baik.
Mengapa politik bisa ada di masyarakat?
Jika kita meninjau dari latar belakang terbentuknya, maka bisa dikatakan politik itu hadir karena
adanya kebutuhan manusia akan pengaturan hidup dari masyarakat dan kebutuhan akan rasa
aman. Tak bisa dipungkiri, manusia terdiri dari berbagai macam sifat dan karakter masingmasing dalam pemenuhan kebutuhannya, terutama kebutuhan mengenai fisiologis. Dengan
adanya berbagai macam cara pun pasti muncul dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya
agar tetap bisa bertahan hidup. Sehingga, jika kita meninjau kembali fitrah manusia yaitu fitrah
tentang rasa yang tak pernah puas, maka perlu diadakannya pengatur untuk membatasi
pemenuhan fitrah ini agar nantinya tidak saling merugikan sesama manusia yang selainnya
mengingat sumber daya yang ada di alam dengan kebutuhan manusia tidak sebanding adanya.
Jika pemenuhan kebutuhan tidak dibatasi maka yang akan terjadi alam akan semakin rusak atau

bahkan musnah, sehingga ras dari manusia sendiri akan punah karena manusia sendiri juga
membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk menghindari kekhawatiran
dari masyarakat, dari sinilah muncul suatu kebutuhan dari masyarakat berupa kebutuhan akan
pengatur dan pembatas untuk manusia agar tidak terlalu mengeksploitasi dalam memenuhi
kebutuhannya dari alam. Maka, berpikirlah manusia untuk membuat kebutuhan ini dapat
terealisasi kedepannya. Kemudian mulai muncullah sektor politik yang mana mulai diprakarsai
oleh ilmuwan-ilmuwan seperti Herodotus, Plato, Aristoteles, dan sebagainya yang mengatakan

bahwa politik perlu diadakan dalam penyelenggaraan negara agar dapat menyejahterakan rakyat
yang ada di dalamnya.
Bagaimana politik seharusnya?
Jika kita sudah mengetahui mengapa politik itu bisa ada di masyarakat, tentunya kita pasti kita sudah ada
gambaran untuk menjawab pertanyaan bagaimana politik itu seharusnya. Politik terbentuk karena adanya
kebutuhan dari masyarakat akan pengatur dan pembatas dalam pemenuhan kebutuhan. Sebenarnya tidak
hanya pemenuhan kebutuhan fisiologis yang menjadi latar belakang tetapi juga karena faktor psikis yaitu
berupa rasa aman. Jika kebutuhan sudah diketahui maka tinggal implementasinya bagaimana.
Politik seharusnya dapat menjawab rasa kekhawatiran dari masyarakat akan fitrah manusia dalam
pemenuhan kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas, melihat kondisi alam yang begitu terbatas. Sehingga
dari sini diperlukannya pengaturan terhadap masyarakat agar tidak terlalu berlebihan dalam
mengeksploitasi alam untuk kebutuhan dirinya sendiri, baik itu kebutuhan ragawi maupun kebutuhan

rohani. Maka untuk mengimplementasikan itu perlu dibentuklah badan pengatur yaitu berupa
pemerintahan baik pemerintahan secara mikro maupun makro. Pemerintahan mikro kita ambil contoh
lingkungan desa yang perlu adanya perangkat desa untuk mengatur warga yang tinggal di desa tersebut.
Tentunya dalam perangkat desa disini diperlukannya seorang pemimpin yang dapat dipercaya dan
diyakini mampu untuk bertanggungjawab serta menghadapi masalah-masalah yang ada di desa tersebut.
Sehingga jika sudah demikian perlu adanya pembuatan peraturan-peraturan yang ditujukan tidak hanya
untuk warga saja, namun juga ditujukan untuk perangkat desa itu sendiri mengingat bahwa perangat desa
itu sendiri juga merupakan bagian dari warga yang dipilih maupun terpilih oleh warga. Selain itu juga
perlu diadakannya kebijakan-kebijakan yang mampu menyelesaikan masalah yang ada pada warga
tersebut, selain itu juga kebijakan disini bisa digunakan untuk mengatur warga tersebut untuk pemenuhan
kebutuhannya agar tidak terlalu berlebihan dan sesuai kadar yang seharusnya. Sehingga dari sini
terwujudlah dibentuknya perangkat desa/politik untuk menjawab kekhawatiran warga/masyarakat akan
fitrah manusia dalam pemenuhan kebutuhan yang sifatnya tidak terbatas.
Nah, sekarang kita lihat bagaimana realitas politik di Indonesia yang sedang terjadi. Banyak sekali
pelanggaran-pelanggaran yang terjadi bahkan hampir disemua sektor terutama yang menyangkut
persoalan politik. Bukankah ini seharusnya sungguh sangat mengkhawatirkan masyarakat? Tentunya jika
masyarakat tahu dan memahami hakikat dari politik pasti akan setuju dengan apa yang baru saja saya
utarakan.
Bagaimana negara yang dikatakan kaya akan kekayaan alamnya ini tetap saja mengalami kemiskinan
berkepanjangan yang tak ada henti-hentinya dari zaman penjajahan hingga hari ini? Ini tentunya menjadi

hal cukup menarik jika hendak kita telusuri lebih dalam lagi mengapa Indonesia masih saja dilanda

kemiskinan hingga hari ini. Padahal kita sebagai bagian dari Indonesia juga mengakui bahwa Indonesia
adalah negara yang kaya alamnya, namun kenapa realitas tidak menunjukkan yang seharusnya? Apakah
ini karena ulah masyarakat kita yaitu masyarakat Indonesia? Apakah ini ulah dari pemimpin-pemimpin
kita? Ataukah ini adalah ulah dari negara lain?
Karena keterbatasan saya dalam pegetahuan sejarah dan juga saya belum meneliti secara langsung ke
realitasnya, maka pembahasan mengenai bagaimana keadaan politik di Indonesia di masa depan akan
dibahas menurut versi saya.
Akhir-akhir ini sering kita lihat bagaimana pergolakan politik di tanah air terjadi dan menjadi trending
topik di masyarakat di dunia maya. Mulai muncul akun-akun di social media yang berkedok membahas
tentang perpolitikan di Indonesia. Namun, jika ditelusuri lebih dalam lagi kita akan mengetahui bahwa
akun-akun tersebut tidaklah sepenuhnya semua mendidik kita agar kritis dan selalu mengetahui
perkembangan politik di tanah air. Masih banyak saya temukan akun-akun yang memang dari keterangan
itu terlihat menarik perhatian awalnya karena masih sedikit orang yang mengetahui. Mereka membahas
dengan tegas dan kritis sekali bagaimana pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
dalam menjalankan tugasnya banyak melakukan penyelewengan-penyelewengan. Kata-kata pedas yang
mereka tulis pada tiap-tiap status, twit, dan selainnya cukup membuat merinding para pejabat elite politik
yang memang tidak mampu menjalankan amanah rakyat ketika berada di kursi pemerintahan. Sehingga,
tak jarang banyak orang-orang yang tertarik melihat kritikan-kritikan mereka yang begitu tajam. Awalnya

memang begitu, namun lama-kelamaaan akun ini semakin melihatkan kedoknya kenapa dia sampai bisa
muncul di social media. Setelah saya pikir-pikir, akun-akun yang mengaku akun bersih ini seakan-akan
menjadi berlainan antara realitas yang terjadi dengan apa yang dibahas. Terus demikian hingga saya
dapat menyimpulkan bahwa akun-akun ini ternyata tidak lain dan tidak bukan hanya permainan dari para
pejabat yang hendak menjatuhkan lawan-lawan politiknya. Mereka menyebarkan isu-isu negatif kepada
tokoh-tokoh politik yang mereka anggap adalah lawan politik yang mengancam keberadaan mereka di
bangku pemerintahan atau mungkin mengancam keamanan mereka dalam melakukan tindakan-tindakan
pelanggaran terhadap pelaksanaan pemerintahan. Mungkin bisa dikatakan ini termasuk politik hitam atau
pun politik tidak sehat.
Mendekati tahun pemilu, selalu ada kompetisi-kompetisi yang begitu kuat terjadi di Indonesia. Tidak
hanya personal saja, namun hingga partai politik pun juga tak ingin tinggal diam memanfaatkan
kesempatan emas untuk memperoleh kekuasaan di bangku pemerintahan Indonesia. Terjadilah lobi-lobi
politik di masyarakat luas di Indonesia dengan berbagai kemasan dan berbagai cara. Jika kita termasuk
orang-orang yang kritis, maka kita akan tahu bahwa setiap tahunnya selalu muncul di berita-berita atau
pun di media massa tentang banyaknya money politic yang di lakukan para calon-calon legislatif,
eksekutif, maupun yudikatif. Inilah yang sering kita dengar mulai dari awal reformasi. Entah dari mana

budaya yang negatif ini mulai menjadi budaya di Indonesia dan sampai sekarang pun tetap selalu
dipertahankan budaya yang rusak ini. Bukankah ini membuktikan bahwa kegiatan politik di Indonesia
selalu terjadi disana pelanggaran-pelanggaran yang tak ada henti-hentinya bersautan.

Hal yang tak kalah menarik yang terjadi adalah bagaimana pemerintahan berjalan pasca pemilihan
umum. Pada awalnya memang pemimpin-pemimpin yang terpilih yang kita percaya terlihat mampu
untuk membangun dan menyejahterakan rakyat dari masalah-masalah terutama masalah soal kemiskinan.
Satu tahun berjalan, dua tahun berjalan, tiga tahun berjalan, empat tahun, hingga lima tahun
pemerintahan berjalan, mana perubahan yang dijanjikan dari pemimpin yang tadinya dengan programprogramnya yang begitu memukau dan menghipnotis rakyat hingga mau memilih? Inilah yang selalu
terjadi jika mendekati masa-masa pergantian pemimpin kembali. Jikalau ada pemimpin yang mampu
memikat hati masyarakat lagi, kenyataannya juga masih sama bahwa mereka pemimpin-pemimpin yang
terpilih masih belum bisa dikatakan sukses dalam mengemban amanah rakyat, yaitu mengentaskan
kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Melihat kondisi dari rakyat Indonesia saat ini yang begitu
mengenaskan mulai dari kelompok miskin hingga kelompok elite, mayoritas seakan awam dan bahkan
acuh terhadap prosesi politik di negeri ini. Wajar saja, hingga hari ini belum ada pemimpin yang bisa
dikatakan totalitas dalam menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin. Jika hal ini terus
berkelanjutan, maka bisa dipastikan negara Indonesia akan semakin terpuruk dari tahun ke tahun.
Ketika kita melihat kenyataan yang benar-benar butuh perhatian kita, maka sudah seharusnya kita hendak
bersiap untuk menghadapi kejamnya para pelaku politik di negeri ini. Sudah saatnya kita bagi pemuda
generasi penerus bangsa menjadi agen-agen perubahan dalam masyarakat yang sudah terlalu jauh rusak
ini. Mari kita belajar dengan giat dan semangat degan menyeimbangkan moral dan etika yang baik dalam
diri kita agar nantinya ketika dihadapkan ke lapangan politik kita mampu untuk melewatinya dengan
lancar dan sukses. Semangat perubahan!


Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Partisipasi Politik Perempuan : Studi Kasus Bupati Perempuan Dalam Pemerintahan Dalam Kabupaten Karanganyar

3 106 88

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157