BAB II PROFIL KABUPATEN BANYUASIN - DOCRPIJM 1503114869BAB 2 Profil Banyuasin

BAB II PROFIL KABUPATEN BANYUASIN

2.1. Wilayah Administrasi

  Kabupaten Banyuasin secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak di jalur lalu lintas antar provinsi. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,69 Km2 dan terbagi me njadi 19 kecamatan. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 3.632,4 Km2 atau sekitar 30,70 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sumber Marga Telang dengan wilayah seluas 174,8 9 Km2 atau sekitar 1,48 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Secara administratif, Kabupaten Banyuasin mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

  Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur  Provinsi Jambi dan Selat Bangka.

   Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Pampangan dan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

  Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Jejawi Kabupaten Ogan 

  Komering Ilir, Kota Palembang, Kecamatan Sungai Rotan dan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin

  

Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Banyuasin

  2.54

  12 Rambutan 450.04

  3.80

  13 Muara Padang 917.60

  7.75

  14 Muara Sugihan 696.40

  5.89

  15 Makarti Jaya 300.28

  16 Air Saleh 311.57

  11 Air Kumbang 328.56

  2.63

  17 Banyuasin II 3 632.40

  30.70

  18 Muara Telang 341.57

  2.89

  19 Sumber Marga Telang 174.89

  1.48 Total 11 832.99 100,00

  Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016 Sejak akhir tahun 2012, jumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin mengalami pemekaran dari 17 kecamatan menjadi 19 kecamatan. Kecamatan yang mengalami pemekaran tersebut antara lain Kecamatan Banyuasin I pecah menjadi Kecamatan Banyua sin I dan Kecamatan Air Kumbang, serta Kecamatan Muara Telang pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga Telang.

  2.78

  1.58

  No Kecamatan Luas (km2) Persentase

  5 Tungkal Ilir 648.14

  1 Rantau Bayur 556.91

  4.71

  2 Betung 354.41

  3.00

  3 Suak Tapeh 312.70

  2.64

  4 Pulau Rimau 888.64

  7.51

  5.48

  10 Banyuasin I 186.69

  6 Banyuasin III 294.20

  2.49

  7 Sembawa 196.14

  1.66

  8 Talang Kelapa 439.43

  3.71

  9 Tanjung Lago 802.42

  6.78

  Masing-masing kecamatan terbagi atas desa-desa dan kelurahan, sedangkan setiap desa-desa dan kelurahan didalamnya tersusun atas dusun, lingkungan maupun rukun warga dan sebagian masih dibagi lagi kedalam rukun tetangga. Jumlah desa di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2014 sebanyak 304 desa/kelurahan, terdiri atas 288 desa dan 16 kelurahan.

Tabel 2.2. Jumlah Kelurahan dan desa per Kecamatan di Kabupaten

  Banyuasin

  Jumlah Kecamatan Desa Kelurahan Desa/Kelurahan

  21

  • 1 Rantau Bayur

  21

  2 Betung

  9

  2

  11

  11

  • 3 Suak Tapeh

  11

  4 Pulau Rimau

29 -

  29

  14

  • 5 Tungkal Ilir

  14

  6 Banyuasin III

  21

  5

  26

  7 Sembawa -

  11

  11

  8 Talang Kelapa

  6

  6

  12

  9 Tanjung Lago

15 -

  15

  10 Banyuasin I

  11

  2

  13

  16

  • 11 Air Kumbang

  16

  19

  • 12 Rambutan

  19

  13 Muara Padang

15 -

  15

  22

  • 14 Muara Sugihan

  22

  15 Makarti Jaya

  11

  1

  12

  16 Air Saleh

14 -

  14

  17 Banyuasin II

  17 17 -

  16

  • 18 Muara Telang

  16

  10

  • 19 Sumber Marga Telang

  10 Jumlah 208 16 304

  Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016

2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin

A. Potensi Sumberdaya Lahan

  Kondisi sumberdaya lahan di Kabupaten Banyuasin terdiri dari lahan basah dan lahan kering, dimana Hampir 80 persen dari wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan hamparan lahan basah berupa dataran rendah rawa lebak, dataran rendah lahan gambut, serta dataran rendahpasang surut dan sisanya sekitar 20% merupakan lahan kering yang dimanfaatkan untuk pekarangan dan permukiman, perkebunan, ladang dan pemanfaatan lainnya. Kawasan khusus yang berekosistem rawa pasang surut yang dibelah-belah oleh aliran sungai dan menjadi delta-delta serta membentuk dataran rendah yang bergambut tersebar di sepanjang pesisir timur. Sedangkan di sepanjang pesisir hilir Sungai Musi dan Sungai Komering terdapat kawasan lebak. Potensi lahan pasang surut yang tersedia di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi sentra produksi p ertanian dan perkebunan dengan pola intensifikasi dan ekstensifikasi. Hal ini tercermin dengan pemanfaatan lahan pasang surut yang dominan untuk tanaman pangan khususnya beras dan telah menghantarkan Kabupaten Banyuasin sebagai penyumbang produksi beras Su matera Selatan ± 26%. Demikian juga dibidang perkebunan, dimana lahan pasag surut yang belum termanfaatkan untuk tanaman pangan menjadi faktor penarik bagi investor di bidang perkebunan kelapa sawit.

  Potensi pengembangan lahan produktif juga dapat dilakuk an pada lahan berawa (lebak dan gambut). Berdasarkan penggunaan lahan eksisting Kabupaten Banyuasin tipologi lahan berawa ini berupa kawasan hutan rawa primer seluas 37.664 Ha, kawasan hutan rawa sekunder seluas 28.818 Ha, kawasan rawa 12.545 Ha serta sema k belukar rawa yang memiliki luasan terbesar yaitu 259.773 Ha atau sekitar 22% dari luas total Kabupaten Banyuasin. Sebaran Lahan rawa tersebut terletak di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasindua, Pulau Rimau, Air Salek, Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir.

B. Kehutanan

  Kawasan hutan Kabupaten Banyuasin luasnya mencapai 496.720,1 Ha atau sekitar 40% dari total luas Kabupaten Banyuasin. Ka wasan hutan tersebut di dominasi oleh Taman Nasional Sembilang seluas 202.896,31 Ha serta jenis kawasan lainnya berupa kawasan hutan lindung, kawasan hutan produksi, kawasan huntan konversi, dan hutan yang terdapat di kawasan suaka alam berupa suaka marga satwa. Untuk lebih jelasnya, secara rinci jenis kawasan hutan di Kabupaten Banyuasin menurut fungsinya, dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 2.3. Kondisi Eksisting Hutan Di Kabupaten Banyuasin

  No Kawasan Hutan Luas (Ha)

  1. Hutan Lindung 68.988,66

  2. K.Hutan Produksi 69.899,59

  3. HPK 60.781,85

  4. Kawasan Suaka Alam : Suaka Margasatwa 94.300 Taman Nasional Sembilang 202.750

  Total 496.720,1

  Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin

C. Penggalian, Pertambangan dan Energi

  Kabupaten Banyuasin merupaka n daerah yang memiliki bahan galian yang cukup potensial seperti minyak dan gas bumi, batubara, gambut, lempung, kaolin, pasir kuarsa. Kualitas batubara di Kab. Banyuasin umumnya berjenis Ligmit – Subbituminous dengan kalori 4000- 5000 Kcal/kg dan memiliki kadar sulfur dan abu rendah, baik untuk bahan bakar PLTU dan sebagai komoditi ekspor non migas yang dapat menjadi sumber devisa negara. Bahan galian batubara tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu Kec. Rantau Bayur, Kec. Pulau Rimau, Kec. Betung, Kec. Ban yuasin I dan Kec. Banyuasin III dengan perkiraan 2,5 milyar ton. Dari data Dinas Pertambangan setempat telah terdapat izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi seluas 12.674 Ha dan IUP Eksplorasi seluas 196.378 Ha yang berada di Kecamatan Banyuasin II I, Pulau Rimau, Rantau Bayur, Betung, Tungkal Ilir, Talang Kelapa dan Kecamatan Muara Telang. Berikut ini sebaran lokasi izin usaha pertambangan batubara yang terdapat di Kabupaten Banyuasin :

Tabel 2.4. Izin Usaha Pertambangan Batubara(Eksplorasi) Di Kabupaten

  Banyuasin

  

NO COMPANY DISTRICT Luas Kawasan

  (Ha)

  

10 PT. Trimata Coal Perkasa Kec. Tungkal Ilir 11640

  Kegiatan pertambangan lainnya berupa Gambut sebesar 120.000.000 m3 yang berada di Kecamatan Muara Padang, Pasir Silika sebesar 675.000 m3 di Kecamatan Talang Kelapa dan Tanah Urug yang tersebar di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuasin. Untuk kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi sebagian berlokasi di Kecamatan Pulau Rimau dengan jumlah sumur produksi sebanyak 24 sumur atau 25.000 barel/hari.

  Tambang Koain ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat keramik, kertas, industri farmasi, industri komestik dan plastik. Selain itu terdapat jenis tambang Bentonit yang tersebar di Kec. Talang Kelapa . Tambang ini digunakan sebagai bahan baku pembuat cat, bahan baku industri cor, lem dan industri kelapa sawit.

  Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Untuk jenis tambang lainnya yaitu Kaolin sebesar 1.000.000 ton terdapat di Kec. Talang Kelapa, Kec. Pulau Rimau dan Kec. Betung .

  

14 PT. Trimata Benua Kec. Tungkal Ilir 4804

  13 PT. Tubindo Energi Kec. Rantau Bayur, Banyuasin III, Betung 9560

  12 PT. Bhumindo Tambang Jaya Kec. Betung 20880

  11 PT. MBH Mining Resources Kec. Tungkal Ilir 11380 Kec. Pulau Rimau 18000

  9 PT. Nusantara Alam Pasifik Kec. Betung, Kec. Pulau Rimau 16520

  

1. PT. Basin Coal Mining Kec. Rantau Bayur 2870

  8 PT. Elok Indah Subur Jaya Kec. Tungkal Ilir 5107

  

7 PT. Tubindo Kec. Rantau Bayur, Kec. Betung 5000

  17000

  6 PT. Sumber Alam Makmur Utama Kec. Suak Tapeh, Kec. Pulau Rimau 11890 Kec. Banyuasin II, Kec. Muara Telang 13000 Kec. Tungkal Ilir dan Kec. Pulau Rimau

  

5 PT. Graha Nusa Minergi Kec. Tungkal Ilir 13000

  4 PT. Buana Minera Harvest Kec. Pulau Rimau, Kec. Tanjung Lago 9775

  

3. PT. Basindo Karya Utama Kec. Tungkal Ilir 3760

Kec. Tungkal Ilir 6387

  

2. PT. Bumi Indo Power Kec. Banyuasin III, Kec. Betung 22360

Tabel 2.5. Izin Migas Di Kabupaten Banyuasin

  NO COMPANY Kecamatan

  1. Petronas Cargau (Tanjung Jabung) Kec. Rantau Bayur

  2. Job Pertamina-Amirada Hiss Jambi Merang Kec. Banyuasin II

  3. PT. Pertamina E&P Kec. Tungkal Ilir

  4 PT. Odira Energi Karang Agung Kec. Pulau Rimau

  5 Conoco Phillips (Gresik) Kec. Banyuasin II

  6 PT. Medco E&P Rimau Kec. Betung

  7 PT. Seli Raya Belida Kec. Rantau Bayur

  8 PT. Medco E&P Indonesia Kec. Rantau Bayur

  9 Star Energy (Sekayu) Kec. Rantau Bayur

  10 Job Pertamina-Goldenspike Indonesia Kec. Rantau Bayur

  Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin

D. Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

  Kabupaten Banyuasin merupakan wilayah di Sumatera Se latan yang memiliki kawasan perairan terbesar. Kabupaten banyuasin memilik panjang pantai sekitar 275 km dan luas laut sebesar 1.765,4 Km² , kawasan pantai tersebut membentang dari perbatasan Provinsi Jambi hingga perbatasan Kabupaten Ogan Komering Ilir ber hadapan dengan Selat Bangka. Untuk delineasi kawasan pesisir, Batas ke arah darat berdasarkan Ekologis adalah kawasan yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, intrusi air laut dan percikan air gelombang . Secara administrative y aitu batas terluar sebelah hulu dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer (2 km, 20 km, dst dari garis pantai) , sedangkan Batas ke arah laut berdasarkan Ekologis yaitu kawasan perairan laut yang masih dipengaruhi proses-proses alamiah dan kegi atan manusia di daratan, seperti aliran air sungai, limpasan air permukaan, sedimen dan bahan pencemar dan Administratif 4 mil dari garis pantai , dari ketentuan tersebut delineasi kawasan pesisir di Kabupaten Banyuasin adalah batas administrasi Kecamatan yang berbatasan langsung dengan laut dan 4 mil ke arah laut sesuai kewenangan kabupaten yang meliputi lima Kecamatan, yaitu Banyuasin II, Kecamatan Muara Sugihan, Kecamatan Air Salek, Kecamatan Makarti Jaya, dan Kecamatan Tanjunglago serta terdapat sekitar 22 pulau- pulau kecil baik yang berada di wilayah laut maupun di perairan sungai.

  Keberadaan kawasan perairan di Kabupaten Banyuasin sangat potensial, baik sebagai jalur transportasi yang strategis karena merupakan pintu gerbang penghubung Provinsi Sumater a Selatan dengan Pulau Bangka, juga menyimpan potensi hasil laut yang melimpah serta potensi wisata. Pada Kawasan pesisir Kabupaten Banyuasin juga terdapat kawasan konservasi Taman Nasional Sembilang yang memiliki hutan mangrove dengan ketebalan sekitar 35 km. Potensi hasil laut berupa perikanan laut, perairan umum (budidaya keramba), budidaya tambak dan budidaya ikan air tawar.

Tabel 2.6. Potensi Perikanan Kabupaten Banyuasin

  No. Jenis Pemanfaatan Potensi Potensi yang telah dikelola

  

1. Perikanan Laut 1000 unit 52 unit

  

2. Budidaya Air Payau 21000 Ha 3.272 Ha

  3. Budidaya Air Tawar : Kolam 142.000 Ha 8.520 Ha Keramba 15.130 unit 153 unit

  Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Jumlah nelayan 1.976 RTP dan buruh 3.477 RTBP. Jenis ikan yang dominan adalah m anyung, cucut, pari, teri, gerot-gerot, selar, golok-golok, Petek/peperek dan bawal hitam, serta udang putih . Untuk sarana transportasi, akan dikembangkan kawasan pelabuhan Internasional Tanjung Api-Api.

E. Pertanian Tanaman Pangan

  Tanaman Pangan yang dipro duksi oleh Kabupaten Banyu asin antara lain padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar dan kacang hijau. Produksi tanaman padi di Kabupaten Banyuasin meliputi padi ladang, padi pasang surut dan padi lebak, dengan dominasi produksi yaitu untuk jenis padi pasang surut. Jenis padi pasang surut memiliki produksi terbesar dengan total produksi 682.786,8 ton di tahun 20 10, sedangkan produksi terkecil yaitu jenis padi lebak sebesar 107.708,1 ton . M engingat Kabupaten Banyuasinpenopang terbesar lumbung padi nasional di Provinsi Sumatera Selatan, Oleh karenanya masih perlu dilakukan kegiatan intensifikasi maupun ekstensifikasi kegiatan pertanian tanaman padi untuk meningkatkan hasil produksi.

  Tanaman jagung diproduksi hampir di seluruh wilayah kecamatan d i Kabupaten Banyuasin dengan total produksi di tahun 2010 mencapai 10.326 Ton dan yang terbesar Kacamatan Banyuasin I. Tanaman pangan lainnya yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin adalah Ubi Kayu dengan nilai total produksi 30.342,2Ton, potensi unggulan ubi kayu terbesar terdapat di Kecamatan Betung, Kecamatan Tungkal Ilir, Talang Kelapa, Banyuasin I, Rambutan, dan Kecamatan Muara Sugihan.

  Untuk Produksi ubi jalar di Kabupaten Banyuasin sebesar 4.626,7 Ton dengan potensi ekspor berada di Kecamatan Betung , Talang Kelapa, Banyuasin I, Rambutan dan Muara Sugihan. Total Produksi kacang Tanah di Tahun 2010 sebesar 465,7Ton. Pertanian tanaman kedelai memiliki total produksi sebesar 110Ton dan hanya Kecamatan Banyuasin I, Banyuasin II, Makarti Jaya dan Air Salek yang memiliki potensi. Untuk Kacang hijau merupakan tanaman yang sifatnya optional dengan total produksi hanya 184,8ton di tahun 2010 terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, Betung, Talang Kelapa, Banyuasin I dan Muara Telang.

  F. Pertanian Holtikultura

  Pertanian holtikultura yang terdapat di Kabupaten Banyuasin meliputi tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk tanaman buah-buahan diproduksi hampir di semua kecamatan. Jenis buah-buahan yang dihasilkan meliputi mangga, jeruk, pepaya, sawo, durian, duku, nangka, jamb u biji, rambutan dan pisang. Produksi tertinggi yaitu untuk tanaman jeruk, rambutan dan pisang yang masing-masing 3.143 ton, 1.262,7 ton dan 37.404,1 ton di tahun 2010.

  Produksi tanaman sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Banyuasin meliputi kacang panjang , cabai, tomat, terong, timun, kangkung, bayam dan buncis. Total produksi terbesar yaitu untuk komoditi terong mencapai 318,6 Ton dan produksi terkecil yaitu komoditi buncis sebesar 36,6 ton.

  G. Perkebunan

  Karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan komoditi pe rkebunan yang banyak diusahakan oleh rakyat Kabupaten Banyuasin, dibanding dengan komoditi kopi dan kakao. Hal ini terlihat dari jumlah produksi untuk karet di tahun 2010 yaitu produksi perkebunan rakyat sebesar 95.334,5 ton dan produksi PBMN dan PBSN sebesar 31.675 Ton.

  Untuk komoditas kelapa sawit, Kabupaten Banyuasin memberikan kontribusi hasil produksi bagi Sumatera Selatan sekitar 13%, yaitu 31392 ton untuk perkebunan rakyat dan 99.932 Ton dari PBMN dan PBSN , sementara pada komoditas kelapa Kabupate n Banyuasin memberikan kontribusi terbesar di Sumatera Selatan sekitar 62% dengan hasil produksi 39567 ton dari perkebunan rakyat serta 2576 dari PBMN dan PBSN , dan hasil komoditas lainnya 808 ton untuk kopi serta 16 ton kakou. Total areal perkebunan di K abupaten Banyuasin Tahun 2010 sebesar 233.432 Ha yang terdiri dari 152.624 perkebunan rakyat dan 88.808 Ha PBSN dan PBN.

H. Peternakan

  Jenis peternakan yang diusahakan di Kabupaten Banyuasin meliputi peternakan besar seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi serta peternakan unggas yang meliputi ayam petelur, ayam pedaging, ayam buras dan itik. Populasi ternak dan unggas di Kabupaten Banyuasin cenderung terus meningkat.Populasi ternak tahun 2010, untuk kambing sebanyak 24.145 ekor, sapi sebanyak 25.325 e kor. Kerbau dan domba masing-masing hanya sekitar dua ribuan ekor. Populasi unggas ayam ras sebanyak 12.442.100ekor, ayam bukan ras sebanyak 804.200 ekor dan itik sebanyak 96.700 ekor.

I. Perikanan.

  Kegiatan perikanan p ada perekonomian daerah, memberikan kontribusi sekitar 13,0 persen sehingga posisinya menempati pada urutankedua setelah sub sektor Tanaman Bahan Makanan yaitu dari hasil produksi penangkapan ikan dan budidaya ikan. Produksi ikan tahun 2010, sebanyak 58.979,91 ton, yang diperoleh dari ha sil penangkapan ikan di laut sebanyak 37.557,77 ton, penangkapan ikan di perairan umum sebanyak 8.656,80 ton dan hasil budidaya ikan 12.765,34 ton . Sedangkan j enis ikan dari perairan umum yang berkualitas ekspor diantaranya jenis ikan Bandeng, Udang Win du dan lain sebagainya. Potensi untuk perikanan umum hampir merata di setiap kecamatan, sedangkan jenis perikanan laut hanya terdapat di Kecamatan Banyuasin II dan Air Salek. Untuk jenis perikanan budidaya terdapat di Kecamatan Tanjung Lago, Muara Padang, Mura Sugihan dan Muara Telang.

  J. Sektor Industri

  Besarnya nilai produksi/nilai tambah sektor industri Kabupaten Banyuasin sangat dipengaruhi oleh industri minyak/gas bumi , selain migas jenis industri lainnya yaitu Industri kayu dan barang-barang dari kayu (kecuali furnitur),Industri makanan dan minuman,Industri barang galian non logam, Industri karet dan barang-barang dari karet. Di Kabupaten Banyuasin, Jenis industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri besar/sedang dan industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

  Industri Besar/sedang, Jenis industri tersebut meliputi Industri minyak/gas bumi, kayu dan barang-barang dari kayu (kecuali furnitur), Industri makanan dan minuman, Industri karet dan barang-barang olahan dari karet dengan jumlah total industri di Tahun 2010 sebanyak 99 unit perusahaan. Industri kecil dan kerajinan Rumah Tangga, tersebar di mengikuti kawasan permukiman, dengan total jumlah industri di Tahun 2010 sebesar 384 unit perusahaan.

  K. Pariwisata

  Sektor pariwisata, seni dan budaya merupaka n bidang pembangunan yang memiliki potensi yang begitu besar untuk dikembangkan di Kabupaten Banyuasin. Kualitas sumber daya tarik wisata di Kabupaten Banyuasin cukup beragam, baik keunikan/kelangkaan, keragaman daya tarik maupun jangkauan pemanfaatannya b agi wisatawan. Misalnya sumber daya wisata Taman Nasional Sembilang yang dengan luas sekitar 202.750 hektar

  mempunyai keunikan sumber daya hayati yang tidak ditemukan di tempat lain dan merupakan salah satu dari dua situs ramsar lahan basah yang ada di Ind onesia. Keistimewaan kawasan Sembilang terutama karena keberadaan Hutan Mangrove paling tebal di dunia (sekitar 35 km) yang merupakan habitat berbagai jenis tanaman dan hewan langka, sebagai tempat berkumpulnya kelompok burung migran jenis stork serta jenis burung langka Wallace Hawk Eagle . Kawasan hutan bakau yang sangat tebal, pesisir pantai yang sangat panjang serta keberadaan permukiman nelayan di perairan pantai yang unik dengan pusatnya yang berada di Desa Sungsang cukup menunjang dan menambah keragam an daya tarik wisata di kawasan Sembilang. Potensi eco-tourism yang sangat unik serta daya tarik yang sangat beragam ini cuckup layak untuk dimanfaatkan dan dipasarkan bagi masyarakat internasional.

  Seperti banyak dijumpai di tempat lain, sumber daya wisa ta kawasan perkebunan di Kabupaten Banyuasin cukup mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Namun demikian, ragam daya tarik di area perkebunan terbatas pada panorama/nuansa hijau perkebunan dan kegiatan pengolahan hasil perkebunan yang ada di lokasi. Pada s aat ini kawasan perkebunan yang ada di Kabupaten Banyuasin terutama Melania dan Sembawa sudah dimanfaatkan masyarakat disekitarnya sebagai tempat berwisata.

Tabel 2.7. Potensi Wisata di Kabupaten Banyuasin

  No Nama Objek Wisata Jenis Objek Wisata Potensi

  1 Taman Nasional Sembilang Sungai Sembilang Eko-Wisata/ Sat wa

  • Hutan Lindung - Hewan/Satwa
  • Panorama Pantai/Laut
  • Nelayan/Binatang Laut
  • Tanaman Hortikultura - Teknologi Pertanian
  • Danau/Pulau
  • Danau/Pulau
  • Teknologi Perkebunan Sawit
  • Teknologi Perkebunan Karet
  • Studi Ekologi/Habitat

  2 Perkampungan Nelayan Sungsang Desa Sungsang dan sekitar Wisata Bahari/ Budaya

  3 SPP Sembawa Desa Sembawa Agro-Wisata - Tanaman Hias

  4 Pulau Gemampo Desa Lebong Wisata Alam - Panorama Alam

  5 Bom Berlian Kelurahan Pangkalan Balai Wisata Alam - Panorama Alam

  6 PT. Sawit Mas Sejahtera Desa Langk an Agro-Wisata - Perkebunan Sawit

  7 PT. Melania Desa Mainan Agro-Wisata - Perkebunan Karet

  8 Hutan Lindung Lebong Hitam Lebong Hitam/Jalur 21 Air Sugihan Eko-Wisata - Habitat Gajah Sumatera

  9 Pulau Pejaye Wisata Alam - Panorama Alam Desa Srijaya

  • Bumi Perkemahan Banyuasin

  10 Tugu Sejarah Silk Air Wisata Sejarah/ - Panorama Alam

Desa Tanjung Mas Budaya - Tugu/Monumen Sejarah

  11 Fron Langkan Monumen Sejarah - Tugu Sejarah Desa Langkan

  • Data Sejarah Perjuangan

  12 Eks. PENAS Agro-Wisata - Panorama Alam Desa Sembawa - Danau/Balong

  • Teknologi Pertanian - Tanaman Hortikultura/Hias

  13 Tebenan Indah Wisata Alam/ - Panorama Alam Bermain - Permainan Desa Tebenan

  • Teknologi Perkebunan - Tanaman Hortikultura/Hias

  14 Danau Tanah Mas Wisata Bermain - Kolam Renang Kelurahan Tanah Mas - Kolam Bermain

  • Kereta Luncur - Sepeda Air

  15 Pemancingan Putra Berlian Kolam Pemancingan - Pemancingan

  • Kuliner Kelurahan Pangkalan Balai

  16 Kolam Renang Delima Kolam Renang - Kolam Renang Anak-anak

  • Kolam Renang Dewasa Kelurahan Pangkalan Balai

  17 PT. Pertamina/Sungai Gerong Wisata Alam/ - Pemandangan Pantai Desa Sungai Gerong - Kolam Renang Teknologi

  • Olahraga Golf - Teknologi

  Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin

2.3. Kependudukan

a. Jumlah Penduduk

  Penduduk Kabupaten Banyuasin tahun 2014 berjumlah 799.998 jiwa, sedangkan jumlah penduduk tahun 2013 adalah 788.286 jiwa. Rasio jenis kelamin kabupaten Banyuasin pada tahun 2014 sebesar 104,29 persen . Hal ini berarti bahwa dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki.

Tabel 2.8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Banyuasin

  Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk 2014 2015 2014 2015

  1. Rantau Bayur 556,91 40 870 41 457 73,39 74,44

  16. Air Saleh 311,57 36 354 36 877 116,68 118,36

  27

  2 Betung 2 637 3 845 7 632 2 438

  

1 RantauBayur 4 751 3 509 3 497 1 049 124

  Kecamatan Pra Sejahtera KS I KS II KS III KS III Plus

  Kabupaten Banyuasin

Tabel 2.9. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera per Kecamatan di

  Garis kemiskinan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 281.336. Ini berarti jika pengeluaran rata-rata perkapita per bulan kurang dari Rp. 281.336 maka tergolong penduduk miskin. Persentase penduduk miskin pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2013, persentase penduduk miskin di Banyuasin sebesar 12,3 p ersen, meningkat dibanding tahun 2012 yang sebesar 11,3 persen.

  Penduduk miskin adalah penduduk yang rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan.

  Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016

  19. Sumber Marga Telang 174,89 24 485 24 837 140,00 142,01 Total 11 832,99 799 998 811 501 67,61 68,58

  18. Muara Telang 341,57 39 430 39 312 115,44 115,09

  17. Banyuasin II 3 632,40 42 822 43 438 11,79 11,96

  15. Makarti Jaya 300,28 27 724 28 124 92,33 93,66

  2. Betung 354,41 54 690 55 479 154,31 156,54

  14. Muara Sugihan 696,40 38 755 39 995 55,65 57,43

  13. Muara Padang 917,60 31 734 32 190 34,58 35,08

  12. Rambutan 450,04 42 696 43 311 94,87 96,24

  11. Air Kumbang 328,56 23 738 24 079 72,25 73,29

  10. Banyuasin I 186,69 52 817 53 576 282,91 286,98

  9. Tanjung Lago 802,42 38 059 38 607 47,43 48,11

  8. Talang Kelapa 439,43 131 387 133 275 298,99 303,29

  7. Sembawa 196,14 30 281 30 716 154,38 156,60

  6. Banyuasin III 294,20 60 780 61 654 206,59 209,56

  5. Tungkal Ilir 648,14 24 828 25 184 38,31 38,86

  4. Pulau Rimau 888,64 41 009 41 599 46,15 46,81

  3. Suak Tapeh 312,70 17 539 17 791 56,09 56,89

b. Penduduk Miskin

  3 SuakTapeh 979 2 138 1 283 128

  13 Muara Padang 2 279 2 852 2 109 911 195

  Proyeksi Penduduk c.

  Sumber : Banyuasin Dalam Angka 2016

  88 23 3716

  19 Sumber Marga Telang 1 422 1 709 2 523 1 004 191 Jumlah 50 974 66 661 72 444 25 049 5 448 2013 53 637 65 176 67 018 24 606 4 022

Tahun 2012 52 819 60 919 64 324 23 249 3 737

2011 56 019 57 456 61 651

  18 MuaraTelang 1 378 1 776 5 432 1 391 319

  17 Banyuasin II 4 452 5 869 1 912 552 106

  16 Air Saleh 3 009 2 285 3 168 1 123 177

  15 Makarti Jaya 942 956 2 982 1 802 601

  14 MuaraSugihan 2 092 3 564 3 500 1 225 508

  12 Rambutan 1 530 3 840 4 418 1 861 331

  37

  11 Air Kumbang 3 189 2 539 1 694 522 235

  10 Banyuasin I 4 070 6 317 3 280 1 092 173

  9 Tanjung Lago 2 527 3 086 2 870 715 300

  8 TalangKelapa 4 385 9 529 10 881 5 353 1 882

  7 Sembawa 964 1 888 4 122 821 117

  51

  6 Banyuasin III 1754 4 097 5 758 2 523

  74

  5 TungkalIlir 4 344 3 014 1 309 341

  4 PulauRimau 4 270 3 848 4 074 198

  Proyeksi penduduk yang di gunakan adalah proyeksi penduduk berdasarkan RTRW Kabupaten Banyuasin 2012-2031. Untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin sampai dengan tahun 2031 akan digunakan pendekatan Lung Polinomial Methods, dengan dasar pemikiran bahwa pe rkiraan pertambahan penduduk ke depan tidak lagi selamanya mengikuti pola pertumbuhan yang berlaku di wilayah perencanaan karena sebagai daerah baru dengan potensi/peluang untuk kemungkinan berusaha lebih baik akan menjadi daya tarik ya ng kuat bagi penduduk luar untuk memasuki wilayah Kabupaten Banyuasin. Penggunaan Metoda Lung Polinomial berlandaskan pada angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Banyuasin sebesar 2,6 % per tahun. Berikut ini hasil perhitungan proyeksi penduduk Ka bupaten Banyuasin di setiap Kecamatan hingga tahun 2031.

Tabel 2.10. Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten

  Banyuasin HinggaTahun 2031

  No Kecamatan Jumlah Penduduk (jiwa) 2016 2021 2026 2031

1. Rantau Bayur 57.393 63.995 70.598 77.201

  2. Betung 63.811 71.152 78.493 85.834

  3. Banyuasintiga 74.780 83.383 91.986 100.589 4.. Pulau Rimau 55.843 62.268 68.692 75.117

  5. Tungkal Ilir 32.411 36.139 39.868 43.597

  6. Talang Kelapa 151.157 168.546 185.936 203.326

  7. Tanjung Lago 43.712 48.741 53.769 58.798

  8. Banyuasinsatu 104.974 117.050 129.127 141.203

  9. Rambutan 56.625 63.140 69.654 76.169

  10. Muara Padang 37.450 41.759 46.067 50.376

  11. Muara Sugihan 46.900 52.295 57.691 63.086

  12. Banyuasindua 58.027 64.702 71.378 78.054

13. Makarti Jaya

  41.317 46.071 50.824 55.577

  14. Air Salek 34.323 38.271 42.220 46.168

  15. Muara Telang 70.081 78.144 86.206 94.269

  16. Suak Tapeh 18.934 21.113 23.291 25.469

  17. Sembawa 35.144 39.187 43.230 47.274 J u m l a h 982.882 1.095.957 1.209.032 1.322.107

  Sumber : RTRW Kabupaten Banyuasin Dengan jumlah penduduk Kabupaten Banyuasin hingga Tahun 2031 mencapai 1.322.107 jiwa maka kepadatan penduduk di tahun 2031 akan

  2

  menjadi 1 12 jiwa/km . Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan

  2 Talang Kelapa yai tu sebesar 368 jiwa/km , sedangkan kepadatan penduduk

  2 terendah berada di Kecamatan Betung sebesar 3 jiwa/km .

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1. Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

a. Struktur Ekonomi dan PDRB

  Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Banyuasin (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2014 mencapai Rp. 19,11 milyar, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 17,66 milyar.

  Struktur ekonomi Kabupaten Banyuasin masih didomi nasi oleh sektor primer (pertanian dan pertambangan), sebesar 42,74 persen PDRB Banyuasin disumbang oleh sektor ini. Sumbangan sektor primer terutama berasal dari sektor pertanian sebesar 34,14 persen, sedangkan sektor pertambangan sebesar 8,60 persen. Sektor sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor bangunan) memberikan kontribusi sebesar 40,01 persen terhadap PDRB Banyuasin. Sumbangan sektor sekunder terutama diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar 26,73 persen.

  Sumbangan sektor tersier (sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estate, sektor jasa-jasa) t erhadap PDRB Banyuasin sebesar 17,24 persen. Pada sektor ini sumbangan terbesar berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan motor yaitu sebesar 9,84 persen.

Tabel 2.11. PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)

  No Lapangan usaha 2013 2014

  

1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 6414307 6609901

  

2 Pertambangan dan Penggalian 1443084 1694277

  

3 Industri pengolahan 4019550 4597526

  

4 Pengadaan listrik dan gas 12122 14343

Pengadaan, pengelolaan sampah,

  5 2315 2751 limbah

  

6 Bangunan 231152616 2521952

Perdagangan besar dan eceran,

  7 1677871 1813480 reparasi mobil dan motor

  

8 Transportasi dan pergudangan 112433 122394

Penyediaan akomodasi dan makan

  9 71951 79710 minum

  

10 Informasi dan komunikasi 292075 327923

  

11 Jasa keuangan dan asuransi 54673 59432

  

12 Real estate 88899 95967

  

13 Jasa peruahaan 2883 3086

Administrasi pemerintahan,

  14 500647 595451 pertahanan

  

15 Jasa pendidikan 386487 450150

  

16 Jasa kesehatan 75377 85695

  

17 Jasa lainnya 60081 62997

PDRB dengan migas 17526287 19137046 PDRB tanpa migas 15090075 16374740

  Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016

Tabel 2.12. PDRB Kabupaten Banyuasin Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (juta rupiah)

  No Lapangan usaha 2013 2014

  1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 5199844 5366279

  2 Pertambangan dan Penggalian 1092338 1250672

  3 Industri pengolahan 3445465 3608924

  4 Pengadaan listrik dan gas 10334 11398 Pengadaan, pengelolaan sampah,

  5 2055 2191 limbah

  6 Bangunan 2006084 2086528 Perdagangan besar dan eceran,

  7 1497666 1561290 reparasi mobil dan motor

  8 Transportasi dan pergudangan 72592 77426 Penyediaan akomodasi dan makan

  9 56024 58912 minum

  

10 Informasi dan komunikasi 238230 256979

  11 Jasa keuangan dan asuransi 48137 50174

  

12 Real estate 112919 120925

  13 Jasa peruahaan 2064 2187 Administrasi pemerintahan,

  14 387369 411115 pertahanan

  

15 Jasa pendidikan 335470 385724

  16 Jasa kesehatan 63339 69147

  17 Jasa lainnya 59030 60718 PDRB dengan migas 14628960 15380589 PDRB tanpa migas 12376876 12972568

  Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016

b. Pertumbuhan Ekonomi

  Pada tahun 2014 tingkat pertumbuhan riil sektor ekonomi di Kabupaten Banyuasin mencapai 5,14 persen dengan migas dan bila tanpa migas sebesar 4,81 persen. Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 6,18 persen,sedangkan bila dibandingkan dengan tanpa migas juga terjadi perlambatan yaitu sebesar 6,57 persen.

  Sektor jasa pendidikan mengalami laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 14,98 persen. Disusul kemudian oleh sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 10,29 persen dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 9,17 persen.

Tabel 2.13. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banyuasin Menurut

  2 Pertambangan dan Penggalian

  5 Pengadaan, pengelolaan sampah, limbah

  7.28

  6.20

  4 Pengadaan listrik dan gas

  9.20

  6.63

  3 Industri pengolahan

  2.54

  5.96

  1 Pertanian, kehutanan dan perikanan 7.05 -0.15

  11.24

  No Lapangan usaha 2013 2014

Tabel 2.14. Laju Inflasi Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Banyuasin Menurut Sektor (%)

  Selain untuk mengukur kinerja perekonomian, PDRB juga dapat digunakan untuk mengestimasi laju inflasi. Inflasi merupakan suatu indeks yang menggambarkan perubahan harga. Laju inflasi PDRB Bany uasin tahun 2014 sebesar 3,79 persen dalam struktur migas dan 2,87 persen dalam struktur tanpa migas.

  4.81 Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016 Laju Inflasi PDRB c.

  6.57

  5.14 PDRB tanpa migas

  7.18

  2.86 PDRB dengan migas

  2.18

  2.74

  6 Bangunan

  9.17

  1.92

  0.03

  13 Jasa peruahaan

  0.80

  2.74

  12 Real estate

  4.29

  3.46

  11 Jasa keuangan dan asuransi

  4.08

  10 Informasi dan komunikasi

  0.14

  5.35

  17.38

  9 Penyediaan akomodasi dan makan minum

  2.06

  7.41

  8 Transportasi dan pergudangan

  3.68

  4.36

  7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan mo tor

  4.90

  17 Jasa lainnya

  5.29

  Sektor (%)

  9.81

  6.06

  7 Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor

  4.01

  10.87

  6 Bangunan

  6.63

  4.76

  5 Pengadaan, pengelolaan sampah, limbah

  10.29

  4 Pengadaan listrik dan gas

  8 Transportasi dan pergudangan

  4.74

  3.75

  3 Industri pengolahan

  14.49

  9.73

  2 Pertambangan dan Penggalian

  3.20

  5.31

  1 Pertanian, kehutanan dan perikanan

  No Lapangan usaha 2013 2014

  4.25

  7.40

  16 Jasa kesehatan

  7.09

  14.98

  9.43

  15 Jasa pendidikan

  6.13

  5.23

  14 Administrasi pemerintahan, pertahanan

  5.98

  9.06

  13 Jasa peruahaan

  8.67

  6.66

  12 Real estate

  4.23

  7.60

  11 Jasa keuangan dan asuransi

  7.87

  5.78

  10 Informasi dan komunikasi

  5.16

  2.44

  9 Penyediaan akomodasi dan makan minum

  0.99

  14 Administrasi pemerintahan, pertahanan

  7.46

  12.07

  15 Jasa pendidikan

  6.28

  1.30

  16 Jasa kesehatan

  3.43

  4.14

  17 Jasa lainnya

  2.22

  1.94 PDRB dengan migas

  5.57

  3.85 PDRB tanpa migas

  5.53

  3.53 Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016

  2.4.2. Pendapatan per Kapita

  Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata- rata. Angka ini terbentuk dari jumlah pendapatan yang timbul (income origined) dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

  Pendapatan perk apita di Kabupaten Banyuasin dalam struktur ekonomi atas dasar harga berlaku dengan migas tahun 2014 tercatat 19,49 juta rupiah atau naik sebesar 6,61 persen dibanding tahun sebelumnya. Begitu juga dengan pendapatan perkapita tanpa migas naik sebesar 6,2

  5 persen atau mencapai 17,91 juta rupiah.

Tabel 2.15. Pendapatan Perkapita Kabupaten Banyuasin (rupiah)

  Atas dasar harga berlaku Atas dasar harga konstan Tahun PDRB dengan PDRB tanpa PDRB dengan PDRB tanpa migas migas migas migas

  

2013 22 985 837 19 790 729 19 185 974 16 232 352

2014 25 098 358 21 475 576 20 171 740 17 013 606

Sumber :Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2016

  2.4.3. Data Kondisi Lingkungan Strategis

  Untuk kondisi fisik, Kabupaten Banyuasin mempunyai iklim tropis basah dengan tipe iklim B1 menurut klasifikasi Oldemand, dengan rata-rata curah hujan 2.723 mm/tahun dan suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius serta kelembaban rata-rata dan kelembaban relatif 69,4 % - 85,5 % sepanjang tahun. Seperti iklim kebanyakan di wilayah Indonesia, secar a umum terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, dimana pengaruh arus angin yang bertiup sangat mempengaruhi perubahan musim tersebut.

  Menurut topogafinya wilayah Kabupaten Banyuasin terdiri dari 80 % dataran rendah basah berupa pesisir pantai, rawa pasang surut dan lebak, 20% merupakan dataran berombak sampai bergelombang dengan elevasi 0

  • – 40 M di atas permukaan laut. Kemiringan daratan Kabupaten Banyuasin berada pada kelerengan 0-8% seluas 1.181.610 Ha dan 8-15% seluas 1.689 Ha. Dataran rendah berupa lahan rawa pasang surut tersebar di sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman meliputi wilayah Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasindua, Pulau Rimau, Air Salek Muara Sugihan, sebagian Kecamatan Talang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Selanjutnya lahan rawa lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan Rambutan, sebagian kecil Kecamatan Banyuasinsatu. Sedangkan lahan kering dengan topografi agak bergelombang terdapat di sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasintiga, Talang Kelapa dan sebagian kecil Kecamatan Rambutan dan Kecamatan Tungkal Ilir.

  Menurut kondisi tanahnya, jenis tanah yang berada di Kabupaten Banyuasinterdiri dari 7 jenis, yaitu :

  1 Alluvial : Sepanjang Wilayah Timur dan Tengah Kabupaten Banyuasin serta sebagian kecil Kec. Banyuasindua dan Kecamatan Tungkal Ilir

  2 Andosol : Kecamatan Talang Kelapa, Kecamatan Rantau Bayur dan Kecamatan Sukajadi

  3 Glei : Tersebar di seluruh Kabupaten Banyuasin

  4 Hidromorf : Kecamatan Banyuasinsatu, Mar iana, Suak Tapeh dan Kecamatan Banyuasintiga

  5 Latosol : Kecamatan Rambutan

  6 Litosol : Kecamatan Rambutan, Kecamatan Rantau Bayur dan Kecamatan Banyuasindua

  7 Regosol : Kecamatan Sembawa, Kecamatan Tanjung Lago, Kecamatan Talang Kelapa dan Kecamatan Makarti Jaya.

  Dari sisi hidrologi berdasarkan sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah datarah basah pola a lirannya rectangular dan di daerah dataran kering pola alirannya dandritik. Beberapa sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air berupa alur pelayar an pedalaman yang dapat menghubungkan pusat kegiatan wilayah (PKW), pusat kegiatan lingkungan (PKL), antar pusat pelayanan lokal serta antar pusat pelayanan lingkungan. Pola aliran di wilayah ini, terutama didaerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya rectangular, sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut aliran sungainya adalah subparali , dimana daerah bagian tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup luas.Terkait kondisi hidrologi, Kabupaten Banyuasin terbagi kedalam 4 wi layah daerah sungai yang masing-masing Das Banyuasin, Das Benawang, Das Bulurarinding dan Das Musi.

  Pada pola penggunaan lahan di Kabupaten Banyuasin, jenis penggunaan lahan terbesar berupa semak belukar rawa dengan luas 299.773 Ha atau sekitar 22 % dari luas total Kabupaten Banyuasin. Selain itu dominasi penggunaan lahan di Kabupaten Banyuasin berupa kawasan hutan yang terdiri dari hutan mangrove, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder serta hutan tanaman. Untuk kawasan terbangun berupa permukiman dan transmigrasi masing-masing seluas 34.039 Ha dan 2.023 Ha.

2.4.4. Data Resiko Bencana Alam

  Potensi bencana akan selalu berkaitan dengan tingkat kerentanan dan tingkat kerawanan bencana pada masing-masing kawasan tertentu sesuai dengan karakteristik morfolog i, geologi dan topografi kawasan. Di Kabupaten Banyuasin dilihat dari potensi bencana yang ada, dapat digolongkan menjadi beberapa kerawanan diantaranya sebagai berikut :

a. Daerah Rawan Genangan

  Topografi Kabupaten Banyuasin yang 80% merupakan dataran rendah basah dengan kemiringan 0 - 8% terletak sepanjang aliran sungai sampai dengan wilayah pesisir. Kondisi tersebut mengakibatkan Kabupaten Banyuasin memiliki luasan daerah genangan tahunan yang sebagian besar disebabkan pengaruh pasang surut air laut, genan gan air hujan serta luapan air sungai dengan total luasan genangan sekitar 914.164,7 Ha. Luasan tersebut beragam mulai dari genangan dengan tipe A yaitu lahan yang selalu terluapi air pasang baik pasang besar maupun pasang kecil, tipe genangan ini terutama tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Muara Padang, Banyuasindua, Muara Telang, Muara Sugihan dan Mekarti Jaya. Selanjutnya tipe genangan B dimana lahan terluapi saat pasang besar, kondisi ini terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Muara T elang, dan Makarti Jaya. Tipe genangan C yaitu dalam kondisi tidak tergenang tetapi kedalaman air tanah pada waktu pasang surut kurang dari 50 cm dan genangan tipe D yaitu dalam kondisi tidak tergenang pada waktu pasang air tanah lebih dari 50 cm, tetapi p asang surutnya air masih terasa atau tampak pada saluran tersier. Untuk Sebaran daerah genangan C dan D cukup merata hampir di seluruh kecamatan Kabupaten Banyuasin.

b. Kawasan Rawan Bencana Angin Topan/Puting Beliung