Pendekatan Pembelajaran di SD upload.pdf (1)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
Arif Riska Nurcahyo dan Nur Azizah
Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Bahasa Indonesia
Dosen Pembina: Dr. Titik Indarti, M. Pd

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang perlu berinteraksi dengan manusia
lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia membutuhkan
eksistensinya diakui. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau media yaitu
bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana atau media. Secara
universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk
dasarnya ujaran. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang
manusia atau lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti

yang serupa. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar
pendidikan di semua jenis jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar,
menengah hingga pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia memegang peranan
penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar khususnya
sekolah dasar (SD) yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi karena
bahasa Indonesia merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan
cara berpikir logis, sistematis, dan kritis.
Ada beberapa penyebab kurang berhasilnya pembelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. Salah satu penyebabnya ialah penyampaian
materi yang masih menggunakan pendekatan tidak terpadu. Wey (2014)
menjelaskan bahwa “the integrated skills test influenced participants in
relation to both their choice of preparation strategies and the resources
chosen. These choices seemed to vary in line with participants.” Uji
keterampilan terpadu sangat mempengaruhi peserta kaitannya dengan pilihan
strategi persiapan dan sumber daya yang dipilih. Pilihan ini nampaknya
bervariasi sesuai dengan kebutuhan peserta. Keempat keterampilan berbahasa
(keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara) ini berdiri
sendiri-sendiri, bahkan dianggap sebagai ilmu tersendiri. Pemikiran mengenai


peningkatan keterampilan siswa dengan pendekatan pembelajaran terpadu
dalam pembelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang penting untuk
dilakukan. Dengan demikian, penerapan pendekatan pembelajaran terpadu
sangat penting untuk peningkatan keterampilan siswa dalam bidang bahasa
Indonesia pada siswa di SD kelas rendah maupun kelas tinggi.
Salah satu keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh pendekatan
yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Banyak
pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dan guru harus cermat dalam
memilih pendekatan mana yang cocok digunakan untuk lingkungannya.
Pendekatan mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan
dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar
teoritis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara
lain asumsi menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada pula yang
menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya
dilisankan, dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat
kaidah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian pendekatan pembelajaran?

2. Apa saja pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran
2. Mengetahui pendekatan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan,
dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan
merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa
bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai
kebiasaan. Ada pula

yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem

komunikasi yang pada dasarnya dilisankan; dan ada lagi yang menganggap
bahasa sebagai seperangkat kaidah.

Pendekatan adalah seperangakat asumsi mengenai hakikat bahasa,
pengajaran dan proses belajar-mengajar bahasa. Menurut Tarigan (1989)
Pendekatan adalah seperangkat korelatif yang menangani teori bahasa dan
teori pemerolehan bahasa. Sedangkan menurut Djunaidi (1989) Pendekatan
merupakan serangkaian asumsi yang bersifat hakikat bahasa, pengajaran
bahasa dan belajar bahasa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada guru (teacher centered approach).

B. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Berikut adalah beberapa macam pendekatan pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar.
1. Pendekatan Whole Language

2. Pendekatan Keterampilan Proses
3. Pendekatan Komunikatif
4. Pendekatan Humanisme
5. Pendekatan Konstruktivisme
6. Pendekatan Kontekstual
7. Pendekatan Tematik
8. Pendekatan Tujuan
9. Pendekatan Struktural
10. Pendekatan Pengalaman Berbahasa
Pada makalah ini, penulis akan membahas secara detail hanya pada tiga
pendekatan

Bahasa

Indonesia

yaitu

pendekatan


Whole

Language,

Keterampilan Sosial dan Komunikatif. Untuk pendekatan yang lain akan
dijelaskan secara singkat.
1. Pendekatan Whole Language
a. Pengertian Whole Language
Whole Language adalah satu pendekatan pengajaran bahasa
yang menyajikan pengajaran bahasa secara utuh, tidak terpisah-pisah.
Para ahli Whole Language berkeyakinan bahwa bahasa merupakan satu
kesatuan (Whole) yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Pendekatan

Whole

Language

didasari


oleh

paham

konstruktivisme yang menyatakn bahwa anak/siswa membentuk
sendiri pengetahuannya melalui peran aktifnya dalam belajar secara
utuh dan terpadu. Anak akan termotivasi untuk belajar jika mereka
melihat bahwa yang dipelajarinya itu diperlukan oleh mereka. Orang

dewasa, dalam hal ini guru, berkewajiban untuk menyediakan
lingkungan yang menunjang untuk siswa agar mereka dapat belajar
dengan baik. Fungsi guru dalam kelas Whole Language berubah dari
desiminator informasi menjadi fasilitator.
b. Komponen-Komponen Whole Language
Menurut beberapa ahli ada delapan komponen Whole Language
yaitu:
1) Reading Aloud
Reading Aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan
oleh guru untuk siswanya. Guru membacakan dengan suara keras
dan intonasi yang baik sehingga setiap siswa dapat mendengarkan

dan menikmati ceritanya. Manfaat Reading Aload antara lain
meningkatkan keterampilan menyimak, memperkaya kosakata,
membantu

meningkatkan

membaca

pemahaman,

dan

menumbuhkan minat baca pada siswa. Reading Aload ini tidak
hanya milik guru kelas rendah saja, tetapi dapat juga dilakukan di
kelas tinggi dengan memberikan contoh membaca yang baik pada
siswanya.
2) Jurnal Writing
Jurnal Writing atau menulis jurnal adalah komponen yang
dapat dengan mudah diterapkan. Jurnal merupakan sarana yang
aman bagi siswa untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan

kejadian di sekitarnya, membeberkan hasil belajarnya, dan
menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan. Tugas guru adalah
mendorong

siswa

agar

mau

mengungkapkan

cerita

yang

dimilikinya.
Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari kegiatan
menulis jurnal ini. Manfaat tersebut antara lain:
a) Meningkatkan kemampuan menulis

b) Meningkatkan kemampuan membaca
c) Menumbuhkan keberanian menghadapi resiko

d) Memberi kesempatan untuk membuat refleksi
e) Meningkatkan kemampuan berpikir
f) Menjadi dokumen tertulis
g) Menjadi alat evaluasi
3) Sustained Silent Reading
Sustained Silent Reading (SSR) adalah kegiatan membaca
dalam hati yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa
diberi kesempatan untuk memilih sendiri buku atau materi yang akan
dibacanya, sehingga guru sedapat mungkin harus menyediakan
bahan bacaan yang menarik dari berbagai buku/sumber. Guru dapat
memberi contoh sikap mebaca dalam hati yang baik sehingga
mereka dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam hati untuk
waktu yang cukup lama.
4) Shared Reading
Komponen Shared Reading adalah kegiatan membaca bersama
guru dan siswa, dimana setiap orang mempunyai buku yang sedang
dibacanya. Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini, yaitu:

a) Guru membaca dan siswa mengikutinya (untuk kelas rendah)
b) Guru membaca dan siswa menyimak sambil melihat bacaan yang
tertera pada buku
c) Siswa membaca bergiliran
5) Guided Reading
Guided Reading atau disebut juga mebaca terbimbing, guru
menjadi pengamat dan fasilitator. Dalam hal ini penekanannya bukan
dalam cara membaca, tetapi pada membaca pemahaman. Semua
siswa membaca dan mendiskusikan buku yang sama. Guru
melemparkan pertanyaan yang meminta siswa menjawab dengan
kritis, bukan sekedar pertanyaan pemahaman.
6) Guided Writing
Guided Writing atau menulis terbimbing, dimana peran guru
sebagai fasilitator, membantu siswa menemukan apa yang ingin

ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan jelas, sistematis, dan
menarik. Guru sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi
saran bukan pemberi petunjuk. Dalam kegiatan ini, memilih topik,
membuat draf, memperbaiki, dan mengedit dilakukan sendiri oleh
siswa.
7) Independent Reading
Independent Reading atau membaca bebas adalah kegiatan
membaca, dimana siswa berkesempatan untuk menentukan sendiri
materi yang ingin dibacanya. Dalam hal ini, siswa bertanggung
jawab terhadap bacaan yang dipilihnya sehingga peran guru menjadi
seorang pengamat, fasilitator dan pemberi respon.
8) Independent Writing
Independent Writing atau menulis bebas bertujuan untuk
meningkatkan

kemampuan

menulis,

meningkatkan

kebiasaan

menulis, dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
menulis bebas siswa mempunyai kesempatan untuk menulis tanpa
ada intervensi dari guru. Siswa bertanggung jawab sepenuhnya
dalam proses menulis.
c. Ciri-Ciri Kelas Whole Language
1) Kelas penuh dengan barang cetakan
2) Siswa belajar melalui model atau contoh
3) Siswa bekerja dan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
4) Siswa berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran
5) Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran bermakna
6) Siswa berani mengambil resiko dan bebas bereksperimen
7) Siswa mendapat balikan positif dari guru maupun temannya
d. Penilaian dalam Kelas Whole Language
Guru senantiasa memperhatikan kegiatan yang dilakukan siswa.
Secara

informal,

selama

pembelajaran

berlangsung,

guru

memperhatikan siswa menulis, mendengarkan siswa berdiskusi baik
kelompok atau diskusi kelas. Ketika siswa bercakap-cakap dengan
temannya atau dengan guru, penilaian juga dilakukan, bahkan guru
juga memberikan penilaian saat siswa bermain selama waktu istirahat.
Walaupun guru tidak terlihat membawa buku nilai namun guru
menggunakan alat penilaian, seperti format observasi dan catatan
anecdote. Selain itu juga dilakukan dengan menggunakan portofolio.
2. Pendekatan Keterampilan Proses
a. Hakikat Pendekatan Keterampilan Sosial
Menurut Santosa, dkk pendekatan keterampilan proses pada
hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses
pemerolehan hasil belajar.
b. Prinsip-Prinsip Pendekatan Keterampilan Proses
1) Pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya produk
belajar, melainkan juga bagaimana memperoleh hasil belajar dan
proses mencapai tujuan pembelajaran
2) Menumbuhkan

kemampuan-kemampuan

dasar

untuk

memperoleh pengetahuan, pengalaman dan kemampuan. Syae’i
(1998) menjelaskan kemampuan tersebut meliputi:
a) Kemampuan mengamati
b) Kemampuan menghitung
c) Kemampuan mengukur
d) Kemampuan mengklasifikasi
e) Kemampuan menemukan hubungan
f) Kemampuan membuat prediksi
g) Kemampuan melaksanakan penelitian
h) Kemampuan mengumpulkan
i) Kemampuan menganalis data
j) Kemampuan mengkomunikasikan hasil

c. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Pendekatan
Keterampilan Proses
1) Pengorganisasian Kelas
Secara fisik, pengorganisasian kelas antara lain berupa
pengaturan ruang kelas yang meliputi tempat duduk, letak papan
tulis, meja guru, rak-rak buku, lemari dan media pembelajaran.
Sementara pengorganisasian yang bersifat nonfisik meliputi
pengelolaan suasana kelas, antara lain dapat dilakukan dengan
cara:
a) Penciptaan komunikasi yang multiarah sehingga siswa dapat
berkomunikasi dengan guru, sesama siswa, maupun seluruh
kelas
b) Pengelolaan jam pelajaran secara efektif dan efisien
c) Pengelompokan siswa, dengan memperhatikan masalah yang
akan dibahas siswa, kemampuan siswa, jenis kelamin siswa,
kemudahan hubungan antarsiswa, minat siswa, sifat kelompok
dan jumlah anggota dalam setiap kelompok.
2) Metode dan Teknik Belajar Mengajar
Metode bersifat prosedural, artinya penerapan pembelajaran
Bahasa Indonesia harus dikerjakan menurut langkah-langkah
yang teratur, bertahap yakni mulai perencanaan pembelajaran,
penyajian, sampai dengan penilaian dan hasil pembelajaran.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap metode pembelajaran
bahasa Indnesia, antara lain:
a) Persamaan dan perbedaan antara sistem bahasa pertama siswa
dengan bahasa kedua yang mereka pelajari
b) Usia siswa pada saat mereka belajar bahasa
c) Latar belakang sosial budaya siswa
d) Pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa siswa
dalam bahasa yang dipelajarinya yang sudah mereka punyai
e) Pengetahuan dan keterampilan berbahasa guru

f) Kedudukan dan fungsi bahasa
g) Tujuan pembelajaran
h) Alokasi waktu
Teknik penyajian pembelajaran secara garis besar dan yang
sering digunakan adalah:
a) Ceramah
b) Diskusi (kelas dan kelompok)
c) Resitasi (Penugasan)
3. Pendekatan Komunikatif
a. Hakikat Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang
bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai
tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedurprosedur bagi pembelajaran empat keterampilan berbahasa
(menyimak, membaca, berbicara dan menulis), mengakui dan
menghargai saling ketergantungan bahasa. Menurut Tarigan
(1989: 270), munculnya pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa bermula dari adanya perubahan-perubahan
dalam tradisi pembelajaran bahasa di Inggris tahun 1960-an,
yang saat itu menggunakan pendekatan situasional.
b. Ciri-Ciri Utama Pendekatan Komunikatif
Ciri utama pendekatan komunikatif adalah adanya dua
kegiatan yang saling berkaitan erat, yakni adanya kegiatan
komunikasi fungsional dan kegiatan yang bersifat interaksi
sosial. Kegiatan komunikasi fungsional terdiri atas mengolah
informasi, berbagi dan mengolah informasi, berbagi informasi
dengan kerja sama terbatas, berbagi informasi dengan kerja
sama tak terbatas. Kegiatan interaksi sosial terdiri atas
improvisasi, lakon-lakon pendek yang lucu, aneka simulasi,

dialog dan bermain peran, sidang-sidang konversasi dan diskusi
serta berdebat.
c. Aspek-Aspek

yang

Berkaitan

Erat

dengan

Pendekatan

Komunikatif
1) Teori bahasa, yang menyatakan bahwa hakikatnya bahasa
adalah suatu sistem untuk mengekspresikan makna yang
menekankan pada dimensi semantik dan komunikasi
2) Teori belajar, yang beranggapan bahwa proses belajar lebih
efektif jika bahasa diajarkan secara alamiah melalui
komunikasi langsung
3) Tujuan, yaitu mengembangkan kemampuan siswa untuk
berkomunikasi
4) Silabus, harus disusun searah dengan tujuan pembelajaran
5) Tipe

kegiatan,

pembelajar

dipajangkan

pada

situasi

komunikasi yang nyata
6) Peranan guru, sebagai fasilitator proses komunikasi,
partisipan tugas dan teks, penganalisis kebutuhan
7) Peranan siswa, berperan sebagai pemberi dan penerima,
negosiator dan interaktor
8) Peranan materi, sebagai pendukung usaha meningkatkan
kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata
d. Prosedur Pendekatan Komunikatif
1) Penyajian dialog singkat
2) Pelatihan lisan dialog yang disajikan
3) Penyajian tanya jawab
4) Penelaah dan pengkajian
5) Penarikan simpulan
6) Aktivitas interpretatif
7) Aktivitas produksi lisan
8) Pemberian tugas
9) Pelaksanaan evaluasi

e. Strategi Pendekatan Komunikatif
1) Tujuan
Tujuan pembelajaran bahasa adalah mengembangkan
komunikatif para pembelajar bahasa yang mencakup
kemampuan menafsirkan bentuk-bentuk linguistik, baik
yang dinyatakan secara eksplisit maupun yang dinyatakan
secara implisit
2) Materi
Ada tiga jenis materi yang dipakai dalam pembelajaran
bahasa dengan pendekatan komunikatif, yakni materi yang
berdasarkan teks, materi berdasarkan tugas, dan materi
berdasarkan realita. Prinsip dalam penyusunan materi
adalah:
a) Materi harus menunjang tujuan
b) Materi harus autentik
c) Materi harus mampu menstimulasi terjadinya interaksi
d) Materi memberikan kesempatan untuk memperhatikan
bentuk-bentuk bahasa
e) Materi harus mampu mendorong siswa mengembangkan
keterampilan belajar yang lain
f) Materi

harus

mendorong

pembelajar

menerapkan

keterampilan berbahasa
3) Metode
Metode yang paling relevan dapat digunakan untuk
menjembatani

guru

dengan

siswa

adalah

metode

komunikatif itu sendiri.
4) Teknik
a) Teknik pembelajaran berbicara (ulang ucap, lihat
ucapkan,

mendeskripsikan,

melengkapi

kalimat,

menjawab pertanyaan, cerita berantai, bermain peran,
wawancara dan diskusi
b) Teknik pembelajaran menyimak (dengar ulang ucap,
dengar tulis, dengar kerjakan, simak bilang, bisik
berantai, merangkum, memparafrase)
c) Teknik pembelajaran membaca (lihat baca, menyusun
kalimat, mencari kalimat topik, menceritakan kembali,
mempraktekkan petunjuk, membaca sepintas)
d) Teknik pembelajaran menulis (menyusun kalimat,
memperkanalkan

karangan,

menyelesaikan

cerita,

mengembangkan kata kunci, mengembangkan judul,
menulis surat
5) Media
Beberapa media pembelajaran yang sering kita gunakan
adalah replika, gambar, duplikat, planel, kertas karton,
Radio, video, dan lain-lain.
6) Evaluasi
Ada tiga jenis tes yaitu tes diskrit, tes integratif, dan
tes pragmatis. Yang cocok untuk pembelajaran bahasa
Indonesia dengan pendekatan komunikatif hanya tes
integratif dan tes pragmatif. Tes integratif menguji
kemampuan siswa dalam menggunakan berbagai aspek
kebahasaan atau keterampilan berbahasa pada satu waktu
sekaligus. Tes pragmatif menguji kemampuan siswa dalam
menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam konteks
situasi tertentu.
4. Pendekatan Konstektual
Pembelajaran kontekstual pada intinya membantu guru untuk
mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan
memotivasi

siswa

untuk

mengaitkan

pengetahuan

yang

dipelajarinya dengan kehidupan mereka. Karakteristik pembelajaran

kontekstual mengacu pada masalah-masalah dunia nyata yang
berhubungan dengan peran dan tanggung jawab siswa sebagai
anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja (Mustofa, 2016).
Pendekatan
pembelajaran

kontekstual

bahasa

ini

Indonesia,

dapat
dimana

diterapkan
siswa

dalam

didorong

menghubungkan antara teks sastra dan konteks yang berkaitan
dengan kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa terlatih
menemukan pandangan tokoh dalam teks sastra yang menghargai
nilai-nilai kemanusiaan.
5. Pendekatan Tematik
Pembelajaran tematik merupan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan
adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan
dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna
bagi peserta didik.
Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a) Pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b) Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.
c) Belajar melalui pengalaman lansung.
d) Lebih memperhatikan proses dari hasil semata.
e) Sarat dengan muatan keterkaitan.
6. Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
pembelajaran yang harus dipikirkan dan ditetapkan lebih dahulu
ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan
yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan
digunakan dan teknik pembelajaran yang bagaimana yang
diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai. Jadi

proses pembelajaran ditentukan oleh tujuan yang telah ditetapkan,
untuk mencapai tujuan itu sendiri.
Sejalan dengan itu, maka mata pelajaran apapun orientasinya
pada pendekatan tujuan, demikian juga pada mata pelajaran bahasa
Indonesia.

Oleh

karena

orientasinya

pada

tujuan,

maka

pembelajarannya pun penekanannya pada tercapai tujuan.
7. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran

bahasa,

yang

dilandasi

oleh

asumsi

yang

menganggap bahasa sebagai perangkat kaidah. Atas dasar
anggapan

tersebut,

maka

pembelajaran

bahasa

harus

mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa.
Pembelajaran bahasa dititik beratkan pada pengetahuan tentang
struktur bahasa yang tercangkup dalam fonologi, morfologi, dan
sintaksis. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat,
pola-pola gabungan kata, pola kata, dan suku kata menjadi sangat
penting.
8. Pendekatan Pengalaman Berbahasa
Pendekatan pengalaman berbahasa dalam bidang membaca
dapat dibatasi sebagai pengajaran membaca dengan menggunakan
wacana yang dikembangkan bersama-sama dengan anak-anak.
Dalam PPB guru merangsang anak-anak untuk berpikir tentang
pengalaman masing-masing. Guru memberikan dorongan kepada
anak-anak untuk bercerita. Rekaman guru yang menggunakan
huruf-huruf yang jelas itu harus dilakukan di depan anak-anak
supaya anak-anak sadar bahwa bahasa lisan itu bisa diubah menjadi
bahasa tulisan.
9. Pendekatan Konstruktivisme
Menurut Mustofa (2016), dalam kegiatan pembelajaran,
persepsi yang muncul akan menentukan perilaku siswa sehingga
siswa akan membangun sendiri pengetahuannya apabila mereka

dilibatkan secara aktif dalam proses belajar yang menyenangkan,
serta mendukung siswa untuk belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme harus
mengandung 5 prinsip, yaitu:
a. Menghadapi masalah yang relevan
b. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan
c. Mencari dan menilai pendapat siswa
d. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa
e. Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai model
dalam cara menyelesaikan masalah bersama siswa. Guru hadir
sebagai narasumber dan bukan menjadi penguasa yang memaksakan
jawaban benar, biarkan siswa bebas membangun pemahaman
mereka sendiri. Guru mengamati siswa selama beraktivitas dan
mendengarkan secara seksama atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dari siswa.
Pendekatan konstruktivisme menekankan gagasan-gagasan
berasal dari siswa dalam setiap topik bahasan, sedangkan guru
dituntut harus mempersiapkan dan mengembangkan pengetahuan
yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan disampaikan
kepada siswa dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan bahan yang disajikan sehingga peranan guru di
dalam pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai fasilitator dan
mediator.
10. Pendekatan Humanisme
Gagasan atau pengertian humanisme selalu bermuara pada
konsep pendidikan humanistik, yaitu suatu pembelajaran yang
bertujuan

untuk

menjunjung

tinggi

dan

mengembangkan

kemanusiaan baik secara individual untuk yang bersangkutan
maupaun secara sosial untuk masyarakat pada umumnya (Mustofa,

2016). Kaitannya dengan dunia pendidikan, pendekatan humanisme
merupakan

pendekatan

yang

mengembangkan

keterampilan-

keterampilan yang ada hubungannya dengan kemanusiaan. Dengan
pendekatan humanisme ini siswa diharapkan mampu menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan
dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Pada pendekatan humanisme, siswa diarahkan untuk dapat
mengembangkan potensinya tanpa adanya tekanan, paksaan, atau
pun kekerasan dari guru. Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu
menemukan makna diri kehidupan manusia, keberadaan dalam
komunikasi dengan manusia lain.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun simpulan yang dapatkan melalui latar belakang dan
pembahasan yang telah diuraikan, sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2. Beberapa pendekatan dalam pembelajaran bahasa, antara lain: pendekatan
tujuan,

pendekatan

tematik,

pendekatan

komunikatif,

pendekatan

struktural, pendekatan keterampilan proses, pendekatan integratif,
pendekatan terpadu, pendekatan kontruktivisme, pendekatan pengalaman
berbahasa (PPB)
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini yaitu
agar pembaca dapat memahami dan mempelajari isi dari makalah yang
berjudul Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Yang
nantinya kita sebagai guru sekolah dasar dapat memahami konsep pelajaran
dasar ini dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Tatahartati.http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PENDIDIKAN_BAHAS
A_DAN_SASTRA_INDONESIA_DI_SEKOLAH_DASAR_KELAS_RE
NDAH/BBM_4.pdf
Septiasugiarsih.http://staffnew.uny.ac.id/upload/132313273/pendidikan/Pendekata
n+dalam+Pembelajaran+Bahasa+Indonesia+Sekolah+Dasar.pdf
Mustofa. (2016). Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia Berbasis Analisis
Wacana Kritis. Lamongan: Pustaka Ilalang Group.
Tarigan, Henry Guntur. (1989). Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia.
Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud
Syae’I, Imam. (1998). Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indoesia. Jakarta: Pusat
Penerbitan UT
Santosa, Puji dkk. (2009). Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wei, W. (2014). Can integrated skills task change students' learning strategies and
material? The Language Learning Journal,
DOI: 10.1080/09571736.2014.905970