PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN

SALATIGA TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

SRI SULASTRI

NIM 111 11 012

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN

SALATIGA TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

Oleh:

SRI SULASTRI

NIM 111 11 012

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

MOTTO

  Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar (Q.S. An-

  Nisa‟: 9)

  

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan ketulusan hati yang paling dalam ,kupersembahkan skripsi ini untuk :

  1. Bapak dan Ibuku tercinta (Sugiri, Harini), yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan motivasi, dukungan, bimbingan dan nasihat dalam kehidupan ini.

  2. Kakak tersayang (Syarifudin, Deni Setiawan) yang telah memotivasi dan doa sampai penyeleseaian skripsi.

  3. Dosen pembimbing skripsi Bapak Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd yang membimbing dan mendidik ku dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

  4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik, dan memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama perkuliahan.

  5. Sahabat-sahabatku (Nidha, Al Mila, Setya Utami, Titik, Anisha, Sukril, Edi, Mbak Gik, Mbak Fani), yang selalu memberikan doa dan semangat kepadaku.

  6. Teman-teman KKN Posko 11 (Gus Yasin, Mas Beni, Mas Hasan, Rahma, Mbak Ika, Mbak Nuza)

  7. Teman –teman seperjuangan ku angkatan 2011, khususnya teman-teman jurusan PAI-A

8. Almamaterku tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak M. Farid Abdullah, S.Pdi., M.Hum., selaku pembimbing akademik 6.

  Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta keluarga besarku yang telah mendoakan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Keluarga besar SMPLB-B Wantu Wirawan Salatiga yang telah memberikan penulis tempat dalam mengadakan penelitian, sehingga terselesainya skripsi ini.

  9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, 25 Agustus 2015 Penulis, Sri Sulastri NIM.11111012

  

ABSTRAK

  Sulastri, Sri. 2015. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga Tahun 2015. . Skripsi.

  Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd

  Kata kunci : Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Siswa Tunarungu Siswa tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan pendengaran serta memerlukan penanganan khusus dalam proses pembelajaran. Kunci keberhasilan proses pembelajaran tersebut ditentukan oleh beberapa komponen, diantaranya guru, media, metode yang digunakan, dan fasilitas pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga, apa saja hambatan, pendukung serta solusi permasalahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga tahun 2015. Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan untuk memberikan informasi dan masukan kepada semua pihak terutama guru, lembaga pendidikan, dan penulis.

  Jenis Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Responden adalah Kepala Sekolah, guru PAI, dan guru kelas. Data dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga berpedoman pada kurikulum KTSP SMP dengan modifikasi guru. Materi yang disampaikan ditekankan pada materi akhlak dan fiqih dengan bobot materi lebih ringan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, latihan demonstrasi, yang membedakan metode SMPLB-B dengan SMP yaitu bahasa yang digunakan di SLMPL-B adalah bahasa yang sederhana serta dalam penyampaiannya harus dengan suara keras, pelan, jelas, dan menghadap ke siswa agar siswa dapat melihat gerak bibir guru. Media pembelajaran PAI lebih banyak menggunakan alat peraga. Hasil pembelajaran PAI menunjukkan bahwa siswa tunarungu sudah menjalankan ritual keagamaan dalam keseharian dan berperilaku seperti tuntunan agama, yaitu siswa tunarungu sangan sopan, ramah dan terbiasa melakukan wudhu dan sholat wajib. Kendala yang dialami guru pendidikan agama Islam diantaranya kurangnya jumlah guru PAI, kurangnya kemampuan guru memanfaatkan media, kurang disiplinnya siswa. Guru SMPLB-B lebih sabar, penuh kasih sayang, dan dalam mengajar menggunakan pendekatan individual, pembiasaa,,latihan, model, dan pengulangan. Anak tunarungu sulit mengartikan konsep abstrak dan kurangnya kemampuan bahasa untuk berkomunikasi sehingga guru melatih dalam meningkatkan bahasa dengan menggunakan bahasa isyarat, melatih menulis, melatih berbicara, melatih pembenaran ucapan, maupun campuran antara bahasa isyarat, tulisan, ucapan dan pembenaran ucapan.

  

DAFTAR ISI

  Halaman SAMPUL ....................................................................................................

  LEMBAR LOGO ......................................................................................... i JUDUL ......................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v MOTO ......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................... xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ................................................................

  B.

  8 Fokus Masalah ..............................................................................

  C.

  8 Tujuan Penelitian ...........................................................................

  D.

  8 Kegunaan Penelitian .....................................................................

  E.

  10 Penegasan Istilah ............................................................................

  F.

  11 Metode Penelitian G.

  20 Sistematika Penulisan ...................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) .............................

  42 3. Prinsip-prinsip Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus ....................................................................................

  62 9. Upaya penanganan Anak Berkebutuhan Khusus ....................

  60 8. Sistem pendidikan anak tunarungu .........................................

  53 7. Penyebab ketunarunguan ........................................................

  48 6. Karakteristik anak tunarungu ..................................................

  47 5. Klasifikasi ketunarunguan ......................................................

  43 4. Pengertian Tunarungu .............................................................

  40 2. Penyebab kelainan pada Anak Berkebutuhan Khusus ............

  23 1. Pengertian pembelajaran Pendidikan Agama Islam ..............

  40 1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus .................................

  39 B. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus .......................................

  27 6. Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi anak ....................

  26 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB-B .....................................

  24 4. Ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMPLB-B .....................................................................

  23 3. Pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ....

  23 2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMPLB-B ...............................................................................

  67

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SLB Wantu Wirawan Salatiga .........................

  Permasalahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga...................

  122 B. Saran ..............................................................................................

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................

  Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SLB Wantu Wirawan Salatiga pada tahun 2015................................................ 110

  91 B. Faktor Penghambat dan Pendukung serta solusi pembelajaran

  Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga ............................

  82 BAB IV PEMBAHASAN A.

  78 2. Faktor Penghambat dan pendukung serta solusi

  71 1. Sejarah berdirinya SMPLB Wantu Wirawan Salatiga ............

  78 1. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan Salatiga .........

  76 B. Hasil Penelitian ..............................................................................

  75 6. Sarana dan Prasarana SLB-B Wantu Wirawan .......................

  74 5. Jumlah Siswa SMPLB-B Wantu Wirawan Salatiga ...............

  73 4. Jumlah Guru SMPLB-B Wantu Wirawan Salatiga ................

  72 3. Struktur Organisasi SMPLB-B Wantu Wirawan Salatiga ......

  71 2. Visi dan Misi SMPLB-B Wantu Wirawan Salatiga ...............

  124

  C.

  127 Penutup .......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  Lampiran

  1 Denah lokasi ................................... 128 Lampiran

  2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ................................... 129

  Lampiran

  3 Pedoman Wawancara Kepala Guru ................................... 130

  Lampiran

  4 Transkip Hasil Wawancara ................................... . 131 Lampiran

  3 Pedoman Observasi .................................... 137 Lampiran

  4 Hasil Observasi .................................... 141 Lampiran

  5 Trianggulasi Pengumpulan Data .................................... 146 Lampiran

  6 Dokumentasi .................................... 150 Lampiran 8 Power Point Hasil Skripsi .................................... Lampiran 9 Surat Tugas Pembimbing Skripsi .................................... Lampiran

  10 Surat Bukti Selesai Penelitian di SMPLB-B Wantu Wirawan ....................................

  Lampiran 11 Daftar Nilai SKK .................................... Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi .................................... Lampiran 13 Riwayat Hidup Penulis ....................................

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya manusia yang harus dilaksanakan dengan

  penuh tanggung jawab, karena menyangkut masa depan anak, masa depan masyarakat, dan masa depan umat manusia. Akan tetapi ini tidak berarti bahwa masa depan anak, masa depan masyarakat, dan masyarakat umat manusia, sepenuhnya ada di tangan pendidik.

  Menurut Nurdin (2005: 1) Masalah pokok pendidikan di Indonesia saat ini adalah masih berkisar pada soal pemerataan kesempatan, kualitas, efisiensi, dan efektifitas pendidikan. Untuk mengatasi persoalan dan menghadapi tantangan masa depan, perlu diciptakan pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan kapasitas siswa secara optimal.

  Rendahnya kualitas pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) merupakan permasalahan yang serius. Proses pembelajaran PAI sering bersifat seadanya, rutinitas, formalitas, dan kurang bermakna. Perbaikan kualitas pembelajaran harus diawali dari desain pembelajaran yang baik (Muhaimin,dkk, 2002: 190). Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.

  Dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukannya interaksi antara guru dan murid. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan target, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang mengajar.

  Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Namun setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Oleh karena itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak didik itu merupakan individu dengan segala perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar.

  Muhaimin (2008:192) Belajar pada hakikatnya terjadi secara individual. Setiap orang yang belajar memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Tindakan atau perilaku belajar memang dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tindakan atau perilaku belajar individu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik peserta didik secara perseorangan. Peserta didik yang cara belajarnya lambat tidak akan dipaksa bertindak belajar cepat, sebaliknya peserta didik yang cara belajarnya cepat tidak mungkin dipaksa bertindak belajar secara lambat. Karena itulah, kalau pembelajaran pendidikan agama tidak dirancang dengan mengacu pada karakteristik perseorangan maka peserta didik yang lambat akan selalu kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar, dan sebaliknya peserta didik yang cepat akan selalu kelebihan waktu. Akibatnya, suasana kelas akan menjadi tidak seimbang. Apalagi kalau dipertimbangkan karakteristik yang lain, seperti perbedaan tingkat perkembangan intelektual, gaya belajar, dan kemampuan awal tentang pemahaman agamanya maka kondisi serupa akan terjadi. Atas dasar realitas karakteristik individu tersebut maka rancangan pembelajaran pendidikan agama harus diupayakan agar sesuai dengan karakteristik perseorangan peserta didik sehingga peserta didik dapat berkembang maju dalam pemahaman, pengalaman, dan pengamalan beragamanya sesuai dengan kapasitasnya.

  Diterangkan dalam Firman Allah Swt: Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.

  Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara (Majid dan Andayani, 2005: 135).

  Anak berkebutuhan khusus memang berbeda dengan anak normal pada umumnya, baik dari segi fisik, mental, maupun secara pemikiran. Meskipun demikian anak berkebutuhan khusus (ABK) harus memiliki kesamaan perlakuan seperti yang telah anak-anak normal rasakan, tidak terkecuali dalam masalah pendidikan. Karena pendidikan sangatlah penting bagi setiap manusia dalam rangka mengembangkan segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima oleh setiap warga negara. Seluruh warga negara tanpa terkecuali termasuk di dalamnya anak berkebutuhan khussu mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, hal tersebut dijamin oleh UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang mengemukakan “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

  Pada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,dijelaskan dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) menyatakan: (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional,mental intelektual,dan atau sosial berhak mendapatkan pendidikan khusus. Anak tunarungu merupakan anak yang berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan sosial dan fisik sehingga telah jelas undang-undang tersebut pada pasal 5 ayat (2), menunjukkan bahwa anak tunarungu berhak mendapatkan pendidikan. Untuk itu dukungan perkembangan dan kemajuan anak tunarungu dapat dibekali lewat sekolah luar biasa (SLB).

  Anak berkebutuhan khusus tunarungu mengalami hambatan dalam proses bicara dan bahasa, yang disebabkan oleh kelainan pendengarannya. Sebagai akibat dari terhambatnya perkembangan bicara dan bahasanya, anak tunarungu akan mengalami kelambatan dan kesulitan dalam hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi. Hambatan utama dari tunarungu dalam proses komunikasi adalah karena miskin kosa kata dan tidak lancar dalam proses bicara. Hal ini disebabkan oleh alat-alat yang penting untuk memahami bahasa, yaitu indra pendengarannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam keadaan tersebut menyebabkan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya (Haenudin, 2013 1-2).

  Pelayanan pendidikan bagi setiap anak yang memiliki kebutuhan khusus tentu akan berbeda-beda, tergantung kekurangan apa yang dialami oleh anak tersebut dan seberapa parahkah kekurangan tersebut sehingga pelayanannya pun dapat sampai kepada anak tersebut dengan tepat.

  Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah disediakan berbagai bentuk layanan pendidikan (sekolah) bagi mereka. Pada dasarnya sekolah untuk anak berkelainan sama dengan sekolah anak-anak pada umumnya. Namun karena kondisi dan karakteristik kelainan anak yang disandang, maka sekolah bagi mereka dirancang secara khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik kelainannya. Sekolah untuk anak-anak berkelainan ada beberapa macam, salah satunya adalah Sekolah Luar Biasa (SLB).

  SLB Wantu wirawan merupakan salah satu institusi yang memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus mulai dari anak tunarungu, tunagrahita, tunanetra dan tunadaksa yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar (wawancara kepala sekolah SLB B Wantu Wirawan).

  Siswa penyandang tunarungu memiliki kebutuhan dan hak yang sama dengan anak berkebutuhan khusus yang lain atau bahkan dengan anak normal dalam hal pendidikan. Akan tetapi, dengan keterbatasan yang dimiliki oleh mereka baik secara fisik, mental, sosial maupun intelektual maka mereka memerlukan pemenuhan kebutuhan yang berbeda sesuai dengan kondisi mereka. Sekolah Luar Biasa juga terdapat pendidikan umum maupun pendidikan agama.

  Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

  Sebelum melakukan penelitian di SLB Wantu Wirawan, penulis telah melakukan observasi. Dalam observasi itulah, penulis mengetahui dan menemukan beberapa problem atau masalah dalam proses pembelajarannya terutama dalam proses pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Beberapa permasalahan yang ada diantaranya pertama, guru PAI di SLB Wantu Wirawan bukan lulusan guru PLB, melainkun guru PAI . Beliau adalah guru mata pelajaran PAI di sekolah yang terdiri dari tingkatan TKLB B sampai SMALB B tersebut. Kedua, perencanaan pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi siswa (tunarungu) terutama yang berkaitan dengan RPP dan materi pelajaran. Ketiga, satu ruangan diberi sekat pembatas dengan satu pintu utama yang dijadikan tiga kelas (SDLB-B, SDLB-B, dan (SMPLB-B dan SMALB-B)), sehingga kondisi kelas kurang nyaman untuk belajar. Keempat, dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah berlangsung sesuai dengan jenjang pendidikan, melainkan dalam pembelajaran terdapat beberapa jenjang pendidikan, yaitu dalam suatu kelas kegiatan pembelajaran terdapat siswa SMPLB-B dan SMALB-B. Kelima, terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas, dikarenakan SLB Wantu Wirawan masih kurangnya guru, sehingga pembelajaran SMPLB-B dengan SMALB-B digabungkan.

  Dalam penyampaian materi pendidikan agama Islam tidak semudah seperti penyampaian pada anak-anak normal. Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar memiliki pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak dapat mengembangkan diri semaksimal mungkin sesuai kondisi mereka agar tidak menjadi beban dalam keluarga dan lingkungannya.

  Melihat permasalahan diatas, akhirnya penulis tertarik untuk membahasnya dengan judul skripsi: “PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN TAHUN 2015”.

B. Fokus Penelitian

  Dalam melakukan penelitian ini penulis memberikan fokus masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan tahun 2015?

  2. Apa faktor penghambat dan pendukung serta solusi permasalahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan tahun 2015? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan tahun 2015.

  2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung serta solusi permasalahan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan tahun 2015.

D. Kegunaan Penelitian

  Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

  Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam mengembangan wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang PAI dan juga menambah bahan pustaka bagi perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2. Secara Praktis a.

  Bagi Siswa Bagi siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan, hasil penelitian ini diharapkan dapat: 1)

  Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mengetahui pembelajaran pendidikan agama Islam.

  2) Mengaplikasikan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

  b.

  Bagi Pembimbing Bagi Pembimbing, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki kualitas pembinaan pembelajaran pendidikan agama Islam.

  c.

  Bagi Guru 1)

  Dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.

  2) Dapat memberikan dukungan terhadap siswa penyandang tunarungu untuk semangat melaksanakan belajar dan beribadah.

  d.

  Bagi Lembaga Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam pengambilan kebijakan untuk pembinaan kepada guru PAI. e.

  Bagi Peneliti Hasil penelitian ini, peneliti dapat menambah pengalaman dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PAI SMPLB tunarungu.

E. Penegasan Istilah

  Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah lain adalah didalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut: 1.

   Pembelajaran pendidikan agama Islam

  Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar (Susanto, 2013: 18-19)

  Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nanti setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhiratnya kelak (Darajat, dkk, 2011: 88)

  Jadi yang dimaksud pembelajaran pendidikan agama Islam adalah proses belajar mengajar terhadap anak didik tentang ajaran agama Islam agar peserta didik memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam.

2. Siswa Tunarungu

  Meimulyani dan Caryoto (2013: 12) Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara.

F. Metode Penelitian

  Menurut Coghlan (Sarosa, 2012: 36) Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah.

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011: 6).

  2. Kehadiran Peneliti

  Kehadiran peneliti yang dimaksud adalah bahwa peneliti sebagai pengamat dalam hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi masih melakukan fungsi pengamatan, ia sebagai anggota pura-pura, jadi tidak melebur dalam arti sesungguhnya (Moleong, 2009: 77). Peneliti ikut berperan serta menjadi pengamat dalam pembelajaran di SMPLB Wantu Wirawan dan mengikuti secara pasif kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

  Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting. Karena peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya. Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMPLB Wantu Wirawan dan akan melakukan wawancara dan observasi dengan subjek penelitian di SMPLB Wantu Wirawan.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di SLB Wantu Wirawan, tepatnya berada di Jl. Argobogo No.282 Ledok, Salatiga. Kec. Argomulyo 50732 Jawa Tengah. Adapun strata pendidikan mencakup: TKLB (Taman Kanak- Kanak), SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa), SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa),dan SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa).

  Objek yang digunakan peneliti adalah SMPLB Wantu Wirawan.

  4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh (Arikunto, 2010: 172). Menurut Lofland (1984) dalam Moleong (2011: 157-163) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video, pengambilan foto, atau film. Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

  Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah SLB Wantu Wirawan, guru kelas, dan guru Pendidikan Agama Islam SMPLB Wantu Wirawan. Selain itu, sumber data juga berasal dari perekaman vidio, foto kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam, ataupun sumber buku, dokumen pribadi dan dokumen resmi dalam nenunjang pembelajaran pandidikan agama Islam, baik dari segi penataan lingkungan belajar maupun dari segi proses pembelajaran mulai dari pembukaan sampai penutup.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, digunakan metode- metode berikut: a.

  Metode Wawancara Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu (Kahn & Cannell 1957 dalam Sarosa, 2012: 45)

  Sukandarrumidi (2004: 88) Interview dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.

  Dalam interview dapat diketahui ekspresi muka, gerak-gerik tubuh yang dapat dichek .

  Lebih lanjut peneliti akan menanyakan kepada responden (kepala sekolah, guru kelas, dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa tunarungu, metode pembelajaran anak berkebutuhan khusus khususnya tunarungu mulai dari perencanaan sampai dengan penutup dan faktor pendukung, penghambat serta solusi pembelajaran pada siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan.

  Untuk melaksanakan teknik wawancara, yang dilakukan peneliti adalah menciptakan hubungan yang baik, sehingga informan bersedia bekerjasama dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah semi terstruktur yaitu kompromi antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Pewawancara sudah menyiapkan topik dan daftar pertanyaan pemandu wawancara sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan. Pewawancara perlu menelusuri lebih jauh suatu topik berdasarkan jawaban yang diberikan partisipan. Urutan pertanyaan dan pembahasan tidak harus sama seperti pada panduan, semua tergantung pada jalannya wawancara. Hampir dapat dipastikan bahwa topik dan panduan wawancara yang telah disiapkan harus diikuti dengan pertanyaan tambahan untuk menggali lebih jauh jawaban partisipan.

  b.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (arikunto, 2010: 274)

  Metode ini digunakan untuk memperoleh data sejarah SMPLB Wantu Wirawan. Struktur organisasi, keadaan guru dan siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan, proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, desain dan karakter pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan data-data serta informasi lain yang menunjang.

  c.

  Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sebuah objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang (Sukandarrumidi, 2004: 69). Harus disadari bahwa tidak ada teknik pengumpulan data yang sempurna. Metode ini digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, situasi dan kondisi lingkungan SMPLB Wantu Wirawan. Bagaimana lingkungan di desain untuk mendukung proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam , cara menanamkan kepedulian anak dengan pembelajaran pendidikan agama Islam, macam-macam layanan yang dimiliki SMPLB Wantu Wirawan.

  Melalui metode observasi ini, peneliti bisa mengetahui secara langsung fenomena yang diteliti, mengenai keadaan guru PAI, siswa tunarungu, pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

6. Metode Analisis Data

  Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera digarap oleh peneliti. Di dalam buku-buku lain sering disebut pengolahan data. Ada yang menyebut data preparation, ada pula data analysis (Arikunto, 2010: 278).

  Menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2011: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

  Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya penulis akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikaji dan dikupas secara runtut. Karena data yang diperoleh itu merupakan data kualitatif maka penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif analisis. Artinya peneliti mencari uraian yang menyeluruh dan cermat tentang karakteristik, faktor penghambat, pendukung serta solusi pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan, cara menanamkan kepedulian anak dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, macam-macam layanan yang dimiliki SMPLB Wantu Wirawan. Karena struktur pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif, dimana data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, maka di lakukan pengelompokkan data dan pengurangan yang tidak penting. Setelah itu, maka dilakukan analisis pengurangan dan penarikan kesimpulan tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan oleh para guru di SMPLB Wantu Wirawan, proses analisis data baik ketika mengumpulkan data maupun setelah selesai pengumpulan data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : a.

  Pada waktu pengumpulan data, dilakukan pembuatan reduksi data dan sajian data.

  b.

  Menyusun pokok-pokok temuan yang penting dan mencoba memahami hasil-hasil temuan tersebut dan melakukan reduksi data.

  c.

  Menyusun sajian data secara sistematis agar makna peristiwanya semakin jelas.

  d.

  Mengatur data secara menyeluruh dan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan. Apabila dirasa kesimpulan masih perlu tambahan data, maka akan kembali dilakukan tinjauan lapangan untuk kegiatan pengumpulan data guna pendalaman.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keabsahan (realibilitas) menurut „positivisme‟ dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri (Moleong, 2011: 321).

  Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan lain (Moloeng, 2009: 330). Dengan kata lain bahwa triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Denzin dalam (Moleong, 2010: 33) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

  Patton dalam Moleong (2010: 330-331) Triangulasi sumber (Kepala Sekolah, guru kelas dan guru PAI) berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang terpenting ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.

  Triangulasi metode (wawancara, observasi, dokumen) menurut Patton dalam Moleong (2010: 331), terdapat dua strategi, yaitu (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

  Triangulasi penyidik dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lain untuk melakukan pengecekan. Triangulasi teori dengan cara mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaing. Hal itu dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barangkali mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya.

  Untuk menguji keabsahan data penelitian, peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dengan jalan: a.

  Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara b.

  Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi c.

  Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang d.

  Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Kegiatan administratif yang meliputi, pengajuan ijin operasional untuk penelitian dari Kepala Sekolah SMPLB Wantu Wirawan selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pedoman wawancara dalam melakukan administrasi lainnya.

  b.

  Kegiatan lapangan yaitu meliputi: 1)

  Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu SLB Wantu Wirawan.

  2) Menemui calon informan dan responden, yaitu kepala sekolah, guru kelas, guru PAI SMPLB-B Wantu Wirawan.

  3) Menemui siswa tunarungu dalam proses pembelajaran PAI

  4) Melakukan survei langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informan sebagai langkah pengumpulan data.

  5) Menyajikan data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

  6) Membuat kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. 7) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif, secara garis besar sebagai berikut:

  1. Bagian Awal Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

  2. Bagian Inti Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data:

  BAB I : Pendahuluan Meliputi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulis Skripsi. BAB II : Kajian Pustaka Berisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB Tunarungu BAB III : Paparan Data Penelitian Meliputi Gambaran Umum SMPLB Wantu Wirawan dan Penerapan Pembelajaran Pendidikan agama Islam pada Anak Tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan. BAB IV : Analisis Data Penelitian Meliputi Karakter pembelajaran pendidikan agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan, dan Faktor pendukung, penghambat serta solusi pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam siswa tunarungu di SMPLB Wantu Wirawan.

  BAB V : Kesimpulan, Saran dan Penutup Meliputi Kesimpulan, Saran-saran, dan Penutup.

3. Bagian Akhir

  Bagian akhir dari skripsi ini, memuat: Daftar Pustaka, Lampiran- lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menurut Majid (2012: 11-12) Pendidikan agama Islam adalah upaya

  sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-

  Qur‟an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman dengan disertai tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

2. Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMPLB-B

  Dalam konteks pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), tujuan pembelajarannya adalah bagaimana anak dapat memahami dan mengerti terhadap ajaran-ajaran Islam yang menjadi topik bahasan (kognitif), kemudian dari pemahaman ini para peserta didik dapat mengintrodusirnya menjadi bagian dari sikap dan nilai dalam kehidupan sehari-hari (afektif), dan peserta didik memiliki keterampilan yang berkaitan dengan pelajaran tersebut (Naim dan Patoni, 2007: 69-70). Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB-B adalah sebagai berikut: a.

  Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.

  b.

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDN 11 LANGKAI PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 103

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 1 84

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 2 161

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99