KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

KORELASI ANTARA

  

INTENSITAS SHALAT TAHAJUD DENGAN

KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI

PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KAB. SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd I)

  

Oleh

SAPARUDIN

12110003

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelahdikoreksidandiperbaiki, makaskripsisaudara: Nama : Saparudin NIM : 121 10 003 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT

  TAHAJUD DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 Telah kami setujuiuntukdimunaqosahkan.

  

KORELASI ANTARA INTENSITAS SHALAT TAHAJUD

DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRIWAN SANTRIWATI

PONDOK PESANTREN AL HUDA SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

DISUSUN OLEH

NAMA SAPARUDIN

NIM 12110003

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tangal 11 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website :

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Saparudin NIM : 121 10 003 Fakultas : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karyasaya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuanorang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kodeetik ilmiah.

  

MOTTO





  

Artinya yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan

mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi

tenteram (Q.S ARa‟d 28).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Bapak Supriyanto dan ibu Tukini tercinta yang telah memeberikan dukungan serta do‟a tiap malam yang tak pernah putus, aku berjanji akan menjadi anak yang berbakti kepadamu.

  2. Buat kakak ku tercinta (M Syukroni) untuk bersegeralah menikah dan menjadi keluarga yang mawadah warrohmah

  3. Buat adeku tersayang (Abdul Rozaq) semoga diberikan kelancaran dan kemudahan dalam setiap aktivitasnya.

  4. Teruntuk seseorang yang kelak menjadi pendamping dalam hidupku 5.

  Buat temen seperjuangan yang tak dapat kusebut satu-persatu, kalian semua adalah inspirasi dalam hidupku.

  6. Buat nenek ku tersayang yang telah pulang ke rarmutullah semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT.

  7. Buat keluarga semua yang ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Papua dan Sumatra trimakasih atas do‟annya dan semoga sehat selalu semuanya.

  8. Keluarga kecil KKN POSKO 45 Duwaan Jumoyo Salam yakni (Ihsan, Hanif, Ifa, Ratna, Wulan, Aufa, Alfi) lanjutkan perjuangan kalian semua, semoga berhasil.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahman rahmat,

taufiq, hidayah, memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi tepat pada waktunya.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

yang telah membawa zaman jahiliyyah menuju zaman islamiyyah dan semoga kelak di hari

akhir kita mendapatkan syafaatnya, Amin.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Skripsi ini berjudul “Korelasi Antara Intensitas Shalat Tahajud Dengan Kecerdasan

Emosional Santriwan Santriwati Di Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kabupaten

Semarang Tahun 2015 ”.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa

dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, motivasi serta do‟a sehingga

skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi,M.Pd. selaku DekannFakultas Tarbiyah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Rasimin, SPd.I, M.Pd Selaku Ketua JurusanStudi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN SALATIGA.

  4. Bapak Dr. Zakiyuddin M.Ag selaku dosen pembimbing Akademik.

  5. Ibu Muna Erawati S.Psi., M.Si yang telah membimbing dan memberikan pengarahan sampai selesai dalam penulisan skripsi.

  6. Semua bapak dan ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan pelayanan pada penulis.

  7. Kedua orang tua penulis, Bapak Supriyanto dan Ibu Tukini yang tak henti-hentinya dalam mensubsidi penulis dalam bentuk finansial.

  8. Untuk Kakakku Muhammad Syukroni dan Adiku Abdul Rozaqyang selalu mendo’akan sehingga skripsi telah selesai dengan lancar.

  9. Untuk teman-teman yang telah menemani mencari sepada motorku, bang agus, gus tamam, kang tri, mba ikoh serta pak ma’mun.

  10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Akhirnya penulis ha nya bisa berdo’a, semoga semua amal dan kebaikannya dapat

diterima disisi Allah sebagai amal yang sholeh dan mendapatkan balasan yang sebaik-

baiknya, Amin.

  Demikian kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana

keilmuan baru bagi para pembaca. Dan sebagai manusia biasa penulis menyadari akan

banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran para pembaca sangat penulis harapkan demi

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

  Salatiga, 12 Februari 2015 Penulis Saparudin NIM: 121 10 003

  

ABSTRAK

  Saparudin. 2015. Korelasi antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kab.

  SemarangTahun 2015 . Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan

  Agama Islam.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muna Erawati, S.Psi., M.Si.

  Kata kunci :Intensitas Shalat Tahajud, Kecerdasan Emosional

  Latar belakang penelitian ini adalah shalat merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah karena dengan shalatlah hidup akan di mudahkan oleh-Nya atas segala permasalahan-permasalahan yang yang terjadi, lebih-lebih shalat lima waktu yang tidak boleh di tinggalkan dalam keadaan apapun. Shalat Tahajud merupakan kebutuhan dalam menghadapi problem kehidupan yang sangat kompleks sehingga kehadiran Alllah di malam hari sangat di butuhkan untuk memberikan ketenangan dalam jiwa yang telah menganggap mampu memecahkan masalah tanpa adanya intervensi dari Allah. Jika mempunyai keinginan dan tujuan yang sangat besar dan juga mempunyai persiapan dan pengetahuan yang diperlukan,di tambah dengan mempunyai kecerdasan emosional, maka segala tujuan pasti akan tercapai. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui korelasi intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kab. Semarang. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana aktivitas shalat tahajud santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kab. Semarang?, 2) Bagaimanakah kecerdasan emosional yang di miliki santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kab. Semarang?, 3) Adakah korelasi antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kab. Semarang?

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi.Sampel penelitian 50 santri.Data penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment untuk menguji hipotesis penelitian.

  Setelah dilakukan penelitian secara sistematik di lokasi penelitian dapat diketahui bahwa pada intensitas shalat tahajud santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda yang menunjukkan kategori tinggi 17 responden atau 34%, yang menunjukkan kategori kategori sedang ada 33 responden atau 66% dan yang berada pada kategori rendah ada 0%. Kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda yang menunjukkan kategori tinggi ada 19 responden atau 38%, yang menunjukkan kategori sedang ada 31 responden atau 62% dan yang berada pada kategori rendah ada 0%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al Huda Susukan Kab. Semarang terlihat dari hasil analisis statistik bahwa rxy hitung (0,31) lebih besar dari rxy tabel 0,279 dengan taraf signifikansi 5% dengan N=50.

DAFTAR ISI

  i HALAMAN LOGO ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

  HALAMAN PENGESAHAN iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v

  MOTTO vi PERSEMBAHAN vii KATA PENGANTAR viii ABSTRAK ix DAFTAR ISI x DAFTAR TABEL xii

BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah B.

  6 Rumusan Masalah C.

  7 Tujuan Penelitian D.

  7 Hipotesis E.

  8 Kegunaan Penelitian

F. Definisi Operasional

  9 G. Metode Penelitian

  12 H. Sistematika Penulisan Skripsi

  18 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  20 Shalat Tahajud

1. Pengertian Shalat Tahajud

  20

  2. Keutamaan shalat tahajud

  55

  51

  3. Visi dan Misi

  52

  4. Struktur Organisasi Kepengurusan PP Al Huda

  52

  5. Kurikulum dan Materi PP Al Huda

  53

  6. Tata Tertib PP Al Huda

  7. Ustad/Pengajar

  47

  56

  8. Sarana dan Fasilitas PP Al Huda

  56 B. Laporan Data Penelitian

  1. Data Responden

  57

  2. Data Hasil Angket Tentang Intensitas Shalat Tahajud

  61

  3. Data Hasil Angket Tentang Kecerdasan Emosional

  2. Letak Georgafis

  47 1. Sejarah Singkat berdirinya PP Al Huda Susukan

  22

  28

  3. Etika shalat tahajud

  23

  4. Waktu paling utama shalat tahajud

  23

  5. Rahasia shalat tahajud

  24

  6. Hukum shalat tahajud

  27 B. Kecerdasan Emoaional

  1. Pengaertian kecerdasan emosional

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  28

  2. Ciri-ciri kecerdasan emosional

  31

  3. Macam-macam kecerdasan

  31

  4. Macam-macam emosi

  33

  5. Beberapa manfaat kecerdasan emosional

  38 C. Korelasi Antara Intensitas Shalat Dengan Kecerdasan Emosional 41

  62

BAB IV ANALISIS DATA A.

  65 Analisis Pendahuluan

  1. Data Intensitas Shalat Tahajud

  65

  2. Data Kecerdasan Emosional

  68 B. Analisis Pengolahan Data

  71 C. Analisis Uji Hipotesis

  77 BAB V PENUTUP A.

  80 Kesimpulan B.

  81 Saran-saran Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama Responden .......................................................... 57Tabel 3.2 Instrumen Angket Intensitas Shalat Tahajud ........................... 60Tabel 3.3 Instrumen Angket Kecerdasan Emosional................................ 62Tabel 4.1 Interval IntensitasShalat Tahajud ............................................. 68 Tabel 4.2Iinterval Kecerdasan Emosional ............................................... 71Tabel 4.3 Nilai Product Moment ............................................................. 74

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling

  sempurna, karena mempunyai unsur-unsur jasmaniah dan rohaniah.Seringkali manusia menjalani kehidupanya di dunia tidak selamanya memperoleh ketentraman dan ketenagan jiwa. Tapi sebaliknya, sering di hadapkan berbagai persoalan yang timbul, baik fisik maupun psikis.Shalat membuat orang tidak lupa diri, menghalau kekawatiran serta rasa takut dan menjaga keseimbangan serta ketenangan jiwa(Bahnasi, 2004:49)

  Shalat merupakan identitas kaum muslim dalam hidupnya, suatu ibadah yang dilakukan mendekatkan diri kepada Allah. Shalat membuat hati tenang dengan sujud dan rukuk dalam setiap shalat sebagai simbol bahwa manusia makhluk yang lemah dan Allah satu-satunya sandaran hidup.

  Shalat adalah tiang agama. Barang siapa yang shalatnya kokoh, maka bisa dipastikan dia akan semakin kokoh memegang kewajiban yang lain. Shalat sebagai sarana munajat kepada Allah SWT yang menciptakan alam semesta. Shalat merupakan ruh bagi jiwa seorang muslim, ibadah yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bukan hanya kewajiban. Shalat akan menjadi media komunikasi hamba dengan Allah yang tidak membutuhkan jarak apalagi sinyal. Dengan shalat seseorang bisa mengungkap segala bentuk kebutuhan, kesulitan yang mendera dirinya, bahkan mendapat manfaat sehat,baik sehat rohani Maupun jasmani. (Latif, 2014:11).

  Tahajud berasal dari kata hujud atau hajdah yang berarti “tidur” atau “bangun dari tidur”. Oleh karenanya, tahajud diartikan sebagai shalat malam yang dilakukan pada waktu orang-orang sedang tidur lelap atau yang di lakukan pada waktu malam ketika seseorang bangun dari tidurnya (Waid, 2011:2-3)

  Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan tengah malam hari diantara shalat isya dan shalat subuh serta dilaksanakan setelah tidur dahulu meskipun hanya sebentar (Nazam & Aji, 2013:7).. Sebagaimana dalil Al-Qur;an surat Al-Isra ayat 79

   Artinya: “Dan pada sebagian malam hari, bershalat tahajudlah kamu

sebagai ibadah tambahan bagimu, semoga tuhanmu mengangkat ketempat

terpuji”(Q.S Al-Isra:79).

  Shalat bisa menjadikan pengobatan alternatif. Penyenbuhan dengan shalat tahajud akan mampu menyembuhkan kecemasan dan menimbulkan perasan tenang serta menyembuhkan segala penyakit yang ada dalam tubuh. Bacaan shalat tahajud dimalam hari yang di lakukan dengan khusyuk akan membekas didalam hati, itulah yang mampu menyembuhkan penyakit kejiwaan. Namun yang paling mendasar di dalam shalat tahajud yang akan menyembuhkan segala bentuk penyakit kejiwaan adalah siakp pasrah kita kepada sang Khaliq.

  Shalat sebenarnya untuk kebahagiaan dan kesehatan manusia sendiri.Karena shalat mengandung aspek kesehatan.Semakin rajin dan khusyuk dalam melaksanakan shalat, maka semakin sehat dan bahagia sendirinya. Dengan melakukan shalat tahajud dengan keheningan seseorang akan merasa dekat dengan pencipta. Shalat tahajud yang dilakukan di penghujung malam yang sunyi bisa mendatangkan ketenangan dan kurang resiko terkena penyakit dan shalat tahajud terjamin kesehatanya baik secara fisik maupun mental (Nazam & Aji, 2013:50).

  Shalat bukan hanya perbuatan fisik (dimulai dari takbirotul ikhram dan diakhiri dengan salat), akan tetapi selalu melibatkan “pekerjaan” hati untuk senantiasa pasrah, rindu, cinta, mengiba, dan sifatnya penghambaan dari diri kita kepada Allah swt.

  Disamping itu manusia memiliki kecerdasan yang luar biasa, manusia mempunyai berbagai kecerdasan yang bisa menjadikan manusia itu bisa dapat mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.

  Dari segi etimologi, emosi barasal dari akar kata bahasa latin „movere‟ yang berarti‟ mengerakan, bergerak.‟ Kemudian ditambah dengan awalan „e‟ untuk memberi arti „ bergerak menjauh.‟ Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Orang yang takut akan berusaha melakukan sesuatu untuk melindungi dirinya, misal lari terbirit-birit. Seseorang ketika malu akan menutupi muka sebagai ekpresi rasa tak ingin dilihat orang.

  Para ahli psikologi telah berupaya mendefinisikan emosi dengan mendasarkan pada pengalaman dan penelitian terhadap manusia dan hewan, kendati masih banyak menemukan banyak kendala.Kendala itu menurut Goleman (1997:411), khusus dipicu oleh jenis-jenis emosi yang sangat beragam hingga perbendaharaan kata yang kita miliki untuk menyebutkan tidak sepadan.

  Emosi dijelaskan secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun semua sepakat bahwa emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas dalm bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dsb dan dari sudut mental adalah suatu keadaan senang atau cemas, yang di tandai adanya perasaan yang kuat, dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Apabila emosi itu sangat kuat akan terjadi sejumlah gangguan terhadap fungsi intelektual, tingkat asosiasi dan kecenderungan terhadap tindakan yang bersifat tidak terpuji (Darwis, 2006:16-17).

  Emosi adalah suatu gejolak psiko-biologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku.Emosi dirasakan secara psiko-biologis karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika emosi bahagia meledak-ledak ia secara psikis memberi kepuasan, tetapi secara fisiologis membuat jantung berdebar-debar atau langkah kaki secara ringan (Darwis, 2006:18).

  Emosi manusia telah di gambarkan langsung dalam Al Qur‟an bersama peristiwa yang sedang terjadi, misalnya gambaran dalam kondisi bahagia, marah, takut, benci, kaget, atau dalam keadaan yang lain. Terdapat kesan kuat pada ayat-ayat tersebut adanya perbedaan yang tajam antara emosi positif dan negative.Hal ini tampaknya dimaksudkan sebagai motivasi agar manusia selalu mengedepankan emosi positif dalam kehidupan individual dan sosial, yakni emosi yang dapat mengantar manusia meraih kebahagiaan duniawi dan ukhrawi (Darwis, 2006:19).

  Menurut Howard Gardner dalam melakukan identifikasi terhadap kecerdasan mengunakan beberapa macam kriteria, yaitu (a) pengetahuan mengenai perkembangan individu yang normal dan yang superior, (b) informasi mengenai kerusakan otak, (c) studi mengenai orang-orang eksepsional seperti individu yang luar biasa pintar, juga individu idiot

  

savant , dan orang-orang autistik, (d) data psikometrik, dan studi pelatihan

  psikologis. Gardner mengatakan bahwa berbagai inteligensi yang telah diidentifikasikan bersifat universal sekalipun secara budaya tampak berbeda (Azwar, 2006:41).

  Tujuh macam kecerdasan telah berhasil diidentifikasi oleh Gardner adalah Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Matematik-Logis, Kecerdasan

  Spatial , Kecerdasan Musik, kecerdasan Kelincahan Tubuh, Kecerdasan personal dan Kecerdasan Intrapersonal (Azwar, 2006:42-43).

  Masyarakat umumnya mengenal inteligensi sebagai istilah yang mengambarkan kecerdasan, kepintaran ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang di hadapi. Pandangan awam sebagaimana yang dipaparkan di atas, walaupun tidak memberikan arti yang jelas tentang inteligensi namun pada umumnya tidak berbeda dari makna inteligensi sebagaimana yang dimaksudkan oleh para ahli. Apapun definisinya, makna inteligensi memang mendeskripsikan kepintaran dan kebodohan (Azwar, 2006:2).

  Dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian di Pondok Pesantren Al_Huda Susukan Kab.Semarang dengan judul “KORELASI ANTARA INTENSITAS

  SHALAT TAHAJUD DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI DI PONDOK PESANREN AL HUDA SUSUKAN KAB. SEMARANG TAHUN 2015 B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang dalam penelitian tersebut, maka terbentuklah rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana variasi intensitas shalat tahajud santriwan santriwati di Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab. Semarang? 2.

  Bagaimana variasi kecerdasan emosional santriwan santriwati di Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab. Semarang? 3.

  Adakah korelasi antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati di Pondok Pesantren AL-Huda Susukan Kab. Semarang? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis mempunyai tujuan dalam penelitian sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui intensitas shalat tahajud santriwan santriwati Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab. Semarang.

  2. Untuk mengetahui kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab. Semarang.

  3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al- Huda Susukan Kab.Semarang

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002:64).

  Dari pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis ini akan diterima jika salah dan akan ditolak jika salah.

  Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Ada korelasi antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab. Semarang".

  E. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini, di harapkan dapat memberikan manfaat, baik dari segi teoritik maupun praktik yang berguna untuk memberikan sumbangan pelaksanaan penelitian.

1. Manfaat Teoretik

  Manfaat teoretik yang pertama yaitu menambah wawasan tentang shalat tahajud dan kecerdasan emosional.Manfaat yang kedua yaitu memberikan manfaat tentang shalat tahajud dan kecerdasan emosional di kalangan santriwan santriwati Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab.

  Semarang.

2. Manfaat praktis a.

  Dengan penelitian ini diharapkan santriwan santriwati dapat menjalanka shalat tahajud sehingga ketika di luar pondok akan terbiasa melaksanakan shalat tahajud.

  b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang pentingya melaksanakan shalat tahajud kepada masyarakat agar dapat mengetahui arti pentingnya shalat tahajud terhadap kecerdasab emosional.

D. Definisi Operasional

  Agar tidak terjadi kesalahpahaman pada judul skripsi di atas, maka penulis akan memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:

1. Korelasi Antara Intensitas Shalat Tahjud

  Intensitas adalah ukuran kekuatan keadaan tingkat seseorang, tolak ukur yang kemudian menjadi kebiasaan-kebiasaan seseorang dalam melakukan kegiatan (Poerwadarminta, 1991:437).

  Shalat merupakan identitas kaum muslim dalam hidupnya, suatu ibadah yang dilakukan mendekatkan diri kepada Allah. Shalat membuat hati tenang dengan sujud dan rukuk dalam setiap shalat sebagai simbol bahwaa manusia makhluk yang lemah dan Allah satu-satunya sandaran hidup (Latif, 2014:11).

  Tahajud segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini tidak ada yang terjadi secara tiba-tiba.Artinya, segala sesuatu pasti ada sejarahnya.Kalau Al-

  Qur‟an kita kenal dengan asbabul nuzul, artinya latar belakang yang menyebabkan suatu ayat atau surah Al- Qur‟an itu turun.Termasuk dalam hal ini adalah shalat tahajud.Shalat tahajud memiliki latar belakang tersendiri mengapa ada dan harus dilaksanakan.Shalat tahajud pertama kali disyariatkan setelah Nabi mendapatkan wahyu pertama di Gua Hira.

  Nabi dinyatakan oleh Allah dalam surah Al-Muzamil (yang berselimut), yang diturunkan ketika Nabi SAW menggeletar dalam selimut beliau mendapat wahyu pertama (Tabroni, 2009:39)

  Tahajud berasal dari kata hujud atau hajdah yang berarti “tidur” atau “bangun dari tidur”. Tahajud diartikan sebagai shalat malam yang dilakukan pada waktu orang-orang sedang tidur lelap atau yang di lakukan pada waktu malam ketika seseorang bangun dari tidurnya (Waid, 2011:2-3).

  Adapun indikator intensitas shalat tahajud a sampai d diperoleh dari Nazam dan Aji (Nazzam & Aji, 201 3:13-15) sedangkan indikator f dan g dikutip dari Kholidah (Kholidah, 2010).

  a.

  Istiqomah shalat tahajud b.

  Melaksanakan shalat tahajud pada waktu yang paling utama c. Jumlah rekaat shalat tahajud d.

  Melaksanakn shalat witir di penghujung shalat tahajud.

  e.

  Sikap dalam melaksanakan shalat tahaju (senang, semangat dan menikmati) f.

  Melaksanakan shalat tanpa ada paksaan g.

  Ruku dan sujud dengan tenang 2. Kecerdasan Emosional

  Kecerdasan dalam hal ini penulis mengartikan bahwa sudah merupakan perubahan bentuk dasarnya, yaitu berasal dari kata dasar “cerdas” dan mendapati imbuhan ke-an.

  Cerdas berarti sempurna akal budinya (pandai, tajam pikiran). Kecerdasan adalah perkembangan akal budi seperti: kepandaian, ketajaman pikiran (Poerwadaminta, 1997:363).

  Definisi emosi itu bermacam- macam, seperti” keadaan bergejolak”, “gangguan keseimbangan” respon kuat dan tak beraturan terhadap stimulus”. Ada satu hal yang sama yaitu bahwa setiap definisi tersebut keadaan emosional itu menujukan penyimpangan dari keadaan yang normal. Keadaan yang normal adalah keadaan yang tenang atau keadaan seimbang fisik dan sosial.

  Meskipun keadaan yang tenang itu dianggap sebagai keadaan yang normal, namun dalam kehidupan modern keadaan emosional itu lebih mewarnai sifat seseorang.Dalam kehidupan modern, emosi itu perlu sekali difahami karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap tingkah laku, kepribadian dan kesehatan (Dimyati, 1990:163).

  Emosi adalah perasaan tertentu yang bergejolak dan dialami seseorang serta berpengaruh pada kehidupan manusia.Bahkan, pada beberapa budaya emosi dikaitkan dengan sifat marah seseorang (Prawira, 2012:159).

  Definisi kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa (Goleman, 1996:45).

  Adapun indikator kecerdasan emosional sebagai berikut: a.

  Mengenali emosi diri b.

  Mengola emosi c. Memotivasi diri sendiri d.

  Mengenali emosi orang lain e. Membina hubungan (Goleman, 1997:58-59.

G. Metode Penelitian

  Kebenaran dalam penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti yang nyata dengan prosedur-prosedur yang jelas dan sistematis serta dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode penelitiah ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Dalam pendekatan ini, pendekatan yang diterapkan peneliti adalah pendekatan kuntitatif.Pendekatan kuatitatif lebih menekankan pada penelitian yang melibatkan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi obyek yang diteliti pada saat melakukan penelitian.

  Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakanpendekatan kuantitatif, sedang rancangan penelitian ini adalah penelitian korelasi.

  Penelitian korelasi adalah penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005:247).Penelitian hanya mencari Korelasi dari variabel X, yaitu Intensitas shalat tahajud terhadap variable Y, yaitu kecerdasan emosional.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian ini bertempat di Pondok Pesantren Al Huda, Petak, Sidoarjo, Susukan Kab.semarang yang dilaksanakan pada tangal 5-25 Februari 2015.

  3. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 117).Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah santriwan santriwati di Pondok Pesantren AL Huda Susukan yang berjumlah 50 santri.

  b.

  Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

  (Suharsimi Arikunto, 2010:174).Penentuan sampel dimaksudkan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.Dengan generalisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yamg berlaku bagi populasi (Arikunto, 2010:175).

  Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa: “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-

  25% atau lebih.”. Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan di dalam penelitian ini adalah “Sampel Purposive “ artinya di tetapkan berdasarkan kriteria sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria sampel sebagai brikut: a.

  Santri Pondok Pesantren Al Huda, b.

  Kelas 7 & 8 c. Menetap di pondok

  4. Metode Pengumpulan data a. Metode Angket

  Angket adalah cara pengumpulan data dengan mempergunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden (Sandjaya, 2006:149). Metode ini digunakan untuk mencari data tentang intensitas shalat tahajud dan juga kecerdasan emosional yang ditujukan kepada obyek yang diteliti yaitu santri. Dan menganalisis bagaimana intensitas shalat tahajud dan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab. Semarng b.

   Metode Dokumentasi

  Dukumentasi yaitu kumpulan data mengenai sesuatu yang berupa catatan, buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya (Suharsini Arikunto, 1996:236). Metode ini digunakan meliputi sejarah singkat, letak geografis, struktur organisasi, dan sebagainya.

  5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan korelasi antara intensitas shalat tahajud dengan kecerdasan emosional santriwan santriwati Pondok Pesantren Susukan Kab. Semarang.

  Angket Intensitas Shalat Tahajud di gunakan untuk mencari variabel intensitas shalat tahajud sesuai dengan indikator keprilakuan dengan melakukan pengskoran yang ditetapkan dengan cara memberikan nilai pada jawaban sebagai berikut: a.

  Selalu di bobot 4 b.

  Sering di bobot 3 c. Kadang di bobot 2 d.

  Hampir tidak pernah di bobot1

  Tabel I.I Tabel Indikator Intensitas Shalat Tahajud

  N

  INDIKATOR KEPRILAKUAN NO ITEM JUMLA O H

  1 Selalu melaksanakan shalat tahajud 1,2

  2

  2 Melaksanakan shalat tahajud pada 3,4

  2 waktu yang paling utama

  3 Jumlah rakaat banyak 5,6

  2

  4 Melaksanakan shalat witir di 7,8

  2 penghujung shalat tahajud

  5 Bersemangat dalam melaksanakan 9,10

  2 shalat tahajud Angket Kecerdasan Emosional digunakan untuk mencari data tentang variabel kecerdasan emosional sesuai indikator keperilakuan dengan melakukan pengskoran yang ditetapkan dengan cara memberikan nilai pada jawaban sebagai berikut: a.

  Selalu di bobot 4 b.

  3 Memotivasi diri 3,8,13

  Dalam penelitian ini, setelah data semuanya terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data atau mengolahnya. Adapun langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1) Analisis Pendahuluan

   Teknik Analisis Data

  3 6.

  5 Membina hubungan 5,10,15

  3

  4 Mengenali emosi orang lain 4,9,14

  3

  3

  Sering di bobot 3 c. Kadang di bobot 2 d.

  2 Menglola emosi 2,7,12

  3

  1 Mengenali emosi diri 1,6,11

  INDIKATOR KEPRILAKUAN NO ITEM JUMLAH

  NO

  Tabel I.2 Kecerdasan Emosinal

  Hampir tidak pernah di bobot 1

  Dalam analisis pendahuluan ini, penulis mengadakan perhitungan awal dari data yang terkumpul dengan menggunakan teknik persentase dengan rumus sebagai berikut: Ket : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden

  2). Analisi uji hipotesisi Untuk mengetahui intensitas shalat tahajud terhadap kecerdasan emosional maka dalam penelitian digunakan teknik analisis uji hipotesis dengan rumus product moment:

  Keterangan : r xy = Koefisien korelasi product moment (X dan Y) X = Variabel pengaruh (intensitas shalat tahajud) Y = Variabel terpengaruh (kecerdasan emosional) N = Jumlah objek yang diteliti ∑ = Sigma xy = perkalian antara X dan Y

  Dalam analisis uji hipotesis yaitu perhitungan dari rxy atau hasil perhitungan product moment dibandingkan dengan r tabel.

  Jika rxy < r tabel maka hipotesis nihil/ ditolak, dan rxy > r tabel maka di terima. Dari uji analisis tersebut maka dapat diketahui apakah ada pengaruh yang signifikan atau tidak.

E. Sistimatika Penulisan

  Dalam skripsi yang penulis susun terdiri dari 5 bab yang rinciannya sebagaiberikut:

  Bab I : Pendahuluan Dalam bab ini akan dibicarakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II : Kajian Pustaka Pada bab kajian pustaka ini, berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian. Yaitu teori-teori tentang shalat tahajud, teori-teori tentang kecerdasan emosional.

  Bab III : Laporan Hasil Penelitian

  Dalam bab ini, dicantumkan tentang gambaran umum lokasi dan obyek penelitian dan laporan data penelitian. Lokasi dalam penelitian ini adalah dilakukan di Pondok Pesantren Al-Huda Susukan Kab.Semarang Tahun 2014.Dengan menjadikan santri menjadi objek penelitian dalam intensitas shalat tahajud terhadap kecerdasan emosional.

  Bab IV : Analisis Data Pada bab analisis data akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul dengan melakukan analisis pendahuluan, analisis pengolahan data, analisis uji hipotesis. Yaitu dengan mendeskripsikan hasil interview, dokumen serta angket tentang pengaruh intensitas shalat tahajud terhadap skecerdasan emosional, kemudian menganalisis hubungan antar teori dengan observasi, dokumen serta angket.

  Bab V : Penutup Dalam bab penutup ini berisi kesimpulan, pesan dan saran.

Bab II LANDASAN TEORI Shalat Tahajud A.

1. Pengertian Shalat Tahajud

  Menurut bahasa Arab, shalat memiliki makna do’a.Doa menurut bahasa Indonesiaartinya pemohon (harapan, pujian). Berdoaadalah memohon segala kebaikan kepada Allah pencipta alam semesta (Poerwadaminta, 1991:80). Sesuai firman-Nya dalam QS. At-Taubah: 103.

    Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

  Sedangkan definisi shalat menurut istilah para fuqaha (ahli fikih) memiliki dua definisi, yaitu istilah secara lahir dan hakiki. Definisi shalat secara lahir adalah ucapan atau perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dengan beberapa syarat rukunnya (Latif, 2014: 3).

  Namun, makna dari perkataan dalam shalat bukanlah kalimat yang

diucapkan dalam bahasa Indonesia, akan tetapi perkataan yang diucapkan

dalam shalat adalah do’a-do’a yang sudah ditentukan dalam setiap gerakan

shalat.

  Istilah shalat secara hakiki ialah suatu jembatan untuk

berkomunikasi antara manusia dengan khalik-nya, sehingga shalat

menumbuhkan perasaan tenang dan menambah kecintaan kepada Allah

yang diungkapkan melalui suatu gerakan dan perkataan dalam shalat. Jadi,

shalat menjadi kebutuhan batin yang harus selalu dipenuhi untuk

memperoleh ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup di dunia dan akhirat

(Latif, 2014:3-4).

  Tahajud artinya bangun dari tidur atau terbangun pada malam

hari. Jadi, yang dimaksud shalat tahajud adalah shalat sunah yang

dikerjakan pada waktu malam hari diantara shalat isya dan shalat subuh dan

dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu meskipun hanya sebentar. Imam

syafi’i berkata: “Shalat malam dan shalat witir baik sebelum maupun

sesudah tidur di namakan tahajud. Orang yang melaksanakan shalat tahajud

disebut mutahajjid (Nazzam & Aji, 2013:7).

  Dalil Al- Qur’an yang menganjurkan kita untuk melaksanakan shalat sunah tahajud, di antaranya sebagai berikut:

  

  Artinya: Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah- mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji ( Q.S Al-Isra:79).

2. Keutamaan Shalat Tahajud

  Shalat tahajud (qiyamullail) memiliki keutamaan. Diantaranya sebagai berikut: a.

  Bagi orang yang mengerjakan shalat malam, ia akan selalu rendah hati.

  b.

  Bagi orang yang mengerjakan shalat malam, ia akan meraih dan mendapatkan tempat yang terpuji di sisi Allah swt.

  c.

  Orang yang mengerjakan shalat malam, akan menerima segala pemberian dari Allah swt.

  d.

  Allah swt, akan meninggikan dan memuliakan martabat.

  e.

  Orang yang melaksanakan shalat malam akan diampuni dan dihapus segala dosanya (Nazzam & Aji, 2013:37-40).

  f.

  Tanda ketaatan akan kelihatan di mukanya.

  g.

  Para hamba yang saleh akan dicintai oleh Allah dan dicintai semua manusia.

  h.

  Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah. i.

  Akan dijadikan orang yang bijaksana, yakni diberi kemudahan dalam memahami agama (Tabroni, 2009:55). j.

  Menyebabkan do’a terkabul k.

  Menjauhkan diri dari kelalaian hati l. Mendatangkan kecintaan Allah (Rif’ah, 2009:19).

  3. Etika Shalat Tahajud Ada beberapa etika yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang hendak atau sebelum mengerjakan shalat tahajud. Etika itu adalah sebagai berikut: a.

  Berniat dalam hati ketika hendak tidur agar bangun malam mengerjakan shalat tahajud.

  b.

  Membersihkan bekas tidur dari wajahnya, lalu kemudian bersuci dan memandang ke langit sambil berdo’a.

  c.

  Hendaknya membangunkan juga suami/istri atau sanak keluarga untuk bersama-sama mengerjakan shalat tahajud.

  d.

  Apabila masih merasa mengatuk, sebaiknya shalat tahajudnya dihentikan saja sampai rasa kantuknya hilang.

  e.

  Jangan memaksakan diri dan hendaklah shalat tahajud dikerjakan dengan semampunya (Nazzam & Aji, 2013:15-18).

  4. Waktu Paling Utama untuk Shalat Tahajud Shalat malam apabila dilaksanakan sesudah tidur, maka itu disebut dengan shalat tahajud. Shalat tahajud adalah kebiasaan orang-orang saleh

yang hatinya selalu berdampingan dengan Allah swt (Tabroni, 2009:86).

  Shalat tahajud dapat dilaksanakan pada waktu setelah shalat Isya hingga Subuh (sepanjang malam). Sepanjang waktu malam itu ada saat-saat yang paling utama yaitu sepertiga malam antara pukul 01.00 sampai dengan 04.00 atau sampai masuknya waktu subuh. Ini adalah saat yang paling utama (Nazzam & Aji, 2013:37-40).

5. Rahasia Shalat Tahajud

  a. Rahasia Sains Ketika seseorang menggelar sajadah untuk melaksanakan shalat tahajud, maka ia seperti berada dalam kondisi layaknya orang yang sedang melakukan meditasi dan relaksi. Shalat tahajud merupakan salah satu pengobat hati. Hal ini dikarenakan shalat sunah yang dikerjakan di keheningan malam, akan mengantar seseorang yang mengerjakan menjadi lebih dekat dengan Allah swt dan hati yang dekat dengan Tuhanya adalah hati yang tenang dan damai.

  Hal tersebut sebagaiman dalam Firman Allah swt.

    Artinya: Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua

  itu.dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (Q.S Al- Muzammil 2-4).

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN DISIPLIN SHOLAT SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN PUTRI BAITUL ARQOM BALUNG JEMBER TAHUN PELAJARAN 2006/­2007

0 2 2

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECERDASAN EMOSI PADA REMAJA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN

8 45 21

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEHAT DENGAN ANGKA KEJADIAN PEDIKULOSIS KAPITIS PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN DARUL ‘ULUM JOMBANG

1 8 12

PENYESUAIAN DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPRIBADIAN TANGGUH SANTRIWATI TAHUN PERTAMA PONDOK PESANTREN X CIKARANG

0 1 6

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA MAHASISWA AKUNTANSI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH SIKAP OPTIMISME TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SANTRI PONDOK PESANTREN AL FALAH SALATIGA TAHUN 2006 - Test Repository

0 0 92

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN SIKAP TAWADHU TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO KAB. BATANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 86

STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS KEAGAMAAN DENGAN TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH SISWA KELAS XI SMA ASSALAFI PAYUDAN KENTENG SUSUKAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 86

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PEMAHAMAN TAUHID DENGAN TINGKAT KEJUJURAN (STUDI KASUS SISWA MTs ASSALAFI SUSUKAN TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 111

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN KEC. KALIWUNGU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 121