ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN EKSISTENSIALI. doc

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
EKSISTENSIALISME DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Semester IV Mata Kuliyah “Filsafat Pendidikan”

Disusun Oleh :
MOHAMMAD ROFI’I

Dosen Pengampu :
MIFTAHUL ‘ULUM
KELAS: TB-C

JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2011
1


BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era ini dalam kajian filsafat, benturan antara aliran akan banyak
ditemui, terutama setelah satu pandangan dengan pandangan lain bertemu pada satu
tema besar yang menjadi inti dari masing-masing aliran itu. Dampaknya, untuk
para pemula dalam bidang ini, akan mengalami berbagai macam kebingungan
karena komplektisitas dan penuh dialektika didalamnya.
Dari masing-masing aliran filsafat tersebut, ternyata berangkat dari cara
pandang tokoh tertentu ketika memandang sesuatu, dan sebagai antitesis
terhadap cara pandang itu, akhirnya memunculkan satu cara pandang baru yang
nyata-nyata bertentangan dengan cara pandang sebelumnya, begitu seterusnya.
Dengan adanya hal tersebut penulis akan membahas suatu aliran yang terdap dalam
filsafat pendidikan tersebut yang akan kami beri judul “Aliran Filsafat Pendidikan
Eksistensialisme Dan Implikasinya Terhadap Peserta Didik Dalam Pendidikan”.
B. Rumusan masalah
1. Apa Arti Peserta Didik Dalam Pendidikan?
2. Bagaimana

Implikasi


eksistensialisme

Pendidikan?

2

Terhadap

Peserta

Didik

Dalam

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Eksistensialisme menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain
tidaklah sama. Manusia berada di dunia sapi dan pohon juga. Akan tetapi cara

beradanya tidak sama. Manusia berada dalam dunia “ia mengalami beradanya di
dunia itu” Manusia menyadari dirinya berada di dunia. Manusia menghadapi dunia,
menghadapi dengan mengerti ynag dihadapinya itu. Manusia mengerti guna pohon,
batu, dan salah satu siantaranya ialah ia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti.
Apa arti semua itu? Artinya bahwa manusia adalah subyek. Subyek artinya yang
menyadari, yang sadar. Barang-barang yang disadarimya disebut obyek.1
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia
individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan
secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.2 Sebenarnya
bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi
seorang eksistensialis sadar bahwa kebenaran bersifat relatif, dan karenanya masingmasing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.3
Dejelaskan lagi bahwa arti “Eksistensialisme” adalah sikap dan pandangan
filsafat, teologi dan seni yang menekankan penderitaan atau rasa gelisah manusia,
serta menekankan eksistensi manusia dan kualitas-kualitas yang menonjol bagi
pribadi-pribadi dan bukan kualitas manusia yang abstrak atau alam atau dunia secara
umum.4
Jadi dapat ditarik benang merah bahwa aliran filsafat eksistensialisme adalah
aliran filsafat yg pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab
atas kemauannya serta menekankan eksistensi dan kualitas-kualitas yang menonjol
bagi pribadi-pribadi dan bukan kualitas manusia yang abstrak atau alam atau dunia

secara umum.

1

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994 ), 192-193
http://masjemmy.com/eksistensialisme.htm Dikutip Tanggal 7 April 2011
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialisme Dikutip Tanggal 7 April 2011
4
Risa Agustina, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Serba Jaya, tt), 97.
2

3

B. Arti Peserta Didik Dalam Pendidikan
Peserta didik dalam pendidikan adalah generasi muda yang sedang tumbuh
menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk
menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat
masa depan5. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber
pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti

memahami dirinya sendiri.6
Istilah peserta didik digunakan berdasarkan padanmgan bahwa manusia yang
dididik adalah manusia yamg berkepribadian. P[endidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, serta
bertanggung jawab.
Ada beberapa dasar Hakikat pada peserta didik yang jelaskan oleh “Raka
Joni”, adapun hakikat peserta didik didasarkan pada empat hal yaitu:
1. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikan sendiri sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup.
2. Peserta didik mempunyai potensi, baik fisik maupun psikologi yang berbedabeda, sehingga masing-masing pendidik adalah insan yang unik.
3.

Peserta didik memerlikan pembimaan individual serta perlakuan yang manusiwi.

4. Peserta didik pada dasarnya adalah insan yang aktif menghadapi lingkungan.7
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme memfokuskan pada pengalamanpengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif,
subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia

atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.8
C. Implikasi Eksistensialisme Terhadap Peserta Didik Dalam Pendidikan
5

http://websweet.blogspot.com/2010/11/filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme.html Dikutip Tanggal 7
April 2011
6
http://www.blogriez.co.cc/2009/11/filsafat-pendidikan-1.html Dikutip Tanggal 7 April 2011
7
Waini Rosyidin, dkk, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Upi Prees, 2006), 96
8
http://intl.feedfury.com/content/16333546-filsafat-pendidikan.html Dikutip Tanggal 7 April 2011

4

Implikasi filsafat eksistensialisme terhadap peserta didik ; Memberikan bekal
pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan peserta
didik.9 Eksistensialisme menghendaki agar pendidikan selalu melibatkan peserta
didik dalam mencari pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhanya masing-masing
dan menemukan jati dirinya, karena maisng-masing individu adalah makhluk yang

unik dan bertanggung jawab atas diri dan nasibnya sendiri.10
Dalam buku dijelaskan bahwasanya Implikasi filsafat eksistensialisme
terhadap peserta didik dalam pendidikan ada beberapa kategori, adapun kategori
tersebut yaitu:
1. Kategori Usia Balita
Usia balita merupakan awal perkembangan individu. Fase balita berada pada
rentang usia 0-5 tahun. Pada fase ini setiap individu masih cenderung rapuh
sehingga sangat membutuhkan bantuan dari lingkungannya, terutama orang tua.
Sehingga Individu dapat mengenali siapa dirinya dan mengenali lingkungannya
khususnya lingkunagn keluarganya.
2. Kategori Usia Sekolah
Pada fase ini usianya antara 4-11 tahun hal ini merupakan masa persekolahan
atau kehidupan berkelompok. Anank periode ini berusaha untuk menguasai
lingkungannya dan berusaha untuk mengadakan penyesuaian lingkungan/sosial.11
Hal yang sangat penting dari fase ini adalah orang tua dan guru agar peserta didik
dapat bimbingan dan diarahkan untuk pembentukan karakter anak.
3. Kategori Masa Puber
Masa puber merupakan kondisi dimana individu berada pada persimpangan
antara masa kanak-kanak dan remaja rentang usianya antara 11-17 tahun. Pada
fase ini adalah fase mancari jati diri mereka sangat merepotkan sehingga bisa

menemukan jati dirinya sendiri-sendiri. dia akan mampu menjalin hubungan
antara sebaya dan lawan jenis. Mampu melakukan peran sosial sebagai laki-laki
dan wanita.
9

http://www.koranpagi.net/berita/filsafat-pendidikan-eksistensialisme Dikutip Tanggal 7 April 2011

10

http://anwarkamid.blogspot.com/2011/03/madzab-madzab-pemikiran-dunia.html Dikutip

Tanggal 7 April 2011
11
Samsunuwiyati Mar’at, Psikologi perkembangan, (Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,2008), 69

5

4. Kategori Masa Dewasa
Fase ini antara umur 12-21 tahun dia akan memiliki tanggung jawab sosial
dan kenegaraan segai orang dewasa dan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.
5. Kategori Masa Lansia
Fase ini seseorang berusia 65 sampai meninggal dia akan dapay
menyesuaikan diri dengan kondisi fisik sebagai orang yang bertambah tua,
menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup dan kesiapan
menghadapi kematian.12

BAB III
KESIMPULAN
12

Waini rosyidin, 104-114

6

A. Arti Peserta Didik Dalam Pendidikan
Ada beberapa dasar Hakikat pada peserta didik yang jelaskan oleh “Raka Joni”,
adapun hakikat peserta didik didasarkan pada empat hal yaitu:
5. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikan sendiri sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup.

6. Peserta didik mempunyai potensi, baik fisik maupun psikologi yang berbedabeda, sehingga masing-masing pendidik adalah insan yang unik.
7.

Peserta didik memerlikan pembimaan individual serta perlakuan yang manusiwi.

Peserta didik pada dasarnya adalah insan yang aktif menghadapi lingkungan
B. Implikasi Eksistensialisme Terhadap Peserta Didik Dalam Pendidikan
Implikasi filsafat eksistensialisme terhadap peserta didik ; Memberikan bekal
pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan peserta
didik.

DAFTAR PUSTAKA

7

Tafsir Ahmad, Filsafat Umum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994 )
Agustina Risa, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Serba Jaya, tt)
Rosyidin Waini, dkk, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Upi Prees,
2006)
Mar’at


Samsunuwiyati, Psikologi perkembangan, (Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya,2008)
Waini rosyidin, dkk, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Upi Prees, 2006),
104-114
http://masjemmy.com/eksistensialisme.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksistensialismehttp://websweet.blogspot.
com/2010/11/filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme.html
http://www.blogriez.co.cc/2009/11/filsafat-pendidikan-1.html
http://intl.feedfury.com/content/16333546-filsafat-pendidikan.html
http://www.koranpagi.net/berita/filsafat-pendidikan-eksistensialisme
http://anwarkamid.blogspot.com/2011/03/madzab-madzab-pemikirandunia.html

8

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59