BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI B
BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS ADIARSA KARAWANG
BARAT
Isnaeni Wuryantina
Guru Sekolah Dasar Adiarsa Karawang
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to obtain information the correlation between of
organization culture school and achievement motivation with performance of the teacher
elementary school cluster Adiarsa in distric of West Karawang. The approach used was
quantitative by survey method in elementary school cluster Karangpawitan in distric of West
Karawang. The sample collect from 40 teacher of elementary school who obtained with
random technique, through an instrument that has been validated a questionnaire using scale
likert 1-5. Then the data were analyzed by using regression. The research findings are: (1)
there is correlation organization culture school with performance; (2) there is correlation
achievement motivation with performance; (3) there is correlation organization culture
school and achievement motivation with performance. The result of the research implied that
in the organization culture school, the achievement motivation, the quality of Performance.
Keywords: organization culture school, achievement motivation, performance
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi korelasi antara
sekolah budaya organisasi dan motivasi berprestasi dengan kinerja Adiarsa gugus guru
sekolah dasar di kecamatan dari Karawang Barat. Pendekatan yang digunakan adalah
kuantitatif dengan metode survey di SD gugus sekolah Karangpawitan di distric dari
Karawang Barat. Sampel mengumpulkan dari 40 guru sekolah dasar yang diperoleh dengan
teknik random, melalui instrumen yang telah divalidasi kuesioner menggunakan skala Likert
1-5. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan regresi. Temuan penelitian adalah: (1)
ada sekolah budaya organisasi korelasi dengan kinerja; (2) ada motivasi berprestasi korelasi
dengan kinerja; (3) ada sekolah budaya organisasi korelasi dan motivasi berprestasi dengan
kinerja. Hasil penelitian yang tersirat bahwa di sekolah budaya organisasi, motivasi
berprestasi, kualitas kinerja.
Kata kunci: sekolah budaya organisasi, motivasi berprestasi, kinerja
Menumbuhkan potensi anak didik di sekolah
Salah satu fungsi pendidikan di
dasar secara optimal diperlukan guru yang
sekolah dasar adalah menumbuhkan potensi
profesional. Guru yang profesional adalah
anak didik melalui bimbingan guru-guru
guru
seperangkat
yang profesional dan yang bekerja secara
kemampuaan antara lain menguasai materi
optimal. Dengan kata lain diperlukan kinerja
pelajaran secara tuntas, mampu memilih dan
guru yang baik untuk menumbuhkan potensi
menerapkan metode pembelajaran yang
peserta didik agar tercapai tujuan pendidikan
tepat dan dapat memotivasi peserta didik.
dasar.
yang
memiliki
242
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
Untuk meningkatkan kinerja guru
Motivasi sebagai proses psikologis
agar mampu bekerja secara profesional
timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri
Pemerintah
berbagai
seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik
pelatihan atau penataran para guru. Namun
dan faktor di luar diri seseorang disebut
umumnya pembelajaran dilakukan dalam
faktor ekstrinsik. Faktor di dalam diri
bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah
seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,
di
beranggapan
pengalaman dan pendidikan atau berbagai
tugasnya hanya mentransfer pengetahuan
harapan, cita-cita yang menjangkau masa
yang
target
depan. Sedangkan faktor di luar diri dapat
tersampaikannya topik-topik yang tertulis
ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa
dalam kurikulum. Pada umumnya guru-guru
karena pengaruh pemimpin, kolega atau
tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk
faktor-faktor lain yang sangat kompleks.
hadapan
telah
siswa.
melakukan
Guru
dimilikinya
dengan
Sekolah juga merupakan bentuk
berkreasi dan tidak melatih siswa untuk
mandiri
sehingga
pelajarannya
keorganisasian
kurang
moral,
berbeda
dengan
menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya
bentuk keorganisasian lain yang berorientasi
siswa tidak menyenangi pelajaran.
kepada keuntungan. Hal itu membawa
Dalam
rangka
konsekwensi logis bagi setiap komponen
melaksanakan,
mengelola,
mengurus
dan
diperlukan
manajemen
memimpin,
membimbing,
sekolah
mengatur
unruk
bersinergi,
memiliki
proses
komitmen yang sama dan menerapkan
menyiapkan
norma dan nilai yang dianut sekolah demi
yaitu
tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
fasilitas kepada bawahan supaya bekerja
Organisasi
sama untuk mencapai tujuan bersama.
sekolah
lebih
Demikian juga, di dalam suatu organisasi
menekankan kepada output pendidikan yang
pendidikan apabila dicermati serta diamati
berkualitas
akan terjadi proses interaksi kerja sama
penekanannya
antara pemimpin dengan bawahan yang
sebesar-besarnya. Output pendidikan yang
diperhatikan,
dan
berkualitas dapat dicapai apabila sekolah
dikembangkan tetapi kemungkinan juga
berjalan efektif. Sekolah yang berjalan
dipaksakan, agar perilaku tersebut sesuai
efektif apabila fungsi-fungsi manajemen
dengan harapan pemimpin di dalam suatu
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
lembaga.
dan pengawasan) berfungsi dengan baik
diarahkan,
dibina
243
sedangkan
pada
organisasi
keuntungan
lain
yang
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
serta unsur-unsur penunjang tersedia dan
kepala sekolah, guru dengan murid perlu
memenuhi persyaratan. Salah satu unsur
ditingkatkan.
penting mendukung jalannya sekolah adalah
Kinerja guru ini berhubungan dengan
sumber daya manusia (kepala sekolah, guru
faktor internal maupun faktor eksternal.
dan staf administrasi) yang mempunyai
Faktor internal ini antara lain berupa
peran
menentukan
motivasi berprestasi, disiplin kerja dan sikap
keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan.
terhadap profesi. Sedangkan faktor eksternal
penting
Hasil
dalam
pengamatan
lapangan
seperti supervisi kepala sekolah, budaya
khususnya pada Sekolah Dasar (SD) baik
organisasi sekolah, kepemimpinan kepala
Negeri
sekolah dan iklim sekolah.
maupun
di
Swasta
di
Kabupaten
Karawang Jawa Barat bahwa kinerja guru
Masalah yang terjadi di lapangan
dikatagorikan cukup baik walaupun belum
kami
menunjukkan keberhasilan yang signifikan
mencoba penelitian korelasi antara budaya
seperti yang diharapkan oleh pemerintah
organisasi dan motivasi berprestasi dengan
karena
kinerja guru SD.
kemungkinan
pemahaman,
pelatihan,
kurangnya
dan
tertarik
untuk
menganalisa
dan
penerapan
Berdasarkan uraian di atas dapat
tentang kinerja guru yang sesuai dengan
dikemukakan perumusan masalah sebagai
tugas pokok dan fungsi dari guru tersebut.
berikut: 1) Apakah terdapat hubungan antara
Kinerja guru Sekolah Dasar Negeri
di
Kabupaten
perlu
2)
yang
motivasi berprestasi dengan kinerja guru
menyebabkan diantaranya adalah kurang
SD? 3) Apakah terdapat hubungan antara
kondusifnya budaya organisasi di sekolah,
budaya organisasi dan motivasi berprestasi
rendahnya kepuasan kerja yang dimiliki,
secara bersama-sama dengan kinerja guru
motivasi berprestasi yang masih rendah,
SD?
dioptimalkan,
Karawang
banyak
masih
budaya organisasi dengan kinerja guru SD?
faktor
Apakah
terdapat
hubungan
antara
rendahnya komitmen organisasi, motivasi
Kinerja merupakan penampilan kerja
kerja masih rendah, lingkungan, sistem
seseorang. Kinerja merujuk pada kuantitas
pembagian
dan
insentif,
sarana-prasarana,
kualitas
penyeselaian
pekerjaan.
hubungan interpersonal, komunikasi antar
Sebagaimana di ungkapkan Colquitt, Lepine
pribadi guru dengan guru, guru dengan
dan Wetson (2009 : 37) berpendapat bahwa
kinerja secara formal didefinisikan sebagai
244
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
nilai yang telah diperlihatkan oleh perilaku
karyawan
yang
anggota yang berkontribusi baik secara
melakukan upaya-upaya yang mendukung
positif atau negatif untuk pencapaian tujuan
untuk dapat melakukan pekerjaan dengan
organisasi.
baik.
Dalam
merasa
konteks
puas
tersebut,
akan
jelas
menyatakan
terkandung makna bahwa kinerja sangat
bahwa kinerja merupakan hasil evaluasi
berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang,
terhadap
dilakukan
sehingga jika seseorang atau kepala sekolah
dibandingkan dengan kriteria yang telah
pada suatu organisasi terpuaskan dengan
ditetapkan. Oleh karena itu, peningkatan
pekerjaannya, kesejahteraan yang diberikan
atau penurunan kinerja seseorang dapat
oleh
diketahui dengan adanya pedoman atau
dipergunakan oleh orang banyak serta
standar kerja yang telah ditetapkan.
mendapat pujian dari pimpinannya, maka
Robbins
(2003:410)
pekerjaan
yang
organisasi,
dan
produknya
akan menghasilkan kinerja yang maksimal.
Berbicara tentang hakekat kinerja,
Patricia King (1993:19) berpendapat bahwa
Dengan demikian, kinerja adalah hasil
kinerja merupakan aktivitas seseorang dalam
unjuk kemampuan dari seseorang dalam
melaksanakan tugas pokok yang dibebankan
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi
kepadanya. Luthans (2008:240) dengan
wewenang dan tanggung jawab dengan
pendekatan behavioral menyatakan dalam
indikator: 1) pemahaman tugas; 2) melak-
manajemen kinerja adalah kuantitas atau
sanakan tugas; 3) bekerja sesuai dengan
kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa
waktu kerja; 4) penilaian terhadap kualitas
yang
oleh
seseorang
yang
kerja;
pekerjaan.
Mengacu
pada
kondusif; dan 6) ko-munikasi dengan rekan
diberikan
melakukan
5)
menciptakan
suasana
kerja
sekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa
kinerja adalah hasil, baik kuantitas maupun
Budaya organisasi tidak muncul begitu
kualitas yang dicapai seseorang dalam
saja dari kehampaan dan setelah terbentuk,
melaksanakan tugas–tugas yang menjadi
jarang budaya itu berangsur padam. Para
tanggung jawabnya.
pendiri organisasi biasanya mempunyai
dampak besar pada budaya awal organisasi.
Newstrom dan Davis (2002:132)
menyatakan,
kinerja
yang
baik
Mereka
akan
dalam
organisasi.
Pegawai
visi
mengenai
bagaimana seharusnya organisasi itu.
dihasilkan oleh pegawai atau karyawan yang
puas
mempunyai
atau
245
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
Proses penciptaan budaya organisasi
yang penting, budaya organisasi sebagai
terjadi dalam 3 cara, yaitu Pertama, para
persfektif
pendiri
dan
perilaku individu dan kelompok dalam suatu
mempertahankan anggota atau karyawan
organisasi, memiliki keterbatasan. Pertama,
yang sepikiran dan seperasaan dengan
budaya bukan satu-satunya cara untuk
mereka.
melakukan
berorganisasi. Kita sudah membahas peman-
indoktrinasi dan sosialisasi tentang cara
dangan sistem yang tidak menyinggung
berpikir
kepada
budaya. Kedua, seperti banyak konsep lain
anggota atau karyawan. Ketiga, perilaku
budaya organisasi belum tentu didefinisikan
pendiri sendiri bertindak sebagai model
sama oleh dua ahli teori dan peneliti.
peran yang mendorong karyawan untuk
Beberapa definisi budaya adalah: (1) simbol,
mengidentifikasikan keyakinan, nilai dan
bahasa, ideologi, dan mitos; (2) naskah
asumsi pendiri tersebut.
organisasi yang diambil dari naskah pribadi
hanya
mempekerjakan
Kedua,
dan
Robbins
pendiri
perilaku
dan
mereka
memahami
perilaku-
(2007:511)
pendiri organisasi atau pemimpin yang
menyatakan organizational culture is a
dominan; (3) merupakan sebuah produk,
system of shared meaning held by members
sebuah sejarah didasarkan pada simbol dan
that distinguishes the organization from
merupakan suatu abstraksi dari perilaku dan
other
produk perilaku.
organizations.
Judge
untuk
Budaya
organisasi
merupakan sistem berbagai nilai yang
Sebagaimana yang disampaikan oleh
dilakukan oleh para anggota organisasi yang
Stephen Stolp tentang School Culture, dari
membedakan organisasi tersebut dengan
beberapa hasil studi menunjukkan bahwa
organisasi lain.
budaya organisasi di sekolah berkolerasi
McShane
Glinov
dengan peningkatan motivasi dan prestasi
(2008:461) tentang budaya organisasi adalah
belajar siswa serta kepuasan kerja dan
sebagai berikut: The basic pattern of shared
produktivitas guru. Sesuai dengan studi yang
values and assumptions governing the way
dilakukan oleh Leslie J. Fyans, Jr. dan
employees within an organization think
Martin L. Machr tentang pengaruh dari lima
about and act on problems an opportunities.
dimensi budaya organisasi di sekolah yaitu :
Pendapat
dan
Von
Gibson,
Ivancevich,
tantangan akademik, prestasi komperatif,
Konopaske
mengatakan
penghargaan terhadap prestasi, komunitas
bahwa budaya organisasi sebuah konsep
sekolah dan persepsi tentang tujuan sekolah.
Donnelly
dan
246
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
dan pengambilan resiko; perhatian terhadap
Bagian yang terpenting dari suatu
budaya organisasi adalah kultur dan nilai –
detail;
nilai yang dikembangkan oleh sebuah
kemantapan.
tersebut
dalam
tim;
keagresifan;
dan
Steer dan Porter (1991:5) mengatakan
organisasi harus mencerminkan kemampuan
organisasi
orientasi
motivasi berasal dari kata “movere” dalam
beradaptasi
dengan ligkungannya. Nilai – nilai itu bukan
bahasa latin
sekedar dicatat dan dipajang diruang – ruang
bergerak atau dorongan bagi seseorang
kerja, melainkan ditanam dan diberi pupuk.
untuk
Nilai-nilai yang ditanam kepada semua
berpengaruh besar terhadap tingkah laku
anggota organisasa tersebut lambat laun
manusia.
akan berubah menjadi kebiasaan contohnya
Hasibuan (2007:96), motivasi didefinisikan
dengan
secara
kegiatan–kegiatan,
ritual–ritual
yang berarti “to move”,
berbuat;
atau
Menurut
umum
ide
pokok
Moskowits
sebagai
yang
dalam
inisiatif
dan
(pengangkatan, promosi, dan pelepasan) dan
pengarahan tingkah laku, dan pelajaran
simbol-simbol
motivasi merupakan pelajaran tingkah laku.
(bahasa,
pakaian,
logo,
Menurut Gates dkk. dalam Djaali
tulisan, benda-benda), serta bukti nyata
(penegakan displin, pemberian penghargaan,
(2006:101),
kegiatan sosial, dan lain-lain).
kondisi fisiologis dan psikologis yang
Senada
dalam
dengan
bukunya
suatu
terdapat dalam diri seseorang yang mengatur
memaparkan
tindakannya dengan cara tertentu. Lebih
bagaimana nilai-nilai diterima oleh anggota
lanjut,
organisasi.
Greenberg
Budaya
merupakan
Robbins
Kasali,
juga
motivasi
diteruskan
kepada
Djaali
yang
(2006:101)
mengutip
menyatakan
bahwa
anggota organisasi dengan cara beragam.
motivasi adalah proses membangkitkan,
Namun cara yang paling ampuh menurut
mengarahkan dan memantapkan perilaku
Robbins
yang mengarah pada suatu tujuan. Hal
adalah
melalui
cerita,
ritual,
senada ini dengan pendapat Mondy dan
lambang materi, dan bahasa.
Dapat
disimpulkan
bahwa
Premeaux
budaya
yang
oleh
(2006:149)
dapat dipersepsikan dan diterapkan dalam
keinginan untuk meningkatkan usaha untuk
organisasi
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
mempengaruhi
pola
motivasi
Kamars
organisasi adalah suatu sistem makna yang
untuk
bahwa
dikutip
merupakan
berpikir, sikap dan perilaku para anggota
Dengan demikian, motivasi merupakan
organisasi dengan indikator yaitu inovasi
dorongan yang timbul dalam diri seseorang,
247
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
baik yang disebabkan kondisi fisiologis
seluruh proses gerakan tersebut, termasuk
maupun psikologis, secara sadar untuk
situasi yang mendorong, dorongan yang
melakukan suatu tindakan atau aktivitas
timbul dalam diri individu, tingkah laku
tertentu
yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan
guna
mencapai
suatu
tujuan
(kebutuhan).
tujuan dari perbuatan. Lebih lanjut, Nashar
Menurut Steer dan Porter, berbagai
definisi
motivasi
yang
pengelompokkan
motif
memiliki
menurut para pakar psikologi berdasarkan
persamaan yang mencirikan motivasi dalam
asalnya, yaitu : 1) motif biogenetis, yaitu
diri seseorang, yaitu menggerakkan perilaku,
motif
mengarahkan
kebutuhan
perilaku
ada
menjelaskan
dan
menjaga
yang
berasal
dari
organisme
kebutuhan-
individu
demi
perilaku. Ketiga hal tersebut merupakan
kelanjutan hidup secara biologis, misalnya :
fungsi
lapar,
dari
motivasi
yakni
:
tingkah
laku,
artinya
bernapas, seksualitas dan lainnya; 2) motif
menimbulkan kekuatan pada diri seseorang
sosiogenetis, yaitu motif yang dipelajari
yang dapat memimpinnya untuk bertindak
individu
dengan cara tertentu; 2) mengarahkan
kebudayaan tempatnya itu berada dan
tingkah laku, artinya seseorang memiliki
berkembang. Motif ini dipengaruhi oleh
sesuatu orientasi tujuan atau dorongan.
interaksi
Dalam perkataan lain, setiap tingkah laku
lingkungannya, misalnya: keinginan untuk
selalu diarahkan pada suatu sasaran atau
mendengar musik barat, keinginan untuk
objek tertentu; 3) menjaga tingkah laku,
bermain
motivasi dalam diri seseorang dipengaruhi
teogenetis, yaitu motif yang berasal dari
oleh kekuatan dalam dirinya dan lingkungan
interaksi antara manusia dengan Tuhan
sekitarnya yang memberikan umpan balik
seperti yang dalam ibadahnya, misalnya :
untuk menguatkan intensitas dan arah
keinginan untuk merealisasikan norma-
dorongan-dorongan dan kekuatan individu
norma agama.
menggerakkan
1)
atau sebaliknya.
Menurut
haus
dan
(2004),
motif
berasal
sosial
tenis
Dengan
Nashar
kebutuhan
dan
akan
dari
kegiatan,
lingkungan
individu
lainnya;
demikian,
dengan
3)
motif
motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan. Pada
merupakan segala sesuatu yang mendorong
dasarnya
seseorang
perilaku dilatarbelakangi oleh pemenuhan
untuk
bertindak
melakukan
sesuatu; sedangkan motivasi merupakan
248
motivasi
sebagai
penggerak
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
kebutuhan
dan
juga
untuk
bertolak belakang dalam setiap individu.
mencapai
Pertama,
kebutuhan.
harapan
memotivasi
Maslow mengemukakan suatu teori
untuk
seseorang
sukses
untuk
yang
meraih
motivasi yang disusun secara hirarkis sesuai
kesuksesan; kedua, takut akan kegagalan
kebutuhan manusia yang meliputi 5 tahap
yang
yaitu : 1) kebutuhan fisiologis, seperti:
menghindari situasi prestasi. Harapan untuk
makanan, air, tidur, oksigen, seks dan
sukses mendorong individu untuk meraih
lainnya; 2) kebutuhan keamanan, seperti:
prestasi, tetapi pada saat yang bersamaan
stabilitas, kemandirian, bebas dari rasa takut
menjauhi
dan
sosial,
kegagalan. Dalam hal ini, muncul kebutuhan
seperti: pertemanan, kasih sayang, hubungan
yang memiliki nilai positif dan negatif
dengan orang lain pada umumnya dan
sekaligus sehingga konflik ini bersifat
lainnya; 4) kebutuhan penghargaan, seperti:
sangat
keinginan
mencerminkan kenyataan yang ada.
kegelisahan;
untuk
3)
kebutuhan
dihargai,
harga
diri,
wibawa, status dan lainnya; 5) aktualisasi
diri,
seperti:
pengembangan
diri
memotivasi
prestasi
subjektif
seseorang
karena
dan
untuk
menghindari
tidak
selalu
Dengan demikian, dapat disimpulkan
yang
motivasi berprestasi adalah dorongan yang
berkelanjutan, perwujudan diri dan lainnya.
bersumber dari dalam diri manusia maupun
Houston mengutip Atkinson (1984)
yang bersumber dari luar dirinya yang dapat
yang mengemukakan bahwa kebutuhan
merangsang untuk berprestasi, yang ditandai
berprestasi merupakan salah satu kebutuhan
dengan prestasi /kesuksesan yang dicapai
manusia, yaitu dorongan untuk mengatasi
dengan indikator adalah: 1) keinginan untuk
hambatan, melatih kekuatan dan berusaha
unggul,
untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit
pribadi, 3) keinginan untuk mengambil
dengan cara yang baik dan secepat mungkin.
resiko tingkat menengah dan umpan balik,
Menurut
seseorang
4) menyelesaikan tugas dengan baik, 5)
ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan
menyukai tantangan serta 6) rasional dalam
terhadap suatu subjek dan nilai dari objek
meraih keberhasilan.
tersebut.
METODE
Atkinson,
motivasi
Berdasarkan pendapat Atkinson dan
Feather
yang
dikutip
dalam
2)
menerima
tanggung jawab
Penelitian ini bertujuan untuk untuk a)
Houston,
mengetahui
terdapat dua sistem motivasi yang saling
hubungan
antara
budaya
organisasi sekolah dengan kinerja guru, b)
249
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
mengetahui
hubungan
berprestasi
dengan
mengetahui
antara
kinerja
hubungan
motivasi
guru,
anara
pengujian Homogenitas Varians Y atas X2
c)
dengan uji bartlett menunjukkan bahwa
budaya
sebaran data penelitian berasal dari populasi
homogen, dengan 2hitung (1,92) ttabel (1,70), dan persamaan regresi Y
Populasi dalam penelitian ini adalah
45,11 + 0,516X1.
guru-guru di SD yang berada di Gugus
Adiarsa
kecamatan
korelasi sederhana
Barat
antara Budaya Organisasi Sekolah dengan
Kabupaten Karawang, dan sampel dari
Kinerja Guru diperoleh nilai koefisien
penelitian ini sebanyak 40 orang.
korelasi
HASIL
memberikan pengertian bahwa keterkaitan
Hasil
pengujian
Karawang
Hasil analisis
sebesar
0,609.
Nilai
ini
galat
antara Budaya Organisasi Sekolah dengan
taksiran regresi Y atas X1 dengan liliefors
Kinerja Guru adalah signifikan atau positif,
menunjukkan bahwa sebaran data penelitian
artinya
berasal dari populasi berdistribusi normal,
Organisasi Sekolah akan diikuti dengan
dengan Lo
naiknya Kinerja Guru tersebut.
< Ltabel
(0,121)
normalitas
ry1
(0,140),
sedangkan
Hasil pengujian normalitas galat taksiran
regresi
Y
atas
X2
dengan
makin
tinggi
tingkat
Budaya
Kedua, terdapat hubungan positif
liliefors
yang berarti antara gaya kepemimpinan
menunjukkan bahwa sebaran data penelitian
dengan
berasal dari populasi berdistribusi normal,
koefisien
dengan Lo (0,129) < Ltabel (0,140).
determinasi 22,66 %, thitung (3,34) > ttabel
Hasil
pengujian
hitung (8,13)
Ftabel
kinerja guru di SDN gugus Adiarsa Barat
(5,25), dan persamaan regresi Yˆ = 27,91 +
Kecamatan Karawang Barat Kabupaten
0,429X1 + 0,272X2..
Karawang.
korelasinya
kinerja
Sekolah
guru,
koefisien
dengan
Organisasi
SIMPULAN
yang berarti antara budaya sekolah dan gaya
kepemimpinan
Budaya
0,674,
Kekuatan
hubungannya
Hasil analisis korelasi ganda antara
ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,609
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi
dan koefisien determinasi 0,3709 yang
Berprestasi dengan Kinerja Guru diperoleh
artinya 37,09% variasi kinerja guru di SDN
251
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
gugus Adiarsa Barat Kecamatan Karawang
kuat budaya organisasi sekolah dan motivasi
Barat, dapat dijelaskan oleh variasi budaya
berprestasi
organisasi sekolah. Dengan kata lain, makin
makin tinggi pula kinerja guru.
maka
secara
bersama-sama
kuat budaya organisasi sekolah maka makin
tinggi kinerja guru.
DAFTAR RUJUKAN
Kedua, terdapat hubungan positif
Colquith, Jason A., Jeffrey A. LePine, and
Michael J. Wesson,
2009.
Organizational
Behavior:
Improving
Performance
and
Committment in the Work Place,
New York, McGraw-Hill/Irwin.
antara motivasi berprestasi dengan kinerja
guru SDN gugus Adiarsa Barat Kecamatan
Karawang
Barat
Kabupaten
Karawang.
Kekuatan hubungannya ditunjukkan oleh
Djaali, 2006.
Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara.
koefisien korelasi 0,476 dan koefisien
determinasi 0,2266 yang artinya 22,66%
Fred
variasi kinerja guru di SDN gugus Adiarsa
Barat Kecamatan Karawang Barat, dapat
dijelaskan oleh variasi motivasi berprestasi.
Luthans, 2008. Organizational
Behavior, New York, McGraw-Hill
Companies, Inc.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske,
2006. Organizations Behavior,
Structure, Process, New York,
McGraw-Hill Companies, Inc.
Dengan kata lain, maka semakin tinggi
motivasi berprestasi maka makin tinggi
kinerja guru.
motivasi berprestasi secara bersama-sama
Gulton Maurice and Brian Simon, 1994.
Progress and Performance in The
Primary Class Room, London,
Prentice-Hall.
dengan kinerja guru di SDN gugus Adiarsa
J.
Ketiga, terdapat hubungan positif
antara
Barat
budaya
organisasi
Kecamatan
Kabupaten
sekolah
Karawang
Karawang.
dan
Barat,
Kekuatan
King
hubungannya ditunjukkan oleh koefisien
korelasi
ganda
0,674
dan
koefisien
determinasi 0,454 yang artinya 45,40%
oleh
variasi
Patricia,
1993. Performance
Planning and Appraisal: A Hall to
Book for Manager, New York,
McGraw-Hill.
Kreitner, Robert and Angelo Kinicki,
2008. Organizational Behavior,
Homewood, Richard Irwin.
variasi kinerja guru dapat dijelaskan secara
bersama-sama
Winardi,
2007. Motivasi
dan
Pemotivasian Dalam Manajemen,
Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.
budaya
organisasi sekolah dan motivasi berprestasi.
M. Dachnel Kamars, 2006. Administrasi
Pendidikan : Teori dan Praktek,
Dengan kata lain dapat dikemukakan makin
252
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
Putra
New Jersey, Pearson International
Edition.
Malayu S.P. Hasibuan, 2007. Organisasi
dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas, Jakarta : Bumi
Aksara.
Vroom Victor H., 2009. Work and
Motivation, Phisburgh, John Willey
& Sons Inc.
Padang
:
Universitas
Indonesia Press.
Walker James W. 2000. Human Resource
Strategy, New York. McGraw-Hill.
McShane, Steven L. and Mary Ann Von
Glinov,
2008.
Organizational
Behavior, New York, McGraw-Hill
Companies, Inc.
Newstrom, John W. and Keith Davis,
2002. Organizational Behavior :
Human Behavior at Work, New
York,
McGraw-Hill
Higher
Education.
Nashar, 2004. Peranan Motivasi dan
Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran, Jakarta: Delia Press.
Richard M. Steer and Lyman W. Porter,
1994. Motivation and Work
Behavior, Singapore : McGraw-Hill
Inc.
Schein, Edgar, 2004. Organizational
Culture and Leadership, San
Fransisco, John Wiley and Son.
Stephen P. Robbins, 2008. Organizational
Behavior, New Jersey, Pearson
International Edition.
Stephen P. Robbins, Mary Coulter, 2003.
Management, Australia, Pearson
International Edition.
Stephen P. Robbins, Timothy A. 2007.
Judge, Organizational Behavior,
New Jersey, Pearson International
Edition.
Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge,
2009. Organizational Behavior,
253
KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS ADIARSA KARAWANG
BARAT
Isnaeni Wuryantina
Guru Sekolah Dasar Adiarsa Karawang
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to obtain information the correlation between of
organization culture school and achievement motivation with performance of the teacher
elementary school cluster Adiarsa in distric of West Karawang. The approach used was
quantitative by survey method in elementary school cluster Karangpawitan in distric of West
Karawang. The sample collect from 40 teacher of elementary school who obtained with
random technique, through an instrument that has been validated a questionnaire using scale
likert 1-5. Then the data were analyzed by using regression. The research findings are: (1)
there is correlation organization culture school with performance; (2) there is correlation
achievement motivation with performance; (3) there is correlation organization culture
school and achievement motivation with performance. The result of the research implied that
in the organization culture school, the achievement motivation, the quality of Performance.
Keywords: organization culture school, achievement motivation, performance
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi korelasi antara
sekolah budaya organisasi dan motivasi berprestasi dengan kinerja Adiarsa gugus guru
sekolah dasar di kecamatan dari Karawang Barat. Pendekatan yang digunakan adalah
kuantitatif dengan metode survey di SD gugus sekolah Karangpawitan di distric dari
Karawang Barat. Sampel mengumpulkan dari 40 guru sekolah dasar yang diperoleh dengan
teknik random, melalui instrumen yang telah divalidasi kuesioner menggunakan skala Likert
1-5. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan regresi. Temuan penelitian adalah: (1)
ada sekolah budaya organisasi korelasi dengan kinerja; (2) ada motivasi berprestasi korelasi
dengan kinerja; (3) ada sekolah budaya organisasi korelasi dan motivasi berprestasi dengan
kinerja. Hasil penelitian yang tersirat bahwa di sekolah budaya organisasi, motivasi
berprestasi, kualitas kinerja.
Kata kunci: sekolah budaya organisasi, motivasi berprestasi, kinerja
Menumbuhkan potensi anak didik di sekolah
Salah satu fungsi pendidikan di
dasar secara optimal diperlukan guru yang
sekolah dasar adalah menumbuhkan potensi
profesional. Guru yang profesional adalah
anak didik melalui bimbingan guru-guru
guru
seperangkat
yang profesional dan yang bekerja secara
kemampuaan antara lain menguasai materi
optimal. Dengan kata lain diperlukan kinerja
pelajaran secara tuntas, mampu memilih dan
guru yang baik untuk menumbuhkan potensi
menerapkan metode pembelajaran yang
peserta didik agar tercapai tujuan pendidikan
tepat dan dapat memotivasi peserta didik.
dasar.
yang
memiliki
242
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
Untuk meningkatkan kinerja guru
Motivasi sebagai proses psikologis
agar mampu bekerja secara profesional
timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri
Pemerintah
berbagai
seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik
pelatihan atau penataran para guru. Namun
dan faktor di luar diri seseorang disebut
umumnya pembelajaran dilakukan dalam
faktor ekstrinsik. Faktor di dalam diri
bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah
seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,
di
beranggapan
pengalaman dan pendidikan atau berbagai
tugasnya hanya mentransfer pengetahuan
harapan, cita-cita yang menjangkau masa
yang
target
depan. Sedangkan faktor di luar diri dapat
tersampaikannya topik-topik yang tertulis
ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa
dalam kurikulum. Pada umumnya guru-guru
karena pengaruh pemimpin, kolega atau
tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk
faktor-faktor lain yang sangat kompleks.
hadapan
telah
siswa.
melakukan
Guru
dimilikinya
dengan
Sekolah juga merupakan bentuk
berkreasi dan tidak melatih siswa untuk
mandiri
sehingga
pelajarannya
keorganisasian
kurang
moral,
berbeda
dengan
menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya
bentuk keorganisasian lain yang berorientasi
siswa tidak menyenangi pelajaran.
kepada keuntungan. Hal itu membawa
Dalam
rangka
konsekwensi logis bagi setiap komponen
melaksanakan,
mengelola,
mengurus
dan
diperlukan
manajemen
memimpin,
membimbing,
sekolah
mengatur
unruk
bersinergi,
memiliki
proses
komitmen yang sama dan menerapkan
menyiapkan
norma dan nilai yang dianut sekolah demi
yaitu
tercapainya tujuan pendidikan sekolah.
fasilitas kepada bawahan supaya bekerja
Organisasi
sama untuk mencapai tujuan bersama.
sekolah
lebih
Demikian juga, di dalam suatu organisasi
menekankan kepada output pendidikan yang
pendidikan apabila dicermati serta diamati
berkualitas
akan terjadi proses interaksi kerja sama
penekanannya
antara pemimpin dengan bawahan yang
sebesar-besarnya. Output pendidikan yang
diperhatikan,
dan
berkualitas dapat dicapai apabila sekolah
dikembangkan tetapi kemungkinan juga
berjalan efektif. Sekolah yang berjalan
dipaksakan, agar perilaku tersebut sesuai
efektif apabila fungsi-fungsi manajemen
dengan harapan pemimpin di dalam suatu
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
lembaga.
dan pengawasan) berfungsi dengan baik
diarahkan,
dibina
243
sedangkan
pada
organisasi
keuntungan
lain
yang
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
serta unsur-unsur penunjang tersedia dan
kepala sekolah, guru dengan murid perlu
memenuhi persyaratan. Salah satu unsur
ditingkatkan.
penting mendukung jalannya sekolah adalah
Kinerja guru ini berhubungan dengan
sumber daya manusia (kepala sekolah, guru
faktor internal maupun faktor eksternal.
dan staf administrasi) yang mempunyai
Faktor internal ini antara lain berupa
peran
menentukan
motivasi berprestasi, disiplin kerja dan sikap
keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan.
terhadap profesi. Sedangkan faktor eksternal
penting
Hasil
dalam
pengamatan
lapangan
seperti supervisi kepala sekolah, budaya
khususnya pada Sekolah Dasar (SD) baik
organisasi sekolah, kepemimpinan kepala
Negeri
sekolah dan iklim sekolah.
maupun
di
Swasta
di
Kabupaten
Karawang Jawa Barat bahwa kinerja guru
Masalah yang terjadi di lapangan
dikatagorikan cukup baik walaupun belum
kami
menunjukkan keberhasilan yang signifikan
mencoba penelitian korelasi antara budaya
seperti yang diharapkan oleh pemerintah
organisasi dan motivasi berprestasi dengan
karena
kinerja guru SD.
kemungkinan
pemahaman,
pelatihan,
kurangnya
dan
tertarik
untuk
menganalisa
dan
penerapan
Berdasarkan uraian di atas dapat
tentang kinerja guru yang sesuai dengan
dikemukakan perumusan masalah sebagai
tugas pokok dan fungsi dari guru tersebut.
berikut: 1) Apakah terdapat hubungan antara
Kinerja guru Sekolah Dasar Negeri
di
Kabupaten
perlu
2)
yang
motivasi berprestasi dengan kinerja guru
menyebabkan diantaranya adalah kurang
SD? 3) Apakah terdapat hubungan antara
kondusifnya budaya organisasi di sekolah,
budaya organisasi dan motivasi berprestasi
rendahnya kepuasan kerja yang dimiliki,
secara bersama-sama dengan kinerja guru
motivasi berprestasi yang masih rendah,
SD?
dioptimalkan,
Karawang
banyak
masih
budaya organisasi dengan kinerja guru SD?
faktor
Apakah
terdapat
hubungan
antara
rendahnya komitmen organisasi, motivasi
Kinerja merupakan penampilan kerja
kerja masih rendah, lingkungan, sistem
seseorang. Kinerja merujuk pada kuantitas
pembagian
dan
insentif,
sarana-prasarana,
kualitas
penyeselaian
pekerjaan.
hubungan interpersonal, komunikasi antar
Sebagaimana di ungkapkan Colquitt, Lepine
pribadi guru dengan guru, guru dengan
dan Wetson (2009 : 37) berpendapat bahwa
kinerja secara formal didefinisikan sebagai
244
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
nilai yang telah diperlihatkan oleh perilaku
karyawan
yang
anggota yang berkontribusi baik secara
melakukan upaya-upaya yang mendukung
positif atau negatif untuk pencapaian tujuan
untuk dapat melakukan pekerjaan dengan
organisasi.
baik.
Dalam
merasa
konteks
puas
tersebut,
akan
jelas
menyatakan
terkandung makna bahwa kinerja sangat
bahwa kinerja merupakan hasil evaluasi
berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang,
terhadap
dilakukan
sehingga jika seseorang atau kepala sekolah
dibandingkan dengan kriteria yang telah
pada suatu organisasi terpuaskan dengan
ditetapkan. Oleh karena itu, peningkatan
pekerjaannya, kesejahteraan yang diberikan
atau penurunan kinerja seseorang dapat
oleh
diketahui dengan adanya pedoman atau
dipergunakan oleh orang banyak serta
standar kerja yang telah ditetapkan.
mendapat pujian dari pimpinannya, maka
Robbins
(2003:410)
pekerjaan
yang
organisasi,
dan
produknya
akan menghasilkan kinerja yang maksimal.
Berbicara tentang hakekat kinerja,
Patricia King (1993:19) berpendapat bahwa
Dengan demikian, kinerja adalah hasil
kinerja merupakan aktivitas seseorang dalam
unjuk kemampuan dari seseorang dalam
melaksanakan tugas pokok yang dibebankan
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi
kepadanya. Luthans (2008:240) dengan
wewenang dan tanggung jawab dengan
pendekatan behavioral menyatakan dalam
indikator: 1) pemahaman tugas; 2) melak-
manajemen kinerja adalah kuantitas atau
sanakan tugas; 3) bekerja sesuai dengan
kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa
waktu kerja; 4) penilaian terhadap kualitas
yang
oleh
seseorang
yang
kerja;
pekerjaan.
Mengacu
pada
kondusif; dan 6) ko-munikasi dengan rekan
diberikan
melakukan
5)
menciptakan
suasana
kerja
sekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa
kinerja adalah hasil, baik kuantitas maupun
Budaya organisasi tidak muncul begitu
kualitas yang dicapai seseorang dalam
saja dari kehampaan dan setelah terbentuk,
melaksanakan tugas–tugas yang menjadi
jarang budaya itu berangsur padam. Para
tanggung jawabnya.
pendiri organisasi biasanya mempunyai
dampak besar pada budaya awal organisasi.
Newstrom dan Davis (2002:132)
menyatakan,
kinerja
yang
baik
Mereka
akan
dalam
organisasi.
Pegawai
visi
mengenai
bagaimana seharusnya organisasi itu.
dihasilkan oleh pegawai atau karyawan yang
puas
mempunyai
atau
245
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
Proses penciptaan budaya organisasi
yang penting, budaya organisasi sebagai
terjadi dalam 3 cara, yaitu Pertama, para
persfektif
pendiri
dan
perilaku individu dan kelompok dalam suatu
mempertahankan anggota atau karyawan
organisasi, memiliki keterbatasan. Pertama,
yang sepikiran dan seperasaan dengan
budaya bukan satu-satunya cara untuk
mereka.
melakukan
berorganisasi. Kita sudah membahas peman-
indoktrinasi dan sosialisasi tentang cara
dangan sistem yang tidak menyinggung
berpikir
kepada
budaya. Kedua, seperti banyak konsep lain
anggota atau karyawan. Ketiga, perilaku
budaya organisasi belum tentu didefinisikan
pendiri sendiri bertindak sebagai model
sama oleh dua ahli teori dan peneliti.
peran yang mendorong karyawan untuk
Beberapa definisi budaya adalah: (1) simbol,
mengidentifikasikan keyakinan, nilai dan
bahasa, ideologi, dan mitos; (2) naskah
asumsi pendiri tersebut.
organisasi yang diambil dari naskah pribadi
hanya
mempekerjakan
Kedua,
dan
Robbins
pendiri
perilaku
dan
mereka
memahami
perilaku-
(2007:511)
pendiri organisasi atau pemimpin yang
menyatakan organizational culture is a
dominan; (3) merupakan sebuah produk,
system of shared meaning held by members
sebuah sejarah didasarkan pada simbol dan
that distinguishes the organization from
merupakan suatu abstraksi dari perilaku dan
other
produk perilaku.
organizations.
Judge
untuk
Budaya
organisasi
merupakan sistem berbagai nilai yang
Sebagaimana yang disampaikan oleh
dilakukan oleh para anggota organisasi yang
Stephen Stolp tentang School Culture, dari
membedakan organisasi tersebut dengan
beberapa hasil studi menunjukkan bahwa
organisasi lain.
budaya organisasi di sekolah berkolerasi
McShane
Glinov
dengan peningkatan motivasi dan prestasi
(2008:461) tentang budaya organisasi adalah
belajar siswa serta kepuasan kerja dan
sebagai berikut: The basic pattern of shared
produktivitas guru. Sesuai dengan studi yang
values and assumptions governing the way
dilakukan oleh Leslie J. Fyans, Jr. dan
employees within an organization think
Martin L. Machr tentang pengaruh dari lima
about and act on problems an opportunities.
dimensi budaya organisasi di sekolah yaitu :
Pendapat
dan
Von
Gibson,
Ivancevich,
tantangan akademik, prestasi komperatif,
Konopaske
mengatakan
penghargaan terhadap prestasi, komunitas
bahwa budaya organisasi sebuah konsep
sekolah dan persepsi tentang tujuan sekolah.
Donnelly
dan
246
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
dan pengambilan resiko; perhatian terhadap
Bagian yang terpenting dari suatu
budaya organisasi adalah kultur dan nilai –
detail;
nilai yang dikembangkan oleh sebuah
kemantapan.
tersebut
dalam
tim;
keagresifan;
dan
Steer dan Porter (1991:5) mengatakan
organisasi harus mencerminkan kemampuan
organisasi
orientasi
motivasi berasal dari kata “movere” dalam
beradaptasi
dengan ligkungannya. Nilai – nilai itu bukan
bahasa latin
sekedar dicatat dan dipajang diruang – ruang
bergerak atau dorongan bagi seseorang
kerja, melainkan ditanam dan diberi pupuk.
untuk
Nilai-nilai yang ditanam kepada semua
berpengaruh besar terhadap tingkah laku
anggota organisasa tersebut lambat laun
manusia.
akan berubah menjadi kebiasaan contohnya
Hasibuan (2007:96), motivasi didefinisikan
dengan
secara
kegiatan–kegiatan,
ritual–ritual
yang berarti “to move”,
berbuat;
atau
Menurut
umum
ide
pokok
Moskowits
sebagai
yang
dalam
inisiatif
dan
(pengangkatan, promosi, dan pelepasan) dan
pengarahan tingkah laku, dan pelajaran
simbol-simbol
motivasi merupakan pelajaran tingkah laku.
(bahasa,
pakaian,
logo,
Menurut Gates dkk. dalam Djaali
tulisan, benda-benda), serta bukti nyata
(penegakan displin, pemberian penghargaan,
(2006:101),
kegiatan sosial, dan lain-lain).
kondisi fisiologis dan psikologis yang
Senada
dalam
dengan
bukunya
suatu
terdapat dalam diri seseorang yang mengatur
memaparkan
tindakannya dengan cara tertentu. Lebih
bagaimana nilai-nilai diterima oleh anggota
lanjut,
organisasi.
Greenberg
Budaya
merupakan
Robbins
Kasali,
juga
motivasi
diteruskan
kepada
Djaali
yang
(2006:101)
mengutip
menyatakan
bahwa
anggota organisasi dengan cara beragam.
motivasi adalah proses membangkitkan,
Namun cara yang paling ampuh menurut
mengarahkan dan memantapkan perilaku
Robbins
yang mengarah pada suatu tujuan. Hal
adalah
melalui
cerita,
ritual,
senada ini dengan pendapat Mondy dan
lambang materi, dan bahasa.
Dapat
disimpulkan
bahwa
Premeaux
budaya
yang
oleh
(2006:149)
dapat dipersepsikan dan diterapkan dalam
keinginan untuk meningkatkan usaha untuk
organisasi
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
mempengaruhi
pola
motivasi
Kamars
organisasi adalah suatu sistem makna yang
untuk
bahwa
dikutip
merupakan
berpikir, sikap dan perilaku para anggota
Dengan demikian, motivasi merupakan
organisasi dengan indikator yaitu inovasi
dorongan yang timbul dalam diri seseorang,
247
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
baik yang disebabkan kondisi fisiologis
seluruh proses gerakan tersebut, termasuk
maupun psikologis, secara sadar untuk
situasi yang mendorong, dorongan yang
melakukan suatu tindakan atau aktivitas
timbul dalam diri individu, tingkah laku
tertentu
yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan
guna
mencapai
suatu
tujuan
(kebutuhan).
tujuan dari perbuatan. Lebih lanjut, Nashar
Menurut Steer dan Porter, berbagai
definisi
motivasi
yang
pengelompokkan
motif
memiliki
menurut para pakar psikologi berdasarkan
persamaan yang mencirikan motivasi dalam
asalnya, yaitu : 1) motif biogenetis, yaitu
diri seseorang, yaitu menggerakkan perilaku,
motif
mengarahkan
kebutuhan
perilaku
ada
menjelaskan
dan
menjaga
yang
berasal
dari
organisme
kebutuhan-
individu
demi
perilaku. Ketiga hal tersebut merupakan
kelanjutan hidup secara biologis, misalnya :
fungsi
lapar,
dari
motivasi
yakni
:
tingkah
laku,
artinya
bernapas, seksualitas dan lainnya; 2) motif
menimbulkan kekuatan pada diri seseorang
sosiogenetis, yaitu motif yang dipelajari
yang dapat memimpinnya untuk bertindak
individu
dengan cara tertentu; 2) mengarahkan
kebudayaan tempatnya itu berada dan
tingkah laku, artinya seseorang memiliki
berkembang. Motif ini dipengaruhi oleh
sesuatu orientasi tujuan atau dorongan.
interaksi
Dalam perkataan lain, setiap tingkah laku
lingkungannya, misalnya: keinginan untuk
selalu diarahkan pada suatu sasaran atau
mendengar musik barat, keinginan untuk
objek tertentu; 3) menjaga tingkah laku,
bermain
motivasi dalam diri seseorang dipengaruhi
teogenetis, yaitu motif yang berasal dari
oleh kekuatan dalam dirinya dan lingkungan
interaksi antara manusia dengan Tuhan
sekitarnya yang memberikan umpan balik
seperti yang dalam ibadahnya, misalnya :
untuk menguatkan intensitas dan arah
keinginan untuk merealisasikan norma-
dorongan-dorongan dan kekuatan individu
norma agama.
menggerakkan
1)
atau sebaliknya.
Menurut
haus
dan
(2004),
motif
berasal
sosial
tenis
Dengan
Nashar
kebutuhan
dan
akan
dari
kegiatan,
lingkungan
individu
lainnya;
demikian,
dengan
3)
motif
motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan. Pada
merupakan segala sesuatu yang mendorong
dasarnya
seseorang
perilaku dilatarbelakangi oleh pemenuhan
untuk
bertindak
melakukan
sesuatu; sedangkan motivasi merupakan
248
motivasi
sebagai
penggerak
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
kebutuhan
dan
juga
untuk
bertolak belakang dalam setiap individu.
mencapai
Pertama,
kebutuhan.
harapan
memotivasi
Maslow mengemukakan suatu teori
untuk
seseorang
sukses
untuk
yang
meraih
motivasi yang disusun secara hirarkis sesuai
kesuksesan; kedua, takut akan kegagalan
kebutuhan manusia yang meliputi 5 tahap
yang
yaitu : 1) kebutuhan fisiologis, seperti:
menghindari situasi prestasi. Harapan untuk
makanan, air, tidur, oksigen, seks dan
sukses mendorong individu untuk meraih
lainnya; 2) kebutuhan keamanan, seperti:
prestasi, tetapi pada saat yang bersamaan
stabilitas, kemandirian, bebas dari rasa takut
menjauhi
dan
sosial,
kegagalan. Dalam hal ini, muncul kebutuhan
seperti: pertemanan, kasih sayang, hubungan
yang memiliki nilai positif dan negatif
dengan orang lain pada umumnya dan
sekaligus sehingga konflik ini bersifat
lainnya; 4) kebutuhan penghargaan, seperti:
sangat
keinginan
mencerminkan kenyataan yang ada.
kegelisahan;
untuk
3)
kebutuhan
dihargai,
harga
diri,
wibawa, status dan lainnya; 5) aktualisasi
diri,
seperti:
pengembangan
diri
memotivasi
prestasi
subjektif
seseorang
karena
dan
untuk
menghindari
tidak
selalu
Dengan demikian, dapat disimpulkan
yang
motivasi berprestasi adalah dorongan yang
berkelanjutan, perwujudan diri dan lainnya.
bersumber dari dalam diri manusia maupun
Houston mengutip Atkinson (1984)
yang bersumber dari luar dirinya yang dapat
yang mengemukakan bahwa kebutuhan
merangsang untuk berprestasi, yang ditandai
berprestasi merupakan salah satu kebutuhan
dengan prestasi /kesuksesan yang dicapai
manusia, yaitu dorongan untuk mengatasi
dengan indikator adalah: 1) keinginan untuk
hambatan, melatih kekuatan dan berusaha
unggul,
untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit
pribadi, 3) keinginan untuk mengambil
dengan cara yang baik dan secepat mungkin.
resiko tingkat menengah dan umpan balik,
Menurut
seseorang
4) menyelesaikan tugas dengan baik, 5)
ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan
menyukai tantangan serta 6) rasional dalam
terhadap suatu subjek dan nilai dari objek
meraih keberhasilan.
tersebut.
METODE
Atkinson,
motivasi
Berdasarkan pendapat Atkinson dan
Feather
yang
dikutip
dalam
2)
menerima
tanggung jawab
Penelitian ini bertujuan untuk untuk a)
Houston,
mengetahui
terdapat dua sistem motivasi yang saling
hubungan
antara
budaya
organisasi sekolah dengan kinerja guru, b)
249
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
mengetahui
hubungan
berprestasi
dengan
mengetahui
antara
kinerja
hubungan
motivasi
guru,
anara
pengujian Homogenitas Varians Y atas X2
c)
dengan uji bartlett menunjukkan bahwa
budaya
sebaran data penelitian berasal dari populasi
homogen, dengan 2hitung (1,92) ttabel (1,70), dan persamaan regresi Y
Populasi dalam penelitian ini adalah
45,11 + 0,516X1.
guru-guru di SD yang berada di Gugus
Adiarsa
kecamatan
korelasi sederhana
Barat
antara Budaya Organisasi Sekolah dengan
Kabupaten Karawang, dan sampel dari
Kinerja Guru diperoleh nilai koefisien
penelitian ini sebanyak 40 orang.
korelasi
HASIL
memberikan pengertian bahwa keterkaitan
Hasil
pengujian
Karawang
Hasil analisis
sebesar
0,609.
Nilai
ini
galat
antara Budaya Organisasi Sekolah dengan
taksiran regresi Y atas X1 dengan liliefors
Kinerja Guru adalah signifikan atau positif,
menunjukkan bahwa sebaran data penelitian
artinya
berasal dari populasi berdistribusi normal,
Organisasi Sekolah akan diikuti dengan
dengan Lo
naiknya Kinerja Guru tersebut.
< Ltabel
(0,121)
normalitas
ry1
(0,140),
sedangkan
Hasil pengujian normalitas galat taksiran
regresi
Y
atas
X2
dengan
makin
tinggi
tingkat
Budaya
Kedua, terdapat hubungan positif
liliefors
yang berarti antara gaya kepemimpinan
menunjukkan bahwa sebaran data penelitian
dengan
berasal dari populasi berdistribusi normal,
koefisien
dengan Lo (0,129) < Ltabel (0,140).
determinasi 22,66 %, thitung (3,34) > ttabel
Hasil
pengujian
hitung (8,13)
Ftabel
kinerja guru di SDN gugus Adiarsa Barat
(5,25), dan persamaan regresi Yˆ = 27,91 +
Kecamatan Karawang Barat Kabupaten
0,429X1 + 0,272X2..
Karawang.
korelasinya
kinerja
Sekolah
guru,
koefisien
dengan
Organisasi
SIMPULAN
yang berarti antara budaya sekolah dan gaya
kepemimpinan
Budaya
0,674,
Kekuatan
hubungannya
Hasil analisis korelasi ganda antara
ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,609
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi
dan koefisien determinasi 0,3709 yang
Berprestasi dengan Kinerja Guru diperoleh
artinya 37,09% variasi kinerja guru di SDN
251
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015
gugus Adiarsa Barat Kecamatan Karawang
kuat budaya organisasi sekolah dan motivasi
Barat, dapat dijelaskan oleh variasi budaya
berprestasi
organisasi sekolah. Dengan kata lain, makin
makin tinggi pula kinerja guru.
maka
secara
bersama-sama
kuat budaya organisasi sekolah maka makin
tinggi kinerja guru.
DAFTAR RUJUKAN
Kedua, terdapat hubungan positif
Colquith, Jason A., Jeffrey A. LePine, and
Michael J. Wesson,
2009.
Organizational
Behavior:
Improving
Performance
and
Committment in the Work Place,
New York, McGraw-Hill/Irwin.
antara motivasi berprestasi dengan kinerja
guru SDN gugus Adiarsa Barat Kecamatan
Karawang
Barat
Kabupaten
Karawang.
Kekuatan hubungannya ditunjukkan oleh
Djaali, 2006.
Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara.
koefisien korelasi 0,476 dan koefisien
determinasi 0,2266 yang artinya 22,66%
Fred
variasi kinerja guru di SDN gugus Adiarsa
Barat Kecamatan Karawang Barat, dapat
dijelaskan oleh variasi motivasi berprestasi.
Luthans, 2008. Organizational
Behavior, New York, McGraw-Hill
Companies, Inc.
Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske,
2006. Organizations Behavior,
Structure, Process, New York,
McGraw-Hill Companies, Inc.
Dengan kata lain, maka semakin tinggi
motivasi berprestasi maka makin tinggi
kinerja guru.
motivasi berprestasi secara bersama-sama
Gulton Maurice and Brian Simon, 1994.
Progress and Performance in The
Primary Class Room, London,
Prentice-Hall.
dengan kinerja guru di SDN gugus Adiarsa
J.
Ketiga, terdapat hubungan positif
antara
Barat
budaya
organisasi
Kecamatan
Kabupaten
sekolah
Karawang
Karawang.
dan
Barat,
Kekuatan
King
hubungannya ditunjukkan oleh koefisien
korelasi
ganda
0,674
dan
koefisien
determinasi 0,454 yang artinya 45,40%
oleh
variasi
Patricia,
1993. Performance
Planning and Appraisal: A Hall to
Book for Manager, New York,
McGraw-Hill.
Kreitner, Robert and Angelo Kinicki,
2008. Organizational Behavior,
Homewood, Richard Irwin.
variasi kinerja guru dapat dijelaskan secara
bersama-sama
Winardi,
2007. Motivasi
dan
Pemotivasian Dalam Manajemen,
Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.
budaya
organisasi sekolah dan motivasi berprestasi.
M. Dachnel Kamars, 2006. Administrasi
Pendidikan : Teori dan Praktek,
Dengan kata lain dapat dikemukakan makin
252
Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini
Putra
New Jersey, Pearson International
Edition.
Malayu S.P. Hasibuan, 2007. Organisasi
dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas, Jakarta : Bumi
Aksara.
Vroom Victor H., 2009. Work and
Motivation, Phisburgh, John Willey
& Sons Inc.
Padang
:
Universitas
Indonesia Press.
Walker James W. 2000. Human Resource
Strategy, New York. McGraw-Hill.
McShane, Steven L. and Mary Ann Von
Glinov,
2008.
Organizational
Behavior, New York, McGraw-Hill
Companies, Inc.
Newstrom, John W. and Keith Davis,
2002. Organizational Behavior :
Human Behavior at Work, New
York,
McGraw-Hill
Higher
Education.
Nashar, 2004. Peranan Motivasi dan
Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran, Jakarta: Delia Press.
Richard M. Steer and Lyman W. Porter,
1994. Motivation and Work
Behavior, Singapore : McGraw-Hill
Inc.
Schein, Edgar, 2004. Organizational
Culture and Leadership, San
Fransisco, John Wiley and Son.
Stephen P. Robbins, 2008. Organizational
Behavior, New Jersey, Pearson
International Edition.
Stephen P. Robbins, Mary Coulter, 2003.
Management, Australia, Pearson
International Edition.
Stephen P. Robbins, Timothy A. 2007.
Judge, Organizational Behavior,
New Jersey, Pearson International
Edition.
Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge,
2009. Organizational Behavior,
253