Kajian literatur rasionalitas peresepan antibiotika berdasarkan kriteria gyssens pada pasien pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Januari-Juni 2013 - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KAJIAN LITERATUR RASIONALITAS PERESEPAN ANTIBIOTIKA
BERDASARKAN KRITERIA GYSSENS PADA PASIEN PEDIATRI
RAWAT INAP PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN
PERIODE JANUARI – JUNI 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Diajukan oleh :
Ni Made Putri Laksmi Dewi
NIM : 108114062

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul

KAJIAN LITERATUR RASIONALITAS PERESEPAN ANTIBIOTIKA
BERDASARKAN KRITERIA GYSSENS PADA PASIEN PEDIATRI
RAWAT INAP PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN
PERIODE JANUARI – JUNI 2013
Oleh :

Ni Made Putri Laksmi Dewi
NIM : 108114062
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : 17 Juni 2014

Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan

(Aris Widayati, M.Si.,Ph.D.,Apt.)

Panitia Penguji

Tanda tangan

1. Aris Widayati,M.Si., Apt., Ph.D


...................................

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK

.................................

3. Dita Maria Virginia, M.Si., Apt

...................................

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Tuhan yang aku sembah “Ida Sang Hyang Widhi Wasa”
Karena karunia dan berkat-Nya aku bisa belajar tentang arti
sebuah kehidupan yang penuh dengan perjuangan
Ibu-Bapakku tercinta atas semangat, kasih sayang, dan doa
untuk kesuksesanku
Dosen Pembimbing yang selalu setia dan sabar untuk
membimbing
(Ibu Aris Widayati)
Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa aku sebutkan

satu persatu
Serta, untuk almamaterku Fakultas Farmasi Sanata Dharma
Yogyakarta

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala kemuliaanNya yang telah Beliau berikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Literatur Rasionalitas Peresepan
Antibiotika Berdasarkan Kriteria Gyssens Pada Pasien Pediatri Rawat Inap
Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Periode Januari - Juni 2013” ini dengan
baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
dalam fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak dibantu dan
didukung oleh berbagai pihak sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu memberikan ijin pada peneliti untuk melakukan penelitian
di luar kampus.
2. Ibu Aris Widayati,M.Si., Apt., Ph.D selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan dukungan dalam proses
penyusunan skripsi.

3. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK sebagai dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi.

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Ibu Dita Maria Virginia, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi.
5. Seluruh staff pengajar dan karyawan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
karena telah membantu penulis selama menempuh pendidikan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Keluargaku tercinta, Ibu, Bapak dan kakak atas semua dukungan,
kasih sayang, perhatian, dorongan, semangat, dan doa yang tiada
hentinya.
7. Partnerku Nyoman Oka Wahyudhi atas semua dukungan, dorongan,
dan semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman satu kelompok skripsi A.A. Sagung Intan, Realita
Rosada, Gede Wiwid Santika, Defilia Anogra, dan Maria carolina
serta teman-teman FKK A 2010 dan FSM 2010 yang selalu memberi
dukungan dalam menyelesai skripsi ini.
9. Teman-teman kos Gracia atas dukungannya selama kuliah S1 di
Universitas Sanata Dharma.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

Akhirnya penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Segala keterbatasan baik tenaga, pikiran dan waktu yang membuat penulis skripsi
ini menjadi kurang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membanggun sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
Semoga skripsi ini berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 5 Agustus 2014

Penulis.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................... ............. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................. ........................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................. ........................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................... ........................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... ........................... v
PRAKATA ........................................................................... ........................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ..................... ........................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................ ........................... x
DAFTAR TABEL ................................................................ ........................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................... ........................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi
INTISARI......................................................................................................... xvii
ABSTRACT ....................................................................................................... xviii
BAB I .PENGANTAR
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1. Permasalahan ................................................................................. 3
2. Keaslian penelitian ......................................................................... 4
3. Manfaat penelitian .......................................................................... 6
a. Manfaat Teoritis ....................................................................... 6
b. Manfaat Praktis ........................................................................ 6
B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
1. Tujuan umum................................................................................... 6
2. Tujuan khusus .................................................................................. 7
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antibiotika ........................................................................................... 8
1. Definisi antibiotika ........................................................................ 8
2. Penggolongan antibiotika ............................................................. 8
a) Struktur kimia .......................................................................... 8
b) Mekanisme kerja ...................................................................... 9

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c) Toksisitas selektif ..................................................................... 11
d) Spektrum kerja.......................................................................... 11
e) Pola farmakokinetika antibiotika .............................................. 12
B. Peresepan Antibiotika .......................................................................... 13
1. Terapi empiris ............................................................................... 13
2. Terapi definitif .............................................................................. 13
3. Terapi profilaksis .......................................................................... 14
4. Peresepan antibiotika lebih dari satu .............................................. 14
C. Peresepan Antibiotika Pada Pasien Anak ............................................ 15
1. Farmakokinetika............................................................................. 15
a. Absorbsi .................................................................................. 15
b. Distribusi .................................................................................. 15
c. Metabolisme ............................................................................ 16
d. Ekskresi ................................................................................... 16
2. Pertimbangan efek terapi dan efek toksik ..................................... 17
3. Perhitungan dosis obat ................................................................... 17
D. Penggunaan Antibiotika yang Rasional ............................................... 19
E. Evaluasi Peresepan Antibiotika Secara Kualitatif Menggunakan
Kriteria Gyssens ................................................................................... 21
F. Keterangan Empiris .............................................................................. 24
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 25
B. Variabel ............................................................................................... 25
C. Definisi Operasional............................................................................. 26
D. Bahan Penelitian.................................................................................. 29
E. Alat Penelitian ..................................................................................... 30
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 30
G. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 30
1. Tahap orientasi dan studi pendahuluan ......................................... 31
2. Tahap pengambilan data ................................................................ 32
3. Tahap pengolahan data ................................................................... 32

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

H. Tata Cara Analisis Hasil....................................................................... 33
I. Keterbatasan dan Kesulitan Penelitian ................................................. 33
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34
A. Karakteristik Demografi Pasien ............................................................. 34
1.

Jenis kelamin ................................................................................. 34

2.

Kelompok usia............................................................................... 35

3.

Profil diagnosis .............................................................................. 36

B. Pola Peresepan Antibiotika ..................................................................... 38
1. Jumlah antibiotika yang diresepkan ............................................... 38
2. Golongan antibiotika ...................................................................... 39
3. Jenis antibiotika .............................................................................. 41
4. Rute pemberian antibiotika ............................................................ 42
5. Lama penggunaan ......................................................................... 43
C. Evaluasi Peresepan Antibiotika Berdasarkan Kriteria Gyssens ........... 45
1. Peresepan rasional (kategori 0) ...................................................... 47
2. Peresepan tidak tepat waktu (kategori I) ........................................ 48
3. Peresepan tidak tepat dosis (kategori IIA) ..................................... 48
4. Peresepan tidak tepat interval (kategori IIB) ................................. 49
5. Peresepan tidak tepat rute (kategori IIC) ....................................... 50
6. Peresepan terlalu lama/terlalu singkat (kategori III) ...................... 50
7. Ada antibiotika yang lebih efektif (kategori IVA) ........................ 51
8. Ada antibiotika yang lebih aman (kategori IVB) ........................... 53
9. Ada antibiotika yang lebih murah (kategori IVC) ......................... 54
10. Ada antibiotika dengan spektrum lebih sempit (kategori IVD) ..... 54
11. Peresepan tanpa indikasi (kategori V)............................................ 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 56
A. KESIMPULAN .................................................................................... 56
B. SARAN ................................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58
LAMPIRAN ..................................................................................................... 61
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 163

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel I.
Tabel II.

Tabel III.

Tabel IV.

Daftar contoh antibiotika yang tidak dianjurkan untuk
anak-anak.................................................................
Distribusi penyakit dan gejala yang diderita pasien
pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II periode Januari Juni 2013..................................................................
Distribusi lama penggunaan antibiotika pada pasien
pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II periode Januari Juni 2013..................................................................
Hasil kajian rasionalitas peresepan antibiotika
menggunakan kriteria Gyssens Puskesmas Mlati II.....

xiii

19

37

44
46

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

Diagram alir penilaian kualitas peresepan antibiotika
berdasarkan kritera Gyssens......................................

23

Distribusi jenis kelamin pasien pediatri rawat inap
Puskesmas Mlati II periode Januari - Juni 2013 .......

35

Distribusi pengelompokkan usia pasien pediatri rawat
Gambar 3.

inap dengan terapi antibiotika di Puskesmas Mlati II
periode Januari - Juni 2013......................................

36

Distribusi jumlah antibiotika yang diresepkan perGambar 4.

pasien pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II
periode Januari - Juni 2013........................................

39

Distribusi peresepan antibiotika berdasarkan
Gambar 5.

golongan antibiotika yang diresepkan pada pasien
pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II periode
Januari - Juni 2013....................................................

40

Distribusi peresepan antibiotika berdasarkan jenis
Gambar 6

antibiotika yang diresepkan pada pasien pediatri
rawat inap Puskesmas Mlati II periode Januari - Juni
2013...........................................................................

xiv

41

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kajian Literatur Peresepan Antibiotika Berdasarkan
Kriteria Gyssens pada Pasien Pediatri Rawat Inap
Puskesmas Mlati II Periode Januari – Juni 2013 ...........

61

Lampiran 2. Surat permohonan ijin penelitian dan pengambilan data
dari Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta....................................................................

159

Lampiran 3. Surat keterangan ijin penelitian dan pengambilan data
dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah................

160

Lampiran 4. Hasil wawancara peneliti dengan dokter di Puskesmas
Mlati II mengenai pemilihan antibiotika untuk pasien
pediatri rawat inap.............................................................
Lampiran 5. Daftar stok antibiotika di Puskesmas Mlati II................

xv

161
162

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN
1 AMRIN
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

DCA
DF
DHF
DNA
GEA
GNA
IDAI
ISK
ISPA
PF
PNA
RNA
TF
WHO
TMP
SMX
DRP
DDD
PPRA

Antimicrobial Resistence in Indonesia (Prevalence
and Prevention)
Diare Cair Akut
Dengue Fever
Dengue Haemorrhagic Fever
Deoxyribo Nucleic Acid
Gastroenteritis Acut
Glomeluronefritis Akut
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Infeksi Saluran Kemih
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Paratyphoid fever
Pielonefritis Akut
Ribonucleic Acid
Typhoid fever
Wolrd Health Organization
Trimethoprim
Sulfamethoxazole
Drug Related Problems
Defined Dialy Doses
Program Pengendalian Resistensi Antibiotika

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
dominan terjadi khususnya di negara berkembang, termasuk infeksi pada
kelompok pediatri. Konsekuensinya, antibiotika banyak diresepkan dan berpotensi
terjadi peresepan antibiotika yang tidak rasional. Ketidakrasionalan peresepan
antibiotika dapat berakibat pada ketidakefektivan terapi dan resistensi antibiotika.
Penelitian ini bertujuan melakukan kajian literatur terhadap kualitas kerasionalan
peresepan antibiotika pada pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II
Kabupaten Sleman periode Januari - Juni 2013 berdasarkan kriteria Gyssens.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif evaluatif
dengan desain cross-sectional yang bersifat retrospektif. Data rekam medik yang
diambil meliputi jenis kelamin, umur, berat badan, diagnosis keluar dan peresepan
antibiotika yang diterima pasien. Kriteria inklusi dalam penelitian ialah pasien
pediatri rawat inap periode Januari - Juni 2013 yang berusia ≤ 12 tahun dan
menerima peresepan antibiotika sampai diijinkan pulang oleh dokter yang
merawat. Hasil kemudian diolah secara deskriptif dan dievaluasi peresepan
antibiotika tersebut menggunakan kriteria Gyssens.
Terdapat 35 rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil
penelitian ini menunjukkan penyakit infeksi yang paling banyak menyerang
pediatri ialah typhoid fever sebesar 11,4% dengan antibiotika yang paling banyak
digunakan adalah kotrimoksazol sebesar 72%. Berdasarkan hasil evaluasi kriteria
Gyssens sebanyak 23 kasus (63,9%) peresepan antibiotika telah rasional
(kategori 0) dan sisanya sebesar 12 kasus (36,1%) masih ditemukan peresepan
antibiotika yang tidak rasional (kategori I-VI).
Kata kunci : Rasionalitas peresepan antibiotika, pediatri rawat inap, kriteria
Gyssens

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Infectious disease is a common health problem, especially in developing
countries, including infection in pediatric patients. The high incident of
infectionsleads to the high prescriptionof antibiotics, which can be irrational. The
irrational prescription of antibiotics can cause ineffectiveness of treatment and
antibiotic resistance.The aim of this research is to study quality of antibiotic
prescriptionsin pediatric patients hospitalised at primary health care Mlati II
Kabupaten Sleman using the Gyssens criteria.
This research is descriptive study using cross-sectional desain with
retrospective approach. The data were collected from 35 medical records who met
the inclusion criteria,i.e.: padiatric in-patient ≤12 years with antibiotic prescription
and discharged after completion of their therapy. The data included gender, age,
patient’s weight, diagnosis and the antibiotics prescribed. Data were analysed
using descriptive method. Data of antibiotics were evaluated by a qualitative
approach using Gyssens criteria.
Results from 35 medical records show that the most frequent diagnose is
typhoid (11,4%). Cotrimoxazol is the most frequent antibiotic prescribed (72%).
Study on antibiotic prescriptions using Gyssens method show that as many as
63,9% antibiotic prescriptions are in the category of rational (category 0), while
36,1% is categorised as irrational prescription.
Keywords: Prescribing antibiotics rationality, pediatric, quality, Gyssens
method

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup
dominan terjadi khususnya di negara berkembang. Penyakit infeksi dapat
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme seperti jamur, protozoa, virus
dan bakteri. Untuk penanganan kasus infeksi harus disesuaikan dengan agen
penyebab infeksi. Salah satu obat andalan yang digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah antimikroba seperti antibiotika, antijamur, antivirus dan
antiprotozoa (Hadi, et al., 2008).
Antibiotika merupakan salah satu jenis antimikroba yang digunakan
untuk penanganan kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Beberapa hasil
studi menemukan sekitar 40 – 62% antibiotika digunakan secara tidak tepat untuk
penanganan penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotika. Hasil
laporan Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (2011) menyatakan anakanak merupakan kelompok usia yang paling banyak terserang infeksi. Pernyataan
tersebut dibuktikan dengan tingginya angka kejadian anak yang menjalani rawat
inap akibat terserang infeksi. Tingginya angka kejadian infeksi pada anak-anak
menyebabkan peningkatan penggunaan antibiotika yang tidak rasional (Dinkes
Daerah Istimewa Yogyakarta 2012; Hadi, et al., 2008).
Ketidakrasionalan penggunaan dapat terjadi apabila antibiotika tidak
tepat indikasi, tidak tepat penderita, tidak tepat dosis dan tidak waspada terhadap
efek samping yang ditimbulkan. Ketidakrasionalan penggunaan antibiotika pada
anak paling banyak disebabkan karena ketidaktepatan indikasi, salah satu

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

penyebabnya ialah sulit membedakan penyebab infeksi yang ditandai dengan
gejala berupa demam. Hampir semua anak mengalami gejala demam apabila
terserang infeksi, namun susah untuk membedakan infeksi yang disebabkan oleh
virus

atau

bakteri

(Darmansjah,

2008;

WHO,

2001).

Penggunaan antibiotika yang tidak rasional dapat menimbulkan dampak
negatif, salah satunya memicu timbulnya

resistensi pada beberapa bakteri

tertentu. Resistensi antibiotika dapat memperpanjang masa infeksi, memperburuk
kondisi klinis pasien, dan beresiko pada penggunaan antibiotika tingkat lanjut
yang lebih mahal dengan tingkat toksisitas lebih besar. Penggunaan antibiotika
yang tidak rasional harus diminimalisir agar tercapai efek terapi yang optimal.
Beberapa metode atau pendekatan yang sering digunakan untuk mengevaluasi
penggunaan antibiotika di antaranya Drug Related Problems (DRP) (Cipole et al.,
2004), pendekatan kuantitatif dengan metode Defined Dialy Doses (DDD)
(Kemenkes, 2011a), dan pendekatan kualitatif dengan kriteria Gyssens
(Kemenkes, 2011a).
Proses evaluasi kualitas penggunaan antibiotika yang dikembangkan
Gyssens et al.,(2001) dibuat dalam bentuk diagram alir dengan tujuan untuk
memudahkan penilaian ketepatan penggunaan antibiotika seperti: ketepatan
indikasi, ketepatan pemilihan berdasarkan efektifitas, toksisitas, harga, spektrum,
lama peresepan, dosis, interval, rute dan waktu penggunaan.
Berdasarkan uraian di atas perlu untuk dilakukan evaluasi kualitas
peresepan antibiotika pada pasien pediatri dengan menggunakan kriteria Gyssens.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mlati II yang merupakan salah satu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Puskesmas rawat inap kelas III yang berlokasi di Kecamatan Mlati, Kabupaten
Sleman, D.I. Yogyakarta. Pemilihan Puskesmas Rawat Inap Mlati II sebagai
lokasi penelitian dengan alasan standar pelayanannya telah memenuhi kualitas
pelayanan International Organization for Standardization (ISO) dan jumlah
pasien anak rawat inap cukup tinggi dibandingkan puskesmas rawat inap lain
yang berlokasi di Kabupaten Sleman. Walaupun sistem pelayanan di Puskesmas
Mlati II telah mengacu pada standar pelayanan ISO, biaya pengobatan yang
ditawarkan tetap lebih murah dibandingkan dengan pusat kesehatan lain seperti
rumah sakit dan klinik kesehatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kualitas
penggunaan antibiotika yang diterima pasien anak rawat inap Puskesmas Mlati II.
Informasi tersebut dapat digunakan khususnya oleh dokter, apoteker dan perawat
dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terkait penggunaan antibiotika.
1. Permasalahan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, terkait penggunaan
antibiotika pada pasien pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II periode JanuariJuni 2013, maka dapat dirumuskan tiga permasalahan penelitian yaitu :
a. Seperti

apakah

karakteristik

pasien

pediatri

rawat

inap

Puskesmas Mlati II selama periode Januari – Juni 2013?
b. Seperti apakah profil diagnosis pada pasien pediatri rawat inap
Puskesmas Mlati II berdasarkan diagnosis keluar yang tercantum pada
rekam medik selama periode Januari – Juni 2013?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

c. Seperti apakah gambaran pola peresepan antibiotika pada pasien
pediatri rawat inap Puskesmas Mlati II selama periode Januari – Juni
2013?
d. Seperti apakah kerasionalan penggunaan antibiotika yang dievaluasi
dengan kriteria Gyssens pada pasien pediatri rawat inap di Puskesmas
Mlati II selama periode Januari – Juni 2013?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai “Kajian Literatur Rasionalitas Peresepan Antibiotika
Berdasarkan Kriteria Gyssens pada Pasien Pediatri Rawat Inap Puskesmas
Mlati II Kabupaten Sleman Periode Januari-Juni 2013” belum pernah
dilakukan. Sejauh hasil penelusuran literatur yang dilakukan, ditemukan
beberapa penelitian serupa terkait evaluasi kualitas penggunaan antibiotika
dengan kriteria Gyssens, antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Febiana (2012) dengan judul “Kajian
Rasionalitas Penggunaan Antibiotika di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi
Semarang Periode Agustus - Desember 2011.” Jenis penelitian ini adalah
non-eksperimental dengan desain observasional deskriptif dan pendekatan
retrospektif. Metode yang digunakan untuk mengukur kuantitas antibiotika
adalah metode DDD sementara untuk pengukuran kualitas antibiotika
digunakan metode Gyssens. Hasil penelitian berdasarkan penilaian dengan
kategori Gyssens didapatkan Hasil sebesar 55,1% peresepan rasional
(kategori 0) dan 45 % irasional (kategori I-VI). Persentase tertinggi
penyebab ketidakrasionalan akibat penggunaan antibiotika yang tidak sesuai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

dengan indikasi yaitu sebanyak 16,2% (kategori V). Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang dilakukan Febiana (2012) terletak pada jumlah dan
jenis metode yang dipakai. Pada penelitian ini terdapat 2 metode pendekatan
yang digunakan yakni, pendekatan dengan metode kuantitatif DDD dan
metode kualitatif Gyssens sementara pada penelitian penulis metode yang
digunakan hanya metode kualitatif Gyssens. Selain perbedaan metode yang
digunakan, terdapat pula perbedaan lokasi penelitian yang pastinya berbeda
pula pola peresepan yang akan diterima pasien. Selain karena perbedaan
metode dan lokasi penelitian, perbedaan waktu penelitian juga membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Seiring berjalannya waktu
kemungkinan terjadi perbedaan kebijakan dalam penanganan penyakit
infeksi karena disesuaikan dengan perkembangan pola kuman yang
menginfeksi dimasyarakat.
b. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Pamela (2011) yang berjudul
“Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotika dengan Metode Gyssens di
Ruang Kelas 3 Infeksi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM secara
Prospektif.” Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan pendekatan
deskriptif-korelatif dengan periode penelitian Januari - April 2011.
Berdasarkan Hasil evaluasi kualitatif dengan metode Gyssens ditemukan
sebanyak 60,4% telah menggunakan antibiotika secara rasional dan sisanya
sebesar 39,6% masih ditemukan penggunaan antibiotika yang tidak rasional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamela
terletak pada sifat pengambilan data, waktu penelitian dan tempat penelitian.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

Jika dilihat dari sifat pengambilan data yang dilakukan oleh Pamela yang
bersifat prospektif, sedangkan dalam penelitian ini sifat data yang
digunakan bersifat retrospektif dengan keterbatasan waktu penelitian.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk bahan
pembelajaran mengenai rasionalitas penggunaan antibiotika berdasarkan
kajian literatur menggunakan kriteria Gyssens.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut :
1) Sumber informasi bagi pihak Puskesmas Mlati II untuk meningkatkan
rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien anak.
2) Bahan referensi para profesional kesehatan baik dokter, perawat dan
apoteker dalam pemilihan antibiotika yang tepat dan rasional pada
pasien pediatri.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji rasionalitas penggunaan
antibiotika pasien pediatri rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten
Sleman periode Januari – Juni 2013 dengan pendekatan kualitatif kriteria
Gyssens.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

2. Tujuan khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan:
a. Menggambarkan karakterisitik pasien pediatri rawat inap di
Puskesmas Mlati II periode Januari – Juni 2013.
b. Menggambarkan

profil

diagnosis

pasien pediatri

rawat

inap

Puskesmas Mlati II berdasarkan diagnosis keluar data rekam medik.
c. Mengidentifikasi pola peresepan antibiotika pada pasien pediatri rawat
inap di Puskesmas Mlati II.
d. Mengkaji rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien pediatri
rawat inap di Puskesmas Mlati II berdasarkan literatur menggunakan
kriteria Gyssens.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antibiotika
1. Definisi antibiotika
Antibiotika adalah suatu senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme
(jamur dan bakteri) ataupun yang diproduksi sendiri secara sintesis yang bersifat
dapat menghambat dan atau menghentikan suatu proses biokimia mikroorganisme
lain. Antibiotika harus bersifat sangat toksik untuk mikroba lain tetapi relatif tidak
toksik untuk hospesnya (Mitrea,2008; Setiabudi, 2007).
2. Penggolongan antibiotika
a. Struktur kimia
Antibiotika berdasarkan struktur kimianya dapat dikelompokkan seperti
berikut ini (Kasper et al., 2005):
1) Golongan β-laktam, antara lain karbapenem (imipenem dan meropenem),
sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim),
beta-laktam

monosiklik,

dan

golongan

penisilin

(penisilin

dan

amoksillin).
2) Golongan aminoglikosida, antara lain amikasin, gentamisin, kanamisin,
neomisin, netilmisin, paromomisin, streptomisin, dan tobramisin.
3) Golongan glikopeptida, antara lain vankomisin, teikoplanin, ramoplanin
dan dekaplanin.
4) Golongan poliketida, antara lain makrolida (eritromicin, azitromisin,
klaritromisin, roksitromisin), ketolida (telitromisin), tetrasiklin
(doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

5) Golongan polimiksin, antara lain polimiksin dan kolistin.
6) Golongan kuinolon (fluorokinolon), antara lain asam nalidiksat,
siprofloksasin,

ofloksasin,

norfloksasin,

levofloksasin,

dan

trovafloksasin.
7) Golongan streptogramin, antara lain pristinamicin, virginiamicin,
mikamicin, dan kinupristin-dalfopristin.
8) Golongan oksazolidinon, anatara lain linezolid.
9) Golongan sulfonamida, antara lain sulfamethoxazole-trimethoprim dan
trimetoprim.
10) Golongan antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol,
klindamisin dan asam fusidat.
b.

Mekanisme kerja
Antibiotika berdasarkan mekanisme kerjanya dikelompokkan menjadi

lima yaitu :
1) Inhibitor sintesis dinding sel bakteri
Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu
kompleks polimer mukopeptida. Pada proses ini antibiotika bekerja
dengan cara melibatkan proses otolisis bakteri dengan bantuan enzim
yang dapat mendaur ulang dinding sel, dimana proses ini ikut berperan
terhadap lisis sel. Terdapat beberapa contoh antibiotik yang termasuk
golongan ini seperti penisilin, sefalosporin, basitrasin dan vankomisin
(Stringer,2006).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

2) Inhibisi sintesis protein bakteri
Sel bakteri mensintesis berbagai senyawa protein yang berlangsung
di ribosom dengan bantuan mRNA dan tRNA. Penghambatan sistesis
protein dapat mengakibatkan terganggunya proses translasi atau
penterjemahan kode genetik pada bakteri. Beberapa jenis antibiotika
bekerja pada ribosom 30S (aminoglikosida, tektrasiklin) dan ada pula
yang bekerja pada ribososm 50S (klindamisin, linkomisin, kloramfenikol,
klaritromisin) (Gordon, 2009).
3) Inhibisi metabolisme bakteri
Bakteri membutuhkan asam folat yang digunakan sebagai kofaktor
enzim untuk proses sintesis DNA dan RNA. Asam folat yang digunakan
oleh bakteri diperoleh dengan mensintesis sendiri dari asam para amino
benzoat (PABA), pteridin dan glutamat. Pada manusia, asam folat
merupakan vitamin dan manusia tidak mensitesis asam folat, adanya
perbedaan ini akan memudahkan dalam pentargetan untuk senyawasenyawa antimikroba. Antibiotika yang bekerja dengan mekanisme ini
adalah golongan sulfonamida dan trimetoprim (Gordon,2009).
4) Inhibisi sintesis atau aktivitas asam nukleat bakteri
Antibiotika yang masuk dalam golongan ini seperti rifampin dan
golongan kuinolon. Rimfampin berikatan dengan RNA polimerase
bakteri sehingga sintesis mRNA terganggu (proses transkripsi). Kuinolon

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

berikatan dengan DNA girase yang berfungsi untuk memotong untai DNA
sehingga

mencegah

terjadinya

superkoil,

menguraikan

DNA

dan

menghentikan tahap replikasi DNA (Graumlich,2003).
c. Toksisitas selektif
Antibiotika berdasarkan toksisitas selektifnya antibiotika dibagi menjadi
dua kelompok yaitu antibiotika yang menghambat pertumbuhan mikroba
yang biasa dikenal dengan aktivitas bakteriostatik dan antibiotika yang
bersifat membunuh mikroba yang biasa dikenal dengan aktivitas bakterisid
(Gunawan et al., 2007). Pembagian bakteriostatik dan bakteriosid ini
tergantung pada konsentrasi obat, spesies bakteri dan fase perkembangannya.
Pembagian ini berguna untuk

pemilihan antibiotika pada pasien dengan

status imunologi yang rendah (misalnya : penderita HIV) (Utami, 2012).
Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat dan atau membunuh
pertumbuhan mikroba biasanya disebut kadar hambat minimal (KHM) dan
kadar bunuh minimal (KBM). Pada antibiotika tertentu aktivitasnya dapat
meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid apabila kadar antibiotika
tersebut ditingkatkan melebihi KHMnya (Gunawan et al., 2007).
d. Spektrum kerja
Berdasarkan spektrum kerjanya, antibiotik dibagi menjadi dua yaitu
berspektrum luas dan sempit (Tjan dan Rahardja, 2008) :
1) Antibiotika spektrum luas (broad spectrum)
Antibiotika berspektrum luas efektif untuk infeksi yang ditimbulkan
oleh bakteri gram positif maupun negatif atau yang belum diketahui pasti

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

agen penyebab infeksinya. Contohnya tetrasiklin dan sefalosporin yang
efektif terhadap organisme baik gram positif maupun gram negatif.
2) Antibiotikaspektrum sempit (narrow spectrum)
Antibiotika berspektrum sempit umumnya sangat efektif untuk
melawan beberapa jenis bakteri saja, misalnya penisilin dan eritromisin
yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram positif. Streptomisin dan gentamisin aktif untuk melawan bakteri
gram negatif.
e. Pola farmakokinetika antibiotika
Antibiotika berdasarkan farmakokinetika antibiotika terhadap bakteri
maka dapat kelompokkan menjadi dua yaitu :
1) Time-dependent killing
Pada pola time-dependent killing antibiotika akan menghasilkan daya
bunuh maksimal jika kadarnya dipertahankan cukup lama di atas kadar
hambat minimal kuman. Beberapa contoh antibiotika yang masuk dalam
pola ini diantaranya dari golongan sefalosporin, penisilin, linezoid dan
eritromisin (Gunawan et al., 2007).
2) Concentration-dependent killing
Pada

pola

concentration-dependent

killing

antibiotika

akan

menghasilkan daya bunuh maksimal terhadap kuman apabila kadarnya
dipertahankan tetap tinggi, tetapi dengan catatan kadar yang tinggi ini
tidak perlu dipertahankan terlalu lama. Contoh antibiotika yang masuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

dalam

pola

ini

adalah

antibiotika

golongan

aminoglikosida,

flourokuinolon, dan ketolid (Gunawan et al., 2007).
B. Prinsip Peresepan Antibiotika
1. Terapi empiris
Peresepan antibiotika secara empiris banyak dilakukan untuk penanganan
kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penginfeksinya sampai diperoleh
hasil pemeriksaan mikrobiologi. Pada dasarnya, pemilihan antibiotika secara
empiris disesuikan dengan pola resistensi bakteri yang ada di komunitas atau di
rumah sakit setempat, kondisi klinis pasien, ketersediaan antibiotik dan
kemampuan antibiotika untuk mencapai organ atau jaringan yang terinfeksi
(Kemenkes, 2011a).
Peresepan antibiotika empiris dilakukan dalam jangka waktu 48 – 72 jam
dengan rute pemberian awal harus secara oral. Dalam jangka waktu 48 – 72 jam,
dilakukan evaluasi peresepan antibiotika empiris berdasarkan data mikrobiologi
dan kondisi klinis pasien, serta data penunjang lainnya untuk menentukan apakah
antibiotika

pilihan

tersebut

dilanjutkan

peresepannya

atau

tidak

(Cunha, 2010; Kemenkes, 2011a).
2. Terapi definitif
Terapi secara definitif merupakan suatu terapi penggunaan antibiotika
pada kasus infeksi yang telah diketahui jenis bakteri penyebabnya. Beberapa
pengujian yang dapat dilakukan diantaranya: kultur bakteri, uji sensitivitas, tes
serologi, dan beberapa tes lainnya. Lama pemberian antibiotika pada peresepan
definitif dilakukan berdasarkan efikasi klinis untuk eradikasi bakteri sesuai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

dengan diagnosis awal yang telah ditunjang dengan data mikrobiologi dan kondisi
klinis pasien serta data penunjang lainnya (Kakkilaya, 2008).
3. Terapi profilaksis
Terapi profilaksis adalah antibiotika yang diberikan pada pada pasien
yang rentan terserang infeksi, namun diduga mempunyai peluang besar untuk
terserang infeksi yang dapat berakibat buruk pada pasien. Jenis antibiotika yang
digunakan pada jenis terapi ini umumnya berspektrum sempit dan spesifik
(Kemenkes, 2011a).
4. Peresepan antibiotika lebih dari satu (kombinasi)
Antibiotika kombinasi merupakan suatu pemberian antibiotika lebih dari
satu jenis untuk penanganan karena infeksi yang disebabkan oleh lebih dari satu
jenis bakteri. Pemilihan peresepan antibiotika secara kombinasi memiliki tujuan
untuk meningkatkan aktivitas antibiotika pada infeksi yang spesifik dan
memperlambat atau mengurangi resiko timbulnya resistensi. Peresepan antibiotika
kombinasi

sangat

perlu

memperhatikan

hal-hal

berikut

ini

yaitu

(Kemenkes, 2011a):
a. Antibiotika penyusun kombinasi memiliki target aksi yang berbeda,
sehingga dapat mengganggu keseluruhan aktivitas antibiotika yang
digunakan.
b. Peresepan antibiotika kombinasi dapat memiliki toksisitas yang bersifat
aditif atau superaditif sehingga sangat dihindari untuk peresepan terapi
empiris jangka panjang.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

c. Untuk mendapatkan hasil yang efektif diperlukan pengetahuan tentang jenis
infeksi, data mikrobiologi dan pilihan antibiotika kombinasi yang rasional.
d. Harus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan oleh pasien.
C. Peresepan Antibiotika Pada Pasien Anak (Pediatri)
Menurut Michael et al., (2008) anak-anak bukanlah orang dewasa dalam
ukuran mini dalam hal pengobatan. Terdapat beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam proses pemilihan obat khususnya antibiotika pada anak
diantaranya seperti yang disebutkan berikut ini.
1. Farmakokinetika
a. Absorpsi
Absorpsi merupakan proses perpindahan obat atau molekul obat dari
tempat aplikasinya untuk menuju ke sirkulasi sistemik. Kecepatan absorpsi
obat ke dalam sirkulasi sistemik tergantung pada cara pemberian dan sifat
fisikokimiawi obat. Pada neonatus jumlah obat-obatan yang diabsorpsi di
usus sulit untuk diprediksi karena terjadi perubahan biokimiawi dan
fisiologis di saluran gastrointestinal berupa peningkatan asam lambung
yang diikuti dengan penurunan kecepatan pengosongan lambung dan gerak
peristaltik.
b. Distribusi
Distribusi adalah proses penyebaran obat ke seluruh tubuh melalui
sirkulasi sistemik darah. Proses distribusi obat dalam tubuh sangat
dipengaruhi oleh massa jaringan, kandungan lemak, aliran darah,
permeabilitas membran dan ikatan protein. Distribusi cairan tubuh akan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

berbeda dengan orang dewasa karena cairan tubuh anak secara persentase
berat badan lebih besar. Pada neonatus, sawar darah otak relatif lebih
permeabel sehingga memungkinkan distribusi obat ke otak lebih mudah dan
konsentrasi albumin lebih rendah yang akan memperkecil ikatan protein
plasma obat. Umumnya ikatan protein pada neonatus lebih rendah daripada
kelompok usia diatasnya. Penurunan ikatan protein nantinya akan
meningkatkan volume distribusi obat yang

secara tidak langsung akan

mempengaruhi waktu paruh dan konsentrasi obat di dalam sirkulasi
sistemik.
c. Metabolisme
Metabolisme adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi
dalam tubuh dan dikatalisasi oleh enzim. Hati merupakan organ terpenting
dalam proses metabolisme obat di dalam tubuh. Perbandingan relatif
volume hati terhadap berat badan menurun seiring dengan bertambahnya
usia. Kecepatan metabolisme obat paling besar terjadi pada masa bayi
hingga awal masa kanak-kanak kemudian akan menurun mulai pada usia
anak sampai dewasa. Selain karena faktor umur, kematangan ginjal yang
bervariasi, perbedaan volume cairan ekstrasel dan belum matangnya sistem
enzim juga berpengaruh penting pada metabolisme obat.
d. Ekskresi
Pada neonatus, kecepatan filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus pada
proses ekskresi di ginjal kurang efisien dibandingkan kelompok usia anak
karena kelompok usia tersebut masih dalam tahap awal proses pematangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

organ. Umumnya kecepatan filtrasi glomerulus pada anak sekitar 30-40%
orang dewasa sehingga obat dan metabolit aktif yang terekskresi melalui
urin cenderung terakumulasi (Gunawan, 2007).
2. Pertimbangan efek terapi dan toksik
Penilaian efek terapetik dan efek toksik suatu obat sangat perlu dilakukan
sebelum memutuskan jenis obat yang akan digunakan, karena terdapat
kemungkinan timbulnya respon tubuh anak yang bervariasi setelah terpapar
obat. Hal lain yang juga memerlukan perhatian khusus adalah peresepan obatobatan dengan indeks terapi yang sempit. Konsentrasi obat di dalam darah
harus selalu dijaga agar selalu konstan pada dosis terapetik, apabila konsentrasi
obat di dalam darah melebihi dosis terapetik obat dapat menimbulkan efek
toksik, sedangkan jika konsentrasi obat di dalam darah lebih rendah daripada
dosis terapetik obat tidak dapat menghasilkan efek terapetik yang sesuai.
(Joenos, 2001).
3. Perhitungan dosis obat
Penentuan dosis obat yang adekuat pada anak dianjurkan mengacu pada
buku-buku standar pengobatan anak dan buku pedoman terapi anak, agar
didapatkan hasil terapetik yang lebih dominan dan mengurangi efek toksisitas
yang mungkin muncul. Didalam praktek kefarmasian sehari-hari, terdapat
banyak rumus yang digunakan untuk penentuan dosis terapi pada anak. Berikut
ini

beberapa

cara

(Katzung, 2006):

perhitungan

dosis

anak

yang

lazim

digunakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

a. Berdasarkan usia (Formula Young)
Rumus ini biasanya digunakan pada pasien yang berumur ≤ 8 tahun,
berikut rumusnya:
Dosis anak = umur pasien (tahun) x dosis dewasa
b. Berdasarkan berat badan (Formula Clark)
Rumus ini menghasilkan dosis yang lebih seksama dan sering
digunakan dalam praktek kefarmasian.
Dosis anak =

berat badan kg
x dosis dewasa
70 kg

Selain perumusan yang di atas, terdapat perumusan lain untuk peresepan
beberapa obat yaitu :

( Tjay, 2007).

c. Berdasarkan luas permukaan tubuh (Formula Haycock)
Perumusan ini merupakan perumusan yang paling tepat jika dilihat dari
hubungan langsung antar luas permukaan tubuh dengan kecepatan
metabolisme obat, namun dalam praktek kefarmasian sehari-hari perumusan
ini sangat jarang digunakan karena agak rumit dibandingkan perumusan
lainnya. Menurut Tjay (2007) luas permukaan tubuh anak relatif lebih besar
daripada berat badannya dan seiring bertambahnya usia anak, perbandingan
luas permukaan badan dan berat badan anak akan menjadi lebih kecil.
Berikut rumus perhitungan dosis anak yang digunakan:
Dosis anak =

Luas permukaan tubuh m2
x dosis dewasa
1,73 m2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Tabel I.Daftar contoh antibiotika yang tidak dianjurkan untuk anak-anak
(Kemenkes, 2011a)
Nama Obat

Kelompok Usia

Alasan

Azitromisin
Klorampenikol

Neonatus
Neonatus

Sulfamethoxazoletrimethoprim

< 2 bulan

Tidak ada data keamanan
Menyebabkan Grey baby syndrome.
Tidak ada data efektivitas dan
keamanan

Linkomisin HCl

Neonatus

Norfloksasin

< 12 tahun

Fatal toxic syndrome
Merusak tulang rawan (cartillage
disgenesis)

PiperasilinTazobaktam

Neonates

Tidak ada data efektivitas dan
keamanan

Siprofloksasin

< 12 tahun

Merusak tulang rawan (cartillage
disgenesis)

Spiramisin

neonatus dan bayi

Tetrasiklin

< 4 tahun atau pada
dosis tinggi

Tidak ada data keamanan
diskolorisasi gigi, gangguan
pertumbuhan tulang

Tiamfenikol
Tigesiklin

Neonatus
< 18 Tahun

Menyebabkan Grey baby syndrome
Tidak ada data keamanan

D. Penggunaan Antibiotika yang Rasional
Peresepan obat yang rasional termasuk peresepan antibiotika yang baik
dan bijak harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya yaitu (Munaf dkk., 2004;
WHO, 2001):
1. Indikasi yang tepat, kriteria ini memerlukan penentuan diagnosis penyakit yang
tegak sehingga dapat diketahui efek klinik yang paling berperan terhadap
manfaat terapi. Dalam kriteria ini juga diperlukan pengobatan yang didasarkan
atas keluhan individual serta hasil pemeriksaan fisik yang akurat.
2. Pemilihan jenis obat yang tepat, terdapat beberapa pertimbangan yang harus
diperhatikan diantaranya:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

a. Segi manfaat mencangkup efektivitas atau mutu obat yang telah terbukti
secara pasti.
b. Resiko pengobatan yang dimaksudkan adalah pemilihan antibiotika yang
memberikan manfaat lebih besar dibandingkan risiko negatif yang
ditimbulkan atau antara resiko dan manfaat yang diperoleh bernilai
imbang.
c. Harga dan biaya obat dimaksudkan agar pasien tetap memilih obat yang
yang paling sesuai dengan kemampuan penderita tanpa mengesampingan
faktor keamanan dan keefektifan obat yang dipilih.
d. Jenis obat yang dipilih tersedia dipasaran dan mudah didapat.
e. Penggunaan obat tunggal dan atau penggunaan obat kombinasi yang
seminimal mungkin.
3. Dosis dan cara pemakaian yang tepat. Cara pemberian obat memerlukan
pertimbangan farmakokinetik, yaitu dari segi (rute) pemberian, besar dosis,
frekuensi pemberian, dan lama pemberian sampai ke pemilihan cara pemakaian
yang paling mudah diikuti pasien, aman, dan efektif untuk pasien.
4. Tepat pasien, kriteria ini mencakup pertimbangan apakah ada kontraindikasi,
atauada kondisi-kondisi khusus yang memerlukan penyesuaian dosis (misalnya
adanya kegagalan ginjal atau gangguan fungsi hati) yang memerlukan
penyesuian dosis secara individual.
5. Meminimalkan efek samping danalergi obat, dalam kriteria ini perlu dilakukan
pertimbangan sebelum memberikan obat pada pasien, apakah ada faktor lain
yang memicuterjadinya efek samping obat atau alergi obat pada penderita atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

tidak. Dalam penggunaan obat, harus selalu dipertimbangkan manfaat dan
resiko pemberian suatu obat.
Menurut Kemenkes (2011a) proses pemilihan jenis antibiotika yang akan
digunakan dalam suatu terapi harus mempertimbangkan beberapa hal berikut ini,
yaitu :
a. Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab infeksi.
b. Spektrum kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman terhadap
antibiotika pilihan yang disesuaikan dengan keamanan, ketersediaan obat
dan cost effective.
c. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotika di dalam tubuh
yang

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Juni 2016.

0 1 41

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Penggunaan antibiotika dengan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pasien anak rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman periode Juli 2012 – Juni 2013.

10 26 65

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari-Juni 2013.

0 1 25

Evaluasi peresepan pada pasien hepatitis B kronis di instalasi rawat inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta periode 2005-2007 - USD Repository

0 0 102

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 75

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013 - USD Repository

0 0 85

Kajian literatur rasionalitas peresepan antibiotika berdasarkan kriteria gyssens pada pasien pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2013 - USD Repository

0 1 230

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan metode Defined Daily Dose (DDD) pada pasien pediatrik rawat inap di Puskesmas Mlati II Kabupaten Sleman Periode Juli 2012-Juni 2013 - USD Repository

0 0 88

Kajian literatur rasionalitas peresepan antibiotika berdasarkan kriteria gyssens pada pasien pediatrik rawat inap di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Juli 2013 - USD Repository

0 0 230