UPAYA AWAL MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN SISWA-SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE UMAT SKRIPSI

UPAYA AWAL MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN SISWA-SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP

  

KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE UMAT

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Widaryanto NIM: 041124017

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta Ayahku (Anes Ronseng), Ibuku (Sunartiyah),

  Adikku (Supriyono, Ratnawati dan Indra Septiawan), Istriku (Theresia Ria Noviana), Anakku (C. Zerry Enggank Pratama) dan Siswa-siswa SMU Seminari St. Paulus Nyarumkop

  Kalimantan Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

  ”Berbahagialah orang yang bertahan dalam percobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia”.

  (Yak 1: 12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul ”UPAYA AWAL MENINGKATKAN

  

SEMANGAT PERSAUDARAAN SISWA-SISWA SMA SEMINARI SANTO

PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE

UMAT”. Penulis memilih judul ini berpangkal dari keprihatinan penulis terhadap

situasi persaudaraan yang terjadi dalam kehidupan di Seminari Menengah St.

  Paulus Nyarumkop. Pada kenyataannya semangat persaudaraan di seminari belum dialami sepenuhnya oleh para seminaris. Para siswa seminari belum mampu menerima kehadiran orang lain apa adanya dan lebih mementingkan kepentingannya sendiri dan kelompoknya. Disamping itu pembinaan semangat persaudaraan yang dilakukan oleh pembina seminari masih kurang berjalan sebagaimana mestinya. Pembina perlu tanggap dengan permasalahan yang dihadapi oleh para siswa seminari yakni dengan mengusahakan materi, metode, dan sarana yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan para seminaris.

  Persoalan skripsi ini adalah bagaimana meningkatkan semangat persaudaraan di Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat melalui katekese umat sehingga hal-hal yang menghambat persaudaraan dapat diatasi dengan semestinya. Untuk mengetahui sejauhmana persaudaraan para seminaris, maka diadakan penelitian melalui pengumpulan data di lapangan dengan menyebarkan kuesioner kepada para siswa seminari. Disamping itu, penulis juga melakukan studi pustaka untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang diharapkan dapat dipakai membantu para seminaris mengembangkan persaudaraan di seminari.

  Skripsi ini menawarkan katekese umat untuk membantu para seminaris dalam meningkatkan semangat persaudaraan di seminari. Diharapkan katekese umat dapat membantu para seminaris sehingga persaudaraan semakin hidup di dalam seminari. Oleh karena itu, melalui katekese umat penulis memberikan sumbangan dalam rangka membantu para seminaris agar semakin mengupayakan semangat persaudaraan sehingga kedamaian dan keharmonisan akan dapat hidup dan berkembang dalam kehidupan kita sehari-hari. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  This thesis is entitled "INITIAL EFFORT TO ENHANCE THE SPIRIT OF BROTHERHOOD OF STUDENTS-STUDENT SMA SEMINARY SAINT PAUL WEST KALIMANTAN NYARUMKOP TRACES THROUGH catechesis. " The author chose this title stems from the concerns of the authors of the fraternity situation that occurred in the life at the Seminary High St. Paul Nyarumkop. In fact the spirit of brotherhood in the seminary has not been fully experienced by the seminarians. The seminary students are not able to accept the presence of other people as it is and more concerned with its own interests and his group. Besides coaching the spirit of brotherhood that carried out by builder seminary is still lacking running as it should. The coach needs to respond to the problems faced by the students of the seminary which is to seek the materials, methods and tools appropriate to the situation and needs of the seminarians.

  The problem this thesis is how to promote the spirit of brotherhood in the Seminary High St. Paul Nyarumkop West Kalimantan through catechesis the people so that things that inhibit the fraternity can be addressed properly. To find out how far the brotherhood of the seminarians, then held research through data collection in the field by distributing questionnaires to seminary students. In addition, the authors also do library research to gain insights that are expected to be used to help seminarians develop a fraternity at the seminary.

  This thesis offers catechesis people to help the seminarians in enhancing the spirit of brotherhood in the seminary. Catechesis of the people expected to help the seminarians to live in brotherhood the seminary. Therefore, through catechesis people contributing author in order to help the seminarians to increasingly seek the spirit of brotherhood so that peace and harmony will be able to live and thrive in our daily lives. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa karena atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”UPAYA AWAL MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN SISWA-SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE UMAT”. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan limpah terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Drs. H.J. Suhardiyanto SJ, selaku dosen pembimbing utama yang dengan kerelaan dan kesadaran mendampingi, memberi masukan serta mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal hingga selesai.

  2. Drs. Ya. C.H. Mardiraharjo, selaku penguji II sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik yang dengan setulus hatinya membimbing, memberi perhatian, dan memberi dukungan kepada penulis.

  3. Y.H. Bintang Nusantara, M. Hum, selaku penguji III yang memberi semangat dan kegembiraan dan meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukan berkaitan dengan isi skripsi ini.

  4. Para dosen dan Staf karyawan IPPAK yang telah memberikan dukungan selama ini.

  5. Pimpinan, Pastor Paroki dan Pembina Asrama Seminari St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat yang telah memberikan tempat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian, serta dukungan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  6. Siswa-siswa Seminari St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat yang memberikan dukungan kepada penulis dengan bersedia mengisi kuesioner yang disebarkan.

  7. Ayahku Anes Ronseng, Ibuku Sunartiyah, Adikku Supriyono, Ratnawati dan Indra Septiawan dan sanak saudara yang tercinta, yang selalu menyemangati dan membiayai penulis selama studi di IPPAK.

  8. Mertuaku F. Suparman dan Lidya Maryasih dan kakak iparku FX. Yoga Yuwana, S.Pd., Yulius Dedi Respiadi, AMK, Yohana Nely Damayanti, S.Psi., atas doa dan dukungannya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

  9. Spesial buat yang tercinta, Theresia Ria Noviana yang selalu berada disampingku saat aku membutuhkan seseorang untuk berbagi, baik suka maupun duka. Terima kasih atas kesabaran, kasih dan sayang yang telah yayang berikan.

  10. Untuk buah hatiku, C. Zerry Enggank Pratama yang membuat hari-hariku menjadi lebih indah dan penuh warna.

  11. Sahabatku Aci, Dede, Lapin, Hermas Jablay, Muji, Togar, Kentung, Maria, Sr. Yeni, FDCC., Sr. Olga, PRR., Santi, Anto yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Teman-teman seangkatan 2004-2006 yang telah meneguhkan, dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN .......... .....................................................................

  1 A. Latar Belakang ...................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  4 C. Tujuan Penulisan ................................................................................

  5 D. Manfaat Penelitian .............................................................................

  5 E. Metode Penulisan ...............................................................................

  6 F. Sistematika Penulisan ........................................................................

  6 BAB II. KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN ....................................................

  8 A. Gambaran Umum Katekese Umat .....................................................

  8 1. Pengertian Katekese Umat ..........................................................

  8 2. Isi Katekese Umat .......................................................................

  9 3. Peserta Katekese Umat ...............................................................

  10 4. Tujuan Katekese Umat ................................................................

  11 5. Model-Model Katekese Umat .....................................................

  13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Model Biblis ........................................................................

  18 c. Model Campuran .................................................................

  20

  6. Shared Christian Praxis Sebagai Contoh Katekese Umat Model Pengalaman Hidup ......................................................................

  22 a. Pengertian SCP ....................................................................

  22 b. Langkah-Langkah Shared Christian Praxis (SCP) .............

  25 B. Semangat Persaudaraan .....................................................................

  31 1. Pengertian Persaudaraan .............................................................

  31 2. Ciri-ciri Hidup Persaudaraan .....................................................

  33 3. Nilai-Nilai yang Mendukung Persaudaraan ................................

  34 a. Cinta Kasih ..........................................................................

  34 b. Keadilan ..............................................................................

  35 c. Solidaritas ...........................................................................

  35 d. Toleransi .............................................................................

  36 e. Perdamaian .........................................................................

  37 4. Hal-Hal yang Menghambat Persaudaraan ..................................

  38 a. Egoisme ..............................................................................

  38 b. Prasangka dan Curiga .........................................................

  39 c. Kurang Keterbukaan ...........................................................

  40 d. Fanatisme ............................................................................

  40 e. Kurang Mengampuni ..........................................................

  41 5. Pentingnya Pembinaan Semangat Persaudaraan ........................

  42 C. Peranan Katekese Umat dalam Meningkatkan Semangat Persaudaraan .....................................................................................

  44

  1. Katekese Umat dapat Membantu Umat untuk Memahami Hidup Persaudaraan ..............................................................................

  45

  2. Katekese Umat dapat Membantu Umat Semakin Menghayati Semangat Persaudaraan .............................................................

  46

  3. Katekese umat dapat Mengarahkan Umat Pada Transformasi Diri ..............................................................................................

  47 BAB III. GAMBARAN UMUM HIDUP PERSAUDARAAN SISWA- SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT ..............................................................

  48 A. Gambaran Umum SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop ...............

  48

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Visi SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop ...............................

  49 3. Misi SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop ..............................

  49 4. Hak dan Kewajiban Seminaris ...................................................

  49 5. Latar Belakang Siswa SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop ..

  50 6. Tenaga Pembina Seminari .........................................................

  51 7. Jadual Kegiatan Harian dan Tahunan ........................................

  52 a. Jadual Kegiatan Harian .......................................................

  52 b. Jadual Kegiatan Tahunan .....................................................

  53 8. Bentuk Pembinaan Iman Siswa Seminari ..................................

  55 a. Hidup doa ............................................................................

  55 b. Refleksi ...............................................................................

  55 c. Rekoleksi ............................................................................

  56 d. Retret ...................................................................................

  56 B. Metodologi Penelitian .......................................................................

  57 1. Tujuan Penelitian .......................................................................

  57 2. Manfaat Penelitian .....................................................................

  57 3. Jenis Penelitian ..........................................................................

  58 4. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

  59 5. Responden Penelitian .................................................................

  59 6. Instrumen Penelitian ..................................................................

  60 7. Variabel Penelitian .....................................................................

  60 8. Teknik Analisis Data .................................................................

  61 C. Laporan Hasil Penelitian ...................................................................

  61 1. Hasil Penelitian ..........................................................................

  61 a. Identitas Responden ............................................................

  62 b. Pemahaman Siswa Mengenai Semangat Persaudaraan ......

  63

  c. Hidup Persaudaraan di Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop .........................................................................

  65

  d. Faktor Pendukung dan Penghambat Hidup Persaudaraan di Seminari beserta Pembinaan yang Diupayakan oleh Pihak Seminari ..............................................................................

  70

  e. Peranan Katekese Umat dalam Membangun Semangat

  f. Usulan Katekese Umat yang Diharapkan dapat Meningkatkan Semangat Persaudaraan di Seminari ...........

  82 2. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................

  84 a. Identitas Responden ............................................................

  84 b. Pemahaman Siswa Mengenai Semangat Persaudaraan ......

  85

  c. Hidup Persaudaraan di Seminari Menengah St. Paulus Nyarumkop .........................................................................

  88

  d. Faktor Pendukung dan Penghambat Hidup Persaudaraan di Seminari beserta Pembinaan yang Diupayakan oleh Pihak Seminari ..............................................................................

  93

  e. Peranan Katekese Umat dalam Membangun Semangat Persaudaraan Di Seminari ................................................... 100

  f. Usulan Katekese Umat yang Diharapkan dapat Meningkatkan Semangat Persaudaraan di Seminari ........... 104

  3. Kesimpulan Penelitian ............................................................... 107

  BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT .............................................................. 111 A. Pengertian Program Katekese Umat ................................................. 111 B. Latar belakang Penyusunan Program Katekese Umat ...................... 112 C. Alasan Pemilihan Tema .................................................................... 113 D. Usulan Program Katekese Umat ....................................................... 115 E. Contoh Satuan Persiapan Katekese Umat I ...................................... 120 F. Contoh Satuan Persiapan Katekese Umat II ..................................... 134 G. Catatan Atas Pelaksanaan Program .................................................. 148 BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 150 A. Kesimpulan ....................................................................................... 150 B. Saran ................................................................................................. 152 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 157 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran Lampiran 1 : Jadwal Harian Seminari Menengah Santo Paulus

  Nyarumkop ............................................................................ (1) Lampiran 2 : Hak, Kewajiban dan Larangan Bagi Seminaris .................... (2) Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian ............................................................. (3) Lampiran 4 : Surat Permohonan Ijin .......................................................... (4) Lampiran 5 : Teks Lagu ............................................................................. (5) Lampiran 6 : Teks Kitab Suci .................................................................... (6) Lampiran 7 : Teks Cerita ............................................................................ (7)

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR SINGKATAN

A. SINGKATAN KITAB SUCI

  KS : Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan yang terdapat dalam daftar singkatan Alkitab Deuterokanonika (1995) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.

  B. SINGKATAN DOKUMEN RESMI GEREJA

  CT : Catechese Trandendae, Ajaran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Katekese Masa Kini.

  GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di dunia dewasa ini.

  AG : Ad Gentes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja.

  C. SINGKATAN LAIN

  St : Santo/Santa SMA : Sekolah Menengah Atas SMP : Sekolah Menengah Pertama SMK : Sekolah Menengah Kejuruan PPKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se-Indonesia SCP : Shared Christian Praxis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERUM : Persekolahan untuk Masyarakat KWI : Konferensi Waligereja Indonesia Art : Artikel KOMKAT : Komisi Kateketik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semangat persaudaraan di tengah arus perkembangan jaman yang semakin

  canggih dewasa ini banyak mengalami kemunduran. Orang lebih banyak mementingkan kepentingannya sendiri-sendiri dan kurang memperdulikan kepentingan orang lain. Sikap cuek dan tidak mau perduli dengan kepentingan orang lain menjadi suatu gambaran dimana orang sudah tidak lagi mampu memaknai arti dari suatu persaudaraan. Persaudaraan tidak hanya sekedar karena engkau berguna buat saya, karena kau dan aku sering jumpa, lantaran kita sama- sama pintar, satu tempat teduh, satu organisasi ataupun satu bangsa. Gereja mengajak umat manusia untuk membangun persaudaraan yang didasarkan pada cinta kasih terhadap Tuhan dan sesama. Manusia perlu membangun persaudaraan dengan memberi diri secara tulus, saling mengembangkan sifat-sifat pribadi manusia dan membela hak-hak asasi manusia (GS, art. 25), karena Allah menciptakan manusia bukan untuk hidup sendiri melainkan untuk membentuk persatuan sosial.

  Anak-anak seminari menengah yang tergabung dalam satu asrama Widya Nyarumkop kadang mengalami hal yang kurang lebih sama seperti yang diutarakan di atas. Menurut pengamatan dan pengalaman penulis selama di seminari, para seminaris dalam pergaulan dan kehidupannya sehari-hari cenderung bergaul dengan teman-teman sesama angkatan dan teman-teman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  di sukai saja serta yang menguntungkan bagi dirinya. Disamping itu, mereka juga terkadang kurang akur antara satu dengan yang lainnya dan tidak sedikit yang suka membuat kelompok sendiri-sendiri. Tidak hanya itu saja, anak-anak yang duduk di kelas dua maupun kelas tiga seringkali menganggap diri sebagai senior dan kurang menunjukkan rasa persaudaraan kepada adik kelasnya. Mereka terkadang bertindak sesuka hati mereka. Mereka ingin dihormati dan disegani oleh adik-adik kelasnya sehingga sikap mereka terhadap adik-adik kelas suka main suruh atau perintah. Situasi seperti ini tentunya perlu mendapat perhatian dan tanggapan yang serius dari berbagai pihak terutama dari para pembina asrama yang membina dan membimbing mereka, karena para seminaris adalah calon- calon imam yang nantinya menggembalakan umat. Sebagai calon imam, hendaknya para seminaris dapat menjadi contoh dan teladan bagi umat dalam membina hubungan yang baik dengan orang lain dan dapat hidup bersaudara dengan siapa saja.

  Upaya untuk meningkatkan semangat persaudaraan sudah terjadi di dalam asrama dan secara umum cukup berjalan baik. Namun yang menjadi kendalanya ialah anak-anak yang ada di asrama ini berjumlah cukup banyak dan masih pada masa transisi atau labil sehingga sikap-sikap mereka masih menunjukkan sebagaimana permasalahan anak-anak muda pada umumnya. Disamping itu, para pembinanya juga tidak setiap saat bisa memantau gerak-gerik dan prilaku anak- anak asrama karena mereka juga mempunyai kesibukkan sendiri-sendiri, padahal kesadaran dan semangat persaudaraan dari anak-anak seminari harus tertanam dalam diri masing-masing. Anak-anak seminari perlu menjalin relasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  komunikasi yang baik dalam komunitasnya. Perlu dibangun semangat rekonsiliasi dimana antara sesama mau saling mengampuni, berani melintas batas dalam artian meninggalkan segala egoisme, perasaan tidak suka dan mampu menerima serta menghargai pribadi orang lain.

  Persaudaraan adalah suatu hal yang wajib dan penting sekali dalam membina hubungan horizontal dengan sesama manusia yaitu pada satu tujuan untuk menjauhkan manusia dari permusuhan. Persaudaraan membuat hidup menjadi lebih berwarna, tidak ada permusuhan, tidak ada rasa sakit hati dan hidup menjadi lebih berarti. Tuhan memanggil dan menghendaki manusia untuk saling membangun persaudaraan dan persahabatan di dunia ini. Rasul Paulus mengatakan: sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang (Roma, 12:18). Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara (Roma, 12:10). Jangan hakimi dan jangan hina saudaramu (Roma, 14:10-13). Paulus dalam suratnya kepada orang Ibrani mengatakan: Peliharalah kasih persaudaraan (Ibr, 13:1). Persaudaraan itu dilandasi suatu semangat membina kekerabatan yang baik dengan siapapun dan dimanapun tanpa ada suatu kepentingan lain.

  Berbagai usaha dibuat oleh pihak seminari untuk meningkatkan persaudaraan di antara para seminaris antara lain lewat kegiatan-kegiatan yang ada di seminari. Menurut penulis, salah satu kegiatan yang dapat menolong para seminaris semakin memperhatikan, menghormati, jujur, terbuka dan menghargai perbedaan yang ada adalah melalui katekese. Katekese yang dimaksud lebih pada komunikasi iman (Huber, 1981:15). Dalam katekese, para seminaris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dimungkinkan dapat meningkatkan persaudaraan dengan saling berbagi pengalaman hidup sehingga di antara mereka terjadi komunikasi. Komunikasi yang baik membuahkan persaudaraan, saling pengertian, keterbukaan dan saling menghargai. Komunikasi berlangsung dalam suasana bebas, akrab dan mempunyai tujuan. Masing-masing para seminaris bebas mengungkapkan pengalamannya dalam suasana kekeluargaan sehingga sampai pada persaudaraan yang mendalam.

  Dengan melihat permasalahan yang terjadi, penulis menawarkan katekese umat sebagai usaha membantu para seminaris dalam meningkatkan semangat persaudaraan di SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop. Dalam katekese umat ini diharapkan dapat membantu para seminaris sungguh-sungguh memahami, menghayati dan mengarahkan mereka pada transformasi diri. Menanggapi hal tersebut, maka penulis terdorong mengambil judul skripsi: “Upaya Awal

  

Meningkatkan Semangat Persaudaraan Siswa-Siswa SMA Seminari St.

Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat melalui Katekese Umat” .

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, masalah skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa makna dari persaudaraan? 2.

  Apa kendala siswa seminari mewujudkan semangat persaudaraan? 3. Katekese Umat bagaimana yang mendukung semangat persaudaraan siswa- siswa seminari St. Paulus Nyarumkop?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penulisan

  Tujuan dari penulisan ini untuk: 1. Menjelaskan makna persaudaraan.

  2. Menguraikan kendala siswa seminari dalam mewujudkan semangat persaudaraan

3. Menguraikan Katekese Umat yang mendukung semangat persaudaraan siswa- siswa di Seminari St. Paulus Nyarumkop.

D. Manfaat Penulisan 1.

  Bagi Pembina asrama seminari Nyarumkop dan pembina asrama seminari yang lain.

  Penulisan ini merupakan sumbangan pemikiran guna meningkatkan semangat persaudaraan.

  2. Bagi pembina asrama seusia SMU dan pembina kaum muda pada umumnya.

  Penulisan ini dapat menjadi masukan guna meningkatkan semangat persaudaraan.

  3. Bagi penulis.

  a.

  Mengkondisikan penulis untuk berpikir secara kritis dan sistematis dalam menuangkan gagasan secara jelas dan baik.

  b.

  Penulis dapat belajar untuk mengembangkan kreativitas dalam membangun persaudaraan dengan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E. Metode Penulisan

  Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis yaitu menguraikan kenyataan yang ada. Kemudian menganalisanya untuk mencari pemecahannya. Kenyataan yang ada diperoleh dari studi pustaka dan penelitian lapangan. Dalam penelitian lapangan pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner.

  F. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis menyampaikan pokok-pokok gagasan sebagai berikut:

  BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II: KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN Bab ini berisikan kajian pustaka yang meliputi: pengertian katekese umat, isi katekese umat, peserta katekese umat, tujuan katekese umat, model-model katekese umat, dan shared christian praxis sebagai model katekese umat. Pengertian semangat persaudaraan, ciri-ciri hidup persaudaraan, nilai-nilai yang mendukung persaudaraan, hal-hal yang menghambat persaudaraan, dan pentingnya pembinaan semangat persaudaraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB III: GAMBARAN UMUM HIDUP PERSAUDARAAN SISWA- SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT Bab ini berisikan gambaran umum Seminari St. Paulus Nyarumkop, metodologi penelitian mengenai upaya meningkatkan semangat persaudaraan siswa SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop Kalimantan Barat melalui katekese umat dan laporan hasil penelitian.

  BAB IV: USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN SEMANGAT PERSAUDARAAN SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT Bab ini berisikan usulan program katekese umat serta contoh perencanaan program katekese umat. BAB V: PENUTUP Penutup meliputi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

BAB II

KATEKESE UMAT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

SEMANGAT PERSAUDARAAN

A. Gambaran Umum Katekese Umat Mulai tahun 1977, Komisi Kateketik Indonesia menyelenggarakan

  pertemuan kateketik nasional. Pertemuan itu dihadiri oleh utusan dari seluruh keuskupan di Indonesia. Pertemuan pertama (PKKI 1) di Sindanglaya tahun 1977 mencari dan membahas arah katekese di Indonesia yang kemudian disepakati bahwa yang dikembangkan di Indonesia adalah katekese umat (Telaumbanua, 1999:11).

1. Pengertian Katekese Umat

  Th. Huber (1981:10) dalam buku Katekese Umat mengemukakan bahwa katekese umat adalah: Komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat/kelompok, yang sebagai kesaksian saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan ada perencanaan. Komunikasi iman adalah usaha umat untuk saling meneguhkan, mengembangkan, mengarahkan serta menggairahkan kembali imannya.

  Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang melibatkan seluruh peserta yang hadir dalam pertemuan, baik antara peserta dengan pendamping maupun antara peserta sendiri. Cara komunikasinya adalah sharing pengalaman, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan masing-masing saling menanggapi, saling menampung sehingga iman mereka diteguhkan dan diperkaya.

  Sidang PKKI II merumuskan pengertian Katekese Umat sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat atau kelompok. Dalam katekese umat, tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Maksudnya melalui katekese umat ini setiap peserta berhak atau mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan pengalamannya dan para peserta saling membantu sedemikian rupa sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara sempurna.

  Katekese umat adalah usaha kelompok secara terencana untuk saling menolong mengartikan hidup nyata dalam terang Yesus Kristus sebagaimana telah dihayati dalam tradisi Gereja, agar kelompok makin mampu mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam hidup nyata (Afra Siauwarjaya, 1987:38). Katekese umat mengajak peserta untuk saling menolong menyadari kehadiran dan kehendak Allah dalam hidup nyata dan bagaimana mereka menghayati imannya dalam hidup nyata. Iman personal yang dikembangkan dalam katekese umat adalah iman yang dihayati Gereja dalam tradisi. Dalam katekese umat, hidup nyata diartikan sebagai penghayatan relasi umat dengan Yesus Kristus. Relasi itu sekaligus menuntut keterlibatan umat dalam pengutusan-Nya melaksanakan kehendak Allah dalam segala dimensi hidup manusia (Afra Siauwarjaya, 1987:42).

2. Isi Katekese Umat

  Dalam katekese umat kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menanggapi sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman gereja di sepanjang tradisi-Nya (Th. Huber, 1981:10). Rumusan di atas menegaskan bahwa pola dan penentu katekese umat adalah Yesus Kristus. Dalam Kristus peserta berjumpa dengan Allah dan melalui

  Dialah pula Allah mendatangi peserta. Penghayatan iman yang dikomunikasikan dalam katekese umat hendaknya ditanggapi dan ditampung serta mendalami satu pokok saja. Pembicaraan yang tidak berkesinambungan dalam katekese umat tidak dicita-citakan (Huber, 1981:19).

  Dalam katekese umat Kristuslah yang menjadi pusat utamanya. Itulah sebabnya katekese biasa disebut katekese yang bersifat Kristosentris. Maksudnya dalam katekese bukan untuk menyampaikan ajarannya sendiri atau ajaran seorang guru melainkan ajaran Yesus Kristus. Seluruh peristiwa hidup Yesus Kristus dan seluruh harta kekayaan iman Gereja (CT, art. 6).

  Katekese umat tidak mengesampingkan pengalaman iman peserta. Iman para peserta diteguhkan melalui tukar penghayatan iman tentang tema atau bahan.

  Bahan atau tema katekese berangkat dari hidup konkret para peserta. Pengalaman iman peserta menjadi bagian dari isi katekese umat agar dengan terang sabda Allah, peserta merasa dikuatkan dan terlebih semakin mengenal Yesus (Setyakarjana, 1997:69).

3. Peserta Katekese Umat

  Yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang beriman, yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami Kristus; Kristus menjadi pola hidup pribadi, pun pula PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam kelompok basis maupun di sekolah atau perguruan tinggi.

  Penekanan pada seluruh umat ini justru merupakan salah satu unsur yang memberi arah pada katekese sekarang. Penekanan pada peranan umat pada katekese ini sesuai dengan peranan umat pada pengertian Gereja itu sendiri (Huber, 1981:15).

  Katekese umat menempatkan umat sebagai subyek atau pelaku utama dalam berkatekese. Posisi ini memungkinkan umat untuk terlibat secara lebih aktif, punya inisiatif dan kreatif, sehingga proses katekesenya lebih hidup dan menarik ketimbang umat yang pasif menerima saja. Sebagai subyek atau pelaku utama, umat ditantang untuk ikut berpikir, mencari, mengolah dan menanggapi pokok persoalan yang tengah mereka hadapi.

  Dalam katekese umat, para peserta secara bebas mengungkapkan pengalamannya tanpa ada paksaan. Komunikasi iman yang mendalam hanya dilakukan secara suka rela. Katekese umat tidak menuntut pengelompokan umat yang khusus, setiap kesempatan umat berkumpul di dalam lingkup apapun juga dapat dipakai untuk katekese umat (Huber, 1981:20-21).

4. Tujuan Katekese Umat

  Th. Huber (1981:23) mengemukakan bahwa tujuan katekese umat adalah membantu umat agar semakin mengenal dan terbuka dalam menanggapi Sabda Allah serta memperdalam dan memperkembangkan iman umat akan Allah dengan cara memahami, merefleksikan, memperbaharui dan memaknai pengalaman iman dalam terang Injil. Katekese umat mendorong proses pemanusiaan kristiani. Katekese umat menempatkan pengalaman religius kembali ke dalam hidup nyata/konkret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tujuan komunikasi iman itu ialah:

  • Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalaman- pengalaman kita sehari-hari;
  • dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari;
  • dengan demikian semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih, dan semakin dikukuhkan hidup kristiani kita;
  • pula kita makin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta;
  • sehingga kita sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat. (Huber, 1981:16).

  Kelima rumusan tujuan komunikasi iman di atas menyoroti tujuan katekese umat dari sudut yang berbeda-beda. Ketiga sorotan pertama lebih-lebih memperhatikan peserta sendiri-sendiri secara pribadi. Kemudian pada kedua sorotan berikutnya menegaskan tujuan sebagai Gereja dan semuanya berpuncak pada hidup di tengah-tengah masyarakat (Setyakarjana, 1997:72).

  Dengan demikian, tujuan katekese umat selain bersifat personal juga bersifat eklesial yakni demi kepentingan bersama dalam Gereja universal. Tugas setiap orang Kristen adalah menjadi saksi Kristus di tengah dunia melalui tindakan konkret. Diharapkan umat semakin sadar dalam menempatkan pengalaman religius ke dalam hidupnya sebagai sejarah penyelamatan-Nya. Disamping itu, umat disadarkan untuk terlibat dalam pembangunan Gereja. Pewartaan tentang Kristus dilakukan dengan melaksanakan tugas-tugas Gereja. Tetapi Gereja sendiri bukan merupakan tujuan, melainkan sarana untuk bersaksi tentang Kristus (Setyakarjana, 1997:72).

  Afra Siauwarjaya (1987:42) menegaskan bahwa tujuan katekese umat adalah menolong umat agar umat makin mampu mengungkapkan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dinyatakan dalam ungkapan saja, tetapi lebih-lebih dilaksanakan dalam tindakan konkret. Katekese umat berupaya untuk memelihara dan mengajarkan iman, membangkitkan iman dengan pertolongan rahmat, membuka hati, menumbuhkan pertobatan, dan mempersiapkan orang beriman agar berserah diri secara menyeluruh kepada Yesus Kristus. Umat beriman diharapkan melakukan pertobatan sebagai upaya pembaruan diri yang terus menerus. Pertobatan merupakan elemen penting dalam dinamika iman menuju kedewasaan (Telaumbanua, 1999:52).

5. Model-Model Katekese Umat

  Model pendalaman iman yang ditawarkan dalam buku panduan APP dan Adven yang diterbitkan dalam tingkat keuskupan atau paroki di Indonesia, cukup lama menawarkan pendalaman iman yang bersifat liturgis namun syukurlah dalam dasa warsa terakhir ini pendalaman iman lebih bersifat kateketis dan tidak lagi menekankan sifat liturgisnya. Langkah-langkah yang terjadi dalam pendalaman iman pada umumnya mengandung tiga unsur dasar yakni: pengalaman hidup konkret, teks Kitab Suci atau tradisi dan penerapan konkret pada hidup peserta katekese (Sumarno Ds, 2009:11).

  Dalam langkah-langkah pendalaman iman atau katekese pada umumnya terdapat tiga model, yakni: model pengalaman hidup, model biblis dan model campuran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a.

  Model Pengalaman Hidup Katekese Umat dengan model pengalaman hidup bertitik tolak dari pengalaman hidup peserta (Sumarno, Ds, 2009: 11). Katekese umat berangkat dari situasi hidup peserta. Situasi hidup peserta menjadi titik tolak pembicaraan di dalam katekese umat. Kemudian situasi hidup itu diterangi oleh pengalaman iman dari Kitab Suci. Secara garis besar, katekese umat dengan model pengalaman hidup meliputi langkah-langkah sebagai berikut yaitu: 1)

  Introduksi Langkah ini berisikan lagu dan doa pembukaan yang sesuai dengan tema yang diangkat dalam pertemuan. Pendamping mengingatkan dan menghubungkan dengan tema-tema yang sudah dibahas dalam pertemuan sebelumnya (Sumarno, Ds, 2009: 11). Langkah ini merupakan proses pembukaan, memaparkan apa yang akan dilakukan atau sebagai langkah pengenalan terhadap hal yang akan dibicarakan. Tujuan yang hendak dicapai dalam langkah ini adalah untuk mempersiapkan proses agar berjalan dengan baik. Pada langkah ini, peserta dikondisikan untuk dapat mengikuti pendalaman iman yang akan berlangsung. 2)

  Penyajian suatu pengalaman hidup Pengalaman hidup disajikan atau dibawakan oleh pendamping.

  Pengalaman yang disajikan adalah pengalaman yang konkret. Pengalaman yang disajikan harus sesuai dengan tema yang diangkat dalam pertemuan. Pengalaman yang disajikan dapat diambil dari surat kabar atau cerita yang relevan bagi peserta (Sumarno, Ds, 2009: 11). Langkah ini merupakan pengungkapkan pengalaman hidup. Tujuan dari langkah ini adalah merangsang peserta agar dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mengungkapkan pengalaman hidupnya sesuai tema. Pendamping berperan menciptakan suasana terbuka untuk pengungkapan pengalaman hidup.

  Pendamping perlu membuat peserta berani untuk berbicara saat pertemuan dengan cara bertanya kepada peserta dengan pertanyaan yang mudah untuk dijawab hingga dengan demikian umat terkondisi berbicara. Peserta dikondisikan untuk membuka dirinya mengungkapkan pengalaman hidupnya. Peserta tidak hanya pasif tetapi juga aktif dengan mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendamping yang memandu jalannya pertemuan.

  3) Pendalaman pengalaman hidup

  Peserta diajak untuk mengaktualisasikan pengalaman yang disajikan ke dalam situasi hidup mereka. Biasanya terjadi dalam kelompok kecil dengan pertanyaan-pertanyaan pendalaman yang merangsang peserta mengambil bagian dalam sikap moral konkret sesuai dengan tema untuk hidup sehari-hari (Sumarno, Ds, 2009: 11). Langkah ini merupakan pengolahan terhadap pengalaman aktual peserta yang mudah timbul dengan bantuan kisah di atas. Pengolahan itu merupakan sebuah refleksi atas pengalaman aktual peserta. Tujuan dari langkah ini adalah ditemukannya makna yang lebih baik dari pengalaman hidup yang pernah dilalui. Pendamping membantu peserta dalam mengolah pengalaman hidupnya.

  4) Rangkuman pendalaman pengalaman hidup

  Langkah ini menyajikan pandangan umum dari sikap-sikap yang dapat diambil oleh peserta berhubung dengan tema dalam penyajian pengalaman hidup.

  Rangkuman yang disampaikan, disesuaikan dengan teks Kitab Suci atau tradisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang hendak dipakai dalam langkah berikutnya (Sumarno, Ds, 2009: 11). Langkah ini merupakan penentuan sikap hidup sesuai dengan iman dan tradisi Kristiani.

  Tujuan dari langkah ini adalah membentuk sikap hidup ketika seseorang menghadapi suatu permasalahan. Pada langkah ini, pendamping berperan membantu peserta agar dapat menentukan dan menemukan serta dapat memiliki sikap hidup yang sesuai dengan iman dan tradisi Kristiani.

  5) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja

  Pendamping membagikan kepada peserta teks Kitab Suci yang digunakan beserta pertanyaan sekitar tema dan hal-hal yang mengesan dari pesan inti teks.

  Teks dibaca dan direnungkan serta direfleksikan dengan bantuan pertanyaan (Sumarno, Ds, 2009: 11-12). Pada langkah ini, peserta sungguh menggunakan inderanya mendengar dan melihat. Tujuan dari langkah ini adalah penyampaian tradisi Kristiani. Peran pendamping adalah mengkondisikan agar penyampaian tradisi Kristiani dapat ditangkap oleh umat dengan baik. Peserta perlu mendengar teks yang dibaca dengan cermat dan juga melihat ayat demi ayat dengan ikut membacanya.

  6) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi

Dokumen yang terkait

REDESAIN SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS YOGYAKARTA (PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU).

0 3 13

I.1. Lata LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS YOGYAKARTA (PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU).

0 4 4

TINJAUAN ESENSI PROYEK LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS YOGYAKARTA (PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU).

1 8 17

KONSEP PERANCANGAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS YOGYAKARTA (PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU).

0 8 29

SKRIPSI POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

0 5 171

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN KRISTIANI KAUM MUDA MILIRAN, PAROKI BACIRO, YOGYAKARTA, MELALUI KATEKESE SKRIPSI

0 2 188

MENINGKATKAN PENGHAYATAN KAUL KEMISKINAN DALAM PELAYANAN DAN PERSAUDARAAN KONGREGASI BRUDER MARIA TAK BERNODA (MTB) MELALUI KATEKESE

0 1 140

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWI TENTANG ABORSI BAGI MAHASISWI ASRAMA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT DI YOGYAKARTA MELALUI KATEKESE AUDIO VISUAL SKRIPSI

0 0 137

UPAYA MENINGKATKAN PENGHAYATAN IMAN SISWA-SISWA SMA SEMINARI SANTO PAULUS NYARUMKOP KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE AUDIO VISUAL SKRIPSI

0 1 142

UPAYA MENINGKATKAN PENDIDIKAN IMAN ANAK DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI UMAT STASI KEDAMIN DARAT HULU PAROKI HATI MARIA TAK BERNODA PUTUSSIBAU KALIMANTAN BARAT MELALUI KATEKESE KELUARGA

0 0 155