BAB 2 PROFIL KABUPATEN BEKASI - DOCRPIJM 708bf8648e BAB IIBab 2 Profil Kabupaten Bekasi Fiks

  B A B 2 P R O F I L K A B U P A T E N B E K A S I

  2.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

  Kabupaten Bekasi adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat dan Ibukota Kabupaten berada di Kota Cikarang.Bekasi merupakan kawasan pertumbuhan Jakarta dan menjadi bagian kawasan Jabodetabek (Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi).Sebagian besar wilayah Kabupaten Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit- bukit.Ketinggian Kabupaten Bekasi antara 0 – 115 meter dengan kemiringan 0 – 250 meter.

  Secara geografis, letak Kabupaten Bekasi berada pada posisi 6° 10’ 53” Lintang Selatan dan 106° 48’ 28” – 107° 27’ 27’9” Bujur Timur. Dengan batas administrasi :

  • Sebelah Utara : Laut Jawa • Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor • Sebelah Barat : Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi • Sebelah Timur : Kabupaten Karawang

  Jumlah desa/kelurahandisetiapkecamatanberkisar antara6 (enam) sampai13 (tiga belas)kecamatandenganjumlahdesa yang palingsedikityaitukecamatanCikarang Pusat,BojongmangudanMuaragembong,sedangkan kecamatan yangmemiliki jumlah desaterbanyakadalahKecamatanPebayuran.

Tabel 2.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Bekasi

  9

  7

  2.98

  17 Tambelang 3.791

  8

  4.29

  16 Tarumajaya 5.463

  4.99

  5.27

  15 Babelan 6.360

  8

  2.70

  14 Tambun Utara 3.442

  10

  3.38

  18 Sukawangi 6.719

  7

  11

  22 Cabangbungin 4.970

  Sumber:BPSKabupatenBekasi Tahun2013

  6 Kabupaten Bekasi 127.388 187

  11.00

  23 Muaragembong 14.009

  8

  3.90

  13

  19 Sukatani 3.752

  7.56

  21 Pebayuran 9.634

  7

  3.33

  20 Sukakarya 4.240

  7

  2.95

  13 Tambun Selatan 4.310

  4.21

  No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Ha Persentase

  3.74

  3.96

  5 Cibarusah 5.039

  7

  4.06

  4 Cikarang Selatan 5.174

  6

  3 Cikarang Pusat 4.760

  6 Bojongmangu 6.006

  8

  5.01

  2 Serang Baru 6.380

  11

  4.88

  1 Setu 6.216

  7

  4.71

  12 Cikarang Barat 5.369

  11

  7

  3.56

  11 Cibitung 4.530

  8

  3.62

  10 Karangbahagia 4.610

  3.40

  6

  9 Cikarang Utara 4.330

  7

  2.48

  8 Kedungwaringin 3.153

  8

  4.03

  7 Cikarang Timur 5.131

  Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa Kecamatan Muaragembong merupakan kecamatan terbesar dengan sekitar 11% dari luas wilayah Kabupaten Bekasi.Sedangkan untuk luasan Kecamatan terkecil adalah Kedungwaringin atau sekitar 2.48% dari luasan wilayah Kabupaten Bekasi.Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah administrasi Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Gambar 2.1dibawah ini.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Bekasi

  2.2 GAMBARAN DEMOGRAFI

  18 Sukawangi 6,719 22,115 21,620 43,735

  42

  13 Tambun Selatan 4,310 224,076 217,239 441,315 102

  14 Tambun Utara 3,422 75,622 74,382 150,004

  44

  15 Babelan 6,360 113,976 111,258 225,234

  35

  16 Tarumajaya 5,463 59,991 56,615 116,606

  21

  17 Tambelang 3,791 17,902 17,529 35,431

  9

  7

  47

  19 Sukatani 3,752 38,867 35,388 74,255

  20

  20 Sukakarya 4,240 21,766 20,974 42,740

  10

  21 Pebayuran 9,634 48,072 45,872 93,944

  10

  22 Cabangbungin 4,970 24,147 23,712 47,859

  10

  23 Muaragembong 14,009 18,336 17,400 35,736

  3 Kabupaten Bekasi 127,368 1,428,765 1,359,873 2,788,638

  12 Cikarang Barat 5,369 117,842 107,318 225,160

  11 Cibitung 4,530 107,869 103,128 210,997

  Berdasarkan datadariBadan Pusat Statistik(BPS), bahwajumlahpenduduk di KabupatenBekasi sampai dengantahun 2012berjumlah2,788,638 jiwa,yangterdiri dari1,428,765 jiwapenduduklaki- lakidan1,359,873 jiwa penduduk perempuan.Keberadaan pendudukmenurutkecamatantidak menyebarsecaramerata.

  31

  PendudukpalingbanyakberdomisilidiKecamatanTambunSelatanyaitu15.8 %,atausebanyak 441,315 jiwa dengantingkatkepadatan102 jiwa perHa, danyang paling sedikitkepadatannyaadalahKecamatanBojongmangu yaitu 0.9% atau sebanyak 25,077 jiwa dengan kepadatan penduduk hanya 4 jiwa/ha. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan PendudukKabupaten Bekasi Tahun 2012

  No Kecamatan Luas (Ha) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) Laki-Laki Perempuan Jumlah

  1 Setu 6,216 60,338 58,277 118,615

  19

  2 Serang Baru 6,380 58,084 56,179 114,263

  18

  3 Cikarang Pusat 4,760 30,756 30,406 61,162

  13

  4 Cikarang Selatan 5,174 81,933 76,023 157,956

  5 Cibarusah 5,039 40,206 38,295 78,501

  20

  16

  6 Bojongmangu 6,006 12,516 12,561 25,077

  4

  7 Cikarang Timur 5,131 48,958 46,460 95,418

  19

  8 Kedungwaringin 3,153 29,215 27,618 56,833

  18

  9 Cikarang Utara 4,330 128,593 115,719 244,312

  56

  10 Karangbahagia 4,610 47,585 45,900 93,485

  22 Sumber:BPSKabupatenBekasi Tahun2013 Pertambahanjumlahpendudukdi KabupatenBekasi dipengaruhi olehpertumbuhanalami(lahirdan mati),pendudukdatangdanpedudukkeluar(migrasi). Berdasarkan data penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa rata – rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bekasi dari tahun 2008 sampai tahun 2012 sebesar 5.70% .

  Rata – rata laju pertumbuhan terbesar terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan yang siebesar 12.38% pertahunnya.Sedangkan untuk rata- rata laju pertumbuhan terkecil terdapat di Kecamatan Cabangbungin dimana terdapat pengurangan jumlah penduduk pada beberapa tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini.

  12 Cikarang Barat 168,261 174,483 211,578 222,181 225,160 6.80%

  23 Muaragembong 38,967 40,401 35,503 35,600 35,736 -2.40% Kab. Bekasi 2,193,776 2,274,842 2,630,401 2,753,961 2,788,638 5.70%

  22 Cabangbungin 52,289 54,186 47,844 47,672 47,859 -2.43%

  21 Pebayuran 99,444 103,130 92,821 93,370 93,944 -1.58%

  20 Sukakarya 47,343 49,089 42,468 42,569 42,740 -2.85%

  19 Sukatani 68,743 71,294 70,299 71,566 74,255 1.89%

  18 Sukawangi 44,780 46,437 43,119 43,544 43,735 -0.68%

  17 Tambelang 37,410 38,785 35,376 35,386 35,431 -1.48%

  16 Tarumajaya 89,124 92,419 109,296 115,257 116,606 6.33%

  15 Babelan 159,247 165,147 209,564 222,099 225,234 7.95%

  14 Tambun Utara 96,326 99,924 137,099 148,101 150,004 9.85%

  13 Tambun Selatan 369,233 382,896 417,008 434,567 441,315 4.33%

  11 Cibitung 155,679 161,453 195,566 207,945 210,997 7.10%

Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk

  10 Karangbahagia 83,232 86,318 90,654 92,512 93,485 2.85%

  9 Cikarang Utara 173,601 180,012 230,563 240,997 244,312 7.79%

  8 Kedungwaringin 55,737 57,792 55,654 56,415 56,833 0.45%

  7 Cikarang Timur 79,823 82,769 91,326 94,423 95,418 4.31%

  6 Bojongmangu 26,286 27,205 25,033 25,131 25,077 -1.28%

  5 Cibarusah 65,189 67,589 74,587 77,722 78,501 4.49%

  4 Cikarang Selatan 87,969 91,208 143,030 155,845 157,956 12.34%

  3 Cikarang Pusat 44,644 46,272 56,756 60,605 61,162 7.31%

  2 Serang Baru 67,433 69,934 103,587 112,976 114,263 11.38%

  1 Setu 83,016 86,099 111,670 117,478 118,615 8.10%

  No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Rata - Rata Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2008 2009 2010 2011 2012

  

Kabupaten Bekasi 5 Tahun Terakhir

  Sumber : Hasil analisis Tahun 2014

  2.3 GAMBARAN TOPOGRAFI

  Wilayah Kabupaten Bekasi mempunyai bentuk permukaan tanah yang berbeda antara wilayah sebelah selatan dan wilayah sebelah utara. Morphologi/bentuk muka tanah di wilayah selatan di dimensi diantara sisi daerah rendahnya terbentuk jalur rendah tempat mengalirnya air permukaan yang kita sebut kali atau sungai. Daerah dengan kondisi tanah yang lebih tinggi dapat berbentuk datar untuk daerah permukiman atau perumahan.

  Ketinggian wilayah yang berada di sebelah selatan berdasarkan data peta yang diperoleh dimulai dari ketinggian ± 128 m dari muka laut rata-rata.Adapun kawasan yang terletak disebalah selatan ini meliputi Kecamatan SetudanKecamatanSerang. Sebagaianbesar KabupatenBekasiberadapadakemiringan0-25%

  Sedangkan untuk ketinggian wilayah utara sudah lebih datar, mulai dari utara jalan tol sampai pantai mempunyai ketinggian ± 20 m sampai 0 dari permukaan laut rata-rata.Adapun kawasan yang terletak disebelah utara ini meliputi KecamatanCikarang,Cibitung, Lemah Abang dan KecamatanKedungwaringin.

  Berdasarkandata diatassecaraumumtingkat kemiringanlahan(topografi) diKabupatenBekasi masihmemungkinkanuntukpembangunan berbagaijeniskeiatan.Keadaantopografiantara bagian utaradanselatanKabupatenBekasimenciptakan peruntukandanfungsiwilayahsebagai pengembanganpotensiindustri,pertaniandanpendukungnyadiwilayah utara,sdangkan pengembanganindustrimanufaktur, perdagangandanpariwisata dibagianselatan.

  2.4 GAMBARAN GEOHIDROLOGI

  mulai dari wilayah Bopuncur lalu melewati wilayah Kabupaten Bogor dan akhirnya sampai atau masuk ke wilayah Kabupaten Bekasi.Berdasarkan kondisi penggunaan lahan dan morfologinya, wilayah Bopunjur tergolong pada wilayah zona resapan air yang menopang sumberdaya air bagi beberapa wilayah, salah satunya adalah Kabupaten Bekasi.

  Kondisi topografi yang bergelombang, dan penggunaan lahan yang masih cenderung didominasi oleh lahan hutan dan areal pertanian, menunjukkan bahwa potensi wilayah tersebut untuk dijadikan wilayah resapan air masih cukup tinggi. Air hujan yang jatuh pada wilayah tersebut masih cukup tinggi dibandingkan wilayah yang berada di sebelah utara,sehingga potensi terbentuknya limpasan permukaan masih cenderung rendah dibanding dengan wilayah yang lain, sehingga wilayah tersebut sangat sesuai dijadikan sebagai kawasan resapan air. Wilayah tersebut tentunya sangat penting, disamping sebagai pemasok sumber air bersih bagi kawasan di bawahnya (bagian utara), juga sebagai kawasan pengendali banjir yang berada di bawahnya atau bagian utara Kabupaten Bekasi.

  Kondisigeohidrologi dapat dibedakandalamairpermukaantanah,airtanahdanairtanahdangkal. DiKabupaten Bekasi terdapat

  16 aliransungaibesaryaitu: SungaiCitarum,SungaiBekasi,Sungai Cikarang, Sunagai Ciherang, Sungai Belencong, Sungai Jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepakdan SungaiJearan.Lebarsungai tersebut berkisar antara3sampai 80meter.

  SementaraitukeberadaansituyangtersebardibeberapakecamatandiKabupatenBekasiter dapat13situ:SituTegalAbidin, SituBojongmangu, SituBungur,SituCeper,SituCipagadungan,Situ Cipalahar, SituCiantara,SituTaman,SituBurangkeng,SituLiangMaung,Situ Cibeureum,Situ Cilengsir,danSitu Binong.Luassitu berkisar3-40 Ha.Kondisi air tanahyangadadiwilayah KabupatenBekasisebagianbesarmerupakan airtanahdangkalyangberadapadakedalaman5-25 meterdaripermukaantanah,sedangkanairtanahdalampadaumumnyadidapatpadakedalaman 90- 200meter.

  2.5 GAMBARAN GEOLOGI

  Berdasarkan struktur geologinya Kabupaten Bekasi tersusun oleh :

  1. Formasi Parigi Formasi ini tersusun oleh batugamping terumbu dan batugamping yang diendapkan di perairan laut dangkal.Sebaran dari formasi ini ada pada Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu.

  Formasi ini terdiri dari batulempung yang dominan, batupasir, serta batupasir gampingan yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Formasi ini tersebar pada wilayah Kecamatan Bojongmangu dan Cikarang Pusat

  3. Formasi Cihoe Formasi ini tersebar di Kecamatan Cikarang Pusat dan Kecamatan Bojongmangu.Material dari formasi ini berupa batulempung tufan dan tuff.

  4. Satuan batupasir dan batulanau Wilayah persebaran dari formasi ini ada pada Kecamatan Cikarang Barat, Cikarang Selatan, Cibarusah, dan Kecamatan Serang Baru.Material dari formasi ini berupa batupasir konglomerat, batupasir dan batulanau.

  5. Satuan batuan batupasir tufan dan konglomerat Satuan ini terdiri dari batupasir tufan, tuff, breksi dan konglomerat

  6. Endapan alluvium Satuan formasi ini terdiri dari material lempung, lanau, pasir, dan kerakal.

  7. Endapan Pantai Formasi endapan pantai terdiri dari material pasir dan lanau campuran cangkang dan pecahan koral

  8. Endapan rawa Formasi ini mempunyai material berupa lempung, lanau campuran humus dan gambut.

  Sedangkan untuk satuan dan formasi batuan yang ada di Kabupaten Bekasi terdiri dari 6 jenis batuan antara lain sebagai berikut :

  1. Satuan Aluvium Satuan alluvium merupakan satuan batuan yang tersusun dari material yang dibawa dan diendapkan oleh sungai dan berupa material lepas-lepas. Jenis batuan ini tersebar di sepanjang sisi sungai, pantai hingga dataran rendah. Sebaran dominan terdapat pada wilayah sepanjang sungai-sungai seperti sungai CItarum, Bekasi, Sadang, CIkedokan, Cilemahabang, Jambe, Jaeran, Cibeet, dan Sungai Cipamingkis. Jenis material pada satuan alluvium terdiri dari pasir, lanau, lempung, hingga kerakal.

  2. Satuan lempung tufan Satuan ini merupakan satuan dengan jenis material berupa lempung dengan sifat plastisitas yang tinggi, permeabilitas yang tinggi, serta tingkat kembang kerut yang tinggi. Satuan batuan ini memiliki warna abu-abu agak gelap hingga kehijauan. Jenis satuan batuan ini terdapat pada singkapan lembah, kupasan lereng, dan sungai.

  3. Satuan pasir lempung Satuan ini disusun oleh pasir tufaan dan pasir lempung yang berasal dari sedimentasi material letusan gunung berapi. Satuan batuan ini memiliki warna abu-abu kehitaman. Material dari satuan ini padat hingga agak lepas, serta memiliki sortasi yang sedang hingga buruk, dengan tekstur material pasir halus hingga kasar. Sebaran dari satuan batuan pasir lempung berada di Kecamatan Serang Baru, Setu, hingga Cikarang Selatan.

  4. Satuan breksi vulkanik Satuan ini tersebar di Kabupaten Bekasi bagian barat pada wilayah bergelombang, seperti Kecamatan Cikarang Barat, Setu, dan Kecamatan Serang Baru. Material dari satuan batuan tersebut berwarna abubau hingga abu-abu kehitaman. Fragmen penyusun batuannya terdiri dari batuan andesit, lapili, basalt, dengan ukuran fragmen 0.5 cm hingga 5 cm dengan sortasi fragmen yang buruk serta tingkat porositas batuan yang rendah.

  5. Satuan lempung Satuan ini memiliki sifat yang hampir sama dengan satuan lempung tufan. Sebaran dari satuan ini adalah pada Kecamatan Cikarang Pusat, Cibarusah dan Bojongmangu.

6. Satuan Batugamping Satuan batuan ini tersingkap pada perbukitan tinggi bergelombang.

  Penyebarannya sangat terbatas terutama berada di bagian selatan-timur Desa Karangmulya, Kecamatan Bojongmangu. Warna batuannya putih kotor, dengan tekstur secara megaskopis mencerminkan tekstur klastik, dengan material asal berupa material cangkang fosil. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi di Kabupaten Bekasi, dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Peta Geologi Kabupaten Bekasi

  2.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI

  28 32 - - - November 157.40

  28 32 - - - Juli

  1.60 -

  28 32 - - - Agustus - - - - - - -

  September

  12.60 1 - - - - - Oktober

  12.00

  2

  9

  47.00

  28 32 - - - Desember

  154.60

  10

  28 32 - - - Jumlah/Total

  1,083.20

  72

  28 32 - - -

  3

  28 32 - - - Juni

  Curah hujan di wilayah hulu Kabupaten Bekasi pada umumnya tinggi.Berdasarkan hasil perhitungan curah hujan rata-rata baik bulanan maupun hujan tahunan, tingkat curah hujan di wilayah hulu rata-rata lebih besar dari daerah hilir DAS yang melewati wilayah Kabupaten Bekasi.Hasil perhitungan curah hujan di stasiun-stasiun hujan yang ada di wilayah hulu, menunjukkan pola curah hujan yang tinggi pada bulan November hingga Juni, di mana pada bulan-bulan tersebut curah hujan rata-rata yang terjadi lebh dari 100 mm.

  28 32 - - - Februari

  Antara bulan Juli hingga Oktober rata-rata curah hujan bulanan memiliki kisaran nilai kurang dari 100 mm. pendeknya waktu bulan kering dibanding bulan basah menunjukkan bahwa wilayah tersebut merupakan wilayah dengan curah hujan yang tinggi. Tingginya curah hujan di wilayah hulu dibanding dengan wilayah lain (tengah dan hilir) disebabkan oleh faktor topografi yang berupa perbukitan hingga bergelombang, dengan elevasi dari lokasi hulu sungai yang tinggi.

  Faktor elevasi dan topografi sangat berpengaruh pada pembentukan hujan, di mana pada daerah dengan topografi perbukitan dengan elevasi yang tinggi memiliki potensi terjadinya hujan yang lebih intensif dibanding wilayah lain yang memiliki ketinggian lebih rendah. Hal tersebut menyebabkan variabilitas curah hujan yang ada di wilayah dengan topografi perbukitan memiliki Maka berdasarkan hal tersebut, maka wilayah tersebut memiliki curah hujan yang lebih tinggi dibanding wilayah hilir yang berada di Kabupaten Bekasi

Tabel 2.4 Kondisi Klimatologi Kabupaten Bekasi Tahun 2012

  Bulan Kondisi Klimatologi Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) Temperatur Kelemb. Relatif (%) Kec. Angin (knot) Itensitas Penynrn (%) Suhu Min ( o

  C) Suhu Max ( o

  C) Januari 228.80

  17

  156.30

  5

  9

  28 32 - - - Maret 145.20

  10

  28 32 - - - April 134.70

  6

  28 32 - - - Mei

  33.00

  Sumber : BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2013

2.7 KONDISI SOSIAL EKONOMI

2.7.1 KONDISI SOSIAL

  Pertumbuhan penduduk usia kerja akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Pertambahan angkatan kerja tersebut dapat ditampung dalam lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja formal, dan sebagian lagi telah berusaha menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri, yang termasuk sebagai pekerjaan sektor informal. Namun tidak semua angkatan kerja tersebut dapat tertampung pada lapangan kerja yang tersedia.

  Yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja, mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan (menganggur). Penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga dan tidak melakukan kegiatan apapun termasuk kategori bukan angkatan kerja.

  Penilaian kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan penduduk dapat dijadikan idikator rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang ada.

Tabel 2.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Pencari Kerja Menurut Ijasah Tertinggi Yang Dimiliki Tahun 2010 – 2011

  Ijasah Tertinggi Yang 2010 2011 Dimiliki Jumlah % Jumlah % Tidak Tamat SD 0% 0% -

  • Tamat SD

  704 2% 565 2% Tamat SLTP sederajat

  11,576 39% 2,469 9% Tamat SLTA sederajat

  12,577 42% 21,903 83% Diploma I/II/III

  1,666 6% 708 3% Sarjana/S1

  3,159 11% 825 3% Pasca Sarjana/S2

  0% - 0% - Jumlah

  29,682 100% 26,470 100%

  Sumber : BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2013

KONDISI PEREKONOMIAN

2.7.2 Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor

  yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor- ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah.

  Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kabupaten Bekasi dari tahun 2007 – 2012 maka berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian didominasi oleh sektor industri pengolahan dengan distribusi sebesar 77.52 % pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6 dibawah ini.

  

Tabel2.6

Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan

Kabupaten Bekasi Tahun 2007 - 2012

  Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian 884,656.60 935,339.07 990,908.29 1,041,797.12 1,098,034.60 1,144,705.40 Pertambangan dan Penggalian

  633,410.71 655,916.11 678,180.90 744,832.90 787,764.63 839,400.40 Industri Pengolahan 37,050,863.06 39,067,966.95 40,653,221.28 42,896,819.97 45,389,607.90 48,113,395.60 Listrik, Gas dan Air Bersih 827,175.77 876,877.50 940,190.20 1,014,336.16 1,080,212.47 1,128,540.90 Bangunan 547,239.41 624,126.55 711,629.09 802,717.61 833,517.63 952,495.70 Perdagangan, Hotel dan Restoran

  4,334,092.27 4,774,815.62 5,244,796.77 5,722,772.86 6,202,826.34 6,676,402.00 Pengangkutan dan Komunikasi

  692,403.77 739,028.63 803,964.40 867,276.12 948,099.02 1,017,268.10 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

  489,177.19 532,336.52 579,516.75 626,897.00 679,286.54 722,068.40 Jasa-Jasa 1,022,272.72 1,096,077.64 1,187,159.48 1,271,957.70 1,363,660.18 1,473,512.40

  P D R B 46,481,291.50 49,302,484.59 51,789,567.16 54,989,407.44 58,383,009.31 62,067,788.90

  Sumber : BPS Kabupaten Bekasi Tahun 2013

  PDRB Kabupaten Bekasi tahun 2012 atas dasar harga berlaku, meningkat 9,08 % dari tahun sebelumnya dari Rp. 106.773,29 milyar di tahun 2011 menjadi Rp. .763,55 milyar di tahun 2010. (Tabel 10.1.). Sedangkan atas dasar harga konstan mengalami peningkatan dari Rp. 51.116,88 milyar di tahun 2009 menjadi Rp. 54.249,85 milyar di tahun 2010.

  Laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan sebesar 6,13 % pada tahun 2010, meningkat sebesar 1,06 % dibanding tahun 2009. Distribusi persentase PDRB menurut sektor menunjukkan kontribusi masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB.

  Sektor industri mengalami penurunan kontribusi terhadap PDRB dari 77,63 % pada tahun 2009 menjadi 76,94 % di tahun 2010. Sektor ini adalah sektor yang paling dominan dalam pembentukan PDRB.Sektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar 9,66 %. Sebagaimana layaknya sektor yang menjadi motor penggerak pembangunan, maka keberadaan sektor Industri yang dominan di Kabupaten Bekasi mengangkat sektor Tersier (Perdagangan, angkutan, bank, lembaga keuangan dan jasa) menjadi sektor ke 2 (dua) yang dominan di Kabupaten Bekasi.