Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN
BERBASIS PENDEKATAN PROSES UNTUK SISWA KELAS VII MTS
NU PAKIS KAB. MALANG

Askari
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak:
Pentingnya
pengembangan
materi
pembelajaran
menuliscerpen berbasispendekatan proses adalah sebagai sarana untuk
memudahkan siswa belajar teks cerpen kaitannya dengan memahami,
menyusun dan menulis cerpen. Hal itu dikarenakan bahan ajar yang
selama ini digunakan siswa masih terlalu sederhana dan umum.
Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada 10 tahapan dari
Brog dan Gall yang disederhanakan menjadi 4 tahapan, yaitu
penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji
validasi, dan revisi produk.
Data diperoleh dari telaah buku teks pelajaran bahasa

Indonesia, wawancara, penyebaran angket, dan validasi ahli. Data
hasil telaah buku teks pelajaran bahasa Indonesia dan wawancara
di analisis dengan memilih hal-hal yang penting, dan menarik
kesimpulan secara umum, sedangkan analisis angket, validasi
produk langkah-langkahnya meliputi: mengubah data kualitatif
menjadi kuantitatif, tabulasi semua data yang yang diperoleh pada
setiap aspek, menghitung skor rata-rata, dan mengubah skor ratarata menjadi kategori. Berdasarkan hasil analisis lembar validasi
materi pembelajaran menulis cerpen untuk ahli isi ahli perancang
dan media pembelajaran dan ahli praktisi bahwa materi
pembelajaran sangat valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa
materi pembelajaran yang dikembangkan valid dan sudah tepat.
Kata-kata kunci: materi pembelajaran, pendekatan proses, menulis
cerpen
PENDAHULUAN
Keterampilan
menulis
merupakan keterampilan penting
yang harus dipelajari siswa. Hal ini
dapat dipahami sebab menulis
merupakan

kegiatan
yang
mengoptimalkan kreativitas dan
ekspresi diri dalam wujud tulisan,
terutama dalam menulis cerpen.
Banyak hal yang dapat diamati dari
hasil tulisan siswa yang salah
satunya adalah seberapa jauh siswa

paham atas suatu topik tertentu.
Hasil
tulisan
juga
mampu
menggambarkan karakter seseorang
tanpa
harus
berkomunikasi
langsung atau secara tatap muka
dengan penulis.

Meskipun sudah dipercaya
bahwa keterampilan menulis cerpen
dikuasai melalui kegiatan latihan,
akan tetapi kehadiran buku ajar
sebagai pendukung penguasaan
materi dan proses menulis cerpen

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 11

tersebut sangat diperlukan. Lebihlebih pada penerapan kurikulum
2013 siswa banyak diarahkan pada
kemampuan
menulis.
Senada
dengan
pernyataan
yang
dikemukakan Muslich (2010:23)
bahwa buku merupakan bagian dari
kelangsungan pendidikan. Dengan

buku, pelaksanaan pendidikan dapat
lebih lancar. Guru dapat mengelola
kegiatan pembelajaran secara efektif
dan efisien melalui sarana buku.
Siswa pun dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar secara maksimal
dengan sarana buku. Dengan
demikian, kehadiran buku ajar
dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat penting. Terlebih
bila buku tersebut benar-benar
mampu menggali kompetensi yang
dimiliki siswa secara maksimal
sehingga
dapat
meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Sarimanah
(2009)
mengatakan bahwa pembelajaran

cerpen dapat dimulai dengan
menumbuhkan
rasa
kecintaan
pelajar terhadap karya sastra cerpen
yang didalamnya termuat nilai-nilai,
norma-norma, “potret” masyarakat
yang di tangkap oleh pengarang.
Untuk menjalani proses tersebut,
perlulah kiranya di tempuh langkah
apresiasi yang dilaksanakan secara
wajar
dan
berkesinambungan
dengan cerpen yang sesuai tingkat
perkembangan pebelajar. Pemilihan
bahan ajar yang tepat sasaran akan
sengat
membantu
pelaksanaan

langkah-langkah apresiasi. Untuk
itu, penting kiranya juga bila
pengajar mempunyai koleksi materi
pembelajaran
menulis
cerpen
berbasis pendekatan proses. Dengan
begitu pengajar punya banyak

pilihan
untuk
aktivitas
pembelajarannya. Selain itu, perlu
juga memberi kesempatan kepada
pebelajar untuk memilih cerpen,
mebacanya,
dan
mengapresiasikannya.
Pada
realitanya penelitian pengembangan

materi pembelajaran menulis cerpen
sudah banyak dilakukan, namun
yang sering dijumpai materi
pembelajaran menulis untuk tingkat
SMA
atau
bahkan
materi
perkuliyahan.
Dewasa ini telah banyak
berkembang
buku
penunjang
pembelajaran di sekolah sesuai
dengan buku Kurikulum 2013 yang
digunakan sebagai pegangan siswa.
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, buku-buku tersebut pada
umumnya
memuat

empat
keterampilan berbahasa sekaligus
dalam
satu
buku,
yakni
keterampilan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Lebih-lebih
dalam
keterampilan
menulis.
Sebagai contoh, buku pelajaran
yang disusun oleh Tim Kemdikbud
dengan judul Bahasa Indoensia
Wahana Pengetahuan Kelas VII
yang
diterbitkan
oleh
Pusat
Kurikulum

dan
Pembukuan,
Balitbang, Kemdikbud Tahun 2014
yang ditelaah oleh M. Rapi Tang
dan Rustono.
Dipandang
dari
segi
kuantitas, buku pelajaran yang
demikian dapat dikatakan efektif
sebab siswa dapat memperoleh
pedoman belajar untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia dalam
satu buku sekaligus, terutama
materi penulisan khususnya cerpen.
Namun, apabila dipandang dari segi
kualitas, buku ajar yang demikian
biasanya kurang memaksimalkan

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 12


penguasaan siswa terhadap keempat
keterampilan berbahasa. Hal ini
ditandai dari buku-buku ajar yang
berkembang
saat
ini
belum
disajikan
dengan
mengimplementasikan
suatu
pendekatan tertentu pada setiap
keterampilan dan setiap pelajaran
sehingga lebih sistematis.
Buku-buku
ajar
yang
berkembang saat ini pada umumnya
dalam satu pelajaran memuat tiga

atau empat keterampilan sekaligus.
Misalnya, pelajaran 1 terdiri atas
keterampilan
mendengarkan,
berbicara,
dan
menulis.
Selanjutnya, pelajaran 2 terdiri atas
keterampilan menulis, menyimak,
dan membaca. Sebagai contoh,
buku pelajaran yang disusun oleh
Tim Kemdikbud dengan judul
Bahasa
Indoensia
Wahana
Pengetahuan Kelas VII yang
diterbitkan oleh Pusat Kurikulum
dan
Pembukuan,
Balitbang,
Kemdikbud Tahun 2014 pada
pelajaran1subbabnya
memuat
keterampilan
menulis
yang
konsentrasi pada teks hasil laporan
Observasi
dengan
pendekatan
saintifik. Selanjutnya, subbab pada
pelajaran
berikutnya
juga
menekankan
pada
ketrampilan
menulis karangan teks deskriptif. Di
sub pelajaran pada pembahasan
semester
genap,
keterampilan
menulis juga masih mendominasi,
dimana awal materi semester genap
diawali dengan penulisan teks
eksplanasi, dan pada subbab
berikutnya keterampilan menulis
cerpen. Untuk mengelaborasikan
beberapa
keterampilan,
guru
memang
harus
benar-benar
memberikan
porsi
dan
cara
tersendiri, seperti hasil karangan

tulisan siswa dibaca satu perstu di
depan
kelas
untuk
menguji
kemampuan
berbicara
dan
menyimak siswa. Namun hal itu
butuh waktu yang cukup banyak.
Penyajian buku ajar dengan
melibatkan
berbagai
macam
keterampilan cukup menarik bagi
siswa karena dalam setiap pelajaran
terdiri
atas
beberapa
variasi
keterampilan berbahasa sehingga
tidak menimbulkan efek bosan bagi
siswa. Namun, penyajian dengan
cara
demikian
menyebabkan
masing-masing kompetensi dasar
tidak disajikan secara utuh dan
menyeluruh, melainkan terpisahpisah dari pelajaran satu ke
pelajaran selanjutnya
sehingga
penguasaan
siswa
pada
tiap
kompetensi dasar kurang maksimal.
Kondisi materi pembelajaran
menulis cerpen di kelas VII MTs
NU Pakis Kab. Malang masih jauh
dari harapan yang dikemukakan
oleh
Sarimanah.
Materi
pembelajaran hanya disajikan sesuai
dengan buku pegangan guru atau
siswa, namun model dan pedekatan
yang diterapkan belum begitu
maksimal. Sesuai dengan kenyataan
ditemui di saat pembelajaran (1)
pada materi pembelajaran unsurunsur interinsik cerpen hanya
menggunakan metode ceramah dan
kurang variatif, sehingga siswa
sering akan merasakan kejenuhan
pada saat pembelajaran, (2) sebelum
belajara
atau
saat
pada
pembelajaran
siswa
kurang
semangat dan motivasi siswa belajar
kurang, dan (3) pada materi
pembelajaran unsur-unsur intrinsik
cerpen yang telah dialakukan di
MTs NU Pakis Kab. Malang sudah
bisa diterima oleh siswa, hanya saja

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 13

guru memberikan soal instrumen
(tugas atau latihan) masih terbatas.
Berdasarkan latar belakang
fenomena di atas, penelitian ini
berusaha mengembangkan buku
ajar yang mengimplementasikan
pendekatan
tertentu
pada
keterampilan
tertentu
pula,
yakni
keterampilan
menulis
cerpen.
Penelitian
ini
mengembangkan
buku
pembelajaran keterampilan menulis
cerpen berbasis pendekatan proses
yang
selama
ini
belum
dikembangkan. Kalau pun ada,
jumlahnya masih sangat terbatas.
Dalam kancah pendidikan, telah
berkembang beberapa pendekatan
yang digunakan dalam proses
belajar mengajar dalam rangka
memaksimalkan pencapaian tujuan
pembelajaran yang selanjutnya
dalam
penelitian
ini
dipilih
pendekatan
proses
untuk
diiplementasikan
dalam
buku
pembelajaran keterampilan menulis.
Dipilihnya pendekatan proses dalam
pengembangan buku keterampilan
menulis cerpen sebab pendekatan
ini dirasa relevan untuk proses
pembelajaran menulis, yakni logis,
sistematis, dan memiliki langkahlangkah yang jelas serta mudah
dipahami siswa.
Melaui
pengembangan
materi pembelajaran menulis cerpen
berbasis pendekatan proses, peneliti
berkeyakinan
dan
mampu
mengembangkan
materi
pembelajaran
menulis
cerpen
berbasis pendekatan proses dapat
memudahkan para pebelajar dengan
langkah-langkah
pembelajaran
variatif-inovatif,
desain

pembelajaran yang menarik, dan
mudah dipahami.
Menurut
Tompkins
&
Hoskisson (1995: 212), pendekatan
proses terdiri atas lima tahap pokok,
yaitu: (1) pramenulis, (2) menulis
draf, (3) merevisi, (4) menyunting,
dan (5) memublikasi. Lima tahap
dalam pendekatan proses tersebut
masih bisa dikembangkan lagi
untuk mempermudah siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Penyajian
proses pembelajaran yang logis dan
sistematis akan memotivasi siswa
melakukan praktik menulis secara
nyata. Disamping itu, siswa juga
akan memiliki gambaran yang jelas
tentang
kegiatan
yang
akan
dilakukan pada proses menulis dari
awal hingga akhir.
Seperti yang telah kita
pahami bahwa penguasaan suatu
keterampilan diperoleh dari proses
latihan
sehingga
penggunaan
pendekatan proses ini bertujuan
agar siswa benar-benar melakukan
setiap
proses
yang
harus
dilaksanakan untuk mendapatkan
hasil tulisan yang berkualitas.
Pendekatan
proses
yang
diimplementasikan dalam buku
pegangan siswa menuntut siswa
mengikuti
langkah-langkah
pembelajaran yang ada, yakni lima
tahap di atas sehingga dalam hal ini
yang diutamakan adalah praktik
dalam proses pencapaian tujuan
pembelajaran
yang
kemudian
menentukan hasil. Berbeda dengan
buku- buku ajar yang banyak
berkembang saat ini di mana
langkah-langkah
atau
proses
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
kurang
sistematis sehingga siswa hanya
termotivasi untuk mendapatkan

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 14

nilai maksimal tanpa usaha/praktik
yangmaksimal.
MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis hasil penelitian
ini menambah khasanah teori buku
teks dan pengembangan model bahan
ajar keterampilan menulis berikutnya,
khususnya
berkenaan
dengan
pengembangan teori menulis, dan
model sajian bahan ajar menulis.
Selain itu dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, hasil penelitian dan
pengembangannya diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan model
penulisan bahan ajar menulis cerpen
bahasa Indonesia yang berbasis
pendekatan proses oleh para penulis
buku.
Secara praktis, hasil penelitian
dan
pengembangan
ini
dapat
dimanfaatkan untuk (1) mengisi
kekurangan atau belum tersedianya
bahan ajar menulis cerpen bahasa
Indonesia, (2) membantu guru bahasa
Indonesia
dalam
melaksanakan
kegiatan pembelajaran
apresiasi
sastra melalui kegiatan menulis
cerpen, (3) mendorong para guru
untuk mengembangkan lebih lanjut
bahan ajar menulis.
METODE PENGEMBANGAN
Penelitian dan pengembangan
bahan ajar menulis cerpen berbasis
pendekatan proses ini menggunakan
model pengembangan yang di
adaptasi dari model R & D (Research
& Development) dari Borg & Gall
(2005:772), yaitu penelitian yang
berorientasi untuk mengembangkan
dan memvalidasi produk yang
digunakan dalam pendidikan. Model
ini dipilih dengan pertimbangan (1)
mencakup pembelajar, materi, dan
sajian bahan ajar yang digunakan

untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, (2) memberi peluang
untuk
mengembangkan
format
evaluasi guna mengukur komponen
bahan ajar yang dikembangkan layak
atau tidak, (3) memberi peluang untuk
merevisi isi maupun sajian bahan ajar,
(4) menggunakan pendekatan sistem
dalam merancang bahan ajar sehingga
membuka adanya peluang dalam
mengintegrasikan semua variable
yang mempengaruhi belajar melalui
desain
pembelajaran,
dan
(5)
memiliki sifat prosedural dan
sistematis yang banyak digunakan
dalam bidang pendidikan (Degeng,
1977).
Prosedur
penelitianpengembangan,
menurut
Borg & Gall (2005) ini terdiri atas
sepuluh langkah yang diadaptasi
menjadi sembilan langkah yaitu: (1)
penilitian
dan
pengumpulan
informasi, (2) perencanaan, (3)
pengembangan
produk
(4)
pengembangan.
Desain
penelitian
pengembangan ini adalah desain
deskriptif kualitatif dilakukan untuk
mengetahui kelayakan produk dari
segi isi, bahasa, penyajian materi,dan
kegrafikaan.
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman studi dokumentasi
dan angket. Studi dokumentasi
diperlukan
untuk
memperoleh
informasi awal terkait ketersediaan
dan kebutuhan bahan ajar menulis
cerpen pada kurikulum, silabus, dan
buku teks bahasa Indonesia kelas VII
MTs NU Pakis Kab. Malang.
Instrumen penelitian kedua yang
digunakan
adalah angket dengan
rating skala Likert rentangan 4. Data
hasil uji coba dianalisis dengan

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 15

menggunakan teknik analisis data
kualitatif. Data verbal yang diperoleh
dari hasil penelitian terlebih dahulu
direduksi terlebih dahulu sebelum
dianalisis secara kualitatif. Sedangkan
data kuantitatif dari hasil angket
dianalisis
dengan
rumus
penghitungan nilai rerata dan rumus
statistik deskriptif prosentase. Produk
bahan menulis cerpen berbasis
pendekatan proses untuk siswa kelas
VII MTs NU Pakis Kab. Malang ini
dikatakan layak dan dimanfaatkan
jika mencapai kriteria layak dengan
rentangan skala 76—100% (standar
penilaian bahan ajar ISBN tahun
2011).
Data
penelitian
dan
pengembangan ini terdiri atas jenis
data dan sumber data. Jenis data
dalam penelitian ini terdiri atas dua
macam data yaitudata kualitatif, dan
data kuantitatif. Data kualitatif berupa
tanggapan, komentar, kritik, dan saran
yang diberikan oleh validasi ahli,
praktisi terhadap kelayakan produk.
Sedangkan data kuantitatif berupa
data angka yang diperoleh dari hasil
analisis angket yang sudah diolah
dalam bentuk data persentasi.
Sumber data dalam penelitian
dan pengembangan ini adalah tim
partisipatif yang terdiri atas ahli, dan
praktisi. Tim ahli terdiri atas (1) ahli
isi, (2) ahli media dan perancang
pembelajaran, dan (3) ahlipraktisi.
Tim praktisi yang berperan sebagai
sumber data adalah guru mata
pelajaran bahasa Indonesia.
Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data penelitian
dan pengembangan ini terdiri atas dua
macam yaitu instrumen utama dan
instrumen pendukung. Instrumen
utama adalah peneliti sendiri sebagai
pelaku
utama
penelitian
dan

pengembangan. Peneliti bertindak
secara langsung dalam proses
pengumpulan data, analisis data, dan
intepretasi data. Instrumen pendukung
yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini berupa panduan
studi dokumentasi, dan angket.
Panduan
studi
dokumentasi
digunakan untuk menjaring data
tentang hasil telaah terhadap bahan
ajar menulis dalam buku paket mata
pelajaraan bahasa Indonesia untuk
siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab.
Malang dan berbagai referensi
pendukung yang berupa silabus mata
pelajaran bahasa Indonesia sesuai
pedoman kurikulum.
Angket yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri atas dua macam,
yaitu (1) angket untuk menjaring
analisis kebutuhan bahan ajar bagi
siswa dan guru bahasa Indonesia, (2)
angket validasi produk bahan ajar
menulis cerpen yang digunakan untuk
menjaring data yang terkait dengan
kelayakan produk dari aspek isi,
media dan perancang pembelajaran.
HASIL PENGEMBANGAN
Produk
penelitian
dan
pengembangan yang dihasilkan dalam
penelitan
ini berupa bahan ajar
menulis cerpen dalam bentuk buku
cetak untuk siswa kelas VII MTs NU
Pakis Kab. Malang. Produk ini telah
melalui lima tahapan uji validasi oleh
tim ahli, dan ahli praktisi. Ahli dan
praktisi yang terlibat dalam validasi
produk yaitu ahli bahan ajar menulis
cerpen yaitu ahli isi, ahli media dan
pembelajaran, dan ahli praktisi.
Data hasil uji coba produk
awal dilakukan oleh ahli bahan ajar
Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd. pada hari
Kamis, 23 Juni 2016 di gedung
pascasarjana Unisma Malang. Hasil

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 16

uji coba terbatas ini diperoleh saran
dan rekomendasi perbaikan. Saran
dan rekomendasi perbaikan produk
awal yaitu (1) penyajian kegiatan
pembelajaran menulis cerpen supaya
dikembangkan secara kreatif, (2)
penulisan
ejaan
yang
kurang
disempurnakan sehingga isi produk
baku, (3) menambah materi menulis
cerpen,(4)
Berdasarkan hasil analisis
lembar validasi materi pembelajaran
menulis cerpen untuk ahli isi bahwa
materi
pembelajaran
yang
dikembangkan dapat disimpulkan
persentase penilaian validator 90%,
hal ini menunjukkan bahwa materi
pembelajaran sangat valid.
Uji validasi aspek perancang
dan media pembelajaran bahan ajar
dilakukan oleh Dr. Sri Wahyuni,
M.Pd. wakil dekan I program studi
Pendidikan Bahasa Indonesia Unisma
seorang doktor pendidikan sastra dan
bahasa. Proses validasi produk bahan
ajar dilaksanakan pada tanggal 28
Juni 2016 di Kantor FKIP Unisma.
Hasil uji validasi ahli bahan ajar
menulis cerpen dalam
menelaah
produk bahan ajar menulis cerpen
dilanjuti dengan saran dan tanggapan
umum sebagai bahan revisi akhir.
Penilaian setiap aspek mengacu pada
kriteria kelayakan perancang dan
media bahan ajar yaitu (1) kesesuaian
bahan ajar dengan kompetensi dasar
menulis cerpen berbasis pendekatan
proses untuk kelas VII MTs NU Pakis
Kab. Malang, (2) desain sampul, (3)
indikator dan petunjuk penggunaan,
dan (4) kemutakhiran materi ajar.
Berdasarkan analisis data pada
aspek
perancang
dan
media
pembelajaran bahan ajar diperoleh
penilaian 72 %. Kesimpulannya pada
aspek isi, bahan ajar menulis cerpen

berbaisis pendekatan proses untuk
siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab.
Malang ini sangat baik dan layak
digunakan..
Sedangkan menurut penilaian
praktisi
pembelajaran
bahasa
Indonesia, isi bahan ajar ini memiliki
tingkat kelayakan yang tinggi.
Ditunjukkan hasil penilaian 93%.
Berdasarkan hasil analisis
lembar validasi materi pembelajaran
menulis cerpen untuk ahli praktisi
bahwa materi pembelajaran yang
dikembangkan dapat disimpulkan
persentase penilaian validator 93%
menunjukkan
bahwa
materi
pembelajaran sangat valid. Secara
keseluruhan
berdasarkan
hasil
analisis lembar validasi ahli isi, ahli
perancang dan media pembelajaran,
dan
ahli
praktisi
didapatkan
persentase 84%, sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
materi
pembelajaran yang dikembangkan
valid dan sudah tepat.
SIMPULAN
Bahan ajar menulis cerpen
berbaisis pendekatan proses untuk
siswa kelas VII MTs NU Pakis Kab.
Malang ini terdiri atas bagian (1)
sampul depan dan sampul belakang
(2) petunjuk penggunaan buku, (3)
pada bab 1 tentang hakikat dan unsur
isi dari teks cerpen, (4) latihan
mandiri, (5) bab 2 pemahaman dan
langkah-langkah menulis cerpen
berbasis pendekatan proses, (6)
latihan mandiri (7) daftar rujukan, dan
(8) biografi penulis.
Buku pengembangan materi
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pednekatan proses untuk siswa kelas
VII MTs NU Pakis Kab. Malang yang
dihasilkan ini diharapkan mampu
membuat
pembelajaran
lebih

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 17

menaraik bagi siswa karena materi
yang disajikan mengacu pada
pendekatan proses dimana pendekatan
tersebut tidak jauh lebih dari
pendekatan-pendekatan yang lebih
relevan. Materi pembelajaran menulis
cerpen ini dirancang sedemikian rupa
sebagai tuntutan kepada siswa agar
lebih aktif sedang guru hanya sebagai
fasilitator. Materi pembelajaran yang
diahasilkan ini telah divalidasi oleh
validasi ahli isi (Dr. Akhmad Tabrani,
M.Pd) selaku dosen bahasa dan sastra
Indonesia Universita Islam Malang,
kemudian oleh ahli perancang dan
media (Dr. Sri Wahyuni, M.Pd)
selaku dosen bahasa dan sastra
Indonesia Universitas Islam Malang,
dan salah satu guru MTs NU Pakis
sebagai ahli praktisi (Dr. Najmah,
S.Pd,
M.Pd)
sekaligus
guru
pengampu mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis data
hasil revisi pengembangan materi
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pendekatan proses untuk siswa kelas
VII MTs NU Pakis Kab. Malang
adalah
sebagai
berikut;
(1)
karakteristik pengembangan materi
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pendekatan proses untuk siswa kelas
VII MTs NU Pakis Kab. Malang yang
dikembangkan adalah materi yang
disajikan mengacu pada pendakatan
proses, (a) kegiatan yang disajikan
bertujuan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dan memudahkan
siswa dalam belajar atau memahami
materi, (b) kegiatan pembelajaran
yang terkait dengan kehidupan nyata
bagi siswa sehingga dapat belajar
tentang cara memecahkan masalah,
(c) siswa dapat menemukan sesuatu
dari masalah yang diberikan, (d)

siswa dapat menemukan sendiri
konsep atau langkah penulisan dan
dapat
menghubungkan
dengan
pengalaman-pengalaman sebelumnya
serta benda disekitarnya, (e) kegiatan
yang disajikan dapat membuat siswa
lebih aktif. (2) hasil validasi
kelayakan pengembangan materi
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pendekatan proses secara keseluruhan
memiliki rata-rata 3,3, hal ini
menunjukkan
bahwa
materi
pembelajaran menulis cerpen berbasis
pendekatan proses untuk siswa kelas
VII MTs NU Pakis Kab. Malang
layak digunakan sebagai bahan ajar
untuk membantu siswa dan guru pada
proses belajar mengajar.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas,
beberapa
saran
yang
dapat
dikemukakan,
yaitu
(1)
pengembangan materi pembelajaran
menulis cerpen berbasis pendekatan
proses untuk siswa kelas VII MTs NU
Pakis Kab. Malang hanya sebatas
keterampilan menulis semata, oleh
karena itu diharapkan ada tindak
lanjut dari pengembangan materi
tersebut sehingga penelitian ini lebih
sempurna, (2) disarankan kepada
pengembang-pengembang
lainnya
untuk menguji cobakan materi
pembelajaran
menulis
berbasis
pendekatan proses ini kepada siswa
beserta dengan soal-soal latihan
mandirinya, (3) disarankan kepada
pengembang mencoba menggunakan
produk
pengembangan
materi
pembelajaran menulis cerpen dalam
pembelajaran kurikulum 2013 (K-13).

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 18

DAFTAR RUJUKAN
Arief, Nur Fajar. 2008. Hakekat
Keterampilan Berbahasa BI.
Bahan.
Perkuliyahan
S2
Unisma Malang Tidak di
Publikasikan
Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).2007a.Petunjuk Teknis
Pengembangan Silabus dan
Contoh
/
Model;
Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia.
Bahasa
dan
Sastra
Indonesia.Jakarta: Depdiknas.
Borg, Walter R. & Gall, Meredith D.
1983. Educational Research An
Introductioan.(Fourth edition).
New York & London: Longman
Inc.
Hariadi, Langit Kresna, 2006.
Mengarang?Ah
Gampang:
Langkah-Langkah
Mudah
Menulis Cerpen, Novel, dan
Skenario.Solo: TigaSerangkai.
Khunti Ambarwati, Sri 2011. Upaya
Peningkatan
Keterampilun
Menulis
Cerpen
Lewat
Pendekatan Proses pada Siswa
Kelas XB SMA IT Abu Bakar
Yogtakarta.
Skripsi
S1.Yogyakarta: Prodi PBSI,
FBS,
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Kridalaksana, Harimurti 1999. Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia
Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman
Penulisan Tesis. Universitas
Islam Malang. Program Pasca
Sarjana Universitas Islam.
Mulyasa, E. 2005.Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyataningsih, Endang 2014.
Metode Penelitian Terapan
Bidang penelitian. Bandung:
Alfabeta Bandung.

Muslich, Masnur. 2010. Text Book
Writing:
Dasar-dasar
Pemahaman, Penulisan, dan
Pemakaian
Buku
Teks.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori
Pengajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada Univeristy Press.
Nuryani.2005.
Strategi
Belajar
Mengajar
Bahasa
Indonesia.Malang:
Penerbit
Universitas Negeri Malang
Nurjanah,
Eka.
2013.
Pengembangan
Model
Pengintegrasian Pendidikan
Karakter
Bangsa
dalam
Perencanaan Pembelajaran
Membaca pada Siswa Kelas
XI SMAN I Malang. Malang:
Universitas Islam Malang.
Oxford, Robocca I. 1990. Language
Learning Strategies. New
York: Universitas Alabama.
Sagala, H Syaiful. 2009. Konsep
dan
Makna
Pembelajaran:untuk
Membantu
Memecahkan
Problematika Belajar dan
Mengajar. Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Thahar, Harris Efendi 1999. Kiat
Menulis
Cerita
Pendek.
Bandung: Angkasa
Prastono, Andi. 2014. Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif. Menciptakan Metode
Pembelajaran yang Menarik
dan
Menyenangkan.
Jogjakarta: Diva Press.

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 19