BAB II PROFIL KABUPATEN MOJOKERTO - DOCRPIJM b57666e4dd BAB II002. Bab 2 Profil Kabupaten Mojokerto
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
BAB II
PROFIL KABUPATEN MOJOKERTO
2.1
Wilayah Administrasi
Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, dan 304 desa.
Luas wilayah secara keseluruhan adalah 692,15 km2. Di samping itu wilayah Kabupaten Mojokerto
juga mengitari wilayah Kota Mojokerto.
Secara geografis wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 111020’13” – 111040’47” Bujur
Timur dan 7018’35” – 7047” Lintang Selatan. Wilayah geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan
dengan pantai, hanya berbatasan dengan wilayah kabupaten lainnya, sebagaimana berikut inl:
Batas Utara
: Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik
Batas Timur
: Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan
Batas Selatan : Kabupaten Malang, Kota Batu
Batas Barat
: Kabupaten Jombang
Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 Kecamatan, 304 Desa/Kelurahan, 1.171 Dusun, 2.208
Rukun Warga (RW), dan 6.975 Rukun Tetangga (RT). Jumlah desa/kelurahan, dusun, Rukun Warga
(RW), dan Rukun Tetangga (RT) pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mojokerto dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT)
pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mojokerto
Rukun Warga
Rukun
No.
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Dusun
(RW)
Tetangga (RT)
1 Jatirejo
19
58
207
335
2
Gondang
18
71
71
279
3
Pacet
20
80
133
435
4
Trawas
13
29
79
246
5
Ngoro
19
67
155
532
6
Pungging
19
67
169
583
7
Kutorejo
17
108
147
352
8
Mojosari
19
53
161
560
9
Bangsal
17
49
74
297
10
Mojoanyar
12
44
108
240
11
Dlanggu
16
80
85
329
II - 1
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
12
Puri
16
68
Rukun Warga
(RW)
128
13
Trowulan
16
60
102
394
14
Sooko
15
42
50
403
15
Gedeg
14
46
106
374
16
Kemlagi
20
74
134
393
17
Jetis
16
80
126
469
18
Dawarblandong
18
75
173
348
304
1.171
2.208
6.975
No.
Kecamatan
Jumlah
Desa/Kelurahan
Dusun
Rukun
Tetangga (RT)
407
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2016
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Mojokerto
II - 2
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.2
Potensi Wilayah kabupaten Mojokerto
2.2.1
Potensi Sumber Daya Alam
Kawasan pelestarian alam di Kabupaten Mojokerto merupakan kawasan yang mempunyai
keanekaragaman dan mempunyai ciri khas tertentu atau bernilai budaya tinggi baik itu secara alami
maupun buatan manusia yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. Kawasan ini berada
pada wilayah selatan seperti di Kecamatan Pacet, Gondang, Trawas, Jatirejo, dan Trowulan. Dengan
luas hutan lindung terdapat di Kecamatan Ngoro dan Kecamatan Trawas seluas 1420,694 Ha.
Selain itu, di Kabupaten Mojokerto juga terdapat Taman Hutan Raya (Tahura). Taman Hutan
Raya (Tahura) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang
alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman
Hutan Raya (Tahura) yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto adalah merupakan bagian dari
Tahura R. Suryo. Tahura ini meliputi sebagian wilayah Kecamatan Pacet, Gondang, Trawas, dan
Jatirejo. Kawasan Taman Hutan Raya R. Suryo ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
No. 1128/Kpts-II/1992 tanggal 19 Desember 1992, selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Kehutanan No. 80/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 dan merupakan bagian dari luas Taman Hutan
Raya di Jawa Timur dengan luas total 24.877,7 Ha yang tersebar di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan,
Malang, dan Jombang. Secara administrasi Tahura R. Suryo berada di 4 (empat) Kabupaten yaitu:
Sebelah Utara seluas 1.141,18 Ha masuk wilayah Kecamatan Pacet dan Trawas Kabupaten
Mojokerto
Sebelah Timur seluas 3.600 Ha masuk wilayah Kecamatan Prigen, Purwosari, Purwodadi, dan
Sukorejo Kabupaten Pasuruan
Sebelah selatan seluas 7.900,50 Ha masuk wilayah Kecamatan Ngantang, Pujon, Batu, Singosari,
dan Karangploso Kabupaten Malang.
Sebelah barat seluas 2.864,7 Ha masuk wilayah Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
2.2.2
Potensi Pertanian
A. Pertanian Lahan Basah
Pada kawasan ini diusahakan untuk ditanami padi dengan pola tanam yang sesuai. Penggunaan
jenis tanaman lain diperkenankan apabila air tidak mencukupi atau dengan pertimbangan
pencapaian target produktivitas melalui tanaman selingan, seperti palawija. Pengembangan
II - 3
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
pertanian lahan basah tersebar di Kecamatan Gedeg, Jetis Dlanggu, Kutorejo, Pungging, Mojosari,
Bangsal, Puri, Trowulan, Sooko, dan Mojoanyar serta sebagian kecil wilayah Kecamatan Pacet,
Trawas, dan Gondang bagian utara serta sebagian wilayah Kecamatan Kemlagi.
B. Pertanian Lahan Kering
Kawasan Pertanian lahan kering di Kabupaten Mojokerto memiliki potensi khususnya komoditas
perkebunan. Kebutuhan pertanian lahan kering khususnya dengan komoditas non pangan
dipengaruhi oleh kegiatan pengolahan dan kebutuhan barang-barang sekunder. Sejauh ini terdapat
sektor unggulan dan prospektif pada kawasan-kawasan lahan pertanian kering, yakni komoditas
perkebunan berupa tembakau, tebu, dan pandan di Kecamatan Kemlagi, Dawarblandong, Jetis,
Gedeg, Jatirejo, Gondang, Pacet dan Ngoro. Adanya kebutuhan pengembangan lahan perkotaan
khususnya industri yang diarahkan mengkonversi lahan ini pada akhirnya mengarahkan alokasi
untuk pengembangan lahan pertanian tanaman kering.
C. Holtikultura
Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan
florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran,
bahan obat nabati, dan/atau bahan estetika. Usaha hortikultura adalah semua kegiatan untuk
menghasilkan
produk
dan/atau
menyelenggarakan
jasa
yang
berkaitan
dengan
hortikultura.Kawasan hortikultura terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto dengan luas
kurang lebih 10.510 Ha. (Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2016)
D. Perkebunan
Kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Mojokerto dikembangkan berdasarkan fungsi
kawasan dan potensi yang ada pada daerah masing-masing berdasarkan prospek ekonomi yang
dimiliki. Selain itu, pada kawasan ini juga dapat dikembangkan kegiatan agroindustri dan
agrowisata. Berdasarkan komoditasnya, pengembangan perkebunan dapat dibagi dalam dua
kelompok yakni perkebunan tanaman tahunan seperti: cengkeh, kopi, coklat, karet dan perkebunan
tanaman semusim antara lain berupa : tebu, panili, dan tembakau. Pengembangan kawasan
perkebunan di Kabupaten Mojokerto yaitu di Kecamatan Pacet, Jatirejo,Trawas, Gondang,
Dawarblandong dan Kemlagi serta Kecamatan Jetis sebagai kawasan sentra pengembangan
kacang mete. Kawasan perkebunan ini merupakan kawasan perkebunan tanaman tahunan dengan
pengembangan komoditi kopi, kelapa, dan mete.
II - 4
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
E. Peternakan
Beberapa komoditas peternakan seperti ayam potong, itik dan unggas lainnya yang diusahakan
oleh masyarakat tersebar secara acak dengan menempati kawasan-kawasan pertanian.
Berdasarkan perkembangan sektor peternakan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto
berpeluang untuk dikembangkan kegiatan peternakan.
Bagi pemenuhan kebutuhan internal
Mojokerto dan ekspor, maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat
dipertahankan. Kebutuhan Pengembangan ke depan yang dapat diatur pemanfaatan lahannya
atau kawasannya diatur sebagai berikut:
Pengembangan ternak besar jenis sapi potong di Jatirejo, Sooko Gedeg,dan Kutorejo
Peternakan ternak besar tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto
Peternakan ternak kecil terletak di Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Ngoro, Kecamatan
Pungging, Kecamatan Mojosari, Kecamatan Sooko, Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet,
dan Kecamatan Kemlagi
Peternakan unggas terletak di Kecamatan Trawas, Kecamatan Pungging, Kecamatan Kutorejo,
Kecamatan Jetis, Kecamatan Gedeg. dan Kecamatan Dawarblandong
2.2.3
Potensi Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan Kabupaten Mojokerto terbagi atas:
a. Kawasan perikanan tangkap terletak di:
Waduk/situ/danau/telaga seluas 98,58 Ha lokasinya meliputi Kecamatan Dawarblandong,
Kemlagi, Jetis, Sooko, Mojoanyar, Trowulan jatirejo, Puri, Dlanggu, Pacet, Bangsal, Mojosari,
Kutorejo dan Pungging
Sungai dengan panjang 330 km
b. Kawasan perikanan budidaya air tawar, terletak di:
Perairan umum berupa sungai, waduk, telaga dan embung lokasinya meliputi: Segaran
Trowulan, Waduk Tanjungan, Cinandang
Kolam dengan luas 0,25 km2 lokasinya untuk ikan lele/patin komunitasnya ada di Kecamatan
Dlanggu, Puri, Mojoanyar, Mojosari, Pungging, dan Bangsal. Untuk gurami berada di Desa
Modongan dan Klinterjo Kecamatan Sooko, Desa Panggih Kecamatan Trowulan, Kecamatan
Puri dan Kecamatan Gondang. Khusus nila hanya terdapat di Kecamatan Ngoro.
II - 5
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Sawah dengan sebaran lokasi meliputi Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Gondang, Pacet,
Trawas, Ngoro, Pungging, Kutorejo, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Dlanggu, Puri, Trowulan,
Sooko, Gedeg, Kemlagi, Jetis, dan Dawarblandong.
Budidaya perikanan air tawar yang dikembangkan adalah meliputi:
Ikan lele/patin terdapat di Kecamatan Dlanggu, Puri, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari,
Pungging
Ikan nila/mas terdapat di Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, Ngoro
Ikan gurame terdapat di Kecamatan Sooko dan Trowulan
c. Kawasan pemasaran hasil perikanan terdapat di Desa Tunggalpager Kecamatan Pungging,
Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Mojosari, Desa Sadar Tengah Kecamatan Mojoanyar,
Kecamatan Puri, Kecamatan Gondang, dan Kecamatan Sooko.
2.2.4
Potensi Pertambangan
Kawasan pertambangan yang memiliki kegiatan dan dukungan spesifik di Kabupaten
Mojokerto berdasarkan jenis bahan tambang maupun potensi belum perlu untuk dikembangkan. Untuk
kegiatan pertambangan batuan di Kecamatan Ngoro, Gondang, dan Jatirejo perkembangannya
dibatasi, dan perlu dilakukan komitmen tegas untuk melakukan reklamasi bekas penggalian. Saat ini
terdapat kegatan penambangan sirtu di Kecamatan Ngoro, hal ini merupakan potensi bagi kawasan
pertambangan namun untuk pengembangan dalam bentuk kawasan yang terstruktur dalam pola ruang
tidak dapat ditentukan dengan spesifik hingga adanya kajian dan ekplorasi lebih lanjut yang
menghasilkan rencana pengembangan.
Pertambangan mineral bukan logam terdapat di Kecamatan Mojoanyar, Sooko, Bangsal,
Gedeg, Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong. Pertambangan batuan terdapat di Kecamatan Ngoro,
Jetis, Dawarblandong, Kutorejo, dan Dlanggu. Pertambangan minyak dan gas bumi di seluruh wilayah
Kabupaten Mojokerto. Pertambangan panas bumi terdapat di Gunung Arjuno Welirang.
2.2.5
Potensi Industri
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Mojokerto dikembangkan berdasarkan
ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, dan
perkembangan wilayah. Rencana pengembangan kawasan industri di kabupaten Mojokerto didasarkan
pada kecenderungan perkembangan lokasi kawasan industri di Jawa Timur saat ini dan potensi
II - 6
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
kawasan yang dimana letak Kabupaten Mojokerto berdekatan dengan kawasan industri Lamongan
Integreated Shore base (LIS) dan Kabupaten Lamongan serta Gresik. Kabupaten Mojokerto sebagai
salah satu kabupaten di wilayah Gerbangkertosusilo Plus yang mampu menampung perkembangan
kawasan industri di Provinsi Jawa Timur.
Pengembangan Kawasan industri di Kabupaten Mojokerto diarahkan akan terdiri dari :
a. Kawasan industri yang menimbulkan polutan (Ngoro Industrial Estate, Mojoanyar Industrial Estate,
dan Jetis Industrial Estate) terdapat di Kecamatan Ngoro dan Mojoanyar, Jetis, Kemlagi, dan
Dawarblandong.
b. Kawasan industri besar dikembangkan berupa Kawasan Industrial Estate adalah:
a. Kawasan Industri Kecamatan Ngoro
Dimiliki oleh PT. Dharmala RSSEA (PMA) tahap pertama seluas 200 Ha di Desa Ngoro
dan Lolawang Kecamatan Ngoro
Telah dimulai pembebasan lahan tahap kedua 80-150 Ha di Desa Kutogirang
Kecamatan Ngoro
b. Kawasan Industri Kecamatan Mojoanyar meliputi Desa Kepuhanyar, Sadartengah, dan
Lengkong
c. Kawasan Industri Kecamatan Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong yang telah berkembang
secara individual di Desa Mojolebak, Parengan, dan Permong Kecamatan Jetis. Perluasan
diarahkan di Desa Sidorejo dan Lakardowo Kecamatan Jetis.
c. Kawasan industri menengah antara lain sebagai berikut:
a. Sepanjang ruas Jalan By Pass Mojokerto terletak di Desa Kenanten Kecamatan Sooko dan
Desa Balongmojo Kecamatan Puri
b. Sepanjang ruas Jalan Raya Pacing-Dlanggu di Kecamatan Bangsal dan Kecamatan Dlanggu
c. Sepanjang ruas Jalan Raya Mojosari-Pacet Kecamatan Kutorejo
d. Sepanjang ruas Jalan Raya Mojosari-Trawas Kecamatan Pungging
e. Sepanjang ruas Jalan Raya Purwojati Kecamatan Ngoro-Kalipuro Kecamatan Pungging
f.
Desa Sukoanyar Kecamatan Ngoro
g. Desa Pungging Kecamatan Pungging
h. Sepanjang ruas Jalan Raya Jasem-Ngoro Kecamatan Ngoro
i.
Sepanjang ruas Jalan Domas-Jambuwok Kecamatan Trowulan
II - 7
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
j.
Sepanjang ruas Jalan Raya Jasem-Ngoro yang terletak di Desa Jasem, Desa Kembangsri,
Desa Sedati dan Desa Ngoro Kecamatan Ngoro
k. Sepanjang ruas Jalan Pekukuhan-Sumbertanggul yang terletak di Desa Sumbertanggul
Kecamatan Mojosari
l.
Sepanjang ruas Jalan Belahantengah-Awang-awang yang terletak di Desa Belahantengah
Kecamatan Mojosari
m. Sepanjang ruas Jalan Lingkar Utara Kota Mojosari yang terletak di Desa Bangun, Desa
Ngrame dan Desa Tunggalpager Kecamatan Punggingi
n. Sepanjang ruas Jalan Raya Ngoro-Watukosek yang terletak di Desa Wotanmasjedong, Desa
Watesnegoro, Desa Manduromanggunggajah dan Desa Wonosari Kecamatan Ngoro
o. Sepanjang ruas Jalan Domas-Jambuwok di Desa Domas dan Desa Jambuwok Kecamatan
Trowulan
d.
Sentra industri kecil
Lokasi sentra industri kecil ini tersebar di Kabupaten Mojokerto sesuai dengan potensi masingmasing wilayah. Sentra industri kecil ini pada umumnya merupakan permukiman industri dengan
tenaga kerja dari penduduk lokal dan dikerjakan tiap rumah. Sentra industri kecil diarahkan
pengembangannya melalui pengendalian terhadap pemanfataan lahannya agar tidak terlalu padat
dan dapat menarik pengunjung, serta limbahnya dikelola secara bersama sehingga dapat
menciptakan lingkungan yang nyaman. Kawasan sentra industri kecil ini di kembangkan pada tiap
wilayah kabupaten/kota, dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri, dan pengembangan
agroindustri di Pacet dan Gondang.
2.2.6
Potensi Pariwisata
Kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto akan dikembangkan sebagai berikut ini.
a. Wisata alam berada di Kecamatan Trawas, Pacet, Ngoro, Jatirejo, dan Gondang yang berupa
wisata alam pegunungan
b. Wisata budaya dan peninggalan sejarah, dimana terdapat situs bersejarah yang memiliki nilai
kultural yang tinggi yang lokasinya terdapat di Kecamatan Trowulan, yaitu situs bekas kerajaan
Majapahit (cagar budaya) yang dikembangkan menjadi Mojopahit Park. Selain itu terdapat pula
di Kecamatan Puri, Kecamatan Trawas, dan Kecamatan Pacet.
c. Wisata buatan terletak di Kecamatan Kemlagi dan Pacet
II - 8
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Tabel 2.2
Jenis dan Lokasi Wisata Di Kabupaten Mojokerto
Jenis Pariwisata
Lokasi Pariwisata
Wisata Alam/Wana Wisata
1. Kawasan Pemandian Ubalan
1. Desa Pacet, Kecamatan Pacet Ubalan
2. Kawasan Pemandian Air Panas
2. Desa Padusan, Kecamatan Pacet
3. Kawasan Petirtaan Jolotundo
3. Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
4. Kawasan Air Tejun Dlundung
4. Desa Dlundung, Kecamatan Trawas
5. Kawasan Wana Wisata Kupang
5. Desa Kupang, Kecamatan Jetis
6. Air terjun Cuban Canggu
6. Kecamatan Pacet
7. Wisata air sungai Brantas
7. Kecamatan Jetis
Wisata Budaya
1. Kawasan Candi Bajang Ratu
1. Desa Temon, Kecamatan Trowulan
2. Kawasan Candi Tikus
2. Desa Temon, Kecamatan Trowulan
3. Kawasan Candi Brahu
3. Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan
4. Kawasan Situs Centong
4. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
5. Kawasan Candi Wringin Lawang
5. Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan
6. Kawasan Kolam Segaran
6. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
7. Kawasan Makam Putri Cempo
7. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
8. Kawasan Candi Minakjinggo
8. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
9. Kawasan Situs Majapahit
9. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
10. Kawasan Candi Sumur Upas
10. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
11. Kawasan Makam Troloyo
11. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
12. Kawasan Situs Lantai Enam
12. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
13. Kawasan Yoni Klintorejo
13. Desa Klintorejo, Klintorejo, Kecamatan Sooko
14. Kawasan Candi Kesiman Tengah
14. Desa Kesiman Tengah, Kecamatan Trawas
15. Kawasan Prasasti Kembang Sore
15. Desa Petak, Kecamatan Pacet
16. Kawasan Situs Kutogirang
16. Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro
17. Kawasan Candi Brangkal
17. Desa Jedong, Kecamatan Ngoro
18. Kawasan Candi Pasentran
18. Desa Jedong, Kecamatan Ngoro
19. Kawasan Candi Lurah dan Carik
19. Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas
20. Kawasan Kekunoan Kendali Sodo
20. Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
21. Candi Brangkal
21. Kecamatan Pacet
22. Dam Tanjungan
22. Kecamatan Kemlagi
23. Makam Siti Hinggil
23. Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan
Wisata Buatan
1. Kecamatan Kemlagi
2. Kecamatan Kambengan
3. Kecamatan Pacet
Sumber : RTRW Kabuapten Mojokerto Tahun 2012-2032
2.3
Demografi dan Urbanisasi
Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang
mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, data penduduk sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten
Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut.
II - 9
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2014
No.
Kecamatan
Luas Wilayah
(km2)
Jumlah Penduduk tahun
2015 (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/km2)
1
Jatirejo
32,98
43.292
1.313
2
Gondang
39,11
42.847
1.096
3
Pacet
45,16
58.093
1.286
4
Trawas
29,86
30.055
1.007
5
Ngoro
57,48
80.345
1.398
6
Pungging
48,14
76.270
1.584
7
Kutorejo
42,83
64.025
1.495
8
Mojosari
26,65
77.896
2.923
9
Bangsal
24,06
51.211
2.128
10
Mojoanyar
23,02
49.242
2.139
11
Dlanggu
35,42
55.752
1.574
12
Puri
35,65
74.903
2.101
13
Trowulan
39,20
75.103
1.916
14
Sooko
23,46
73.062
3.114
15
Gedeg
22,98
57.818
2.516
16
Kemlagi
50,05
58.439
1.168
17
Jetis
57,17
84.551
1.479
18
Dawarblandong
58,93
51.618
876
1.104.522
1.596
692,15
Jumlah
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa luas wilayah terluas di Kabupaten Mojokerto
adalah Kecamatan Dawarblandong yaitu 58,93 km2 sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan
Gedeg yaitu 22,98 km2. Jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Jetis yaitu 84.551 jiwa
sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Trawas yaitu 30.055 jiwa. Wilayah yang
memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sooko yaitu 3.114 jiwa/km2 sedangkan
kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Dawarblandong yaitu 876 jiwa/km2.
Gambaran kependudukan di Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada gambar berikut.
II - 10
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No.
Kecamatan
Sex Ratio
Laki-Laki
Perempuan
Total
1
Jatirejo
21.954
21.338
43.292
102,89
2
Gondang
21.557
21.280
42.837
101,30
3
Pacet
29.190
28.903
58.093
100,99
4
Trawas
15.040
15.015
30.055
100,17
5
Ngoro
40.018
40.327
80.345
99,23
6
Pungging
38.352
37.918
76.270
101,14
7
Kutorejo
32.399
31.626
64.025
102,44
8
Mojosari
39.260
38.636
77.896
101,62
9
Bangsal
25.844
25.367
51.211
101,88
10
Mojoanyar
24.809
24.433
49.242
101,54
11
Dlanggu
27.992
27.760
55.752
100,84
12
Puri
37.736
37.167
74.903
101,53
13
Trowulan
37.985
37.118
75.103
102,34
14
Sooko
36.882
36.180
73.062
101,94
15
Gedeg
29.069
28.749
57.818
101,11
II - 11
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-Laki
Perempuan
Total
Sex Ratio
16
Kemlagi
29.247
29.192
58.439
100,19
17
Jetis
42.829
41.722
84.551
102,65
18
Dawarblandong
25.563
26.055
51.618
98,11
Jumlah
555.736
548.786
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2016
1.104.512
101,27
Perempuan
50%
Laki-Laki
50%
Gambar 2.3
Sex Ratio Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Sex ratio
Kabupaten Mojokerto adalah sebesar 101,27, hal ini berarti dalam 100 penduduk perempuan di
Kabupaten Mojokerto terdapat 101 penduduk laki-laki.
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012-2014
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.5
Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Mojokerto
No
Tahun
Jumlah Keluarga Miskin
1
2012
25.502
2
2013
42.714
3
2014
52.552
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015
II - 12
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Manfaat proyeksi penduduk yaitu
mengetahui keadaan penduduk pada masa kini yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat
pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang yaitu
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, serta mengetahui pengaruh berbagai kejadian
tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Proyeksi penduduk
Kabupaten Mojokerto tahun 2016-2021 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.6
Proyeksi Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2021
No.
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
Kecamatan
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1
Jatirejo
43.530
43.770
44.010
44.252
44.496
44.740
2
Gondang
43.083
43.320
43.558
43.797
44.038
44.281
3
Pacet
58.413
58.734
59.057
59.382
59.708
60.037
4
Trawas
30.220
30.387
30.554
30.722
30.891
31.061
5
Ngoro
80.787
81.231
81.678
82.127
82.579
83.033
6
Pungging
76.689
77.111
77.535
77.962
78.391
78.822
7
Kutorejo
64.377
64.731
65.087
65.445
65.805
66.167
8
Mojosari
78.324
78.755
79.188
79.624
80.062
80.502
9
Bangsal
51.493
51.776
52.061
52.347
52.635
52.924
10
Mojoanyar
49.513
49.785
50.059
50.334
50.611
50.889
11
Dlanggu
56.059
56.367
56.677
56.989
57.302
57.617
12
Puri
75.315
75.729
76.146
76.565
76.986
77.409
13
Trowulan
75.516
75.931
76.349
76.769
77.191
77.616
14
Sooko
73.464
73.868
74.274
74.683
75.093
75.506
15
Gedeg
58.136
58.456
58.777
59.101
59.426
59.752
16
Kemlagi
58.760
59.084
59.409
59.735
60.064
60.394
17
Jetis
85.016
85.484
85.954
86.427
86.902
87.380
18
Dawarblandong
51.902
52.187
52.474
52.763
53.053
53.345
Jumlah
1.110.597
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
1.116.705
1.122.847
1.129.023
1.135.232
1.141.476
II - 13
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.4
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW
Kabupaten Mojokerto
2.4.1
Kondisi Fisik Dasar
Secara umum, Kabupaten Mojokerto dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu
satuan pegunungan pada bagian selatan, satuan perbukitan struktural di bagian utara dan satuan
dataran yang meliputi wilayah tengah dan utara Kabupaten dan Kota Mojokerto. Karakteristik
wilayah kabupaten Mojokerto sangat dipengaruhi kondisi batuan penyusunnya. Kawasan bagian
selatan berupa morfologi pegunungan dengan tingkat kesuburan tinggi, bagian utara dikontrol oleh
perbukitan kapur yang tidak begitu subur, sedangkn di bagian tengah berupa dataran.
Berdasarkan relief dan bentuk lerengnya, wilayah penelitian ini dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) kelas lereng, yaitu:
1. Kemiringan lereng rendah (0-2 %)
Daerah dengan luas 409,885 km2 dengan tingkat kelerengan rendah berada di sebelah utara
dan tengah wilayah penelitian seperti Dawar Blandong, Kemlagi, Jetis, Puri, Mojosari, Kutorejo,
Trowulan, Ngoro, dan sekitarnya. Kemiringan lereng berkisar antara 0-2 % atau 00-20 dengan
ketinggian antara 0-23 m di atas permukaan laut. Sungai yang mengalir pada satuan ini
diantaranya adalah Sungai Brantas dengan pola meander, lembah sungai tua, lembah sungai
menyerupai huruf U, dengan tingkat erosi dominan ke arah lateral. Namun dalam
perkembangannya, Sungai Brantas mengalami pendangkalan dikarenakan pasokan material
sedimentasi yang melimpah dan proses sedimentasi yang dominan.
2. Kemiringan lereng sedang (2-15%)
Daerah dengan luas 454,795 km2 dengan tingkat kelerengan sedang berada utara dan melampar
hingga ke beberapa lokasi di sebelah selatan seperti daerah Jetis, Jatirejo, Dlanggu, Gondang,
Pacet, Ngoro dan sekitarnya. Kemiringan lerengnya berkisar antara 2-15 % atau 20-80 dengan
ketinggian hingga mencapai 150 m di atas permukaan laut. Pada beberapa tempat merupakan
wilayah dengan ancaman gerakan tanah sedang.
3. Kemiringan lereng tinggi (15 – < 40 %)
Daerah dengan luas 2.290,6574 km2 mempunyai tingkat kemiringan lereng tinggi terdapat di
sebelah selatan daerah penelitian seperti di Pacet, Trawas, Ngoro, dan sekitarnya. Satuan
kemiringan lereng tinggi merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang tersebar di bagian
selatan daerah penelitian seperti Gunung Welirang, Gunung Anjasmoro Dan Gunung
II - 14
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Penanggungan. Kemiringan lerengnya berkisar antara 15 – > 40 % atau 80 - > 220 dengan
ketinggian sekitar 150 m hingga 3.156 m di atas permukaan laut. Pada daerah dengan dengan
kemiringan lereng tinggi, akan mengalami gejala longsor di beberapa tempat dikarenakan
beberapa faktor lain diantaranya derajat pelapukan yang sedang hingga tinggi, pembentukan
tanah yang tebal, serta bentuk orientasi lereng tersusun oleh bahan material letusan gunungapi
yang kurang kompak. Analisa pola penyaluran memperlihatkan penyebaran pola umum
dendritik dengan lembah membentuk huruf V di sepanjang tebing terjal di bagian hulu
sungai. Proses erosi yang bekerja juga sangat dominan.
Tabel 2.7
Tinggi dan Luas Menurut Kecamatan Di Kabupaten Mojokerto
Letak Ketinggian (m)
No
Kecamatan
0 - 500
500 - 1.000
> 1.000
1 Jatirejo
7.610
2 Gondang
6.065
3 Pacet
4.456
5.732
1.440
4 Trawas
2.310
1.290
2.060
5 Ngoro
12.066
1.250
166
6 Pungging
4.542
7 Kutorejo
4.097
8 Mojosari
2.669
9 Bangsal
2.529
10 Mojoanyar
2.360
11 Dlanggu
3.536
12 Puri
3.525
13 Trowulan
4.401
14 Sooko
2.341
15 Gedeg
2.452
16 Kemlagi
5.708
17 Jetis
6.681
18 Dawarblandong
7.650
Jumlah
84.998
8.272
3.666
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2016
Jumlah
7.610
6.065
11.628
5.660
13.482
4.542
4.097
2.669
2.529
2.360
3.536
3.525
4.401
2.341
2.452
5.708
6.681
7.650
96.936
II - 15
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.4
Peta Kelerengan Lahan Kabupaten Mojokerto
II - 16
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Jenis tanah wilayah kabupaten Mojokerto tersusun oleh kompleks regosol dan lithosol
karena mayoritas dari hasil endapan material gunung berapi dan teriri dari 13 (tiga belas) lelompok,
yaitu:
1. Aluvial
Terletak di sepanjang tepian kanan - kiri sungai, umumnya merupakan bagian tepian sungai
yang masih sering terkena proses dinamis seperti banjir dan sedimentasi, sehingga proses
permbentukan perkembangan tanah belum tampak.
2. Regosol
Persebaran tanah jenis ini terletak pada pegunungan-pegunungan daerah antar sungai,
biasanya ditempati sebagai daerah pemukiman. Drainase baik, permebilitas tinggi dan stabil
serta kandungan bahan organik tinggi. Mineral pada umumnya masih dalam bentuk segar
dan belum siap dimanfaatkan oleh tanaman.
3. Grumusol
Tanah berwarna hitam ini merupakan tanah yang memiliki karakteristik khas, berupa
kandungan lempung montmorillonit. Tekstur lempung yang bersifat montmorillonit mempunyai
kemampuan mengembang yang tinggi bila berkontak dengan air dan konsistensi sangat lekat
dalam keadaaan basah. Struktur tanah umumnya gumpal hingga gumpal bersudut.
4. Mediteran
Tanah ini berkembang dari bahan induk batugamping dengan perkembangan profil solum
tanah sedang hingga dangkal. Sifat tanah ini bertekstur lempung dengan struktur granuler
gempal. Konsistensi dalam keadaan lembab dan basah sanga lekat, pH antara 6,5 – 7,5. Warna
tanah merah sampai coklat kemerahan.
5. Latosol
Jenis tanah ini berkembang dari batuan induk batupasir dan batuan diorit, terdapat pada satuan
lahan perbukitan. Sifat fisik diantaranya adalah solum tanah sedang dalam, tekstur geluh
berlempung, struktur gumpal, konsistensi dalam keadaan lembab, teguh dan dalam keadaan
basah lekat, dengan pH antara 5,5 – 6.
6. Andosol
Tanah ini berkembang baik di daerah sekitar vulkan, bertekstur tanah dan bahan penyusunnya
adalah debu yang berasal dari gunungapi. Konsistensinya bersifat lepas-lepas dengan struktur
butir tunggal hingga lemah.
II - 17
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tabel 2.8
Komposisi Jenis Tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto (LPTI. Th 1983)
Jenis Tanah
Luas (Ha)
Alluvial Kelabu Tua
525
Alluvial Kelabu
225
Assosiasi Alluvial Kelabu dan Alluvial Coklat Kekuningan
3.032
Regosol Kelabu
450
Kompleks Regosol dan Lithosol
82.288
Grumosol Kelabu
537
Assosiasi Andosol Coklat Kekuningan dan Regosol Coklat
438
Kekuningan
Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan
1.712
Lithosol
2.735
Grumosol Kelabu Tua
113
Grumosol Kelabu
2.237
Assosiasi Mediteran Coklat & Grumosol
1.875
Lithosol
888
Assosiasi Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumosol Kelabu
%
0,53
0,24
3,13
0,46
96.00
0.44
0,44
1,75
2,82
0,14
2,28
1,91
0,91
II - 18
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.5
Peta Jenis Tanah Kabupaten Mojokerto
II - 19
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.4.2
Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian regional Kabupaten Mojokerto dengan menggunakan salah satu
indikator ekonomi makro yang paling umum yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk
Domestik Regional Bruto yang kerap menjadi indikator atas model ekonomi makro merupakan kalkulasi
yang dapat merepresentasikan pertumbuhan ekonomi daerah melalui aspek produksi, pendapatan,
dan pengeluaran.
Setiap pendekatan memiliki pengertian dan pola kalkulasi yang berbeda. Sedangkan berdasarkan
data yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto yang dikeluarkan
melalui publikasi Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015 PDRB yang disampaikan
menggunakan pendekatan produksi. Salah satu indikator laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah
adalah PDRB. Oleh sebab itu PDRB dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran, tingkat inflasi dan deflasi, struktur perekonomian serta
potensi suatu daerah. Berikut PDRB Kabupaten Mojokerto dari tahun 2012 sampai 2014:
Kategori
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
M,N
O
P
Q
Tabel 2.9
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mojokerto
Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah)
Uraian
2012
2013
2014
Pertanian, Kehutanan dan
4.028.695,1
4.458.618,3
4.965.068,0
Perikanan
Pertambangan dan
459.433,2
481.927,2
548.228,0
Penggalian
Industri Pengolahan
22.813.763,7
24.860.898,7
27.823.077,7
Pengadaan Listrik dan Gas
26.936,0
26.423,4
27.314,6
Pengadaan Air, Pengelolaan
31.349,5
33.423,5
34.883,0
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
4.059.101,9
4.664.500,5
5.368.205,4
Perdagangan Besar dan
4.656.350,7
5.059.752,3
5.408.064,9
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
457.392,9
537.870,8
646.799,3
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
764.590,5
888.232,2
1.071.299,7
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
2.383.736,7
2.653.104,0
2.893.411,5
Jasa Keuangan dan Asuransi
608.284,1
718.761,2
827.175,0
Jasa Perusahaan
65.396,2
75.753,8
84.274,0
Administrasi Pemerintahan,
1.210.990,2
1.270.806,8
1.297.528,1
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
578.027,6
658.088,7
746.460,2
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
154.464,1
179.834,1
212.500,1
II - 20
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Kategori
Uraian
Sosial
Jasa Lainnya
R,S,T,U
PDRB
PDRB Tanpa Migas
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
2012
2013
2014
411.928,7
43.397.428,8
43.396.092,8
433.425,5
47.746.984,6
47.745.475,8
474.609,3
53.241.345,4
53.239.796,1
Tabel 2.10
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mojokerto
Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah)
Kategori
Uraian
2012
2013
2014
A
Pertanian, Kehutanan dan
3.457.151,7
3.532.285,0
3.599.519,0
Perikanan
B
Pertambangan dan
418.637,8
422.888,7
431.802,6
Penggalian
C
Industri Pengolahan
20.592.045,1
21.905.696,0
23.451.004,9
D
Pengadaan Listrik dan Gas
29.347,8
30.696,2
31.662,5
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
29.686,6
30.647,7
31.229,9
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F
Konstruksi
3.503.881,0
3.829.826,1
4.111.685,8
G
Perdagangan Besar dan
4.266.124,8
4.510.202,6
4.715.267,1
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H
Transportasi dan
426.045,1
471.114,5
522.268,7
Pergudangan
I
Penyediaan Akomodasi dan
679.719,5
736.193,4
809.107,9
Makan Minum
J
Informasi dan Komunikasi
2.344.789,0
2.605.610,6
2.838.896,4
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
535.013,5
600.510,5
648,665,7
M,N
Jasa Perusahaan
58.776,8
63.740,6
69.252,5
O
Administrasi Pemerintahan,
1.046.492,5
1.059.875,4
1.064.672,6
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P
Jasa Pendidikan
509.501,1
546.419,6
584.578,4
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
142.340,1
154.890,4
169.749,7
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya
395.555,1
411.974,5
429.977,2
PDRB
39.047.316,6
41.579.240,6
44.225.146,7
PDRB Tanpa Migas
39.046.061,3
41.577.887,3
44.2223.778,2
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Angka PDRB Kabupaten Mojokerto atas dasar harga berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga
tahun terakhir masing-masing adalah Rp. 43.397.428,8 juta (2012), Rp. 47.746.984,6 juta (2013) dan
Rp. 53.241.345,4 Juta (2014). Angka PDRB Kabupaten Mojokerto atas dasar harga konstan ( ADHK)
2010 selama kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing Rp. 39.047.316,6 juta (2012), Rp.
41.579.240,6 juta (2013) dan Rp. 44.225.146,7 juta (2014). Peranan sektoral terhadap pembentukan
PDRB menurut ADHB tahun 2014, terbesar pada sektor Industri Pengolahan (52,26%), diikuti sektor
II - 21
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (10,16%) dan Sektor Konstruksi
(10,08%). Sedangkan kontribusi terkecil adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,05%.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 terlihat selama kurun waktu tiga tahun
terakhir kondisi perekonomian Kaupaten Mojokerto mengalami penurunan, Pertumbuhan Kabupaten
Mojokerto sebesar 7,26 (2012); 6,48 (2013) dan 6,36 (2014). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Mojokerto tahun 2014 mengalami pelambatan karena 17 kategori sebagian besar mengalami
penurunan. Tahun 2014, peningkatan pertumbuhan terbesar adalah pada kategori Industri Pengolahan
(7,05%) dan Penyediaan akomodasi dan kebutuhan pangan (9,90%).
2.4.3
Isu-Isu Strategis Kabupaten Mojokerto
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan RPJMD Kabupaten Mojokerto tahun 2016-
2021 adalah sebagai berikut:
1. Isu Internasional
a. Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
b. Pembangunan Berkelanjutan
c. Gejolak Perekonomian Global
d. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Mitigasi Bencana Alam dan Penanganan Perubahan
Iklim
2. Isu Nasional
a. Universal Access 100% layanan air minum, 0% kawasan kumuh, 100% layanan sanitasi
b. Jaminan Kesehatan Nasional
c. Kedaulatan Pangan
d. Pengarusutamaan Gender
3. Isu Regional
a. Gerbangkertosusila
b. Kerjasama Sistem penyediaan air minum (SPAM) regional dan pengembangan TPA regional
c. Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
d. Infrastruktur
4. Isu Kabupaten
a. Pendidikan dan Kesehatan
b. Kemiskinan
II - 22
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
c. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana air minum, air limbah, drainase, persampahan,
penanganan kawasan kumuh dan RTLH
d. Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
e. Kualitas keimanan dan ketaqwaan yang selaras dengan semangat revolusi mental
f.
Tata kelola pemerintahan yang baik
g. Pengelolaan infrastruktur Sumber Daya Air
h. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
i.
Pembangunan infrastruktur pengairan
j.
Penataan Ruang
k. Pertumbuhan ekonomi melambat
l.
Ketertiban dan Keamanan
m. Pelayanan Prima
n. Potensi pariwisata belum optimal
o. Harmonisasi hubungan Pemerintah, swasta dan masyarakat
p. Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B)
q. Disparitas Wilayah
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2012-2032
adalah sebagai berikut:
1. Adanya pengembangan wilayah Kabupaten Mojokerto terkait dengan rencana pembangunan jalan
bebas hambatan ruas Surabaya-Mojokerto dan ruas Mojokerto-Kertosono. Rencana pembangunan
ruas ini akan semakin meningkatkan aksesbilitas Kabupaten Mojokerto sehingga semakin terbuka
terhadap investasi.
2. Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung produksi yang dihasilkan dan
meningkatkan kualitas produknya
3. Adanya masalah-masalah lingkungan di wilayah Kabupaten Mojokerto yang memerlukan
penanganan prioritas agar tidak menjadi kendala dalam upaya pengembangan wilayah yaitu
masalah tanah longsor, penggundulan hutan, banjir dan lahan kritis
II - 23
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.6
Peta Isu Strategis Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto Tahun 2012-2032
II - 24
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Mojokerto tahun 2015-2034, isu strategis dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto-Kertosono yang diimbangi dengan pengembangan
permukiman baru di kawasan interchange Desa Canggu (Kecamatan Canggu) dan Desa Gedeg
(Kecamatan Gedeg)
2. Pengembangan permukiman baru untuk mendukung kegiatan ekonomi potensial di Ngoro, Pacet,
dan Trawas
3. Penetapan Pusat Pelayanan di Jetis, Sooko, Mojosari, dan Pacet
4. Pengembangan Kawasan Industrial Estate Di Ngoro, Jetis, dan Mojoanyar
5. Penetapan Kawasan Cagar Budaya Nasional di Trowulan (Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor 260/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Trowulan
Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional tertanggal 30 Desember 2013)
II - 25
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.7
Peta Isu Strategis Berdasarkan RP2KP Kabupaten Mojokerto Tahun 2015-2034
II - 26
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten
Mojokerto adalah sebagai berikut:
1. Infrastruktur
a. Tata guna dan tata kelola air belum optimal
b. Timbulnya limbah padat domestik yang berasal dari aktivitas pasar dan permukiman
c. Timbulnya permasalahan drainase di sekitar pasar dan permukiman yang sering mengalami
gangguan aliran
d. Masih kumuhnya kondisi fisik pasar tradisional dan permukiman
2. Pertanian dan Ketahanan Pangan
a. Tidak sebandingnya luas areal sawah di Kabupaten Mojokerto dengan alsintan yang dimiliki
Poktan/Gapoktan/UPJA
b. Kurangnya fasilitas (kuantitas dan kualitas) jaringan irigasi secara menyeluruh
c. Kurangnya pengendalian serangan hama dan bencana banjir
d. Lahan semakin menyempit, irigasi mengalami banyak kendala, pupuk dan benih sulit diperoeh,
dan harga mahal
e. Menurunnya mutu konsumsi pangan
f.
Penurunan kualitas lahan dengan degradasi sumber daya pertanian (antara lain unsur hara)
3. Peternakan
a. Penurunan jumlah peternak dan ternak
4. Perubahan Iklim
a. Meningkatnya polusi lingkungan (air, udara, tanah)
5. Bencana Alam
a. Sering terjadinya bencana alam (banjir, tanah longsor, kekeringan)
b. Sering terjadinya kebakaran
6. Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
a. Melambatnya pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatnya jumlah penduduk miskin
c. Meningkatnya jumlah pencari kerja
7. Kesehatan
a. Masih tingginya angka kematian ibu, bayi, penyakit menular, dan tidak menular
b. Belum tersedianya pengelolaan limbah medis di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)
II - 27
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
c. Kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
8. Sumber Daya Alam
a. Penurunan kualitas dan kuantitas air
b. Menurunnya debit sumber mata air
9. Pariwisata
a. Menurunnya kualitas destinasi wisata
II - 28
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.8
Peta Isu Strategis Bidang Cipta Karya Kabupaten Mojokerto
II - 29
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.5
Gambaran Kawasan Prioritas Kabupaten Mojokerto
Kawasan prioritas di Kabupaten Mojokerto berdasarkan kedudukan strategisnya adalah
sebagai berikut:
Kecamatan Mojosari (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)
Kecamatan Sooko (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)
Kecamatan Gedeg (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)
Kecamatan Pacet (PKLp, Kawasan Agropolitan)
Kecamatan Trowulan (Kawasan Mojopahit Park/ Kawasan Cagar Budaya)
Kecamatan Jetis (Kawasan Perkotaan Interchange Mlirip)
Kecamatan Dawarblandong (Pendukung Kawasan Industri Jetis)
Kecamatan Ngoro (Kawasan Perkotaan Airlangga City)
Kecamatan Bangsal (Calon Ibukota Kabupaten)
Gambaran kondisi infrastruktur Bidang Cipta Karya di masing-masing kawasan tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.9
Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Mojosari
No.
1
2
Variabel
Umum
(Kondisi Fisik
Dasar)
Topografi
Ekonomi
Basis
Pertanian (pertanian
pangan, perkebunan,
holtikultura)
Iklim
Peternakan (hewan
besar, hewan kecil,
unggas) dan Perikanan
Industri (Ringan, berat,
rumah tangga)
3
Infrastruktur
Permukiman
Pariwisata
Pertambangan
Perumahan
Jalan Lingkungan
Potensi
Merupakan karakteristik dataran
rendah (kemiringan 0-2%)
Kondisi iklim mendukung sektor
pertanian dan peternakan
Ada 14 desa pertanian dengan
komoditas pertanian tanaman
pangan (padi dan palawija)
Peternakan itik (penetasan itik) di
Desa Modopuro (tingkat nasional)
Industri genteng dan batu bata di
Desa Menanggal, Belahan Tengah,
Pekukuhan; Industri rengginang di
Desa Sawahan; Industri telur asin di
Desa Modopuro
Tidak ada pariwisata
Tidak ada pertambangan
Perumahan developer di Desa
Sawahan, Pekukuhan, Belahan
Tengah, Menanggal
Jalan lingkungan dalam kondisi baik
Permasalahan
Terindikasi berpotensi rawan
genangan
Terdapat desa rawan banjir (Desa
Modopuro, Kebondalem, Jotangan,
Randubango, Kedunggempol) yang
setiap tahun banjir dan merusak
lahan pertanian
Air limbah masih dibuang di saluran
air limbah rumah tangga
Belum ada inovasi; limbah merusak
lingkungan
Tidak ada pariwisata
Tidak ada pertambangan
Terdapat rumah tidak layak huni di
kawasan kumuh
Jalan lingkungan dalam kondisi
II - 30
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Variabel
Air Minum
Air Limbah
Persampahan
Bangunan
Gedung
(cagar
Budaya &
heritage)
rusak sepanjang 47.115 meter
Terlayani PDAM dan sumber air
warga
Sebagian besar sudah memiliki
jamban dan septic tank; Terdapat
Pembangunan MCK++ di Desa
Leminggir tahun 2014
TPS 3R di Desa Awang-Awang
Tidak ada kawasan rawan air
Tahun ini sedang disusun
masterplan drainase perkotaan
Mojosari
RTH
RTH yang telah ditetapkan dengan
SK Bupati adalah 19 taman kota
seluas 1,7 Ha dan hutan kota
Stadion Gajah Mada seluas 3 Ha
Ada hidran umum di RSUD dan
Dinas PU CK, armada PMK
Gedung pemerintah dan swasta
Legalitas
Fungsi Bangunan
5
Karakter/Keunikan
Arsitektural (bentuk,
umur, langgam)
Pemberdayaan masyarakat
6
CSR
Permasalahan
sepanjang 5.050 meter
Drainase
Proteksi Kebakaran
4
Potensi
Membutuhkan MCK++ di kawasan
padat penduduk/prioritas kumuh
Terkendala masalah penjualan
sampah yang telah dipilah di bank
sampah dan TPS 3R
Terdapat desa rawan banjir (Desa
Modopuro, Kebondalem, Jotangan,
Randubango, Kedunggempol) yang
setiap tahun banjir
Luas RTH hanya sebesar 1,19% dari
luas wilayah Kecamatan Mojosari
Belum mempunyai dok.RISPK
Belum ada Perda BG
Sebagai hunian, perdagangan dan
perkantoran
-
Belum maksimal dalam
pengaplikasian RTBL Kec. Mojosari
-
Adanya pembinaan bank sampah
Pembinaan bank sampah kurang
berkelanjutan
-
-
Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Mojosari, 2016
Tabel 2.10
Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Sooko
No.
1
2
Variabel
Umum
(Kondisi Fisik
Dasar)
Topografi
Iklim
Ekonomi Basis Pertanian (pertanian
pangan, perkebunan,
holtikultura)
Potensi
Profil Kecamatan sejak tahun 2013
sudah tidak ada dan semuanya
tertuang dalam Kecamatan Sooko
Dalam Angka 2016.
Padi : Desa Modongan, Mojolangu,
Karangkedawung, Tempuran,
Puringrejo, Klinterejo.
Perkebunan (Tebu) : Desa
Mblimbingsari, Kedungaling,
Ngingas, Tembinyong, Mdongan,
Puringrejo
Permasalahan
Profil Kecamatan sejak tahun 2013
sudah tidak ada dan semuanya
tertuang dalam Kecamatan Sooko
Dalam Angka 2016.
II - 31
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Variabel
Peternakan (hewan
besar, hewan kecil,
unggas) dan Perikanan
Industri (Ringan, berat,
rumah tangga)
Pariwisata
Pertambangan
3
Infrastruktur
Permukiman
-
-
Sepatu, Sandal, Topi : Desa
Sambiroto, Puringrejo,
Karangkedawung, Belimbingsari
Sebagai kawasan strategis untuk
permukiman
Jalan Lingkungan
Sebagai akses penghubung antar
desa
Air Minum
Tercover semua. PDAM dan Sumur
Bor
Tidak ada keluhan limbah rumah
tangga
-
Drainase
RTH
Bangunan
Permasalahan
Perumahan
Persampahan
4
Potensi
-
Proteksi Kebakaran
RTH terdapat di perumahan BSP
dan rata-rata di perumahan
tidak ada
Legalitas
Gedung pemerintah dan swasta
-
Kumuh di Desa Sooko Gang I –
Gang VIII, ada program bantuan
KOTAKU di Gang I – Gang IV
MASALAH : Drainase, tidak ada
TPS, PHBS, RTLH dan jarak MCK
dengan sumur resapan
Jalan Lingkungan Rusak :
1. Desa Mojorangu Dusun
Mojorangu
2. Desa Karangkedawung Dusun
Mrume
3. Desa Kedungmaling Dusun
Kedungmaling I-II
4. Desa Sooko (Perumahan Sooko
Indah)
1. Warga membuang sampah di
Jalan Kabupaten.
2. Banyak yang tidak punya TPS
dan petugas kebersihan.
3. Desa sangat memerlukan TPS di
Desa Sambiroto, Wringinrejo dan
Modongan.
4. Belum ada TPS dan pembinaa
TPS 3R
1. Rawan Genangan : 1. Desa
Sooko Gang VII – Gang VIII 2
Desa Tempuran Dusun
Mbekucuk yang merupakan
Pertemuan 2 Sungai (kali sadar
dan sungai Jombang)
2. Belum ada masterplan drainase
Belum ada RTH publik
Belum mempunyai dokumen RISPK
Belum ada Perda BG
II - 32
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Variabel
Gedung
(cagar Budaya
& heritage)
Fungsi Bangunan
5
Karakter/Keunikan
Arsitektural (bentuk,
umur, langgam)
Pemberdayaan masyarakat
6
CSR
Potensi
Sebagai hunian, perdagangan dan
perkantoran
-
Permasalahan
Belum ada RDTR Kec. Sooko
-
Ada Anggaran Desa pelatihan
bidang pertanian dan kerajinan.
Perbaikan RTLH dari Bank Jatim
-
Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Sooko, 2016
Tabel 2.11
Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Gedeg
No.
1
2
3
Variabel
Umum
(Kondisi Fisik
Dasar)
Topografi
Ekonomi
Basis
Pertanian (pertanian
pangan, perkebunan,
holtikultura)
Peternakan (hewan besar,
hewan kecil, unggas) dan
Perikanan
Industri (Ringan, berat,
rumah tangga)
Infrastruktur
Permukiman
Iklim
Pariwisata
Pertambangan
Perumahan
Jalan Lingkungan
Air Minum
Air Limbah
Persampahan
Drainase
RTH
Potensi
Permasalahan
Merupakan karakteristik dataran
rendah
Kondisi iklim mendukung sektor
pertanian dan peternakan
Terindikasi berpotensi rawan
genangan
-
lahan pertanian tebu yang cukup
luas
terdapat beberapa ruas jalan usaha
tani dengan kualitas yang masih
buruk
-
-
adanya beberapa pabrik/kegiatan
industri berskala besar seperti
Pabrik Gula Gempolkerep dan
pabrik bioetanol
Sebagai kawasan strategis untuk
permukiman
Sebagai penghubung akses antar
desa
Terlayani PDAM dan sumber air
warga
Muncul kawasan rawan genangan
-
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
BAB II
PROFIL KABUPATEN MOJOKERTO
2.1
Wilayah Administrasi
Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, dan 304 desa.
Luas wilayah secara keseluruhan adalah 692,15 km2. Di samping itu wilayah Kabupaten Mojokerto
juga mengitari wilayah Kota Mojokerto.
Secara geografis wilayah Kabupaten Mojokerto terletak antara 111020’13” – 111040’47” Bujur
Timur dan 7018’35” – 7047” Lintang Selatan. Wilayah geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan
dengan pantai, hanya berbatasan dengan wilayah kabupaten lainnya, sebagaimana berikut inl:
Batas Utara
: Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik
Batas Timur
: Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan
Batas Selatan : Kabupaten Malang, Kota Batu
Batas Barat
: Kabupaten Jombang
Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 Kecamatan, 304 Desa/Kelurahan, 1.171 Dusun, 2.208
Rukun Warga (RW), dan 6.975 Rukun Tetangga (RT). Jumlah desa/kelurahan, dusun, Rukun Warga
(RW), dan Rukun Tetangga (RT) pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mojokerto dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT)
pada masing-masing Kecamatan di Kabupaten Mojokerto
Rukun Warga
Rukun
No.
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Dusun
(RW)
Tetangga (RT)
1 Jatirejo
19
58
207
335
2
Gondang
18
71
71
279
3
Pacet
20
80
133
435
4
Trawas
13
29
79
246
5
Ngoro
19
67
155
532
6
Pungging
19
67
169
583
7
Kutorejo
17
108
147
352
8
Mojosari
19
53
161
560
9
Bangsal
17
49
74
297
10
Mojoanyar
12
44
108
240
11
Dlanggu
16
80
85
329
II - 1
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
12
Puri
16
68
Rukun Warga
(RW)
128
13
Trowulan
16
60
102
394
14
Sooko
15
42
50
403
15
Gedeg
14
46
106
374
16
Kemlagi
20
74
134
393
17
Jetis
16
80
126
469
18
Dawarblandong
18
75
173
348
304
1.171
2.208
6.975
No.
Kecamatan
Jumlah
Desa/Kelurahan
Dusun
Rukun
Tetangga (RT)
407
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2016
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Mojokerto
II - 2
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.2
Potensi Wilayah kabupaten Mojokerto
2.2.1
Potensi Sumber Daya Alam
Kawasan pelestarian alam di Kabupaten Mojokerto merupakan kawasan yang mempunyai
keanekaragaman dan mempunyai ciri khas tertentu atau bernilai budaya tinggi baik itu secara alami
maupun buatan manusia yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi. Kawasan ini berada
pada wilayah selatan seperti di Kecamatan Pacet, Gondang, Trawas, Jatirejo, dan Trowulan. Dengan
luas hutan lindung terdapat di Kecamatan Ngoro dan Kecamatan Trawas seluas 1420,694 Ha.
Selain itu, di Kabupaten Mojokerto juga terdapat Taman Hutan Raya (Tahura). Taman Hutan
Raya (Tahura) adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang
alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman
Hutan Raya (Tahura) yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto adalah merupakan bagian dari
Tahura R. Suryo. Tahura ini meliputi sebagian wilayah Kecamatan Pacet, Gondang, Trawas, dan
Jatirejo. Kawasan Taman Hutan Raya R. Suryo ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
No. 1128/Kpts-II/1992 tanggal 19 Desember 1992, selanjutnya ditetapkan melalui Keputusan Menteri
Kehutanan No. 80/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001 dan merupakan bagian dari luas Taman Hutan
Raya di Jawa Timur dengan luas total 24.877,7 Ha yang tersebar di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan,
Malang, dan Jombang. Secara administrasi Tahura R. Suryo berada di 4 (empat) Kabupaten yaitu:
Sebelah Utara seluas 1.141,18 Ha masuk wilayah Kecamatan Pacet dan Trawas Kabupaten
Mojokerto
Sebelah Timur seluas 3.600 Ha masuk wilayah Kecamatan Prigen, Purwosari, Purwodadi, dan
Sukorejo Kabupaten Pasuruan
Sebelah selatan seluas 7.900,50 Ha masuk wilayah Kecamatan Ngantang, Pujon, Batu, Singosari,
dan Karangploso Kabupaten Malang.
Sebelah barat seluas 2.864,7 Ha masuk wilayah Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
2.2.2
Potensi Pertanian
A. Pertanian Lahan Basah
Pada kawasan ini diusahakan untuk ditanami padi dengan pola tanam yang sesuai. Penggunaan
jenis tanaman lain diperkenankan apabila air tidak mencukupi atau dengan pertimbangan
pencapaian target produktivitas melalui tanaman selingan, seperti palawija. Pengembangan
II - 3
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
pertanian lahan basah tersebar di Kecamatan Gedeg, Jetis Dlanggu, Kutorejo, Pungging, Mojosari,
Bangsal, Puri, Trowulan, Sooko, dan Mojoanyar serta sebagian kecil wilayah Kecamatan Pacet,
Trawas, dan Gondang bagian utara serta sebagian wilayah Kecamatan Kemlagi.
B. Pertanian Lahan Kering
Kawasan Pertanian lahan kering di Kabupaten Mojokerto memiliki potensi khususnya komoditas
perkebunan. Kebutuhan pertanian lahan kering khususnya dengan komoditas non pangan
dipengaruhi oleh kegiatan pengolahan dan kebutuhan barang-barang sekunder. Sejauh ini terdapat
sektor unggulan dan prospektif pada kawasan-kawasan lahan pertanian kering, yakni komoditas
perkebunan berupa tembakau, tebu, dan pandan di Kecamatan Kemlagi, Dawarblandong, Jetis,
Gedeg, Jatirejo, Gondang, Pacet dan Ngoro. Adanya kebutuhan pengembangan lahan perkotaan
khususnya industri yang diarahkan mengkonversi lahan ini pada akhirnya mengarahkan alokasi
untuk pengembangan lahan pertanian tanaman kering.
C. Holtikultura
Hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan
florikultura, termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran,
bahan obat nabati, dan/atau bahan estetika. Usaha hortikultura adalah semua kegiatan untuk
menghasilkan
produk
dan/atau
menyelenggarakan
jasa
yang
berkaitan
dengan
hortikultura.Kawasan hortikultura terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto dengan luas
kurang lebih 10.510 Ha. (Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2016)
D. Perkebunan
Kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Mojokerto dikembangkan berdasarkan fungsi
kawasan dan potensi yang ada pada daerah masing-masing berdasarkan prospek ekonomi yang
dimiliki. Selain itu, pada kawasan ini juga dapat dikembangkan kegiatan agroindustri dan
agrowisata. Berdasarkan komoditasnya, pengembangan perkebunan dapat dibagi dalam dua
kelompok yakni perkebunan tanaman tahunan seperti: cengkeh, kopi, coklat, karet dan perkebunan
tanaman semusim antara lain berupa : tebu, panili, dan tembakau. Pengembangan kawasan
perkebunan di Kabupaten Mojokerto yaitu di Kecamatan Pacet, Jatirejo,Trawas, Gondang,
Dawarblandong dan Kemlagi serta Kecamatan Jetis sebagai kawasan sentra pengembangan
kacang mete. Kawasan perkebunan ini merupakan kawasan perkebunan tanaman tahunan dengan
pengembangan komoditi kopi, kelapa, dan mete.
II - 4
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
E. Peternakan
Beberapa komoditas peternakan seperti ayam potong, itik dan unggas lainnya yang diusahakan
oleh masyarakat tersebar secara acak dengan menempati kawasan-kawasan pertanian.
Berdasarkan perkembangan sektor peternakan, hampir seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto
berpeluang untuk dikembangkan kegiatan peternakan.
Bagi pemenuhan kebutuhan internal
Mojokerto dan ekspor, maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat
dipertahankan. Kebutuhan Pengembangan ke depan yang dapat diatur pemanfaatan lahannya
atau kawasannya diatur sebagai berikut:
Pengembangan ternak besar jenis sapi potong di Jatirejo, Sooko Gedeg,dan Kutorejo
Peternakan ternak besar tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto
Peternakan ternak kecil terletak di Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Ngoro, Kecamatan
Pungging, Kecamatan Mojosari, Kecamatan Sooko, Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet,
dan Kecamatan Kemlagi
Peternakan unggas terletak di Kecamatan Trawas, Kecamatan Pungging, Kecamatan Kutorejo,
Kecamatan Jetis, Kecamatan Gedeg. dan Kecamatan Dawarblandong
2.2.3
Potensi Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan Kabupaten Mojokerto terbagi atas:
a. Kawasan perikanan tangkap terletak di:
Waduk/situ/danau/telaga seluas 98,58 Ha lokasinya meliputi Kecamatan Dawarblandong,
Kemlagi, Jetis, Sooko, Mojoanyar, Trowulan jatirejo, Puri, Dlanggu, Pacet, Bangsal, Mojosari,
Kutorejo dan Pungging
Sungai dengan panjang 330 km
b. Kawasan perikanan budidaya air tawar, terletak di:
Perairan umum berupa sungai, waduk, telaga dan embung lokasinya meliputi: Segaran
Trowulan, Waduk Tanjungan, Cinandang
Kolam dengan luas 0,25 km2 lokasinya untuk ikan lele/patin komunitasnya ada di Kecamatan
Dlanggu, Puri, Mojoanyar, Mojosari, Pungging, dan Bangsal. Untuk gurami berada di Desa
Modongan dan Klinterjo Kecamatan Sooko, Desa Panggih Kecamatan Trowulan, Kecamatan
Puri dan Kecamatan Gondang. Khusus nila hanya terdapat di Kecamatan Ngoro.
II - 5
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Sawah dengan sebaran lokasi meliputi Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Gondang, Pacet,
Trawas, Ngoro, Pungging, Kutorejo, Mojosari, Bangsal, Mojoanyar, Dlanggu, Puri, Trowulan,
Sooko, Gedeg, Kemlagi, Jetis, dan Dawarblandong.
Budidaya perikanan air tawar yang dikembangkan adalah meliputi:
Ikan lele/patin terdapat di Kecamatan Dlanggu, Puri, Mojoanyar, Bangsal, Mojosari,
Pungging
Ikan nila/mas terdapat di Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, Ngoro
Ikan gurame terdapat di Kecamatan Sooko dan Trowulan
c. Kawasan pemasaran hasil perikanan terdapat di Desa Tunggalpager Kecamatan Pungging,
Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Mojosari, Desa Sadar Tengah Kecamatan Mojoanyar,
Kecamatan Puri, Kecamatan Gondang, dan Kecamatan Sooko.
2.2.4
Potensi Pertambangan
Kawasan pertambangan yang memiliki kegiatan dan dukungan spesifik di Kabupaten
Mojokerto berdasarkan jenis bahan tambang maupun potensi belum perlu untuk dikembangkan. Untuk
kegiatan pertambangan batuan di Kecamatan Ngoro, Gondang, dan Jatirejo perkembangannya
dibatasi, dan perlu dilakukan komitmen tegas untuk melakukan reklamasi bekas penggalian. Saat ini
terdapat kegatan penambangan sirtu di Kecamatan Ngoro, hal ini merupakan potensi bagi kawasan
pertambangan namun untuk pengembangan dalam bentuk kawasan yang terstruktur dalam pola ruang
tidak dapat ditentukan dengan spesifik hingga adanya kajian dan ekplorasi lebih lanjut yang
menghasilkan rencana pengembangan.
Pertambangan mineral bukan logam terdapat di Kecamatan Mojoanyar, Sooko, Bangsal,
Gedeg, Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong. Pertambangan batuan terdapat di Kecamatan Ngoro,
Jetis, Dawarblandong, Kutorejo, dan Dlanggu. Pertambangan minyak dan gas bumi di seluruh wilayah
Kabupaten Mojokerto. Pertambangan panas bumi terdapat di Gunung Arjuno Welirang.
2.2.5
Potensi Industri
Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Mojokerto dikembangkan berdasarkan
ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, dan
perkembangan wilayah. Rencana pengembangan kawasan industri di kabupaten Mojokerto didasarkan
pada kecenderungan perkembangan lokasi kawasan industri di Jawa Timur saat ini dan potensi
II - 6
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
kawasan yang dimana letak Kabupaten Mojokerto berdekatan dengan kawasan industri Lamongan
Integreated Shore base (LIS) dan Kabupaten Lamongan serta Gresik. Kabupaten Mojokerto sebagai
salah satu kabupaten di wilayah Gerbangkertosusilo Plus yang mampu menampung perkembangan
kawasan industri di Provinsi Jawa Timur.
Pengembangan Kawasan industri di Kabupaten Mojokerto diarahkan akan terdiri dari :
a. Kawasan industri yang menimbulkan polutan (Ngoro Industrial Estate, Mojoanyar Industrial Estate,
dan Jetis Industrial Estate) terdapat di Kecamatan Ngoro dan Mojoanyar, Jetis, Kemlagi, dan
Dawarblandong.
b. Kawasan industri besar dikembangkan berupa Kawasan Industrial Estate adalah:
a. Kawasan Industri Kecamatan Ngoro
Dimiliki oleh PT. Dharmala RSSEA (PMA) tahap pertama seluas 200 Ha di Desa Ngoro
dan Lolawang Kecamatan Ngoro
Telah dimulai pembebasan lahan tahap kedua 80-150 Ha di Desa Kutogirang
Kecamatan Ngoro
b. Kawasan Industri Kecamatan Mojoanyar meliputi Desa Kepuhanyar, Sadartengah, dan
Lengkong
c. Kawasan Industri Kecamatan Jetis, Kemlagi, dan Dawarblandong yang telah berkembang
secara individual di Desa Mojolebak, Parengan, dan Permong Kecamatan Jetis. Perluasan
diarahkan di Desa Sidorejo dan Lakardowo Kecamatan Jetis.
c. Kawasan industri menengah antara lain sebagai berikut:
a. Sepanjang ruas Jalan By Pass Mojokerto terletak di Desa Kenanten Kecamatan Sooko dan
Desa Balongmojo Kecamatan Puri
b. Sepanjang ruas Jalan Raya Pacing-Dlanggu di Kecamatan Bangsal dan Kecamatan Dlanggu
c. Sepanjang ruas Jalan Raya Mojosari-Pacet Kecamatan Kutorejo
d. Sepanjang ruas Jalan Raya Mojosari-Trawas Kecamatan Pungging
e. Sepanjang ruas Jalan Raya Purwojati Kecamatan Ngoro-Kalipuro Kecamatan Pungging
f.
Desa Sukoanyar Kecamatan Ngoro
g. Desa Pungging Kecamatan Pungging
h. Sepanjang ruas Jalan Raya Jasem-Ngoro Kecamatan Ngoro
i.
Sepanjang ruas Jalan Domas-Jambuwok Kecamatan Trowulan
II - 7
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
j.
Sepanjang ruas Jalan Raya Jasem-Ngoro yang terletak di Desa Jasem, Desa Kembangsri,
Desa Sedati dan Desa Ngoro Kecamatan Ngoro
k. Sepanjang ruas Jalan Pekukuhan-Sumbertanggul yang terletak di Desa Sumbertanggul
Kecamatan Mojosari
l.
Sepanjang ruas Jalan Belahantengah-Awang-awang yang terletak di Desa Belahantengah
Kecamatan Mojosari
m. Sepanjang ruas Jalan Lingkar Utara Kota Mojosari yang terletak di Desa Bangun, Desa
Ngrame dan Desa Tunggalpager Kecamatan Punggingi
n. Sepanjang ruas Jalan Raya Ngoro-Watukosek yang terletak di Desa Wotanmasjedong, Desa
Watesnegoro, Desa Manduromanggunggajah dan Desa Wonosari Kecamatan Ngoro
o. Sepanjang ruas Jalan Domas-Jambuwok di Desa Domas dan Desa Jambuwok Kecamatan
Trowulan
d.
Sentra industri kecil
Lokasi sentra industri kecil ini tersebar di Kabupaten Mojokerto sesuai dengan potensi masingmasing wilayah. Sentra industri kecil ini pada umumnya merupakan permukiman industri dengan
tenaga kerja dari penduduk lokal dan dikerjakan tiap rumah. Sentra industri kecil diarahkan
pengembangannya melalui pengendalian terhadap pemanfataan lahannya agar tidak terlalu padat
dan dapat menarik pengunjung, serta limbahnya dikelola secara bersama sehingga dapat
menciptakan lingkungan yang nyaman. Kawasan sentra industri kecil ini di kembangkan pada tiap
wilayah kabupaten/kota, dan masing-masing memiliki ciri khas tersendiri, dan pengembangan
agroindustri di Pacet dan Gondang.
2.2.6
Potensi Pariwisata
Kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto akan dikembangkan sebagai berikut ini.
a. Wisata alam berada di Kecamatan Trawas, Pacet, Ngoro, Jatirejo, dan Gondang yang berupa
wisata alam pegunungan
b. Wisata budaya dan peninggalan sejarah, dimana terdapat situs bersejarah yang memiliki nilai
kultural yang tinggi yang lokasinya terdapat di Kecamatan Trowulan, yaitu situs bekas kerajaan
Majapahit (cagar budaya) yang dikembangkan menjadi Mojopahit Park. Selain itu terdapat pula
di Kecamatan Puri, Kecamatan Trawas, dan Kecamatan Pacet.
c. Wisata buatan terletak di Kecamatan Kemlagi dan Pacet
II - 8
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Tabel 2.2
Jenis dan Lokasi Wisata Di Kabupaten Mojokerto
Jenis Pariwisata
Lokasi Pariwisata
Wisata Alam/Wana Wisata
1. Kawasan Pemandian Ubalan
1. Desa Pacet, Kecamatan Pacet Ubalan
2. Kawasan Pemandian Air Panas
2. Desa Padusan, Kecamatan Pacet
3. Kawasan Petirtaan Jolotundo
3. Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
4. Kawasan Air Tejun Dlundung
4. Desa Dlundung, Kecamatan Trawas
5. Kawasan Wana Wisata Kupang
5. Desa Kupang, Kecamatan Jetis
6. Air terjun Cuban Canggu
6. Kecamatan Pacet
7. Wisata air sungai Brantas
7. Kecamatan Jetis
Wisata Budaya
1. Kawasan Candi Bajang Ratu
1. Desa Temon, Kecamatan Trowulan
2. Kawasan Candi Tikus
2. Desa Temon, Kecamatan Trowulan
3. Kawasan Candi Brahu
3. Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan
4. Kawasan Situs Centong
4. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
5. Kawasan Candi Wringin Lawang
5. Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan
6. Kawasan Kolam Segaran
6. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
7. Kawasan Makam Putri Cempo
7. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
8. Kawasan Candi Minakjinggo
8. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
9. Kawasan Situs Majapahit
9. Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
10. Kawasan Candi Sumur Upas
10. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
11. Kawasan Makam Troloyo
11. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
12. Kawasan Situs Lantai Enam
12. Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
13. Kawasan Yoni Klintorejo
13. Desa Klintorejo, Klintorejo, Kecamatan Sooko
14. Kawasan Candi Kesiman Tengah
14. Desa Kesiman Tengah, Kecamatan Trawas
15. Kawasan Prasasti Kembang Sore
15. Desa Petak, Kecamatan Pacet
16. Kawasan Situs Kutogirang
16. Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro
17. Kawasan Candi Brangkal
17. Desa Jedong, Kecamatan Ngoro
18. Kawasan Candi Pasentran
18. Desa Jedong, Kecamatan Ngoro
19. Kawasan Candi Lurah dan Carik
19. Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas
20. Kawasan Kekunoan Kendali Sodo
20. Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
21. Candi Brangkal
21. Kecamatan Pacet
22. Dam Tanjungan
22. Kecamatan Kemlagi
23. Makam Siti Hinggil
23. Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan
Wisata Buatan
1. Kecamatan Kemlagi
2. Kecamatan Kambengan
3. Kecamatan Pacet
Sumber : RTRW Kabuapten Mojokerto Tahun 2012-2032
2.3
Demografi dan Urbanisasi
Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang
mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, data penduduk sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk serta kepadatan penduduk Kabupaten
Mojokerto dapat dilihat pada tabel berikut.
II - 9
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2014
No.
Kecamatan
Luas Wilayah
(km2)
Jumlah Penduduk tahun
2015 (Jiwa)
Kepadatan Penduduk
(Jiwa/km2)
1
Jatirejo
32,98
43.292
1.313
2
Gondang
39,11
42.847
1.096
3
Pacet
45,16
58.093
1.286
4
Trawas
29,86
30.055
1.007
5
Ngoro
57,48
80.345
1.398
6
Pungging
48,14
76.270
1.584
7
Kutorejo
42,83
64.025
1.495
8
Mojosari
26,65
77.896
2.923
9
Bangsal
24,06
51.211
2.128
10
Mojoanyar
23,02
49.242
2.139
11
Dlanggu
35,42
55.752
1.574
12
Puri
35,65
74.903
2.101
13
Trowulan
39,20
75.103
1.916
14
Sooko
23,46
73.062
3.114
15
Gedeg
22,98
57.818
2.516
16
Kemlagi
50,05
58.439
1.168
17
Jetis
57,17
84.551
1.479
18
Dawarblandong
58,93
51.618
876
1.104.522
1.596
692,15
Jumlah
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa luas wilayah terluas di Kabupaten Mojokerto
adalah Kecamatan Dawarblandong yaitu 58,93 km2 sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan
Gedeg yaitu 22,98 km2. Jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Jetis yaitu 84.551 jiwa
sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Trawas yaitu 30.055 jiwa. Wilayah yang
memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Sooko yaitu 3.114 jiwa/km2 sedangkan
kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Dawarblandong yaitu 876 jiwa/km2.
Gambaran kependudukan di Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada gambar berikut.
II - 10
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.2
Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No.
Kecamatan
Sex Ratio
Laki-Laki
Perempuan
Total
1
Jatirejo
21.954
21.338
43.292
102,89
2
Gondang
21.557
21.280
42.837
101,30
3
Pacet
29.190
28.903
58.093
100,99
4
Trawas
15.040
15.015
30.055
100,17
5
Ngoro
40.018
40.327
80.345
99,23
6
Pungging
38.352
37.918
76.270
101,14
7
Kutorejo
32.399
31.626
64.025
102,44
8
Mojosari
39.260
38.636
77.896
101,62
9
Bangsal
25.844
25.367
51.211
101,88
10
Mojoanyar
24.809
24.433
49.242
101,54
11
Dlanggu
27.992
27.760
55.752
100,84
12
Puri
37.736
37.167
74.903
101,53
13
Trowulan
37.985
37.118
75.103
102,34
14
Sooko
36.882
36.180
73.062
101,94
15
Gedeg
29.069
28.749
57.818
101,11
II - 11
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Laki-Laki
Perempuan
Total
Sex Ratio
16
Kemlagi
29.247
29.192
58.439
100,19
17
Jetis
42.829
41.722
84.551
102,65
18
Dawarblandong
25.563
26.055
51.618
98,11
Jumlah
555.736
548.786
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2016
1.104.512
101,27
Perempuan
50%
Laki-Laki
50%
Gambar 2.3
Sex Ratio Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Sex ratio
Kabupaten Mojokerto adalah sebesar 101,27, hal ini berarti dalam 100 penduduk perempuan di
Kabupaten Mojokerto terdapat 101 penduduk laki-laki.
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012-2014
adalah sebagai berikut.
Tabel 2.5
Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Mojokerto
No
Tahun
Jumlah Keluarga Miskin
1
2012
25.502
2
2013
42.714
3
2014
52.552
Sumber: Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015
II - 12
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Manfaat proyeksi penduduk yaitu
mengetahui keadaan penduduk pada masa kini yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat
pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang yaitu
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, serta mengetahui pengaruh berbagai kejadian
tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Proyeksi penduduk
Kabupaten Mojokerto tahun 2016-2021 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.6
Proyeksi Penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2021
No.
Proyeksi Penduduk (Jiwa)
Kecamatan
2016
2017
2018
2019
2020
2021
1
Jatirejo
43.530
43.770
44.010
44.252
44.496
44.740
2
Gondang
43.083
43.320
43.558
43.797
44.038
44.281
3
Pacet
58.413
58.734
59.057
59.382
59.708
60.037
4
Trawas
30.220
30.387
30.554
30.722
30.891
31.061
5
Ngoro
80.787
81.231
81.678
82.127
82.579
83.033
6
Pungging
76.689
77.111
77.535
77.962
78.391
78.822
7
Kutorejo
64.377
64.731
65.087
65.445
65.805
66.167
8
Mojosari
78.324
78.755
79.188
79.624
80.062
80.502
9
Bangsal
51.493
51.776
52.061
52.347
52.635
52.924
10
Mojoanyar
49.513
49.785
50.059
50.334
50.611
50.889
11
Dlanggu
56.059
56.367
56.677
56.989
57.302
57.617
12
Puri
75.315
75.729
76.146
76.565
76.986
77.409
13
Trowulan
75.516
75.931
76.349
76.769
77.191
77.616
14
Sooko
73.464
73.868
74.274
74.683
75.093
75.506
15
Gedeg
58.136
58.456
58.777
59.101
59.426
59.752
16
Kemlagi
58.760
59.084
59.409
59.735
60.064
60.394
17
Jetis
85.016
85.484
85.954
86.427
86.902
87.380
18
Dawarblandong
51.902
52.187
52.474
52.763
53.053
53.345
Jumlah
1.110.597
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
1.116.705
1.122.847
1.129.023
1.135.232
1.141.476
II - 13
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.4
Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW
Kabupaten Mojokerto
2.4.1
Kondisi Fisik Dasar
Secara umum, Kabupaten Mojokerto dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan morfologi, yaitu
satuan pegunungan pada bagian selatan, satuan perbukitan struktural di bagian utara dan satuan
dataran yang meliputi wilayah tengah dan utara Kabupaten dan Kota Mojokerto. Karakteristik
wilayah kabupaten Mojokerto sangat dipengaruhi kondisi batuan penyusunnya. Kawasan bagian
selatan berupa morfologi pegunungan dengan tingkat kesuburan tinggi, bagian utara dikontrol oleh
perbukitan kapur yang tidak begitu subur, sedangkn di bagian tengah berupa dataran.
Berdasarkan relief dan bentuk lerengnya, wilayah penelitian ini dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) kelas lereng, yaitu:
1. Kemiringan lereng rendah (0-2 %)
Daerah dengan luas 409,885 km2 dengan tingkat kelerengan rendah berada di sebelah utara
dan tengah wilayah penelitian seperti Dawar Blandong, Kemlagi, Jetis, Puri, Mojosari, Kutorejo,
Trowulan, Ngoro, dan sekitarnya. Kemiringan lereng berkisar antara 0-2 % atau 00-20 dengan
ketinggian antara 0-23 m di atas permukaan laut. Sungai yang mengalir pada satuan ini
diantaranya adalah Sungai Brantas dengan pola meander, lembah sungai tua, lembah sungai
menyerupai huruf U, dengan tingkat erosi dominan ke arah lateral. Namun dalam
perkembangannya, Sungai Brantas mengalami pendangkalan dikarenakan pasokan material
sedimentasi yang melimpah dan proses sedimentasi yang dominan.
2. Kemiringan lereng sedang (2-15%)
Daerah dengan luas 454,795 km2 dengan tingkat kelerengan sedang berada utara dan melampar
hingga ke beberapa lokasi di sebelah selatan seperti daerah Jetis, Jatirejo, Dlanggu, Gondang,
Pacet, Ngoro dan sekitarnya. Kemiringan lerengnya berkisar antara 2-15 % atau 20-80 dengan
ketinggian hingga mencapai 150 m di atas permukaan laut. Pada beberapa tempat merupakan
wilayah dengan ancaman gerakan tanah sedang.
3. Kemiringan lereng tinggi (15 – < 40 %)
Daerah dengan luas 2.290,6574 km2 mempunyai tingkat kemiringan lereng tinggi terdapat di
sebelah selatan daerah penelitian seperti di Pacet, Trawas, Ngoro, dan sekitarnya. Satuan
kemiringan lereng tinggi merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang tersebar di bagian
selatan daerah penelitian seperti Gunung Welirang, Gunung Anjasmoro Dan Gunung
II - 14
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Penanggungan. Kemiringan lerengnya berkisar antara 15 – > 40 % atau 80 - > 220 dengan
ketinggian sekitar 150 m hingga 3.156 m di atas permukaan laut. Pada daerah dengan dengan
kemiringan lereng tinggi, akan mengalami gejala longsor di beberapa tempat dikarenakan
beberapa faktor lain diantaranya derajat pelapukan yang sedang hingga tinggi, pembentukan
tanah yang tebal, serta bentuk orientasi lereng tersusun oleh bahan material letusan gunungapi
yang kurang kompak. Analisa pola penyaluran memperlihatkan penyebaran pola umum
dendritik dengan lembah membentuk huruf V di sepanjang tebing terjal di bagian hulu
sungai. Proses erosi yang bekerja juga sangat dominan.
Tabel 2.7
Tinggi dan Luas Menurut Kecamatan Di Kabupaten Mojokerto
Letak Ketinggian (m)
No
Kecamatan
0 - 500
500 - 1.000
> 1.000
1 Jatirejo
7.610
2 Gondang
6.065
3 Pacet
4.456
5.732
1.440
4 Trawas
2.310
1.290
2.060
5 Ngoro
12.066
1.250
166
6 Pungging
4.542
7 Kutorejo
4.097
8 Mojosari
2.669
9 Bangsal
2.529
10 Mojoanyar
2.360
11 Dlanggu
3.536
12 Puri
3.525
13 Trowulan
4.401
14 Sooko
2.341
15 Gedeg
2.452
16 Kemlagi
5.708
17 Jetis
6.681
18 Dawarblandong
7.650
Jumlah
84.998
8.272
3.666
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2016
Jumlah
7.610
6.065
11.628
5.660
13.482
4.542
4.097
2.669
2.529
2.360
3.536
3.525
4.401
2.341
2.452
5.708
6.681
7.650
96.936
II - 15
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.4
Peta Kelerengan Lahan Kabupaten Mojokerto
II - 16
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Jenis tanah wilayah kabupaten Mojokerto tersusun oleh kompleks regosol dan lithosol
karena mayoritas dari hasil endapan material gunung berapi dan teriri dari 13 (tiga belas) lelompok,
yaitu:
1. Aluvial
Terletak di sepanjang tepian kanan - kiri sungai, umumnya merupakan bagian tepian sungai
yang masih sering terkena proses dinamis seperti banjir dan sedimentasi, sehingga proses
permbentukan perkembangan tanah belum tampak.
2. Regosol
Persebaran tanah jenis ini terletak pada pegunungan-pegunungan daerah antar sungai,
biasanya ditempati sebagai daerah pemukiman. Drainase baik, permebilitas tinggi dan stabil
serta kandungan bahan organik tinggi. Mineral pada umumnya masih dalam bentuk segar
dan belum siap dimanfaatkan oleh tanaman.
3. Grumusol
Tanah berwarna hitam ini merupakan tanah yang memiliki karakteristik khas, berupa
kandungan lempung montmorillonit. Tekstur lempung yang bersifat montmorillonit mempunyai
kemampuan mengembang yang tinggi bila berkontak dengan air dan konsistensi sangat lekat
dalam keadaaan basah. Struktur tanah umumnya gumpal hingga gumpal bersudut.
4. Mediteran
Tanah ini berkembang dari bahan induk batugamping dengan perkembangan profil solum
tanah sedang hingga dangkal. Sifat tanah ini bertekstur lempung dengan struktur granuler
gempal. Konsistensi dalam keadaan lembab dan basah sanga lekat, pH antara 6,5 – 7,5. Warna
tanah merah sampai coklat kemerahan.
5. Latosol
Jenis tanah ini berkembang dari batuan induk batupasir dan batuan diorit, terdapat pada satuan
lahan perbukitan. Sifat fisik diantaranya adalah solum tanah sedang dalam, tekstur geluh
berlempung, struktur gumpal, konsistensi dalam keadaan lembab, teguh dan dalam keadaan
basah lekat, dengan pH antara 5,5 – 6.
6. Andosol
Tanah ini berkembang baik di daerah sekitar vulkan, bertekstur tanah dan bahan penyusunnya
adalah debu yang berasal dari gunungapi. Konsistensinya bersifat lepas-lepas dengan struktur
butir tunggal hingga lemah.
II - 17
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Tabel 2.8
Komposisi Jenis Tanah di wilayah Kabupaten Mojokerto (LPTI. Th 1983)
Jenis Tanah
Luas (Ha)
Alluvial Kelabu Tua
525
Alluvial Kelabu
225
Assosiasi Alluvial Kelabu dan Alluvial Coklat Kekuningan
3.032
Regosol Kelabu
450
Kompleks Regosol dan Lithosol
82.288
Grumosol Kelabu
537
Assosiasi Andosol Coklat Kekuningan dan Regosol Coklat
438
Kekuningan
Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan
1.712
Lithosol
2.735
Grumosol Kelabu Tua
113
Grumosol Kelabu
2.237
Assosiasi Mediteran Coklat & Grumosol
1.875
Lithosol
888
Assosiasi Mediteran Coklat Kemerahan dan Grumosol Kelabu
%
0,53
0,24
3,13
0,46
96.00
0.44
0,44
1,75
2,82
0,14
2,28
1,91
0,91
II - 18
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.5
Peta Jenis Tanah Kabupaten Mojokerto
II - 19
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.4.2
Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian regional Kabupaten Mojokerto dengan menggunakan salah satu
indikator ekonomi makro yang paling umum yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk
Domestik Regional Bruto yang kerap menjadi indikator atas model ekonomi makro merupakan kalkulasi
yang dapat merepresentasikan pertumbuhan ekonomi daerah melalui aspek produksi, pendapatan,
dan pengeluaran.
Setiap pendekatan memiliki pengertian dan pola kalkulasi yang berbeda. Sedangkan berdasarkan
data yang diperoleh melalui Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto yang dikeluarkan
melalui publikasi Kabupaten Mojokerto dalam Angka Tahun 2015 PDRB yang disampaikan
menggunakan pendekatan produksi. Salah satu indikator laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah
adalah PDRB. Oleh sebab itu PDRB dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat kemakmuran, tingkat inflasi dan deflasi, struktur perekonomian serta
potensi suatu daerah. Berikut PDRB Kabupaten Mojokerto dari tahun 2012 sampai 2014:
Kategori
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
M,N
O
P
Q
Tabel 2.9
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mojokerto
Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Berlaku Tahun 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah)
Uraian
2012
2013
2014
Pertanian, Kehutanan dan
4.028.695,1
4.458.618,3
4.965.068,0
Perikanan
Pertambangan dan
459.433,2
481.927,2
548.228,0
Penggalian
Industri Pengolahan
22.813.763,7
24.860.898,7
27.823.077,7
Pengadaan Listrik dan Gas
26.936,0
26.423,4
27.314,6
Pengadaan Air, Pengelolaan
31.349,5
33.423,5
34.883,0
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
Konstruksi
4.059.101,9
4.664.500,5
5.368.205,4
Perdagangan Besar dan
4.656.350,7
5.059.752,3
5.408.064,9
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
457.392,9
537.870,8
646.799,3
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
764.590,5
888.232,2
1.071.299,7
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
2.383.736,7
2.653.104,0
2.893.411,5
Jasa Keuangan dan Asuransi
608.284,1
718.761,2
827.175,0
Jasa Perusahaan
65.396,2
75.753,8
84.274,0
Administrasi Pemerintahan,
1.210.990,2
1.270.806,8
1.297.528,1
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
578.027,6
658.088,7
746.460,2
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
154.464,1
179.834,1
212.500,1
II - 20
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Kategori
Uraian
Sosial
Jasa Lainnya
R,S,T,U
PDRB
PDRB Tanpa Migas
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
2012
2013
2014
411.928,7
43.397.428,8
43.396.092,8
433.425,5
47.746.984,6
47.745.475,8
474.609,3
53.241.345,4
53.239.796,1
Tabel 2.10
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mojokerto
Menurut Lapangan Usaha Atas Harga Konstan Tahun 2012 – 2014 (Jutaan Rupiah)
Kategori
Uraian
2012
2013
2014
A
Pertanian, Kehutanan dan
3.457.151,7
3.532.285,0
3.599.519,0
Perikanan
B
Pertambangan dan
418.637,8
422.888,7
431.802,6
Penggalian
C
Industri Pengolahan
20.592.045,1
21.905.696,0
23.451.004,9
D
Pengadaan Listrik dan Gas
29.347,8
30.696,2
31.662,5
E
Pengadaan Air, Pengelolaan
29.686,6
30.647,7
31.229,9
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
F
Konstruksi
3.503.881,0
3.829.826,1
4.111.685,8
G
Perdagangan Besar dan
4.266.124,8
4.510.202,6
4.715.267,1
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H
Transportasi dan
426.045,1
471.114,5
522.268,7
Pergudangan
I
Penyediaan Akomodasi dan
679.719,5
736.193,4
809.107,9
Makan Minum
J
Informasi dan Komunikasi
2.344.789,0
2.605.610,6
2.838.896,4
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
535.013,5
600.510,5
648,665,7
M,N
Jasa Perusahaan
58.776,8
63.740,6
69.252,5
O
Administrasi Pemerintahan,
1.046.492,5
1.059.875,4
1.064.672,6
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
P
Jasa Pendidikan
509.501,1
546.419,6
584.578,4
Q
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
142.340,1
154.890,4
169.749,7
Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya
395.555,1
411.974,5
429.977,2
PDRB
39.047.316,6
41.579.240,6
44.225.146,7
PDRB Tanpa Migas
39.046.061,3
41.577.887,3
44.2223.778,2
Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto Tahun 2015
Angka PDRB Kabupaten Mojokerto atas dasar harga berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga
tahun terakhir masing-masing adalah Rp. 43.397.428,8 juta (2012), Rp. 47.746.984,6 juta (2013) dan
Rp. 53.241.345,4 Juta (2014). Angka PDRB Kabupaten Mojokerto atas dasar harga konstan ( ADHK)
2010 selama kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing Rp. 39.047.316,6 juta (2012), Rp.
41.579.240,6 juta (2013) dan Rp. 44.225.146,7 juta (2014). Peranan sektoral terhadap pembentukan
PDRB menurut ADHB tahun 2014, terbesar pada sektor Industri Pengolahan (52,26%), diikuti sektor
II - 21
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (10,16%) dan Sektor Konstruksi
(10,08%). Sedangkan kontribusi terkecil adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,05%.
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 terlihat selama kurun waktu tiga tahun
terakhir kondisi perekonomian Kaupaten Mojokerto mengalami penurunan, Pertumbuhan Kabupaten
Mojokerto sebesar 7,26 (2012); 6,48 (2013) dan 6,36 (2014). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Mojokerto tahun 2014 mengalami pelambatan karena 17 kategori sebagian besar mengalami
penurunan. Tahun 2014, peningkatan pertumbuhan terbesar adalah pada kategori Industri Pengolahan
(7,05%) dan Penyediaan akomodasi dan kebutuhan pangan (9,90%).
2.4.3
Isu-Isu Strategis Kabupaten Mojokerto
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan RPJMD Kabupaten Mojokerto tahun 2016-
2021 adalah sebagai berikut:
1. Isu Internasional
a. Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
b. Pembangunan Berkelanjutan
c. Gejolak Perekonomian Global
d. Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Mitigasi Bencana Alam dan Penanganan Perubahan
Iklim
2. Isu Nasional
a. Universal Access 100% layanan air minum, 0% kawasan kumuh, 100% layanan sanitasi
b. Jaminan Kesehatan Nasional
c. Kedaulatan Pangan
d. Pengarusutamaan Gender
3. Isu Regional
a. Gerbangkertosusila
b. Kerjasama Sistem penyediaan air minum (SPAM) regional dan pengembangan TPA regional
c. Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
d. Infrastruktur
4. Isu Kabupaten
a. Pendidikan dan Kesehatan
b. Kemiskinan
II - 22
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
c. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana air minum, air limbah, drainase, persampahan,
penanganan kawasan kumuh dan RTLH
d. Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
e. Kualitas keimanan dan ketaqwaan yang selaras dengan semangat revolusi mental
f.
Tata kelola pemerintahan yang baik
g. Pengelolaan infrastruktur Sumber Daya Air
h. Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
i.
Pembangunan infrastruktur pengairan
j.
Penataan Ruang
k. Pertumbuhan ekonomi melambat
l.
Ketertiban dan Keamanan
m. Pelayanan Prima
n. Potensi pariwisata belum optimal
o. Harmonisasi hubungan Pemerintah, swasta dan masyarakat
p. Lahan Pertanian dan Pangan Berkelanjutan (LP2B)
q. Disparitas Wilayah
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto tahun 2012-2032
adalah sebagai berikut:
1. Adanya pengembangan wilayah Kabupaten Mojokerto terkait dengan rencana pembangunan jalan
bebas hambatan ruas Surabaya-Mojokerto dan ruas Mojokerto-Kertosono. Rencana pembangunan
ruas ini akan semakin meningkatkan aksesbilitas Kabupaten Mojokerto sehingga semakin terbuka
terhadap investasi.
2. Perlunya pengembangan sentra-sentra produksi untuk menampung produksi yang dihasilkan dan
meningkatkan kualitas produknya
3. Adanya masalah-masalah lingkungan di wilayah Kabupaten Mojokerto yang memerlukan
penanganan prioritas agar tidak menjadi kendala dalam upaya pengembangan wilayah yaitu
masalah tanah longsor, penggundulan hutan, banjir dan lahan kritis
II - 23
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.6
Peta Isu Strategis Berdasarkan RTRW Kabupaten Mojokerto Tahun 2012-2032
II - 24
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten Mojokerto tahun 2015-2034, isu strategis dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto-Kertosono yang diimbangi dengan pengembangan
permukiman baru di kawasan interchange Desa Canggu (Kecamatan Canggu) dan Desa Gedeg
(Kecamatan Gedeg)
2. Pengembangan permukiman baru untuk mendukung kegiatan ekonomi potensial di Ngoro, Pacet,
dan Trawas
3. Penetapan Pusat Pelayanan di Jetis, Sooko, Mojosari, dan Pacet
4. Pengembangan Kawasan Industrial Estate Di Ngoro, Jetis, dan Mojoanyar
5. Penetapan Kawasan Cagar Budaya Nasional di Trowulan (Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI Nomor 260/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Trowulan
Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional tertanggal 30 Desember 2013)
II - 25
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.7
Peta Isu Strategis Berdasarkan RP2KP Kabupaten Mojokerto Tahun 2015-2034
II - 26
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Isu strategis Kabupaten Mojokerto berdasarkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten
Mojokerto adalah sebagai berikut:
1. Infrastruktur
a. Tata guna dan tata kelola air belum optimal
b. Timbulnya limbah padat domestik yang berasal dari aktivitas pasar dan permukiman
c. Timbulnya permasalahan drainase di sekitar pasar dan permukiman yang sering mengalami
gangguan aliran
d. Masih kumuhnya kondisi fisik pasar tradisional dan permukiman
2. Pertanian dan Ketahanan Pangan
a. Tidak sebandingnya luas areal sawah di Kabupaten Mojokerto dengan alsintan yang dimiliki
Poktan/Gapoktan/UPJA
b. Kurangnya fasilitas (kuantitas dan kualitas) jaringan irigasi secara menyeluruh
c. Kurangnya pengendalian serangan hama dan bencana banjir
d. Lahan semakin menyempit, irigasi mengalami banyak kendala, pupuk dan benih sulit diperoeh,
dan harga mahal
e. Menurunnya mutu konsumsi pangan
f.
Penurunan kualitas lahan dengan degradasi sumber daya pertanian (antara lain unsur hara)
3. Peternakan
a. Penurunan jumlah peternak dan ternak
4. Perubahan Iklim
a. Meningkatnya polusi lingkungan (air, udara, tanah)
5. Bencana Alam
a. Sering terjadinya bencana alam (banjir, tanah longsor, kekeringan)
b. Sering terjadinya kebakaran
6. Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
a. Melambatnya pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatnya jumlah penduduk miskin
c. Meningkatnya jumlah pencari kerja
7. Kesehatan
a. Masih tingginya angka kematian ibu, bayi, penyakit menular, dan tidak menular
b. Belum tersedianya pengelolaan limbah medis di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan)
II - 27
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
c. Kurangnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
8. Sumber Daya Alam
a. Penurunan kualitas dan kuantitas air
b. Menurunnya debit sumber mata air
9. Pariwisata
a. Menurunnya kualitas destinasi wisata
II - 28
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
Gambar 2.8
Peta Isu Strategis Bidang Cipta Karya Kabupaten Mojokerto
II - 29
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
2.5
Gambaran Kawasan Prioritas Kabupaten Mojokerto
Kawasan prioritas di Kabupaten Mojokerto berdasarkan kedudukan strategisnya adalah
sebagai berikut:
Kecamatan Mojosari (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)
Kecamatan Sooko (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)
Kecamatan Gedeg (PKLp, Kawasan Agropolitan, Kawasan Kumuh)
Kecamatan Pacet (PKLp, Kawasan Agropolitan)
Kecamatan Trowulan (Kawasan Mojopahit Park/ Kawasan Cagar Budaya)
Kecamatan Jetis (Kawasan Perkotaan Interchange Mlirip)
Kecamatan Dawarblandong (Pendukung Kawasan Industri Jetis)
Kecamatan Ngoro (Kawasan Perkotaan Airlangga City)
Kecamatan Bangsal (Calon Ibukota Kabupaten)
Gambaran kondisi infrastruktur Bidang Cipta Karya di masing-masing kawasan tersebut adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.9
Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Mojosari
No.
1
2
Variabel
Umum
(Kondisi Fisik
Dasar)
Topografi
Ekonomi
Basis
Pertanian (pertanian
pangan, perkebunan,
holtikultura)
Iklim
Peternakan (hewan
besar, hewan kecil,
unggas) dan Perikanan
Industri (Ringan, berat,
rumah tangga)
3
Infrastruktur
Permukiman
Pariwisata
Pertambangan
Perumahan
Jalan Lingkungan
Potensi
Merupakan karakteristik dataran
rendah (kemiringan 0-2%)
Kondisi iklim mendukung sektor
pertanian dan peternakan
Ada 14 desa pertanian dengan
komoditas pertanian tanaman
pangan (padi dan palawija)
Peternakan itik (penetasan itik) di
Desa Modopuro (tingkat nasional)
Industri genteng dan batu bata di
Desa Menanggal, Belahan Tengah,
Pekukuhan; Industri rengginang di
Desa Sawahan; Industri telur asin di
Desa Modopuro
Tidak ada pariwisata
Tidak ada pertambangan
Perumahan developer di Desa
Sawahan, Pekukuhan, Belahan
Tengah, Menanggal
Jalan lingkungan dalam kondisi baik
Permasalahan
Terindikasi berpotensi rawan
genangan
Terdapat desa rawan banjir (Desa
Modopuro, Kebondalem, Jotangan,
Randubango, Kedunggempol) yang
setiap tahun banjir dan merusak
lahan pertanian
Air limbah masih dibuang di saluran
air limbah rumah tangga
Belum ada inovasi; limbah merusak
lingkungan
Tidak ada pariwisata
Tidak ada pertambangan
Terdapat rumah tidak layak huni di
kawasan kumuh
Jalan lingkungan dalam kondisi
II - 30
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Variabel
Air Minum
Air Limbah
Persampahan
Bangunan
Gedung
(cagar
Budaya &
heritage)
rusak sepanjang 47.115 meter
Terlayani PDAM dan sumber air
warga
Sebagian besar sudah memiliki
jamban dan septic tank; Terdapat
Pembangunan MCK++ di Desa
Leminggir tahun 2014
TPS 3R di Desa Awang-Awang
Tidak ada kawasan rawan air
Tahun ini sedang disusun
masterplan drainase perkotaan
Mojosari
RTH
RTH yang telah ditetapkan dengan
SK Bupati adalah 19 taman kota
seluas 1,7 Ha dan hutan kota
Stadion Gajah Mada seluas 3 Ha
Ada hidran umum di RSUD dan
Dinas PU CK, armada PMK
Gedung pemerintah dan swasta
Legalitas
Fungsi Bangunan
5
Karakter/Keunikan
Arsitektural (bentuk,
umur, langgam)
Pemberdayaan masyarakat
6
CSR
Permasalahan
sepanjang 5.050 meter
Drainase
Proteksi Kebakaran
4
Potensi
Membutuhkan MCK++ di kawasan
padat penduduk/prioritas kumuh
Terkendala masalah penjualan
sampah yang telah dipilah di bank
sampah dan TPS 3R
Terdapat desa rawan banjir (Desa
Modopuro, Kebondalem, Jotangan,
Randubango, Kedunggempol) yang
setiap tahun banjir
Luas RTH hanya sebesar 1,19% dari
luas wilayah Kecamatan Mojosari
Belum mempunyai dok.RISPK
Belum ada Perda BG
Sebagai hunian, perdagangan dan
perkantoran
-
Belum maksimal dalam
pengaplikasian RTBL Kec. Mojosari
-
Adanya pembinaan bank sampah
Pembinaan bank sampah kurang
berkelanjutan
-
-
Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Mojosari, 2016
Tabel 2.10
Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Sooko
No.
1
2
Variabel
Umum
(Kondisi Fisik
Dasar)
Topografi
Iklim
Ekonomi Basis Pertanian (pertanian
pangan, perkebunan,
holtikultura)
Potensi
Profil Kecamatan sejak tahun 2013
sudah tidak ada dan semuanya
tertuang dalam Kecamatan Sooko
Dalam Angka 2016.
Padi : Desa Modongan, Mojolangu,
Karangkedawung, Tempuran,
Puringrejo, Klinterejo.
Perkebunan (Tebu) : Desa
Mblimbingsari, Kedungaling,
Ngingas, Tembinyong, Mdongan,
Puringrejo
Permasalahan
Profil Kecamatan sejak tahun 2013
sudah tidak ada dan semuanya
tertuang dalam Kecamatan Sooko
Dalam Angka 2016.
II - 31
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Variabel
Peternakan (hewan
besar, hewan kecil,
unggas) dan Perikanan
Industri (Ringan, berat,
rumah tangga)
Pariwisata
Pertambangan
3
Infrastruktur
Permukiman
-
-
Sepatu, Sandal, Topi : Desa
Sambiroto, Puringrejo,
Karangkedawung, Belimbingsari
Sebagai kawasan strategis untuk
permukiman
Jalan Lingkungan
Sebagai akses penghubung antar
desa
Air Minum
Tercover semua. PDAM dan Sumur
Bor
Tidak ada keluhan limbah rumah
tangga
-
Drainase
RTH
Bangunan
Permasalahan
Perumahan
Persampahan
4
Potensi
-
Proteksi Kebakaran
RTH terdapat di perumahan BSP
dan rata-rata di perumahan
tidak ada
Legalitas
Gedung pemerintah dan swasta
-
Kumuh di Desa Sooko Gang I –
Gang VIII, ada program bantuan
KOTAKU di Gang I – Gang IV
MASALAH : Drainase, tidak ada
TPS, PHBS, RTLH dan jarak MCK
dengan sumur resapan
Jalan Lingkungan Rusak :
1. Desa Mojorangu Dusun
Mojorangu
2. Desa Karangkedawung Dusun
Mrume
3. Desa Kedungmaling Dusun
Kedungmaling I-II
4. Desa Sooko (Perumahan Sooko
Indah)
1. Warga membuang sampah di
Jalan Kabupaten.
2. Banyak yang tidak punya TPS
dan petugas kebersihan.
3. Desa sangat memerlukan TPS di
Desa Sambiroto, Wringinrejo dan
Modongan.
4. Belum ada TPS dan pembinaa
TPS 3R
1. Rawan Genangan : 1. Desa
Sooko Gang VII – Gang VIII 2
Desa Tempuran Dusun
Mbekucuk yang merupakan
Pertemuan 2 Sungai (kali sadar
dan sungai Jombang)
2. Belum ada masterplan drainase
Belum ada RTH publik
Belum mempunyai dokumen RISPK
Belum ada Perda BG
II - 32
LAPORAN AKHIR
Kegiatan Penyusunan Dokumen RPI2JM
Kabupaten Mojokerto Tahun 2016-2020
No.
Variabel
Gedung
(cagar Budaya
& heritage)
Fungsi Bangunan
5
Karakter/Keunikan
Arsitektural (bentuk,
umur, langgam)
Pemberdayaan masyarakat
6
CSR
Potensi
Sebagai hunian, perdagangan dan
perkantoran
-
Permasalahan
Belum ada RDTR Kec. Sooko
-
Ada Anggaran Desa pelatihan
bidang pertanian dan kerajinan.
Perbaikan RTLH dari Bank Jatim
-
Sumber: Hasil Wawancara Kecamatan Sooko, 2016
Tabel 2.11
Kondisi Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kecamatan Gedeg
No.
1
2
3
Variabel
Umum
(Kondisi Fisik
Dasar)
Topografi
Ekonomi
Basis
Pertanian (pertanian
pangan, perkebunan,
holtikultura)
Peternakan (hewan besar,
hewan kecil, unggas) dan
Perikanan
Industri (Ringan, berat,
rumah tangga)
Infrastruktur
Permukiman
Iklim
Pariwisata
Pertambangan
Perumahan
Jalan Lingkungan
Air Minum
Air Limbah
Persampahan
Drainase
RTH
Potensi
Permasalahan
Merupakan karakteristik dataran
rendah
Kondisi iklim mendukung sektor
pertanian dan peternakan
Terindikasi berpotensi rawan
genangan
-
lahan pertanian tebu yang cukup
luas
terdapat beberapa ruas jalan usaha
tani dengan kualitas yang masih
buruk
-
-
adanya beberapa pabrik/kegiatan
industri berskala besar seperti
Pabrik Gula Gempolkerep dan
pabrik bioetanol
Sebagai kawasan strategis untuk
permukiman
Sebagai penghubung akses antar
desa
Terlayani PDAM dan sumber air
warga
Muncul kawasan rawan genangan
-