KONDISI SOSIAL, EKOOMI, DAN POLITIK YANG TERCERMIN DALAM DRAMA DER BESUCH DER ALTEN DAME KARYA FRIEDRICH DÜRRENMATT.
KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK YANG
TERCERMIN DALAM DRAMA
DER BESUCH DER ALTEN DAME
KARYA FRIEDRICH DÜRRENMATT
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh
Hanum Nihlanabila
NIM 09203241026
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
v
MOTTO
Don’t part with your illusions. When they are
gone, you may still exist, but you have ceased
to live.
Mark Twain.
(6)
vi
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini dipersembahkan sebagai bentuk rasa terimakasih kepada:
Bapak dan Ibu saya, senantiasa menguatkan cahaya saat rasa menjadi hampa dengan do’a dan
harapan serta pengertian yang tidak ada batasnya.
Dek Affi dan mas Bian, selalu menemani di setiap langkah tanpa keluhan sama sekali dan kesabaran
yang luar biasa.
Teman-teman dkb’09 Desy, Mira, Henning, Mb Rin, Edi, Diwan, Astrid, Citra, Unki, Zie, Satria,
Abi, Chaqti, Sulis, Olvy, Damaz, Iwuk, Lely, teman-teman kelas A dan angkatan 2009, terutama
sesama literatur Murmi, Okta. Terima kasih atas segala masukan, dukungan, dan keceriaan kalian.
Semoga persahabatan kita akan selalu abadi.
Kakak-kakak yang memberi banyak petunjuk saat masih tak tentu arah, Mb Vida, Mas Angga, Mb
Via. Meskipun ruang semakin jauh, tetapi rasa terimakasih ini akan terus mengalir.
Teman-teman kencana wungu, Mb Ipung, Miss Titi, Wina, dek Pebri, Kiki. Terima kasih telah
hadir dalam setiap suka dan duka, rindu ini tidak akan pernah hilang hingga kapanpun.
Dan semua yang tidak bisa saya sebutkan, terima kasih atas segalanya.
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, dan petunjuk-Nya dalam penulisan tugas akhir dengan judul “Kondisi
Sosial, Ekonomi, dan Politik yang Tercermin dalam Drama
Der Besuch der alten
Dame
karya Friedrich Dürrenmatt” ini untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana.
Penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zamzani, M.Pd., Dekan FBS UNY,
2. Ibu Yati Sugiarti, M.Hum., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan masukan, arahan, dan dorongan kepada penulis,
3. Ibu Lia Malia, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBS
UNY dan penasehat akademik yang selalu memberikan nasihat yang
bermanfaat dan dukungan,
4. Alm. Ibu Tia Meutiawati, M.Pd., penasehat akademik yang senantiasa
memberikan perhatian dan dukungan. Semoga Ibu selalu berada di tempat
yang indah di sisi-Nya,
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNY yang
telah mengajarkan banyak ilmu dan wawasan,
6. Mbak Ida, Admin Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman yang selalu
membantu dalam keperluan administrasi,
7. Bapak, Ibu, dan adik penulis yang senantiasa memanjatkan do’a tanpa
putus-putusnya serta dorongan yang luar biasa,
8. Teman-teman dkb’09 dan angkatan 2009 serta pihak-pihak lain yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata tidak ada yang dapat penulis ucapkan selain rasa terimakasih,
harapan dan do’a. Semoga segala amal kebaikan diridhai Allah SWT dan
diberikan balasan yang lebih baik. Amin.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
(8)
viii
i
ii
iii
iv
v
v i
vi i
vii i
x
x i
KURZFASSUNG
x ii
A. Latar Belakang Masalah ...
1
B. Fokus Penelitian.... ...
6
C. Tujuan Penelitian... ...
7
D. Manfaat Penelitian ...
7
A. Hakikat Drama...
9
B. Sastra dan Mas yarakat... ...
12
C. Sosiologi Sastra...
1 5
D. Kondisi Sosial...
19
E.
Kondisi Jerman pada tahun 1940-an...
22
(9)
ix
! " "
A. Pendekatan Penelitian ...
29
B. Data Penelitian... 29
C. Sumber Data... 29
D. Teknik Pengumpulan Data... 30
E.
Instrumen Penelitian... 30
F.
Keabsahan Data... 30
G. Analisis Data... 31
#$" %% %
,
$",
"! $& " ' ( ' " 'DER BESUCH DER ALTEN DAME
$'& ) ' '( *ÜRRENMATT
A. Deskripsi Drama
+ ,-. ,/0 123, -45 6 ,7+48,...
32
B. Kondisi Sosial Masyarakat yang Tercermin dalam Drama
+, -.,/01 23,-45 6,7 + 48 ,...
33
C. Kondisi Ekonomi yang Tercermin dalam Drama
+,-. ,/0 123 ,-456,7 + 4 8,...
44
D. Kondisi Politik yang Tercermin dalam Drama
+ , -. , /0123, -45 6 ,7 + 4 8,... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...
61
B. Implikasi... 64
C. Keterbatasan Penelitian... 65
D. Saran... .
65
DAFTAR PUSTAKA ...
66
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Sinopsis Drama
9 :;<:=>? @A : ;BC D :E9BF:...
... 69
Lampiran 2
Biografi Friedrich Dürrenmatt... 75
Lampiran 3
Tabel Data Penelitian... 81
(11)
xi
KONDISI SOSIAL, EKOOMI, DAN POLITIK YANG TERCERMIN DALAM
DRAMA DER BESUCH DER ALTEN DAME KARYA FRIEDRICH
DÜRRENMATT
Oleh
Hanum Nihlanabila
09203241026
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) kondisi sosial masyarakat
yang tercermin dalam drama
G HI J HK LM N O HI P QR HS GP T H, 2) kondisi ekonomi
masyarakat yang tercermin dalam drama
GHI JHKLM N O HI P QR HS GPT H, 3) kondisi
politik masyarakat yang tercermin dalam drama
G HIJHK LM NO HIPQRHSGPTH.
Sumber data penelitian ini adalah naskah drama
GHI JHKLM NO HIPQRHSGP T Hkarya Friedrich Dürrenmatt yang diterbitkan oleh
Gi
H UI M NHdi Zürich pada tahun
1956. Data penelitian ini berupa kata, frasa maupun kalimat yang mendukung atau
menunjukkan kondisi masyarakat Jerman sekitar tahun 1950-an dalam bidang sosial,
ekonomi, dan politik yang tercermin dalam drama
GHIJ HK LM N OHIP QR H S GP T H. Data
dianalisis dengan teknik baca catat. Teknik yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Keabsahan data diperoleh dengan validitas semantik dan dikonsultasikan
kepada ahli. Reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas intrarater dan interrater.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kondisi sosial yang tercermin dalam
drama sama dengan kondisi sosial masyarakat Jerman pada tahun 1950-an yaitu
masyarakat merasakan ketidakberdayaan dan ketidakadilan pasca Perang Dunia II
serta perubahan sosial dari upaya membangkitkan kembali finansial negara Jerman,
2) kondisi ekonomi yang tercermin dalam drama sama dengan kondisi ekonomi
masyarakat Jerman pada tahun 1950-an yakni kemiskinan, kehilangan pekerjaan dan
tempat tinggal, ketergantungan subsidi bahan makanan, serta perubahan ekonomi
yang didasari oleh bantuan
M
P IKNPQQP
QP Sdari Amerika, 3) kondisi politik yang
tercermin dalam drama sama dengan kondisi politik masyarakat Jerman pada tahun
1950-an yaitu pemecahan Jerman menjadi dua bagian dan sistem kekuasaan yang
berbeda mengakibatkan ketidakpuasaan dari masyarakat Jerman Timur.
(12)
xii
DER IM DRAMENTEXT
DER BESUCH DER ALTEN DAME
VON
FRIEDRICH DŰRRENMATT REFLEKTIERTE DEUTSCHE SOZIAL-,
WIRTSCHAFT- UND POLITIKZUSTAND
von
Hanum Nihlanabila
09203241026
KURZFASSUNG
Diese Untersuchung beabsichtigt folgende Aspekte zu beschreiben, (1) den
deutschen Sozialzustand, der sich im Dramentext
VWX YW Z [\ ] ^WX _`aW b V _cWspiegelt, (2) den deutschen Wirtschaftzustand, der sich im Dramen
V W X YW Z [\ ] ^WX _` aW b V _cWspiegelt, (3) den deutschen Politikzustand, der sich im Dramen
V W X YWZ [\ ]^W X_` aW bV _c Wspiegelt.
Die Untersuchungsquelle ist der Dramentext
V WXYWZ [\ ]^WX _`aW bV _cWvon
Friedrich Dürrenmatt, die von Die Arche Zürich im Jahre 1956 publiziert ist. Die
Daten dieser Untersuchung sind Wörtern, Sätze, und Phrasen, die sich den deutschen
Sozial-, Wirtschaft- und Politikzustand im Jahre 1950 im Dramen
VWX YWZ[\ ] ^W X _` aW b V _cWspiegelt. Die Daten werden durch Lesen- und Notiztechnik genommen.
Die Datenanalyse ist deskriptiv-kualitativ. Die Gültigkeit der Daten wird durch die
semantische Gültigkeit genommen und sich mit der Expertenbeurteilung beraten. Die
Zuverläsigkeit dieser Untersuchung sind
I
baX _X _ aW Xund
I
baWX X _ aWXdDie Ergebnisse der Untersuchung zeigen, dass (1) der deutschen
Sozialzustand im Dramen dem um den 1950er Jahren deutsche Sozialzustand gleich
ist, nämlich unfähig, ungerechtigkeit, und Sozialeveränderung nachdem Zweiten
Weltkrieg, (2) der deutschen Wirtschaftzustand im Dramen dem um den 1950er
Jahren deutsche Wirtschaftzustand gleich ist, nämlich Armut, Arbeitslösigkeit und
Wohnungsknappheit, Lebensmittelabhängigkeit, und Wirtschaftveränderung anhand
der Hilfe von Marshall Plan, (3) die deutschen Politikzustand im Dramen dem um
den 1950er Jahren deutsche Politikzustand gleich ist, nämlich Deutschland wird in
zwei Teilen geteilt, und unter sozialkomunistischem Machtsystem wurden die
Bevölkerung des Ostblocks unzufrieden.
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
e
ejak lahi
fanak-anak di be
fbagai belahan d
ghia
jelah mengenal be
fbagai
ben
jg kce
fi
ja, m
g lai da
fi dongeng pengan
ja
fjid
g fhingga d
fama-d
fama
mang bia
na
dipen
ja
nkon pada pen
ja
n npni
npkolah.
eei
fing pe
fkembangan fi
nik dan p
niki
n qme
feka m
g lai mengenal be
fbagai ben
jg kce
fi
ja
je
fnpb
g j npbagai ka
f ma
n on j fa.
Hingga pada
n g ojgma
na me
feka belaja
fbagaimana memb
g oj, mengap
fe
n ia
ni,
menganali
n ohingga me
fe
npp
n i n g ojgka
f ma
non j fa.
eelama pe
fjalanan i
jg lah ka
f ma
nonj f
a
npnan
jia
nobe
fada dalam lingk
g rkehid
g ron
n pjiap indi
sid
gbahkan dalam
kehid
g ron
ntn ial ma
nma
faka
j.
e
a
njfa dapa
jdipandang
npbagai
n g ojggejala
ntnial.
ea
n j fa
mang di
jg li
npada
n g ojgk
g fgh uak
jg je
fjen
jglang
ng hvbe
fkai
jan dengan no
fma-no
fma dan
ada
ji
njiada
j waman i
jg x yenga
fang mengg
g zah ka
f man
ma
nelak
g n po
fang
ua
fga
ma
nma
faka
jdan men
mapa pembaca
mang
noma-
noma dengan dia me
fg rokan
ua
fga
ma
nma
faka
j je
fneb
g j. Ia akan diha
fgai a
ja
gk
gfang diha
fgai oleh pa
fa pembaca
m
ang dipenga
fg{ia
ja
gk
g fang dipenga
fg{ioleh
nong penga
fang (L
g|emb
g fg,
1986: 23).
y
ada da
nofn
ma ka
f ma
n onj fa ialah pencip
jaan
npb
gah ka
f ma
mang
jimb
g lda
fi
imajina
n ipenga
fang a
ja
g nonj fa
uan a
ja
nja
uaban, k
fi
jik, ma
g rgh janggapan
j
e
fhadap
feali
ja kehid
gpan
mang
je
fjadi di dalam ma
nma
faka
j.
ea
n jfa dapa
jdianggap
n pbagai ce
fmin ma
nma
faka
jdan
jolak
g kg fda
fi nilai
n tn ial
mang
be
fkembang pada ma
na
naa
jnonjfa
je
fnpb
g jdicip
jakan. H
g zghgan ma
nma
faka
jdan
(14)
2
}~}
a be
kai
an e
a
dengan
eo
i
} }ologi
}~ } a.
e
oja
i (2010: 25)
meng
gkapkan bah
a dimen
} }}ologi
}melip
i
} a
} } }al, jaba
an,
pendidikan, kehid
~n p
ibadi, agama, ideologi, o
gani
}~}, hobi,
} dan
}
bagain
a.
Ka
a
}a
}a dapa
be
ben
p
}, p
o
}~, ma
d
ama.
alah
}a
ben
ka
a
}~ } a
ang mena
ik ialah d
ama, ka
ena ia di
ampilkan dalam ge
ak
dan dialog
ang n
a
a. Ka
a d
ama be
a
}~l da
i ka
a ke
ja
dran
dalam baha
}~G
eek
ang be
a
i be
b
~ ,
to do
, a
a
to act
.
in
a, ki
}~h
ang dikem
~kan
idak han
a di
an
}ca
a
e
i
} e
api j
~di
}~l
kan melal
pe
b
~an,
pe
ge
akan, dan al
ang n
a
a. Ki
}ah ini menampilkan
}kap,
}fa
dan ka
ak
e
man
}a dalam
eali
a a
a
~pa
dikem
~kan
}ebagai
i
~n a
a
ime
}}
ama be
beda dengan p
o
}~dan p
}ka
ena d
ama dimak
} ~n
k
dipen
a
} ~n.
emen
a
}an i
membe
ikan d
ama
}b
~h penaf
} an ked
~.
ang
}
ada
a dan pemain menaf
}kan
ek
} }dangkan pa
a penon
on menaf
}kan
}ang
elah di
af
}kan oleh pa
a pemain.
embaca
ang membaca
ek
}d
ama
anpa men
ak
}kan pemen
a
}~nn
a ma
idak ma
memba
angkan jal
pe
i
} i
a
di a
a
}~ngg
g (L
emb
g, 1986: 158).
Men
oeman
o
a
e
oja
i (2010: 32), konon,
}pe
i di
akini oleh
ban
ak o
ang, a
}al-
} d
ama mode
n ba
a
e
}b
dapa
di
melal
}
ja
ah
Yunani purba. Namun, beberapa pakar sejarah drama berpendapat bahwa
sesungguhnya drama tertua bukan berasal dari belahan dunia barat, melainkan
justru berasal dari Mesir. Teks drama yang konon tertua itu, berjudul
Abydos
(15)
3
Passion Play
dan berangka tahun 4000 SM. Dalam teks purba tersebut bahkan
telah dimuat indikasi petunjuk lakon dan berbagai tokohnya.
Seiring berjalannya waktu drama berkembang dan berubah sesuai kondisi
sosial dan budaya masyarakat. Pada pasca perang dunia kedua pun, muncul
berbagai sastrawan modern dari Jerman, Swiss, maupun Austria. Beberapa
diantaranya ialah Heinrich Böll, Wolfgang Borchert, Gerd Gaiser, Georg Britting,
Alfred Anders, Peter Weiss, Max Frisch, Friedrich Dürrenmatt, Paul Celan,
Günter Grass, Marie Luise Kaschnitz dan Ilse Aichinger. Masa ini termasuk
dalam masa
Die neueste Zeit
(Haerkötter, 1971: 137-157).
Dibandingkan dengan sastrawan seangkatannya, Friedrich Dürrenmatt
merupakan sastrawan yang berbeda dan unik. Tema-tema yang ia angkat berkisar
pada konflik masyarakat yaitu pengkhianatan, rasa bersalah, penebusan, iman,
kebebasan, dan keadilan. Dia memprovokasi pertanyaan dan mendorong penonton
untuk berfikir dengan menciptakan drama tragis yang mengandung unsur tragedi
dan komedi. Aliran drama yang ia tampilkan juga dapat disebut sebagai aliran
absurd, yaitu aliran yang tidak rasional, menyimpang dari logika umum dan
berkeyakinan bahwa kebenaran adalah
chaos
dan penuh kontradiksi.
Friedrich Dürrenmatt lahir pada 5 Januari 1921 di Konolfingen sebagai
putra pendeta Protestan. Keluarganya pindah ke Bern pada 1953 dan kemudian ia
mempelajari sastra dan filsafat di Universitas Bern pada 1941 dan di Universitas
Zürich pada 1942. Pada 1946 ia menikah dengan Lotti Geisler dan bekerja sebagai
kartunis dan kritikus teater untuk surat kabar Swiss. Kemudian keluarganya
pindah ke Ligerz pada 1948 dan kembali pindah ke Neuchâtel pada 1952. Istrinya
(16)
4
kemudian meninggal dan ia menikahi Charlotte Kerr pada 1983. Pada tanggal 14
Desember 1990 ia meninggal karena serangan jantung (Haerkötter, 1971: 146).
Ia menulis berbagai drama, novel, dan sandiwara radio. Beberapa
karyanya antara lain ialah
Romulus der Groβe
(drama, 1949),
Die Ehe des Herrn
Missisippi
(drama, 1950),
Der Besuch der alten Dame
(drama, 1956),
Die Panne
(cerita pendek, 1956),
Das Versprechen
(novel, 1958),
Die Physiker
(drama,
1962), dan
Der Meteor
(1966). Bahkan ia mendapatkan penghargaan, seperti The
Schiller Prize (1959), New York Drama Critics Circle Award untuk drama
Der
Besuch der alten Dame, Austrian State Prize (1984), Büchner Prize (1986) dan
gelar kehormatan dari lima universitas.
Haerkötter (1971: 146) mengungkapkan dalam bukunya
Deutsche
Literaturgeschichte,
“Ein anderes Mittel ist Dürrenmatts Humor, allerdings ein bequemer und
bloβstellender Humor, mit dem er sein Publikum herausfordert und
aufrüttelt. Nicht unerwähnt bleiben darf seine sprachschöpferische
Begabung, die ihn zu einem der wortgewaltigsten Dramatiker unserer Zeit
macht. Als Beispiel für seine Dramatik diene der Inhalt der Komödie”.
Artinya, hal yang berbeda adalah humor Dürrenmatt, sebuah humor yang
nyaman dan berkompromi. Dengan humor itu ia menantang dan membangkitkan
gairah para pendengarnya. Hal penting lainnya adalah bakat kreatifnya, yang
membuatnya menjadi salah satu dramawan paling diperhitungkan diantara
dramawan sejamannya. Sebagai contoh, isi dari drama komedinya.
Karya sastra berupa drama
Der Besuch der alten Dame
karya Friedrich
Dürrenmatt ini dipilih sebagai subjek penelitian karena kondisi sosial masyarakat
yang ditampilkan, pandangan masyarakat terhadap kondisi yang terjadi, sejarah,
(17)
5
dan realita sosial yang terjadi pada masa drama ini dibuat. Tema yang ditampilkan
juga menarik dan relevan dengan kondisi sosial yang terjadi pada saat ini, yaitu
pengaruh tinggi rendahnya kondisi sosial ekonomi yang berdampak pada
bagaimana masyarakat bersikap atau memandang suatu persoalan nyata. Sebagian
masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi rendah dapat melakukan apa saja
untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Desakan ekonomi inilah yang
berpengaruh terhadap tindakan dan nilai sosial masyarakat.
Bahkan drama ini telah diangkat menjadi film dan dimainkan oleh
teater-teater di dunia. Salah satunya dipentaskan oleh Teater Koma pada 12- 28 Januari
2007 dengan judul “Kunjungan Cinta”. Lakon ini dimainkan untuk memperingati
hari jadi Teater Koma ke-30 (1977 -2007) di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail
Marzuki (GBB TIM). Pementasan ini mengalami beberapa penggubahan yang
sesuai dengan latar budaya Indonesia, seperti misalnya penggunaan nama kota
Güllen menjadi kota Goela, nama tokoh Claire Zachanassian menjadi Klara
Zakanasian, serta nama tokoh Alfred Ill menjadi Ilak Alipredi. Penggubahan ini
dimaksudkan agar penonton tidak mengalami kesulitan dalam memaknai alur
cerita. Inti dari cerita ini sama seperti naskah aslinya. Pentas ini disutradarai oleh
N. Riantiarno dan dimainkan oleh Ratna Riantiarno sebagai Klara dan Butet
Kartarejasa sebagai Ilak (teaterkoma.org).
Drama ini mengisahkan kebimbangan penduduk sebuah kota kecil yang
miskin atas dua pilihan yang sulit. Mereka diharuskan memilih antara
mendapatkan uang satu miliar sebagai sokongan dana untuk kota tetapi
(18)
6
menyerahkan nyawa seorang tokoh yang mereka hormati atau mereka tetap
mempertahankan beliau dengan tetap hidup dalam kemiskinan.
Kisah ini dimulai dengan kedatangan seorang wanita miliarder tua
bernama Claire Zachanassian yang kembali ke kota kelahirannya, Güllen.
Sekarang kota kecil ini menjadi sangat miskin dan kotor, sehingga kedatangan
Claire disambut baik oleh walikota dan penduduk, dengan harapan bahwa Claire
akan memberikan sokongan dana bagi kota tersebut. Harapan itu dikabulkan oleh
Claire. Dia akan memberikan satu triliun dollar dengan satu syarat, yaitu
menyerahkan hidup Alfred Ill. Ternyata Alfred adalah mantan kekasih Claire
(dahulu bernama Klara Wäscher) yang dahulu mengkhianatinya. Di masa muda,
Alfred pernah menghamili Klara. Dalam sebuah persidangan Alfred menolak
mengakui bahwa ia yang menghamili Klara. Bahkan ia membayar dua orang
laki-laki untuk memberikan saksi palsu, sehingga hakim menyatakan bahwa Alfred
tidak bersalah. Kemudian Klara pergi meninggalkan Güllen dalam keadaan
miskin dan terhina. Beberapa tahun kemudian ketika Klara kembali ke Güllen, ia
mengungkapkan kenangan masa lalu yang menyakitkan dan meminta sebuah
tuntutan, penduduk Güllen pun menjadi bimbang, apakah mereka akan hidup
makmur dengan menyerahkan nyawa Alfred, seorang tokoh yang mereka hormati,
atau tetap melindungi Alfred dan hidup dalam kemiskinan.
B. FOKUS PENELITIAN
(19)
7
1.
Bagaimanakah kondisi sosial masyarakat yang tercermin dalam drama
Der
Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt?
2. Bagaimanakah kondisi ekonomi masyarakat yang tercermin dalam drama
Der
Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt?
3. Bagaimanakah kondisi politik masyarakat yang tercermin dalam drama
Der
Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan dengan fokus permasalahan yang telah dipaparkan, maka
tujuan peneliti dari penelitian ini adalah
1.
Mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat yang tercermin dalam drama
Der
Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt.
2.
Mendeskripsikan kondisi ekonomi masyarakat yang tercermin dalam drama
Der Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt.
3.
Mendeskripsikan kondisi politik masyarakat yang tercermin dalam drama
Der
Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya penelitian di bidang sastra,
terutama karya sastra berbentuk drama dan dapat menjadi sumber referensi bagi
penelitian-penelitian sejenis di masa yang akan datang.
(20)
8
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memperkenalkan dan membantu pembaca untuk lebih
menyukai dan memahami karya sastra Jerman, terutama drama-drama karya
Friedrich Dürrenmatt.
(21)
9
RI
A. Hakikat Drama
¡¢£¤¥¤¤ ¦ §¢¤¨ ¤ © ¡¢¤ ª¤ « §¤¢¬ ©¤ ¤ ª¤ ®¯ ¦¤ ¦¬
“draomai
” yang berarti
berbuat, berlaku, bertindak, atau bereaksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau
reaksi. Drama memiliki pengertian yang lebih luas, ditinjau dari apakah drama
merupakan salah satu genre sastra atau sebagai cabang kesenian mandiri. Drama
naskah adalah drama yang disejajarkan dengan puisi dan prosa, sedangkan drama
pentas adalah jenis kesenian mandiri. Kesenian ini meliputi musik, tata lampu,
dekor, panggung, kostum, seni rias, dan sebagainya (Waluyo, 2002: 2). Drama
disebut juga
sandiwara
. Kata ini dibuat oleh P.K.G Mangkunegara VII untuk
menggantikan istilah ‘
toneel’
yang berarti pertunjukan. Istilah ini diambil dari
bahasa Jawa ‘
sandi
’ dan ‘
warah
’, dimana kata ‘
sandi
’ berarti rahasia dan kata
‘
warah
’ artinya pelajaran. Menurut Ki Hajar Dewantara, sandiwara adalah
pengajaran yang dilakukan dengan perlambang (scribd.com).
Abrams via Dewojati (2010: 7-8), menyatakan bahwa “
Drama is the
literary form designed for the theater, where actors take the roles of the
characters, perform the indicated action, and utter the written dialogue.
” Artinya,
drama adalah salah satu bentuk sastra yang dibentuk (dikonstruksi) untuk teater,
yang aktornya, memainkan peran karakternya, memainkan aksi tertentu, dan
mengucapkan dialog tertulis. Senada dengan Abrams, Haerkötter (1971: 166)
mengungkapkan:
(22)
°
0
“Dramatische Dichtung
(Dramatik)
ist
,,handelnde”
Dichtung,
Bühnendichtung, bei der zum Wort und Gebärde (Mimik) gehört. Sie ist
Bühnendichtung mit spannungsgeladenem Dialog. Ein weiteres Element
ist der Kampf, der ein Äußerer sein kann und dann zwischen den
Menschen ausgetragen wird- oder ein innerer, zwischen einander
wiederstrebenden Neigungen in Seelenleben eines Menschen.”
±²³´² µ²µ¶ ³² · ³²¸²
(
· ³ ²¸²¶¹º)
²· ²»²¼ º²³´² µ²µ ¶ ³² ½¾ ³¶¹¿· ²º À“
,
º ² ³´² µ²µ¶ ³²´²¿ Á· ¹Â ¾¿ ¶²µº ²¿Ã· ¹¸ ²¿²Á¾³ ²º(
¸ ¹¸ ¹º)
¶¾ ³¸²µ ĺº ¾·²» ²¸½²¼ ²µ ².
ų²¸² ¸¾³Ä ²º²¿ µ¾¿¹  ¾¿¶²µ · ¾¿Á²¿ · ¹²»Æ Á ´²¿ Á ¸¾¿¾ Á²¿ Áº²¿ · ¹ · ²»²¸¿´².
Ç ¿µÄ³ µ¾» ²¿ÈĶ¿´² ²· ²» ²¼  ¾³¶ ¾¿¶ ²¿Á²¿ · ²³¹ »Ä ² ³ · ²¿ º ¾¸Ä· ¹²¿ · ¹µ¾»¾µ²¹º ²¿ ²¿¶ ²³²¸ ²¿Ä µ¹² µ²¶Ä· ¾¿Á²¿ ´² ¿ Á »²¹¿¿´² ²¶²Ä· ²³¹ · ²»²¸· ¹³¹ ¸²¿Äµ¹²¹¶Äµ¾¿· ¹³¹²¿¶²³²º ¾É ¾¿· ¾³Ä ¿ Á²¿´²¿ Áµ²» ¹¿Á½¾³¶ ¾¿¶ ²¿ Á²¿· ¾¿ Á²¿ º ¾²· ²²¿½²¶ ¹¿¿´².
ʾ½²Á²¹
µ ¾½Ä ²¼ º ² ³´² ´²¿Á ¸ ¾¸ÂÄ ¿´²¹ ·Ä² · ¹¸ ¾¿µ ¹
,
· ¹ ¸¾¿µ ¹ µ ²µ ¶ ³² · ²¿ · ¹¸ ¾¿µ ¹ µ¾¿¹  ¾³¶Ä ¿Èĺº ²¿Ã ¸ ²º ²  ¾¸ ¾¿¶ ²µ²¿ · ³²¸ ² ¼²³Äµ · ¹²¿ ÁÁ²Â µ ¾½² Á²¹Â ¾¿²Ëµ¹³²¿ ·²³¹ ¾¿²Ëµ¹³ ²¿ ´²¿ Á ¶¾»²¼ ²·² ´²¿ Á · ²Â²¶ · ¹ ¶²³¹º ·²³¹ µ Ä ²¶ Ä º ²³´²
· ³²¸ ²
.
ž¿ Á²¿ º ²¶² » ²¹ ¿Â ¾¿²Ëµ¹³²¿
¹ ¶Ä ¸¾¸½ ¾³¹º ²¿ º ¾Â ²·² · ³²¸² µ ¾½Ä ²¼
 ¾¿²Ëµ¹³²¿ º¾·Ä ²
(
ÌÄ;¸½Ä ³Á,
ÎÏÐÑÒ ÎÓ Ð).
ÊÄ ²¶Ä  ¾¸¾¿¶²µ²¿ · ³²¸ ² ½² ³Ä ²º ²¿ ¶¾³È²· ¹ ½¹ »²¸²¿²¶ ¾» ²¼· ¹ » ²ºÄº ²¿  ¾¿ ²Ëµ¹³ ²¿¿²µº²¼ · ³²¸²¶¾³µ¾½Ä ¶ Æ»¾¼µ Ķ³²· ²³²,
º ¾¸Ä· ¹ ²¿ · ¹¶ ²Ëµ¹³º ²¿ º¾¸½²»¹ Æ»¾¼ ²º ¶ Ƴ · ²¿ ²º ¶ ³¹µ ´²¿Á ½ ¾³Â¾³²¿Ô Õ²µ ¹»Â ¾¿²Ëµ¹³²¿ · ²³¹ µÄ ¶³²· ² ³²
,
 ² ³²  ¾¸²¹¿Ã · ²¿ Ƴ²¿ Á-
Ƴ ²¿ Á ´²¿ Á ¶¾³» ¹½²¶ · ²³¹  ¾¸½Ä ²¶ ²¿ · ³²¸ ² ¶¾ ³µ ¾ ½Ä ¶ ¸ ¾¸ ½¾³¹º ²¿ ¾¸²¼ ²¸²¿ » ²¹¿ µ¾É ² ³² Ä ¶Ä¼ º ¾Â ²·²Â ¾¿Æ¿¶Æ¿¸²ÄÂÄ ¿Æ³²¿ Á
-
Ƴ²¿Á´²¿ Á¸ ¾¿¾» ¹¶ ¹· ³²¸ ²¶¾³µ¾½Ä ¶.
Ų¸ Æ¿Æ
(
ÎÏÐÖÒ Î× Ï-
ÎÓØ)
¸¾¿Á¾¸Äº²º ²¿ ½ ²¼Ù² ¶¹ Á² Ä ¿µ ij  ¾¿¶ ¹¿Á · ¹ · ²»²¸ · ³²¸² ²· ²»²¼ Ä ¿µ ij ¶ ¾º µ · ³²¸²,
Ä ¿µ Ä ³  ¾ ¸¾¿¶ ²µ²¿Ã · ²¿ Ä ¿µ Ä ³ ¾ ¿Æ¿¶Æ¿Ô Ú¾¸½²É ²²¿ ¶¾ºµ ·³²¸² ¹¿¹ µ ²¿ Á²¶Â¾¿ ¶¹¿Á ½² Á¹ ¾¿Æ¿¶ Æ¿ º ²³ ¾¿ ² ¸¾¸½¾³¹º ²¿·Ä ²Â ¾¿Á²»²¸²¿ µ¾º ²» ¹ Áĵ · ²»²¸ µ²¶Ä
Ù²º ¶ÄÔ Ú¾¿Á²»²¸²¿
 ¾³¶ ²¸² ²·²» ² ¼ ¼²µ ¹ »
 ¾³¶ ¾¸Ä ²¿¿´²·¾¿ Á²¿¶ ¾ºµ·³²¸²· ²¿Â¾¿ Á²»²¸² ¿º ¾·Ä ²½¾ ³Ä  ²Â ¾¿ Á²» ²¸ ²¿´² ¿ Á
(23)
ÝÞß àáâáãâä å àä æä ç æä Ýèâéâ á Þâ ßâäêâ Ýâ çâäë ã à å àé àä çâßâä çâä åâ á àãâì
åàéáâ íâ âäçàã ßÝèâéâßàá àìîéäêâ
.
ïâé îäìàá Þðì âä ñî çòâé æä æé àäëîäëãâ åã âä áâðóâ ãà ëâëâìâä åàéàäçâßâä ß àáî âð Ýèâé â çÞÝâ ã áàèâèç Þ ã à ëâëâìâääêâ ß àáâëâÞçàã ßÝèâé â
.
ô àáâ ëâ Þåàé á à èÞåàäâõ ß Þèâäã àÝî â
,
ÝÞéàä ß Þß àä Þåàèçîä ñîãâä Ýâì âé Ý èâéâ é àéåîä êâÞ ã àîäëëîìâä Ýâä ã àì àéâðâäö ò èâéâ Ýâ åâ ç é àé á àèÞãâä å àä ëâ èîðàé æß Þæä âì êâ äëìàá Þð áà ßâ è Ýâä çàèâèâð åâ Ýâ åàäÞãéâ çä êâ
.
ò àäëâä éàäêâã ßÞãâä åàèÞ ß çÞó â ÝÞâ çâßåâä ëëî ä ëß àíâ èâìâäëßîäëÝâäã æäã èàç ß àèçââã çæè êâ äëé àä ñâìÞäã æé îä Þãâ ß Þ ì âä ëßîäë
,
åàä Þãé â ç âãâä Ýàäëâä éî Ýâð ç àèëîëâð àéæß Þä êâ.
÷àìàé âð âääêâÞâìâðåàèçîä ñîãâäÝèâé â çÞ ÝâãÝâ åâ çÝÞä Þãé â çÞÝàäëâäßîâ ß âäâÝâäß Þçîâß ÞàéæßÞêâäë ßâé â îä çîãã àÝîâ ãâìÞäêâ
.
øâ á àèá àÝâ Ýàäëâä ãâè êâ åèæßâ Ýâä åî Þ ßÞ.
ù ÞÝâã âÝâ åàé àä ç âßâä êâ äë ç àèñ âÝÞ ßâé â åàèßÞ ß Ýâä é âéåî é àä êâ ñ Þãâä ã àß àèâëâéâäà õàãåß Þã æìæëÞßåàä æä ç æääêâ(
úâß ßâ äî ÝÞäûÞâò àó æñâ ç Þ,
üýþý ÿ-
).
ò èâéâ Ýâåâ ç ÝÞâäë ëâ å ßàáâëâ Þ Þä ç àèå èàçâ ßÞ åàäîìÞß ìâã æä ç àä çâä ë ð Þ Ýî åö
ä ßî èÝâßâ èäêâêâãä Þåà èâßââäðâß èâç
,
ã æä õìÞãÝâäèàã æä ß ÞìÞâ ß Þé àèî åâã âäîä ßî è î çâé â åàäëâì âéâä éâäîß Þâ(
ô æàé âä ç æ ûÞâ ò àóæ ñâ çÞ,
üýþýÿ).
÷æä õì Þã ÝÞâèçÞãâä ß àá â ëâ Þ åèæß àß ß æß Þâì âä ç âèâ Ýîâ æèâäë â çâî ì àá Þð(
âçâî ã àìæé åæã),
ÝÞéâä â ßâìâð ßâçî åÞðâã á àèî ßâð â é àä êÞäëã Þèãâä åÞð âã ì â Þä Ýàä ëâä éàäëðâäíî èã âää êâ âçâîé àé áîâ çä êâ çÞ Ýâã áàèÝâêâ
(
ó Þã ÞåàÝÞâ.
æè ë/konflik).
Haryati (2009:
4)
mengungkapkan bahwa konflik adalah situasi pertentangan antar partner yang
memiliki kepentingan yang berlawanan. Mereka tidak hanya mengubah
masyarakat dan kepentingan kelasnya, tetapi juga merupakan penyebab perubahan
sosial. Ada dua jenis konflik dalam drama, yaitu konflik luar dan konflik dalam.
(24)
,
,
.
(
quaβ, 1998: 78).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa drama adalah
sebuah karya sastra yang dipentaskan oleh beberapa pemain, dengan berbagai
karakter, di atas panggung dengan mengucapkan dialog dan gerak. Biasanya
pementasan didukung dengan tata panggung, tata rias dan busana serta tata lampu.
!"#
r
!$ !%&! "'!(!) !#Sastra menjadi “hidup” karena ruh dari kenyataan sosial yang
digambarkan secara mendetail di dalam tubuh sastra itu sendiri. Dapat dikatakan
pula bahwa sastra meniru (teori mimesis) kehidupan masyarakat dan berkembang
atas sudut pandang subjektif pengarang. Sastra dapat dikaitkan dalam berbagai
elemen masyarakat, mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan adat
istiadat maupun kebiasaan. Wellek dan Warren (1995: 109) mengungkapkan
bahwa permasalahan studi sastra menyiratkan permasalahan sosial: masalah
tradisi, konvensi, norma, jenis sastra (
genre
), simbol dan mitos.
Sastra menyajikan kehidupan dan sebagian besar kehidupan terdiri dari
kenyataan sosial, meskipun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif
manusia (Wellek dan Warren, 1995: 109). Eastman
(1995: 31) berpendapat
bahwa kebenaran dalam karya sastra sama dengan kebenaran di luar karya sastra,
(25)
,- ./0 1 2/32 4-56 -/ 7 0742 8- 407 ,-/ 3 9-1 -4 90 : 6 .40.-/; <6/ 0- ,-/ 3 90 =014- .-/
/ >?2@0 7 - .-/ 90 .>/ 4A-7.-/ 92/3-/ .2:2/-A-/ 90 : 09-/3 0@86 7 >7 0 -@
.
B24-10 12/3-A-/ 3 9-/ 4 2A 64-8 - 1 2/,-0A 82/30 A- : - 5C - 4 63-7 64-8 - 82A 2.- -9-@- 582/28 6 .-/ 9-/ 8 2/,- 81 -0 .-/ 12/ 3 24-56-/; D -9-5-@ 7 2:2/ -A/,- E6/37 0
64-8 -/,- -9 -@- 5 828: 6 -4 .04- 82@05-4 -1- ,- / 3 7 2 5-A0
-
5 -A0 7 69- 5 -9- 90 921-/ .0 4-9-/828:-,-/3. -/-1-,-/ 37 2 =- A-/,- 4 -769- 590.24- 560.
F2@-@ 60 7 -74A- 8-7,-A - .- 4 8 -81 6 82/,-9 -A0 5- @
-
5-@ ,-/ 3 -9- 90 72 .0 4-A 82A2 .- ,-/3 72:2@68/,- 409- . 90 7-9 -A0.
G -@-
5-@ 7 2.2 =0@ -1-1 6/ /-81- . .2 40 .-90-/3.- 4.29-@-8.-A,-7 -7 4A-.
H -74A-I 63-828 : -C-9-/8 2@ 21-7 .-/28>7 0 1-A-128:- =-/,-.
D @- 4>(
?0-J2@@2 . 9-/J-AA 2/KLMMNOPN)
:2A1 2/ 9-1 - 4 :-5C - 9A-8-4A-3290 9 -/ 9A -8 - .>8 2 90“
8 2861 6. 9-/ 82/,6: 6A .-/ 28 >7 0 ,-/ 3 7 2 5-A67 /,-.0 4- 8 -40 .-/; Q R >/ >/ S>2 452 42A: 2:-7 9 -A0Weltschmerz
7 24 2@- 5 0 - 82/ =0 1 4- .-/ .-A,-/,-,
The Sorrows of Werther.
H 2 >A -/ 312/ >/ 4>/9A-8-4A - 3290- 4- 61 28 :-=-/ >?2@ I63- 82/ 3-@-80 1 2A-7 - -/ @ 2 3-.
Emosi yang terfokus dalam karya sastra,
terlepas pada akhir pengalaman estetis mereka sehingga mendapatkan
“ketenangan pikiran.”
Hubungan erat yang bersifat deskriptif antara sastra dan masyarakat adalah
sosiologi pengarang, profesi pengarang, dan institusi sastra. Masalah pertama
yang berkaitan di sini adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial,
status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan
pengarang di luar karya sastra. Yang kedua adalah isi karya sastra, tujuan, serta
hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan masalah sosial. Yang
(26)
VWXYZ[\ X Y] Y^Y[ _ W X`YaY ^ Y[Y b _ W`cY dY ] Y b ]Y ` _YZ a ea \ Y^ ZY X fY a YaVXY
(
g W^^ WZ ]Y bgY XXWbhijjkliii).
m WbnYXY bn ` WXo_ YZY b p W`cYVY b YbVY XY a o Y Vo Z W^e `_ eZ V WX[Y]Y _
Z W^e`_ eZ^Y\ bqr XV\ b fY
,
_ WbnYXY bnaWcY nY\Y bnne VY`YafYXYZ Y V,
VWbVo `WbnWVY[o\ ]Y b ` W`\ ^\Z\ _ Wb]Y_Y V YVYa aWnY ^Y Z WpY]\Y b aea\ Y^ ] \ aWZ\ VYXb fY.
sYafY XY ZY V ]Y X\ Z W^e`_ eZ ^Y\ b ] Y_Y V `Wbn WVY[o\ nY `cY XY b _WX\ aV\ tY ] YX\ Z W^e `_ eZ VWXa Wco V`W^Y^o\ ZY XfY aYaVXY fYbn ]\ Vo ^\ a V WXaWc o V
.
uoco bnY b Y bVY XY ^YVYX cW^YZY bn _ Wbo ^\ aY b ZY X fY V WXaWcoV,
]Y `_ YZ aea \Y ^ fY bn VWXpY]\ YZ\ cY V _ Wbo ^\ a Yb ZY XfY,
`Yo_o b [Y ^-
[Y ^ fY bn VWXZY\ V a WdYXY ^Ybna o bn ]Y ^Y ` _XeaWa _ Wbo ^\a Y b \ b\ ^Y[ `WXo_YZY b ]Ya Y X ]Y X\ Y ]Y bfY _WbW^\V\ Yb YbVYXY a Ya V XY ]Y b `YafY XYZY V.
v WbnY b ZY VY ^Y\b Y]Y ^Y[ a YaV XY ] Y_Y V p o nY ]\p Y]\ ZY b aWc Y nY\ ] eZo `Wb a Wp Y XY[ q s \a Y^ bfY,
aW_WXV\ ]\o VYXYZ Y b gW^ ^WZ ]Y b gY XX Wb(
ijjkl iww),
ZY X fY x [YZWa _ WY XW ]Y ^Y ` ] XY`YMerry Wives of Windsor
`W`c WX\Z Y b nY`cY XY b `WbnWbY\ Z W^Ya yY `YbElizabeth. Atau karya Addison, Fielding, dan Smollet yang menampilkan
kehidupan para bangsawan rendahan (
gentry
) dan pendeta di pedesaan pada awal
abad ke-19.
Kesimpulan yang dapat diambil ialah sastra adalah salah satu bentuk
elemen yang melekat dalam masyarakat. Sastra dapat mengungkapkan apa saja
yang melingkupi masyarakat tersebut. Ia dapat berupa realita, sindiran, ungkapan,
kisah, mitos, sejarah, maupun harapan. Sastra dan masyarakat tidak terhubung
begitu saja, melainkan mereka saling berkait melalui pengarang. Di sinilah
pengarang berperan penting untuk menyampaikan dan mengungkapkan apa yang
(27)
|} |} |~ | || || } |~|| | | | | |||| |} |~ |
| | |}| ||| |
.
osiologi Sastra
~ || ||~ } | | | ~ } | ||
.
~ ||~ } || | ||sosio
(
|,
socius
| | |-
||,
|| |,
|)
} |logi
(logos
| |} |,
| || | ||).
|| | |~ | | | | |,
socio/socius
| | | | |,
logi/logos
| ~ || } | | | | |sas
(
| |)
| || | | |
,
} | .
|tra
| |~ |,
|||.
~ |}|~ | ~ | || } |} | | | | |}} || (das Sein),
| |}|||| | | |}(das Sollen).
|~| | | | | ~| | |~ | ,
,
} | ||(
| |,
-
).
|| | | || } ~ | | | }| |
| ~ | | } |
,
||} | | | ||~ | | | | |} | | | | | } | || |
-
| || || ||
.
| | | |} | |~| || | } | } | |
-
| || || || |} }}|~| |.
| | | |} | | | | | |~ ||} |||| |
(28)
¡
6
¢£ ¤ ¥¦ §¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦«¬ª ª ª ¨ª® ® ¯°¯± ©ª ± ²§ª ¬ª®
(
§ ª ¨ ³´ «§ ´)
ª±«ª ¬ª ¦ ª¦ « ¬ª ³± ©ª ± µª¦¶ª ¬ª´ ª «.
¤ ª¦«¬ªµ ³±¶ª · § ´ª± ©ªµ °ª ¬ª ±¬ ³ª¨§ «ª´ ³®§ ¯¸ª ±£¹³®§ ¯¸ª ±¶ª± ©«³¬º ³¬µ§ ±
§ª ¨ªµ ± ¶ª¦³°ª©§ª ±°³¦ ª¬°³¬ª¦ª¨ª ¬§´ ³± ¶ª «ª ª±¦ ¥¦ §ª ¨
.
¹ ³®§ ¯¸ª ±§±§°³¬´ª§ «ª ± ³±©ª ± ® ¯°¯± ©ª ± ª ±«ª ¬ ª±©©¥ « ª µª¦¶ª¬ª´ª «,
ª±«ª ¬ ´ ³¨¥µ ¸¥´» µª ¯¸¯± ª ±«ª ¬ ¸³¬§ ¦«§ ²ª § ª ¨ªµ °ª«§ ± ¦³¦³¥ ¬ª ± ©.
¼³¨¨³´ ª ± ¼ ª¬¬ ³±(
½¾¾ ¿À ½½ Á)
µ ³± ©ª «ª´ª ± °ª® ²ª,
´ª ¬ ¶ª ¦ª¦ « ¬ª µ³± ©³´¦¸ ¬³¦ § ´ª± ´ ³®§ ¯¸ª±» «³«ª ¸§ ´ ³¨§ ¬¯ ´ª¨ª ¯ §ª ±©©ª¸ µ ³±©³´¦¸¬³¦ §´ ª±¦³¨³± ©´ª ¸-
¨ ³± ©´ª¸±¶ª.
³¥ ¬§
-
«³¥ ¬§¦ ¥¦ §ª ¨¦ª¦«¬ª¦¯ª®ªª¦³·ª´Ãªµª ±Ä ¨ ª «¥ ÅÆ ¬§¦ «¥ « ³¨ ³¦(
ª °ª´³ -¿Å¢ ÇÈ).
Ä ¨ª «¥ « ³¨ª® µ³¨ ¯´§¦ ´ª ± µ³´ª±§ ¦ µ ³ ª ±«ª ¬ ® ¯°¯±©ª± ¦ ª¦ «¬ª ³± ©ª ± µª¦¶ª¬ª´ ª «±¶ª ª ¨ªµ °¯´ ¯±¶ª,
É ³¸¯ °¨§´(
ɪ «±ª,
ÊÁ½½ À ¢).
˪µ¯±» ´ ³°³¬ªª ª ± ¦ ¥¦ §¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦ « ¬ª ¦³°ª©ª§ §¨µ¯ ¶ª ± © °³¬§ ¬§ ¦³± §¬§ ª ± µ³±©©¯± ª´ª ± « ³¥ ¬§ ª ±µ ³«¥ ³ §¨µ §ª®» °ª ¬¯ ª ª µ¯¨ª§ ª °ª ´ ³ ½ Ì» § µª ±ª °¯´ ¯ ¸³¬«ªµª ¶ª± ©
µ ³±©¯¨ª¦± ¶ª ªª ¨ª®
The Sociology of Art and Literature: a Reader
´ª ¬ ¶ª ͧ ¨ «¥± È.
ƨ°¬³º® «,
Ϊµ³¦Ï.
Ǫ¬±³« «,
ª ±Íª¦¥ ±Ð ¬§ÑѸªª½¾ ÒÁ(
ɪ «±ª,
ÊÁ½ ½ ÀÒ).
Æ ±ª ¨§¦ §¦ ¦¥ ¦§ ¥ ¨¥ ©§¦ «§ª´ °³¬µ ª´¦¯ ¯±« ¯´ µ ³± ©¯¬ª ± ©§ ®ª´§´ª « ¬ ³´ªª± ´³
ª ¨ªµ Ѫ´ «ª
,
¦³°ª¨§´ ± ¶ª ¦ ¥¦ §¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦« ¬ª ·¯©ª «§ª´ °³¬µª´¦ ¯ µ ³µ°³±ª ¬´ª ± ®ª´§´ª « Ѫ´ «ª ´³ ª¨ ª µ ¯±§ª §µ ª· § ±ª¦ §.
¯·¯ª ± ¦ ¥¦§ ¥ ¨¥ ©§ ¦ ª¦ «¬ª ªª ¨ª® µ ³±§±©´ª«´ ª ± ¸³µª® ª µª ± ª ±«ª ¬ª ´ ³«³¬´ª§ «ª± ¦ª¦«¬ª ª ± µª¦¶ª ¬ª ´ª « ª ±µ ³±·³¨ª¦´ª ± °ª® ²ª ¬³´ ªª ± «§ª´ °³¬¨ª ²ª ±ª ± ³±©ª ± ´ ³± ¶ª«ª ª±£ ¹ ª ¬¶ª ¦ª¦ «¬ª
§ ° ¯ª« °³¬ª¦ª ¬´ª± §µ ª ·§ ±ª¦ § «³«ª ¸§ ´ ³¬ª ± ©´ ª ±¶ª · ¯ ©ª °³¬ª¦ ª¨ ª ¬§ ´³¬ª ± ©´ª
³µ ¸§¬§ ¦ ± ¶ª
.
Óª «§ª´ ®ª±¶ª ©³·ª ¨ª § ±§ Ô§ ¯ª ¨,
« ³«ª ¸§ · ¯ ©ª ©³·ª ¨ª ¦ ¥¦ §ª ¨(
ɪ « ±ª,
ÊÁ½½ À½½).
(29)
× ØÙÚ ØÛ ØÜÚÙÝ ÙÞßÝàáâ ÜÜÝ ãäâÜåÝâæäÝæÚ ÙÚ çÛÚâÚÛàäèÝ â Üãáßã áæÝèÝ â Üéä Ü Ý
æÚ Þ ØçÝâÜ ØÛáê æä Ý Þá ØßÚ èÝâ Ü ã áßãáæ Ý
.
ëÝÙÝ Û Ýê èÝâ Ü æÚ ç áß ÞÚàãÝâ ÜåÝâ ÝæÝÛÝê æ ØàÚâÝ ÙÚâèÝ æ Ý ÛÝ à Ýâ Ý ÛÚÙÚÙ ÙáêÚ âÜÜÝ Þäé äÝâ èÝ â Ü æÚ àÝå Ùäæ æ ÝçÝ Þ ÞáßìÝ çÝÚàÝå ÙÚ àÝ Û
.
×áìÝßÝ åß Øâ Ø ÛØÜÚÙ ÞáØßÚ Ù ØÙÚ ØÛ ØÜÚ ÙÝ Ù ÞßÝ æ ÝçÝ Þ æÚ ÜØÛØâ ÜåÝâ àáâé ÝæÚ á àçÝ Þ åáÛ ØàçØå í èÝÚ Þä(
î)
Þá ØßÚ-
Þ á ØßÚ çØÙÚ ïÚÙÞÚå(
êäãäâÜÝâ Ùá ÝßÝêí åáã áßÝæÝÝâ åÝßèÝ ÙÝ Ù Þß Ý æÚ ÞáâÞäåÝâ ØÛ áê Ù Þßäå Þäß ÙØ ÙÚ ÝÛ), (
ð)
ÞáØßÚ-
Þá ØßÚ ß áñÛáå ÙÚ(
êäãäâÜÝâ æ òÚ ÝßÝêí Þá ÞÝ çÚ ÙÝ Ù ÞßÝ àÝÙÚê ãáßÙÚñÝ Þ çÝ ÙÚñ), (
ó)
Þá ØßÚ-
ÞáØßÚ æÚÝ Ûáå ÞÚå(
êä ãäâÜÝ â æ òÚ ÝßÝêí ÙÝ Ù Þß ÝæÝâàÝ ÙèÝßÝåÝ Þã áßÝæ ÝæÝ ÛÝ àå ØâæÚ ÙÚÙÝ ÛÚ âÜàáâ áâ ÞäåÝâ),
æÝâ(
ô)
Þá ØßÚ-
ÞáØßÚ çØÙ ÞÙ Þßäå ÞäßÝ ÛÚÙ àá(
êäãäâÜÝâ æ òÚÝ ßÝêí ÙÚÜâÚ ñÚåÝ ÙÚ åáæäÝ Üáé Ý ÛÝ êÝæÚß ÙáìÝß ÝÙÚàä Û ÞÝâ) (
õÝ Þâ Ý,
ðö îî÷îø-
ðî).
ùá ØßÚ Ù ØÙÚØÛØÜÚ ÙÝÙ ÞßÝ èÝ âÜ ÞáßåÝÚÞ æ áâ ÜÝâ çáâáÛÚ Þ ÚÝâ Þáßê ÝæÝç æ ßÝ àÝ
Der
Besuch der alten Dame
Ý æÝ ÛÝê ÞáØßÚçØÙÚ ïÚÙÞÚåí åÝßáâÝåÝ ßèÝÙÝ ÙÞßÝ Þá ßÙáãä Þ æÚ ãäÝÞ Ý ÞÝ ÙæÝ ÙÝßåßÚÞÚ å ÞáßêÝæ Ý çÜáé Ý ÛÝÙ ØÙÚ Ý Û èÝâ ÜÞá ßéÝæ ÚæÝ ÛÝ ààÝ ÙèÝßÝå Ý ÞæÝâÙ Þßäå Þä ßÙ ØÙÚÝ Û èÝâÜ æÚ åÝâæäâ ÜâèÝ
.
×á çáß ÞÚ Þ áØßÚ Ù ØÙÚ ØÛ ØÜÚ èÝ â Ü æÚ äâ ÜåÝ çå Ýâ Ø Ûáê ëÝ ú ûáãáß àáâÜáâÝÚ Ù ÞßÝ ÞÚ ñÚåÝ ÙÚ Ù ØÙÚÝ Û,
ÝæÝ ÞÚÜÝ æÝ ÙÝß Ù ÞßÝÞÚ ñÚåÝ ÙÚ Ù ØÙÚ ÝÛ,
èÝÚÞä(
î)
æÝ ÙÝß áå Øâ ØàÚ,
æÚäå äß æÝßÚ çáßãáæÝ Ýâ ÞÚâ ÜåÝ Þ çá àÚ ÛÚ åÝâ Ý ÞÝä çáâ ÜäÝ Ù ÝÝâ ÝÞÝÙ Ùä àãáß-
Ùä àã áß çßØæ äåÞÚñ; (2) dasar budaya, ikatan subjektif anggota dalam
status sosial, kesamaan gaya hidup, maupun keturunan; serta (3) dasar politik,
kemampuan mempengaruhi orang lain ataupun memaksakan kehendak kepada
orang lain. Teori mimesis yang diungkapkan Plato dan Aristoteles, bahwa karya
seni sebagai tiruan masyarakat, pun berkaitan dengan drama ini.
Menurut Aristoteles (via Luxemburg, 1986: 17) mimesis tidak
semata-mata menjiplak kenyataan, tetapi merupakan sebuah proses kreatif. Penampakan
(30)
ü
8
ýþÿ ÿ ÿ þ
-
þ ý þ ÿ,
þ ÿ ýÿ ÿ þ ÿÿþ ýþÿ ÿ þÿ þ ÿ ýÿ þ ÿ
.
Poetica,
þþ þÿ þ ý ýÿ þþ ÿÿÿ ÿ þ þÿþý þ ÿ ÿ þ
.
ý þ ÿ ÿ þ ýÿýþÿ ÿ þ þ þ ÿ þÿ þÿ
“
ÿ þ” (konsep
-konsep umum). Kenyataan yang menampakkan diri sebagai unsur-unsur yang
kacau balau dipilah oleh penyair. Unsur-unsur tersebut disusun menjadi suatu
gambaran yang dapat dimengerti yang disebut sebagai kebenaran yang universal.
Teori mimesis telah diubah dari zaman ke zaman oleh teori estetika
(filsafat tentang keindahan) dengan berbagai perkembangan. Pada zaman
Renaissance konsep mimesis dipengaruhi oleh pandangan Plotinus, seorang filsuf
Yunani pada abad ke-3 M. Teori mimesis saat itu mengemukakan bahwa seni
merupakan pencerminan langsung dari ide-ide. Dapat diasumsikan bahwa susunan
kata dalam karya sastra tidak menjiplak langsung kenyataan indrawi, melainkan
mencerminkan kenyataan hakiki yang lebih luhur. Namun kemudian seringkali
ditafsirkan secara sempit, yaitu gaya hidup tertentu dikaitkan dengan suatu gaya
sastra tertentu. Misalnya karya tragedi menuntut untuk menampilkan tokoh-tokoh
berkedudukan tinggi, sedangkan karya komedi menampilkan rakyat jelata
(Luxemburg, 1986: 17-18).
Konsep mimesis tersebut berubah pada zaman Romantik. Aliran Romantik
justru memperhatikan yang aneh-aneh, tidak riil dan tidak masuk akal. Karya seni
tidak mengutamakan lagi apakah ia menampilkan kenyataan indrawi atau tidak.
Tetapi teori Aristoteles dalam ilmu sastra modern kembali diperhatikan. Terdapat
(31)
9
-
! " # ! "#$% % ! & ' ( ) ) #! * + % ! % ! ! )!, , ! ) ) ## &$modul
(
& " !)
# ! "! % ! ! - .# & ' ) , # /$! !,
0 ) 1 ) #!" % ! & '( 1 $ , # , % ' ! # $ + % ! $ $ !+) ( & 1 %
,
#1 !% ! 2$" )&$ ' % ) $ ! " ! % - 3 ! '$&$!" ! $1 ' , # ## + % ! +!" ! ! ! " +&$ !-
+ &$ ! # !$ )(
4$ 5# &$ ",
6789:68).
; & & + +! " ! , )< # % ) )1 " ) ) , + , % !
) & " 1# $ ! " ## ' # , ! # #& ' ) '$&$!" ! !
% ) ) , ! # ) %
.
= )1 " ) ) #! " ! 1 ) ) '$&$ !" ! % ,$ !,
+ ! ! ) ) , 1 # # ) %,
) )+%-
) +% , ! $! )$ ! " % ! ,$! " , , 1 # !.
. ) % ! " , ! 1 ) ) , 1 ' # ) % !" & , , 1 !"%$ + %) &$ $ # ) % ! " #!2 , 1 &1 % ! " * + ! % )&$
.
. % , $< +! 1 ! ! # !""$! % ! % " , > ! $ ) ) 1 ") ) , 1 ' + # ' # ! ' , + % ) ) ) % 1 "$ ) '$&$ ! " !! ,!" !
# ) % ! "#1 & 1 % ! "!
.
. ! " ! 1) ))$ $% ) ) ! $ , % ' ! )% , # # & * ) * & $1 ! "-
$1 ! ",
+ 2$" ##+1 2 '$&$!" !! , ! " !# ) % $ # $! $%# !"% 2, #Der Besuch der
alten Dame
!.
;-
, !" , , + % ! ,"$! % ! $! $% #!" '$& " # ! '$&$! " !# ) % , ! " !, # !
.
?@ A
ondisi Sosial
3 ! , ) ) ) 1 , 1 ' % , ! # ) % )$ $ ! " + , ) !$
(32)
C
0
DEFGFF H IF HJ FGF
,
KLMNF KL,
FMFN HEJF OF IFHJ P EP QEHJFONRL DER LG N QFHS DEK ETFR M EOFF HS G FH RNUNHJF H P F HN KLF GFVFP P F K IF OFDF M(Social condition is an
existing circumstance, situation, or state affecting the life, welfare, and relations
of human beings in community) (
WW W.
EL XHEM.
EN OXQF.
EN).
YXHGL KL IF HJ GL UFR FK QFGF QEHEV L ML F H L HL FGFVFR DX HGL KL GFVFP ULGF HJ
K XKLFV
,
EDXHXPLGF HQXVLMLDZYXHGLKLEDXHXPLFG FV FRDEFGFFHUFLDF MFNV FH[FOGF H MEO K EHGF M HIF QEO TFVF HF H EDXHXP L(
DUUL.
W EUZLG).
\E]L HLKL VFL H P EHJEPN DF DF H UFRWF DXHGLKLEDX HXPL FGFVFRK MF MN KQXKL KL DENF HJF H HEJFO F QFGFQEOL XGE WF DMNMEO MEHMN
(Economic condition is status of country's financial position at a specific
period of time) (
W W W.
UN KLHEKKG L[MLXHFOI.
[XP).
^K MLV FR“
EDXHXPL” dalam ilmu
sosial memiliki dua bentuk arti, yaitu arti dasar dan arti formal. Arti dasar
ekonomi berkenaan dengan ketergantungan antara manusia dan lingkungan alam
dan sosialnya. Menurut Levine via Deliarnov (2006: 6), istilah ekonomi
mengandung banyak arti. Ada yang memaknai ekonomi sebagai “cara”
melakukan sesuatu. Ada juga yang memaknai ekonomi sebagai “aktivitas” yang
biasanya ditujukan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Selain itu, ada
pula yang melihat ekonomi sebagai “institusi” seperti dalam istilah ekonomi
pasar.
Inti dari masalah ekonomi adalah kondisi kelangkaan. Kelangkaan ini
mengakibatkan tiap kelompok masyarakat dihadapkan kepada masalah ekonomi.
Empat masalah ekonomi yang utama adalah alokasi, produksi, distribusi, dan
konsumsi. Masalah alokasi terkait dengan masalah pembagian berbagai sumber
daya (sumber daya alam, manusia, dan modal) yang dimiliki oleh suatu kelompok
(33)
abc ad efg eh ih j d fijh ch b kglm adnj iabh o fbi phnjqdhb ehgh bi hch a rhn h
.
shn h qh p kglm adn j efg paeabih b mfbih b akhth o fbiaeh p efbcad kglm adn j o fbrhm j ehgh bimh brhnh thbi mhkhc m jia bhdhb abcad ofofbapjd fe acaph b o hn th ghdhc
.
shn hqhp m jncgj ean efgdh jchb m fbihb hd cju jchn kfb tho k h jh b ehgh bi mh g j kglman fb d fdl bnao fbv shn hqhp d l bn ao nj cfgdh jc m fbih b akh th ofo j qjp mhg j efefghkh
h qc fg bh cjwdl bnao n jth b ihmh
(
xfqjhg blu yz{ {|}~).
hchkl q jcjdmh qhoefghgc jkfbifch pahbo fbifbh jdfchch b fihg hhbh cha
d fbfihg hhb ynfk fg cjn jncfomh bmhn h gk fofg j bch phb
,
n fmh bidh bdh chdl bm jnjefghg c j k fgnthg hch bh ch ad fhm h h b(
deej.
fevjm).
shd hdlbm jn jkl q jcjdhmh qh pd fhm hh bh cha njc ahnj thb i efgdhj ch b mfbih b dfchch bfihgh hbv xfw jb jnj klqjc jd ofo j qjd j eh bthdhgc j th bi m hkh c m jd hj cdh b m fbih b eh b th d phq
,
nfk fg cj d fdahn hh by l cl gj chn y d fpjm akh bk aeqjd yk fofgjbch pyoh ak abbfihg h.
jqhjhm jd hj cdh bm fbih bfd l blo j,
ohdh jh mhk hc mjh gc jdhb nfeh ih j k fo fg jbchpy nfeh ihj d fpjm akh b k aeq jd y mhbnfehih j l clgj chnabcad ofbihqldhn jdh bn aoefg
-
nao efg mh bbjqh j-
bjqh j(
fuj bfujh x fq jhgblu yz{{|}).
l q jc jd n fehih j kfofgj bch p ofbhd ak dfnfq agap h b hd cju jchn y kgln fn y m h b
n gadcagk fo fgj bch pyc fgohnad j bncjc anj
,
pad aomh b d fejrhdh bv h efgifg hd n feh ih j lgih bjn hnjmh b h cagh b-
h cagh bvOrganisasi ini merujuk pada struktur yang konkret,
seperti pengadilan, badan logistik, birokrasi, dan partai politik. Aturan merujuk
pada hak dan kewajiban. Politik sebagai publik merujuk pada peristiwa-peristiwa
yang melibatkan banyak orang, sedangkan politik sebagai otoritas pengalokasian
merujuk pada cara dalam pengambilan keputusan tentang produksi dan
pendistribusian sumber-sumber (Deliarnov, 2006: 7). Menurut Mochtar (via
(34)
),
¡ ¢ £
Ekonomi berkaitan dengan penciptaan dan pendistibusian kekayaan,
sedangkan politik berkaitan dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan.
Bentuk kekayaan terdiri dari aset fisik (kapital dan tanah) dan aset nonfisik
(sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan), sedangkan kekuasaan dapat
muncul dalam bentuk militer, ekonomi, maupun psikologis.
Dalam penelitian ini akan dibahas kondisi masyarakat pada kisaran tahun
1940-an hingga 1950-an yang tercermin dalam drama
Der Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt. Kondisi yang diteliti adalah kondisi sosial, kondisi
ekonomi dan kondisi politik. Penelitian ini akan membahas kondisi masyarakat di
Eropa terutama di lingkup negara Jerman.
¤¥ ¦
ondisi Jerman pada Tahun 1940-an
Ketika Perang Dunia II di Eropa berakhir pada 8 Mei 1945, pasukan sekutu
barat dan Soviet membelah Jerman menjadi dua bagian kurang lebih sepanjang
sungai Elbe. Satuan-satuan tentara Prancis yang dibentuk ulang juga ada di
Jerman sebelah barat daya. Dari tanggal 17 Juli sampai 2 Agustus 1945 pasukan
sekutu membahas Perjanjian Potsdam yang akan mengubah nasib Eropa pasca
perang. Mereka meminta pembagian empat zona kependudukan sementara yang
terletak di tempat-tempat yang telah diduduki. Bahkan ibukota Jerman, Berlin,
juga dibagi menjadi empat sektor. Perjanjian Potsdam ini berisi: (1) Jerman harus
(35)
©ª©«¬ ¬® ¯ ª®° ±²¬³ ´ ª®¬³±
, (
µ)
¶ª®©¬ ³ · ²«¬ ±² ©ª³¸¬·² ·°¬ ¹ ²º¬ ¬» ¯ ª´ª³·°·°¯¬ ³¼ ¬ ²½ ° ¶ª ®©¬³ ¾ ²© °® ¿ ºª» À ³² Á¿ ² ª½ ·¬ ³ ¶ ª®©¬ ³ ì ®¬½ ¿ ºª»Ä© ª®²¯¬Á ª®²¯¬
,
ų ±±®²Æ¼·¬ ³ Ç ®¬ ³È²Æ, (
É)
¯¿ ½¬Ã ª ®º ²³·²« ¬±²© ª³¸¬ ·²Ãª ®º² ³ ì ®¬ ½ ·¬ ³ ꮺ²³ ¾ ² ©°®, (
Ê)
·ª© ²º ²½ª®²Æ¬ Ʋ «¬ ±² ¶ª®©¬ ³, (
Ë)
̬ ³Í²± ·¬ ³ ·¬ ª®¬ » ¶ ª®©¬ ³ «¬ ±²¬ ³ ½ ²©° ® Æ °³±¬ ²Oder dan Neisse diberikan kepada Polandia, (6) penjahat
perang harus dihukum.
Keadaan Jerman pada tahun 1945 (
Stunde Null
) sungguh mengerikan.
Kota-kota hancur, industri dan perekonomian lumpuh, dan kematian serta kelaparan
terjadi dimana-mana. Rentang 1945sampai 1950 adalah masa paling kelam bagi
industri Jerman. Sebanyak 1.580.000 orang menjadi pengangguran dan terjadi
imigrasi besar-besaran hingga tahun 1950-an (Meutiawati, 2007: 169). Di tahun
1945 ini pula kuasa pimpinan politik dan militer Jerman dicabut. Para pejabat
yang masih hidup diadili oleh Mahkamah Militer Internasional di Nürnberg. Para
bangsawan pemilik latifundium di sebelah timur sungai Elbe, yang banyak
berperan dalam proses penghancuran Republik Weimar dan pengalihan kekuasaan
kepada Hitler, kehilangan banyak harta dan tanah. Beberapa harus meninggalkan
daerah asalnya akibat dipisahkannya kawasan di sebelah timur sungai Oder dan
sungai Neisse, kemudian ditempatkan di bawah administrasi Polandia atau Uni
Soviet. Tanah-tanah milik sebagian dari tuan tanah tersebut disita dan dalam
rangka
land reform
di zona pendudukan Uni Soviet (Societäts Verlag, 2005: 43).
Pada tahun 1946 Uni Soviet berhenti memasok pangan dari zona mereka di
Jerman Timur dan pemimpin pasukan Amerika Serikat, Jendral Clay, menanggapi
hal ini dengan menghentikan pengiriman peralatan pabrik ke Uni Soviet. Zona
(36)
Ð ÑÒÓÔÕ ÖÔ ×ØÙÚÛÓÜÝÚ× Þ Ú× ßÚÝ àáÑâ ã ÝÛÓ àÚ× ØÚ× Ý ÚáÔ ×Ú ÛÓäÚÕ Õ Ú×ÚÙ
-
Õ Ú×ÚÙ×ßÚ ßÚ× Ø Û ã Þã á,
ÛÔâ Ú× ØÝ Ú× åÑ×Ú-
å Ñ× Ú ßÚ× Ø â Óâãâã ÝÓ â Ó æÓÜ Ú ßÚÙ ç ÚáÚÕ Û Ô ÜÚÜã ÖÔ × ØÓÖàÑá àÚ×ØÚ× ÞÚÙÝ Ú× ÝÔÕ ÓÝÚ Ö ÚÛÚ Û Ô ÞÔÜãÖ àÔáÚ× Ø.
èÔÖ ãâ ÓÚ× é ×Ó Ð ÑÒÓÔÕ Ö ÔÖã Ü ÚÓ ÝÚÖ àÚ×ßÔ ÙãÞã × ØÚ× ÖÚÛßÚ áÚÝ ÚÕ ÖÔ ×Ô ×ÕÚ× Ø ÝÔ ÞÓê ÚÝÚ× ëÖÔáÓÝÚ Ð ÔáÓÝÚÕ â Ú×ÖÔ ×ØÙ ÚÜÚ× Ø
-
ÙÚÜÚ× ØÓàÔÖ Ô áÓ×Õ ÚÙÚ×â ÓÝÔ ÔÖàÚÕåÑ×Ú.
ìÔÖÞÚ×Øã ×Ú× ÝÔÖÞÚÜÓ Û Ô ÝÕÑá Ô ÝÑ×ÑÖÓ ßÚ × Ø ÞÔ á ÜÚ×ØÛã ×Ø íÔ àÚÕ â Ó îÔ áÖÚ×
â ÓÝ ÚÕ ÚÝÚ× ÛÔ Þ Ú ØÚÓ Ý ÔÚêÚÓ ÞÚ× Ô ÝÑ×ÑÖ Ó
.
çÔ ÞÔ áÚà Ú àÔ áÕÚ×â Ú×ßÚ Úâ ÚÜÚÙ àÔÖ ÞÚ× Øã ×Ú× ÝÔÖ Þ ÚÜ Ó ÕÔÖàÚÕ-
ÕÔÖ àÚÕ àáÑâã ÝÛÓ âÚ× àÔ × ØØÚ×ÕÓ Ú× ÖÚÕ Ú ã Ú ×Ø ÜÚÖ ÚReichsmark
Ö Ô ×ê Úâ ÓDeutsche Mark
à Úâ Ú ÕÚÙã × ïðñò âÔ × ØÚ× ÞÚ×ÕãÚ× ÝÔã Ú× ØÚ× ßÚ×Ø Ýã ÚÕ ÑÜÔ Ù ëÖ ÔáÓ ÝÚ ÖÔ Ü ÚÜã ÓMarshall Plan.
Marshall Plan
Úâ ÚÜ ÚÙ à áÑØáÚÖ Ô ÝÑ×ÑÖ Ó ÛÝÚÜ Ú ÞÔÛÚá ßÚ×Ø ÞÔáÕãêã Ú× Ö ÔÖÞÚ×Øã× Ý ÔÖ ÞÚÜÓ ÝÔÝãÚÕ Ú× ÔÝÑ ×ÑÖ Ó×Ô ØÚáÚ
-
×ÔØÚáÚEropa pasca Perang Dunia II pada tahun 1947 sampai tahun 1951.
Bantuan ini juga diberikan pada negara-negara Asia yang terkena imbas PD II.
Sebagai efek dari dua negara adidaya, yaitu Amerika dan Uni Soviet, yang
memiliki ideologi berbeda dan sama-sama berusaha meluaskan pengaruhnya ke
negara-negara lain, timbullah perang dingin antara kedua negara tersebut yang
berdampak pada negara-negara lain, termasuk Jerman yang terpecah menjadi dua
sektor dengan dua ideologi yang berbeda. Perang ini memicu konflik-konflik
regional, contohnya Blokade Berlin di Jerman. Selama bertahun-tahun akibat
pertentangan ideologis yang tidak terselesaikan, terbentuklah Republik Federal
Jerman pada 8 Mei 1949 dan Republik Demokratik Jerman pada 7 Oktober 1949.
Pada 24 Juni 1948 hingga 12 Mei 1949 berlangsung blokade Berlin. Ini
adalah salah satu krisis internasional terbesar pada masa perang dingin. Saat itu
(37)
õö÷ø ù úø ûø ü ýùü þöÿ
,
ùþ,
ùü ùÿùü ùþ ù øø õ ÿöú ü ö.
ü ö ÷öÿù ø ùü ûÿ ùö ü õö ûù ýù þö ù õ ùùõ ûöþÿù ø ùüüù þöþ÷ùõ ö ü ÷ùü ö üö ù ùü
D-Mark
õöû ùýù ùÿ ø ù ûù þø öþ÷ùü ùþ ù ÿ öú ú ù õö ø ø ö þö ù üýü ÷ ö ÷ù õ ù õö ø ø ûùþ ù ø üø ÷ö÷ ûöþ ùü ü ûùý ü öùÿ ù÷ ö ÷ùõ ùü õö ÷ûù ö ö þÿü ûùþù
.
ü ö ÷ö üýü ýü ùü ö ø ùõ ùùü ö üøú ùùõ ù öþÿü ö ø ø ûùþù ÷ö üùü ýýù öüýùü ÷ö ü ýù ù ùü ö÷ûù ùüø ùþù ùü ý ÷ö÷ ûù ù õö ÷ûù ø üø ö üø ø ö þÿü ûùþù
.
ö þÿü ÷ö ÷öþÿø ùü ÿö ûú ù þ.
ü õö ù ú ùþü ù ùÿù÷ ÷ùõ ù ö ÷ûùùü øùþù ü.
üý ù ùü ù þù üýýþõ(Royal Air Force),
ü ý ùùü ùþ ù üöýùþù ö þõö ÷ù ÷ø þùü ÿ ùüüù ùü ü ý ù ùü ùþ ù(United States Air Force)
ùü ý ûùþø õ ùùûö üø ÷öüö þ ûùüý ùüÿ öûúùþ õö ÷ ûù ö ü ýùüö üö þûùü ýùü ö öþÿü
Operasi ini berlangsung selama satu tahun. Peninggalan
nyata operasi ini adalah adanya tiga bandar udara di tiap sektor barat, yaitu Tegel
di sektor Prancis, Gatow di sektor Inggris dan Tempelhof di sektor Amerika
Serikat (id.wikipedia.org).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan kondisi masyarakat Jerman yang
tercermin dalam drama
Der Besuch der alten Dame
adalah kondisi sosial, kondisi
ekonomi dan kondisi politik. Kondisi sosial terbagi dalam ketidakadilan,
ketidakberdayaan dan perubahan sosial. Kondisi ekonomi meliputi kemiskinan
dan perubahan ekonomi. Kondisi politik berupa kekuasaan serta intimidasi dan
konspirasi.
(38)
6
n
l
itian y ang Relevan
! "# "$ # %& $'$( ' %$ ) $
Der Besuch der alten Dame
* $%+$ , %"'%"-& .ürrenmatt telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa
Jerman FBS UNY dengan bidang kajian mengenai analisis unsur-unsur
tragikomedi, analisis struktural drama, dan aspek feminisme. Ketiga penelitian ini
relevan karena memiliki kesamaan pada sumber data yang dimiliki. Yang pertama
adalah penelitian dengan judul “Analisis Struktural Drama
Der Besuch der alten
Dame
karya Friedrich Dürrenmatt” oleh Lusia Aprilia pada tahun 1996. Dari hasil
penelitiannya dapat disimpulkan bahwa alur dalam drama ini dibagi menjadi lima
bagian, yaitu eksposisi, komplikasi, klimaks, peleraian, dan penyelesaian. Alur
eksposisi adalah kebangkrutan perekonomian kota Güllen dan pernyataan
kesediaan Claire memberikan sumbangan uang satu milyar kepada kota Güllen
dengan syarat nyawa Ill. Alur komplikasi adalah perjuangan Ill menyelamatkan
diri dari balas dendam Claire. Alur klimaks adalah Ill menyatakan tidak mau
berjuang lagi. Alur peleraian ialah saat-saat menjelang kematian Ill. Alur
penyelesaian ialah perekonomian Güllen kembali baik. Tokoh dalam drama ialah
Alfred Ill sebagai tokoh protagonis dan tokoh kompleks serta Claire Zachanassian
sebagai tokoh antagonis dan tokoh datar. Latar tempat berada di kota Güllen dan
latar waktu pada tahun 1955. Tema drama ialah tema mayor, yaitu kekuatan uang
yang bisa mengubah moralitas manusia, dan tema minor, yaitu pembalasan
dendam Claire Zachanassian terhadap Alfred Ill. Alur, latar, tokoh cerita, tema,
dan dialog secara struktural saling berkaitan satu sama lain sebagai keseluruhan
dalam membangun drama
Der Besuch der alten Dame.
(39)
12345657 5892:27 6; 65:<2=>4 347
“
?:576@6@A:@ 4=-
4:@4=B =5C6DEF 2363 57 5F G=5F 5Der Besuch der alten Dame
D 5= H5 I=623=6J8 Gürrenmatt” oleh
Sumarmiyati pada tahun 2002. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa unsur
tragedi drama meliputi 1) keberadaan manusia (Claire, Ill) diantara kebebasan dan
keharusan, 2) tokoh utama (Claire, Ill) berjuang melawan keadaan di luar diri dan
di dalam diri sendiri tetapi kalah, 3) tokoh utama (Ill) menderita akibat kesalahan
sendiri, serta (4) adegan-adegannya menimbulkan rasa kasihan. Unsur komedi
drama meliputi 1) sindiran atas kelemahan manusia yaitu kelemahan Claire, Ill,
dan warga Güllen, 2) tokoh utama terjerat masalah akibat kesalahan sendiri atau
orang lain tetapi jalannya adegan menggembirakan, 3) konflik antara walikota
dengan jurusita, Claire dengan kondektur kepala, walikota dan warga dengan
Claire, Ill dengan pembeli, Claire dengan guru dan dokter, guru dengan Claire,
keluarga Ill dengan Ill, ditanggapi dengan tendensi cerah, 4) drama berakhir
dengan suka cita yaitu diakhiri dengan kegembiraan warga menyambut
bangkitnya kota Güllen kembali, serta 5) adegan-adegannya menimbulkan rasa
geli. Adegan-adegan tragis dan komikal teradi karena pada setiap adegan tragis
terhadap unsur humor.
Ketiga adalah penelitian dengan judul “Aspek Feminisme dalam Naskah
Drama
Der Besuch der alten Dame
karya Friedrich Dürrenmatt” oleh Pembri
Elmina P pada tahun 2005. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa konsep
feminisme meliputi konsep kesadaran, kesederajatan dan keadilan. Konsep yang
sering muncul dalam drama tersebut adalah konsep kesederajatan. Dari
bentuk-bentuk perwujudan perjuangan tokoh utama wanita, yaitu menuntut keadilan,
(40)
K
8
LMNOP QRST UV LWN QT W X Q YW
-
XQYW,
UQN L MN OP QRSTYQN LQZOW NQX WT QT W R MZ M LRS QN[ UWU QRQ\Y QN ] QP ^ Q ]MN\S Y _Q N O TMZ WNO LS`SX QU QXQP LMN OPQ RS T UV LW NQ TW XQYW -X QYW.
(41)
a
9
bc bd d defghih jh kdlfm f jdgd cm
cn lop q or sts plopo uvtvs p
w xy xz {| { }y {y { { }z }~ xy xz{| {}y |} } }xy} }| } }| } { x }y
x y xy} x } }|} xy xy }y | x}{| w xyxz{|{ }y
{y { xyy }}y |xy { x { |{ }z {| }|{ xy }y xy x}|}y {z { } | }
w xy x }|}y { z { }|} xy } {z }y { | }{ }y y {{ }} } }| x x|}
} | } } |} { }z w xy xz {|{ }y {y { } }y xyy } }y y { { {}z x y {
}y z {| { }} } }| x }y x { |} |}~y }y }y x{y }yy} }z}
}} ¡
.
bn istslop ouvtvs p
¢}| } }|}}y {z }y }z } xy xz { |{}y{y {{ }z}~ }|}}} }y
}z { }| }y xy y }|} xyy £ }y y { { }}}}| x}y x {| }
|}~y }y }z} { }y {}z x y { } y z{| { }y |x x {y
}z } } } ¡
.
¤n ¥ ¦ §¨ o©is ts
ª x |} } xyxz{| {}y }y { y }}y } }z }~ y } }~ } } «
¬ ¡ }}®{x{ ~¢
ürrenmatt yang diambil dari buku yang
berjudul sama terbitan Die Arche yang bertempat di Zürich pada tahun 1956
setebal 104 halaman dan buku- buku yang relevan dengan penelitian ini.
(42)
3
0
¯
.
°±² ³ ´²P
±³ µ¶ ·¸ ¶ ¹º³¯º »º¼½¾ ¿À¾ Á ½¿ÂÃÄÁà ÅÆ ¿ Ç ÆÈÆ ÉÆ ¿Â Ç À Âà ¿Æ¾Æ ¿ ÊÅ ½Ë Á ½¿½ÅÀÈ À ÆÇ ÆÅ Æ Ë È ½¾ ¿À¾
ÌÆÍÆ
-
ÍÆÈÆÈ ÉÆ ÀÈ Ã Á½ÄÌÆ ÍÆÆ ¿ ÇÎÆÄÆ Ï½ÍÆÎÆ Í½ÎÄ ÆÈ,
ȽŠÀÈÀ,
ÇÆ ¿ ̽Îà ÅÆ ¿Â-
à ÅÆ ¿Â.
Ð ½Ä ÌÆÍÆÆ¿ Ï½Í ÆÎÆ Ì ½Îà ÅÆ¿Â Ç ÀÄÆ¾Ï ÃǾ Æ ¿ à ¿ Èþ Ä ½¿ÇÆÁÆÈ¾Æ ¿ Á½ÄÆ ËÆÄÆ ¿Ä ½¿ÇÆ ÅÆÄ È½ÎËÆÇ ÆÁ ÇÆÈ Æ ÉÆ¿ÂÌ ½Î¾ÆÀÈÆ ¿Ç ½¿ ÂÆ¿¾ Ê¿Ç ÀÏÀÄÆÏÉÆÎƾ ÆÈ ÉÆ ¿Â È ½ÎÇÆÁÆÈ
ÇÆ ÅÆÄ Ç ÎÆÄ Æ ÆÄÆÈÆ ¿Ñ Ò ½È ½ÅÆ Ë ÀÈÃ Ç ÀÅƾà ¾ Æ¿ Á ½¿Í ÆÈ ÆÈ Æ ¿ À¿ ÓÊÎÄÆÏÀ ÉÆ¿Â
Ä ½¿Éƿ¾ÃÈ ¾ Ê¿Ç ÀÏÀ ÏÊÏÀÆ Å ÄÆÏÉÆÎƾÆÈ ÉÆ ¿Â È ½ ÎÇÆÁÆÈ ÇÆ ÅÆÄ Ç ÎÆÄÆ Á ÆÇÆ Å½Ä ÌÆ Î
ÇÆÈÆ ÉÆ ¿Â ȽÅÆ Ë Ç ÀÏÀÆÁ¾ Æ ¿
.
Ð ½¿ÍÆÈÆÈ Æ ¿ ÇÆÈ Æ À¿À Ç À ÅÆ¾Ã¾Æ ¿ ÿÈþ ĽÄÁ ½ ÎÄÃÇÆ Ë ÈÆ ËÆÁÆ ¿Æ ÅÀÏÀÏ ÑÔÕ Ö³×»Ø¶·±³
P
±³ ± ¹´ »´º³Ù¿ÏÈÎÃĽ ¿ Á ½¿½ÅÀÈ ÀÆ¿ ÆÇÆÅÆË Á ½¿½Å ÀÈÀ Ͻ¿Ç ÀÎÀ Ç ½¿ÂÆ¿ Ï ½Â½¿ÆÁ Á½¿Â½ÈÆ ËÃ Æ ¿
ÇÆ ¿¾ ½ÄÆÄÁà ƿÉÆ¿ÂÇ ÀÄ ÀÅ À¾ Àà ¿ÈþĽÅÆ¾Ã¾Æ ¿Æ¿Æ Å ÀÏÀÏÈ ½ÎËÆÇ ÆÁ ¾ÆÎ ÉÆÏ ÆÏ È ÎÆ
.
ÚÕ
K
±ºÛ ׺ܺ³¯º»º
ÝÆ Å ÀÇ ÀÈ ÆÏ Ç ÀÁ ½ÎÅÃ¾Æ ¿ à ¿È þ Ľ¿ÞÆ ÂÆ ¾½ÏÆ ËÀË Æ¿ Ç Æ ¿ ¾ ½Æ ÌÏÆ ËÆ ¿ Ç ÆÈ Æ
.
ß ÂÆ Î ËÆÏÀÅ Á ½¿½ÅÀÈÀÆ ¿ ÇÆÁ ÆÈ Ç ÀÈ ½Î ÀÄÆ ÇÆ¿ Ç ÀÁ ½ÎÈÆ¿ÂÂà ¿ÂÞ Æà Æ Ì¾Æ ¿á Ä Æ¾Æ Ç Æ ÅÆÄÁ ½¿½ÅÀÈÀÆ ¿ À ¿ À Ç ÀÂà ¿Æ¾Æ¿ âÆ ÅÀÇ ÀÈ ÆÏ Ï½ÄÆ ¿ÈÀ¾ Ñ ÝÆ ÅÀÇ ÀÈÆÏ Ï½ÄÆ ¿È À¾ Ľ¿Âþà Î
¾ ½Æ ÌÏÆ ËÆ ¿ Ç ÆÈ Æ Ì½ÎÇ ÆÏ ÆÎ¾Æ ¿ ÈÀ¿Â¾ÆÈ ¾ ½Ï½¿ÏÀÈÀÓÆ¿ Ï ÃÆÈà Ƚ¾ ¿À¾ ȽÎËÆÇÆÁ Ä Æ¾ ¿Æ
ÉÆ ¿  νŠ½âÆ ¿ Ç ½¿ÂÆ ¿ ¾Ê¿È ½¾Ï ÉÆ ¿Â Ç ÀÆ ¿Æ ÅÀÏÆ
.
ÝÆÅ ÀÇ ÀÈÆÏ Ï½ÄÆ ¿ÈÀ¾ ÆÇÆ ÅÆ Ë ÍÆÎÆ Ä ½¿ÂÆÄ ÆÈÀ ¾ ½Äà ¿Â¾ À ¿Æ¿ ÇÆÈÆ Ä ½¿ÂÆ ¿Çà ¿Â àÃÞ Ã Ç Ç Æ¿ ¾Æ ÎƾȽÎÀÏÈÀ¾ È ½ÄÆ Ï ½ÌÃÆ ËÇ ÎÆÄ Æ
.
Ò ½Å ÆÀ ¿ ÀÈÃá Ç ÆÈ Æ ÉÆ ¿Â ȽÅÆ Ë Ç ÀÁ½ÎÊÅ½Ë Ç À¾ Ê ¿Ï à ÅÈÆÏ À¾Æ ¿ ¾ ½ÁÆÇ Æ Æ ËÅÀ(
ãäp
ãå æ çèéêëãìæ)
ÉÆ ÀÈ ÃÇ ÊϽ¿Á ½ÄÌÀÄÌÀ ¿Â.
(43)
3
íîïð ñòó ñð ñôòõ öòôò ÷ò ø ù öñùúøòû ò ø òöòðò ü ýïðñò ó ñðñôòõ þÿ
,
÷ò ñôú ïóòò õúóïý öòô ò õ ïòý ò ó ïýúð òøù-
úðò ø ù öò ø ý ïð ñòó ñð ñôòõ þÿ,
÷ò ñôú ïøöñõûúõ ñûò ø üòõñð ï øïð ñô ñò ø öïø ùòø ý ïûòø ÷òø ù ïò üò ñ ó ñ öòø ù ÷òø ùöñôïð ñôñ
.
îïòð ñó ñðñôòõ þÿ öñðòû úûò ø öïøùòø ò ýò ïóòò öò ø ïøïð ñôñ öýòò ÿ ûò ý÷òý ñïöý ñüürrenmatt agar diperoleh data
dengan hasil yang tetap. Reliabilitas
þÿdilakukan dengan cara
mendiskusikan hasil penelitian dengan pengamat, baik dosen pembimbing
maupun teman sejawat yang mengetahui bidang yang diteliti.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif.
Deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang memaparkan hasil
penelitiannya dengan menggunakan kata-kata, sesuai dengan aspek yang dikaji
(Moleong, 2008: 11). Teknik ini memiliki langkah-langkah yang terdiri dari
pemrosesan satuan, pencatatan data, kategorisasi, dan penafsiran data. Peneliti
memulai penelitian dengan membaca dan mempelajari data. Kemudian dilakukan
pencatatan data untuk mempermudah analisis data pada naskah drama
ÿ
Selanjutnya peneliti mengkategorikan data sesuai kondisi
masyarakatnya dalam bentuk tabel. Data ini meliputi kondisi masyarakat dalam
drama yang meliputi bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Kemudian data-data
yang telah diperoleh ditafsirkan dengan cara mendeskripsikan kondisi masyarakat
dalam naskah drama tersebut.
(44)
BAB IV
KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK YANG TERCERMIN
DALAM DRAMA
DER BESUCH DER ALTEN DAME
KARYA
FRIEDRICH DÜRRENMATT
A. Deskripsi Drama
Der Besuch der alten Dame
!"# " $%
r
&%su
'h
(%r
)*t
%n
$) +% ","- ". ,!"# " /"0 1 ,23 4- 2 5 6- 7. 8!2 7,!29.ürrenmatt pada tahun 1956. Drama tragi-komedi ini terdiri dari tiga
babak. Babak pertama menceritakan kemunculan seorang nyonya miliarder tua di
kota Güllen. Babak kedua berisi pertentangan batin dan perubahan sikap warga
Güllen atas syarat yang diajukan Claire dan diakhiri dengan babak ketiga yang
merupakan klimaks masalah. Puncaknya adalah dipenuhinya permintaan Claire
oleh warga Güllen atas nyawa Ill. Babak ketiga ditutup dengan nyanyian
penduduk Güllen dalam sebuah pesta besar. Di tengah nyanyian, Claire
meninggalkan Güllen dengan membawa serta peti mati Ill. Drama ini pertama kali
dipentaskan pada 29 Januari 1956 di
:';) <= >?%*;) <= @ürich
dan disutradai oleh
Oskar Wälterin dengan pemeran utama Therese Giehse.
Drama ini mengisahkan kunjungan seorang nyonya miliarder tua yang
bernama Claire Zachanassian ke kota kelahirannya, Güllen. Penduduk kota Güllen
yang miskin berharap sang nyonya memberi bantuan dana pada kota mereka.
Harapan mereka terkabul karena Claire mau memberikan sokongan dana sebesar
satu milyar dollar. Ia membawa serta sebuah peti mati kosong. Akan tetapi ia
memberikan sebuah syarat yang sulit, yakni penduduk Güllen harus menyerahkan
(1)
Dokter : Ya Tuhan, apa yang harus kita lakukan sekarang? Guru : Kita ikuti kata hati, Doktor Nusslin.
48. LMNONP QMRS TUMVRW XYZ TN [ Y\ XRL[M]T^_Q`MaM [MNQbM [ZQ\^ cM NP R
Lelaki Pertama : Camel. Dan Saridon. Sepanjang malam berpesta di rumah Stocker.
70 √
49. LMNONP QMRdM NP \ XTVTX`M P^ _TaaQR eN TfgVVRZQM VVMTf^ _M [XTUM NP QM XR
LMNONP QMRL[MU T^ _QP[^_PTfbM NgVVfP[\ XM XhP[XYP \i fcVM[ YM XRjVTfbQk\ _Vhk[N
kürden Ill zu töten.
Lelaki Pertama : Pegawai ditambah.
Nyonya Ill : Tempat kami juga mulai tanggal satu.
Lelaki Pertama : Membuat ilusi, dengan berpakaian seperti itu. Percaya seolah kita akan membunuh Ill.
70 √
50. Der Erste. Wenn er Klara bloβstellen will, Lügen erzählen, sie hätte was auf seinen Tod geboten oder so, was doch nur ein Ausdruck des namenlosen Leids gewesen ist, müssen wir einschritten. . . .
Lelaki Pertama : Jika dia akan merusak nama baik Klara, menceritakan
kebohongan, seolah Klara menawarkan sesuatu untuk kematiannya atau apapun, sebagai ungkapan untuk penderitaannya yang tak terbayangkan, kita harus bertindak. . .
71 √
51. Der Erste. Nein, danke. Muss noch nach Kaffigen mit meinem Volkswagen. Ferkel
einkaufen.
Lelaki Pertama : Tidak, terima kasih. Harus ke Kaffigen dengan mobilku. Membeli babi- babi.
73 √
52. Der Maler. Vorsicht. Zwei Journalisten fragten mich nach diesem Laden.
Der Erste. Verdächtig.
Der Maler. Tat, als wüβte ich nichts. Der Erste. Klug.
(2)
Pelukis : Hati-hati. Tadi dua orang wartawan menanyakan letak tempat ini. Lelaki Pertama : Mencurigakan.
Pelukis : Saya bilang tidak tahu. Lelaki Pertama : Bijaksana.
53. lmnomp nmn qqqqrsp tuvvqwxyyz {|}zn~ür Menschen. Die schändliche Milliarde
brennt in unseren Herzen. Reiβen Sie sich zusammen, kämpfen Sie um Ihr Leben, setzen Sie sich mit der Presse in Verbindung. . . .
Ill. Ich kämpfe nicht mehr.
Guru. . . . Ah, Ill. Manusia apa kita ini. Uang milyaran berkobar di hati kita. Teguhkan diri Anda, berjuanglah untuk kehidupan Anda, hubungi orang- orang dari pers . . .
Ill : Saya sudah tidak mau berjuang lagi.
76 √
54. Ill. Ich habe Klara zu dem gemacht, was sie ist und mich zu dem,was ich bin, ein verschmierter windiger Krämer. Was soll ich tun, Lehrer von Güllen? Den
Unschuldigen spielen? Alles ist meine Tat, die Eunuchen, der Butler, der Sarg, die Milliarde. Ich kann mir nicht mehr helfen und auch euch nicht mehr.
Ill : Saya yang membuat Klara, apa yang dia lakukan padaku, aku, seorang yang licik. Apa yang harus kulakukan, guru Güllen? Güllen? Berlagak tidak bersalah? Semua akibat tindakanku, para kasim, pelayan, peti mati, uang milyaran. Aku tidak bisa menolong diriku dan juga kalian lagi.
77 √
55. Der Lehrer. Man wird Sie töten. Ich weiβ es, von Anfang an, und auch Sie wissen es schon lange, auch wenn es in Güllen sonst niemand wahr haben will. Die Versuchung ist zu groβ und unsere Armut bitter.
Guru : Anda akan dibunuh. Aku sudah tahu, dari awal, dan juga Anda sudah lama tau, meski tidak ada seorangpun di Güllen yang mengakuinya. Godaan terlalu besar dan kemiskinan kita terlalu getir.
77 √
56. Der Bürgermeister. Ich bringe ein Gewehr.
Ill. Danke.
79-80
(3)
ürgermeister. Es ist geladen.
Ill. Ich brauche es nicht.
Der Bürgermeister. Heute Abend ist Gemeindeversammlung. Im Goldenen Apostel. Im Theatersaal.
Walikota : Aku membawa senapan. Ill : Terima kasih.
Walikota : Sudah terisi.
Ill : Saya tidak memerlukannya.
Walikota : Malam ini ada pertemuan warga. Di Goldener Apostel. Di ruang teater. 57. Der Bürgermeister. Wir spielen ein faires Spiel, das müssen Sie zugeben. Sie
haben bis jetzt geschwiegen. Gut. Doch werden Sie auch weiterhin schweigen? Wenn Sie reden wollen, müssen wir das Ganze eben ohne Gemeindeversammlung machen.
Walikota : Kami berlaku adil, harus Anda akui. Anda sampai sekarang menutup mulut. Bagus. Tapi apakah Anda terus begitu? Jika Anda ingin bicara, kami harus menyelesaikannya tanpa pertemuan warga.
80 √
58. Ill. Ich bin froh, eine offene Drohung zu hören.
Der Bürgermeister. Ich drohe Ihnen nicht, Ill, Sie drohen uns. Wenn Sie reden, müssen wir dann eben auch handeln. Vorher.
Ill : Saya senang, mendengar ancaman yang terang-terangan.
Walikota : Saya tidak mengancam Anda, Ill. Anda mengancam kami. Jika Anda bicara, kami harus bertindak. Sebelumnya.
80 √
59. Der Bürgermeister. Dass Sie sich dem Gemeindegericht unterziehen, freut mich, Ill. Ein gewisses Ehrgefühl glimmt noch in Ihnen. Aber wäre es nicht besser, wenn wir dieses Gemeindegericht gar nicht erst versammeln müβten?
Ill. Was wollen Sie damit sagen?
Der Bürgermeister. Sie sagten vorhin, Sie hätten das Gewehr nicht nötig. Vielleicht haben Sie es nun trotzdem nötig.
(4)
Walikota : Bahwa Anda mau patuh pada pengadilan warga, Aku senang mendengarnya, Ill. Ternyata dalam diri Anda masih ada harga diri. Tapi apakah tidak lebih baik, bila pengadilan warga tidak usah kita adakan?
Ill : Apa maksud Anda?
Walikota : Anda tadi mengatakan, Anda tidak memerlukan senapan ini. Tapi mungkin perlu.
60. ücken, mit Gold überhäufen, die
Wagner-werke sanieren, die Platz-an-der-Sonne-Hütte, Bockmann? Ihr wiβt, daβ dies nicht so ist. Frau Claire Zachanassian plant Wichtigeres. Sie will für ihre Milliarde Gerechtigkeit, die Gerechtigkeit. . . .Waren wir denn nicht ein gerechtes Gemeinwesen?
Der Erste. Nie!
Der Zweite. Wir duldeten ein Verbrechen!
Guru : . . . Apakah dia dengan pemberian uang itu hendak membahagiakan kita, menyehatkan kembali pabrik Wagner, Tambang Platz-an-der-Sonne, Bockmann? Kalian tahu, bahwa bukan itu kemauannya. Nyonya Claire Zachanassian menghendaki sesuatu yang lebih penting lagi. Dia akan memberikan satu milyar itu untuk keadilan, keadilan. . . . Apakah kita selama ini bukan masyarakat yang adil?
Lelaki Pertama: Tidak pernah!
Lelaki Kedua : Kita membiarkan suatu kejahatan terjadi!
90 √
61. Der Bürgermeister. Die Stiftung der Claire Zachanassian ist angenommen.
Einstimming. Nicht des Geldes. Die Gemeinde. Nicht des Geldes.
Der Bürgermeister. Sondern der Gerechtigkeit wegen. Die Gemeinde. Sondern der Gerechtigkeit wegen.
Walikota : Yayasan Claire Zachanassian dibuka. Secara bulat. Bukan karena uang. Penduduk : Bukan karena uang.
(5)
Walikota : Melainkan keadilan. Penduduk : Melainkan keadilan. 62.
ürgermeister. Auf der Galerie?
Der Vierte. Leer.
Der Bürgermeister. Schlieβt die Türen. Den Saal darf niemand mehr betreten. Lelaki Ketiga : Tidak ada siapapun.
Walikota : Di galeri? Lelaki Keempat : Kosong.
Walikota : Tutup pintu-pintu. Tidak boleh lagi ada yang masuk.
97 √ √
63. Ill geht langsam in die Gasse der schweigenden Männer. Ganz hinten stellt sich ihm der Turner entgegen. Ill bleibt stehen, kehrt sich um, sieht wie sich
unbarmherzig die Gasse schlieβt, sinkt in die Knie.
Ill berjalan lambat memasuki lorong yang membisu. Di ujung berdirilah pesenam. Ill berhenti, berbalik, melihat orang- orang yang membentuk lorong merapat, ia jatuh berlutut.
99 √
64. Chor II. Doch nichts ungeheuerer als die Armut. Die nämlich kennt kein
Abenteuer. Trotslos umfängt sie das Menschengeschlecht. Reiht.Ӧ de Tage an öden Tag.
Kor II. Tapi tak ada yang lebih seram dari kemiskinan. Yang tak mengenal petualangan. Menyelubungi manusia tanpa asa. Berbaris. Hari demi hari.
101 √
65. Alle. Wohl uns.
Frau Ill. Denen ein freundlich Geschick. Alle. Dies alles wandte.
Semua : Sejahtera bagi kita.
Nyonya Ill : Karena suatu nasib baik. Semua : Mengubah segalanya.
(6)
Keterangan :
Ka : Ketidakadilan. Kb : Ketidakberdayaan. Ps : Perubahan sosial. Km : Kemiskinan.
Pe : Perubahan ekonomi. Kk : Kekuasaan.