PERMEN SUSU EDIBLE FILM PROGRAM STUDI TE

PERMEN SUSU (EDIBLE FILM)
TUGAS PENGEMASAN PANGAN I
Disusun Oleh:
Arief Budi Dharmawan
11.70.0012
Go, Yohan Setiawan
11.70.0022
Clara Alverina Tanaka11.70.0029
Hendra Pramana Yonatan
11.70.0099
Jo, Vincentius Michael R
11.70.0122
Kiki Christian
13.70.0164
Robby Chaniago
13.70.0179
Theo Rony Yuliarto
13.70.0195

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2014

1. PRODUK
1.1. Jenis Produk
Permen adalah produk pangan yang banyak digemari. Permen atau kembang gula merupakan
produk sejenis gula-gula (confectionary) yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula
dan air bersama dengan bahan perwarna dan pemberi rasa sampai mencapai kadar air kirakira 3% (Buckle et al., 1987). Menurut SII (Standar Industri Indonesia), permen atau
kembang gula adalah jenis makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya
atau campuran gula dengan pemanis lain, dengan atau tanpa pembuatan bahan makanan lain
yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan (Anonim, 1994).
Produk confectionary adalah suatu produk bahan makanan semi basah yang mempunyai
kadar gula tinggi seperti permen dan coklat, mempunyai beberapa bahan selain gula untuk
memodifikasi produknya seperti susu, putih telur, gum, lemak pada buah-buahan, emulsifier,
flavour, kacang, coklat dan lain-lain. Semuanya merupakan bahan pelengkap untuk
mencirikan tipe permen dan beberapa bahan lain secara khusus ditambahkan untuk
memengaruhi sifat kimia dan fisika gula selama proses pembuatan permen (Shallenberger
dan Birch, 1975).
Prinsip pembuatan permen adalah pemanasan untuk menguapkan kelebihan air yang

ditambahkan. Faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan permen adalah lama waktu
memasak adonan yang akan menentukan banyaknya air yang diuapkan untuk mendapatkan
konsistensi produk yang diinginkan. Faktor utama yang menentukan konsistensi produk akhir
adalah konsentrasi gula dalam adonan (Charley dan Weaver, 1998).
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi shelf life dari bahan pangan adalah kemasan
pangan. Pengemasan pangan merupakan suatu cara dalam memberikan suatu kondisi
lingkungan yang tepat bagi bahan pangan ( Buckle, 1987). Tujuan dari pengemasan ini adalah
melindungi bahan pangan (barrier) dari penyebab-penyebab kerusakan baik karena kerusakan
fisik, kimia, biologis, maupun kerusakan mekanis. Sehingga, kemasan diharapkan dapat
menjaga kualitas dari bahan pangan dan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan yang
baik dan menarik (Tjahjadi, 2011).

1

2
Produk permen memiliki masa simpan yang cukup lama dimana mencapai 12 bulan. Hal
ini disebabkan

produk


mikroorganisme,

namun

kaya

akan

demikian

gula
untuk

sehingga
menjaga

tidak
kualitas

mudah

selama

dirusak

oleh

penyimpanan

sebaiknya produk dikemas dengan baik agar terhindar dari air atau kelembaban karena
akan mempercepat kerusakan permen (Koswara, 2009).
Daya simpan merupakan kemampuan atau lama waktu dimana produk masih dapat
memenuhi syarat dan dalam kondisi yang baik untuk dikonsumsi. Daya simpan produk
makanan jenis gula-gula / permen dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sifat fisik / kimia
produk, kemasan dan lingkungan. Produk gula-gula merupakan jenis makanan yang
mengandung gula tinggi hingga mencapai 40%. Gula dapat berfungsi sebagai pengawet
alami, terutama bila didukung dengan kadar air bahan yang rendah (Yustina & Antarlina,
2013). Penyimpanan permen sebaiknya diletakkan di tempat yang bersih, sejuk dan terhindar
dari sinar matahari.
Pada prinsipnya daya simpan tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan pangan yang
diakibatkan oleh mikroorganisme, suhu udara, kontak dengan udara, yang dapat menurunkan

kualitas. Untuk memperpanjang daya simpan produk jenis permen/ gula-gula, selain dengan
pengemasan, kadar gula tinggi, bisa juga dapat dilakukan dengan penambahan bahan aditif
yang berfungsi menghambat pertumbuhan kapang dan beberapa jenis bakteri. Bahan
pengawet yang dapat digunakan pada produk gula-gula adalah Natrium Propionat, Sodium
Propionat (maksimum 0,3%) dan Asam Benzoat (maksimum 0,1%) (Yustina & Antarlina,
2013).
1.2. Spesifikasi Produk
Produk yang akan kami olah disini adalah permen susu. Definisi permen secara umum adalah
produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran bersama bahan pewarna dan pemberian
rasa sampai tercapai kadar air kurang lebih 30%. Permen atau kembang gula dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu permen keras, permen lunak, permen karet dan
permen jeli (SNI, 1994). Untuk permen susu sendiri adalah jenis permen lunak yang bersifat
chewy candies. Permen susu dibuat dari campuran gula, essens, agar-agar dan susu murni.
Gula, essens, agar-agar serta protein dari susu akan mempengaruhi pembentukan kristal dan
perubahan warna menjadi coklat karena reaksi pencoklatan (Maillard reaction). Protein
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi warna, rasa

3
dan tekstur permen susu. Penambahan gula dapat meningkatkan kekerasan permen susu yang
dikenal dengan istilah grainy. Reaksi pencoklatan yang terjadi pada proses pembuatan

permen susu akan menghasilkan flavour, aroma dan warna coklat. Hal ini diakibatkan oleh
adanya reaksi antara gula pereduksi dan protein susu.Produk kami juga dilindungi oleh
kemasan bernama edible film sehingga selain untuk memperpanjang umur simpan produk
serta tidak mencemari lingkungan karena edible film ini dapat dimakan bersama produk yang
dikemasnya. Permen susu ini memiliki berat 6.25 gram setiap butirnya.
1.3. Target Konsumen
Target konsumen kelompok kami adalah seluruh golongan usia, mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa karena produk yang kami tawarkan di sini banyak diminati oleh semua
kalangan. Namun, secara spesifik kami memfokuskan diri pada para anak-anak sebagai
sasaran utama konsumen, karena anak-anak cenderung lebih menyukai makanan manis
khususnya permen. Selain itu, anak-anak juga harus mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Untuk itu produk kami terbuat dari susu sapi yang memiliki gizi tinggi dan memiliki desain
kemasan yang menarik sehingga anak-anak akan tertarik membeli produk kami tidak hanya
itu kemasan ini juga memiliki peranan melindungi bahan pangan dari kerusakan
fisik,kimia,dan mikrob sehingga kemasan kami juga bersifat melindungi bahan pangan dan
dapat menambah umur simpan dari bahan pangan di dalamnya.

2. PENGEMAS
Karena permen susu adalah jenis permen kunyah maka permen tersebut harus memiliki
tekstur tidak keras, tetapi kenyal dan dapat dikunyah. Salah satu hal yang dapat

mempertahankan faktor di atas salah satunya adalah menggunakan pengemas yang
tepat.Penyimpanannya juga tidak boleh ditempat yang panas atau kering untuk mencegah
kehilangan air yang mengakibatkan permen menjadi keras. Banyak ragam bahan pengemas
yang dapat digunakan dalam produk kami.Berikut adalah beberapa jenis kemasan yang dapat
digunakan pada produk kami :
2.1. Kemasan Edible Film
Secara umum edible film dapat didefenisikan sebagai lapis tipis yang melapisi suatu bahan
pangan dan layak dimakan, digunakan pada makanan dengan cara pembungkusan atau
diletakkan diantara komponen makanan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas
makanan, memperpanjang masa simpan, meningkatkan efisiensi ekonomis, menghambat
perpindahan uap air (Krochta, 1992).
Kemasan edible film memiliki beberapa komponen penyusun utama yang dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu hidrokoloid, lipida dan komposit. Bahan-bahan tambahan yang sering
dijumpai dalam pembuatan edible film adalah antimikroba, antioksidan, flavor dan pewarna.
Komponen yang cukup besar dalam pembuatan edible film adalah plastisizer, yang berfungsi
untuk : meningkatkan fleksibilitas dan ekstensibilitas film, menghindari film dari keretakan,
meningkatkan permeabilias terhadap gas, uap air dan zat terlarut, dan meningkatkan
elastisitas film.
Kemasan Edible film ini sangat cocok untuk diaplikasikan pada permen susu karena jenis
kemasan ini hamper memiliki sifat yang sama dengan plastic yaitu memiliki sifat untuk

menahan air sehingga dapat mencegah kehilangan kelembapan pada produk, memiliki sifat
permeabilitas selektif terhadap sifat tertentu, mengendalikan perpindahan padatan terlarut
untuk mempertahankan warna, pigmen alami dan gizi, serta menjadi pembawa bahan aditif
seperti pewarna, pengawet

dan penambah aroma yang memperbaiki mutu bahan

pangan.Penggunaan edible film untuk pengemasan produk-produk pangan

dapat

memperlambat penurunan mutu, karena dapat berfungsi sebagai penahan difusi gas oksigen,
4

5
karbondioksida dan uap air serta komponen flavor, sehingga mampu menciptakan kondisi
atmosfir internal yang sesuai dengan kebutuhan produk yang dikemas.
2.2. Kemasan Plastik
Tidak hanya edible film yang dapat digunakan tetapi banyak kemasan plastik yang dapat
diaplikasikan pada produk kami. Selain untuk membuat produk kami lebih menarik.

Kemasan plastik ini membuat produk kami lebih terjamin keamanannya. Kemasan plastik
saat ini mendominasi industri makanan di Indonesia, menggeser penggunaan kemasan logam
dan gelas. Hal ini disebabkan karena kelebihan dari kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel,
multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat
diberi warna dan harganya yang murah. Berikut adalah beberapa contoh kemasan plastik
yang dapat digunakan pada produk ini.
1. Linear-low-density polyethylene (LLDPE)
LLDPE merupakan koplimer etilen dengan sejumlah kecil butana, heksana atau
oktana, sehingga mempunyai cabang pada rantai utama dengan interval (jarak) yang
teratur. LLDPE lebih kuat daripada LDPE dan sifat heat sealing-nya juga lebih baik.
2. Polipropilen (PP)
Polipropilen adalah polimer dari propilen dan termasuk jenis plastik olefin.Memiliki
karakteristik yaitu titik lebur sebesar 170°C , daya tembus (permeabilitasnya)
terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang, polipropilen juga tahan
lemak, asam kuat dan basa.
3. Poliester atau Polietilen Treptalat (PET)
PET adalah hasil kondensasi polimer etilen glikol dan asam treptalat,dan dikenal
dengan nama dagang mylar. Jenis plastik ini banyak digunakan dalam laminasi
terutama untuk meningkatkan daya tahan kemasan terhadap kikisan dan sobekan
sehingga banyak digunakan sebagai tempat makanan.

4. Nilon atau Poliamida (PA)
Poliamida diperoleh dengan cara kondensasi polimer (polikondensasi) dari asam
amino atau diamina dengan asam dua karboksilat (di-acid). Terdapat berbagai macam
PA, misalnya : Nilon 6 yang tahan terhadap abrasi ,Nilon 11 dan nilon 12, tahan
terhadap oksigen, air dan dapat direkat pada suhu rendah
5. Polivinil Klorida (PVC)

6
Polivinil Klorida merupakan suatu plastik yang dibuat dari polimerisasi suatu
monomer vinil klorida. Plastik ini memiliki karakteristik yaitu bersifat kuat, kaku,
inert, transparan, berat jenis 1380 kg/m3, modulus young 2900-3300 Mpa, titik leleh
80 0C, dan merupakan plastik yang paling sulit didaur ulang.

3. DAFTAR PUSTAKA
Buckle,K.A.,1987. Ilmu Pangan . Universitas Indonesia Press.Jakarta.
Charley,H.danC.Weaver. 1998.Foods (A Scientific Approach). Prentice hall Inc. New
Jersey
Koswara, Sutrisno.(2009). Teknologi Pembuatan Permen. E-bookpangan.com
Krochta, J. M. and C. L. C. De Mulder.


1996. Biodegradable polymers from agricultural

products. In Agriculture as a Renewable Source of Raw Materials. G. Fuller, T. A.
McKeon and D. D. Bills (Eds.) ACS Symposium Series. Washington, D.C
Shallenberger, R.S. dan Birch, C.C. 1975. Sugar Chemistry. AVI, Publishing Co. Westport.
Conn.
Tjahjadi,

C

dan

Herlina

Marta. 2011. Pengantar

Teknologi

Pangan. Universitas

Padjajaran, Bandung.
Yustina, Ita & SS. Antarlina.(2013).Pengemasan dan Daya Simpan Permen Nanas. BPTP.
Jawa Timur.

7

Dokumen yang terkait

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

AN ANALYSIS OF LANGUAGE CONTENT IN THE SYLLABUS FOR ESP COURSE USING ESP APPROACH THE SECRETARY AND MANAGEMENT PROGRAM BUSINESS TRAINING CENTER (BTC) JEMBER IN ACADEMIC YEAR OF 2000 2001

3 95 76

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22