KONDISI SOSIAL, EKOOMI, DAN POLITIK YANG TERCERMIN DALAM DRAMA DER BESUCH DER ALTEN DAME KARYA FRIEDRICH DÜRRENMATT.

(1)

KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK YANG

TERCERMIN DALAM DRAMA

DER BESUCH DER ALTEN DAME

KARYA FRIEDRICH DÜRRENMATT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

oleh

Hanum Nihlanabila

NIM 09203241026

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

MOTTO

Don’t part with your illusions. When they are

gone, you may still exist, but you have ceased

to live.

Mark Twain.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan sebagai bentuk rasa terimakasih kepada:

Bapak dan Ibu saya, senantiasa menguatkan cahaya saat rasa menjadi hampa dengan do’a dan

harapan serta pengertian yang tidak ada batasnya.

Dek Affi dan mas Bian, selalu menemani di setiap langkah tanpa keluhan sama sekali dan kesabaran

yang luar biasa.

Teman-teman dkb’09 Desy, Mira, Henning, Mb Rin, Edi, Diwan, Astrid, Citra, Unki, Zie, Satria,

Abi, Chaqti, Sulis, Olvy, Damaz, Iwuk, Lely, teman-teman kelas A dan angkatan 2009, terutama

sesama literatur Murmi, Okta. Terima kasih atas segala masukan, dukungan, dan keceriaan kalian.

Semoga persahabatan kita akan selalu abadi.

Kakak-kakak yang memberi banyak petunjuk saat masih tak tentu arah, Mb Vida, Mas Angga, Mb

Via. Meskipun ruang semakin jauh, tetapi rasa terimakasih ini akan terus mengalir.

Teman-teman kencana wungu, Mb Ipung, Miss Titi, Wina, dek Pebri, Kiki. Terima kasih telah

hadir dalam setiap suka dan duka, rindu ini tidak akan pernah hilang hingga kapanpun.

Dan semua yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas segalanya.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

karunia, dan petunjuk-Nya dalam penulisan tugas akhir dengan judul “Kondisi

Sosial, Ekonomi, dan Politik yang Tercermin dalam Drama

Der Besuch der alten

Dame

karya Friedrich Dürrenmatt” ini untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana.

Penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis

menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., Dekan FBS UNY,

2. Ibu Yati Sugiarti, M.Hum., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan masukan, arahan, dan dorongan kepada penulis,

3. Ibu Lia Malia, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBS

UNY dan penasehat akademik yang selalu memberikan nasihat yang

bermanfaat dan dukungan,

4. Alm. Ibu Tia Meutiawati, M.Pd., penasehat akademik yang senantiasa

memberikan perhatian dan dukungan. Semoga Ibu selalu berada di tempat

yang indah di sisi-Nya,

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNY yang

telah mengajarkan banyak ilmu dan wawasan,

6. Mbak Ida, Admin Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman yang selalu

membantu dalam keperluan administrasi,

7. Bapak, Ibu, dan adik penulis yang senantiasa memanjatkan do’a tanpa

putus-putusnya serta dorongan yang luar biasa,

8. Teman-teman dkb’09 dan angkatan 2009 serta pihak-pihak lain yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata tidak ada yang dapat penulis ucapkan selain rasa terimakasih,

harapan dan do’a. Semoga segala amal kebaikan diridhai Allah SWT dan

diberikan balasan yang lebih baik. Amin.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih

jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap tugas akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.


(8)

viii

i

ii

iii

iv

v

v i

vi i

vii i

x

x i

KURZFASSUNG

x ii

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Fokus Penelitian.... ...

6

C. Tujuan Penelitian... ...

7

D. Manfaat Penelitian ...

7

A. Hakikat Drama...

9

B. Sastra dan Mas yarakat... ...

12

C. Sosiologi Sastra...

1 5

D. Kondisi Sosial...

19

E.

Kondisi Jerman pada tahun 1940-an...

22


(9)

ix

! " "

A. Pendekatan Penelitian ...

29

B. Data Penelitian... 29

C. Sumber Data... 29

D. Teknik Pengumpulan Data... 30

E.

Instrumen Penelitian... 30

F.

Keabsahan Data... 30

G. Analisis Data... 31

#$" %% %

,

$"

,

"! $& " ' ( ' " '

DER BESUCH DER ALTEN DAME

$'& ) ' '( *

ÜRRENMATT

A. Deskripsi Drama

+ ,-. ,/0 123, -45 6 ,7+48,

...

32

B. Kondisi Sosial Masyarakat yang Tercermin dalam Drama

+, -.,/01 23,-45 6,7 + 48 ,

...

33

C. Kondisi Ekonomi yang Tercermin dalam Drama

+,-. ,/0 123 ,-456,7 + 4 8,

...

44

D. Kondisi Politik yang Tercermin dalam Drama

+ , -. , /0123, -45 6 ,7 + 4 8,

... 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...

61

B. Implikasi... 64

C. Keterbatasan Penelitian... 65

D. Saran... .

65

DAFTAR PUSTAKA ...

66


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Sinopsis Drama

9 :;<:=>? @A : ;BC D :E9BF:

...

... 69

Lampiran 2

Biografi Friedrich Dürrenmatt... 75

Lampiran 3

Tabel Data Penelitian... 81


(11)

xi

KONDISI SOSIAL, EKOOMI, DAN POLITIK YANG TERCERMIN DALAM

DRAMA DER BESUCH DER ALTEN DAME KARYA FRIEDRICH

DÜRRENMATT

Oleh

Hanum Nihlanabila

09203241026

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) kondisi sosial masyarakat

yang tercermin dalam drama

G HI J HK LM N O HI P QR HS GP T H

, 2) kondisi ekonomi

masyarakat yang tercermin dalam drama

GHI JHKLM N O HI P QR HS GPT H

, 3) kondisi

politik masyarakat yang tercermin dalam drama

G HIJHK LM NO HIPQRHSGPTH

.

Sumber data penelitian ini adalah naskah drama

GHI JHKLM NO HIPQRHSGP T H

karya Friedrich Dürrenmatt yang diterbitkan oleh

G

i

H UI M NH

di Zürich pada tahun

1956. Data penelitian ini berupa kata, frasa maupun kalimat yang mendukung atau

menunjukkan kondisi masyarakat Jerman sekitar tahun 1950-an dalam bidang sosial,

ekonomi, dan politik yang tercermin dalam drama

GHIJ HK LM N OHIP QR H S GP T H

. Data

dianalisis dengan teknik baca catat. Teknik yang digunakan adalah analisis deskriptif

kualitatif. Keabsahan data diperoleh dengan validitas semantik dan dikonsultasikan

kepada ahli. Reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas intrarater dan interrater.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kondisi sosial yang tercermin dalam

drama sama dengan kondisi sosial masyarakat Jerman pada tahun 1950-an yaitu

masyarakat merasakan ketidakberdayaan dan ketidakadilan pasca Perang Dunia II

serta perubahan sosial dari upaya membangkitkan kembali finansial negara Jerman,

2) kondisi ekonomi yang tercermin dalam drama sama dengan kondisi ekonomi

masyarakat Jerman pada tahun 1950-an yakni kemiskinan, kehilangan pekerjaan dan

tempat tinggal, ketergantungan subsidi bahan makanan, serta perubahan ekonomi

yang didasari oleh bantuan

M

P IKNPQQ

P

QP S

dari Amerika, 3) kondisi politik yang

tercermin dalam drama sama dengan kondisi politik masyarakat Jerman pada tahun

1950-an yaitu pemecahan Jerman menjadi dua bagian dan sistem kekuasaan yang

berbeda mengakibatkan ketidakpuasaan dari masyarakat Jerman Timur.


(12)

xii

DER IM DRAMENTEXT

DER BESUCH DER ALTEN DAME

VON

FRIEDRICH DŰRRENMATT REFLEKTIERTE DEUTSCHE SOZIAL-,

WIRTSCHAFT- UND POLITIKZUSTAND

von

Hanum Nihlanabila

09203241026

KURZFASSUNG

Diese Untersuchung beabsichtigt folgende Aspekte zu beschreiben, (1) den

deutschen Sozialzustand, der sich im Dramentext

VWX YW Z [\ ] ^WX _`aW b V _cW

spiegelt, (2) den deutschen Wirtschaftzustand, der sich im Dramen

V W X YW Z [\ ] ^WX _` aW b V _cW

spiegelt, (3) den deutschen Politikzustand, der sich im Dramen

V W X YWZ [\ ]^W X_` aW bV _c W

spiegelt.

Die Untersuchungsquelle ist der Dramentext

V WXYWZ [\ ]^WX _`aW bV _cW

von

Friedrich Dürrenmatt, die von Die Arche Zürich im Jahre 1956 publiziert ist. Die

Daten dieser Untersuchung sind Wörtern, Sätze, und Phrasen, die sich den deutschen

Sozial-, Wirtschaft- und Politikzustand im Jahre 1950 im Dramen

VWX YWZ[\ ] ^W X _` aW b V _cW

spiegelt. Die Daten werden durch Lesen- und Notiztechnik genommen.

Die Datenanalyse ist deskriptiv-kualitativ. Die Gültigkeit der Daten wird durch die

semantische Gültigkeit genommen und sich mit der Expertenbeurteilung beraten. Die

Zuverläsigkeit dieser Untersuchung sind

I

baX _X _ aW X

und

I

baWX X _ aWXd

Die Ergebnisse der Untersuchung zeigen, dass (1) der deutschen

Sozialzustand im Dramen dem um den 1950er Jahren deutsche Sozialzustand gleich

ist, nämlich unfähig, ungerechtigkeit, und Sozialeveränderung nachdem Zweiten

Weltkrieg, (2) der deutschen Wirtschaftzustand im Dramen dem um den 1950er

Jahren deutsche Wirtschaftzustand gleich ist, nämlich Armut, Arbeitslösigkeit und

Wohnungsknappheit, Lebensmittelabhängigkeit, und Wirtschaftveränderung anhand

der Hilfe von Marshall Plan, (3) die deutschen Politikzustand im Dramen dem um

den 1950er Jahren deutsche Politikzustand gleich ist, nämlich Deutschland wird in

zwei Teilen geteilt, und unter sozialkomunistischem Machtsystem wurden die

Bevölkerung des Ostblocks unzufrieden.


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

e

ejak lahi

f

anak-anak di be

f

bagai belahan d

ghi

a

j

elah mengenal be

f

bagai

ben

jg k

ce

f

i

j

a, m

g l

ai da

f

i dongeng pengan

j

a

fj

id

g f

hingga d

f

ama-d

f

ama

m

ang bia

n

a

dipen

j

a

nko

n pada pen

j

a

n np

ni

np

kolah.

e

ei

f

ing pe

f

kembangan fi

ni

k dan p

ni

ki

n q

me

f

eka m

g l

ai mengenal be

f

bagai ben

jg k

ce

f

i

j

a

j

e

fnp

b

g j np

bagai ka

f m

a

n on j f

a.

Hingga pada

n g ojg

ma

n

a me

f

eka belaja

f

bagaimana memb

g oj

, mengap

f

e

n i

a

ni

,

menganali

n o

hingga me

f

e

np

p

n i n g ojg

ka

f m

a

non j f

a.

e

elama pe

f

jalanan i

jg l

ah ka

f m

a

nonj f

a

np

nan

j

ia

no

be

f

ada dalam lingk

g r

kehid

g ro

n

n pj

iap indi

si

d

g

bahkan dalam

kehid

g ro

n

ntn i

al ma

nm

a

f

aka

j

.

e

a

njf

a dapa

j

dipandang

np

bagai

n g ojg

gejala

ntni

al.

e

a

n j f

a

m

ang di

jg l

i

n

pada

n g ojg

k

g fgh u

ak

jg j

e

fj

en

jg

lang

ng hv

be

f

kai

j

an dengan no

f

ma-no

f

ma dan

ada

j

i

nj

iada

j w

aman i

jg x y

enga

f

ang mengg

g z

ah ka

f m

an

m

a

n

elak

g n p

o

f

ang

u

a

f

ga

ma

nm

a

f

aka

j

dan men

m

apa pembaca

m

ang

no

ma-

no

ma dengan dia me

fg ro

kan

u

a

f

ga

ma

nm

a

f

aka

j j

e

fn

eb

g j

. Ia akan diha

f

gai a

j

a

g

k

gf

ang diha

f

gai oleh pa

f

a pembaca

m

ang dipenga

fg{i

a

j

a

g

k

g f

ang dipenga

fg{i

oleh

no

ng penga

f

ang (L

g|

emb

g f

g,

1986: 23).

y

ada da

nof

n

m

a ka

f m

a

n onj f

a ialah pencip

j

aan

np

b

g

ah ka

f m

a

m

ang

j

imb

g l

da

f

i

imajina

n i

penga

f

ang a

j

a

g nonj f

a

u

an a

j

a

n

ja

u

aban, k

f

i

j

ik, ma

g rgh j

anggapan

j

e

f

hadap

f

eali

j

a kehid

g

pan

m

ang

j

e

f

jadi di dalam ma

nm

a

f

aka

j

.

e

a

n jf

a dapa

j

dianggap

n p

bagai ce

f

min ma

nm

a

f

aka

j

dan

j

olak

g kg f

da

f

i nilai

n tn i

al

m

ang

be

f

kembang pada ma

n

a

n

aa

jnonjf

a

j

e

fnp

b

g j

dicip

j

akan. H

g zgh

gan ma

nm

a

f

aka

j

dan


(14)

2

}~} €

a be

€

kai



an e

€

a



dengan



eo

€

i

} }‚

ologi

}~ } €

a.

ƒ

e

„

oja



i (2010: 25)

meng

…†

gkapkan bah

„

a dimen

}‚ }}‚

ologi

}

melip

…

i

} 

a

 …} } }‚

al, jaba



an,

pendidikan, kehid

…‡~

n p

€

ibadi, agama, ideologi, o

€

gani

}~}‚

, hobi,

}…ˆ…‰

dan

bagain

‹

a.

Ka

€‹

a

}

a

}€

a dapa



be

€

ben

…ˆ

p

…‚ }‚

, p

€

o

}~

, ma

…‡…†

d

€

ama.

Œ

alah

}

a

ben

…ˆ

ka

€‹

a

}~ } €

a

‹

ang mena

€

ik ialah d

€

ama, ka

€

ena ia di



ampilkan dalam ge

€

ak

dan dialog

‹

ang n

‹

a



a. Ka



a d

€

ama be

€

a

}~

l da

€

i ka



a ke

€

ja

dran

dalam baha

}~

G

€

eek

‹

ang be

€

a

€ 

i be

€

b

…~ 

,

to do

, a



a

…

to act

.

 € 

in

‹

a, ki

}~

h

‹

ang dikem

…ˆ~

kan



idak han

‹

a di

„…Ž …ˆ

an

ca

€

a



e

€ …

i

}‰ 

e



api j

…‘~

di

}~

l

…€

kan melal

…‚

pe

€

b

…~

an,

pe

€

ge

€

akan, dan al

…€ ‹

ang n

‹

a



a. Ki

}

ah ini menampilkan

kap,

fa



dan ka

€

ak



e

€

man

…}‚

a dalam

€

eali



a a



a

…~

pa



dikem

…ˆ~

kan

}

ebagai



i

€ …~

n a



a

…’

ime

}‚}“

ƒ€

ama be

€

beda dengan p

€

o

}~

dan p

…‚ }‚

ka

€

ena d

€

ama dimak

} …ˆ~

n

…†…

k

dipen



a

} ˆ~

n.

”

emen



a

}

an i

 …

membe

€

ikan d

€

ama

b

…~

h penaf

}‚ €

an ked

…~

.

Œ

ang

} …€

ada

€

a dan pemain menaf

}‚€

kan



ek

}‰ }Š

dangkan pa

€

a penon



on menaf

}‚€

kan

•Š€}‚‹

ang



elah di



af

}‚€

kan oleh pa

€

a pemain.

”

embaca

‹

ang membaca



ek

}

d

€

ama



anpa men

‹

ak

kan pemen



a

}~

nn

‹

a ma

…

idak ma

…

memba

‹

angkan jal

…€

pe

€

i

} 

i

„

a

di a



a

}‡~

ngg

…†

g (L

…–

emb

…€

g, 1986: 158).

Men

…€… Œ

oeman



o

•‚

a

ƒ

e

„

oja



i (2010: 32), konon,

pe

€

i di

‹

akini oleh

ban

‹

ak o

€

ang, a

}

al-

…}…

d

€

ama mode

€

n ba

€

a

 

e

€}Š

b

…

dapa



di

€ …†…

melal

…‚

ja

€

ah

Yunani purba. Namun, beberapa pakar sejarah drama berpendapat bahwa

sesungguhnya drama tertua bukan berasal dari belahan dunia barat, melainkan

justru berasal dari Mesir. Teks drama yang konon tertua itu, berjudul

Abydos


(15)

3

Passion Play

dan berangka tahun 4000 SM. Dalam teks purba tersebut bahkan

telah dimuat indikasi petunjuk lakon dan berbagai tokohnya.

Seiring berjalannya waktu drama berkembang dan berubah sesuai kondisi

sosial dan budaya masyarakat. Pada pasca perang dunia kedua pun, muncul

berbagai sastrawan modern dari Jerman, Swiss, maupun Austria. Beberapa

diantaranya ialah Heinrich Böll, Wolfgang Borchert, Gerd Gaiser, Georg Britting,

Alfred Anders, Peter Weiss, Max Frisch, Friedrich Dürrenmatt, Paul Celan,

Günter Grass, Marie Luise Kaschnitz dan Ilse Aichinger. Masa ini termasuk

dalam masa

Die neueste Zeit

(Haerkötter, 1971: 137-157).

Dibandingkan dengan sastrawan seangkatannya, Friedrich Dürrenmatt

merupakan sastrawan yang berbeda dan unik. Tema-tema yang ia angkat berkisar

pada konflik masyarakat yaitu pengkhianatan, rasa bersalah, penebusan, iman,

kebebasan, dan keadilan. Dia memprovokasi pertanyaan dan mendorong penonton

untuk berfikir dengan menciptakan drama tragis yang mengandung unsur tragedi

dan komedi. Aliran drama yang ia tampilkan juga dapat disebut sebagai aliran

absurd, yaitu aliran yang tidak rasional, menyimpang dari logika umum dan

berkeyakinan bahwa kebenaran adalah

chaos

dan penuh kontradiksi.

Friedrich Dürrenmatt lahir pada 5 Januari 1921 di Konolfingen sebagai

putra pendeta Protestan. Keluarganya pindah ke Bern pada 1953 dan kemudian ia

mempelajari sastra dan filsafat di Universitas Bern pada 1941 dan di Universitas

Zürich pada 1942. Pada 1946 ia menikah dengan Lotti Geisler dan bekerja sebagai

kartunis dan kritikus teater untuk surat kabar Swiss. Kemudian keluarganya

pindah ke Ligerz pada 1948 dan kembali pindah ke Neuchâtel pada 1952. Istrinya


(16)

4

kemudian meninggal dan ia menikahi Charlotte Kerr pada 1983. Pada tanggal 14

Desember 1990 ia meninggal karena serangan jantung (Haerkötter, 1971: 146).

Ia menulis berbagai drama, novel, dan sandiwara radio. Beberapa

karyanya antara lain ialah

Romulus der Groβe

(drama, 1949),

Die Ehe des Herrn

Missisippi

(drama, 1950),

Der Besuch der alten Dame

(drama, 1956),

Die Panne

(cerita pendek, 1956),

Das Versprechen

(novel, 1958),

Die Physiker

(drama,

1962), dan

Der Meteor

(1966). Bahkan ia mendapatkan penghargaan, seperti The

Schiller Prize (1959), New York Drama Critics Circle Award untuk drama

Der

Besuch der alten Dame, Austrian State Prize (1984), Büchner Prize (1986) dan

gelar kehormatan dari lima universitas.

Haerkötter (1971: 146) mengungkapkan dalam bukunya

Deutsche

Literaturgeschichte,

“Ein anderes Mittel ist Dürrenmatts Humor, allerdings ein bequemer und

bloβstellender Humor, mit dem er sein Publikum herausfordert und

aufrüttelt. Nicht unerwähnt bleiben darf seine sprachschöpferische

Begabung, die ihn zu einem der wortgewaltigsten Dramatiker unserer Zeit

macht. Als Beispiel für seine Dramatik diene der Inhalt der Komödie”.

Artinya, hal yang berbeda adalah humor Dürrenmatt, sebuah humor yang

nyaman dan berkompromi. Dengan humor itu ia menantang dan membangkitkan

gairah para pendengarnya. Hal penting lainnya adalah bakat kreatifnya, yang

membuatnya menjadi salah satu dramawan paling diperhitungkan diantara

dramawan sejamannya. Sebagai contoh, isi dari drama komedinya.

Karya sastra berupa drama

Der Besuch der alten Dame

karya Friedrich

Dürrenmatt ini dipilih sebagai subjek penelitian karena kondisi sosial masyarakat

yang ditampilkan, pandangan masyarakat terhadap kondisi yang terjadi, sejarah,


(17)

5

dan realita sosial yang terjadi pada masa drama ini dibuat. Tema yang ditampilkan

juga menarik dan relevan dengan kondisi sosial yang terjadi pada saat ini, yaitu

pengaruh tinggi rendahnya kondisi sosial ekonomi yang berdampak pada

bagaimana masyarakat bersikap atau memandang suatu persoalan nyata. Sebagian

masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi rendah dapat melakukan apa saja

untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Desakan ekonomi inilah yang

berpengaruh terhadap tindakan dan nilai sosial masyarakat.

Bahkan drama ini telah diangkat menjadi film dan dimainkan oleh

teater-teater di dunia. Salah satunya dipentaskan oleh Teater Koma pada 12- 28 Januari

2007 dengan judul “Kunjungan Cinta”. Lakon ini dimainkan untuk memperingati

hari jadi Teater Koma ke-30 (1977 -2007) di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail

Marzuki (GBB TIM). Pementasan ini mengalami beberapa penggubahan yang

sesuai dengan latar budaya Indonesia, seperti misalnya penggunaan nama kota

Güllen menjadi kota Goela, nama tokoh Claire Zachanassian menjadi Klara

Zakanasian, serta nama tokoh Alfred Ill menjadi Ilak Alipredi. Penggubahan ini

dimaksudkan agar penonton tidak mengalami kesulitan dalam memaknai alur

cerita. Inti dari cerita ini sama seperti naskah aslinya. Pentas ini disutradarai oleh

N. Riantiarno dan dimainkan oleh Ratna Riantiarno sebagai Klara dan Butet

Kartarejasa sebagai Ilak (teaterkoma.org).

Drama ini mengisahkan kebimbangan penduduk sebuah kota kecil yang

miskin atas dua pilihan yang sulit. Mereka diharuskan memilih antara

mendapatkan uang satu miliar sebagai sokongan dana untuk kota tetapi


(18)

6

menyerahkan nyawa seorang tokoh yang mereka hormati atau mereka tetap

mempertahankan beliau dengan tetap hidup dalam kemiskinan.

Kisah ini dimulai dengan kedatangan seorang wanita miliarder tua

bernama Claire Zachanassian yang kembali ke kota kelahirannya, Güllen.

Sekarang kota kecil ini menjadi sangat miskin dan kotor, sehingga kedatangan

Claire disambut baik oleh walikota dan penduduk, dengan harapan bahwa Claire

akan memberikan sokongan dana bagi kota tersebut. Harapan itu dikabulkan oleh

Claire. Dia akan memberikan satu triliun dollar dengan satu syarat, yaitu

menyerahkan hidup Alfred Ill. Ternyata Alfred adalah mantan kekasih Claire

(dahulu bernama Klara Wäscher) yang dahulu mengkhianatinya. Di masa muda,

Alfred pernah menghamili Klara. Dalam sebuah persidangan Alfred menolak

mengakui bahwa ia yang menghamili Klara. Bahkan ia membayar dua orang

laki-laki untuk memberikan saksi palsu, sehingga hakim menyatakan bahwa Alfred

tidak bersalah. Kemudian Klara pergi meninggalkan Güllen dalam keadaan

miskin dan terhina. Beberapa tahun kemudian ketika Klara kembali ke Güllen, ia

mengungkapkan kenangan masa lalu yang menyakitkan dan meminta sebuah

tuntutan, penduduk Güllen pun menjadi bimbang, apakah mereka akan hidup

makmur dengan menyerahkan nyawa Alfred, seorang tokoh yang mereka hormati,

atau tetap melindungi Alfred dan hidup dalam kemiskinan.

B. FOKUS PENELITIAN


(19)

7

1.

Bagaimanakah kondisi sosial masyarakat yang tercermin dalam drama

Der

Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt?

2. Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat yang tercermin dalam drama

Der

Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt?

3. Bagaimanakah kondisi politik masyarakat yang tercermin dalam drama

Der

Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan dengan fokus permasalahan yang telah dipaparkan, maka

tujuan peneliti dari penelitian ini adalah

1.

Mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat yang tercermin dalam drama

Der

Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt.

2.

Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat yang tercermin dalam drama

Der Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt.

3.

Mendeskripsikan kondisi politik masyarakat yang tercermin dalam drama

Der

Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian di bidang sastra,

terutama karya sastra berbentuk drama dan dapat menjadi sumber referensi bagi

penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang.


(20)

8

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memperkenalkan dan membantu pembaca untuk lebih

menyukai dan memahami karya sastra Jerman, terutama drama-drama karya

Friedrich Dürrenmatt.


(21)

9

—˜ —™ ™

š˜› ™˜ œž Ÿ

RI

A. Hakikat Drama

  ¡¢£¤¥¤¤ ¦ §¢¤¨ ¤ © ¡¢¤ ª¤ « §¤¢¬ ©¤ ­¤ ª¤ ®¯ ¦¤ ¦¬

“draomai

” yang berarti

berbuat, berlaku, bertindak, atau bereaksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau

reaksi. Drama memiliki pengertian yang lebih luas, ditinjau dari apakah drama

merupakan salah satu genre sastra atau sebagai cabang kesenian mandiri. Drama

naskah adalah drama yang disejajarkan dengan puisi dan prosa, sedangkan drama

pentas adalah jenis kesenian mandiri. Kesenian ini meliputi musik, tata lampu,

dekor, panggung, kostum, seni rias, dan sebagainya (Waluyo, 2002: 2). Drama

disebut juga

sandiwara

. Kata ini dibuat oleh P.K.G Mangkunegara VII untuk

menggantikan istilah ‘

toneel’

yang berarti pertunjukan. Istilah ini diambil dari

bahasa Jawa ‘

sandi

’ dan ‘

warah

’, dimana kata ‘

sandi

’ berarti rahasia dan kata

warah

’ artinya pelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara, sandiwara adalah

pengajaran yang dilakukan dengan perlambang (scribd.com).

Abrams via Dewojati (2010: 7-8), menyatakan bahwa “

Drama is the

literary form designed for the theater, where actors take the roles of the

characters, perform the indicated action, and utter the written dialogue.

” Artinya,

drama adalah salah satu bentuk sastra yang dibentuk (dikonstruksi) untuk teater,

yang aktornya, memainkan peran karakternya, memainkan aksi tertentu, dan

mengucapkan dialog tertulis. Senada dengan Abrams, Haerkötter (1971: 166)

mengungkapkan:


(22)

°

0

“Dramatische Dichtung

(Dramatik)

ist

,,handelnde”

Dichtung,

Bühnendichtung, bei der zum Wort und Gebärde (Mimik) gehört. Sie ist

Bühnendichtung mit spannungsgeladenem Dialog. Ein weiteres Element

ist der Kampf, der ein Äußerer sein kann und dann zwischen den

Menschen ausgetragen wird- oder ein innerer, zwischen einander

wiederstrebenden Neigungen in Seelenleben eines Menschen.”

±²³´² µ²µ¶ ³² · ³²¸²

(

· ³ ²¸²¶¹º

)

²· ²»²¼ º²³´² µ²µ ¶ ³² ½¾ ³¶¹¿· ²º À

,

º ² ³´² µ²µ¶ ³²´²¿ Á· ¹Â ¾¿ ¶²µº ²¿Ã· ¹¸ ²¿²Á¾³ ²º

(

¸ ¹¸ ¹º

)

¶¾ ³¸²µ ĺº ¾·²» ²¸½²¼ ²µ ²

.

ų²¸² ¸¾³Ä ²º²¿ µ¾¿¹  ¾¿¶²µ · ¾¿Á²¿ · ¹²»Æ Á ´²¿ Á ¸¾¿¾ Á²¿ Áº²¿ · ¹ · ²»²¸¿´²

.

Ç ¿µÄ³ µ¾» ²¿ÈĶ¿´² ²· ²» ²¼  ¾³¶ ¾¿¶ ²¿Á²¿ · ²³¹ »Ä ² ³ · ²¿ º ¾¸Ä· ¹²¿ · ¹µ¾»¾µ²¹º ²¿ ²¿¶ ²³²¸ ²¿Ä µ¹² µ²¶Ä· ¾¿Á²¿ ´² ¿ Á »²¹¿¿´² ²¶²Ä· ²³¹ · ²»²¸· ¹³¹ ¸²¿Äµ¹²¹¶Äµ¾¿· ¹³¹²¿¶²³²º ¾É ¾¿· ¾³Ä ¿ Á²¿´²¿ Áµ²» ¹¿Á½¾³¶ ¾¿¶ ²¿ Á²¿· ¾¿ Á²¿ º ¾²· ²²¿½²¶ ¹¿¿´²

.

ʾ½²Á²¹

µ ¾½Ä ²¼ º ² ³´² ´²¿Á ¸ ¾¸ÂÄ ¿´²¹ ·Ä² · ¹¸ ¾¿µ ¹

,

· ¹ ¸¾¿µ ¹ µ ²µ ¶ ³² · ²¿ · ¹¸ ¾¿µ ¹ µ¾¿¹  ¾³¶Ä ¿Èĺº ²¿Ã ¸ ²º ²  ¾¸ ¾¿¶ ²µ²¿ · ³²¸ ² ¼²³Äµ · ¹²¿ ÁÁ²Â µ ¾½² Á²¹

 ¾¿²Ëµ¹³²¿ ·²³¹ ¾¿²Ëµ¹³ ²¿ ´²¿ Á ¶¾»²¼ ²·² ´²¿ Á · ²Â²¶ · ¹ ¶²³¹º ·²³¹ µ Ä ²¶ Ä º ²³´²

· ³²¸ ²

.

ž¿ Á²¿ º ²¶² » ²¹ ¿

 ¾¿²Ëµ¹³²¿

¹ ¶Ä ¸¾¸½ ¾³¹º ²¿ º ¾Â ²·² · ³²¸² µ ¾½Ä ²¼

 ¾¿²Ëµ¹³²¿ º¾·Ä ²

(

ÌÄ;¸½Ä ³Á

,

ÎÏÐÑÒ ÎÓ Ð

).

ÊÄ ²¶Ä  ¾¸¾¿¶²µ²¿ · ³²¸ ² ½² ³Ä ²º ²¿ ¶¾³È²· ¹ ½¹ »²¸²¿²¶ ¾» ²¼· ¹ » ²ºÄº ²¿  ¾¿ ²Ëµ¹³ ²¿¿²µº²¼ · ³²¸²¶¾³µ¾½Ä ¶ Æ»¾¼µ Ķ³²· ²³²

,

º ¾¸Ä· ¹ ²¿ · ¹¶ ²Ëµ¹³º ²¿ º¾¸½²»¹ Æ»¾¼ ²º ¶ Ƴ · ²¿ ²º ¶ ³¹µ ´²¿Á ½ ¾³Â¾³²¿Ô Õ²µ ¹»

 ¾¿²Ëµ¹³²¿ · ²³¹ µÄ ¶³²· ² ³²

,

 ² ³²  ¾¸²¹¿Ã · ²¿ Ƴ²¿ Á

-

Ƴ ²¿ Á ´²¿ Á ¶¾³» ¹½²¶ · ²³¹  ¾¸½Ä ²¶ ²¿ · ³²¸ ² ¶¾ ³µ ¾ ½Ä ¶ ¸ ¾¸ ½¾³¹º ²¿ ¾¸²¼ ²¸²¿ » ²¹¿ µ¾É ² ³² Ä ¶Ä¼ º ¾Â ²·²

 ¾¿Æ¿¶Æ¿¸²ÄÂÄ ¿Æ³²¿ Á

-

Ƴ²¿Á´²¿ Á¸ ¾¿¾» ¹¶ ¹· ³²¸ ²¶¾³µ¾½Ä ¶

.

Ų¸ Æ¿Æ

(

ÎÏÐÖÒ Î× Ï

-

ÎÓØ

)

¸¾¿Á¾¸Äº²º ²¿ ½ ²¼Ù² ¶¹ Á² Ä ¿µ ij  ¾¿¶ ¹¿Á · ¹ · ²»²¸ · ³²¸² ²· ²»²¼ Ä ¿µ ij ¶ ¾º µ · ³²¸²

,

Ä ¿µ Ä ³  ¾ ¸¾¿¶ ²µ²¿Ã · ²¿ Ä ¿µ Ä ³ ¾ ¿Æ¿¶Æ¿Ô Ú¾¸½²É ²²¿ ¶¾ºµ ·³²¸² ¹¿¹ µ ²¿ Á²¶Â¾¿ ¶¹¿Á ½² Á¹ ¾¿Æ¿¶ Æ¿ º ²³ ¾¿ ² ¸¾¸½¾³¹º ²¿·Ä ²

 ¾¿Á²»²¸²¿ µ¾º ²» ¹ Áĵ · ²»²¸ µ²¶Ä

Ù²º ¶ÄÔ Ú¾¿Á²»²¸²¿

 ¾³¶ ²¸² ²·²» ² ¼ ¼²µ ¹ »

 ¾³¶ ¾¸Ä ²¿¿´²·¾¿ Á²¿¶ ¾ºµ·³²¸²· ²¿Â¾¿ Á²»²¸² ¿º ¾·Ä ²½¾ ³Ä  ²Â ¾¿ Á²» ²¸ ²¿´² ¿ Á


(23)

ÝÞß àáâáãâä å àä æä ç æä Ýèâéâ á Þâ ßâäêâ Ýâ çâäë ã à å àé àä çâßâä çâä åâ á àãâì

åàéáâ íâ âäçàã ßÝèâéâßàá àìîéäêâ

.

ïâé îäìàá Þðì âä ñî çòâé æä æé àäëîäëãâ åã âä áâðóâ ãà ëâëâìâä åàéàäçâßâä ß àáî âð Ýèâé â çÞÝâ ã áàèâèç Þ ã à ëâëâìâääêâ ß àáâëâÞ

çàã ßÝèâé â

.

ô àáâ ëâ Þåàé á à èÞåàäâõ ß Þèâäã àÝî â

,

ÝÞéàä ß Þß àä Þåàèçîä ñîãâä Ýâì âé Ý èâéâ é àéåîä êâÞ ã àîäëëîìâä Ýâä ã àì àéâðâäö ò èâéâ Ýâ åâ ç é àé á àèÞãâä å àä ëâ èîð

àé æß Þæä âì êâ äëìàá Þð áà ßâ è Ýâä çàèâèâð åâ Ýâ åàäÞãéâ çä êâ

.

ò àäëâä éàäêâã ßÞãâä åàèÞ ß çÞó â ÝÞâ çâßåâä ëëî ä ëß àíâ èâìâäëßîäëÝâäã æäã èàç ß àèçââã çæè êâ äëé àä ñâìÞä

ã æé îä Þãâ ß Þ ì âä ëßîäë

,

åàä Þãé â ç âãâä Ýàäëâä éî Ýâð ç àèëîëâð àéæß Þä êâ

.

÷àìàé âð âääêâÞâìâðåàèçîä ñîãâäÝèâé â çÞ ÝâãÝâ åâ çÝÞä Þãé â çÞÝàäëâäßîâ ß âäâÝâä

ß Þçîâß ÞàéæßÞêâäë ßâé â îä çîãã àÝîâ ãâìÞäêâ

.

øâ á àèá àÝâ Ýàäëâä ãâè êâ åèæßâ Ýâä åî Þ ßÞ

.

ù ÞÝâã âÝâ åàé àä ç âßâä êâ äë ç àèñ âÝÞ ßâé â åàèßÞ ß Ýâä é âéåî é àä êâ ñ Þãâä ã àß àèâëâéâäà õàãåß Þã æìæëÞßåàä æä ç æääêâ

(

úâß ßâ äî ÝÞäûÞâò àó æñâ ç Þ

,

üýþý ÿ

-

).

ò èâéâ Ýâåâ ç ÝÞâäë ëâ å ßàáâëâ Þ Þä ç àèå èàçâ ßÞ åàäîìÞß ìâã æä ç àä çâä ë ð Þ Ýî åö

ä ßî èÝâßâ èäêâêâãä Þåà èâßââäðâß èâç

,

ã æä õìÞãÝâäèàã æä ß ÞìÞâ ß Þé àèî åâã âäîä ßî è î çâé â åàäëâì âéâä éâäîß Þâ

(

ô æàé âä ç æ ûÞâ ò àóæ ñâ çÞ

,

üýþýÿ

).

÷æä õì Þã ÝÞâèçÞãâä ß àá â ëâ Þ åèæß àß ß æß Þâì âä ç âèâ Ýîâ æèâäë â çâî ì àá Þð

(

âçâî ã àìæé åæã

),

ÝÞéâä â ßâìâð ßâçî åÞðâã á àèî ßâð â é àä êÞäëã Þèãâä åÞð âã ì â Þä Ýàä ëâä éàäëðâäíî èã âää êâ âçâî

é àé áîâ çä êâ çÞ Ýâã áàèÝâêâ

(

ó Þã ÞåàÝÞâ

.

æè ë

/konflik).

Haryati (2009:

4)

mengungkapkan bahwa konflik adalah situasi pertentangan antar partner yang

memiliki kepentingan yang berlawanan. Mereka tidak hanya mengubah

masyarakat dan kepentingan kelasnya, tetapi juga merupakan penyebab perubahan

sosial. Ada dua jenis konflik dalam drama, yaitu konflik luar dan konflik dalam.


(24)

,

,

.

(

quaβ, 1998: 78).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa drama adalah

sebuah karya sastra yang dipentaskan oleh beberapa pemain, dengan berbagai

karakter, di atas panggung dengan mengucapkan dialog dan gerak. Biasanya

pementasan didukung dengan tata panggung, tata rias dan busana serta tata lampu.

!"#

r

!$ !%&! "'!(!) !#

Sastra menjadi “hidup” karena ruh dari kenyataan sosial yang

digambarkan secara mendetail di dalam tubuh sastra itu sendiri. Dapat dikatakan

pula bahwa sastra meniru (teori mimesis) kehidupan masyarakat dan berkembang

atas sudut pandang subjektif pengarang. Sastra dapat dikaitkan dalam berbagai

elemen masyarakat, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan adat

istiadat maupun kebiasaan. Wellek dan Warren (1995: 109) mengungkapkan

bahwa permasalahan studi sastra menyiratkan permasalahan sosial: masalah

tradisi, konvensi, norma, jenis sastra (

genre

), simbol dan mitos.

Sastra menyajikan kehidupan dan sebagian besar kehidupan terdiri dari

kenyataan sosial, meskipun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif

manusia (Wellek dan Warren, 1995: 109). Eastman

(1995: 31) berpendapat

bahwa kebenaran dalam karya sastra sama dengan kebenaran di luar karya sastra,


(25)

,- ./0 1 2/32 4-56 -/ 7 0742 8- 407 ,-/ 3 9-1 -4 90 : 6 .40.-/; <6/ 0- ,-/ 3 90 =014- .-/

/ >?2@0 7 - .-/ 90 .>/ 4A-7.-/ 92/3-/ .2:2/-A-/ 90 : 09-/3 0@86 7 >7 0 -@

.

B24-10 12/3-A-/ 3 9-/ 4 2A 64-8 - 1 2/,-0A 82/30 A- : - 5C - 4 63-7 64-8 - 82A 2.- -9-@- 5

82/28 6 .-/ 9-/ 8 2/,- 81 -0 .-/ 12/ 3 24-56-/; D -9-5-@ 7 2:2/ -A/,- E6/37 0

64-8 -/,- -9 -@- 5 828: 6 -4 .04- 82@05-4 -1- ,- / 3 7 2 5-A0

-

5 -A0 7 69- 5 -9- 90 921-/ .0 4-9-/828:-,-/3. -/-1-,-/ 37 2 =- A-/,- 4 -769- 590.24- 560

.

F2@-@ 60 7 -74A- 8-7,-A - .- 4 8 -81 6 82/,-9 -A0 5- @

-

5-@ ,-/ 3 -9- 90 72 .0 4-A 82A2 .- ,-/3 72:2@68/,- 409- . 90 7-9 -A0

.

G -@

-

5-@ 7 2.2 =0@ -1-1 6/ /-81- . .2 40 .-90-/3.- 4.29-@-8.-A,-7 -7 4A-

.

H -74A-I 63-828 : -C-9-/8 2@ 21-7 .-/28>7 0 1-A-128:- =-/,-

.

D @- 4>

(

?0-J2@@2 . 9-/J-AA 2/KLMMNOPN

)

:2A1 2/ 9-1 - 4 :-5C - 9A-8-4A-3290 9 -/ 9A -8 - .>8 2 90

8 2861 6. 9-/ 82/,6: 6A .-/ 28 >7 0 ,-/ 3 7 2 5-A67 /,-.0 4- 8 -40 .-/; Q R >/ >/ S>2 452 42A: 2:-7 9 -A0

Weltschmerz

7 24 2@- 5 0 - 82/ =0 1 4- .-/ .-A,-/,-

,

The Sorrows of Werther.

H 2 >A -/ 312/ >/ 4>/9A-8-4A - 3290- 4- 61 28 :-=-/ >?2@ I63- 82/ 3-@-80 1 2A-7 - -/ @ 2 3-

.

Emosi yang terfokus dalam karya sastra,

terlepas pada akhir pengalaman estetis mereka sehingga mendapatkan

“ketenangan pikiran.”

Hubungan erat yang bersifat deskriptif antara sastra dan masyarakat adalah

sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra. Masalah pertama

yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial,

status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan

pengarang di luar karya sastra. Yang kedua adalah isi karya sastra, tujuan, serta

hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan masalah sosial. Yang


(26)

VWXYZ[\ X Y] Y^Y[ _ W X`YaY ^ Y[Y b _ W`cY dY ] Y b ]Y ` _YZ a ea \ Y^ ZY X fY a YaVXY

(

g W^^ WZ ]Y bgY XXWbhijjkliii

).

m WbnYXY bn ` WXo_ YZY b p W`cYVY b YbVY XY a o Y Vo Z W^e `_ eZ V WX[Y]Y _

Z W^e`_ eZ^Y\ bqr XV\ b fY

,

_ WbnYXY bnaWcY nY\Y bnne VY`YafYXYZ Y V

,

VWbVo `WbnWVY[o\ ]Y b ` W`\ ^\Z\ _ Wb]Y_Y V YVYa aWnY ^Y Z WpY]\Y b aea\ Y^ ] \ aWZ\ VYXb fY

.

sYafY XY ZY V ]Y X\ Z W^e`_ eZ ^Y\ b ] Y_Y V `Wbn WVY[o\ nY `cY XY b _WX\ aV\ tY ] YX\ Z W^e `_ eZ VWXa Wco V

`W^Y^o\ ZY XfY aYaVXY fYbn ]\ Vo ^\ a V WXaWc o V

.

uoco bnY b Y bVY XY ^YVYX cW^YZY bn _ Wbo ^\ aY b ZY X fY V WXaWcoV

,

]Y `_ YZ aea \Y ^ fY bn VWXpY]\ YZ\ cY V _ Wbo ^\ a Yb ZY XfY

,

`Yo_o b [Y ^

-

[Y ^ fY bn VWXZY\ V a WdYXY ^Ybna o bn ]Y ^Y ` _XeaWa _ Wbo ^\a Y b \ b\ ^Y[ `WXo_YZY b ]Ya Y X ]Y X\ Y ]Y bfY _WbW^\V\ Yb YbVYXY a Ya V XY ]Y b `YafY XYZY V

.

v WbnY b ZY VY ^Y\b Y]Y ^Y[ a YaV XY ] Y_Y V p o nY ]\p Y]\ ZY b aWc Y nY\ ] eZo `Wb a Wp Y XY[ q s \a Y^ bfY

,

aW_WXV\ ]\o VYXYZ Y b gW^ ^WZ ]Y b gY XX Wb

(

ijjkl iww

),

ZY X fY x [YZWa _ WY XW ]Y ^Y ` ] XY`Y

Merry Wives of Windsor

`W`c WX\Z Y b nY`cY XY b `WbnWbY\ Z W^Ya yY `Yb

Elizabeth. Atau karya Addison, Fielding, dan Smollet yang menampilkan

kehidupan para bangsawan rendahan (

gentry

) dan pendeta di pedesaan pada awal

abad ke-19.

Kesimpulan yang dapat diambil ialah sastra adalah salah satu bentuk

elemen yang melekat dalam masyarakat. Sastra dapat mengungkapkan apa saja

yang melingkupi masyarakat tersebut. Ia dapat berupa realita, sindiran, ungkapan,

kisah, mitos, sejarah, maupun harapan. Sastra dan masyarakat tidak terhubung

begitu saja, melainkan mereka saling berkait melalui pengarang. Di sinilah

pengarang berperan penting untuk menyampaikan dan mengungkapkan apa yang


(27)

|} |} |~ | |€| ‚|ƒ|„ƒ …} |~|€|€ „ ‚|€…‚„| …†‡|†„ |‚ƒ |†|ˆ|| † ‡„…‚€ ‰ ‚|„} |~ |

€|€„ ‚|ƒ …ˆ |}| |€|‚|ƒ |„

.

Š‹Œ

osiologi Sastra

 Ž€ ‰ Ž~Ž‡‰ €|€„‚|  …‚|€|~ } |‚‰ ƒ |„ | €Ž€‰Ž~ Ž‡‰ } |† €|€„‚|

.

 Ž€ ‰ Ž~ Ž ‡‰  …‚|€|~ } |‚‰|ƒ | ‚ƒ |„|

sosio

(

‘†|†‰

,

socius

 …‚|‚„‰ … ‚€| |

-

€ ||

,

 … ‚€|„‘’ƒ|“ |†

,

„…|†

)

} |†

logi

(logos

 … ‚|‚ „‰ €|} |

,

ˆ … ‚ƒ|„ ||†’ ˆ …‚‘ ˆ| ||†

).

” …‚ƒ… |†‡|†  …‚‰ ƒ ‘„† |  …† ‡|~ |‰ ˆ …‚‘ |• |† |ƒ †|

,

socio/socius

 …‚|‚„‰  |€ | ‚|ƒ |„

,

logi/logos

 …‚|‚„‰ ‰~  ‘–  |€„‚| } |‚‰ |ƒ |‚ ƒ|„ |

sas

(

 |†€ …ƒ…‚„|

)

 …‚|‚„‰

 …†‡|‚|• ƒ|†’ …† ‡|— | ‚

,

 … …‚‰ˆ …„ ‘†— ‘ƒ} |†‰†€„‚‘ƒ€ ‰

.

˜ƒ•‰ ‚|†

tra

 …‚| ‚„‰|~ |„

,

€|‚|†|

.

 Ž€ ‰ Ž~Ž‡‰ |}|~ |• ‰ ~‘ Ž— …ƒ „‰™ ƒ |„…‡Ž‚‰ € ’  … |„|€ ‰ }‰‚‰ ˆ |} | |ˆ | | † ‡ „…‚— |}‰} …“|€|‰ †‰

(das Sein),

 ‘ƒ |†ˆ |}||ˆ||† ‡€…• |‚‘€† |„…‚— |}‰

(das Sollen).

 … |~‰ƒ†| ƒ | ‚ | €|€ „ ‚| — …~|€  …‚€ ‰™|„ …š |~ ‘|„‰ ™

,

€‘—…ƒ „‰™

,

} |† ‰  |—‰†|„‰™

(

› |„ †|

,

œžžŸž

-

œ

).

›|„†|  … † ‡‘† ‡ƒ |ˆ ƒ |†  … …‚|ˆ| } …™‰†‰€ ‰ € Ž€‰Ž~ Ž‡‰ €|€ „ ‚| |†‡ }‰|† ‡ ‡|ˆ

 …“ |ƒ‰ ~‰ƒ …€…‰  |† ‡|†ƒ…} ‘|ƒ Ž ˆ Ž†…†„…‚€… ‘ „

,

 … …‚|ˆ|

}‰ |†„ |‚ |† |‰|~ |• Ÿ ž– ” …|• | |† „…‚•|} |ˆ ƒ | ‚| €|€ „ ‚| }…† ‡|† … ˆ …‚„‰  |†‡ƒ|† |€ ˆ …ƒ

-

|€ ˆ…ƒ

ƒ …|€| ‚ |ƒ|„ |††|

.

œ– ” …|• | |† „…‚• |} |ˆ „ Ž„|~‰„|€ ƒ |‚| | † ‡ }‰ €…‚„ |‰ } …† ‡|† |€ ˆ…ƒ

-

|€ ˆ…ƒ ƒ …|€| ‚ |ƒ|„ |†| † ‡„ …‚ƒ |†} ‘†‡}‰}|~| † |

.

 – ” …|• | |†„… ‚• |} |ˆƒ | ‚|€ |€„‚ |€…ƒ|~ ‰ ‡‘€• ‘‘ †‡|††|}…†‡|†|€|‚|ƒ |„


(28)

¡

6

¢£ ¤ ¥¦ §¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦«¬ª ª­ ª ¨ª® ® ¯°¯± ©ª ± ­ ²§ª ¬ª®

(

­§ ª ¨ ³´ «§ ´

)

ª±«ª ¬ª ¦ ª¦ « ¬ª ­ ³± ©ª ± µª¦¶ª ¬ª´ ª «

.

¤ ª¦«¬ªµ ³±¶ª · § ´ª± ©ªµ °ª ¬ª ±¬ ³ª¨§ «ª´ ³®§­ ¯¸ª ±£¹³®§ ­ ¯¸ª ±¶ª± ©«³¬º ³¬µ§ ±

­§­ª ¨ªµ ± ¶ª¦³°ª©§ª ±°³¦ ª¬°³¬ª¦ª¨­ª ¬§´ ³± ¶ª «ª ª±¦ ¥¦ §ª ¨

.

¹ ³®§­ ¯¸ª ±§±§°³¬´ª§ «ª ± ­ ³±©ª ± ® ¯°¯± ©ª ± ª ±«ª ¬ ª±©©¥ « ª µª¦¶ª¬ª´ª «

,

ª±«ª ¬ ´ ³¨¥µ ¸¥´» µª ¯¸¯± ª ±«ª ¬ ¸³¬§ ¦«§ ²ª ­§ ­ª ¨ªµ °ª«§ ± ¦³¦³¥ ¬ª ± ©

.

¼³¨¨³´ ­ª ± ¼ ª¬¬ ³±

(

½¾¾ ¿À ½½ Á

)

µ ³± ©ª «ª´ª ± °ª® ²ª

,

´ª ¬ ¶ª ¦ª¦ « ¬ª µ³± ©³´¦¸ ¬³¦ § ´ª± ´ ³®§ ­ ¯¸ª±» «³«ª ¸§ ´ ³¨§ ¬¯ ´ª¨ª ¯ ­§ª ±©©ª¸ µ ³±©³´¦¸¬³¦ §´ ª±¦³¨³± ©´ª ¸

-

¨ ³± ©´ª¸±¶ª

.

³¥ ¬§

-

«³¥ ¬§¦ ¥¦ §ª ¨¦ª¦«¬ª¦¯­ª®ª­ª¦³·ª´Ãªµª ±Ä ¨ ª «¥ ÅÆ ¬§¦ «¥ « ³¨ ³¦

(

ª °ª­´³

-¿Å¢ ÇÈ

).

Ä ¨ª «¥ « ³¨ª® µ³¨ ¯´§¦ ´ª ± µ³´ª±§ ¦ µ ³ ª ±«ª ¬ ® ¯°¯±©ª± ¦ ª¦ «¬ª ­ ³± ©ª ± µª¦¶ª¬ª´ ª «±¶ª ­ ª ¨ªµ °¯´ ¯±¶ª

,

É ³¸¯ °¨§´

(

ɪ «±ª

,

ÊÁ½½ À ¢

).

˪µ¯±» ´ ³°³¬ª­ª ª ± ¦ ¥¦ §¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦ « ¬ª ¦³°ª©ª§ §¨µ¯ ¶ª ± © °³¬­§ ¬§ ¦³±­ §¬§ ­ª ± µ³±©©¯± ª´ª ± « ³¥ ¬§ ­ª ±

µ ³«¥­ ³ §¨µ §ª®» °ª ¬¯ ª ­ª µ¯¨ª§ ª °ª­ ´ ³ ½ Ì» ­§ µª ±ª °¯´ ¯ ¸³¬«ªµª ¶ª± ©

µ ³±©¯¨ª¦± ¶ª ª­ª ¨ª®

The Sociology of Art and Literature: a Reader

´ª ¬ ¶ª ͧ ¨ «¥± È

.

ƨ°¬³º® «

,

Ϊµ³¦Ï

.

Ǫ¬±³« «

,

­ª ±Íª¦¥ ±Ð ¬§ÑѸª­ª½¾ ÒÁ

(

ɪ «±ª

,

ÊÁ½ ½ ÀÒ

).

Æ ±ª ¨§¦ §¦ ¦¥ ¦§ ¥ ¨¥ ©§¦ «§­ª´ °³¬µ ª´¦¯­ ¯±« ¯´ µ ³± ©¯¬ª ± ©§ ®ª´§´ª « ¬ ³´ªª± ´³

­ª ¨ªµ Ѫ´ «ª

,

¦³°ª¨§´ ± ¶ª ¦ ¥¦ §¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦« ¬ª ·¯©ª «§­ª´ °³¬µª´¦ ¯­ µ ³µ°³±ª ¬´ª ± ®ª´§´ª « Ѫ´ «ª ´³ ­ ª¨ ª µ ­ ¯±§ª §µ ª· § ±ª¦ §

.

¯·¯ª ± ¦ ¥¦§ ¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦ «¬ª ª­ª ¨ª® µ ³±§±©´ª«´ ª ± ¸³µª® ª µª ± ª ±«ª ¬ª ´ ³«³¬´ª§ «ª± ¦ª¦«¬ª ­ ª ± µª¦¶ª ¬ª ´ª « ­ª ±

µ ³±·³¨ª¦´ª ± °ª® ²ª ¬³´ ªª ± «§­ª´ °³¬¨ª ²ª ±ª ± ­ ³±©ª ± ´ ³± ¶ª«ª ª±£ ¹ ª ¬¶ª ¦ª¦ «¬ª

­§ ° ¯ª« °³¬­ª¦ª ¬´ª± §µ ª ·§ ±ª¦ § «³«ª ¸§ ´ ³¬ª ± ©´ ª ±¶ª · ¯ ©ª °³¬ª¦ ª¨ ­ ª ¬§ ´³¬ª ± ©´ª

³µ ¸§¬§ ¦ ± ¶ª

.

Óª «§­ª´ ®ª±¶ª ©³·ª ¨ª § ±­§ Ô§­ ¯ª ¨

,

« ³«ª ¸§ · ¯ ©ª ©³·ª ¨ª ¦ ¥¦ §ª ¨

(

ɪ « ±ª

,

ÊÁ½½ À½½

).


(29)

× ØÙÚ ØÛ ØÜÚÙÝ ÙÞßÝàáâ ÜÜÝ ãäâÜåÝâæäÝæÚ ÙÚ çÛÚâÚÛàäèÝ â Üãáßã áæÝèÝ â Üéä Ü Ý

æÚ Þ ØçÝâÜ ØÛáê æä Ý Þá ØßÚ èÝâ Ü ã áßãáæ Ý

.

ëÝÙÝ Û Ýê èÝâ Ü æÚ ç áß ÞÚàãÝâ ÜåÝâ ÝæÝÛÝê æ ØàÚâÝ ÙÚâèÝ æ Ý ÛÝ à Ýâ Ý ÛÚÙÚÙ ÙáêÚ âÜÜÝ Þäé äÝâ èÝ â Ü æÚ àÝå Ùäæ æ ÝçÝ Þ ÞáßìÝ çÝÚ

àÝå ÙÚ àÝ Û

.

×áìÝßÝ åß Øâ Ø ÛØÜÚÙ ÞáØßÚ Ù ØÙÚ ØÛ ØÜÚ ÙÝ Ù ÞßÝ æ ÝçÝ Þ æÚ ÜØÛØâ ÜåÝâ àáâé ÝæÚ á àçÝ Þ åáÛ ØàçØå í èÝÚ Þä

(

î

)

Þá ØßÚ

-

Þ á ØßÚ çØÙÚ ïÚÙÞÚå

(

êäãäâÜÝâ Ùá ÝßÝêí åáã áßÝæÝÝâ åÝßèÝ ÙÝ Ù Þß Ý æÚ ÞáâÞäåÝâ ØÛ áê Ù Þßäå Þäß ÙØ ÙÚ ÝÛ

), (

ð

)

ÞáØßÚ

-

Þá ØßÚ ß áñÛáå ÙÚ

(

êäãäâÜÝâ æ òÚ ÝßÝêí Þá ÞÝ çÚ ÙÝ Ù ÞßÝ àÝÙÚê ãáßÙÚñÝ Þ çÝ ÙÚñ

), (

ó

)

Þá ØßÚ

-

ÞáØßÚ æÚÝ Ûáå ÞÚå

(

êä ãäâÜÝ â æ òÚ ÝßÝêí ÙÝ Ù Þß ÝæÝâàÝ ÙèÝßÝåÝ Þã áßÝæ ÝæÝ ÛÝ àå ØâæÚ ÙÚÙÝ ÛÚ âÜàáâ áâ ÞäåÝâ

),

æÝâ

(

ô

)

Þá ØßÚ

-

ÞáØßÚ çØÙ ÞÙ Þßäå ÞäßÝ ÛÚÙ àá

(

êäãäâÜÝâ æ òÚÝ ßÝêí ÙÚÜâÚ ñÚåÝ ÙÚ åáæäÝ Üáé Ý ÛÝ êÝæÚß ÙáìÝß ÝÙÚàä Û ÞÝâ

) (

õÝ Þâ Ý

,

ðö îî÷îø

-

ðî

).

ùá ØßÚ Ù ØÙÚØÛØÜÚ ÙÝÙ ÞßÝ èÝ âÜ ÞáßåÝÚÞ æ áâ ÜÝâ çáâáÛÚ Þ ÚÝâ Þáßê ÝæÝç æ ßÝ àÝ

Der

Besuch der alten Dame

Ý æÝ ÛÝê ÞáØßÚçØÙÚ ïÚÙÞÚåí åÝßáâÝåÝ ßèÝÙÝ ÙÞßÝ Þá ßÙáãä Þ æÚ ãäÝÞ Ý ÞÝ ÙæÝ ÙÝßåßÚÞÚ å ÞáßêÝæ Ý çÜáé Ý ÛÝÙ ØÙÚ Ý Û èÝâ ÜÞá ßéÝæ ÚæÝ ÛÝ ààÝ ÙèÝßÝå Ý ÞæÝâÙ Þßäå Þä ß

Ù ØÙÚÝ Û èÝâÜ æÚ åÝâæäâ ÜâèÝ

.

×á çáß ÞÚ Þ áØßÚ Ù ØÙÚ ØÛ ØÜÚ èÝ â Ü æÚ äâ ÜåÝ çå Ýâ Ø Ûáê ëÝ ú ûáãáß àáâÜáâÝÚ Ù ÞßÝ ÞÚ ñÚåÝ ÙÚ Ù ØÙÚÝ Û

,

ÝæÝ ÞÚÜÝ æÝ ÙÝß Ù ÞßÝÞÚ ñÚåÝ ÙÚ Ù ØÙÚ ÝÛ

,

èÝÚÞä

(

î

)

æÝ ÙÝß áå Øâ ØàÚ

,

æÚäå äß æÝßÚ çáßãáæÝ Ýâ ÞÚâ ÜåÝ Þ çá àÚ ÛÚ åÝâ Ý ÞÝä çáâ ÜäÝ Ù ÝÝâ ÝÞÝÙ Ùä àãáß

-

Ùä àã áß çßØæ äåÞÚñ

; (2) dasar budaya, ikatan subjektif anggota dalam

status sosial, kesamaan gaya hidup, maupun keturunan; serta (3) dasar politik,

kemampuan mempengaruhi orang lain ataupun memaksakan kehendak kepada

orang lain. Teori mimesis yang diungkapkan Plato dan Aristoteles, bahwa karya

seni sebagai tiruan masyarakat, pun berkaitan dengan drama ini.

Menurut Aristoteles (via Luxemburg, 1986: 17) mimesis tidak

semata-mata menjiplak kenyataan, tetapi merupakan sebuah proses kreatif. Penampakan


(30)

ü

8

ýþÿ ÿ ÿ þ

-

þ ý þ ÿ

,

þ ÿ ýÿ ÿ þ ÿÿ

þ ýþÿ ÿ þÿ þ ÿ ýÿ þ ÿ

.

Poetica,

þþ þÿ þ ý ýÿ þþ ÿÿÿ ÿ þ þÿ

þý þ ÿ ÿ þ

.

ý þ ÿ ÿ þ ýÿ

ýþÿ ÿ þ þ þ ÿ þÿ þÿ

ÿ þ

” (konsep

-konsep umum). Kenyataan yang menampakkan diri sebagai unsur-unsur yang

kacau balau dipilah oleh penyair. Unsur-unsur tersebut disusun menjadi suatu

gambaran yang dapat dimengerti yang disebut sebagai kebenaran yang universal.

Teori mimesis telah diubah dari zaman ke zaman oleh teori estetika

(filsafat tentang keindahan) dengan berbagai perkembangan. Pada zaman

Renaissance konsep mimesis dipengaruhi oleh pandangan Plotinus, seorang filsuf

Yunani pada abad ke-3 M. Teori mimesis saat itu mengemukakan bahwa seni

merupakan pencerminan langsung dari ide-ide. Dapat diasumsikan bahwa susunan

kata dalam karya sastra tidak menjiplak langsung kenyataan indrawi, melainkan

mencerminkan kenyataan hakiki yang lebih luhur. Namun kemudian seringkali

ditafsirkan secara sempit, yaitu gaya hidup tertentu dikaitkan dengan suatu gaya

sastra tertentu. Misalnya karya tragedi menuntut untuk menampilkan tokoh-tokoh

berkedudukan tinggi, sedangkan karya komedi menampilkan rakyat jelata

(Luxemburg, 1986: 17-18).

Konsep mimesis tersebut berubah pada zaman Romantik. Aliran Romantik

justru memperhatikan yang aneh-aneh, tidak riil dan tidak masuk akal. Karya seni

tidak mengutamakan lagi apakah ia menampilkan kenyataan indrawi atau tidak.

Tetapi teori Aristoteles dalam ilmu sastra modern kembali diperhatikan. Terdapat


(31)

9

-

! " # ! "#$% % ! & ' ( ) ) #! * + % ! % ! ! )!, , ! ) ) ## &$

modul

(

& " !

)

# ! "! % ! ! - .# & ' ) , # /$! !

,

0 ) 1 ) #!" % ! & '( 1 $ , # , % ' ! # $ + % ! $ $ !

+) ( & 1 %

,

#1 !% ! 2$" )&$ ' % ) $ ! " ! % - 3 ! '$&$!" ! $1 ' , # ## + % ! +!" ! ! ! " +&$ !

-

+ &$ ! # !$ )

(

4$ 5# &$ "

,

6789:68

).

; & & + +! " ! , )< # % ) )1 " ) ) , + , % !

) & " 1# $ ! " ## ' # , ! # #& ' ) '$&$!" ! !

% ) ) , ! # ) %

.

= )1 " ) ) #! " ! 1 ) ) '$&$ !" ! % ,$ !

,

+ ! ! ) ) , 1 # # ) %

,

) )+%

-

) +% , ! $! )$ ! " % ! ,$! " , , 1 # !

.

. ) % ! " , ! 1 ) ) , 1 ' # ) % !" & , , 1 !"%$ + %

) &$ $ # ) % ! " #!2 , 1 &1 % ! " * + ! % )&$

.

. % , $< +! 1 ! ! # !""$! % ! % " , > ! $ ) ) 1 "

) ) , 1 ' + # ' # ! ' , + % ) ) ) % 1 "$ ) '$&$ ! " !! ,!" !

# ) % ! "#1 & 1 % ! "!

.

. ! " ! 1) ))$ $% ) ) ! $ , % ' ! )% , # # & * ) * & $1 ! "

-

$1 ! "

,

+ 2$" ##+1 2 '$&$!" !! , ! " !# ) % $ # $! $%# !"% 2, #

Der Besuch der

alten Dame

!

.

;

-

, !" , , + % ! ,"$! % ! $! $% #!" '$

& " # ! '$&$! " !# ) % , ! " !, # !

.

?@ A

ondisi Sosial

3 ! , ) ) ) 1 , 1 ' % , ! # ) % )$ $ ! " + , ) !$


(32)

C

0

DEFGFF H IF HJ FGF

,

KLMNF KL

,

FMFN HEJF OF IFHJ P EP QEHJFONRL DER LG N QFHS DEK ETFR M EOFF HS G FH RNUNHJF H P F HN KLF GFVFP P F K IF OFDF M

(Social condition is an

existing circumstance, situation, or state affecting the life, welfare, and relations

of human beings in community) (

WW W

.

EL XHEM

.

EN OXQF

.

EN

).

YXHGL KL IF HJ GL UFR FK QFGF QEHEV L ML F H L HL FGFVFR DX HGL KL GFVFP ULGF HJ

K XKLFV

,

EDXHXPLGF HQXVLMLDZYXHGLKLEDXHXPLFG FV FRDEFGFFHUFLDF MFNV FH[FOGF H MEO K EHGF M HIF QEO TFVF HF H EDXHXP L

(

DUUL

.

W EUZLG

).

\E]L HLKL VFL H P EHJEPN DF DF H UFRWF DXHGLKLEDX HXPL FGFVFRK MF MN KQXKL KL DENF HJF H HEJFO F QFGFQEOL XGE WF DMN

MEO MEHMN

(Economic condition is status of country's financial position at a specific

period of time) (

W W W

.

UN KLHEKKG L[MLXHFOI

.

[XP

).

^K MLV FR

EDXHXPL

” dalam ilmu

sosial memiliki dua bentuk arti, yaitu arti dasar dan arti formal. Arti dasar

ekonomi berkenaan dengan ketergantungan antara manusia dan lingkungan alam

dan sosialnya. Menurut Levine via Deliarnov (2006: 6), istilah ekonomi

mengandung banyak arti. Ada yang memaknai ekonomi sebagai “cara”

melakukan sesuatu. Ada juga yang memaknai ekonomi sebagai “aktivitas” yang

biasanya ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Selain itu, ada

pula yang melihat ekonomi sebagai “institusi” seperti dalam istilah ekonomi

pasar.

Inti dari masalah ekonomi adalah kondisi kelangkaan. Kelangkaan ini

mengakibatkan tiap kelompok masyarakat dihadapkan kepada masalah ekonomi.

Empat masalah ekonomi yang utama adalah alokasi, produksi, distribusi, dan

konsumsi. Masalah alokasi terkait dengan masalah pembagian berbagai sumber

daya (sumber daya alam, manusia, dan modal) yang dimiliki oleh suatu kelompok


(33)

abc ad efg eh ih j d fijh ch b kglm adnj iabh o fbi phnjqdhb ehgh bi hch a rhn h

.

shn h qh p kglm adn j efg paeabih b mfbih b akhth o fbiaeh p efbcad kglm adn j o fbrhm j ehgh bi

mh brhnh thbi mhkhc m jia bhdhb abcad ofofbapjd fe acaph b o hn th ghdhc

.

shn hqhp m jncgj ean efgdh jchb m fbihb hd cju jchn kfb tho k h jh b ehgh bi mh g j kglman fb d f

dl bnao fbv shn hqhp d l bn ao nj cfgdh jc m fbih b akh th ofo j qjp mhg j efefghkh

h qc fg bh cjwdl bnao n jth b ihmh

(

xfqjhg blu yz{ {|}~

).

hchkl q jcjdmh qho€€efghgc jkfbifch pahbo fbifbh jdfchch b fihg hhbh cha

d fbfihg hhb ynfk fg cjn jncfomh bmhn h gk fofg j bch phb

,

n fmh bidh bdh chdl bm jnjefghg c j k fgnthg hch bh ch ad fhm h h b

(

deej

.

‚fevjm

).

shd hdlbm jn jkl q jcjdhmh qh pd fhm hh bh cha njc ahnj thb i efgdhj ch b mfbih b dfchch bfihgh hbv xfw jb jnj klqjc jd ofo j qjd j eh bthd

hgc j th bi m hkh c m jd hj cdh b m fbih b eh b th d phq

,

nfk fg cj d fdahn hh by l cl gj chn y d fpjm akh bk aeqjd yk fofgjbch pyoh ak abbfihg h

.

€jqhjhm jd hj cdh bm fbih bfd l blo j

,

ohdh jh mhk hc mjh gc jdhb nfeh ih j k fo fg jbchpy nfeh ihj d fpjm akh b k aeq jd y mhb

nfehih j l clgj chnabcad ofbihqldhn jdh bn aoefg

-

nao efg mh bbjqh j

-

bjqh j

(

ƒfuj bfujh x fq jhgblu yz{{|}„

).

…l q jc jd n fehih j kfofgj bch p ofb†hd ak dfnfq agap h b hd cju jchn y kgln fn y m h b

n gadcagk fo fgj bch pyc fgohnad j bncjc anj

,

pad aomh b d fejrhdh bv h efgifg hd n feh ih j lgih bjn hnjmh b h cagh b

-

h cagh bv

Organisasi ini merujuk pada struktur yang konkret,

seperti pengadilan, badan logistik, birokrasi, dan partai politik. Aturan merujuk

pada hak dan kewajiban. Politik sebagai publik merujuk pada peristiwa-peristiwa

yang melibatkan banyak orang, sedangkan politik sebagai otoritas pengalokasian

merujuk pada cara dalam pengambilan keputusan tentang produksi dan

pendistribusian sumber-sumber (Deliarnov, 2006: 7). Menurut Mochtar (via


(34)

ˆ‰Š‹ŒŽ‘ ’““”• –

),

—ŒŠŒ˜ ™‰˜Œ šŽŒŒ Ž ™Š‹›‹š œ‰ŒžŒ‹ ›‹›Œœ ‘ Ÿ  Ž žŒŽ Œ Ž› ŒŒ ‰šŽ˜‹ —ŒŽ ™Š‹› ‹ š —Œ™Œ› —‹ › ‰¡ ‰˜Œ ŸšŒ Ž œ‰ŒžŒ‹ Ÿ  ŽžŒ Ž Œ Ž› Œ Œ š‰šŒ¢ŒŒ Ž —Œ Ž

š‰š ŒœŒŒ Ž£

Ekonomi berkaitan dengan penciptaan dan pendistibusian kekayaan,

sedangkan politik berkaitan dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan.

Bentuk kekayaan terdiri dari aset fisik (kapital dan tanah) dan aset nonfisik

(sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan), sedangkan kekuasaan dapat

muncul dalam bentuk militer, ekonomi, maupun psikologis.

Dalam penelitian ini akan dibahas kondisi masyarakat pada kisaran tahun

1940-an hingga 1950-an yang tercermin dalam drama

Der Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt. Kondisi yang diteliti adalah kondisi sosial, kondisi

ekonomi dan kondisi politik. Penelitian ini akan membahas kondisi masyarakat di

Eropa terutama di lingkup negara Jerman.

¤¥ ¦

ondisi Jerman pada Tahun 1940-an

Ketika Perang Dunia II di Eropa berakhir pada 8 Mei 1945, pasukan sekutu

barat dan Soviet membelah Jerman menjadi dua bagian kurang lebih sepanjang

sungai Elbe. Satuan-satuan tentara Prancis yang dibentuk ulang juga ada di

Jerman sebelah barat daya. Dari tanggal 17 Juli sampai 2 Agustus 1945 pasukan

sekutu membahas Perjanjian Potsdam yang akan mengubah nasib Eropa pasca

perang. Mereka meminta pembagian empat zona kependudukan sementara yang

terletak di tempat-tempat yang telah diduduki. Bahkan ibukota Jerman, Berlin,

juga dibagi menjadi empat sektor. Perjanjian Potsdam ini berisi: (1) Jerman harus


(35)

©ª©«¬ ­¬® ¯ ª®° ±²¬³ ´ ª®¬³±

, (

µ

)

¶ª®©¬ ³ · ²«¬ ±² ©ª³¸¬·² ·°¬ ¹ ²º¬ ­¬» ¯ ª´ª³·°·°¯¬ ³¼ ­¬ ²½ ° ¶ª ®©¬³ ¾ ²© °® ¿ ºª» À ³² Á¿ ² ª½ ·¬ ³ ¶ ª®©¬ ³ ì ®¬½ ¿ ºª»

Ä© ª®²¯¬Á ª®²¯¬

,

ų ±±®²Æ¼·¬ ³ Ç ®¬ ³È²Æ

, (

É

)

¯¿ ½¬Ã ª ®º ²³·²« ¬±²© ª³¸¬ ·²Ãª ®º² ³ ì ®¬ ½ ·¬ ³ ꮺ²³ ¾ ² ©°®

, (

Ê

)

·ª© ²º ²½ª®²Æ¬ Ʋ «¬ ±² ¶ª®©¬ ³

, (

Ë

)

̬ ³Í²± ·¬ ³ ·¬ ª®¬ » ¶ ª®©¬ ³ «¬ ±²¬ ³ ½ ²©° ® Æ °³±¬ ²

Oder dan Neisse diberikan kepada Polandia, (6) penjahat

perang harus dihukum.

Keadaan Jerman pada tahun 1945 (

Stunde Null

) sungguh mengerikan.

Kota-kota hancur, industri dan perekonomian lumpuh, dan kematian serta kelaparan

terjadi dimana-mana. Rentang 1945sampai 1950 adalah masa paling kelam bagi

industri Jerman. Sebanyak 1.580.000 orang menjadi pengangguran dan terjadi

imigrasi besar-besaran hingga tahun 1950-an (Meutiawati, 2007: 169). Di tahun

1945 ini pula kuasa pimpinan politik dan militer Jerman dicabut. Para pejabat

yang masih hidup diadili oleh Mahkamah Militer Internasional di Nürnberg. Para

bangsawan pemilik latifundium di sebelah timur sungai Elbe, yang banyak

berperan dalam proses penghancuran Republik Weimar dan pengalihan kekuasaan

kepada Hitler, kehilangan banyak harta dan tanah. Beberapa harus meninggalkan

daerah asalnya akibat dipisahkannya kawasan di sebelah timur sungai Oder dan

sungai Neisse, kemudian ditempatkan di bawah administrasi Polandia atau Uni

Soviet. Tanah-tanah milik sebagian dari tuan tanah tersebut disita dan dalam

rangka

land reform

di zona pendudukan Uni Soviet (Societäts Verlag, 2005: 43).

Pada tahun 1946 Uni Soviet berhenti memasok pangan dari zona mereka di

Jerman Timur dan pemimpin pasukan Amerika Serikat, Jendral Clay, menanggapi

hal ini dengan menghentikan pengiriman peralatan pabrik ke Uni Soviet. Zona


(36)

Ð ÑÒÓÔÕ ÖÔ ×ØÙÚÛÓÜÝÚ× Þ Ú× ßÚÝ àáÑâ ã ÝÛÓ àÚ× ØÚ× Ý ÚáÔ ×Ú ÛÓäÚÕ Õ Ú×ÚÙ

-

Õ Ú×ÚÙ×ßÚ ßÚ× Ø Û ã Þã á

,

ÛÔâ Ú× ØÝ Ú× åÑ×Ú

-

å Ñ× Ú ßÚ× Ø â Óâãâã ÝÓ â Ó æÓÜ Ú ßÚÙ ç ÚáÚÕ Û Ô ÜÚÜã ÖÔ × ØÓÖàÑá àÚ×ØÚ× ÞÚÙÝ Ú× ÝÔÕ ÓÝÚ Ö ÚÛÚ Û Ô ÞÔÜãÖ àÔáÚ× Ø

.

èÔÖ ãâ ÓÚ× é ×Ó Ð ÑÒÓÔÕ Ö ÔÖã Ü ÚÓ ÝÚÖ àÚ×ßÔ ÙãÞã × ØÚ× ÖÚÛßÚ áÚÝ ÚÕ ÖÔ ×Ô ×ÕÚ× Ø ÝÔ ÞÓê ÚÝÚ× ëÖÔáÓÝÚ Ð ÔáÓÝÚÕ â Ú×

ÖÔ ×ØÙ ÚÜÚ× Ø

-

ÙÚÜÚ× ØÓàÔÖ Ô áÓ×Õ ÚÙÚ×â ÓÝÔ ÔÖàÚÕåÑ×Ú

.

ìÔÖÞÚ×Øã ×Ú× ÝÔÖÞÚÜÓ Û Ô ÝÕÑá Ô ÝÑ×ÑÖÓ ßÚ × Ø ÞÔ á ÜÚ×ØÛã ×Ø íÔ àÚÕ â Ó îÔ áÖÚ×

â ÓÝ ÚÕ ÚÝÚ× ÛÔ Þ Ú ØÚÓ Ý ÔÚêÚÓ ÞÚ× Ô ÝÑ×ÑÖ Ó

.

çÔ ÞÔ áÚà Ú àÔ áÕÚ×â Ú×ßÚ Úâ ÚÜÚÙ àÔÖ ÞÚ× Øã ×Ú× ÝÔÖ Þ ÚÜ Ó ÕÔÖàÚÕ

-

ÕÔÖ àÚÕ àáÑâã ÝÛÓ âÚ× àÔ × ØØÚ×ÕÓ Ú× ÖÚÕ Ú ã Ú ×Ø ÜÚÖ Ú

Reichsmark

Ö Ô ×ê Úâ Ó

Deutsche Mark

à Úâ Ú ÕÚÙã × ïðñò âÔ × ØÚ× ÞÚ×ÕãÚ× ÝÔã Ú× ØÚ× ßÚ×Ø Ýã ÚÕ ÑÜÔ Ù ëÖ ÔáÓ ÝÚ ÖÔ Ü ÚÜã Ó

Marshall Plan.

Marshall Plan

Úâ ÚÜ ÚÙ à áÑØáÚÖ Ô ÝÑ×ÑÖ Ó ÛÝÚÜ Ú ÞÔÛÚá ßÚ×Ø ÞÔáÕãêã Ú× Ö ÔÖÞÚ×Øã× Ý ÔÖ ÞÚÜÓ ÝÔÝãÚÕ Ú× ÔÝÑ ×ÑÖ Ó

×Ô ØÚáÚ

-

×ÔØÚáÚ

Eropa pasca Perang Dunia II pada tahun 1947 sampai tahun 1951.

Bantuan ini juga diberikan pada negara-negara Asia yang terkena imbas PD II.

Sebagai efek dari dua negara adidaya, yaitu Amerika dan Uni Soviet, yang

memiliki ideologi berbeda dan sama-sama berusaha meluaskan pengaruhnya ke

negara-negara lain, timbullah perang dingin antara kedua negara tersebut yang

berdampak pada negara-negara lain, termasuk Jerman yang terpecah menjadi dua

sektor dengan dua ideologi yang berbeda. Perang ini memicu konflik-konflik

regional, contohnya Blokade Berlin di Jerman. Selama bertahun-tahun akibat

pertentangan ideologis yang tidak terselesaikan, terbentuklah Republik Federal

Jerman pada 8 Mei 1949 dan Republik Demokratik Jerman pada 7 Oktober 1949.

Pada 24 Juni 1948 hingga 12 Mei 1949 berlangsung blokade Berlin. Ini

adalah salah satu krisis internasional terbesar pada masa perang dingin. Saat itu


(37)

õö÷ø ù úø ûø ü ýùü þöÿ

,

ùþ

,

ùü ùÿùü ùþ ù øø õ ÿöú ü ö

.

ü ö ÷öÿù ø ùü ûÿ ùö ü õö ûù ýù þö ù õ ùùõ ûöþÿù ø ùüüù þöþ÷ùõ ö ü ÷

ùü ö üö ù ùü

D-Mark

õöû ùýù ùÿ ø ù ûù þø öþ÷ùü ùþ ù ÿ öú ú ù õö ø ø ö þö ù üýü ÷ ö ÷ù õ ù õö ø ø ûùþ ù ø üø ÷ö÷ ûöþ ùü ü ûùý ü ö

ùÿ ù÷ ö ÷ùõ ùü õö ÷ûù ö ö þÿü ûùþù

.

ü ö ÷ö üýü ýü ùü ö ø ùõ ùùü ö üøú ùùõ ù öþÿü ö ø ø ûùþù ÷ö üùü ýýù öüýùü ÷ö ü ýù ù ùü ö÷ûù ùü

ø ùþù ùü ý ÷ö÷ ûù ù õö ÷ûù ø üø ö üø ø ö þÿü ûùþù

.

ö þÿü ÷ö ÷öþÿø ùü ÿö ûú ù þ

.

ü õö ù ú ùþü ù ùÿù÷ ÷ùõ ù ö ÷ûùùü øùþù ü

.

üý ù ùü ù þù üýýþõ

(Royal Air Force),

ü ý ùùü ùþ ù üöýùþù ö þõö ÷ù ÷ø þùü ÿ ùüüù ùü ü ý ù ùü ùþ ù

(United States Air Force)

ùü ý ûùþø õ ùùûö üø ÷öüö þ ûùüý ùüÿ öûúùþ õö ÷ ûù ö ü ýùü

ö üö þûùü ýùü ö öþÿü

Operasi ini berlangsung selama satu tahun. Peninggalan

nyata operasi ini adalah adanya tiga bandar udara di tiap sektor barat, yaitu Tegel

di sektor Prancis, Gatow di sektor Inggris dan Tempelhof di sektor Amerika

Serikat (id.wikipedia.org).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kondisi masyarakat Jerman yang

tercermin dalam drama

Der Besuch der alten Dame

adalah kondisi sosial, kondisi

ekonomi dan kondisi politik. Kondisi sosial terbagi dalam ketidakadilan,

ketidakberdayaan dan perubahan sosial. Kondisi ekonomi meliputi kemiskinan

dan perubahan ekonomi. Kondisi politik berupa kekuasaan serta intimidasi dan

konspirasi.


(38)

6

n

l

itian y ang Relevan

! "# "$ # %& $'$( ' %$ ) $

Der Besuch der alten Dame

* $%+$ , %"'%"-& .

ürrenmatt telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa

Jerman FBS UNY dengan bidang kajian mengenai analisis unsur-unsur

tragikomedi, analisis struktural drama, dan aspek feminisme. Ketiga penelitian ini

relevan karena memiliki kesamaan pada sumber data yang dimiliki. Yang pertama

adalah penelitian dengan judul “Analisis Struktural Drama

Der Besuch der alten

Dame

karya Friedrich Dürrenmatt” oleh Lusia Aprilia pada tahun 1996. Dari hasil

penelitiannya dapat disimpulkan bahwa alur dalam drama ini dibagi menjadi lima

bagian, yaitu eksposisi, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Alur

eksposisi adalah kebangkrutan perekonomian kota Güllen dan pernyataan

kesediaan Claire memberikan sumbangan uang satu milyar kepada kota Güllen

dengan syarat nyawa Ill. Alur komplikasi adalah perjuangan Ill menyelamatkan

diri dari balas dendam Claire. Alur klimaks adalah Ill menyatakan tidak mau

berjuang lagi. Alur peleraian ialah saat-saat menjelang kematian Ill. Alur

penyelesaian ialah perekonomian Güllen kembali baik. Tokoh dalam drama ialah

Alfred Ill sebagai tokoh protagonis dan tokoh kompleks serta Claire Zachanassian

sebagai tokoh antagonis dan tokoh datar. Latar tempat berada di kota Güllen dan

latar waktu pada tahun 1955. Tema drama ialah tema mayor, yaitu kekuatan uang

yang bisa mengubah moralitas manusia, dan tema minor, yaitu pembalasan

dendam Claire Zachanassian terhadap Alfred Ill. Alur, latar, tokoh cerita, tema,

dan dialog secara struktural saling berkaitan satu sama lain sebagai keseluruhan

dalam membangun drama

Der Besuch der alten Dame.


(39)

12345657 5892:27 6; 65:<2=>4 347

?:576@6@A:@ 4=

-

4:@4=B =5C6DEF 2363 57 5F G=5F 5

Der Besuch der alten Dame

D 5= H5 I=623=6J8 G

ürrenmatt” oleh

Sumarmiyati pada tahun 2002. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa unsur

tragedi drama meliputi 1) keberadaan manusia (Claire, Ill) diantara kebebasan dan

keharusan, 2) tokoh utama (Claire, Ill) berjuang melawan keadaan di luar diri dan

di dalam diri sendiri tetapi kalah, 3) tokoh utama (Ill) menderita akibat kesalahan

sendiri, serta (4) adegan-adegannya menimbulkan rasa kasihan. Unsur komedi

drama meliputi 1) sindiran atas kelemahan manusia yaitu kelemahan Claire, Ill,

dan warga Güllen, 2) tokoh utama terjerat masalah akibat kesalahan sendiri atau

orang lain tetapi jalannya adegan menggembirakan, 3) konflik antara walikota

dengan jurusita, Claire dengan kondektur kepala, walikota dan warga dengan

Claire, Ill dengan pembeli, Claire dengan guru dan dokter, guru dengan Claire,

keluarga Ill dengan Ill, ditanggapi dengan tendensi cerah, 4) drama berakhir

dengan suka cita yaitu diakhiri dengan kegembiraan warga menyambut

bangkitnya kota Güllen kembali, serta 5) adegan-adegannya menimbulkan rasa

geli. Adegan-adegan tragis dan komikal teradi karena pada setiap adegan tragis

terhadap unsur humor.

Ketiga adalah penelitian dengan judul “Aspek Feminisme dalam Naskah

Drama

Der Besuch der alten Dame

karya Friedrich Dürrenmatt” oleh Pembri

Elmina P pada tahun 2005. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa konsep

feminisme meliputi konsep kesadaran, kesederajatan dan keadilan. Konsep yang

sering muncul dalam drama tersebut adalah konsep kesederajatan. Dari

bentuk-bentuk perwujudan perjuangan tokoh utama wanita, yaitu menuntut keadilan,


(40)

K

8

LMNOP QRST UV LWN QT W X Q YW

-

XQYW

,

UQN L MN OP QRSTYQN LQZOW NQX WT QT W R MZ M LRS QN[ UWU QRQ\Y QN ] QP ^ Q ]MN\S Y _Q N O TMZ WNO LS`SX QU QXQP LMN OPQ RS T UV LW NQ TW XQYW

-X QYW

.


(41)

a

9

bc bd d d

efghih jh kdlfm f jdgd cm

cn lop q or sts plopo uvtvs p

w xy xz {| { }y {y { { }z }~ xy xz{| {}y €|}‚ } ‚}ƒxy} „}| }…„ }| } ƒ{† xƒ „ }y

x‚ €y „xƒy‡} ˆ x ƒ€ } ˆ€‚ € …ˆ€‚€ }|}€ „‰‚€†xy …„ ‰‚€ † xy ‡}yŠ | xƒ‚}{| ‹ w xyxz{|{ }y

{y { †xyŠŠ€y }‚}y |x‚y {‚ „x ‚ ƒ{ |{Œ ‚€ }z {| }|{Œ „ xy Š}y xy „x‚}|}y  ‰ {‰z‰Š {  } | ƒ}‹

w xy „x‚ }|}y  ‰{ ‰z ‰Š{ }|ƒ} †xy }†  {z ‚ }y  { |€ }{ „}y ‚ ‰y „{{ †}‡} ƒ}‚ }| ˆ x xƒ|}

Œ }‚ | }…Œ}‚ |}  ‰{ }z ‹ w xy xz {|{ }y {y { }‚ }y † xyŠ€y Š‚}‚ }y ‚ ‰y „{ {  ‰ {}z  x‚ ‰y ‰†{

„}y  ‰z {| {‚ †}‡}ƒ }‚ }| Žxƒ† }y  x‚ { |}ƒ |}~€y ‘’…}y „ }y “ xƒ†{y }yy‡} „}z}†

„ƒ}†}” •–—•˜ ™š›œ •– žŸ • ” ¡•

.

bn istslop ouvtvs p

¢}| }…„}|}‡}y Š„{‚€†€z ‚ }y „}z }† xy xz { |{}y{y {{ }z}~‚ }|}Œƒ}}† }€€y

‚ }z {† }| ‡}y Š †xy „€ ‚€y Š }|}€ † xy€y £€‚‚ }y ‚ ‰y „{ { †}‡}ƒ}‚}| Žxƒ†}y  x‚ {| }ƒ

|}~€y  ‘’…}y „}z}† ˆ { „}yŠ ‰{}z x‚ ‰y‰† { †}€ €y  ‰z{| {‚ ‡}y Š |x ƒ“xƒ† {y

„}z }†„ ƒ}† }”•–— •˜™ š›œ•– žŸ • ” ¡•

.

¤n ¥ ¦ §¨ o©is ts

ª€† ˆ xƒ € |}† }  xyxz{| {}y ‡}y Š „{ Š€ y }‚}y }„ }z }~ y } ‚ }~ „ƒ}† } «” •–

— •˜™š›œ •–¬ž Ÿ• ”¡•­‚ }ƒ‡}®ƒ{x„ƒ{ “~¢

ürrenmatt yang diambil dari buku yang

berjudul sama terbitan Die Arche yang bertempat di Zürich pada tahun 1956

setebal 104 halaman dan buku- buku yang relevan dengan penelitian ini.


(42)

3

0

¯

.

°±² ³ ´²

P

±³ µ¶ ·¸ ¶ ¹º³¯º »º

¼½¾ ¿À¾ Á ½¿ÂÃÄÁà ÅÆ ¿ Ç ÆÈÆ ÉÆ ¿Â Ç À Âà ¿Æ¾Æ ¿ ÊÅ ½Ë Á ½¿½ÅÀÈ À ÆÇ ÆÅ Æ Ë È ½¾ ¿À¾

ÌÆÍÆ

-

ÍÆÈÆÈ ÉÆ ÀÈ Ã Á½ÄÌÆ ÍÆÆ ¿ ÇÎÆÄÆ Ï½ÍÆÎÆ Í½ÎÄ ÆÈ

,

ȽŠÀÈÀ

,

ÇÆ ¿ ̽Îà ÅÆ ¿Â

-

à ÅÆ ¿Â

.

Ð ½Ä ÌÆÍÆÆ¿ Ï½Í ÆÎÆ Ì ½Îà ÅÆ¿Â Ç ÀÄÆ¾Ï ÃǾ Æ ¿ à ¿ Èþ Ä ½¿ÇÆÁÆÈ¾Æ ¿ Á½ÄÆ ËÆÄÆ ¿

Ä ½¿ÇÆ ÅÆÄ È½ÎËÆÇ ÆÁ ÇÆÈ Æ ÉÆ¿ÂÌ ½Î¾ÆÀÈÆ ¿Ç ½¿ ÂÆ¿¾ Ê¿Ç ÀÏÀÄÆÏÉÆÎƾ ÆÈ ÉÆ ¿Â È ½ÎÇÆÁÆÈ

ÇÆ ÅÆÄ Ç ÎÆÄ Æ ÆÄÆÈÆ ¿Ñ Ò ½È ½ÅÆ Ë ÀÈÃ Ç ÀÅƾà ¾ Æ¿ Á ½¿Í ÆÈ ÆÈ Æ ¿ À¿ ÓÊÎÄÆÏÀ ÉÆ¿Â

Ä ½¿Éƿ¾ÃÈ ¾ Ê¿Ç ÀÏÀ ÏÊÏÀÆ Å ÄÆÏÉÆÎƾÆÈ ÉÆ ¿Â È ½ ÎÇÆÁÆÈ ÇÆ ÅÆÄ Ç ÎÆÄÆ Á ÆÇÆ Å½Ä ÌÆ Î

ÇÆÈÆ ÉÆ ¿Â ȽÅÆ Ë Ç ÀÏÀÆÁ¾ Æ ¿

.

Ð ½¿ÍÆÈÆÈ Æ ¿ ÇÆÈ Æ À¿À Ç À ÅÆ¾Ã¾Æ ¿ ÿÈþ ĽÄÁ ½ ÎÄÃÇÆ Ë ÈÆ ËÆÁÆ ¿Æ ÅÀÏÀÏ Ñ

ÔÕ Ö³×»Ø¶·±³

P

±³ ± ¹´ »´º³

Ù¿ÏÈÎÃĽ ¿ Á ½¿½ÅÀÈ ÀÆ¿ ÆÇÆÅÆË Á ½¿½Å ÀÈÀ Ͻ¿Ç ÀÎÀ Ç ½¿ÂÆ¿ Ï ½Â½¿ÆÁ Á½¿Â½ÈÆ ËÃ Æ ¿

ÇÆ ¿¾ ½ÄÆÄÁà ƿÉÆ¿ÂÇ ÀÄ ÀÅ À¾ Àà ¿ÈþĽÅÆ¾Ã¾Æ ¿Æ¿Æ Å ÀÏÀÏÈ ½ÎËÆÇ ÆÁ ¾ÆÎ ÉÆÏ ÆÏ È ÎÆ

.

ÚÕ

K

±ºÛ ׺ܺ³¯º»º

ÝÆ Å ÀÇ ÀÈ ÆÏ Ç ÀÁ ½ÎÅÃ¾Æ ¿ à ¿È þ Ľ¿ÞÆ ÂÆ ¾½ÏÆ ËÀË Æ¿ Ç Æ ¿ ¾ ½Æ ÌÏÆ ËÆ ¿ Ç ÆÈ Æ

.

ß ÂÆ Î ËÆÏÀÅ Á ½¿½ÅÀÈÀÆ ¿ ÇÆÁ ÆÈ Ç ÀÈ ½Î ÀÄÆ ÇÆ¿ Ç ÀÁ ½ÎÈÆ¿ÂÂà ¿ÂÞ Æà Æ Ì¾Æ ¿á Ä Æ¾Æ Ç Æ ÅÆÄ

Á ½¿½ÅÀÈÀÆ ¿ À ¿ À Ç ÀÂà ¿Æ¾Æ¿ âÆ ÅÀÇ ÀÈ ÆÏ Ï½ÄÆ ¿ÈÀ¾ Ñ ÝÆ ÅÀÇ ÀÈÆÏ Ï½ÄÆ ¿È À¾ Ľ¿Âþà Î

¾ ½Æ ÌÏÆ ËÆ ¿ Ç ÆÈ Æ Ì½ÎÇ ÆÏ ÆÎ¾Æ ¿ ÈÀ¿Â¾ÆÈ ¾ ½Ï½¿ÏÀÈÀÓÆ¿ Ï ÃÆÈà Ƚ¾ ¿À¾ ȽÎËÆÇÆÁ Ä Æ¾ ¿Æ

ÉÆ ¿  νŠ½âÆ ¿ Ç ½¿ÂÆ ¿ ¾Ê¿È ½¾Ï ÉÆ ¿Â Ç ÀÆ ¿Æ ÅÀÏÆ

.

ÝÆÅ ÀÇ ÀÈÆÏ Ï½ÄÆ ¿ÈÀ¾ ÆÇÆ ÅÆ Ë ÍÆÎÆ Ä ½¿ÂÆÄ ÆÈÀ ¾ ½Äà ¿Â¾ À ¿Æ¿ ÇÆÈÆ Ä ½¿ÂÆ ¿Çà ¿Â àÃÞ Ã Ç Ç Æ¿ ¾Æ ÎƾȽÎÀÏÈÀ¾ È ½ÄÆ Ï ½ÌÃÆ Ë

Ç ÎÆÄ Æ

.

Ò ½Å ÆÀ ¿ ÀÈÃá Ç ÆÈ Æ ÉÆ ¿Â ȽÅÆ Ë Ç ÀÁ½ÎÊÅ½Ë Ç À¾ Ê ¿Ï à ÅÈÆÏ À¾Æ ¿ ¾ ½ÁÆÇ Æ Æ ËÅÀ

(

ãä

p

ãå æ çèéêëãìæ

)

ÉÆ ÀÈ ÃÇ ÊϽ¿Á ½ÄÌÀÄÌÀ ¿Â

.


(43)

3

í

îïð ñòó ñð ñôòõ öòôò ÷ò ø ù öñùúøòû ò ø òöòðò ü ýïðñò ó ñðñôòõ þÿ

,

÷ò ñôú ïóòò õúóïý öòô ò õ ïòý ò ó ïýúð òøù

-

úðò ø ù öò ø ý ïð ñòó ñð ñôòõ þÿ

,

÷ò ñôú ïøöñõûúõ ñûò ø üòõñð ï øïð ñô ñò ø öïø ùòø ý ïûòø ÷òø ù ïò üò ñ ó ñ öòø ù ÷òø ù

öñôïð ñôñ

.

îïòð ñó ñðñôòõ þÿ öñðòû úûò ø öïøùòø ò ýò ïóòò öò ø ïøïð ñôñ öýòò ÿ ûò ý÷òý ñïöý ñü

ürrenmatt agar diperoleh data

dengan hasil yang tetap. Reliabilitas

þÿ

dilakukan dengan cara

mendiskusikan hasil penelitian dengan pengamat, baik dosen pembimbing

maupun teman sejawat yang mengetahui bidang yang diteliti.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang memaparkan hasil

penelitiannya dengan menggunakan kata-kata, sesuai dengan aspek yang dikaji

(Moleong, 2008: 11). Teknik ini memiliki langkah-langkah yang terdiri dari

pemrosesan satuan, pencatatan data, kategorisasi, dan penafsiran data. Peneliti

memulai penelitian dengan membaca dan mempelajari data. Kemudian dilakukan

pencatatan data untuk mempermudah analisis data pada naskah drama

ÿ

Selanjutnya peneliti mengkategorikan data sesuai kondisi

masyarakatnya dalam bentuk tabel. Data ini meliputi kondisi masyarakat dalam

drama yang meliputi bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Kemudian data-data

yang telah diperoleh ditafsirkan dengan cara mendeskripsikan kondisi masyarakat

dalam naskah drama tersebut.


(44)

BAB IV

KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK YANG TERCERMIN

DALAM DRAMA

DER BESUCH DER ALTEN DAME

KARYA

FRIEDRICH DÜRRENMATT

A. Deskripsi Drama

Der Besuch der alten Dame

!"# " $%

r

&%

su

'

h

(%

r

)*

t

%

n

$) +% ","- ". ,!"# " /"0 1 ,23 4- 2 5 6- 7. 8!2 7,!29.

ürrenmatt pada tahun 1956. Drama tragi-komedi ini terdiri dari tiga

babak. Babak pertama menceritakan kemunculan seorang nyonya miliarder tua di

kota Güllen. Babak kedua berisi pertentangan batin dan perubahan sikap warga

Güllen atas syarat yang diajukan Claire dan diakhiri dengan babak ketiga yang

merupakan klimaks masalah. Puncaknya adalah dipenuhinya permintaan Claire

oleh warga Güllen atas nyawa Ill. Babak ketiga ditutup dengan nyanyian

penduduk Güllen dalam sebuah pesta besar. Di tengah nyanyian, Claire

meninggalkan Güllen dengan membawa serta peti mati Ill. Drama ini pertama kali

dipentaskan pada 29 Januari 1956 di

:';) <= >?%*;) <= @

ürich

dan disutradai oleh

Oskar Wälterin dengan pemeran utama Therese Giehse.

Drama ini mengisahkan kunjungan seorang nyonya miliarder tua yang

bernama Claire Zachanassian ke kota kelahirannya, Güllen. Penduduk kota Güllen

yang miskin berharap sang nyonya memberi bantuan dana pada kota mereka.

Harapan mereka terkabul karena Claire mau memberikan sokongan dana sebesar

satu milyar dollar. Ia membawa serta sebuah peti mati kosong. Akan tetapi ia

memberikan sebuah syarat yang sulit, yakni penduduk Güllen harus menyerahkan


(1)

Dokter : Ya Tuhan, apa yang harus kita lakukan sekarang? Guru : Kita ikuti kata hati, Doktor Nusslin.

48. LMNONP QMRS TUMVRW XYZ TN [ Y\ XRL[M]T^_Q`MaM [MNQbM [ZQ\^ cM NP R

Lelaki Pertama : Camel. Dan Saridon. Sepanjang malam berpesta di rumah Stocker.

70 √

49. LMNONP QMRdM NP \ XTVTX`M P^ _TaaQR eN TfgVVRZQM VVMTf^ _M [XTUM NP QM XR

LMNONP QMRL[MU T^ _QP[^_PTfbM NgVVfP[\ XM XhP[XYP \i fcVM[ YM XRjVTfbQk\ _Vhk[N

kürden Ill zu töten.

Lelaki Pertama : Pegawai ditambah.

Nyonya Ill : Tempat kami juga mulai tanggal satu.

Lelaki Pertama : Membuat ilusi, dengan berpakaian seperti itu. Percaya seolah kita akan membunuh Ill.

70 √

50. Der Erste. Wenn er Klara bloβstellen will, Lügen erzählen, sie hätte was auf seinen Tod geboten oder so, was doch nur ein Ausdruck des namenlosen Leids gewesen ist, müssen wir einschritten. . . .

Lelaki Pertama : Jika dia akan merusak nama baik Klara, menceritakan

kebohongan, seolah Klara menawarkan sesuatu untuk kematiannya atau apapun, sebagai ungkapan untuk penderitaannya yang tak terbayangkan, kita harus bertindak. . .

71 √

51. Der Erste. Nein, danke. Muss noch nach Kaffigen mit meinem Volkswagen. Ferkel

einkaufen.

Lelaki Pertama : Tidak, terima kasih. Harus ke Kaffigen dengan mobilku. Membeli babi- babi.

73 √

52. Der Maler. Vorsicht. Zwei Journalisten fragten mich nach diesem Laden.

Der Erste. Verdächtig.

Der Maler. Tat, als wüβte ich nichts. Der Erste. Klug.


(2)

Pelukis : Hati-hati. Tadi dua orang wartawan menanyakan letak tempat ini. Lelaki Pertama : Mencurigakan.

Pelukis : Saya bilang tidak tahu. Lelaki Pertama : Bijaksana.

53. lmnomp nmn qqqqrsp tuvvqwxyyz {|}zn~ür Menschen. Die schändliche Milliarde

brennt in unseren Herzen. Reiβen Sie sich zusammen, kämpfen Sie um Ihr Leben, setzen Sie sich mit der Presse in Verbindung. . . .

Ill. Ich kämpfe nicht mehr.

Guru. . . . Ah, Ill. Manusia apa kita ini. Uang milyaran berkobar di hati kita. Teguhkan diri Anda, berjuanglah untuk kehidupan Anda, hubungi orang- orang dari pers . . .

Ill : Saya sudah tidak mau berjuang lagi.

76 √

54. Ill. Ich habe Klara zu dem gemacht, was sie ist und mich zu dem,was ich bin, ein verschmierter windiger Krämer. Was soll ich tun, Lehrer von Güllen? Den

Unschuldigen spielen? Alles ist meine Tat, die Eunuchen, der Butler, der Sarg, die Milliarde. Ich kann mir nicht mehr helfen und auch euch nicht mehr.

Ill : Saya yang membuat Klara, apa yang dia lakukan padaku, aku, seorang yang licik. Apa yang harus kulakukan, guru Güllen? Güllen? Berlagak tidak bersalah? Semua akibat tindakanku, para kasim, pelayan, peti mati, uang milyaran. Aku tidak bisa menolong diriku dan juga kalian lagi.

77 √

55. Der Lehrer. Man wird Sie töten. Ich weiβ es, von Anfang an, und auch Sie wissen es schon lange, auch wenn es in Güllen sonst niemand wahr haben will. Die Versuchung ist zu groβ und unsere Armut bitter.

Guru : Anda akan dibunuh. Aku sudah tahu, dari awal, dan juga Anda sudah lama tau, meski tidak ada seorangpun di Güllen yang mengakuinya. Godaan terlalu besar dan kemiskinan kita terlalu getir.

77 √

56. Der Bürgermeister. Ich bringe ein Gewehr.

Ill. Danke.

79-80


(3)

€‚ürgermeister. Es ist geladen.

Ill. Ich brauche es nicht.

Der Bürgermeister. Heute Abend ist Gemeindeversammlung. Im Goldenen Apostel. Im Theatersaal.

Walikota : Aku membawa senapan. Ill : Terima kasih.

Walikota : Sudah terisi.

Ill : Saya tidak memerlukannya.

Walikota : Malam ini ada pertemuan warga. Di Goldener Apostel. Di ruang teater. 57. Der Bürgermeister. Wir spielen ein faires Spiel, das müssen Sie zugeben. Sie

haben bis jetzt geschwiegen. Gut. Doch werden Sie auch weiterhin schweigen? Wenn Sie reden wollen, müssen wir das Ganze eben ohne Gemeindeversammlung machen.

Walikota : Kami berlaku adil, harus Anda akui. Anda sampai sekarang menutup mulut. Bagus. Tapi apakah Anda terus begitu? Jika Anda ingin bicara, kami harus menyelesaikannya tanpa pertemuan warga.

80 √

58. Ill. Ich bin froh, eine offene Drohung zu hören.

Der Bürgermeister. Ich drohe Ihnen nicht, Ill, Sie drohen uns. Wenn Sie reden, müssen wir dann eben auch handeln. Vorher.

Ill : Saya senang, mendengar ancaman yang terang-terangan.

Walikota : Saya tidak mengancam Anda, Ill. Anda mengancam kami. Jika Anda bicara, kami harus bertindak. Sebelumnya.

80 √

59. Der Bürgermeister. Dass Sie sich dem Gemeindegericht unterziehen, freut mich, Ill. Ein gewisses Ehrgefühl glimmt noch in Ihnen. Aber wäre es nicht besser, wenn wir dieses Gemeindegericht gar nicht erst versammeln müβten?

Ill. Was wollen Sie damit sagen?

Der Bürgermeister. Sie sagten vorhin, Sie hätten das Gewehr nicht nötig. Vielleicht haben Sie es nun trotzdem nötig.


(4)

Walikota : Bahwa Anda mau patuh pada pengadilan warga, Aku senang mendengarnya, Ill. Ternyata dalam diri Anda masih ada harga diri. Tapi apakah tidak lebih baik, bila pengadilan warga tidak usah kita adakan?

Ill : Apa maksud Anda?

Walikota : Anda tadi mengatakan, Anda tidak memerlukan senapan ini. Tapi mungkin perlu.

60. ƒ„…†„‡ …„… ˆˆˆ‰Š ‹ ‹Œ Š„ ŽŒŠ ‘„ ‹’“„”‹ücken, mit Gold überhäufen, die

Wagner-werke sanieren, die Platz-an-der-Sonne-Hütte, Bockmann? Ihr wiβt, daβ dies nicht so ist. Frau Claire Zachanassian plant Wichtigeres. Sie will für ihre Milliarde Gerechtigkeit, die Gerechtigkeit. . . .Waren wir denn nicht ein gerechtes Gemeinwesen?

Der Erste. Nie!

Der Zweite. Wir duldeten ein Verbrechen!

Guru : . . . Apakah dia dengan pemberian uang itu hendak membahagiakan kita, menyehatkan kembali pabrik Wagner, Tambang Platz-an-der-Sonne, Bockmann? Kalian tahu, bahwa bukan itu kemauannya. Nyonya Claire Zachanassian menghendaki sesuatu yang lebih penting lagi. Dia akan memberikan satu milyar itu untuk keadilan, keadilan. . . . Apakah kita selama ini bukan masyarakat yang adil?

Lelaki Pertama: Tidak pernah!

Lelaki Kedua : Kita membiarkan suatu kejahatan terjadi!

90 √

61. Der Bürgermeister. Die Stiftung der Claire Zachanassian ist angenommen.

Einstimming. Nicht des Geldes. Die Gemeinde. Nicht des Geldes.

Der Bürgermeister. Sondern der Gerechtigkeit wegen. Die Gemeinde. Sondern der Gerechtigkeit wegen.

Walikota : Yayasan Claire Zachanassian dibuka. Secara bulat. Bukan karena uang. Penduduk : Bukan karena uang.


(5)

Walikota : Melainkan keadilan. Penduduk : Melainkan keadilan. 62. •–—• —˜™™– š›˜–œ žŸš

•–— ürgermeister. Auf der Galerie?

Der Vierte. Leer.

Der Bürgermeister. Schlieβt die Türen. Den Saal darf niemand mehr betreten. Lelaki Ketiga : Tidak ada siapapun.

Walikota : Di galeri? Lelaki Keempat : Kosong.

Walikota : Tutup pintu-pintu. Tidak boleh lagi ada yang masuk.

97 √ √

63. Ill geht langsam in die Gasse der schweigenden Männer. Ganz hinten stellt sich ihm der Turner entgegen. Ill bleibt stehen, kehrt sich um, sieht wie sich

unbarmherzig die Gasse schlieβt, sinkt in die Knie.

Ill berjalan lambat memasuki lorong yang membisu. Di ujung berdirilah pesenam. Ill berhenti, berbalik, melihat orang- orang yang membentuk lorong merapat, ia jatuh berlutut.

99 √

64. Chor II. Doch nichts ungeheuerer als die Armut. Die nämlich kennt kein

Abenteuer. Trotslos umfängt sie das Menschengeschlecht. Reiht.Ӧ de Tage an öden Tag.

Kor II. Tapi tak ada yang lebih seram dari kemiskinan. Yang tak mengenal petualangan. Menyelubungi manusia tanpa asa. Berbaris. Hari demi hari.

101 √

65. Alle. Wohl uns.

Frau Ill. Denen ein freundlich Geschick. Alle. Dies alles wandte.

Semua : Sejahtera bagi kita.

Nyonya Ill : Karena suatu nasib baik. Semua : Mengubah segalanya.


(6)

Keterangan :

Ka : Ketidakadilan. Kb : Ketidakberdayaan. Ps : Perubahan sosial. Km : Kemiskinan.

Pe : Perubahan ekonomi. Kk : Kekuasaan.