UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DI KELAS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 - Test Repository

  

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI

LISTENING TEAM

METODE PEMBELAJARAN DI KELAS III

MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARI KEDU TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2 0 1 0 / 2 0 1 1

  

S K R I P S I

Diajukan untuk M em peroleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

NISA RISTUNINGSIH

  

NIM: 11408271

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  DEPAREMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 56721 Website:

  Dra. Siti Farikhah, M.Pd Dosen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah skripsi

  Saudari Nisa Ristuningsih K epada:

  Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga A ssalam u’alaikum. Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Nisa Ristuningsih Nitn : 11408271

  Jurusan /prodi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH

  KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN

  LISTENING TEAM

  DI KLS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARIKEDU TEMANGGUNG TAHUN 2010 / 2011 Dengan ini kami mohon skripsi saudari di atas supaya dapat dimunaqosahkan.

  Demikian agar menjadi perhatian.

  W assalamu’alaikum. Wr. Wb.

  Dra. Siti Farikhah, M.Pdl KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 56721 Website: .

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Judul : UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN

  LISTENING TEAM

  DI KLS III MI MIFTAKHUL HUDA TEGALSARIKEDU TEMANGGUNG TAHUN 2010 / 2011

  Nama : Nisa Ristuningsih Nim : 11408271 Jurusan /p ro d i: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

  Salatiga, 25 September 2010 Dewan Penguji

  Ketua Sekretaris

  

Dra. Siti Farikhah, M.Pd

  NIP. 196106231988031001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah di tulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.

  Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, Juli 2010 Peneliti

  Nisa Ristuningsih NIM. 11408271

  

MOTTO

( j j a ( j m

  . u i j j j i t ^ l \ £ tJoS ’ ^ A j

  Uitt^L ( «V o-jjd)

  A rtinya: “ Hai manusia, sesimgguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan-Mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Yunus, 5 7 )

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada : ❖ Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa memberikan bimbingan dan kasih sayang serta do’a yang selalu dipanjatkan ❖ Adikku tersayang Aulia Khusnita ❖ Almamater tercinta STAIN Salatiga

  ABSTRAK N isa Ristuningsih NIM. 11408271 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

(STAIN) Salatiga tahun 2010. Judul Skripsi “Upaya peningkatan prestasi belajar

  

Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pem belajaran Listening Team kelas

III di M I M iftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011 ”.

  Upaya peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team Penerapan metode pembelajaran Listening Team sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda

  Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 yang ditempuh melalui proses yang ditentukan oleh beberapa faktor.

  Penbelitian ini dilakukan dengan meggunakan metode pengumpulan data yang teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes formatif. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011

  Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I 55 % pada siklus II 75 % siklus

  III 90 % .

  

DAFTAR TABEL

  11. Tabel 11 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran

  

  18. Tabel 21 Hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan pembelajaran

  

  

  

  16. Tabel 17 hasil pengamatan presentasi siswa pelaksanaan pembelajaran

  

  

  

  14. Tabel 14 hasil pengamatan diskusi kelompok pelaksanaan pembelajaran

  

  

  

  

  

  

  

  

  8. Tabel 8 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran

  

  

  

  

  

  5. Tabel 5 Rata rata hasil pengamatan diskusi kelompok pembelajaran

  

  

  

  

  

DAFTAR LAMPIRAN

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL...........................................................................................

  

  LEMBAR PERSETUJUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  G. Metode Penelitian

  7

  

  

  

  

   D. Keterkaitan pembelajaran SKI dengan penerapan metode

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan pada waktunya.

  Skripsi yang berjudul “Upaya peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011” ini. disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka memperoleh ijazah Strata satu (SI).

  Dalam penyusunan dan penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

  1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  2. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing dalam penyusunan skripsi yang dengan kerelaan hati dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan.

  3. Bpk dan Ibu dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

  4. Bapak Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Tegalsari Kedu Temanggung beserta dewan Guru yang telah berkenan memberikan ijin dan bantuan dalam penelitian ini

  5. Segenap sahabat dan semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Kiranya hanya kepada Allah SWT penulis berdoa, semoga amal kebaikan dan jasa budi baiknya mendapat balasan yang setimpal. Amin.

  Dan akhirnya penulis berharap, semoga skripsi yang sederhana ini dan yang jauh dari kesempurnaan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin

  Salatiga, Juli 2010 Penulis

  Nisa Ristuningsih NIM. 11408271 BABI

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, dalam kontek pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam semua elemen pendidikan saling terkait terutama guru dan siswa yang sangat dominan.

  Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses belajar mengajar diselenggarakan secara efektif, artinya dapat berlangsung secara lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila timbul perubahan tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, dalam kontek pembelajaran Sejarah

  Kebudayaan Islam (SKI) semua elemen pendidikan saling terkait terutama guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif tetapi juga tidak melupakan unsur aktif, kreatif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran tersebut.

  Tabrani Rusyan, (1989:21) mengemukakan berbagai kriteria proses pembelajaran efektif, meliputi; 1) Proses belajar mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dan bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. 2) Proses belajar mengajar mampu melayani gaya belajar dan kecepatan belajar peserta didik yang berbeda beda. 3) Proses belajar mengajar mampu melayani perkembangan belajar peserta didik yang berbeda-beda.

  4 )

  2

  Proses belajar mengajar melibatkan peserta didik secara aktif dalam pengajaran, sehingga mencapai tujuan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.

  Idealitas pembelajaran yang efektif seperti tersebut , seringkah sulit diwujudkan dalam praktek kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini karena proses belajar mengajar yang melibatkan antara Guru dan siswa pelaksanaanya masih belum maksimal. Seperti halnya dalam proses belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam masih ditemukan gejala rendahnya penguasaan materi pembelajaran. Pada satu sisi karakter materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dipahami siswa dan guru sebagai materi yang bersifat hafalan, pada sisi lain strategi penyampaian materi pembelajaran bertumpu pada metode-metode tertentu secara monoton. Dampaknya kegiatan pembelajaran tidak interaktif, kurang menarik dan terkesan mengejar target penyelesaian pokok bahasan.

  Keadaan di atas, perlu penanganan sacara serius agar meningkatkan kualitas pembelajaran dapat dicapai pada giliranya harapan teijadinya peningkatan penguasaan materi pembelajaran dapat terwujud yang diikuti dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu perlu diujicobakan penerapan berbagai strategi pembelajaran dalam hal ini peneliti mengambil penelitian sebagai b e r ik u tU p a y a peningkatan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode pembelajaran Listening Team kelas III di MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung tahun 2010/2011”.

  3

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai b erikut:

  1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas

  III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011 ?

  2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran Listening Team pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011?

  3. Bagaimana upaya peningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan metode pembelajaran Listening Team dapat di kelas

  III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011?

  C. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam kegiatan penelitan ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011.

  2. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Listening Team pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011.

  4

  3. Untuk mengetahui upaya peningkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan menggunakan metode pembelajaran Listening Team pada siswa di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011.

D. Manfaat penelitian

  Apabila terbukti penerapan metode pembelajaran listening team dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktik, diantaranya adalah :

  1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan Pendidikan

  Agama Islam pada umumnya dan khususnya dapat memperkaya khasanah pustaka teori tentang pendidikan Islam serta masukan bagi penulis dan pembaca.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi Siswa Melalui penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa untuk dapat belajar lebih baik sehingga dapat mencapai nilai prestasi pelajaran Sejarah

  Kebudayaan Islam sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

  b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi kepada guru untuk lebih dapat meningkatkan belajar mengajar agar tercapai tujuan dengan seoptimal mungkin.

  5

  c. Manfaat Bagi Sekolah Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan di sekolah dalam penerapan pmetode pembelajaran yang baik sehingga dapat mencapai nilai prestasi maksimal.

E. Definisi Operasional

  1. Definisi Metode Mengajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamalanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.

  ( Slameto, 1995:2) Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekeijaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis dalam dunia psikologi, metode berarti prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk menyelidiki fenomena (gejala-gejala) kejiwaan seperti metode klinik, metode eksperimen dan sebagainya.(Slameto, 1995:9)

  Selanjutnya, yang dimaksud dengan metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Bagian penting yang sering dilupakan orang adalah strategi mengajar yang sesungguhnya melekat dalam metode mengajar

  6

  2. Metode listening team Metode pembelajaran aktif dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok mendapat tugas menyampaikan materi dengan menggunakan metode ceramah dan memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk memperhatikan sambil mencatat hal yang kurang jelas untuk kemudian didiskusikan. (Ahmad S ab ri, 2005:29 )

  3. Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah

  Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin, Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.(Permenag No 2 th 2008)

  4, Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar oleh peserta didik. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang baik. Oleh

  7

  prestasinya berhasil dengan baik. Sedangkan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dikeijakan atau dilaksanakan individu dalam mengeijakan sesuatu.(Abu

  Ahmadi, 1991:30)

F. Hipotesis

  1. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011.

  2. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun 2010/2011.

  3. Penerapan metode pembelajaran Listening Team dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas III MI Miftakhul Huda Tegalsari Kedu tahun

  2010 / 2011 .

  G. Metode Penelitian

  1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa penelitian tindakan kelas.

  Prosedur dan langkah langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Menurut Basuki Wibowo (2003:3) penelitian tindakan merupakan proses daur ulang mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan atau observasi serta refleksi yang diikuti dengan perencanaan ulang.

  8

  Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terbagi menjadi beberapa siklus besar yang masing masing siklus berlangsung selama

  1 minggu dan, di mana

  pelaksanaan Siklus I, jika belum tuntas dilanjutkan pelaksanaan siklus II dan jika belum tuntas dilanjutkan pelaksanaan siklus III demikian seterusnya sampai siswa tuntas.

  Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai b erikut: a. Perencanaan.

  b. Pelaksanaan tindakan

  c. Observasi dan interpretasi

  d. Analisis dan refleksi 2 . Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Huda

  Tegalsari Kedu Temanggung. Adapun Subyek penelitian adalah siswa dan siswi Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Huda Tegalsari Kedu Temanggung yang berjumlah 20 siswa pada semester I tahun pembelajaran 2010 / 2011 .

  3. Teknik pengumpulan data

  a. Tes Yaitu tes formatif yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran b. Pengamatan atau observasi

  9

  Menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kejadian selama proses belajar mengajar berlangsusng.

  c. Dokumentasi Yang dimaksud dokumentasi disini adalah dari hasil proses belajar mengajar misalnya daftar nilai yang berguna untuk mengetahui nilai mata pelajaran sehingga dapat mengelompokkkan siswa menjadi tiga kelompok , yaitu; tinggi, sedang, rendah.

  4. Instrumen penelitian

  a. Materi tentang akan lahirnya Nabi akhir zaman

  b. Materi hamilnya Aminah dan wafatnya Abdullah

  c. Materi waktu dan tempat kelahiran Nabi Muhammad Saw

  d. Lembar pengamatan

  e. Soal tesfoim atif 5. langkah-langkah penelitian / Siklus penelitian

  Siklus I Penelitian siklus pertama dengan bahan kajian yaitu materi pembelajaran tentang kabar yang berkembang di Mekah tentang akan lahirnya nabi akhir zaman, siklus pertama kegiatanya antara lain :

  a. Perencanaan

  b. Pelaksanaan

  c. Observasi atau Interprestasi

  10

  Siklus II Penelitian siklus kedua dengan bahan kajian yaitu materi pembelajaran tentang Hamilnya Aminah dan wafatnya Abdullah, siklus kedua kegiatanya antara la in :

  a. Perencanaan

  b. Pelaksanaan

  c. Observasi atau Interprestasi

  d. Refleksi Siklus III

  Penelitian siklus ketiga dengan bahan kajian yaitu materi pembelajaran tentang waktu dan tempat kelahiran Nabi Muhammad Saw , siklus ketiga kegiatanya antara la in :

  b. Perencanaan

  b. Pelaksanaan

  c. Observasi atau Interprestasi

  d. Refleksi

  6 . Teknik Analisis Data

  Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan data analisis kualitatif dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan pada akhir siklus. Untuk mengetahui hasilnya dalam bentuk

  11

  persentase ketuntasan dari hasil tes yang di dapat dimasukkan kedalam rumus prosentase dibawah ini.

  Rumus yang digunakan untuk mengetahui prestasi atau ketuntasan belajar siswa menggunakan rumus prosentase (Syaiful Bahri, 2000;226): F

  P = ------- xl00% N

  P : Prosentase hasil F : siswa yang menguasai atau tuntas

  N : jumlah siswa seluruhnya

  100 % : bilangan konstan

  Untuk mengetahui prestasi belajar sisw a, maka penelitian ini menentukan kriteria ketuntasan minimal ( K K M ) pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III yaitu 80%

H. Sistematika Penulisan

  Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan yang terdiri dari, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis tindakan, metode penelitian, sistematika penulisan.

  12

  BAB II Adalah Kajian pustaka yang terdiri dari Penelitian Tindakan kelas (PTK) membahas pengertian, sejarah PTK, prinsip PTK kemudian Prestasi belajar SKI yang membahas Prestasi belajar dan SKI, Metode pembelajaran

  listening team

  yang membahas pengertian, karakteristik , langkah langkah pembelajaran listening team serta keterkaitan pembelajaran SKI dengan penerapan metode Listening Team.

  BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), pelaksanaan siklus III (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi) dan seterusnya.

  BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, diskrepsi persiklus ( data hasil pengamatan/ wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan), pembahasan tiap siklus. B A B V Merupakan bagian akhir penulis yang tercakup didalamnya Penutup, kesimpulan dan saran.

  Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas ( PTK )

  1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( P T K ) adalah mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa yang dikembangkan di kelas yang terdiri dari guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

  Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu model penelitian yang dikembangakan di kelas yang merupakan tindakan studi tentang upaya untuk memperbaiki praktik pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu kelompok .Secara sederhana bisa diartikan upaya mengujicobakan ide dalam praktik dengan tujuan memperbaiki atau mengubah sesuatu, mencoba memperoleh pengaruh yang sebenarnya dalam situasi tersebut ( Suharsimi Arikunto,2006:2) ada tiga kata inti, yaitu (1) Penelitian, (2) tindakan, (3) kelas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan teijadi dalam suatu kelas secara bersama.

  Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat dalam penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukanya sendiri, misalnya guru memberikan pekeijaan kelompok kepada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas. Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati proses mencairnya es yang ditempatkan dipanci tertutup dan panci terbuka, atau didalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya. Denga kata lain, guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya, perhatian mereka pada proses yang teijadi, mengamati hasil dari proses, mengadakan pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman kelompoknya, melaporkan di depan kelas, dan sebagainya.

  Kata kelas yang kemudian membentuk istilah penelitian tindakan kelas memang berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action

  Research ( CAR ). Di Indonesia disebut penelitian tindakan kelas ( PTK ).

  Sebetulnya dalam penulisan karya tulis ilmiah pengertianya tidak sesempit itu. Oleh karena itu, dalam pembicaraan PTK ini kita pahami bukan penelitian tindakan kelas, tetapi penelitian tindakan saja. Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya dapat dilakukan oleh guru tetapi juga oleh kepala sekolah, pengawas, bahkan siapa saja yang berminat melakukan tindakan dalam rangka perbaiokan hasil keijanya. Kepala sekolah yang statusnya guru dengan tambahan tugas, masih mempunyai tugas mengajar sehingga dapat melakukan PTK karena mempunyai k e la s..( Suharsimi Arikunto,2006:3)

  15

  2. Sejarah Penelitian Tindakan Kelas Sejarah Penelitian Tindakan Kelas diawali dari perkembangan Penelitian

  Tindakan yang dimulai dikenal pada tahun 1946-an. Kurt Lewin sebagai seorang psikolsosial, menerapkan Penelitian Tindakan dengan mengembangkan program tindakan sosial untuk menanggapi permasalahan sosial melalui penelitian yang memadukan pendekatan eksperimental dalam bidang ilmu sosial. Dalam perkembangan berikutnya, munculnya Penelitian Tindakan Kelas seolah bermula dari perpaduan dua jenis penelitian, yakni Penelitian Tindakan (action research) dan Penelitian Kelas (classroom research).

  Stphen Corey (1952 - 1953) pada pertama kalinya menerapkan Penelitian Tindakan dalam dunia pendidikan. Corey berpandangan bahwa perubahan- perubahan dalam kegiatan atau praktek pendidikan lebih mungkin dilaksanakan jika melalui Penelitian Tindakan. Hal ini karena guru, superfisor dan pejabat administratif akan lebih dapat terlibat dalam mencari jawaban permasalahan dan aplikasi temuan-temuan yang ada. Dari tulisan Corey, “Action Research to

  Improve School Practice

  ” (tahun 1953), mulai dirasakan pengaruhnya dalam memperkenalkan Penelitian Tindakan ke dalam dunia pendidikan.

  Konsep penelitian yang dilakukan oleh guru juga dikemukakan oleh Lawrence Stenhouse di Inggris tahun 1967 - 1972, yang mengaitkan antara Penelitian Tindakan (action research) dan konsepnya tentang guru sebagai peneliti. Saat itu, kegiatan penelitian muncul dalam kerangka suatu proyek yang bernama Schools

  C ouncil’s Humanities Curriculum Project

  (HCP). Proyek ini bertujuan menekankan pentingnya kurikulum eksperimental dan merekonseptualisaikan

  16

  kurikulum perkembangan sebagai penelitian kurikulum. HCP menekankan pentingnya refleksi yang cepat atas sikap terhadap pembelajaran sebagai bagian tugas guru.

  John Elliot dan Clem Adelman, pada kisaran tahun 1972 - 1975, mempopulerkan Penelitian Tindakan sebagai metode guru untuk mengadakan penelitian di kelas mereka melalui Ford Teaching Project yang melibatkan 40 orang guru SD dan SL. Dalam proyek itu, masing-masing guru membuat hipotesis tentang pembelajaran yang dilakukannya, kemudian hasilnya dipakai untuk meningkatkan pembelajaran. Dari sini kemudian muncul berbagai istilah seperti : penelitian kelas, guru peneliti, penelitian kelas oleh guru. Dalam akhir proyek itu,

  Elliot mendirikan Jaringan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research Network).

  Selanjutnya, Stephen Kemmis juga merumuskan konsep Penelitian Tindakan dan bagaimana penerapannya dalam bidang pendidikan. Berpusat pada Deakin University di Australia, Kemmis dan koleganya telah menghasilkan suatu seri publikasi dan materi pelajaran tentang Penelitian Tindakan, Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi. Selanjutnya, artikel mereka tentang Penelitian Tindakan (Kemmis, 1982, 1983) bermanfaat untuk pengembangan Penelitian Tindakan dalam bidang pendidikan.

  Hopkins dalam Rochiati (2006:29) menyebut penelitian kelas (classroom

  

research) karena penelitian yang dilakukan dalam kerangka perubahan perbaikan

  di ruang kelas. Penelitian kelas ini yang selanjutnya dalam pemikiran Hopkins

  17

  kemudian memakai istilah classroom research in action atau educational action

  research,

  dipakai untuk jenis penelitian yang dilakukan untuk menghadapi berbagai masalah dan isu pendidikan. Jenis penelitian ini yang selanjutnya lazim disebut Penelitian Tindakan Kelas.

  Rochiati mengutip Kasbulah (1998:57) menyebutkan bahwa perkembangan Penelitian Tindakan yang dilaksanakan di kelas, baru mulai dikembangkan di tanah air sekitar tahun 1994 - 1995, bersamaan dengan proyek PGSD memprogramkan penelitian kebijakan dan Penelitian Tindakan Kelas. Baru kemudian tahun 1996 - 1997, muncul Proyek Penelitian Tindakan Kelas untuk para Dosen PGSD seluruh Indonesia bekeijasama dengan para guru SD. Selain proyek PGSD, tahun 1997 juga muncul proyek untuk PGSM yang menggalakkan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. Pada tahun-tahun berikutnya, berbagai proyek (seperti : proyek Block Grand dan School Grand) yang antara lain diterapkan untuk kegiatan Penelitian Tindakan Kelas bagi para guru, baik tingkat

  Sekolah Dasar maupun tingkat Menengah dalam upaya perbaikan mutu pembelajaran melalui kegiatan penelitian.

  3. Prinsip Penelitian Tindakan Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan, perlu kiranya dipahami bersama prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila berminat dan akan melakukan penelitian tindakan kelas. Dengan memahami prinsip-prinsip dan mampu menerapkannya, kiranya apa yang

  18

  dilakukan dapat berhasil dengan baik. Adapun prinsip-prinsip dimaksud adalah sebagai b erikut: . ( Suharsimi Arikunto,2006:6) a. Kegiatan Nyata dalam Situasi Rutin

  Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin. Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dijamin dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya, atau dengan kata lain penelitiannya tidak dalam situasi wajar. Oleh karena itu, penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal yang sudah ada. Dengan demikian, apabila guru akan melakukan beberapa kali penelitian tindakan, tidak menimbulkan kerepotan bagi Kepala Sekolah dalam mengelola sekolahnya.

  b. Adanya Kesadaran Diri untuk Memperbaiki Kineija Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan keinginan untuk lebih baik yang datang susul-menyusul. Dengan kata lain, penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, dan dirasakan belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan. Guru melakukan penelitian

  19

  tindakan karena telah menyadari adanya kekurangan pada dirinya, artinya pada kineija yang dilakukan, dan sesudah itu tentunya ingin melakukan perbaikan.

  c. SWOT sebagai Dasar Berpijak Penelitian tindakan harus dimulai dengan melakukan analisis

  SWOT, terdiri atas unsur-unsur S-Strengh (kekuatan), W -W eaknesses (kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), T -Threat (ancaman). Empat hal tersebut dilihat dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan berpijak pada hal tersebut, penelitian tindakan dapat dilaksanakan hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada siswa. Tentu saja pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan dicobakan, memerlukan pemikiran yang matang.

  d. Upaya Empiris dan Sistemik Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga.

  Dengan telah dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian tindakan, berarti sudah mengikuti prinsip empiris (terkait dengan pengalaman) dan sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang terkait dengan objek yang sedang digarap. Pembelajaran adalah sebuah sistem, yang keterlaksanaannya didukung oleh unsur-unsur yang kait-mengait. Jika guru mengupayakan

  20

  cara mengajar baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung yang berbeda, mengubah jadwal pelajaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan cara baru yang diusulkan tersebut.

  e. Ikuti Prinsip SMART dalam Perencanaan SMART adalah kata bahasa Inggris yang artinya cerdas. Akan tetapi, dalam proses perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna. Adapun makna dari masing-masing huruf adalah sebagai berikut.

  1) S : Specific, khusus, tidak terlalu umum; 2) M : M anagable, dapat dikelola, dilaksanakan; 3) A : Acceptable, dapat diterima lingkungan atau

  Achievable,

  dapat dijangkau, dicapai; 4) R : Realistic, operasional, tidak diluar jangkauan; dan 5) T : Time-bound, diikat oleh waktu, terencana.

  4. Langkah langkah Penelitian Tindakan Kelas Langkah atau tahap dalam penelitian tindakan kelas adalah unsur yang membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula. Dealam penelitian terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

  21

  Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, Himana^ oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa pengamatan yang

  

diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan

  yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Apabila

  22

  pengamatan dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan hasilnya akan lebih objektif.

  Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (.Acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

  Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanan guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron dengan maksud semula. Tahap 3 : Pengamatan (Obseving) Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

  Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

  23

  Tahap 4 : Refleksi (R eflecting

  )

  Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflectio, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pem antulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca”. Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamata0tentang hal-hal yang dirasakan sudah beijalan baik dan bagian mana yang belum. Dengan kata lain, guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Apabila guru pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembai melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

  Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Catatan-catatan penting yang dibuat

  24

  sebaiknya rinci sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.

  B. Prestasi B elajar Sejarah K ebudayaan Islam (SKI)

  1. Prestasi Belajar

  a. Pengertian prestasi belajar Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekeijaan atau aktivitas tertentu.

  Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam proses belajar oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai.

  Setiap individu belajar menginginkan hasil yang baik. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedangkan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengeijakan sesuatu. (Abu Ahmadi, 1991:28)

  Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya,

  (Abu Ahmadi, 1991:30)

  25

  b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar: 1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh. 2) faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas: a) Faktor intelektif yang meliputi: (1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

  (2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

  b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

  3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

  a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga;

  (2) Lingkungan sekolah; (3) Lingkungan masyarakat;

  (4) Lingkungan kelompok;

  b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan teknologi, kesenian.

  c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

  26

  4) Faktor lingkungan sepiritual atau keagamaan Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. (Slameto,1995:2)

  Dari sekian faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dapat di golongkan menjadi tiga macam yaitu: (Slameto,1995:3) 1) Faktor-faktor stimuli belajar

  Segala hal yang di luar undividu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang mencakup material, penguasaan, suasana lingkungan. 2) Faktor metode belajar

  Metode mengajar yang di terapkan oleh guru sangat mempengaruhi bagi proses belajar yang akan menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. 3) Faktor-faktor individual

  Kecuali faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.

  2. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

  a. Pengertian pelajaran SKI Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah

  Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-

  27

  usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik,(Permenag No 2 th

  2008:9).

  b. Tujuan pelajaran SKI Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

  1) . Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS MELALUI PENERAPAN METODE DRILL PADA SISWA RELAS V MI AL HUDA PASURUHAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 83

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH MATERI HARAM BERPUASA MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II MI KENTENGSARI 02 CANDIROTO TEMANGGUNG TAHUN 2008 - Test Repository

0 1 87

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN MEDIA IQRO' MELALUI PENDEKATAN CBSA SISWA KELAS V MI NURUL HUDA KEBLUKAN KALORAN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 1 56

METODE BELAJAR KELOMPOK DAN BELAJAR INDIVIDU SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDIAQIDAH AKHLAK PADA SISWA MI MIFTAKHUL HUDA BENGKAL KRANGGAN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 20072008 SKRIPSI

0 0 72

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SALAT KELAS III MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SD NEGERI 3 PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG - Test Repository

0 2 126

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG MEMBACA AL-QUR'AN MELALUI METODE DRILL DI SDN I TEGALSARI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 120

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 116

PENERAPAN METODE DRILL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIQIH PADA SISWA KELAS III MI BANSARI KECAMATAN BANSARI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 80

UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK PADA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS MELALUI METODE DRILL DI KELAS IV MI BUSTANUL KHAIRAT KLEPU PRINGSURAT TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 109

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI I MERGOWATI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 126