Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013 - USD Repository

  

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE

DDD ( DEFINED DAILY DOSE) PADA PASIEN RAWAT INAP DI

BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO PADA PERIODE

FEBRUARI – JULI 2013

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh:

  A.A. Sagung Intan Kartika Wardhana NIM : 108114086

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

  

Persetujuan Pembimbing

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE

DDD ( DEFINED DAILY DOSE) PADA PASIEN RAWAT INAP DI

BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO PADA PERIODE

  

FEBRUARI – JULI 2013

  Skripsi yang diajukan oleh : A.A. Sagung Intan Kartika Wardhana

  NIM : 108114086 telah disetujui oleh : Pembimbing Utama

  (Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.) tanggal :

  

Pengesahan Skripsi Berjudul

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE

DDD ( DEFINED DAILY DOSE) PADA PASIEN RAWAT INAP DI

BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT PANTI NUGROHO PADA PERIODE

  

FEBRUARI – JULI 2013

  Oleh : A.A. Sagung Intan Kartika Wardhana

  NIM : 108114086 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

  Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal:

  Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

  Dekan (Ipang Djunarko, M.Sc., Apt)

  Panitia Penguji : Tanda tangan 1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. .........

  2. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes. , Apt., Ph.D. .........

  3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. .........

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Om Dewa suksma parama acintya ya namah swaha

Sarwa karya prasidhantam

Om santih santih santi Om

  

Akhir dari upaya terbaik kita adalah awal dari campur

tangan Tuhan. Maka bekerjalah sebaik mungkin, lalu

bersabarlah seyakin mungkin.

  Ku persembahkan skripsi ini untuk :

Tuhan ku “Ida Sang Hyang Widhi Wasa”, sebagai pelindung dan sumber

kekuatanku . . .

  Papa dan Mama tercinta sebagai motivator terbesar dalam hidupku . . .

  Suryadipta Wardhana adikku dan keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan doa . . .

  Ibu Aris Widayati yang selalu membimbing dengan sabar . . .

  Anak Agung Dwi Wiranata penyemangatku . . .

Sahabat dan teman-teman seperjuangan Muniel, Rere, Defi, Odek, dan Putri . .

  Almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma . . .

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : A.A. Sagung Intan Kartika Wardhana Nomor Mahasiswa : 108114086

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  (Defined Daily “Evaluasi Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Metode DDD

Dose) Pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho

pada Periode Februari – Juli 2013 “

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberika royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 8 April 2014 Yang menyatakan (A.A. Sagung Intan Kartika Wardhana)

  PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Evaluasi Penggunaan Antibiotika

  Berdasarkan Metode DDD (Defined Daily Dose) Pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada Periode Februari – Juli 2013 “ dengan baik dan tepat waktu.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi, tidak terlepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya selama ini.

  2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., sebagai Dosen Pembimbing Utama skripsi ini atas segala kesabarannya telah memberikan bimbingan, pengarahan, tuntunan, dukungan dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi.

  4. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Apt., Ph.D., sebagai Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., sebagai dosen Penguji skripsi atas bantuan dan perhatian kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

  6. Pak Tarno sebagai Kepala Rekam Medis Rumah Sakit Panti Nugroho, dan Mas Ari yang telah memfasilitasi penulis dalam pengambilan data.

  6. Bu Sisca sebagai Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Nugroho yang telah banyak membantu penulis dalam pengambilan data.

  7. Mama, Papa, Ajung, Nini, Tuwayah, Tante-tante dan Om tercinta yang tidak putus-putusnya mendoakan dan memberi dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

  8. Agung Dwi Wiranata penyemangatku yang selalu setia menemani dan memberikan masukan positif.

  9. Mba Nimas, Mba Kar dan sahabat seperjuangan Muniel, Rere, Defi, Putri, Odek, dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas cinta kasih pertemanan kalian hingga saat ini.

  10. Seluruh warga FKK angkatan 2010 kelas C dan semua teman Farmasi USD atas semngat kebersamaan dan keceriaan selama menempuh S1 di Fakultas Farmasi Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti menerima kritik dan saran yang membatu dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan bagi penelitian- penelitian selanjutnya.

  Yogyakarta, 18 Januari 2014 Penulis

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul ”Evaluasi Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Metode DDD (Defined Daily

  

Dose ) pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada

  Periode Februari-Juli 2013”, tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Januari 2014 (A.A. Sagung Intan Kartika Wardhana)

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii HALAMAN PENGESAHAN...……………....................………………….........iii HALAMAN PERSEMBAHAN........……………………………………….........iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA...............................................v PRAKATA..............................................................................................................vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..............................................................viii DAFTAR ISI...........................................................................................................ix DAFTAR TABEL....................................................................................................x DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................iv

  INTI SARI..............................................................................................................xv

  

ABSTRACT ............................................................................................................xvi

  BAB I. PENGANTAR.............................................................................................1 A. LATAR BELAKANG.................................................................................1

  1. Perumusan masalah...............................................................................5

  2. Keaslian penelitian.................................................................................5

  3. Manfaat penelitian..................................................................................9

  B. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................9

  a. Tujuan umum ........................................................................................9

  b. Tujuan khusus........................................................................................9

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA....................................................................11

  A. PENELAAHAN PUSTAKA.....................................................................11

  1. Definisi antibiotika ...............................................................................11

  2. Klasifikasi antibiotika berdasarkan daya kerjanya .............................. 11

  3. Klasifikasi antibiotika berdasarkan mekanisme aksinya..................... 12

  4. Klasifikasi antibiotika berdasarkan sifat farmakokinetiknya...............20

  5. Penggunaan antibiotika pada anak.......................................................21

  6. Strategi pemakaian antibiotika yang rasional .....................................22

  7. Resistensi antibiotika ..........................................................................26

  8. Jenis antibiotika untuk anak yang perlu mendapat perhatian..............27

  9. Penilaian kuantitas penggunaan antibiotika ........................................28

  10. DDD bagi pediatri ...............................................................................30

  B. Keterangan Empiris ...................................................................................31

  BAB III. METODELOGI PENELITIAN ............................................................32

  1. Jenis dan rancangan penelitian ............................................................32

  2. Variabel ...............................................................................................32

  3. Definisi operasional ............................................................................32

  4. Bahan penelitian ..................................................................................34

  5. Alat atau instrumen penelitian ............................................................35

  6. Tempat pengambilan data ...................................................................36

  7. Tata cara penelitian .............................................................................36

  8. Tata cara analisa data dan penyajian hasil ..........................................38

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 42 A. Pola Penyakit ............................................................................................. 44 B. Pola Peresepan Antibiotika ....................................................................... 46 C. Evaluasi Penggunaan Antibiotika dengan Metode Defined Daily Dose (DDD) ....................................................................................................... 52

  D. Rangkuman Pembahasan .......................................................................... 59

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 62 A. Kesimpulan ........................................................................................ 62 B. Saran .................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64 LAMPIRAN ......................................................................................................... 67 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 69

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Daftar Pasien anak yang Menerima Peresepan Antibiotika dan Lama Rawat Inap atau LOSnya ......................................................40

  Tabel II. Contoh Perhitungan Jumlah Gram Antibiotika dibagi DDD WHO Setiap Pasien..............................................................41

  Tabel III. Jumlah Pasien berdasarkan Diagnosis Penyakit pada Pasien Rawat Inap yang Menerima Antibiotika di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013.........................44

  Tabel IV. Frekuensi dan Persentase Penggunaan Antibiotika pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 berdasarkan Golongan dan Jenis Antibiotikanya................................................................................47

  Tabel V. Frekuensi dan Persentase Pemakaian Bentuk Sediaan Antibiotika di Bangsal Anak Rawat Inap Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 .............................................................49

  Tabel VI. Nilai DDD 100 patient-days Untuk Masing-Masing Jenis Antibiotika di Bangsal Anak Rawat Inap Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 beserta Nilai Standar DDD WHO..............................................................................50

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Strategi Pengobatan Penyakit Infeksi ............................................. 25 Gambar 2. Perbandingan Jumlah Pasien Anak Laki-laki dan Perempuan yang

  Menerima Antibiotika di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 dengan N=216..........................42

  Gambar 3. Jumlah Pasien Anak yang Menerima Antibiotika Berdasarkan Umur di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 dengan N=216.......................................................43

  Gambar 4. Distribusi Rute Penggunaan Antibiotika di Bangsal Anak Rawat Inap Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 dengan N=374 .................................................................................. 50

  Gambar 5. Distribusi Aturan Pemakaian Antibiotika di Bangsal Anak Rawat Inap Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 dengan N=374 ................................................................................. 51

  Gambar 6. Distribusi Jumlah Pasien berdasarkan Lama Penggunaan Antibiotika di Bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 dengan N=216 ..................................................... 51

  Gambar 7. Distribusi Jumlah Pasien Anak Berdasarkan Lama Rawat Inap di bangsal Anak Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Februari sampai Juli 2013 dengan N=216 .................................................................. 52

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Lembar atau Form Data Dasar Pasien ............................................. 67 Lampiran2. Lembar atau Form Data Penggunaan Antibiotika ........................... 68

  

INTISARI

  Kelompok anak lebih sering sakit karena anak memiliki daya tahan tubuh yang lebih rentan daripada orang dewasa. Ada kesulitan klinisi untuk dapat membedakan penyebab dari infeksi selain bakteri, merupakan alasan utama diberikannya antibiotika pada hampir semua anak yang menderita demam. Tingginya peresepan antibiotika pada anak dapat menyebabkan anak berisiko menerima antibiotika yang tidak tepat. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat memicu terjadinya resistensi antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kerasionalan penggunaan antibiotika dari segi kuantitas dengan metode DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di RS Panti Nugroho.

  Evaluasi dilakukan dengan rancangan studi cross-sectional, dan termasuk penelitian non eksperimental deskriptif evaluatif dengan pendekatan kuantitatif. Data diambil secara retrospektif dari lembar catatan medik pasien anak di RS Panti Nugroho selama periode Februari-Juli 2013. Data yang diambil meliputi profil pasien, diagnosis, dan peresepan antibiotika. Data dianalisis secara deskriptif meliputi pola penyakit, pola peresepan antibiotika, dan kuantitas penggunaan antibiotika dengan perhitungan rumus DDD.

  Dari 216 catatan medik, didapatkan total penggunaan antibiotika sebesar 31,21 DDD 100 patient-days dengan nilai DDD terbesar adalah amoksisilin yaitu 11,0. Nilai DDD ini apabila dibandingkan dengan standar DDD WHO menunjukkan bahwa penggunaan antibiotika masih belum rasional dari aspek kuantitasnya. Oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan kerasionalan penggunaan antibiotika di rumah sakit ini. Juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakselektifan penggunaan antibiotika di RS Panti Nugroho.

  

Kata Kunci : pasien anak, kuantitatif, rawat inap, antibiotika, DDD.

  

ABSTRACT

  Antibiotics are commonly prescribed for pediatric patients. Physican’s concern regarding the cause of their patient’s infection whether it is bacterials or viruses becomes the main reason of physician to prescribe antibiotics for pediatric patients. The use of antibiotics inappropriately may lead to antibiotic resistance. The objective of this study is to evaluate the use of antibiotics in terms of their quantity in prescriptions of pediatric patients hospitalized at Panti Nugroho Hospital. The quantity of antibiotics in this study was calculated using the DDD (Defined Daily Dose) method.

  This is a descriptive quantitative study with a cross-sectional design using retrospective approach. The data was collected from the patient's medical record sheets during the period of February to July, 2013. The data includes profiles of patients, diagnoses, and antibiotic prescriptions. The data was analysed using descriptive statistics.

  There are 216 datasets. The total value of DDD 100 patient-days of the whole antibiotics in the datasets is 31,21. The antibiotic with highest DDD value is amoxicilline i.e.: 11,0. These DDD values are higher than the WHO standard value. These results indicate that the use of antibiotics in Panti Nugroho Hospital is not yet appropriate. Therefore, any efforts are required to improve the use of antibiotics in this hospital. Further study is also needed to explore factors affecting antibiotic prescriptions for pediatric patients in this hospital.

  

Key Words : pediatric, quantitative, hospitalization, antibiotics, DDD.

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan antibiotika yang pesat, penggunaan

  antibiotika semakin berpotensi tidak tepat. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat atau sering disebut tidak rasional, akan memberikan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang utama dari penggunaan antibiotika yang tidak tepat adalah meningkatnya kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotika (Okzurt et al, 2005). Pada masa ini, fenomena resistensi antibiotika telah menjadi masalah global di dunia karena penggunaan antibiotika yang tidak benar dan tidak semestinya. Lebih dari seperempat anggaran rumah sakit dikeluarkan untuk biaya penggunaan antibiotika (WHO, 2006). Penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap mencapai 23-28%. Dari persentase tersebut, 20-65% penggunaannya dianggap tidak tepat (Widodo, cit., Lestari dkk, 2011). Penulisan resep dan penggunaan antibiotika yang tidak tepat tersebut dapat menyebabkan meningkatnya kejadian resistensi antibiotika. Dampak dari resistensi antibiotika adalah pengobatan menjadi tidak efektif, peningkatan mortalitas pasien dan meningkatnya biaya perawatan kesehatan (Kemenkes, 2011).

  Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DIY (2012), penyakit infeksi masih banyak mendominasi kelompok umur balita. Penyakit-penyakit yang bisa disebabkan oleh infeksi diantaranya diare pada anak masih mendominasi sepuluh besar penyakit pada rawat inap di rumah sakit di Provinsi DIY tahun 2011

  (Dinkes DIY, 2012). Selain itu juga, berdasarkan data 10 besar penyakit anak tahun 2012 di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, penyakit infeksi diantaranya diare, demam dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masuk kedalam 5 besar penyakit terbanyak (Dinkes Sleman, 2013).

  Peresepan antibiotika lebih sering ditujukan kepada anak, karena anak merupakan salah satu kelompok terbesar pengidap penyakit infeksi (Kemenkes RI, 2011). Tingginya peresepan antibiotika untuk anak menyebabkan anak berisiko mendapatkan antibiotika yang kurang tepat. Penggunaan antibiotika pada anak memerlukan perhatian khusus karena ada beberapa dasar perbedaan penggunaan antibiotika untuk anak dengan orang dewasa misalnya terkait volume distribusi obat dalam tubuh, eliminasi maupun waktu paruhnya (IDAI, 2008). Selain itu juga, kekhawatiran klinisi tidak dapat membedakan infeksi dari penyebab lain selain bakteri misalnya virus, merupakan alasan utama klinisi memberikan antibiotika pada hampir semua anak yang menderita demam (Farida dkk, 2008).

  Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidakrasionalan penggunaan antibiotika di berbagai rumah sakit di Indonesia. Seperti pada penelitian mengenai kualitas penggunaan antibiotika di salah satu rumah sakit besar di Semarang dan Surabaya yang dilakukan oleh Hadi dkk (2008), ditemukan 30-80% peresepan antibiotika tidak tepat indikasi. Suatu survei juga pernah dilakukan oleh seorang peneliti sebelumnya tentang penggunaan antibiotika di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang menemukan ketidaksesuaian antara dosis yang diresepkan oleh dokter di rencana pengobatan dengan dosis yang ditulis oleh perawat di asuhan keperawatan dan akan diberikan kepada pasien yaitu sebesar 89,47% (Yuniftiadi dkk, 2010). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Borong (2012), di Rumah Sakit M.M Dunda Limboto, Gorontalo, ditemukan ketidaktepatan dosis penggunaan antibiotika untuk penyakit Gastroenteritis Acut (GEA), pneumonia, dan demam tifoid pada pasien anak sebesar 49,02 %. Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat ketidakrasionalan penggunaan antibiotika pada pasien anak terutama pada aspek tidak tepat indikasi dan dosis.

  Penggunaan antibiotika yang rasional adalah penggunaan antibiotika yang harus memenuhi tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan meminimalkan efek samping obat (ESO) yang ditimbulkan (WHO, 2001). Tujuan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) tahun 2011 yaitu ”Meningkatkan Kesadaran

  

Seluruh Pemangku Kepentingan dan Komponen Masyarakat Mengenai Dampak

Resistensi Kuman Akibat Penggunaan Antibiotik yang tidak Tepat” (Kemenkes

  RI, 2011) . Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh farmasis terkait hal itu adalah dengan melakukan evaluasi penggunaan obat yang rasional khususnya antibiotika. Cara yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan penggunaan antibiotika dan melakukan monitoring serta evaluasi penggunaan antibiotika di rumah sakit.

  Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho. Evaluasi penggunaan antibiotika dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti PDD (Perscribing Daily Dose), MMD (Minimum Marketed Dose), DU 90% (Drug Utilization 90%) dan DDD (Defined

  

Daily Dose ) (WHO, 2003). Penelitian ini menggunakan metode Defined Daily

Dose (DDD) 100 patient-days yang dikeluarkan oleh World Health Organization

  (WHO). Peneltian dilakukan di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman, karena ingin melihat kuantitas penggunaan antibiotika pada anak menggunakan model rumah sakit swasta yang ada di Yogyakarta. Rumah Sakit Panti Nugroho dipilih karena informasi mengenai pengurusan perizinan penelitian di rumah sakit ini cukup jelas. Selain itu, berdasarkan informasi dari Puskesmas Kecamatan Pakem, Sleman, penyakit infeksi telah mendominasi 10 besar penyakit terbanyak pada anak di wilayah Pakem. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan karena Rumah Sakit Panti Nugroho berada di wilayah tersebut, sehingga kemungkinan kasus infeksi pada anak banyak ditangani di rumah sakit tersebut. Pertimbangan lain yaitu di Rumah Sakit Panti Nugroho terdapat bangsal khusus anak, sehingga data yang tersedia akan mendukung terlaksananya penelitian ini. Ketiga pertimbangan tersebut membuat Rumah Sakit Panti Nugroho dipilih menjadi lokasi penelitian.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penyakit infeksi pada pasien anak di Rumah Sakit Panti Nugroho Sleman, pola peresepan antibiotika, dan kuantitas penggunaan antibiotika yang dievaluasi dengan metode DDD 100

  

patient-days selama periode Februari-Juli 2013. Hasil penelitian diharapkan dapat

  menjadi bahan evaluasi bagi rumah sakit terkait hubungannya dengan kuantitas penggunaan antibiotika pada rumah sakit tersebut. Evaluasi tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya penggunaan antibiotika yang lebih rasional, pengurangan mortalitas pasien, berkurangnya biaya perawatan kesehatan dan mencegah permasalahan global resistensi.

  1. Perumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, didapat tiga rumusan masalah dalam penelitian ini terkait penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho periode Februari-Juli 2013. Tiga rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut.

  a. Seperti apakah pola penyakit pasien anak yang menerima peresepan antibiotika di bangsal anak rawat inap Rumah Sakit Panti Nugroho selama periode Februari – Juli 2013 ?

  b. Seperti apakah pola peresepan antibiotika pada pasien anak yang menerima antibiotika di bangsal anak rawat inap Rumah Sakit Panti Nugroho selama periode Februari – Juli 2013 ? c.Seperti apakah gambaran kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak di bangsal anak rawat inap Rumah Sakit Panti Nugroho selama periode Februari – Juli 2013 yang dihitung dengan metode DDD 100

  patient-days ?

  2. Keaslian Penelitian

  Dari hasil penelusuran pustaka diketahui telah banyak penelitian serupa yang pernah dilakukan dan dipublikasikan. Berikut adalah penelitian-penelitian serupa beserta perbedaan-perbedaannya dengan penelitian ini.

  a. “Studi Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Sistem ATC/DDD dan Kriteria Gyysens di Bangsal Penyakit Dalam RSUP DR.M.Djamil Padang.” Penelitian ini dilakukan oleh Lestari dkk (2011), dengan jenis penelitian observasional

  

cross-sectional . Penelitian dilakukan di bangsal penyakit dalam. Penggunaan

  antibiotika dievaluasi secara kuantitatif dengan sistem ATC/DDD dan kualitatif menggunakan metode Gyysens. Hasil yang diperoleh dari 105 peresepan adalah terbanyak seftriakson yaitu 38,955DDD/100pasien-hari dengan kode ATC J01DD04 sedangkan yang paling sedikit gentamisin yaitu 0,507DDD/100pasien-hari dengan kode ATC J01DH02. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada tempat dan lokasi penelitian, periode penelitian, serta metode yang digunakan. Pada penelitian Lestari dkk (2011) menggunakan metode DDD dan Gyysens. Pada penelitian di RS Panti Nugroho ini hanya menggunakan metode DDD.

  b. “Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotika di Intensive Care Unit (ICU) RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli-Desember 2009” yang dilakukan oleh Yuniftiadi dkk (2010). Pada penelitian Yuniftiadi dkk (2010) ini, pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling dan diperoleh antibiotika yang paling banyak digunakan adalah seftriakson dengan nilai 62,2 DDD/100 pasien. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat dan lokasi penelitian, periode penelitian, serta teknik pengambilan sampel. Pada penelitian oleh Yuniftiadi dkk (2010) dilakukan teknik pengambilan sampel dengan metode simple random sampling pada catatan medik di ICU RSUP Dr.Kariadi periode Juli-Desember 2009. Pada penelitian di Rumah Sakit Panti Nugroho ini menggunakan metode studi populasi dengan mengambil seluruh unit sampel pada catatan medik semua pasien yang menerima antibiotika di bangsal anak RS Panti Nugroho selama periode penelitian.

  c. “Kuantitas Penggunaan Antibiotika di Bangsal Bedah dan Obsgin RSUP DR.

  Kariadi setelah Kampanye Program Pencegahan Pengendalian Resistensi Antibiotika (PP-PPRA)”. Penelitian ini dilakukan oleh Laras (2012), dengan menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan prospektif.

  Hasil yang didapat adalah nilai DDD 100 patient-days antibiotika di bangsal bedah lebih tinggi daripada di bangsal obsgin. Jenis antibiotika yang tidak sesuai dengan pedoman penggunaan antibiotika secara statistik lebih banyak di bangsal bedah. Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak pada tempat dan periode penelitian serta teknik pengambilan data. Penelitian oleh Laras (2012) dilakukan pengambilan data dengan mengikuti perkembangan kasus pasien selama perawatan (prospektif). Pada penelitian di Rumah Sakit Panti Nugroho ini mengambil catatan medik pada periode tertentu di masa lampau (retrospektif).

  d. Rasionalitas penggunaan antibiotika di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi pada periode Agustus – Desember 2011 yang dilakukan oleh Febiana (2012), merupakan penelitian deskriptif dengan studi retrospektif. Data yang diambil adalah data penggunaan antibiotika dari catatan medik pasien anak selama periode Agustus-Desember 2013 untuk dinilai kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotikanya. Sampel diambil dengan cara stratified random

  sampling. Kuantitas dinilai dengan menghitung Defined Daily Dose / 100

  pasien. Dari hasil yang didapat terdapat ketidaktepatan penggunaan antibiotika di Bangsal Anak RSUP Dr. Kariadi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah tempat penelitian, periode penelitian, teknik pengambilan sampel, serta metode penelitian. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh Febiana (2012) adalah stratified random sampling. Pada penelitian ini adalah studi populasi dengan mengambil seluruh unit sampel pada catatan medik semua pasien yang menerima antibiotika di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho. Metode penelitian pada Febiana (2012) menggunakan metode DDD dan Gyysens. Pada penelitian di Rumah Sakit panti Nugroho ini hanya menggunakan metode DDD.

  e. Penelitian tentang kuantitas penggunaan antibiotika dirumah sakit di Belanda oleh Filius et al., (2005), data diambil secara retrospektif berdasarkan sistem ATC dan dosis harian dievaluasi berdasarkan metode Defined Daily Dose

  

(DDD). Hasil yang didapat adalah total nilai DDD antibiotika pada tahun 1997-

  2001 berturut-turut adalah 47,2 ; 47,7 ; 50,0 ; 52,1 dan 54,7 DDD 100 patient-

  days . Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada tempat dan lokasi penelitian serta periode penelitian.

  Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya seperti tempat atau lokasi penelitian yang berbeda akan memberikan informasi karakteristik demografi subyek penelitian yang berbeda. Begitu juga dengan waktu pelaksanaan penelitian yang berbeda akan memberikan informasi karakteristik pola penggunaan antibiotika yang berbeda pula. Perbedaan-perbedaan paparan di atas mempertegas bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan dan diharapkan memberikan suatu informasi yang baru.

  3. Manfaat penelitian

  a. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi Rumah Sakit Panti Nugroho, terkait dengan hasil dari perhitungan kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien anak di bangsal anak rawat inap agar penggunaan antibiotika menjadi lebih selektif.

  b. Dapat digunakan sebagai data-data ilmiah untuk bahan pembelajaran mengenai rasionalitas penggunaan antibiotika dari aspek kuantitas menggunakan metode DDD (Defined Daily Dose) untuk penelitian selanjutnya.

  B.

  

Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum

  Untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013 dikaji dari segi kuantitas penggunaanya menggunakan metode DDD (Defined Daily dose)100 patient-days.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mendeskripsikan pola penyakit pasien yang menerima antibiotika di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013.

  b. Mendeskripsikan pola peresapan antibiotika pada pasien rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho pada periode Februari – Juli 2013. c.

  Menghitung kuantitas penggunaan antibiotika pada pasien rawat inap di bangsal anak Rumah Sakit Panti Nugroho selama periode Februari – Juli

  .

  2013 yang dihitung berdasarkan konsep DDD

BAB II A. Penelaahan Pustaka 1. Definisi antibiotika Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yang

  mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bahkan membunuh mikroorganisme. Antibiotika merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di dunia. Antibiotika yang relatif non-toksik bagi hospes digunakan sebagai agen kemoterapetik untuk pengobatan penyakit infeksi pada manusia, hewan dan tanaman. Istilah ini sebelumnya digunakan terbatas pada zat yang dihasikan oleh mikroorganisme, tetapi penggunaan istilah ini meluas meliputi senyawa sintetik dan semisintetik dengan aktivitas kimia yang mirip (WHO, 2006 dan Dorland, 2010).

2. Klasifikasi Antibiotika berdasarkan daya kerjanya

  Klasifikasi antibiotika berdasarkan daya kerjanya dibagi menjadi bakeriostatik dan bakterisida. Antibiotika bakteriostatik, yaitu antibiotika yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri (menghambat sintesis protein). Contohnya kelompok tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan linkomisin.

  Antibiotika bakterisida, yaitu antibiotika yang mematikan bakteri tersebut (menghambat biosintesis dinding sel bakteri). Contoh antibiotika rifampisin. Biosintesis dinding sel bakteri menjadi terganggu sehingga bakteri tersebut tidak mampu mengatasi perbedaan tekanan osmosis di luar dan di dalam sel bakteri dan mengakibatkan kehancuran (Wattimena dkk, 1991).

3. Klasifikasi antibiotika berdasarkan mekanisme aksinya : a. Antibiotika yang menginhibisi atau merusak sintesis dinding sel bakteri.

  Contohnya : vankomisin, penisilin, dan sefalosporin (Rudolph, 2003).

  1). Vankomisin

  Vankomisin paling efektif digunakan melalui rute intravena (IV) dan hanya aktif pada bakteri gram positif, khususnya golongan kokus, karena indikasi utama obat ini adalah untuk septikimia atau streptokokus yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus, streptokokus, atau enterokokus. Penggunaan vankomisin biasanya dipakai oleh penderita yang alergi penisllin dan sefalosporin karena vankomisin sifatnya yang lebih toksik. Efek samping obat ini bisa menyebabkan ketulian permanen dan uremia apabila diberikan pada dosis yang besar, pasien penderita gagal ginjal, dan pemejanan atau terapi yang lama. Selain itu juga dapat menyebabkan tromboflebitis pada pemejanan IV yang cukup lama. Efek samping yang paling sering terjadi adalah kemerahan (The red man syndrome) (Syarif dkk, 2007).

  Contoh antibiotika golongan vankomisin adalah fosfomisin. Nilai DDD untuk fosfomisin rute parenteral menurut WHO adalah 8 gram. Untuk nilai DDD fosfomisin rute oral adalah 3 gram (WHO, 2006).

  2). Penisilin

  Antibiotika golongan penisilin adalah obat yang stabil dalam suasana asam dan diabsorbsi dengan cepat di saluran pencernaan serta tidak tergantung adanya makanan di lambung. Penisilin sangat efektif terhadap bakteri gram positif maupun negatif. Bakteri gram positif contohnya Enterokokus, dan bakteri gram negatif contohnya E. coli, salmonella, N. Meningitis, Diplokokus pneumonia. Indikasi dari obat ini adalah digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran pencernaan maupun saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan negatif. Penggunaan pada wanita hamil harus sangat hati-hati. Efek samping yang sering terjadi adalah bercak kemerahan dan gatal, shock anafilaksis, mual, muntah serta diare (Junaidi, 2012).

  Contoh antibiotika golongan penisilin adalah amoksisilin dan ampisilin. Nilai DDD amoksisilin untuk rute oral maupun parenteral adalah 1 gram. Nilai DDD untuk ampisilin baik oral maupun parenteral adalah 2 gram (WHO, 2006).

  3). Sefalosporin

  Sama halnya dengan antibiotika beta laktam lain, mekanisme kerja antibiotika sefalosporin adalah menghambat sisntesis dinding sel mikroba yaitu reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.

  a. Generasi I : aktif pada bakteri gram positif. Pada umumnya tidak tahan terhadap beta laktamase. Contohnya : sefalotin, sefazolin, sefradin, sefaleksin, sefadroksil. Golongan ini digunakan secara oral pada infeksi saluran kemih ringan dan pada infeksi saluran pernapasan yang tidak serius.

  b. Generasi II : lebih aktif terhadap kuman gram negatif dan lebih kuat terhadap beta laktamase. Contohnya : sefaklor, sefamandol, sefmetazol dan sefuroksim.

  c. Generasi III : lebih aktif terhadap bakteri gram negatif daripada generasi I dan

  II, meliputi P.aeruginosa dan bacteriodes. Contohnya : sefotaksim, seftriakson, sefiksim, seftazidim digunakan secara parenteral. Standar DDD untuk antibiotika sefotaksim, sefiksim, seftriakson, dan seftazidim berturut-turut adalah 4 ; 0,4; 2 dan 4 gram (WHO, 2006).

  d. Generasi IV : bersifat sangat resisten terhadap beta laktamase. Contohnya : sefpirom dan sefepim (Syarif dkk, 2007).

  Efek samping dari penggunaan sefalosporin adalah urtikaria, demam, eosinofil,

  shock anafilaksis jarang terjadi, kenaikan SGOT, nekrosis tubulus, bahaya

  nefrotoksik juga jarang terjadi tetapi dapat menembus plasenta pada ibu hamil (Wattimena dkk, 1991). e.Antibiotika yang menginhibisi atau mengganggu metabolisme asam nukleat bakteri. Contohnya : rifampin, kuinolon, dan metronidazol (Syarif dkk, 2007).

  4). Rifampin

  Rifampin menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat secara kuat RNA polimerase yang bergantung pada DNA bakteri. Resistensi rifampin berkembang sebagai mutasi kromosom yang sangat cepat sehingga

  Efek samping dan toksisitas dari rifampin yang biasanya terjadi pada minggu pertama pengobatan adalah kadang-kadang muncul gangguan perut, rasa kaku pada kaki, nyeri pada otot dan persendian (Wattimena dkk, 1991).

  Contoh antibiotika golongan rifampin adalah rifampisin. Rifampisin memiliki nilai DDD 0,6 gram untuk rute oral maupun parenteral dengan kode ATC J04AB02 (WHO, 2006).

  5). Kuinolon dan Flourokuinolon

  Semua obat golongan kuinolon dan flourokuinolon merupakan penghambat kuat sintesis asam nukleat. Obat ini menghambat kerja DNA girase, enzim yang bertanggung jawab pada terbuka dan tertutupnya lilitan DNA serta bersifat bakterisid. Kuinolon digolongkan menjadi : a. Generasi I : digunakan pada infeksi saluran kemih tanpa komplikasi.Yang termasuk kelompok ini adalah asam nalidiksat dan pipemidat.

  b. Generasi II : senyawa seperti fluorokuinolon, siprofloksasin, norfloksasin, pefloksasin, ofloksasin merupakan golongan obat dalam kelompok antibiotika ini. Spektrum kerjanya bersifat lebih luas meliputi gram positif dan dapat digunakan untuk infeksi sistemik lain (Syarif dkk, 2007).

  Antibiotika golongan siprofloksasin baik oral maupun parenteral memiliki nilai DDD yang ditetapkan oleh WHO sebesar 0,6 gram. Sesuai dengan klasifikasi ATC, siprofloksasin baik oral maupun parenteral memiliki kode J01MA02 (WHO, 2006).

  6). Metronidazol

  Antibiotika metronidazol spesifik untuk bakteri yang bersifat anaerob, dan paling aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif seperti : bacteroides dan

  

fusobacterium yang umumnya memiliki konsentrasi hambat minimum (MIC) 3,12

  mg/L. Metronidazol bisa digunakan melalui rute intravena, oral maupun secara rektal. Pasien yang menerima terapi metronidazol biasanya mengalami mual dan bau logam. Efek samping yang ditimbulkan adalah neuropati, enselopati, dan neutropenia. Untuk penyakit radang usus besar yang disebabkan karena C.

  

difficile, metronidazol adalah pilihan yang tepat apabila dikombinasikan dengan

vankomisin (Rudolph, 2003).

  Metronidazol untuk pemberian rute oral dan rektal memiliki standar nilai DDD yang ditetapkan oleh WHO adalah 2 gram. Untuk metronidazol intravena memiliki nilai DDD 1,5 gram (WHO, 2006).

  b. Antibiotika yang menginhibisi atau menghambat sintesis protein bakteri.

  Contohnya : aminoglikosida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, dan klindamisin.

  1). Aminoglikosida

  Golongan aminoglikosida adalah golongan antibiotika yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis, diare, amubiasis, infeksi mata, telinga, kulit dan sebagai antiinflamasi. Mekanisme kerjanya terikat pada subunit 30S dari ribosom sehingga tidak terbentuk sub unit 70S sehingga terjadi penghambatan sintesis

  Efek samping dari aminoglikosida yaitu dapat menyebabkan pendengaran hilang secara permanen, muncul gejala-gejaln pusing dan vertigo.

  Pada pasien usia lanjut sering terjadi efek samping nefrotoksisitas, terutama pada pasien yang mengalami gangguan fungsi ginjal (Wattimena dkk, 1991).

  Contoh antibiotika golongan aminoglikosida adalah gentamisin dan amikasin. Standar nilai DDD yang ditetapkan oleh WHO untuk amikasin adalah 1 gram. Nilai DDD untuk gentamisin parenteral dan bead chain adalah 0,24 gram (WHO, 2006).

  2). Tetrasiklin

  Pengobatan tetrasiklin ditujukan untuk dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 8 tahun dan mengalami infeksi yang disebabkan oleh M.

  

pneumoniae, Q. fever, psittacosis, brucellosis, Spesies rickettsial, dan

Lymphogranuloma venereum. Tetrasiklin juga bisa diindikasikan untuk

  pengobatan gonorrhea dan sifilis untuk pasien yang alergi terhadap penisilin namun tidak dalam kondisi hamil. Doksisiklin adalah salah satu obat golongan tetrasiklin yang efektif untuk mengobati diare yang disebabkan karena bakteri E. dan meningitis karena Neisseria meningitidis atau anthrax. Efek samping dan

  coli

  toksisitas tertrasiklin yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah pengaruhnya pada jaringan berkapur. Anak yang menerima antibiotika tetrasiklin baik jangka panjang atau pendek akan menyebabkan gigi berwarna coklat kehitaman. Pengobatan dapat dilakukan apabila anak sudah berusia diatas 8 tahun.

  Efek samping lainnya adalah fototoksisitas, toksisitas pada hati, ginjal, dan reaksi

  3). Kloramfenikol

  Kloramfenikol bekerja dengan mengikat sub unit ribosom 50S dan menghambat peptidiltransferase dalam sintesis protein. Resistensi terhadap kloramfenikol umumnya karena inaktivasi antibiotika dari kloramfenikol asetiltransferase (Sosa et al, 2010).

Dokumen yang terkait

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode PDD (Prescribed Daily Dose) dan DDD (Defined Daily Dose) pada pasien rawat inap di sebuah Rumah Sakit Pemerintah di Yogyakarta periode Januari – Juni 2014.

46 319 99

Evaluasi penggunaan antibiotika pada penyakit infeksi saluran pernafasan akut kelompok pediatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Juli-September 2013.

2 8 90

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari-Juni 2013.

0 1 25

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013.

0 3 77

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Evaluasi penggunaan antibiotika dengan motede DDD (Defined Daily Dose) pada pasien anak rawat inap di sebuah Rumah Sakit pemerintah di Yogyakarta periode Januari Juni 2013

0 1 9

Evaluasi penggunaan obat pada pasien pasca bedah sesar di Bangsal Bakung Timur Rumah Sakit Sanglah Denpasar periode Februari 2007 - USD Repository

0 1 148

Evaluasi penggunaan antibiotika berdasarkan metode Prescribed Daily Dose (PDD) pada pasien anak rawat inap di Bangsal INSKA II RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode Januari - Juni 2013 - USD Repository

0 0 75

Evaluasi penggunaan antibiotika selama kemoterapi pada pasien kanker payudara periode Januari 2010-Januari 2012 di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 178

Evaluasi drug related problems penggunaan antihipertensi pada pasien geriatri dengan peningkatan tekanan darah di bangsal rawat inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Agustus 2013 - USD Repository

0 0 142