Kajian literatur rasionalitas peresepan antibiotika berdasarkan kriteria gyssens pada pasien pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2013 - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KAJIAN LITERATUR RASIONALITAS PERESEPAN ANTIBIOTIKA
BERDASARKAN KRITERIA GYSSENS PADA PASIEN PEDIATRIK
RAWAT INAP DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA PERIODE
JANUARI 2013
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Realita Rosada
Nim : 108114088
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk:
Keluarga Tercinta, Terima kasih atas support dan doanya
(Papah, Mama, Iki, Iham, Kakek, Nenek (alm), Saudara-saudari yang terkasih di
Palangka raya)
Dosen Pembimbing yang selalu setia, sabar, dan cekatan, thank you very much
(Ibu Aris Widayati)
Teman-teman seperjuangan dan sahabat tercinta You Guys are Awesome
(Intan, Munil, Odex, Putri, Defi, Keluarga besar FKK A 2010, Kakak Kos Dewi
2)

Almamater ku tercinta, thank’s for this marvelous 4 years
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan Fakultas Farmasi Sanata Dharma

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat mencapai
gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.Penulis
menyadari sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sejak penyusunan proposal sampai
dengan terselesaikannya skripsi ini. Bersama ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma yang telah memberikan sarana
dan prasarana kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
2. Staf Instalasi Rekam Medik dan Diklit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
yang telah membantu dalam proses pengumpulan data dan proses
pembuatan izin penelitian.
3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dalam
penyusunan Skripsi ini.
4. Orang tua beserta keluarga penulis yang senantiasa memberikan dukungan
dan semangat baik moral maupun material.
5. Ibu dr. Fenty, M.Kes., Sp.K.. dan ibu Dita Virgina S.farm., Apt., M.Sc.
selaku penguji atas saran yang diberikan.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Para sahabat A.A. Sagung Intan, Maria Carolina, Gede Wiwid Santika,
Defilia Anogra, dan Ni Made Putri Laksmi Dewi teman-teman FKK A
2010, FSM 2010 dan kakak kos Dewi 2 yang selalu memberi dukungan
dan semangat dalam menyelesai skripsi ini.
7. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………..

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………

ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................

iv


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................

vi

PRAKATA……………………………………………………………..

vii-viii

DAFTAR ISI…………………………………………………………..

ix-xi

DAFTAR TABEL……………………………………………………..

xii


DAFTAR GAMBAR………………………………………………….

xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….

xiv

INTISARI……………………………………………………………..

xv

ABSTRACT……………………………………………………………..

xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………


1-5

1. Perumusan Masalah………………………………………..

5

2. Keaslian Penelitian…………………………………………

5-8

3. Manfaat Penelitian…………………………………………

8-9

B. Tujuan Penelitian
1. Umum………………………………………………………

9

2. Khusus………………………………………………………


9

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

A. Antibiotika………………………………………………………

10-12

B. Pengunaan Antibiotika………………………………………….

13-16

C. Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika ……………......…

16-21

D. Keterangan Empiris……………………………………………..

22

BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………

23

B. Variabel dan Definisi Operasional……………………………

23-25

C. Subyek Penelitian………………………………………….....

25

D. Bahan Penelitian………………………………………………

25-26

E. Alat Penelitian...............…………………...........................…

26

F. Tempat Penelitian…………………………………………....

26

G. Waktu Pengambilan Data……………………………………..…. 26
H. Tata Cara Penelitian…………………………………………..

26-30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Pasien………………………………………......…..…

31-32

B. Profil Penyakit Infeksi..………..……………………………

32-34

C. Profil Peresepan Antibiotika………………………………..

34-42

D. Kualitas Penggunaan Antibiotika……………………………

42-76

E. Keterbatasan Penelitian..............……………………………

76-78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………….

79

B. Saran…………………………………………………………

80

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….
x

81-84

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN…………………………………………………………

86-213

BIOGRAFI PENULIS……………………………………………...

214

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Distribusi jumlah pasien berdasarkan range usia pada
pasien pediatrik periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.………………………...……

Tabel II.

32

Diagnosis utama penyakit pada pasien pediatrik
periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.……………………………….

Tabel III.

33

Diagnosis penyerta penyakit pada pasien pediatrik
periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.………………………......…...

Tabel IV.

33

Golongan dan jenis antibiotika pada pasien pediatrik
periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.…………………….........….... 35

Tabel V.

Durasi lama penggunaan antibiotika pada pasien
pediatrik periode januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.……………………………..... 40-41

Tabel VI.

Kualitas penggunaan antibiotika berdasarkan metode
Gyssens pada pasien pedratrik periode Januari 2013 di
RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.……………………………….. 42

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Perbandingan jumlah pasien pediatrik laki-laki dan
perempuan yang menerima antibiotika periode Januari
2013 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta…………..

Gambar 2.

Diagram presentase rute penggunaan antibiotika

32
pada

pasien pediatrik periode Januari 2013 di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta.……………………….........
Gambar 3.

39

Diagram presentase bentuk sediaan penggunaan
antibiotika pada pasien pediatrik periode Januari 2013 di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.…………............

xiii

40

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Lembar/form data pengobatan pasien………..……..

86

Lampiran 2.

Surat izin penelitian dari RSUP Dr. Sardjito……….

87

Lampiran 3.

Ethical clearance…………………………………...

88

Lampiran 4.

Uraian lengkap kasus pada pasien pediatrik
Periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta …………………………...........…...… 89-173

Lampiran 5.

Tabel hasil evaluasi persepan antibiotika
pada pasien pediatrik periode Januari 2013
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta…..……………… 174-213

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Intisari
Meningkatnya prevalensi peresepan antibiotika yang tidak rasional
merupakan salah satu penyebab timbulnya resistensi bakteri terhadap
antibiotika. Hal ini menjadi problem utama dalam perawatan pasien.
Resistensi bakteri akan memperpanjang lama tinggal di rumah sakit,
meningkatkan biaya perawatan dan bahkan meningkatkan mortalitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji rasionalitas peresepan antibiotika
berdasarkan literatur pada pasien pediatrik rawat inap RSUP Dr. Sardjito
periode Januari 2013 menggunakan metode Gyssens.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif menggunakan
data retrospektif. Kriteria Gyssen merupakan suatu diagram alir untuk
membantu mengevaluasi kualitas/kerasionalan peresepan antibiotika.
Dari 31 kasus, penyakit terbanyak yang dialami pasien adalah
pneumonia 25% dan antibiotika terbanyak yang digunakan gentamisin 23%.
Penelitian ini menemukan 53,6% peresepan antibiotika termasuk rasional
menurut kriteria Gyssens dan 46,4% termasuk tidak rasional menurut kriteria
Gyssens. Adanya peresepan antibiotika yang kurang rasional menyebabkan
perlunyapengawasan untuk meningkatkan kualitas peresepan antibiotika.
Kata kunci : Rasionalitas, Antibiotika, Pediatrik, Kriteria Gyssens,
Rawat inap

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The increasing prevalence of prescribing antibiotics that are not
rational causes of the incidence of bacterial resistance to antibiotics. this
become a major problem in the treatment of patients. A resistant bacterial
infections will extend the length of stay in hospital, increasing maintenance
costs and even increase mortality. This research aims to analyze the
rationality of prescribing antibiotics based on the literature on inpatient
pediatric patients was Dr. Sardjito period January 2013 Gyssens method.
This research is a descriptive evaluative using data retrospective. The
Gyssen criteria is a flow chart category of antibiotics to determine the quality
or rationality of antibiotic prescribing.
Of the 32 cases, most patients experienced disease was pneumonia
25% and most used antibiotic gentamicin 23% This research finding 53,6%
prescribing antibiotics including to rational according to Gyssens criteria
and 46,4% including to not rational according to Gyssens criteria. The
existence of the less rational prescribing antibiotics causing the need for
oversight to improve the quality of antibiotic prescribing.
Keywords: Rationality, Antibiotic, Pediatric, Gyssens Criteria,
Hospitalized

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Antibiotika pertama kali mulai diperkenalkan untuk pengobatan pada
manusia pada tahun 1940. Sepanjang 60 tahun belakangan antibiotika telah
banyak digunakan. Mulanya dikembangkan untuk mengobati penyakit infeksi
pada manusia, namun selanjutnya digunakan pula dalam bidang kedokteran
hewan, pertanian dan budi daya perairan. Namun demikian, penggunaan
antibiotika yang luas dan penggunaannya yang tidak sesuai (inappropriate)
dapatmenyebabkan bakteri resisten (Barbosa dkk, 2000).
Banyaknya pemakaian antibiotika dan penggunaanya yang sering salah
atau tidak sesuai, tidak diragukan lagi itu merupakan penyebab utama tingginya
jumlah patogen dan bakteri komensal resisten di seluruh dunia (Barbosa dkk,
2000). Hal ini menyebabkan peningkatan kebutuhan akan obat baru pada saat fase
penemuan antibiotika menurun secara drastis. Mengurangi penggunaan antibiotika
yang tidak tepat dianggap sebagai cara terbaik dalam mengontrol resistensi
(Bruton dkk, 2008).
Pemakaian antibiotika selama 5 dekade terakhir mengalami peningkatan
yang luar biasa, hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga menjadi
masalah di

negara

maju seperti Amerika Serikat. The Center for Disease

Control and Prevention in USA menyebutkan terdapat 50 juta peresepan

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

antibiotik yang

tidak

diperlukan (unnescecery prescribing) dari 150

juta

peresepan setiap tahun (Akalin,2002).
Penggunaan obat yang

rasional secara sederhana diartikan sebagai

meresepkan obat yang tepat, dalam dosis yang kuat untuk durasi yang cukup dan
sesuai dengn kebutuhan klinis pasien, serta dengan harga yang paling rendah
(Ambwani dkk, 2006). Konsep dan indikator – indikator penggunaan obat yang
rasional tersebut juga berlaku bagi peresepan antibiotika. Menurut WHO (World
Health Organization) penggunaan antibiotika yang tepat adalah penggunaan
antibiotika yang efektif dari segi biaya dengan peningkatan efek teraupetik klinis,
meminimalkan toksisitasobat dan meminimalkan terjadinya resitensi (WHO,2001)
Penjualan antibiotika di dunia diperkirakan dua per tiganya dilakukan
tanpa ada persepan. Hasil penelitian dari studi Antimicrobial Resistence in
Indonesia (AMRIN study) tahun 2000 - 2004 menunjukkan bahwa terapi
antibiotik diberikan tanpa indikasi di RSUP Dr Kariadi Semarang sebanyak 20 53% . Dalam penelitian tim AMRIN study juga didapatkan peresepan antibiotika
terjadi pada anak dengan prevalensi tinggi yaitu 76%(Hadi,2008).
Tingginya kejadian penyakit infeksi pada pasien anak di rawat inap
menyebabkan antibiotika sering diresepkan sebagai obat yang digunakan untuk
melawan kuman penyebab penyakit infeksi (Bauchner, 1999; Kemenkes, 2011a).
Sebuah studi di dua kota besar di Indonesia (Semarang dan Surabaya)
menemukan 76% peresepan antibiotika ditujukan untuk kelompok pasien anak
(Hadiet al., 2008).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Pemberian antibiotika berlebihan pada anak tampaknya memang semakin
meningkat dan semakin mengkawatirkan. Sebenarnya permasalahan ini dahulu
juga dihadapi oleh negara maju seperti Amerika Serikat.Menurut penelitian US
National AmbulatoryMedical Care Survey, pada tahun 1989, setiap tahun sekitar
84% anak mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan 47,9% resep pada
anak usia 0-4 tahun terdapat antibiotika. Angka tersebut menurut perhitungan
banyak ahli sebenarnya sudah cukup mencemaskan. Dalam tahun yang sama, juga
ditemukan resistensi kuman yang cukup tinggi karena pemakaian antibiotika
berlebihan tersebut (Judarwanto, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Bauchner (1999) dan Darmansjah (2008)
terdapat sekitar 90% peresepan antibiotika pada pediatrik untuk penyakit virus
dengan gejala demam. Penelitian lain yang dilakukan oleh tim AMRIN terdapat
49 sampai dengan 97 persen pasien anak yang menjalani rawat inap dan
menerima peresepan antibiotika yang sebagian besarnya 46-54% dianggap tidak
diperlukan dan tidak tepat indikasi (Hadi et al., 2008)
Penggunaan obat antibiotika untuk mengobati infeksi tidak boleh
dilakukan secara sembarangan. Para ahli memperingatkan dokter dan perawat
untuk lebih berhati-hati dalam memberikan antibiotika dosis tinggi terutama pada
pasien pediatrik karena penggunaan antibiotika yang irrasional atau berlebihan
pada

pediatrik

tampaknya

memang

semakin

meningkat

dan

semakin

mengkawatirkan.Penggunaan antibiotika berlebihan atau penggunaan irrasional
artinya penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi
penyakitnya.Pemberian yang sangat hati-hati ini berkaitan dengan masalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

keselamatan dan kesehatan pada pasien pediatrik nantinya. Pemberian antibiotika
yang terlalu banyak atau terlalu sedikit juga dapat mempengaruhi efektivitas dan
toksisitas dari obat itu sendiri (Bahrarah, 2010).
Tingginya peresepan antibiotika yang ditujukan pada pasien anak akan
menimbulkan potensi terjadinya ketidakrasionalan penggunaan antibiotika.
Ketidakrasionalan

penggunaan

antibiotika

diartikan

sebagai

penggunaan

antibiotika yang tidak sesuai dengan salah satu atau lebih dari beberapa kriteria
berikut: tepat indikasi, penderita, obat, dosis, dan tidak waspada terhadap efek
samping yang ditimbulkan (World Health Organization, 2001). Ketidakrasionalan
penggunaan antibiotika pada anak yang sering ditemui adalah ketidaktepatan pada
indikasi penggunaan antibiotika.Salah satu penyebab utamanya adalah klinisi
tidak dapat membedakan infeksi bakterial dan infeksi virus yang terjadi pada anak
dengan gejala demam. Hal ini menyebabkan klinisi mengindikasikan antibiotika
pada hampir semua anak yang mengalami gejala demam (Darmansjah, 2008).
Hasil penelitian Antimicrobial Resistan Indonesia (AMRIN-Study)
terbukti dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap
berbagai jenis antibiotik antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan
kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat di rumah sakit
didapatkan 81% Escherichia coliresisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu
ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin
(22%), dan gentamisin (18%) ( Kemenkes RI, 2011).
Untuk itu berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan evaluasi penggunaan
antibiotika pada pasien anak rawat inap, dengan metode Gyssens. Metode ini

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

ditujukan untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik
rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode bulan Januari 2013, sehingga
hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk melihat profil peresepan
penggunaan antibiotika, profil penyakit dan kualitas penggunaan antibiotika di
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode bulan Januari 2013.
1. Perumusan Masalah
a. Bagaimana gambaran profil peresepan antibiotika pada pasien
pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari
2013?
b. Bagaimana profil penyakit infeksi pada pediatrik rawat inap di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2013 menurut hasil diagnosis
kerja yang tercantum di Rekam Medis?
c. Bagaimana kerasionalan peresepan antibiotika pada pasien pediatrik
rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2013
yang dikaji dengan metode Gyssen?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian Mengenai Kajian Literatur Rasionalitas Penggunaan
Antibiotika dengan Metode Gyssens Pada Pasien Pedriatrik Rawat Inap di
RSUP Dr. Sardjito Daerah Istimewa Yogyakarta Periode BulanJanuari
2013belum pernah dilakukan. Ada pula penelitian terkait yang pernah
dilakukan sebelumnya antara lain:
a.

Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Di Bangsal Anak RSUP
Dr. Kariadi Semarang Periode Agustus-Desember 2011 yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

dilakukan oleh Tia Febiana (2012) dengan jenis penelitian nonEksperimental dengan desain observasional deskriptif dengan
pendekatan retrospektif dengan hasil pengunaan antibiotika secara
kuantitas didapat antibiotik yang paling banyak digunakan adalah
seftriaxon, sedangkan kualitas penggunaan antibiotika yang masuk
dalam kategori 0 adalah sebesar 55,1%. Pada penelitian ini terdapat
2 metode pendekatan yang digunakan yakni, pendekatan dengan
metode kuantitatif DDD dan metode kualitatif Gyssens sementara
pada penelitian penulis metode yang digunakan hanya metode
kuantitatif Gyssen.
b. Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan
Kriteria Gyysens di Bangsal Penyakit Dalam RSUP DR.M.Djamil
Padang. Penelitian dilakukan oleh Lestari, Almahdy, Zubir, dan
Darwin (2011) dengan jenis studi observasional menggunakan
desain cross-sectional, dan diperoleh hasil dari 105 resep yang
diterima penyakit dalam secara kuantitatif dengan sistem ATC/DDD
yang terbanyak yaitu seftriakson 38,955 DDD/100pasien-hari
dengan kode ATC J01DD04 sedangkan yang paling sedikit yaitu
gentamisin 0,507 DDD/100pasien-hari dengan kode ATC J01DH02.
Sedangkan studi penggunaan antibiotik secara kualitatif dengan alur
kriteria gyssens yang tepat atau kategori I sebesar 43,18% dan yang
tidak tepat atau kategori II-VI sebesar 56,19 %. Perbedaan penelitian
penulis dengan penelitian ini adalah subjek uji yang digunakan. Pada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

penelitian ini subjek uji yang digunakan adalah pasien dewasa yang
di rawat inap sementara pada penelitian penulis subjek uji yang
digunakan adalah pasien pediatrik rawat inap. Perbedaan lainnya
terletak pada metode yang digunakan dimana pada penelitian ini
terdapat 2 metode yang digunakan yaitu metode analisis secara
kuantitatif dengan menggunakan DDD dan metode analisis secara
kualititatif dengan menggunakan metode Gyssens sedangkan peneliti
hanya menggunakan metode analisis kualitatif dengan menggunakan
metode Gyssens.
c.

Evaluasi Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Pediatrik Penderita
Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Purbalingga Tahun
2009. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
retrospektif dan dianalisis secara deskriptif non analitik dari data
rekam medik. Sampel yang digunakan diambil secara menyeluruh
dengan jumlah sampel sebanyak 117 pasien. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jumlah pasien terbanyak yaitu anak-anak
sebanyak 106 (45,74%) pasien, berdasarkan jenis kelamin jumlah
terbanyak yaitu pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 68 (58,12%)
pasien. Kesesuaian jenis antibiotika dengan SPM RSUD Purbalingga
sebesar 30,44%, dengan SPM PAPDI 80,34%. Kesesuaian dosis
berdasarkan SPM RSUD Purbalingga sebesar 64,95%, dengan SPM
PAPDI sebesar 67,42%. Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti terletak pada tempat penelitian,waktu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

penelitian dan metode penelitian yang digunakan, selain itu jumlah
sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 117 sedangkan
peneliti hanya menggunakan 32 sampel, dengan tempat penelitian
adalah di RSUP Dr. Sardjito Daerah Istimewa Yogyakarta periode
bulan januari 2013 menggunakan metode Gyssens. Perbedaan
Penggunaan Antibiotik Sebelum dan Sesudah Pelatihan Di Bagian
Ilmu Kesehatan Anak RSUP. Dr. Kariadi yang dilakukan oleh Fenny
Halim (2011) dengan menggunakan quasy experimental pre-test and
posttest design. Penggolongan rasionalitas penggunaan antibiotik
diukur dengan metode Gyssen dengan hasil terdapat peningkatan
penggunaan antibiotik sebesar ± 9% sesudah dilakukan pelatihan dan
biaya penggunaan antibiotik secara umum meningkat sebesar 29%
.Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
terletak pada tempat penelitian,waktu penelitian dan metode
penelitian yang digunakan, dengan tempat penelitian adalah di RSUP
Dr. Sardjito Daerah Istimewa Yogyakarta periode bulan Januari
2013 menggunakan metode Gyssens.
3. Manfaat Penelitian
a.

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnnya
Mendapatkan informasi mengenai kerasionalan penggunaan
antibiotika berdasarkan kriteria Gyssens. Penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan bahan pembelajaran mengenai cara
evaluasi serta rasionalitas penggunaan antibiotika dikaji dari segi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

kualitas berdasarkan kriteria Gyssens dan dapat menjadi bahan acuan
bagi penelitian selanjutnya.
b. Bagi pelayanan kesehatan
Menjadi bahan evaluasi kualitas penggunaan antibiotika di rumah
sakit.
B. Tujuan Penelitian
1. Umum
Mengevaluasi kualitas peresepan antibiotika pada pasien pediatrik
rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode bulan Januari
2013 yang dievaluasi dengan menggunakan metode Gyssen.
2. Khusus
a.

Mengidentifikasi profil penyakit infeksi pada pasien pediatrik
rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periodeJanuari 2013
berdasarkan diagnosis kerja pada data rekam medis dan
kemungkinan adanya penyakit penyerta pasien.

b.

Mengidentifikasi profil peresepan antibiotika pada pasien
pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode
Januari 2013.

c.

Melihat rasionalitas peresepan antibiotika pada pasien pediatrik
rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari
2013 dikaji dari segi kualitas penggunaan antibiotika menurut
kriteria Gyssen.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antibiotika
Antibiotika

merupakan

zat

kimia

yang

mikroorganisme (bakteri dan jamur), yang mempunyai

dihasilkan

oleh

kemampuan

dalam

menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme. Antibiotika yang
relatif non-toksik bagi pejamunya digunakan sebagai agen kemoterapetik
dalam pengobatan penyakit infeksi pada manusia, hewan, tanaman. Istilah ini
sebelumnya digunakan terbatas pada zat yang dihasikan oleh mikroorganisme,
tetapi

penggunaan

istilah

ini meluas meliputi

senyawa

sintetik

dan

semisintetik dengan aktivitas kimia yang mirip (Dorland, 2010).
Antibiotika memiliki sifat toksisitas selektif, yang artinya bersifat
sangat toksik terhadap mikroba tetapi relatif tidak toksik terhadap hospes.
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, antibiotika memiliki dua aktivitas yaitu
bakteriostatik dan bakterisid. Bakteriostatik bersifat menghambat pertumbuhan
mikroba sedangkan bakterisid bersifat membunuh mikroba (Katzung, 1997).
1. Jenis Antibiotika
Berdasarkan

spektrum

kerja,

antibiotika

dibagi

menjadi

dua

kelompok, yaitu berspektrum sempit (misalnya streptomisin) dan berspektrum
luas (misalnya tetrasiklin dan kloramfenikol). Batas kedua spektrum ini
terkadang

tidak

jelas. Walaupun

suatu
10

antibiotika

berspektrum

luas,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

efektivitas kliniknya

belum

tentu seluas spektrumnya

sebab efektivitas

maksimal diperoleh dengan menggunakan obat terpilih untuk infeksi yang
diderita terlepas dari efeknya

terhadap mikroorganisme lain.

Selain itu

antibiotika berspektrum luas cenderung menimbulkan infeksi oleh kuman atau
jamur yang resisten (Staf Pengajar FKUI, 2007).
2.

Penggolongan antibiotika berdasarkan struktur kimia
Berdasarkan struktur kimianya antibiotika dibedakan menjadi :
1. B-laktam, contoh antibiotik : penisilin, sefalosforin dan karbapenem.
2. Makrolida, contoh antibiotik : eritromisin, spiramisin, azitromisin,
klaritromisin.
3. Aminoglikosida,

contoh

:

streptomisin,

neomisin,

kanamisin,

gentamisin, amikasin, tobramisin.
4. Fluorokuinolon, contoh : siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin.
5. Tetrasiklin, contoh : tetrasiklin, doksisiklin, oksitetrasiklin.
6. Kuinolon, contoh : asam nalidiksat
7. Glikopeptida, contoh : vankomisin, teikoplanin.
8. Antibiotika jenis lain : kloramfenikol, tiamfenikol,metronidazol,
kotrimoksazol, klindamisin.
( Kasper et. al., 2005, Setiabudi, 2007).
3.

Mekanisme kerja antibiotika
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotika dibedakan menjadi 5

kelompok yaitu :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

1. Inhibisi sinstesis protein bakteri. Sel dari bakteri akan mensitensis
berbagai macam protein yang berada di ribosom dengan bantuan
mRNA dan tRNA. Penghambatan ini terjadi melalui interaksi antara
ribosom dengan bakteri, antibiotika yang termasuk kelompok ini
adalah

aminoglikosida,

makrolida,

linkomisin,

tetrasiklin

dan

kloramfenikol. Selain aminoglikosida, pada umumnya obat ini bersifat
bakteriostatik.
2. Inhibisi sintesis dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri terdiri dari
polipeptidoglikan

yang

merupakan

suatu

kompleks

polimer

glikopeptida. Antibiotika golongan ini dapat mengakibatkan lisis sel
pada bakteri. Antibiotika yang termasuk dalam golongan ini adalah
sefalosforin, penisilin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin yang
pada umumnya bersifat bakterisidal.
3. Inhibisi metabolisme bakteri (antibiotika yang mempengaruhi sitesis
asam folat dari bakteri. Antibiotika yangtermasuk dalam golongan ini
adalah sulfonamida, trimetoprim, aal paminosalisilat dan sulfon yang
pada umumnya bersifat bakteriostatik.
4. Inhibisi sitesis atau aktivitas asam nukleat dari bakteri. Antibiotika
yang temasuk golongan ini adalah rimfapisin dan antibiotika golongan
kuinolon.
5. Antibiotika yang mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri.
Antibiotika yang termasuk golongan ini adalah polimiksin.
(Kasper et. al., 2005, Setiabudi, 2007).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

B.

Penggunaan antibiotika
Penggunaan

antibiotika

secara

bijak

erat

kaitannya

dengan

penggunaan antibiotika berspektrum sempit dengan indikasi yang tepat, tepat
dosis, serta pemakaian tidak lebih lama dari yang dibutuhkan.Terapi inisial
dapat menggunakan antibiotik spektrum luas dan sebaiknya segera disesuaikan
setelah hasil laboratorium mikrobiologi

keluar.

Proses

ini

disebut

streamlining(Staf Pengajar FKUI, 2008). Hal ini tidak hanya mengubah dari
spektrum

luas ke

spektrum yang lebih sempit, tetapi juga

dari terapi

kombinasi ke terapi tunggal, serta dari antibiotika jenis baru ke jenis yang
lebih lama. Strategi

ini

lebih menguntungkan dalam

hal

biaya, dapat

menambah pengalaman dengan obat jenis lama terhadap jenis infeksi yang
sama serta pencegahan terjadinya resistensi. Indikasi yang tepat diawali
dengan diagnosis infeksi yang tepat. Antibiotika tidak diresepkan pada kasus
infeksi virus atau self limited disease (Dertarani, 2009).
1.

Penggunaan antibiotika pada pasien anak
Anak-anak berbeda dengan orang dewasa terutama pada dosis yang

digunakan.

Kurangnya

data

penting

mengenai

farmakokinetika

dan

farmakondinamika pada anak yang sering menimbulkan masalah keamananan
dalam penggunaan obat maupun antibiotika pada anak (Staf Pengajar FKUI,
2008).
Efektivitas dan keamanan obat itu berbeda antara pada anak dan dewasa.
Untuk menentukan kosentrasi efektif pada anak-anak itu bukanlah masalah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

yang mudah. Pada penemuaan obat baru, penelitian farmakologis dan
toksikologis umumnya dilakukan pada populasi dewasa, sehingga informasi
yang didapat pada anak-anak dan bayi sangat kurang (Staf Pengajar FKUI,
2008).
Dalam penggunaan obat perlu memperhatikan perubahan fungsi organ
yang sedang tumbuh ataupun berkembang yang terjadi pada anak-anak.
Perkembangan organ tersebut akan mengakibatkan distribusi, metabolisme dan
eliminasi obat pada anak yang dapat berbeda. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain (Staf Pengajar FKUI, 2008) :
a. Absorpsi
Pada labung dengan pHnetral pada saat kelahiran , namun akan turun ke
tingkat dewasa pada umur 2-3 tahun. Pengosongan lambung juga lebih
lambat pada 3 bulan pertama. Obat yang tidak stabil terhadap asam,
seperti penisilin oral, akan lebih efisien jika diabsorpsi pada usia anak 3
bulan pertama dibandingkan dengan anak yang lebih tua atau dewasa.
Absorpsi obat yang bervariasi di saluran cerna, tempat injeksi
intrmuskular, dan kulit perlu diperhatikan terhadap pasien anak,
terutama pada bayi prematur dan bayi yang baru lahir.
b.

Distribusi
Ikatan protein obat juga bervariasi sesuai dengan usia, pada bayi lebih
sedikit. Penurunan tempat ikatan protein dapat meningkatkan volume

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

distribusi dari obat, yang dapat mempengaruhi waktu paruh dan
kosentrasi obat- obat tertentu.
c. Metabolisme
Banyak

obat

termasuk

antibiotika

yang

akan

mengalami

biotransformasi metabolik sebelum tereliminasi dari tubuh. Sebagian
dari transformasi tersebit akan dipengaruhi oleh berbagai macam sistm
ensim yang terdapat di hati. Pada bayi, organ dan enzim masih dalam
bentuk proses berkembang.
d. Ekskresi
Pada bayi yang baru lahir, fungsi ginjal masih kurang efisien
dibandingkan dengan anak-anak, karena fungsi dari glomerulus dan
tubulus sedang mengalami pematangan. Kecepatan klirens pada bayi
yang baru lahir sekitar sepertiga dari anak-anak. Namun pada sebagian
besar bayi dapat mencapai filtrasi glomelurus seperti yang terjadi pada
orang dewasa pada usia 12 bulan.
Metode dalam pemberian obat yang khusus sering diperlukan pada bayi
dan anak. Banyak obat yang diperlukan pada anak namun kadang tidak tersedia
dalam sediaan yang tepat untuk digunakan pada anak, oleh karena itu sediaan obat
pada orang dewasa perlu dimodifikasi agar dapat diterima oleh bayi dan anak
namun tetap harus menjamin potensi dan keamananya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

Berdasarkan penggunaannya, antibiotika digunakan dalam 3 jenis terapi
yaitu :
a. Terapi empiris : terapi yang diberikan berdasarkan diagnosis klinis dengan
pendekatan ilmiah dari klinisisebelum mikroorganisme penyebab dapat
diidentifikasi dan antibiotika yang spesifik dapat ditentukan.
b. Terapi definitif : pemberian antibiotika untuk mikroorganisme spesifik
yang menyebabkan infeksi aktif.
c. Profilaksis : pemberian antibiotika untuk mencegah agar tidak terjadi
infeksi.
Kualitas penggunaan antibiotika untuk terapi empiris dan profilaksis
umumnya dinilai dari data yang tersedia di penelitian lokal dan resistensi mikroba
serta dari informasi yang didapatkan pada epidemiologi infeksi dan organisme
penyebab lokal ( Gyssens, 2005)
C.

Kajian Rasionalitas penggunaan antibiotika
Pengkajian kualitas penggunaan antibiotika dapat

dilakukan

dengan

pendekatan retrospektif dengan melihat rekam medik. Penilaian penggunaan
antibiotika yang rasional atau tidak rasional berdasarkan indikasi, dosis, lama
pemberian, pilihan jenis, dan lain-lain (Shea, 2001).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Penilaian

peresepan antibiotika yang akan dilakukan menggunakan

metode Gyssens (2001) yang terbagi dalam kategori 0-VI dan akan dinyatakan
dalam presentase(Van Der Meer, 2003). Metode Gyssens ini berbentuk diagram
alir yang diadaptasi dari kriteria (Kunin et. al). Metode ini mengevaluasi seluruh
aspek mengenai peresepan antibiotika, misalnya seperti penilaian peresepan atau
penggunaan alternatif yang lebih efektif, lebih tidak toksik, lebih murah, spektrum
lebih sempit. Selain itu juga dievaluasi lama penggunaan obat dan dosis, interval
rute pemberian serta waktu pemberian (Gyssens, 2005).
Diagram alir Gyssen ini merupakan alat yang sangat penting untuk menilai
suatu penggunaan antibiotika. Dengan menggunakan diagram alir Gyssens ini,
terapi empiris dapat dinilai, demikian juga dengan terapi definitif setelah
pemeriksaan mikrobiologi dapat diketahui (Gyssens, 2005).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

Gambar diagram alur penilaian kualitas pemberian antibiotika metode
Gyssens
(Kemenkes, 2011b)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Evaluasi antibiotika dimulai dari kotak yang paling atas, yaitu dengan
melihat apakah data pasien sudah lengkap atau tidak untuk bisa digunakan dalam
mengkategorikan penggunaan antibiotika.
1.

Bila data tidak lengkap, berhenti di ketgori VI.
Data

tidak lengkap adalah data rekam medis tanpa diagnosis kerja,

atau ada halaman rekam medis yang hilang sehingga tidak dapat
dievaluasi. Pemeriksaan penunjang/laboratorium tidak harus dilakukan
karena mungkin tidak ada biaya, dengan catatan sudah direncanakan
pemeriksaannya untuk mendukung

diagnosis. Diagnosis kerja dapat

ditegakkan secara klinis dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bila data
lengkap, dilanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada infeksi
yang membutuhkan antibiotika?
2. Bila tidak ada indikasi pemberian antibiotika, berhenti di kategori V.
Bila antibiotika memang terindikasi, lanjutkan dengan pertanyaan di
bawahnya. Apakah pemilihan antibiotika sudah tepat ?
3. Bila ada pilihan antibiotika lain yang lebih efektif, berhenti di kategori
IVa.
Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif
lain yang kurang toksik ?
4. Bila ada pilihan antibitika lain yang kurang toksik, berhenti di
kategori IVb.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif
lain yang spektrumnya lebih sempit ?
5. Bila ada pilihan antibiotika lain yang lebih murah, berhenti di kategori
IVc.
Bila tidak, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya, apakah ada alternatif
lain yang spektrumnya lebih sempit ?
6. Bila ada pilihan antibiotika lain dengan spektrum yang lebih sempit,
berhenti di kategori IVd.
Jika tidak ada alternatif lain yang lebih sempit, lanjutkan dengan
pertanyaan di bawahnya, apakah durasi antibiotika yang diberikan terlalu
panjang ?
7. Bila durasi pemberian antibiotika terlalu panjang, berhenti di kategori
IIIa.
Bila tidak, diteruskan dengan pertanyaan apakah durasi antibiotika terlalu
singkat ?
8. Bila durasi pemberian antibiotika terlalu singkat, berhenti di kategori
IIIb.
Bila tidak, diteruskan dengan pertanyaan di bawahnya. Apakah dosis
antibiotika yang diberikan sudah tepat ?
9. Bila dosis pemberian antibiotika tidak tepat, berhenti di kategori IIa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

Bila dosisnya tepat, lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, apakah
interval antibiotika yang diberikan sudah tepat ?
10. Bila interval pemberian antibiotika tidak tepat, berhenti di kategori
IIb.
Bila intervalnya tepat, lanjutkan dengan pertanyaan di bawahnya. Apakah
rute pemberian antibiotika sudah tepat ?
11. Bila rute pemberian antibiotika tidak tepat, berhenti di kategori IIc.
Bila rute tepat, lanjutkan ke kotak berikutnya.
12. Bila timing pemberian tidak tepat, berhenti dikategori I
13. Bilaantibiotika tidak termasuk kategori I sampai dengan

VI,

antibiotika tersebut merupakan kategori 0.
(Kemenkes, 2011b)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

D. Keterangan Empiris
Masih terdapat ketidakrasionalan dalam peresepan antibiotika pada
pasien pediatrik yang menjalani rawat inap. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran kualitas peresepan antibiotika pasien pediatrik rawat
inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari 2013 yang dikaji
dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode Gyssens.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.

Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian kajian literatur rasionalitas antibiotika berdasarkan kriteria

Gyssens pada pasien pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
periode bulan Januari 2013 merupakan jenis penelitian deskriptif evaluatif
dengan rancangan penelitian cross sectional menggunakan data retrospektif.
B.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1.

Variabel
a. Profil pasien
Profil pasien dalam penelitian ini meliputi umur, berat badan
jenis kelamin.
b. Profil penyakit infeksi
Dalam penelitian ini yang dimaksud jenis penyakit infeksi
yang terjadi pada pasien pediatrik yang ditetapkan berdasarkan
diagnosis kerja yang tertulis di rekam medik.
c.

Profil peresepan obat
Disini profil peresepan obat meliputi :
1.

Golongan antibiotika

yang dimaksud dalam penelitian

misalnya golongan sefalosforin, golongan kuinolon.

23

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

2.

Jenis antibiotika misalnya ampisilin, gentamisin, rifampisin
dll.

3.

Rute pemberian, misalnya intravena dan per oral.

4.

Lama penggunaan yaitu jumlah hari penggunaan antibiotika.

5.

Bentuk sediaan misalnya injeksi, tablet, dan sirup.

d.

Kualitas / rasionalitas persepan antibiotika.
Kualitas/ rasionalitas ini di evaluasi menggunakan metode

Gyssens (2011) yang akan dimasukkan dalam 10 kategori dengan
kategori sebagai berikut :
0 : penggunaan tepat /rasional
I :timingtidak tepat
IIA : tidak tepat dosis
IIB : tidak tepat interval
IIC : tidak tepat cara pemberian
IIIA : pemberian yang terlalu lama
IIIB : pemberian yang terlalu singkat
IVA : ada antibiotika lain yang lebih efektif
IVB : ada antibiotika lain yang kurang toksik
IVC : ada antibiotika lain yang lebih murah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

IVD : ada antibiotika lain yang lebih spesifik
V : penggunaan antibiotika tanpa ada indikasi
VI : rekam medik tidak lengkap untuk dievaluasi
Golongan 0 termasuk kategori rasional.
Golongan I-V termasuk kategori tidak rasional
Pada penelitian ini kajian rasionalitas peresepan antibiotika
dilakukan dengan menggunakan kriteria Gyssens (Gyssens &
Meers, 2001). Literatur seperti , Tan & Rahardja (2007), Kemenkes
(2011), Lacy, Amstrong, Goldman, Lace (2011), SPM (Standar
Pelayanan Medik) RSUP Dr. Sardjito (2005) , berbagai buku
farmakoterapi seperti

Sukandar, dkk, (2008), Dipiro

&

Schwinghammer, Dipiro (2009), Gunawan (2012), dan berbagai
jurnal terkait.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian terdiri dari pasienpediatrik rawat inap di RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta periode bulan Januari 2013.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar rekam medik
pasien pediatrik yang menerima resep obat antibiotika berdasarkan SPM
(standar pelayanan medik) yang digunakan oleh di RSUP Dr. Sardjito

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

Yogyakarta periode bulan Januari 2013 yang ditulis oleh dokter, perawat
dan apoteker mengenai data klinis pasien, pengobatan, dan pemeriksaan
lainnya yang dilakukan.
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1. Form yang digunakan untuk mengambil data pengobatan pasien
(Lampiran 1).
2.

Diagram Gyssen yang digunakan untuk mengkaji rasionalitas
peresepan antibiotika. Literatur untuk mengkaji seperti yang telah
disebutkan di atas.

F. Tempat Penelitian
Penelitian di bangsal anak INSKA II RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.Bangsal anak INSKA II terdiri atas sub-bagian ruangan yang
terbagi atas paviliun VIP Cempaka Mulya, paviliun rawat inap kelas I, II
dan III serta ruang NICU dan PICU.Tempat pengambilan data di instalasi
catatan medik RSUP Dr. Sardjito Kota Yogyakarta.
G.

Waktu pengambilan data
Pengambilan data dilakukan pada bulan September 2013 –
November 2013.

H.

Tata Cara Penelitian
Tata cara penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

1. Tahap Orientasi dan Studi Pendahuluan
Pada tahapan ini dilakukan penyusunan proposal kegiatan
dan

mengurus

perizinan

No.

1156/D/VII/13

(Lampiran

X).Dilakukan pula pengurusan ethical clearance di RSUP Dr.
Sardjito No.KE/FK/799/EC (Lampiran 3).
Pada tahap orientasi dilakukan pencarian informasi
mengenai teknis pengambilan bahan penelitian. Setelah itu
dilakukan studi pendahuluan mengenai teknis pengambilan data
secara rinci. Dilakukan studi pendahuluan untuk mencari
informasi tentang gambaran penggunaan antibiotika pada pasien
pediatrik rawat inap di RSUP Dr. Sardjito selama periode Januari
2013. Hasil studi pendahuluan selama periode Januari 2013,
tercatat ada

187 rekam medik pasien pediatrik rawat inap.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, tidak didapatkan data pasti
tentang berapa banyak pasien pediatrik yang benar-benar
menggunakan antibiotika.
2. Pengambilan Data
Pengambilan data ini dilakukan dengan cara mencetak print
out yang memuat data dasar pasien meliputi (Identitas, diagnosis
masuk, diagnosis penyerta dan tanggal keluar-masuk RS) yang
dirawat selama Januari 2013, lalu memilah rekam medik pasien.
Untuk menentukan jumlah sampel yang masuk dalam kriteria

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28

inklusi, peneliti mencocokan diagnosis utama dan penyerta dari
pasien dengan standar pelayanan medik (SPM) yang digunakan
RSUP Dr. Sardjito sehingga akan didapat data/bahan penelitian
yang

diperkirakan

benar-benar

menggunakan

antibiotika.

Pencocokan dengan menggunakan SPM merupakan teknis yang
paling memungkinkan untuk memastikan bahwa rekam medis
yang diambil adalah yang memuat penggunaan antibiotika pada
pasien anak rawat inap di bangsal INSKA II selama periode
penelitian, karena sistem yang digunakan RSUP Dr. Sardjito itu
sendiri berbeda dengan rumah sakit lainya terkait dengan masalah
teknis akses data

yaitu harus membayar setiap rekam medik

pasien yang keluar, sedangkan belum tentu semua rekam medik
pasien yang keluar tersebut menerima resep antibiotika.
3. Penelusuran data
Penelusuran data dilakukan dengan cara melihat data rekam
medik pasien pediatrik rawat inap yang memuat identitas, tanda
vital, riwayat pengobatan, riwayat penyakit, lama tinggal di
rumah sakit, anamnesis, diagnosis, obat yang diberikan (terapi),
jenis antibiotika yang diberikan dan data laboratorium serta
keterangan kesembuhan di rumah sakit tersebut.
Data yang di telusuri harus memenuhi kriteria inklusi dan
tidak memenuhi kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29

1.

Rekam medik pasien pediatrik rawat di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta periode Januari 2013 yang dengan penyakit infeksi
yang menerima resep antibiotika menurut SPM (standar
pelayanan medik) di RSUP Dr. Sardjito

2.

Rekam medik yang jelas terbaca.

3.

Pasien dengan status keluar dari rumah sakit diizinkan dengan
keadaan keluar membaik atau sembuh.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1.

Pasien yang mendapatkan antibiotika pulang paksa sebelum
program pemberian antibiotika pasien tersebut selesai.

2.

Pasienmelanjutkanpengobatan di tempat lain.

3.

Pasien yang menjalani rawat inap di NICU/PICU.

4.

Pasien dengan status meninggal dunia.

4. Pengolahan Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan :
1. Editting dan Cleaning
Editting dilakukan dengan memeriksa ulang kelengkapan data –
data yang diperoleh dari rekam medik RSUP Dr. Sardjito
YogyakartaperiodebulanJanuari

2013.Sedangkan

Cleaning

dilakukan dengan memeriksa ulang data-data yang telah
dimasukkan.
2. Analisis data

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30

Analisis data dilakukan secara analisis deskriptif. Analisis
deskriptif

dilakukan dengan

menguraikan

data-data

yang

didapatkan dari rekam medik antara lain nama antibiotika, jenis
antibiotika, dosis, frekuensi, rute pemberian, lama penggunaan,
data demografi (umur, jenis kelamin). Penilaian kualitas
penggunaan antibiotika di evaluasi dengan menggunakan kriteria
Gyssens. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel berupa presentase
peresepan antibiotika yang rasional atau tidak rasional .
5. Penyajian Data
Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
dengan pembahasannya, yaitu profil pasien, profil penyakit, profil
peresepan, evaluasi peresepan antibiotika yang diberikan kepada
pasien pediatrik rawat inap Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Periode Januari 2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai “Kajian Literatur Rasionalitas Peresepan Antibiotika
Berdasarkan Kriteria Gyssens Pada Pasien Pediatrik Rawat Inap Di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta Periode Januari 2013” dilakukan dengan cara menelusuri
kasus pasien pediatrik rawat inap yang didiagnosa terkena penyakit infeksi dan
menerima resep antibiotika. Disini data rekam medik yang digunakan bersifat
retrospektif.

Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibahas menjadi beberapa
bagian, yaitu mengidentifikasi profil pasien, profil penyakit infeksi pada pasien
pediatrik, mengidentifikasi profil penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik
dan mengevaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien pediatrik rawat
inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari 2013 dikaji dari segi
kualitas penggunaan antibiotika menurut kriteria Gyssen.

A. Profil Pasien

Selama periode Januari 2013, terdapat 31 pasien yang didiagnosa terkena
penyakit infeksi dan dipastikan menerima resep antibiotika berdasarkan SPM
(standar pelayanan medik) yang digunakan oleh RSUP Dr. Sardjito. Berdasarkan
31 rekam medik tersebut, didapatkan distribusi jenis kelamin dan umur, dapat di
lihat pada Gambar 1 dan Tabel 1.

31

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32

Gambar 1. Perbandingan jumlah pasien pediatrik laki-laki dan perempuan
yang menerima antibiotika periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
Tabel I. Distribusi jumlah pasien berdasarkan range usia pada pasien
pediatrik periode Januari 2013 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Range Usia
< 1 bulan

Jumlah pasien

8
23

1 – 24 bulan

Dokumen yang terkait

Evaluasi peresepan antibiotika pada pasien diare dengan metode gyssens di instalasi rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode April 2015.

0 4 213

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013.

0 3 77

Pola peresepan obat kardiovaskuler berdasarkan tinjauan dosis, interaksi, kontradiksi, dan efek samping obat pada pasien gagal jantung di instalasi rawat inap RSUP Dr. Sardjito periode Januari-Desember tahun 2003 - USD Repository

0 0 112

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kaker prostat yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2005 - USD Repository

0 2 145

Evaluasi peresepan pada pasien hepatitis B kronis di instalasi rawat inap RSUP DR. Sardjito Yogyakarta periode 2005-2007 - USD Repository

0 0 102

Evaluasi penggunaan analgetik dan antibiotik pada pasien kanker serviks di instalasi rawat inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Oktober-Desember tahun 2008 - USD Repository

0 0 171

Evaluasi drug therapy problems penggunaan antibiotika pada pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2006-2008 - USD Repository

0 0 109

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 75

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien kanker ovarium pasca kemoterapi yang dirawat di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta periode 2008-2009 - USD Repository

0 0 119

Medication error fase prescribing dan fase transcribing pada resep racikan untuk pasien pediatrik di rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Februari 2014 - USD Repository

0 1 119