HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN SIKAP TAWADHU TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO KAB. BATANG TAHUN 2008 - Test Repository

  

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QUR'AN

DENGAN SIKAP TAWADHU TERHADAP ORANG TUA PADA

SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO KAB. BATANG

TAHUN 2008

S K R I P S I

  Diajukan Untuk M em/>n,,l,i Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

  

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh :

  1ST I N U R IN D A N A N IM : 121 04 009

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

  2

  8

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH TING G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : .vww.sttiinsahiliun.ac.id E-mail : adminislrasMstainsalatiua.ac.id

  

DEKLARASI

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian jig a skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kenudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 15 Agustus 2008 Penulis,

  In d a n a

  Isti N ur NIM. 121 04 009

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH TING G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

  Website : www.stainsalatiua.ae.id E-m ail:

  Muna Erawati, M.Psi DOSEN STAIN SALATI3A NOTA PEM BIM BIN G

  Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Isti N ur Indana Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

  Assalantu'alaikur.u Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari : Nama : ISTI NUR INDANA NIM : 121 04 009

  Jurusan / Progdi : TARBIYA11 / PAI Judul : HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA

  AL-QURAN DENGAN SIKAP TAWADHU TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA SMP

  MUHAMMADIYAH TERSONO, KAB. BATANG TAHUN 2008

  Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

  Wassalamu'alaikum, wr, wb

  Salatiga, 15 Agustus 2008 M una E raw a ti. M.Si

  NIP. 150 293

  62A

  DEPARTEMEN A G A M A RI SEKOLAH TING G I A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 , 323433 Salatiga 50721

  Website : P E N G E S A H A N

  Skripsi Saudari : ISTI N1JR INDANA dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 04 009 yang berjudul : "HU BUNGAN ANTARA INTENSITAS M EM BACA AL- QUR’AN DENGAN SIblAP TA W A D HU ’ TERHA D A P ORANG TUA PADA 1

  SISW A SM P M UHAM M ADIYAH TER SO N O KAB. BATANG TAHUN 2008” , Telah dimunaqa>ahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: K am is, 28 Agustus 2008 yang bertepatan dengan tanggal 26 S ya'ban 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syar it-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  28 Agustus 2008 M Salatiga, ___________________ ________

  26 Sya'ban 1429 H Panitia Ujian

  Ketua Sidang Sekretaris Sidang

  Dr. Im am Sutomo. M.Ag D r. M uh. Saerozi M.Ag

  / NIP. 1 5 0 2 1 6 8 1 4 NIP. 1 5 0 2 4 7 0 1 4

  Penguji I Penguji II

  l l h i j v j y

  ur, M.Si M asliklinh, M.Si

  NIP. 150 268 212 NIP. 150 302 272 Pembimbing

  V M una E raw ati, M .Psi

  NIP. 150 293 624

  M O T T O

  K > 0 ^ ^ ^ S > s i^u >

fitQ u r 'a n in i adaCaii pedoman 6agi m anusia, p e tu n ju f^d a n rahm at

6agi hgum ya ng m eya kin i

  

(QS- JLCjaatsiyah :20)

  PERSEM BAHAN

  S p fip si in ipenuCispersemSafipgn untupi

i: B a p il ^ I6unda tercinta, terpasifi, tersayang yang

seCaiu mem6im6ing, mendo'apan dan mem6eripan segalanya 6aip^ moraC maupun sprituaC 6agi pelancaran stu d y pu, semoga JtCCah senantiasa mendfioinya

  

2. Xapap^ dan J id ip p u tersayang senantiasa

men.beripgn dorongan dan m otivasi 3. (Buat tem an-teman angpatan 2004 4. %e(uarga 6csar (Dot. Com tfia n p sfo r tfieir feCp

  KATA PEN GANTAR Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada selurui makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad S^W ,~ keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

  Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait.

  Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  'l ak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada: 1. Bapak Drs. Imam Sui omo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

  2. Bapak Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  3. Ibu Muna Erawati, M.Si selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

  4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

  5. Bapak Khumaidi, S .I’d selaku Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Tersono yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  6. Bapak Ibu, kakek dan adikku yang telah memberikan dorongan moril sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  7. Tak lupa teman-teman (Dot.Com yang juga telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu 'dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidrvah serta ridho dari-Nya. Amin.

  Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.

  Oleh karena itu, kritik J<..n saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.

  Am in - amin ya ro b bal 'a lamin

  Salatiga, 15 Agustus 2008 Penulis ABSTRAK

  ISTI NUR INDANA (NIM 111 04 009) HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN SIKAP TAWADHU’ TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH TERSONO KAB.

  BATANG TAHUN 2008 Penelitian ini !>ertujuan untuk mengetahui: adanya hubungan antara intensitas membaca Al-Our'an dengan sikap tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammad yah Tersono tahun 2008. Penelitian ini menggunkan metode observasi, angket, interview, dan dokumentasi, subyek penelitian sebanyak 40 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y.

  Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan adanya hubungan antara intensitas membaca al-qur'an dengan sikap tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammad yah Tersono Kab. Batang tahun 2008. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 47,5% dari 40 responden yang memandang bahwa intensitas membaca Al-Qur'an memiliki kategori tinggi, yaitu berada pada interval 41-46. Sedangkan untuk sikap tawadhu' yang memperoleh kategori B mencapai nilai 55%, berada pada interval 52-57.

  Setelah data bei hasil dianalisis, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel. Dengan jumlah subyek 40 responden dengan taraf signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 5% = 0,312 dan 1% = 0,403, dan aparila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi r0 = 0,312 < 0,021 dan r0 = 0,403 < 0,021. Hal ini menunjukkan bahwa dengan demikian ada hubungan positif antara intensitas membaca Al- Qur'an dengan sikap tawadhu', akan tetapi hubungan itu tidak mencapai tingkat maksimal. Berdasarkan hasil peneli ian ini, diharapakan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para orang tua, bagi anak, bagi masyarakat, dan khususnya bagi penulis yang dapat bermanfaat untuk penulisan skripsi ini.

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  2. Benluk-bentuk Sikap Tawadhu' Kepada Orang

   3. Faktor-Faktor yang Membentuk Sikap Tawadhu'..

  13

  

  

   DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Tersono

  35

  

  

  

  

  

  2. Inter sitas Membaca Al-Qur'an pada Siswa SMP

  

  3. Sika? Tawadhu' Terhadap Orang Tua pada Siswa

  

  4. Hubungan Antara Intensitas Membaca Al-Qur'an dengan Sikap Tawadhu' Terhadap Orang Tua pada Siswa SMP Muhammadiyah Tersono Tahun

  

  B A B Y PENUTUP A. Kesimpulan.

  59 B. Saran-Saran

  60 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR RIWAYAT HI )U P LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  

  

   Tabel IV Distribusi Fiekuensi Jawaban Intensitas Membaca Al-

  Tabel V Hasil Jawaban Angket Tentang Sikap Tawadhu Terhadap

  

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN A. L a ta r Belakang M asalah Setiap orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan anak-anaknya Al-Qur'an sejak kecii. Karena pengajaran Al-Qur'an memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menanamkan akidah yang l.uat pada jiw a anak. Pada proses pengajaran Al-Qur'an ini, sang anak akan merasakan pengaruh besar. Dimana proses penanaman ruh Al-Qur'an berlangsung di dalarr jiawanya. Secara tidak sadar pola berpikirnya anak dan indra lainnya terarahkan pada pola yang terdapat dalam Al-Qur'an.1

  Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber hukum dan satu-satunya kitab suci yang dilegalisasi oleh Allah sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya. Dan Al-Qur'an merupakan petunjuk (hidayah) dan penjelas terhadap jalan hidup man»-1-***

  Al-Qur'an sebagai kitab suci, di dalamnya terdapat tuntutan kepribadian bagi orang yang beriman. Dan tuntunan itu mengandung makna tentang bagimana seharusnya orang beriman itu bertingkah laku dan berbuat. Orang yang berkepribadian baik adalah mereka yang rajin beribadah mengerjakan segala yang diperintahkan oleh Allah SWT.2

  1 Muhammad Nur Abdul Hafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Al Bayan, 1999, him. 138 " Muhammad Isa Selamat, Penawar Jiwa dan Pikiran, Kalam Mulia, Jakarta, 2001, him,

  Dalam agama siam ibadah dibagi menjadi 2 yaitu ibadah mahdloh dan ibadah ghoiru mahdloh. Bentuk dari ibadah ghoirun makhdloh antara lain adalah membaca Al-Qur'an. Sesuai dengan pengertian Al-Qur'an itu sendiri, yang telah dirumuskan oleh Subhi al Salih yang dapat diterima oleh para ulama bahwa : r ( J ^

  Al-Qur'an..adalah firman Allah yang bersifat (berfiingsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang dinukil (diriwayatkan) dengai jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah.3

  Bagi setiap muslim yang membaca Al-Qur'an tidak hanya mempunyai nilai ibadah yang akan mendapatkan pahala dari setiap hurufhya tetapi juga akun mendapatkan kesuksesan yang sejati dalam hidupnya baik di dunia maupun di akhirat, karena di dalam pokok-pokok ibadah mengandung nilai- nilai yang agung membawa efek baik bagi yang melaksanakannya maupun kepada orang yang la n. Islam merupakan manifestasi rohaniah pengagungan terhadap dzat semesta pernyataan kerendahan dan kelemahan di hadapan dzat

  3 Masjfuk Zuhdi, Penyanlar Ulumul Al-Qur'an, CV. Karya Abditama, Surabaya, 1995m him. 1

  3 yang maha perkasa, sehingga dapat menghancurkan kesombongan hati, ia juga merupakan realisasi pernyataan terima kasih kepada Tuhannya.

  Orang yang beribadah akan berkesan pada amal perbuatan dan tingkah laku sehari-hari, sabar yakin dan tidak menyakiti orang lain.4 5 Sikap-sikap ini akan tampak atau muncul jika intensitas membaca Al-Qur'an disertai dengan mempelajari makna yang terkandung di dalamnya sebagai contoh anak mempelajari Al-Quran ayat 15 surat Al-ahqaaf yang di dalamnya memerupakan perintih kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, sebaga mana ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya kemudian menyapih, serta merawatnya hingga dewasa, maka proses pembentukan kepribadian akan terjadi pada saat itu.

  Namun, tidak sedikit generasi muda muslim yang belum bisa menghargai pengorbaian orane tuanya. Dari zama-kezaman panggung dunia tidak pernah sepi d a -i "Malin Kundang Baru" pengaruh budaya Barat dan lingkungan yang tidak mendukung yang membuat kepayang, menambah panjang deretan orang tua yang demikian menderita akibat ulah anaknya yang tragis, tidak sedikit aiak durhaka yang bukan hanya tidak mengakui ibunya tetapi juga menganiaya, bahkan membunuh hanya karena ibunya tidak menghiraukan permintiannya karena sedang sholat.0

  Lain halnya deigan kondisi remaja usia SLTP di Kecamatan Tersono, mereka lebih suka menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat dari pada membaca Al-Qur'an serta mengkaji

4 A i syah Dahl ah, Men. bina Rumah Tangga Bahagia dar Peranan Agama dalam Rumah

  Tangga, Jakarta, 1969, him. 101

  4

  kandungannya. Di masjid-masjid beberapa tahun terakhir ini tidak terlihat lagi anak-anak remaja yarg tadarus sehabis Maghrib, mereka lebih suka kluyuran bersama teman-temannya atau nonton TV, sehingga tidak sedikit remaja yang rusak akhlaknya dan t dak tawadhu' pada orang tuanya.

  Dalam hal ini peran orang tua sangatlah dibutuhkan. Pengawasan, komunikasi yang baik, kebersamaan, serta keteladanan akan menunjang keberhasilan proses pembentukan kepribadiannya. Dengan pengawasan, akan mengontrol segala perilaku dan pergaulan anak. Dengan komunikasi dan kebersamaan, akan menciptakan hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua. Dengan keteladanan, akan menanamkan kebiasaan positif, seperti contoh membiasakan tadarus bersama setelah shalat maghrib berjamaah. Jika hal itu dapat terealisasi tidak akan ada anak yang berani dengan orang tua, ia akan selalu tawadhu' kepadanya.

  Dengan demikian penulis beranggapan bahwa dengan meningkatkan intensitas membaca Al-Qur'an serta dukungan orang tua, maka anak akan lebih tawadhu' kepada orang tua.

  Memperhatikan latar belakang di atas dan arti pentingnya membaca Al-Qur'an bagi setiap muslim, terutama pada kalangan remaja yang semakin menurun maka perlu perhatian khusus dari semua pihak terutama para orang tua yang sangat ber.anggung jawab atas pendidikan anak maka penulis mengadakan penelitian dengan judul : "Hubungan Antara Intensitas

  

Membaca Al-Qur'an dengan Sikap Tawadhu' Terhadap Orang Tua pada

Siswa SMP Muhammadiyah Tersono, Kab. Batang Tahun 2008".

  5 B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan pokok pembahasan dengan rumusan sebagai b e rik u t:

  1. Bagaimana intensitas membaca Al-Qur'an siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008 ?

  2. Bagaimana sikap Tawadhu' terhadap orang tua siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008 ?

  3. Apakah ada hubur gan antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan sikap tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammadiyah Tersono Kab. Batang tahun 2008 ?

  C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui intensitas membaca Al-Qur'an siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008.

  2. Untuk mengetahu sikap Tawadhu' terhadap orang tua siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008.

  3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan sikap tawadhu' terhadap orang tua pada siswa SMP Muhammadiyah Tersono tahun 2008.

  6 D. Manfaat Penelitian

  1. Pendidik, hasil ini dapat digunakan untuk mengetahui intensitas membaca Al-Qur'an anak dan hubungannya terhadap sikap tawadhu' kepada orang tuanya, sehingga para pendidik dapat melakukan langkah-langkah berikutnya yang lebih bermanfaat dalam proses pembentukan akhlak anak. Dan juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan KBM, khususnya pada mata pelajaran agama Islam, seperti halnya tadarus sebelum dimulai pelajaran.

  2. Orang tua siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan para orang tua, bahwa intensitas membaca Al-Qur'an dapat mempengaruhi sikap tawadhu' anak terhadap orang tua, oleh karena itu orang tua harus lebih intemsif dalam mendidik putra putrinya.

  3. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang adanya hubungan antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan pembentukan sikap tawadhu', sehingga siswa dapat meningkatkan intensitas membaca Al-Qur'an itun sendiri.

  4. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada semua pihak baik pada dunia pendidikan khususnya pada SMP Muhammadiyah, bahwa adanya hubungan antara intensitas membaca Al-Qur'an dengan pembentukan sikap :awadhu' kepada orang tua.

  BAB II LANDASAN T E O R I A. Konsep Birui Walidcin Menurut Hurnaidi Tata Pangarsa dalam bukunya yang beijudul “Akhlak Yang Mulia”, mengatakan bahwa pengertian birui walidain adalah berbuat baik kepada ibu dan bapak hendaklah menjadi prioritas utama dari pada berbuat baik kepada orang lain. Berbuat baik disini mengandung arti luas yang meliputi pekerjaan apa saja yang dapat dianggap baik, baik dalam segi perkataan, perbuatan-J.... !.::•* Ir.in.1

  Sedangkan menurut Hasbi Ash Shiddieqy, birui walidain adalah berbakti atau berbuat, baik kepada kepada orang tua yakni dengan menyelesaikan segala yang diwajibkan atas diri kita terhadap ibu dan bapak berdasarkan moral maupun material.2

  Berdasarkan pada kriteria pengertian birui walidain di atas maka dapat ditarik kesim pilan bahwa yang di maksud birui walidain adalah suatu kebajikan yang diusahakan baik lahiriah maupun batiniah seorang anak terhadap kedua orang tuanya sesuai ajaran Islam, serta memberikan manfaat yang merekatkan kalbu, menumbuhkan keutamaan, menegakkan bangunan keluarga.

  1 Humaidi Tata Pangarsa, Akhlak Yang Mulia, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1980, him. 96

  2 Muhammad Hasbi A:;h Shiddieqy, Al Islam Jilid II, Jakarta, PT. Bulan Bintang, 1985

  8 Dari segi agama berbuat baik kepaba orang tua adalah merupakan perintah Allah swt. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an seperti surat Luqman a y a t: 14 yaitu : Z z ‘* z / ^ z z z j ' j£ > j L ? " jL * o il

  j

  S u a a , j i &

  • X X X Dan Kami perintankan kepada manusia kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah ke pada Ku'dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Q.S.

      Luqman : 14)3 Dari ayat diatis dapat disimpulkan bahwa berbuat baik kjepada orang tua adalah perintah dari Allah SWT dan merupakan pekerjaan yang disukai oleh Allah SWT.

      Sedangkan bentuk-bentuk dari birui walidain itu sendiri antara lain menghormati, menyayangi, mendo’akan dan mematuhi perintah kedua orang tua selama tidak bertentangan dengan syariat agama.

      B. Sikap T aw adhu’ K epada O ran g T ua

      1. Pengertian Menurut Sarlinto Wirawan sikap adalah kesediaan dan kesiapan seseorang untuk berbuat secara tertentu.4 Sedangkan menurut Nancy

      Simanjutak mengemukakan bahwa sikap {aptitude) adalah seperangakat

      9 minat tujuan menyangkut harapan dan sualu jenis pengalaman tertentu dan kesediaan akan sesuatau reaksi yang w a jar/

      Syaih Abu Usamah Salim bin ‘Id Al Hilali mengatakan tawadhu' secara bahasa adalah merendahkan diri atau tunduk, sedangkan tawadhu’ secara istilah adalah kerelaan manusia terhadap kedudukan yang lebih rendah, atau rendah hati terhadap orang yang beriman atau mau menerima kebenaran apapun bentuknya dan dari siapapun asalnya.5

      6 Tawadhu’ adalah lawan kata dari kescmbongan yang berasal dari kata adl-Dla’al. Tawadhu’ adalah sikap rendah hati dan lemah lemb ut terhadap sesama manusia.

      Jadi yang dimaksud sikap tawadhu’ kepada orang tua adalah kesediaan dan kesiepan seorang anak untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Setiap berkewajiban tawadhu’ dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya karena tawadhu’ itu sendiri adalah salah satu bentuk berbakti kepada orang tua bahkan Allah SWT meletakkan kewajiban tersebut sebagaimana firmanWya dalam surat An-Nisa’ a y a t: 36

      > *

      C i

      a

      , i » ^ a

      h » / 0 y 0 J Z t f j J j b \ & j

      U JI

      j J . U \ j ' S * s s s s s

      ^ 5 / s L * ; y y » 51 j i - d c k d . \% j j L i j \ j

    • * ' / ■ / / / / > ^

      W 5 . Nancy Simanjutak, Kamus Psikologi, Bina Aksara, Jakarta, 1986, hlam.29 6 . Mukhlis Abu

      Dzar, Berhias Diri Dengan Tawadhu \ Al Furqon, vol.2-11, No 2

      10 ' Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesualupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib- kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh uan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Adah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (Q.S. An-Nisa : 36)7

      Dekat dar jauh di sini ada yang mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim, lbnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal, termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.

      Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa berbuat baik pada kedua oarang tua adalah perintah Allah SWT dan merupakan pekerjaan yang disukai Allah swt.

      2. Bentuk-Bentuk sikip Tawadhu’ Kepada Orang Tua Tawadhu’ kepada ibu bapak adalah merupakan cermin akhlak seorang anak kepada kedua orang tuanya. Adapun bentuk-bentuk sikap tawadhu’ seoarang anak kepada kedua orang tuanya adalah sebagai berikut: a. Menunjukkan sikap hormat dan lemah lembut kepada kedua orang tuanya.

      Seorang anak tidak boleh menunjukkan sikap marah, bosan dan bermuka masarr dihadapan orang tua, sebab perbuatan yang demikian itu akan menyinggung perasaan mereka. Sedangkan Islam mengajarkan bahwa sebagai anak hendaklah lemah lembut kepada keduanya. Firma Allah swt dalam surat Al-Isra’ ayat 23 adalah :

      "Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain c ia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (Q.S.

      Al-Isra’: 23)8 Mengucapkar kata ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

      b. Berkomunakasi Dcnagan Bahasa Yang Sopan Sebagai seorang anak hendaknya dapat bersikap sopan kepada yang lebih tua, demikian juaga dalam berkomunikasi hendaknya menggunakan bahasa yang sopan dan tutur kata yang halus.

      c. Mohon M aaf Bila B e -salah Salah dan khilaf tidak lepas dari kehidupan manusia sebagaio ihsan yang lemah, namun kadang manusia malu untuk mengakui kesalahannya maupun kekhilafannya dihadapan orang lain, akan tetapi

    8 Bahtiyar Surin, Terjemah dan Tafsir Al-Q ur’an, Fa. Sumatra, Bandung, 1978, him. 595

      12

      lain halnya dengan anak yang sholeh, ia dengan sepenuh hati jujur mau mengakui kesalahannya apalagi terhadap kedua orang tuanya, ia akan segera minta m aaf atas kesalahannya. Selain itu ai akan merendahkan diri terhadap ibu bapaknya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’ ayat 24 :

      «} p ' - - f "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (Q.S. Al-Isra : 24)9

      d. Mendo’akan Kedua Orang Tua K*......

      Salah Suiu sikap tawadhu’ pada kedua orang tua adalah mendo’akannya agar mendapat limpahan rahmat dari Allah swl.

      Sebagai mana keduanya dulu telah mengasuh dengan penuh kasih sayang.

      Dengan mengingat kasih sayang keduanya, kesusahan dalam merawata, mengasuh, mendidik, dan mencukupi keperluan. Maka hendaklah seorang anak menyadari kewajibannya sehingga akan selalu berbakti dan mendTakan dengan penuh kesadaran tulis dari hatinya.

      13

      3. Faktor-Faktor Yang Membentuk Sikap Tawadhu’ Tawadhu’ adalah satu bentuk budi pekerti yang baik, hal itu bisa diperoleh bila ada keseimbangan Ftidal antara kekuatan akal dan nafsu.

      Faktor-faktor pembentukannya adalah :

      a. Berkat anugerah Tuhan atas manusia dan kesempurnaan fitrah manusia sendiri. Manusioa diciptakan oleh Tuhan, dilengkapi dengan akal, ghodob atau nafsu amarah. Semua anugerah Tuhan itu berjalan sesuai dengan hajat hidup manusia, maka diperlukan adanya keseimbangan sebagaimana ditentukan oleh agama dan syara’.

      b. Diperoleh melalui mujahadah, kesungguhan dan melatih batin. Artinya membiasakan diri kepada pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan budi yang ditm tut itu. Misalnya orang yang bermaksud menjadikan dirinya seorang yang tawadhu’, maka jalannya adalah membiasakan beribadah dan Dersiakap tawadhu’. Memnbiasakan diri untuk bersikap rendah diri, sopan, dan bicara lemah lembut sehingga akhirnya menjadi tabiat yang baik. Hal ini memudahkan diri untuk mengerjakan segala aktivitas dan tidak merasa berat. Orang tawadhu’ adalah orang yang merasa lezat merasakan rendah diri dan mengakui kekurangannya di hadapan Allah SWT.

      Teori Al-Ghazali dalam upaya menundukkan nafsu adalah dengan kelautan dan latihan. Telah diakui oleh ilmu psikologi modern bahwa yang dinamakan oleh ilmu jiwa, yaitu “oto Sugesti."10

    10 Hamka, Akhlakul Karimah, Pustaka Panjimar., Jakarta, 1992, him. 12

      14 C. Intensitas Mcmbacii A l-Q u r’an

      1. Pengertian Al-Qur an Banyak sekali Ulama yang mendefinisikan Al-Qur’an berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan latar belakang yang berbea-beda, situasi dan kondisinya yang berbeda pula. Berikut ini ada beberapa definisi tentang Al-Qur’an menurut beberapa Ulama : a. Menurut Iman' Kholil Al Qolkon.

      Al Qur’anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu npengetahuan dan diturunkan kepada Rasulullah saw untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju suasana yang terang, serta membi,mbing mereka ke jalan yang liru sr11

      b. Menurut Shubhi Al Asholih

      "Al-Our'an a(Llcih kilah yang berfungsi sebagai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang tertulis di dalam mushaf-mushaf dan dinukilkan (di riwayalkan dengan jalan mutawatir dan membacanya dianggap beribadah). "12 n Manna’ Kholil Al Qo ton, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, PT.Litera Antar Nusa,Jakarta,

      1994, him. I

      12 Moh Amin, Materi Pokok Q ur’an Hadis //, Dirjen Bimbingan Islam, Jakarta, 1994,

      15

      c. Menurut Muhammad Ali Al Shobuni Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang berfungsi sebagai mukjizat yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul

      (Muhammad s:iw) dan dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir diawali dengar surat Al Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas.

      d. Menurut A rif Abdul Al Fath thobaroh dan Abdul Al Wahhab Khallaf Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

      SAW dengan melalui perantara malaikat Jibril As. Pengertian ini menunjukkan empat macam unsur Al-Qur’an. Unsur-unsur tersebut antara lain :

      1) Al-Qur'an edalan kitab (wahyu) Allah swt sebagai wahyu ilahi bukan perkataan siapapun selain Allah swt tersebut dalam surat Al Haaqqah 4C-46, berbunyi :

      "Sesungguhnya Al Quran itu adalah henar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia. Dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair, sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung, sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) kami.

      16 Niscaya benar-benar kami pegang dia pada tangan kanannya.

      Kemudian benar-benar kami potong urat tali jantungnya. Maksudnya kami beri tindakan yang sekeras-kerasnya." (Q.S. Al-

      1 Iaaqqah : 40-46) 2) Al-Qur’an adalah la fad arah : firman A'lah SWT itu disampaikan kepada um.it manusia tersusun atas kebangsaan masing-masing nabi atau rasul beserta kawan yang menerimanya.sebagaimana Taurat dalam bahsa Yunani dan Al Quyr’an dalam bahasa arab.

      Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat : 4

      "Kami tide k mengutus seorarg rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang ke peda mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki, dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana."

      Al Quran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu'an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia, disesalkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah.

      Dalam aya: ini, Karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat.

      17 3) Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi

      Muhammad SAW seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayal 19

      > ' »> - - l > j j A

      

    ^ v » > v

      1 / ■ * / / / / ^ { # ^ " » J " } - £ * * } *t, ~x * ° '

      J p W 4 . i £ J £ 9 5 * ‘fj s A

      / / /

      (i. V u * v i ! > q V ^ i

      / X / / /

      Kalakanlan: "Siapakah yang lebih Kuai persaksiannya?" Kalakanlan: "Allah", dia menjadi saksi antara Aku dan kamu, dan Al Quran Ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia Aku memberi peringat an kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai A ’-Quran (kepadanya). Apakah Sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?"

      Katakanlah: "Aku tidak mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, (dengan Allah)".

      4) Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui pe antara malaikat Jibril As, di sebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 97 i/ X /• / » / /

      ' >

      9 Ui

      4S1 j i l i\i x x x x ✓ x x x X j >1. x o, y * } X * X x tx tj'j* 5 ^ 9 j» j o

      i j P - H A J ^ XX X ^ • ^ ^

      "Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu ‘relah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. "13

      ° t bid, him. 5

      18

      2. Pengertian Intensitas Membaca Al Q ur’an

      a. Pengertian Intensitas Kata intensitas berasal dari kata bahasa Inggris yaitu intensity yang berarti kekebalan intensitas.14 Dari pengertian dialas maka dapat disimpulkan bahwa kata intensitas dapat diartikan sebagai suatu kesungguhan y aig pada akhirnya akan menghasilkan hal-hal yang memuaskan.

      b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas 1) Perhatian atao konsentrasi, menurut Suryabrala, perhatian adalah : a) Pemusatan tenn<»n nesikis tertuju pada objek.

      b) Banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukai (dilaksanakan).15 16 2) Minat, adakh suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada hal-hal atau aktivitas tanpa adad yang menyuruh.16

      3) Keaktifan, adalah keaktifan atau kontuinitas berarti kesinambungan dalam mengikuti suatu aktivitas sehingga keaktifan sangat berpengaruh terhadap hasil yang dikehendaki. 4) Motivasi, adalah (motivation) berarti pemberian akan penumbuhan motiv atau hal yang menjadi motif. Jelasnya motifasi adalah motif

      14 Jhon M Echol.Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 1986, him. 326

      15 Sumadi Surya_brata, Psikologo Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, him. 19

      16 Slameto,Ziielajar Dan faklor-F'aktor Yang Mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1995, him. 180

      19

      atau hal y a ig sudah menjadi aktif pada saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan tersa sangat mendesak.

      3. Pentingnya Membaca Al Qur’an Perintah membaca berasal dari kata bahasa arab

      IQRA sedangkan

      yang dimaksud

    10 R A ’ adalah kata pertama dari wahyu pertama yang

      diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Kata ini sedemikian pentingnya sehiungga diulang sampai dua kali dalam rangkaian wahyu yang pertama.

      Perintah ini tidak nanya ditujukan kapada Nabi Muhammad saw semata tetapi juga untuk jmat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan, karena realisasi perintah lersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup dunia dan uk'irowi.17

      Dalam hal ini IQRA ’ atau perinyah membaca bukan sekedar membaca tetapi dalam kamus-kamus bahasa kata IQRA ’ berarti menyampaikan, merintih, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebaginya.

      Dari penjeksan diatas maka yang dimaksud intensitas membaca Al- Qur’an adalah rutinitas membaca Al-Qur'an yang disertai dengan kesungguhan menela’ah, mendalami, serta meneliti kandungan Al-Qur'an.

      Perintah membaca Al-Qur'an merupakan perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia, Karena membaca merupakan jalan yang mengantarkan manusia mencapai drajat kemanusiaan yang

      17 M. Quraish Shihab, Membumikan Al Q ur’an, Mizan, Bandung, 1980, him. 167

      20

      sempurna, sehingga tidak berlebihan bila dikatakan bahwa manusia adalah

      18 syarat utama guna membangun peradaban.

      4. Keistimewaan Al Ciur'an

      a. Dari segi bahasa para ulama sepakat bahwa Al-Qur'an memliki

      USLUB (gaya bahasa yang tinggi), FASOHAH (ungkapan kata-kata

      yang jelas), da i BALAGHAH (kefasihan lidah) yang dapat dirasakan oleh jiw a pembacan>a dan pendengarnya yang mempunyai rasa bahasa arab yang tinggi.

      Abu Muhammad Al Bagilani (ahli fiqih) menyebutkan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an itu sangat indah susunannya. Sedangkan Syekh Muhammad Rasyid Ridho berpendapat bahwa salah satu ketinggian usljb Al-Qur’an adalah seluruh maksud Al-Qur’an itu sendiri bercampur baur dan berpencar dalam banyak surat baik yang pendek maupun yang panjang dengan munasabah (berhubungan atau tautan) yang berbeda-beda, sehingga menjadi ibarah yang sempurna dan menyenangkan hati, kemukjizatan dari segi bahasa dan hanya dapat dihayati oleh mereka yang mengetahui dan mendalami bahasa Arab.

      Keistimewaan Al-Qur’an dari segi bahasa telah diakui ahli sastra Arab, baik di masa Nabi Muhammad SAW atau masa sesudahnya. Muhammad Abduh mengemukakan bahwa Al-Qur’an diturunkan paca masa terkenal banyaknya ahli-ahli pidato Arab, akan 18

      21

      tetapi sejarah membuktikan tidak seorangpun yang mampu membuat suatu gubahan yang seindah gubahan Al-Qur’an, ini merupakan bukti bahwa Al-Qu*’an itu benar-benar istimewa dan bermukjizat.

      b. Dari segi .kandungan Al-Qur’an dapat dilihat dari tiga aspek yaitu: 1) Merupakan isyarat ilmiah : Al-Qur’an banyak berisi informasi ilmu pengetahuan walaupun hanya dalam bentuk isyarat ilmiah seperti informasi ilmu pengetahuan alam, antara lain dikatakan bahwa bumi dan angit sebenarnya suatu yang satu padu dan setelah terpisah dijadikan hidup. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT surat Al Anbiyaa’ ayat 30 sebagai b erikut:

      "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada j'uga beriman?"

      Dan dalam firmanNya yang lain surat Fushilat ayat 11 :

      "Kemudian dia menuju kepada penciplaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu dia Berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perinlah-Ku dengan

      2 2 suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan sura hati".

      2) Merupakan sumber hukum : Al-Qur’an memberikan andil yang kuat dalam pertumbuhan hukum bahwa Al-Qur’an tetap merupakan produk hukum yang ideal hingga masa kini. 3) Menerangkan suatu ibarah dan khabar yang ghaib baik yang terjadi masa lalau, sekarang maupun masa yang akan datang.

      4) Dari segi buku, melihat dari kelengkapan Al-Qur’an sebagai petunjuk ba ji kehidupan di dunia dan akhirat, belum ada dan tidak ada yang rrenandatanginya antara dunia dan akhirat ini dinamai syariat. K iti- kitab yang dahulun justru ditarik dari peredaran karena aturc n-aturan yang terkandung di dalamnya tidak lengkap.

      Dcngsn ketidak adanya kelengkapan tersebut maka kitab-kitab yang dahulu tidak mampu manahan perkembangan zaman. Oleh karena itu k tab-kitab yang dahulu hanya berlaku pada suatu masa dan untuk siatu bangsa, sedang Al-Qur’an diturunkan untuk semua bangsa dan segala zaman sampai kiamat.19

      Kelengkapan dan kesempurnaan itu dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al Maaidah a y a t: 3

      n Mahmud Yunus, Tcrj/nuih At Qur'an Al Karim, P.T. Al ma’arif, Bandung, 1990, him.

      98

      is } } s 0 B s

      23

      > ' >S\ ' * ' 9-

      9S \ ' a'* \

      pJSJ ‘— / s S

      y y . * / ) x y

      '$ j ’jL * \ £ » a» jii^ s > £> ' 5 « 5 « y ' \) s y} . . >'

      "Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukinkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

      Bila dikumpulkan kelengkapan itu terkandung dalam 1) Sistem ketuhanan yang monoteisme

      2) Doktrin akhlak yang terpuji agar manusia selalu berlaku baik dan mulia 3) Amaliah yang berkait dengan ibadah khususial (ibadah mahdhah) dan muamalah (ibadah umumial atau ghairu mahdhah) 4) Muamalah berkait dengan hukum keluarga, perdata, pidana, acara, ketatanegaraan, internasional, ekonomi dan keuangan.20

      5. Hikmah Membaca Al Qur’an

      a. Menjadi amal ifcadah Membaca Al-Qur’an dalam ajaran Islam dinilai sebagai ibadah, orang yang membacanya dijanjikan pahala disisi Allah SWT. Banyak hadis Nabi Muhammad saw yang menerangkan keutamaan membaca Al-Qur’an antara lain hadis yang diriwayatkan Bukhari-Muslim yang artinya : ada dua golongan manusia yang sungguh-sungguh dengki

    20 Muhammad Amin, Materi Pokok Al Q ur’an Hadits //, Dirj Bimbaga Islam, Jakarta,

      1993, him .4!

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV-VI SD NEGERI DOKOROI KEC. WIROSARI KAB. GROBOGAN TAHUN 2005/2006 - Test Repository

0 0 75

PENGARUH PENGHASILAN ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN SEKOLAH SISWA MAN I SALATIGA TAHUN 2008 - Test Repository

0 2 90

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIKAP SOSIAL KEAGAMAAN SISWA DI SMP NEGERI3 AMBARAWA TAHUN 2008

0 2 126

MINAT ANAK MENGIKUTI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK HUBUNGANNYA DENGAN SIKAP TAWADHUK TERHADAP ORANG TUA PADA SISWA MI MA’ARIF MAGERSARI KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 - Test Repository

0 0 118

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DIDESA GEGANGAN KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG (STUDI KASUS PADA SISWA SMP DI DESA GEDANGAN TAHUN 2005/2006) - Test Repository

0 0 94

PENGARUH INTENSITAS IBADAH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS PADA SDN PULUTAN 01 KOTA SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

1 0 64

TINGKAT PERHATIAN ORANG TUA PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN 2 NGADIMULYO KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 94

USAHA MENINGKATKAN NILAI MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SDN I TUKSONGO NGLOROG KEC. PRINGSURAT KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

1 0 74

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008) - Test Repository

0 1 99