Bali Wedding House full

(1)

ARTIKEL ILMIAH

DESAIN INTERIOR

BALI WEDDING HOUSE

JLN. COKROAMINOTO N0. 115, UBUNG – DENPASAR BALI

OLEH :

Nama : PUTU ASTRI UDAYANI

Nim : 2006.05.024

Jurusan : Interior

Program Studi : Desain

Email : ulvgdastri@yahoo.com

Alamat : Br. Binoh Kaja Ubung – Denpasar Utara

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR


(2)

ARTIKEL ILMIAH

DESAIN INTERIOR

BALI WEDDING HOUSE

JLN. COKROAMINOTO N0. 115, UBUNG – DENPASAR BALI

OLEH :

Nama : PUTU ASTRI UDAYANI

Nim : 2006.05.024

Jurusan : Interior

Program Studi : Desain

Email : ulvgdastri@yahoo.com

Alamat : Br. Binoh Kaja Ubung – Denpasar Utara

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR


(3)

ABSTRAK

Semakin berkembangnya jaman, Pulau Bali sebagai Kota Pariwisata mengalami pertumbuhan yang pesat. Salah satunya dalam perancangan interior Wedding House yang turut mendukung kebutuhan masyarakat domestik dan internasional akan mode – mode gaun pengantin khas Pulau Bali. Umumnya suatu upacara pernikahan dapat memberikan inspirasi bagi pasangan pengantin dalam memilih busana pengantin, di Bali beragam model busana pengantin memiliki model unik dan berbeda disetiap daerahnya. Disamping itu Bali juga memiliki pemandangan dan filosofi alam yang mendukung konsep Romantis pada ruangan. Mengingat hal –hal ini diperlukan desainer untuk merancang “Wedding House” yang dapat memenuhi semua kebutuhan customer dalam acara – acara pernikahan maupun prawedding.


(4)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Wedding atau Pernikahan merupakan salah satu event yang paling penting dalam kehidupan setiap manusia dan juga merupakan sebuah moment sakral yang tak terlupakan dan diharap hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Para mempelai akan sangat mengharapkan kesempurnaan pada hari bersejarah tersebut. Dalam mewujudkannya dibutuhkan perhatian khusus dan perlu perencanaan yang matang, sehingga mempelai yang akan melaksanakan pernikahan akan memerlukan jasa dari para ahli yang khusus menangani event tersebut. Dengan latar belakang tersebut, maka berkembanglah trend Wedding House di pulau Bali. Bali merupakan salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia, dengan daya tarik wisata alam seperti keindahan alam, tradisi, dan budaya masyarakat setempat, serta aneka hasil karya kerajinan yang memiliki keunikan tersendiri. Oleh karena itu banyaknya permintaan masyarakat lokal maupun internasional untuk melaksanakan prawedding dan wedding mereka di Pulau Dewata. Wedding House di Bali memiliki tuntutan yang lebih besar untuk menyediakan perawatan tubuh dan juga tata rias yang lebih lengkap. Belum banyaknya tempat yang menyediakan berbagai macam paket properti untuk melangsungkan kegiatan wedding dan berbagai macam paket perawatan kesehatan tubuh dan wajah dalam satu kesatuan, akan menjadikan ‘Bali Wedding House’ sebagai tempat favorit bagi kalangan menengah atas merencanakan pernikahan mereka.

Bali Wedding House’ diharapkan dapat menjadi ‘rumah’ yang dapat menaungi berbagai macam aktivitas dalam mempersiapkan pernikahan. Dimulai dari dari konsultasi penampilan (wedding dress, make up, tata rambut untuk mempelai wanita), treatment pra pernikahan (salon dan massage khusus untuk mempelai wanita), display area sampai pada Wedding Organiser (WO) yang akan menangani segala macam teknis lapangan pada hari H. Tidak lupa juga akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang aktivitas, utilitas, serta dekorasi yang didesain mengacu pada konsep Romantis sehingga dapat memenuhi segala tuntutan aktivitas dan memberikan kenyamanan serta menarik perhatian pengunjung sehingga


(5)

Mengingat hal – hal tersebut maka saya selaku mahasiswa tertarik mengambil kasus “ Bali Wedding House” untuk tugas akhir di jurusan Interior dimana konsep yang saya pilih nanti dalam perancangan Desain Interior Bali Wedding House adalah Romantis.

1.2Pengertian Judul

Agar tidak menimbulkan salah pengertian terhadap judul “ Desain Interior Bali Wedding House “ maka akan dipaparkan pengertian dari judul tersebut.

1. Desain

Desain, diartikan sebagai aktivitas merancang sebagai pemecahan masalah/problem yang kreatif, yang membawa suatu pembaharuan dan berguna serta belum ada sebelumnya. (Suptandar,1999,12)

2. Interior

Menurut kamus Inggris – Indonesia, Interior adalah ruang bagian dalam rumah (Echols, 1998, 326). Menurut Suptandar (1985: 4) perancangan ruang dalam sebenarnya sangat luas, menyangkut berbagai macam aspek, teknik, ekonomi, sosial budaya. Dalam perwujudan bentuknya, perancangan interior mencerminkan kehidupan manusia, karena berisi pemikiran

– pemikiran dan konsepsi – konsepsi dari masa lalu, saat sekarang dan untuk masa yang akan datang.

3. Bali

Merupakan nama Pulau dengan ibukota Denpasar. (Wikipedia)

4. Wedding

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan. (Wikipedia) 5. House

- House adalah rumah, yang artinya bangunan tempat tinggal.

- Banguna pada umumnya seperti gedung dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


(6)

1.3Rumusan Masalah

1. Bagaimana mendesain Desain Interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyamanan serta menampung seluruh jenis aktivitas para customernya?

2. Bagaimana merancang Desain Interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep Romantis?

1.4Batasan Masalah

Ruang lingkup permasalahan pada interior Desain Interior Bali Wedding House mencakup pemenuhan kebutuhan manusia dalam melakukan aktivitasnya seperti berikut :

a. Organisasi ruang b. Zoning dan sirkulasi c. Tata letak perabot

d. Elemen pembentuk ruang

e. Elemen pelengkap pembentuk ruang f. Desain fasilitas

g. Utilitas

1.5Tujuan

Tujuan dari perancangan interior Bali Wedding House ini adalah :

1. Mampu merancang Desain Interior Bali Wedding House yang sesuai dengan konsep Romantis.

2. Mampu merancang Desain Interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyaman bagi customer dan civitasnya.

Adapun beberapa manfaat perancangan interior Bali Wedding House ini adalah sebagai berikut :

Menjadikan Bali Wedding House menjadi Salon Wedding yang bukan hanya dapat memberikan pelayanan terbaik untuk para customernya melalui paket-paket pernikahaan dan juga dengan interior yang berkonsep Romantis.


(7)

1.6Metode

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif ( Notoatmojo, 2002;138 ). Dalam observasi, penulis mengamati desain-desain Wedding House yang sudah ada dalam bentuk tulisan dan gambar sehingga dapat dimengerti dan digunakan dalam mendesain Bali Wedding House.

2. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung (melalui telepon) dengan orang yang bergerak dibidangnya dan mampu memberikan data serta informasi tentang objek desain. Dalam hal ini penulis telah mengadakan tanya jawab dengan manager, staf dan karyawan, dan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan Bali Wedding House tersebut.

3. Kepustakaan

Mencari literatur yang diperlukan sebagai data komparatif yang didapatkan dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori-teori dan mempelajari peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penulisan ini dan menunjang keabsahan data yang diperoleh di lapangan. Untuk hal ini, peneliti sudah mempelajari tentang buku-buku atau dari media informasi lainnya yang memiliki kaitan erat dengan obyek penelitian Desain Bali Wedding House..

4. Dokumentasi

Menurut Surakhmad, Winarno (1980; 123) dokumen di sini berarti segala macam bentuk atau benda yang tertulis maupun tidak tertulis. Menjadi keterangan dalam memperoleh data yang digunakan untuk melengkapi data-data yang lainnya. Maksud penggunaan metode ini adalah agar dapat mendokumentir (data visual berupa foto) objek-objek yang ada guna melengkapi data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara dengan mempergunakan alat (kamera).


(8)

1.6.2 Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah : 1. Kualitatif

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998;15). Moleong juga mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (2007;3). Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

1.6.3 Metode Desain

Metode desain yang digunakan pada Desain Interior Bali Wedding House dalam mengkaji permasalahan yang ada yaitu metode Glass Box dengan prinsip cara menganalisis desain secara sistematik. Proses berpikir desain mengacu pada metode Glass Box dengan sistematika proses sebagai berikut :

1. Penentuan Kasus

Mencari beberapa judul kasus yang dianggap menarik untuk diangkat. Judul – judul tersebut akan dipilih dan salah satunya akan ditentukan sebagai kasus.


(9)

2. Survey lapangan

Judul kasus ditentukan judul kasus, selanjutnya diadakan survey lapangan guna mengumpulkan data yang diperlukan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan beberapa metoda, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Data kasus diklasifikasi dan dianalisis

Setelah data hasil survey terkumpul, dilakukan klasifikasi dan analisis dengan menggunakan data literatur serta parameter yang tersedia.

4. Dibuat sintesis atau kesimpulan sementara

Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sementara. 5. Evaluasi

Selanjutnya yaitu tahap evaluasi, tahap ini akan mendapatkan masukan dan koreksi yang bertujuan untuk menyempurnakan kasus yang diambil.

Bagan 1. Metode Desain Bali Wedding House F E E D B A C K C O N T R O

DESAIN

PRA DESAIN GAGASAN IDE

STUDI KASUS :

Bali Wedding House

DATA LITERATUR DATA LAPANGAN

(Fisik & Nonfisik)

IDENTIFIKASI MASALAH

DATA PARAMETER (Tentang Bali Wedding

House)

KONSEP

KRITERIA DESAIN


(10)

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode desain serta sistematika pengantar desain yang merupakan gambaran umum dari isi secara keseluruhan.

Bab II Tinjauan Pustaka/Teori

Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berkaitan dengan Desain Interior Bali Wedding House, yang akan menunjang dari objek yang menjadi fokus penelitian.

Bab III Tinjauan Lapangan

Merupakan penjabaran tentang data factual yang ada di lapangan. Bab ini terdiri atas potensi site kasus, perkembangan studi kasus, aplikasi ilmu, konsep desain interior kasus , isu dan permasalahan yang terdapat di daerah lokasi kasus.

Bab IV Pembahasan

Pada bab ini merupakan pemaparan tentang data-data yang sudah masuk dibahas secara runtut untuk menjawab semua permasalahan pada penelitian ini.

Bab V Penutup


(11)

TINJAUAN DATA

3.1 Data Fisik

3.1.1 Lokasi

Rencana lokasi Bali Wedding House beralamat di Jalan Cokroaminoto Ubung, dipilih karena letaknya cukup strategis. Sebagai bidang usaha yang menyasar pangsa pasar masyarakat umum, daerah ini mudah dicapai dan berada di pusat keramaian.

Gambar 2 : Peta Rencana Lokasi Sumber : Denpasar Map.com

LOKASI Bali Wedding House


(12)

Keterangan Batas Site :

 Sebelah Utara : Bengkel Motor

 Sebelah Timur : Rumah Makan Lancang Khuning

 Sebelah Selatan : Bank BRI

 Sebelah Barat : Tanah Kosong

3.1.2 Denah Rencana Lokasi Bali Wedding House

Denah yang akan digunakan pada Desain Interior Bali Wedding House merupakan pengalihfungsian denah Plasa Telkom Ubung yang memiliki dua bangunan dalam satu lahan. Dimana masing – masing bangunan tersebut memiliki keluasan 715 m2 dan 225 m2, dengan luas keseluruhan lahan 2372 m2.

Gambar 3 : Denah Situasi Lokasi

Alamat : Jalan Cokroaminoto no. 115 , Ubung – Denpasar Sumber : Survey Lapangan


(13)

Luas area keseluruhan : 2372 m2

Luas bangunan : 940 m2

Bangunan 1 : 715 m2 ( 15,6m x 45,8m )

Luas Bangunan 2 : 225 m2 ( 28,10m x 8m )

Sumber : Survey Lapangan


(14)

 Foto Bangunan

3.1.3 Data Ruang

NO AREA PERENCANAAN RUANG

1 Entrance Entrance ditempatkan di depan sebagai sirkulasi/pintu keluar masuk utama dan penghubung antara ruang luar dan ruang dalam. Entrance ditempatkan berdekatan dengan lobby.

2 Lobby Area Lobby Area ditempatkan berdekatan dengan Entrance, Ketika orang baru masuk yang dilihat pertama adalah lobby. Di lobby terdapat kasir atau receptionist dimana pengunjung dapat menanyakan informasi tentang pakaian pengantin dan informasi lainnya.

3 Receptionist dan Cashier Area

Receptionist dan Cashier Area ditempatkan di Area Publik agar memudahkan pengunjung bertanya tentang informasi bali bridal house dan membayar jasa bali bridal house.

Foto 3.1 : Foto Bangunan Sumber : Survey Lapangan


(15)

4 Display Accessories wedding Area

Display Accessories wedding Area ditempatkan di Area Publik agar memudahkan pengunjung melihat – lihat model – model perhiasan dan pakaian pengantin yang ingin dipakai saat wedding maupun foto – foto.

5 Wedding

Consultation Area

Wedding Consultation Area ditempatkan pada area semi privat agar pengunjung nyaman dalam berkonsultasi tentang konsep pakaian maupun wedding party.

6 Massage Room Area Massage room Area terletak dekat dengan area salon dan terletak dalam area Privat room.

7 Area Salon Area Salon dekat dengan area Massage room, Fitting Room dan Studio Foto

8 Fitting Room Area Fitting room Area bersebelahan dengan Studio Foto .

9 Area Studio Foto Area Studio Foto bersebelahan dengan area Fitting Room.

10 Office Area Office Area berada digedung 2 dengan room general manajer, supervisor, ruangan karyawan, ruang istirahat pegawai dan gudang.


(16)

3.2 Data Non Fisik

3.2.1 Data Perusahaan

Nama kasus : Bali Wedding House

Lokasi : Jl. Cokroaminoto no.115, Ubung Denpasar-Bali Sifat Bisnis : Wedding House, Salon and Wedding House Jam Operasional : 08.00 – 20.00

Segmen Pasar : Kebanyakan pasangan berasal dari Bali dan juga luar Bali yang memang ingin melangsungkan pernikahannya disini dan mencoba konsep pakaian pengantin Bali.

3.2.2 Data Pegawai

Jumlah pegawai keseluruhan yaitu 26 orang yang terdiri dari :

- Staf Ahli : 8 orang - Divisi Pelayanan : 16 orang - Divisi Kebersihan : 2 orang


(17)

 Pola Aktivitas Pengunjung dan Pengelola

PENGUNJUNG

Bagan 3.3 : Pola Aktivitas

Sumber : Wawancara Pegawai Bali Bridal House

Wedding Planner Consultation Concepting Budgeting Decorating

Wedding Treatment Salon (make up/hair do) dan Massage

Staff room

(Loker area, rest room, kitchen Office)

PENGELOLA

Ruang tunggu (waiting

area)

Designer Consultation Display area Fitting, Photografi

Rest Room

Receptionist (reservasi dan customer


(18)

KONSEP DAN ANALISIS

4.1 Desain Interior Bali Wedding House yang berkonsep ‘ Romantis 4.1.1 Pengertian Gaya dan Konsep

Konsep berasal dari kata ”concept” dalam bahasa inggris yang artinya adalah pengertian, bagan, gambaran, atau konsep. ( Suparto, 1979 : 5). Konsep desain dapat pula diartikan sebagai ide dasar dari suatu pemikiran yang melandasi proses perancangan sebuah desain. Dalam perancangan desain interior Bali Wedding House ini, konsep yang digunakan adalah Romantis, Dapat dijabarkan pengertian dari Concept Romantis adalah sebagai berikut Romantis merupakan sesuatu kesetiaan yang memiliki sifat feminine, lemah lembut serta memiliki efek penyeimbang dan memberikan inspirasi.

Berdasarkan pengertian diatas maka konsep Romantis yang dimaksud adalah, sebuah konsep perpaduan suasana feminine dengan tema modern baik dari segi pola ruang, garis, bidang, bentuk, material yang mencerminkan karakter Romantis. Romantis divisualisasikan dengan mengaplikasikan karakter dan pola ruang serta mengadopsi suasana yang dengan sifat feminine dan lemah lembut. Serta Tema Modern yang menerapkan suasana kekinian, serba praktis dan fungsional.

4.1.2 Latar Belakang Pemilihan Konsep

Semakin berkembangnya jaman, Pulau Bali sebagai Kota Pariwisata mengalami pertumbuhan yang pesat. Salah satunya dalam perancangan interior Wedding House yang turut mendukung kebutuhan masyarakat domestik dan internasional akan mode – mode gaun pengantin khas Pulau Bali. Umumnya suatu upacara pernikahan dapat memberikan inspirasi bagi pasangan pengantin dalam memilih busana pengantin, di Bali beragam model busana pengantin memiliki model unik dan berbeda disetiap daerahnya. Disamping itu Bali juga memiliki pemandangan dan filosofi alam yang mendukung konsep Romantis pada ruangan.


(19)

4.1.3 Penjabaran Konsep

Berdasarkan konsep yang telah dipilih yaitu Romantis dalam balutan modern style, adapun prinsip-prinsip dasar dalam perancangan yang akan diterapkan yaitu:

1. Organisasi Ruang

Organisasi ruang yang digunakan pada desain layout ruangan Bali Wedding House, yaitu organisasi ruang grid. Sebuah organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. (http://ocw.gunadarma.ac.id/).

Gambar 4.12 Denah Awal Sumber: Analisa Mahasiswa 2. Bentuk Fasilitas

Bentuk dasar yang digunakan yaitu lingkaran, baik yang diterapkan pada pola ruang, pola lantai, pola plafon dan bentuk fasilitas. Pemilihan bentuk lingkaran tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suasana ruang yang tidak kaku.


(20)

Foto 4.2 Contoh Ruangan & Fasilitas dengan Bentuk Lingkaran Sumber : www.google.com

3. Bahan

Menggunakan bahan – bahan modern olahan pabrik, seperti kalsiboard, kaca, fiberglass, blockboard, akrilik, dan aluminium, untuk memberikan kesan modern.

Foto 4.3 Contoh Bahan – Bahan Olahan Pabrik Sumber : www.google.com


(21)

4. Warna

Sebagai warna dasar digunakan warna putih agar ruangan berkesan luas dan mudah di padukan dengan warna lain. Selain itu penggunaan warna putih dimaksudkan untuk menonjolkan kesan modern.

Gambar 4.13 Contoh Warna Dasar Putih Sumber : Analisa Mahasiswa

Selain putih, dalam perancangan interior Bali Wedding House ini digunakan pula warna – warna lain seperti; gradasi ungu, untuk menciptakan suasana ruang yang feminine dan lemah lembut

Gambar 4.14 Contoh Warna Orange, Hijau Muda, dan Magenta Sumber : Analisa Mahasiswa

5. Tekstur

Menggunakan tekstur halus dengan permukaan glossy, yang sebagian besar berasal dari finishing cat duco yang akan banyak diterapkan kedalam desain fasilitas. Dengan permukaan yang glossy fasilitas akan terlihat lebih modern.

Foto 4.5 Contoh Fasilitas dengan Permukaan Halus dan Glossy Sumber : www.google.com


(22)

6. Estetik Dekoratif

Desain Bali Wedding House menggunakan unsur dekoratif baik pada elemen pembentuk ruang maupun pada elemen lainnya. Khususnya pada partisi receptionist dimana menggunakan sentuhan dekoratif dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk pepatran bunga.

4.3.4 Aplikasi Konsep Pada Desain

Gambar 4.16 Fasade & Receptionist Area Sumber : Karya Mahasiswa

Gambar 4.17 Wedding Organizer Area

Sumber : Karya Mahasiswa

Gambar 4.18 Make – Up dan Tata Rambut Area Sumber : Karya Mahasiswa


(23)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab – bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Mendesain interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyamanan pada customer dan pegawai. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan, baik menyangkut ukuran antropometri, sirkulasi, maupun penerapan utilitas kedalam ruangan; keamanan yang berhubungan dengan konstruksi, penerapan bahan, serta system keamanan ruangan; serta desain yang memiliki daya tarik, berkaitan dengan unsur dekorasi pada ruangan. Serta Desain

Bali Wedding House’ yang berkonsep Romantic mencangkup perancangan fasilitas dan utilitas mampu mendukung konsep yang diterapkan dengan patern-patern yang telah ditetapkan, diaplikasikan pada setiap bidang desain baik itu bentuk, warna, tekstur, dan bahan.

2 Mendesain interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep Romantis yang diawali dengan menganalisa dan mengelompokkan kegiatan, sehingga didapatkanlah kebutuhan ruang ideal. Hal inilah yang nantinya menjadi dasar dari proses desain selanjutnya.

5.2 Saran

1. Kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan pengunjung adalah sesuatu yang penting. Tetapi penerapan konsep ruangan yang tepat, akan semakin memperkuat citra sebuah Wedding House dalam memberi pelayanan terbaik.

2. Untuk merancang sebuah Wedding House diperlukan analisa yang tepat. Oleh karena itu diperlukan data-data yang lengkap berupa data fisik dan non fisik, serta data literatur dan data parameter sebagai acuan desain. Jadi hasil perancangan dapat menjawab permasalahan yang ada dan berguna bagi masyarakat.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

- Ching D. K, Francis , 1996, Ilustrasi Desain Interior, Erlangga Jakarta

- Craswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.

- Darsana Ketut, Tata Busana Bali Aga Desa Tenganan Pagringsingan dan Desa Asak Karangasem . 2010

- Lexy, Maleong, 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung - Mangunwijaya, Y.B, 1980. Pasal - pasal penghantar Fisika Bangunan. Jakarta:

Gramedia

- Notoatmojo, S. 2002. Prosedur Penelitian Kesehatan,(edisi revisi). Rineka Cipta : Jakarta

- Panero, Julius Martin Zelnik, 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Erlangga : Jakarta

- Surakhmad, Winarno, 1980. Dasar-dasar Research Pengantar Ilmiah, Bandung: CV Tarsito.

- Suptandar, P, 1982, Interior Design II. Jakarta: Djambatan

- Suptandar, P, 1985. Perancangan Tata Letak Ruang Dalam. Jakarta: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti

- Suptandar, P, 1999. Merancang Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

- Shadily Hassan, John. M. E, 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia

- Majalah

IDEA, 2007,109) ( IDEA, 2007,110) IDEA, 2007,92)

IDEA, 2007,86)

Majalah IDEA, edisi Juni 2007 : Material Penutup Dinding, Lantai, Plafon.


(1)

4.1.3 Penjabaran Konsep

Berdasarkan konsep yang telah dipilih yaitu Romantis dalam balutan modern style, adapun prinsip-prinsip dasar dalam perancangan yang akan diterapkan yaitu:

1. Organisasi Ruang

Organisasi ruang yang digunakan pada desain layout ruangan Bali Wedding House, yaitu organisasi ruang grid. Sebuah organisasi ruang yang terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. (http://ocw.gunadarma.ac.id/).

Gambar 4.12 Denah Awal Sumber: Analisa Mahasiswa 2. Bentuk Fasilitas

Bentuk dasar yang digunakan yaitu lingkaran, baik yang diterapkan pada pola ruang, pola lantai, pola plafon dan bentuk fasilitas. Pemilihan bentuk lingkaran tersebut dimaksudkan untuk menciptakan suasana ruang yang tidak kaku.


(2)

Foto 4.2 Contoh Ruangan & Fasilitas dengan Bentuk Lingkaran Sumber : www.google.com

3. Bahan

Menggunakan bahan – bahan modern olahan pabrik, seperti kalsiboard, kaca, fiberglass, blockboard, akrilik, dan aluminium, untuk memberikan kesan modern.

Foto 4.3 Contoh Bahan – Bahan Olahan Pabrik Sumber : www.google.com


(3)

4. Warna

Sebagai warna dasar digunakan warna putih agar ruangan berkesan luas dan mudah di padukan dengan warna lain. Selain itu penggunaan warna putih dimaksudkan untuk menonjolkan kesan modern.

Gambar 4.13 Contoh Warna Dasar Putih Sumber : Analisa Mahasiswa

Selain putih, dalam perancangan interior Bali Wedding House ini digunakan pula warna – warna lain seperti; gradasi ungu, untuk menciptakan suasana ruang yang feminine dan lemah lembut

Gambar 4.14 Contoh Warna Orange, Hijau Muda, dan Magenta Sumber : Analisa Mahasiswa

5. Tekstur

Menggunakan tekstur halus dengan permukaan glossy, yang sebagian besar berasal dari finishing cat duco yang akan banyak diterapkan kedalam desain fasilitas. Dengan permukaan yang glossy fasilitas akan terlihat lebih modern.

Foto 4.5 Contoh Fasilitas dengan Permukaan Halus dan Glossy Sumber : www.google.com


(4)

6. Estetik Dekoratif

Desain Bali Wedding House menggunakan unsur dekoratif baik pada elemen pembentuk ruang maupun pada elemen lainnya. Khususnya pada partisi receptionist dimana menggunakan sentuhan dekoratif dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk pepatran bunga.

4.3.4 Aplikasi Konsep Pada Desain

Gambar 4.16 Fasade & Receptionist Area Sumber : Karya Mahasiswa

Gambar 4.17 Wedding Organizer Area Sumber : Karya Mahasiswa

Gambar 4.18 Make – Up dan Tata Rambut Area Sumber : Karya Mahasiswa


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab – bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. Mendesain interior Bali Wedding House yang dapat memberikan kenyamanan pada customer dan pegawai. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan, baik menyangkut ukuran antropometri, sirkulasi, maupun penerapan utilitas kedalam ruangan; keamanan yang berhubungan dengan konstruksi, penerapan bahan, serta system keamanan ruangan; serta desain yang memiliki daya tarik, berkaitan dengan unsur dekorasi pada ruangan. Serta Desain

Bali Wedding House’ yang berkonsep Romantic mencangkup perancangan fasilitas dan utilitas mampu mendukung konsep yang diterapkan dengan patern-patern yang telah ditetapkan, diaplikasikan pada setiap bidang desain baik itu bentuk, warna, tekstur, dan bahan.

2 Mendesain interior Bali Wedding House sesuai dengan konsep Romantis yang diawali dengan menganalisa dan mengelompokkan kegiatan, sehingga didapatkanlah kebutuhan ruang ideal. Hal inilah yang nantinya menjadi dasar dari proses desain selanjutnya.

5.2 Saran

1. Kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan pengunjung adalah sesuatu yang penting. Tetapi penerapan konsep ruangan yang tepat, akan semakin memperkuat citra sebuah Wedding House dalam memberi pelayanan terbaik.

2. Untuk merancang sebuah Wedding House diperlukan analisa yang tepat. Oleh karena itu diperlukan data-data yang lengkap berupa data fisik dan non fisik, serta data literatur dan data parameter sebagai acuan desain. Jadi hasil perancangan dapat menjawab permasalahan yang ada dan berguna bagi masyarakat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

- Ching D. K, Francis , 1996, Ilustrasi Desain Interior, Erlangga Jakarta

- Craswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.

- Darsana Ketut, Tata Busana Bali Aga Desa Tenganan Pagringsingan dan Desa

Asak Karangasem . 2010

- Lexy, Maleong, 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya : Bandung - Mangunwijaya, Y.B, 1980. Pasal - pasal penghantar Fisika Bangunan. Jakarta:

Gramedia

- Notoatmojo, S. 2002. Prosedur Penelitian Kesehatan,(edisi revisi). Rineka Cipta : Jakarta

- Panero, Julius Martin Zelnik, 2003. Dimensi Manusia Dan Ruang Interior. Erlangga : Jakarta

- Surakhmad, Winarno, 1980. Dasar-dasar Research Pengantar Ilmiah, Bandung: CV Tarsito.

- Suptandar, P, 1982, Interior Design II. Jakarta: Djambatan

- Suptandar, P, 1985. Perancangan Tata Letak Ruang Dalam. Jakarta: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti

- Suptandar, P, 1999. Merancang Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

- Shadily Hassan, John. M. E, 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia

- Majalah

IDEA, 2007,109) ( IDEA, 2007,110) IDEA, 2007,92)

IDEA, 2007,86)

Majalah IDEA, edisi Juni 2007 : Material Penutup Dinding, Lantai, Plafon.