Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada PT Duta Agung Group Medan

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) hal yang penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannnya, sumber daya manusia sering juga disebut sebagai modal intelektual yang terdiri dari orang-orang yang ada dalam organisasi yang mempunyai kemampuan, bakat, keahlian dan keterampilan untuk bekerja dan itu semua mereka gunakan dalam mengerjakan pekerjaannya.Pentingnya pelatihan dan pengembangan akhirnya menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman karyawannya disemua level organisasi. Perusahaan haruslah mampu mengindentifikasi kebutuhan organisasi, individu, modal dan jenis pelatihan dan pengembangan serta departemen/level yang akan dilatih agar dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai sehingga membuka peluang terjadinya ahli keterampilan, pengetahuan dan pengalaman untuk pekerjaan yang lebih baik dimasa depan.

Menurut Hasibuan (2003:105), efektivitas merupakan suatu kekuatan keberhasilan kerja yang sempurna sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Supaya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan berhasil dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan dalam suatu organisasi. Sedangkan menurut siagian (2002:151), efektivitas kerja adalah penyelesaiaan pekerjan tepat waktu yang ditentukan. Artinya pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai baik atau


(2)

sangat tidak baik tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, bagaimana cara melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah melalui pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan. Menurut Rivai (2009: 211) menyatakan bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang mengutamakan pada praktik daripada teori. Menurut (Hasibuan,

2003:69), “ Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan

pekerja/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan”. Maka pengembangan

bertujuan untuk menyiapkan karyawan siap memangku jabatan tertentu dimasa yang akan datang.

PT. Duta Agung Group adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa konstruksi atau kontraktor. PT Duta Agung Group telah berpartisipasi dalam pembangunan nasional terutama membangun sarana dan prasarana berupa pembangunan jalan, jembatan, perumahan dan sebagainya. PT Duta Agung Group didukung oleh personil – personil professional yang memiliki kompetensi dan berpengalaman.Duta Agung Group dengan kualifikasi Kecil, kemudian pada tanggal 03 Februari 2004 direksi mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan kualifikasi perusahaan dari Kecil menjadi Menengah sebagai syarat untuk dapat mengerjakan proyek - proyek yang lebih besar dan mengubah nama


(3)

menjadi PT Duta Agung Group, dan pada tanggal 16 Agustus 2007 PT Duta Agung Group memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000 dari PT. TUV Rheinland.

PT Duta Agung Group adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak dibidang jasa konstruksi atau kontraktor. Pada perusahaan kontraktor, pengelolaan sumber daya manusianya (tenaga kerja) pada umumnya kurang baik sehingga sering kali proses dan hasil akhir dari pelaksanaan proyek dapat menyimpang dari apa yang telah direncanakan semula. PT Duta Agung Group terus menerus dan berkesinambungan dalam melaksanakan perencanaan pelatihan dan pengembangan karyawan agar keterampilan, kecakapan, dan sikap karyawan meningkat sehingga setiap pekerjaan akan lebih mudah diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran yang pada akhirnya akan meningkatkan efektifitas kerja dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.

Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh PT Duta Agung Group sering dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan seiring dengan perubahan globalisasi, kemajuan teknologi, dan tuntutan kebutuhan dari masyarakat.Agar terciptanya kepuasan dari pelanggan maka PT Duta Agung Group melakukan pelatihan dan pengembangan kepada setiap pegawainya. Untuk mendapatkan karyawan yang mempunyai pengetahuan dan skill yang luas, maka pimpinan perusahaan PT Duta Agung Group yang bergerak dibidang general kontraktor, perlu melakukan pelatihan mengingat bahwa kegiatan usahanya berhubungan langsung dengan masalah sumber daya manusia.

Pelatihan ini sangat penting diadakan dalam perusahaan karena dirancang untuk karyawan dalam membenahi kelemahan kinerja mereka, memperoleh sikap,


(4)

kemampuan, keahlian, pengetahuan, pengalaman dan perilaku yang spesifik yang berhubungan dengan pekerjaan, sehingga dengan adanya pengetahuan yang dimiliki tersebut secara langsung karyawan dapat menunaikan aktivitas atau pekerjaan tertentu, yang nantinya akan berdampak pada produktivitas kerja yang dicapai oleh karyawan

Bentuk pelatihan yang selama ini diterapkan oleh PT Duta Agung Group adalah belajar sambil praktek dengan maksud memberikan pengetahuan kepada karyawan, serta bentuk pelatihan lainnya yang diberikan. Hal ini yang mendasari perusahaan untuk membutuhkan sejumlah tenaga kerja yang kualified dan berkemampuan dalam menangani pekerjaan. Dimana fenomena yang dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah pelatihan yang dilakukan oleh PT Duta Agung Group belum dapat meningkatkan efektivitas kerja karyawan. Salah satu faktor penyebabnya adalah pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan belum sesuai dengan kebutuhan karyawan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai program pelatihan kerja terus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kerja karyawan. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan yang terdiri dari beberapa bagian tahun 2012 s/d 2014.


(5)

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan PT Duta Agung Group Medan Yang Mendapat Pelatihan Kerja Dan PengembanganTahun 2012 s/d 2014

Sumber : bagian personalia/ umum pada PT. Duta Agung Group Medan (2015)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa semua bagian mendapat pelatihan kerja disetiap tahunnya meskipun tidak semua karyawan mendapat pelatihan sekaligus setiap tahunnya, namun dilakukan secara bergilir, sehingga seluruh karyawan mendapat pelatihan kerja yang relatif sama. Jenis pelatihan yang diberikan juga telah disesuaikan dengan bidang kerja masing-masing karyawan sehingga diharapkan karyawan akan semakin kompeten dibidangnya.

Namun pelatihan yang diberikan sering kurang terjadwal dengan baik sehingga setiap karyawan tidak selalu dapat mengikuti pelatihan yang diadakan perusahaan karena sedang dalam mengerjakan suatu proyek terlebih jika proyek tersebut di luar kota. Persoalan lainnya adalah pelatihan yang diberikan sering kurang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan karyawan, sehingga terkadang karyawan yang sudah mahir namun diberikan pelatihan dasar atau pelatihan yang lebih umum sehingga kurang menarik bagi peserta pelatihan, demikian sebaliknya karyawan dengan tingkat keterampilan yang masih kurang terkadang kurang mampu mengikuti pelatihan pada tahap tertentu karena masih kurangnya pelatihan

No Bagian

Jumlah Karyawan Yang Mengikuti Pelatihan Tahun 2012 s/d 2014

Jumlah Karyawan Yang Mendapat Promosi Jabatan 2012 s/d 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014

1 Bagian Personalia 5 2 1 0 0 1

2 Bagian Teknik 7 5 3 1 2 1

3 Bagian Pajak 3 0 1 0 0 0

4 Bagian Keuangan 4 1 2 0 0 0

5 Bagian

Administrasi 5 7 5 1 0 1


(6)

dasar. Pelatihan yang diberikan tidak dilakukan secara berjenjang dan spesifik, sehingga pada saat mengerjakan suatu proyek sering terjadi kesalahan maupun keterlambatan dalam penyelesaiannya terlebih proyek yang ditangani perusahaan cukup bervariasi seperti membangun jembatan, jalan, drainasi, dan sebagainya. Sehingga beberapa karyawan masih kurang mampu mengerjakan proyek tertentu karena masih kurangnya pengalaman dibidang tersebut.

Persoalan lainnya adalah pada peserta pelatihan itu sendiri khususnya pada bagian lapangan yang terkadang kurang serius mengikuti pelatihan maupun kurang mampu menyerap materi pelatihan yang diberikan terlebih pada bagian lapangan tingkat pendidikan karyawan umumnya didominasi pendidikan SMA/Sederajat sehingga pada saat mengerjakan suatu proyek sering bertindak sendiri sesuai kondisi dilapangan tanpa memperhatikan prosedur pengerjaan seperti yang telah diberikan pada materi pelatihan.

Demikian halnya dengan program pengembangan karyawan yang masih kurang terarah sehingga program pengembangan karyawan masih kurang menonjol terutama dalam mempersiapkan karyawan untuk menempati suatu posisi tertentu atau promosi jabatan. Pengembangan karyawan umumnya hanya berjalan tanpa perencanaan yang baik, sehingga perencanaan karir karyawan juga sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan, terutama jumlah proyek yang dikerjakan perusahaan. Dengan pola pengembangan karyawan yang kurang terencana dengan baik, karyawan sering kurang persiapan untuk menduduki suatu posisi dimasa mendatang sehingga terkadang seorang karyawan dipromosikan secara mendadak jika perusahaan membutuhkannya untuk menangani suatu


(7)

proyek misalnya. Perusahaan umumnya akan menunjuk karyawan yang berpengalaman atau terampil untuk dipromosikan, namun dengan pengalaman dan keterampilan saja tentunya karyawan akan kurang siap dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam menjalankan tugasnya karena kurangnya pengetahuan, kurangnya kemampuan negosiasi, kurangnya kemampuan memimpin bawahan serta kurang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Hal-hal seperti inilah yang sering muncul terutama dilapangan karena karyawan kurang mendapat pengembangan yang tepat dan terarah. Program pengembangan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kreatifitas karyawan dalam memberikan hasil kerja terbaik dalam melayani pelanggannya, sehingga keterampilan dan prestasi keja karyawan menjadi prioritas utama untuk melayani pelanggannya dalam meningkatkan hasil kerja yang lebih baik.

Dengan kondisi pelatihan dan pengembangan seperti yang telah diuraikan, tentunya akan sangat berdampak pada efektivitas kerja karyawan tersebut. sebagian karyawan mungkin telah mampu mengimbangi tuntutan pekerjaan denagn tingkat keterampilan yang dimiliki, namun sebagian karyawan lainnya masih kurang mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dengan baik yang berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan pada klien. Terlebih sebagai perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor, kerja sama tim sangatlah penting dalam menyelesaikan suatu proyek. Jika ada karyawan tidak mampu bekerja dengan efektif akan berdampak pada kinerja keseluruhan tim sehingga pengerjaan proyek sering terjadi pemborosan waktu dan biaya yang tidak sedikit.


(8)

Efektivitas kerja yang kurang tergambar dari tidak terealisasinya target penyelesaian pekerjaan tepat waktu beberapa proyek yang ditangani perusahaan seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut

Tabel 1.2

Realisasi Target Penyelesaian Pekerjaan Proyek

No. Kriteria Waktu Penyelesaian Realisasi 1 Pembangunan jembatan ≤ 5 Tahun 7 Tahun 2 Pembangunan perumahan ≤ 3 Tahun 4 Tahun

3 Pembangunan gedung ≤ 5 Tahun 6 Tahun

4 Pembuatan jalan ≤ 2 Tahun 2,5 Tahun

Sumber : Kabag Lapangan pada PT Duta Agung Group (2015)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa efektivitas kerja karyawan dari segi ketepatan waktu karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan masih kurang efektif dimana target yang telah ditetapkan tidak sesuai dengan realisasinya seperti pembangunaan jembatan, target yang ditetapkan untuk menyelesaikan proyek tersebut ≤ 5 Tahun sementara realisasinya pembangunan jembatan tersebut tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu penyelesaian pekerjaan atas proyek tersebut selesai 7 tahun. Masalah ini disebabkan karena karyawan kurang mampu menggunakan/mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar sehingga memperlambat penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu sehingga perlu diberikan pelatihan dan pengembangan kepada setiap karyawan secara merata agar dapat mencapai tujuan yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana peranan pelatihan dan pengembangan yang diterapakan perusahaan dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan denagn memilih judul


(9)

penelitian “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Secara Serempak Berpengaruh signifikan dan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan ?

2. Apakah Pelatihan Berpengaruh secara signifikanan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan?

3. Apakah Pengembangan Berpengaruh secara signifikan dan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan? 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.


(10)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi PT Duta Agung Group

Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang bermanfaat pada PT Duta Agung Group, dalam meningkatkan efektivitas kerja melalui perencanaan pelatihan dan pengembangan.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti yang berkaitan dengan pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT Duta Agung Group, serta dapat memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang sumber daya manusia.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang.


(1)

Tabel 1.1

Jumlah Karyawan PT Duta Agung Group Medan Yang Mendapat Pelatihan Kerja Dan PengembanganTahun 2012 s/d 2014

Sumber : bagian personalia/ umum pada PT. Duta Agung Group Medan (2015)

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa semua bagian mendapat pelatihan kerja disetiap tahunnya meskipun tidak semua karyawan mendapat pelatihan sekaligus setiap tahunnya, namun dilakukan secara bergilir, sehingga seluruh karyawan mendapat pelatihan kerja yang relatif sama. Jenis pelatihan yang diberikan juga telah disesuaikan dengan bidang kerja masing-masing karyawan sehingga diharapkan karyawan akan semakin kompeten dibidangnya.

Namun pelatihan yang diberikan sering kurang terjadwal dengan baik sehingga setiap karyawan tidak selalu dapat mengikuti pelatihan yang diadakan perusahaan karena sedang dalam mengerjakan suatu proyek terlebih jika proyek tersebut di luar kota. Persoalan lainnya adalah pelatihan yang diberikan sering kurang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan karyawan, sehingga terkadang karyawan yang sudah mahir namun diberikan pelatihan dasar atau pelatihan yang lebih umum sehingga kurang menarik bagi peserta pelatihan, demikian sebaliknya karyawan dengan tingkat keterampilan yang masih kurang terkadang kurang mampu mengikuti pelatihan pada tahap tertentu karena masih kurangnya pelatihan

No Bagian

Jumlah Karyawan Yang Mengikuti Pelatihan Tahun 2012 s/d 2014

Jumlah Karyawan Yang Mendapat Promosi Jabatan 2012 s/d 2014

2012 2013 2014 2012 2013 2014

1 Bagian Personalia 5 2 1 0 0 1

2 Bagian Teknik 7 5 3 1 2 1

3 Bagian Pajak 3 0 1 0 0 0

4 Bagian Keuangan 4 1 2 0 0 0

5 Bagian

Administrasi 5 7 5 1 0 1


(2)

dasar. Pelatihan yang diberikan tidak dilakukan secara berjenjang dan spesifik, sehingga pada saat mengerjakan suatu proyek sering terjadi kesalahan maupun keterlambatan dalam penyelesaiannya terlebih proyek yang ditangani perusahaan cukup bervariasi seperti membangun jembatan, jalan, drainasi, dan sebagainya. Sehingga beberapa karyawan masih kurang mampu mengerjakan proyek tertentu karena masih kurangnya pengalaman dibidang tersebut.

Persoalan lainnya adalah pada peserta pelatihan itu sendiri khususnya pada bagian lapangan yang terkadang kurang serius mengikuti pelatihan maupun kurang mampu menyerap materi pelatihan yang diberikan terlebih pada bagian lapangan tingkat pendidikan karyawan umumnya didominasi pendidikan SMA/Sederajat sehingga pada saat mengerjakan suatu proyek sering bertindak sendiri sesuai kondisi dilapangan tanpa memperhatikan prosedur pengerjaan seperti yang telah diberikan pada materi pelatihan.

Demikian halnya dengan program pengembangan karyawan yang masih kurang terarah sehingga program pengembangan karyawan masih kurang menonjol terutama dalam mempersiapkan karyawan untuk menempati suatu posisi tertentu atau promosi jabatan. Pengembangan karyawan umumnya hanya berjalan tanpa perencanaan yang baik, sehingga perencanaan karir karyawan juga sangat tergantung pada kebutuhan perusahaan, terutama jumlah proyek yang dikerjakan perusahaan. Dengan pola pengembangan karyawan yang kurang terencana dengan baik, karyawan sering kurang persiapan untuk menduduki suatu posisi dimasa mendatang sehingga terkadang seorang karyawan dipromosikan


(3)

proyek misalnya. Perusahaan umumnya akan menunjuk karyawan yang berpengalaman atau terampil untuk dipromosikan, namun dengan pengalaman dan keterampilan saja tentunya karyawan akan kurang siap dalam menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam menjalankan tugasnya karena kurangnya pengetahuan, kurangnya kemampuan negosiasi, kurangnya kemampuan memimpin bawahan serta kurang terbiasa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Hal-hal seperti inilah yang sering muncul terutama dilapangan karena karyawan kurang mendapat pengembangan yang tepat dan terarah. Program pengembangan tersebut dimaksudkan untuk mengembangkan kreatifitas karyawan dalam memberikan hasil kerja terbaik dalam melayani pelanggannya, sehingga keterampilan dan prestasi keja karyawan menjadi prioritas utama untuk melayani pelanggannya dalam meningkatkan hasil kerja yang lebih baik.

Dengan kondisi pelatihan dan pengembangan seperti yang telah diuraikan, tentunya akan sangat berdampak pada efektivitas kerja karyawan tersebut. sebagian karyawan mungkin telah mampu mengimbangi tuntutan pekerjaan denagn tingkat keterampilan yang dimiliki, namun sebagian karyawan lainnya masih kurang mampu memenuhi tuntutan pekerjaan dengan baik yang berdampak pada kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan pada klien. Terlebih sebagai perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor, kerja sama tim sangatlah penting dalam menyelesaikan suatu proyek. Jika ada karyawan tidak mampu bekerja dengan efektif akan berdampak pada kinerja keseluruhan tim sehingga pengerjaan proyek sering terjadi pemborosan waktu dan biaya yang tidak sedikit.


(4)

Efektivitas kerja yang kurang tergambar dari tidak terealisasinya target penyelesaian pekerjaan tepat waktu beberapa proyek yang ditangani perusahaan seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut

Tabel 1.2

Realisasi Target Penyelesaian Pekerjaan Proyek

No. Kriteria Waktu Penyelesaian Realisasi

1 Pembangunan jembatan ≤ 5 Tahun 7 Tahun

2 Pembangunan perumahan ≤ 3 Tahun 4 Tahun

3 Pembangunan gedung ≤ 5 Tahun 6 Tahun

4 Pembuatan jalan ≤ 2 Tahun 2,5 Tahun

Sumber : Kabag Lapangan pada PT Duta Agung Group (2015)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa efektivitas kerja karyawan dari segi ketepatan waktu karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan masih kurang efektif dimana target yang telah ditetapkan tidak sesuai dengan realisasinya seperti pembangunaan jembatan, target yang ditetapkan untuk menyelesaikan proyek tersebut ≤ 5 Tahun sementara realisasinya pembangunan jembatan tersebut tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu penyelesaian pekerjaan atas proyek tersebut selesai 7 tahun. Masalah ini disebabkan karena karyawan kurang mampu menggunakan/mengoperasikan mesin/peralatan dengan benar sehingga memperlambat penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu sehingga perlu diberikan pelatihan dan pengembangan kepada setiap karyawan secara merata agar dapat mencapai tujuan yang optimal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana peranan pelatihan dan pengembangan yang diterapakan perusahaan dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan denagn memilih judul


(5)

penelitian “Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Secara Serempak Berpengaruh signifikan dan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan ?

2. Apakah Pelatihan Berpengaruh secara signifikanan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan?

3. Apakah Pengembangan Berpengaruh secara signifikan dan positif Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pelatihan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pengembangan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada PT Duta Agung Group Medan.


(6)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi PT Duta Agung Group

Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang bermanfaat pada PT Duta Agung Group, dalam meningkatkan efektivitas kerja melalui perencanaan pelatihan dan pengembangan.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti yang berkaitan dengan pelatihan dan pengembangan terhadap efektivitas kerja karyawan pada PT Duta Agung Group, serta dapat memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang sumber daya manusia.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama dimasa yang akan datang.