BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI B

BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN
KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI GUGUS ADIARSA KARAWANG
BARAT
Isnaeni Wuryantina
Guru Sekolah Dasar Adiarsa Karawang
[email protected]
Abstract: The objective of this research is to obtain information the correlation between of
organization culture school and achievement motivation with performance of the teacher
elementary school cluster Adiarsa in distric of West Karawang. The approach used was
quantitative by survey method in elementary school cluster Karangpawitan in distric of West
Karawang. The sample collect from 40 teacher of elementary school who obtained with
random technique, through an instrument that has been validated a questionnaire using scale
likert 1-5. Then the data were analyzed by using regression. The research findings are: (1)
there is correlation organization culture school with performance; (2) there is correlation
achievement motivation with performance; (3) there is correlation organization culture
school and achievement motivation with performance. The result of the research implied that
in the organization culture school, the achievement motivation, the quality of Performance.
Keywords: organization culture school, achievement motivation, performance
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi korelasi antara
sekolah budaya organisasi dan motivasi berprestasi dengan kinerja Adiarsa gugus guru
sekolah dasar di kecamatan dari Karawang Barat. Pendekatan yang digunakan adalah

kuantitatif dengan metode survey di SD gugus sekolah Karangpawitan di distric dari
Karawang Barat. Sampel mengumpulkan dari 40 guru sekolah dasar yang diperoleh dengan
teknik random, melalui instrumen yang telah divalidasi kuesioner menggunakan skala Likert
1-5. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan regresi. Temuan penelitian adalah: (1)
ada sekolah budaya organisasi korelasi dengan kinerja; (2) ada motivasi berprestasi korelasi
dengan kinerja; (3) ada sekolah budaya organisasi korelasi dan motivasi berprestasi dengan
kinerja. Hasil penelitian yang tersirat bahwa di sekolah budaya organisasi, motivasi
berprestasi, kualitas kinerja.
Kata kunci: sekolah budaya organisasi, motivasi berprestasi, kinerja

Menumbuhkan potensi anak didik di sekolah

Salah satu fungsi pendidikan di

dasar secara optimal diperlukan guru yang

sekolah dasar adalah menumbuhkan potensi

profesional. Guru yang profesional adalah


anak didik melalui bimbingan guru-guru

guru

seperangkat

yang profesional dan yang bekerja secara

kemampuaan antara lain menguasai materi

optimal. Dengan kata lain diperlukan kinerja

pelajaran secara tuntas, mampu memilih dan

guru yang baik untuk menumbuhkan potensi

menerapkan metode pembelajaran yang

peserta didik agar tercapai tujuan pendidikan


tepat dan dapat memotivasi peserta didik.

dasar.

yang

memiliki

242

Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini

Untuk meningkatkan kinerja guru

Motivasi sebagai proses psikologis

agar mampu bekerja secara profesional

timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri


Pemerintah

berbagai

seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik

pelatihan atau penataran para guru. Namun

dan faktor di luar diri seseorang disebut

umumnya pembelajaran dilakukan dalam

faktor ekstrinsik. Faktor di dalam diri

bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah

seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,

di


beranggapan

pengalaman dan pendidikan atau berbagai

tugasnya hanya mentransfer pengetahuan

harapan, cita-cita yang menjangkau masa

yang

target

depan. Sedangkan faktor di luar diri dapat

tersampaikannya topik-topik yang tertulis

ditimbulkan oleh berbagai sumber, bisa

dalam kurikulum. Pada umumnya guru-guru


karena pengaruh pemimpin, kolega atau

tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk

faktor-faktor lain yang sangat kompleks.

hadapan

telah

siswa.

melakukan

Guru

dimilikinya

dengan


Sekolah juga merupakan bentuk

berkreasi dan tidak melatih siswa untuk
mandiri

sehingga

pelajarannya

keorganisasian

kurang

moral,

berbeda

dengan


menantang siswa untuk berpikir. Akibatnya

bentuk keorganisasian lain yang berorientasi

siswa tidak menyenangi pelajaran.

kepada keuntungan. Hal itu membawa

Dalam

rangka

konsekwensi logis bagi setiap komponen

melaksanakan,

mengelola,

mengurus


dan

diperlukan

manajemen

memimpin,

membimbing,

sekolah

mengatur

unruk

bersinergi,

memiliki


proses

komitmen yang sama dan menerapkan

menyiapkan

norma dan nilai yang dianut sekolah demi

yaitu

tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

fasilitas kepada bawahan supaya bekerja

Organisasi

sama untuk mencapai tujuan bersama.

sekolah


lebih

Demikian juga, di dalam suatu organisasi

menekankan kepada output pendidikan yang

pendidikan apabila dicermati serta diamati

berkualitas

akan terjadi proses interaksi kerja sama

penekanannya

antara pemimpin dengan bawahan yang

sebesar-besarnya. Output pendidikan yang

diperhatikan,

dan

berkualitas dapat dicapai apabila sekolah

dikembangkan tetapi kemungkinan juga

berjalan efektif. Sekolah yang berjalan

dipaksakan, agar perilaku tersebut sesuai

efektif apabila fungsi-fungsi manajemen

dengan harapan pemimpin di dalam suatu

(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

lembaga.

dan pengawasan) berfungsi dengan baik

diarahkan,

dibina

243

sedangkan
pada

organisasi
keuntungan

lain
yang

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

serta unsur-unsur penunjang tersedia dan

kepala sekolah, guru dengan murid perlu

memenuhi persyaratan. Salah satu unsur

ditingkatkan.

penting mendukung jalannya sekolah adalah

Kinerja guru ini berhubungan dengan

sumber daya manusia (kepala sekolah, guru

faktor internal maupun faktor eksternal.

dan staf administrasi) yang mempunyai

Faktor internal ini antara lain berupa

peran

menentukan

motivasi berprestasi, disiplin kerja dan sikap

keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan.

terhadap profesi. Sedangkan faktor eksternal

penting

Hasil

dalam

pengamatan

lapangan

seperti supervisi kepala sekolah, budaya

khususnya pada Sekolah Dasar (SD) baik

organisasi sekolah, kepemimpinan kepala

Negeri

sekolah dan iklim sekolah.

maupun

di

Swasta

di

Kabupaten

Karawang Jawa Barat bahwa kinerja guru

Masalah yang terjadi di lapangan

dikatagorikan cukup baik walaupun belum

kami

menunjukkan keberhasilan yang signifikan

mencoba penelitian korelasi antara budaya

seperti yang diharapkan oleh pemerintah

organisasi dan motivasi berprestasi dengan

karena

kinerja guru SD.

kemungkinan

pemahaman,

pelatihan,

kurangnya
dan

tertarik

untuk

menganalisa

dan

penerapan

Berdasarkan uraian di atas dapat

tentang kinerja guru yang sesuai dengan

dikemukakan perumusan masalah sebagai

tugas pokok dan fungsi dari guru tersebut.

berikut: 1) Apakah terdapat hubungan antara

Kinerja guru Sekolah Dasar Negeri
di

Kabupaten

perlu

2)

yang

motivasi berprestasi dengan kinerja guru

menyebabkan diantaranya adalah kurang

SD? 3) Apakah terdapat hubungan antara

kondusifnya budaya organisasi di sekolah,

budaya organisasi dan motivasi berprestasi

rendahnya kepuasan kerja yang dimiliki,

secara bersama-sama dengan kinerja guru

motivasi berprestasi yang masih rendah,

SD?

dioptimalkan,

Karawang
banyak

masih

budaya organisasi dengan kinerja guru SD?

faktor

Apakah

terdapat

hubungan

antara

rendahnya komitmen organisasi, motivasi

Kinerja merupakan penampilan kerja

kerja masih rendah, lingkungan, sistem

seseorang. Kinerja merujuk pada kuantitas

pembagian

dan

insentif,

sarana-prasarana,

kualitas

penyeselaian

pekerjaan.

hubungan interpersonal, komunikasi antar

Sebagaimana di ungkapkan Colquitt, Lepine

pribadi guru dengan guru, guru dengan

dan Wetson (2009 : 37) berpendapat bahwa
kinerja secara formal didefinisikan sebagai
244

Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini

nilai yang telah diperlihatkan oleh perilaku

karyawan

yang

anggota yang berkontribusi baik secara

melakukan upaya-upaya yang mendukung

positif atau negatif untuk pencapaian tujuan

untuk dapat melakukan pekerjaan dengan

organisasi.

baik.

Dalam

merasa

konteks

puas

tersebut,

akan

jelas

menyatakan

terkandung makna bahwa kinerja sangat

bahwa kinerja merupakan hasil evaluasi

berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang,

terhadap

dilakukan

sehingga jika seseorang atau kepala sekolah

dibandingkan dengan kriteria yang telah

pada suatu organisasi terpuaskan dengan

ditetapkan. Oleh karena itu, peningkatan

pekerjaannya, kesejahteraan yang diberikan

atau penurunan kinerja seseorang dapat

oleh

diketahui dengan adanya pedoman atau

dipergunakan oleh orang banyak serta

standar kerja yang telah ditetapkan.

mendapat pujian dari pimpinannya, maka

Robbins

(2003:410)

pekerjaan

yang

organisasi,

dan

produknya

akan menghasilkan kinerja yang maksimal.

Berbicara tentang hakekat kinerja,
Patricia King (1993:19) berpendapat bahwa

Dengan demikian, kinerja adalah hasil

kinerja merupakan aktivitas seseorang dalam

unjuk kemampuan dari seseorang dalam

melaksanakan tugas pokok yang dibebankan

menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi

kepadanya. Luthans (2008:240) dengan

wewenang dan tanggung jawab dengan

pendekatan behavioral menyatakan dalam

indikator: 1) pemahaman tugas; 2) melak-

manajemen kinerja adalah kuantitas atau

sanakan tugas; 3) bekerja sesuai dengan

kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa

waktu kerja; 4) penilaian terhadap kualitas

yang

oleh

seseorang

yang

kerja;

pekerjaan.

Mengacu

pada

kondusif; dan 6) ko-munikasi dengan rekan

diberikan

melakukan

5)

menciptakan

suasana

kerja

sekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

batasan tersebut dapat dinyatakan bahwa
kinerja adalah hasil, baik kuantitas maupun

Budaya organisasi tidak muncul begitu

kualitas yang dicapai seseorang dalam

saja dari kehampaan dan setelah terbentuk,

melaksanakan tugas–tugas yang menjadi

jarang budaya itu berangsur padam. Para

tanggung jawabnya.

pendiri organisasi biasanya mempunyai
dampak besar pada budaya awal organisasi.

Newstrom dan Davis (2002:132)
menyatakan,

kinerja

yang

baik

Mereka

akan

dalam

organisasi.

Pegawai

visi

mengenai

bagaimana seharusnya organisasi itu.

dihasilkan oleh pegawai atau karyawan yang
puas

mempunyai

atau
245

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

Proses penciptaan budaya organisasi

yang penting, budaya organisasi sebagai

terjadi dalam 3 cara, yaitu Pertama, para

persfektif

pendiri

dan

perilaku individu dan kelompok dalam suatu

mempertahankan anggota atau karyawan

organisasi, memiliki keterbatasan. Pertama,

yang sepikiran dan seperasaan dengan

budaya bukan satu-satunya cara untuk

mereka.

melakukan

berorganisasi. Kita sudah membahas peman-

indoktrinasi dan sosialisasi tentang cara

dangan sistem yang tidak menyinggung

berpikir

kepada

budaya. Kedua, seperti banyak konsep lain

anggota atau karyawan. Ketiga, perilaku

budaya organisasi belum tentu didefinisikan

pendiri sendiri bertindak sebagai model

sama oleh dua ahli teori dan peneliti.

peran yang mendorong karyawan untuk

Beberapa definisi budaya adalah: (1) simbol,

mengidentifikasikan keyakinan, nilai dan

bahasa, ideologi, dan mitos; (2) naskah

asumsi pendiri tersebut.

organisasi yang diambil dari naskah pribadi

hanya

mempekerjakan

Kedua,

dan

Robbins

pendiri

perilaku

dan

mereka

memahami

perilaku-

(2007:511)

pendiri organisasi atau pemimpin yang

menyatakan organizational culture is a

dominan; (3) merupakan sebuah produk,

system of shared meaning held by members

sebuah sejarah didasarkan pada simbol dan

that distinguishes the organization from

merupakan suatu abstraksi dari perilaku dan

other

produk perilaku.

organizations.

Judge

untuk

Budaya

organisasi

merupakan sistem berbagai nilai yang

Sebagaimana yang disampaikan oleh

dilakukan oleh para anggota organisasi yang

Stephen Stolp tentang School Culture, dari

membedakan organisasi tersebut dengan

beberapa hasil studi menunjukkan bahwa

organisasi lain.

budaya organisasi di sekolah berkolerasi

McShane

Glinov

dengan peningkatan motivasi dan prestasi

(2008:461) tentang budaya organisasi adalah

belajar siswa serta kepuasan kerja dan

sebagai berikut: The basic pattern of shared

produktivitas guru. Sesuai dengan studi yang

values and assumptions governing the way

dilakukan oleh Leslie J. Fyans, Jr. dan

employees within an organization think

Martin L. Machr tentang pengaruh dari lima

about and act on problems an opportunities.

dimensi budaya organisasi di sekolah yaitu :

Pendapat

dan

Von

Gibson,

Ivancevich,

tantangan akademik, prestasi komperatif,

Konopaske

mengatakan

penghargaan terhadap prestasi, komunitas

bahwa budaya organisasi sebuah konsep

sekolah dan persepsi tentang tujuan sekolah.

Donnelly

dan

246

Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini

dan pengambilan resiko; perhatian terhadap

Bagian yang terpenting dari suatu
budaya organisasi adalah kultur dan nilai –

detail;

nilai yang dikembangkan oleh sebuah

kemantapan.

tersebut

dalam

tim;

keagresifan;

dan

Steer dan Porter (1991:5) mengatakan

organisasi harus mencerminkan kemampuan
organisasi

orientasi

motivasi berasal dari kata “movere” dalam

beradaptasi

dengan ligkungannya. Nilai – nilai itu bukan

bahasa latin

sekedar dicatat dan dipajang diruang – ruang

bergerak atau dorongan bagi seseorang

kerja, melainkan ditanam dan diberi pupuk.

untuk

Nilai-nilai yang ditanam kepada semua

berpengaruh besar terhadap tingkah laku

anggota organisasa tersebut lambat laun

manusia.

akan berubah menjadi kebiasaan contohnya

Hasibuan (2007:96), motivasi didefinisikan

dengan

secara

kegiatan–kegiatan,

ritual–ritual

yang berarti “to move”,

berbuat;

atau

Menurut

umum

ide

pokok

Moskowits

sebagai

yang

dalam

inisiatif

dan

(pengangkatan, promosi, dan pelepasan) dan

pengarahan tingkah laku, dan pelajaran

simbol-simbol

motivasi merupakan pelajaran tingkah laku.

(bahasa,

pakaian,

logo,

Menurut Gates dkk. dalam Djaali

tulisan, benda-benda), serta bukti nyata
(penegakan displin, pemberian penghargaan,

(2006:101),

kegiatan sosial, dan lain-lain).

kondisi fisiologis dan psikologis yang

Senada
dalam

dengan

bukunya

suatu

terdapat dalam diri seseorang yang mengatur

memaparkan

tindakannya dengan cara tertentu. Lebih

bagaimana nilai-nilai diterima oleh anggota

lanjut,

organisasi.

Greenberg

Budaya

merupakan

Robbins

Kasali,

juga

motivasi

diteruskan

kepada

Djaali
yang

(2006:101)

mengutip

menyatakan

bahwa

anggota organisasi dengan cara beragam.

motivasi adalah proses membangkitkan,

Namun cara yang paling ampuh menurut

mengarahkan dan memantapkan perilaku

Robbins

yang mengarah pada suatu tujuan. Hal

adalah

melalui

cerita,

ritual,

senada ini dengan pendapat Mondy dan

lambang materi, dan bahasa.
Dapat

disimpulkan

bahwa

Premeaux

budaya

yang

oleh

(2006:149)

dapat dipersepsikan dan diterapkan dalam

keinginan untuk meningkatkan usaha untuk

organisasi

mencapai tujuan-tujuan organisasi.

mempengaruhi

pola

motivasi

Kamars

organisasi adalah suatu sistem makna yang

untuk

bahwa

dikutip

merupakan

berpikir, sikap dan perilaku para anggota

Dengan demikian, motivasi merupakan

organisasi dengan indikator yaitu inovasi

dorongan yang timbul dalam diri seseorang,
247

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

baik yang disebabkan kondisi fisiologis

seluruh proses gerakan tersebut, termasuk

maupun psikologis, secara sadar untuk

situasi yang mendorong, dorongan yang

melakukan suatu tindakan atau aktivitas

timbul dalam diri individu, tingkah laku

tertentu

yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan

guna

mencapai

suatu

tujuan

(kebutuhan).

tujuan dari perbuatan. Lebih lanjut, Nashar

Menurut Steer dan Porter, berbagai
definisi

motivasi

yang

pengelompokkan

motif

memiliki

menurut para pakar psikologi berdasarkan

persamaan yang mencirikan motivasi dalam

asalnya, yaitu : 1) motif biogenetis, yaitu

diri seseorang, yaitu menggerakkan perilaku,

motif

mengarahkan

kebutuhan

perilaku

ada

menjelaskan

dan

menjaga

yang

berasal

dari

organisme

kebutuhan-

individu

demi

perilaku. Ketiga hal tersebut merupakan

kelanjutan hidup secara biologis, misalnya :

fungsi

lapar,

dari

motivasi

yakni

:

tingkah

laku,

artinya

bernapas, seksualitas dan lainnya; 2) motif

menimbulkan kekuatan pada diri seseorang

sosiogenetis, yaitu motif yang dipelajari

yang dapat memimpinnya untuk bertindak

individu

dengan cara tertentu; 2) mengarahkan

kebudayaan tempatnya itu berada dan

tingkah laku, artinya seseorang memiliki

berkembang. Motif ini dipengaruhi oleh

sesuatu orientasi tujuan atau dorongan.

interaksi

Dalam perkataan lain, setiap tingkah laku

lingkungannya, misalnya: keinginan untuk

selalu diarahkan pada suatu sasaran atau

mendengar musik barat, keinginan untuk

objek tertentu; 3) menjaga tingkah laku,

bermain

motivasi dalam diri seseorang dipengaruhi

teogenetis, yaitu motif yang berasal dari

oleh kekuatan dalam dirinya dan lingkungan

interaksi antara manusia dengan Tuhan

sekitarnya yang memberikan umpan balik

seperti yang dalam ibadahnya, misalnya :

untuk menguatkan intensitas dan arah

keinginan untuk merealisasikan norma-

dorongan-dorongan dan kekuatan individu

norma agama.

menggerakkan

1)

atau sebaliknya.
Menurut

haus

dan

(2004),

motif

berasal

sosial

tenis

Dengan
Nashar

kebutuhan

dan

akan

dari

kegiatan,

lingkungan

individu

lainnya;

demikian,

dengan

3)

motif

motivasi

berhubungan erat dengan kebutuhan. Pada

merupakan segala sesuatu yang mendorong

dasarnya

seseorang

perilaku dilatarbelakangi oleh pemenuhan

untuk

bertindak

melakukan

sesuatu; sedangkan motivasi merupakan
248

motivasi

sebagai

penggerak

Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini

kebutuhan

dan

juga

untuk

bertolak belakang dalam setiap individu.

mencapai

Pertama,

kebutuhan.

harapan

memotivasi

Maslow mengemukakan suatu teori

untuk

seseorang

sukses
untuk

yang
meraih

motivasi yang disusun secara hirarkis sesuai

kesuksesan; kedua, takut akan kegagalan

kebutuhan manusia yang meliputi 5 tahap

yang

yaitu : 1) kebutuhan fisiologis, seperti:

menghindari situasi prestasi. Harapan untuk

makanan, air, tidur, oksigen, seks dan

sukses mendorong individu untuk meraih

lainnya; 2) kebutuhan keamanan, seperti:

prestasi, tetapi pada saat yang bersamaan

stabilitas, kemandirian, bebas dari rasa takut

menjauhi

dan

sosial,

kegagalan. Dalam hal ini, muncul kebutuhan

seperti: pertemanan, kasih sayang, hubungan

yang memiliki nilai positif dan negatif

dengan orang lain pada umumnya dan

sekaligus sehingga konflik ini bersifat

lainnya; 4) kebutuhan penghargaan, seperti:

sangat

keinginan

mencerminkan kenyataan yang ada.

kegelisahan;

untuk

3)

kebutuhan

dihargai,

harga

diri,

wibawa, status dan lainnya; 5) aktualisasi
diri,

seperti:

pengembangan

diri

memotivasi

prestasi

subjektif

seseorang

karena

dan

untuk

menghindari

tidak

selalu

Dengan demikian, dapat disimpulkan

yang

motivasi berprestasi adalah dorongan yang

berkelanjutan, perwujudan diri dan lainnya.

bersumber dari dalam diri manusia maupun

Houston mengutip Atkinson (1984)

yang bersumber dari luar dirinya yang dapat

yang mengemukakan bahwa kebutuhan

merangsang untuk berprestasi, yang ditandai

berprestasi merupakan salah satu kebutuhan

dengan prestasi /kesuksesan yang dicapai

manusia, yaitu dorongan untuk mengatasi

dengan indikator adalah: 1) keinginan untuk

hambatan, melatih kekuatan dan berusaha

unggul,

untuk melakukan suatu pekerjaan yang sulit

pribadi, 3) keinginan untuk mengambil

dengan cara yang baik dan secepat mungkin.

resiko tingkat menengah dan umpan balik,

Menurut

seseorang

4) menyelesaikan tugas dengan baik, 5)

ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan

menyukai tantangan serta 6) rasional dalam

terhadap suatu subjek dan nilai dari objek

meraih keberhasilan.

tersebut.

METODE

Atkinson,

motivasi

Berdasarkan pendapat Atkinson dan
Feather

yang

dikutip

dalam

2)

menerima

tanggung jawab

Penelitian ini bertujuan untuk untuk a)

Houston,

mengetahui

terdapat dua sistem motivasi yang saling

hubungan

antara

budaya

organisasi sekolah dengan kinerja guru, b)
249

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

mengetahui

hubungan

berprestasi

dengan

mengetahui

antara
kinerja

hubungan

motivasi
guru,

anara

pengujian Homogenitas Varians Y atas X2

c)

dengan uji bartlett menunjukkan bahwa

budaya

sebaran data penelitian berasal dari populasi
homogen, dengan 2hitung (1,92) ttabel (1,70), dan persamaan regresi Y

Populasi dalam penelitian ini adalah

45,11 + 0,516X1.

guru-guru di SD yang berada di Gugus
Adiarsa

kecamatan

korelasi sederhana

Barat

antara Budaya Organisasi Sekolah dengan

Kabupaten Karawang, dan sampel dari

Kinerja Guru diperoleh nilai koefisien

penelitian ini sebanyak 40 orang.

korelasi

HASIL

memberikan pengertian bahwa keterkaitan

Hasil

pengujian

Karawang

Hasil analisis

sebesar

0,609.

Nilai

ini

galat

antara Budaya Organisasi Sekolah dengan

taksiran regresi Y atas X1 dengan liliefors

Kinerja Guru adalah signifikan atau positif,

menunjukkan bahwa sebaran data penelitian

artinya

berasal dari populasi berdistribusi normal,

Organisasi Sekolah akan diikuti dengan

dengan Lo

naiknya Kinerja Guru tersebut.

< Ltabel

(0,121)

normalitas

ry1

(0,140),

sedangkan

Hasil pengujian normalitas galat taksiran
regresi

Y

atas

X2

dengan

makin

tinggi

tingkat

Budaya

Kedua, terdapat hubungan positif

liliefors

yang berarti antara gaya kepemimpinan

menunjukkan bahwa sebaran data penelitian

dengan

berasal dari populasi berdistribusi normal,

koefisien

dengan Lo (0,129) < Ltabel (0,140).

determinasi 22,66 %, thitung (3,34) > ttabel

Hasil

pengujian

hitung (8,13)

Ftabel

kinerja guru di SDN gugus Adiarsa Barat

(5,25), dan persamaan regresi Yˆ = 27,91 +

Kecamatan Karawang Barat Kabupaten

0,429X1 + 0,272X2..

Karawang.

korelasinya

kinerja

Sekolah

guru,

koefisien

dengan

Organisasi

SIMPULAN

yang berarti antara budaya sekolah dan gaya
kepemimpinan

Budaya

0,674,

Kekuatan

hubungannya

Hasil analisis korelasi ganda antara

ditunjukkan oleh koefisien korelasi 0,609

Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi

dan koefisien determinasi 0,3709 yang

Berprestasi dengan Kinerja Guru diperoleh

artinya 37,09% variasi kinerja guru di SDN
251

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 6 Edisi 2 Desember 2015

gugus Adiarsa Barat Kecamatan Karawang

kuat budaya organisasi sekolah dan motivasi

Barat, dapat dijelaskan oleh variasi budaya

berprestasi

organisasi sekolah. Dengan kata lain, makin

makin tinggi pula kinerja guru.

maka

secara

bersama-sama

kuat budaya organisasi sekolah maka makin
tinggi kinerja guru.

DAFTAR RUJUKAN

Kedua, terdapat hubungan positif

Colquith, Jason A., Jeffrey A. LePine, and
Michael J. Wesson,
2009.
Organizational
Behavior:
Improving
Performance
and
Committment in the Work Place,
New York, McGraw-Hill/Irwin.

antara motivasi berprestasi dengan kinerja
guru SDN gugus Adiarsa Barat Kecamatan
Karawang

Barat

Kabupaten

Karawang.

Kekuatan hubungannya ditunjukkan oleh

Djaali, 2006.
Psikologi Pendidikan,
Jakarta : Bumi Aksara.

koefisien korelasi 0,476 dan koefisien
determinasi 0,2266 yang artinya 22,66%

Fred

variasi kinerja guru di SDN gugus Adiarsa
Barat Kecamatan Karawang Barat, dapat
dijelaskan oleh variasi motivasi berprestasi.

Luthans, 2008. Organizational
Behavior, New York, McGraw-Hill
Companies, Inc.

Gibson, Ivancevich, Donnelly, Konopaske,
2006. Organizations Behavior,
Structure, Process, New York,
McGraw-Hill Companies, Inc.

Dengan kata lain, maka semakin tinggi
motivasi berprestasi maka makin tinggi
kinerja guru.

motivasi berprestasi secara bersama-sama

Gulton Maurice and Brian Simon, 1994.
Progress and Performance in The
Primary Class Room, London,
Prentice-Hall.

dengan kinerja guru di SDN gugus Adiarsa

J.

Ketiga, terdapat hubungan positif
antara

Barat

budaya

organisasi

Kecamatan

Kabupaten

sekolah

Karawang

Karawang.

dan

Barat,
Kekuatan
King

hubungannya ditunjukkan oleh koefisien
korelasi

ganda

0,674

dan

koefisien

determinasi 0,454 yang artinya 45,40%

oleh

variasi

Patricia,
1993. Performance
Planning and Appraisal: A Hall to
Book for Manager, New York,
McGraw-Hill.

Kreitner, Robert and Angelo Kinicki,
2008. Organizational Behavior,
Homewood, Richard Irwin.

variasi kinerja guru dapat dijelaskan secara
bersama-sama

Winardi,
2007. Motivasi
dan
Pemotivasian Dalam Manajemen,
Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.

budaya

organisasi sekolah dan motivasi berprestasi.

M. Dachnel Kamars, 2006. Administrasi
Pendidikan : Teori dan Praktek,

Dengan kata lain dapat dikemukakan makin
252

Budaya Organisasi Sekolah dan Motivasi Berprestasi
Isnaeni Wuryantini

Putra

New Jersey, Pearson International
Edition.

Malayu S.P. Hasibuan, 2007. Organisasi
dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Produktivitas, Jakarta : Bumi
Aksara.

Vroom Victor H., 2009. Work and
Motivation, Phisburgh, John Willey
& Sons Inc.

Padang
:
Universitas
Indonesia Press.

Walker James W. 2000. Human Resource
Strategy, New York. McGraw-Hill.

McShane, Steven L. and Mary Ann Von
Glinov,
2008.
Organizational
Behavior, New York, McGraw-Hill
Companies, Inc.
Newstrom, John W. and Keith Davis,
2002. Organizational Behavior :
Human Behavior at Work, New
York,
McGraw-Hill
Higher
Education.
Nashar, 2004. Peranan Motivasi dan
Kemampuan Awal Dalam Kegiatan
Pembelajaran, Jakarta: Delia Press.
Richard M. Steer and Lyman W. Porter,
1994. Motivation and Work
Behavior, Singapore : McGraw-Hill
Inc.
Schein, Edgar, 2004. Organizational
Culture and Leadership, San
Fransisco, John Wiley and Son.
Stephen P. Robbins, 2008. Organizational
Behavior, New Jersey, Pearson
International Edition.
Stephen P. Robbins, Mary Coulter, 2003.
Management, Australia, Pearson
International Edition.
Stephen P. Robbins, Timothy A. 2007.
Judge, Organizational Behavior,
New Jersey, Pearson International
Edition.
Stephen P. Robbins, Timothy A. Judge,
2009. Organizational Behavior,
253