T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan SMS Gateway sebagai Media Komunikasi dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa: Studi Kasus SMA N 1 Juwana T1 Full text

PEMANFAATAN SMS GATEWAY SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
(Studi Kasus: SMA N 1 Juwana)

Artikel Ilmiah

Peneliti :
Ardo Brian Valentino (702011122)

Program Studi Pendidikan Teknologi Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Juli 2017

PEMANFAATAN SMS GATEWAY SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
(Studi Kasus: SMA N 1 Juwana)

Ardo Brian Valentino(1), Yuliana Tien Bhayangkari Tacoh S.PAK., M.Pd(2)
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : (1)702011122@student.uksw.edu_(2)Yuliana.tacoh@staff.uksw.edu

Abstract

This research aims to determine the improve students' learning activeness by using
SMS Gateway as a communication media. In this research, using descriptive method with
quantitative approach. The learning model is emplemented in the form of implementing a
delivery system and accessing learning support content by utilizing SMS (Short Message
Services) service on the cellphone by using SMS Gateway application. The research
instrument used to know students’ learning activity consisted of questionnaires and
unstructured interviews. The results showed no increase students' learning activeness but not
significantly, because to the increase from questionnaire 1 to questionnaire 2 is less than
20%. The result of the research showed that the student learning activity of studying public
senior high school students 1 juwana class X5 ips in this case is said to be good, because the
average level of student learning activity from the research into the category of being,
although the result of questionnaire of student learning at beginning of meeting and of
meeting only shows less than 20%.


Keyword: SMS Gateway, activity of learning, communication media

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa dengan
memanfaatkan SMS Gateway sebagai media komunikasi. Dalam penelitian ini,
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Model pembelajaran yang
diterapkan berupa implementasi sebuah sistem penyampaian dan pengaksesan konten
pendukung pembelajaran sebagai media komunikasi dengan memanfaatkan layanan SMS (
Short Message Services) pada perangkat telepon seluler dengan menggunakan aplikasi sms
1

gateway. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa
terdiri atas data kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukan
Keaktifan belajar siswa SMA Negeri 1 Juwana kelas X5 dalam hal ini dikatakan baik, karena
rata-rata tingkatan keaktifan belajar siswa masuk dalam kategori sedang, walaupun hasil
angket keaktifan belajar siswa pada awal pertemuan dan akhir pertemuan hanya
menunjukkan peningkatan kurang dari 20%.
Kata Kunci: SMS Gateway, Keaktifan Belajar, Media Komunikasi


1. Pendahuluan
Berkembangnya teknologi informasi yang sangat berperan di segala bidang, sangat
membantu dan mempermudah berbagai kegiatan manusia. Kebutuhan akan informasi kini
menjadi hal yang sangat diperlukan oleh semua orang. Terlebih, kebutuhan informasi kini
juga harus akurat, cepat, dan tepat sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengambil
keputusan. Perkembangan teknologi informasi kini berperan sangat penting dalam dunia
pendidikan. Teknologi informasi menjadi hal yang sering dimanfaatkan dalam
meningkatkan kualitas suatu lembaga pendidikan, dari proses kegiatan pembelajaran
hingga mengelola manajemen informasi sekolah untuk mendukung pendidikan [1].
Perkembangan teknologi informasi membuat teknologi komunikasipun berkembang
secara pesat, sehingga beberapa alat komunikasi mengalami perkembangan pula. Seperti
telepon rumah yang mungkin sekarang mulai banyak ditinggalkan, karena sudah banyak
orang yang beralih ke telepon genggam. Hampir seluruh lapisan masyarakat
memanfaatkan gawai tersebut sebagai alat untuk memperlancar komunikasi mereka.
Salah satu metode komunikasi yang terdapat pada perangkat tersebut adalah SMS (Short
Message Services).
Saat ini teknologi SMS sudah tidak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan sehari-hari.
Hampir semua orang, baik itu pekerja, pelajar, mahasiswa, pebisnis, atau orang biasa pun
pasti pernah menggunakan layanan SMS. SMS merupakan salah satu media
komunikasi teks melalui telepon seluler yang paling banyak digunakan saat ini. Selain

murah, prosesnya juga berjalan cepat dan langsung sampai pada tujuan. Akan tetapi
selama ini SMS baru digunakan sebatas untuk mengirim dan menerima pesan
antara sesama pemilik telepon seluler. Seiring dengan perkembangan teknologi dan
kreativitas operator dan service provider , layanan SMS yang mulanya hanya untuk
saling kirim pesan antara subscriber , kini berkembang dan lebih variatif, seperti
layanan jejak pendapat, ringtone, SMS premium, mobile banking, ticketing dan layanan
pendidikan. Kenyataan ini merupakan peluang bagi institusi pendidikan untuk
menyelenggarakan proses transfer informasi dengan memanfaatan Teknologi SMS
Gateway sebagai media komunikasi penyampaian informasi sehingga dapat membantu
dalam menginformasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan guru murid dan pihak
sekolah lainnya [2].
Namun, dalam pemakaian teknologi gawai yang cukup sering ini tidak berbanding
lurus dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran dikelas atau untuk belajar mandiri.
2

Keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas maupun pemanfaatan HP untuk mencari
sumber belajar lainnya sangat rendah. Pemakaian Handphone seringkali hanya sebagai
sarana hiburan, chating dengan teman atau untuk melihat media sosial. Permasalahan lain
juga adalah mengenai interaksi belajar antara pihak guru dan siswa yang kurang intensif,
kurangnya intensivitas pemanfaatan materi pendukung pembelajaran yang ada. Juga

masih terdapat kurang maksimalnya penggunaan alat ataupun media pembelajaran yang
menjadi pendukung di dalam aktivitas belajar mengajar dan tidak adanya upaya para
pendidik untuk memulai cara pembelajaran yang baru supaya para peserta didik dapat
lebih aktif di dalam lingkup pembelajaran. Permasalahan seperti yang dijelaskan
sebelumnya juga dialami di SMA Negeri 1 Juwana khususnya di kelas X5. Permasalahan
itu adalah (1) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, dikarenakan kurangnya
komunikasi antara guru dan siswa untuk lebih mengenal karakter dan kebutuhan siswa (2)
Pemilihan penyampaian materi dengan metode ceramah yang membuat siswa cenderung
bosan dan malas untuk belajar, dan siswa tidak termotivasi untuk mencari sumber belajar
di luar kelas (3) Minimnya pemanfaatan multimedia interaktif dalam penyampaian materi
(4) Peran pengajar yang tidak bisa full time untuk mengisi kegiatan belajar mengajar.
Dari permasalahan tersebut, cenderung membuat siswa kurang mempunyai motivasi
untuk mengeksplor topik pelajaran, kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas
serta kurangnya kreativitas untuk mengembangkan pemikiran atau ide-ide.
Dengan latar belakang permasalahan di atas, perlu adanya sebuah komunikasi yang
baik antara guru dan siswa yang bisa dilakukan dimanapun, untuk menstimulasi siswa
lebih aktif dalam pembelajaran di kelas maupun dalam mencari sumber belajar di luar
kelas. Dibutuhkan adanya sebuah konten pendukung pembelajaran sebagai sarana
komunikasi dan informasi yang bisa mendukung interaksi antara guru dan murid yang
intensif tidak terbatas ruang dan waktu, bisa diakses kapanpun dimanapun, murah, dan

praktis untuk diterapkan. Interaksi dan komunikasi itu di harapkan dapat membangun
motivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Diharapkan dengan memanfaatkan
salah satu media komunikasi seperti SMS Gateway untuk menjadi sarana komunikasi
dapat meningkatkan keaktifitan belajar siswa di SMA Negeri 1 Juwana. Dengan
memanfaatkan SMS Gateway sebagai media komunikasi dimana siswa dapat mengakses
informasi yang memberi petunjuk untuk mencari sumber belajar secara mandiri, maka
diharapkan setelah mereka kembali ke kelas mereka akan lebih aktif, termotivasi,
mengeksplor topik pembelajaran dan kreatif mengembangkan pikiran, sehingga
pembelajaran tidak berpusat pada guru.
Proses komunikasi seperti ini bisa saja dilakukan melalui email, namun bila
dibandingkan dengan layanan email, layanan SMS merupakan layanan yang termasuk
murah dan mudah dalam penggunaannya, layanan email masih memiliki kekurangan
dalam hal kepraktisan, layanan email ini hanya bisa diakses di tempat tertentu yang
memiliki akses internet, hal ini akan menyebabkan penyampaian informasi/konten
pembelajaran masih berjalan lambat. (Syaikhuddin, 2007) [3].
Penelitian ini mau mencari tahu apakah penggunaan media komunikasi seperti SMS
Gateway yang digunakan guru berkomunikasi dengan siswa di mana saja dapat
membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan mencari sumber belajar lainnya.
Penelitian ini akan memakai suatu aplikasi sebagai pendukung pembelajaran, yaitu
3


sebuah aplikasi pengelolaan pesan yang diintegrasikan dengan sebuah aplikasi SMS
Gateway. Aplikasi pengelolaan pesan ini digunakan untuk mempermudah pengiriman
pesan untuk konten pendukung pembelajaran yang akan dikirimkan kepada para siswa
sedangkan aplikasi SMS Gateway disini berperan untuk berkomunikasi dengan database
yang ada dan mengeksekusi fungsi-fungsi pengiriman SMS yang telah dimilikinya.
Dalam penelitian ini, aplikasi manajemen pengelolaan pesan yang akan dibuat merupakan
aplikasi SMS Gateway bernama GAMMU dan meggunakan sistem manajemen SMS
Kalkun.
Perumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas,
maka dapat dirumuskan sebuah pokok permasalahan, yaitu : “Apakah pemanfaatan media
komunikasi sebagai konten pendukung pembelajaran dapat membantu meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran ?” Kemudian dari pokok permasalahan tersebut,
ditentukan rumusan masalah yang lebih khusus, antara lain: 1.) Bagaimana bentuk
layanan dan jenis konten/informasi yang akan disampaikan kepada peserta didik? 2.)
Apakah pemanfaatan SMS Gateway sebagai konten pendukung pembelajaran pada
peserta didik dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa?
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah pemanfaatan sms gateway sebagai
media komunikasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas X5 SMA Negeri 1
Juwana.

2. Tinjauan Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan
kajian.
Erlian Eka (2010) dalam penelitiannya mengenai penerapan SMS pada Sistem
Informasi Kesiswaan SMPN 1 Katon dengan menggunakan SMS Gateway, dimana
perancangan sistem dengan menggunakan Use Case Diagram. Hasil dari penelitian
tersebut adalah adanya sistem tersebut membantu pihak sekolah untuk menginformasikan
hasil sekolah murid serta mempermudah sekolah dalam menerima saran dan kritik dari
orang tua murid [4].
Vimal, dkk (2008) menyajikan penelitian mengenai penerapan teknologi SMS pada
perpustakaan Kerala, dengan metode studi literatur. Penelitian ini menemukan bahwa
dengan adanya penerapan teknologi SMS pada perpustakaan maka pelayanan lebih
optimal karena terjadi interaksi antar [5].
Simon So (2009) dimana melalukan penelitian mengenai penggunaan SMS untuk
keperluan pengajaran dan pembelajaran. Penerapan pengajaran dan pembelajaran pada
Hongkong Institute of Education menggunakan SMS dengan implementasi
brainstroming, voting dan assesment pada suatu kelas, dimana dalam implementasinya
terjadi input dan feedback. Hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran dan pembelajaran di
kelas dapat lebih interaktif dengan menggunakan SMS [6].
Dari beberapa hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa penggunaan SMS untuk

mendukung kegiatan sekolah baik dalam penyampaian informasi maupun proses
pembelajaran terbukti efektif. Karena itu pada penelitian ini apakah pemanfaatan SMS

4

Gateway sebagai media komunikasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X5
SMA Negeri 1 Juwana.
Media Komunikasi merupakan pemanfaatan sebuah media sebagai proses
penyampaian pesan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Kata media adalah
kata jamak dari medium ,yang artinya perantara. Dalam proses komunikasi, media
merupakan satu dari empat komponen yang harus ada. Komponen yang lain yaitu:
sumber informasi, informasi, dan penerima informasi. Seandainya satu dari empat
komponen tersebut tidak ada, maka proses komunikasi tidak mungkin terjadi.
Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi antara guru
dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa,
guru perlu menggunakan media pembelajaran [7]. Media komunikasi dalam pendidikan
dan pembelajaran diantaranya, media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media
berbasis visual, media berbasis komputer dan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber
belajar. Manfaat media komunikasi dalam pendidikan dan pembelajaran diantaranya;
membantu proses belajar untuk mencapai tujuan belajar, memotivasi siswa, menyajikan

informasi yang mudah, merangsang diskusi, menguatkan belajar, memberikan
pengalaman simulasi (Azhar Arsyad, 2002:3) [8]. Dengan melihat betapa pentingnya
posisi media komunikasi dalam dunia pendidikan, maka tuntutan untuk menindak lanjuti
pengetahuan dalam aspek manfaatnya sangat banyak diantaranya melalui penelitian,
artikel, makalah, paper.
Sistem Penyampaian dan Pengaksesan Konten Pendukung Pembelajaran
merupakan suatu intruksi penyampaian bahan ajar untuk melakukan aktivitas belajar
mengajar antara pendidik dan peserta didik. Dalam pemanfaatan SMS Gateway sebagai
media komunikasi, harus mencakup sejumlah komponen (pendidik, peserta didik dan
media pembelejaran). Sistem pembelajaran yang akan diterapkan memanfaatkan
teknologi informasi multimedia SMS Gateway. Sistem ini merupakan media perantara
bagi interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.
Pengajar berkomunikasi tanpa harus langsung bertemu dengan peserta didik, tetapi
memberikan informasi disampaikan langsung melalui media SMS Gateway. Selain itu,
pelajar mendapatkan konten bahan ajar yang telah dikirimkan oleh pengajar. Kemudian
untuk efisiensi dalam proses pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
kesesuaian teknologi untuk peserta didik, kemudahan penggunaan dan keandalan serta
biaya, pendekatan pengajaran dan pembelajaran, interaktivitas, kecepatan yaitu seberapa
cepat material dapat dikembangkan.
SMS Gateway adalah sebuah perangkat yang menawarkan layanan transit SMS,

mentransformasikan pesan ke jaringan selular dari media lain, atau sebaliknya, sehingga
memungkinkan pengiriman atau penerimaan pesan SMS dengan atau tanpa menggunakan
ponsel. Menurut Yunianto (2006) gateway ialah sebagai jembatan yang menghubungkan
antar satu sistem dengan sistem yang lainnya sehingga dapat terjadi pertukaran data
antara sistem-sistem yang berlainan tersebut [9]. Dengan demikian SMS Gateway
merupakan penghubung lalu lintas data SMS baik yang dikirimkan ataupun yang
diterima. Sebagaimana penjelasan diatas, SMS Gateway dapat terhubung ke media lain
seperti perangkat SMSC dan server milik Content Provider melalui link IP untuk
memproses suatu layanan SMS. Sebuah sistem SMS Gateway, umumnya terdiri
5

komponen Hardware ( Server/Komputer yang dilengkapi dengan perangkat jaringan) dan
Software (Aplikasi yang digunakan untuk pengolahan pesan). Dan untuk sebuah sistem
yang besar umumnya menggunakan Database untuk penyimpanan data.

Gambar 1. Alur Sistem SMS Gateway
(Gecko, 2012 )
Gammu adalah aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini, diintegrasikan dengan
aplikasi yang memanajemen database yang diberikan oleh gammu yaitu kalkun. Menurut
Acho (2008) Gammu merupakan salah satu tool untuk mengembangkan aplikasi SMS
Gateway yang cukup mudah diimplementasikan dan gratis [10]. Gammu berfungsi untuk
menghubungkan antara komputer dengan ponsel. Gammu bisa dikoneksikan dengan
berbagai macam handphone seperti Nokia, Siemens, dll. Gammu menggunakan bahasa C,
dimana gammu bersifat open source sehingga source code dari gammu dapat dianalisa
bagaimana gammu memparsing SMS atau memberi perintah kepada telepon genggam.
Kalkun merupakan SMS Gateway open source berbasis web yang tinggal pakai.
Tidak seperti pada Gammu, pada Kalkun pengguna tidak perlu melakukan coding.
Pengaturan parameter SMS Gateway, yang meliputi jenis modem, nomor port, dan
sebagainya dapat dilakukan melalui GUI (Graphical User Interface) yang sudah
disediakan.
Dengan menggunakan aplikasi gammu yang diintegrasikan dengan kalkun,
diharapkan memberi manfaat bagi siswa yang digunakan untuk melakukan proses belajar
dengan guru. Aplikasi ini diharapkan memberikan kemudahan bagi guru untuk
menyampaikan konten pembelajaran yang dibutuhkan dan sebagai sarana komunikasi
bagi pihak guru dengan para siswanya dalam proses interaksi pembelajaran.
Keaktifan Belajar merupakan proses yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam
berbagai kegiatan belajar sebagai responsi siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin
siswa dapat mencapai hasil yang dikehendaki.
Keaktifan belajar bukan hanya meliputi keaktifan fisik dan mental saja, ada tambahan
keaktifan yang diambil dari kutipan Djamarah (2010), yaitu keaktifan sosial. Keaktifan
sosial artinya anak berbuat berkaitan bagaimana interaksinya bersama teman dan guru
dalam pembelajaran. Dari pendapat para ahli di atas keaktifan belajar siswa dapat dilihat
melalui beberapa indikator [11].

6

Keaktifan belajar dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran .
Meliputi keaktifan dalam memperhatikan penjelasan guru, tidak mengerjakan pekerjaan
lain, spontan bekerja apabila diberi tugas, tidak terpengaruh situasi di luar kelas.
Interaksi siswa dengan guru meliputi keaktifan bertanya kepada guru, menjawab
pertanyaan guru, memanfaatkan guru sebagai narasumber dan memanfaatkan guru
sebagai fasilitator.
Kerjasama kelompok meliputi keaktifan membantu teman dalam kelompok yang
menjumpai masalah, meminta bantuan kepada teman jika mengalami masalah,
mencocokan jawaban/ konsepsinya dalam satu kelompok dan pembagian tugas dalam
kelompok.
Keaktifan siswa dalam kelompok meliputi keaktifan mengemukakan pendapatnya,
menanggapi pertanyaan/ pendapat teman dalam kelompoknya, mengerjakan tugas
kelompok dan menjelaskan pendapat/ pekerjaannya.
Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan meliputi: keaktifan siswa
untuk ikut menyimpulkan, merespon pertanyaan/ simpulan teman, menyempurnakan
simpulan yang dikemukakan oleh temannya dan menghargai pendapat temannya.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Rancangan pembelajaran untuk pemanfaatan SMS gateway sbb :
Pada pertemuan 1, memberikan
arahan kepada peserta didik bagaimana cara
menggunakan SMS gateway sebagai media komunikasi antara pengajar dengan peserta
didik. Setelah itu diadakan simulasi penggunaan SMS gateway ini sebagai media
komunikasi antara guru dengan peserta didik. Kemudian siswa diberi waktu untuk
pengisian angket keaktifan belajar yang ke 1.
Pada tahap pelaksanaan, pemanfaatan sms gateway dilaksanakan di luar kelas. SMS
gateway dipakai untuk mengkomunikasikan bahan pembelajaran selanjutnya dengan
siswa. Kemudian menyiapkan suatu konten pendukung pembelajaran yang akan di
simulasikan. Pada tahap ini siswa mendapatkan informasi mengenai konten yang
diberikan lewat SMS.
Pada pertemuan 2, membahas secara singkat mengenai konten pembelajaran yang
diinformasikan lewat SMS dengan siswa. Dari pembahasan singkat tersebut, lalu
dievaluasi pelaksanaan pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi. Kemudian
Siswa mengisi mengisi angket keaktifan belajar yang ke 2. Dan diakhir pertemuan,
menanyakan tanggapan siswa mengenai pemanfaatan SMS gateway sebagai media
komunikasi dengan menggunakan metode wawancara.
Metode Pengumpulan Data menggunakan tehnik pengambilan data angket /
kuesioner dan wawancara. Data angket diperoleh dari pneyebaran angket yang di analisis
dalam bentuk angka-angka. Hasil wawancara dijabarkan dalam bentuk deskriptif.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau
angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada
salah satu jawaban yang dianggap benar [13]. Penelitian yang dilakuakn saat ini
menggunakan wawancara tidak terstruktur.
7

Lembar pengamatan keaktifan belajar siswa mencatat secara manual dengan poinpoin indikator tentang keaktifan siswa yang diharapkan muncul selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan yang dibuat adalah dengan menggunakan
skala Likert (Wijaya Kusumah, 2012:80), artinya data pengamatan yang diperoleh, dibagi
menjadi empat tingkatan, yaitu 3 = selalu, 2 = sering, 1 = jarang, 0 = tidak pernah. Setiap
pernyataan positif diberi bobot 3, 2, 1 dan 0, sedangkan pernyataan negatif diberi bobot
sebaliknya, yaitu 0, 1, 2 dan 3 [14].
Analisis Data Angket digunakan untuk mendukung data utama. Angket yang peneliti
buat adalah angket berstruktur yang alternatif jawabannya sudah tersedia. Angket ini
dilakukan setelah pembelajaran selesai. Angket ini bertujuan untuk mendukung hasil
pengamatan keaktifan belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti. Adapun perhitungan
data yang digunakan nantinya adalah sebagai berikut:
� = � 100 %
Keterangan:

P = persentase
a = jumlah skor yang diperoleh
b = jumlah skor keaktifan belajar keseluruhan
Penilaian keaktifan belajar menurut Dimyati dan Mudjono (2002:125) adalah [15]:
1% - 25% : sangat rendah
26% - 50% : rendah
51% - 75% : sedang
76% - 100% : tinggi
Rata-rata persentase keaktifan belajar dari satu angket yang terdiri dari dua
pertemuan, dibandingkan dengan rata-rata persentase pada angket berikutnya. Jika ratarata persentase tersebut telah meningkat 20% maka baru dikatakan keaktifan belajar siswa
meningkat. Hasil persentase angket ini kemudian digunakan sebagai pendukung data
keaktifan belajar dari pengamatan keaktifan belajar.
Analisis Data Wawancara dilakukan dengan tindakan konfirmasi atas data yang
sudah diperoleh. Wawancara yang dilakukan tidak terstruktur, artinya hanya menanyakan
keabsahan data-data yang sudah diperoleh dilapangan. Hasil wawancara akan dijabarkan
secara deskriptif.
4. Hasil dan Pembahasan
Pada pertemuan 1, meliputi sebagai berikut : memberi salam dan memperkenalkan
diri, mengadakan apersepsi apakah siswa mengetahui mengenai SMS gateway,
8

menyampaikan tujuan penelitian yang akan dicapai. Kegiatan inti antara lain: 1.
Menjelaskan mengenai pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi dalam
pembelajaran antara guru dan siswa. 2. Menyebarkan angket yang ke 1 untuk diisi oleh
siswa. 3. Menjelaskan mengenai aplikasi yang dipakai dalam pembelajaran. 4. Peneliti
mensimulasikan penggunaan SMS gateway terhadap siswa. 5. Melaksanakan kegiatan
dengan menyiapkan suatu konten bahan ajar pembelajaran dengan menggunakan media
komunikasi SMS gateway.
Berikut ini adalah tampilan layar dari pemakaian SMS gateway :

Gambar 3. Screenshot Simulasi Pada Pertemuan 1.

Gambar 4. Screenshot Simulasi Pada Pertemuan 2.
Pada pertemuan ke-2, meliputi sebagai berikut : 1. Bersama dengan siswa berdiskusi
dan membahas secara singkat mengenai konten pembelajaran yang diinformasikan lewat
SMS. 2. Melakukan evaluasi dari hasil diskusi dalam pelaksanaan pemanfaatan SMS
gateway sebagai media komunikasi. 3. Siswa melakukan pengisian angket keaktifan
9

belajar yang ke 2. 4. Melakukan wawancara kepada siswa dengan menanyakan tanggapan
siswa pada pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi.
Berikut merupakan hasil data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di SMA
Negeri 1 Juwana dengan mengambil responden seluruh siswa kelas X5 ips.
Hasil Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengcrosscheck data hasil temuan
di lapangan dengan pendapat siswa sebagai responden yang dapat digunakan sebagai
acuan untuk keabsahan data.
Hasil dari wawancara dengan siswa pada akhir pertemuan, dapat disimpulkan bahwa
siswa tertarik dengan media komunikasi SMS Gateway untuk membantu dalam
pembelajaran. Siswa berpendapat bahwa memanfaatkan media SMS gateway sebagai
media komunikasi dapat membantu dalam pembelajaran karena bisa diakses kapan saja
dan dimana saja.
Hasil Penelitian keaktifan belajar dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan. Berikut adalah hasil pengamatan keaktifan belajar dilihat dari setiap
indikator dan setiap siswa.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Keakifan Belajar Setiap Indikator

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan keaktifan belajar siswa dalam
bentuk persentase untuk indikator antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran pada
angket 1 yaitu 52% dan pada angket 2 yaitu 53%, interaksi siswa dengan guru pada
angket 1 yaitu 47% dan pada angket 2 yaitu 50%, kerjasama kelompok pada angket 1
yaitu 63% dan pada angket 2 yaitu 67%, aktivitas siswa dalam kelompok pada angket 1
yaitu 56% dan pada angket 2 yaitu 60%, partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil
pembahasan pada angket 1 yaitu 50% dan pada angket 2 yaitu 53%. Sehingga diperoleh
rata-rata keaktifan belajar siswa pada angket 1 yaitu 53,6% dan pada angket 2 yaitu
56,6%. Persentase tersebut masuk dalam kategori sedang.

10

Diagram Angket 1
0%
9%
kategori tinggi = 3
siswa

47%

kategori sedang = 14
siswa

44%

kategori rendah = 15
siswa
kategori sangat
rendah = 0 siswa

Diagram 1. Hasil Angket Pertemuan 1.
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa pada angket
1 dalam kategori sedang begitupun pada angket 2 yang masih dalam kategori sedang.
Pada angket 1 siswa yang memliki keaktifan belajar dalam kategori rendah sebanyak 15
siswa, 14 siswa dalam kategori sedang dan 3 siswa dalam kategori tinggi. Dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa masih banyak yang siswa yang memliliki keaktifan belajar
dalam kategori rendah.
Diagram Angket 2
0%
9%
kategori tinggi = 3
siswa

38%

kategori sedang = 17
siswa

53%

kategori rendah = 12
siswa
kategori sangat
rendah = 0 siswa

Diagram 2. Hasil Angket Pertemuan 2.
Pada angket 2 siswa yang memliki keaktifan belajar dalam kategori rendah sebanyak
12 siswa, 17 siswa dalam kategori sedang dan 3 siswa dalam kategori tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan keaktifan belajar tapi tidak signifikan, masih banyak
siswa yang masuk dalam kategori rendah. Rata-rata keaktifan belajar siswa pada angket 2
yaitu 55%, meningkat 1% dari sebelumnya yang hanya 54%. Dari hasil tersebut terlihat
terjadi peningkatan keaktifan belajar namun tidak signifikan, karena peningkatan
keaktifan kurang dari 20%.

11

5. Diskusi
SMS gateway dalam penelitian ini dipakai sebagai media komunikasi antara guru dan
siswa saat di luar jam pembelajaran. Komunikasi dilakukan dengan cara, guru
mengirimkan pesan singkat dengan aplikasi SMS Gateway kepada semua siswa untuk
meminta mereka mencari sumber belajar di luar kelas, dan dapat belajar secara mandiri.
Saat siswa bisa belajar mandiri di lur kelas pembelajaran, maka mereka akan siap
mengikuti pembelajaran di kelas dan ikut terlibat secara aktif.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setelah pemanfaatan sms gate way sebagai
sebagai media komunikasi yang berisi konten pendukung pembelajaran, keaktifan belajar
siswa di kelas dapat meningkat walaupun dalam kategori sedang.
Dengan melihat betapa pentingnya posisi media komunikasi dalam dunia pendidikan,
maka guru dapat memanfaatkan media ini untuk membangun komunikasi yang efektiv
dengan siswa, walaupun bukan dalam kelas dengan bertatap muka langsung. Sehingga
siswa dapat terus termotivasi karena mengalami bantuan dan dukungan dalam mencari
materi pembelajaran di luar kelas.
Pemanfaatan SMS Gateway dapat membantu guru untuk mempermudah komunikasi
kepada siswa dan membantu siswa belajar mandiri dan meningkatkan keaktifan belajar di
kelas. Sehingga terjadi proses belajar yang aktif, baik di dalam kelas maupun diluar.
Penelitian ini lebih mempertegas penelitian sebelumnya, tentang pemanfaatan sms dalam
menstimulasi kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif.
Hasil penelitian menunjukan keaktifan belajar siswa kelas X5 ips SMA negeri 1
Juwana semester genap tahun ajaran 2016/2017 berdasarkan hasil penelitian di kelas,
belum semua siswa memiliki keaktifan belajar yang tinggi, terdapat hanya 3 siswa saja
yang masuk dalam kategori tinggi, keaktifan belajar masih masuk di kategori sedang,
keaktifan belajar memang mengalami peningkatan tetapi kurang dari 20%. Dari hasil
wawancara pemanfaatan media komunikasi SMS gateway cukup diminati siswa, namun
pada kegiatan pembelajaran, saat simulasi pemakaian SMS Gateway siswa belum dapat
melakukan dengan baik, terbukti keaktifan belajar tidak meningkat signifikan. Hal ini
dapat terjadi karena siswa masih cukup asing dengan sistem pembelajaran memakai
media komunikasi tersebut.
Dengan Pemanfaatan SMS gateway guru dapat menumbuhkan minat dan motivasi
siswa untuk aktif. Pada penelitian ini peneliti sudah menyertakan diri siswa, hal ini sesuai
dengan pendapat Martinis (2007:84) bahwa faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya
keaktifan siswa dengan memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga
mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran [16].
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan
SMS gateway sebagai media komunikasi, dapat membantu meningkatkan keaktifan
belajar. Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X5 ips SMA negeri 1 Juwana
semester genap tahun ajaran 2016/2017 mengalami peningkatan keaktifan belajar, namun
dalam kategori sedang, karena peningkatan dari angket pertemuan 1 ke angket pertemuan
2 kurang dari 20%. Keaktifan belajar siswa kelas X5 ips SMA negeri 1 Juwana dalam hal
12

ini dapat dikatakan secara umum adalah baik, karena rata-rata tingkatan keaktifan belajar
siswa dari hasil penelitian masuk dalam kategori sedang.
7. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan pengembangan dari
penelitian sekarang dengan focus penelitian yang berbeda, tentang pemanfaatan SMS
Gateway dan tentang keaktifan belajar.
8. Daftar Pustaka
[1] Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
[2] Abdul, Rhokim. 2016. Pemanfaatan SMS Gateway Sebagai Media Alternatif
Penyampaian

Informasi

Pada

STMIK

Yadika

Bangil.

http://ic.unira.ac.id/paper/1%20Abdul%20Rokhim.pdf. Diakses 11 juli 2017.

[3] Syaikhuddin. (2007). Pengembangan Infrastruktur Komunikasi Untuk Apikasi
Berbasis Messaging. Skripsi pada Teknik Elektro dan Informatika ITB Bandung :

tidak diterbitkan. Diakses 25 april 2017.
[4] Eka Damayanti Erlian, Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Kesiswaan
Berbasis

SMS

Gateway

dengan

GAMMU

SMPN

1

Negeri

Katon

Kab

Pesawaran Menggunakan Case Model , Konferensi Nasional Sistem dan Informatika

2010; Bali, KNS&I10-044 , November 13, 2010. Diakses 20 april 2017.
[5] Kumar V. Vimal, S. Chitra, Innovative use of SMS technology for the excellence
in library services in Kerala , IASLIC 23rd National Seminar On “Library Profession

in Search of a New Paradigm”, Bose Institute, Kolakata, December 10-13, 2008.
[6] So Simon, 2009. The Development of a SMS-based Teaching and Learning
System, Journal of Educational Technology Development and Exchange, 2(1), 113-

124
[7] Jamaludin. 2016. Manfaat Media Komunikasi Dalam Pendidikan Dan
Pembelajaran.
http://jurnal.um.palembang.ac.id/index.php/attabligh/article/download/135/107.pdf.
Diakses 10 agustus 2017.

[8] Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
[9] Yunianto, T, 2006, Mengukur Kepuasan Pelanggan. Diakses 15 april 2017.
[10] Teguh Prasetyo, (2013). Perancangan Sistem SMS Gateway Sebagai Media
Informasi Nilai Dan Absen Siswa Sma Negeri 1 Garawangi. Diakses 6 juni 2017.
13

[11] Sintha Muning Salasih, (2013). Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa
Menggunakan Model Quantum Teaching Pada Materi Bangun Ruang Di Kelas V SD
Negeri Sangon Kokap Kulon Progo. Diakses 5 april 2017.
[12] Suharsimi Arikunto,dkk. (2008). Penelitian indakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
[13] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.

[14] Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, (2012). Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta: Indeks.
[15] Dimyati dan Mudjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.
[16] Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa . Jakarta: Gaung Persada
Press dan Center for Learning Inovation (CLI).

14

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25