STUDI KORELASI ANTARA AKTIVITAS KEAGAMAAN DENGAN TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH SISWA KELAS XI SMA ASSALAFI PAYUDAN KENTENG SUSUKAN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository
DI KORELASI ANTARA AKTIVITAS KEAGAMAAN DENGAN
L t KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH SISWA KELAS XI a | a
SSALAFI PAYUDAN KENTENG SUSUKAN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0 S K R I P S ID iaju k an u n tu k M em p e ro leh G elar S a rja n a P e n d id ik a n Islam
)leh:
ADI
KURNIAmn
NIM. 1U08072 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI I^ENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGcjl AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A 2010
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA >2/98) 323706, 323433, Faks. (0298) 323433 Jl. Tentara Pelajar No. 02, Telp. (0 Kode Pos 50721 PERSETUJUAN PEMBIMBING
Ldmpiran : 1 (satu) naskah H&l : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth Dekan Fakultas Agama Islam STAINjSalatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengi dakan perbaikan sebelumnya, maka bersama ini kami kirimkan naskah sjcripsi saudara: : Adi Kumiawan
Nama NIM :11408072
Jurusan : Pendidikan Agama |lslam Program : Ekstensi
: STUDI KORELA9 ANTARA AKTIVITAS Judul
KEAGAMAAN ()ENGAN TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI S: KOLAH SISWA KELAS XI SMA ASSALAFI PAI YUDAN, KENTENG, SUSUKAN, SEMARANG, T^ JIU N 2009 / 2010.
Dengan ini kami mohon agar skri psi saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harapj dijadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. ilatiga,
12 Agustus 2010 Dosen Pembimbing
KEMENTRIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website:
PENGESAHAN KELULUSAN
Imor Induk Mahasiswa : 114 08 072 psi saudara ADI KURNIAWAN dengan N'
AKTIVITAS KEAGAMAAN
g berjudul STUDI KORELASI ANTA
DtNGAN TINGKAT KENAKALAN RE; DI SEKOLAH SISWA KELAS ENG, SUSUKAN, SEMARANG SMA ASSALAFI, PAYUDAN, KEN HUN 2009 / 2010 telah dimunaqosahkan lalam Sidang Panitia Ujian Sekolah
ggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari| Sabtu tanggal 28 Agustus 2010 M g bertepatan dengan tanggal 18 Ramadh; 1431 H dan telah diterima sebagai [agian dan syarat-syarat untuk memperoleh geli Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga,
28 Agustus 2010 M
18 Ramadhan 1431 H
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang Sekretaris Sidang f imam Sutomo, M.Ap.
Dr. Rahmat HJrivadL ẬPrị
i 9580827 J 98303 ] 002
NIPl 19670112 199203
Penguji I
m f h M t l l m flam ing Trivoko. S.S.
1 NIP. 197308151 99903 1 003
Pembimbing
Dr Imain Baihfaai. M.Ap.
NIP. 1957lflMf 198703 1 001 mengetahui aktivitas keagamaan jiapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: Ritual:
1. Aktif menjalankan sholat:
a. Sholat wajib 5 waktu
b. Sholat sunnah
2. Puasa:
a. Puasa wajib : Puasa Ramadhan b. Puasa sunah : Puasa Senin -K am is, Puasa Tarwiyah.
3. Zakat:
a. Membayar zakat fitrah
b. Ikut mengelola dan menjadi panitia zakat
4. Aktif belajar Al-Quran dan mengaji
a. Tadarus Al-Quran
b. Hafalan Surat Pendek
3. Kenakalan Remaja Kenakalan artinya sifat nakal perbuatan nakal (Poerwadarminta, 1998
J
: 670). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kenakalan adalah suka berbuat kurang baik, tidak menurut, suka mengganggu (Tim Penyusun, 1998 :461).
Menurut Romli Atmasasmita ’’kenakalan adalah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat atau pendapat umum yang dianggap sebagai akseptabel daij baik oleh masyarakat. Sikap individu itu masih kekanak-kanakan, maka sering bertingkah laku serupa, itu yang sering disebut dengan tingkah laku nakal (behavior problem) (Atmasasmita, 1983 : 23).
Yang dimaksud penulis dengan kenakalan remaja di sini adalah sikap atau tingkah laku yang melanggail, bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif sosial sekblah atau yang berhubungan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa (Gunarso, 1983 : 17). Adapun batasan umur remaja belum ada kesepakatan dari para ahli, karena hal ini tergantung dari mana remaja itu di lihat. Akan tetapi menurut Prof. Dr. Zakiah Derajat, usia remaja yang hampir disepakati oleh para ahli jikva adalah antara umur 13 tahun sampai 21 tahun (Derajat, 1976 : 11). Remaja yang dimaksud penulis di sini adalah anak atau siswa yang berumur di antara 13 tahun sampai 21 tahun yang duduk di kelas XI SMA Assalafi, Payudan, Kenteng, Susukan, Semarang.
4. Sekolah Sekolah adalah lembaga jmtuk belajar dan memberi pelajaran
(Poerwadarminto, 1998 : 889). Sedang yang dimaksud penulis adalah Sekolah Menengah Atas Assalafi Payudan, Kenteng, Susukan, Semarang.
Kemudian setelah penulis paparkan masalah kenakalan remaja di atas, maka masalah kenakalan remaja pada siswa di sekolah dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: a. Datang setelah pelajaran dimula i
b. Membolos pada jam pelajaran
c. Tidak mengikuti upacara atau ejcstra kurikuler
d. Sering mengganggu orang lain flan berkelahi
e. Sering datang terlambat
f. Sering merusak peralatan sekol ih
g. Mengambil barang orang lain t: inpa izin
h. Kurang sopan tidak hormat paaa guru, karyawan dan teman i. Menyelewengkan uang SPP un tuk jajan j . Merokok pada j am sekolah k. Membawa dan membaca buku yang bersifat pornografi l. Minum-minuman keras m. Ngemil dalam jam pelajaran
Untuk lebih mengetahui ahwa siswa dapat dikatakan nakal, melanggar ketentuan atau melang ;ar norma sosial, minimal ada kaitannya dengan butir-butir yang tercantum dalam tata tertib sekolah. Adapun tata tertib sekolah tersebut antara lain: a. Setiap siswa harus hadir 10 nenit sebelum pelajaran dimulai.
b. Sebelum dan sesudah pelaja an setiap siswa wajib mengucapkan doa.
c. Siswa yang datang terlamba t tidak boleh mengikuti pelajaran kecuali sudah mendapat izin.
d. Waktu jam pelajaran koson pengurus kelas lapor ke guru piket
5 e. Siswa yang meninggalkan pelajaran sebelum usai pelajaran harus minta izin dengan guru piket,' rail kelas atau kepala sekolah.
f. Bagi siswa yang berhalangan 1 ladir harus ada surat izin dari orang tua atau wali murid.
g. Setiap siswa harus mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh sekolah.
h. Setiap siswa wajib berpakaiar sesuai dengan ketentuan, m, keamanan, dan kebersihan sekolah. i. Siswa wajib menjaga ketertib j. Setiap siswa wajib menghom ati dan taat kepada guru upacara dan ekstra kurikuler, k. Setiap siswa wajib mengikuti berambut pendek. l. Khusus pelajar laki-laki haru: tarus menempatkan sepeda pada tempat m. Bagi pelajar yang bersepeda parkir. n. Setiap siswa dilarang membdwa buku-buku pornografi o. Setiap siswa dilarang merok< »k dan minum-minuman keras p. Setiap siswa dilarang ngemil pada jam-jam pelajaran sekolah
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan njasalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Aktivitas Keagamaan Siswa Kelas XI SMA Assalafi Payudan, Kenteng, Susukan, Semarang Tali un Ajaran 2009 / 2010?
2. Bagaimana Tingkat Kenakalan F emaja di Sekolah Siswa Kelas XI SMA Assalafi Payudan, Kenteng, Sujukan, Semarang Tahun Ajaran 2009 / 2010?
7
3. Adakah Hubungan antara Aktivitas Keagamaan dengan Tingkat Kenakalan Remaja di Sekolah Siswa Kelas XI SMA Assalafi Payudan,
Kenteng, Susukan, Semarang Tahuij Ajaran 2009 / 2010?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempjmyai beberapa tujuan penelitian, antara lain:
1. Untuk mengetahui variasi Aktivitasl Keagamaan pada Siswa Kelas II SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui tingkat kenakalan remaja di Sekolah Pada Siswa Kelas
II SMA Assalafi Payudan Kenjeng Ssukan Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.
3. Untuk mengetahui hubungan antarh Aktivitas Keagamaan dengan Tingkat Kenakalan Remaja di Sekolah paqa Siswa Kelas II SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Tahun Ajaran 2009/2010.
E. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Arikunto, 1998 : 67).
Menurut Masri Singarimbun dan Siltrn Effendi, Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentatif tei itang hubungan antara dua variabel atau lebih. (Singarimbun, 1981 : 21).
8 Adapun hipotesis penelitian ini lyaitu: Ada Korelasi Positif Antara Aktivitas Keagamaan dengan Tingkat Kenakalan Remaja di Sekolah pada Siswa Kelas XI SMA Assalafi Payudin Kenteng Susukan Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.
Menurut Salim Bahraesy dalam bukunya ’’Terjemah AL-HAKIM Pendekatan Abdi pada Kholiqnya”, blhwa pokok dari segala kelalaian serta syahwat adalah hawa nafsu. Kesadaran dan kesopanan akhlak budi ialah karena ada penahanan terhadap hawa nafsu (Salim, 1984 : 43). Dengan kata lain diharapkan jika orang yang aktivitas ritual keagamaannya baik dan bisa menahan hawa nafsu maka tingkat kenakalannya akan sedikit berkurang dan sebaliknya aktivitas ritual keagamaannya rendah dan tidak bisa mengontrol hawa nafsu maka tingkat kenakalannya akan meningkat.
Hal ini sesuai dengan aapa yang di katakan oleh Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA, dalam bukunya Statistik II, bahwa bilamana nilai variabel X yang tinggi di sertai oleh variabel Y yang rendaH nilainya, dan sebaliknya bilamana nilai variabel X yang rendah selalu di ikuji oleh variabel Y yang tinggi, hubungan keduanya di sebut hubungan negative! (Hadi, 1981 : 285.
F. Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel dan Sampling
a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1998 :
115), sedangkan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Assalafi Payudhn Kenteng Susukan Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah 30 siswa.
b. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi (Hadi, 1981 : 221). Menurut
Suharsimi Arikunto, untuk sekepar ancer-ancer maka apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebjih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan peneliman populasi. Dan jika jumlah subyek penelitian lebih besar dari 100, maka dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25% atau lebih (Arikunto, 1998 : 120).
Disebabkan jumlah populasi kurang dari 100, maka dalam penelitian ini di ambil semua populasi (30 siswa).
c. Sampling Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.
Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah semua siswa (30 siswa) sehingga tidak menggunakan teknik ini.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Angket Adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus di jawab atau dikeijakan oleh orang (Abjek) yang akan diteliti atau di selidiki atau responden”(Walgito, l|986 : 65). Sedangkan penulis akan memberikan angket kepada siswa untuk memperoleh data tentang aktivitas keagamaan dan tingkat kenakalan remaja. b. Metode Interview Adalah untuk mendapatkkn data siswa atau orang dengan mengadakan hubungan langsung dengan informan face to face relation
(Walgito, 1981 : 46). Metode ini penulis untuk pelengkap data dari siswa yang diperoleh dari gurli, wali kelas, guru BP, karyawan dan kepala sekolah,
c. Metode Dokumentasi Merupakan sejumlah besar data yang telah tersedia, adalah data verbal, seperti dalam surat-surat, catatan harian, laporan-laporan dan sebagainya. Di sini penulis gunakan untuk mendapatkan data tentang guru, karyawan, siswa dan sebagainya.
3. Teknik Analisis Data Analisis data yaitu usaha menyeleksi, menyusun dan mentafsirkan data yang telah masuk dengan tujuan agar data tersebut dapat dimengerti isi dan maksudnya. Karena data yang telah terkumpul, belum dapat berbicara sebelum dianalisis dan diinterpretasikan.
Analisis data dalam skripsi ini, digunakan untuk mengetahui aktivitas keagamaan dan tingkat kenakalam remaja di sekolah siswa kelas XI SMA Assalafi Payudan Kenteng Busukan Semarang di sini penulis menggunakan rumus:
P
= — X100
N Kemudian untuk mencari adi tidaknya korelasi antara aktifitas keagamaan dengan tingkat kenaka korelasi product moment
; n remaja, penulis menggunakan rumus 'V =
■JK n
L x
2 ) - ( Z x 2 )lw£ y 2 ( 2y
)2 J
(Arikunto, Op. Cit, 1998 : 258) Dimana: rxy = Koefisien korelsi prodilct moment
X - Variabel X (Aktifitas 1 eagamaan) Y = Variabel Y ( Kenakalai i Remaja)
XY = Perkalian Variabel X d an Y N = Jumlah Sample
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini penu Adapun garis besarnya masing-masing
B A B I: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gamb yang meliputi : Alasan Rumusan Masalah, Tujuai i dan Sistematika Penulisan S i s menggunakan sistematika bab per-bab. bab sebagai berikut: iran secara umum mengenai sisi skripsi
Pemilihan Judul, Penegasan Istilah, Penelitian, Hipotesa, Metode Penelitian kripsi
AKTIVITAS KEAGAMA kN DAN KENAKALAN REMAJA
BAB I I : Pada bab II ini penulis akan menjelaskan kepada pembaca agar
mengetahui dasar pentind yang meliputi : Hubungan Antara Aktivitas Keagamaan Dengan Kenakalan Remaja, tujuan dalam di sekolah, penanggulangan dalam pengenalan ilmu agama kenakalan remaja lewat iln u keagamaan.
SMA ASSALAFI PAYUI >AN KENTENG SUSUKAN
BAB III: Bab ini menerangkan teitang gambaran umum tentang SMA Susukan Semarang, Letak Geografis, Assalafi payudan Kenten Sejarah Berdirinya SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang, Struktur Orgaiisasi SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang, Dasar di dirikanya SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang, Kegiatan-kegiatan di SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukan Semarang, Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaar Pendidikan Islam di SMA Assalafi Payudan Kenteng Susukai i Semarang. BAB IV: STUDI KORELASI Al TARA AKTIVITAS KEAGAMAAN DENGAN TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SEKOLAH SISWA KELAS II SMA ASSALAFI PAYUDAN KENTENG SUSUKAN SEMARANG TAHUN 2009/2010 Pada bab ini penulis aki n menerangkan penganalisisan dari data
yang terkumpul dari secolah SMA Assalafi Payudan Kenteng
Susukan Semarang Tahun 2009/2010. Dalam bab ini meliputi Analisis Pendahuluan, Analisis Lanjutan, Analisis Uji Hipotesis.
BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab ya h g terakhir yang meliputi : kesimpulan,
saran dan kata penutup. Bagian akhir penulis lampiran Daftar Pustaka, Lampiran - lampiran dan Riwayat Hidup.
Kemudian bagian akhir Penulis lampirkan Daftar Pustaka, Lampiran- lampiran dan Riwayat Hidup.
Demikianlah sepintas tentang sistematika penulisan skripsi ini, mudah- mudahan dapat menghantarkan pembaca kepada pemahaman maksud dan tujuan yang terkandung di dalamnya.
BAB
II AKTIVITAS KEAGAMAAN D|kN KENAKALAN REMAJA
A. Aktivitas Keagamaan
1. Pengertian Aktivitas Keagamaai
Dalam rangka membentuk ma msia seutuhnya yang sehat jasmani dan ;etahuan juga harus mengamalkan rohani, maka disamping pen pengetahuan itu sendiri. Pengeta man-pengetahuan yang telah diperoleh sehari-hari seperti halnya pengetahuan harus diamalkan dalam kehidupai perbuatannya harus berdasarkan ajaran agama, yang berarti bahwa segak agama itu. Agama Islam yang k ;beradaannya mengatur kehidupan baik secara individu maupun secara (celompok. Dalam mengamalkan ajaran Islam memerlukan kegiatan-kegijatan keagamaan atau aktivitas-aktivitas keagamaan yang berbentuk ibadal t.
Mengenai pengertian aktivit; s keagamaan pada dasarnya tidak lain adalah mengamalkan ajaran agama Islam atau beribadah. Pengertian aktivitas adalah “kegiatan atau kesibukan” (Poerwadarminta, 1998 : 461). Sedangkan yang dimaksud dengan aktivitas disini adalah segala macam bentuk kegiatan atau kesibukai yang berkaitan dengan agama Islam.
Pengertian keagamaan adalah ‘ sifat-sifat yang terdapat dalam agama” (Poerwadarminta, 1998:462).
Sehingga pengertian keagarhaan yang merupakan pelaksanaan dari ajaran-ajaran agama Islam di; ntaranya adalah aktivitas menjalankan shalat, puasa, zakat, memperingati hari besar Islam, berdo’a dan sebagainya.
2. Macam-macam Aktivitas Keagamaan
a. Aktifitas Menjalankan Puasa
Arti puasa menurut bahasa adalah “menahan”. Sedangkan menurut terminology dalam Islam adalah menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkannya semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari dan disertai dengan niat. (Sabiq, 1988 :161)
Pada dasarnya ada dua madam puasa, yaitu puasa fardlu dan puasa sunnah.
Puasa fardlu ada tiga macam:
a. Puasa Romadhon
b. Puasa Kafarat
c. Puasa Nadzar Puasa Ramadhon adalah puasa yang wajib dilaksanakan pada bulan Ramadhon, berdasarkan firman Allah: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang agar kamu bertaqwa”. (QS. Al sebelum kamu, Baqarah:183), (Soei ; tarjo, 1971:44). yang dilakukan karena melanggar
Puasa Kafarat adalah p ia sa )uasa Ramadhan dengan bersetubuh di peraturan yaitu membatalkan ilqksanakan dua bulan berturut-turut, siang hari. Untuk puasa ini di yang dilakukan karena nadzamya telah
Puasa Nadzar adalah puasi dikabulkan oleh Allah atau tu ijiannya telah tercapai.
Puasa Sunnah seperti p >u isa Senin Kamis, puasa bulan Rojab, ain. puasa bulan As-suro dan lain-
Puasa yang diharamkan qeperti puasa pada hari raya dan puasa pada hari tasrik (bulan Qurban tanggal 11,12,13) Ibadah puasa mengandung M iktmah antara lain: a. T anda ucapan terima kasil pada Allah atas nikmat-Nya.
b. Didikan kepercayaan kar< ena telah sanggup menahan makan, minum dah hal-hal yang njembatalkan puasa.
c. Belas kasihan kepada faki miskin d. Membuat badan menjadi dehat.
b. Aktif Shalat Sunnah dan Sh; at Fardlu.
Menurut H. Sulaiman Ro ;yid dalam bukunya Fiqih Islam yang shalat adalah berarti berdoa. Sedang berpendapat bahwa “asal makpa menurut istilah adalah ibadah y|ang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun yang telah (itentukan.” (Rosyid, 1976 : 64). Shalat dii
c. Aktif Mengeluarkan Zakat Zakat menurut istilah agama yang diberikan kepada yang syarat (Rosyid, 1976 : 289) sebagaimana firman Allah: n Infaq
Islam adalah “kadar harta yang tertentu jerhak menerimanya dengan beberapa Sedangkan hukumnya adalah wajib
J - • % i , * ' ' A * • * ' ' . * < * • » f \ y \ v 3 I j-A -ilj
alih lat Artinya: “Dan dirikanlah she Baqarah: 43) (Seonarjo, 1971
Membayar zakat adalah s; hikmah: a. Menolong orang yang lem menuanaikan kewajiban kep|a< b. Membersihkan diri dari si: mendidik diri agar bersifat de: c. Sebagai ucapan rasa syuku r oleh Allah kepadanya.
d. Guna menjaga kejahatan-k< dan orang yang susah.
e. Guna mendekatkan huburigi antara si miskin dan si kaya at dan tunaikanlah zakat” (QS. Al-
6 ).
satu aspek ibadah yang mengandung th dan orang yang susah agar ia dapat da Allah dan makhluk-Nya. kikir dan berakhlak sempumya serta murah dan mulia. atas nikmah kekayaan yang diberikan ahatan yang akan timbul dari si miskin an kasih saying dan cinta mencintai
d. Tadarus dan mengaji Al-Quran,
Menurut Abdullah Asy’ari E A dalam bukunya Ilmu Tajwid bahwa Rasullullah SAW bersabda: “ Orang yang membaca Al-Quran dengan lalam surga bersama-sama dengan para mahir, kelak mendapat tempat
Sedang orang yang membaca Al-Quran Rasul yang mulia dan baik-baik tetapi tidak mahir, membacan>|a tertegun-tegun tidak lancar, dia akan mendapat dua pahala (HR. Bukl iari Muslim)” (Asy’ari, 1987 : 5). menjadi benih yang dapat tumbuh subur
Dalam sabda Rasullullah ini ya lalu berkembang dan membuahkan di hati orang yang mengimani aniiiyt dorongan untuk mencapai kemajhiran dalam membaca Al-Quran.
B. Kenakalan Remaja
1. Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan Remaja merup; alqan hal yang tidak pemah surut dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkah akhir-akhir ini, banyak anak dan remaja melakukan penyimpangan terha< ap norma sosial maupun norma agama, Kenakalan bukan saja ada dilam masyarakat, namun juga dalam lingkungan pendidikan dan di sekolah. Seperti halnya perkelahian antar pelajar, pemerkosaan oleh pel^j ar, minum-minuman keras, kebocoran kah ni ujian dan sebagainya. Maka gan penegak hukum, pendidik dan para pemuka agama timbul rasa prihattn atas masalah tersebut.
J \
J J u a L f - ajcsiat dan kelalaian serta syahwat itu, Artinya: “Pokok dari semua mi skpn hawa nafsu. Sedangkan pokok dari karena ingin memua: iran dan kesopanan akhlak budi, ialah segala ketaatan, kesac
(penahanan) terhadap hawa nafsu.” karena ada pengekan, gm (Salim, 1984 : 42)
Menurut Prof. Dr. Fuad Hasafr , Kenakalan Remaja adalah “perbuatan atau remaja bilamana dilakukan oleh anti sosial yang dilakukan oleh arak orang dewasa diklasifikasikan st bagai tindak kejahatan” (Atmasasmita,
1983 :22).
Romli Atmasasmita memberi an pendapat bahwa yang menjadi unsur- unsur kenakalan remaja adalah: a. “Adanya unsur tindakan atau ] lerbuatan,
b. Perbuatan itu bertentangan de: gan ketentuan hukum,
c. Dan dirasakan serta ditafsiri an masyarakat sebagai perbuatan yang tercela.” (Atmasasmita, 1983 24) Memang untuk mencari k( S' eragaman definisi tentang kenakalan adalah sulit, namun dari bebejrai pa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kenakalan abalah suatu tingkah laku individu atau kelompok yang melanggar atau
Bertentangan dengan nilai-nilai moral dan sosial dengan cirri-ciri pokoknya sebagai berikut: a. Tampak adanya perbuatan abu tingkah laku yang bertentangan dengan norma dan bersifat pela: tggaran hukum yang berlaku serta bertentangan dengan nilai mo -al. b. Kenakalan tersebut mempunyai arti yang asusila, yaitu dengan perbuatan yang bertentangan d( ngan norma sosial dalam masyarakat, Pengertian remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Gunarso, 1986 : 213) Sedangkan menurut Prof. I 'r. Zakiyah Darajat dalam bukunya
Problema Remaja di Indonesia aHalah “suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan-perubahan sehingga dengan perubahan itu membawanya piidah dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Perubahan tersebut t< :eifladi meliputi segala segi kehidupan manusia, yaitu yang menyangkut jasmani, rohani, perasaan dan sosial.” (Darajat, 1976 :35).
Memang untuk mencari keseragaman pendapat adalah sulit, sebab belum ada kesepakatan para ahli yang memberi definisi tentang remaja, mereka memandang dari mana reitiaja itu.
a. Terlihat adanya perubahan jasmani, perubahan fisik yang demikian pesatnya dan jelas berbeda disb anding masa sebelumnya, b. Perkembangan inteleknya le >i ih mengarah pada pemikiran dirinya, refleksi diri.
c. Dalam hubungannyapun berteda baik terhadap anak, orang tua dan orang lain dalam masyarakat.
d. Timbul perubahan dalam peri aku, pengalaman dan kebutuhan seksual, sehingga dalam waktu yang singkat banyak menimbulkan masalah ingkungan. dalam penyesuaiannya dengai i
i 2 Dari beberapa definisi di atas, danya titik terang secara garis besarnya pengertian remaja adalah masa u iiia antara anak dan dewasa. Para ahli dalam hal ini banyak bersepakat antara usia 13 sampai 21 tahun. Dimana pada usia-usia tersebut banyak me igalami perubahan fisik, psikis maupun tingkah lakunya. Jadi pengertian i :enakalan remaja adalah suatu tindakan yang nakal atau penyimpangan dari aturan-aturan yang berlaku dan dilakukan oleh anak atau orang yang berusia remaja, yaitu usia setelah kanak-kanak dan sebelum dewasa i jerkisar antara 13 sampai 21 tahun.
2. Remaja dan Masalahnya
Dewasa ini remaja sering terlibat dalam berbagai masalah, baik yang menyangkut dirinya sendiri, oran \ lain maupun masyarakat bahkan tidak sedikit pula remaja yang baru m sngalami problematika yang bermacam- macam jenisnya.
Dr. Zakiyah Darajat dalam bukunya “Problematika Remaja di Indonesia” mengemukakan tentan g problema pribadi yang terbagi atas dua belas bidang yang antara laip: Problema memilih pekerjaan dan kesempatan belajar, sekolah, kesdhatan, keuangan, seks, kesempatan untuk berkeluarga, keluarga, pribadi (e nosi), perkembangan pribadi dan sosial, pengisian waktu luang, agama dan akhlak dan problema kehidupan masyarakat. (Darajat, 1976 : 83).
Kemudian Drs. Andi Mapiare dalam bukunya Psikologi Remaja membagi remaja yang bermasala t menjadi 3 bagian, yaitu: a. “Bermasalah wajar yang menurut dirri-cin masa remaja,
b. Bermasalah menengah yang bersangkutan dengan tanda-tanda bahaya,
c. Bermasalah taraf kuat yang meliputi bermasalah yang pasif dan agresif’ (Mappiare, 1982 : 184).
Dari berbagai uraian di atas, danat diambil pokok masalahnya tentang remaja dan masalahnya, yaitu banwa ternyata remaja tidak lepas dari permasalahan. Yang pada dasarnya mencakup masalah pribadi dan masalah sosial. Masalah pribadi merupakan masalah yang timbul dari pribadinya sendiri, sedangkan masalah sosial adalah masalah yang timbul atau datang dari kelompok masyarakat. Keduanya membutuhkan pemecahan dan adaptasi yang baik agar tidak mengalami kegagalan.
Disamping itu, kedua masalah jtulah yang justru saling kait-mengkait dalam pemecahan suatu masalah, j
3. Jenis Kenakalan Remaja
Macam dan jenis kenakalan renliaja memang banyak sekali. Akan tetapi pada pokoknya kenakalan remaji dibagi dua jenis: a. Jenis kenakalan yang bersilfat pelanggaran norma-norma sosial dan norma-norma lainnya yangl tidak diatur dalam KUHP dan Undang- undang lainnya yang berbentuk macam-macam.
1. Pada lingkungan keluarga Kenakalan remaja I pada lingkungan keluarga seperti: pergi tanpa ijin, berani padji orang tua, sering membantah, berbohong dan lain-lain.
2. Lingkungan sekolah Kenakalan di lingkungan sekolah seperti: tidak masuk sekolah tanpa ijin, membolos, tidak normat atau tidak santun pada guru, membuat gaduh di dalam kelas, tidak berpakaian seragam, merusak peralatan sekolah dan sebagalnya.
3. Pada lingkungan masyarakati Kenakalan di lingkungan masyarakat seperti: berkeliaran pada waktu malam tanpa tujuan, membaca buku yang bersifat tidak mendidik (misal pornografi, majalah dewasa, dan lain-lain), tawuran masai, mabuk-mabukan dan sebagainya.
b. Jenis kenakalan yang melanggar tata aturan yang berlaku yang diatur dalam KUHP atau Undang-undang lainnya:
1. Yang bersifat kej ahatan kisusilaan
Pasal 281, ’’dipidana pengan pidana penjara selama-lamanya 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
I - Barang siapa merusak kesusilaan di depan umum.
- Barang siapa dengan sengaja merusak di depan orang lain yang hadir dengan tidakI kemauannya sendiri.” (Budiharta dan K. Saleh, 1979 : 89)
2. Y ang berhubungan dengan pencurian
Pasal 362, ’’Barang siapa mengambil barang yang sama sekali atau sebagian kepunyaan prang lain dengan maksud untuk memiliki
25 barang itu dengan melhwan hukum, dipidana karena mencuri dengan pidana penjara selama-lamanya 5 tahun atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah.” (Budiharta dan K. Saleh, 1979: 110).
3. Yang berhubungan denban pelanggaran terhadap keselamatan umum bagi orang, barangjdan kesehatan.
Pasal 489
- Kenakalan terhadap orang atau barang sehingga dapat mendatangkan bahaya, kerugian atau kesusahan, dipidana dengan pidana denda sebanyak-banyaknya dua ratus dua puluh lima rupiah.
- Jika pada waktu melalaikan pelanggaran itu belum lewat satu tahun sejak penindakan dahulu telah menjadi tetap terhadap yang bersalah karena pelanggaran itu, maka denda itu dapat diganti dengan kurungan selama-lamanya tiga hari. (Budiharta dan K. Saleh, 1976 : lfO)
4. Sebab-sebab Kenakalan Remajs
Sebenarnya penyebab dari kenakajan ada banyak, akan tetapi secara garis besarnya disebabkan dua faktor, a. Faktor Internal
Yaitu faktor-faktor yang bengaruhnya datang dari individu itu sendiri, yang sudah ada sejak lahir dan bahkan pada proses permulaan
26
2. Faktor internal yang ber: pertumbuhan benih menjadi janin. Faktor indogen bila ditinjau dari dalam akan memperlihatkan hubungan individu maupun ontologis (Gunarsa, 1983 :33).
1. Faktor indogen individual Yaitu semua sifat, bakat, cemampuan dalam bentuk potensi proses perkembangan yang diten ukan oleh pembawaan keturunan dengan potensi lainnya sebagai p anbekalan dasar yang merupakan bahan mentah (Gunarsa, 1983 :37).
;ifat ontologis individual adalah faktor kematangan pada setiap Individu dalam mengikuti suatu proses perencanaan yang berbeda dari setiap individu. Proses kematangan menentukan sifat timbulnya sesuatu yang baru tanpa adanya proses belajar dan latihan sebeluqnya.
b. Faktor Eksternal Faktor yang datangnya dari luir diri individu itu atau faktor remirorit (lingkungan). Tentang lingkungan pendidikan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa aijak, diantaranya:
1. Faktor keluarga Suatu keluarga itu biasanya terdiri dari bapak, ibu, anak yang tinggalnya dalam satu run)ah. Keluarga merupakan masyarakat kecil, dari padanya terbentuk masyarakat.
Keluarga sebagai mitra pendidikan seperti halnya dikemukakan oleh Drs. Ahmadi, bahwa ’’keluarga sebagi mikro sosial merupakan
27
\
lembaga pendidikan y a n utama dan pertama sebagai konsekwensi logis atas lahirnya anal anak mereka, ini merupakan tanggung jawab keluarga bersifat s> innatullah (alamiah) atas dasar cinta kasih yang tumbuh secara alam ah pula. (Ahmadi, 1985 : 44). Keluarga adalah ”ke tmpok sosial dimana anak lebih banyak memperoleh kesempatar melakukan interaksi sosial, banyak berkesempatan mengemb ingkan norma-norma, baik norma sosial maupun norma agama. IV ika keluarga merupakan kelompok sosial yang paling banyak mem erikan dan membentuk kerangka norma untuk menghadapi semua
. jenis pengalaman dalam hidupnya, baik pengalaman kebudayaan, kebiasaan, adat istiadat, tata cara, hidup bermasyarakat, sopan sant m dan terutama kehidupan keagamaan. (Binbama, 1981 :133)
Dari beberapa pengeiltian tentang keluarga di atas maka keluarga adalah bentuk dari masyarakat kecil yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak yang 1 idup dalam satu rumah, dimana mereka saling mengadakan inte: aksi dan anak-anak mendapatkan pendidikan yang pertama da i utama.
Berangkat dari hal dialas, maka pengertian dan keberadaan keluarga terhadap perke nbangan dan pertumbuhan serta pembentukan pribadi manusia dapat dikonklusikan yang antara lain: Keluarga sebagai lingkungan yang pertama dan utama dalam pembentukan mental, :erutama dalam pendidikan, baik ucapan, perbuatan maupun caia-cara bertingkah laku akan diikuti dan dipantau oleh anak. H< ini bukan saja dari orang tua tetapi dari orang yang ada dalam eluarga di rumah itu. Keluarga sebagai puset pendidikan dan kebudayaan terutama bagi anak yang see ang tumbuh dan berkembang yang mempengaruhi pola hid ip dan arah keluarga itu sendiri.
Keluarga sebagai pusat beragama, terutama orang tua yang ;gerak dalam pembentukan pribadi keagamaan pada anak. I! :lim keluarga yang religius yang menjadi fondamen dalam mengimbangkan dan bimbingan serta fitrah anak untuk beragama Maka peranan orang tua dalam menanamkan keagamaan pada anak sangatlah penting.
2. Faktor Sekolah Sekolah sebagai ”Leml >aga secara khusus menangani kegiatan pendidikan, pada dasarnya tanggung jawab pendidik (guru) yang dipikulnya hanyalah mennakan pelimpahan dari orang tua atau masyarakat.” (Ahmadi, 198 5
: 45). Sekolah sebagai tempe t pendidikan, bimbingan, arahan dan belajar bagi anak-anak d mana pengolahannya dipegang oleh kepala sekolah, wali kelas, guru, karyawan dan sarana prasarana.
Akan tetapi, dalam pengola lannya terhadap komponen-komponen itu yang ada dalam kon ponen sekolah kurang memadai terutama karyawan, sarana maup m prasarana, maka akan timbul konflik psikologis anak, sehingga akan mudah mendorong anak berbuat dan bertingkah laku yanjg melanggar aturan-aturan yang berlaku atau melanggar norma. Kkhimya timbul kenakalan pada siswa.
Maka tepatlah bila sekolah bukan hanya memberikan pendidikan keilmuan, tetapi juga m|emberikan bimbingan terhadap norma- norma yang ada.
3. Faktor Masyarakat Setelah kedua faktor Idiatas, maka sangat kuat pengaruhnya adalah masyarakat. Sebab kondisi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung metnberi pengaruh kepada kehidupan anak, karena masyarakat juga bisa menjadi sumber kenakalan remaja Kondisi masyarakat seperti faktor pergaulan, letak geografis, dekat dengan geografis rekreasi knudah terpengaruh kebudayaan asing, media masa, kurang atau tidaknya pimpinan yang identifikasi dalam masyarakat. Sebagaimana yang erat hubungannya dengan lingkungan sosial, maka supah mendorong anak dalam pergaulan yang negatif.
Dengan demikian jelaslhh ’’bahwa kenakalan remaja macam apapun jenisnya mempunyii dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain dan masyarakat. Maka upaya penanggulangannya harus segera dilaksanakan, sebab
30 perkembangan anak bukah hanya tanggung jawab dari orang ntah tuanya saja atau pemeri: yang menyediakan fasilitas saja, melainkan tanggung j jawc b kita bersama seluruh masyarakat, bangsa dan negara.” (GunaJs; ;a, 1986 :26)
5. Usaha-usaha Menanggulangi Ke i akalan Remaja
Dalam usaha menanggulang kenakalan remaja, pada dasarnya merupakan suatu upaya menghilai i: gkan atau minimal mengurangi sebab- sebab yang dapat menimbulkan t^rjadinya kenakalan, diantaranya perlu adanya usaha yang sistematis untul: mengatasinya, diantaranya yaitu:
a. Usaha secara preventif
Yaitu segala usaha tinda can yang bertujuan untuk mencegah timbulnya kenakalan-kenakal; un (Gunarso, 1986 : 261). Hal ini g dalam rangka mengatasi terutama merupakan aktivitas seseoraiji dengan maksud mencegah itau menghindarinya dari perbuatan- perbuatan yang dianggap jelek Usaha ini ditempuh berorientasi pada sumber-sumber atau sebab-seb; tb yang menimbulkannya, yaitu:
1. Dari lingkungan keluarga Di dalam keluarga, d|imulai dari sikap orang tua terhadap kebutuhan anak-anak, bail yang bersifat biologis seperti makan, minum, pakaian, maupun yang bersifat psikologis seperti kasih sayang, pehatian perlindungan, keadilan, kebebasan, penghargaan, pujian dan sebagainya. Pe an orang tua dalam berinteraksi pada anak-anaknya diusahakan d ei ngan seoptimal mungkin.
Prof. Dr. Singgih D 1 junarso dalam bukunya ’’Psikologi Perkembangan Anak dar Remaja mengemukakan bahwa ia menggunakan istilah terai keluarga, maksudnya memusatkan usahanya untuk melakukan perbuatan terhadap keluarga sebagai suatu kesatuan dan mencii pai keseimbangan yang serasi dalam hubungan pribadi dalam ke uarga. (Gunarso, 1983 : 190).
Maka diharapkan orang tua mampu memberikan hal-hal:
- Keyakinan beragama, > aitu dengan menanamkan jiwa tauhid yang menjadi fondamer pokok dalam beragama pada diri anak dan membimbingnya de n: gan memberikan amalan ibadah,
- Memberikan bimbingan dan pendidikan yang menuju akhlakul karimah, minimal orang tua harus memberi suri tauladan atau contoh kepada anak-an; alknya sebagai uswatun khasa
- Menciptakan situasi yang harmonnis dalam kehidupan berkeluarga, rasa am m , tentram, cinta-mencintai. Sedapat mungkin percekcokan dihindari karena hal semacam itu dapat berakibat ketidaktentr. aman terhadap jiwa dan raga anak, ’’Dengan adanya kehi aimi «nisan, ketentraman keluarga, anak merasa adanya security dimana kehidupan di dalamnya ”
parental love and affec ion” dimana dihidupkan dan ”'parental advice and supervision (Atmasasmita, 1983 : 55).
32 Orang tua selalu men| adakan kegiatan kepada anak-anaknya lebih-lebih pada usia remaja. Peranan kelompok sangatlah penting dan menentuk m bagi remaja, maka orang tua harus selalu mengadakan ko itrol terhadap kelompok anaknya, baik kelompok mainnya, kelompok belajarnya, kelompok di sekolahnya, dan di masyarakatnya. Sikap menjaga dan perlu, bahkan agamapun mengontrol ini sa igatlah menganjurkan untuk selalu menjaga anggota keluarga dari perbuatan dosa.
Sebagaimana firman Allah
i j j z J * \
^ l l j ! H J Ijli j
Cb! ij3 \jL\; 'cj$\ _ f T' f ' ®
- * " '4 f ' J
Lo 4)1 S.
Artinya: ”Hai orang-oranj 31 yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dai api neraka” (Q.S. At-Tahrim: 6) (Soenarjo, 1971: 951). Orang tua wajib mengai ahkan terhadap anak-anaknya terutama dalam pengisian waktu lu mg yaitu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat baginya.
2. Dari lingkungan sekolah Pada dasarnya sekolah < d alah tempat mengadakan pendidikan moral, budi pekerti dan so >an santun disamping ilmu pengetahuan.
Sehingga dalam berinte aksi sangatlah dimungkinkan untuk berbuat nakal, maka tidak lah heran bila kenakalan juga melanda dilingkungan sekolah, den gan demikian tanggung jawab pendidik lainnya dalam menanamkan pendidikan moral dapat ditempuh dengan:
- Menciptakan suasana
- Kedisiplinan guru dai
Kurikulum disesuaikai remaja yang ada dalam i j ang harmonis tm mengajar agar lebih teratur, karena dengan kedisiplinan d^n keaktifan guru akan membawa situasi yang diinginkan.
Mengadakan kerjasam^ antara orang tua dengan sekolah. dengan kemampuan, bakat dan minat. Diadakannya operasi tfcrtib sekolah dengan kontinyu. Menanamkan kedisifj inan dan memfungsikan tata tertib sekolah.
3. Dari lingkungan masyarakat Kenakalan remaja bar yak beraksi dalam masyarakat, sehingga keberadaan masyarakat hi rus dapat mengatasi dan menanggulangi dengan langkah-langkah s ;bagai berikut:
Mengadakan pengawr san dan pemantauan terhadap kelompok masyarakat.
- 4
b. Usaha Secara Kuratif
Tindakan kuratif yaitu ’tindakan dalam memperbaiki akibat perbuatan nakal, terutama inc ividu yang telah melakukan perbuatan tersebut.” (Gunarso,1983 : 161). Upaya menempuh harus dengan melihat situasi dan kondisi, >ebab seseorang anak remaja lain bila diperlakukan dengan anak zecil dan orang dewasa yang sudah mengerti akan arti kesadaran.
Tindakan ini pada dasamyi dilakukan setelah tindakan pencegahan dan cara ini ditempuh dan dianggap perlu dalam mengubah tingkah laku si pelanggar itu dengan m jmberikan pendidikan lagi.
3i Dalam mengulangi hal semacam ini harus dengan menggunakan
e
pendekatan yang hati-hati. B hwa usaha itu harus dengan cara antara lain:
1. Menyelami kejiwaan anak dengan mencari sebab masalah yang dialami untuk memberi jalan keluar serta mencari keinginan- keinginan yang menjadi kc hendak si anak.
2. Menjelaskan keinginanny i yang selama ini menjadi hambatan sehingga mengetahui sbcara nyata yang akhirnya dapat menimbulkann kesadaran < an pengertian atas dirinya.
3. Dikonsultasikan dengan juru pembimbing atau wali kelas atau pada kepala sekolah.
4. Memberikan sanksi atau hukuman bagi yang telah melanggar ketentuan yang ada agar tildak mengulangi perbuatannya dan juga jangan sampai merembet pi ida temannya.
c. Usaha preserevatif
Usaha ini adalah tindakan ilntuk menindas dan menekan kenakalan remaja sesering mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat h gi. Dengan kata lain bahwa usaha ini adalah upaya pemeliharaan. Disini yang termasuk usaha preserevatif adalah:
1. Pembinaan mental, ini dapht ditempuh dengan berbagai ceramah- ceramah keagamaan, kada kum, kesadaran bernegara, kesadaran berlingkungan dan lain-lain
36
2. Program home room, yaiti suatu program kegiatan penasehatan untuk bimbingan kelompok yang bertujuan membangkitkan solidaritas dan perasaan kc bersamaan dan perasaan ikut memiliki dengan berbagai aktivitas y mg dijalankan kelompok itu.
3. Work study program, adala i langkah yang ditempuh dengan study karya yang bertujuan untul mengalihkan dorongan, berbuat nakal kepada aktivitas berkarya.
C. Hubungan antara Aktifitas Keagij maan dengan Tingkat Kenakalan
Remaja
Agama Islam bersumber pada wah m Allah yang diturunkan kepada umat S AW untuk mengatur tata kehidupan manusia melalui Nabi Muhammad manusia, baik hubungan dengan s< samanya maupun hubungan dengan pencipta-Nya. Manusia tidaklah lep< s dari manusia lain, bahkan saling membutuhkan satu sama lainnya dalam mencapai kesejahteraan hidup di dunia maupun akhirat. Dengan demikian a gpma mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. t
Mengingat pentingnya peran agami tersebut maka agama perlu diketahui, digali, dipahami dan diyakini, kemud i an diamalkan oleh setiap pemeluknya sehingga kelak benar-benar memiliki kepribadian dalam kehidupan sehari- sebi: gai berikut: hari, karena agama memiliki fungsi
1. Memberi bimbingan dalam hidup
2. Menolong dalam menghadapi kesuk aran
3. Menentramkan batin (Darajat, 1983 : 73) Dalam agama Islam mengijarkan untuk berperilaku baik dalam kehidupannya. Karena dengan p smahaman Islam perilaku dapat diyakini dan diamalkan. Dengan hidup d m segarnya keyakinan agama pada diri seseorang, akhlaknya dengan sendirinya akan baik, karena kontrol datangnya dari dalam, bukan dari luar. (Darajat, 1982 :152).
Adanya kenakalan remaja yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar, termasuk melapggar aturan. Moral dan perlu adanya penanaman moral lewat media ceramah keagamaan, membaca buku yang di dalamnya tercantum adanya nasehat bagi remaja.
Faktor-faktor yang dapat mengulangi tingkat kenakalan remaja (faktor positif) di antaranya: