PENILAIAN PRESTASI KERJA JFA LAPAN APRIL 2017

(1)

MEMPERKUAT TUGAS, FUNGSI, KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN JFA

MELALUI

POLA BARU SISTEM PENILAIAN PRESTASI KERJA ARSIPARIS

OLEH:

TAMSIR

(ARSIPARIS MADYA)

DIREKTORAT SDM KEARSIPAN DAN SERTIFIKASI

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA, 21 APRIL 2017

PENILAIAN PRESTASI KERJA JFA


(2)

TAMSIR (Makassar, 30 Desember 1964)

Arsiparis Madya (Pembina Utama Muda, IV/C)

Asesor Nasional Sertifikasi Kearsipan

Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina JFA

HP : 089694948025


(3)

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN ASN 2015-2024

STRATEGI DAN PROGRAM STRATEGI DAN PROGRAM KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN REFORMASI BIROKRASI

SMART

ASN

2024

SMART

ASN

2024

NAWA

CITA

UU 17/2007

RPJP

UU 5/2014

ASN

PermenPAN 11/2015 ROADMAP RB 2015-2019

(Operasionalisasi Grand Design Reformasi Birokrasi )

 Perpres 81/2010 GRAND DESIGN RB 2010-2025 (Rancangan Induk Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi Nasional)

Tantangan:

Eksternal

• Globalisasi

Internal


(4)

RPJM 4 (2020-2024) RPJM 1 (2005-2009) RPJM 3 (2015-2019) RPJM 2 (2010-2014)

Milestones Arah

Pembangunan

Nasional dan ASN

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU,

ADIL DAN MAKMUR

2024

Keunggulan kompetitifEkonomi berbasis SDASDM berkualitas dan

berkemampuan IPTEK Good Governanc e Good Governanc e Reformasi Birokrasi Reformasi Birokrasi ASN Merit System ASN Merit System ASN Human Capital ASN Human Capital


(5)

Membangun Sistem Merit ASN

Performance dialogue

Merit & performance based

incentives

Meningkatkan kinerja berkelanjutan

Aligning Anjab & ABK thd

Renstra K/L/D, serta Audit Kepegawaian

Supervisi oleh JPT Madya dan

Pratama Menyesuaikan arah pembangunan nasional PURN ABHA KTI PENGO RG ANIS ASIAN P E R E K R U IT A N & O R IE N TA S I PENG EMBA NGAN KAPA SITAS P R O M O S I & R O TA S I PEN ILAIAN KINERJA & AW ARDS

6P

Training Need Analysis (TNA)Diklat, Coaching & Mentoring

berbasis

Mengurangi kesenjangan kompetensi

Talent Mapping,

Succession & Career Planning

Rotasi nasional

(perekat NKRI)

Menuju ASN

yang dinamisRekrutmen berbasis

jabatan (diversifikasi tes) & sertifikasi TKD

Orientasi &

engagement utk setiap penugasan pada jabatan baru

Mendapatkan talenta terbaik

Sistem pensiun & JHTSistem kompensasi

Mengapresiasi secara layak

BUDAYA KERJA & KEPEMIMPINAN

BUDAYA KERJA & KEPEMIMPINAN SISTEM & INFRASTRUKTUR SISTEM & INFRASTRUKTUR KEBIJAKAN & PROSES KEBIJAKAN & PROSES


(6)

KEBERADAAN ARSIPARIS K/L

Setjen

(UK 1)

UK 2

Set. Ditjen/Itjen/Badan/Pusat


(7)

DASAR HUKUM TERKAIT DENGAN PENILAIAN PRESTASI KERJA JFA

1. UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN.

2. UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

3. PP NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN ATAS UU 43/2009

TTG KEARSIPAN

4. PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS

5. PERATURAN MENTERI PAN & RB NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG JFA,

SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN MENTERI PAN & RB

NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENPAN

48/2014.

6. PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK

TEKNIS PELAKSANAAN PEMBINAAN JFA.

7. PERKA ANRI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SKHK.

8. PERKA ANRI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JFA.

9. PERKA ANRI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS JFA.

10. PERKA ANRI NOMOR 5 TAHUN 2017 TETANG PEDOMAN PENILAIAN


(8)

PERKA TERKAIT TUGAS JFA

(PROSES PERUNDANGAN)

GRAND DESAIN PEMBINAAN JFA

STANDAR KOMPETENSI JFA;

PEDOMAN FORMASI JFA/PEDOMAN PENGHITUNGAN

KEBUTUHAN ARSIPARIS NASIONAL (psl 22) ayat 2

Permenpan&rb 48/2014;

KURIKULUM DIKLAT TEKNIS JFA BERBASIS

KOMPETENSI;

PENDIDIKAN LINIER KEARSIPAN;

PEDOMAN SERTIFIKASI ASESOR KEARSIPAN;

PEDOMAN SERTIFIKASI TIM PENILAI KINERJA JFA

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN DAN ORGANISASI


(9)

UNDANG –UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

Pasal 3

ASN sebagai profesi berlandaskan pada

prinsip sebagai berikut: a. nilai dasar; b. kode

etik dan kode perilaku; c. komitmen,

integritas moral, dan tanggung jawab pada

pelayanan publik; d. kompetensi yang

diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e.

kualifikasi akademik; f. jaminan perlindungan

hukum dalam melaksanakan tugas; dan

g. profesionalitas jabatan.


(10)

Nilai DASAR ASN (Pasal 4)

a. memegang teguh ideologi Pancasila; b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah; c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak; e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif; g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur; h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; i. memiliki kemampuan dalam

melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun; k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi; l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;

m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;


(11)

PP NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PNS (P

asal 99)

(2) Instansi pembina berperan sebagai pengelola JF yang

menjadi tanggung jawabnya untuk menjamin

terwujudnya standar kualitas dan profesionalitas

Jabatan.

(3) instansi pembina memiliki tugas sebagai berikut:

a. menyusun pedoman formasi JF;

b. menyusun standar kompetensi JF;

c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk

teknis JF;

d.

menyusun standar kualitas hasil kerja dan

pedoman penilaian kualitas hasil kerja pejabat

fungsional;

e. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya

ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas

JF;


(12)

Lanjutan..

g. menyelenggarakan pelatihan JF; h. membina penyelenggaraan

pelatihan fungsional pada lembaga pelatihan; i

. menyelenggarakan

uji kompetensi JF

; j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di

bidang tugas JF; k. melakukan sosialisasi petunjuk pelaksanaan dan

petunjuk teknis JF; l. mengembangkan sistem informasi JF; m.

memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok JF; n. memfasilitasi

pembentukan organisasi profesi JF;

o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik profesi dan

kode perilaku JF; p. melakukan akreditasi pelatihan fungsional

dengan mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh LAN;

q. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan JF di seluruh

Instansi Pemerintah yang menggunakan Jabatan tersebut; dan r.

melakukan koordinasi dengan instansi pengguna dalam rangka


(13)

PERMENPAN & RB NO 48 TAHUN 2014 TENTANG JFA

PERATURAN KEPALA ANRI


(14)

JENJANG JABATAN

Jabatan Fungsional kategori:

Keterampilan; Dan

Keahlian

.

Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori

Keterampilan, yaitu:

Arsiparis Terampil;Arsiparis Mahir; danArsiparis Penyelia.

Jenjang Jabatan Fungsional Arsiparis Kategori

Keahlian yaitu:

Arsiparis Ahli Pertama; Arsiparis Ahli Muda;

Arsiparis Ahli Madya; dan – Arsiparis Ahli Utama.


(15)

POLA PENDEKATAN

HASIL KERJA/

KINERJA

KOMPETENSI


(16)

POLA PENDEKATAN JABATAN KATEGORI KEAHLIAN

STRATEGI NASIONAL/ PROFESIONAL TK PAKAR

STRATEGI SEKTOR/ PROFESIONAL TK TINGGI

PROFESIONAL TK LANJUTAN

PROFESIONAL TK DASAR

AHLI UTAMA

AHLI MADYA

AHLI MUDA


(17)

POLA PENDEKATAN JABATAN KATEGORI KETERAMPILAN

BERSIFAT KOORDINASI

TUSI UTAMA

TUSI LANJUTAN

TUSI TK DASAR

PENYELIA

MAHIR

TERAMPIL


(18)

SASARAN

KERJA

PEGAWAI

• Setiap PNS wajib menyusun SKP

• SKP memuat tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.

• SKP harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai.

• Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final.

• SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari.

• Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah melaksanakan tugas atau surat perintah menduduki jabatan.

PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin PNS.


(19)

Dalam hal SKP tidak tercapai yang diakibatkan oleh

faktor diluar kemampuan individu PNS maka penilaian

didasarkan pada pertimbangan kondisi penyebabnya

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan

dan penilaian SKP diatur dengan Peraturan Kepala

Badan Kepegawaian Negara.

Dalam hal realisasi kerja melebihi dari target maka

penilaian SKP capaiannya dapat lebih dari 100

(seratus)

SKP DISUSUN BERDASARKAN RENCANA/PROGRAM UNIT KERJA.

PROGRAM KERJA UNIT KERJA YANG DISESUAIKAN DENGAN

KEGIATAN KEARSIPAN YANG DITUANGKAN PADA SKP DAN

DITETAPKAN OLEH ATASAN LANGSUNG (Pejabat Pnilai)

Penilaian kegiatan tugas jabatan (TUGAS POKOK DAN TUGAS

TAMBAHAN) meliputi aspek: a) kuantitas, b) kualitas, dan

ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan.

Kegiatan Arsiparis harus sesuai dengan tugas jabatan yang

dipangku.


(20)

Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif;

b. Terukur; c. Akuntabel;

d. Partisipatif; dan e. Transparan.

Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur : a. SKP; dan


(21)

FORMULIR SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI

1 Nama 1 Nama

2 NIP 2 NIP

3 Pangkat/Gol.Ruang 3 Pangkat/Gol.Ruang 4 Jabatan 4 Jabatan

5 Unit Kerja 5 Unit Kerja NO III. KEGIATAN TUGAS JABATAN KREDITANGKA

TARGET KUANT/

OUTPUT KUAL/ MUTU WAKTU BIAYA

1 -

-2 -

-3 -

-IV. TUGAS TAMBAHAN -

-1 -

-Jakarta, … Januari 20… Pejabat Penilai Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai

……… ……… NIP. ……….. NIP. ………..


(22)

Dalam hal PNS :

a. Melaksanakan tugas tambahan yang

diberikan oleh pimpinan atau pejabat

penilai yang berkaitan dengan tugas

jabatan;

b.Menunjukkan

kreativitas

yang

bermanfaat bagi organisasi dalam

melaksanakan tugas jabatan.


(23)

PENILAI KINERJA ARSIPARIS:

1.

Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai

2.

Tim Penilai Kinerja Arsiparis:

a.

Tim Penilai Kinerja Arsiparis Instansi

(Arsiparis Keterampilan

s.d Arsiparis Ahli Muda)

b.

Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina JFA

di ANRI

(Arsiparis

Ahli Madya dan Arsiparis Ahli Utama).


(24)

A.

SASARAN KINERJA ARSIPARIS (SKP) bobot 60%:

1.

PENYUSUNAN SKP

2.PENILAIAN SKP :

a.Kinerja Bulanan

b.Kinerja Tahunan

3. PENETAPAN SKP OLEH PIMPINAN UNIT KERJA

B. PRILAKU KERJA ARSIPARIS (bobot 40%):

1. Orientasi pelayanan;

2. Integritas;

3. Komitmen;

4. Disiplin; dan

5. Kerja sama


(25)

 Pejabat penilai wajib melakukan penilaian

prestasi kerja terhadap setiap PNS di

lingkungan unit kerjanya.

 Pejabat penilai yang tidak melaksanakan

penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman

disiplin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang mengatur disiplin PNS.

Pejabat pembina kepegawaian

sebagai

pejabat penilai dan/atau atasan pejabat

penilai yang tertinggi di lingkungan unit

kerja masing-masing.

Pejabat Penilai dan Atasan

Pejabat Penilai


(26)

PENILAIAN TIM PENILAI KINERJA JFA

TUGAS TIM PENILAI KINERJA JFA (Pasal 21):

1.

Mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang dilakukan oleh para Pejabat

Penilai terhadap Arsiparis Ahli Madya dan Arsiparis Ahli Utama;

2. Memberikan bahan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian

dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam

pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan, sanksi,

mutasi dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan

jabatan fungsional Arsiparis.

KEWENANGAN TIMPENILAI KINERJA JFA (PASAL 22);

1. Menerima nilai kinerja Arsiparis dari Pejabat Penilai;

2. Mengubah nilai kinerja yang telah ditetapkan oleh Pejabat Penilai jika terdapat kekeliruan atau kesalahan penilaian;

3. Menetapkan nilai kinerja hasil perubahan;

4. Melakukan konversi nilai kinerja menjadi Angka Kredit Kumulatif yang dilakukan setiap periode penilaian; dan

5. Menetapkan Angka Kredit Kumulatif Tahunan dan Angka Kredit Kumulatif (Kenaikan jabatan).


(27)

PEMBENTUKAN DAN TUGAS TIM PENILAI KINERJA

Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina dibentuk dan

ditetapkan oleh

pimpinan instansi pembina.

Tim Penilai Kinerja Instansi memiliki tugas:

mengevaluasi keselarasan hasil penilaian yang

dilakukan oleh para pejabat penilai; dan

memberikan bahan pertimbangan kepada

Pejabat

Pembina

Kepegawaian

dalam

pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai

persyaratan dalam pengangkatan jabatan dan

kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan

sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan jabatan

fungsional Arsiparis.  


(28)

TIM PENILAI KINERJA ARSIPARIS

Dalam

rangka

menjamin

objektivitas dan keselarasan hasil

penilaian yang dilakukan oleh

Pejabat Penilai, maka dibentuk:

Tim Penilai Kinerja Instansi; dan

Tim Penilai Kinerja Instansi Pembina.

Tim Penilai Kinerja Instansi

dibentuk

oleh Pejabat yang Berwenang

dan

ditetapkan oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian Pusat/Daerah.


(29)

PENILAIAN KINERJA JFA

1. PENILAIAN SKP MELIPUTI:

a. Laporan kinerja harian, mingguan, bulanan

diakumulasi menjadi Nilai Kinerja Tahunan

(SKP Tahunan);

b. kurun waktu penilaian 1 tahun (januari thn

berikutnya)

c. Bukti kerja (sesuai SKHK)

d. Konversi ke Angka Kredit Kumulatif

2. Penilai Kinerja Arsiparis:

e. Pejabat Penilai dan atasan Pejabat Penilai; dan

f. Tim Penilai Kinerja Arsiparis.


(30)

PENILAIAN KINERJA

Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan

jabatan Arsiparis ditetapkan berdasarkan HASIL PENILAIAN

KINERJA ARSIPARIS yang dikonversi ke dalam ANGKA

KREDIT kumulatif sebagai berikut:

NK 91 ke atas (sangat baik) mendapatkan AK sebesar 150% dari

AK yang harus dicapai setiap tahun;

NK 76 – 90 (baik) mendapatkan AK sebesar 125% dari AK yang

harus dicapai setiap tahun;

NK 61 – 75 (cukup) mendapatkan AK sebesar 100% dari AK

yang harus dicapai setiap tahun;

NK 51 – 60 (kurang) mendapatkan AK sebesar 75% dari AK yang

harus dicapai setiap tahun;

NK 50 ke bawah (buruk) mendapatkan AK sebesar 50% dari AK


(31)

PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA ARSIPARIS

1. Setiap awal bulan (januari) Arsiparis menyusun/membuat SKP Tahunan berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan Unit Kerja.

2. SKP Tahunan Arsiparis harus disetujui dan ditetapkan oleh Atasan Langsung (Pejabat Penilai).

3. Tiap hari Arsiparis mencatat kinerja harian ke buku catatan kinerja harian sehingga terakumulasi setiap minggu dan menjadi bukti kinerja bulanan (SKP bulanan)

4. Pejabat Penilai (Atsung) melakukan penilaian kinerja bulanan Arsiparis/SKP Bulanan, (terkait juga dengan pemberian besaran tunjangan kinerja bulanan) dan akumulasi kinerja bulanan menjadi kinerja tahunan.

5. Akhir Tahun, Arsiparis menyampaikan SKP Tahunan SPMK dan DUPNK dengan melampirkan bukti kinerja sesuai SKHK.

6. Setiap bulan januari tahun depannya, Pejabat Penilai (Atsung) melakukan penilaian kinerja tahunan (SKP Tahunan + Nilai Prilaku) Arsiparis sampai dengan menghasilkan Nilai Prestasi Kerja


(32)

PROSEDUR PENILAIAN KINERJA

JFA

ARSIPARIS MENGUMPULKAN BUKTI KERJA

MENYAMPAIKAN DUPNIK KE PEJABAT PENILAI (ATASAN

LANGSUNG ) DENGAN MELAMPIRKAN BUKTI KERJA

PEJABAT PENILAI (ATASAN LANGSUNG ) MELAKUKAN

PENILAIAN KINERJA ARSIPARIS DAN HASILNYA (nk)

DISAMPAIKAN KE TIM PENILAI KINERJA INSTANSI

TIM PENILAI KINERJA INSTANSI MELAKUKAN AKSELERASI

PENILAIAN YG DILAKUKAN OLEH PEJABAT PENILAI


(33)

SKP ARSIPARIS (UNSUR KUANTITAS)

NO ASPEK/UNSUR URAIAN KRITERIA NILAI KETERANGAN

1

KUANTITAS

menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan jumlah yang telah ditetapkan

91 - ke atas SANGAT BAIK

2   76 - 90 BAIK

3   61 - 75 CUKUP

4   51 - 60 KURANG


(34)

NO ASPEK/UNSUR URAIAN KRITERIA NILAI KUALITAS TARGET KELUARAN KETERANGAN

1

KUALITAS

- menghasilkan keluaran pekerjaan sesuai dengan

permintaan 91 - ke atas

Hasil kerja sempurna dan tidak ada kesalahan, tidak ada revisi,

pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.

SANGAT BAIK

2 - menghasilkan keluaran pekerjaan sesuai dengan

perkembangan terbaru 76 – 90

Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.

BAIK

3 - menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang

dibutuhkan 61 – 75

Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

CUKUP

4 - menyelesaikan seluruh pekerjaan secara efektif

51 – 60

Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

KURANG

5 - menyelesaikan seluruh pekerjaan secara efisien

50 - ke bawah

Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, kurang

memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan dan lain-lain.


(35)

SKP ARSIPARIS UNSUR WAKTU

NO ASPEK/UNSUR URAIAN KRITERIA NILAI KETERANGAN

1

KETEPATAN WAKTU

- menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan tenggat waktu yang ditentukan

91 - ke atas SANGAT BAIK

2 76 – 90 BAIK

3   61 – 75 CUKUP

4   51 – 60 KURANG


(36)

ANGKA KREDIT KOMULATIF

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS KATEGORI KEAHLIAN

       

TUGAS POKOK

JENJANG JABATAN/ GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT KUMULATIF

AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Melakukan kegiatan

pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

50 50 100 100 150 150 150 200 200

JUMLAH 50 50 100 100 150 150 150 200 200 JUMLAH MINIMAL PER


(37)

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS KETERAMPILAN

       

TUGAS POKOK

JENJANG JABATAN/ GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT KUMULATIF

PEMULA TERAMPIL MAHIR PENYELIA

II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d Melakukan kegiatan

pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan

pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

15 20 20 20 50 50 100 100

JUMLAH (AKK) 15 20 20 20 50 50 100 100

JUMLAH MINIMAL PER

TAHUN 3.75 5 5 5 12.5 12.5 25 25


(38)

KONVERSI NILAI KINERJA

Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan

jabatan Arsiparis ditetapkan berdasarkan HASIL PENILAIAN

KINERJA ARSIPARIS yang dikonversi ke dalam ANGKA

KREDIT kumulatif sebagai berikut:

NK 91 ke atas (s angat baik) mendapatkan AK sebesar 150%

dari AK yang harus dicapai setiap tahun;

NK 76 – 90 (baik) mendapatkan AK sebesar 125% dari AK yang

harus dicapai setiap tahun;

NK 61 – 75 (cukup) mendapatkan AK sebesar 100% dari AK

yang harus dicapai setiap tahun;

NK 51 – 60 (kurang) mendapatkan AK sebesar 75% dari AK yang

harus dicapai setiap tahun;

NK 50 ke bawah (buruk) mendapatkan AK sebesar 50% dari AK


(39)

SIMULASI

SdrI. Widya, NIP. 19800505 201204 1 001 jabatan Fungsional Arsiparis

Ahli Pertama terhitung mulai tanggal 1 April 2014, pangkat Penata

Muda, golongan ruang III/a hasil penilaian SKP pada bulan Januari

tahun 2014, sdr. Fiddy, memperoleh Nilai SKP 91 dengan sebutan amat

baik maka memperolah angka kredit komulatif sebesar 150%.

Untuk arsiparis pertama memerlukan angka kredit sebesar

50

untuk

mencapai kenaikan pangkat lebih tinggi sehingga per tahunnya

diperlukan sebesar 12,5 Angka kredit.

Sdr. Fiddy memperoleh nilai SKP 91 maka Fiddy Angka Kredit

Komulatifnya dapat dihitung sebagai berikut:

150/100 x 12,5 = 18,75

Sehingga Sdr. Fiddy dapat naik pangkat 3 tahun dengan catatan


(40)

SYARAT KENAIKAN JABATAN ARSIPARIS

1. ANGKA KREDIT KUMULATIF TERPENUHI.

2. TERSEDIA FORMASI.

3. MENGIKUTI DAN LULUS SEERTIFIKASI

KENAIKAN JABATAN.


(41)

(1)

ANGKA KREDIT KOMULATIF

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS KATEGORI KEAHLIAN

       

TUGAS POKOK

JENJANG JABATAN/ GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT KUMULATIF

AHLI PERTAMA AHLI MUDA AHLI MADYA AHLI UTAMA III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e

Melakukan kegiatan

pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

50 50 100 100 150 150 150 200 200

JUMLAH 50 50 100 100 150 150 150 200 200

JUMLAH MINIMAL PER


(2)

ANGKA KREDIT KUMULATIF UNTUK KENAIKAN PANGKAT JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS KETERAMPILAN

       

TUGAS POKOK

JENJANG JABATAN/ GOLONGAN RUANG DAN ANGKA KREDIT KUMULATIF

PEMULA TERAMPIL MAHIR PENYELIA

II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d

Melakukan kegiatan

pengelolaan arsip dinamis, pengelolaan arsip statis, pembinaan kearsipan dan

pengolahan dan penyajian arsip menjadi informasi

15 20 20 20 50 50 100 100

JUMLAH (AKK) 15 20 20 20 50 50 100 100

JUMLAH MINIMAL PER

TAHUN 3.75 5 5 5 12.5 12.5 25 25


(3)

KONVERSI NILAI KINERJA

Angka kredit kumulatif untuk kenaikan pangkat dan

jabatan Arsiparis ditetapkan berdasarkan HASIL PENILAIAN

KINERJA ARSIPARIS yang dikonversi ke dalam ANGKA

KREDIT kumulatif sebagai berikut:

NK 91 ke atas (s angat baik) mendapatkan AK sebesar 150%

dari AK yang harus dicapai setiap tahun;

NK 76 – 90 (baik) mendapatkan AK sebesar 125% dari AK yang

harus dicapai setiap tahun;

NK 61 – 75 (cukup) mendapatkan AK sebesar 100% dari AK

yang harus dicapai setiap tahun;

NK 51 – 60 (kurang) mendapatkan AK sebesar 75% dari AK yang

harus dicapai setiap tahun;

NK 50 ke bawah (buruk) mendapatkan AK sebesar 50% dari AK


(4)

SIMULASI

SdrI. Widya, NIP. 19800505 201204 1 001 jabatan Fungsional Arsiparis

Ahli Pertama terhitung mulai tanggal 1 April 2014, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a hasil penilaian SKP pada bulan Januari

tahun 2014, sdr. Fiddy, memperoleh Nilai SKP 91 dengan sebutan amat baik maka memperolah angka kredit komulatif sebesar 150%.

Untuk arsiparis pertama memerlukan angka kredit sebesar 50 untuk

mencapai kenaikan pangkat lebih tinggi sehingga per tahunnya diperlukan sebesar 12,5 Angka kredit.

Sdr. Fiddy memperoleh nilai SKP 91 maka Fiddy Angka Kredit

Komulatifnya dapat dihitung sebagai berikut: 150/100 x 12,5 = 18,75

Sehingga Sdr. Fiddy dapat naik pangkat 3 tahun dengan catatan


(5)

SYARAT KENAIKAN JABATAN ARSIPARIS

1. ANGKA KREDIT KUMULATIF TERPENUHI.

2. TERSEDIA FORMASI.

3. MENGIKUTI DAN LULUS SEERTIFIKASI

KENAIKAN JABATAN.


(6)