BAB II PROFIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR - DOCRPIJM 1478169578Bab 2 Profil Kabupaten Kota

BAB II PROFIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI 2.1.1. Administrasi wilayah

  Kabupaten Polewali Mandar terletak di Sulawesi Barat dengan luas wilayah sebesar 2.022,30 km2. Secara administratif, Kabupaten Polewali Mandar terbagi ke dalam 16 kecamatan. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Tubbi Taramanu dengan luas 356,95 km2 atau 17,65 persen dari luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar. Sementara kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 km2 atau 1,06 persen. Kecamatan Matangnga merupakan kecamatan terjauh yang berjarak 70,3 km antar pusat kecamatan dari ibukota kabupaten. Nama sungai yang mengalir di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada Tabel 1.1.5. Sedangkan, nama gunung yang berada di Kabupaten Polewali Mandar

  Kabupaten Polewali Mandar terletak ± 195 km sebelah selatan Mamuju, Ibukota Provinsi Sulawesi Barat atau ± 250 km sebelah utara Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Polewali Mandar terletak pada posisi

  • – – Kabupaten ini dibatasi Sebelah Utara : Kabupaten Mamasa Sebelah Timur : Kabupaten Pinrang Sebelah Selatan : Selat Makassar Sebelah Barat : Kabupaten Majene Selama tahun 2015 di Kabupaten Polewali Mandar tercatat sebanyak 133 hari hujan dengan curah hujan sebesar 1.409,3 mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan April dan November dengan jumlah hari hujan 18 hari dan curah hujan tertinggi pada bulan April sebanyak 264,8 mm. Sebaliknya, jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Juli dan September dengan jumlah hari hujan 2 hari dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebanyak 0,1 mm.
Gambar 2. 1. Peta Administrasi Kabupaten Polewali Mandar

  Sumber Data: RTRW Polewali Mandar 2012-2032

  Secara administratif, Kabupaten Polewali Mandar

terbagi ke dalam 16 (enam belas) kecamatan yang terdiri atas

144 desa dan 23 kelurahan dengan luas wilayah 2.022,30 Km2.

Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan kecamatan yang

terluas dengan luas wilayah 356,95 Km2 atau 17,65 persen

dari seluruh luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.

Sementara kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah

Kecamatan Tinambung dengan luas 21,34 Km2 atau hanya

1,06 persen dari total luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Tabel 2.1

  

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar,2015

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Tabel 2.2

  Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015 Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

2.1.2. Topografi

  Dari sisi topografi, sebagian besar atau >41 persen dari luas Kabupaten Polewali Mandar memiliki topografi berbukit, >39 persen dari luas kabupaten memiliki topografi bergunung, dan sisanya sekitar 20 persen dari luas kabupaten memiliki topografi datar, dengan kelas lereng dominan antara 5-15 persen dan 15-40 persen (>70% dari luas kabupaten). Dengan kondisi topografi seperti ini, maka perencanaan pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar harus dilakukan dengan ekstra hati-hati agar sumberdaya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 2.3

  Luas Penyebaran Kelas Topografi dan Kelas Lereng Kabupaten Polewali Mandar

No. Topografi Kelas Lereng Luas (Ha) Persen (%)

  1 Datar 0-2 35.248 17,43

  2 Landai 2-5 9.897 4,89

  3 Bergelombang 5-15 44.679 22,09

  4 Berbukit 15-40 100.398 49,65

  5 Bergunung >40 12.008 5,94 Sumber Data: Hasil Perhitungan Peta, Bappeda 2010

  

Tabel 2.4

Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Menurut

Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016 2.1.3.

   Geohidrologi

  Kabupaten Polewali Mandar mempunyai beberapa sungai yang mermupakan sumber air. Sungai

  • – sungai ini selanjutnya dapat menjangkau pengembangan berbagai keperluan. Sungai mempunyai multifungsi yang sangat vital diantaranya sebagai sumber air minum, industri dan pertanian atau juga
pusat listrik tenaga air serta sebagai sarana rekreasi air. Wilayah Sungai Kalukku Karama yang merupakan wilayah sungai lintas provinsi dengan Daerah Aliran Sungai (DAS).

  Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.5

  

DAS (Daerah Aliran Sungai) Kabupaten Polewali Mandar

No DAS Wilayah Kecamatan Luas (Ha)

  1 MANDAR Alu, Balanipa, Limboro, Luyo, Tinambung, Tubbi 48.034,74 taramanu

  2 MALOSSO Alu, Bulo, Campalagian, Limboro, Luyo, Mapilli, 99.299,51 Matangnga, Tapango, Tubbi Taramanu, Wonomulyo

  3 MATAKALI Anreapi, Binuang, Bulo, Mapilli, Matakali, 42.755,63 Matangnga, Polewali, Tapango, Wonomulyo

  4 BINUANG Anreapi, Binuang, Polewali 10.409,08

  5 SILOPO Binuang 3.014,35

  6 TIMBO Balanipa, Campalagian, Limboro, Tinambung 5.583,39 Jumlah 209.415,60

  Sumber Data: Peta Digital, 2010 2.1.4.

   Geologi

  Berdasarkan peta geologi, Sulawesi skala 1:250.000 lembar Majene dan Bagian Barat Lembar Palopo, Sulawesi (Puslitbang Geologi, 1998) Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari enam formasi batuan, yaitu: (Qa) ALUVIUM berupa endapan liat, pasir, dan kerikil; (Qpps) NAPAL PAMBAUANG berupa napal tufaan, serpih napalan, batupasir tufaan yang mengandung fosil foraminifera berumur plistosen; (Tmpi) BATUAN TEROBOSAN berupa granit, granodiorit, diorite, sienit dan dijumpai gabro berumur pliosen; (Tmpv) BATUAN GUNUNGAPI WAILIMBONG berupa lava bersusunan basal sampai andesit, breksi andesit-piroksin, breksi andesittrakit berumur mio-pliosen; (Tmm) FORMASI MANDAR berupa batupasir, batulanau, dan serpih berumur miosen akhir; (Tmpm) FORMASI MAPI berupa batupasir tufaan, batulanau, batulempung, dan batugamping berumur miosen tengan-pliosen; (Tmav) BATUAN GUNUNGAPI ADANG berupa tuf, lava dan breksi gunungapi berumur miosen; dan (Kls) FORMASI LATIMOJONG berupa serpih, filit, rijang, armer, dan kuarsit berumur kapur akhir. Gerakan-gerakan sesar banyak terdapat di sebelah barat dengan arah yang bervariasi tapi umumnya berarah Baratlaut

  • – Tenggara. Sesar ini sebagian besar berada pada Formasi Mandar. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahan induk tanah dapat dibedakan ke dalam 4 macam, yaitu bahan aluvium, aluvio-marin, batuan sedimen, dan bahan volkan. Bahan aluvium terdiri dari liat, pasir, dan kerikil/batu. Batuan sedimen terutama batupasir, batulanau, dan serpih. Sedang bahan volkan yaitu tuf, breksi, batuan andesit-basal banyak dijumpai di perbukitan sebelah Utara Kabupaten Polewali Mandar.

  Gambar 2.2

  

Peta Geologi Kabupaten Polewali Mandar

Sumber Data: RTRW Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2032

2.1.5. Klimatologi

  Data curah hujan sementara di Kabupaten Polewali Mandar diambil dari stasiun Balai Benih Lantora No. 442

  C. Rerata curah hujan tahunan sekitar 1.902 mm engan kisaran antara 1.422

  • –3.306 mm dan jumlah rerata curah hujan bulanan berkisar dari 57-226 mm. Distribusi curah hujan bulanan tersebut menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Polewali Mandar mempunyai musim kemarau sekitar 2 bulan (Agustus-September), musim hujan atau bulan basah terjadi pada Nopember-Januari dan Maret-April, sedangkan kondisi hujan agak kurang terjadi pada bulan Pebruari, Mei, Juni, Juli, Oktober dan Nopember. Distribusi curah hujan bulanan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Polewali Mandar tergolong beriklim basah dengan curah hujan yang relatif tinggi. Berdasarkan Peta Wilayah Curah Hujan di Kabupaten Polewali Mandar, wilayah curah hujan berkisar antara 0 - 2.000 mm/tahun, dengan wilayah Curah Hujan antara 0 - 1.750 mm/tahun mencapai 13,48% dari luas wilayah kabupaten dan wilayah Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun mencapai 86,52% dari luas kabupaten. Hal ini menunjukkan sebagian besar wilayah Kabupaten Polewali Mandar memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Wilayah Kabupaten Polewali Mandar dialiri oleh 2 sungai

  besar, yaitu Sungai Mandar dan Sungai Maloso, serta beberapa sungai kecil yang bermuara ke dua sungai tersebut. Di Sungai Maloso yakni di Sekaseka telah dibangun bendung untuk keperluan irigasi pertanian di Kecamatan Luyo,Mapili, Wonomulyo, Campalagian dan Matakali.

  Table 2.6. Jumlah curah hujan menurut bulan di kab. Polewali mandar (mm),

  2011-2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

2.1.6. Kondisi Sosial dan Ekonomi

  a) Kondisi Sosial 1.

  Pendidikan Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ketersediaan fasilitas pendidikan akan sangat menunjang dalam mengingkatkan mutu pendidikan. Tabel 4.1.4 sampai dengan Tabel 4.1.19 memuat data tentang jumlah murid, sekolah dan tenaga pendidik atau guru dari tingkat sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah sampai sekolah menengah atas (SMA dan SMK) dan Madrasah Aliyah, yang bersumber dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Polewali Mandar dan Kementerian Agama Kab. Polewali Mandar. Pada tahun 2015 di tingkat SD, terjadi peningkatan jumlah lulusan dibanding tahun 2014 sebesar 23,55 persen. Lain halnya dengan tingkat SMP, lulusan tingkat SMP dan SMA mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.07 persen dan 1,57 persen. Sebaliknya jika dibandingkan tahun 2014 jumlah lulusan SMK mengalami penurunan sebesar 12,07persen.

  Gambar 2.4. Jumlah Lulusan SD, SMP, SMA dan SMK di Kabupaten

  Polewali Mandar, 2012-2015

  Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016 Tabel 2.7.

  Angka partisipasi sekolah di kabupaten polewali mandar 2011-2015

  Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

2. Kesehatan

  Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka terjadi peningkatan kesejahteraan. Ketersediaan sarana kesehatan akan sangat menunjang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Pada tahun 2015terdapat 1 rumah sakit, 0 rumah sakit bersalin, 20 puskesmas, 54 pustu, 108 poskesdes, dan 611 posyandu di Kab. Polewali Mandar. Sedangkan perkembangan jumlah tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.2.5 Salah satu upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB). Pada tahun 2015, jumlah klinik KB mencapai 25 klinik.

  Tabel.2.8 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di

  Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Lanjutan..

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Tabel.2.9 Jumlah Kunjungan Puskesmas Menurut Kecamatan di

  Kabupaten Polewali Mandar, 2011

  • –2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016 3.

  Agama Pada tahun 2015, jumlah tempat peribadatan seperti masjid, langgar, gereja Protestan dan gereja Katholik di Kab. Polewali Mandar masing-masing sebanyak 829, 105, 47, dan 10 buah. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 4.3.1.

  Jumlah peristiwa nikah, talaq dan cerai serta rujuk dapat dilihat pada tabel 4.3.4. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 3.117 peristiwa nikah, 485peristiwa talaq dan cerai. Selama perode 2012-2015 jumlah jamaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci menurun. Pada tahun 2012 jamaah haji yang diberangkatkan ke Tanah Suci sebanyak 502 orang, kemudian pada tahun 2013 sebanyak 403 orang, tahun 2014 menurun menjadi 397 orang, dan pada tahun 2015 stabil dengan jumlah 398. Pada taDitinjau menurut kecamatan, jumlah jamaah haji paling banyak berasal dari Kecamatan Polewali yaitu sekitar 139 orang atau 34,92 persen. Jika dilihat menurut umur, sebesar 59,05 persen jamaah yang diberangkatkan ke Tanah Suci berada pada kelompok umur 40-59 tahun.

  Tabel.2.10 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di

  Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

b) Kondisi Ekonomi

  Produk pemerintahan, pertahanan, dan jaminan Domestik Regional Bruto Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015 sebesar 7,44 persen. Seluruh sektor ekonomi PDRB pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan positif, Laju pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh lapangan usaha administrasi sosial wajib sebesar 10,81 persen, Sedangkan laju pertumbuhan terendah dihasilkan oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 4,66 persen.

  Pada tahun 2015, sektor pertanian tetap yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Polewali Mandar, Sumbangan sektor pertanian sebesar 39,97 persen, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,60 persen, Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen, Sektor dengan penyumbang terkecil adalah sektor jasa perusahaan yaitu hanya sebesar 0,1 persen.

  PDRB Per Kapita PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB.

  Indikator ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai 21,49 juta rupiah. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Polewali Mandar sebesar 9,69 persen.

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR a.

  di Kabupaten Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

  Polewali Mandar merupakan salah satu daerah penghasil tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Barat yang tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  Tabel 2.6 Luas Lahan Pertanian dan Lahan Bukan Pertanian Menurut

  Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  • – Buahan (Ton) Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2012

  16 Petsai 38 1.898 202 184 173

  65 27 3.131 3.849,30 2.130

  13 Salak

  11

  43

  5 5 152

  14 Bawang Merah 365 536 504 246 199

  15 Bawang Daun 64 780

  18 90 217

  17 Kacang Panjang - 2.704 17 378 206,7

  11 Pisang 17.127 547 731 2.412,10 139.037

  18 Cabe 28 1.343 43 650,3 36,5

  19 Tomat 29 1.019 59 187,2 67,6

  20 Terong 23 1.949 59 263 151

  21 Ketimun 33 856

  63

  16

  45

  22 Kangkung 48 2.013 175 198 171

  12 Rambutan

  10 Pepaya 78 2.069 289 706,2 6.342

  b.

  3 Durian 41.500 689 1.604 14.525 31.250

   Kawasan Pertanian Hortikultura, yang tersebar di

  Kecamatan: Binuang, Anreapi, Matakali, Tapango, Matangnga, Wonomulyo, Polewali, Campalagian dan Tubbi Taramanu. Perkembancgan produksi pertanian Holtikultura di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  Tabel 2.7 Produksi Buah

  

Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013

No Tanaman

  Holtikultura 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Belimbing 5 108

  13 81 608

  2 Duku/ Langsat 14.275 24 18.039 34.253 558.539

  4 Jambu Biji 6 606

  56 82 5.759

  42 47 1.617

  5 Jambu Air 25 284 16 223

  32

  6 Jeruk 11 1.409 420 248,5 3.913

  7 Mangga 22.150 1.037 102 2.082 570.969

  8 Nangka

  75 20 360 2 21.938

  9 Nanas 15 533

  23 Bayam 29 1.578 186 195 158

  c.

  

Kawasan Perkebunan, yang mencakup tiga kawasan, yaitu: (1) kawasan

  perkebunan kakao tersebar di Kecamatan Tapango, Polewali, Balanipa, Alu, Anreapi, Wonomulyo, Binuang, Matangnga, Limboro, Campalagian, Bulo dan Mapilli; (2) kawasan perkebunan kelapa tersebar di Kecamatan Tapango, Polewali, Balanipa, Alu, Anreapi, Wonomulyo, Binuang, Matangnga, Tinambung, Tubbi Taramanu, Matakali, Limboro, Campalagian, Bulo dan Mapilli; dan (3) kawasan perkebunan kopi robusta tersebar di Kecamatan Binuang, Anreapi, Tapango, Bulo, Alu, Limboro, Tubbi Taramanu dan Matangnga. Pembangunan pada sektor perkebunan ini menempuh strategi pemberdayaan di hulu dan memperkuat di hilir guna menciptakan nilai tambah dan daya saing serta melibatkan partisipasi masyarakat perkebunan guna penerapan organisasi modern berdasarkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kriteria lahan yang dibutuhkan bagi pengembangan tanaman perkebunan sangat beragam sesuai dengan jenis komoditinya, pada dasarnya berbagai jenis tanaman perkebunan dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 0-2500 meter diatas permukaan laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  Tabel 2.8 Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Perkebunan

  No Kriteria Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai

  1 Jenis Tanah Litosol, Andosol, Alluvial, Grumosol, Mediteran, Podsolik Regosol Litosol

  2 Kelerengan 0-15% 15-40% >40%

  3 Solum Tanah >60 cm 30-60 cm >30 cm

  4 Tekstur Tanah Berliat, Berdebu, Berliat, Berdebu, Berkuarsa halus Kasar

  

5 Prositas Tinggi-Sangat Sedang dan Sangat Rendah

Tinggi Rendah

  • 6 Curah Hujan 400-500 mm <400

  7 Drainase Baik Agak Cepat Sangat Cepat

  8 Banjir genangan Tanpa Genangan Antara 24 Bulan >4 Bulan musiman, genangan

  Sumber Data: RTRW Kabupaten Polewali Mandar, 2012-2032 d.

  

Kawasan Peternakan, yang terbagi atas tiga kawasan budidaya, yaitu:

  (1) kawasan budidaya ternak besar tersebar di Kecamatan Binuang, Matakali, Anreapi, Wonomulyo, Mapilli, Tapango, Bulo, Campalagian, Tubbi Taramanu dan Matangnga; (2) kawasan budidaya ternak kecil tersebar di Kecamatan Luyo, Campalagian, Balanipa, Tinambung, Limboro, Alu dan Tubbi Taramanu; dan (3) kawasan budidaya ternak unggas tersebar di Kecamatan Binuang, Matakali, Wonomulyo, Campalagian, Tinambung dan Limboro. Kesesuaian lahan untuk peternakan hanya mengacu pada kelas pasture), hal ini kesesuaian lahan untuk padang pengembalaan ( disebabkan komoditas peternakan tidak menghendaki persyaratan tanah dan iklim yang spesifik. Kabupaten Polewali Mandar memiliki potensi pengembangan ternak besar maupun ternak kecil dan unggas khusus untuk ternak besar pemasarannya melalui perdagangan antar pulau, sedangkan ternak kecil sebagai konsumsi lokal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.9

  Jumlah Ternak Yang Keluar dari Kabupaten Polewali Mandar (ekor), 2008-2012

  

No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Sapi

2 165 264

45 111

  2 Kerbau

4 - 189

1 -

  3 Kuda 6 - 21 - -

  4 Kambing 350 6.328 21.790 252 1.651

  5 Ayam 18.765 40 1.262 964 1.085

  6 Itik 1.030 4.100 460 12.835 - Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013 e.

  

Kawasan Perikanan, yang terdiri atas tiga kawasan yaitu: kawasan

  perikanan tangkap, kawasan budidaya perikanan dan kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan . Potensi kelautan

  Kabupaten Polewali Mandar tersebar di 8 kecamatan dan 27 Desa/Kelurahan dengan panjang garis pantai 89,07 km yang membentang dari Desa Paku Kecamatan Binuang hingga Desa Tandung Kecamatan Tinambung yang di dalamnya terdapat 7 buah pulau. Kabupaten Polewali Mandar juga memiliki beberapa komoditi tangkap unggulan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.10 Produksi Perikanan Tangkap Komoditi Andalan

  Kabupaten Polewali Mandar, 2008

  • – 2012

  Jenis Komoditi Produksi (Ton/Tahun) NO. Perikanan 2008 2009 2010 2011 2012 Andalan

  

1 Tuna 3.116,20 3.123,50 3.164,11 3.180,74 3.187,50

  

2 Cakalang 3.146,70 3.164,60 3.208,90 3.255,90 3.250,50

  

3 Tongkol 3.508,90 3.522,83 3.568,63 3.578,50 3.575,50

  4 Telor Ikan 10,21 8,50 6,50 6,00 6,00 Terbang

  

5 Layang 1.428,30 1.428,30 1.449,72 1.465,25 1.475,50

  

6 Kakap/Kerapu 168,40 175,50 186,03 211,00 211,05

  7 Cumu-cumi 15,23 15,93 16,25 16,26 16,40 Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Polewali Mandar, 2013

  Tabel 2.11

  

Produksi Perikanan Budidaya dan Rumput Laut

Kabupaten Polewali Mandar, 2008 - 2012

No Jenis Budidaya 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Budidaya Air Tawar Luas Kolam (ha) 61,70 61,70 82,00 98,10 99,85 Produksi Ikan Nila 56,00 80,55 90,90 101,30 126,5 (ton) Produksi Ikan Mas 38,30 45,55 50,35 58,35 65,2 (ton) Produksi Ikan Lele 10,33 18,50 20,23 22,54 25,6 (ton)

  2 Budidaya Tambak Luas Tambak (Ha) 5.123,32 5.123,32 5.123,32 5.123,32 5.123,32 Produksi Bandeng 8.069,22 9.505.63 8.170,00 8.178,00 8.180,50 (Ton) Produksi Udang (Ton) 795,20 723,25 795,58 798,50 805,25

  3 Budidaya Rumput Laut Luas lahan Budidaya 100,0 150,0 300,0 690,0 700 (Ha) Produksi Rumput Laut 2.250,0 3.300,0 5.300,0 12.150,0 11.100,0 basah (Ton) Produksi Rumput Laut 225,0 330,0 530,0 1.215,0 1.110,0 Kering (Ton)

  Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Polewali Mandar, 2013

  

Guna mendukung asksesibiltas produksi perikanan khususnya tambak

diperlukan jalan tambak dengan rasio perbandingan setiap 40 Ha

tambak membutuhkan 1 km jalan tambak sedangkan dalam rangka

meningkatkan produktifitas diperlukan saluran irigasi tambak yang

memadai dengan perbandingan setiap 20 Ha tambak membutuhkan 1

km saluran irigasi tersier. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 2.12

  

Infrastruktur (Jalan, Jembatan dan Irigasi) Tambak

Kabupaten Polewali Mandar tahun 2008 - 2012

Infrastruktur Panjang (Km) No.

  Perikanan 2008 2009 2010 2011 2012

  1 Jalan Tambak 22,2 22,2 22,2 22,2 22,2

  2 Jembatan Tambak 0,060 0,060 0,060 0,060 0,065

  3 Jaringan Irigasi

  

a. Primer 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4

  

b. Sekunder 22,2 22,2 22,2 22,2 22,2

  c. tersier 86,25 86,25 86,25 86,25 86,25 Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Polewali Mandar, 2013

  Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2013, bahwa tahun 2008- 2012 panjang jalan tambak yang terbangun adalah 22,2 km yang artinya dalam rangka meningkatkan aksesibilitas produksi perikanan masih diperlukan sekitar 105,88 km jalan tambak, dan saluran irigasi tersier tambak yang telah terbangun adalah 86,25 km yang artinya jika ingin meningkatkan produktifitas tambak diperlukan 169,92 km saluran irigasi tersier.

  f.

   Kawasan Pertambangan terbagi atas tiga kawasan, yaitu: kawasan

  pertambangan mineral dan batubara, kawasan pertambangan gas dan minyak bumi, dan kawasan pertambangan panas bumi. Komoditi pertambangan andalan Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari tambang tembaga, biji besi, granit dan sienit, mika, lempung, pasir kuarsa dan zeloit. Lahan pertambangan ini pada umumnya memiliki luas 5000 Ha dan tersebar di beberapa kecamatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  Tabel 2.13 Nama Perusahaan, Jenis Izin dan Lokasi Tambang Kabupaten Polewali

  Mandar, 2012

  Bahan No Perusahaan Jenis Izin Lokasi Tambang Tambang

1 PT. Isco Iron Operasi Biji Besi DMP Desa Tapango dan Desa Riso, Kec.

  Produksi Tapango

  2 PT. Hendrix

  IUP/ Biji Besi DMP Desa Pasiang, Kec. Matakali, dan International Mineral Eksplorasi Desa Papandangan, Kecamatan Anreapi

  3 PT. Coswourth IUP/ Biji Besi DMP Desa Tapango, dan Riso, Kec.

  

International Eksplorasi Tapango dan Desa

Indomakkombong, Kec. Matakali

  4 PT. Inti Karya IUP/ Operasi Timbal/ Desa Kunyi dan Batetangnga, Kec.

  Polman Produksi Galena DMP Anreapi

  5 PT. Risda Utama IUP/ Bijih Besi DMP Desa Indomakkombong, Kec.

  Bersatu Eksplorasi Matakali dan Desa Tapango, Kec.

  Tapango

  6 PT. Isco Polman

  IUP/ Operasi Timbal/ Desa Papandangan dan Resources Produksi Galena DMP Duampanua Kec.

  Anreapi

  7 PT. Bumi Pertiwi

  IUP/ Bijih Besi DMP Desa Tapango Barat, Kec. Tapango, Makmur Eksplorasi Desa Tapua Kec. Matangnga dan Desa Andau Kec. Mapilli

  Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013 g.

  

Kawasan Industri terbagi atas tiga kawasan, yaitu: kawasan industri

  pengolahan hasil pertanian, kawasan industri pengolahan hasil peternakan, dan kawasan industri pengolahan hasil perikanan. Kawasan industri tersebar di semua kecamatan namun paling banyak terdapat di Kecamatan Polewali dan Wonomulyo yang pada umumnya merupakan Industri Kecil Menengah (IKM). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

  Tabel 2.14 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja Industri Kecil dan Nilai Produksi

  2 28 100.000

  7 28 204.000

  

17 Ind. Meubel Kayu 102 308 5.550.000

  18 Ind. Meubel Rotan

  10 24 350.000

  19 Ind. Percetakan

  15 30 703.000

  20 Ind. Abu Gosok dari Sekam

  1 8 25.000

  21 Ind. Pabrik Tegel/ Teraso

  22 Ind. Genteng Pres dari Semen

  15 Ind. Ayaman Rotan dan Bambu 55 280 450.000

  4 24 560.000

  23 Ind. Gerabah dari Tanah Liat 83 182 600.000

  24 Ind. Batu Bata 88 396 1.930.000

  25 Ind. Rotan Polis 2 170 3.600.000

  26 Ind. Moulding dan Komponen Bahan Bangunan 33 123 5.220.000

  

27 Ind. Pemintalan Benang Sutera 202 402 2.975.000

  

28 Ind. Pertenunan Kain Sutera 3.735 6.843 36.952.000

  29 Ind. Pemintalan Tali 59 144 380.000

  30 Ind. Kasur dan Kapuk 56 362 2.044.000

  16 Ind. Kerajinan Kayu

  23 54 972.000

  Kabupaten Polewali Mandar, 2012

  

7 Ind. Pembuatan Gula Merah 398 694 3.747.600

  No Jenis Industri Perusahaan (unit) Tenaga Kerja

  (orang) Nilai Produksi (Rp.000)

  (1) (2) (3) (4) (5)

  

1 Ind. Pengeringan Ikan 133 277 1.956.000

  

2 Ind. Pembuatan Minyak Kelapa 438 850 7.401.990

  3 Ind. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) 2 15 493.466

  

4 Ind. Pengupasan Kemiri dan Kakao 391 760 6.616.000

  5 Ind. Pengasapan Kopra 98 262 2.200.000

  6 Ind. Pembuatan Roti dan Kue Kering 60 120 987.000

  8 Ind. Pengolahan Kopi Bubuk

  14 Ind. Minuman Ringan

  13 28 262.000

  9 Ind. Es Balok

  9 19 254.000

  10 Ind. Kecap

  1 3 14.400

  11 Ind. Tempe 96 120 624.000

  12 Ind. Tahu

  14 24 525.000

  13 Ind. Makanan lainnya (wajek, madu, kerupuk, Nata De Coco dan Garam Beriodium) 57 123 602.000

  31 Ind. Pakaian Jadi dariTekstil 40 153 3.420.000 Sumber Data: BPS, Polewali Mandar Dalam Angka, 2013

  h.

   Kawasan Pariwisata adalaha kawasan yang secara teknis dapat

  digunakan untuk kegiatan pariwisata serta tidak mengganggu kelestarian budaya, keindahan alam, dan lilngkungan hidup. Kawasan Pariwisata ini terbagi atas dua kawasan, yaitu: kawasan wisata budaya da bn kawasan wisata alam.

  Kawasan Pariwisata Budaya terdiri dari : 1)

  Pariwisata Budaya Tradisional Mandar di Kecamatan : Tinambung, Limboro, Balanipa, Alu, Campalagian, Luyo, dan Tubbi Taramanu.

  2) Pariwisata Budaya Tradisional Jawa di Kecamatan Wonomulyo.

  Kawasan Pariwisata Alam terdiri dari : 3)

  Wisata Pantai Pulau Pasir Putih di Kecamatan Binuang, Pantai Bahari di Kecamatan Polewali, Pantai Labuang di Kecamatan Campalagian, Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa, Tanjung Mampie di Kecamatan Wonomulyo.

  4) Wisata Bawah laut (penyelaman/snorkeling) di sebelah Utara

  Pulau Pasir Putih Kecamatan Binuang, perairan Pantai Labuang di Kecamatan Campalagian, Perairan Palippis di Kecamatan Balanipa.

  5) Wisata Air Terjun di Kecamatan Tapango, Binuang dan Anreapi.

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI (Lengkapi) 2.3.1. Jumlah penduduk dan KK keseluruhan

  Data penduduk tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 3.1.4 adalah angka estimasi penduduk yang dihitung berdasarkan proyeksi penduduk. Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar pada tahun 2015 adalah 422.793 jiwa yang terdiri atas 206.963 laki- laki dan 215.830 perempuan. Pada periode yang sama, diperkirakan terdapat sekitar 94.281 rumah tangga dengan rata- rata banyaknya anggota rumah tangga sekitar 4,5 orang.

  Gambar 2.1 Piramida Penduduk di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Kabupaten Polewali Mandar, 2006

  Tabel.2.15 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di

  • –2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten

  Polewali Mandar, 2011-2015

  

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

A.

   Jumlah penduduk miskin dan persebaran penduduk

  Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per hari. Garis kemiskinan Non -Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimun untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya Tabel.2.17

  Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Tabel.2.18 Garis Kemiskinan, Jumlah, dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten

  Polewali Mandar, 2007

  • –2014

  

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Pada 2015, kepadatan penduduk Kab. Polewali Mandar mencapai 206 penduduk per km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Polewali dengan kepadatan penduduk 2.262 penduduk per km2. Rasio jenis kelamin penduduk Kab. Polewali Mandar di bawah 100. Ini berarti jumlah penduduk perempuan di Kab. Polewali Mandar lebih banyak dari pada jumlah penduduk laki-laki. Sebagian besar kecamatan memiliki angka rasio jenis kelamin di bawah

  100. Kecamatan yang rasio jenis kelaminnya di atas 100 adalah Kec. Tapango, Kec. Matakali, Kec. Bulo, Kec. Anreapi, dan Kec. Matangnga.

  Tabel.2.19 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di

  Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  

Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

B. Proyeksi pertumbuhan penduduk lima tahun ke depan

  Penduduk sebagai modal dasar pembangunan adalah titik sentral dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah, serta laju pertumbuhan penduduk yang cepat, akan memperlambat tercapainya tujuan pembangunan. Sebaliknya, keberhasilan dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk akan mendorong pembangunan disemua aspek dan mempercepat terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

  Proyeksi Penduduk sebagai Informasi Perencanaan Pembangunan di masa mendatang di Kabupaten Polewali Mandar, merupakan penelitian, menganalisis data kependudukan atau menganalisis data sekunder hasil Sensus Penduduk tahun 2015 dan para meter kependudukan. Dengan diketahuinya proyeksi penduduk di masa mendatang, hasil tersebut dapat sebagai informasi dalam penyusunan perencanaan di masa mendatang.

  Tabel.2.20 Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar, 2015 -2019

  Tahun Kab/Kota No 2019 2015 2016 2017 2018

1 Polman 422.800 427.500 432.700 432.700 422.600

  

Sumber Data: BPS Polewali Mandar 2016

  Gambar. 2.3 Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar, 2015 -2019

  450,000 445,000 443,463 440,000

  438,204 435,000 432,700 430,000

  Jiwa 427,500 425,000

  422,800 420,000 415,000 410,000

  2015 2016 2017 2018 2019 Tahun Sumber Data: BPS Polewali Mandar 2016

C. Jumlah penduduk perkotaan dan proyeksi urbanisasi

  Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pertumbuhan penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Proyeksi penduduk daerah perkotaan pada proyeksi ini tidak dilakukan dengan membuat asumsi untuk ketiga faktor tersebut, tetapi berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan (Urban Rural Growth Difference/URGD). Namun begitu, dengan membuat asumsi URGD untuk masa yang akan datang, berarti proyeksi ini secara tidak langsung juga sudah mempertimbangkan ketiga faktor tersebut

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD dan RTRW KABUPATEN/KOTA

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

2.4.1.1 Data perkembangan PDRB

  Produk Domestik Regional Bruto Berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar tahun 2015 sebesar 7,44 persen.

  Seluruh sektor ekonomi PDRB pada tahun 2015 mencatat pertumbuhan positif, Laju pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 10,81 persen, Sedangkan laju pertumbuhan terendah dihasilkan oleh lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 4,66 persen.

  Pada tahun 2015, sektor pertanian tetap yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Polewali Mandar, Sumbangan sektor pertanian sebesar 39,97 persen, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,60 persen, Sektor berikutnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor konstruksi dengan andil sebesar 7,83 persen, Sektor dengan penyumbang terkecil adalah sektor jasa perusahaan yaitu hanya sebesar 0,1 persen.

  PDRB Per Kapita

  PDRB per kapita diperoleh dari penghitungan PDRB. Indikator ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku diperoleh dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2015, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mencapai 21,49 juta rupiah. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Polewali Mandar sebesar 9,69 persen.

  Gambar

  PDRB Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (miliar rupiah) , 2012

  • –2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Gambar

  PDRB Perkapita Kabupaten Polewali Mandar Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah), 2012

  • –2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016 Tabel

  Produk Domestik Regional Bruto dan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 di

  Kabupaten Polewali Mandar, 2012

  • –2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

2.4.1.2 Potensi Ekonomi a. Tanaman Pangan

  Kabupaten Polewali Mandar dalam bidang tanaman pangan berprospek cerah. Hal pengembangan agribisnis sekaligus peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani untuk dapat menyangga ketahanan pangan nasional. Selain padi sebagai Komoditas unggulan, daerah ini juga berupaya unggul secara nasional di bidang palawija, antara lain jagung, kedelai dan ubi kayu. Selain itu kacang hijau, kacang tanah dan ubi jalar juga digalakkan. Adapun di bidang hortikultira, Polewali Mandar juga mengandalkan durian, manggis, mangga, langsat, dan rambutan. Luas lahan sawah di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2015 seluas 17.631 hektar. Menurut jenis pengairannya, luas lahan sawah terdiri dari lahan sawah irigasi teknis 15.179 hektar (86,09 persen), lahan sawah irigasi setengah teknis 0 hektar (0 persen), irigasi sederhana 125 hektar (0,71 persen), dan lahan sawah tadah hujan 2.313 hektar (13,12 persen). Lahan sawah irigasi teknis terluas terdapat di Kec. Wonomulyo (3.188 hektar), diikuti oleh Kec. Campalagian (2.467 hektar), dan Kec. Mapili (2.321hektar). Produksi padi sawah pada tahun 2015 sebesar 205.153,27 ton. Dibandingkan dengan produksi tahun 2014, terjadi penurunan sebesar 21.633,73 ton (9,54 persen). Penurunan produksi terkait dengan penurunan produktivitas padi sawah menjadi 6,47 ton/hektar. Produksi padi ladang pada tahun 2015 sebesar 8.369 ton. Dibandingkan dengan produksi

  

tahun 2014, terjadi penurunan sebanyak 4.702 ton (38,49

persen). Kenaikan produksi terkait dengan kenaikan

produktivitas padi ladang

  Tabel Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi

  Sawah di Kabupaten Polewali Mandar, 2015

  Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Gambar Produksi Padi di Kabupaten Polewali Mandar, 2008-2015

  Sumber Data : Polewali Mandar dalam Angka 2016 b.

   Perkebunan Sebagai sumber daya pengembangan, sub sektor perkebunan memiliki peran yang sangat besar dalam berbagai aspek: ekonomi, ekologi dan sosial. Pada aspek ekonomi, sektor perkebunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan social security). daerah yang berimplikasi pada aspek sosial ( Adapun pada aspek ekologi, sektor ini berperan besar dalam menjamin keseimbangan lingkungan hidup yang juga berdampak social change). pada aspek sosial pembangunan ( Dengan kondisi wilayah yang cukup luas yang terletak di areal strategis merupakan potensi ekonomi terutama disektor perkebunan. Untuk menunjang ini, diperlukan jangkauan pemasaran yang luas dan tepat. Sampai saat ini, hasil bumi seperti kakao, kopi, kelapa, cengkeh, kemiri dan jambu mente

  

masih sangat diandalkan sebagai komoditas unggulan di Polewali

Mandar.

  

Perkembangan luas tanaman dan produksi perkebunan rakyat

tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 5.4.3 dan Tabel

  

5.4.5. Pada tahun 2015, luas tanaman kelapa hibrida, kopi

arabika, lada, kapuk, sagu, dan enau meningkat dibandingkan

tahun 2014. Sebaliknya, luas tanaman kelapa dalam, kopi

robusta, cengkeh, kakao, jambu mente, kemiri, dan vanili

mengalami penurunan jika dibandingkan luas tanaman tahun

2014. Produksi kelapa dalam, kelapa hibrida, kopi robusta,

kopi arabika, cengkeh, kakao, jambu mente, lada, kemiri, dan

vanili pada tahun 2015 mengalami penurunan jika

dibandingkan produksi pada tahun 2014. Sedangkan tanaman

perkebunan yang mengalami peningkatan produksi pada

tahun 2015 adalah kapuk, sagu, dan enau.

  Tabel

  Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2011

  • –2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016 c.

   Kehutanan Dalam bidang kehutanan, Polewali Mandar termaksud sukses melalui program partisipasi dan peran aktif masyarakat, tanpa mengesampingkan pentingnya menjaga hutan, masyarakat dan pemerintah bersama-sama secara sinergis memanfaatkan hasil hutan dan mengembangkannya untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu, berbagai upaya digalakkan, antara lain dengan peningkatan keterampilan sumberdaya manusia dalam

  

penguasaan pengetahuaan dan ternologi, pengelolaan hutan

secara profesional di Polewali Mandar yang menghasilkan

komoditas andalan seperti rotan, pinus, damar dan kayu terus

digalakkan.

Data dinas kehutanan Polewali Mandar (2015) menunjukkan

bahwa luas kawasan hutan di daerah ini seluas 95.543.73 ha yang

terdiri dari 71.744.87 ha hutan lindung, 23.064.96 ha hutan

produksi dan 733.90 ha merupakan Hutan Konservasi. Dari hutan

tersebut, kayu dan rotan yang dihasilkan pada tahun 2015

masing-masing mencapai 808,094 kubik dan 330 Ton.

  Tabel Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan dan Fungsi Hutan di Kabupaten Polewali Mandar (hektar), 2015

  Sumber Data: Polewali Mandar dalam Angka 2016

  Tabel Produksi Kayu Bulat dan Rotan di Kabupaten Polewali

  Mandar , 2010

  • –2015